pedoman revitalisasi cagar budaya

63
PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN TAHUN 2013

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

PEDOMANREVITALISASI CAGAR BUDAYA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR BUDAYADAN PERMUSEUMAN

TAHUN 2013

Page 2: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan Undang-undang nomor 11 tahun2010 tentang Cagar Budaya, salah satu upayamelestarikan aset budaya Bangsa yang sangatstrategis adalah dengan melakukan revitalisasiCagar Budaya. Revitalisasi Cagar Budayamerupakan salah satu upaya pengembanganCagar Budaya dalam rangka pelestariannya,khususnya untuk menguatkan kembali nilaipenting yang terkandung di dalamnya.Revitalisasi Cagar Budaya diperlukan agar CagarBudaya tidak mengalami degradasi/penurunankualitas, potensi, fisik, maupun nilai pentingnya,yang disebabkan oleh berbagai penyebabkerusakan. Selain itu, agar Cagar Budaya dapatdimanfaatkan oleh masyarakat secara optimal,maka dapat dilakukan revitalisasi, sesuai denganhasil kajiannya. Kegiatan revitalisasi harusmelalui perencanaan dan studi yang benar,karena tidak boleh bertentangan dengan aspekkelestariannya.

Kegiatan revitalisasi Cagar Budaya dapatdilakukan oleh berbagai pihak yangberkepentingan, baik lembaga Pemerintahmaupun pihak swasta atau masyarakat. Hinggasaat ini, beberapa Cagar Budaya di Indonesia

Page 3: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

telah dilakukan Revitalisasi, baik oleh Pemerintah(misalnya Kementerian Pendidikan danKebudayaan dan Kementerian PekerjaanUmum), Pemerintah Daerah, maupun oleh pihakswasta. Sedangkan revitalisasi Cagar Budayayang dilakukan oleh pihak masyarakat atauyayasan, contohnya pada beberapakomponensitus Makam Sunan Kudus, JawaTengah, dan Situs Pengasingan Bung KarnoEnde, NTT.

Agar pelaksanaan revitalisasi dapat berjalandengan benar dan dapat mencapai hasil yangberkualitas, maka perlu disusun pedomansebagai arahan dan panduan dalamperencanaan serta pelaksanaannya. Selain itu,pedoman ini juga merupakan salah satu upayauntuk memberikan informasi tentang prosedurdan mekanisme pelaksanaan revitalisasi CagarBudaya, jika masyarakat atau pihak manapunakan melakukan revitalisasi.

Dengan adanya pedoman revitalisasi inidiharapkan dapat memberikan uraian secarajelas tentang pengertian revitalisasi CagarBudaya, berikut syarat dan ketentuannya.Dengan demikian diharapkan agar semua pihakdapat melakukan revitalisasi cagar Budayasecara benar dan sesuai dengan aturan

Page 4: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

perundangan yang berlaku. Semoga bukupedoman ini dapat mendukung upaya pelestarianCagar budaya, sehingga dapat dimanfaatkanuntuk kesejahteraan seluruh masyarakat.

Page 5: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I. PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Dasar HukumC. Maksud dan TujuanD. Ruang LingkupE. Pengertian

BAB II. PENGERTIAN DAN JENISCAGAR BUDAYA

A. Pengertian Cagar BudayaB. Jenis Cagar BudayaC. Cagar Budaya Nasional dan Warisan

Budaya Dunia

BAB III. KRITERIA CAGAR BUDAYAA. Berusia 50 (lima puluh) Tahun atau

LebihB. Mewakili Masa Gaya Paling Singkat

Berusia 50 (lima puluh) Tahun;C. Memiliki Arti Khusus Bagi Sejarah,

Ilmu Pengetahuan, Pendidikan,Agama, dan/atau Kebudayaan

Page 6: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

D. Memiliki Nilai Budaya BagiPenguatan Kepribadian Bangsa

E. Memiliki Arti Khusus

BAB IV. REVITALISASI CAGARBUDAYA

A. Prinsip Revitalisasi Cagar BudayaB. Kebijakan Revitalisasi Cagar BudayaC. Aspek Revitalisasi Cagar BudayaD. Prosedur dan Tata Cara Revitalisasi

Cagar BudayaE. Pelaksanaan dan Pengawasan

Revitalisasi Cagar Budaya

BAB V. PENUTUP

Page 7: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cagar Budaya sebagai warisan sejarah danbudaya bangsa masa lalu mempunyai artisangat penting bagi pembangunan bangsa kedepan. Cagar Budaya yang memiliki nilaibudaya tinggi, di samping menjadikebanggaan juga menjadi sumberpembentukan karakter bangsa dan budipekerti bangsa sehingga perlu dilestarikan.Menurut Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 11 Tahun 2010 tentang CagarBudaya, pelestarian adalah upaya dinamisuntuk mempertahankan keberadaan cagarbudaya dan nilainya dengan cara melindungi,mengembangkan dan memanfaatkannya. Halini disebabkan cagar budaya memiliki sifatrapuh karena pengaruh faktor internal (jenisdan sifat bahan serta usia) dan pengaruhfaktor eksternal, baik faktor alam, hayati,maupun manusia. Tidak sedikit Cagar Budayayang spesifik jumlahnya terbatas (limited) dan

Page 8: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

2

unik yang jika mengalami kerusakan ataukehancuran tidak dapat diperbaharui lagi(non-renewable).

Seiring dengan perjalanan waktu dandinamika perkembangan masyarakat makatantangan pelestarian terhadap cagar budayasemakin meningkat, bahkan berpotensimenimbulkan dampak negatif padakelestarian fisik cagar budaya. Beberapafaktor yang telah menyebabkan menurunnyakelangsungan cagar budaya ini sepertipenurunan kualitas fisik cagar budaya yangdisebabkan oleh jenis dan sifat bahan sertausianya, kerusakan yang disebabkan olehfaktor lingkungan pendukung, terjadinyapembongkaran karena lahan dimana cagarbudaya tersebut berada akan dibangunbangunan baru, kurangnya pemahamanpemilik, pengembangan dan pemanfaatanyang tidak terkendali, dan ancaman alamlainnya seperti bencana gempa bumi yangmenyebabkan kerusakan yang sangatbervariasi bahkan mengakibatkan kehancurancagar budaya.

Page 9: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

3

Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukanupaya pengembangan cagar budaya melaluikegiatan revitalisasi denganmempertimbangkan nilai penting dan sifatcagar budaya. Revitalisasi merupakankegiatan pengembangan yang ditujukan untukmenumbuhkan kembali nilai-nilai pentingCagar Budaya dengan penyesuaian fungsiruang baru yang tidak bertentangan denganprinsip pelestarian dan nilai budayamasyarakat. Tujuan Revitalisasi adalahmelestarikan cagar budaya, menata kembalifungsi ruang, menumbuhkan kembali nilaibudaya, dan menguatkan informasi tentangCagar Budaya.

Revitalisasi Cagar Budaya tidak hanyadilakukan oleh Kementerian Pendidikan danKebudayaan, namun juga dilakukan olehKementerian lainnya (seperti KementerianPekerjaan Umum, Kementerian PerumahanRakyat), bahkan masyarakat dan hukum adat,swasta, komunitas serta lembaga swasta.Akan tetapi, pada kenyataannya, upayarevitalisasi tersebut kadang-kadang kurangsesuai dengan prinsip pelestarian.

Page 10: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

4

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukansebuah pedoman dalam pelaksanaanRevitalisasi Cagar Budaya, agarpelaksanaannya sesuai dengan prinsip danprosedur pelestarian, baik secara administratifmaupun teknis, serta tidak bertentangandengan nilai budaya masyarakat.

B. Dasar Hukum1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002

tentang Bangunan Gedung (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2002Nomor 134, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4247);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Otonomi Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 68, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4725);

Page 11: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

5

4. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010tentang Cagar Budaya (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor130, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5168);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun1993 tentang Pelaksanaan Undangundang RI Nomor 5 Tahun 1992 TentangBenda Cagar Budaya (Lembaran NegaraTahun 1993 Nomor 14, TambahanLembaran Negara Nomor 3516);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun1995 Tentang Pemeliharaan danPemanfaatan Benda Cagar Budaya diMuseum (Lembaran Negara Tahun 1995Nomor 35, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3599);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan antara Pemerintah,Pemerintah Daerah Provinsi danPemerintah Daerah Kabupaten/Kota(Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor82, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4737);

Page 12: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

6

8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun2010 tentang Bentuk dan Tata PeranMasyarakat dalam Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 118, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5160);

9. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun1989 tentang Pengesahan ConventionConcerning Protection of The WorldCultural and Natural Heritage, 1972(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1989 Nomor 17);

10.Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009tentang Pembentukan dan OrganisasiKementerian Negara Republik Indonesiasebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Peraturan PresidenNomor 91 Tahun 2011 (Lembaran NegaraRI Tahun 2011 Nomor 141);

11.Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010tentang Kedudukan, Tugas, dan FungsiKementerian Negara serta SusunanOrganisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon IKementerian Negara sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan

Page 13: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

7

Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 92 Tahun 2011 tentang PerubahanKedua atas Peraturan Presiden Nomor 24Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas,dan Fungsi Kementerian Negara sertaSusunan Organisasi Tugas, dan FungsiEselon I Kementerian Negara;

12.Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun2010 tentang Pembentukan KabinetIndonesia Bersatu II sebagaimana telahbeberapa kali diubah dengan KeputusanPresiden Nomor 5/P Tahun 2013;

13.Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2012 Tentang Organisasi dan TataKerja Kementerian Pendidikan danKebudayaan sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Menteri Nomor 69Tahun 2012 tentang Perubahan AtasPeraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2012 Tentang Organisasi dan TataKerja Kementerian Pendidikan danKebudayaan.

C. Maksud dan Tujuan

Page 14: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

8

Maksud diterbitkannya Pedoman RevitalisasiCagar Budaya adalah agar dapat dijadikansebagai acuan baku atau pedomanoperasional, baik bagi pemerintah,pemerintah daerah, maupun masyarakat yangakan melakukan Revitalisasi Cagar Budaya.Adapun tujuannya adalah agar lembagapemerintah maupun masyarakat memahamicara merevitalisasi cagar budaya sehinggaprosedur pelaksanaannya baik administrasimaupun teknisnya sesuai dengan aturanperundangan tentang Cagar Budaya.

D. Ruang LingkupRuang Lingkup Pedoman Revitalisasi CagarBudaya, meliputi:a. Prinsipb. Kebijakanc. Aspekd. Prosedur dan Tata Carae. Pelaksanaan dan Pengawasan

E. Pengertian1. Kepemilikan adalah hak terkuat dan

terpenuh terhadap Cagar Budayadengan tetap memperhatikan fungsi

Page 15: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

9

sosial dan kewajiban untukmelestarikannya.

2. Tim Ahli Cagar Budaya adalah kelompokahli pelestarian dari berbagai bidang ilmuyang memiliki sertifikat kompetensi untukmemberikan rekomendasi penetapan,pemeringkatan, dan penghapusan CagarBudaya.

3. Tenaga Ahli Pelestarian adalah orangyang karena kompetensi keahliankhususnya dan/atau memiliki sertifikat dibidang Pelindungan, Pengembangan,atau Pemanfaatan Cagar Budaya. Setiaporang

4. Penetapan adalah pemberian statusCagar Budaya terhadap benda,bangunan, struktur, lokasi, atau satuanruang geografis yang dilakukan olehpemerintah kabupaten/kota berdasarkanrekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya.

5. Pelestarian adalah upaya dinamis untukmempertahankan keberadaan CagarBudaya dan nilainya dengan caramelindungi, mengembangkan, danmemanfaatkannya.

Page 16: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

10

6. Pelindungan adalah upaya mencegahdan menanggulangi dari kerusakan,kehancuran, atau kemusnahan dengancara Penyelamatan, Pengamanan,Zonasi, Pemeliharaan, dan PemugaranCagar Budaya.

7. Zonasi adalah penentuan batas-bataskeruangan Situs Cagar Budaya danKawasan Cagar Budaya sesuai dengankebutuhan.

8. Pengembangan adalah peningkatanpotensi nilai, informasi, dan promosiCagar Budaya serta pemanfaatannyamelalui Penelitian, Revitalisasi, danAdaptasi secara berkelanjutan serta tidakbertentangan dengan tujuan Pelestarian.

9. Revitalisasi merupakan kegiatanpengembangan yang ditujukan untukmenumbuhkan kembali nilai-nilai pentingCagar Budaya dengan penyesuaianfungsi ruang baru yang tidakbertentangan dengan prinsip pelestariandan nilai budaya masyarakat.

10. Adaptasi adalah upaya pengembanganCagar Budaya untuk kegiatan yang lebihsesuai dengan kebutuhan masa kini

Page 17: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

11

dengan melakukan perubahan terbatasyang tidak akan mengakibatkankemerosotan nilai pentingnya ataukerusakan pada bagian yang mempunyainilai penting.

11. Pemanfaatan adalah pendayagunaanCagar Budaya untuk kepentingansebesar-besarnya kesejahteraan rakyatdengan tetap mempertahankankelestariannya.

12. Setiap orang adalah perseorangan,kelompok orang, masyarakat, badanusaha berbadan hukum, dan/atau badanusaha bukan berbadan hukum.

13. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebutPemerintah, adalah Presiden RepublikIndonesia yang memegang kekuasaanpemerintahan Negara Kesatuan RepublikIndonesia sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.

14. Pemerintah Daerah adalah gubernur,bupati, atau walikota, dan perangkatdaerah sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah.

Page 18: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

12

15. Menteri adalah menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahandi bidang kebudayaan.

16. Warisan Budaya Dunia adalah hasilkarya manusia yang memiliki nilaiuniversal luar biasa dan ditetapkan olehUNESCO.

17. Pejabat yang berwenang adalah menteri,gubernur, bupati/walikota.

18. Unit Pelaksana Teknis adalah unit kerjapusat di daerah atau unit kerja milikdaerah yang melaksanakan tugas-tugaskhusus.

19. Satuan Kerja Perangkat Daerah yangdisingkat SKPD adalah unsur pembantukepala daerah dalam penyelenggaraanpemerintahan daerah.

20. Rencana Induk adalah perencanaansecara menyeluruh tentang RevitalisasiCagar Budaya.

21. Rancangan Kerja Detil (DED) adalahgambar lanjutan dari uraian gambar prarencana, dan gambar detil dasar denganskala (PU=perbandingan ukuran) yanglebih besar

Page 19: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

13

22. Kajian adalah hasil mengkaji tentangCagar Budaya untuk tujuan tertentu

23. Studi Kelayakan adalah sebuah studiyang dilakukan untuk mengevaluasi danmenganalisis potensi kegiatanRevitalisasi Cagar Budaya yangdiusulkan untuk mendukung prosespengambilan keputusan layak atautidaknya kegiatan tersebut.

24. Studi teknis adalah sebuah studi untukmenghasilkan sebuah perencanaanteknis.

Page 20: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

14

BAB IIPENGERTIAN DAN JENIS CAGAR

BUDAYA

A. Pengertian Cagar Budaya

Cagar Budaya menurut Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010tentang Cagar Budaya, adalah warisanbudaya bersifat kebendaan berupa BendaCagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya,dan Kawasan Cagar Budaya di daratdan/atau di air yang perlu dilestarikankeberadaannya karena memiliki nilai pentingbagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,agama, dan/atau kebudayaan melalui prosespenetapan.

B. Jenis Cagar Budaya

Dalam Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar

Page 21: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

15

Budaya, dinyatakan bahwa Cagar Budayaterdiri dari:1. Benda Cagar Budaya

Benda Cagar Budaya adalah benda alamdan/atau benda buatan manusia, baikbergerak maupun tidak bergerak, berupakesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yangmemiliki hubungan erat dengankebudayaan dan sejarah perkembanganmanusia.

2. Bangunan Cagar BudayaBangunan Cagar Budaya adalah susunanbinaan yang terbuat dari benda alam ataubenda buatan manusia untuk memenuhikebutuhan ruang berdinding dan/atautidak berdinding, dan beratap.

3. Struktur Cagar BudayaStruktur Cagar Budaya adalah susunanbinaan yang terbuat dari benda alamdan/atau benda buatan manusia untukmemenuhi kebutuhan ruang kegiatan yangmenyatu dengan alam, sarana, danprasarana untuk menampung kebutuhanmanusia.

4. Situs Cagar Budaya

Page 22: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

16

Situs Cagar Budaya adalah lokasi yangberada di darat maupun di air yangmengandung Benda Cagar Budaya,Bangunan Cagar Budaya, dan StrukturCagar Budaya yang berkaitan dengankegiatan manusia dan peristiwa masa lalu.

5. Kawasan Cagar BudayaKawasan Cagar Budaya adalah satuanruang geografis yang memiliki dua SitusCagar Budaya atau lebih terletakberdekatan dan/atau memperlihatkan ciritata ruang yang khas.

C. Cagar Budaya Nasional dan WarisanBudaya Dunia

Cagar Budaya Nasional adalah CagarBudaya yang peringkatnya ditetapkan olehMenteri sebagai prioritas nasional,sementara Warisan Budaya Duniaditetapkan oleh UNESCO. Sesuai denganUndang-Undang Republik IndonesiaNomor 11 Tahun 2010 dijelaskan bahwaPemerintah dan Pemerintah Daerah dapatmelakukan pemeringkatan Cagar Budayaberdasarkan kepentingannya menjadi

Page 23: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

17

peringkat nasional, peringkat provinsi, danperingkat kabupaten/kota berdasarkanrekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya.Penetapan yang dimaksud adalahpemberian status Cagar Budaya terhadapbenda, bangunan, struktur, lokasi, atausatuan ruang geografis yang dilakukanoleh pemerintah kabupaten/kotaberdasarkan rekomendasi Tim Ahli CagarBudaya.Cagar budaya dapat ditetapkan menjadiCagar Budaya peringkat nasional apabilamemenuhi syarat sebagai:1. Wujud kesatuan dan persatuan

bangsa;2. Karya adiluhung yang mencerminkan

kekhasan kebudayaan bangsaIndonesia;

3. Cagar Budaya yang sangat langkajenisnya, unik rancangannya, dansedikit jumlahnya di Indonesia;

4. Bukti evolusi peradaban bangsa sertapertukaran budaya lintas negara danlintas daerah, baik yang telah punahmaupun yang masih hidup dimasyarakat; dan/atau

Page 24: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

18

5. Contoh penting kawasan permukimantradisional, lanskap budaya, dan/ataupemanfaatan ruang bersifat khas yangterancam punah.

Cagar budaya dapat ditetapkan menjadiWarisan Budaya Dunia apabila memenuhikriteria UNESCO sebagai berikut:1. Mewakili suatu mahakarya

(masterpiece) kejeniusan kreatifmanusia;

2. Menunjukkan pentingnya pertukarannilai-nilai kemanusiaan, dalam suaturentang waktu atau dalam suatukawasan budaya di dunia, dalampengembangan arsitektur atauteknologi, karya monumental, tata kotaatau desain lanskap;

3. Memiliki keunikan atau sekurang-kurangnya pengakuan luar biasaterhadap tradisi budaya atauperadaban yang masih berlakumaupun yang telah hilang/ punah;

4. Merupakan contoh luar biasa darisuatu jenis bangunan, arsitektural atauhimpunan teknologi atau lanskap yang

Page 25: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

19

menggambarkan tahapan pentingdalam sejarah manusia;

5. Merupakan contoh luar biasa tentangpemukiman tradisional manusia, tata-guna tanah, atau tata-guna kelautanyang menggambarkan interaksibudaya (atau berbagai budaya), atauinteraksi manusia dengan lingkungan,terutama ketika pemukiman tersebutmenjadi rentan karena dampakperubahan yang menetap (irreversible)

6. Secara langsung atau nyata dikaitkandengan peristiwa atau tradisi yangberlaku, dengan gagasan, atau dengankeyakinan, dengan karya seni dansastra yang memiliki nilai universalyang signifikan (komite menganggapbahwa kriteria ini lebih baikdigabungkan dengan kriteria lain)

Page 26: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

20

BAB IIIKRITERIA CAGAR BUDAYA

Cagar Budaya menurut Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010tentang Cagar Budaya harus memenuhi kriteria:

A. Berusia 50 (Lima Puluh) Tahun atau Lebih

Usia 50 (lima puluh) tahun atau lebihdigunakan untuk Benda Cagar Budaya,Bangunan Cagar Budaya, dan Struktur CagarBudaya.

1. Benda Cagar Budaya

Benda Cagar Budaya dapat berupa bendaalam dan/atau benda buatan manusiayang dimanfaatkan oleh manusia, sertasisa-sisa biota yang dapat dihubungkandengan kegiatan manusia dan/atau dapatdihubungkan dengan sejarah manusia;bersifat bergerak atau tidak bergerak; danmerupakan kesatuan atau kelompok.

Page 27: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

21

Yang dimaksud dengan sisa-sisa biotaadalah bagian yang tertinggal dari floradan fauna yang terkait dengan suatudaerah, sedangkan bersifat bergerakadalah Benda Cagar Budaya tersebutmudah dipindah-pindahkan.Usia Benda Cagar Budaya dapat diketahuiantara lain berdasarkan:a. Catatan sejarah (dokumen tertulis);b. Tahun pembuatan berdasarkan angka

tahun yang tertera pada benda;c. Stratigrafi/lapisan tanah;d. Analisis laboratorium (misalnya carbon

dating, analisis pollen, dendrology, danthermoluminesence);

e. Analisis kontekstual, seperti sisa-sisabiota flora dan fauna yang memfosil;

f. Tipologi;g. Fisiologi;h. Teknologi.

2. Bangunan Cagar Budayaa. Bangunan Cagar Budaya dapat:

1) Berunsur tunggal atau banyakBerunsur tunggal yang dimaksudadalah bangunan yang dibuat dari

Page 28: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

22

satu jenis bahan dan tidak mungkindipisahkan dari kesatuannya.Sementara berunsur banyak adalahbangunan yang dibuat lebih darisatu jenis bahan dan dapatdipisahkan dari kesatuannya.

2) Berdiri bebasBerdiri bebas yang dimaksud adalahbangunan yang tidak terikat denganformasi alam, kecuali yang menjaditempat kedudukannya.

3) Menyatu dengan formasi alamMenyatu dengan formasi alamadalah struktur yang dibuat di atastanah atau pada formasi alam lain,baik seluruh maupun bangunan-bangunan strukturnya.

b. Usia bangunan cagar budaya dapatdiketahui antara lain berdasarkan:1) Tahun pembuatan berdasarkan

angka tahun yang tertera padabangunan;

2) Catatan sejarah (dokumen tertulis);3) Analisis laboratorium dengan cara

pengambilan sampel materialbangunan;

Page 29: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

23

4) Keletakan bangunan padastratigrafi/lapisan tanah;

5) Tipologi;6) Teknologi.

3. Struktur Cagar Budayaa. Struktur Cagar Budaya dapat:

1) Berunsur tunggal atau banyakYang dimaksud dengan berunsurtunggal adalah struktur yang dibuatdari satu jenis bahan dan tidakmungkin dipisahkan darikesatuannya. Sementara yangdimaksud dengan berunsur banyakadalah struktur yang dibuat lebih darisatu jenis bahan dan dapatdipisahkan dari kesatuannya.

2) Sebagian atau seluruhnya menyatudengan formasi alam.

b. Usia struktur cagar budaya dapatdiketahui antara lain berdasarkan:1) Tahun pembuatan berdasarkan

angka tahun yang tertera padastruktur;

2) Catatan sejarah (dokumen tertulis);

Page 30: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

24

3) Analisis laboratorium dengan carapengambilan sampel materialstruktur;

4) Keletakan struktur padastratigrafi/lapisan tanah;

5) Tipologi;6) Teknologi.

4. Situs Cagar Budaya

Untuk usia situs dapat dilihat dari usiabenda, bangunan, dan struktur yangterkandung dalam situs dan kawasantersebut. Situs yang dimaksud adalah:Lokasi dapat ditetapkan sebagai SitusCagar Budaya apabila:a. mengandung Benda Cagar Budaya,

Bangunan Cagar Budaya, dan/atauStruktur Cagar Budaya; dan

b. menyimpan informasi kegiatanmanusia pada masa lalu.

5. Kawasan Cagar Budaya

Untuk usia kawasan dapat dilihat dari usiabenda, bangunan, dan struktur yang

Page 31: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

25

terkandung dalam situs dan kawasantersebut. Kawasan yang dimaksud adalah:Satuan ruang geografis dapat ditetapkansebagai Kawasan Cagar Budaya apabila:a. mengandung 2 (dua) Situs Cagar

Budaya atau lebih yang letaknyaberdekatan;

b. berupa lanskap budaya hasilbentukan manusia berusia palingsedikit 50 (lima puluh) tahun;

c. memiliki pola yang memperlihatkanfungsi ruang pada masa lalu berusiapaling sedikit 50 (lima puluh)tahun;

d. memperlihatkan pengaruh manusiamasa lalu pada proses pemanfaatanruang berskala luas;

e. memperlihatkan bukti pembentukanlanskap budaya. Yang dimaksuddengan lanskap budaya adalahbentang alam hasil bentukan manusiayang mencerminkan pemanfaatansitus atau kawasan pada masa lalu.

f. memiliki lapisan tanah terbenam yangmengandung bukti kegiatan manusiaatau endapan fosil.

Page 32: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

26

B. Mewakili Masa Gaya Paling SingkatBerusia 50 (lima puluh) Tahun

Masa gaya untuk benda, bangunan, strukturadalah ciri yang mewakili masa gaya tertentuyang berlangsung sekurang-kurangnya 50(lima puluh) tahun, antara lain tulisan,karangan, pemakaian bahasa, dan bangunanrumah. Untuk masa gaya situs dan kawasanmengikuti benda, bangunan, dan strukturcagar budaya.

1. Benda Cagar Budaya

Ciri masa gaya pada benda cagar budayadapat dilihat dari:a. Representasi teknologi

Representasi teknologi adalah bentukbenda yang mencerminkan suatumasa tertentu dilihat dari teknologinya.

b. Representasi seniRepresentasi seni adalah warna yangmenunjukkan ciri masa tertentu.

c. Representasi simbolRepresentasi simbol adalahornamen/pola hias yang menunjukkan

Page 33: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

27

ciri masa tertentu, penggunaan bentukdan jenis huruf, serta penggunaantanda pada benda.

2. Bangunan Cagar BudayaCiri masa gaya pada bangunan cagarbudaya dapat dilihat dari:a. Representasi teknologi

Representasi teknologi adalah teknikpengerjaan, penggunaan bahan dasardan/atau rangka bangunan, ukuranbahan bangunan, dan ukurankomponen bangunan

b. Representasi seniRepresentasi seni adalah gayaarsitektur yang menunjukkan ciri masatertentu.

c. Representasi simbolRepresentasi simbol adalah bentukdan ornamen bangunan atau bagianbangunan yang merepresentasikansesuatu hal yang bersifat abstrak yangmenunjukkan ciri masa tertentu.

3. Struktur Cagar Budaya

Page 34: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

28

Ciri masa gaya pada struktur cagarbudaya dapat dilihat dari:a. Representasi teknologi

Representasi teknologi adalah teknikpengerjaan, ukuran bahan struktur,dan bentuk struktur.

b. Representasi seniRepresentasi seni adalah gaya seniyang menunjukkan ciri masa tertentu.

c. Representasi simbolRepresentasi simbol adalah bentukdan ornamen struktur atau bagianstruktur yang merepresentasikansesuatu hal yang bersifat abstrak yangmenunjukkan ciri masa tertentu.

4. Situs Cagar BudayaCiri masa gaya pada Situs Cagar Budayadapat dilihat dari:a. Representasi teknologi

Representasi teknologi adalah teknikpengerjaan, ukuran, tata letak, danlansekap situs.

b. Representasi seniRepresentasi seni adalah gaya seniyang menunjukkan ciri masa tertentu.

Page 35: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

29

c. Representasi simbolRepresentasi simbol adalah bentukdan tata letak situs yangmerepresentasikan sesuatu hal yangbersifat abstrak yang menunjukkan cirimasa tertentu.

5. Kawasan Cagar BudayaCiri masa gaya pada Kawasan CagarBudaya dapat dilihat dari:a. Representasi teknologi

Representasi teknologi adalah teknikpengerjaan, ukuran, tata letak, danlansekap kawasan.

b. Representasi seniRepresentasi seni adalah gaya seniyang menunjukkan ciri masa tertentu.

c. Representasi simbolRepresentasi simbol adalah bentukdan tata letak kawasan yangmerepresentasikan sesuatu hal yangbersifat abstrak yang menunjukkan cirimasa tertentu.

Page 36: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

30

C. Memiliki Arti Khusus Bagi Sejarah, IlmuPengetahuan, Pendidikan, Agama,dan/atau KebudayaanArti khusus yang dimaksud adalah untukbenda, bangunan, dan struktur cagar budaya,sedangkan untuk situs dan kawasan cagarbudaya dapat dinilai kriterianya berdasarkanbenda, bangunan, dan struktur yangterkandung didalamnya.

1. Benda Cagar Budayaa. Kriteria “arti khusus bagi sejarah”

1) Benda yang memiliki informasitentang kehidupan masa sejarah;

2) Benda milik pelaku dan tokohsejarah yang menjadi memorikolektif masyarakat setempat;

3) Benda yang terkait denganperistiwa sejarah yang menjadimemori kolektif masyarakatsetempat.

b. Kriteria “arti khusus bagi ilmupengetahuan”1) Benda yang mempunyai potensi

untuk diteliti lebih lanjut dalam

Page 37: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

31

rangka menjawab masalah-masalah dalam bidang keilmuan;

2) Benda yang berkaitan erat dengantahap perkembangan yangmenentukan dalam bidang ilmupengetahuan;

3) Benda yang mewakili salah satutahapan penting dalam bidang ilmupengetahuan tertentu, sepertipenemuan baru, munculnya ragambaru dan penerapan teknologi baru.

c. Kriteria “arti khusus bagi pendidikan”Benda yang terkait dengan prosespembelajaran masyarakat dalammeningkatkan kesadaran akan sejarahdan budaya.

d. Kriteria “arti khusus bagi agama”Benda yang terkait dengan aktivitaskeagamaan

e. Kriteria “arti khusus bagi kebudayaan”Benda yang terkait dengan adatistiadat dan tradisi masyarakat.

2. Bangunan Cagar Budayaa. Kriteria “arti khusus bagi sejarah”

Page 38: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

32

1) Bangunan milik atau terkait dengantokoh sejarah;2) Bangunan yang terkait denganperistiwa sejarah

b. Kriteria “arti khusus bagi ilmupengetahuan”1) Bangunan yang mempunyai potensi

untuk diteliti lebih lanjut dalamrangka menjawab masalah-masalah dalam bidang keilmuan

2) Bangunan yang mewakili tahapanpenting dalam bidang ilmupengetahuan tertentu, sepertipenemuan baru, munculnya ragambaru dan penerapan teknologi baru.

c. Kriteria “arti khusus bagi pendidikan”Bangunan yang terkait dengan prosespembelajaran masyarakat dalammeningkatkan kesadaran akan sejarahdan budaya

d. Kriteria “arti khusus bagi agama”Bangunan yang terkait denganaktivitas keagamaan atau peribadatan

e. Kriteria “arti khusus bagi kebudayaan”Bangunan yang terkait dengan adatistiadat, tradisi, dan masyarakat.

Page 39: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

33

3. Struktur Cagar Budayaa. Kriteria “arti khusus bagi sejarah”

Struktur yang terkait dengan peristiwasejarah

b. Kriteria “arti khusus bagi ilmupengetahuan”1) Struktur yang mempunyai potensi

untuk diteliti lebih lanjut dalamrangka menjawab masalah-masalah dalam bidang keilmuan

2) Struktur yang mewakili salah satutahapan penting dalam bidang ilmupengetahuan tertentu, sepertipenemuan baru, munculnya ragambaru dan penerapan teknologi barupada masanya

c. Kriteria “arti khusus bagi pendidikan”Struktur yang terkait dengan prosespembelajaran masyarakat dalammeningkatkan kesadaran akan sejarahdan budaya.

d. Kriteria “arti khusus bagi agama”Struktur yang terkait dengan aktivitaskeagamaan atau peribadatan

e. Memiliki “arti khusus bagi kebudayaan”

Page 40: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

34

Struktur yang terkait dengan adatistiadat dan tradisi masyarakat.

4. Situs Cagar Budaya

a. Kriteria “arti khusus bagi sejarah”Situs yang terkait dengan peristiwasejarah

b. Kriteria “arti khusus bagi ilmupengetahuan”1) Situs yang mempunyai potensi

untuk diteliti lebih lanjut dalamrangka menjawab masalah-masalah dalam bidang keilmuan

2) Situs yang mewakili salah satutahapan penting dalam bidang ilmupengetahuan tertentu, sepertipenemuan baru, munculnya ragambaru dan penerapan teknologi barupada masanya

c. Kriteria “arti khusus bagi pendidikan”Situs yang terkait dengan prosespembelajaran masyarakat dalammeningkatkan kesadaran akan sejarahdan budaya.

d. Kriteria “arti khusus bagi agama”

Page 41: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

35

Situs yang terkait dengan aktivitaskeagamaan atau peribadatan

e. Memiliki “arti khusus bagi kebudayaan”Situs yang terkait dengan adat istiadatdan tradisi masyarakat.

5. Kawasan Cagar Budaya

a. Kriteria “arti khusus bagi sejarah”Kawasan yang terkait dengan peristiwasejarah

b. Kriteria “arti khusus bagi ilmupengetahuan”1) Kawasan yang mempunyai potensi

untuk diteliti lebih lanjut dalamrangka menjawab masalah-masalah dalam bidang keilmuan

2) Kawasan yang mewakili salah satutahapan penting dalam bidang ilmupengetahuan tertentu, sepertipenemuan baru, munculnya ragambaru dan penerapan teknologi barupada masanya

c. Kriteria “arti khusus bagi pendidikan”Kawasan yang terkait dengan prosespembelajaran masyarakat dalam

Page 42: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

36

meningkatkan kesadaran akan sejarahdan budaya.

d. Kriteria “arti khusus bagi agama”Kawasan yang terkait dengan aktivitaskeagamaan atau peribadatan

e. Memiliki “arti khusus bagi kebudayaan”Kawasan yang terkait dengan adatistiadat dan tradisi masyarakat.

D. Memiliki Nilai Budaya bagi PenguatanKepribadian Bangsa

1. Benda Cagar Budaya1) Benda yang mewakili hasil pencapaian

budaya tertentu.2) Benda yang mendorong proses

penciptaan budaya.3) Benda yang merupakan jatidiri suatu

bangsa atau komunitas tertentu.

2. Bangunan Cagar Budaya1) Bangunan yang mewakili hasil

pencapaian budaya tertentu.2) Bangunan yang mendorong proses

penciptaan budaya.

Page 43: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

37

3) Bangunan yang merupakan jatidirisuatu bangsa atau komunitas tertentu.

3. Struktur Cagar Budaya1) Struktur yang mewakili hasil

pencapaian budaya tertentu.2) Struktur yang mendorong proses

penciptaan budaya.3) Struktur yang merupakan jatidiri suatu

bangsa atau komunitas tertentu

4. Situs Cagar Budaya1) Situs yang mewakili hasil pencapaian

budaya tertentu;2) Situs yang mendorong proses

penciptaan budaya;3) Situs yang merupakan jatidiri suatu

bangsa atau komunitas tertentu.

5. Kawasan Cagar Budaya1) Kawasan yang mewakili hasil

pencapaian budaya tertentu;2) Kawasan yang mendorong proses

penciptaan budaya;3) Kawasan yang merupakan jatidiri suatu

bangsa atau komunitas tertentu.

Page 44: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

38

E. Memiliki Arti Khusus

Benda, bangunan, dan struktur termasuklokasi dan satuan ruang geografisnya yangtidak memenuhi kriteria Cagar Budaya,namun atas dasar penelitian memiliki artikhusus bagi masyarakat atau bangsaIndonesia, maka dapat diusulkan sebagaiCagar Budaya. Arti khusus yang dimaksudadalah jika benda, bangunan, dan strukturtermasuk lokasi dan satuan ruang geografismemiliki nilai penting bagi masyarakatkebudayaan tertentu. Sementara itu, yangdimaksud dengan arti khusus bagi bangsaadalah memiliki nilai penting bagi Negara danrakyat Indonesia yang menjadi simbolpemersatu, kebanggaan jati diri bangsa, atauyang merupakan peristiwa luar biasa berskalanasional atau dunia.

Page 45: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

39

BAB IVREVITALISASI CAGAR BUDAYA

A. Prinsip Revitalisasi Cagar Budaya

Prinsip-prinsip dalam Revitalisasi CagarBudaya harus selalu berorientasi kepadaaspek pelestariannya dan mempertahankanciri budaya lokal. Adapun prinsip revitalisasiantara lain:1. Menata kembali fungsi ruang, dapat

dilakukan dengan:a. Melestarikan Cagar Budaya dan

lingkungannya melalui:1) Pemanfaatan ruang dengan

mempertimbangkan kesatuanantara Cagar Budaya denganlingkungannya;

2) Pengendalian pertumbuhanbangunan baru berdasarkanketentuan zonasi;

3) Pendirian bangunan barumemperhatikan prinsip harmonisasiruang (misalnya bangunan barutidak boleh lebih menonjol daripadaCagar Budaya).

Page 46: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

40

Foto 1.Pemanfaatan Cagar Budaya denganmemperhatikan lingkungannya (Sumber: Dit. PCBM)

b. Memanfaatkan dan mengubah fungsiruang untuk kepentingan sekarang

1) Cagar Budaya dapat dimanfaatkansecara adaptif, sepanjang tidakbertentangan dengan prinsippelestarian Cagar Budaya, tidakmenyebabkan kemerosotan nilaipenting Cagar Budaya, danmengacu pada PedomanPemanfaatan Cagar Budaya

2) Perubahan dan/atau penambahanruang harus bersifat dapatdikembalikan ke bentuk semula(reversible);

3) Pemanfaatan secara adaptif tidakdapat dilakukan pada CagarBudaya yang termasuk dalam

Page 47: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

41

kategori yang dipertahankankeasliannya tanpa perubahan(preservasi), contohnya KawasanCandi Borobudur;

4) Penambahan dan/ataupemanfaatan ruang pada CagarBudaya yang dimaksud pada butir 3hanya dapat dilakukan untukkepentingan yang urgen (misalnya:pengamanan, pematusan, fasilitasorang berkebutuhan khusus,aksesibilitas, sanitari, parkir)dengan mempertimbangkandampak yang seminimal mungkinterhadap Cagar Budaya danlingkungannya.

Foto 2. Pemanfaatan Ruang di Situs Cagar Budaya untukMuseum Benteng Vredeburg (Sumber: Dit. PCBM)

Page 48: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

42

Foto 3. Penambahan Fasilitas di Situs Lubang Buaya(Sumber: Dit. PCBM)

2. Menumbuhkan kembali nilai budaya,dengan :a. Mengembalikan fungsi Cagar Budaya

dengan memperhatikan keseimbangankepentingan akademis, ideologis, danekonomis;

b. Menggali dan menyebarkan informasinilai Cagar Budaya untuk kepentinganedukasi dan rekreasi;

c. Mengakomodasikan aktivitas budaya,termasuk mempromosikan budayalokal.

Page 49: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

43

Foto 4. Bangunan Perumusan Naskah Proklamasi yangsaat ini dijadikan sebagai Museum (Sumber: Museum

Perumusan Naskah Proklamasi)

Foto 5. Bangunan Konferensi Asia Afrika yang saat inidijadikan sebagai Museum (Sumber: Dit. PCBM)

3. Menguatkan informasi Cagar Budaya,dengan:a. Memunculkan kembali cagar budaya

yang sudah hilang antara lain melaluirekonstruksi hipotesis, menghidupkan

Page 50: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

44

toponim (nama asli daerah), denganmempertimbangkan tingkat urgensinyadan dapat dipertanggungjawabkansecara ilmiah;

b. Membangun atmosfir (suasana) melaluiatraksi budaya;

c. Mendirikan pusat penelitian, museum,dan/atau pusat informasi CagarBudaya, untuk kepentingan programedukasi dan rekreasi yang berkualitas;

d. Memanfaatkan Cagar Budaya sebagaiinspirasi dalam desain produk;

e. Memanfaatkan teknologi untukmempromosikan Cagar Budaya.

Foto 6. Memunculkan kembali atau rekonstruksiperistiwa Sumpah Pemuda (kiri) dan Perumusan NaskahProklamasi (kanan) (Sumber: Museum Sumpah Pemuda

dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi)

Page 51: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

45

Foto 7. Souvenir Museum yang terinspirasi dari CagarBudaya (Sumber: Dit. PCBM)

B.Kebijakan Revitalisasi Cagar Budaya1. Kegiatan Revitalisasi Cagar Budaya harus

memperoleh izin dari instansi yangberwenang sesuai dengan peringkat CagarBudaya;

2. Kegiatan Revitalisasi Cagar Budaya harusdidahului dengan kajian untuk penyusunanrencana induk dan rencana detilpelaksanaan (DED);

3. Kegiatan Revitalisasi Cagar Budaya harusmelibatkan Tenaga Ahli Pelestariandan/atau instansi yang berwenang;

4. Kegiatan Revitalisasi Cagar Budaya harusmemperhatikan keseimbangan kepentinganakademis, ideologis, dan ekonomis;

5. Kegiatan Revitalisasi Cagar Budaya harusberorientasi pada pengelolaan kawasan,

Page 52: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

46

partisipasi masyarakat, dan desentralisasikewenangan, serta perkembangan,tuntutan, dan kebutuhan masyarakat.

Foto 8. Situasi Situs Umbul Binangun sebelum direvitalisasiKomplek Tamansari Yogyakarta. (Sumber BPCB DIY)

C. Aspek Revitalisasi Cagar Budaya

Revitalisasi Cagar Budaya harus menyentuhempat aspek, meliputi:1. Aspek Fisik

Revitalisasi Cagar Budaya mencakuppenataan kembali fungsi ruang CagarBudaya dan lingkungannya untukmeningkatkan nilai penting Cagar Budaya.

2. Aspek EkonomiRevitalisasi Cagar Budaya harus dapatmembangkitkan dan mampumeningkatkan ekonomi masyarakat.

Page 53: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

47

3. Aspek SosialRevitalisasi Cagar Budaya ditujukan untukmembangkitkan semangat gotong royong,kebersamaan, kesetiakawanan, persatuankesatuan, dan semangat nasionalisme.

4. Aspek BudayaRevitalisasi Cagar Budaya ditujukan untukmenumbuhkan dan membangkitkan adatistiadat, budaya masyarakat setempat.

5. Aspek PendidikanRevitalisasi Cagar Budaya merupakanupaya/wadah pendidikan bagi masyarakatmelalui penyebaran informasi dari cagarbudaya.

Foto 9. Pemugaran Candi Borobudur (Sumber: BalaiKonservasi Borobudur)

Page 54: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

48

D.Prosedur dan Tata Cara Revitalisasi CagarBudaya

1. Tahap Permohonan Izin PengusulanRevitalisasi Cagar Budaya, meliputi:a. Pengajuan izin kepada pemerintah

sesuai dengan peringkat Cagar Budayab. Mengajukan proposal, dilengkapi

dengan:1) Identitas pemohon;2) Status kepemilikan dan/atau

penguasaan Cagar Budaya;3) Surat persetujuan dari pemilik;4) Surat pernyataan bahwa cagar

budaya tidak dalam sengketa;5) Master plan pelestarian untuk Cagar

Budaya yang akan direvitalisasi.

2. Kriteria PenilaianProposal revitalisasi Cagar Budaya yangdiajukan dinilai berdasarkan kriteriaadministratif dan kriteria teknis.a. Kriteria Administratif

1) Status objek yang akan direvitalisasitelah ditetapkan sebagai CagarBudaya;

Page 55: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

49

2) Status kepemilikan atau penguasaanatau pengelolaan jelas (dibuktikandengan sertifikat dan/atau suratkuasa/perjanjian, dll);

3) Cagar budaya yang akan direvitalisasitidak dalam sengketa;

4) Dokumen pengusulan lengkap.

b. Kriteria Teknis1) Rencana peruntukan revitalisasi

(meningkatkan kualitas hidupmasyarakat dan mempertahankan ciribudaya lokal)a) Mempertahankan nilai-nilai penting

Cagar Budaya;b) Memberi manfaat bagi masyarakat

di lingkungannya;c) Tidak bertentangan dengan nilai-

nilai yang dianut masyarakat dilingkungan sekitar.

2) Memperhatikan konsep keaslian: yangterdiri dari keaslian bentuk, bahan,warna, tata letak, tata ruang, fungsisosial, dan/atau lansekap budaya.

3) Penguatan informasi tentang CagarBudaya yang direvitalisasi.

Page 56: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

50

4) Kajian teknis konstruksi(kekuatan/stabilitas konstruksisebelum dan sesudah revitalisasi) jikaakan didirikan bangunan baru.

5) Keharmonisan lingkungan.

3. Penilaian dan Rekomendasia. Penilaian revitalisasi dilakukan oleh Tim

yang dibentuk oleh Pemerintah untukkategori Cagar Budaya Nasional,danoleh Balai Pelestarian Cagar Budayauntuk Cagar Budaya tingkat Provinsi danKabupaten/Kota.

b. Hasil penilaian dituangkan dalam bentukrekomendasi yang ditandatangani olehTim Penilai.

c. Penilaian proposal dilakukan terhadapisi, kelengkapan administrasi dankelayakannya.

d. Rekomendasi yang diberikan berupa :1) Dapat diterima;2) Diterima dengan melengkapi

persyaratan dan/ataumenyempurnakan proposal;

3) Ditolak dengan catatan. Proposalrevitalisasi yang termasuk kategori ini

Page 57: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

51

tidak dapat diusulkan kembali denganrencana peruntukan yang sama.

4) Ditolak.e. Hasil rekomendasi diteruskan kepada

Pemerintah/Pemerintah Daerah sesuaidengan peringkat Cagar Budayasebagai syarat menerbitkan izinrevitalisasi.

f. Izin revitalisasi yang diterbitkan olehinstansi yang berwenang berlaku hanyauntuk satu kali dan dalam jangka waktutertentu.

g. Izin revitalisasi tidak berlaku lagi apabiladalam pelaksanaannya tidak sesuaidengan permohonan.

c. Proposal yang disetujui dilanjutkandengan:

1) Pembuatan perencanaan kegiatanrevitalisasi, baik fisik maupun non fisik

2) Perencanaan fisik berupa DokumenRancangan Kerja Detil (DED)

3) Perencanaan kegiatan non fisikberupa bentuk dan tahapanpemberdayaan masyarakat

Page 58: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

52

E. Pelaksanaan dan Pengawasan RevitalisasiCagar Budaya

1. Pelaksanaan fisikSecara administratif pelaksanaanrevitalisasi Cagar Budaya dapat dilakukansecara:a. Swakelolab. Kerja samac. KontrakSeluruh pelaksanaan revitalisasi CagarBudaya harus melibatkan Tenaga AhliPelestarian.

2. Pengendaliana. Pengawasan

1) Pengawasan dilakukan oleh konsultanpengawas yang melibatkan tenagaahli pelestarian

2) Pengawasan dilakukan terhadapa) Pelaksanaan Teknis

- Pemeriksaan terhadappelaksanaan kegiatanrevitalisasi Cagar Budayamengacu pada Undang-UndangNomor 11 Tahun 2010 tentang

Page 59: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

53

Cagar Budaya, Undang-UndangLingkungan Hidup, Perda TataRuang, dan Perda CagarBudaya.

- Pengawas pelaksanaan harusmemiliki instrumentpengawasan (lampiran)

- Pengawasan dilakukan secaraberkala.

- Pengawasan pelaksanaandilakukan denganmemperhatikan kesesuaianantara Dokumen RancanganPelaksanaan Teknis Lengkapdengan pelaksanaanRevitalisasi Cagar Budaya.

- Pelaksana revitalisasi wajibmembuat laporan secaraberkala

- Pelaksanaan revitalisasi sesuaidengan prinsip revitalisasi

b) Pengelolaan- Hasil revitalisasi secara fisik

harus terus diawasi secaraberkala.

Page 60: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

54

- Pengelola wajib membuatlaporan secara berkala

b. Pelaporan1) Dilakukan secara berkala oleh

Konsultan Pengawas/ pihak pelaksanapekerjaan

2) Jenis laporan yang dibuat meliputilaporan pendahuluan,laporan antara,dan laporan akhir

c. Evaluasi1) Evaluasi dilakukan oleh Balai

Pelestarian Cagar Budaya terhadappelaksanaan hasil revitalisasi, apakahsudah sesuai dengan dokumenperencanaan.

2) Apabila dalam pelaksanaan revitalisasiCagar Budaya terdapat pelanggaran,maka dapat diteruskan denganpemberian sanksi kepada penerimaizin berupa:

Sanksi administratif, berupa:teguran, pencabutan izin, danpencabutan hak pengelolaan ;

Page 61: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

55

Sanksi pidana sebagaimana diaturdalam Undang-Undang Nomor 11Tahun 2010 tentang Cagar Budayaatau peraturan perundang-undangan terkait lainnya (apabilamerusak).

Page 62: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

56

BAB VPENUTUP

Pedoman Revitalisasi Cagar Budayamerupakan pelaksanaan dari Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010tentang Cagar Budaya dan PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 10tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun1992 tentang Benda Cagar Budaya. Pedomanini digunakan untuk menata kembali fungsiruang, menumbuhkan kembali nilai budaya,dan menguatkan informasi tentang Situs danKawasan Cagar Budaya. Revitalisasi dapatdilakukan oleh Instansi yang berwenang diBidang Pelestarian Cagar Budaya, SetiapOrang dan/atau Masyarakat Hukum Adat.

Dengan adanya Pedoman RevitalisasiCagar Budaya ini, maka pihak yang akanmelakukan revitalisasi diharapkan mendapatpetunjuk yang jelas dalam prosedur, panduanteknis, mekanisme pelaksanaannya. Dengandemikian semua pihak mempunyai

Page 63: PEDOMAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA

57

kesempatan yang sama dalammengembangkan Cagar Budaya untuksebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.