merumuskan tujuan pembelajaran

30
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Tujuan institusional terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, dalam tujuan ini tercakup proses-proses atau program-program yang akan dipakai untuk mencapai tujuan lembaga. Program-program yang ada masing-masing mengemban tugas untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih khusus dari tujuan institusional. Tujuan program itu disebut tujuan kurikuler. Program-program itu dijabarkan menjadi beberapa satuan (unit) kegiatan belajar mengajar setiap satuan (unit) kegiatan belajar mengajar mempunyai tujuan dan disebut tujuan instruksional (TIU). TIU merupakan penjabaran tujuan kurikuler pengkhususan yang operasional dari tujuan kurikuler disebut tujuan instruksional khusus (TIK). Dalam TIK ini dijelaskan tentang persyaratan dan 1

Upload: tamrin-tbn

Post on 27-Oct-2015

171 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

vvvvvvvvx

TRANSCRIPT

Page 1: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan

Tujuan institusional terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, dalam

tujuan ini tercakup proses-proses atau program-program yang akan dipakai untuk

mencapai tujuan lembaga. Program-program yang ada masing-masing

mengemban tugas untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih khusus dari tujuan

institusional. Tujuan program itu disebut tujuan kurikuler. Program-program itu

dijabarkan menjadi beberapa satuan (unit) kegiatan belajar mengajar setiap

satuan (unit) kegiatan belajar mengajar mempunyai tujuan dan disebut tujuan

instruksional (TIU). TIU merupakan penjabaran tujuan kurikuler pengkhususan

yang operasional dari tujuan kurikuler disebut tujuan instruksional khusus (TIK).

Dalam TIK ini dijelaskan tentang persyaratan dan tingkat ketercapaiannya,

sehingga lebih spesifik daripada TIU.

A. Pengertian Merumuskan Pengajaran

Dalam merumuskan tujuan pengajaran identik dengan bagaimana

perumusan atau pengembangan sistem instruksional dalam pembelajaran,

“Sistem” sama dengan system – bahasa Inggris – artinya suatu perangkat dari

bagian-bagian yang diikat atau dipersatukan oleh beberapa bentuk hubungan

saling mempengaruhi. Sementara instruksional dapat diberi arti pembelajaran,

pengajaran dan bahan-bahan instruksi dalam arti perintah. (Harjanto, 1997: 51-52)

1

Page 2: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Dari term diatas Soeparman mensinyalir Scahaure bahwa pengembangan

instruksional adalah sebagai perencana akal untuk masalah tersebut dengan

menggunakan pelaksanaan evaluasi, uji coba, umpan balik dan hasilnya, atau juga

dapat dikatakan bahwa pengembangan instruksional adalah sebagai proses

sistematis untuk meningkatkan kualitas kegiatan instruksional. (Atwi Soeparman,

1997: 29)

Dalam bahasa yang sangat sederhana bahwa tujuan pengembangan

instruksional itu adalah rumusan pernyataan mengenai kemampua atau tingkah

laku yang diharapkan, dimiliki, dikuasai siswa ia menerima proses pembelajaran.

Dengan demikian sistem pengembangan instruksional sekurang-

kurangnya memiliki dua dimensi yaitu: pertama, dimensi rencana (a plan),

artinya dalam dimensi ini sistem instruksional harus merujuk kepada prosedur

atau langkah-langkah yang seyogiayanya dilalui dalam mempersiapkan teradinya

proses belajar mengajar, dan kedua, dimensi proses nyata (a reality), maksudnya

sistem instruksional harus merujuk kepada interaksi kelas atau the classroom

system. Kedua sistem ini secara konseptual merupakan suatu sistem kurikulum

yang dengan sendirinya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem

pendidikan.1

1 Ivor K, Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: CV. Raja Wali, 1991), hlm. 93-95.

2

Page 3: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

B. Teknik-teknik Merumuskan Tujuan Instruksional

Banyak guru, dosen pelatih yang masih kabur dan kurang tepat dalam

membuat rincian tujuan. Disamping itu, pada saat sekarang ada kecenderungan

untuk memakai kata kerja yang kurang operasional dalam merumuskan tujuan

Instruksional Umum. Padahal kejelasan tujuan pendidikan sesungguhnya

ditentukan oleh “kata kerja” yang harus dengan hati-hati dipilih dan diuraikan

dengan jelas tentang apa yang harus dikerjakan dengan lengkap dan tepat oleh

siswa melalui kegiatan belajar tertentu.

Mengumpulkan tujuan instruksional yang akan dicapai termasuk kegiatan

analisis isi dan menggolongkan tujuan instruksional umum dan tujuan

bingungkan, sehingga baik siswa maupun guru mengerti tentang konsep atau ide

yang akan dicapai dalam belajar. Rincian kejelasan tujuan instruksional sangat

beragam tergantung pada sifat orang atau lembaga yang dimaksud.

Karena alasan tersebut rincian kunci masing-masing tujuan instruksional

adalah pada kata kerja yang dengan hati-hati dipilih untuk menggambarkan

sejelas dan setepat mungkin tentang apa yang perlu dicapai oleh siswa setelah

menyelesaikan kegiatan belajar khusus tertentu yang dicakup oleh tujuan

instruksional tersebut.

Agar lebih jelas tentang apa yang perlu dicapai dalam belajar maka kata

kerja seperti untuk mengetahui, mengerti, sungguh-sungguh mengerti,

menghargai dan sebagainya harus dihindarkan karena kata-kata tersebut sangat

kabur untuk menjelaskan sifat perilaku yang harus dicapai. Contoh: menjelaskan,

3

Page 4: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

mendefinisikan, menggambarkan, mengira-ngira, menyimpulkan, mengenal dan

mengkritik. Kata kerja ini cocok, lebih jelas tujuannya dan lebih mudah diukur.

Contoh rumusan tujuan yang pengertiannya kabur adalah:

1. Siswa seharusnya tahu sandiwara ciptaan Shakespeare.

2. Siswa harus mengembangkan pengenalan pengetahuan termo dinamika.

3. Siswa harus benar-benar tahu hukum “law”.

Ketika rumusan tujuan tersebut tidak menjelaskan apa-apa kepada kita.

Rumusan tersebut tidak mengatakan dengan tegas dan jelas tentang cakupan

pengetahuan yang diharapkan dapat dilakukan siswa dalam arti kemampuan untuk

mendemonstrasikan pengetahuan yang diperolehnya.

Kata kerja yang lain lebih aktif, lebih operasional dan lebih jelas antara

lain adalah menyatakan dan menjelaskan sebaiknya digunakan kapan saja selama

kata kerja tersebut dapat membentuk dasar-dasar tujuan yang dapat digunakan

secara teoritis seperti contoh dibawah ini.

Contoh lain tentang pembuatan tujuan instruksional umum yang

memenuhi syarat adalah sebagai berikut:

a) Siswa dapat menyebut dan mengidentifikasi tulang kaki manusia.

b) Siswa dapat membuktikan hukum Archimedes berdasarkan pada prinsip-

prisip yang telah disajikan.

c) Siswa dapat menyimpulkan 1.000 kata menjadi 50 sampai dengan 100 kata

dari materi artikel.

4

Page 5: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Masing-masing contoh tersebut menggunakan kata kerja dengan mencoba

mendefinisikan suatu kegiatan /perilaku yang dapat diajarka oleh siswa pada akhir

setiap bagian pelajaran, serta dapat dengan mudah dan jelas diukur hasil

belajarnya.2

C. Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus

Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) tujuan pendidikan

itu sudah dirumuskan sampai tingkat satuan /unit kegiatan belajar mengajar

(KBM) yaitu TIU. Masing-masing TIU ada yang beraspek kognitif, ada

psikomotor. Penjabarannya kedalam TIK dipercayakan kepada guru.

Tujuan instruksional umum haruslah mencerminkan tujuan kurikuler, dan

apabila memang sudah terdapat didalam GBPP maka kita tak perlu

mengembangkan /menyusunnya. Kemudian dari tujuan ini tidak saja terletak pada

penggunaan kata-kata kerja yang masih bersifat abstrak, seperti memahami,

menghargai, menghayati dan sebagainya, melainkan juga pada tingkat keluasan

bahan perkuliaha yang tercakup didamnya. Oleh karena cakupan materi dalam

tujuan ini luas maka tujuan itu masih dapat dan perlu dijabarkan lagi menjadi

tujuan-tujuan yang lebih khusus dan operasional.

Perumusan tujuan khusus pengajaran inilah sebenarnya yang merupakan

kegiatan pertama dalam penyusunan perencanaan pengajaran, yaitu yang

dijabarkan langsung dari tujuan umum yang telah diambil sebelumnya dari

2 Fred Percival, Tekbologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1988), hlm. 39-40.

5

Page 6: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

GBPP. Tujuan khusus pengajaran (intructional objectives) adalah kemampuan

dan keterampilan yang diharapkan dimiliki siswa setelah berakhirnya kegiatan

belajar mengajar. Penggunaan istilah behavioral objectives menyaran pada

pengertian bahwa hasil kegiatan belajar siswa tersebut hendaknya berupa tingkah

laku yang operasional. Artinya, tingkah laku tersebut dapat diukur dengan

mempergunakan alat penilaian.

Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam menjabarkan TIU menjadi

TIK, yaitu: pokok bahasan yang menunjang pencapaian TIU yang bersangkutan

dan tingkat perkembangan /umur mahasiswa pada jenjang pendidikan yang

bersangkutan.

Pokok bahasan akan membatasi lingkup TIK yang akan dijabarkan dari

TIU, sedangkan tingkat pengembangan siswa yang bersangkutan akan

menentukan tingkat kedalaman /kompleksitas TIK yang akan dijadikan patokan

dala penulisan soal.

Mengingat penjabaran TIU menjadi TIK dikaitkan dengan keperluan

menyusun alat evaluasi, proses penjabarannya ditempuh melalui penentuan

indikator setiap TIU. Yang dimaksud dengan indikator adalah ciri /tanda yang

dijadikan patokan untuk menilai tercapai tidaknya TIU oleh mahasiswa yang

bersangkutan.

6

Page 7: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Contoh indikator

TIU Pokok Bahasan Indikator

Siswa memahami serta

dapat menerapkan

pengetahuannya denga

cara menulis surat dalam

Bahasa Indonesia.

Surat dinas 1. Dapat

membedakan persyaratan surat

dinas dengan persyaratan surat

biasa.

2. Dapat

menunjukkan keslahan-

kesalahan yang terdapat dalam

surat dinas

3. Dapat menulis

/membuat surat dinas

Dalam contoh ini terlihat bahwa indikator pada kolom kanan merupakan ciri

/tanda yang dapat dipakai sebagai patokan dalam menilai pencapaian TIU untuk

bahasan yang bersangkutan (surat dinas). Jika indikator itu dirumuskan dalam

bentuk yang lengkap akan menjadi TIK yang diinginkan. Dengan kata lain, TIK

yang dijabarkan dari TIU tersebut, dalam kaitannya dengan pokok surat dinas

adalah: siswa dapat membedakan persyaratan surat dinas dengan persyaratan surat

biasa. Siswa dapat menunjukkan kesalahan yang terdapat dalam contoh surat

dinas yang disampaikan kepadanya; dan siswa dapat menulis /membuat surat

dinas dengan benar.

Dengan catatan:

7

TIU INDIKATOR TIK

Page 8: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

- Indikator adalah tanda /ciri dapat dipakai sebgai patokan untuk menilai

perencapaian TIU pokok bahasan yang bersangkutan.

- TIK adalah rumusan indikator dalam bentuk yang lengkap

Dengan demikian tujuan instruksional khusus adalah pernyataan tentang

perbuatan apa yang dapat dilakukan atau apa yang dihasilkan pelajar setelah

menyelesaikan satu tugas belajar tertentu. Tujuan instruksional khusus dinyakan

dalam Hasil Belajar dan bukan proses belajar.3

D. Mengenal Tujuan Umum Pembelajaran

Semua program pendidikan didasarkan kepada tujuan umum pengajaran.

Tujuan umum ini diturunkan dari tiga sumber, masyarakat mencakup konsep luas

seperti “membentuk manusia pancasila”, Menjadikan manusia pembangunan”,

“manusia berkepribadian”, “memantapkan nilai”, “manusia bertanggungjawab”,

dan sebagainya.

Tujuan umum ini menyangkut pertimbangan filsafat dan etika yang

diturunkan dari harapan masyarakat, seperti apa yang tercantum dalam garis-

garis Besar haluan Negara, sifat lembaga pendidikan, nilai-nilai keagamaan,

ideologi, dan sebagainya.

Tujuan pendidikan menurut siswanya mencakup “kesiapan jabatan”,

keterampilan memecahkan masalah”, “penggunaan waktu senggang secara

3 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), hlm. 66-68.

8

Page 9: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

membangun”, dan sebagainya. Tiap siswa mempunyai harapan yang mungkin

berbeda.

Tujuan pendidikan yang ada keitannya dengan bidang studi dapat

dinyatakan lebih spesifik, misalnya dalam sains, “sadar akan keindahan dan

keteraturan dalam lingkungan”, atau dalam bahasa “untuk mengembangkan

kemampuan berkomunikasi dengan sangkil secara lisan dan tulisan”. Tujuan

umum seperti itu menyangkut kemampuan luas yang akan membantu siswa untuk

berpartisifasi dimasayarakat. Hal itu juga dapat dijadikan dasar untuk pemahaman

dan keterampilan yang diharapkan masyarakat untuk diteruskan oleh lembaga

pendidikannya. Karena itu pula perlu kita perhatikan ciri dan kemampuan awal

siswa dalam memenuhi kebutuhan dan minat mereka.

Pokok bahasan bisa diurutkan menurut organisasi yang logis yakni dari

yang sederhana atau konkrit menuju kepada yang kompleks atau yang abstrak.

Pengetahuan dan keterampilan yang telah dicapai siswa setelah mempelajari

pokok bahasan dapat digunakan dalam mempelajari pokok bahasan berikutnya.

Karena itu urutan pelajaran pokok bahasan itu sangat penting.

Pembahasan antara bidang diperlukan supaya tidak tumpang tindih.

Seorang pemula menulis tentang tujuan menggunakan istilah seperti:

“untuk memahami tentang pokok bahasan”, untuk memperoleh keterampilan

suatu kegiatan”, “untuk menyadari kegiatan tertentu” atau “untuk menghargai

suatu bahan pembicaraan”.

9

Page 10: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Kata kerja yang taksa seperti itu tidak menyatakan tujuan belajar secara

tepat. Tetapi sebagai pernyataan awal, hal itu menyatakan secara luas apa yang

ingin dicapai oleh guru tentang pokok bahasan itu.

Hal itu membocorkan maksud atau tujuan penyusunan rancangan sendiri.

Sebaliknya adalah sulit untuk meminta guru menyatakan secara tepat tujuan

belajar. Karena itu sebagai langkah awal kita terima pernyataan perihal maksud

guru itu. Beberapa istilah yang mungkin dapat dicapai untuk menyatakan maksud

umum suatu pokok bahasan adalah dibawah ini:

Untuk memperoleh suatu keterampilan

Untuk menyadari perihal sesuatu

Untuk mengnal lebih banyak

Untuk memahami sesuatu

Untuk menentukan sesuatu

Untuk menikmati

Untuk merasakan pentingnya sesuatu

Untuk memperoleh perasaan tentang sesuatu

Untuk mengetahui tentang sesuatu

Untuk mengetahui tentang sesuatu

Untuk belajar sesuatu

Untuk mengetahui tentang sesuatu

Untu menggunakan sesuatu

Adapun dapat merumuskan tujuan umum yang luas dengan mengajarkan

suatu pokok bahasan. Karena itu silahkan tulis tujuan umum yang ingin anda

10

Page 11: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

capai. Kemudian anda dapat menurunkan tujuan yang lebih khusus sebagai hasil

belajar yang akan anda harapkan.

Memilih pokok bahasan untuk mencapai tujuan tertentu yang luas adalah

wewenang pengajar. karena itu pilihlah pokok bahasan untuk maksud tersebut

setelah mengetahui kemampuan awal dan ciri-ciri siswa anda. Perancang

pengajaran dapat membantu anda dalam merumuskan tujuan pengajaran khusus

dalam istilah perilaku sehingga pengalaman belajar dapat lebih tepat dirumuskan.

Karena itu merancang sistem pengajaran dapat dimulai dengan tujuan

umum pengajar untuk pokok bahasan. Beberapa contoh adalah sebagai berikut:

1) Menulis Sajak

Untuk mengembangkan penghargaan kepada sajak dengan menulisnya.

2) Kerajinan Meuat Mainan Pendidikan untuk merangsang minat dalam

pembuatan mainan untuk pendidikan sebagai keahliannya.

3) Hari Depan

Untuk membantu siswa memperhatikan dunia di masa depan dan

kemungkinan pengaruhnya pada kehidupan mereka.

4) Proyeksi Tembus Pandang

Siap menggunakan proyektor tembus pandang dalam pengajran.

5) Teknik Mencuci Tangan

Untuk memahami alasan mencuci tangan ialah mempertahankan standar

keberhasilan.

11

Page 12: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Untuk belajar teknik yang benar perihal mencuci tangan.4

E. Indikator Rumusan Tujuan Pembelajaran

Dalam uraian yang telah lalu bahwa tujuan instruksional itu dapat

diklasifikasikan kepada dua hal yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan

instruksional khusus.

Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus

(TIK) kedua istilah itu dewasa ini lebih dikenal dengan Tujuan Pembelajaran

Umum (TPU) dan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).

Terlepas dari itu yang menjadi pokok pembicaraan dalam sesi ini adalah

bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran khusus itu, karena salah satu yang

terpenting dalam proses belajar pembelajaran adalah rumusan pembelajaran

khusus, justeru tujuan pembelajaran khusus itu sendiri adalah merupakan

perumusan tingkah laku /kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta didik

setelah mengikuti suatu program pengajaran tertentu. Jadi tujuan pembelajaran

khusus menggambarkan tingkah laku peserta didik yang diharapkan dengan jelas

dan spesifik.

Menurut Mager sebagaimana yang dikutif oleh Harjanto, dalam

menentukan tujuan pembelajaran khusus yang lengkap hendaknya mencakup

unsur sebagai berikut:

4 A. Tresna Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 21.

12

Page 13: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Performance: maksudnya berisi pertanyaan tentang apa yang diharapkan

dapat dilakukan oleh peserta didik.

b. Condition; maksudnya menjelaskan kondisi yang penting disana dalam

keadaan bagaimana Performance itu terjadi.

c. Criterion; maksudnya menjelaskan kriteria Performance yang diharapkan

dengan menjelaskan bagaimana kriteria dari sesuatu Performance yang dapat

diterima. (Harjanto, 1997: 88)

Dengan berpedoman kepada pendapat Mager ini, R. Ibrahim dan Nana

Syaodah mengatakan bahwa Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang sempurna

itu hendaknya memiliki 5 (lima) unsur, yaitu:

1. Unsur siswa atau audience (A)

Maksudnya dalam TPK ini dituliskan adanya peserta didik. Dalam penulisan

audience ini dianjurkan penampilan yang diharapkan adalah penampilan

mandiri, yaitu dituliskan dalam kata “peserta didik” bukan sebahagian peserta

didik” atau “seluruh peserta didik”. Dalam kata lain siapa siswa yang

bersangkutan, misalnya seluruh siswa kelas I atau kelas V.

2. Unsur Perilaku atau behaviour (B)

Maksudnya mengandung kemampuan spesifik operasional. Untuk itu perilaku

yang diharapkan hendaknya ditulis dalam bentuk kata kerja yang operasional

yang tepat dan dapat diukur. Misalnya membuat gambar kucing,

mempraktekkan gerakan shalat.

3. Unsur Kondisi atau Condition (C)

13

Page 14: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Maksudnya dituliskan persyaratan dan kondisi yang diperlukan untuk

terjadinya penampilan atau tingkah laku yang diharapkan. Artinya

menjelaskan kondisi dimana perilaku yang dimaksud diharapkan terjadi.

Misalnya tanpa diberi contoh, dengan menggunakan microscop, dengan

menggunakan jangka.5

F. Kompetensi Dasar

Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan, maka

pengembangan kurikulum ini digunakan prinsip dasar “kesatuan dalam kebijakan

dan Keberagaman dalam pelaksanaan. Prinsip “kesatuan dalam kebijakan”, yaitu

dalam mencapai tujuan pendidikan perlu ditetapkan standar kompetensi yang

harus dicapai siswa secara nasional, pada setiap jenjang pendidikan. Sedangkan,

prinsip, “keberagamaan dalam pelaksanaan”, ayitu dalam penyelenggaraan

pendidikan yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

penilaian, dan pengelolaannya mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang

berkaitan dengan kesiapan, potensi akademik, minat, lingkungan, budaya, dan

sumber daya daerah atau sekolah sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan

masing-masing.

Secara rinci, pengembangan kurikulum Berbasis Kompetensi

mempertimbangkan beberapa hal berikut:

5 Ivor K. Davies, Op.cit., 21-22.

14

Page 15: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Keimanan, nilai-nilai, dan budi pekerti luhur yang perlu digali, dipahami, dan

diamalkan, oleh siswa.

2. Penguatan integritas nasional yang dicapai melalui pendidikan yang

memberikan pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan

kemajuan peradaban bangsa Indonesia dalam tatanan peradaban dunia yang

multi kultural dan multibahasa.

3. Keseimbangan berbagai bentuk pengalaman belajar siswa yang meliputi etika,

logika, dan kinestika (kelakuan).

4. Penyediaan tempat yang memberdayakan semua siswa untuk memperoleh

pengetahuan seluruh siswa dari berbagai kelompok seperti kelompok yang

kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang memerlukan bantuan

khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai

dengan kemampuan dan kecepatan.

5. Kemampuan berpikir dan belajar dengan mengakses, memilih, dan menilai

pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh

ketidakpastian merupakan kompetensi penting dalam menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

6. Kurikulum perlu memasukkan unsur keterampilan atau kecakapan hidup agar

siswa memiliki keterampilan, sikap, dan perilaku adaptif, kooperatif dan

kompetitif dalam menghadapi tantangan dan tuntunan kehidupan sehari-hari

secara efektif.

15

Page 16: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

7. Pendidikan berlanjut sepanjang hidup manusia untuk mengembangkan,

menambah kesadaran, dan selalu belajar memahami dunia yang selalu

berubah dalam berbagai bidang. Kemampuan belajar sepanjang hayat dapat

dilakukana melalui pendidikan formal dan non-formal, serta pendidikan

alternatif yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.

8. Upaya mendirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri

sangat perlu diutamakan agar siswa dapat membangun pemahaman dan

pengetahuannnya. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat

penting dalam rangka pencapaian upaya tersebut.

9. Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

berfokus pada kebutuhan siswa yang bervariasi dan mengintegrasikan

berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut

kemitraan dan tanggung jawab dari siswa, guru, sekolah, orang tua, perguruan

tinggi, dunia usaha dan industri, dan masyarakat.6

G. Standar Kompetensi

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai-nilai yang

direfleksikan atau diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Untuk

menjadi kompeten dalam bidang tertentu, seseorang harus secara konsisten dan

6 Sudajatmiko dan Lili Nurlaili, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 7-8.

16

Page 17: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

terus menerus menunjukkan kompetensi dalam bidang tersebut dalam cara

berfikir dan berperilaku /bertindak sehari-hari.

Kompetensi harus mempunyai konteks dalam berbagai bidang kehidupan

atau hal lainnya yang diperlukan agar seseorang dapat melakukan sesuatu.

Kehandalan kemampuan seseorang melakukan sesuatu harus didefinisikan secara

jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui Performans atau

unjuk kerja yang dapat diukur dengan indikator tertentu.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada dasarnya merupakan format

atau standar yang menetapkan kompetensi apa yang diharapkan dapat dicapai

siswa dalam setiap tingkatan kelas atau jenjang tertentu agar memiliki kecakapan

hidup sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional. Dengan demikian, kurikulum

ini merupakan pergeseran penekanan dari isi (apa yang tertuang) ke kompetensi

(bagaimana berfikir, bersikap, belajar dan melakukan). Oleh karena itu, para guru

dan siswa diharapkan dapat mengetahui kompetensi apa yang seharusnya dicapai

pada setiap pembelajaran dan sejauh mana efektifitas kegiatan pembelajaran telah

dicapai.

Standar kompetensi yang dikembangkan dalam KBK ini didasarkan pada

prinsip-prinsip berikut:

Semua kompetensi dan pengalaman belajar dirancang secara

berkesinambungan mulai dari TK dan RA sampai SMA dan MA. Penetapan

17

Page 18: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

ini disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan masyarakat yang berbeda dan

responsip terhadap perubahan sosial dan teknologi.7

H. Kesimpulan

Pengembangan instruksional adalah sebagai perencana akal untuk masalah

tersebut dengan menggunakan pelaksanaan evaluasi, uji coba, umpan balik dan

hasilnya, atau juga dapat dikatakan bahwa pengembangan instruksional adalah

sebagai proses sistematis untuk meningkatkan kualitas kegiatan instruksional.

Tujuan pengembangan instruksional itu adalah rumusan pernyataan

mengenai kemampua atau tingkah laku yang diharapkan, dimiliki, dikuasai siswa

ia menerima proses pembelajaran. Ada dua dimensi sistem pengembangan

instruksional yang harus dimiliki yaitu: pertama, dimensi rencana (a plan),

artinya dalam dimensi ini sistem instruksional harus merujuk kepada prosedur

atau langkah-langkah yang seyogiayanya dilalui dalam mempersiapkan teradinya

proses belajar mengajar, dan kedua, dimensi proses nyata (a reality), maksudnya

sistem instruksional harus merujuk kepada interaksi kelas atau the classroom

system. Kedua sistem ini secara konseptual merupakan suatu sistem kurikulum

yang dengan sendirinya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem

pendidikan.

7 Ibid., hlm. 9.

18

Page 19: MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

DAFTAR PUSTAKA

Davies, Ivor K. Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV. Raja Wali, 1991.

Percival, Fred. Tekbologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 1988.

Sastrawijaya, A. Tresna. Pengembangan Program Pengajaran. Jakarta: Rineka

Cipta, 1991.

Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi

Aksara, 1990.

Sudajatmiko dan Lili Nurlaili. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rineka

Cipta, 2003.

19