risalah qcc sriti 2

68
RISALAH QCC SRITI 2 Meniadakan Ketidakefektifan Cara Pencampuran ( Mixed ) Obat Injeksi Serbuk Antibiotika di IRNA I Sebesar 100 % Selama 6 Bulan QCC Sriti 2 IRNA I Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang Jln. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang 2012

Upload: brenz73

Post on 27-Oct-2015

398 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: RISALAH QCC SRITI 2

RISALAH QCC SRITI 2

Meniadakan Ketidakefektifan Cara Pencampuran ( Mixed )

Obat Injeksi Serbuk Antibiotika di IRNA I

Sebesar 100 % Selama 6 Bulan

QCC Sriti 2

IRNA I Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang

Jln. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang

2012

Page 2: RISALAH QCC SRITI 2

1

RISALAH QCC SRITI 2

TEMA :

Menurunkan Ketidakefektifan Pencampuran ( Mixed )

Obat Serbuk Injeksi di IRNA I Dr. Saiful Anwar Malang

JUDUL :

Meniadakan Ketidakefektifan Pencampuran ( Mixed )

Obat Injeksi Serbuk Antibiotika di IRNA I

Sebesar 100 % Selama 6 Bulan

QCC Sriti 2

IRNA I Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang

Jln. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang

Page 3: RISALAH QCC SRITI 2

2

QCC SRITI 2

IRNA I RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Jl. JAKSA AGUNG SUPRAPTO No.2 MALANG – JAWA TIMUR

Tema : Menurunkan ketidakefektifan pencampuran ( Mixed ) obat serbuk

injeksi di IRNA I RSUD dr. Saiful Anwar Malang.

Judul : Meniadakan ketidakefektifan pencampuran (Mixed ) obat serbuk

Injeksi Antibiotika di IRNA I selama 6 bulan

Visi IRNA I : Mampu melaksanakan kesehatan prima dan paripurna serta pendidikan

dan penelitian.

Misi IRNA I :

Mewujudkan pelayanan kesehatan prima dan paripurna sesuai

standar pelayanan kesehatan yang bermutu.

Mewujudkan program unggulan pemberantasan penyakit infeksi

nosokomial.

Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional

melalui usaha pendidikan dan penelitian bidang kesehatan.

Page 4: RISALAH QCC SRITI 2

3

MOTTO KBKSRITI II

IDENTITAS GUGUS JADWAL PERTEMUAN

- S = Sigap

- R = Rasional

- I= Ilmiah

- T = Terpadu

- I = Intensif

Penanggung jawab :

dr.Putu Moda Arsana, SpPD

(KEMD)

Pembimbing :

Ketua :

Eko Suratman, S.Kep, Ns

Sekretaris :

Yusuf Elmadi, S.Kep, Ns

Anggota :

- Kristiyati, AMK

- Samsul Arifin, AMK

- Achmat Choiru, AMK

Usia rata-rata :

41 tahun

Pendidikan rata-rata:

D3 Keperawatan

KBK dibentuk :

November 2003

Jumlah pertemuan :

6 kali

Lama pertemuan :

1 – 2 jam

Rata- rata kehadiran :

80 %

Periode kegiatan :

Desember 2011 – Juli 2012

Page 5: RISALAH QCC SRITI 2

4

KBK SRITI II IRNA I

Fasilitator :

dr. Syahdevi Nandar Kurniawan, Sp.S

Ketua:

Eko Suratman, S.Kep, Ns

Anggota:

1. Yusuf Elmadi, S.Kep, Ns

2. Kristiyati, AMK

3. Samsul Arifin, AMK

4. Achmat Choiru, AMK

STRUKTUR ORGANISASIKBK SRITI II

WADIR PELAYANAN MEDIK DAN PERAWATAN

dr. Hanief Noersjahdu Sp.S

DIREKTUR

DR. dr. Basuki Bambang Purnomo, Sp.U

KA.IRNA I

dr. Putu Moda Arsana, SpPD (KEMD)

KETUA TIM PENILAI GUGUS KENDALI MUTU

Drg. Robinson Pasaribu, Sp BM

Page 6: RISALAH QCC SRITI 2

ALUR PERSOALAN

Obat di suntikkanke pasien

Pasien MRS /dirawat

Advis Dokter Pasien dapat terapiobat serbuk injeksi

Jumlah Obat serbukinjeksi yangdilakukan

pencampurandalam jumlah

banyak

1. Terjadi plebitis

2. Rasa sakit saat obatdimasukkan

Perawat melakukan pencampuranobat serbuk injeksi :

1. Membutuhkan waktu yanglama

2. Pencampuran kurangmaksimal

1. Masih ada sisa obat serbukinjeksi yang tidak larut

2. Jadwal pemberian obatserbuk injeksi terlambat

Page 7: RISALAH QCC SRITI 2

6

JADWAL RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Menentukan tema

dan judul

Juli

TAHUN 2011 - 2012

LANGKAH JuniDesember Januari

PLAN

Pebruari Maret April

4 4

MeiRen

cana

Reali

sasi

1

2

3

Menentukan tema

dan judul

Menganalisa

penyebab

Menentukan

penyebab dominan

Membuat rencana

dan melaksanakan

perbaikanD

O4

PLAN

4 4

4 4

5 5

6 6

Meneliti hasil

Membuat rencana

dan melaksanakan

perbaikanD

O

CHECK 5

46 6

5

ACTIO

N

Meneliti hasil

Standarisasi6CHECK 5

2

5

ACTIO

N

Standarisasi

Mengumpulkan

data & membuat

rencana berikutnya

7

62

3

Keterangan : = Rencana Kegiatan = Realisasi Kegiatan

Page 8: RISALAH QCC SRITI 2

LANGKAH I

Page 9: RISALAH QCC SRITI 2

8

LANGKAH 1

MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL(Periode 24 Desember 2011 – 20 Januari 2012)

1. INVENTARISASI PERSOALAN

Pada tema sekarang ini QCC Sriti 2 menentukan masalah baru sebagai berikut:

a. Ketidakefektifan cara pencampuran ( Mixed ) obat serbuk injeksi sebanyak 166

kejadian dari 367 Kejadian ( 45,2 % ).

b. Ketidakefektifan cara pemindahan pasien dari tempat tidur ke brancard atau

sebaliknya sebanyak 23 kejadian dari 138 kasus (16,7 % )

c. Banyaknya penggunaan alat slang penghubung nebulizer kit berulang pada pasien di

IRNA I sebanyak 37 kejadian dari 178 kasus (20,8% ).

Data sheet 1 : Pencampuran obat serbuk injeksiPeriode data : 26 Des 2011 – 20 Jan 2012Sumber data : Ruang : 24 A, 24 B, 26, 05Pengumpul data : Kristiyati + Choiru + Eko SuratmanMetode : Wawancara dan observasiPenanggung jawab data : Ka UPP IRNA I

Ruang

Jml obat injk yang

diaplos /dicampur

dengan aquabides

Kondisi obat serbuk yang sdh

diaplos/dicampur dng aquabides

Larut semuaMasih ada sisa

serbuk

24A 109 71 38

24B 111 48 63

26 105 52 53

05 42 30 12

Jumlah 367 201 166

Page 10: RISALAH QCC SRITI 2

9

Data sheet 2 : Ketidakefektifan pemindahan pasien dari tempat tidurke brancard atau sebaliknya.

Periode data : 26 Des 2011 – 20 Jan 2012Sumber data : Ruang : 24 A, 24 B, 26, 05Pengumpul data : Yusuf + SamsulMetode : ObservasiPenanggung jawab data : Ka UPP IRNA I

RuangJumlahpasien

Pasien yang dipindah

Tempat tidur ke brancard Brancard ke tempat tidur

Tidak Tepat tepat Tidak Tepat tepat

24 A 20 1 9 3 7

24 B 23 2 7 3 11

25 55 2 20 4 29

26 40 3 15 5 17

Jumlah 138 8 51 15 54

Data sheet 3 : Penggunaan slang nebulizer kit yang berulangPeriode data : 26 Des 2011 – 20 Jan 2012Sumber data : Ruang 24A, 24B, 26, 05Pengumpul data : Samsul + YusufMetode : ObservasiPenanggung jawab data : Ka UPP IRNA I

RuangJumlah pasien yangmemakai nebulizer

Alat slang nebulizer

Lebih dari satupasien

Digunakan satu pasien

24A 73 16 57

24B 78 13 65

26 25 6 19

05 2 2 0

Jumlah 178 37 141

Page 11: RISALAH QCC SRITI 2

10

A. Ketidakefektifanpencampuran obatserbuk injeksi

B. Ketidakefektifan carapemindahan pasienke brancard dansebaliknya

C. Penggunaan slangnebulizer kit berulang

0

50

100

150

200

AB

C

166

23 37

2. PRIORITAS PENENTUAN TEMA BERDASARKAN DIMENSI MUTU

2.1. Berdasarkan jumlah kejadian

Kode Persoalan Kejadian

AKetidakefektifan cara pencampuran ( Mixed ) obat

serbuk injeksi166

BKetidakefektifan cara pemindahan pasien dari tempat

tidur ke brancard atau sebaliknya23

C

Banyaknya penggunaan alat slang penghubung nebulizer

kit berulang 37

Diagram Batang Frekuensi Kejadian

Keterangan:

Dari diagram batang frekuensi kejadian diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah

kejadian Banyaknya keluhan nyeri dilokasi penyuntikan pada pasien yang mendapatkan terapi

injeksi di IRNA I RSUD dr. Saiful Anwar menempati urutan tertinggi sebesar 166 kejadian.

Page 12: RISALAH QCC SRITI 2

11

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

A B C

4

3

1

A. Ketidakefektifan carapencampuran obatserbuk injeksi

B. Ketidakefektifan carapemindahan pasienke brancard dansebaliknya

C. Penggunaans langnebulizer kit berulang

2.2. Berdasarkan Keselamatan Pasien ( Safety )

No Kode Uraian Persoalan NilaiKeselamatan

pasien

1. A

Ketidakefektifan cara pencampuran( Mixed )obat serbuk injeksi 4 Mayor

2. BKetidakefektifan cara pemindahanpasien dari tempat tidur ke brancardatau sebaliknya

3 Moderate

3. CBanyaknya penggunaan alat slangpenghubung nebulizer kit berulang 1 Minimum

Diagram batang keselamatan pasien (Safety)

Kesimpulan:

Dari diagram diatas tampak bahwa Banyaknya keluhan nyeri dilokasi penyuntikan

pada pasien yang mendapatkan terapi injeksi di IRNA I merupakan persoalan

prioritas pertama dengan nilai 4.

Page 13: RISALAH QCC SRITI 2

12

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

A B C

900000

500000

400000

A. Ketidakefektifan carapencampuran obatserbuk injeksi

B. Ketidakefektifan carapemindahan pasienke brancard dansebaliknya

C. Penggunaan slangnebulizer kit berulang

2.3. Berdasarkan pemborosan ( Waste ) bagi pasien

No Kode Uraian Persoalan Pemborosan

1. AKetidakefektifan cara pencampuran obat serbukinjeksi

Rp. 900.000

2. BKetidakefektifan cara pemindahan pasien daritempat tidur ke brancard atau sebaliknya

Rp. 500.000

3. CBanyaknya penggunaan alat slang penghubungnebulizer kit berulang

Rp. 400.000

Diagram batang pemborosan

Kesimpulan:

Dari diagram batang diatas tampak bahwa Ketidakefektifan pencampuran

( Mixed ) obat serbuk injeksi (Kode A) merupakan urutan pertama karena

mengalami pemborosan paling tinggi yaitu Rp. 900.000,-

Page 14: RISALAH QCC SRITI 2

13

Pemborosan / kerugian biaya apabila kesalahan tidak diperbaiki

No Jenis Tindakan

Kerugian (waste) akibat

Belumoptimalnya cara

pencampuranobat serbuk

injeksi

Ketidakefektifancara pemindahan

pasien kebrancard dan

sebaliknya

Penggunaanslang nebulizer

kit berulang

1. Perawatan Rp. 150.000 Rp. 150.000 -

2. Blood set Rp. 10.000 - -

3. Venflon Rp. 8.000

4. Zalf thrombopop Rp. 20.000 - -

5. Laboratorium DL Rp. 50.000 - Rp. 50.000

6. Antibotika Rp. 500.000 Rp. 225.000

7. Tindakan pemasanganinfus

Rp. 38.000 - -

8. Visite Dokter Rp. 40.000 - -

9. Spuit Rp. 25.000 Rp. 25.000 Rp. 25.000

10. Cairan Infus Rp. 9.000 - -

11. Analgesik - Rp. 50.000 -

12. Rehabilitasi Medik - Rp. 275.000 -

13. Cek Sputum - - Rp. 100.000

JUMLAH Rp. 900.000 Rp. 500.000 Rp. 400.000

Page 15: RISALAH QCC SRITI 2

14

3. KESIMPULAN

Berdasarkan Analisa Pareto Diagram Batang :

1. Dari frekuensi kejadian

Jumlah kejadian Ketidakefektifan cara pencampuran obat serbuk injeksi di IRNA I

RSUD dr. Saiful Anwar menempati urutan tertinggi

2. Dari keselamatan pasien (safety)

Ketidakefektifan cara pencampuran obat serbuk injeksi di IRNA I RSUD dr. Saiful

Anwar merupakan persoalan prioritas pertama

3. Dari pemborosan

Ketidakefektifan cara pencampuran obat serbuk injeksi merupakan urutan pertama

karena mengalami pemborosan paling tinggi

Maka berdasarkan Analisa Pareto Diagram Batang diatas, QCC menetapkan bahwa prioritas

persoalan adalah Ketidakefektifan cara pencampuran obat serbuk Injeksi.

Dengan demikian SRITI 2 memutuskan untuk memilih tema :

Adapun alasan pengambilan tema adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan perawat di rumah sakit dengan

memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien

2. Menurunkan rawat inap pasien

Menurunkan Ketidakefektifan Cara Pencampuran ( Mixed ) obat serbuk injeksi

di IRNA I RSUD dr Saiful Anwar Malang

Page 16: RISALAH QCC SRITI 2

15

0

50

100

150

AB

C

108

3127

A. Pencampuran obat serbukinjeksi obat antibiotik tidakefektif

B. Pencampuran obat serbukinjeksi anti ulsertidak efektif

C. Pencampuran obat serbukinjeksi anti hipertensi tidakefektif

4. PENENTUAN JUDUL

Dalam menentukan judul kita lakukan stratifikasi terhadap cara pencampuran obat serbuk

injeksi yang tidak efekfif terdiri dari :

1. Pencampuran obat serbuk injeksi antibiotika yang tidak efektif

2. Pencampuran obat serbuk injeksi anti ulser yang tidak efektif

3. Pencampuran obat serbuk injeksi anti hipertensi yang tidak efektif

Tabel sub stratifikasi judul :

Kode Jenis obat injeksi serbuk yang dioplos Jumlah kejadian

APencampuran obat serbuk injeksi obat

antibiotik tidak efektif108

BPencampuran obat serbuk injeksi anti ulser

tidak efektif 31

CPencampuran obat serbuk injeksi anti

hipertensi tidak efektif27

Total 166

Diagram Batang Stratifikasi Judul

Page 17: RISALAH QCC SRITI 2

16

Kesimpulan:

Berdasarkan diagram batang diatas pencampuran obat serbuk injeksi antibiotika yang

tidak efektif menempati ururtan tertinggi . Dengan demikian maka QCC Sriti 2 sepakat

mengambil judul:

ALASAN PEMILIHAN JUDUL:

a. Intangible

a) Menurunkan kepercayaan pasien / keluarga terhadap pemberian obat serbuk

injeksi

b) Menurunkan kualitas pelayanan pemberian obat serbuk injeksi

c) Membahayakan keselamatan pasien dimungkinkan beresiko terjadi plebitis

b. Tangible

a) Terjadi penambahan biaya perawatan sebesar Rp. 900.000,- per pasien

b) Menghambat proses penyembuhan selama 5 hari

ALASAN PENETAPAN INISIAL GOAL

QCC Sriti II sepakat untuk menetapkan inisial Goal 100% dengan pertimbangan :

1. Pengalaman anggota QCCsudah cukup.

2. Adanya kemauan yang kuat dari anggota QCC untuk melakukan perbaikan.

Menghilangkan Ketidakefektifan Cara Pencampuran ( Mixed ) obat

serbuk injeksi antibiotika di IRNA I RSUD dr. Saiful Anwar Malang

sebesar 100% selama 6 bulan

Page 18: RISALAH QCC SRITI 2

17

. Malang, 20 Januari 2012

Fasilitator Ketua GKM SRITI II

Dr. Syahdevi Nandar K Sp. S Eko suratmanNIP. 1975 1202 200812 1 008 NIP. 1962 1224 1988 03 1 001

Page 19: RISALAH QCC SRITI 2

18

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 Kepala Intalasi Rawat Inap IRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

dr. Putu Moda Arsana, SpPD (KEMD)NIP. 1956 0503 198403 1 008

KOMENTAR :

Page 20: RISALAH QCC SRITI 2

19

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 Wakil Direktur PelayananMedik dan KeperawatanRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

Dr. Hanief Noersjahdu, Sp.SPembina Tingkat I

NIP.19600530 198709 1 001

KOMENTAR :

Page 21: RISALAH QCC SRITI 2

20

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 DirekturRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

DR. dr. Basuki B Purnomo Sp. UPembina Utama Madya

NIP.19540731 198201 1 002

KOMENTAR :

Page 22: RISALAH QCC SRITI 2

21

LANGKAH 2

Page 23: RISALAH QCC SRITI 2

22

LANGKAH 2

MENGANALISA PENYEBAB(Periode 24 Januari 2012 – 23 Pebruari 2012)

Kegiatan pada langkah ini adalah mencari faktor-faktor yang diduga dapat menjadi

penyebab timbulnya persoalan. Agar dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh dari

suatu susunan sebab akibat, maka upaya untuk menentukan faktor-faktor penyebab persoalan

dengan menggunakan alat bantu diagram Ishikawa. Hasil pengumpulan ide (brain storming)

didapatkan data sebagai berikut:

1. FAKTOR-FAKTOR DALAM DIAGRAM ISHIKAWA:

A. Faktor Manusia

C1. Keterbatasan tenaga

C2. Banyaknya obat yang harus dicampur

C3. Petugas bekerja tergesa-gesa

C4. Obat serbuk yang dicampur tidak dicek ulang

C5. Masih banyak obat serbuk yang diberikan pasien belum larut semua

C1. Perawat bekerja sesuai kebiasaan

C1. Banyaknya pasien yang mendapat obat serbuk injeksi

B. Faktor Metode

C1. Petugas dalam melakukan cara pencampuran obat serbuk injeksi masih

menggunakan pedoman instruksi kerja yang belum direvisi

C. Faktor Material

C1. Masih ada obat serbuk injeksi yang sulit larut

C2. Waktu yang dibutuhkan dalam pencampuran lebih lama

D. Faktor Mesin

C1. Belum ada alat khusus cara pencampuran obat serbuk injeksi

C2. Petugas melakukan cara pencampuran obat serbuk injeksi dengan

cara manual dan satu persatu

Page 24: RISALAH QCC SRITI 2

2. DIAGRAM ISHIKAWA

KetidakefektifanPencampuran obat

serbuk injeksi

METODE

MESIN

MANUSIA

LINGKUNGANMATERIAL

Perawat bekerja sesuai dengankebiasaan

Keterbatasantenaga

Petugas bekerjatergesa-gesa

Obat serbuk yang sudahdicampur tidak dicek ulang

Masih banyak obat serbukyang akan diberikan pasien

belum larut semua

Belum ada alat khususuntukpencampuran obat

serbuk injeksi

Petugas melakukanpencampuran obat serbukinjeksi dengan cara manual

dan satu persatu

Masih ada obat serbukinjeksi yang sulit larut

Waktu yang dibutuhkandalam mencampur obat

lebih lama

Banyak obat serbukyang dicampur

Petugas dalam melakukanpencampuran obat serbuk

injeksi masih menggunakanpedoman instruksi kerja

yang belum direvisiBanyaknya pasien yang mendapat injeksi

obat serbuk

Page 25: RISALAH QCC SRITI 2

3. Nominal Group Tehnik ( NGT )

II5 6 4 5 6 26

2 2 8 VI

4

Masih ada obat serbuk yang sulit

larut3 4 3

1 1

3

4 3 5 4

7

III

Banyaknya pasien yang

mendapat obat serbuk injeksi

Keterbatasan tenaga 2 2

R

1

Samsul Choiru ∑No Persoalan Eko Yusuf Kris

1 2 2 VI1 1

6

Perawat bekerja sesuai

kebiasaan

Belum ada alat khusus untuk

pencampuran obat serbuk

TANDA TANGAN

Perawat dalam pencampuran

obat serbuk injeksi masih

berpedoman pada instruksi kerja

yang belum direvisi

5

3 19 IV

3 4 17

5 28 I6 5 6 6

Kesimpulan:

Berdasarkan rumus NGT 1/2 N + 1 maka QCC mendapatkan 4 faktor yang diduga sebagai

penyebab :

1. Belum ada alat khusus untuk pencampuran obat serbuk injeksi

2. Perawat dalam cara pencampuran obat serbuk injeksi masih berpedoman pada instruksi

kerja yang belum direvisi

3. Masih ada obat serbuk yang sulit larut.

4. Perawat bekerja sesuai kebiasaan

Page 26: RISALAH QCC SRITI 2

25

LANGKAH 3

Page 27: RISALAH QCC SRITI 2

26

LANGKAH 3

MENGUJI DAN MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN( Periode 27 Pebruari 2012 – 28 Maret 2012 )

1. FAKTOR-FAKTOR YANG DIUJI KORELASI ( X = PENYEBAB, Y = AKIBAT )

X1 : Belum ada alat khusus cara pencampuran obat serbuk injeksi

Y1 : Petugas melakukan pencampuran obat serbuk injeksi dengan cara manual dan satu

persatu

X2 : Perawat dalam cara pencampuran obat serbuk injeksi masih berpedoman pada

instruksi kerja yang belum direvisi

Y2 : Pencampuran obat serbuk injeksi tidak efektif

X3 : Masih ada obat serbuk injeksi yang sulit larut

Y3 : Waktu yang dibutuhkan dalam pencampuran obat lebih lama

X4 : Perawat bekerja sesuai kebiasaan

Y4 : Pencampuran obat serbuk injeksi tidak efektif

Page 28: RISALAH QCC SRITI 2

27

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 2 4 6 8 10

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0 5 10

Instruksi kerja yang belum direvisi

2. SCATTER DIAGRAM

Diagram Scatter

a. Belum ada alat khusus untuk cara pencampuran obat serbuk injeksi Petugas

melakukan pencampuran obat serbuk injeksi dengan cara manual dan satu persatu.

b. Perawat dalam pencampuran obat serbuk injeksi masih berpedoman pada instruksi

kerja yang belum direvisi Pencampuran obat serbuk injeksi tidak efektif

Indikator/kriteria penilaian :X1 = Belum ada alat khususuntuk cara pencampuran obatserbuk injeksiY1 = Banyak obat serbuk injeksiyangmasih belum larut

Kesimpulan x1 :

Dari diagram pencar dan ujikorelasi didapatkanr = 0,925 → berkorelasi positif

kuat, sehingga kelompokmenetapkan sebagai penyebabdominan

r = 0,925

Indikator penilaian :X2 : Perawat dalam cara

pencampuran obat serbukinjeksi masih berpedomanpada instruksi kerja yangbelum direvisi

Y2 : Pencampuran obat serbukinjeksi tidak efektif

Kesimpulan x2 :

Dari diagram pencar dan ujikorelasi didapatkanr = 0,867 → berkorelasi positif

kuat, sehingga kelompokmenetapkan sebagai penyebabdominan

r = 0,867

Page 29: RISALAH QCC SRITI 2

28

0

2

4

6

8

10

12

0 2 4 6

Obat serbuk injeksi sulit larut

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 5 10

Perawat bekerja sesuaikebiasaan

c. Masih ada obat serbuk injeksi yang sulit larut Waktu yang dibutuhkan dalam

pencampuran obat lebih lama

d. Perawat bekerja sesuai kebiasaan Pencampuran obat serbuk injeksi tidak

efektif

Kesimpulan:

Dari 4 diagram pencar diatas diketahui bahwa faktor penyebab yang

berkorelasi positif kuat (r≥0,714 ) terhadap persoalan yaitu :

1. Belum ada alat khusus cara pencampuran obat serbuk injeksi (0,925)

2. Perawat dalam pencampuran obat serbuk injeksi masih berpedoman pada instruksi

kerja yang belum direvisi( 0,867 )

3. Masih ada obat serbuk yang sulit larut.( 0,798)

Indikator penilaian :X3 : Masih ada obat serbuk

injeksi yang sulit larutY3 : Waktu yang dibutuhkan

dalam pencampuran obatlebih lama

Kesimpulan x3 :

Dari diagram pencar dan ujikorelasi didapatkanr = 0,798 → berkorelasi positif

kuat, sehingga kelompokmenetapkan sebagai penyebabdominan

r = 0,798

Indikator penilaian :X4 : Perawat bekerja sesuai

kebiasaanY4 : Pencampuran obat serbuk

injeksi tidak efektif

Kesimpulan x4 :

Dari diagram pencar dan ujikorelasi didapatkanr = 0,618 → berkorelasi negatif,

sehingga kelompok tidakmenetapkan sebagai penyebab

dominan .

r = 0,618

Page 30: RISALAH QCC SRITI 2

29

129,01

113,91

98,72

DIAGRAM PIE 3 FAKTOR PENYEBAB DOMINAN

Belum ada alat khusus carapengoplosan obat serbuk injeksi

Perawat dalam pencampuranobat serbuk injeksi masihberpedoman pada instruksikerja yang belum direvisi

Masih ada obat serbuk injeksiyang sulit larut

3. DATA DIAGRAM PIE ANTAR PENYEBAB

341,64

129,01

Derajat (..0

)

J U M L A H 2,59 224,4

Hasil uji faktor penyebab

dominanr r

2(%)

Belum ada alat khusus cara

pencampuran obat serbuk injeksi 0,925 85,56

113,91

98,72

75,16

63,680,798

Perawat dalam pencampuran

obat serbuk injeksi masih

berpedoman pada instruksi kerja

yang belum direvisi

Banyaknya obat serbuk injeksi

yang sulit larut

0,867

4. DIAGRAM PIE

Page 31: RISALAH QCC SRITI 2

30

LANGKAH 4

Page 32: RISALAH QCC SRITI 2

LANGKAH 4

MEMBUAT RENCANA DAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN

( Periode : 3 April 2012 – 18 Mei 2012 )

Tabel rencana perbaikan

1. MESIN

NoFaktor Penyebab

DominanWHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW

HOW

MUCH

1. Belum ada alat khusus

cara pencampuran obat

serbuk injeksi

Agar dalam

cara

pencampuran

obat serbuk

injeksi lebih

efektif dan

tidakada

sisagumpalan

obat

Membuat alat

cara

pencampuran

obat

IRNA I Minggu I-

II April

2012,

Selasa 3

April 2012

sampai

Rabu 11

April 2012

Eko.S Mengadakan pertemuan

QCC untuk menyepakati

pembuatan alat pencampuran

obat serbuk injeksi

Membuat rancangan tentang

pembuatan alat pencampuran

obat serbuk injeksi

Mengajukan rancangan

pembuatan alat pencampuran

obat serbuk injeksi ke KA

IRNA I untuk mendapatkan

persetujuan

Mensosialisasikan cara

penggunaan alat pengplosan

obat serbuk injeksi yang

sudah mendapat persetujuan

Ka IRNA

Mengevaluasi hasil alat

pencampuran obat serbuk

injeksi yang digunakan.

100 %

Page 33: RISALAH QCC SRITI 2

32

2. METODE

NoFaktor Penyebab

DominanWHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW

HOW

MUCH

2. Perawat dalam

pencampuran obat

serbuk injeksi masih

berpedoman pada

instruksi kerja yang

belum direvisi

Agar dalam

melakukan

pencampuran

obat serbuk

injeksi sudah

sesuai dengan

instruksi kerja

yang sudah

direvisi

Mengevaluasi

dan merevisi

instruksi kerja

cara

pencampuran

obat serbuk

injeksi.

IRNA I Minggu

keIII April

– minggu

ke I mei

2012

Senin 23

April

sampai

dengan 4

Mei 2012

Samsul

dan

Choiru

Mengadakan pertemuan QCCuntuk mengevaluasi danmerevisi instruksi kerja carapencampuran obat serbukinjeksi injeksi denganmenggunakan alatpencampuran obat serbuk .

Membuat revisi instruksikerja cara pencampuran obatserbuk injeksi denganmenggunakan alat pencampurobat serbuk injeksi.

Mengajukan hasil revisi danevaluasi Intruksi Kerja ke KAIRNA I untuk mendapatpersetujuan

Mensosialisasikan hasil revisidan evaluasi Instruksi kerjacara pencampuran obatserbuk injeksi denganmenggunakan alatpencampuran obat serbukyang disetujui oleh KA IRNAI keseluruh perawat IRNA I

Mengevaluasi hasil instruksikerja yang sudah direvisiyang sudah dilaksanakan

100 %

Page 34: RISALAH QCC SRITI 2

33

3. MATERIAL

NoFaktor Penyebab

DominanWHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW

HOW

MUCH

3. Banyaknya obat

serbuk injeksi yang

sulit larut

Agar obat

serbuk injeksi

bisa larut dan

tidak ada sisa

gumpalan

serbuk obat

Mengevaluasi

dan merevisi

instruksi kerja

cara

pencampuran

obat serbuk

injeksi yang

sulit larut

IRNA I Minngu II-

IIIApril

2012

Jumat 13

April 2012

sampai

dengan

kamis 19

April 2012

Yusuf E Mengadakan pertemuan QCCuntuk mengevaluasi dan merevisiinstruksi kerja cara pencampuranobat serbuk injeksi injeksi yangsulit larut dengan menggunakanalat pencampuran obat serbukinjeksi .

Membuat revisi instruksi kerjacara pencampuran obat serbukinjeksi yang sulit larut denganmenggunakan alat pencampurobat serbuk injeksi.

Mengajukan hasil revisi danevaluasi Intruksi Kerja ke KAIRNA I untuk mendapatpersetujuan

Mensosialisasikan hasil revisi danevaluasi Instruksi kerja carapencampuran obat serbuk injeksiyang sulit larut denganmenggunakan alat pencampuranobat serbuk yang disetujui olehKA IRNA I keseluruh perawatIRNA I

Mengevaluasi hasil instruksi kerjahasil irevisi yang sudahdilaksanakan .

100 %

Page 35: RISALAH QCC SRITI 2

TABEL HASIL UJI COBA MONITORINGMELAKSANAKAN PERBAIKAN

No IDEPELAKSANAAN PERBAIKAN

MonitoringKeputusan

QCCSebelum Tanggal Perbaikan Sesudah

1. Membuatalat khususpencampuranobat serbukinjeksi

Pencampuranobat serbukinjeksidilakukansecara manualdengan cara dikocok

4 april s/d16 mei2012

Mengadakanpertemuan QCC untukmenyepakatipembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi

Membuat rancangantentang pembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi

Mengajukan rancanganpembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi ke KAIRNA I untukmendapatkanpersetujuan

Mensosialisasikan carapenggunaan alatpengoplosan obatserbuk injeksi yangsudah mendapatpersetujuan Ka IRNA

Mengevaluasi hasil alatpencampuran obatserbuk injeksi yangdigunakan.

Cara mencampur obatserbuk injeksidilakukan dengan alatkhusus

Diagram Run Chart

X = Hari PengamatanY = Jumlah / Frekuensi

pencampuran obatserbuk injeksi yangdilakukan dengan caramanual / tidakmenggunakan alat.

Kesimpulan :

Setelah dilakukan perbaikandan uji coba diketahui bahwapencampuran obat serbukinjeksi dilakukan dengan alatkhusus.

Denganadanya alatuntukmencampurobat serbukinjeksi,petugastidakmelakukanpencampuransecara manual.dinyatakanBERHASIL

0

5

10

1 3 5 7 9

Page 36: RISALAH QCC SRITI 2

35

No IDEPELAKSANAAN PERBAIKAN

MonitoringKeputusan

QCCSebelum Tanggal Perbaikan Sesudah

2. Membuatinstruksikerja carapencampuranobat serbukinjeksidenganmenggunakanalatpencampuranobat

Petugas dalammelaksanakanpencampuranobat serbukinjeksi secaramanual danberpedomanpada instruksikerja yangbelum direvisi

4 april s/d16 Mei2012

Mengadakan pertemuanQCC untuk mengevaluasidan merevisi instruksi kerjacara pencampuran obatserbuk injeksidenganmenggunakanalat pencampuran obatserbuk .

Membuat revisi instruksikerja cara pencampuran obatserbukinjeksi denganmenggunakan alatpencampur obat serbukinjeksi.

Mengajukan hasil revisi danevaluasi Intruksi Kerja keKa IRNA I untuk mendapatpersetujuan

Mensosialisasikan hasilrevisi dan evaluasi Instruksikerja carapencampuran obat serbukinjeksidengan menggunakanalat pencampuran obatserbuk yangdisetujui olehKa IRNA I keseluruhperawat IRNA I

Mengevaluasi hasil instruk-si kerja yang sudah direvisiyang sudahdilaksanakan

Instruksi kerjayang sudahtersedia diruangan

Petugas /Perawat dalammencampur obatserbuk injeksiberpedomanpada instruksikerja yangsudah di revisidenganmenggunakanalat pencampurobat

Diagram Runchart

X = Hari PengamatanY = Jumlah / Frekuensi

banyaknya perawat dalampencampuran obat serbukinjeksi masih berpedomanpada instruksi kerja yangbelum direvisi.

Kesimpulan :

Setelah dilakukan perbaikan danuji coba diketahui bahwaperawat dalam melakukanpencampuran obat serbuk injeksisudah berpedoman padainstruksi kerja yang sudah dievaluasi dan direvisi.

Denganadanyapedomaninstruksikerja yangsudahdirevisi dandievaluasi,Perawatdalambekerjaselaluberdasarkanpadainstruksikerja yangsudahdirevisi. Dandinyatakan

BERHASIL

0

5

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Page 37: RISALAH QCC SRITI 2

36

No IDE

PELAKSANAAN PERBAIKAN

MonitoringKeputusan

QCCSebelum Tanggal Perbaikan Sesudah

3. Banyaknya obat

serbuk injeksi

yang sulit larut

Pencampuran

obat serbuk

injeksi

dilakukan

secara manual

dan

membutuhkan

waktu lebih

dari 1 – 2

menit per

pasien

4 april s/d16 Mei2012

Mengadakan pertemuanQCC untuk menyepakatipembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi yang sulitlarut.

Membuat rancangantentang pembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi yang sulitlarut.

Mengajukan rancanganpembuatan alatpencampuran obatserbuk injeksi ke KAIRNA I untukmendapatkanpersetujuan

Mensosialisasikan carapenggunaan alatpengplosan obat serbukinjeksi yang yang sulitlarut yang sudahmendapat persetujuan KaIRNA

Mengevaluasi hasil alatpencampuran obatserbuk injeksi yangyang sulit larutdigunakan.

Dengan dilakukan

pencampuran obat

memakai alat khusus

waktu yang

dibutuhkan kurang

dari 1 menit untuk

pencampuran obat

serbuk injeksi yang

sulit larut 10 – 15

pasien

Diagram Runchart

X = Hari PengamatanY = Jumlah / Frekuensi

banyaknya obat serbukinjeksi yang sulit larut

Kesimpulan :

Setelah dilakukan perbaikandan uji coba diketahui bahwadengan menggunakan alatkhusus tidak ada obat serbukinjeksi yang tidak larut danwaktu yang dibutuhkan lebihcepat ( kurang dari 1 menit)

Denganadanya alatkhusus obatserbukinjeksi,tidakada obatserbuk injeksiyang tidaklarut danwaktu yangdibutuhkanlebi cepat (kurang dari 1menit ). Dandinyatakan

BERHASIL

0

5

10

1 3 5 7 9

Page 38: RISALAH QCC SRITI 2

. Malang, 18 Mei 2012

Fasilitator Ketua GKM SRITI II

Dr. Syahdevi Nandar K Sp. S Eko suratman

NIP. 1975 1202 200812 1 008 NIP. 1962 1224 1988 03 1 001

Page 39: RISALAH QCC SRITI 2

38

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 Kepala Intalasi Rawat Inap IRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

dr. Putu Moda Arsana, SpPD (KEMD)NIP. 1956 0503 198403 1 008

KOMENTAR :

Page 40: RISALAH QCC SRITI 2

39

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 Wakil Direktur PelayananMedik dan KeperawatanRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

Dr. Hanief Noersjahdu, Sp.SPembina Tingkat I

NIP.19600530 198709 1 001

KOMENTAR :

Page 41: RISALAH QCC SRITI 2

40

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 DirekturRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

DR. dr. Basuki B Purnomo Sp. UPembina Utama Madya

NIP.19540731 198201 1 002

KOMENTAR :

Page 42: RISALAH QCC SRITI 2

41

LANGKAH 5

Page 43: RISALAH QCC SRITI 2

42

LANGKAH 5

MENELITI HASIL

(Periode, 21 Mei – 22 Juni 2012 )

1. EVALUASI PENYEBAB DOMINAN

Tabel evaluasi faktor penyebab dominan sebelum dan sesudah perbaikan.

KODE

FAKTOR

PENYEBAB

DOMINAN

PERIODE PERIODE

Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan

Jumlah Jumlah

A

Belum ada alat

khusus cara

pencampuran obat

serbuk injeksi

58 0

B

Perawat dalam cara

pencampuran obat

serbuk injeksi masih

menggunakan

instruksi kerja yang

belum direvisi

23 0

C

Banyaknya obat

serbuk injeksi yang

sulit larut

37 4

JUMLAH 118 4

Page 44: RISALAH QCC SRITI 2

43

0

10

20

30

40

50

60

AB

C

58

23

37

A. Belum ada alat khususpencampuran obat serbukinjeksi

B. Perawat dalam carapencampuran obatserbuk injeksi masihmenggunakan instruksikerja yang belum

direvisi

C. Banyaknya obat serbukinjeksi yang sulit larut

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

AB

C

00

4 A. Belum ada alat khususpencampuran obatserbuk injeksi

B. Perawat dalam carapencampuran obatserbuk injeksi masihmenggunakaninstruksikerja yang belum

direvisi

C. Banyaknya obatserbuk injeksi yangsulit larut

Diagram batang faktor penyebab dominan sebelum perbaikan

Diagram batang faktor penyebab dominan sesudah perbaikan

Page 45: RISALAH QCC SRITI 2

44

0

10

20

30

40

50

60

Sebelum Perbaikan Initial Gold Setelah Perbaikan

100 % 100

2. EVALUASI JUDUL

Tabel Evaluasi Hasil :

PersoalanSebelum

Perbaikan

Sesudah

Perbaikan

Ketidakefektifan pencampuran obat serbuk

injeksi antibiotik58 0

Diagram Batang Evaluasi Judul

Keterangan :

Sebelum Perbaikan ditemukan 58 keluhan respon ketidakefektifan pencampuran obat

serbuk injeksi lebih dari 24 jam dari 30 kali pengamatan dan interview.

0Prosentase = ----------- x 100 % = 0 %

58

Kesimpulan :

Jadi dengan adanya perbaikan dapat menghilangkan ketidakefektifan pencampuran

obat serbuk injeksi antibiotik kurang dari 24 jam sebesar 100 %.

100 0Caranya = ----------- x 100 % = 100 % -------------

100 100

Prosentase Penurunan = 100 % - 0 % = 100 %

Page 46: RISALAH QCC SRITI 2

45

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

166

7

Diagram Batang Evaluasi Tema

26,1 %

3. EVALUASI TEMA :

Data perbandingan jumlah menurunkan ketidakefektifan dalam pencampuran obat

serbuk injeksi, sebelum dan sesudah perbaikan.

Tabel Evaluasi Tema Sebelum dan Sesudah Perbaikan

Koreksi Periode

Jumlah Keluhan dalamketidakefektifan

pencampuran obat serbukinjeksi

Sebelum Perbaikan Januari 166

Sesudah Perbaikan Juni 7

Diagram batang Evaluasi Tema

Keterangan :

Sebelum Perbaikan :

Ditemukan 166 keluhan dalam ketidakefektifan pencampuran obat serbuk injeksidari 367 kejadian.

166Prosentase = ---------- x 100 % = 45,2 %

367Sesudah Perbaikan :

Ditemukan 7 keluhan dalam ketidakefektifan pencampuran obat serbuk injeksi dari

367 kejadian.

7Prosentase = ---------- x 100 % = 19,5 %

367

Page 47: RISALAH QCC SRITI 2

46

Kesimpulan :

Jadi dengan adanya perbaikan dapat menurunkan ketidakefektifan pencampuran

obat serbuk injeksi sebesar = 26,1 %

Prosentase Penurunan = 45,2 % - 19,1 % = 26,1 %

4. DAMPAK POSITIF SETELAH PERBAIKAN :

Intangible :

1. Mengoptimalkan pencampuran obat serbuk.

2. Mutu pelayanan meningkat.

3. Kepercayaan pasien meningkat.

4. Petugas mendapat beberapa manfaat :

a. Mempermudah/lebih efektif dalam mengoplos obat serbuk.

b. Tidak memerlukan waktu lama.

5. Kerjasama antar individu anggota QCC meningkat.

Tangible :

1. Persentasi keluarga dan pasien komplain dalam pemberian obat serbuk injeksi

berkurang

2. Persentasi terjadinya dampak dari masih adanya sisa obat serbuk setelah obatdicampur tidak ada

Kebijakan :

Kepala IRNA I mendukung dengan memberikan bantuan biaya dalam

pembuatan alat khususUntuk pencampuran obat serbuk dan Instruksi Kerja cara

pemakaian alat.

5. ANALISA DAMPAK NEGATIF :

Memerlukan biaya untuk pembuatan alat pencampuran obat serbuk injeksi dan

Instruksi KerjaCara pemakaian alat.

6. RENCANA ELIMINASI DAMPAK NEGATIF :

Biaya untuk mengadakan pembuatan alat dan Instruksi Kerja untuk kebutuhan

selanjutnya diusulkan melalui Bidang Perencanaan dan Anggaran

RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang.

Page 48: RISALAH QCC SRITI 2

47

LANGKAH 6

Page 49: RISALAH QCC SRITI 2

48

LANGKAH 6

MEMBUAT STANDAR BARU

( Periode : 27 Juni – 8 Juli 2012 )

1. STANDAR PROSES :

a. Pengadaan alat khusus pencampuran obat serbuk injeksi

1. Mendesain / merancang alat khusus pencampuran obat serbuk injeksi

2. Membuat alat khusus pencampuran obat serbuk injeksi.

b. Instruksi kerja cara penggunaan alat khusus pencampuran obat serbuk injeksi

1. Siapkan aobat injeksi serbuk yang akan diberikan ke pasien.

2. Beri label nama, reg, kamar.

3. Obat diberi aquabidest sesuai dengan aturan larutan obat.

4. Obat yang sudah diberi aquabidest dimasukkan ke alat khusus

pencampuran obat serbuk injeksi.

5. Setelah obat masuk, tutup alat dan dikunci rapat.

6. Nyalakan tombol alat dengan waktu kurang dari 1 menit.

7. Tutup dibuka, obat yang sudah diputar dalam alat dikeluarkan dan diteliti

kembali.

8. Obat siap dimasukkan ke pasien masing-masing.

9. Alat dirapikan.

2. STANDAR HASIL

Dengan melaksanakan standar prosedur / proses tersebut diatas secara baik maka

ketidakefektifan dalam pencampuran obat serbuk injeksi dapat ditiadakan.

3. MANFAAT STANDAR BARU

a. Mengefektifkan pencampuran obat serbuk dengan jumlah obat yang banyak.

b. Mengefektifkan waktu pencampuran obat serbuk injeksi.

c. Mempermudah dalam pencampuran untuk obat serbuk yang sulit larut.

4. STRATEGI IMPLEMENTASI

a. Mensosialisasikan alat dan cara penggunaan alat ke bidang yang terkait.

b. Penggandaan alat untuk di distribusikan ke ruangan-ruangan.

c. Memonitoring ke ruangan-ruangan dalam pemakaian alat khusus pencampuran

obat serbuk injeksi setiap 3 bulan.

Page 50: RISALAH QCC SRITI 2

49

Malang, 8 Juli 2012

Fasilitator Ketua GKM SRITI II

dr. Syahdevi Nandar K Sp. S Eko suratmanNIP. 1975 1202 200812 1 008 NIP. 1962 1224 1988 03 1 001

Page 51: RISALAH QCC SRITI 2

50

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 Kepala Intalasi Rawat Inap IRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

dr. Putu Moda Arsana, SpPD (KEMD)NIP. 1956 0503 198403 1 008

KOMENTAR :

Page 52: RISALAH QCC SRITI 2

51

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 Wakil Direktur PelayananMedik dan KeperawatanRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

Dr. Hanief Noersjahdu, Sp.SPembina Tingkat I

NIP.19600530 198709 1 001

KOMENTAR :

Page 53: RISALAH QCC SRITI 2

52

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 DirekturRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

DR. dr. Basuki B Purnomo Sp. UPembina Utama Madya

NIP.19540731 198201 1 002

KOMENTAR :

Page 54: RISALAH QCC SRITI 2

53

LANGKAH 7

Page 55: RISALAH QCC SRITI 2

54

LANGKAH VII

MENGUMPULKAN DATA BARU DAN MENENTUKAN RENCANA BERIKUTNYA

( Periode : 10 Juli – 30 Juli 2012 )

1. INVENTARISASI MASALAH

Masalah Baru :

A. Adanya kejadian kegawatan jantung pada saat pasien dipindah dari ruang

perawatan ke ruang Intensif (CVCU) sebanyak 17 kejadian dari 25 kasus (68%).

B. Terjadinya serangan ulang pada pasien post IMA di ruang perawatan sebesar 6

kejadian dari 21 kasus (28,6%%)

Masalah Lama / Sisa Masalah :

Ketidakefektifan cara pemindahan pasien dari tempat tidur ke brancard atau

sebaliknya dan Pemakaian tranfusi set berulang pada tranfusi darah, tidak diangkat

lagi karena sudah teratasi dengan sendirinya.

Data sheet : Menurunkan angka kejadian kegawatan jantung pada saat pasien

akan dipindah dari ruang perawatan ke ruang ICCU

Periode Data : 10 Juli – 30 Juli 2012

Sumber Data : R. 24 A, R. 24 B, R. 22, R. 25, R. 27

Pengumpul Data : Choiru, Samsul

Metode : Observasi

Penanggung jawab data : Ka UPP IRNA I

Ruang

Jumlah Pasien yang

akan dipindah ke

ICCU

Terjadi Kegawatan

JantungTidak Terjadi

24 A 8 4 4

24 B 5 3 2

22 7 5 2

25 3 3 -

27 2 2 -

JUMLAH 25 17 8

Page 56: RISALAH QCC SRITI 2

55

Data Sheet : Kejadian serangan ulang Chest Pain (Nyeri Dada) pada pasien

Post IMA di Ruang Perawatan

Periode Data : 10 Juli – 30 Juli 2012

Sumber Data : R. 24 A, R. 24 B, R. 22, R. 25, R. 27

Pengumpul Data : Yusuf E, Kristiyati

Metode : Observasi

Penanggungjawab Data : Ka UPP IRNA I

RuangJumlah

Pasien

Kondisi Pasien Post IMA

Nyeri Dada Tidak ada keluhan

24 A 6 1 5

24 B 3 1 2

22 7 3 4

25 2 0 2

27 2 1 1

Jumlah 21 6 15

2. PRIORITAS PENENTUAN TEMA BERDASARKAN DIMENSI WAKTU

2.1 Berdasarkan Frekuensi Kejadian ( Mistake )

Kode Persoalan Kejadian

A

Adanya kejadian kegawatan

jantung pada saat pasien di

pindah dari ruang perawatan ke

ruang ICCU

17

B

Terjadinya serangan ulang pada

pasien post IMA di ruang

perawatan

6

Page 57: RISALAH QCC SRITI 2

56

0

5

10

15

20

AB

17

6

A. Adanya kejadiankegawatan jantungpada saat pasien dipindah dariruang perawatan keruang ICCU

B. Terjadinya seranganulang pada pasienpost IMA di ruangperawatan

Diagram Batang Frekuensi Kejadian

Kesimpulan :

Diagram batang diatas tampak bahwa :

Adanya kejadian kegawatan jantung pada pasien saat dipindah dari ruang perawatan

ke ruang Intensive ICCU (Kode A), merupakan persoalan prioritas dimana persoalan dijumpai

dengan jumlah kejadian tertinggi.

Page 58: RISALAH QCC SRITI 2

57

0

1

2

3

4

5

A B

5

4

A. Adanya kejadiankegawatan jantungpada saat pasien dipindah dari ruangperawatan ke ruangICCU

B. Terjadinya seranganulang pada pasien postIMA di ruangperawatan

2.2.Berdasarkan Tingkat Pengaruh Resiko Pasien

Kode Persoalan Pengaruh Keselamatan Pasien

A

Adanya kejadian kegawatan jantung pada saat

pasien di pindah dari ruang perawatan ke ruang

ICCU

5

BTerjadinya serangan ulang pada pasien post

IMA di ruang perawatan4

Diagram Batang Pengaruh Keselamatan Pada Pasien (Accident)

Kesimpulan :

Dari diagram batang diatas dapat disingkirkan bahwa tingkat resiko adanya kejadian

kegawatan jantung pada pasien pada saat dipindah dari ruang perawatan ke ruang intensive

ICCU, menempati urutan tertinggi dengan Kriteria Serius.

Page 59: RISALAH QCC SRITI 2

58

Kriteria penilaian tingkat pengaruh pada keselamatan pasien berdasarkan SEVERITYASSESSMENT CODE (SAC) 2005 adalah sebagai berikut:

Klasifikasi Kriteria Nilai

Serious Klien dengan penyakit awalnyan kematian yang tidak berhubungandengan penyakit awalnya dan terdapat perbedaan hasil yangdiharapkan dalam penatalaksanaan klien atau kecurigaan bunuh diri /kecurigaan pembunuhan atau satu dari keadaan dibawah ini (TheNational Sentinal Events):

o Prosedur yang melibatkan klien atau bagian tubuh yang salaho Kecurigaan bunuh diri di rumah sakito Retained instrumento Terdapat bahan didalam tubuh yang memerlukan pengambilan

melalui tindakan bedaho Kesalahan pengobatan yang menyebabkan kematian klieno Emboli udara intra vaskulero Tranfusi darah hemolisiso Kematian maternal (ibu hamil) yang berhubungan dengan

kehamilan atau persalinannyao Pemberian bayi pada yang bukan keluarganya

5

Major Klien dengan kehilangan fungsi utama yang permanen (sensorik,motorik, fisiologik ataupun psikologik) yang tidak berhubungandengan penyakit awalnya dan terdapat perbedaan hasil yangdiharapkan dalam penatalaksanaan klien, atau salah satu dari keadaandibawah ini:

o Mengalami kecacatan yang signifikan sebagai hasil dari suatukejadian

o Klien mempunyai resiko yang signifikan karena tidakdilakukan penatalaksanaan medis

o Ancaman atau terjadi gangguan verbal dan fisik dari klien

4

Moderate Klien dengan penurunan fungsi tubuh yang permanen (sensorik,motorik, fisiologik ataupun psikologik) yang tidak berhubungandengan penyakit awalnya dan terdapat perbedaan hasil yangdiharapkan dalam penatalaksanaan klien, atau dari suatu keadaandibawah ini:

o Perpanjangan hari rawat sebagai akibat dari suatu kejadiano Tindakan bedah sebagai akibat dari suatu kejadian

3

Minor Klien memerlukan tingkat perawatan yang lebih tinggi, termasukdalam hal ini:

o Peninjauan dan evaluasio Investigasi tambahano Rujukan ke klinisi yang lain

2

Minimum Klien tidak:o Mengalami kerusakan jaringan / organo Memerlukan tingkat perawatan yang lebih tinggio Memperpanjang hari rawat

Page 60: RISALAH QCC SRITI 2

59

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

A B

860.000

450.000

A. Adanya kejadiankegawatan jantungpada saat pasien dipindah dari ruangperawatan ke ruangICCU

B. Terjadinya seranganulang pada pasienpost IMA di ruang

2.3 Berdasarkan Pada Tingkat Kerugian Pasien (Waste)

Kode Persoalan Waste

A

Adanya kejadian kegawatan jantung pada saat

pasien di pindah dari ruang perawatan ke ruang

ICCU

Rp. 860.000 / hari

BTerjadinya serangan ulang pada pasien post

IMA di ruang perawatanRp. 450.000 / hari

Diagram Batang Tingkat Kerugian Pasien ( Waste)

Kesimpulan :

Dari diagram batang diatas dapat disimpulkan bahwa nilai kerugian yang ditanggung

pasien pada adanya kegawatan jantung pada pasien saat dipindah dari R.perawatan ke

R.Intensif ( ICCU ).

Berdasarkan Analisa pasien di atas di simpulkan bahwa adanya kegawatan jantung pada

pasien pada saat dipindah dari R.Perawatan ke R.Intensif (( ICCU ) menempati urutan

tertinggi, Tingkat pengaruh Resiko Pasie ((Serius). Tingkat Kerugian Pasien (Rp. 860.000 ),

oleh karena itu QCC Sriti II sepakat mengambil tema :

“Menurunkan Angka Kejadian Kegawatan Jantung pada Pasien, pada saat

dipindah dari Ruang Perawatan ke Ruang Intesive (CVCU)”.

Page 61: RISALAH QCC SRITI 2

60

Alasan Pemilihan Tema :

Adanya kejadian Kegawatan Jantung pada pasien, pada saat dipindah dari ruang

perawatan ke Ruang Intensive (ICCU), dapat menurunkan kredibilitas kerja perawat dan bisa

menimbulkan kematian.

Page 62: RISALAH QCC SRITI 2

61

RINCIAN BIAYA

Jenis Tindakan

A = Adanya KejadianKegawatan Jantung pada saatPasien dipindah dari RuangPerawatan ke Ruang Intensif(ICCU)

B = Terjadinya SeranganUlang pada Pasien PostIMA di Ruang Perawatan

1. Biaya Perawatan Rp. 80.000 Rp. 80.000

2. Pasang Monitor Rp105.000 Rp. 105.000

3. Pemakaian O2 Rp. 20.000 Rp. 20.000

4. Rekam EKG Rp. 30.000 Rp. 30.000

5. Pasang Infus Pump Rp. 50.000 Rp. 50.000

6. Cek Laboratorium Rp. 120.000 Rp. 25.000

7. Pemberian obat oral daninjeksi

Rp. 455.000 Rp. 140.000

Jumlah Rp. 860.000 Rp. 450.000

Page 63: RISALAH QCC SRITI 2

62

. Malang, 30 Juli 2012

Fasilitator Ketua GKM SRITI II

Dr. Syahdevi Nandar K Sp. S Eko suratman

NIP. 1975 1202 200812 1 008 NIP. 1962 1224 1988 03 1 001

Page 64: RISALAH QCC SRITI 2

63

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 Kepala Intalasi Rawat Inap IRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

dr. Putu Moda Arsana, SpPD (KEMD)NIP. 1956 0503 198403 1 008

KOMENTAR :

Page 65: RISALAH QCC SRITI 2

64

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 Wakil Direktur PelayananMedik dan KeperawatanRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

Dr. Hanief Noersjahdu, Sp.SPembina Tingkat I

NIP.19600530 198709 1 001

KOMENTAR :

Page 66: RISALAH QCC SRITI 2

65

LEMBAR DISPOSISI PIMPINAN

No Jabatan Nama terang dan Tanda tangan

1 DirekturRumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang

DR. dr. Basuki B Purnomo Sp. UPembina Utama Madya

NIP.19540731 198201 1 002

KOMENTAR :

Page 67: RISALAH QCC SRITI 2

JADWAL RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

4

DESEMBERRen

cana

Reali

sasiFEBRUARI

TAHUN 2012 - 2013

Menentukan tema

dan judul

LANGKAH JANUARIJULI AGUSTUS

PLAN

SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER

1

6

4

5

4

DO

4

Menentukan tema

dan judul

Menganalisa

penyebab

Menentukan

penyebab dominan

Membuat rencana

dan melaksanakan

perbaikan

PLAN

1

2

3

6

5

DO

CHECK 5

4 Membuat rencana

dan melaksanakan

perbaikan

Meneliti hasil

2

5CHECK 5

6

ACTIO

N

Meneliti hasil

Standarisasi2

3

7

6

ACTIO

N

Standarisasi

Mengumpulkan

data & membuat

rencana berikutnya

Keterangan : = Rencana Kegiatan = Realisasi Kegiatan

Page 68: RISALAH QCC SRITI 2

LAMPIRAN