pengaruh keaktifan mengikuti pengkajian kitab - stain salatiga

Upload: abdul-basith-abdusshamad

Post on 09-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI PENGKAJIAN KITAB AL-

    AKHLAQ LIL BANAT JUZ I TERHADAP AKHLAK SANTRI PUTRI DI

    PONDOK PESANTREN ASSHOLIHAAT MAGELANG TAHUN 2012

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh:

    Mahfudhoh

    11108105

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2012

  • KEMENTERIAN AGAMA RI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

    Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Mahfudhoh

    NIM : 111 08 105

    Jurusan : Tarbiyah

    Program studi : Pendidikan Agama Islam

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis, benar-

    benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan jiplakan dari karya orang

    lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

    dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Salatiga, 20 Juni 2012

    Yang membuat pernyataan

    Mahfudhoh

    NIM : 11108105

  • KEMENTERIAN AGAMA RI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

    Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

    Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.

    DOSEN STAIN SALATIGA

    NOTA PEMBIMBING

    Lamp : 3 naskah

    Hal : Pengajuan naskah skripsi

    Kepada

    Yth. Ketua STAIN Salatiga

    di tempat

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

    bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :

    Nama : Mahfudhoh

    NIM : 11108105

    Jurusan / Progdi : Tarbiyah/PAI

    Judul : Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab Al-Akhlak

    Lil Banat Juz I Terhadap Akhlak Santri Putri Pondok

    Pesantren Assholihaat Magelang Tahun 2012

    Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera diajukan

    untuk ujian munaqosah.

    Demikian untuk menjadikan periksa.

    Wassalamualaikum Wr. Wb

    Salatiga, 20 Juni 2012

    Pembimbing

    Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.

    NIP. 19541002 198403 1 001

  • KEMENTERIAN AGAMA RI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

    Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

    SKRIPSI

    PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI PENGKAJIAN KITAB AL-

    AKHLAQ LIL BANAT JUZ I TERHADAP AKHLAK SANTRI PUTRI

    PONDOK PESANTREN ASSHOLIHAAT MAGELANG TAHUN 2012

    DI SUSUN OLEH

    MAHFUDHOH

    NIM : 11108105

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan

    Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 31

    Juli 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana

    S1 Kependidikan Islam.

    Ketua Penguji : Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd.

    Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

    Penguji I : Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag.

    Penguji II : Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si.

    Penguji III : Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.

    Salatiga, 31 Juli 2012

    Ketua STAIN Salatiga

    Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

    NIP.19580827 198303 1002

  • MOTTO

    ( )

    Muliakanlah orang yang kamu belajar dari padanya

    (HR. Abi Hasan al-Mawardi)

  • PERSEMBAHAN

    Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan

    kepada:

    Ayahanda (Muh Asrofi) dan ibunda (Mustaqimah) tercinta yang telah

    mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan kasih

    sayang serta tidak henti-hentinya mendoakan penulis dalam

    menyelesaikan studi dan skripsi ini.

    Saudara-saudaraku (Mbak Umah, Mbak Aflakhah, Mas Dul, Mas Aziz)

    yang telah mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu

    mendukung penulis dalam segala hal.

    Muhammad Sofiyul Hadi, S.Pd.I. terima kasih atas dukungan, doa

    motivasi, perhatian dan kasih sayang serta gesekan pemikirannya yang

    telah ikut mewarnai perjalanan proses penulisan skripsi ini.

    Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. yang telah sabar dalam

    mengarahkan dan memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi

    ini.

    Seluruh Mahasiswa STAIN Salatiga terutama PAI kelas C angkatan 2008

    yang telah memberikan banyak kenangan terindah.

    Semua teman-temanku di Pondok Pesantren Al-Hasan (Umami, Dwi,

    Nanik, Nazil, Eka, Nurus, Arifah, Nurul, Nisa, Fina, Anis) terima kasih

    atas gurauan canda dan kebaikannya selama ini.

  • KATA PENGANTAR

    Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan

    kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun

    umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.

    Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

    syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

    adalah Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab al-Akhlaq Lil Banat Juz I

    Terhadap Akhlak Santri Putri Pondok Pesantren Assholihaat Magelang Tahun

    2012. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

    memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati,

    penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah

    menyetujui pembahasan skripsi ini.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama

    Islam Negeri (STAIN) Salatiga .

    3. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. selaku dosen pembimbing, berkat

    bimbingan dan pengarahan yang telah disampaikan kepada penulis akhirnya

    skripsi ini dapat diselesaikan.

    4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama

    Islam STAIN Salatiga.

  • 5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah

    memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

    6. Kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah mendidik dan membimbing penulis

    dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta tidak henti-hentinya

    mendoakan penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

    7. Kepada Pengasuh Pondok Pesantren Assholihaat Magelang, Bapak KH.

    Sadullah Usman dan Hj. Fashohah Adibah yang telah memberikan ijin pada

    penelitian ini.

    8. Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu

    memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

    Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

    dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta

    pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

    sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

    Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis

    sendiri maupun pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia pendidikan,

    bagi agama, nusa dan bangsa, amin.

    Salatiga, 20 Juni 2012

    Penulis

    Mahfudhoh

    NIM: 11108105

  • ABSTRAK

    Mahfudhoh. 2012. 11108105. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab

    Al-Akhlaq Lil Banat Juz I Terhadap Akhlak Santri Putri Pondok

    Pesantren Assholihaat Magelang Tahun 2012. Skripsi. Jurusan

    Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah

    Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H.

    Budihardjo, M.Ag.

    Kata Kunci: Keaktifan Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I, Akhlak

    Santri

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh Antara Keaktifan

    Mengikuti Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil banat Juz I Terhadap Akhlak Santri

    Putri Pondok Pesantren Assholihaat Magelang Tahun 2012. Penelitian ini

    menggunakan metode angket. Subjek penelitian sebanyak 50 responden,

    menggunakan penelitian populasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen

    observasi dan angket untuk menjaring data Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab

    Al-Akhlaq Lil banat Juz I dan Akhlak Santri.

    Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah

    pendekatan korelasional kuantitatif. Data penelitian yang terkumpul dianalisis

    dengan menggunakan teknik analisis statistik; analisis persentase dan hipotesis.

    Pengujian hipotesis penelitian menggunakan prodoct moment. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq Lil Banat

    Juz I santri putri Pondok Pesantren Assholihaat Magelang tahun 2012 berada pada

    kategori sedang, hal ini dapat dilihat dari data 25 responden dengan persentase

    50%, dan pada kategori tinggi mencapai angka frekuensi sedang yakni 13

    responden dengan persentase 26%, sedangkan kategori rendah hanya terjadi pada

    12 pesponden dengan persentase 24%. Sedangkan akhlak santri putri Pondok

    Pesantren Assholihaat Magelang tahun 2012 berada pada kategori tinggi, yakni

    mencapai angka frekuensi 38 responden dengan persentase 76%, kategori sedang

    mencapai angka frekuensi 10 responden dengan persentase 20%. Sedangkan

    kategori rendah hanya terjadi pada 2 responden dengan persentase 4%. Uji

    hipotesis menunjukkan adanya pengaruh antara keaktifan mengikuti pengkajian

    kitab al-Akhlaq Lil banat Juz I terhadap akhlak santri putri Pondok Pesantren

    Assholihaat Magelang tahun 2012, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien

    korelasi (rhitung ) sebesar 0,683 lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 1%

    yaitu (0,361).

    Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh

    yang positif antara keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil Banat Juz I

    terhadap akhlak santri putri Pondok Pesantren Assholihaat Magelang tahun 2012.

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... iii

    PENGESAHAN ...................................................................................... iv

    MOTTO ................................................................................................. v

    PERSEMBAHAN ................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

    ABSTRAK ............................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................ x

    DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

    D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6

    E. Hipotesis Penelitian ............................................................. 7

    F. Penegasan Istilah ................................................................. 7

    G. Metodologi Penelitian ......................................................... 13

    1. Pendekatan Penelitian ................................................... 13

    2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... 13

  • 3. Populasi dan Sampel ..................................................... 14

    4. Instrument Penelitian .................................................... 14

    H. Teknik Analisis Data ............................................................ 15

    1. Analisis Pendahuluan ..................................................... 15

    2. Analisis Lanjut ............................................................... 16

    I. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................. 17

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ........................................... 18

    1. Biografi Penulis Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I .......... 18

    2. Pengertian Kitab Al-AkhlaqLil Banat Juz I .................... 20

    3. Sisitematika Penulisan Kitab Al-Akhlaq Lil banat Juz I 20

    4. Isi Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ................................ 21

    B. Akhlak .................................................................................. 26

    1. Pengertian Akhlak .......................................................... 26

    2. Sumber Akhlak .............................................................. 30

    3. Pembagian Akhlak ......................................................... 31

    C. Santri Pesantren .................................................................... 31

    1. Pengertian Santri Pesantren ............................................ 31

    2. Macam-macam Santri .................................................... 33

    3. Metode Pembelajaran dalam Pesantren ......................... 33

    D. Akhlak Santri Kaitannya dengan Kajian Kitab Al-

    Akhlaq Lil Banat Juz I ........................................................ 35

    BAB III LAPORAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Assholihaat .............. 44

  • 1. Sejarah Pondok Pesantren Assholihaat .......................... 44

    2. Sarana dan Fasilitas Pesantren ....................................... 46

    3. Program Pendidikan dan Pengajaran ............................. 47

    4. Susunan Organisasi ........................................................ 50

    5. Visi dan Misi Pesantren ................................................. 52

    6. Tata Tertib Santri ........................................................... 52

    7. Keadaan Obyek Responden atau Populasi .................... 53

    B. Penyajian Data .................................................................... 55

    1. Data Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti

    Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I .................. 55

    2. Data Jawaban Angket Akhlak Santri ............................ 59

    BAB IV ANALISIS DATA

    A. Analisis Pendahuluan ........................................................... 67

    B. Analisis Lanjut ..................................................................... 97

    C. Pembahasan ........................................................................ 103

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .......................................................................... 105

    B. Saran .................................................................................... 106

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Susunan Organisasi Santri ........................................................ 51

    Tabel 3.2 Data Responden ........................................................................ 53

    Tabel 3.3 Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Pengkajian

    Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ............................................... 55

    Tabel 3.4 Jawaban Angket Akhlak Santri (Soal Nomor 1-15) ................. 59

    Tabel 3.5 Jawaban Angket Akhlak Santri (Soal Nomor 16-30) ............... 61

    Tabel 3.6 Jumlah Skor Keseluruhan ......................................................... 64

    Tabel 4.1 Nilai Angket Keaktifan Mengikuti Pengkajian

    Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ............................................... 68

    Tabel 4.2 Interval Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab Al-

    Akhlaq Lil Banat Juz I .............................................................. 73

    Tabel 4.3 Nilai Nominasi Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ... 73

    Tabel 4.4 Nilai Persentase Angket Keaktifan Mengikuti

    Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ........................... 78

    Tabel 4.5 Nilai Angket Akhlak Santri Nomor Soal 1-15 ......................... 80

    Tabel 4.6 Nilai Angket Akhlak Santri Nomor Soal 16-30 ....................... 83

    Tabel 4.7 Jumlah Skor Keseluruhan ......................................................... 87

    Tabel 4.8 Interval Akhlak Santri .............................................................. 91

    Tabel 4.9 Nilai Nominasi Akhlak Santri .................................................. 92

    Tabel 4.10 Nilai Presentase Angket Akhlak Santri .................................... 97

  • Tabel 4.11 Koefisien Pengaruh Keaktifan Mengikuti

    Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I

    terhadap Akhlak Santri Putri Pondok Pesantren

    Assholihaat Magelang ................................................................ 94

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Angket Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil

    Banat Juz I

    Lampiran 2 Angket Akhlak Santri Putri

    Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

    Lampiran 4 Surat Bukti Penelitian

    Lampiran 5 Nota Pembimbing

    Lampiran 6 Daftar Nilai SKK

    Lampiran 7 Lembar Konsultasi

    Lampiran 8 Riwayat Hidup

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pondok pesantren merupakan salah satu contoh pendidikan non formal

    yang eksistensinya masih diakui masyarakat Indonesia sampai saat ini, pondok

    pesantren juga merupakan lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai

    pusat pendalaman ilmu-ilmu agama Islam dalam upaya mendidik dan

    mempersiapkan kader-kader yang berkualitas sehingga nantinya akan dibutuhkan

    di masyarakat. Salah satu ciri khas pondok pesantren adalah penyelenggaraan

    program kajian ilmu-ilmu agama Islam yang bersumber pada kitab-kitab

    berbahasa Arab. Program kajian ini bertujuan mendidik dan menanamkan nilai-

    nilai agama kepada para santri. Pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I

    merupakan contoh program kajian di pondok pesantren Assholihaat Magelang.

    Program ini di selenggarakan setiap minggunya, dengan tujuan membentuk budi

    pekerti atau akhlak yang baik bagi para santrinya.

    Istilah pondok sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu fundug yang

    berarti hotel atau asrama, sedangkan pesantren berasal dari kata santri yang diberi

    awalan pe- dan akhiran an, yang berarti tempat tinggal santri (Dhofier, 1983:18).

    Sedangkan menurut Profesor Haidar (2004:27), pesantren berarti tempat orang

    berkumpul untuk menimba ilmu agama Islam. Dari uraian tersebut dapat ditarik

    kesimpulan bahwa pondok pesantren adalah asrama atau tempat yang dijadikan

  • tempat tinggal para santri atau orang yang akan menimba ilmu pengetahuan

    agama Islam.

    Pengertian pesantren sendiri dapat berubah seiring dengan perkembangan

    zaman, dahulu pesantren diartikan sebagai lembaga non formal yang di gunakan

    orang untuk menimba ilmu pengetahuan agama Islam saja, tetapi pada

    kenyataannya sekarang banyak pesantren yang tidak hanya mengajarkan ilmu

    pengetahuan agama Islam saja, tetapi juga ketrampilan, pengetahuan umum

    sampai pada perkembangan teknologi sekalipun sudah masuk pada pendidikan

    pesantren.

    Sebagaimana seperti yang dikatakan oleh Profesor Haidar (2004:26)

    pondok pesantren sekarang mendidik santrinya dengan tiga H yaitu head,

    heart, hand. Pertama adalah head yang berarti kepala, maknanya mengisi otak

    santri dengan ilmu pengetahuan, kedua heart yang berarti hati, maknanya mengisi

    hati santri dengan iman dan taqwa, yang ketiga hand yang berarti tangan,

    maknanya kemampuan bekerja. Berdasarkan kemampuan ketiga H tersebut

    pesantren saat ini akan berperan sebagai lembaga pendidikan Islam yang

    mencetak kader ulama, bangsa, dan negara.

    Sebagai sebuah lembaga pendidikan, pesantren harus mempunyai tujuan

    yang dirumuskan sebagai acuan dari program-program yang diselenggarakan.

    Karena pesantren mempunyai peranan penting bagi pembentukan akhlak santrinya

    serta membentuk pribadi yang mampu bersosialisasi dengan perkembangan yang

    ada dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam. Sebuah pesantren tidak lepas

    dari elemen-elemennya, seperti pondok, masjid, pengajaran kitab, peraturan-

  • peraturan, santri serta kyai (Dhofier, 1983:41). Sebagai lembaga pendidikan Islam

    pesantren tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan semata.

    Dalam pengajaran kitab-kitab dan dalam pengajaran ilmu-ilmu yang lain,

    tidak hanya menitik beratkan pada aspek kognitif, tetapi juga dari aspek afektif

    maupun psikomotorik yang terlibat dalam pembelajaran tersebut. Salah satu

    pendidikan penting dalam pesantren adalah pendidikan akhlak. Santri di didik

    bagaimana berperilaku yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dan tidak

    menyimpang dari ajaran-Nya.

    Dalam agama Islam, kerangka pendidikan seperti itu sudah memiliki

    acuan yang cukup jelas dalam al-Quran surat al-Baqarah/83 (Depag, 2000:11)

    Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):

    janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah

    kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang

    miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,

    dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi

    janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu

    berpaling.(Q.S Al-Baqarah:83)

    Dan juga terdapat dalam hadist :

    ()

  • Artinya:Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. (HR. al-Bukhori)

    Mengacu pada ayat dan hadis di atas, jelaslah bahwa pendidikan akhlak

    atau budi pekerti tidak dapat diabaikan, manusia di harapkan mempunyai akhlak

    yang baik terhadap siapa saja, karena akhlak memiliki manfaat dan peranannya

    tersendiri dalam sebuah kehidupan manusia, baik bagi dirinya sendiri maupun

    orang lain dan juga bagi masyarakat luas.

    Pada hakekatnya pendidikan akhlak itu merupakan proses pembentukan

    pribadi manusia secara menyeluruh, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu

    pengetahuan tetapi juga mengupayakan bagaimana menjadi manusia yang

    bermoral baik, mandiri, tanggung jawab serta bijaksana dalam menghadapi

    kehidupan.

    Kitab al-Akhlaq lil banat juz I adalah salah satu kitab yang mengajarkan

    tentang tata cara menjadi perempuan yang berakhlak baik yang sesuai dengan

    ajaran Islam serta pedoman antara hak dan kewajiban dalam hidup berumah

    tangga dan bermasyarakat.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memberikan rumusan masalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I di

    Pondok Pesantren Assholihaat tahun 2012?

    2. Bagaimana akhlak santri putri di Pondok Pesantren Assholihaat tahun 2012?

  • 3. Adakah pengaruh keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat

    juz I terhadap akhlak santri putri di Pondok Pesantren Assholihaat tahun

    2012?

    C. Tujuan penelitian

    Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat

    juz I di Pondok Pesantren Assholihaat tahun 2012.

    2. Untuk mengetahui akhlak santri putri di pondok Pesantren Assholihaat.

    3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq

    lil banat juz I terhadap akhlak santri putri di Pondok Pesantren Assholihaat.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini di harapkan memberikan informasi yang jelas tentang

    ada tidaknya pengaruh mengkaji kitab terhadap akhlak santri dalam kehidupan

    sehari-hari, dalam informasi tersebut di harapkan dapat memberikan manfaat

    secara teoritik dan praktis, yaitu:

    1. Secara teoritik

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan

    khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang keaktifan

    mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I kaitannya dengan akhlak

    santri putri.

  • 2. Secara praktis

    a. Bagi penulis penelitian ini diharapkan menjadi pedoman untuk

    meningkatkan akhlak yang baik.

    b. Bagi para santri dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi

    motivasi untuk meningkatkan kajian kitab-kitab selanjutnya.

    E. Hipotesis Penelitian

    Menurut Suharsimi Arikunto (1995:56), hipotesis adalah dugaan tentang

    kebenaran mengenai hubungan dua variabel atau lebih. Adapun hipotesis dalam

    penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara mengkaji kitab al-Akhlaq lil

    banat juz I terhadap akhlak santri putri di pondok Pesantren Assholihaat

    Magelang tahun 2012.

    F. Devinisi Operasional

    1. Keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I

    Dalam pembahasan ini kiranya perlu di berikan penegasan dari judul di

    atas sebagai berikut :

    a. Keaktifan adalah kesibukan atau salah satu kegiatan kerja yang dikerjakan

    atau dilaksanakan (Poerwadarminto, 2006:20)

  • b. Pengkajian berasal dari kata kaji yang mendapat awalan peng- dan akhiran

    an yang berarti proses, cara, penyelidikan yang mendalam

    (Poerwadarminto, 1982:870)

    c. Kitab adalah buku yang berisi segala sesuatu yang bertalian dengan agama

    (Poerwadarminto, 2006:602)

    d. Al-Akhlaq lil banat juz I adalah buku yang berisi segala sesuatu yang

    bertalian dengan agama Islam khususnya mengkaji tentang akhlak

    perempuan, karya Umar bin Ahmad Baradja.

    e. Keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I adalah

    suatu perbuatan atau kegiatan yang bertujuan untuk menelaah,

    mempelajari dan mendalami buku yang membahas tentang masalah akhlak

    perempuan untuk membentuk watak seseorang dengan baik sesuai dengan

    ajaran agama Islam.

    Adapun indikator yang penulis gunakan untuk mengukur variabel

    pertama, yaitu keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz

    I adalah:

    1) Keaktifan santri dalam mengikuti kajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I

    yang mencakup :

    a) Intensitas kehadiran

    b) Keseriusan mengikuti kajian, yang mencakup :

    (1) Mencatat yang di anggap penting.

  • (2) Bertanya apabila ada yang tidak atau kurang dimengerti.

    (3) Mendengarkan dengan serius.

    (4) Mengulang kembali setelah kajian.

    2) Tingkat pemahaman santri terhadap kajian kitab al-Akhlaq lil banat

    juz I.

    Dalam hal ini pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I merupakan

    variabel x.

    2. Akhlak santri

    a. Akhlak

    Secara etimologis, akhlak dalam bahasa Arabnya adalah bentuk

    jamak dari khuluq; ( ) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah

    laku atau tabiat. Sedangkan menurut istilah akhlak adalah sifat yang

    tertanam dalam diri manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan

    bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan

    terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar (Ilyas, 2007 :

    1-2).

  • Menurut Mahmud (2004:26-27), akhlak adalah sebuah system

    yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah

    laku yang membuat seseorang menjadi istimewa.

    Sedangkan menurut Abu Hamid, akhlak merupakan suatu sifat yang

    terpatri dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang mudah

    tanpa memikirkan dan merenungkan terlebih dahulu.

    Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

    dengan akhlak adalah budi pekerti, tingkah laku yang tertanam dalam diri

    manusia dan akan muncul secara spontan tanpa memikirkan terlebih

    dahulu perbuatan-perbuatan seseorang yang telah mempribadi atau telah

    menjadi kebiasaan bagi yang bersangkutan.

    b. Santri

    Santri adalah orang yang mendalami pengajiannya dalam agama

    Islam (dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren), orang

    yang beribadat dengan sungguh-sungguh (Poerwadarminto, 2006:1032).

    Jadi dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang di

    maksud dengan akhlak santri adalah sifat yang tertanam daam diri manusia

    yang muncul secara spontan bilamana diperlukan, dengan mendalami

    pengajiannya dalam agama Islam sehingga dapat menilai perbuatan baik

    atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.

    Santri dibedakan menjadi dua (Dhofier, 1983:51-52), yaitu :

  • 1) Santri mukim adalah murid-murid yang berasal dari daerah jauh dan

    menetap dalam kelompok pesantren.

    2) Santri kalong adalah murid-murid yang berasal dari desa-desa di

    sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren.

    Adapun indikator yang penulis gunakan untuk mengukur akhlak, yaitu :

    1) Akhlak Vertikal

    Akhlak kepada Allah, yang mencakup:

    (1) Melaksanakan sholat wajib lima waktu

    (2) Melaksanakan puasa bulan Ramadhan

    (3) Melaksanakan shalat sunnah

    (4) Melaksanakan puasa sunnah

    (5) Bersyukur atas nikmat Allah.

    2) Akhlak Horizontal

    a) Akhlak anak kepada orang tua, antara lain:

    (1) Membantu orang tua baik secara spiritual maupun materiil

    (2) Memenuhi panggilan orang tua

    (3) Bertingkah laku sopan di hadapan orang tua

    (4) Berbicara yang sopan dan lemah lembut kepada orang tua

  • (5) Mendoakan orang tua

    b) Akhlak kepada guru, antara lain:

    (1) Menghormati guru

    (2) Sopan santun di hadapan guru

    (3) Patuh kepada guru

    a) Akhlak kepada teman, antara lain:

    (1) Berbuat baik kepada teman

    (2) Saling menasehati

    (3) Membantu teman

    (4) Toleransi kepada teman.

    b) Akhlak pribadi (Ilyas, 2007) :

    (1) Jujur (siddiq)

    (2) Dapat dipercaya (amanah)

    (3) Tawadhu (rendah hati)

    (4) Malu

    (5) Sabar

    (6) Pemaaf.

  • Akhlak adalah variabel y, oleh karena itu untuk memberikan

    penafsiran tinggi rendahnya hubungan dari kedua variabel tersebut, maka

    penulis menggunakan skala pengukuran dengan kategori sebagai berikut:

    a. Baik

    b. Cukup/sedang

    c. Kurang

    3. Pondok Pesantren Assholihaat

    Pondok pesantren merupakan asrama atau tempat orang berkumpul

    untuk menimba ilmu agama Islam. Jadi pondok pesantren assholihaat adalah

    tempat pendidikan agama Islam yang di gunakan seseorang untuk menuntut

    ilmu, yang beralamat di jalan Sudirman no.17, Desa Sampangan Kecamatan

    Kaliangkrik, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

    G. Metodologi Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah

    pendekatan korelasional kuantitatif. Yang dimaksud dengan pendekatan

    korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada

    tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 1995:326).

    2. Lokasi dan waktu penelitian

  • Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Assholihaat yang

    beralamatkan di jalan Sudirman No 17 Desa Sampangan Kecamatan

    Kaliangkrik Kota Magelang, dan pelaksaannya dimulai dari pembuatan

    proposal sampai laporan penelitian telah selesai.

    3. Subjek Penelitian

    Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah santri

    putri pondok Pesantren Assholihaat Magelang yang berjumlah 50 santri,

    dengan menggunakan penelitian populasi karena mengambil semua santri

    untuk dijadikan responden atau subjek penelitian.

    4. Instrumen Penelitian

    a. Observasi

    Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan

    mata atau perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh

    alat indra (Arikunto, 1997:146). Observasi ini digunakan untuk

    memperoleh data populasi, keadaan pondok pesantren dan data-data

    lapangan.

    b. Angket

    Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

    memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

    pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1997:140). Model angket

    yang digunakan penulis adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah

    disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto,

  • 1997:141). Penulis menggunakan angket ini bertujuan untuk menjaring data

    tentang keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I

    terhadap akhlak santri putri pondok pesantren Assholihaat Magelang.

    H. Teknik Analisis Data

    Untuk memperoleh hasil dari penelitian agar bisa digeneralisasikan, setiap data

    yang masuk harus dianalisis.

    1. Analisis Persentase

    Yaitu teknik analisis data dengan menggunakan rumus :

    P= F/Nx100%

    Keterangan:

    P: Persentase Perolehan

    F: Frekuensi

    N: Jumlah Sampel

    Rumus persentase ini untuk menganalisis dari tiap-tiap kategori kedua

    variabel yaitu keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I

    terhadap akhlak santri putri Pondok Pesantren Assholihaat.

    2. Analisis Hipotesis

    Sesuai dengan jenis data penelitian, maka sebagai tindak lanjut dari data

    yang telah dikumpulkan dari kedua variabel yaitu keaktifan mengikuti

    pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I (variabel x) dan akhlak santri

  • (variabel y), peneliti menggunakan rumus korelasi product moment, dengan

    angka kasar (Arikunto, 1997:256)

    rxy =

    2 ()2

    2

    ()2

    Keterangan:

    rxy : nilai koefisien korelasi antara x dan y

    xy : produk dari x dan y

    x : nilai variabel 1

    y : nilai variabel 2

    N : banyaknya subjek pemilik nilai

    : sigma

    I. Sistematika Penulisan Skripsi

    Dalam penelitian ini penulis membagi dalam lima bab dengan sistematika

    sebagai berikut :

    Pada bab I, dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

    tujuan dan manfaaat penelitian, hipotesis penelitian, penegasan istilah, metodologi

    penelitian, teknik analisis data dan sistematika penulisan skripsi.

    Pada bab II, dikemukakan tentang kitab al-Akhlaq lil banat juz I yaitu biografi

    penulis, sistematika penulisan dan isi, akhlak yang berisi pengertian, sumber dan

  • pembagian, santri pesantren yang berisi pengertian, macam-macam dan metode

    pembelajaran, serta akhlak santri kaitanya dengan kajian kitab al-Akhlaq lil banat

    juz I.

    Pada bab III, dikemukakan tentang gambaran umum Pondok Pesantren

    Assholihaat (sejarah berdirinya, sarana dan fasilitas, program pengajaran, susunan

    organisasi, visi, misi, tata tertib, keadaan objek responden) serta data tentang

    pengaruh keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I terhadap

    akhlak santri putri dari data jawaban angket.

    Pada bab IV, dikemukakan adanya pengelolaan data yang telah diperoleh dari

    penelitian lapangan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan statistik

    melalui analisis pendahuluan dan analisis lanjut.

    Pada bab V, dikemukakan tentang kesimpulan dan saran.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kitab Al-akhlaq Lil BanaT Juz I

    1. Biografi Penulis Kitab Al-akhlaq Lil Banat Juz I

    Kyai Umar bin Ahmad Baradja adalah seorang ulama yang lahir di

    kampung Ampel Surabaya pada tanggal 10 Jumadil Akhir 1331 H / 17 Mei

    1913 M, sejak kecil beliau diasuh dan dididik oleh kakeknya dari pihak ibu

    yaitu syeh Hasan bin Muhammad Baradja yang juga seorang ulama ahli

    nahwu dan fiqih.

    Pada masa mudanya beliau menuntut ilmu agama dan bahasa Arab

    dengan tekun di Madrasah al-Khairiyah Ampel Surabaya. Sehingga beliau

    dapat menguasai dan memahami berbagai ilmu agama dari para ustad-

    ustadnya.

    Umar bin Ahmad Baradja mengawali karirnya dengan mengajar di

    Madrasah al-Khairiyah Surabaya pada tahun 1935-1945 yang dulunya

    merupakan tempat beliau menuntut ilmu, kemudian beliau pindah mengajar

    di Madrasah al-Khairiyah Bondowoso dan al-Husainiyah Gresik pada tahun

    1945-1947, kemudian beliau juga mengajar di Rabithah Al-awaliyyah Solo

    tahun 1947-1950. Setelah itu pada tahun 1951-1957 bersama al-Habib Zein

    bin Abdullah al-Kaff beliau membagun gedung Yayasan Badan Wakaf yang

    diberi nama Yayasan Perguruan Islam Malik Ibrahim. Di tengah

    kesibukannya beliau juga menyusun berbagai kitab, diantaranya yaitu kitab

  • Al-akhlaq lil banat, Al-akhlaq lil banin, Sullam fiqih, Adiyah Ramadhan.

    Selain itu beliau juga menulis syair-syair dalam bahasa Arab dengan

    sastranya yang tinggi.

    Selain mengajar di lembaga Pendidikan, beliau juga mengajar di

    rumah pribadinya pada pagi hari dan sore hari serta pengajian malam hari,

    karena semakin banyaknya murid, beliau berusaha mengembangkan

    Pendidikan itu dengan mendirikan Yayasan Perguruan Islam atas namanya,

    sebagai perwujudan hasil pendidikan dan pengalamannya selama 50 tahun,

    hingga kini masih berjalan dibawah asuhan putranya yaitu Al-ustad Ahmad

    bin Umar Baradja. Bersama KH. Adnan Chamim beliau juga membagun

    masjid al-Khair yang sampai saat ini masih digunakan untuk berbagai

    kepentingan dakwah masyarakat Surabaya.

    Syeh Umar adalah sosok ulama yang dikenal sangat bersahaja,

    bersifat tawadhu dan rendah hati serta sifat waranya yang sangat tinggi,

    tetapi beliau sangat keras dan tidak kenal kompromi dalam mendidik putra

    dan anak didiknya, misalnya untuk anak perempuan harus menutup auratnya,

    dan tidak diperbolehkan antara murid laki-laki dan perempuan dicampur

    dalam satu kelas. Sebelum mendekati ajalnya, beliau sempat berwasiat

    kepada putra dan anak didiknya agar selalu berpegang teguh pada ajaran

    assalaf ashalih yaitu ahlu sunnah wal jamaah. Setelah syeh Umar

    memenfaatkan semua ilmu, waktu, umur dan hartanya di jalan Allah, pada

    akhirnya beliau memenuhi panggilan Rabb-Nya pada hari Sabtu malam Ahad

    tanggal 16 Rabiul tsani 1411 H / 3 November 1990 M, pukul 23:10 WIB di

  • Rumah Sakit Islam Surabaya dalam usia 77 tahun. (http://abdullah-

    sifaulqulub.blogspot.com/2011/07/syaikh-umar-baraja-pengarang-akhlaq-

    lil.html).

    2. Pengertian Kitab Al-akhlaq Lil Banat Juz I

    Kitab al-Akhlaq lil banat juz I adalah buku yang berisi segala sesuatu

    yang bertalian dengan agama Islam khususnya mengkaji tentang akhlak

    perempuan shalihah yang disusun oleh Umar bin Ahmad Baradja.

    Kitab tersebut membahas tentang bagaimana akhlak perempuan

    shalihah yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan membahas larangan-

    larangan bagi seorang perempuan shalihah.

    3. Sistematika Penulisan Kitab Al-akhlaq Lil Banat Juz I

    Kitab al-Akhlaq lil banat juz I karya syeh Umar memiliki sistematika

    sebagai berikut; pertama-tama adalah halaman judul yang diikuti nama

    pengarangnya, halaman berikutnya berisi pembukaan kitab atau yang sering

    disebut pangantar dari penyusun. Dengan bahasa yang sopan penulisannya

    didahului dengan bacaan basmalah dan kemudiaan diikuti dengan penjelasan

    tentang pentingnya pendidikan akhlak kepada anak perempuan, pembahasan

    berikutnya tentang materi yang berhubungan dengan akhlak seorang

    perempuan shalihah yang diakhiri dengan daftar isi.

    Syeh Umar menyusun kitab al-Akhlaq lil banat juz I dengan membagi

    menjadi 40 bab sesuai dengan pembahasan masalah yang ada, sehingga

    memudahkan bagi pembacanya untuk memahami isi kitab tersebut.

  • Secara ringkas, sistematika penulisan kitab al-Akhlaq lil banat juz I

    dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

    a. Halaman judul.

    b. Pembukaan dan kata pengantar penulisan kitab.

    c. Isi atau kandungan kitab yang diakhiri dengan daftar isi.

    4. Isi Kitab Al-akhlaq Lil Banat Juz I

    Kitab al-akhlak lil banat juz I terdiri dari 40 bab atau pokok bahasan

    yang semuanya membahas tentang akhlak, bagaimana akhlak perempuan

    yang baik dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Sedangkan yang di maksud

    dengan ilmu akhlak menurut Akram Ridha (2007:17) adalah ilmu yang

    membahas tentang berbagai hukum dan ideologi yang berkaitan dengan

    segala perbuatan baik, untuk dilakukan dan segala perbuatan buruk, untuk

    dijauhi dengan tujuan membersihkan jiwa dari segala noda berdasarkan

    petunjuk wahyu. Adapun yang dibahas dalam kitab al-Akhlaq lil banat juz I

    diantaranya adalah:

    a. Anak perempuan yang mempunyai budi pekerti

    Dalam kitab al-Akhlaq lil banat juz I sudah dijelaskan bagaimana

    akhlak seorang anak perempuan yang baik, diantaranya adalah:

    1) Memuliakan kepada kedua orang tua, gurunya dan saudara-

    saudaranya.

    2) Mempunyai rasa belas kasihan kepada saudaranya yang sudah besar

    ataupun yang masih kecil.

    3) Jujur terhadap apa yang dibicarakan.

  • 4) Tidak membanggakan dirinya dan bersikap sabar dalam menghadapi

    cobaan.

    5) Tidak suka marah-marah dan tidak suka bermusuhan terhadap

    saudaranya.

    6) Mempunyai rasa malu ketika berbuat kesalahan.

    7) Selalu mendengarkan perkataan orang tua dan gurunya.

    8) Mempunyai adab ketika makan, berjalan dan berbicara.

    b. Anak perempuan yang tidak mempunyai malu

    Dalam kitab al-Akhlaq lil banat juz I juga telah dijelaskan tentang

    akhlak seorang anak perempuan yang tidak mempunyai malu, diantaranya

    adalah:

    1) Tidak mempuyai tata krama terhadap kedua orang tua dan guru-

    gurunya.

    2) Tidak memuliakan terhadap orang yang lebih tua dan tidak

    mempunyai rasa kasih sayang terhadap orang yang lebih kecil.

    3) Berbohong ketika berbicara.

    4) Suka membicarakan kejelekan orang lain.

    5) Senang bermusuhan dan berbicara yang jelek-jelek.

    6) Mengingkari janji dan menghina terhadap orang lain.

    7) Khasud dan membuat fitnah terhadap oranglain.

    8) Tidak mendengarkan ketika dinasehati.

    c. Kewajiban terhadap Allah SWT

  • Islam juga telah memberikan petunjuk tentang kewajiban bagi orang

    mukmin terhadap Allah SWT sebagai berikut:

    1) Menyembah atau beribadah kepada Allah SWT.

    2) Bersyukur atas nikmat yang di berikan dengan beribadah kepada

    Allah SWT.

    3) Melaksanakn semua perintah Allah SWT dan meninggalkan semua

    larangan-Nya.

    4) Mencintai Allah lebih dari mencintai siapapun.

    5) Mempercayai adanya malaikat-malaikat dan nabi.

    6) Mencintai terhadap orang-orang shaleh.

    d. Tata krama anak perempuan ketika di rumah

    1) Menjaga kedua orang tua dan saudara-saudaranya dirumah.

    2) Tidak membuat marah kepada orang yang dirumah.

    3) Tidak bermusuhan dan jangan mengambil barang saudaranya tanpa

    izin.

    4) Jangan ramai ketika orang dirumah sedang tidur.

    5) Membersihkan dan merawat rumah dengan baik.

    e. Anak perempuan yang baik

    Dalam kitab al-Akhlaq lil banat juz I sudah dijelaskan tentang akhlak

    anak perempuan yang baik, seperti:

    1) Mempunyai cita-cita.

    2) Ketika mau tidur atau bangun tidur selalu ingat kepada Allah.

    3) Bersyukur atas nikmat Allah.

  • 4) Ketika mau makan selalu mengucapkan basmallah.

    5) Selalu melaksanakan shalat tepat waktu.

    f. Kewajiban anak perempuan terhadap ke dua orang tua

    Semua orang tentu sudah mengetahui bahwa orang tua merekalah yang

    menjadi salah satu penyebab adanya seseorang di dunia ini. Maka sikap

    birr al-walidain menjadi suatu keharusan. Dalam kitab al-Akhlaq lil banat

    juz I sudah dijelaskan bagaimana akhlak seorang anak kepada kedua orang

    tuanya, diantaranya sebagai berikut:

    1) Membalas jasa-jasa orang tua dengan mempunyai budi pekerti yang

    baik.

    2) Melaksanakan apa yang diperintahkan orang tua dengan senang.

    3) Berbuat baik dengan kedua orang tua.

    4) Mendoakan kedua orang tua.

    5) Menjauhi dari apa-apa yang menyakiti atau menyinggung orang tua.

    6) Jangan berbicara keras melebihi suara orang tua.

    7) Jangan meminta sesuatu kepada orang tua dengan memaksa.

    8) Jangan berbohong kepada kedua orang tua.

    g. Tata krama anak perempuan terhadap kerabat dekat

    Mengingat begitu pentingnya peran saudara dalam kehidupan, maka

    sebagai seorang yang berakhlak baik perlu memahami akhlak terhadap

    saudara, antara lain:

    1) Memuliakan terhadap saudara-saudara dari bapak maupun saudara-

    saudara dari ibu.

  • 2) Akrab dengan saudara-saudara yang dewasa dan kecil dari pihak ibu

    ataupun bapak.

    3) Menyapa ketika bertemu dengan saudara.

    4) Berbicara yang sopan.

    5) Saling membantu ketika membutuhkan.

    6) Tidak bermusuhan dan jangan memperlihatkan wajah yang murung.

    7) Saling menjengguk ke tempat-tempat saudara.

    h. Tata krama terhadap tetangga

    Akhlak yang harus dilakukan seseorang terhadap tetangganya antara

    lain;

    1) Saling membantu ketika membutuhkan.

    2) Menjenguk ketika sakit.

    3) Saling mendoakan ketika susah.

    4) Senang dengan tetangga dan tidak menyakiti atau memusuhi tetangga.

    5) Jangan mengeraskan suara ketika tetangga sedang pada tidur.

    6) Membagi makanan kepada tetangga ketika mempunyai lebih.

    7) Mengucapkan salam dan tersenyum ketika bertemu tetangga.

    i. Tata krama ketika berjalan

    Akhlak seorang anak yang baik ketika berjalan, antara lain:

    1) Memilih jalan yang baik dan tidak nongkrong di jalan.

    2) Tidak makan atau minum ketika berjalan.

    3) Ketika di jalan jangan bercerita dengan temannya yang tidak

    bermanfaat.

  • 4) Jangan bergurau berlebihan dengan temannya ketika di jalan.

    5) Tidak membicarakan kejelekan orang lain ketika berjalan dengan

    teman-temannya.

    j. Tata krama murid perempuan terhadap gurunya

    1) Mendengarkan dengan seksama ketika dijelaskan.

    2) Mendengarkan dan menerima nasehat guru.

    3) Mematuhi perintah guru dalam hal kebaikan.

    4) Berjalan didepan guru dan tidak mendahuluinya.

    5) Berbicara dengan sopan dan lemah lembut.

    6) Menjaga nama baik guru.

    B. Akhlak

    1. Pengertian Akhlak

    Menurut Abdul Halim (2000: 8), akhlak adalah sebuah kata yang

    berasal dari bahasa Arab al-Akhlaq, merupakan bentuk jamak dari kata al-

    Khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak. Sedangkan menurut

    Wahid Ahmadi (2004: 13), kata akhlak secara bahasa berasal dari kata

    khalaqa ( ) yang berarti menciptakan, maka kata akhlak tidak bisa

    dipisahkan dengan al-Khaliq (Allah) dan makhluk. Akhlak berarti sebuah

    perilaku yang menghubungkan antara hamba dengan Allah SWT.

    Berbeda dengan pendapat Mahmud (2004: 26-27), yang dimaksud

    dengan akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari

    karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang

  • menjadi istimewa. Sedangkan menurut Ilyas (2007: 1-3), akhlak secara

    etimologis adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,

    perangai, tingkah laku atau tabiat dan secara terminologis, Ilyas

    mengemukakan definisi akhlak dari tiga tokoh, yaitu:

    a. Menurut Imam Al-Ghazali

    Artinya: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

    perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa

    memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

    b. Menurut Ibrahim Anis

    Artinya: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya

    lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa

    membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

    c. Menurut Abdul Karim Zaidan

    .

    Artinya: (Akhlak) adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam

    jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat

    menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih

    melakukan atau meninggalkannya.

  • Ketiga definisi yang dikutip di atas sepakat menyatakan bahwa akhlak

    adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul

    secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau

    pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

    Dari pemaparan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

    akhlak ialah suatu budi pekerti, tabiat, watak atau sifat yang telah meresap ke

    dalam jiwa dan menjadi kepribadian sehingga timbullah berbagai macam

    perbuatan, secara spontan karena telah menjadi kebiasaan tanpa adanya

    pemikiran yang mendalam dan menjadikan seseorang istimewa.

    Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling

    melengkapi dan memiliki lima ciri penting dari akhlak, yaitu (Saebani dan

    Hamid, 2010:14) :

    a. Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang

    sehingga menjadi kepribadiannya.

    b. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa

    pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan yang

    bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila.

    c. Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalan diri orang yang

    mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan

    akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan, dan

    keputusan yang bersangkutan.

  • d. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan

    main-main atau bersandiwara.

    e. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata

    karena Allah SWT, bukan karena ingin mendapatkan suatu pujian.

    Adapun pengertian istilah-istilah lain dari akhlak adalah sebagai

    berikut:

    a. Etika

    Menurut Faqih (1998:88), kata etika berasal dari bahasa Yunani

    ethos yang berarti kebiasaan. Dengan kata lain bahwa etika adalah ilmu

    tentang tingkah laku manusia yang berkenaan dengan ketentuan tentang

    kewajiban yang menyangkut masalah kebenaran, kesalahan, atau

    kepatutan, serta ketentuan tentang nilai yang menyangkut kebaikan

    maupun keburukan. Hal tersebut selaras dengan pendapat Saebani dan

    Hamid (2010:27) yang dimaksud dengan etika adalah ilmu tentang tingkah

    laku manusia, prinsip-prinsip yang sistematisasi dari hasil pola pikir

    manusia.

    b. Moral

    Moral berasal dari bahasa Latin mores, yaitu jamak dari mos yang

    berarti adat kebiasaan. Moral adalah nilai dasar dalam masyarakat untuk

    menentukan baik buruknya suatu tindakan yang pada akhirnya menjadi

    adat istiadat masyarakat tersebut (Faqih, 1998:89). Saebani dan Hamid

    (2010:30) menyebutkan bahwa moral adalah perbuatan baik dan buruk

    yang didasarkan pada kesepakatan masyarakat.

  • Berdasarkan penjabaran istilah di atas dapat diketahui bahwa akhlak,

    etika dan moral memiliki kesamaan jika dilihat secara normatif karena

    ketiganya menguatkan suatu pola tindakan yang dinilai baik dan buruk,

    hanya pola yang digunakan didasarkan pada ide-ide yang berbeda. Etika

    dinilai menurut pandangan filsafat tentang munculnya tindakan dan tujuan

    rasional dari suatu tindakan. Akhlak adalah wujud dari keimanan atau

    kekufuran manusia dalam bentuk tindakan, sedangkan moral merupakan

    bentuk tingkah laku yang diideologisasikan menurut pola hidup

    masyarakat, ideologi negara, agama dan dapat pula diambil dari

    pandangan-pandangan filosofi manusia sebagai individu yang dihormati,

    pemimpin dan sesepuh masyarakat (Saebani dan Hamid, 2010:33)

    2. Sumber Akhlak

    Menurut Ilyas (2007:4), sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran

    baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran

    Islam, sumber akhlak adalah al-Quran dan al-Sunnah. Dalam konsep akhlak,

    segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata

    karena syara (al-Quran dan al-Sunnah) menilainya demikian. Menurut

    Abdullah (2007:4-5), sumber ajaran akhlak adalah al-Quran dan al-Sunnah.

    Keduanya menjadi sumber akhlak terpuji (al-Akhlak al-Karimah) dan

    merupakan ajaran yang paling mulia dari segala manapun hasil renungan dan

    ciptaan manusia. Sehingga telah menjadi keyakinan (akidah) Islam bahwa

    akal dan naluri manusia harus tunduk mengikuti petunjuk dan pengarahan al-

  • Quran dan al-Sunnah. Dari pedoman itulah dapat diketahui kriteria mana

    perbuatan yang baik dan mana yang buruk.

    Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

    menjadi sumber dari akhlak manusia adalah al-Quran dan al-Sunnah, dari

    kedua sumber tersebut, manusia dapat mengetahui apa yang boleh dilakukan

    dan apa yang tidak boleh dilakukan.

    3. Pembagian Akhlak

    Akhlak secara umum terdiri atas dua macam, yaitu sebagai berikut

    (Humaidi, 1980:147) :

    a. Akhlak terpuji (al-Akhlak al-Mahmudah)

    Akhlak yang terpuji adalah akhlak yang baik yang berupa semua

    akhlak yang baik-baik yang harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang.

    b. Akhlak tercela (al-akhlak al-Mazmumah)

    Akhlak yang tercela adalah akhlak yang buruk yang harus dihindari

    dan dijauhi oleh setiap orang.

    C. Santri Pesantren

    1. Pengertian Santri Pesantren

    Menurut Dhofier (1986:18), bahwa pesantren berasal dari kata santri,

    yang dengan awalan pe- dan akhiran an, berarti tempat tinggal para santri.

    Lebih lanjut beliau mengutip pendapat Johns dalam Islam in South Asia, bahwa

    istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru ngaji. Sedangkan

    menurut C.C Berg, bahwa istilah santri berasal dari istilah shastri yang dalam

  • bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu. Kata

    shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku

    agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan. Menurut Mahmud (2004:27)

    Pesantren adalah tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam, dan juga

    pesantren diartikan sebagai suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang

    bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkannya

    sebagai pedoman hidup keseharian. Selaras dengan pendapat Nur Cholish

    Madjid (1997:3), bahwa pesantren adalah sebuah lembaga yang bisa dikatakan

    merupakan wujud dari proses perkembangan sistem pendidikan nasional.

    Sedangkan santri adalah orang yang mendalami pengajiannya dalam agama

    Islam (dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan

    sebagainya); orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh

    (Poerwadarminta, 2006:1032).

    Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai

    kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya,

    pendidikan di pesantren meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan

    kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada

    pesantren disebut santri, tempat di mana para santri menetap di lingkungan

    pesantren, di sebut dengan istilah pondok. Dari sinilah timbul istilah pondok

    pesantren (Depag, 2003:8-9).

    Dari pemaparan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan

    bahwa yang dimaksud dengan santri adalah orang-orang yang mendalami ilmu

    agama Islam dengan cara pergi berguru ke suatu pesantren. Sedangkan pondok

  • pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan serta

    menyebarkan ilmu agama Islam.

    2. Macam-macam Santri

    Santri dibedakan menjadi dua yaitu (Dhofier, 1983:51-52):

    a. Santri mukim adalah murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan

    menetap dalam kelompok pesantren.

    b. Santri kalong adalah murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekeliling

    pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren.

    3. Metode Pembelajaran dalam Pesantren

    Metode pembelajaran adalah cara-cara yang mesti ditempuh dalam

    kegiatan belajar mengajar antara santri dan kyai untuk mencapai suatu tujuan

    tertentu. Metode pembelajaran di pondok pesantren salafiyah ada yang bersifat

    tradisional, yaitu metode pembelajaran yang diselenggarakan menurut

    kebiasaan-kebiasaan yang telah lama dilaksanakan pada institusi peseantren

    atau dapat juga disebut sebagai metode pembelajaran asli (original) pondok

    pesantren. Di samping itu ada pula metode pembelajaran modern (tajdid).

    Metode pembelajaran modern merupakan metode pembelajaran hasil

    pembaharuan kalangan pesantren dengan memasukkan metode-metode yang

    berkembang pada masyarakat modern, walaupun tidak selalu diikuti dengan

    menerapkan sistem modern, yaitu sistem sekolah atau madrasah. Pondok

    pesantren salafiyah sebenarnya telah mengenal sistem klasikal, tetapi tidak

    dengan batas-batas fisik yang lebih tegas sebagaimana sistem klasikal yang

    diterapkan pada persekolahan modern. Berikut ini beberapa metode

  • pembelajaran tradisional yang menjadi ciri utama pembelajaran di pondok

    pesantren salafiyah (Depag, 2003:74-102), meliputi:

    a. Metode sorogan

    Sorogan berasal dari kata sorog (bahasa Jawa), yang berarti

    menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya di hadapan kyai

    atau pembantunya (badal, asisten kyai).

    b. Metode wetonan/bandongan

    Metode bandongan disebut juga dengan metode wetonan, istilah

    weton berasal dari kata wektu (bahasa Jawa), yang berarti waktu, sebab

    pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu. Pada metode ini

    berbeda dengan metode sorogan, karena metode bandungan dilakukan oleh

    seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompok peserta didik atau santri,

    untuk mendengarkan atau menyimak apa yang dibacakan dari sebuah

    kitab. Metode ini biasanya digunakan untuk mengkaji kitab-kitab kuning

    (gundul), dimana para santri menyimak kitab masing-masing dan membuat

    catatan yang dianggap penting untuk membantu dalam memahami teks

    tesebut.

    c. Metode musyawarah/bahtsul masail

    Metode musyawarah atau dalam istilah lain bahtsul masail

    merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi

    atau seminar. Beberapa orang santri dengan jumlah tertentu membentuk

    halaqah yang dipimpin langsung oleh kyai atau ustadz, atau mungkin juga

    oleh santri senior, untuk membahas atau mengkaji suatu persoalan yang

  • telah ditentukan sebelumnya. Dalam pelaksanaannya para santri dengan

    bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau pendapatnya.

    d. Metode pengajian pasaran

    Metode pengajian pasaran adalah kegiatan belajar para santri

    melalui pengkajian materi (kitab) tertentu pada seorang kyai atau ustadz

    yang dilakukan oleh sekelompok santri dalam kegiatan yang terus menerus

    (maraton) selama tenggang waktu tertentu.

    e. Metode hafalan (muhafazhah)

    Metode hafalan ialah metode belajar santri dengan cara menghafal

    suatu teks tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan kyai atau ustadaz.

    Para santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-bacaan dalam jangka

    waktu tertentu. Hafalan yang dimiliki santri ini kemudian dihafalkan

    dihadapan kyai atau ustadz secara periodik atau insidental tergantung

    kepada kyai atau ustadz yang bersangkutan.

    f. Metode demonstrasi/praktek ibadah

    Metode ini adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan

    memperagakan (mendemonstrasikan) suatu ketrampilan dalam hal

    pelaksanaan ibadah tertentu yang dilakukan secara perorangan maupun

    kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan kyai atau ustadz.

    D. Akhlak Santri Kaitannya dengan Kajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat juz I

    Lembaga pendidikan pesantren mempunyai kekhasan tersendiri dan

    berbeda dengan lembaga lainnya. Pendidikan akhlak para santrinya merupakan

  • salah satu tujuan utama didirikannya suatu pondok pesantren, karena berhasil

    tidaknya suatu pemerintahan dapat dilihat dari akhlak rakyat dan pemimpinnya.

    Santri adalah bagian dari masyarakat dan generasi penerus bangsa. Untuk itu,

    apabila generasi penerusnya berakhlak baik, akan baik pulalah sistem

    pemerintahannya.

    Akhlak santri yang sesuai dengan kajian dari kitab al-Akhlak lil banat juz I

    mencakup akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap Rasulullah SAW, akhlak

    keluarga, akhlak pribadi, akhlak bermasyarakat. Penjabarannya adalah sebagai

    berikut:

    1. Akhlak terhadap Allah SWT

    a. Beribadah kepada Allah SWT (Salamullah [a], 2008:4).

    Ibadah secara bahasa berarti tunduk dan merendahkan diri.

    Sedangkan menurut istilah, ibadah adalah taat kepada Allah SWT dengan

    melaksanakan perintah-perintah-Nya yang disampaikan melalui lisan para

    rasul-Nya. Ibadah terbagi menjadi tiga yaitu ibadah hati, lisan dan anggota

    badan. Rasa khauf (takut), raja (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal

    (ketergantungan), ragbah (senang), dan rahbah (takut), adalah ibadah

    qalbiyah (ibadah yang berkaitan dengan hati), sedangkan tasbih, tahlil,

    takbir, tahmid dan syukur termasuk ibadah lisaniyyah (lisan). Adapun

    shalat, zakat, haji dan jihad adalah ibadah badaniyah (fisik). Ibadah inilah

    yang menjadi tujuan penciptaan manusia, sebagaimana firman Allah SWT

    dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 (Depag, 2011:417):

  • Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

    mereka mengabdi kepada-Ku.

    b. Takwa

    Takwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah SWT dengan

    mengikuti segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya

    (Ilyas, 2008:17). Allah SWT berfirman dalam al-Quran surat al-Baqarah

    ayat 177 :

  • Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu

    suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah

    beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-

    kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada

    kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang

    memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta

    dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan

    menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya

    apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam

    kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah

    orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-

    orang yang bertakwa.

    Dalam surat al-Baqarah ayat 177 di atas Allah SWT

    mendefinisikan al-birru dengan iman (beriman kepada Allah SWT, hari

    akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi), Islam (mendirikan

    shalat dan menunaikan zakat) dan ihsan (mendermakan harta yang

    dicintainya, menepati janji dan sabar). Setelah disebutkan secara berganti-

    ganti beberapa bagian dari iman, Islam dan ihsan, lalu Allah menutupnya

    dengan kalimat: mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Dengan

    demikian dapat dipahami bahwa dalam ayat tersebut takwa dicirikan

    dengan iman, Islam dan ihsan (Ilyas, 2007:20).

    c. Cinta kepada Allah SWT

    Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang

    menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya

    dengan penuh semangat dan kasih sayang. Bagi seorang mukmin cinta

    pertama dan utama sekali diberikan kepada Allah SWT, karena Allah lebih

    mencintainya dari pada segala-galanya (Ilyas, 2007:24)

  • Cinta kepada Allah SWT tidak boleh dibarengi dengan harapan

    mendapatkan pahala atau terhindar dari siksa, tetapi semata-mata untuk

    memenuhi perintah-Nya dan melakukan apa saja yang dapat

    menyenangkan-Nya. Hanya kepada seorang hamba yang mencintai-Nya

    dengan cara seperti itu, Allah SWT akan menyibakkan segala keindahan-

    Nya yang sempurna (Salamullah [a], 2008:9).

    2. Akhlak terhadap Rasulullah SAW

    Akhlak terhadap Rasulullah SAW (Ilyas, 2007:70-76), meliputi:

    a. Mengikuti dan mentaati Rasul

    Al-Quran surat An-Nisaa ayat 80 :

    Artinya: Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah

    mentaati Allah, dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan

    itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara

    bagi mereka.

    Dari uraian ayat di atas dapat disimpulkan bahwa mengikuti

    Rasulullah SAW merupakan salah satu bukti kecintaan seorang hamba

    kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

    b. Mengucapkan shalawat dan salam

    Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 56 :

  • Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat

    untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu

    untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa shalawat dan salam

    merupakan bukti penghormatan kepada beliau.

    c. Akhlak dalam keluarga

    Akhlak santri terhadap keluarganya adalah berbakti kepada kedua

    orang tua (birru al-walidain). Birru al-walidain terdiri dari kata birru dan

    al-walidain. Al-birru artinya kebajikan dan al-walidain artinya dua orang

    tua atau ibu dan bapak. Jadi Birru al-walidain adalah berbuat kebajikan

    kepada kedua orang tua (Ilyas, 2007:147). Allah SWT memerintahkan

    kepada umat manusia untuk berbuat baik kepada orang tua mereka melalui

    firman-Nya surat Lukman ayat 14, yaitu:

  • Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada

    dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam

    keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya

    dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua

    orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

    Banyak cara bagi seorang anak untuk dapat mewujudkan birru al-

    walidain tersebut, antara lain sebagai berikut (Ilyas, 2007:152-156):

    1) Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek

    kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh maupun

    masalah lainnya.

    2) Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan penuh rasa

    terima kasih dan kasih saying atas jasa-jasa keduanya yang tidak

    mungkin bisa dinilai dengan apapun.

    3) Membantu ibu bapak secara fisik dan materiil.

    4) Mendoakan ibu bapak semoga diberi oleh Allah SWT keampunan,

    rahmat dan lain sebagainya.

    d. Akhlak pribadi

    1) Jujur (shidiq)

  • Seorang santri yang berakhlak baik harus selalu bersikap benar

    dan jujur baik dari segi perkataan, pergaulan, kemauan, janji dan

    kenyataan (Ilyas, 2007:82-85).

    2) Dapat dipercaya (amanah)

    Sikap amanah dalam pengertian yang luas mencakup banyak hal,

    antara lain; menyimpan rahasia orang, menjaga kehormatan orang lain,

    menjaga dirinya sendiri, menunaikan tugas-tugas yang diberikan

    kepadanya dan lain sebagainya (Ilyas, 2007:89).

    3) Rendah hati (tawadhu)

    Orang yang rendah hati tidak akan memandang dirinya lebih dari

    orang lain, menyadari bahwa apa saja yang dia miliki adalah karunia

    dari Allah SWT (Ilyas, 2007:123).

    4) Malu

    Malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan

    melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Orang yang memiliki

    rasa malu apabila melakukan sesuatu yang tidak patut maka akan

    merasa gugup. Karena rasa malu adalah sumber utama kebaikan dan

    unsur kemuliaan dalam setiap pekerjaan.

    5) Sabar

    Sabar adalah usaha menahan diri dari segala sesuatu yang tidak

    disukaikarena mengharap ridha Allah. Menurut Yusuf al-Qardhawi,

    sabar dapat dibagi menjadi enam macam, yaitu; sabar menerima cobaan

    hidup, sabar dari keinginan hawa nafsu, sabar dalam taat kepada Allah

  • SWT, sabar dalam berdakwah, sabar dalam perang dan sabar dalam

    pergaulan (Ilyas, 2007:134-137).

    Allah SWT memerintahkan kepada kaum-Nya untuk menghadapi

    segala cobaan dengan tetap sabar dan shalat, seperti firman Allah dalam

    surat Al-Baqarah ayat 45 yang berbunyi :

    Artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan

    sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi

    orang-orang yang khusyu.

    6) Pemaaf

    Pemaaf adalah sikap yang suka memberi maaf terhadap kesalahan

    orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk

    membalas (Ilyas, 2007:140). Sifat pemaaf adalah salah satu dari

    manifestasi ketakwaan kepada Allah SWT.

    e. Akhlak bermasyarakat

    Menurut Faqih (1998:121-122), setiap orang haruslah berinteraksi

    dengan masyarakat yang melingkupinya dan haruslah membina hubungan

    dengan manusia yang lain. Hal ini didasarkan atas dua alasan:

    1) Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang diciptakan oleh Allah

    SWT untuk senantiasa bermasyarakat.

  • 2) Manusia tidak mungkin bisa hidup tanpa bantuan dan pertolongan

    orang lain.

    Sedangkan akhlak bertetangga menurut Islam adalah sebagai

    berikut (Salamullah [b], 2008:78-86):

    1) Mengenal tetangga.

    2) Berbuat baik kepada tetangga.

    3) Menjaga hubungan baik dengan tetangga.

    4) Memberikan rasa aman kepada tetangga.

    5) Bersabar terhadap perilaku tetangga yang kurang baik.

  • BAB III

    LAPORAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Assholihaat

    Pondok Pesantren Assholihaat merupakan sebuah pondok pesantren yang

    beralamat di jalan Sudirman Nomor 17, Desa Sampangan Kecamatan Kaliangkrik

    Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Sebagai sebuah pondok pesantren,

    lembaga ini memiliki sejarah, visi, misi dan tujuan yang tidak jauh berbeda

    dengan pondok pesantren yang lain. Dalam penyelenggaraan seluruh kegiatan

    serta dalam menetapkan seluruh peraturan, Pondok Pesantren Assholihaat

    memiliki pedoman ajaran agama Islam yaitu al-Quran dan al-Sunnah.

    1. Sejarah Pondok Pesantren Assholihaat

    Pondok Pesantren Assholihaat merupakan lembaga pendidikan dan

    pengajaran Islam yang berdiri pada tanggal 18 Shafar 1406 H / 1 November

    1985 M. Pendirinya adalah KH. Sadullah Usman beserta Nyai Hj. Fashohah

    Adibah. KH. Sadullah Usman mengawali pendidikan formal dari SR

    (Sekolah Rakyat) sampai SMA, setelah lulus beliau nyantri di pondok

    pesantren Tegalrejo Magelang selama 10 tahun, kemudian di Tayu Kajen,

    Pati dan Ploso Kediri Jawa Timur. Selain menjadi seorang Kyai, Beliau juga

    pernah menjabat sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Magelang selama

    15 tahun. Beliau adalah sosok Kyai yang mempunyai kepribadian tegas dan

    keras. Sifat tegas dan keras tersebut beliau terapkan dalam mendidik putra-

  • putri dan para santrinya supaya menjadi insan yang mempunyai bekal hidup

    serta dapat meneruskan perjuangan beliau dalam menegakkan agama Islam.

    Pada tahun 1971 beliau menikah dengan Nyai Hj. Fashohah Adibah

    yang dikaruniai satu putri dan tiga putra, setelah lahir putra yang ke empat,

    KH. Sadullah melaksanakan perintah Kyai beliau untuk mendirikan pondok

    pesantren dan berhenti menjadi DPR. Meskipun beliau belum mendirikan

    pesantren namun sudah ada santri yang mondok di rumah beliau sekitar 7

    orang. Maka pada tanggal 1 November 1985 pondok tersebut berdiri di atas

    tanah yang terletak di Desa Sampangan Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten

    Magelang, yang diberi nama ar-Rohman dan tempatnya pun sudah tidak di

    rumah beliau. Dan pada tahun 1987 nama ar-Rohman dirubah dengan nama

    Assholihaat dengan harapan agar para santrinya menjadi santri yang

    shalikhah. Pada mulanya pondok tersebut hanya menampung anak-anak yang

    tidak mampu melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan warga

    sekitar yang ingin mendalami ilmu agama dengan sistem pengajian

    tradisional, dengan mayoritas santri berasal dari keluarga petani yang rata-

    rata penghasilannya menengah kebawah. Meskipun mereka berasal dari

    keluarga yang biasa namun semangat mereka dalam menuntut ilmu sangat

    luar biasa, dari kesederhanaan tersebut tidak membuat para santri berkecil

    hati dan tidak menjadi penghambat mereka dalam menuntut ilmu. Mengingat

    zaman semakin modern pondok tersebut mengadakan pelatihan-pelatihan

    dibawah bimbingan putri KH. Sadullah Usman yang bernama Hibatun

    Wafiroh M.Ag. Pelatihan tersebut diantaranya adalah pelatihan menjahit, tata

  • boga, membuat tas dan kentrampilan anyaman bambu, yang bekerjasama

    dengan Balai Latihan Kerja (BLK). Selain itu beliau juga mendirikan

    koperasi yang diberi nama Koppontren Salima dengan tujuan mencetak santri

    yang siap kerja dan membuka lapangan kerja bagi para santri, alumni dan

    masyarakat luas. (wawancara dengan Hibatun Wafiroh M.Ag)

    2. Sarana dan Fasilitas Pesantren

    Pondok Pesantren Assholihaat termasuk pesantren yang tidak dapat

    dikatakan baru, karena mengingat pendiriannya yang sudah berusia 27 tahun.

    Tetapi dari segi sarana dan prasarana dapat dikatakan terbatas, tetapi hal

    tersebut tidak membuat para santri dan Ustad atau Kyai yang mengasuh

    pesantren merasa kecil hati. Dengan sarana dan prasarana yang seadanya

    mereka tetap melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran sebagai suatu

    keharusan dan misi utama pesantren. Adapun sarana dan prasarana di Pondok

    Pesantren Assholihaat antara lain:

    a. Sembilan kamar untuk para santri

    b. Mushola

    c. Kantor pusat

    d. Aula sebagai pusat kegiatan para santri

    e. Ruang kelas sebagai tempat mengaji

    f. Ruang tamu

    g. Mading (Majalah Dinding)

  • 3. Program Pendidikan dan Pengajaran

    a. Metode

    Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran akan berhasil apabila

    metode yang diterapkan efektif dan terarah dengan baik. Untuk itu

    pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Assholihaat

    memakai metode sebagai berikut:

    1) Metode sorogan

    Metode sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para

    santri yang lebih menitik beratkan pada pengembangan kemampuan

    perseorangan, dibawah bimbingan seorang kyai atau ustadz (Depag,

    2003:74). Di Pesantren Assholihaat metode ini dipakai ketika mengaji

    al-Quran, para santri secara bergilir satu persatu untuk mengaji al-

    Quran dan disimak oleh Ustadnya.

    2) Metode bandongan

    Metode bandongan disebut juga dengan metode wetonan.

    Metode bandongan dilakukan oleh seorang kyai atau ustadz terhadap

    sekelompok santri untuk mendengarkan dan menyimak apa yang

    dibacanya dari sebuah kitab (Depag, 2003:86). Di Pondok Pesantren

    Assholihaat metode ini digunakan ketika mengaji kitab kuning, Kyai

    atau Nyai duduk di depan untuk membacakan dan menjelaskan isi dari

    kitab yang dipelajari, sedangkan para santri duduk di depan beliau

    untuk menyimak, mendengarkan sambil ngesahi.

  • 3) Metode hafalan

    Metode hafalan ialah kegiatan belajar santri dengan cara

    menghafal suatu teks tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan

    seorang kyai atau ustadz (Depag, 2003:100). Pada pesantren

    Assholihaat metode ini biasanya digunakan ketika mengaji kitab

    Safinah an-Naja, talim mutaalim dan nahwu. Santri diharuskan

    untuk menghafal, setelah hafal kemudian dihafalkan di hadapan para

    santri dan kyai atau ustadz.

    4) Metode bahtsul masail

    Metode ini merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip

    dengan metode diskusi atau seminar (Depag, 2003:92). Metode ini

    biasanya digunakan ketika ada pertemuan-pertemuan para alumni,

    kemudian disitu diadakan diskusi antara para santri dan para alumni

    yang membahas kitab-kitab yang telah dikajinya yang dipimpin

    langsung oleh bapak Kyai.

    b. Materi dan Kurikulum

    Materi dan kurikulum di Pondok Pesantren Assholihaat adalah

    sebagai berikut:

    1) Madrasah satu

    Madrasah satu adalah madrasah paling dasar yang ada di

    Pesantren Assholihaat, diberikan kepada santri awal sebagai dasar

    dalam mempelajari agama di Pondok Pesantren Assholihaat, yang

    diajarkan antara lain:

  • a) Bahasa Arab

    b) Talim mutaalim

    c) Tahlil

    d) Pegon

    e) Safinah an-Naja

    f) Nurul burhan I

    2) Madrasah dua

    Setelah selesai dari madrasah satu, maka santri naik ke

    madrasah dua. Adapun yang diajarkan pada madrasah dua antara lain:

    a) Al-marah al-Sholikhah

    b) Mabadi juz I

    c) Khulasoh juz I

    d) Nahwu wadhih I

    e) Risalatul mahid

    f) Mahfudzhot

    3) Madrasah tiga

    Setelah selesai madrasah dua, maka santri naik ke madrasah

    tiga. Adapun yang diajarkan pada madrasah tiga antara lain:

    a) Nahwu wadhih juz II

    b) Mabadi juz II

    c) Taisirul kholaq

    d) Izul adab

    e) Khulasoh juz II

  • 4) Madrasah empat

    Setelah santri selesai pada madrasah tiga, maka naik madrasah

    empat. Adapun yang diajarkan pada madrasah empat antara lain:

    a) Khulasoh juz III

    b) Jurumiyah

    c) Arbain

    d) Nahwu wadhih juz III

    e) Mabadi juz III

    f) Nurul burhan II

    5) Madrasah lima

    Madrasah lima adalah madrasah yang dimana semua santri

    dijadikan satu untuk mengikuti kajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I,

    karena kajian itu hanya diajarkan satu minggu sekali pada hari

    minggu, yang di pegang langsung oleh nyai Hj. Fashohah Adibah.

    4. Susunan Organisasi

    Adapun susunan organisasi Pondok Pesantren Assholihaat terdiri dari

    pengasuh dan penasehat yang membawahi secara langsung pengurus harian.

    Pengurus harian ini bertugas melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh

    pengasuh. Adapun susunan kepengurusan di Pondok Pesantren Assholihaat

    adalah sebagai berikut:

  • Tabel 3.1

    Susunan Organisasi Santri Putri Pondok Pesantren Assholihaat

    Sie. Inventaris

    Sakinatul Wakhidah

    Pengasuh

    KH. Sadullah Usman dan Hj. Fashohah Adibah

    Ketua

    Istianah

    Penasehat

    Hibatun Wafiroh M.Ag

    Hibatun Wafiroh M. Ag

    Sekretaris

    Kholifah Bendahara

    Bidayatul Faizah

    Sie. Humas

    Isrotun Khasanah

    Sie. Kebersihan

    Iin Nadliyah

    Sie. Pendidikan

    Nani Nursetiawati

    Sie. Keamanan

    Ari Nafiah

    Sie. Jamaah

    Muslikhah

  • 5. Visi dan Misi Pesantren

    a. Visi Pondok Pesantren Assholihaat

    1) Melahirkan kader santri yang berwawasan Islam

    2) Membentuk karakter santri yang berakhlaqul karimah

    b. Misi Pondok Pesantren Assholihaat

    1) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT

    2) Pemeliharaan dan pengembangan tradisi islam

    6. Tata Tertib Santri

    Tata tertib santri Pondok Pesantren Assholihaat terbagi menjadi dua,

    yaitu:

    a. Kewajiban santri, antara lain:

    1) Setiap santri wajib menjaga sopan santun

    2) Setiap santri wajib belajar menurut tingkatannya masing-masing

    3) Setiap santri wajib mengikuti kegiatan pondok

    4) Setiap santri wajib mengikuti shalat berjamaah

    5) Setiap santri wajib meminta izin apabila akan bepergian atau

    pulang

    6) Setiap santri wajib membayar syahriah tiap bulan

    7) Setiap santri wajib mentaati peraturan pondok.

    b. Larangan santri, antara lain:

    1) Setiap santri dilarang keluar malam dari jam yang telah ditentukan

    2) Setiap santri dilarang main ke kamar lain hanya untuk ngbrol yang

    tidak bermanfaat

  • 3) Setiap santri dilarang memakai perhiasan yang berlebihan

    4) Setiap santri dilarang memakai barang orang lain tanpa izin yang

    punya

    5) Setiap santri dilarang sering bepergian

    6) Setiap santri dilarang nonton televisi kecuali telah ada ketentuan.

    7. Keadaan Objek Responden atau Populasi

    Penelitian ini mengambil populasi yang dijadikan responden sebanyak

    50 santri, yaitu SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan santri yang

    hanya menuntut ilmu di pesantren saja. Untuk jenjang SD ada 3 orang, SMP

    ada 20 orang, SMA ada 7 orang, dan santri yang tidak sekolah 20 orang.

    Daftar nama santri yang dijadikan responden dapat dilihat dalam tabel

    dibawah ini.

    Tabel 3.2

    Data Responden

    No Nama Jenjang Pendidikan

    1 Mutmainah SD

    2 Nurul Marsilah SD

    3 Ruli Zulfa Fitria SD

    4 Wasilatus Saadah MTs

    5 Siti Mutoharoh MTs

    6 Nurul Hidayah MTs

    7 Deviana Sari MTs

    8 Labibah Tsaniyah MTs

    9 Bidayatul Faizah MTs

    10 Miatul Khasanah MTs

    11 Titin Fitriyani MTs

  • 12 Ika Maulidiya R MTs

    13 Wening Prihatiningrum MTs

    14 Umi Kultsum MTs

    15 Alifa Anis M MTs

    16 Eri Septi Rahayu MTs

    17 Fatimah Lutfiyani MTs

    18 Siti Umi Riyadhoh MTs

    19 Nafisatul Maisyah MTs

    20 Imas Mustaniroh MTs

    21 Yeni Syakaroh MTs

    22 Zinatul Millah MTs

    23 Ulfia Muntafiqi MTs

    24 Desi Nur Baiti SMA

    25 Muslikhah SMA

    26 Zuli Puji Astutik SMA

    27 Aulia Dewi R SMA

    28 Santi Ernia SMA

    29 Eni Ermawati SMA

    30 Nani Nur Setiawanti SMA

    31 Siti Khotijah Santri

    32 Siti Zumaroh Santri

    33 Hanifah Nurahmah Santri

    34 Rahmawanti Santri

    35 Ernawati Santri

    36 Sulchiyatussobiroh Santri

    37 Dini Aulia Septiani Santri

    38 Yuliatun Santri

    39 Sri Sakinatul W Santri

    40 Fiki Rofiqoh Santri

    41 Siti Ulfiyati Santri

  • 42 Ari Nafiah Santri

    43 Isrotun Khasanah Santri

    44 Bidayatul Faizah Santri

    45 Zaimatus Sholikhah Santri

    46 Suryani Santri

    47 Siti Khozaiyah Santri

    48 Nur Hidayati Santri

    49 Kholifah Santri

    50 Siti Mutiqoh Santri

    B. Data Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I

    Terhadap Akhlak Santri Putri

    1. Data jawaban angket keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-akhlaq lil banat

    juz I dapat dilihat pada tabel berikut

    Tabel 3.3

    Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab Al-Akhlaq lil Banat Juz I

    No Nama

    Nomor Item Soal Jumlah

    Skor

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C

    1 Mutmainah A C B B C C B B A B 2 5 3

    2 Nurul Marsilah A B A A C B B B B B 3 6 1

    3 Ruli Zulfa fitria A B B A B B B B B A 3 7 0

    4 Wasilatus Saadah A B A A B B B B A A 5 5 0

    5 Siti Mutoharoh A B A A B B C B B B 3 6 1

  • 6 Nurul Hidayah A B B B B B B B B B 1 9 0

    7 Deviana Sari A C B A B B B B A A 4 5 1

    8 Labibah Tsaniyah A B A A B B B A A A 6 4 0

    9 Bidayatul Faizah A B B A B B B B B B 2 8 0

    10 Miatul Khasanah B C A B C B B B B B 1 7 2

    11 Titin Fitriyani A B A A B B B B B B 3 7 0

    12 Ika Maulidiya R A C B A C B C B B B 2 3 5

    13 Wening Prihatiningrum A A B B B C A C C B 3 4 3

    14 Umi Kultsum A A B B C B B C C B 2 5 3

    15 Alifa Anis M A A B B B C C C C C 2 3 5

    16 Eri Septi Rahayu A A A B B B B B A B 4 6 0

    17 Fatimah Lutfiyani A A B B C B C C B C 2 4 4

    18 Siti Umi Riyadhoh A C B B C B B B A B 2 6 2

    19 Nafisatul Maisyah A B B A A B B B B B 3 7 0

    20 Imas Mustaniroh B B B A B B C B A C 2 6 2

    21 Yeni Syakaroh A A A B C B B B B B 3 6 1

    22 Zinatul Millah A B A A C B A B B B 4 5 1

    23 Ulfia Muntafiqi A B A B A B B B B B 3 7 0

    24 Desi Nur Baiti A C B A C B B B A B 3 5 2

    25 Muslikhah A C A A A B B A B B 5 4 1

    26 Zuli Puji Astuti A A A A A B B B A B 6 4 0

    27 Aulia Dewi R A A A A B B B A B A 6 4 0

    28 Santi Ernia A C A A A C B B B B 4 4 2

  • 29 Eni ermawati A C A B C B B A B B 3 5 2

    30 Nani Nur Setiawanti A C A A C B B B A A 5 3 2

    31 Siti Khotijah A C B B B B B B A B 2 7 1

    32 Siti Zumaroh A C B B B B B B B B 1 8 1

    33 Hanifah Nurahmah A B A A B B A A B A 6 4 0

    34 Rahmawanti A B A A A B B B B B 4 6 0

    35 Ernawati A A B B A B B B A B 4 6 0

    36 Sulchiyatussobiroh A A A A B B A A A A 8 2 0

    37 Dini Aulia Septiani A A B B C B C C B B 2 5 3

    38 Yuliatun A A A A B B A B A A 7 3 0

    39 Sri sakinatul W A B A A A B B B B B 4 6 0

    40 Fiki Rofiqoh A A B B C B B C B B 2 6 2

    41 Siti Ulfiyati A B A A B B B B A A 5 5 0

    42 Ari Nafiah A B A A B B B B B B 3 7 0

    43 Isrotun Khasanah A B A A B B A B A A 6 4 0

    44 Bidayatul Faizah A B A A B B A B A A 6 4 0

    45 Zaimatus Sholikhah A A A A A B B A B B 6 4 0

    46 Suryani A B A A B B B B B B 3 7 0

    47 Siti Khozaiyah A B A A A B A B A B 6 4 0

    48 Nur Hidayati A C A A A B A B B B 5 4 1

    49 Kholifah A C B B B B A B A B 3 6 1

    50 Siti Motiqoh A B B A C B C B B B 2 6 2

  • 2. Data jawaban angket tentang akhlak dapat dilihat pada tabel berikut

    Tabel 3.4

    Jawaban Angket Akhlak Santri (Soal Nomor 1-15)

    N

    o

    Nomor Item Soal Jumlah

    Skor

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

    0

    1

    1

    1

    2

    13 14 15 A B C

    1 B A C C A C A A A A A A A A B 10 2 3

    2 B A B C A B A A A C A A A A A 10 3 2

    3 A A B B B B A A A A A A A A B 10 5 0

    4 A A B C C A A A A A A A A A A 12 1 2

    5 B A A C A A A A A A A A A A A 13 1 1

    6 B A B C C B A A A A A A A A A 10 3 2

    7 A A C C C A A A A A A A A A A 12 3 0

    8 A A A A A A A A A A A A A A A 15 0 0

    9 A A B C C B A A A A A A A A A 11 2 2

    10 B A C B A C A A A A C A A A B 9 3 3

    11 A A B C C B A A A A A A A A B 10 3 2

    12 A A C C A C A A A A A A A A A 12 0 3

    13 B A C B C B B A A A C A A A A 8 4 3

    14 B A C B C A B A A A C A A A A 9 3 3

    15 B A C B C C A B B A C B B A B 4 7 4

    16 A A C C A B A A A A A A A A A 12 1 2

    17 B A C B C A A A A A A A A A B 10 3 2

    18 B A B A C A A B A A A A A A B 10 4 1

    19 A A B A A A A A A A A A A A A 14 1 0

    20 A A C C C B A A A A A A A A A 11 1 3

    21 A A C C A A A A A A A A A A A 13 0 2

    22 A A C B B B A A A A A A A A A 11 3 1

  • 23 A A C C A C A A B A A A A A A 11 1 3

    24 A A B B B B A A A A C A A A B 9 5 1

    25 A A B B C B A A A A A A A A A 11 3 1

    26