laporan modul 1 kel 31 revisi 19-03 new
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
MODUL I ANTROPOMETRI
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aspek ergonomi merupakan salah satu faktor penunjang dalam peningkatan produksi dalam lingkungan
kerja. Pada perancangan sistem kerja harus memperhatikan faktor ergonomi agar dapat membantu pekerja
sehingga sistem kerja mampu berjalan dengan optimal. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan bukan hanya
karena bersifat wajar dan manusiawi, tetapi jika tidak diperhatikan akan dapat menimbulkan berbagai
kerugian bagi pengguna diantaranya cidera tulang belakang, kelelahan yang berlebihan, dan cidera lainnya.
Salah satu cara agar lingkungan kerja ergonomis, hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan data
antropometri. Kata antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti manusia (man,
human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Jadi, antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu
studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Dengan menggunakan data antropometri,
maka dapat menghasilkan rancangan produk atau fasilitas kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh manusia.
Jadi antropometri memiliki peranan penting dalam perancangan produk dan fasilitas kerja.
Pada praktikum modul 1 ini, praktikan membahas mengenai sekumpulan data numerik yang
berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, serta menggunakan data tersebut untuk memecahkan
suatu masalah dalam mendesain stasiun kerja dengan mengukur 36 dimensi dari tubuh manusia. Dan dari
pengukuran 36 dimensi tersebut diterapkan ke dalam perancangan stasiun kerja yaitu stasiun kerja tenun.
Praktikan mendapatkan studi kasus tentang stasiun kerja tenun, kemudian dari studi kasus tersebut praktikan
merancang stasiun kerja sesuai dengan 36 dimensi tubuh yang telah diukur saat praktikum, kemudian
mendesain rancangan stasiun kerja yang terdiri atas meja tenun dan kursinya. Perancangan yang dilakukan
adalah dengan memperbaiki desain stasiun kerja, contohnya kursi tenun dan meja tenun yang kurang
ergonomis sehingga operator lebih cepat lelah. Dari perancangan desain stasiun kerja tersebut diharapkan
ada suatu perbaikan desain stasiun kerja, sehingga operator dapat bekerja dengan lebih ergonomis.
Dalam praktikum ini bertujuan agar mahasiswa Teknik Industri dapat mengetahui tata cara pengukuran
dimensi tubuh manusia untuk dapat membuat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja yang sesuai
dengan dimensi tubuh manusia agar dapat meminimalkan kecelakaan atau cedera saat bekerja.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum modul antropometri adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui tata cara melakukan pengukuran dimensi tubuh manusia sesuai dengan prinsip
antropometri.
2. Merancangstasiunkerjatenunsesuaidengan data antropometri.
1.3 Diagram Alir Praktikum
Diagram alir praktikum dapat dilihat pada gambar 1.1
1Tahap Pendahuluan
MODUL I ANTROPOMETRI
Gambar 1.1 Diagram alir praktikum
1.4 Alat dan Bahan Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain.
1. Kursi Antropometri
2
Tahap Pengolahan Data dan Analisis
Tahap Kesimpulan dan Saran
MODUL I ANTROPOMETRI
Digunakan dalam pengukuran dimensi-dimensi tubuh manusia.
2. Alat Bantu Ukur
Digunakan sebagai alat bantu dalam pengukuran dimensi-dimensi tubuh manusia, yang meliputi
penggaris dan meteran.
3. Lembar Pengamatan dan Alat Tulis
Digunakan untuk mencatat data hasil pengukuran dimensi-dimensi tubuh manusia.
4. Stasiun Kerja dalam Dunia Industri
Sebagai objek pengamatan untuk re-design sesuai dengan data antropometri.
1.5 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
Berikut merupakan prosedur pelaksanaan praktikum antropometri.
1. Membagi tugas dalam masing-masing kelompok menjadi:
a. 1 orang sebagai seorang pengamat
b. 1 orang sebagai pencatat
c. 1 orang sebagai pengukur
d. 1 orang sebagai objek yang diukur
2. Melakukan persiapan pengukuran antropometri dengan alat ukur yang tersedia.
3. Mengukur dimensi tubuh sesuai dengan dimensi antropometri.
4. Mencatat hasil pengukuran tersebut pada lembar pengamatan.
5. Mengolah data dengan menghitung percentile.
6. Melakukan pengumpulan data desain produk.
7. Melakukan analisis dan interpretasi data.
8. Merancang ulang desain produk.
9. Mengambil kesimpulan dan memberikan saran padapraktikum yang telah dilakukan.
BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Data Antropometri
3
MODUL I ANTROPOMETRI
Data antropometri adalah data-data dari hasil pengukuran yang digunakan sebagai data untuk
perancangan peralatan. Dalam perancangan yang digunakan data antropometri terdapat tiga prinsip yang
harus diperhatikan yaitu:
1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim (minimum atau maksimum)
Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan di rancang tersebut dapat di
pakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya.
2. Prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut dapat menampung atau bisa
dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Biasanya
rancangan ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi memiliki fungsi yang lebih tinggi.
3. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan harga rata rata para pemakainya.
Prinsip ini hanya di gunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin
dilaksanakan dan tidak layak jika menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi dari pada
untungnya, ini berarti hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika
menggunakan fasilitas tersebut. (Wignjosoebroto, 2003:67-69)
2.1.1 Dimensi Tubuh Manusia
Berikut ini merupakan dimensi manusia yang umumnya digunakan di Indonesia.
4
MODUL I ANTROPOMETRI
5
MODUL I ANTROPOMETRI
Gambar 2.1 Dimensi tubuhSumber: www.antropometriindonesia.com
Tabel 2.1 Dimensi Tubuh
6
MODUL I ANTROPOMETRI
Dimensi
Keterangan Dimensi Keterangan
D1Dimensi tinggi tubuh pada posisi
berdiriD19 Dimensi lebar pinggul dalam posisi duduk
D2 Dimensi tinggi mata pada posisi berdiri D20 Dimensi tebal dada dalam posisi duduk
D3 Dimensi tinggi bahu pada posisi berdiri D21 Dimensi tebal perut dalam posisi duduk
D4 Dimensi tinggi siku pada posisi berdiri D22 Dimensi panjang lengan atas dalam posisi duduk
D5Dimensi tinggi pinggul pada posisi
berdiriD23 Dimensi panjang lengan bawah dalam posisi duduk
D6Dimensi tinggi tulang ruas pada posisi
berdiriD24
Dimensi panjang rentang tangan kedepan dalam posisi berdiri
D7Dimensi tinggi ujung jari pada posisi
berdiri D25Dimensi panjang bahu-genggaman tangan kedepan
dalam posisi berdiri
D8 Dimensi tinggi pada posisi duduk D26 Dimensi panjang kepala
D9 Dimensi tinggi mata pada posisi duduk D27 Dimensi lebar kepala
D10Dimensi tinggi bahu dalam posisi
dudukD28 Dimensi panjang tangan
D11 Dimensi tinggi siku dalam posisi duduk D29 Dimensi lebar tangan
D12Dimensi tebal paha dalam posisi
dudukD30 Dimensi panjang kaki
D13Dimensi panjang lutut dalam posisi
dudukD31 Dimensi lebar kaki
D14Dimensi panjang popliteal dalam
posisi dudukD32
Dimensi panjang rentangan tangan kesamping dalam posisi berdiri
D15Dimensi tinggi lutut dalam posisi
dudukD33 Dimensi panjang rentangan siku dalam posisi berdiri
D16Dimensi tinggi popliteal dalam posisi
dudukD34
Dimensi panjang genggaman tangan keatas dalam posisi berdiri
D17Dimensi lebar sisi bahu dalam posisi
dudukD35
Dimensi panjang genggaman tangan keatas dalam posisi duduk
D18Dimensi lebar bahu bagian atas dalam
posisi duduk D36Dimensi panjang genggaman tangan kedepan
dalam posisi berdiri
Sumber: www.antropometriindonesia.com
2.1.2 Rekap Data AntropometriBerikut ini merupakan hasil rekapan 20 data antropometri pria dan wanita yang didapat melalui
pengukuran 36 dimensi tubuh manusia.
(Terlampir)
7
MODUL I ANTROPOMETRI
2.1.3 Contoh Perhitungan PersentilPersentil adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran
pada atau dibawah nilai tersebut. Perhitungan persentil didapat dengan mencari nilai rata-rata (X ) dan
standar deviasi (σ x) tiap dimensi. Secara umum, perhitungan persentil didapat dari nilai rata-rata yang
ditambahkan dengan hasil perkalian faktor persentil dengan standar deviasi. Nilai-nilai persentil yang umum
diaplikasikan dalam pengolahan data dapat dijelaskan dalam Tabel 2.2.
Berikut ini rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung persentil:
X=X1+X2+…+Xn
n=∑ X
n(2-1)
Sumber: AkhmadFauzy (2008:32)
S=√ 1n−1∑i=1
n
(x i−x )2 (2-2)
Sumber: IqbalHasan (2001;107)
Tabel 2.2 Tabel Data AntropometriPersenti
l
Perhitungan
1-st X−2,325σX2,5-th X−1,96σX5-th X−1,645σX10-th X−1,28σX50-th X
90-th X+1,28 σX95-th X+1,645 σX97,5-th X+1,96 σX
99-th X+2,325 σXSumber: www.antropometriindonesia.com
Contoh Perhitungan:
Tabel 2.3 Data Persentil PriaDimens
iRata-Rata Standar Deviasi
Persentil5 10 50 90 95
D1 168,355 5,617592 160 162,7 167,05 176,55 177,1
Tabel 2.4 Contoh PerhitunganNo Perhitungan
1 Rata-ratax=
∑ x
n=x 1+ x2+x3+…+x20
20=160+166,5+163,5+…+166,2
20
8
MODUL I ANTROPOMETRI
¿168,3550
2 Standar Deviasi σ=√∑ (xi−x )2
n−1=√ 599,589519
=5,617
Tabel 2.4 Contoh Perhitungan (lanjutan)
3 Persentil 5x−1,645σ=168,3550−1,645 (5,617 )=159,1141. Artinya terdapat 5 % dari jumlah
poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 159,1 cm.
4Persentil
10
x−1,28σ=168,3550−1,28 (5,617 )=161,1645. Artinya terdapat 10 % dari jumlah
poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 161,1 cm.
5Persentil
50
x=168,3550. Artinya terdapat 50 % dari jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh
168,3 cm.
6Persentil
90
x+1,645σ=168,3550+1,28 (5,617 )=175,5455. Artinya terdapat 90 % dari jumlah
poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 175,5 cm.
7Persentil
95
x+1,645σ=168,3550+1,645 (5,617 )=177,5959. Artinya terdapat 95 % dari jumlah
poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 177,5 cm.
Tabel 2.5 Data Persentil WanitaDimens
iRata-Rata Standar Deviasi
Persentil5 10 50 90 95
D1 156,525 5,082775 149,665 150,87 156,25 163,05 163,85
Tabel 1.6 Contoh Perhitungan Data Persentil WanitaN
o
Perhitungan
1 Rata-ratax=
∑ x
n=x 1+ x2+x3+…+x20
20=156,6+154+155+…+156,6
20
¿156,525
2Standar
Deviasi σ=√∑ (xi−x )2
n−1=√ 490,857519
=5,082775
3 Persentil 5x−1,645σ=168,3550−1,645 (5,082775 )=148,1638. Artinya terdapat 5 % dari
jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 148,1 cm.
4 Persentil 10x−1,28σ=168,3550−1,28 (5,082775 )=150,019. Artinya terdapat 10 % dari
jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 150,01 cm.
5 Persentil 50x=168,3550. Artinya terdapat 50 % dari jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi
tubuh 156,525 cm.
6 Persentil 90x+1,645σ=168,3550+1,28 (5,082775 )=162,031. Artinya terdapat 90 % dari
jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 162,03 cm.
7 Persentil 95x+1,645σ=168,3550+1,645 (5,082775 )=164,8862. Artinya terdapat 95 % dari
jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 164,9 cm.
9
MODUL I ANTROPOMETRI
10
MODUL I ANTROPOMETRI
Berikut ini merupakan hasil pengukuran dari rata-rata, standar deviasi dan persentil secara keseluruhan.
Tabel 2.7 Data Persentil PriaDimens
iRata-Rata Standar Deviasi
Persentil5 10 50 90 95
D1168,355 5,617592 160 162,7 167,05
176,55 177,1
D2156,79 6,357995 150,745 151,64 155,15
164,99 168,58
D3 140,495 6,349594 134,37 135,05 138,95 150,1 151,19
D4103,49 5,376254 95,855 97,43 102,5
110,97 112,54
D592,435 14,3279 82,55 86,26 95,15
103,05 103,505
D6 71,03 4,031338 66,755 66,99 70,45 76,79 78,585D7 61,5 3,761719 57,8 58 61,5 65,27 67,79D8 87,21 3,769392 81,95 82,9 87 92,51 92,67D9 75,005 3,325575 70,475 71,13 74,5 78,4 82
D10 58,995 3,105593 54,895 55,53 58,2 63,46 64,08D11 22,505 2,853525 18,95 19,45 21,95 26,03 26,385D12 15,07 2,591707 11,5 11,95 15,15 18,1 19,1D13 58,815 4,332773 51,95 52,45 59 63,36 65,77D14 47,86 3,32097 41,98 43,8 47,85 52,02 52,29D15 52,915 2,956398 49,585 49,98 53,25 56,1 57,04D16 42,285 2,289398 39,8 40,54 42,1 45,09 45,905D17 44,05 3,873459 38,875 39,54 44,25 48,03 48,435D18 38,66 3,259545 34,395 35,21 38,75 43,5 43,56D19 38,865 4,22826 31,425 33,3 39 43,1 44,2D20 22,515 3,235051 18,99 19,45 22 28,07 28,8D21 23,975 4,580034 18,47 18,95 23,3 31,05 31,625D22 36,59 2,851389 32,385 33,4 36,7 40,55 41D23 45,185 3,203333 40,265 40,93 45,4 49,01 50D24 72,53 4,476735 65,475 67,48 72 77,47 79,1D25 63,675 5,221804 56,95 57 61,85 71,03 71,35D26 19,735 2,160476 16,465 16,86 19,95 22,06 22,69D27 16,67 1,514874 14,625 14,79 16,65 18,28 19,025D28 18,82 1,150103 17 17,72 18,75 20 20,085D29 8,6 0,52915 8 8 8,5 9,05 9,52D30 25,48 2,97562 22,59 23,9 26 28,81 28,905D31 10,4 1,540202 8,99 9 10 11,5 13,67
D32172,86 8,282474 162,425 164,12 169,75
185,54 185,98
D33 88,68 4,260912 82,975 83,9 88,15 95,18 96,86
D34210,69 12,66964 198,175 199,82 205,9
228,38 239,2
D35 120,96 6,337225 110,865 113,88 120,3 129,1 130,06D36 72,15 4,688339 66,065 67,82 71 78,1 79,08
Tabel 2.8 Data Persentil Wanita
Dimensi Rata-Rata Standar DeviasiPersentil
5 10 50 90 95D1 156,525 5,082775 149,665 150,87 156,25 163,05 163,85D2 145,28 5,200466 138,065 138,56 144,95 152 152,32D3 129,865 4,02522 124,69 124,98 130,3 132,63 137,53
11
MODUL I ANTROPOMETRI
D4 97,155 4,549896 92,895 93 96,5 101,05 106,23D5 89,505 3,970878 84,85 85,9 89,5 92,65 94,305D6 68,59 3,689801 64,335 64,95 68,9 73 73,2
Tabel 2.8 Data Persentil Wanita (lanjutan)Dimens
iRata-Rata
Standar Deviasi
Persentil5 10 50 90 95
D7 59,805 2,930866 55,925 56 59,7 62,74 64,1D8 81,895 3,184746 75,545 78,66 82,2 85,13 86,335D9 70,305 3,030455 65,63 67,33 71 73,04 73,555
D10 57,42 2,713242 52,76 52,98 57,5 60,18 61,86D11 22,16 2,688846 18,925 19,45 21,75 26,04 26,45D12 13,925 1,873043 11,76 11,98 14 16,08 16,91D13 57,525 2,302144 52,99 55,61 57 60,05 60,55D14 48,29 1,871363 45,45 46,86 48,75 50 50,05D15 50,75 1,973375 48 48 50,35 53,33 53,62D16 39,755 2,954475 36,02 36,64 39,8 43,28 44,1D17 42,45 2,701559 39,86 40 42 44,77 47,315D18 34,32 7,462157 30,53 31,99 35,7 39,5 39,525D19 39,385 4,273822 32,755 34,44 40,25 44,56 45,13D20 25,11 4,577393 20,95 21 23,5 31 31,385D21 23,02 2,679866 19,38 19,94 22,5 27 27,005D22 32,11 3,221784 26,97 27,9 33,15 36,07 36,715D23 41,725 3,650937 34,55 37,66 41,55 46,55 47D24 67,215 4,367497 63,04 63,49 66,2 73,56 74,145D25 58,99 3,28776 55,675 56,18 58,7 62,2 64,01D26 19,4 2,153333 16,475 16,95 19,1 21,7 23,5D27 16,755 1,382018 14,38 15,03 17 18 18,08D28 17,445 0,951163 15,96 16,45 17,55 18,52 18,715D29 7,85 0,57078 7 7 7,7 8,5 8,55D30 23,5 1,579807 21,44 21,95 23 25,82 26D31 9,075 1,132243 7,5 7,95 8,9 10,58 11,325D32 157,62 5,71679 149 151,7 157,75 162,3 165,43D33 80,555 4,652274 72,425 76,55 80 85,2 87,185D34 191,63 6,125967 186,015 186,2 190,75 198,84 200,605D35 111,585 4,593161 103,77 104,43 111,85 117,09 117,905D36 66,555 4,792261 59,54 60,87 66,45 71,65 73,245
2.2 Desain Stasiun Kerja Tenun
Data antropometri dalam perancangan stasiun kerja sangat penting karena ketidaksesuaian antara
stasiun kerja dengan pekerja dapat menyebabkan pekerja cepat lelah sehingga produktifitas pekerja akan
cenderung menurun. Pada praktikum modul 1 ini, stasiun kerja yang digunakan adalah stasiun kerja tenun. Di
dalam stasiun kerja tenun dapat ditemukan kekurangan dalam stasiun kerjanya seperti tinggi kursi dan
jangkauan yang terlalu jauh sehingga diharapkan dengan mendesain ulang akan mengatasi masalah
tersebut. Gambar 1.3 merupakan contoh gambar dari studi kasus stasiun kerja tenun yang perlu untuk
diperbaiki, sedangkan tabel 1.9 merupakan tabel yang menujukkan iteraksi manusia dengan stasiun kerja
tenun.
12
MODUL I ANTROPOMETRI
Gambar 2.3 Alat tenunSumber: Jurnal “Kajian Postur Kerja Pada Pengrajin Tenun Songket Pandai Sikek” Mufti Dessi dkk. 2013
Tabel 1.9 Interaksi Manusia dengan Stasiun Kerja
No InteraksiKeterangan Penggunaan
Dimensi Penggunaan
1 Dimensi tinggi siku D11Untuk merancang tinggi
alas atas meja tenun
2 Dimensi panjang popliteal dalam posisi duduk D14Untuk merancang panjang
kursi
3 Dimensi tinggi lutut dalam posisi duduk D15Untuk merancang tinggi
bawah atas meja
4 Dimensi lebar pinggul dalam posisi duduk D19Untuk merancang lebar
kursi
5Dimensi panjang rentang tangan kedepan dalam
posisi berdiriD24
Untuk meracncang panjang
horizontal dari sisir
6 Dimensi lebar tangan D29Untuk merancang lebar
pedal tangan
2.2.1 Evaluasi Dimensi
Gambar 1.3 merupakan salah satu contoh stasiun kerja tenun yang membutuhkan perbaikan karena
pekerjaan tersebut dilakukan dengan posisi yang kurang ergonomis. Pada saat operator bekerja jika
pekerjaan tersebut dilakukan dengan posisi tubuh yang kurang ergonomis seperti punggung membungkuk
dan tangan menjangkau terlalu jauh, serta apabila pekerjaan dilakukan secara repetitif maka akan
mengakibatkan low back pain (cedera tulang belakang) dan kram pada otot lengan tangan. Oleh karenanya
dibutuhkan perbaikan terhadap stasiun kerja tenun tersebut untuk menghindari adanya cidera dan
mengurangi kelelahan.
Tabel 1.10 Evaluasi Dimensi
No. InteraksiKeterangan Penggunaan
Dimensi Penggunaan Alasan Perbaikan
1 Dimensi tinggi
siku
D11 Untuk merancang tinggi
alas atas meja tenun
Agar tangan tidak
menggantung saat
operator bekerja,
sehingga operator tidak
13
MODUL I ANTROPOMETRI
mudah lelah
2
Dimensi panjang
popliteal dalam
posisi duduk
D14Untuk merancang
panjang kursi
Agar operator
mendapatkan alas duduk
yang memiliki ukuran
yang sesuai dengan
dimensi tubuhnya (sesuai
dengan panjang paha
saat duduk) sehingga
meminimalkan terjadinya
kelelahan atau kram.
3
Dimensi tinggi
lutut dalam posisi
duduk
D15Untuk merancang tinggi
alas bawah meja
Agar kaki mendapatkan
ruang yang pas saat
operator bekerja,
sehingga operator tidak
mudah mengalami kram
atau kesemutan di
bagian kaki
4
Dimensi lebar
pinggul dalam
posisi duduk
D19Untuk merancang lebar
kursi
Agar operator
mendapatkan alas duduk
yang memiliki ukuran
yang sesuai dengan
dimensi tubuhnya (sesuai
dengan lebar pinggul
saat duduk) sehingga
meminimalkan terjadinya
kelelahan atau kram
5
Dimensi panjang
rentang tangan
kedepan dalam
posisi berdiri
D24
Untuk merancang
panjang horizontal dari
sisir tenun
Agar tangan operator
dapat menjangkau
pegangan sisir dengan
mudah, dan
mendapatkan jangkauan
yang pas sehingga
meminimalkan tingkat
kelelahan (operator tidak
terlalu membungkuk
untuk menjangkau sisir,
dan meminimalkan resiko
low back pain)
6Dimensi lebar
tanganD29
Untuk merancang lebar
pedal tangan
Agar pedal tangan yang
dipegang oleh operator
memiliki lebar yang
sesuai dan nyaman untuk
digenggam
14
MODUL I ANTROPOMETRI
2.2.2 Perbaikan Dimensi Stasiun Kerja
Perbaikan stasiun kerja tenun meliputi meja tenun dan kursi yang dipakai oleh operator. Untuk
meja tenun, perbaikan difokuskan pada bagian yang sesuai dengan dimensi tubuh operator, yaitu pada
D11 (dimensi tinggi siku), D15 (dimensi tinggi lutut dalam posisi duduk), D24 (dimensi panjang rentang
tangan ke depan dalam posisi berdiri) dan D29 (dimensi lebar tangan). Sedangkan untuk kursi, perbaikan
difokuskan pada D14 (dimensi panjang popliteal dalam posisi duduk) dan D19 (dimensi lebar pinggul).
Tabel 2.2.2 menunjukkan perbaikan dimensi stasiun kerja tenun.
Tabel 1.11 Perbaikan Dimensi Stasiun Kerja Tenun
No
Keterangan Penggunaan Persentil
yang Digunakan
Allowance (cm)
Ukuran (cm)
Ukuran Total (cm)
Keterangan
Dimensi Dimensi Benda
1D11 +
D16
Tinggi alas
atas meja
tenun
95th dan 50th 1 26,45 67,25
Persentil 95th dan allowance sebesar 1 cm digunakan agar operator
dengan tinggi siku sebesar 26,45 cm atau kurang
dapat bertumpu pada meja saat bekerja
2 D14Panjang
kursi5th 2 45,45 47,45
Persentil 5th dan allowance sebesar 2 cm digunakan
agar operator dengan panjang popliteal sebesar 45,45 cm atau lebih dapat duduk dengan alas kursi yang mampu menopang
tubuhnya.
3 D15
Tinggi alas
bawah meja
tenun
5th 5 48 53
Persentil 5th dan allowance sebesar 5 cm digunakan
agar operator yang memiliki tinggi lutut
sebesar 48 atau lebih mendapatkan ruang yang
pas untuk kakinya saat bekerja
4 D19 Lebar kursi 95th 2 45,13 47,13
Persentil 95th dan allowance sebesar 2 cm digunakan agar operator
dengan lebar pinggul sebesar 45,13 atau kurang dapat duduk dengan alas
kursi yang mampu menopang tubuhnya.
5 D24
Panjang
horizontal
dari sisir
tenun
5th 2 63,04 65,04
Persentil 5th dan allowance sebesar 2 cm digunakan
agar operator dengan panjang rentang tangan ke depan sebesar 63,04 cm atau lebih dapat dengan mudah menjangkau sisir
tenun
6 D29 Lebar pedal 95th 2 8,55 10,55 Persentil 95th dan
15
MODUL I ANTROPOMETRI
tangan
allowance sebesar 2 cm digunakan agar operator
dengan lebar tangan sebesar 8,55 atau kurang dapat memegang pedal tangan dengan nyaman.
2.2.3 Desain Stasiun Kerja Tenun
16
MODUL I ANTROPOMETRI
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17