hidroponik organik

Upload: candra-setiawan

Post on 15-Oct-2015

167 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tata Cara menanam hidroponik

TRANSCRIPT

Hidroponik OrganikOleh Dede Martino

Pada hakekatnya istilah organik pada budidaya tanaman sayur mayur dipicu oleh semakin tidak terkendalinya penggunaan pestisida buatan yang sudah sampai pada tahap meracuni pemakan sayur mayur tersebut, bahkan di lapangan kita bisa menentukan para petani yang enggan memakan sayur yang dia tanam sendiri karena mereka mengetahui penggunaan pestisida buatan yang dipergunakan, untuk kebutuhan sendiri mereka menyiapkan tanaman yang sama sekali tidak disemprotkan pestisida buatan.Di lain pihak penerapan pestisida yang tidak terkendali dan bisa merusak lingkungan telah menyebabkan masalah pada pada agroekosistem sehingga adanya ketidak semimbangan pada rantai makanan yang menyebabkan munculnya ledakan populasi hama pengganggu yang lebih merusak bila dibandingkan dengan pada kondisi rantai makanan normal. Biasanya pertanian organik ini dipakai pada budidaya sayur mayur biasa yang mempergunakan tanah sebagai media tanam, pada pelaksanaannyapun secara konsistem dipergunakan pupuk organik untuk sebagai nutrisi tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk buatan.Namun pada perkembangannya penanaman sayur di daerah perkotaan yang padat penduduknya dan terbatas lahan untuk penanaman banyak petani mempergunakan metoda hidroponik. Namun sayangnya teknologi yang tersedia masih mempergunakan pestisida buatan dalam pembudidayaannya, dan harga nutrisinya cenderung lebih mahal sehingga keuntungannya menjadi lebih sedikit untuk para petani hidroponik. Pada tahun 1998, saya belajar tentang hidroponik ke kebun Mekar Sari (kebun pak Suharto) dan secara pribadi saya telah mulai melakukan budidaya sayur hidroponik pada tahun 2000, di Kota Jambi, tetapi karena biaya nutrisi, peralatan, dan pestisida yang dipergunakan terlalu mahal maka harga jual sayurnya menjadi mahal dan kekurangan peminat, sehingga mengalami kebangkrutan. Dari pengalaman bertani hidroponik tersebut saya bertanya pada diri sendiri apakah mungkin dilakukan hidroponik organik, karena sebelum itu saya telah mulai membuat pertanian organik untuk kebutuhan sendiri. Maka dari mulai saat itu dilakukan penelitian tentang bagaimana membuat nutrisi dari bahan organik.Hakekatnya tanaman adalah organik, lihatlah hutan yang tidak dipupuk secara sengaja akan tetapi karena memiliki mekanisme penyuburan sendiri secara alami maka hutan semakin subur dengan semakin berkembangnya siklus organik di hutan teresebut. Seluruh kebutuhan nutrisi tanaman hutan sangat tergantung pada siklus organik di hutan tersebut, pada hakekatnya pada tanah hutan terdapat tiga macam sumber nutrisi, pertama adalah nutrisi yang terdapat pada cairan tanah yang berisi garam mineral dan bermacam senyawa organik dengan berbagai tingkatan penguraian, kedua nutrisi yang masih berupa bahan organik padat yang belum terurai sempurna, ketiga nutrisi yang berasal dari pelapukan mineral tanah.Nutrisi ini dikenal dengan unsur hara makro dan mikro yang kemudian diambil oleh tanaman hutan untuk membesar dengan normal, selama proses pertumbuhan organ tanaman yang bersifat organik dan di dalamnya terdapat unsur makro dan mikro sebagian di gugurkan ke tanah berupa daun atau cabang yang patah atau bagian bagian lainnya dan terurai di tanah, hasil penguraian tersebut terdapat dalam berbagai tingkat penguraian, akan tetapi hasil penguraian ini dipakai kembali sebagai nutrisi untuk pertumbuhan tanaman lainnya di sekitar atau untuk pohon itu kembali.Secara logika yang paling mungkin untuk nutrisi tanaman adalah hasil penguraian bahan organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro dalam kondisi seimbang dan yang disusun oleh tanaman sesuai kebutuhannya. Tetapi pada sistem hidroponik an organik semua unsur yang dibutuhkan itu disusun secara buatan oleh tanaman dengan meniru keseimbangan unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Pertanyaan berikutnya yang muncul di benak kita apakah bisa kita menyediakan nutrisi dari penguraian bahan organik untuk kebutuhan hidroponik, jawaban sangat mungkin. Tanah biasanya menyediakan tempat nutrisi tanaman pada dua bagian pertama pada koloid liat dan koloid organik, kedua koloid ini memegang peranan penting dalam menyediakan nutrisi untuk tanaman, permukaan luar hasil penguraian bahan organik bisa bertindak sebagai pemegang bahan nutrisi tanaman sama halnya dengan koloid liat. Berarti kita bisa menyediakan tempat secara organik tempat menetapnya nutrisi tanaman.Pertanyaan berikutnya, apakah hasil penguraian bahan organik dapat menyediakan nutrisi untuk hidroponik. Setelah mencoba berbagai pupuk cair organik yang tersedia pada tahun 2002 di kota jambi seperti fermentasi kencing sapi, air lindi sampah organik, serta air gambut, serta teh kompos yang merupakan fermentasi bahan organik mempergunakan berbagai organisme menghasilkan tanaman hidroponik yang menunjukkan gejala kekurangan unsur hara, daunnya menguning dan bagian tepi daun terdapat spot spot jaringan mati, tanaman yang dicobakan pada waktu itu adalah tanaman sawi.Setelah dikonsultasikan pada teman bidang kesuburan tanah, mereka mengatakan kandungan unsur hara yang terdapat pada bahan yang dipergunakan terlalu kecil, sebagai gambarannya unsur N, P, danK nya tidak ada yang bisa melebihi 2%, dan jumlah ini jauh lebih sedikir bila dibandingkan dengan pupuk buatan seperti Urea TSP dan KCl. Pertanyaan yang muncul dalam benak saya kalaulah kandungan unsur yang terdapat di dalam pupuk organik cair itu begitu sedikitnya bagaimana dengan tanaman di hutan yang menggantungkan sepenuhnya pada hasil penguraian dedaunan dan bahan organik lainnya, tanaman di hutan tersebut tetap subur dan tumbuh normal membentuk bunga dan bibit yang dihasilkan bisa tumbuh lagi dengan baik. Pertanyaan ini membawa saya pada penemuan dasar kerja nutrisi pada hidroponik organik. Ternyata tanaman hutan hanya mengadalkan nutrisi dari tempat tersebut tanpa ada penambahan dari tempat lainnya, tidak seperti yang ada pada kebun sayur petani. Maka dilakukan penelitian cairan organik yang dihasilkan oleh hutan dengan melakukan penampungan cairan yang terdapat pada lapisan tanah 20 cm dari permukaan tanah, dari hasil penampungan cairan tersebut ternyata ada perbedaan dengan cairan lindi sampah, dan pupuk organik cair hasil fermentasi.Maka dari penelitian itu dibuat peralatan untuk meniru cara hutan menghasilkan cairan organik yang saya beri nama Jus Bumi, karena bila tanah hutan di peras maka dihasilkan cairan yang khas tidak sama dengan air lindi sampah, atau teh kompos hasil fermentasi bahan organik dengan cara pengomposan dalam cairan atau air gambut. Perbedaan itu mulai dari jumlah unsur hara makro dan mikro yang jauh lebih tinggi, keasaman cairan mendekati normal (lindi bersifat asam) dan di dalamnya tercampur hasil fermentasi lanjut menjadi garam mineral atau nutrisi yang masih terikat pada senyawa organik.Penelitian pertama dihasilkan teknologi BPPC (Bioreaktor Pembangkit Pupuk Cair) yaitu mesin pengompos yang mempergunakan tenaga sinar matahari, energi yang terdapat pada bahan organik, dan tenaga serangga untuk mengubah bahan organik dari hewan maupun dari tanaman menjadi cairan organik yang berwarna coklat kehitaman, dengna derajat keasaman mendekati normal 5,6 6,8, dengan kandungan nutrisi hara makro NPK mendekati 2%. Penguraian dilakukan dalam dua cara yaitu aerob dan an aerob. Selain itu juga terdapat senyawa hormon tumbuh serta mikroorganisme menguntungkan. Cairan organik hasil BPPC ini diberi nama Jus Bumi karena mirip dengan cairan nutrisi yang terdapat pada tanah hutan.BPPC ini pada tahun 2004 sebagai pemenang Teknologi Tepat Guna Kota Jambi dan mendapat penghargaan sebagai juara harapan pada Gelar Teknologi Tepat Guna tingkat Nasional yang diselenggarakan di Pontianak, setelah itu pada tahun 2007 pada Hari Teknologi Nasional mendapat penghargaan sebagai Teknologi Tepat Guna Provinsi Jambi, pada tahun 2009 mendapat penghargaan Mempercepat Pembangunan Sanitasi Untuk Memenuhi Pelayanan Dasar Rakyat Indonesia tahun 2009. Pada pada Konferensi Sanitasi Nasional 2009 di Jakarta pada tanggal 8-10 Desember 2009. Kemudian pada tahun 2012 menjadi pemenang 1. Penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi Jambi tahun 2012 Kategori Pangabdi Lingkungan. Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor: 398/Kep.Gub/BLHD-5.1/2012 tanggal 11 Juni 2012. Piagam Penghargaan No.48/PI/BLHD-5.2/2012, Jambi 12 Juni 2012. terakhir mendapatkan PKS Award atas Jasa Pengabdian Pada Masyarakat di bidang Teknologi Kreatif, tertanggal 8 Januari 2013.Jus Bumi ini dapat dipergunakan sebagai pengganti nutrisi AB mix pada hidroponik, sehingga dengan telah tersedianya nutrisi organik ini sudah bisa dimungkinkan dilakukan hidroponik organik.