Download - RISALAH QCC SRITI 2
RISALAH QCC SRITI 2
Meniadakan Ketidakefektifan Cara Pencampuran ( Mixed )
Obat Injeksi Serbuk Antibiotika di IRNA I
Sebesar 100 % Selama 6 Bulan
QCC Sriti 2
IRNA I Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang
Jln. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang
2012
1
RISALAH QCC SRITI 2
TEMA :
Menurunkan Ketidakefektifan Pencampuran ( Mixed )
Obat Serbuk Injeksi di IRNA I Dr. Saiful Anwar Malang
JUDUL :
Meniadakan Ketidakefektifan Pencampuran ( Mixed )
Obat Injeksi Serbuk Antibiotika di IRNA I
Sebesar 100 % Selama 6 Bulan
QCC Sriti 2
IRNA I Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang
Jln. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang
2
QCC SRITI 2
IRNA I RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Jl. JAKSA AGUNG SUPRAPTO No.2 MALANG – JAWA TIMUR
Tema : Menurunkan ketidakefektifan pencampuran ( Mixed ) obat serbuk
injeksi di IRNA I RSUD dr. Saiful Anwar Malang.
Judul : Meniadakan ketidakefektifan pencampuran (Mixed ) obat serbuk
Injeksi Antibiotika di IRNA I selama 6 bulan
Visi IRNA I : Mampu melaksanakan kesehatan prima dan paripurna serta pendidikan
dan penelitian.
Misi IRNA I :
Mewujudkan pelayanan kesehatan prima dan paripurna sesuai
standar pelayanan kesehatan yang bermutu.
Mewujudkan program unggulan pemberantasan penyakit infeksi
nosokomial.
Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional
melalui usaha pendidikan dan penelitian bidang kesehatan.
3
MOTTO KBKSRITI II
IDENTITAS GUGUS JADWAL PERTEMUAN
- S = Sigap
- R = Rasional
- I= Ilmiah
- T = Terpadu
- I = Intensif
Penanggung jawab :
dr.Putu Moda Arsana, SpPD
(KEMD)
Pembimbing :
Ketua :
Eko Suratman, S.Kep, Ns
Sekretaris :
Yusuf Elmadi, S.Kep, Ns
Anggota :
- Kristiyati, AMK
- Samsul Arifin, AMK
- Achmat Choiru, AMK
Usia rata-rata :
41 tahun
Pendidikan rata-rata:
D3 Keperawatan
KBK dibentuk :
November 2003
Jumlah pertemuan :
6 kali
Lama pertemuan :
1 – 2 jam
Rata- rata kehadiran :
80 %
Periode kegiatan :
Desember 2011 – Juli 2012
4
KBK SRITI II IRNA I
Fasilitator :
dr. Syahdevi Nandar Kurniawan, Sp.S
Ketua:
Eko Suratman, S.Kep, Ns
Anggota:
1. Yusuf Elmadi, S.Kep, Ns
2. Kristiyati, AMK
3. Samsul Arifin, AMK
4. Achmat Choiru, AMK
STRUKTUR ORGANISASIKBK SRITI II
WADIR PELAYANAN MEDIK DAN PERAWATAN
dr. Hanief Noersjahdu Sp.S
DIREKTUR
DR. dr. Basuki Bambang Purnomo, Sp.U
KA.IRNA I
dr. Putu Moda Arsana, SpPD (KEMD)
KETUA TIM PENILAI GUGUS KENDALI MUTU
Drg. Robinson Pasaribu, Sp BM
ALUR PERSOALAN
Obat di suntikkanke pasien
Pasien MRS /dirawat
Advis Dokter Pasien dapat terapiobat serbuk injeksi
Jumlah Obat serbukinjeksi yangdilakukan
pencampurandalam jumlah
banyak
1. Terjadi plebitis
2. Rasa sakit saat obatdimasukkan
Perawat melakukan pencampuranobat serbuk injeksi :
1. Membutuhkan waktu yanglama
2. Pencampuran kurangmaksimal
1. Masih ada sisa obat serbukinjeksi yang tidak larut
2. Jadwal pemberian obatserbuk injeksi terlambat
6
JADWAL RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menentukan tema
dan judul
Juli
TAHUN 2011 - 2012
LANGKAH JuniDesember Januari
PLAN
Pebruari Maret April
4 4
MeiRen
cana
Reali
sasi
1
2
3
Menentukan tema
dan judul
Menganalisa
penyebab
Menentukan
penyebab dominan
Membuat rencana
dan melaksanakan
perbaikanD
O4
PLAN
4 4
4 4
5 5
6 6
Meneliti hasil
Membuat rencana
dan melaksanakan
perbaikanD
O
CHECK 5
46 6
5
ACTIO
N
Meneliti hasil
Standarisasi6CHECK 5
2
5
ACTIO
N
Standarisasi
Mengumpulkan
data & membuat
rencana berikutnya
7
62
3
Keterangan : = Rencana Kegiatan = Realisasi Kegiatan
LANGKAH I
8
LANGKAH 1
MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL(Periode 24 Desember 2011 – 20 Januari 2012)
1. INVENTARISASI PERSOALAN
Pada tema sekarang ini QCC Sriti 2 menentukan masalah baru sebagai berikut:
a. Ketidakefektifan cara pencampuran ( Mixed ) obat serbuk injeksi sebanyak 166
kejadian dari 367 Kejadian ( 45,2 % ).
b. Ketidakefektifan cara pemindahan pasien dari tempat tidur ke brancard atau
sebaliknya sebanyak 23 kejadian dari 138 kasus (16,7 % )
c. Banyaknya penggunaan alat slang penghubung nebulizer kit berulang pada pasien di
IRNA I sebanyak 37 kejadian dari 178 kasus (20,8% ).
Data sheet 1 : Pencampuran obat serbuk injeksiPeriode data : 26 Des 2011 – 20 Jan 2012Sumber data : Ruang : 24 A, 24 B, 26, 05Pengumpul data : Kristiyati + Choiru + Eko SuratmanMetode : Wawancara dan observasiPenanggung jawab data : Ka UPP IRNA I
Ruang
Jml obat injk yang
diaplos /dicampur
dengan aquabides
Kondisi obat serbuk yang sdh
diaplos/dicampur dng aquabides
Larut semuaMasih ada sisa
serbuk
24A 109 71 38
24B 111 48 63
26 105 52 53
05 42 30 12
Jumlah 367 201 166
9
Data sheet 2 : Ketidakefektifan pemindahan pasien dari tempat tidurke brancard atau sebaliknya.
Periode data : 26 Des 2011 – 20 Jan 2012Sumber data : Ruang : 24 A, 24 B, 26, 05Pengumpul data : Yusuf + SamsulMetode : ObservasiPenanggung jawab data : Ka UPP IRNA I
RuangJumlahpasien
Pasien yang dipindah
Tempat tidur ke brancard Brancard ke tempat tidur
Tidak Tepat tepat Tidak Tepat tepat
24 A 20 1 9 3 7
24 B 23 2 7 3 11
25 55 2 20 4 29
26 40 3 15 5 17
Jumlah 138 8 51 15 54
Data sheet 3 : Penggunaan slang nebulizer kit yang berulangPeriode data : 26 Des 2011 – 20 Jan 2012Sumber data : Ruang 24A, 24B, 26, 05Pengumpul data : Samsul + YusufMetode : ObservasiPenanggung jawab data : Ka UPP IRNA I
RuangJumlah pasien yangmemakai nebulizer
Alat slang nebulizer
Lebih dari satupasien
Digunakan satu pasien
24A 73 16 57
24B 78 13 65
26 25 6 19
05 2 2 0
Jumlah 178 37 141
10
A. Ketidakefektifanpencampuran obatserbuk injeksi
B. Ketidakefektifan carapemindahan pasienke brancard dansebaliknya
C. Penggunaan slangnebulizer kit berulang
0
50
100
150
200
AB
C
166
23 37
2. PRIORITAS PENENTUAN TEMA BERDASARKAN DIMENSI MUTU
2.1. Berdasarkan jumlah kejadian
Kode Persoalan Kejadian
AKetidakefektifan cara pencampuran ( Mixed ) obat
serbuk injeksi166
BKetidakefektifan cara pemindahan pasien dari tempat
tidur ke brancard atau sebaliknya23
C
Banyaknya penggunaan alat slang penghubung nebulizer
kit berulang 37
Diagram Batang Frekuensi Kejadian
Keterangan:
Dari diagram batang frekuensi kejadian diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah
kejadian Banyaknya keluhan nyeri dilokasi penyuntikan pada pasien yang mendapatkan terapi
injeksi di IRNA I RSUD dr. Saiful Anwar menempati urutan tertinggi sebesar 166 kejadian.
11
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
A B C
4
3
1
A. Ketidakefektifan carapencampuran obatserbuk injeksi
B. Ketidakefektifan carapemindahan pasienke brancard dansebaliknya
C. Penggunaans langnebulizer kit berulang
2.2. Berdasarkan Keselamatan Pasien ( Safety )
No Kode Uraian Persoalan NilaiKeselamatan
pasien
1. A
Ketidakefektifan cara pencampuran( Mixed )obat serbuk injeksi 4 Mayor
2. BKetidakefektifan cara pemindahanpasien dari tempat tidur ke brancardatau sebaliknya
3 Moderate
3. CBanyaknya penggunaan alat slangpenghubung nebulizer kit berulang 1 Minimum
Diagram batang keselamatan pasien (Safety)
Kesimpulan:
Dari diagram diatas tampak bahwa Banyaknya keluhan nyeri dilokasi penyuntikan
pada pasien yang mendapatkan terapi injeksi di IRNA I merupakan persoalan
prioritas pertama dengan nilai 4.
12
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
800000
900000
A B C
900000
500000
400000
A. Ketidakefektifan carapencampuran obatserbuk injeksi
B. Ketidakefektifan carapemindahan pasienke brancard dansebaliknya
C. Penggunaan slangnebulizer kit berulang
2.3. Berdasarkan pemborosan ( Waste ) bagi pasien
No Kode Uraian Persoalan Pemborosan
1. AKetidakefektifan cara pencampuran obat serbukinjeksi
Rp. 900.000
2. BKetidakefektifan cara pemindahan pasien daritempat tidur ke brancard atau sebaliknya
Rp. 500.000
3. CBanyaknya penggunaan alat slang penghubungnebulizer kit berulang
Rp. 400.000
Diagram batang pemborosan
Kesimpulan:
Dari diagram batang diatas tampak bahwa Ketidakefektifan pencampuran
( Mixed ) obat serbuk injeksi (Kode A) merupakan urutan pertama karena
mengalami pemborosan paling tinggi yaitu Rp. 900.000,-
13
Pemborosan / kerugian biaya apabila kesalahan tidak diperbaiki
No Jenis Tindakan
Kerugian (waste) akibat
Belumoptimalnya cara
pencampuranobat serbuk
injeksi
Ketidakefektifancara pemindahan
pasien kebrancard dan
sebaliknya
Penggunaanslang nebulizer
kit berulang
1. Perawatan Rp. 150.000 Rp. 150.000 -
2. Blood set Rp. 10.000 - -
3. Venflon Rp. 8.000
4. Zalf thrombopop Rp. 20.000 - -
5. Laboratorium DL Rp. 50.000 - Rp. 50.000
6. Antibotika Rp. 500.000 Rp. 225.000
7. Tindakan pemasanganinfus
Rp. 38.000 - -
8. Visite Dokter Rp. 40.000 - -
9. Spuit Rp. 25.000 Rp. 25.000 Rp. 25.000
10. Cairan Infus Rp. 9.000 - -
11. Analgesik - Rp. 50.000 -
12. Rehabilitasi Medik - Rp. 275.000 -
13. Cek Sputum - - Rp. 100.000
JUMLAH Rp. 900.000 Rp. 500.000 Rp. 400.000
14
3. KESIMPULAN
Berdasarkan Analisa Pareto Diagram Batang :
1. Dari frekuensi kejadian
Jumlah kejadian Ketidakefektifan cara pencampuran obat serbuk injeksi di IRNA I
RSUD dr. Saiful Anwar menempati urutan tertinggi
2. Dari keselamatan pasien (safety)
Ketidakefektifan cara pencampuran obat serbuk injeksi di IRNA I RSUD dr. Saiful
Anwar merupakan persoalan prioritas pertama
3. Dari pemborosan
Ketidakefektifan cara pencampuran obat serbuk injeksi merupakan urutan pertama
karena mengalami pemborosan paling tinggi
Maka berdasarkan Analisa Pareto Diagram Batang diatas, QCC menetapkan bahwa prioritas
persoalan adalah Ketidakefektifan cara pencampuran obat serbuk Injeksi.
Dengan demikian SRITI 2 memutuskan untuk memilih tema :
Adapun alasan pengambilan tema adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan perawat di rumah sakit dengan
memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien
2. Menurunkan rawat inap pasien
Menurunkan Ketidakefektifan Cara Pencampuran ( Mixed ) obat serbuk injeksi
di IRNA I RSUD dr Saiful Anwar Malang
15
0
50
100
150
AB
C
108
3127
A. Pencampuran obat serbukinjeksi obat antibiotik tidakefektif
B. Pencampuran obat serbukinjeksi anti ulsertidak efektif
C. Pencampuran obat serbukinjeksi anti hipertensi tidakefektif
4. PENENTUAN JUDUL
Dalam menentukan judul kita lakukan stratifikasi terhadap cara pencampuran obat serbuk
injeksi yang tidak efekfif terdiri dari :
1. Pencampuran obat serbuk injeksi antibiotika yang tidak efektif
2. Pencampuran obat serbuk injeksi anti ulser yang tidak efektif
3. Pencampuran obat serbuk injeksi anti hipertensi yang tidak efektif
Tabel sub stratifikasi judul :
Kode Jenis obat injeksi serbuk yang dioplos Jumlah kejadian
APencampuran obat serbuk injeksi obat
antibiotik tidak efektif108
BPencampuran obat serbuk injeksi anti ulser
tidak efektif 31
CPencampuran obat serbuk injeksi anti
hipertensi tidak efektif27
Total 166
Diagram Batang Stratifikasi Judul
16
Kesimpulan:
Berdasarkan diagram batang diatas pencampuran obat serbuk injeksi antibiotika yang
tidak efektif menempati ururtan tertinggi . Dengan demikian maka QCC Sriti 2 sepakat
mengambil judul:
ALASAN PEMILIHAN JUDUL:
a. Intangible
a) Menurunkan kepercayaan pasien / keluarga terhadap pemberian obat serbuk
injeksi
b) Menurunkan kualitas pelayanan pemberian obat serbuk injeksi
c) Membahayakan keselamatan pasien dimungkinkan beresiko terjadi plebitis
b. Tangible
a) Terjadi penambahan biaya perawatan sebesar Rp. 900.000,- per pasien
b) Menghambat proses penyembuhan selama 5 hari
ALASAN PENETAPAN INISIAL GOAL
QCC Sriti II sepakat untuk menetapkan inisial Goal 100% dengan pertimbangan :
1. Pengalaman anggota QCCsudah cukup.
2. Adanya kemauan yang kuat dari anggota QCC untuk melakukan perbaikan.
Menghilangkan Ketidakefektifan Cara Pencampuran ( Mixed ) obat
serbuk injeksi antibiotika di IRNA I RSUD dr. Saiful Anwar Malang
sebesar 100% selama 6 bulan
17
. Malang, 20 Januari 2012
Fasilitator Ketua GKM SRITI II
Dr. Syahdevi Nandar K Sp. S Eko suratmanNIP. 1975 1202 200812 1 008 NIP. 1962 1224 1988 03 1 001
18
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 Kepala Intalasi Rawat Inap IRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
dr. Putu Moda Arsana, SpPD (KEMD)NIP. 1956 0503 198403 1 008
KOMENTAR :
19
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 Wakil Direktur PelayananMedik dan KeperawatanRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
Dr. Hanief Noersjahdu, Sp.SPembina Tingkat I
NIP.19600530 198709 1 001
KOMENTAR :
20
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 DirekturRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
DR. dr. Basuki B Purnomo Sp. UPembina Utama Madya
NIP.19540731 198201 1 002
KOMENTAR :
21
LANGKAH 2
22
LANGKAH 2
MENGANALISA PENYEBAB(Periode 24 Januari 2012 – 23 Pebruari 2012)
Kegiatan pada langkah ini adalah mencari faktor-faktor yang diduga dapat menjadi
penyebab timbulnya persoalan. Agar dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh dari
suatu susunan sebab akibat, maka upaya untuk menentukan faktor-faktor penyebab persoalan
dengan menggunakan alat bantu diagram Ishikawa. Hasil pengumpulan ide (brain storming)
didapatkan data sebagai berikut:
1. FAKTOR-FAKTOR DALAM DIAGRAM ISHIKAWA:
A. Faktor Manusia
C1. Keterbatasan tenaga
C2. Banyaknya obat yang harus dicampur
C3. Petugas bekerja tergesa-gesa
C4. Obat serbuk yang dicampur tidak dicek ulang
C5. Masih banyak obat serbuk yang diberikan pasien belum larut semua
C1. Perawat bekerja sesuai kebiasaan
C1. Banyaknya pasien yang mendapat obat serbuk injeksi
B. Faktor Metode
C1. Petugas dalam melakukan cara pencampuran obat serbuk injeksi masih
menggunakan pedoman instruksi kerja yang belum direvisi
C. Faktor Material
C1. Masih ada obat serbuk injeksi yang sulit larut
C2. Waktu yang dibutuhkan dalam pencampuran lebih lama
D. Faktor Mesin
C1. Belum ada alat khusus cara pencampuran obat serbuk injeksi
C2. Petugas melakukan cara pencampuran obat serbuk injeksi dengan
cara manual dan satu persatu
2. DIAGRAM ISHIKAWA
KetidakefektifanPencampuran obat
serbuk injeksi
METODE
MESIN
MANUSIA
LINGKUNGANMATERIAL
Perawat bekerja sesuai dengankebiasaan
Keterbatasantenaga
Petugas bekerjatergesa-gesa
Obat serbuk yang sudahdicampur tidak dicek ulang
Masih banyak obat serbukyang akan diberikan pasien
belum larut semua
Belum ada alat khususuntukpencampuran obat
serbuk injeksi
Petugas melakukanpencampuran obat serbukinjeksi dengan cara manual
dan satu persatu
Masih ada obat serbukinjeksi yang sulit larut
Waktu yang dibutuhkandalam mencampur obat
lebih lama
Banyak obat serbukyang dicampur
Petugas dalam melakukanpencampuran obat serbuk
injeksi masih menggunakanpedoman instruksi kerja
yang belum direvisiBanyaknya pasien yang mendapat injeksi
obat serbuk
3. Nominal Group Tehnik ( NGT )
II5 6 4 5 6 26
2 2 8 VI
4
Masih ada obat serbuk yang sulit
larut3 4 3
1 1
3
4 3 5 4
7
III
Banyaknya pasien yang
mendapat obat serbuk injeksi
Keterbatasan tenaga 2 2
R
1
Samsul Choiru ∑No Persoalan Eko Yusuf Kris
1 2 2 VI1 1
6
Perawat bekerja sesuai
kebiasaan
Belum ada alat khusus untuk
pencampuran obat serbuk
TANDA TANGAN
Perawat dalam pencampuran
obat serbuk injeksi masih
berpedoman pada instruksi kerja
yang belum direvisi
5
3 19 IV
3 4 17
5 28 I6 5 6 6
Kesimpulan:
Berdasarkan rumus NGT 1/2 N + 1 maka QCC mendapatkan 4 faktor yang diduga sebagai
penyebab :
1. Belum ada alat khusus untuk pencampuran obat serbuk injeksi
2. Perawat dalam cara pencampuran obat serbuk injeksi masih berpedoman pada instruksi
kerja yang belum direvisi
3. Masih ada obat serbuk yang sulit larut.
4. Perawat bekerja sesuai kebiasaan
25
LANGKAH 3
26
LANGKAH 3
MENGUJI DAN MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN( Periode 27 Pebruari 2012 – 28 Maret 2012 )
1. FAKTOR-FAKTOR YANG DIUJI KORELASI ( X = PENYEBAB, Y = AKIBAT )
X1 : Belum ada alat khusus cara pencampuran obat serbuk injeksi
Y1 : Petugas melakukan pencampuran obat serbuk injeksi dengan cara manual dan satu
persatu
X2 : Perawat dalam cara pencampuran obat serbuk injeksi masih berpedoman pada
instruksi kerja yang belum direvisi
Y2 : Pencampuran obat serbuk injeksi tidak efektif
X3 : Masih ada obat serbuk injeksi yang sulit larut
Y3 : Waktu yang dibutuhkan dalam pencampuran obat lebih lama
X4 : Perawat bekerja sesuai kebiasaan
Y4 : Pencampuran obat serbuk injeksi tidak efektif
27
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 2 4 6 8 10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 5 10
Instruksi kerja yang belum direvisi
2. SCATTER DIAGRAM
Diagram Scatter
a. Belum ada alat khusus untuk cara pencampuran obat serbuk injeksi Petugas
melakukan pencampuran obat serbuk injeksi dengan cara manual dan satu persatu.
b. Perawat dalam pencampuran obat serbuk injeksi masih berpedoman pada instruksi
kerja yang belum direvisi Pencampuran obat serbuk injeksi tidak efektif
Indikator/kriteria penilaian :X1 = Belum ada alat khususuntuk cara pencampuran obatserbuk injeksiY1 = Banyak obat serbuk injeksiyangmasih belum larut
Kesimpulan x1 :
Dari diagram pencar dan ujikorelasi didapatkanr = 0,925 → berkorelasi positif
kuat, sehingga kelompokmenetapkan sebagai penyebabdominan
r = 0,925
Indikator penilaian :X2 : Perawat dalam cara
pencampuran obat serbukinjeksi masih berpedomanpada instruksi kerja yangbelum direvisi
Y2 : Pencampuran obat serbukinjeksi tidak efektif
Kesimpulan x2 :
Dari diagram pencar dan ujikorelasi didapatkanr = 0,867 → berkorelasi positif
kuat, sehingga kelompokmenetapkan sebagai penyebabdominan
r = 0,867
28
0
2
4
6
8
10
12
0 2 4 6
Obat serbuk injeksi sulit larut
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 5 10
Perawat bekerja sesuaikebiasaan
c. Masih ada obat serbuk injeksi yang sulit larut Waktu yang dibutuhkan dalam
pencampuran obat lebih lama
d. Perawat bekerja sesuai kebiasaan Pencampuran obat serbuk injeksi tidak
efektif
Kesimpulan:
Dari 4 diagram pencar diatas diketahui bahwa faktor penyebab yang
berkorelasi positif kuat (r≥0,714 ) terhadap persoalan yaitu :
1. Belum ada alat khusus cara pencampuran obat serbuk injeksi (0,925)
2. Perawat dalam pencampuran obat serbuk injeksi masih berpedoman pada instruksi
kerja yang belum direvisi( 0,867 )
3. Masih ada obat serbuk yang sulit larut.( 0,798)
Indikator penilaian :X3 : Masih ada obat serbuk
injeksi yang sulit larutY3 : Waktu yang dibutuhkan
dalam pencampuran obatlebih lama
Kesimpulan x3 :
Dari diagram pencar dan ujikorelasi didapatkanr = 0,798 → berkorelasi positif
kuat, sehingga kelompokmenetapkan sebagai penyebabdominan
r = 0,798
Indikator penilaian :X4 : Perawat bekerja sesuai
kebiasaanY4 : Pencampuran obat serbuk
injeksi tidak efektif
Kesimpulan x4 :
Dari diagram pencar dan ujikorelasi didapatkanr = 0,618 → berkorelasi negatif,
sehingga kelompok tidakmenetapkan sebagai penyebab
dominan .
r = 0,618
29
129,01
113,91
98,72
DIAGRAM PIE 3 FAKTOR PENYEBAB DOMINAN
Belum ada alat khusus carapengoplosan obat serbuk injeksi
Perawat dalam pencampuranobat serbuk injeksi masihberpedoman pada instruksikerja yang belum direvisi
Masih ada obat serbuk injeksiyang sulit larut
3. DATA DIAGRAM PIE ANTAR PENYEBAB
341,64
129,01
Derajat (..0
)
J U M L A H 2,59 224,4
Hasil uji faktor penyebab
dominanr r
2(%)
Belum ada alat khusus cara
pencampuran obat serbuk injeksi 0,925 85,56
113,91
98,72
75,16
63,680,798
Perawat dalam pencampuran
obat serbuk injeksi masih
berpedoman pada instruksi kerja
yang belum direvisi
Banyaknya obat serbuk injeksi
yang sulit larut
0,867
4. DIAGRAM PIE
30
LANGKAH 4
LANGKAH 4
MEMBUAT RENCANA DAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN
( Periode : 3 April 2012 – 18 Mei 2012 )
Tabel rencana perbaikan
1. MESIN
NoFaktor Penyebab
DominanWHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW
HOW
MUCH
1. Belum ada alat khusus
cara pencampuran obat
serbuk injeksi
Agar dalam
cara
pencampuran
obat serbuk
injeksi lebih
efektif dan
tidakada
sisagumpalan
obat
Membuat alat
cara
pencampuran
obat
IRNA I Minggu I-
II April
2012,
Selasa 3
April 2012
sampai
Rabu 11
April 2012
Eko.S Mengadakan pertemuan
QCC untuk menyepakati
pembuatan alat pencampuran
obat serbuk injeksi
Membuat rancangan tentang
pembuatan alat pencampuran
obat serbuk injeksi
Mengajukan rancangan
pembuatan alat pencampuran
obat serbuk injeksi ke KA
IRNA I untuk mendapatkan
persetujuan
Mensosialisasikan cara
penggunaan alat pengplosan
obat serbuk injeksi yang
sudah mendapat persetujuan
Ka IRNA
Mengevaluasi hasil alat
pencampuran obat serbuk
injeksi yang digunakan.
100 %
32
2. METODE
NoFaktor Penyebab
DominanWHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW
HOW
MUCH
2. Perawat dalam
pencampuran obat
serbuk injeksi masih
berpedoman pada
instruksi kerja yang
belum direvisi
Agar dalam
melakukan
pencampuran
obat serbuk
injeksi sudah
sesuai dengan
instruksi kerja
yang sudah
direvisi
Mengevaluasi
dan merevisi
instruksi kerja
cara
pencampuran
obat serbuk
injeksi.
IRNA I Minggu
keIII April
– minggu
ke I mei
2012
Senin 23
April
sampai
dengan 4
Mei 2012
Samsul
dan
Choiru
Mengadakan pertemuan QCCuntuk mengevaluasi danmerevisi instruksi kerja carapencampuran obat serbukinjeksi injeksi denganmenggunakan alatpencampuran obat serbuk .
Membuat revisi instruksikerja cara pencampuran obatserbuk injeksi denganmenggunakan alat pencampurobat serbuk injeksi.
Mengajukan hasil revisi danevaluasi Intruksi Kerja ke KAIRNA I untuk mendapatpersetujuan
Mensosialisasikan hasil revisidan evaluasi Instruksi kerjacara pencampuran obatserbuk injeksi denganmenggunakan alatpencampuran obat serbukyang disetujui oleh KA IRNAI keseluruh perawat IRNA I
Mengevaluasi hasil instruksikerja yang sudah direvisiyang sudah dilaksanakan
100 %
33
3. MATERIAL
NoFaktor Penyebab
DominanWHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW
HOW
MUCH
3. Banyaknya obat
serbuk injeksi yang
sulit larut
Agar obat
serbuk injeksi
bisa larut dan
tidak ada sisa
gumpalan
serbuk obat
Mengevaluasi
dan merevisi
instruksi kerja
cara
pencampuran
obat serbuk
injeksi yang
sulit larut
IRNA I Minngu II-
IIIApril
2012
Jumat 13
April 2012
sampai
dengan
kamis 19
April 2012
Yusuf E Mengadakan pertemuan QCCuntuk mengevaluasi dan merevisiinstruksi kerja cara pencampuranobat serbuk injeksi injeksi yangsulit larut dengan menggunakanalat pencampuran obat serbukinjeksi .
Membuat revisi instruksi kerjacara pencampuran obat serbukinjeksi yang sulit larut denganmenggunakan alat pencampurobat serbuk injeksi.
Mengajukan hasil revisi danevaluasi Intruksi Kerja ke KAIRNA I untuk mendapatpersetujuan
Mensosialisasikan hasil revisi danevaluasi Instruksi kerja carapencampuran obat serbuk injeksiyang sulit larut denganmenggunakan alat pencampuranobat serbuk yang disetujui olehKA IRNA I keseluruh perawatIRNA I
Mengevaluasi hasil instruksi kerjahasil irevisi yang sudahdilaksanakan .
100 %
TABEL HASIL UJI COBA MONITORINGMELAKSANAKAN PERBAIKAN
No IDEPELAKSANAAN PERBAIKAN
MonitoringKeputusan
QCCSebelum Tanggal Perbaikan Sesudah
1. Membuatalat khususpencampuranobat serbukinjeksi
Pencampuranobat serbukinjeksidilakukansecara manualdengan cara dikocok
4 april s/d16 mei2012
Mengadakanpertemuan QCC untukmenyepakatipembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi
Membuat rancangantentang pembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi
Mengajukan rancanganpembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi ke KAIRNA I untukmendapatkanpersetujuan
Mensosialisasikan carapenggunaan alatpengoplosan obatserbuk injeksi yangsudah mendapatpersetujuan Ka IRNA
Mengevaluasi hasil alatpencampuran obatserbuk injeksi yangdigunakan.
Cara mencampur obatserbuk injeksidilakukan dengan alatkhusus
Diagram Run Chart
X = Hari PengamatanY = Jumlah / Frekuensi
pencampuran obatserbuk injeksi yangdilakukan dengan caramanual / tidakmenggunakan alat.
Kesimpulan :
Setelah dilakukan perbaikandan uji coba diketahui bahwapencampuran obat serbukinjeksi dilakukan dengan alatkhusus.
Denganadanya alatuntukmencampurobat serbukinjeksi,petugastidakmelakukanpencampuransecara manual.dinyatakanBERHASIL
0
5
10
1 3 5 7 9
35
No IDEPELAKSANAAN PERBAIKAN
MonitoringKeputusan
QCCSebelum Tanggal Perbaikan Sesudah
2. Membuatinstruksikerja carapencampuranobat serbukinjeksidenganmenggunakanalatpencampuranobat
Petugas dalammelaksanakanpencampuranobat serbukinjeksi secaramanual danberpedomanpada instruksikerja yangbelum direvisi
4 april s/d16 Mei2012
Mengadakan pertemuanQCC untuk mengevaluasidan merevisi instruksi kerjacara pencampuran obatserbuk injeksidenganmenggunakanalat pencampuran obatserbuk .
Membuat revisi instruksikerja cara pencampuran obatserbukinjeksi denganmenggunakan alatpencampur obat serbukinjeksi.
Mengajukan hasil revisi danevaluasi Intruksi Kerja keKa IRNA I untuk mendapatpersetujuan
Mensosialisasikan hasilrevisi dan evaluasi Instruksikerja carapencampuran obat serbukinjeksidengan menggunakanalat pencampuran obatserbuk yangdisetujui olehKa IRNA I keseluruhperawat IRNA I
Mengevaluasi hasil instruk-si kerja yang sudah direvisiyang sudahdilaksanakan
Instruksi kerjayang sudahtersedia diruangan
Petugas /Perawat dalammencampur obatserbuk injeksiberpedomanpada instruksikerja yangsudah di revisidenganmenggunakanalat pencampurobat
Diagram Runchart
X = Hari PengamatanY = Jumlah / Frekuensi
banyaknya perawat dalampencampuran obat serbukinjeksi masih berpedomanpada instruksi kerja yangbelum direvisi.
Kesimpulan :
Setelah dilakukan perbaikan danuji coba diketahui bahwaperawat dalam melakukanpencampuran obat serbuk injeksisudah berpedoman padainstruksi kerja yang sudah dievaluasi dan direvisi.
Denganadanyapedomaninstruksikerja yangsudahdirevisi dandievaluasi,Perawatdalambekerjaselaluberdasarkanpadainstruksikerja yangsudahdirevisi. Dandinyatakan
BERHASIL
0
5
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
36
No IDE
PELAKSANAAN PERBAIKAN
MonitoringKeputusan
QCCSebelum Tanggal Perbaikan Sesudah
3. Banyaknya obat
serbuk injeksi
yang sulit larut
Pencampuran
obat serbuk
injeksi
dilakukan
secara manual
dan
membutuhkan
waktu lebih
dari 1 – 2
menit per
pasien
4 april s/d16 Mei2012
Mengadakan pertemuanQCC untuk menyepakatipembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi yang sulitlarut.
Membuat rancangantentang pembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi yang sulitlarut.
Mengajukan rancanganpembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi ke KAIRNA I untukmendapatkanpersetujuan
Mensosialisasikan carapenggunaan alatpengplosan obat serbukinjeksi yang yang sulitlarut yang sudahmendapat persetujuan KaIRNA
Mengevaluasi hasil alatpencampuran obatserbuk injeksi yangyang sulit larutdigunakan.
Dengan dilakukan
pencampuran obat
memakai alat khusus
waktu yang
dibutuhkan kurang
dari 1 menit untuk
pencampuran obat
serbuk injeksi yang
sulit larut 10 – 15
pasien
Diagram Runchart
X = Hari PengamatanY = Jumlah / Frekuensi
banyaknya obat serbukinjeksi yang sulit larut
Kesimpulan :
Setelah dilakukan perbaikandan uji coba diketahui bahwadengan menggunakan alatkhusus tidak ada obat serbukinjeksi yang tidak larut danwaktu yang dibutuhkan lebihcepat ( kurang dari 1 menit)
Denganadanya alatkhusus obatserbukinjeksi,tidakada obatserbuk injeksiyang tidaklarut danwaktu yangdibutuhkanlebi cepat (kurang dari 1menit ). Dandinyatakan
BERHASIL
0
5
10
1 3 5 7 9
. Malang, 18 Mei 2012
Fasilitator Ketua GKM SRITI II
Dr. Syahdevi Nandar K Sp. S Eko suratman
NIP. 1975 1202 200812 1 008 NIP. 1962 1224 1988 03 1 001
38
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 Kepala Intalasi Rawat Inap IRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
dr. Putu Moda Arsana, SpPD (KEMD)NIP. 1956 0503 198403 1 008
KOMENTAR :
39
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 Wakil Direktur PelayananMedik dan KeperawatanRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
Dr. Hanief Noersjahdu, Sp.SPembina Tingkat I
NIP.19600530 198709 1 001
KOMENTAR :
40
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 DirekturRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
DR. dr. Basuki B Purnomo Sp. UPembina Utama Madya
NIP.19540731 198201 1 002
KOMENTAR :
41
LANGKAH 5
42
LANGKAH 5
MENELITI HASIL
(Periode, 21 Mei – 22 Juni 2012 )
1. EVALUASI PENYEBAB DOMINAN
Tabel evaluasi faktor penyebab dominan sebelum dan sesudah perbaikan.
KODE
FAKTOR
PENYEBAB
DOMINAN
PERIODE PERIODE
Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan
Jumlah Jumlah
A
Belum ada alat
khusus cara
pencampuran obat
serbuk injeksi
58 0
B
Perawat dalam cara
pencampuran obat
serbuk injeksi masih
menggunakan
instruksi kerja yang
belum direvisi
23 0
C
Banyaknya obat
serbuk injeksi yang
sulit larut
37 4
JUMLAH 118 4
43
0
10
20
30
40
50
60
AB
C
58
23
37
A. Belum ada alat khususpencampuran obat serbukinjeksi
B. Perawat dalam carapencampuran obatserbuk injeksi masihmenggunakan instruksikerja yang belum
direvisi
C. Banyaknya obat serbukinjeksi yang sulit larut
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
AB
C
00
4 A. Belum ada alat khususpencampuran obatserbuk injeksi
B. Perawat dalam carapencampuran obatserbuk injeksi masihmenggunakaninstruksikerja yang belum
direvisi
C. Banyaknya obatserbuk injeksi yangsulit larut
Diagram batang faktor penyebab dominan sebelum perbaikan
Diagram batang faktor penyebab dominan sesudah perbaikan
44
0
10
20
30
40
50
60
Sebelum Perbaikan Initial Gold Setelah Perbaikan
100 % 100
2. EVALUASI JUDUL
Tabel Evaluasi Hasil :
PersoalanSebelum
Perbaikan
Sesudah
Perbaikan
Ketidakefektifan pencampuran obat serbuk
injeksi antibiotik58 0
Diagram Batang Evaluasi Judul
Keterangan :
Sebelum Perbaikan ditemukan 58 keluhan respon ketidakefektifan pencampuran obat
serbuk injeksi lebih dari 24 jam dari 30 kali pengamatan dan interview.
0Prosentase = ----------- x 100 % = 0 %
58
Kesimpulan :
Jadi dengan adanya perbaikan dapat menghilangkan ketidakefektifan pencampuran
obat serbuk injeksi antibiotik kurang dari 24 jam sebesar 100 %.
100 0Caranya = ----------- x 100 % = 100 % -------------
100 100
Prosentase Penurunan = 100 % - 0 % = 100 %
45
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
166
7
Diagram Batang Evaluasi Tema
26,1 %
3. EVALUASI TEMA :
Data perbandingan jumlah menurunkan ketidakefektifan dalam pencampuran obat
serbuk injeksi, sebelum dan sesudah perbaikan.
Tabel Evaluasi Tema Sebelum dan Sesudah Perbaikan
Koreksi Periode
Jumlah Keluhan dalamketidakefektifan
pencampuran obat serbukinjeksi
Sebelum Perbaikan Januari 166
Sesudah Perbaikan Juni 7
Diagram batang Evaluasi Tema
Keterangan :
Sebelum Perbaikan :
Ditemukan 166 keluhan dalam ketidakefektifan pencampuran obat serbuk injeksidari 367 kejadian.
166Prosentase = ---------- x 100 % = 45,2 %
367Sesudah Perbaikan :
Ditemukan 7 keluhan dalam ketidakefektifan pencampuran obat serbuk injeksi dari
367 kejadian.
7Prosentase = ---------- x 100 % = 19,5 %
367
46
Kesimpulan :
Jadi dengan adanya perbaikan dapat menurunkan ketidakefektifan pencampuran
obat serbuk injeksi sebesar = 26,1 %
Prosentase Penurunan = 45,2 % - 19,1 % = 26,1 %
4. DAMPAK POSITIF SETELAH PERBAIKAN :
Intangible :
1. Mengoptimalkan pencampuran obat serbuk.
2. Mutu pelayanan meningkat.
3. Kepercayaan pasien meningkat.
4. Petugas mendapat beberapa manfaat :
a. Mempermudah/lebih efektif dalam mengoplos obat serbuk.
b. Tidak memerlukan waktu lama.
5. Kerjasama antar individu anggota QCC meningkat.
Tangible :
1. Persentasi keluarga dan pasien komplain dalam pemberian obat serbuk injeksi
berkurang
2. Persentasi terjadinya dampak dari masih adanya sisa obat serbuk setelah obatdicampur tidak ada
Kebijakan :
Kepala IRNA I mendukung dengan memberikan bantuan biaya dalam
pembuatan alat khususUntuk pencampuran obat serbuk dan Instruksi Kerja cara
pemakaian alat.
5. ANALISA DAMPAK NEGATIF :
Memerlukan biaya untuk pembuatan alat pencampuran obat serbuk injeksi dan
Instruksi KerjaCara pemakaian alat.
6. RENCANA ELIMINASI DAMPAK NEGATIF :
Biaya untuk mengadakan pembuatan alat dan Instruksi Kerja untuk kebutuhan
selanjutnya diusulkan melalui Bidang Perencanaan dan Anggaran
RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang.
47
LANGKAH 6
48
LANGKAH 6
MEMBUAT STANDAR BARU
( Periode : 27 Juni – 8 Juli 2012 )
1. STANDAR PROSES :
a. Pengadaan alat khusus pencampuran obat serbuk injeksi
1. Mendesain / merancang alat khusus pencampuran obat serbuk injeksi
2. Membuat alat khusus pencampuran obat serbuk injeksi.
b. Instruksi kerja cara penggunaan alat khusus pencampuran obat serbuk injeksi
1. Siapkan aobat injeksi serbuk yang akan diberikan ke pasien.
2. Beri label nama, reg, kamar.
3. Obat diberi aquabidest sesuai dengan aturan larutan obat.
4. Obat yang sudah diberi aquabidest dimasukkan ke alat khusus
pencampuran obat serbuk injeksi.
5. Setelah obat masuk, tutup alat dan dikunci rapat.
6. Nyalakan tombol alat dengan waktu kurang dari 1 menit.
7. Tutup dibuka, obat yang sudah diputar dalam alat dikeluarkan dan diteliti
kembali.
8. Obat siap dimasukkan ke pasien masing-masing.
9. Alat dirapikan.
2. STANDAR HASIL
Dengan melaksanakan standar prosedur / proses tersebut diatas secara baik maka
ketidakefektifan dalam pencampuran obat serbuk injeksi dapat ditiadakan.
3. MANFAAT STANDAR BARU
a. Mengefektifkan pencampuran obat serbuk dengan jumlah obat yang banyak.
b. Mengefektifkan waktu pencampuran obat serbuk injeksi.
c. Mempermudah dalam pencampuran untuk obat serbuk yang sulit larut.
4. STRATEGI IMPLEMENTASI
a. Mensosialisasikan alat dan cara penggunaan alat ke bidang yang terkait.
b. Penggandaan alat untuk di distribusikan ke ruangan-ruangan.
c. Memonitoring ke ruangan-ruangan dalam pemakaian alat khusus pencampuran
obat serbuk injeksi setiap 3 bulan.
49
Malang, 8 Juli 2012
Fasilitator Ketua GKM SRITI II
dr. Syahdevi Nandar K Sp. S Eko suratmanNIP. 1975 1202 200812 1 008 NIP. 1962 1224 1988 03 1 001
50
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 Kepala Intalasi Rawat Inap IRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
dr. Putu Moda Arsana, SpPD (KEMD)NIP. 1956 0503 198403 1 008
KOMENTAR :
51
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 Wakil Direktur PelayananMedik dan KeperawatanRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
Dr. Hanief Noersjahdu, Sp.SPembina Tingkat I
NIP.19600530 198709 1 001
KOMENTAR :
52
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 DirekturRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
DR. dr. Basuki B Purnomo Sp. UPembina Utama Madya
NIP.19540731 198201 1 002
KOMENTAR :
53
LANGKAH 7
54
LANGKAH VII
MENGUMPULKAN DATA BARU DAN MENENTUKAN RENCANA BERIKUTNYA
( Periode : 10 Juli – 30 Juli 2012 )
1. INVENTARISASI MASALAH
Masalah Baru :
A. Adanya kejadian kegawatan jantung pada saat pasien dipindah dari ruang
perawatan ke ruang Intensif (CVCU) sebanyak 17 kejadian dari 25 kasus (68%).
B. Terjadinya serangan ulang pada pasien post IMA di ruang perawatan sebesar 6
kejadian dari 21 kasus (28,6%%)
Masalah Lama / Sisa Masalah :
Ketidakefektifan cara pemindahan pasien dari tempat tidur ke brancard atau
sebaliknya dan Pemakaian tranfusi set berulang pada tranfusi darah, tidak diangkat
lagi karena sudah teratasi dengan sendirinya.
Data sheet : Menurunkan angka kejadian kegawatan jantung pada saat pasien
akan dipindah dari ruang perawatan ke ruang ICCU
Periode Data : 10 Juli – 30 Juli 2012
Sumber Data : R. 24 A, R. 24 B, R. 22, R. 25, R. 27
Pengumpul Data : Choiru, Samsul
Metode : Observasi
Penanggung jawab data : Ka UPP IRNA I
Ruang
Jumlah Pasien yang
akan dipindah ke
ICCU
Terjadi Kegawatan
JantungTidak Terjadi
24 A 8 4 4
24 B 5 3 2
22 7 5 2
25 3 3 -
27 2 2 -
JUMLAH 25 17 8
55
Data Sheet : Kejadian serangan ulang Chest Pain (Nyeri Dada) pada pasien
Post IMA di Ruang Perawatan
Periode Data : 10 Juli – 30 Juli 2012
Sumber Data : R. 24 A, R. 24 B, R. 22, R. 25, R. 27
Pengumpul Data : Yusuf E, Kristiyati
Metode : Observasi
Penanggungjawab Data : Ka UPP IRNA I
RuangJumlah
Pasien
Kondisi Pasien Post IMA
Nyeri Dada Tidak ada keluhan
24 A 6 1 5
24 B 3 1 2
22 7 3 4
25 2 0 2
27 2 1 1
Jumlah 21 6 15
2. PRIORITAS PENENTUAN TEMA BERDASARKAN DIMENSI WAKTU
2.1 Berdasarkan Frekuensi Kejadian ( Mistake )
Kode Persoalan Kejadian
A
Adanya kejadian kegawatan
jantung pada saat pasien di
pindah dari ruang perawatan ke
ruang ICCU
17
B
Terjadinya serangan ulang pada
pasien post IMA di ruang
perawatan
6
56
0
5
10
15
20
AB
17
6
A. Adanya kejadiankegawatan jantungpada saat pasien dipindah dariruang perawatan keruang ICCU
B. Terjadinya seranganulang pada pasienpost IMA di ruangperawatan
Diagram Batang Frekuensi Kejadian
Kesimpulan :
Diagram batang diatas tampak bahwa :
Adanya kejadian kegawatan jantung pada pasien saat dipindah dari ruang perawatan
ke ruang Intensive ICCU (Kode A), merupakan persoalan prioritas dimana persoalan dijumpai
dengan jumlah kejadian tertinggi.
57
0
1
2
3
4
5
A B
5
4
A. Adanya kejadiankegawatan jantungpada saat pasien dipindah dari ruangperawatan ke ruangICCU
B. Terjadinya seranganulang pada pasien postIMA di ruangperawatan
2.2.Berdasarkan Tingkat Pengaruh Resiko Pasien
Kode Persoalan Pengaruh Keselamatan Pasien
A
Adanya kejadian kegawatan jantung pada saat
pasien di pindah dari ruang perawatan ke ruang
ICCU
5
BTerjadinya serangan ulang pada pasien post
IMA di ruang perawatan4
Diagram Batang Pengaruh Keselamatan Pada Pasien (Accident)
Kesimpulan :
Dari diagram batang diatas dapat disingkirkan bahwa tingkat resiko adanya kejadian
kegawatan jantung pada pasien pada saat dipindah dari ruang perawatan ke ruang intensive
ICCU, menempati urutan tertinggi dengan Kriteria Serius.
58
Kriteria penilaian tingkat pengaruh pada keselamatan pasien berdasarkan SEVERITYASSESSMENT CODE (SAC) 2005 adalah sebagai berikut:
Klasifikasi Kriteria Nilai
Serious Klien dengan penyakit awalnyan kematian yang tidak berhubungandengan penyakit awalnya dan terdapat perbedaan hasil yangdiharapkan dalam penatalaksanaan klien atau kecurigaan bunuh diri /kecurigaan pembunuhan atau satu dari keadaan dibawah ini (TheNational Sentinal Events):
o Prosedur yang melibatkan klien atau bagian tubuh yang salaho Kecurigaan bunuh diri di rumah sakito Retained instrumento Terdapat bahan didalam tubuh yang memerlukan pengambilan
melalui tindakan bedaho Kesalahan pengobatan yang menyebabkan kematian klieno Emboli udara intra vaskulero Tranfusi darah hemolisiso Kematian maternal (ibu hamil) yang berhubungan dengan
kehamilan atau persalinannyao Pemberian bayi pada yang bukan keluarganya
5
Major Klien dengan kehilangan fungsi utama yang permanen (sensorik,motorik, fisiologik ataupun psikologik) yang tidak berhubungandengan penyakit awalnya dan terdapat perbedaan hasil yangdiharapkan dalam penatalaksanaan klien, atau salah satu dari keadaandibawah ini:
o Mengalami kecacatan yang signifikan sebagai hasil dari suatukejadian
o Klien mempunyai resiko yang signifikan karena tidakdilakukan penatalaksanaan medis
o Ancaman atau terjadi gangguan verbal dan fisik dari klien
4
Moderate Klien dengan penurunan fungsi tubuh yang permanen (sensorik,motorik, fisiologik ataupun psikologik) yang tidak berhubungandengan penyakit awalnya dan terdapat perbedaan hasil yangdiharapkan dalam penatalaksanaan klien, atau dari suatu keadaandibawah ini:
o Perpanjangan hari rawat sebagai akibat dari suatu kejadiano Tindakan bedah sebagai akibat dari suatu kejadian
3
Minor Klien memerlukan tingkat perawatan yang lebih tinggi, termasukdalam hal ini:
o Peninjauan dan evaluasio Investigasi tambahano Rujukan ke klinisi yang lain
2
Minimum Klien tidak:o Mengalami kerusakan jaringan / organo Memerlukan tingkat perawatan yang lebih tinggio Memperpanjang hari rawat
59
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
A B
860.000
450.000
A. Adanya kejadiankegawatan jantungpada saat pasien dipindah dari ruangperawatan ke ruangICCU
B. Terjadinya seranganulang pada pasienpost IMA di ruang
2.3 Berdasarkan Pada Tingkat Kerugian Pasien (Waste)
Kode Persoalan Waste
A
Adanya kejadian kegawatan jantung pada saat
pasien di pindah dari ruang perawatan ke ruang
ICCU
Rp. 860.000 / hari
BTerjadinya serangan ulang pada pasien post
IMA di ruang perawatanRp. 450.000 / hari
Diagram Batang Tingkat Kerugian Pasien ( Waste)
Kesimpulan :
Dari diagram batang diatas dapat disimpulkan bahwa nilai kerugian yang ditanggung
pasien pada adanya kegawatan jantung pada pasien saat dipindah dari R.perawatan ke
R.Intensif ( ICCU ).
Berdasarkan Analisa pasien di atas di simpulkan bahwa adanya kegawatan jantung pada
pasien pada saat dipindah dari R.Perawatan ke R.Intensif (( ICCU ) menempati urutan
tertinggi, Tingkat pengaruh Resiko Pasie ((Serius). Tingkat Kerugian Pasien (Rp. 860.000 ),
oleh karena itu QCC Sriti II sepakat mengambil tema :
“Menurunkan Angka Kejadian Kegawatan Jantung pada Pasien, pada saat
dipindah dari Ruang Perawatan ke Ruang Intesive (CVCU)”.
60
Alasan Pemilihan Tema :
Adanya kejadian Kegawatan Jantung pada pasien, pada saat dipindah dari ruang
perawatan ke Ruang Intensive (ICCU), dapat menurunkan kredibilitas kerja perawat dan bisa
menimbulkan kematian.
61
RINCIAN BIAYA
Jenis Tindakan
A = Adanya KejadianKegawatan Jantung pada saatPasien dipindah dari RuangPerawatan ke Ruang Intensif(ICCU)
B = Terjadinya SeranganUlang pada Pasien PostIMA di Ruang Perawatan
1. Biaya Perawatan Rp. 80.000 Rp. 80.000
2. Pasang Monitor Rp105.000 Rp. 105.000
3. Pemakaian O2 Rp. 20.000 Rp. 20.000
4. Rekam EKG Rp. 30.000 Rp. 30.000
5. Pasang Infus Pump Rp. 50.000 Rp. 50.000
6. Cek Laboratorium Rp. 120.000 Rp. 25.000
7. Pemberian obat oral daninjeksi
Rp. 455.000 Rp. 140.000
Jumlah Rp. 860.000 Rp. 450.000
62
. Malang, 30 Juli 2012
Fasilitator Ketua GKM SRITI II
Dr. Syahdevi Nandar K Sp. S Eko suratman
NIP. 1975 1202 200812 1 008 NIP. 1962 1224 1988 03 1 001
63
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 Kepala Intalasi Rawat Inap IRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
dr. Putu Moda Arsana, SpPD (KEMD)NIP. 1956 0503 198403 1 008
KOMENTAR :
64
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 Wakil Direktur PelayananMedik dan KeperawatanRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
Dr. Hanief Noersjahdu, Sp.SPembina Tingkat I
NIP.19600530 198709 1 001
KOMENTAR :
65
LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN
No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan
1 DirekturRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
DR. dr. Basuki B Purnomo Sp. UPembina Utama Madya
NIP.19540731 198201 1 002
KOMENTAR :
JADWAL RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4
DESEMBERRen
cana
Reali
sasiFEBRUARI
TAHUN 2012 - 2013
Menentukan tema
dan judul
LANGKAH JANUARIJULI AGUSTUS
PLAN
SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER
1
6
4
5
4
DO
4
Menentukan tema
dan judul
Menganalisa
penyebab
Menentukan
penyebab dominan
Membuat rencana
dan melaksanakan
perbaikan
PLAN
1
2
3
6
5
DO
CHECK 5
4 Membuat rencana
dan melaksanakan
perbaikan
Meneliti hasil
2
5CHECK 5
6
ACTIO
N
Meneliti hasil
Standarisasi2
3
7
6
ACTIO
N
Standarisasi
Mengumpulkan
data & membuat
rencana berikutnya
Keterangan : = Rencana Kegiatan = Realisasi Kegiatan
LAMPIRAN