implementasi bimbingan konseling dalam pembentukan karakter siswa-stain salatiga

137
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh MUTIAH RETNA WIDYANINGSIH NIM 111 09 143 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013

Upload: sri-wahyuni

Post on 28-Dec-2015

156 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

MUTIAH RETNA WIDYANINGSIH

NIM 111 09 143

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2013

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

MUTIAH RETNA WIDYANINGSIH

NIM 111 09 143

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2013

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mutiah Retna Widyaningsih

Nim : 111 09 143

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 16 Agustus 2013

Y ang menyatakan,

Mutiah Retna Widyaningsih

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Mutiah Retna Widyaningsih

NIM : 111 09 143

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2013/2014

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 16 Agustus 2013

Pembimbing

Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

NIP. 19680812 199403 2 003

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA Jl. Tentara pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga

http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]

SKRIPSI

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

DISUSUN OLEH

MUTIAH RETNA WIDYANINGSIH

NIM : 111 09 143

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal

19 September 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh

gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan panitia penguji

Ketua penguji : Suwardi, M.Pd.

Sekretaris Penguji : Miftachur Rif‟ah, M.Ag.

Penguji I : Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag.

Penguji II : Mufiq, S.Ag., M.Phil.

Penguji III : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Salatiga , 19 September 2013

Ketua STAIN Salatiga

Dr. Iman Sutomo, M.Ag

NIP.19580827198303 1 002

MOTTO

Mengeluh dan putus asa adalah penunda keberhasilan

Semangat dan keberanian maju adalah jalan meraih

kesuksesan

Berdoa dan ikhtiar adalah hidup yang sesungguhnya

Jangan selalu mengatakan “tidak bisa” dan takut untuk

melangkah

Secercah harapan untuk masa depan menanti kita

Maju, kejar, gapai,

BISA!

WIDYA CASTRENA DHARMA SIDDHA

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai (Bpk Huri dan Ibu Murti),

karena dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanyalah aku melangkah ke

depan dengan penuh optimis untuk meraih masa depanku.

Kakak pertamaku mas Diyono sekeluarga dan Kakak ke duaku mas Sumarlan

sekeluarga terimakasih atas motivasinya dan bantuannya, aku menyayangi kalian.

Seseorang yang selalu menemaniku dan memberikan aku semangat, terimakasih

untuk kamu .

Tak lupa kepada seluruh teman-temanku kelas PAI E angkatan 2009, Keluarga

besar resiman mahasiswa MENWA 953 Kalimosodo, PPL SMK Muh Salatiga

2009, KKN Bansor grabag 2009, serta teman-temanku semua yang tidak dapat

aku sebutkan satu per satu, almamaterku terimakasih untuk persahabatan yang

indah ini.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang maha mengetahui

apa yang tampak maupun tersembunyi, karena atas rahmat dan hidayah, serta

taufiq-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Shalawat beriring salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada

Rosulullah Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman

Jahiliah menuju zaman Islamiah atau zaman kegelapan menuju zaman terang

benderang, semoga pada ahir kelak kita diakui oleh umatnya dan mendapat

syafa‟atnya, amin.

Skripsi ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

guna memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan Islam. Adapun judul skripsi

ini adalah “IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2013/2014.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat

berhasil dan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang

terhormat:

1. Dr.Imam Sutomo sebagai ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Bapak Winarno, Selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan

pengarahannya.

3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam (PAI)

STAIN Salatiga dan sekaligus pembimbing dalam penyusunan skripsi ini

yang dengan tulus, ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran

untuk selalu mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Bapak, Ibu Dosen STAN Salatiga

5. Drs.Muhammad Busri,M.Pd Selaku Kepala Sekolah Kejuruan

Muhammadiya Salatiga yang berkenan memberikan ijin kepada si penulis

untuk mengadakan penelitian di sana.

6. Kedua orang tuaku (Bapak Huri dan Ibu Murti), kakak-kakakku (mas

diyono, mas sumarlan, mbak ratna, mbak titin ) dan ponakan-ponakanku

(Fitri, Akbar, Azizah dan Sekar), mereka yang selalu memberikan doa

serta motivasinya, baik moral maupun spiritual.

7. Keluarga besar Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga

8. Kepada siapapun yang memberikan ilmunya padaku, semoga Allah

memberikan pembalasan dan mendapatkan pahala dari Allah SWT

9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dukungannya hingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Harapan peneliti semoga amal baik dari beliau semua mendapatkan

balasan yang sesuai dan mendapatkan ridlo Allah SWT. Peneliti sangat menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti

membuka tangan yang selebar-lebarnya terhadap kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada

khususnya.

Salatiga, 16 Agustus 2013

Peneliti

ABSTRAK

Retna, Mutiah. 2013. Implementasi Bimbingan Konseling dalam Pembentukan

Karakter Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga Tahun Pelajaran

2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama

Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra.

Siti Asdiqoh., M.Si.

Kata Kunci: Implementasi bimbingan konseling dan pembentukan karakter

Implementasi bimbingan konseling sangat diperlukan untuk mendukung

pembentkan karakter siswa di luar proses pembelajaran. Program pembelajran

dalam kaitannya peningkatan karakter siswa juga tidak akan berhasil tanpa

konstribusi dari pihak-pihak tertentu, khususnya yang berkaitan dengan

pendidikan. Bimbingan konseling ikut berkontribusi dalam pencapaian hal

tersebut.

Fokus penelitian ini yaitu : bagaimana bentuk layanan bimbingan konseling

di SMK Muhammadiyah Salatiga? Bagaimana ketertarikan antara bimbingan

konseling dengan pembentukan karakter di SMK Muhammadiyah Salatiga?

Bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam pembentukan

karakter siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga? Apa saja hambatan yang dilalui

bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa di SMK Muhammadiyah

Salatiga? Bagaimana alaternatif pemecahan masalah yang dilakukan bimbingan

konseling dalam membentuk karakter siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga?

Bagaimana tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam menyelesaikan

masalah dan pembentukan karakternya di SMK Muhammadiyah Salatiga?

Bagaimana perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setelah mereka

mendapatkan layanan bimbingan konseling di SMK Muhammadiyah Salatiga?

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : bentuk layanan di SMK

Muhammadiyah Salatiga adalah layanan orientasi, individual, kelompok,

klasikan, belajar, konsultasi, penempatan, pengusaan konten dan karier.

Hubungan antara bimbingan konseling dengan karakter sangat erat sekali dan

saling menguatkan. Langkah-langkah bimbingan konseling dalam pembentukan

karakter antara lain memberikan penyuluhan kelompok, planning, eksekusi,

evaluasi, dan mendatangkan orang tuanya. Hambatan-hambatan yang dilalui

antara lain kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan pihak

lain, daya dukung orang tua yang kurang maksimal, asas kesukarelaan dan asas

kejujuran yang belum terpenuhi, dan budaya anak yang tidak mau mengakui

kesalahannya. Alternatif pemecahan masalah adalah home visiting, sharing, dan

meningkatkan keaktifan konselor. Tingkat keberhasilannya sangat bagus

dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang dapat ditanggani dengan baik.

Bimbingan konseling di SMK Muhammadiyah berperan aktif dalam pembentukan

karakter siswa dalam bentuk aktifitas pemberian layanan.

DAFTAR ISI

SAMPUL i

LEMBAR BERLOGO ii

HALAMAN JUDUL iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR viii

ABSTRAK xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus Penelitian 2

C. Tujuan Penelitian 3

D. Kegunaan Penelitian 5

1. Kegunaan Teoritis 5

2. Kegunaan Praktis 5

a. Bagi Peneliti 5

b. Bagi Sekolah 5

c. Bagi Lembaga 5

E. Penegasan istilah 6

a. Implementasi Bimbingan Konseling 6

b. Pembentukan Karakter 7

F. Metode Penelitian 9

1. Pendekatan dan jenis penelitian 9

2. Kehadiran peneliti 9

3. Lokasi penelitian 10

4. Sumber data 10

5. Prosedur pengumpulan data 12

6. Analisis data 13

7. Pengecekan keabsahan data 15

8. Tahap-tahap penelitian 16

G. Sistematika Penulisan 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Teori bimbingan konseling

1. Pengertian bimbingan konseling 18

2. Tujuan bimbingan konseling 19

a. Tujuan Umum 20

b. Tujuan khusus 21

3. Fungsi pelayanan bimbingan konseling 23

4. Jenis bimbingan konseling 24

5. Prinsip-prinsip bimbingan konseling 26

6. Asas-asas bimbingan konseling 28

7. Potensi dan peran bimbingan konseling 31

8. Undang-undang yang berkenaan dengan

layanan bimbingan konseling 33

B. Teori pembentukan karakter

1. Pengertian pembentukan karakter 35

2. Tujuan pembentukan karakter 36

3. Faktor pembentukan karakter 38

4. Fungsi pembentukan karakter 41

5. Dalil yang berkenaan dengan pembentukan karakter 42

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah singkat Sekolah 44

2. Visi dan misi Sekolah 46

3. Tujuan pendidikan di SMK Muhammadiyah Salatiga 47

4. Tujuan sekolah 48

5. Program keahlian di SMK Muhammadiyah Salatiga 48

6. Profil sekolah 49

7. Data guru dan karyawan SMK Muhammadiyah Salatiga 51

8. Visi dan misi BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 53

9. Program BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 54

10. Struktur BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 55

B. Data Informan 56

C. Temuan Penelitian

1. Bentuk Layanan BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 63

2. Keterkaitan antara layanan BK dengan

pembentukan karakter 67

3. Langkah-langkah BK dalam membentuk

karakter siswa 70

4. Hambatan-hambatan BK dalam membentuk

karakter siswa 72

5. Alternatif pemecahan masalah BK dalam

pembentukan karakter 74

6. Tingkat keberhasilan BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 75

7. Perubahan perilaku hasil implementasi BK 76

BAB IV PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk layanan BK di SMK Muhammadiyah Salatiga 79

B. Keterkaitan Bimbingan Konseling dengan Pembentukan Karakter 83

C. Langkah-langkah BK dalam Pembentukan Karakter..................... 84

D. Hambatan-hambatan BK dalam Pembentukan Karakter............... 85

E. Alternatif Pemecahan Masalah...................................................... 89

F. Tingkat Keberhasilan BK dalam Pembentukan Karakter............. 89

G. Perubahan perilaku siswa pasca mendapaykan layanan 9

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 92

B. Saran 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

TABEL I DATA GURU DAN KARYAWAN

TABEL II SRUKTUR BK

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAPORAN 1 DAFTAR PUSTAKA

LAPORAN 2 RIWAYAT HIDUP

LAPORAN 3 SURAT TUGAS SKRIPSI

LAPORAN 4 PERMOHONAN IJIN

PENELITIAN

LAPORAN 5 SURAT KETERANGAN KEPSEK

LAPORAN 6 PEDOMAN WAWANCARA

LAPORAN 7 DAFTAR INFORMAN

LAPORAN 8 LEMBAR KONSULTASI

LAPORAN 9 SKK

LAPORAN 10 ARSIP FOTO PENELITIAN

LAPORAN 11 STRUKTUR ORGANISASI

SEKOLAH

LAPORAN 12 CONTOH KARTU KONSELING

LAPORAN 13 PROGRAM TAHUNAN GC

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan konseling merupakan bagian dari integral pendidikan yang

memiliki fungsi dan peranan yang strategis. Layanan bimbingan konseling

menjadikan siswa mampu mengenal dirinya , lingkungannya, dan mampu

merencanakan masa depannya. Kekeliruan sering kali terjadi dalam hal

pemahaman, peranan guru pembimbing hanya menangani anak-anak yang

“bermasalah”, dalam pengertian terlambat dalam membayar SPP, berkelahi

atau melanggar tata tertib sekolah, padahal jka diamati, peranan dan fungsi

bimbingan konseling lebih dari itu, dengan layanan bimbingan konseling,

diharapkan mampu membentuk karakter siswa yang baik. Layanan bimbingan

konseling ditentukan oleh kerja sama seluruh personil sekolah, akan tetapi

kerja keras dan kesungguhan para konselor dalam melaksanakan tugas,

merupakan kunci utama keberhasilan layanan, yang pada akhirnya, mampu

berkontribusi terhadap terwujudnya daya manusia yang berkualitas.

Pada masa sekarang ini, banyak terjadi tawuran, penyalahgunaan obat-

obat terlarang, perilaku seksual menyimpang, degradasi moral, pencapaian

hasil belajar yang tidak memuaskan, tidak lulus ujian dan lain sebagainya, hal

ini menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu pencapaiannya

melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya mampu menjawab atau

memecahkan berbagai persoalan tersebut. Hal ini perlu adanya upaya

pendekatan selain proses pembelajaran guna memecahkan berbgai masalah

tersebut. Upaya tersebut adalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling

yang dilakukan di luar proses pembelajaran. Implementasi bimbingan

konseling juga sangat diperlukan untuk mendukung pembentukan karakter

siswa di luar proses pembelajaran. Program pembelajaran dalam kaitannya

peningkatan karakter siswa juga tidak akan berhasil tanpa kontribusi dari

pihak-pihak tertentu, khususnya yang barkaitan dengan pendidikan.

Bimbingan konseling ikut berkontribusi dalam pencapaian hal tersebut.

Dari uraian di atas, merupakan beberapa hal yang melatarbelakangi

serta menghantarkan kepada si penulis untuk membahas dalam sebuah skripsi

yang berjudul “IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2013 / 2014 ”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana bentuk layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah

Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014 ?

2. Bagaimana keterkaiatan antara bimbingan konseling dengan pembentukan

karakter di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun

pelajaran 2013 / 2014?

3. Bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam

pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengah Kejuruan

Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014?

4. Apa saja hambatan-hambatan yang dilalui bimbingan konseling dalam

membentuk karakter siswa di Sekolah Menengah Kejuruan

Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014?

5. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang dilakukan bimbingan

konseling dalam membentuk karakter siswa di Sekolah Menengah

Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014?

6. Bagaimana tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam

menyelesaikan masalah dan pembentukan karakternya di Sekolah

Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 /

2014?

7. Bagaimana perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setelah mereka

mendapatkan layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah

Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk layanan bimbingan konseling di Sekolah

Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 /

2014.

2. Untuk mengetahui keterkaitan antara bimbingan konseling dengan

pembentukan karakter di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah

Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014

3. Untuk mengetahui langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam

pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengah Kejuruan

Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014

4. Untuk mengetahui hambatan yang dilalui bimbingan konseling dalam

pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengah Kejuruan

Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014

5. Untuk mengetahui alternatif pemecahan masalah yang dilakukan

bimbingan konseling dalam pembentukan karakter siswa di Sekolah

Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014

6. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam

pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengan Kejuruan

Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014

7. Untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa setelah mereka

mendapatkan layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah

Kejuruan Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014

D. Kegunaan Penelitian

Dengan memahami makna dari arti implementasi bimbingan konseling

dalam pembentukan karakter siswa dapat diambil kegunaannya sebagai

berikut:

1. Kegunaan Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dunia penelitian serta

memberikan teori tentang pentingnya pembelajaran bimbingan konseling

yang diterapkan dalam membentuk karakter siswa.

2. Kegunaan Secara Praktis

a) Bagi Peneliti

Sebagai pelatihan bagi peneliti dalam menyelesaikan

problematika siswa

b) Bagi Sekolah

Diharapkan dengan adanya penelitian ini sekolah dapat

meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana layanan bimbingan

konseling untuk memperlancar kinerjanya dan mampu memperkuat

pemahaman serta keterampilan para guru berkenaan dengan pelayanan

bimbingan konseling di sekolah.

c) Bagi Lembaga

Diharapkan dengan adanya penelitian ini lembaga memahami

pentingnya sebuah layanan yang diadakan di kampus sebagai ajang

pembentukan karakter mahasiswa yang mampu berkontribusi terhadap

terwujudnya daya manusia Indonesia yang berkualitas.

E. Penegasan Istilah

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan terang dalam

memahami tentang pembahasan dalam skripsi ini, maka perlu kiranya peneliti

menyantumkan kata-kata yang terkandung di dalam penelitian ini, adapun

kata-kata yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Implementasi Bimbingan Konseling

Implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu implementation

yang artinya pelaksanaan, implementasi (John & Hasan, 1989:313).

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:427),

implementasi berarti “pelaksanaan atau penerapan”. Artinya yaitu yang

dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang atau

didesain yang kemudian dijalankan sepenuhnya.

Bimbingan adalah suatu pertolongan yang menuntun, hal ini

memberikan pengertian bahwa dalam keadaan menuntut, kewajiban

pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan

arahan kepada yang dibimbingnya baik untuk menghindari kesulitan

ataupun persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu (Walgito,

2010:4)

Bimbingan juga diartikan suatu proses memberikan bantuan

kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan

sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau sekolompok individu

menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha

bimbingan ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan

oleh pribadi mandiri, yaitu: mengenal diri sendiri dan lingkungan

sabagaimana adanya, menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif

dan dinamis, mengambil keputusan, mengarahkan diri sendiri, dan

mewujudkan diri sendiri (Ketut, 2000:20)

Banyak yang mengartikan antara kata bimbingan dan konseling

adalah dua kata yang memiliki arti sama. Jika ditelusuri lebih lanjut

keduanya memiliki arti yang berbeda. Berikut akan dijabarkan beberapa

pengertian konseling, supaya kita lebih memahami perbedaan antara

bimbingan dan konseling.

Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin,

yaitu”consilium” yang bararti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai

dengan “menerima” atau “memahami” (Priyatno, 1999:99). Menurut

Burks dan Stefflre konseling menekankan pada ide hubungan profesional

dan pentinrnya tujuan penentuan diri (self-determination) (Gantina dkk,

2011:10)

Konseling juga merupakan suatu upaya bantuan atau tatap muka

antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, human

(manusiawi), yang dilakukan dilakukan dalam suasana keahlian dan

didasarkan atas norma-norma yang berlaku,agar klien memperoleh konsep

diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada

saat ini dan mungkin yang akan datang (Ketut, 2000:23)

Jadi, yang dimaksudkan penulis dalam implementasi bimbingan

konseling yaitu bagaimana para guru bimbingan konseling memberikan

layanan bimbingan kepada para siswa dalam setiap problematika yang

dihadapi siswa sampai mereka mendapatkan penyelesaian.

2. Pembentukan Karakter

Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu

tindakan. Karakter berasal dari bahasa yunani yaitu ”kharrasein” yang

berarti memahat atau mengukir (to inscribe/to engrave), sedangkan dalam

bahasa latin, karakter bermakna membedakan tanda, sifat kejiwaan, tabiat,

dan watak (Narwanti, 2011:1). Dapat diambil kesimpulan, karakter adalah

sebuah penanda dari diri seseorang yang diwujudkan dalam sebuah

tindakan. Karakter adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas

dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima

dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan

seseorang sejak lahir (Sjarkawi : 2006 )

Yang dimaksudkan penulis dalam hal pembentukan karakter dalam

penelitian ini yaitu bagaimana karakter atau perilaku yang baik siswa

terbentuk setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling sebagai

wujud penyelesaian masalah yang dihadapi.

Berdasarkan penegasan istilah yang telah diterangkan secara

terperinci maka yang dimaksud dalam judul penelitian secara keseluruhan

adalah bagaimana bimbingan konseling memberikan layanan kepada para

siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga sehingga

siswa mampu memahami diri dan lingkungannya, serta dapat membentuk

karakter yang baik sesuai dengan cita-cita yang diharapkan.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis penelitian

Pendekatan dan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif.Pendekatan kualitatif menurut Bog dan

Taylor, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati (Meleong, 2002:3)

Peneliti menggunakan pendekatan dan jenis penelitian kualitatif

dikarenakan peneliti ingin secara langsung ikut mengamati proses

bimbingan yang diberikan kepada siswa di Sekolah Menengah Kejuruan

Muhammadiyah Salatiga oleh guru bimbingan konseling serta melakukan

penelitian secara langsung bagaimana pelayanan bimbingan di sana yang

dapat mengubah karakter atau perilaku siswa menjadi baik.

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti melakukan penelitian dengan metode interview atau

wawancara kepada para konselor bimbingan konseling di Sekolah

Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga dan melakukan pengamatan

ketika para konselor memberikan layanan secara langsung kepada siswa

yang memerlukan bimbingan.

Peran peneliti disini adalah sebagai pengamat penuh dimana

peneliti melakukan pengamatan terhadap proses layanan bimbingan

konseling yang diberikan kepada siswa sampai pada akhirnya siswa

tersebut menemukan penyelesaian.

3. Lokasi Penelitian dan Waktu

Lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Kejuruan

Muhammadiyah Salatiga, waktu penelitian ini dimulai sejak tanggal 1 juni

2013 sampai 28 juli 2013

4. Sumber data

Sumber data `dalam penelitian ini cara memperolehnya terbagi

atas dua sumber data yaitu:

a) Data Primer

Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2011:225). Data primer ini yang

nantinya menjadi data utama peneliti untuk mendapatkan informasi

yang berkaitan dengan tema penelitian. Data primer ini berisi hasil

wawancara terhadap para informan kunci yang nantinya akan

memberikan keterangan yang berkaitan dengan penelitian.

Data primer yang didapat peneliti adalah nama-nama informan

sebagai konselor di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah

Salatiga sebagai berikut:

1. Bapak Drs. Muhammad Busri, M.pd (selaku kepala sekolah)

2. Bapak Rahmadi, S,Pd. (Selaku guru bimbingan konseling I)

3. Bapak Joko Wahyono, S.Pd. (Selaku guru bimbingan konseling II)

4. Bapak Suwarno, S.Pd. ( Selaku guru bimbingan konseling III)

5. Bapak Zumri, S.Pd. (Selaku guru bimbingan konseling IV)

6. Ibu Rukmiyati, S.Pd. (Selaku guru bimbingan konseling V )

7. Ahmad Nur Khamid (kelas X1 teknik permesinan I)

8. Andrean Dewa Saputra (kelas XI teknik permesinan 1)

9. Indra Aziz Maulana (kelas XII teknik permesinan II)

b) Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen (Sugiyono, 2011:225). Data sekunder merupakan

sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data

sekunder umumnya berupa bukti,catatan atau laporan historis yang

telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan.

Data sekunder yang didapat peneliti dari hasil penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Buku catatan bimbingan konseling (laporan konseling)

2. Arsip foto

Semua data sekunder tersebut adalah yang bersangkutan

dengan implementasi bimbingan konseling dalam pembentukan

karakter. Data ini dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar

valid,tidak hanya sekedar dibuat-buat oleh sipeneliti.

5. Prosedur Pengumpulan Data

a) Metode Interview atau Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara atau yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara atau yang menjawab pertanyaan.

Maksud mengadakan wawancara antara lain untuk mengontruksi

mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian dan lain-lain kebulatan, merekontruksi kebulatan-kebulatan

demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-

kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang

akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi

yang diperoleh dari orang lain serta memperluas konstruksi yang

dikembangkan oleh peneliti (Meleong, 2009:187).

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data atau

informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti oleh

peneliti. Wawancara ini ditanyakan kepada pihak-pihak yang dianggap

tahu tentang informasi yang berkaitan dengan implementasi bimbingan

konseling dalam pembentukan karakter.

b) Metode Observasi

Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung

maupun tidak langsung (Hadi, 1989:136)

Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan langsung

kepada konselor bimbingan konseling yang berada di lokasi penelitian

ketika melayani siswa-siswa yang melakukan bimbingan serta mencari

data-data yang sekiranya mendukung dalam penelitian.

c) Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen,yang artinya barang-

barang tertulis.Di dalam melakukan dokumentasi,peneliti menyelidiki

benda-benda seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen

rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi, 1998:51) . Dalam

metode dokumentasi peneliti berusaha mencari dokumen-dokumen

penting atau arsip-arsip yang sekiranya mendukung tentunya yang

berkaitan dengan penelitian.

6. Analisis Data

Dalam analisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis

dalam penelitian.Data harus diseleksi atas dasar reliabilitas dan

validitasnya (Subrata, 1995:85).Dalam penelitian ini analisis dilakukan

sebelum dan sesudah penelitian.

Adapun yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis

kualitatif,yaitu dengan langkah-langkah:

a. Pengumpulan Data

Usaha yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh

alat pengambilan data atau alat ukur. Jikalau alat pengambilan datanya

cukup variable dan valid, maka datanya cukup variable dan valid juga

(Ruandi dalam skripsi Indah Kurniati,2009:15). Hal ini bertujuan

untuk membuktikan bahwa penelitian ini penting untuk dikaji dan

diteliti serta diketahui keasliannya.

b. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, mengolomkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga memperoleh

kesimpulan dan diverifikasi (Ekosusilo dalam skripsi Amin,2007:70).

Reduksi data ini berguna untuk meninjau kembali data-data yang

kurang atau data-data yang sekiranya tidak perlu dapat

dipertimbangkan kembali apakah data tersebut perlu tidak

dicantumkan dalam penulisan penelitian.

c. Penyajian Data

Penyajian data ini diatasi sebagai sekumpulan informasi yang

member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan

tindakan.Penyajian data diharapkan agar pembaca lebih cepat

memahami isi dalam penelitian ini.

d. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau

verifikasi.Analisis yang dilakukan selama pengumpulan data dan

sesudah pengumpulan data digunakan untuk menarik

kesimpulan,sehingga dapat menemukan pola peristiwa yang terjadi.

Penarikan kesimpulan ini diharapkan agar dapat memberikan

gambaran umum secara singkat seluruh isi dalam penulisan penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan

temuannya. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan

tersebut yaitu teknik trianggulasi. Trianggulasi dilakukan dengan tujuan

untuk mengecek kembali data-data yang sudah terkumpul, agar tidak

terjadi salah memasukkan data yang terkumpul.

Trianggulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri

dari dua macam yaitu:

a) Trianggulasi sumber data

Trianggulasi sumber data dilakukan dengan cara

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh dari informan yang satu dengan informan

yang lain.

b) Trianggulasi metode

Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan

data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

dengan metode yang sama (Moleong, 2011:330-331). Trianggulasi

metode dilakukan untuk memperkuat trianggulasi data. Di dalam

keabsahan data ini untuk mengetahui hasil temuan ini benar-benar

hasil temuan sendiri dan bukan temuan orang lain ataupun tindakan

plagiat dari penelitian sebelumnya.

8. Tahap-Tahap Penelitian

NO NAMA

KEGIATAN KETERANGAN

1 Kegiatan

Administratif

Mengajukan proposal untuk

melakukan penelitian dari ketua STAIN

Salatiga kepada Kepala Sekolah SMK

Muhammadiyah Salatiga guna menyusun

pedoman wawancara dan kegiatan

administrasi lainnya.

2 Survei Awal Melakukan survei awal untuk

mengetahui gambaran umum tentang

sekolah dan menemui pihak Kepala

Sekolah yang akan dijadikan subyek

penelitian serta meminta ijin untuk

melakukan penelitian di tempat tersebut.

3 Penelitian Melakukan penelitian secara

langsung ke sekolah untuk memperoleh

data dengan cara melakukan interview

atau wawancara kepada pihak terkait

sebagai langkah awal pengumpulan data.

4 Verifikasi Melakukan verifikasi untuk

membuat kumpulan-kumpulan temuan

penelitian.

5 Laporan Penyusunan laporan untuk dijilid dan

dilaporkan

G. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, meliputi : Latar belakang masalah, fokus penelitian,

tujuan penelitian, penegasan istilah,metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan

Bab II Kajian Pustaka, meliputi: Teori bimbingan konseling dan

pembentukan karakter

Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian

Bab IV Pembahasan, berisi tentang analisis data dari deskriptif penelitian

Bab V Penutup : kesimpulan dan saran

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Bimbingan Konseling

1. Pengertian Bimbingan Konseling

Dilihat dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian-pengertian yang berbeda

mengenai bimbingan dan konseling, tergantung dari jenis sumbernya yang

merumuskan pengertian tersebut. Perbedaan tersebut hanyalah perbedaan dari

sudut mana kita melihatny, selanjutnya akan diuraikan beberapa pengertian

mengenai bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari kata

“guidance” yang artinya bantuan atau tuntunan, diartikan juga pertolongan

(Tohirin, 2007:16). Selanjutnya juga akan dibahas beberapa pengertian bimbingan

dan konseling.

Bimbingan adalah suatu pertolongan yang menuntun, hal ini memberikan

pengertian bahwa dalam keadaan menuntut, kewajiban pembimbing untuk

memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arahan kepada yang

dibimbingnya baik untuk menghindari kesulitan ataupun persoalan-persoalan

yang dihadapi oleh individu (Walgito, 2010:4)

Bimbingan juga diartikan suatu proses memberikan bantuan kepada seseorang

atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru

pembimbing agar individu atau sekolompok individu menjadi pribadi yang

mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima

fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: mengenal

diri sendiri dan lingkungan sabagaimana adanya, menerima diri sendiri dan

lingkungan secara positif dan dinamis, mengambil keputusan, mengarahkan diri

sendiri, dan mewujudkan diri sendiri (Ketut, 2000:20)

Melihat beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dilihat dari

segi arti antara bimbingan dan konseling merupakan dua unsur yang memiliki

makna yang berbeda. Dilihat dari segi maksud, tujuan, dan unsur yang lain antara

bimbingan dan konseling adalah dua unsur yang sama yang saling mendukung

dan menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya. Bimbingan merupakan

proses penyuluhan awal yang diberikan untuk individu sedangkan konseling

adalah proses lanjutan setelah bimbingan atau penyuluhan itu diberikan.

Bimbingan konseling diharapkan mampu ikut membentuk perilaku individu atau

kelompok yang baik. .

2. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah

Bimbingan konseling memberikan manfaat yang besar dalam dunia pendidikan.

Tidak hanya berdiri sebagai sebuah layanan saja, akan tetapi bimbingan konseling

memang dibentuk untuk melengkapi sarana perwujudan tujuan pendidikan.

Layanan ini dimaksudkan juga untuk ikut membantu mewujudkan individu yang

berkompeten tidak dalam akademik saja akan tetapi sosial, emosional, atau

perkembangan lain juga selaras.

Sejalan dengan perkembangannya konsepsi bimbingan dan konseling, maka

tujuan dan bimbingan konseling pun mengalami perubahan, dari yang sederhana

sampai ke yang lebih komprehensif (Priyatno, 1999:112). Mengenai hal itu dapat

dinyatakan bahwa setiap orang beda dalam hal perumusan tujuan bimbingan

konseling dari waktu ke waktu akan tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama.

Selanjutnya dijelaskan dalam bukunya, Tohirin berpendapat bahwa tujuan dari

bimbingan konseling yaitu membentuk individu yang “kaffah” atau “insan kamil”

yakni sosok pribadi yang sehat baik rohani (mental atau psikis) dan jasmaninya

atau fisiknya (Tohirin 2007:37). Hal ini menunjukkan selain tujuan yang

dijelaskan dalam ilmu pendidikan umum, ternyata dalam hal agama pun tujuan

bimbingan konseling sangat penting.

Berikut tujuan bimbingan konseling dibagi atas dua kategori yaitu tujuan umum

bimbingan konseling dan tujuan khusus bimbingan konseling (Ketut, 2000:28).

Tujuan umun dan khusus itu adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling sebagai suatu

upaya membentuk perkembangan kepribadian siswa secara optimal, maka

secara umum layanan bimbingan konseling di tingkat sekolah menengah

pertama dan sekolah menengah atas haruslah dikaitkan dengan

pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka menjawab tantangan

kehidupan masa depan yaitu, adanya relevansi program pendidikan dengan

tuntutan dunia kerja atau adanya “link and match” (kaitan atau padanan),

maka secara umum layanan bimbingan konseling adalah membantu siswa

mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih, dan

menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan

karir yang sesuai dengan dunia kerja.

b. Tujuan Khusus

Secara khusus layanan bimbingan konseling bertujuan untuk

membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan

meliputi aspek pribadi sosial, belajar dan karir. Bimbingan pribadi sosial

dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi

sosial dalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri dan bertanggung

jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas

perkembangan pendidikan. Bimbingan karir dimaksudkan untuk

mewujudkan pribadi kerja yang produktif.

1) Dalam Aspek Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial layanan

bimbingan konseling membantu siswa agar:

a) Memiliki kesadaran diri

b) Dapat mengembangkan sikap positif

c) Membuat pilihan secara sehat

d) Mampu menghargai orang lain

e) Memiliki rasa tanggung jawab

f) Mengembangkan keterampilan hubungan pribadi

2) Dalam Aspek Tugas Perkembangan Belajar

Dalam aspek perkembangan belajar, layanan bimbingan

konseling membantu siswa agar:

a) Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar

secara efektif

b) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan

c) Mampu belajar secara efektif

d) Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam

menghadapi evaluasi atau ujian

3) Dalam Aspek Tugas Perkembangan Karir

Dalam aspek perkembangan karir, penyusunan

perencanaan karir dan persiapan diri siswa untuk kehidupan

kerja banyak diperoleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan

yang berbasis dunia kerja (Ulifa, 2010:18). Perkembangan

karir dalam layanan bimbingan konseling membantu siswa

agar:

a) Mampu membentuk identitas karir

b) Mampu merencanakan masa depan

c) Dapat membentuk pola-pola karir

d) Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat

Tujuan di atas yang menjadi acuan sebuah layanan bimbingan konseling untuk

dapat memahami seberapa jauh layanan itu mampu memberikan kontribusi untuk

sebuak lembaga pendidikan serta mampu menilai seberapa jauh tingkat

keberhasilan sebuah layanan yang diadakan di sebuah lembaga pendidikan.

3. Fungsi Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah

Fungsi bimbingan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan tertentu yang

mendukung atau mempunyai arti terhadap tujuan bimbingan. fungsi bimbingan

sering diartikan sebagai sifat bimbingan. Tujuan dan fundsi bimbingan berjalan

secara searah. Dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi membagi fungsi tersebut

ditinjau dari segi sifatnya ada empat macam (Ketut, 2000:26). Beberapa fungsi

tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Fungsi Pencegahan (preventif)

Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan

usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan

ini layanan diberikan kepada siswa agar terhindar dari berbagai masalah

yang dapat menghambat perkembangannya.

b. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan

konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh

pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengambangan siswa.

Menurut Tohirin (2007) pemahaman ini meliputi pemahaman tentang

klien, pemahaman tentang masalah klien dan pemahaman tentang

lingkungan.

c. Fungsi Perbaikan

Walaupun fungsi pemahaman dan pengembangan telah dilakukan,

namun mungkin saja, siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu.

Di siniah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi bimbingan dan

konseling yang akan menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya

berbagai permasalahan yang dialami siswa.

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan

berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar

tetap baik dan mantap (Ketut, 2000:27)

Beberapa fungsi di atas yang diharapkan mampu memberikan layanan bimbingan

yang maksimal. Tujuan dan fungsi bimbingan konseling berjalan searah dan

saling mendukung kaitannya dalam peningkatan keberhasilan sebuah layanan.

Asas-asas di atas diharapkan secara langsung mengacu pada salah satu atau pada

beberapa fungsi itu, agar hasil yang hendak dicapai dapat dengan jelas

diidentifikasi dan dievaluasi.

4. Jenis Bimbingan Konseling

Sejahtera atau tidaknya seseorang tidak tergantung pada tepat tidaknya

pekerjaan atau pendidikannya, tetapi juga tergantung pada keadaan

pribadinya. Bimo Walgito dalam bukunya membagi jenis bimbingan

konseling dalam tiga macam, yaitu: Educational Guidance, Job Guidance,

dan Personal Guidance (Walgito, 2010:18). Penjelasan ketiga jenis

bimbingan itu adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)

Bimbingan pendidikan yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak

dalam bimbingan pendidikan dapat berupa informasi pendidikan, cara

belajar yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi

masalah belajar, mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara

optimal dalam pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses

dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan

sekolah.

b. Bimbingan Pekerjaan

Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap siswa di

sekolah lanjutan tingkat pertama dan atas menerima bimbingan karir.

Bimbingan karir sebagai proses bantuan kepada individu agar memperoleh

pemahaman diri dan dunia kerja agar ia mampu mengarahkan diri ke suatu

bidang kehidupan yang sesuai dan selaras dengan dirinya. Bimbingan jenis

ini sering disebut juga bimbingan karir. Bimbingan karir yaitu kegiatan

dan layanan bantuan kepada para siswa dengan tujuan untuk memperoleh

penyesuaian diri, pemahaman tentang dunia kerja dan pada akhirnya

mampu menentukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir (Ulifa,

2010:15)

c. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi merupakan bantuan kepada siswa untuk

mengembangkan hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang diri,

gaya hidup, perkembangan nila-nilai moral atau agama dan sosial dalam

diri, kemampuan mengerti, dan menerima diri dan orang lain, serta

membantunya untuk memecahkan masalah-masalah pribadi yang

ditemuinya.

Pada umumnya orang memang membedakan bimbingan dan

konseling kedalam tiga macam tersebut, akan tetapi tidak terbatas pada

ketiga macam itu ada saja, masih ada jenis bimbingan yang lain, yaitu

bimbingan dalam lapangan sosial, misalnya bimbingan perkawinan,

kewarganegaraan, kesejahteraan keluarga, dan lain-lain (Walgito,

2010:19). Pekerjaan bimbingan dan konseling tidak dapat dilepaskan dari

hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dan keadaan pribadi yang

bersangkutan, karena bagian yang satu selalu berhubungan dengan bagian

yang lain.

5. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling

Prinsip adalah suatu komitmen yang harus dilakukan dalam sebuah

tindakan. Prinsip merupakan paduan hasil teoritik dan telaah lapangan

yang digunakan sabagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan

(Priyatno, 1999:218). Sebagai konselor baik didalam rumah maupun luar

terikat oleh prinsip-prinsip tersebut. Secara keseluruhan prinsip-prinsip

tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Bimbingan memberi perhatian utama dan sistematis terhadap

perkembangan pribadi setiap individu. Biasanya sekolah memusatkan

perhatian pada perkembangan intelektual terhalang. Guru tentu saja

memiliki tanggungjawab dalam bidang pengajaran, dan guru

bimbingan konseling telah memperhatikan perkembangan pribadi

anak.

b. Cara utama bimbingan dilaksanakan tergantung pada proses perilaku

individu. Hal ini disebabkan perhatian bimbingan terhadap

perkembangan pribadi.

c. Bimbingan berorientasi pada kerja sama antara konselor dan konseli

tanpa adanya paksaan.

d. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya.

e. Bimbingan didasarkan pada pengakuan terhadap martabat dan nilai

individu sebagai manusia, sama seperti hak individu itu untuk

menentukan pilihannya sendiri.

f. Bimbingan adalah proses pendidikan yang kontinu. Bimbingan tidak

dapat diberikan hanya sesaat untuk kemudian tidak ada kelanjutannya,

karena bimbingan adalah bagian dari keseluruhan proses pendidikan.

Oleh karena itu bimbingan harus terintegrasi secara utuh dengan

program-program sekolah secara keseluruhan. Semua prinsip lain akan

berarti jika bimbingan diberikan secara sistematis dan berkelanjutan,

sehingga memberikan dorongan untuk perkembangan mereka

sepanjang hidupnya.

Seorang konselor dimanapun berada harus berpegang teguh

terhadap prinsip-prinsip yang berlaku. Maknanya apabila bimbingan dan

konseling dilaksanakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut,

berarti bukan bimbingan dan konseling dalam arti yang sebenarnya

(Tohirin, 2007:69). Diharapkan konselor memang bertanggungjawab

dengan tugas yang diembannya, baik ketika di sekolah atau di luar tetap

menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang berlaku, kaitannya dengan

pekerjaan sebagai konselor yang disandangnya. Hal ini tidaklah sulit jika

seorang konselor memang berkomitmen dalam pekerjaannya, mampu

melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan aturan yang berlaku.

6. Asas-asas Bimbingan Konseling di Sekolah

Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional

sesuai dengan makna uraian tentang pemahaman, penanganan, dan

penyikapan (yang meliputi unsur-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan)

konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan

dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas

proses dan lain-lainnya. Kaidah-kaidah tersebut didasarkan atas tuntutan

keilmuan layanan di satu segi, dan tuntutan optimalisasi proses

penyelenggaraan di segi lain.

Dalam penyelenggaraan layanan bimbingan konseling kaidah-

kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling, yaitu

ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu.

Apabila asas-asas itu dilaksanakan dengan baik sangat dapat diharapkan

proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan,

sebaliknya, apabila asas-asas itu diabaikan atau dilanggar sangat

dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan

tujuan bimbingan dan konseling (Priyatno, 1999 :114). Asas-asas tersebut

dimaksudkan dapat sepenuhnya dilakukan oleh konselor sebagai

perwujudan tugas konselor dalam mengemban tanggung jawabnya.

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa asas-asas bimbingan

konseling yang di lakukan dalam proses pelayanan bimbingan. Asas-asas

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Asas kerahasiaan, yaitu segala sesuatu yang dibicarakan dengan klien

kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau

lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak

diketahui orang lain

b. Asas kesukarelaan, yaitu memberikan bantuan dengan tidak terpaksa,

atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas.

c. Asas keterbukaan, yaitu masing-masing pihak berkenan membuka diri

untuk kepentingan pemecahan masalah individu dan bersedia

menerima saran-saran.

d. Asas kekinian, yaitu masalah individu yang ditangani ialah masalah-

masalah yang sedang dirasakan bukan masalah masa lampau, dan

bukan masalah yang akan datang.

e. Asas kemandirian, yaitu Pelayanan bimbingan dan konseling

bertujuan menjadikan si terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak

tergantung pada orang lain.

f. Asas kegiatan, yaitu usaha bimbingan dan konseling tidak akan

memberikan buah yang berarti bila klien tidak melakukan sendiri

kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan konseling.

g. Asas kedinamisan, yaitu usaha pelayanan bimbingan dan konseling

menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien, yaitu perubahan

tingkah laku ke arah yang lebih baik.

h. Asas keterpaduan, yaitu Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha

memadukan sebagai aspek kepribadian klien.

i. Asas kenormatifan, yaitu usaha bimbingan konseling tidak boleh

bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

j. Asas keahlian, yaitu Usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan

asas keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan

prosedur, teknik, dan alat yang memadai.

k. Asas alih tangan, yaitu jika konselor sudah mengerahkan segala

kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang

bersangkutan belum bisa terbantu sesuai dengan yang diharapkan,

maka konselor dapat mengirim nya ke petugas atau badan yang lebih

ahli.

l. Asas tutwuri handayani, yaitu asas ini menuntut agar pelayanan

bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan ketika klien punya

masalah saja dan menghadap konselor saja, namun di luar hubungan

proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan

adanya manfaat pelayanan dan bimbingan konseling itu (Ketut,

2000:30)

Seorang konselor hendaknya selalu mengacu pada asas-asas di

atas, agar dalam melaksanakan tanggungjawab berkaitan dengan

pekerjaan yang diembannya lebih mudah. Konselor tidak dapat bekerja

dengan semaunya sendiri, hendaknya memperhatikan peraturan-

peraturan yang barkaitan dengan tugas konselor, termasuk memahami

asas-asas bimbingan konseling yang dijelaskan di atas. Jika seorang

konselor mampu memposisikan diri sebagai konselor yang baik, artinya

sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka konselor itu

bertanggungjawab dengan pekerjaan yang dipercayakan padanya.

Dijelaskan juga untuk menjadi pemecah masalah yang efektif dan bisa

dicontoh oleh klien, pembimbing atau konselor harus memulai dari diri

sendiri (ifda‟ bin nafsik) (Tohirin, 2007:95). Selain itu agar tidak terjadi

penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan.

7. Potensi dan Peran Bimbingan Konseling di Sekolah

Saat ini keberadaan layanan bimbingan konseling di sekolah

tampak lebih baik dibanding era sebelumnya. Pengakuan ke arah layanan

bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi sudah semakin mengkristal

terutama dari pemerintah dan kalangan profesi lainnya (Tohirin,

2007:257). Penyelenggaraan bimbingan konseling sangat memiliki peran

yang penting dalam dunia pendidikan. Bimbingan konseling ikut berperan

aktif dalam tercapainya tujuan pendidikan. Dengan layanan bimbingan

konseling, diharapkan sebuah lembaga pendidikan dapat membentuk

karakter siswa yang baik dan mewujudkan nilai-nilai edukatif yang

membangun. Selain itu bimbingan konseling juga tempat mencurahkan

segala keluh kesah yang mungkin begitu rumit dialami suatu individu.

Bimbingan konseling mengembangkan beberapa peran, utamanya

sebagai sebuah layanan. Bimbingan konseling juga memiliki potensi yang

mengarah ke pembentukan karakter kebangsaan yang sesuai dengan cita-

cita bangsa. Begitu pentingnya layanan bimbingan konseling yang mampu

ikut mewujudkan generasi penerus yang berkarakter.

Bimbingan konseling diharapkan mampu membantu anak didik

dalam membentuk wataknya sebagai jalan pembentukan kepribadian yang

bermartabat. Melihat peran dan potensi bimbingan konseling yang sangat

penting, maka sebaiknya sebuah lembaga pendidikan memang

memperhatikan secara khusus layanan ini. Diantara peran dan potensi

tersebut adalah sebagai berikut

a. Bimbingan konseling mendampingi siswa dalam perkembangan

belajar di sekolah

b. Bimbingan konseling membantu mereka mengenali diri mereka

c. Menentukan cita-cita dan tujuan hidupnya serta menyusun kerangka

tujuan-tujuan tersebut

d. Membantu menyelesaikan masalah yang mengganggu proses belajar

disekolah.(http://muawanah66.wordpress.com/2012/04/30/peran-

bimbingan-konseling-di-sekolah/)

Peran bimbingan konseling dianggap sebagai polisi sekolah.

Bimbingan konseling yang sebenarnya memiliki peran dalam

pemeliharaan pribadi siswa, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan

yang menyangkut kedisiplinan siswa. Memanggil, memarahi, menghukum

adalah lebel yang dianggap muncul dari bimbingan konseling, dengan kata

lain, bimbingan konseling diposisikan sebagai musuh bagi siswa yang

bermasalah. Namun ketika merujuk pada fungsi-fungsi layanan bimbingan

konseling, peran bimbingan konseling sangat penting dan bukan lagi

tempat yang menakutkan bagi siswa.

8. Undang-undang yang berkenaan dengan layanan bimbingan

konseling di sekolah

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral

dari sistem pendidikan kita demi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

berbagai pelayanan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka

seoptimal mungkin. Kehadiran bimbingan konseling di institusi pendidikan sudah

memiliki landasan yuridis formal dimana pemerintah telah menyediakan payung

hukum terhadap keberadaan bimbingan konseling di sekolah. Berikut

disampaikan peraturan-peraturan yang mendasari dan terkait langsung dengan

layanan bimbingan konseling di sekoLah. Tohirin (2007) juga menyebutkan

bahwa Merujuk pada Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Pasal I Ayat (I) “Pendidikan merupakan usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Suasana belajar yang dimaksud adalah kondisi yang terjadi pada

diri klien yang menjalani proses konseling (Tohirin, 2007:105). Hal ini

menunjukkan bahwa dalam pemberian layanan seorang konselor

diharapkan mampu mewujudkan proses konseling yang efektif, sehingga

seorang konselor dituntut mampu menguasai keterampilan yang

mendukung profesinya. Pernyataan di atas diperkuat dengan Undang-

Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Anwar,

2003:35)

Pasal I Ayat (6) “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,

widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang

sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

penyelenggaraan pendidikan

Penjelasan di atas membuktikan bahwa pekerjaan sebagai konselor

memang dilindungi oleh peraturan hukum, dan tidak semata-mata pekerjaan biasa.

Secara umum tugas konselor sekolah adalah bertanggung jawab untuk

membimbing peserta didik secara individual sehingga memiliki kepribadian yang

matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh. Dengan demikian

diharapkan siswa tersebut mampu membuat keputusan terbaik untuk dirinya, baik

dalam memecahkan masalah mereka sendiri maupun dalam menetapkan karir

mereka dimasa yang akan datang ketika individu tersebut terjun di masyarakat.

Tugas konselor sekolah adalah menyelenggarakan pelayanan bimbingan yang

meliputi: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan

belajar dan bidang bimbingan karir yang disesuaikan dengan tahap perkembangan

siswa.

B. Teori Pembentukan Karakter

1. Pengertian Pembentukan Karakter

Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu tindakan.

Karakter berasal dari bahasa yunani yaitu ”kharrasein” yang berarti memahat atau

mengukir (to inscribe/to engrave), sedangkan dalam bahasa latin, karakter

bermakna membedakan tanda, sifat kejiwaan, tabiat, dan watak (Narwanti,

2011:1). Karakter adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri

seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,

misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir

(Sjarkawi : 2006 ). Perilaku yang sudah terbentuk ke dalam suatu tindakan yang

dilakukan manusia.

Dalam buku lain, dijelaskan karakter adalah merupakan struktur antropologis

manusia, di sanalah manusia menghayati kebebasan dan menghayati keterbatasan

dirinya (Koesoema : 2010). Melihat hal ini karakter bukan sekedar tindakan saja,

melainkan merupakan suatu hasil dan proses. Untuk itu suatu pribadi diharapkan

semakin menghayati kebebasannya, sehingga ia dapat bertanggungjawab atas

tindakannya, baik untuk dirinya sendiri sebagai pribadi atau perkembangan

dengan orang lain dan hidupnya.

Juga dibahas lebih lanjut, karakter adalah evaluasi kualitas tahan lama suatu

individu tertentu atau disposisi untuk mengekspresikan perilaku dalam pola

tindakan yag konsisten diberbagai situasi (http://id.shvoong.com/social-

science/education/pengertian-karakter). Hal ini menunjukkan bahwa karakter

memang terbentuk karena pola tindakan yang berstruktur dan dilakukan berulang-

ulang.

Melihat penjabaran di atas, yang dimaksudkan penulis dalam hal pembentukan

karakter dalam penelitian ini yaitu bagaimana karakter atau perilaku yang baik

siswa terbentuk setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling sebagai wujud

penyelesaian masalah yang dihadapi. Karakter atau dengan kata lain dinamakan

akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang dan sifat itu

akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah)

karena sudah menjadi budaya sehari-hari (Narwanti 2011:3). Sudah sangat jelas

sekali bahwa memang karakter membawa seseorang untuk membuktikan

kepadanya hasil dari perilaku yang dilakukan.

2. Tujuan Pembentukan Karakter

Dalam bukunya Narwanti menyebutkan bahwa dalam pembentukan karakter

bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,

bermoral, bertoleran, bergotog royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis,

berorientasi ilmu pengethauan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman

dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila (Narwanti,

2011:16)

Dalam kenyataannya, setiap individu yang terlibat dalam dunia pendidikan,

terlibat perjumpaan dengan orang lain, seperti para guru, karyawan, orang tua,

teman, masyarakat, dan lain-lain. Peristiwa perjumpaan ini sangatlah rentan

dengan konflik. Jika konflik ini muncul, bagaimanakah cara memecahkan

permasalahan ini? Jika seorang individu dapat mengasai dirinya dengan baik,

maka ia akan dapat menyelesaikan konflik itu dengan baik juga. Diambil

kesimpulan bahwa pembentukan karakter memang sangat penting.

Pembentukan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,

kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong dan berjiwa

patriotik. Tujuan pembentukan karakter menurut Dharma Kesuma, Cepi Triatna

dan Johar Permana (2011:11) adalah:

a. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu

sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah

maupun setelah lulus sekolah

b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-

nilai yang dikembangkan sekolah

c. Membangun koreksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggungjawab pendidikan karakter secara

bersama.

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal,

yaitu: karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kemandirian dan

tanggungjawab; kejujuran atau amanah, diplomatis; hormat dan santun;

dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong dan kerjasama; percaya diri

dan pekerja keras; kepemimpinan dan keadilan; baik dan rendah hati, dan

karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan(http://-ekonomi-

kompasiana.com/manajemen/2013/05/01-pentingnya pembentukan karakter-

5565160)

Pembentukan karakter yang baik, akan menghasilkan perilaku individu yang baik

pula. Pribadi yang selaras dan seimbang, serta dapat mempertanggungjawabkan

segala tindakan yang dilakukan. Dan tindakan itu diharapkan mampu membawa

individu ke arah yang labih baik dan kemajuan.

3. Faktor Pembentuk Karakter

Karakteristik siwa sabagai salah satu variabel dalam domain desain pembelajaran

akan memberikan dampak terhadap keefektifan belajar (Asri, 2004:17). Hal ini

membuktikan bahwa karakter tercermin dalam sebuah tindakan yang mampu

membantu individu belajar dengan efektif. Tindakan manusia pada umumnya

didasarkan pada dua keadaan yaitu keadaan sadar dan keadaan tidak sadar.

Tindakan sadar berarti bahwa manusia bertindak berdasarkan unsur kehendak atau

motif, sedangkan tindakan tidak sadar tidak mengandung unsur kehendak yang

pada umumnya disebabkan hilangnya salah satu faktor pendorong tindakan seperti

hilangnya akal (gila, koma, pingsan, tidur atau sejenisnya), atau hilangnya kendali

diri seperti gerakan reflek.

Jadi, karakter atau kepribadian seseorang hanya diukur dengan apa yang dia

lakukan berdasarkan tindakan sadarnya. Dengan demikian ,yang yang harus kita

perhatikan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan sadar tersebut.

Karakter tidak akan dapat berjalan tanpa adanya faktor didalamnya. Secara umum

faktor-faktor tersebut terbagi dalam dua kelompok yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

a. Faktor internal adalah kumpulan dari unsur kepribadian atau sifat

manusia yang secara bersamaan mempengaruhi perilaku manusia.

Faktor internal tersebut diantaranya :

1) Instink Biologis (Dorongan biologis) seperti makan, minum dan

hubungan biologis. Karakter seseorang sangat terlihat dari cara

dia memenuhi kebutuhan atau instink biologis ini. Contohnya

adalah sifat berlebihan dalam makan dan minum akan

mendorong pelakunya sersifat rakus/tamak. Seseorang yang

bisa mengendalikan kebutuhan biologisnya akan memiliki

karakter waro, zuhud dan qona‟ah yang membawanya kepada

karkater sederhana.

2) Kebutuhan psikologis seperti kebutuhan akan rasa aman,

penghargaan, penerimaan dan aktualisasi diri. Seperti orang

yang berlebihan dalam memenuhi rasa aman akan melahirkan

karakter penakut, orang yang berlebihan dalam memenuhi

kebutuhan penghargaan akan melahirkan karakter

sombong/angkuh dan lain-lain. Apabila seseorang mampu

mengendalikan kebutuhan psikologisnya, maka dia akan

memiliki karakter tawadhu dan rendah hati.

3) Kebutuhan pemikiran, yaitu kumpulan informasi yang

membentuk cara berfikir seseorang seperti isme, mitos, agama

yang masuk ke dalam benak seseorang akan mempengaruhi cara

berfikirnya yang selanjutnya mempengaruhi karakternya.

b. faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri manusia,

namun secara langsung mempengaruhi karakternya. Faktor eksternal

tersebut diantaranya faktor keluarga dalam membentuk karakter anak,

kemudian faktor sosial yang berkembang di masyarakat yang kemudian

disebut budaya, serta lingkungan pendidikan yang begitu banyak

menyita waktu pertumbuhan setiap orang, baik pendidikan formal

seperti sekolah atau pendidikan informal seperti media massa, media

elektronik atau masjid. http://blog2.tp.ac.id/ekahajarwati/pendidikan-

karakter/faktor-faktor-pembentuk-karakter/

Melihat faktor-faktor di atas, telah jelas sekali bahwa

memang dalam sebuah karakter tidak dapat tumbuh begitu saja, ada

banyak faktor yang melatarbelakangi adanya pembentukan karakter

tersebut. Faktor internal yakni yang berasal dari diri sendiri, misalnya

cara makan, cara berfikir, dan lain-lain. Faktor yang tidak kalah

pentingnya yaitu faktor keluarga, faktor tambahan yang ikut membantu

sebuah karakter anak terbentuk.

4. Fungsi Pembentukan Karakter

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan

diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu memberikan

manfaat. Pada hakekatnya adalah sebuah perjuangan bagi individu untuk

menghayati kebebasannya dalam relasi mereka dengan orang lain dan

lingkungannya, sehingga ia dapat semakin mengukuhkan dirinya sebagai pribadi

yang unik dan khas, serta memiliki integritas moral yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Beberapa fungsi pembentukan karakter menurut Narwanti (2011),

antara lain sebagai berikut:

a. Fungsi pengembangan,fungsi pengembangan potensi peserta didik

untuk menjadi pribadi berperilaku baik dan perilaku yang

mencerminkan perilaku dan budaya bangsa

b. Fungsi perbaikan,memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk

bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang

lebih bermartabat

c. Fungsi penyaringan,untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan

budaya bangsa orang lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan

karakter bangsa yang bermartabat (Narwanti, 2011:18).

Fungsi-fungsi di atas merupakan sebagian dari fungsi pembentukan

karakter dan masih banyak lagi fungsi yang lain. Sebagaimana yang lain,

dengan fungsi di atas diharapkan mampu membentuk karakter bangasa

yang bermartabat sesuai dengan cita-cita luhur bangsa, mewujudkan

manusia Indonesia yang mampu membawa nama baik bangsa menjadi

yang terbaik dan terdepan.

5. Dalil yang berkaitan dengan pembentukan karakter

Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Qalam ayat 4 dijelaskan

tentang budi pekerti berikut ayatnya:

dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Atau dijelaskan juga dalam salah satu hadits Rasulullah, dari syarah hadits

Arba‟in sebagai berikut:

ان اهلل كتب الاحسان : عه أبي يعملى شداد به أوس عه رسول اهلل قال

على كل شيء فاذا قتلتم فأحسنوا القتلة واذا ذبحتم فأحسنوا الذبحة وليحد

(رواه مسلم)أحدكم شفرتو وليرح ذبيحتو

Abu Ya’la bin Syaddad bin Aus meriwayatkan dari nabi bahwa

Rasullullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, Allah telah

mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu. Maka jika kalian

(hendak ) membunuh (dengan alasan yang dibenarkan),

lakukanlah dengan baik, dan jika kalian menyembelih, lakukanlah

dengan baik pula. Hendaklah masing-masing dari kalian

menajamkan pisaunya dan membuat nyaman hewan

sembelihannya.” (Abu Sayyid, 2006:205)

Dari beberapa dalil di atas cukup menjelaskan bahwa karakter manusia senantiasa

diatur dalam Al-quran, ataupun sunnah –Nya. Hal itu

menandakan setiap perilaku yang dilakukan hendaknya sesuai dengan aturan

yang berlaku, Dalam hadits di atas dijelaskan tentang berbuat baik terhadap segala

sesuatu, Bimbingan konseling adalah layanan yang didalamnya terdapat unsur

tolong menolong dan berbuat baik dengan sesama diluar tanggungjawabnya

sebagai konselor, sehingga dapat memberikan manfaat baik bagi individu

itusendiri maupun orang lain yang berada di sekitar.

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Sejarah Singkat Sekolah

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan

menuntut untuk menciptakan tenaga yang terampil dan cekatan, dengan

tuntutan itu maka pimpinan daaerah Muhammadiyah Salatiga yang telah

memiliki lembaga pendidikan dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar,

Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Muhammadiyah

berkeinginan mendirikan STM Muhammadiyah di Salatiga. Pada tahun

1991, STM Muhammadiyah resmi didirikan yang bertempat di Jl. KH.

Ahmad Dahlan tepatnya di kelurahan Sidorejo Lor, kecamatan Sidorejo,

dengan Surat Keputusan Depdikbud, Kanwil Provinsi Jawa Tengah No.

348/103/I/1991 dan NSS: 32 2036204004. Lokasi yang mempunyai luas

tanah 8.373 m2

dan luas bangunan 2.835 m2 pada saat itu baru memiliki 2

lokal yang terdiri dari jurusan listrik dan jurusan mesin. Kepala Sekolah

yang menjabat pada saat itu yaitu Dr. Agung Wibowo

Lima tahun kemudian pada tahun 1995 STM Muhammadiyah berkembang

dengan cepat dan memiliki 12 lokal dan 4 bengkel serta melaksanakan

akreditasi dengan hasil “terdaftar” menjadi “diakui” untuk semua jurusan.

Pada tahun 2008 STM/SMK Muhammadiyah Salatiga telah mempunyai

dua puluh lima lokal dan lima bengkel, dua laboratorium bahasa, satu

laboratorium komputer. Sekolah ini juga telah melaksanakan akreditasi

dengan hasil terakreditasi "B" untuk semua jurusan.

Sejalan dengan perkembangan zaman sampai sekarang STM

Muhammadiyah masih akif dan berkembang lebih maju di wilayah

Salatiga dan Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Pada tahun 2009 sampai

dengan sekarang, STM/SMK Muhammadiyah telah mempunyai dua puluh

enam lokal yang terdiri dari dua jurusan garmen, tiga jurusan listrik dua

belas jurusan teknik pemesinan dan sembilan jurusan teknik otomotif.

Kepala Sekolah pada saat ini di jabat oleh Bapak Drs. Muhammad

Busri, M.Pd yang menggantikan Kepala Sekolah yang dulu Drs. Surono,

M.Pd. Ada beberapa alasan atau pertimbangan pendirian sekolah tersebut,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Banyaknya lulusan SLTP di Salatiga dan sekitarnya yang ingin

melanjutkan pendidikan di Sekolah Teknologi Menengah (STM),

sedang STM yang sudah ada tidak lagi mampu menampung

b. Pesatnya perkembangan perindustrian di Salatiga dan sekitarnya,

memungkinkan banyaknya permintaan tenaga lulusan STM,

khususnya keikutsertaan Muhammadiyah mempersiapkan tenaga

terampil dalam rangka menyongsong era tinggal landas

c. Muhammadiyah telah menyelenggarakan serta mengelola 7 buah SMP

di kabupaten semarang dan kota madya Salatiga

d. Muhammadiyah sebagai organisasi/persyarikatan sosial keagamaan

yang salah satu amal usahanya adalahmengelola pendidikan, ikut

bertanggungjawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya

terhadap masa depan generasi muda, bangsa, dan negara

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

pesatnya arus informasi yang menggiring kita ke dunia global, SMK

Muhammadiyah Salatiga mendapat tantangan yang cukup berat untuk bisa

berbicara di tingkat global. Oleh karena itu hendaknya senantiasa berusaha

memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan

perkembangan zaman.

Nilai-nilai luhur yang tersurat dan tersirat di dalam Al-Quran dan

hadits, tidak boleh ditinggalkan, harus tetap kita kedepankan dalam rangka

mencerdaskan anak-anak bangsa. Dengan semangat Al-Quran dan

HaditsRasulullah, SMK Muhammadiyah Salatiga berusaha mengantarkan

peserta didik ke arah kemandirian untuk berpeluang secara optimal,

meningkatkan segenap potensi, intelegensi, emosi,spiritual, kreasi, dan

prestasinya.

2. Visi dan Misi Sekolah

Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga menempuh

bebrapa visi dan misi, visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Visi

Menciptakan tamatan unggulan yang berkualitas, inovatif,

islami, terampil dan mampu menjawab tuntutan zaman.

b. Misi

1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta profersionalisme

seluruh personil sekolah sesuai dengan profesinya.

2) Meyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas,

inovatif dan islami.

3) Mewujudkan IPTEK dan sumber daya manusia yang berakhlakhul

kharimah, terampil dan kompetitif dalam bidang keahliannya.

4) Menghasilkan tamatan yang berpotensi, handal dan bersifat

profesional serta mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan

kebutuhan kerja.

5) Membimbing peserta didik dan alumni dalam berwirausaha yang

kompetitif.

3. Tujuan Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah

Salatiga

Ada beberapa tujuan khusus pendidikan di Sekolah Menengah

Kejuruan Muhammadiyah Salatiga. Beberapa tujuan tersebaut adalah

sebagai berikut:

a. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

dan atau meluaskan pendidikan dasar

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya

dan alam sekitar

c. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri

sejalan dengan perkembangan pengetahuan teknologi dan kesenian

d. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan

mengembangkan sikap profesional

4. Tujuan Sekolah

Beberapa tujuan khusus sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Menghasilkan outcome yang berkepribadian, bertakwa dan

berakhlakul karimah

b. Menghasilkan tamatan yang memiliki keunggulan dalam

mengembangkan konsep teori dan praktek sesuai dengan program

keahliannya

c. Menghasilkan tamatan yang siap memasuki dunia kerja serta mampu

mengembangkan sikap profesional

d. Terciptanya jaringan kerja yang harmonis dengan instansi terkait

e. Terciptanya tamatan yang terampil, kompetitif, mandiri dan berjiwa

wirausaha

5. Program Keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah

Salatiga

Beberapa program keahlian yang di ajarkan di Sekolah Menengah

Kejuruan Muhammadiyah Salatiga antara lain sebagai berikut :

a. Teknik instalasi tenaga listrik

b. Teknik permesinan

c. Teknik otomotf

d. Teknik kendaraan ringan

e. Teknik garmen

6. Profil Sekolah

a. Nama Yayasan Penyelenggara Sekolah : MUHAMMADIYAH

NPWP : 02 254 041 5 505

000

Alamat

Jalan : Kauman no.32

Kelurahan : Sidorejo Lor

Kecamatan : Sidorejo

Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

Nomer Telepon : (0289) 313552

Kode Pos : 50714

Akte Pendirian

Nomor : 4073 /21

aen/7624/21a

Tanggal/Bulan/Tahun : 22 Agustus 1914

b. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah

Salatiga

Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 322036204004

Nomor Pokok Sekolah Nasional : 20328458

Sertifiktat ISO : 9001:2008

c. Alamat Sekolah

Jalan : Kh. Ahmad Dahlan

Kelurahan : Sidorejo Lor

Klasifikasi geografis : Perkotaan

Kecamatan : Sidorejo

Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 50714

Kode Area/Nomor Telepon : (0298) 323645

Akses Internet : ada

Provider : TELKOM

E-mail :

[email protected]

Website :-

Status Sekolah :

Akreditasi Sekolah

Teknik permesinan : A

Teknik Kendaraan ringan : B

Teknik instalasi tenaga listrik : B

Teknik garmen : Sedang Proses

Akhir sertifikat berlaku : Tahun pelajaran

2015/2016

No/Tgl/Bln/Thn Akreditasi : no.......9 November

2010

d. Ijin Pendirian Sekolah

SK dari Muhammadiyah : No:A.1/207/PDM/II-

90

SK dari Kanwil depdikbud Prop.Jateng : No: 348/103/1/91

7. Data Guru dan Karyawan SMK Muhammadiyah Salatiga

Tabel 1

N

O

NAMA JABATAN

1 Drs. Muh. Busri,

M.Pd

Kepala Sekolah

2 Bambang Siswanto,

S.Pd

Guru/Waka Kurikulum

3 Suwarno, S.Pd Guru Bimbingan konseling

4 Zumri, S.Pd Guru BK dan Waka

Keislaman,Waka

Kemuhammadiyahan

5 Sardi, S.Pd Guru

6 Sisyono, S.Pd Guru

7 Rahmadi, S.Pd Guru Bimbingan Konseling

8 Dra. Asih Pujawati Guru

7 Risda Mila Shanti,

S.Pd

Guru

9 Suryono, S.Pd Guru

1

0

Drs. Muh. Khudhori Guru/Waka Kesiswaan

1

1

Sumindaryati, S.Pd Guru

1

2

Premono, S.Pd Guru

1

3

Surana, S.Pd Guru

1

4

Heni Sulistyowati,

S.Pd

Guru/ Ka Prog Permesinan

1

5

Mohammad Nurdin

ST

Guru/Waka Hub In

1

6

Karsini, S.Pd Guru

1

7

Istiyanatun Toyibah

ST

Guru/Ka Prog Kelistrikan

1

8

Sumarjono, S.Pdi Guru

1

9

Drs. Purwanto, B.sc Guru

2

0

Zamahsari, S.Pd Guru

2

1

Dian Andriyanto,

S.Pd

Guru

2

2

Drs. Amir Hafilin Guru

2

3

Supriyati, SE Guru

2

4

Misbakhul Mujib,

S.Pd

Guru

2

5

Ratna Tri H, S.Pd Guru

2 Henny Purnawan, Guru

6 S.Pd

2

7

Fajar Rosiati J, S.Pd Guru

2

8

Hardi Darmono, ST Guru

2

9

Martono, S.Pd Guru

3

0

Hari Supriyadi, S.Pd Guru

3

1

Joko Wahyono, S.Pd Guru Bimbingan Konseling

3

2

Drs. Haris

Prihantomo

Guru/Waka Sarpras

3

3

Dra. Sri Rejeki Guru

3

4

Endang Budi H,

S.Pd

Guru

3

5

Rukmiyati, S.Pd Guru Bimbingan Konseling

3

6

Sipta Novianto, ST Guru

3

7

Gunawan Akhyani,

S.Pd

Guru

3

8

Eko Budi C, S.Pd Guru

3

9

Pradtya Wisnu W,

S.Pd

Guru

4

0

Nanik Rakhmawati,

S.Pd

Guru/Ka Prog Garmen

4

1

Sunarti, S.Pd Guru

4

2

Nurul Aeni, S.Pdi Guru

4

3

Chaerul Anam, S.Pd Guru

4

4

Ani Indriyanti, S.Pd Guru

4 Sri Untari, S.Ag Guru

5

4

6

Tugini Guru

4

7

Chadzikul Fikri Guru

4

8

Syafiah Isnaini, S.Si Guru

4

9

Kurnia Setiawan, ST Guru

8. Visi dan Misi Bimbingan Konseling Di Sekolah Menengah Kejuruan

Salatiga

Visi : Membangun iklim Sekolah/Madrasah bagi kesuksesan seluruh

peserta didik

Misi : Memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai

kompetensi di bidang akademik, pribadi-sosial, karier berlandaskan

pada tata kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pelayanan bimbingan dan

konseling lebih difokuskan kepada upaya membantu konseli

mengokohkan pilihan dan pengembangan karier sejalan dengan bidang

vokasi yang menjadi pilihannya. Bimbingan karier (membangun soft

skills) dan bimbingan vokasional (membangun hard skilss) harus

dikembangkan sinergis, dan untuk itu diperlukan kolaborasi produktif

antara konselor dengan guru bidang studi/mata pelajaran/keterampilan

vokasional.

9. Program Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah

Kejuruan Salatiga

a. Jenis Program

1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi

seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di

sekolah/madrasah.

2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi

seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran

program tahunan.

3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi

seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran

program semesteran.

4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi

seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran

program bulanan.

5) Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang

dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program

harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk

satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung

(SATKUNG) konseling.

b. Penyusunan Program

1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan

peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi

instrumentasi.

2) Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang,

jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran

pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.

10. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling

Tabel II

SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

KEPALA

SEKOLAH

KOMITE SEKOLAH

TENAGA AHLI INSTANSI LAIN

WAKIL KEPALA SEKOLAH

TATA USAHA

WALI KELAS

KOORDINATOR BK

GURU MATA PELAJARAN

GURU PEMBIMBING

SISWA

Keterangan :

Hubungan Administratif

Hubungan Kerjasama atau Koordinasi

Hubungan Layanan

B. Data Informan

Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara dengan

beberapa narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis

berkenaan dengan judul penelitian yang diambil. Para informan tersebut

adalah beberapa konselor bimbingan konseling yang ada di Sekolah

Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga, sample dari murid kelas

dua dan kelas tiga yang pernah mendapatkan layanan di ruang bimbingan

konseling serta tidak lupa Kepala Sekolah yang turut andil dalam

mensukseskan tujuan kinerja layanan bimbingan konseling di sekolah ini.

Di bawah ini akan diuraikan data-data beberapa informan yang berkenan

memberikan informasi. Informan-informan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. MB,lahir pada tanggal 21 November 1965, beralamatkan di Jembrak

Rt 03/02. MB adalah guru SMK Muhammadiyah Salatiga sekaligus

menjabat sebaga Kepala Sekolah di sekolah itu. Mulai dari bangku SD

Semowo, MTs N Salatiga, MAN Suruh, SI di IAIN Walisongo, serta

menempuh gelar magister di UMS dengan progarm studi Pendidikan

Agama Islam. Indahnya keikhlasan dan mengucap syukur kepada Illahi

Rabbi, itulah motto hidupnya untuk meraih sukses. Semangat juang

yang tinggi untuk memajukan sekolah dengan harapan SMK

Muhammadiyah mampu berwawasan global dan mengedepankan

moral. Guru dari pasangan Bapak H. Komari dan Ibu Kosidah ini

sangat senang sekali dengan profesinya sebagai seorang guru, karena

menurutnya mendidik generasi masa depan adalah Art/seni. Tiada

yang sulit, dan segala hal akan menjadi lancar jika sudah terbiasa.

2. ZM, Lahir pada tanggal 15 September 1965, meskipun di usianya yang

sekarang, tetap aktif dan energik. Konselor bimbingan konseling yang

satu ini juga terkenal humoris, memiliki hobby yang sangat kompeten

yaitu bergelut dalam organisasi kemasyarakatan, dibuktikan dengan

aktif dalam beberapa organisasi, diantaranya Karang Taruna, LKMD,

BPD, PCM Tuntang dan sampai sekarang masih menjadi anggota DPD

PAN Kabupaten Semarang. Bapak yang suka banget maem sate

kambing dan minum es teler ini berpendapat bahwa kemudahan dunia

yang haqiqi adalah istri solekhah, dan sangat dilematis sekali dengan

kebrobokan moral pemuda. Mulai dari SD sampai dengan SMA

menghabiskan waktunya di Salatiga, di SD Candirejo 1, SMP 5

Salatiga, dan SMA PGRI Salatiga, kemudian melanjutkan studinya di

IKIP PGRI Semarang dengan program studi Fisika, setelah itu lanjut

lagi S1 di IKIP Wates lulus tahun 2010. Bapak dari dua bersaudra ini

menganggap bahwa tidak ada kata terlambat dalam belajar karena itu

kewajiban suatu muslim. Namun ketika menjadi konselor bimbingan

konseling di sekolah ini merasa sangat senang sekali ketika bisa

menjadi sahabat anak ketika mereka mengalami masalah/kesulitan.

Saat menjadi konselor sangat berkesan merasakan enjoy, rileks, dan

puas ketika mampu mengantar anak menuju keberhasilan. Beliau

berpesan untuk menjadi konselor tidaklah mudah, janganlah menjadi

yang ditakuti akan tetapi menjadi yang dicari dan disegani. “Better

Late than Never” semboyan itu yang menjadikan bapak ini

bersemangat dalam menjalani hari-harinya, lebih baik terlambat

daripada tidak sama sekali.

3. RK, Konselor yang sering dipanggil dengan bu Atik ini adalah satu-

satunya konselor perempuan di sekolah ini. Diawali sekolah dasar

Gondoriyo 1, kemudian melanjutkan SMP N 2 Todanan dan duduk di

bangku Sekolah Menengah Kejuruan 2 Blora. Konselor kelahiran

Blora pada tanggal 5 September 1984 ini adalah konselor yang paling

suka dengan yang namanya membaca. Konselor dari pasangan Ibu

Sugiyanti dan Bapak Suwadi ini berpendapat bahwa mengajar adalah

pekerjaan yang sangat mulia, suka mencoba sesuatu yang baru untuk

menemukan ide-ide fresh dan paling tidak suka yang namanya

membanding-bandingkan serta dibanding-dingkan. Jamur adalah

makanan yang menjadi favoritnya, dan juice alpukat minuman

kesukaannya. Sekarang tinggal di Perum Wisma Peni, salah satu

perumahan yang ada di daerah Salatiga. Sebelum menjadi konselor di

sekolah ini menempuh pendidikan di UKSW dengan program studi

yang sesuai dengan profesinya sekarang FKIP bimbingan konseling.

Dalam hal belajar, pendapatnya bilang menjadi orang sukses itu belum

cukup, kita harus menjadi orang yang berharga. Sebagai seorang guru

konselor inisangat mencintai anak-anak. Selama menjadi konselor BK

dia merasa terkadang anaklah yang menjadi guru dan mereka justru

bisa mengajarkan arti kehidupan yang sebenarnya. Konselor ini sangat

terkesan sekali ketika menjadi konselor, pasalnya dapat mengirim

pulang konseli dalam keadaan menyukai diri mereka lebih ketika ia

datang. Konselor yang satu ini juga terkenal dekat dan akrab dengan

anak-anak. Pada akhirnya hanya berpesan, guru yang biasa-biasa

memberitahu, guru yang bagus menerangkan, guru yang hebat

mendemonstrasikan, dan guru yang agung adalah guru yang bisa

memberikan inspirasi. Semangat..

4. SW, tidak jauh dengan teman seperjuangannya SW adalah konselor

yang aktif dalam berorganisasi, banyak sekali organisasi yang pernah

diikuti, diantaranya pernah menjadi ketua OSIS ketika duduk di

bangku sekolah, Ketua Ampi Kecamatan, WK DPP PAN, Ketua

LKMD, PNPM-MD, Ketua komite sekolah SD. Selain aktif dalam

berorganisasi, juga hobby banget dengan yang namanya olah raga

untuk kebugaran badannya. Bapak dari enam bersaudara ini lahir di

Salatiga pada tanggal 10 Oktober 1963 dan sekarang tinggal

dikediamannya Kalisari RT 4/3, Nyamat, Tengaran, menempuh studi

di bangku kuliah di IKIP dengan program studinya bimbingan

konseling. Hal itu menuai hasil dibuktikan dengan sekarang menjadi

guru bimbingan konseling di SMK Muh ini. Selain guru bimbingan

konseling adalah profesinya, di BK ini beliau dapat lebih membantu

orang lain dan memahami dirinya, bisa menjadi lebih sabar dan empati

tidak menggurui. Pengalaman yang paling menarik dari konselor yang

suka banget makan nasi tumpang dan minum teh hangat ini, ketika dia

mengemban tanggungjawab untuk menangani sebuah proyek dan

dananya kurang, sang istri lah yang memberi tombok dana, benar-

benar memberikan contoh keharmonisan dalam suka duka keluarga.

Diingkari partner adalah hal yang paling tidak disukainya. Selain itu

dia juga sekali yang namanya membaca, karena sekecil apapun yang

kita baca suatu saat pasti ada manfaatnya. Konselor ini mengatakan

tidak ada manusia yang tidak mempunyai masalah, setiap orang punya

masalah, hanya kualitasnya saja yang berbeda.

5. JW, lahir di Salatiga pada tanggal 6 Februari 1969. Bapak dari enam

bersaudara ini bertampat di desa Ujung-Ujung RT 2/1, Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang. Konselor yang satu ini adalah konselor

yang murah senyum dan ramah. SW lulus dari SD N 2 Ujung-Ujung,

SMK Krida Dharma, SMK PGRI Salatiga, dan melanjutkan di

perguruan tinggi UKSW dengan program studi FKIP bimbingan

konseling. Berkumpul bersama keluarga adalah waktu yang paling

sukai. Banyak makanan yang dia suka akan tetapi sea food dan nasgor

adalah pilihannya, dan minumnya tetap air putih. Konselor yang

pernak menjadi ketua karang taruna di desanya ini mengambil arti

hidup dengan sangat dalam, hidup adalah perjuangan, jadi harus

diperjuangkan, hari ini juga harus lebih baik dari kemarin. Kesan

menjadi konselor yang dirasakan adalah beliau bisa menjadi lebih

sabar dalam memberikan pelayanan kepada konseli. Belajar tidak

mengenal apapun, “Belajarlah sampai ke negeri Cina” adalah kata

yang membuat termotivasi dalam belajar.

6. RH, Konselor yang satu ini adalah konselor yang sangat menyukai

hidup bersih dan sehat. Olah raga adalah kegiatan yang dirasa paling

mengasyikkan. RK adalah putra dari dua bersaudara dari Ibu Rusmi

dan Bapak Katimin. Bapak ini dilahirkan di Jawa Timur, tepatnya di

Pacitan 15 Januari 1960, akan tetapi sekarang tinggal di Salatiga,

tepatnya di Jl. Tirtonimo 4 Rekesan RT 3/3, Tegalrejo, Salatiga.

Sebelum menjadi konselor bimbingan konseling di SMK Muh, pernah

menempuh kulih di IKIP dengan program studi bimbingan konseling.

Bapak yang suka dengan makan dengan lauk sayur asem dan minum

teh ini ketika melayani anak sangat sabar dan empati sehingga benar-

benar mampu mengentaskan permasalahan anak. RK juga senang dan

terharu sekali ketika melihat anak didik yang belajar dengan penuh

semangat serta ikut bangga ketika melihat anak didiknya sukses

memasuki dunia kerja.

7. ADS, Anak yang terkenal pemalu ini dilahirkan di Semarang, tepatnya

tanggal 26 Maret. Sebelum memasuki SMK Muh belajar di SD N

Tukang dan SMP N 3 Pabelan. ADS memang pemalu akan tetapi jika

sudah kenal anaknya ramah dan humoris. Bermain sepak bola adalah

hobbynya setiap hari sampai bercita-cita ingin menjadi pemain sepak

bola terkenal di negeri ini. Anak yang pernah aktif dalam pramuka dan

pernah beberapa masuk serta mendapatkan layanan BK ini suka banget

yang namanya maem bakso. Menjadi orang yang sukses dan

membahagiakan kedua orang tua adalah keinginan dari anak dua

bersaudara ini. Anak dari Bapak Edy dan Ibu Ariyati ini di SMK Muh

mengambil jurusan MK (Mekanik Permesinan). Meski sering bolos,

anak ini suka yang namanya belajar. ADS menganggap bahwa belajar

adalah suatu kewajiban. Sampai saat ini dia masih tinggal dengan

keluarga di rumahnya tercinta Dusun Maliyan RT 1/3, Desa Tukang,

Kecamatan Pabelan. Anak yang suka memakai topi ini berpesan untuk

BK agar BK lebih aktif lagi mengoperasi siswa dan operasi itu

diadakan secara rutin untuk perkembangan layanan di BK juga untuk

perubahan perilaku kurang baik anak didik.

8. ANW, adalah salah satu dari siswa di SMK Muh yang pernah

mendapatkan layanan di bimbingan konseling. Anak yang dilahirkan

pada tanggal 1 Agustus dari Bapak Sunyamat dan Ibu Arisah ini

bertempat tinggal di Lopait RT 1/4, Tuntang, Kabupaten Semarang.

Anak yang memiliki senyum manis ini ingin seklai menjadi anak yang

berguna bagi bangsa dan negara juga agama. Nasi goreng dan susu

adalah makanan minuman kesukaannya. ANW pernah bersekolah di

SD Tuntang 3, MTs N Salatiga, dan sekarang duduk di kelas XI MP I

SMK Muhammadiyah Salatiga. Berkumpul dengan keluarga, teman,

dan saudara adalah suasana yang paling ia sukai. Semangatnya yang

tinggi dengan semboyan “Maju terus Pantang Mundur” bisa

mengantarnya menggapai cita-citanya untuk menjadi pengusaha yang

sukses. ANW adalah anak pertama dari 3 bersaudara, mengingat itu

dia berkeinginan setelah lulus berharap langsung bisa bekerja untuk

membantu orang tuanya menyekolahkan adik-adiknya. Jangan

menyerah sebelum cita-cita kita tercapai adalah semangat yang

diberikan untuk memotivasi dirinya sendiri dan teman-temannya.

9. IAM, adalah siswa dari SMK Muhammadiyah Salatiga yang pernah

mendapatkan layanan di bimbingan konseling dengan keinginannya

sendiri. IAM datang dengan maksud sharing ke konselor BK

berkenaan masalah yang ia hadapi dengan keluarganya. Tidak banyak

hal yang diutarakan anak ini, cita-cita nya untuk membahagiakan

orang tuanya adalah keinginan yang benar-benar ingin diwujudkan

setelah bekerja nanti. Dia ingin berusaha membalas jasa-jasa orang tua

yang telah sabar mendidiknya. Tersenyum, ramah dan supel adalah

motivasi untuk menjalani hari-harinya. Anak yang hobby banget

dengan FootSall ini berharap kelak dia akan menjadi pengusaha yang

sukses.

C. Temuan Penelitian

1. Bentuk Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah

Kejuruan Salatiga

Dalam pelaksanaan program layanan bimbingan konseling di

Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga, guru bimbingan konseling

menerapkan beberapa bentuk layanan yang diadakan di sekolah tersebut

guna pencapaian visi dan misi bimbingan konseling, Berkaitan dengan hal

itu bentuk-bentuk layanan ini antara lain mereka terapkan sebagai wujud

kontribusi layanan bimbingan kosseling terhadap tercapainya tujuan

sekolah. Para narasumber menjelaskan ada beberapa layanan yang

diadakan di sekolah ini. Mereka dengan penuh semangat memberikan

segala tenaga, fikiran, waktu, serta tanggung jawabnya sebagai konselor

untuk aktif dalam memberikan yang terbaik untuk layanan di bimbingan

konseling sekolah ini. Pernyataan-pernyataan mereka tidak jauh berbeda

mengenai hal layanan di sekolah ini. Layanan-layanan ini ada berbagai

macam dan bentuk, seperti pada awal penulis masuk untuk mencari data di

sekolah ini, RK mengungkapkan,

“Dalam pelaksanaannya kita memberikan layanan

kepada mereka untuk pemecahan masalah dan pembentukan

kepribadian. Layanan orientasi, penempatan atau penyaluran

konseling invidual konseling layanan konten, kelompok

konsultasi beberapa layanan tersebut

yang kita berikan kepada siswa untuk membantu

menyelesaikan masalah mereka.beberapa pendataan juga

dilakukan mulai data pribadi, inventoring lainnya untuk

mengetahui kasus dan mencari pemecahan masalahnya (dicari

dalam DCM), tapi kita lebih menekankan ke bimbingan karir

karena sekolah ini berbasis kejuruan.”

Dari pernyataan RK ada beberapa layanan yang bisa dilaksanakan

di sekolah ini. RK menjelaskan bahwa bimbingan karir adalah bimbingan

yang utama diberikan di sekolah ini mengingat bahwa sekolah ini berbasis

kejuruan, sangat dilematis sekali ketika nanti setelah lulus dari sekolah

mereka yang tidak dapat melanjutkan ke perguruuan tinggi akan

berpangku tangan. Menghindari hal ini maka bimbingan karir sangat

diperlukan dan kompeten. Pernyataan RK ini diperkuat dengan ungkapan

SW dan ZM yang menyatakan dengan mengatakan,

“Layanan bimbingan konseling yang sesungguhnya yaitu

layanan yang benar-benar dapat mengentaskan masalah-

masalah yang dialami siswa mbak, tidak jauh dari itu yang

tidak kalah pentingnya yaitu layanan bimbingan karir.”

Pernyataan dari narasumber ZM,

“Layanan bimbingan yang sesuai di lembaga sekolah

seperti ini ya seperti layanan bimbingan pribadi, bimbingan

sosial, dan juga bimbingan belajar mbak...sebagai contoh anak

tidak masuk selama 2-3 hari na....bimbingan konseling harus

segera mengambil tindakan. Yang sangat vital untuk diberikan

yaitu bimbingan karir karena basic dari sekolah ini adalah

kejuruan”

Dari pernyataan beberapa narasumber di atas yaitu menyimpulkan

bahwa banyak sekali yang mendapatkan layanan dari bimbingan konseling

adalah masalah-masalah pribadi yaitu masalah yang datang dari diri

sendiri atau masalah-masalah yang datang dari lingkungan sekolahnya

sendiri, akan tetapi sejauh ini yang memang diberikan secara khusus dari

bimbingan konseling di sekolah ini yaitu bimbingan karirnya mengingat

sekolah yang berbasis kejuruan dan ketika lulus segera akan memasuki

dunia kerja yang memerlukan pemahaman tersendiri. Pada dasarnya

semua layanan bimbingan adalah penting dan memerlukan penanganan

mulai dari masalah pribadi, sosial, belajar, dan lain-lain. Bimbingan karir

adalah layanan yang memamg diracik khusus untuk para siswa agar pasca

lulus mereka dapat menempatkan diri di dunia kerja dengan baik.

Beberapa informan lain juga menjelaskan,

“Bermacam-macam mbak, ada yang bentuknya itu

klasikal yaitu bentuknya di kelas seperti itu ada yang bentuknya

pribadi seperti itu nanti biasanya dipanggil perorangan karena

memang berbeda mbak antara bimbingan dan konseling

bimbingan diberikan dalam bentuk penyuluhan (preventif) dan

diberikan untuk kelompok sedangkan konseling biasanya lebih

privasi (kuratif).”

Bentuk-bentuk layanan yang diadakan di Sekolah Menengah

Kejuruan Muhammadiyah Salatiga, dari hasil wawancara peneliti dapat

memberikan beberapa macam bentuk-bentuk layanan yang di adakan di

sekolah tersebut, antara lain sebagai berikut:

1) Bimbingan belajar, berkenaan dengan permasalahan belajar yang

dihadapi siswa

2) Bimbingan pribadi/individual, berkenaan dengan permasalahan pribadi

siswa, masalah keluarga misalnya, dan sebagainya.

3) Bimbingan sosial/kelompok

4) Layanan orientasi pada saat pertama kali masuk

5) Penempatan atau penyaluran

6) Layanan konten

7) konsultasi

8) Layanan klasikal, pemberian informasi-informasi khusus

9) Bimbingan karir, berkenaan dengan layanan yang berkaitan dengan

karir atau pekerjaan dan bimbingan ini adalah bimbingan yag paling

kompeten di sekolah ini.

Dari keterangan di atas jelas bahwa beberapa bentuk layanan yang

diberikan kepada siswa di laksanakan untuk memberikan bantuan kepada

agar mampu mengikuti pembelajaran dengan baik juga beorientasi ke

depan setelah nantinya lulus dan memasuki dunia kerja. Para konselor

saling bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan siswa yang

terjadi. Setiap konselor memiliki jatah konseli yang berbeda-beda, akan

tetapi jika ada masalah yang benar-benar sulit mereka mengadakan

musyawarah bersama untuk memecahkan masalah yang telah dihadapi dan

usaha tindak lanjutnya.

2. Keterkaitan antara Layanan Bimbingan Konseling dengan

Pembentukan Karakter

Layanan bimbingan konseling diberikan untuk menyelesaikan

masalah-masalah atau problematika yang dihadapi siswa, selain itu

bimbingan konseling juga di arahkan dalam perubahan perilaku siswa

jangka lebih lanjut yaitu pembentukan karakter siswa. Karakter siswa yang

diinginkan suatu sekolah adalah karakter siswa yang baik karakter siswa

yang mengarah ke perubahan positif bagi kemajuan dan perkembangan

sekolah.

Bimbingan konseling hadir dalam ranah pendidikan diharapkan

mampu berkontribusi dalam perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih

baik lagi. Bimbingan konseling berpengaruh dngan pembentukan karakter

siswa, meskipun secara genetis karakter siswa merupakan unsur bawaan,

akan tetapi faktor lingkungan, teman dan sebagainya sangat berpengaruh,

seperti ungkapan SW dalam kesempatan wawancara dengan penulis,

“Karakter siswa di bimbingan konseling sebenarnya

sama mbak dengan diilmu lain di ilmu budaya, filsafat, orang

jawa yaitu yang penuh dengan kejujuran jadi jika orang sudah

mau jujur kan enak mbak..Jelas mbak, bimbingan konseling

memberikan layanan tujuan nya yaitu change behaviour ada

perubahan perilaku dan perubahan itu ke hal yang lebih positif

tentunya.”

Perubahan perilaku diharapkan setelah mereka mendapatkan

layanan di bimbingan konseling, change behaviour adalah kata yang

diungkapkan untuk menganalisakan hasil dari sebuah layanan bimbingan

konseling itu. Karakter yang mungkin secara bawaan itu dilihat kurang

baik, setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling berangsur-angsur

berubah menjadi lebih baik. Bererapa informan memberikan informasi

yang hampir relatif sama kaitannya dengan pemberian layanan sebagai

usaha yang ikut membentuk karakter siswa. Secara lebih lanjut ZM dan

RK menegaskan,

“Karakter siswa menurut saya yaitu sifat genetis bawaan

mbak,,,perform anak yang memang sudah menjadi bawaan dari

kita kecil atau bisa di sebut juga bandrol di mana sifat itu

nantinya dapat memberikan sifat yang khas yang di miliki siswa.

Tentu ada hubungannya mbak antara layanan bk dengan

karaketer mbak...bimbingan konseling di adakan di sekolah dan

dibutuhkan karena memang harapan ke depannya dapat

membawa perubahan yang positif mbak,dalam artian

bimbingan konseling dapat mengarahkan siswa, seperti orang

naik motor mbak, harus diarahkan agar benar jika tidak ada

arahannya orang yang suka naik motor bisa menjadi pembalap

liar nantinya”

“Karakter siswa adalah mereka yang berakhlakul

karimah, selain pandai dalam akademik juga kepribadiannya

baik. Dalam hal ini di sekolah ini muatan agamanya banyak.”

Dan RH menambahkan,

“Karakter siswa adalah mereka yang mau berubah ke

arah yang lebih baik lagi dengan keinginan mereka sendiri

bukan orang lain.”

Upaya-upaya dari bimbingan konseling diharapkan memang

mampu memberikan dampak yang besar bagi si konseli utamanya untuk

kemajuan dirinya dan tujuan sekolah juga. Atas dasar ini para konselor

bimbingan konseling harus berusaha keras dalam upaya mencapai visi

dan misi bimbingan konseling dengan lebih intensif lagi dalam hal

kinerja dan pelayanan.Si peneliti dapat menyimpulkan bahwa memang

layanan bimbingan konseling itu sangat ikut andil dalam pembentukan

karakter siswa. Karakter positif, sesuai dengan aturan-aturan dan kaidah

yang berlaku.

Tidak hanya penuturan dari konselor-konselor yang bertugas

melayani siswa-siswa yang rumit dengan segala permasalahannya, untuk

mengetahui apakah suatu layanan itu penting untuk memberikan

perubahan perilaku, penulis mengambil sample pernyataan dari siswa-

siswa yang pernah mendapatkan layanan di bimbingan konseling, berikut

pernyataannya,

IAM berkata, “Setelah saya sharing di BK saya jadi lega

perasaane dan dapat solusi bagaimana harus bertindak dan

perilaku saya menjadi baik dari sebelumnya.”

ANW menegaskan,“Setelah saya sharing di BK saya jadi

lega perasaane dan dapat solusi bagaimana harus bertindak,

sadar juga Bu bahwa yang saya lakukan ternyata salah dan

tidak pantas dilakukan seorang peserta didik.”

Dan ADS “Ada Bu, saya menjadi lebih baik dari

sebelumnya karena banyak saran dari guru-guru

BK.”menambahkan, “

Dari beberapa pernyataan di atas sangat jelas sekali, selain dari

para konselor bimbingan konseling, dari penuturan siswa yang pasca

mendapatkan layanan bimbingan konseling pun juga merasa bahwa

memang layanan yang di berikan bimbingan konseling sangat bermanfaat

sekali bagi perubahan perilaku mereka dan pembentukan karakternya.

Hal ini secara langsung dapat dirasakan serta mengalami perubahan.

Siswa pun menyatakan bahwa semua konselor yang ada di sekolah ini

bersifat ngemong dan sabar, sehingga mereka juga merasa nyaman untuk

berkomunikasi berkenaan dengan permasalahannya.

3. Langkah-langkah Layanan Bimbingan Konseling dalam Membentuk

Karakter Siswa

Kemajuan sebuah layanan bimbingan konseling tidak terlepas dari

kerjasama antara guru bimbingan konseling, guru kelas, kepala sekolah,

karyawan atau semua pihak sekolah yang terlibat dalam situasi baik

kondisi saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Namun orang

tua/wali juga ikut mendukung lancarnya sebuah layanan bimbingan

konseling berlangsung. Berkaitan dengan pembentukan karakter siswa,

layanan bimbingan konseling memang ikut berkontribusi, Tidak hanya

sekedar menyelesaikan permasalahan siswa, akan tetapi bimbingan

konseling hadir untuk membentuk karakter siwa yang baik.

Beberapa langkah-langkah bimbingan konseling dalam

pembentukan karakter siswa yang didapat dari responden, Beberapa

penuturannya adalah sebagai berikut:

SW berkata, “yang pertama yang kita lakukan dalam

pemberian layanan yaitu planing, kita juga mempunyai

DCM/data catatan masalah kemudian baru melakukan eksekusi

yaitu bimbingan apa yang hendak diberikan baru evaluasi dan

tindal lanjut mau di alih tangan kasus apa tidak begitu.”

ZM menjelaskan “Banyak mbak, kita memberikan

beberapa layanan untuk mereka, seperti pada awal masuk,

layanan orientasi, layanan penempatan dan penyaluran,

penanganan kontens, konseling kelompok, konseling individual,

layanan klasikal dan layanan informasi-informasi lainnya.”

RK menambahkan, “Dalam pelaksanaannya kita

memberikan layanan kepada mereka untuk pemecahan masalah

dan pembentukan kepribadian. Layanan orientasi, penempatan

atau penyaluran konseling invidual konseling layanan

konten,kelompok konsultasi beberapa layanan tersebut

yang kita berikan kepada siswa untuk membantu

menyelesaikan masalah mereka.beberapa pendataan juga

dilakukan mulai data pribadi, inventoring lainnya untuk

mengetahui kasus dan mencari pemecahan masalahnya (dicari

dalam DCM)”

Dari hasil wawancara peneliti dapat memberikan langkah-langkah

yang dilakukan layanan bimbingan konseling sebagai sebuah layanan yang

ikut membantu pembentukan karakter siswa, langkah-langkah itu adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan penyuluhan kelompok sebagai wujud tindakan preventif

atau pencegahan pra siswa melakukan penyimpangan

2. Planing atau tahap perencanaan yaitu berupa pendataan siswa-siswa

bermasalah yang dicatat dalam DCM (daftar catatan masalah)

3. Eksekusi yaitu memanggil siswa–siswa yang bermasalah untuk

diberikan layanan bimbingan termasuk bimbingan kuratif yaitu

bimbingan pasca siswa mendapatkan permasalahan

4. Mendatangkan orang tua jika memang itu diperlukan untuk ikut

membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi

5. Proses evaluasi dan tindak lanjut yaitu mengamati permasalahan itu,

sampai mana penyelesaian nya atau studi kasus

6. Konferensi kasus, jika permasalahan sudah terlalu parah dan berat

Data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara di atas

memberikan pengertian bahwa layanan bimbingan konseling memberikan

banyak sumbangan untuk penyelesaian permasalahan siswa juga

pembentukan karakternya. Bimbingan konseling tidak perlu ditanyakan

lagi pengaruhnya di dunia pendidikan dan di lembaga sekolah. Bimbingan

konseling mampu membuktikan kinerja mereka maksimal dan menuai

hasil yang memuaskan.

4. Hambatan-hambatan yang dilalui oleh Bimbingan Konseling dalam

Membentuk Karakter Siswa

Dalam upaya mensuksesan visi dan misi dari bimbingan konseling

di sekolah banyak sekali kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami,

sehingga di dalam melaksanakan kinerjanya bimbingan konseling

upayanya dalam pembentukan karakter siswa menjadi terganggu.

Gangguan-gangguan itu datang tidak hanya dari pihak guru, konseli,

bahkan orang tuanya terkadang tidak ikut membantu menyelesaikan

permasalahan karena mereka sebagai orang tua justru terkadang

menyebabkan ketidakberhasilan kinerja bimbingan konseling. Berikut

penuturan para konselor menanggapi hambatan-hambatan yang mereka

alami sewaktu memberikan layanan, di bawah ini penuturan, ZM, SW,

RK, RH, dan JW

ZM menjelaskan,” Banyak sekali hal yang menghambat

kinerja kita ukung orang tua yang kurang, misalnya

ketidakharmonisan dalam keluarga, atau justru orang tua over

perhatian. Ada juga tidak sinkronnya antara pihak sekolah dan

pihak bimbingan konseling, kurang sinergisnya antara

kesiswaan dengan BK mbak,jadi memang perlu kerjasama

antara semua pihak agar layanan bimbingan konseling sesuai

dengan visi dan misinya yang selanjutnya peran wali kelas yang

kurang maksimal.”

SW berkata, “ada beberapa yang dialami sebagai

bentuk kesulitan, misalnya asas kesukarelaan siswa yang belum

terpenuhi, sedikit sekali siswa yang secara sendirinya datang

kepada pihak BK untuk mendapatkan layanan atau budaya

siswa untuk mengakui dirinya bersalah itu belum ada.”

RK menambahkan, “Yang namanya hambatan pasti ada

mbak, dari segi konseli, dari segi anak kurang adanya

kesepakatan, banyak guru yang kurang memahami peran aktif

sebenarnya BK di sekolah dan selanjutnya ada sebagian orang

tua yang bersikap melindungi anak dan merasa anaknya paling

benar.”

Dari beberapa responden, peneliti menemukan beberapa hambatan

yang dialami bimbingan konseling dalam memberikan layanannya

berkaitan dengan pembentukan karakter siswa antara lain:

a. Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan pihak

lain, waka kesiswaan, dan wali kelas

b. Daya dukung dan kerja sama orang tua yang kurang maksimal

c. Asas kesukarelaan yang belum terpenuhi

d. Asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang tidak mau

mengakui kesalahannya.

Segala hambatan yang terjadi di atas mereka rasakan sebagai suatu hal

yang maklum dan wajar terjadi. Jalan yang tak selalu lurus itulah

peribahasanya, terkadang melewati hal-hal yang menyenangkan dan

terkadang juga merasakan hal-hal yang begitu sulit serta membutuhkan

pemikiran ekstra.

5. Alternatif Pemecahan Masalah Bimbingan Konseling dalam

Pembentukan Karakter Anak

Di dalam membentuk karakter siswa, banyak sekali permasalahan-

permasalahan yang dialami bimbingan konseling dalam memberikan

layanannya, akan tetapi dari permasalahan tersebut tidak membuat para

konselor putus asa justru sebaliknya, semangat memberikan pembenahan

agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Hambatan-hambatan yang

datang dihadapi konselor dengan lapang dada dan tanpa mengeluh

sedikitpun. Mereka tetap gigih dalam menjalankan kinerjanya.

ZM berkata, “Langkah-langkah yang dilakukan

misalnya kita melakukan home visit kunjungan ke rumah,

bersilaturrahim begitu, tahun berikutnya supaya bisa

memberdayakan lembaga yang ada seperti OSIS, kesiswaan,

wali kelas dan sebagainya baru nanti selanjutnya setelah tidak

bisa di tangani alih tangan ke kepsek.”

SW “Bisa dilakukan dengan koordinasi dengan orang

tua, sharing dengan sesama konselor dalam pemecahan

masalah, baru proses konseling.”

Sebanyak konselor yang ada di sekolah ini memang hampir

menuturkan hal yang sama ketika menjawab beberapa pertanyaan dari

penuls. Dari data di atas adalah beberapa alternatif pemecahan masalah

atau solusi yang diberikan responden dari hasil interview, peneliti

menulisnya sebagai berikut:

a. Menjalin kerjasama sama yang harmonis dengan pihak lain kesiswaan,

wali kelas, guru dan pihak lain yang terlibat dalam suatu lingkup

sekolah

b. Home visiting atau menjalin koordinasi yang baik dengan orang

tua/wali dalam hal bekerja sama membentuk karakter anak yang lebih

baik lagi

c. Sharing antara guru bimbingan konseling berkaitan problem-problem

yang dialami siswa

d. Peningkatan keaktifan konselor dalam penanganan suatu masalah

Alternatif pemecahan masalah di atas dimaksudkan agar hambatan-

hambatan yang dialami konselor sedikit bisa dikurangi dan mendapatkan

hasil kerja yang diharapkan. Hal itu akan dapat terwujud dengan kerja

sama semua warga sekolah tidak hanya fokus pada konselornya saja.

Peran aktif guru mata pelajaran, wali kelas, waka kesiswaan, serta semua

warga sekolah sangat mendukung lancarnya kinerja bimbingan konselling.

6. Tingkat Keberhasilan Layanan Bimbingan Konseling dalam

Menyelesaikan Masalah Siswa dan Pembentukan Karakternya

Layanan bimbingan konseling memberikan sumbangan yang besar

berkenaan dengan kinerjanya dalam keikutsertaannya membentuk karakter

siswa. Dari tahun ke tahun diharapkan layanan ini juga mengalami

perkembangan. Dalam pencapaian sebuah tujuan tentu memerlukan upaya

keras dalam menggapai tujuan itu. Untuk kemajuan layanan bimbingan

konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga ini, berikut penuturan

perkembangannya dan tingkat keberhasilannya,

ZM “Tingkat keberhasilan nya lumayan mbak..tapi

ketika BK ap lagi sebagai polisi sekolah agak menurun akan

tetapi hal itu sama sekali bukan menjadi hambatan terdepan BK

untuk tetap meningkatkan pelayanannya.”

SW menambahkan, “Jika di prosentase dalam bentuk

angka kita belum mencari akan tetapi dilihat dari segi praktek

karna memang kita bagroundnya kejuruan , maka dunia kerja

sangat diutamakan dibuktikan apabila sebuah industri

melakukan rekruitmen, user kita didik dan bangun akhirnya

menunjukkan perkembangan yang menurut saya sangat

memuaskan.”

Data diatas merupakan data yang diperoleh dari hasil interview

dengan responden, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

perkembangan layanan bimbingan konseling ini dari tahun ke tahun

mengalami kemajuan baik dalam hal karir, ataupun pembentukan karakter

yang lain. Dan harapan nya dari masa ke masa tetap berjalan lancar sesuai

dengan harapan yang diinginkan serta membawa perubahan ke arah yang

lebih baik lagi.

7. Perubahan Perilaku yang Terwujud sebagai Hasil dari Implementasi

Bimbingan Konseling

Sebuah layanan diberikan tentu menginginkan adanya perubahan

setelah proses layanan itu terjadi. Bimbingan konseling memberikan

berbagai bentuk layanan dengan harapan dapat memberikan perubahan

baik bagi siswa-siswa yang pernah mendapatkan layanan karena bentuk

permasalahan atau bagi perkembangan sekolah pada umumnya. Perubahan

perilaku diwujudkan sebagai dampak implementsi dari layanan bimbingan

konseling.

SW berkata, “Perubahan perilaku siswa ditunjukkan dengan

banyak hal, antara lain kita bisa melihatnya dengan perubahan

perilaku, bisa dilakukan juga wawancara ulang untuk memahami

nilai-nilai positif yang mereka dapat setelah mendapatkan layanan

bimbingan konseling. Siswa yang pada awalnya suka membolos

menjadi lebih disiplin, siswa yang tadinya banyak melakukan

penyimpangan jadi lebih baik dan teratur.”

Beberapa konselor memaparkan bahwa memang setiap individu

berbeda dalam menunjukkan hasilnya. Dari pernyataan-pernyataan di atas

sangat jelas sekali bahwa bimbingan konseling memberikan layanan yang

maksimal dan bekerja secara sungguh-sungguh untuk ikut berperan aktif

dalam menjalankan visi dan misinya, utamanya berkenaan dengan

pembentukan karakter positif pada peserta didik, sehingga dapat

bermanfaat bagi diri si peserta anak, orang tua, sekolah dan masyarakat

pada umumnya. ZM memberikan pendapatnya mengenai bgaimana anak

menunjukkan perubahan,

“Kita bisa melihatnya dari presensi siswa mbak juga aktifasi

siswa di kelas itu seperti apa serta mengamati perubahan

perilakunya tentunya.

Perilaku siswa yang berubah menandakan bahwa bimbingan

konseling berhasil dalam memberikan layanan. Meskipun beberapa

hambatan sempat dilalui akan tetapi tujuan untuk perubahan tingkah laku

dan pembentukan karakter yang baik tetap terlaksana dengan baik dan

lancar. IAM juga menambahkan dalam kesempatan bertemu dengan

peneliti,

“Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat

solusi bagaimana harus bertindak dan perilaku saya menjadi baik

dari sebelumnya.”

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Konseling yang diadakan di Sekolah

Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga

Bimbingan konseling adalah bentuk sebuah layanan yang diadakan di

sekolah-sekolah. Bimbingan konseling sangat berperan aktif dalam

perkembangan pendidikan di sekolah. Bimbingan konseling memberikan

kontribusinya dalam beberapa pelayanan yang diberikan kepada siswa agar

terwujud harapan yang diinginkan. Bimbingan konseling ikut membentuk

perilaku siswa yang semula kurang baik menjadi baik. Peningkatan dibidang

akademis, etika, dan budayanya.

Dalam perjalannya, bimbingan konseling memberikan pelayanannya

secara optimal, guna pencapaian visi dan misi yang hendak dicapai.

Bimbingan konseling juga mengalami beberapa hambatan dalam

melaksanakan kinerjanya, baik yang datang dari dalam sekolah, misalnya dari

konseli (siswa), guru, atau yang datang dari orang tua/wali. Hambatn-

hambatan ini dapat diselesaikan dengan baik, dalam perkembangannya

bimbingan konseling yang diadakan di Sekolah Kejuruan Muhammadiyah

Salatiga dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup baik.

Bimbingan konseling memberikan beberapa bentuk layanan untuk

siswa guna perubahan perilaku atau pembentukan karakternya. Layanan itu

ada beberapa bentuk tergantung permasalahan siswa yang dihadapi.

Bimbingan konseling dalam memberikan layanan tidak asal melayani mereka,

akan tetapi melihat fokus masalah baru kemudian memberikan layanan apa

yang layak untuk diberikan. Khusus untuk mereka yang secara sukarela

datang ke bimbingan konseling disesuaikan juga. Penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut berkenaan dengan fokus layanan yang diadakan di

Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga. Layanan-layanan tersebut sebagai

berikut:

1. Layanan orientasi, layanan ini diberikan ketika pertama kali masuk di

sekolah, mereka diperkenalkan dengan sekolah, pengenalan terhadap

lingkungan sekolah yang mereka tempati, pengenalan terhadap keadaan

kelas mereka, pengenalan guru, karyawan serta semua pihak yang terlibat

atau ada di lingkungan sekolah yang akan mereka tempati. Layanan

orientasi dilakukan untuk membentuk pola perilaku siswa yang peka

terhadap lingkungan mereka. Kepekaan ini diharapkan agar mereka

mampu beradaptasi dengan baik dengan lingkungan mereka yang baru.

Mereka dapat memposisiskan diri mereka dengan baik dan tepat serta

sesuai dengan peraturan yang berlaku agar cita-cita ang diharapkan dapat

tercapai. Layanan yang pertama ini cukup memberikan bekal untuk

mereka dalam memasuki kondisi awal di sekolah.

2. Layanan individual, layanan ini diberikan kepada mereka setelah mereka

berkoherensi dengan lingkungan sekolah. Layanan yang kedua ini lebih

bersifat individu atau pribadi. Mereka yang mungkin sedang mengalami

permasalahan dengan dirinya baik itu masalah yang berkaitan dengan

sekolah atau di luar sekolah secara pribadi mendapatkan layanan ini.

Untuk mendapatkan layanan ini biasanya dilakukan dengan tiga cara,

pertama, mereka secara sukarela datang ke kantor bimbingan konseling

dan meminta solusi alternatif pemecahan masalah yang sedang ia hadapi.

Kedua, terkadang ada rujukan dari guru kela, mapel atau pihak lain yang

melaporkan siswa itu ke kaantor bimbingan untuk mendapatkan

bimbingan. Ketiga, pemanggilan anak, hal ini dilakukan oleh konselor atau

guru bimbingan konseling karena anak tersebut termasuk ke dalam siswa

yang bermasalah atau berada pada DCM (data catatan masalah) dan

seperlunya layak untuk dipanggil guna mendapatkan layanan serta

diberikan beberapa alternatif solusi pemecahan masalah yang sedang

mereka alami. Asas kerahasiaan benar-benar harus dijaga. RK

menjelaskan,

“Satu hal yang memang perlu diperhatikan, baik konseli

maupun konselor harus menjunjung tinggi asas kerahasiaan

agar tercipta kepercayaan dan keterbukaan antara keduanya.”

3. Layanan Kelompok/Sosial, layanan ini diberikan dalam bentuk kelompok

misalnya, siswa diberikan bimbingan tentang bahaya rokok. Layanan ini

diberikan dalam jumlah kelompok sebagai upaya tindakan

preventif/pencegahan masalah sebelum dialami.

4. Layanan klasikal, layanan klasikal diberikan dengan cara memberikan

informasi yang lebih bersifat khusus, misalnya informasi yang benar-benar

dibutuhkan siswa, misalnya informasi tentang berbagai macam perguruan

tinggi dan orientasi bidangnya, biasanya dierikan dalam satu kelas

5. Layanan belajar, layanan ini adalah layanan yang pada umumnya

diberikan, semisalnya anak mengalami kesulitan dalam hal pembelajaran

maka, bimbingan konseling berperan sebagai agen yang menyalurkan

kesulitan belajar anak kepada guru yang menangani mapel tersebut.

6. Layanan bimbingan karir, layanan yang paling utama yang diberikan di

sekolah ini mengingat sekolah ini berbasis kejuruan, maka layanan

bimbingan karir sangat penting untuk diberikan kepada mereka apabila

memasuki dunia kerja setelah lulus, ketika banyak dari mereka yang tidak

bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, banyak dari mereka

dilematis dengan hal ini. Layanan bimbingan karir sangat baik diberikan

untuk bahan renungan ketika nanti mereka memasuki dunia kerja dan

mengaplikasikannya.

7. Konsultasi, layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain

dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu

dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak

pimpinan Sekolah/Madrasah yang terkait dengan upaya membangun

kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta

didik, menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi

perkembangan peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan

kualitas program bimbingan dan konseling.

8. Penempatan atau penyaluran, layanan ini dikhususkan ke identifikasi

kebutuhan mereka, perkenalan terhadap bakat dan minatnya untuk

dikembangkan secara lanjut

9. Layanan penguasaan konten, layanan yang diberikan untuk lebih

mengenal pembelajaran.

Beberapa layanan di atas adalah layanan yang diberikan kepada

siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga yang bertujuan dapat

menyelesaikan segala permasalahan siswa sehingga dalam jangka

panjangnya dapat membentuk karakter siswa yang baik.

B. Keterkaitan Bimbingan Konseling dengan Pembentukan Karakter

Layanan bimbingan konseling diberikan untuk menyelesaikan

masalah-masalah atau problematika yang dihadapi siswa, selain itu

bimbingan konseling juga di arahkan dalam perubahan perilaku siswa jangka

lebih lanjut yaitu pembentukan karakter siswa. Karakter siswa yang

diinginkan suatu sekolah adalah karakter siswa yang baik karakter siswa yang

mengarah ke perubahan positif bagi kemajuan dan perkembangan sekolah.

Banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan siswa

dalam suatu lingkup sekolah yang terkadang merambah ke arah lingkungan

tempat tinggal mereka, tempat mereka bergaul. Hal semacam ini ditakutkan

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan olen semua pihak. Bimbingan konseling

hadir dalam pemberian layanannya untuk meminimalisir hal itu, memperbaiki

perilaku siswa yang tadinya menyimpang menjadi lebih baik lagi.

Bimbingan konseling hadir dalam ranah pendidikan diharapkan

mampu berkontribusi dalam perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik

lagi. Bimbingan konseling berpengaruh dngan pembentukan karakter siswa,

meskipun secara genetis karakter siswa merupakan unsur bawaan, akan tetapi

faktor lingkungan, teman dan sebagainya sangat berpengaruh. Bimbingan

konseling memberikan layanan-layanan yang sesuai dengan setiap

permasalahan yang dihadapi siswa untuk mendapatkan penyelesaian dan pada

akhirnya penyelesaian itu memberikan peluang kepada siswa untuk merubah

tingkah lakunya terwujud dalam pembentukan karakter atau watak khas yang

ada pada individu.

Bimbingan konseling memiliki fungsi perbaikan yaitu fungsi

bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau

teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa. Hal ini juga sama

dengan pembentukan karakter yang juga memiliki fungsi perbaikan yaitu

membenahi karakter siswa yang pada akhirnya mewujudkan karakter yang

baik dan berpotensi sebagai peserta didik yang bermartabat.

C. Langkah-langkah Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter

Siswa

Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah

Salatiga memiliki beberapa upaya tersendiri untuk membentuk karakter siswa

di sekolah tersebut. Upaya-upaya ini dilakukan untuk memperbaiki perilaku

siswa yang menyimpang serta membentuk karakter peserta didik yang baik.

Beberapa upaya itu antara lain sebagai berikut:

1) Memberikan penyuluhan kelompok sebagai wujud tindakan

preventif atau pencegahan pra siswa melakukan penyimpangan

2) Planing atau tahap perencanaan yaitu berupa pendataan siswa-

siswa bermasalah yang dicatat dalam DCM (daftar catatan

masalah)

3) Eksekusi yaitu memanggil siswa–siswa yang bermasalah untuk

diberikan layanan bimbingan termasuk bimbingan kuratif yaitu

bimbingan pasca siswa mendapatkan permasalahan

4) Mendatangkan orang tua jika memang itu diperlukan untuk ikut

membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi

5) Proses evaluasi dan tindak lanjut yaitu mengamati permasalahan

itu, sampai mana penyelesaian nya atau studi kasus

6) Konferensi kasus, jika permasalahan sudah terlalu parah dan berat

D. Hambatan-hambatan yang dilalui Bimbingan Konseling dalam

Pembentukan Karakter

Bimbingan konseling dalam menjalankan tugasnya tidak terlepas dari

beberapa hambatan yang menjadi pelengkap dalam kinerjanya, akan tetapi hal

itu tidak mengurangi semangat para konselor dalam menjalankan tanggung

jawabnya.Konselor sangat aktif sekali dalam menangani setiap kasus yang

dihadapi oleh siswa. Hambatan-hambatan itu adalah sebagai berikut:

Pemberian layanan tidak semudah membalikkan telapak tangan ada

hal-hal yang terkadang menghambat pelaksanaan bimbingan konseling.

Hambatan-hambatan tersebut anatara lain sebagai berikut :

1) Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan pihak

lain, waka kesiswaan, dan wali kelas.Bimbingan konseling tidak

dapat bekerja dan berdiri sendiri tanpa adanya kerjasama yang

baik dengan semua pihak. Guru-guru yang kurang memahami

peran sebenarnya layanan bimbingan konseling yang diadakan di

sekolah, mereka menganggap bimbingan konseling adalah figur

polisi sekolah yang bertindak keras dan ditakuti siswa.

Pemahaman ini yang hendaknya dihilangkan, karena sebaliknya

bimbingan konseling hadir dalam bentuk dan kemasan yang

berbeda dari anggapan bimbingan konseling yang dahulu.

Bimbingan konseling lebih mementingkan upaya-upaya yang

bersifat menasehati, membangun, membantu, mengembangkan

minat dan bakat siswa yang sebenarnya ada. Berkaitan dengan hal

ini diharapkan antara bimbingan konseling dengan pihak lain lebih

sinergis dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik, agar

pembentuka karakter peserta didik yang sebenarnya terbentuk

tanpa adanya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan

mereka.

2) Daya dukung dan kerja sama orang tua yang kurang maksimal

Orang tua adalah pendukung anak dalam segala aktifitasnya.

Orang tua hendaknya memberikan motivasi, spirit kepada semua

anaknya dalam kehidupannya sehari-hari. Kaitanya dengan

layanan bimbingan konseling, terkadang ada dari sebagian orang

tua yang bersifat menutupi, menganggap anaknya selalu benar

dan tidak salah. Hal ini sama sekali tidak mendukung kinerja

bimbingan konseling dalam pembentukan karakter anak yang

baik. Orang tua dianjurkan selektif dalam menanggapi

permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak-anaknya.

Ketidakharmonisan keluarga juga faktor anak melakukan

penyimpangan, yang perlu diketahui bahwa anak memerlukan

keadaan yang nyaman untuk mendukung aktifitas mereka.

Seperti ungkapan ZM,

“Terkadang banyak orang tua yang menutupi

kesalahan anak, merasa anaknya tidak bersalah dan

benar, sikap curang orang tua yang seperti ini yang

seharusnya dihilangkan karena tidak akan baik buat

perkembangan kepribadian anak.”

Hendaknya orang tua bersifat seimbang tidak terlalu over

protektif terhadap anak juga tidak melepaskan anak semaunya

sendiri. Keadaan seimbang ini yang diharapkan anak agar dalam

pencapaian tujuan berjalan dengan teratur.

3) Asas kesukarelaan yang belum terpenuhi

Asas kesukarelaan datang dari guru bimbingan konseling

atau konselor dan juga siswa sebagai konseli. Asas kesukarelaan

yang datang dari konselor adalah keikhlasan dalam meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran semaksimal mungkin untuk memberikan

alternatif pemecahan masalah yang dihadapi siswa, selain ini tugas

pokok yang berkenaan dengan tanggungjawab yang diembannya.

Seorang anak juga diharapkan ada keinginan sendiri datang ke

pihak konselor untuk memperoleh bimbingan, bersedia terbuka

mengingat mereka yang tidak dipanggil atau datang ke bimbingan

konseling belum tentu tidak punya masalah. Asas kesukarelaan

yang terpenuhi dapat memperlancar kinerja bimbingan konseling

dalam tugasnya.

4) Asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang

tidak mau mengakui kesalahannya.Jujur adalah sifat yang khas,

akan tetapi tidak semua orang dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Jujur sangat sulit dilakukan bagi mereka

yang beranggapan bahwa dengan sebuah kejujuran kurang

memberikan manfaat bagi mereka. Kaitannya dengan pemberian

layanan bimbingan konseling, jika sifat jujur tidak bisa diterapkan

dalam pemecahan masalah mereka maka yang terjadi adalah solusi

pemecahan masalah yan sulit dicari. Budaya untuk mengakui

kesalahan diri sendiri ini juga masih kurang. Mereka beranggapan

bahwa ada orang lain dari kita yang lebih salah dari kita atau kita

merasa bahwa kita selalu benar. Kedua hal tersebut jika masih

ditanamkan kedalam diri kita, maka yang terjadi adalah kita akan

selalu mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan kita. Tidak

menemukan solusi masalah yang riil justru bisa menimbulkan

masalah yang baru.

E. Alternatif Pemecahan Masalah yang dilakukan Bimbingan Konseling

dalam Pembentukan Karakter

Bimbingan konseling menawarkan beberapa alternatif pemecahan masalah

yang dilakukan untuk memperlancar kinerjanya dalam mengemban tanggung

jawabnya sebagai konselor di sekolah yang ikut mewujudkan tercapainya

cita-cita sekolah. Beberapa alternatif itu sebagai berikut:

1) Menjalin kerjasama sama yang harmonis dengan pihak lain

kesiswaan, wali kelas, guru dan pihak lain yang terlibat dalam

suatu lingkup sekolah

2) Home visiting atau menjalin koordinasi yang baik dengan orant

tua/wali dalam hal bekerja sama membentuk karakter anak yang

lebih baik lagi. Konselor mendatangi rumah siswa dengan tujuan

menjalin kerjasama dengan orang tua siswa untuk mendapatkan

penyelesaian permasalahan yang dihadapi anak.

3) Sharing antara guru bimbingan konseling berkaitan problem-

problem yang dialami siswa. Kritik dan saran antara para konselor

agar dapat mendapatkan satu pemahaman tentang penyelesaian

masalah yang dihadapi.

4) Peningkatan keaktifan konselor dalam penanganan suatu masalah

F. Tingkat Keberhasilan Bimbingan Konseling dalam Pembentukan

Karakter Siswa

Layanan bimbingan konseling memberikan sumbangan yang besar

berkenaan dengan kinerjanya dalam keikutsertaannya membentuk karakter

siswa. Dari tahun ke tahun diharapkan layanan ini juga mengalami

perkembangan. Dalam pencapaian sebuah tujuan tentu memerlukan upaya

keras dalam menggapai tujuan itu. Untuk kemajuan layanan bimbingan

konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga

Bimbingan konseling yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan

Salatiga dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal

ini dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang dapat dihadapi siswa

serta banyaknya lulusan yang tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi

akan tetapi bimbingan konseling di sekolah ini dapat menyalurkan atau

menempatkan peserta didiknya sesuai dengan profesi keahliannya.

G. Perubahan Perilaku Siswa setelah Mendapatkan Layanan Bimbingan

Konseling

Layanan bimbingan konseling diberikan dengan tujuan ada perubahan

perilaku atau change behaviour, layanan yang diadakan di sekolah sesuai

dengan ranahnya berkompeten untuk mengentaskan siswa dari segala

permasalahannya serta ikut andil dalam memperbaiki pola perilaku yang

kurang baik menjadi baik. Dalam suatu lingkup sekolah bimbingan konseling

sangat diharapkan mampu ikut mewujudkan cita-cita sekolah, meminimalisir

tingkat penyimpangan yang terjadi di sekolah. Pernyataan yang disampaikan

Kepala Sekolah dalam waktu wawancara yang diberikan kepada peneliti

MB menegaskan, “Perubahan perilaku yang

ditunjukkan siswa setelah mereka mendapatkan layanan sangat

banyak, dan mereka berperilaku jauh lebih baik dari

sebelumnya, pendampingan anak dalam kelancaran studi atau

prestasi itu sangat diperlukan dalam perkembangannya, saya

sebagai kepala sekolah berharap agar kedepannya layanan

bimbingan konseling ini lebih intensif lagi artinya tindak

lanjut dari penanganan kasus ini harus jelas mbak....ada juga

pemberian motivasi konseling jadi tidak sebatas sebuah

layanan saja.”

Pernyataan Kepala Sekolah tersebut membuktikan pentingnya sebuah

layanan bimbingan konseling diadakan disebuah lembaga sekolah. Dari uraian

di atas sangat jelas sekali bahwa layanan bimbingan konseling berperan aktif

untuk kemajuan bersama, tidak hanya membentuk siswa yang cerdas

akademisny, akan tetapi juga emosinya, mampu bersaing dengan

perkembangan zaman tanpa melakukan penyimpangan-penyimpangan yang

merugikan bagi dirinya, orang lain dan lingkungan. Pembentukan karakter

yang baik, positif, berakhlakul karimah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Permasalahan-permasalahan bisa dihadapi dengan jiwa yang lapang

seterusnya meraih masa depan dengan optimis.

Kepala sekolah akan berusaha ikut memikirkan hal-hal yag dibutuhkan

layanan bimbingan konseling di sekolah ini, meningkatkan sarana prasarana

yang dibutuhkan oleh bimbingan konseling dan lebih giat lagi mengawasi

kinerja layanan bimbingan konseling sebagai upaya untuk meningkatkan

kemajuan pendidikan di sekolah tersebut.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut berkenaan dengan

fokus layanan yang diadakan di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga dan

hasil perubahan perilaku dari implementasi layanan tersebut.

1. Bentuk layanan- layanan di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga adalah

Layanan orientasi, individual, kelompok, klasikal, belajar,

konsultasi, penempatan/penyaluran, penguasaan konten dan karir.

2. Hubungan antara bimbingan konseling dengan karakter sangat erat sekali

dan saling menguatkan

3. Langkah-langkah bimbingan konseling dalam pembentukan karakter

antara lain, memberikan penyuluhan kelompok, planing, eksekusi,

evaluasi dan mendatangkan orang tuanya.

4. Hambatan-hambatan yang dilalui antara lain, Kurang sinergisnya antara

guru bimbingan konseling dengan pihak lain, daya dukung dan kerja sama

orang tua yang kurang maksimal, asas kesukarelaan yang belum terpenuhi,

asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang tidak mau

mengakui kesalahannya.

5. Alternatif pemecahan bimbingan konseling dalam pembentukan karakter

antara lain,kerjasama, home visiting, sharing, dan meningkatkan keaktifan

konselor.

6. Tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam pembentukan karakter

sangat bagus dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang dapat

ditangani dengan baik.

7. Bentuk Perubahan Perilaku

Bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga ikut

berperan aktif dalam pembentukan karakter siswa di sekolah tersebut

dalam bentuk aktifitas pemberian layanan.

B. Saran

Saran yang terkait dengan implementasi bimbingan konseling dalam

pembentukan karakter siswa antara lain:

1. Untuk Sekolah

Mampu meningkatkan kinerja layanan bimbingan konseling agar

lebih aktif dan intensif lagi juga mengembangkan kerja sama yang baik

antara beberapa pihak, guru bimbingan konseling, guru mapel, wali kelas,

kesiswaan, kepala sekolah atau semua pihak yang terlibat di dalam

lingkungan sekolah. Penyediaan sarana dan prasarana yang lebih lengkap.

2. Untuk Masyarakat

Masyarakat memahami tentang pentingnya sebuah layanan

bimbingan konseling dan memberikan kesadaran akan pentingnya

pendidikan untuk mengikuti perkembangan zaman serta pembentukan

karakter anak yang baik, dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan

berbangsa dan bernegara, membentuk generasi penerus bangsa yang

cerdas dan berkarakter.

DAFTAR PUSTAKA

An-Nawawi, Ibnu Daqiq, Abdurrahman, & Al- „Utsaimin. 2007. Syarah Hadits

Arba’in. Solo. Pustaka Arafah

Arifin, Anwar, 2003. Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Sisdiknas.

Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag

Budiningsih, Asri 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta

Corbin Juliet, Amselm Strausi, 2007. Dasar-Dasar Peneliti Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Fajri, Zulfa, (T.T). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Gantina, Eka, & Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta Barat: Indeks

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset

http:// id. Shooving.com /social – science / education / pengertian –karakter

http://muawanah66. Wordpress.com/2012/04/30 peran-bimbingan-konseling-di-

sekolah

http://-ekonomi-kompasiana.com/manajemen2013/05/01-pentingnya

pembentukan karakter-5565160

John, Hasan. 1989. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

Ketut, Dewa . Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Koesoema, Doni, 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: Grasindo

Lexsi, Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Munir, Abdullah, 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Intan Madani

Priyatno dan Ermananti, 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta

Rahma, Ulifa, 2010. Bimbingan Karir Siswa. Malang: Maliki Press

Skripsi Amin, 2010. Persepsi Santri tentang Karisma Kyai. STAIN Salatiga

Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan

R&D.Bandung:Alfabeta

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka

Tohirin, 2009. Bimbingan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis

Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers

Wahjoetomo. 1993Wajib Belajar Dasar 9 Tahun. Jakarta: Grasindo

Walgito, Bimo, 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Untuk Kepala Sekolah

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN AJARAN 2013

Nama :Drs Muhammad Busri, M.Pd

Hari/Tanggal: Senin, 15 Juli 2013

Tempat :Ruang Kepala Sekolah

Jam :10.17 WIB

1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?

Jawab:

Kepala Sekolah saja

2. Menurut anda, bagaimana perkembangan layanan bimbingan konseling di

sekolah ini?

Jawab:

“Bimbingan konseling di sekolah itu sangat dibutuhkan dan sangat

penting mbak, pendampingan anak dalam kelancaran studi atau prestasi itu

sangat diperlukan dalam perkembangannya, saya sebagai kepala sekolah

berharap agar kedepannya layanan bimbingan konseling ini lebih intensif

lagi artinya tindak lanjut dari penanganan kasus ini harus jelas mbak....ada

juga pemberian motivasi konseling jadi tidak sebatas sebuah layanan saja”.

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Untuk Guru Bimbingan Konseling

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN AJARAN 2013

Nama :Zumri, S.Pd

Hari/Tanggal :Senin, 15 Juli 2013

Tempat :Ruang bimbingan koseling

Jam :09.30 WIB

1) Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?

Jawab:

“Saya menjadi guru bimbingan konseling baru 2 tahun ini dan

untuk tahun ini saya juga mengemban tugas yang lain yaitu sebagai waka

keislaman dan waka kemuhammadiyahan mbak,”

2) Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan layanan bimbingan

konseling?

Jawab:

“Layanan bimbingan yang sesuai di lembaga sekolah seperti ini ya

seperti layanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan juga bimbingan

belajar mbak...sebagai contoh anak tidak masuk selama 2-3 hari

na....bimbingan konseling harus segera mengambil tindakan. Yang sangat

vital untuk diberikan yaitu bimbingan karir karena basic dari sekolah ini

adalah kejuruan”

3) Menurut anda, apakah yang dimaksud karakter siswa?

Jawab:

“Karakter siswa menurut saya yaitu sifat genetis bawaan

mbak,,,perform anak yang memang sudah menjadi bawaan dari kita kecil

atau bisa di sebut juga bandrol di mana sifat itu nantinya dapat

memberikan sifat yang khas yang di miliki siswa.”

4) Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan bimbingan

konseling dengan pembentukan karakter siswa?

Jawab:

“Tentu ada mbak...bimbingan konseling di adakan di sekolah dan

dibutuhkan karena memang harapan ke depannya dapat membawa

perubahan yang positif mbak,dalam artian bimbingan konseling dapat

mengarahkan siswa, seperti orang naik motor mbak, harus diarahkan agar

benar jika tidak ada arahannya orang yang suka naik motor bisa menjadi

pembalap liar nantinya.”

5) Menurut anda, bagaimana langkah-langkah yang dilakukan layanan

bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa?

Jawab:

“Bermacam-macam mbak,ada yang bentuknya itu klasikal yaitu

bentuknya di kelas seperti itu ada yang bentuknya pribadi seperti itu nanti

biasanya dipanggil perorangan karena memang berbeda mbak antara

bimbingan dan konseling bimbingan diberikan dalam bentuk penyuluhan

(preventif) dan diberikan untuk kelompok sedangkan konseling biasanya

lebih privasi (kuratif).”

6) Adakah hambatan layanan bimbingan konseling dalam menyelesaikan

problematika siswa dalam upaya pembentukan karakter iswa?

Jawab:

“Banyak sekali hal yang menghambat kinerja kita seperti daya

dukung orang tua yang kurang, misalnya ketidakharmonisan dalam

keluarga, atau justru orang tua over perhatian. Ada juga tidak sinkronnya

antara pihak sekolah dan pihak bimbingan konseling

Kurang sinergisnya antara kesiswaan dengan BK mbak,jadi

memang perlu kerjasama antara semua pihak agar layanan bimbingan

konseling sesuai dengan visi dan misinya yang selanjutnya peran wali

kelas yang kurang maksimal.”

7) Bagaimana mengatasi hambatan – hambatan yang berkaitan dengan

pembentukan karakter siswa?

Jawab:

“Langkah-langkahnya misalnya kita melakukan home visit

kunjungan ke rumah, bersilaturrahim begitu, tahun berikutnya supaya bisa

memberdayakan lembaga yang ada seperti OSIS, kesiswaan, wali kelas

dan sebagainya baru nanti selanjutnya setelah tidak bisa di tangani alih

tangan ke kepsek.”

8) Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam

membentuk karakter siswa?

Jawab:

“Tingkat keberhasilan nya lumayan mbak..tapi ketika BK tidak di

anggap lagi sebagai polisi sekolah agak menurun akan tetapi hal itu sama

sekali bukan menjadi hambatan terdepan BK untuk tetap meningkatkan

pelayanannya.”

9) Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan layanan

bimbingan konseling?

Jawab:

“Kita bisa melihatnya dari presensi siswa mbak juga aktifasi siswa di kelas

itu seperti apa serta mengamati perubahan perilakunya tentunya.”

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Untuk Guru Bimbingan Konseling

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN AJARAN 2013

Nama :Suwarno

Hari/Tanggal :Senin, 15 Juli 2013

Tempat : Ruang bimbingan konseling

Jam :11.30 WIB

1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?

Jawab:

“Untuk tahun ini menjadi guru bimbingan konseling program

industri tapi tahun ajaran yang kemaren waka hubin.”

2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling?

Jawab:

“Layanan bimbingan konseling yang sesungguhnya yaitu

layanan yang benar-benar dapat mengentaskan masalah-masalah yang

dialami siswa mbak, tidak jauh dari itu yang tidak kalah pentingnya

yaitu layanan bimbingan karir.”

3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa?

Jawab:

“Karakter siswa di bimbingan konseling sebenarnya sama

mbak dengan diilmu lain di ilmu budaya, filsafat, orang jawa yaitu

yang penuh dengan kejujuran jadi jika orang sudah mau jujur kan enak

mbak..”

4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan

bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa?

Jawab:

“Jelas mbak, bimbingan konseling memberikan layanan tujuan

nya yaitu change behaviour ada perubahan perilaku dan perubahan itu

ke hal yang lebih positif tentunya.”

5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan

konseling dalam membentuk karakter siswa?

Jawab:

“yang pertama yang kita lakukan dalam pemberian layanan

yaitu planing, kita juga mempunyai DCM/data catatan masalah

kemudian baru melakukan eksekusi yaitu bimbingan apa yang hendak

diberikan baru evaluasi dan tindal lanjut mau di alih tangan kasus apa

tidak begitu,”

6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam

menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan

karakter?

Jawab:

“ada beberapa yang dialami sebagai bentuk kesulitan, misalnya

asas kesukarelaan siswa yang belum terpenuhi, sedikit sekali siswa

yang secara sendirinya datang kepada pihak BK untuk mendapatkan

layanan atau budaya siswa untuk mengakui dirinya bersalah itu belum

ada.”

7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Jawab:

“Bisa dilakukan dengan koordinasi dengan orang tua, sharing

dengan sesama konselor dalam pemecahan masalah, baru proses

konseling.‟

8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam

membentuk karakter siswa?

Jawab:

“Jika di prosentase dalam bentuk angka kita belum mencari

akan tetapi dilihat dari segi praktek karna memang kita bagroundnya

kejuruan , maka dunia kerja sangat diutamakan dibuktikan apabila

sebuah industri melakukan rekruitmen, user kita didik dan bangun

akhirnya menunjukkan perkembangan yang menurut saya sangat

memuaskan.”

9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan

layanan bimbingan konseling?

Jawab:

“Perubahan perilaku siswa ditunjukkan dengan banyak hal,

antara lain kita bisa melihatnya dengan perubahan perilaku, bisa

dilakukan juga wawancara ulang untuk memahami nilai-nilai positif

yang mereka dapat setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling.

Siswa yang pada awalnya suka membolos menjadi lebih disiplin, siswa

yang tadinya banyak melakukan penyimpangan jadi lebih baik dan

teratur.

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Untuk Guru Bimbingan Konseling

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN AJARAN 2013

Nama :Joko Wahyono, S.Pd

Hari/Tanggal :Senin, 15 Juli 2013

Tempat :Depan kantor TU

Jam :08.30 WIB

1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?

Jawab:

“Konselor Bk.”

2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling?

Jawab:

“Ya layanan yang berorientasi, bimbingan karir, bimbingan

siswa, dan lain-lain”.

3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa?

Jawab:

“mereka siswa yang mampu berdisiplin, jujur, bertanggung

jawab sesuai dengan aturan yang berlaku tingkahnya.”

4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan

bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa?

5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan

konseling dalam membentuk karakter siswa?

Jawab:

“ada, misalnya siswa yang awalnya sering terlambat sekolah

setelah dari BK jadi rajin dan disiplin”.

6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam

menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan

karakter?

Jawab:

“sementara ini lancar-lancar saja mbak.”

7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Jawab:

-

8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam

membentuk karakter siswa?

Jawab:

“Berhasil mbak sesuai dengan yang diharapka dan visi misi

juga terpenuhi jadi kita juga tambah semangat dalam hal pemberian

layanan.”

9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan

layanan bimbingan konseling?

Jawab:

“Yang jelas siswa-siswa itu menandakan adanya perubahan

ke arah yang labih baik dari sebelumnya, begitu.”

“Home visit atau kunjungan keluarga, ya kita harus aktif

menjadi konselor kadang kta melakukan kiat-kiat, pendataan pribadi

DCM/ data cek masalah, atau inventoring-inventoring lainnya, studi

kasus dan yang terakhir konferensi kasus.”

1. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam

membentuk karakter siswa?

Jawab:

“Dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang lebih baik,

dari mulai konselor yang dari 2 orang menjadi lebih dan dari segi

layanan sangat bagus juga.”

2. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan

layanan bimbingan konseling?

Jawab:

“ Ada perubahan tingkah laku yang langsung bisa diamati

mbakmisalnya absensi tapi ada juga yang step by step karena

permasalahan orang kan beda-beda.”

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Untuk Guru Bimbingan Konseling

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN AJARAN 2013

Nama : Rukmiyati, S.Pd

Hari/Tanggal :Kamis, 18 juli 2013

Tempat :Ruang konseling

Jam :08.30 WIB

1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?

Jawab:

“Guru bimbingan konseling.”

2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling?

Jawab:

“Layanan yang diberikan kepada siswa yang memiliki

permasalahan yang variatif dan solusi pemecahannya .”

3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa?

Jawab:

“ Karakter siswa adalah mereka yang berakhlakul karimah,

selain pandai dalam akademik juga kepribadiannya baik. Dalam hal

ini di sekolah ini muatan agamanya banyak.”

4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan

bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa?

Jawab:

“jelas ada, layanan diberikan untuk perubahan tingkah

laku/change behaviour.”

5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan

konseling dalam membentuk karakter siswa?

Jawab:

“dalam pelaksanaannya kita memberikan layanan kepada

mereka untuk pemecahan masalah dan pembentukan kepribadian.

Layanan orientasi, penempatan atau penyaluran konseling invidual

konseling layanan konten,kelompok konsultasi beberapa layanan

tersebut

yang kita berikan kepada siswa untuk membantu

menyelesaikan masalah mereka.beberapa pendataan juga dilakukan

mulai data pribadi, inventoring lainnya untuk mengetahui kasus dan

mencari pemecahan masalahnya (dicari dalam DCM)”

6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam

menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan

karakter?

Jawab:

“yang namanya hambatan pasti ada mbak, dari segi konseli,

dari segi anak kurang adanya kesepakatan, banyak guru yang kurang

memahamai peran aktif sebenarnya BK di sekolah dan selanjutnya

ada sebagian orang tua yang bersikap melindungi anak dan merasa

anaknya paling benar.”

7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Jawab:

“yang pertama dilakukan yaitu home visit yaitu kunjungan

untuk keluarga dirumah.”

8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam

membentuk karakter siswa?

Jawab:

“dari tahun ke tahun mengalami perkembangan baik dari segi

konselor-konselornya sendiri maupun layanannya.”

9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan

layanan bimbingan?

Jawab:

“ya, e..ada perilaku perubahan anak yang bisa dilihat, sebagi

contohnya kita memberikan layanan mediasi pada anak. Seorang

anak ada yag bertengkar dengan temannya kita selalu menjadi

penengah karena kita menjadi konselor pada saat itu. ”

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Untuk Guru Bimbingan Konseling

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN AJARAN 2013

Nama :Rahmadi, S.Pd

Hari/Tanggal :Jumat, 19 Juli 2013

Tempat :Ruang konseling

Jam :08.30 WIB

1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini?

Jawab:

“Guru bimbingan konseling dan koordinator Bk.”

2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling?

Jawab:

“Layanan yang dapat membimbing anak , mengarahkan anak,

untuk mengetahui bakat dan minatnya, sehingga kita faham mbak,

bagaimana kita mengembangkan bakat dan minat mereka, layananan

juga merupakan tempat untuk memberikan bimbingan kepada mereka

.”

3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa?

Jawab:

“Karakter siswa adalah mereka yang mau berubah ke arah

yang lebih baik lagi dengan keinginan mereka sendiri bukan orang

lain .”

4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan

bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa?

Jawab:

“Ada mbak, layanan diberikan untuk memeperbaiki sikap

meskipun perubahan itu tidak instan mbak, butuh proses tergantung

tiap permasalahan yang dihadapi.”

5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan

konseling dalam membentuk karakter siswa?

Jawab:

“Banyak mbak, kita memberikan beberapa layanan untuk

mereka, seperti pada awal masuk, layanan orientasi, layanan

penempatan dan penyaluran, penanganan kontens, konseling

kelompok, konseling individual, layanan klasikal dan layanan

informasi-informasi lainnya.”

6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam

menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan

karakter?

Jawab:

“Pasti ada...terkadang datang dari orang tua, karena mayoritas

standar ekonomi menengah ke bawah dan maaf pendidikan yang

kurang kadang susah di ajak koordinasi dengan Bk terkadang

menyalahkan atau justru menganggap mereka itu paling benar, sikap

tidak jujur anak yang terkadang hal ini juga ikut menghambat.”

7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Jawab:

“Banyak mbak....diadakan home visit, kunjungan dan sharing

kepada keluarga baru nanti setelah permasalahan yang biasanya

datang dari luar, lingkungan bergaul mereka yang rumit baru kita alih

kasuskan, masalah ini perlu ditangani beberapa pihak, wali kelas,

kepsek, dll.”

8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam

membentuk karakter siswa?

Jawab:

“Bimbingan konseling tidak pernah mengenal gagal mbak,

dalam artian berusaha keras untuk meningkatkan pelayanannya, dan

perlu sabar juga, empati dalam menanggapi setiap permasalahan yang

ada.”

9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan

layanan bimbingan?

Jawab:

“Dalam jangka pendek perubahan bisa dilihat, misalnya yang

dulu membolos jadi tidak tapi jangka panjangnya perlu waktu yang

lama untuk mengamati ini.”

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Untuk Siswa

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN AJARAN 2013

Nama :Indra Aziz Maulana

Hari/Tanggal :Selasa, 16 Juli 2013

Tempat :Ruang Konseling

Jam :10.00 WIB

1. Kapan anda pertama kali masuk di BK?

Jawab:

“Sejak kelas 2 bu, tapi saya tidak dipanggil memans pengen curhat

aja.”

2. Apa yang memotivasi anda masuk ke BK?

Jawab:

“hehe...ada masalah keluarga Bu..kadang ada masalah dengan

teman juga, pengen sharing di BK , soal pekerjaan juga kita dikasih yang

namanya bimbingan karir.”

3. Menurut pendapat anda, bagaimana layanan bimbingan konseling di

sekolah ini?

Jawab:

“Cukup baik Bu, konselor-konselornya baik dan sabar.”

4. Menurut anda, karakter siswa itu yang seperti apa?

Jawab:

“Menurut pendapat saya karakter siswa tidak membicarakan

keburukan orang lain di belakang kita Bu, .”

5. Apa yang anda rasakan setelah mandapatkan layanan dari BK?

Jawab:

“Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat

solusi bagaimana harus bertindak dan perilaku saya menjadi baik dari

sebelumnya.”

6. Menurut pendapat anda apakah ada hubungannya antara karakter dengan

pemberian layanan bimbingan?

Jawab:

“Ada lah Bu, kan jika kita di BK gitu kita mendapakan masukan

tentang sikap kita jadi bisa memperbaikinya, dulu saya emosional

sekarang jadi lebih sabar.”

7. Adakah saran buat layanan BK di sekolah ini?

Jawab:

“Ya ada Bu, yang dipanggil tidak hanya siswa bermasalah saja,

tapi juga memberikan bimbingan kepada yang tidak bermasalah juga

karena yang tidak dipanggil belum tentu tida punya masalah Bu,serta

kedepannya kinerja layanan bimbingan konseling bisa lebih efektif lagi

dari sebelumnya, amin.. ”

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Untuk Siswa

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN AJARAN 2013

Nama :Ahmad Nur Wakhid

Hari/Tanggal :Kamis, 18 Juli 2013

Tempat :Masjid

Jam :09.30 WIB

1. Kapan anda pertama kali masuk di BK?

Jawab:

“Sejak kelas 1 bu, ”

2. Apa yang memotivasi anda masuk ke BK?

Jawab:

“hehe...ada masalah bu dan saya ikut tawuran kelompok dengan

sekolah lain.”

3. Menurut pendapat anda, bagaimana layanan bimbingan konseling di

sekolah ini?

Jawab:

“Cukup baik Bu, konselor-konselornya baik dan sabar, ramah-

ramah juga”

4. Menurut anda, karakter siswa itu yang seperti apa?

Jawab:

“Menghormati guru, taat pada tata tertib sekolah Bu,”

5. Apa yang anda rasakan setelah mandapatkan layanan dari BK?

Jawab:

“Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat

solusi bagaimana harus bertindak, sadar juga Bu bahwa yang saya lakukan

ternyata salah dan tidak pantas dilakukan seorang peserta didik.”

6. Menurut pendapat anda apakah ada hubungannya antara karakter dengan

pemberian layanan bimbingan?

Jawab:

“Ada Bu, saya yang awalnya suka bolos dan tawuran sekarang

tidak lagi, jadi diperhatikan orang tua juga, kata orang tuaku sekarang saya

lebih sopan.”

7. Adakah saran buat layanan BK di sekolah ini?

Jawab:

“Ya ada Bu, konselornya sudah baik semua tapi dari segi ruangan

kalo bisa tidak digabung dengan ruang konseling, jadi ruang buat kantor

BK nya sendiri, konseling sendiri.”

135

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA

Untuk Siswa

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN AJARAN 2013

Nama :Ahmad Dewa Saputra

Hari/Tanggal :Kamis, 18 Juli 2013

Tempat :Masjid

Jam :09.30 WIB

1. Kapan anda pertama kali masuk di BK?

Jawab:

“Sejak kelas 1 bu, ”

2. Apa yang memotivasi anda masuk ke BK?

Jawab:

“Dipanggil ada masalah karena sering bolos dan ada masalah

dengan teman yang lain.”

3. Menurut pendapat anda, bagaimana layanan bimbingan konseling di

sekolah ini?

Jawab:

“Cukup baik Bu, penting juga supaya murid bisa lebih terpantau.”

4. Menurut anda, karakter siswa itu yang seperti apa?

Jawab:

136

“susuai dengan tata tertib.”

5. Apa yang anda rasakan setelah mandapatkan layanan dari BK?

Jawab:

“Saya mendapatkan solusi pemecahan masalah.”

6. Menurut pendapat anda apakah ada hubungannya antara karakter dengan

pemberian layanan bimbingan?

Jawab:

“Ada Bu, saya menjadi lebih baik dari sebelumnya karena banyak

saran dari guru-guru BK.”

7. Adakah saran buat layanan BK di sekolah ini?

Jawab:

“Ya ada Bu, dibuat aturan yang lebih ketat lagi.”

137

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Mutiah Retna Widyaningsih

Tempat dan Tanggal Lahir :Semarang, 9 April 1989

Alamat :Gondang Rt 01/XI, Tawang, Susukan, Semarang

Pendidikan :

a. MI TAWANG II (2002)

b. MTS NEGERI SUSUKAN (2005)

c. SMA NEGERI 3 SALATIGA (2008)

d. S1 PAI STAIN SALATIGA (2013)

Salatiga, 1 Agustus 2013

Mutiah Retna W

Nim: 111 09 143