askep individu halusinasi dengar

47
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. M DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL SHINTA RS GRHASIA Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa II Disusun oleh: Dita Amanda Sakti NIM P07120111008 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN

Upload: purwanti

Post on 15-Jul-2016

44 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hhhhh

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Individu Halusinasi Dengar

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. M DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

PENDENGARAN DI BANGSAL SHINTA RS GRHASIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa II

Disusun oleh:

Dita Amanda Sakti NIM P07120111008

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2013

LEMBAR PENGESAHAN

Page 2: Askep Individu Halusinasi Dengar

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. M DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL SHINTA

RS GRHASIA

Disahkan:

Hari/Tanggal :................

Disusun oleh:

Dita Amanda Sakti NIM P07120111008

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Pendidikan

( ) ( )

KATA PENGANTAR

Page 3: Askep Individu Halusinasi Dengar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktek klinik

keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. M Dengan Gangguan

Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran Di Bangsal Shinta RS Grhasia” sebagai

tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II.

Pembuatan laporan praktek ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama,

bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada:

1. DR. Lucky Herawati, SKM, M.Kes selaku direktur Politeknik Kesehatan

kementrian Kesehatan Yogyakarta,

2. Maria H Bakri, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta,

3. Sarka Ade Susana, SIP, S.Kep, MA., selaku Pembimbing Akademik.

4. Mufit Dewi, S.ST selaku Pembimbing Klinik RS Grhasia

5. Teman-teman khususnya tinggkat III yang juga banyak membantu dalam

menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari laporan praktek ini banyak kekurangan, untuk itu penyusun

mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini,

yang diharapkan dapat menjadi perbaikan kami di masa mendatang.

Demikian laporan praktek ini disusun, apabila banyak kesalahan penyusun mohon

maaf dan semoga laporan praktek ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Oktober 2013

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

Page 4: Askep Individu Halusinasi Dengar

A. Latar BelakangKesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.

Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi

merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah

perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat

menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap positif

terhadap diri sendiri dan orang lain. (Menkes, 2005)

Menurut Sekretaris Jendral Dapertemen Kesehatan (Sekjen Depkes), H.

Syafii Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global

bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya

kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan

budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang mempunyai kemampuan

yang sama untuk menyusuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola

konflik dan stres tersebut. ( Diktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan

Medik Dapertemen Kesehatan, 2007)

Setiap saat dapat terjadi 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak

permasalahan jiwa, syaraf maupun perilaku dan jumlahnya terus meningkat.

Pada study terbaru WHO di 14 negara menunjukkan bahwa pada negara-negara

berkembang, sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa parah tidak dapat pengobatan

apapun pada tahun utama(Hardian, 2008). Masalah kesehatan jiwa merupakan

masalah kesehatan masyarakat yang demikian tinggi dibandingkan dengan

masalah kesehatan lain yang ada dimasyarakat.

Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data

Departemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan

mental emosional. Sedangkan 4 % dari jumlah tersebut terlambat berobat dan

tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini. Krisis

ekonomi dunia yang semakin berat mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di

dunia, dan Indonesia khususnya kian meningkat, diperkirakan sekitar 50 juta atau

25% dari juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa (Nurdwiyanti, 2008).

Kepala Dinas Kesehatan kota Yogyakarta, Tuty Setijowaty, mengatakan

pada tahun 2012 tercatat ada 7.793 penderita sakit jiwa yang ditangani

puskesmas di Yogya. Dari jumlah tersebut, penderita skizofrenia adalah yang

terbanyak, mencapai 5.071 orang. Selain skizofrenia, beberapa penyakit jiwa lain

juga diidap oleh warga Yogya. Penyakit jiwa itu antara lain halusinasi yang diidap

Page 5: Askep Individu Halusinasi Dengar

1.098 warga, gangguan psikotik akut yang diidap 557 orang, neurotik yang diidap

459, dan depresi yang diidap 318.

Berdasarkan hal diatas penulis membuat laporan pendahuluan kesehatan

jiwa tentang halusinasi untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan Jiwa II.

B. TujuanSetelah membuat laporan pendahuluan tenang halusinasi mahasiswa mampu

memahami:

1. Pengertian halusinasi

2. Etiologi halusinasi

3. Klasifikasi halusinasi

4. Rentang respon halusinasi

5. Psikopatologi halusinasi

6. Manifestasi klinis halusinasi

7. Penatalaksanaan

8. Konsep dasar keperawatan

a. Pengkajian keperawatan

b. Diagnosis keperawatan

c. Perencanaan Keperawatan

d. Implementasi keperawatan

e. Evaluasi dan dokumentasi keperawatan

C. Metode PenulisanDalam penyusunan laporanpendahuluan ini, penulis menggunakan metode :

1. Studi literature dari beberapa buku dan internet

Diskusi kelompok

BAB IIITINJAUAN KASUS

Page 6: Askep Individu Halusinasi Dengar

A. PengkajianHari, tanggal : Selasa, 22 Oktober 2013

Pukul : 08.30 WIB

Oleh : Dita Amanda

Sumber data : Pasien dan status pasien

Metode : Anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumen

1. Identitas

a. Pasien

Nama : Ny.M

No CM : 0026122

Tanggal lahir : 9 September 1978

Umur : 34 tahun

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tidak bekerja

Suku : Jawa

Alamat : Klaci II Margoluwih Seyegan Sleman

Tanggal Masuk : 14 Oktober 2013 jam 9.30

Dx Medis : F.23

b. Penanggung jawab

Nama : Tn. S

Umur : 35 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Klaci II Margoluwih Seyegan Sleman

Hubungan : Suami

2. Alasan Masuk Rumah Sakit

Page 7: Askep Individu Halusinasi Dengar

Satu minggu klien mengamuk, membanting barang, susah tidur, bicara

sendiri, tertawa sendiri, marah-marah, tiba-tiba lari keluar rumah, makan

susah, minum (+). Klien mengatakan stress dan mendengar bisikan-bisikan

yang menyuruh klien membanting barang dan lari dari rumah. Bisikan suara

laki-laki, sering terdengar terutama ketika klien marah dan melamun sendiri.

3. Keluhan yang Dirasakan Sekarang

Klien mengatakan yang dirasakan sekarang sudah lebih baik,tidak

mengamuk, tidak ada suara-suara yang mengganggu dan menyuruhnya

membanting barang atau lari dari rumah. Klien tidak betah dirawat di RS

karena ingin bertemu dengan keluarganya dan pusing melihat tingkah laku

pasien lain. Klien mengeluh masih sering sakit kepala yang diderita sejak

hamil kedua.

4. Faktor Predisposisi

Klien mempunyai riwayat rawat jalan bulan November 2007 dengan depresi

dengan cirri psikotik sejak 3 bulan menjelang partus G2 terjadi perubahan

tingkah laku sering melamun, sedih, malas, mandi kurang, makan kurang.

Mendapat terapi Haloperido 2x15 mg, THP 2x2 mg, Ludime 1x25 mg.

Klien mengatakan kakak klien juga mengalami gangguan jiwa.

5. Faktor Faktor Presipitasi

Klien mengatakan banyak hutang dan kedua anaknya nakal membuat klien

stress. Suami klien mengatakan klien minta dibelikan motor Vario.

6. Pemeriksaan Fisik

TTV : TD : 100/70 mmHg R : 24x/menit N : 80x/menit S : afebris

Antropometri: BB : 48 kg TB : 155 cm

Keluhan fisik : -

7. Psikososial

Page 8: Askep Individu Halusinasi Dengar

a. Genogram

Kakak kandung klien menderita gangguan jiwa.

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: Pasien

: tinggal satu rumah

b. Konsep diri

1) Gambaran diri

Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya

2) Identitas diri

Klien mengatakan adalah seorang ibu dan seorang istri

3) Peran diri

Selama dirawat klien mengatakan perannya sebagai ibu dan istri

terganggu

4) Ideal diri

Klien mengatakan ingin bekerja seadanya untuk membantu keuangan

keluarganya

5) Harga diri

Klien mengatakan kurang percaya diri setelah dirawat di RSG

c. Hubungan social

1) Orang yang terdekat

Klien orang terdekat klien adalah suami klien. Klien sangat didukung

oleh suami selama dirawat.

2) Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat

Selama dirawat klien berinteraksi baik dengan sesama pasien maupun

perawat, dalam kegiatan di bangsal klien mampu mengikuti dengan

baik.

3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Kien mengatakan tidak ada masalah dalam berhubungan dengan

orang lain

d. Spiritual

Page 9: Askep Individu Halusinasi Dengar

Klien mengatakan beragama islam,klien mengerjakan sholat wajib dan

sholat malam

8. Status Mental

a. Penampilan

Klien tampak rapi, rambut pendek bersih, gigi bersih, kulit bersih. Cara

berpakaian baik, baju dan celana tidak terbalik. Klien memakai sandal.

Sekitar mata klien tampak berkatung dan menghitam.

b. Pembicaraan

Klien bicara lancar, jawaban klien sesuai dengan pembicaraan, koheren,

kontak mata bagus.

c. Aktivitas

Klien tampak tertib dalam beraktivitas. Klien sering curhat dengan pasien

sebelahnya. Klien suka mendengar musik dangdut, live music, tidur siang.

d. Alam perasaan

Klien mengatakan klien sudah tenang, tidak ada halusinasi. Klien mudah

menangis ketika membahas keluarganya.

e. Afek

Baik sesuai stimulus.

f. Interaksi selama wawancara

Klien kooperatif, kontak mata baik, klien tenang, komunikasi baik.

g. Proses fikir

Proses fikir klien baik, tidak diulang-ulang, saling berhubungan dan dapat

dipahami.

h. Tingkat kesadaran

Orientasi klien baik, klien tidak bingung, instruksi dapat dilakukan klien

dengan baik.

i. Memori

Klien tidak kesulitan mengingat memori jangka panjang, pendek, dan saat

ini

j. Tingkat konsentrasi

Klien dapat berkonsentrasi dengan baik, tidak mudah dialihkan.

k. Daya tilik diri

Klien menyadari penyakitnya, klien mengatakan klien stress karena banyak

masalah.

l. Diagnosis Multiaxial

Page 10: Askep Individu Halusinasi Dengar

Axis I : F.23

Axis II : -

Axis III : Belum ada diagnosis

Axis IV : -

Axis V : jelas

9. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Klien mampu makan dengan mandiri dengan cara yang baik seperti

biasanya, klien makan 3x sehari, pagi, siang dan sore, minum ±6 gelas

sehari. Klien dapat menyapkan dan membersihkan alat makan.

b. BAB/BAK

Klien BAB 1x sehari, BAK ±5x sehari dan mampu melakukan eliminasi

dengan baik, menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK dengan baik.

c. Mandi

Klien mengatakan mandi 2x sehari, menggosok gigi dan menggunakan

sabun. Personal hygiene klien baik.

d. Berpakaian

Klien mengatakan ganti pakaian 2x sehari dengan pakaian yang

disediakan rumah sakit, klien dapat memilih dan mengambil pakaian

dengan baik. Klien menggunakan alas kaki.

e. Pola Istirahat Tidur

Klien dapat tidur malam, kadang terbangun, kadang sholat malam. Klien

sering tidur siang 2-3 kali sehari. Setelah bangun klien merapikan tempat

tidur dan beribadah.

f. Penggunaan Obat

Klien mengatakan selama dirawat klien teratur minum obat. Klien

menyadari klien harus teratur minum obat. Klien minum obat 2 kali sehari 3

macam.

g. Aktivitas

Klien sering membantu menyiapkan makan, klien mencuci baju sendiri,

merapikan kamar tidur dan menyapu.

10. Mekanise Koping

Page 11: Askep Individu Halusinasi Dengar

Mekanisme koping klien maladaptif : Selama dirawat klien mudah menangis

ketika ditanya tentang keluarganya. Sebelum dirawat klien stress karena

masalah ekonomi dan anaknya sering bertengkar

11. Masalah Psikososial Dan Lingkungan

a. Masalah dengan dukungan kelompok (-)

b. Masalah berhubungan dengan lingkungan (-)

c. Masalah dengan kesehatan (-)

d. Masalah dengan perumahan (-)

e. Masalah dengan ekonomi : klien mengatakan banyak hutang

12. Aspek Medis

a. Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap (14 Oktober 2013)

Komponen Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 14,9 12-16 gr/dL

Leukosit 8 5-10rb/mmk

KED 22 0-15 mm/jam

Eosinofil 2 0,045-0,44 %

Netrofil batang 2 40-75

Limfosit 28 22-40%

Eritrosit 4,67 4,5-5,5 jt/mmk

Hematokrit 42,9 40-50%

Trombosit 234 150-450 ribu/mmk

b. Program terapi

Haloperidol 1,5mg 1-0-1 PO

Trihexylpenidyl 2 mg 1-0-1 PO

Chlorpromazine 25 mg 0-0-1 PO

B. Analisis Data

Page 12: Askep Individu Halusinasi Dengar

Nama klien : Ny. MUmur : 34 tahun

Data Problem

DS :

- Klien mengatakan stress dan mendengar

bisikan-bisikan yang menyuruh klien

membanting barang dan lari dari rumah.

- Bisikan suara laki-laki, sering terdengar

terutama ketika klien marah dan melamun

sendiri.

DO :

- Klien tampak sering melamun

- Klien tampak sering tidur siang

- Mata klien tampak berkantung dan

menghitam

Gangguan sensori persepsi :

halusinasi pendengaran

DS :

- Suami klien mengatakan satu minggu klien

mengamuk, membanting barang, susah tidur,

bicara sendiri, tertawa sendiri, marah-marah,

tiba-tiba lari keluar rumah, makan susah

DO :

- Klien mempunyai riwayat rawat jalan bulan

November 2007 dengan depresi dengan cirri

psikotik

Risiko Perilaku Kekerasan

C. Diagnosis Keperawatan1. Gangguan Sensori Persepsi : halusinasi pendengaran

2. Risiko Perilaku Kekerasan

Pohon MasalahRisiko Perilaku Kekerasan

Halusinasi Pendengaran

Koping Individu Inefektif

Page 13: Askep Individu Halusinasi Dengar

D. Rencana KeperawatanNama Klien : Ny. M No.CM : 0026122Umur : 34 tahun Ruang : Shinta

No Dx KeperawatanPercencanaan

RasionalTujuan Kriteria Intervensi

1 Selasa, 22 Okt 2013Jam 08.30 WIBGangguan sensori

persepsi : Halusinasi

pendengaran

Selasa, 22 Okt 2013Jam 08.30 WIBTUM :

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

selama 5 kali

pertemuan klien dapat

mengontrol halusinasi

TUK 1 :

Klien dapat membina

hubungan saling

percaya

- Klien menunjukkan

tanda percaya pada

perawat

- Ekspresi wajah

bersahabat

- Ada kontak mata

- Mau berjabat tangan

- Bersedia

mengungkapkan

masalah yang

dihadapi

a. Bina hubungan saling

percaya dengan

terapeutik

b. Sapa klien dengan ramah

baik verbal maupun non

verbal.

c. Perkenalkan nama, nama

panggilan dan tujuan

perawat berkenalan.

d. Tanyakan nama lengkap

dan nama panggilan yang

disukai klien

e. Buat kontrak yang jelas

f. Tunjukkan sikap jujur dan

menepati janji setiap kali

interaksi.

g. Tanyakan perasaan klien

a. Menjalin trust dengan

klien

b. Memberikan

kenyamanan pada

klien

c. Meningkatkan

keercayaan klien pada

perawat

d. Memberikan kesan

akrab dengan klien

e. Memudahkan klien

mengingat kontrak

f. Hubungan yang saling

percaya dengan klien

g. Menggali kebutuhan

intervensi klien

Page 14: Askep Individu Halusinasi Dengar

dan masalah yang

dihadapi klien.

TUK 2 :Klien dapat mengenali halusinasinya

Klien dapat

menyebutkan :jenis, isi,

waktu, frekuensi,

perasaan, situasi dan

kondisi yang

menimbulkan

halusinasi, responnya

saat mengalami

halusinasi.

a. Adakan kontak sering dan

singkat secara bertahap.

b. Observasi tingkah laku

klien terkait dengan

halusinasinya

Tanyakan apakah klien

mengalami sesuatu

halusinasi dengar, Jika

klien menjawab ya,

tanyakan apa yang

sedang didengarnya,

lanjutkan suara apa yang

katakana bahwa perawat

percaya klien mengalami

hal tersebut, namun

perawat sendiri tidak

mengalaminya ( dengan

nada bersahabat tanpa

menuduh atau

menghakimi ) Katakan

a. Memudahkan klien

mengingat

b. Mengetahui perubahan

tingkah laku akibat

halusinasi

Page 15: Askep Individu Halusinasi Dengar

bahwa ada klien lain yang

mengalami hal yang

sama, katakan perawat

akan membantu klien.

Jika klien tidak sedang

berhalusinasi klarifikasi

tentang adanya

pengalaman halusinasi,

diskusikan dengan

klien :Isi, waktu dan

frekuensi terjadinya

halusinasi ( pagi, siang,

sore, malam atau sering

dan kadang-kadang )

Situasi dan kondisi yang

menimbulkan atau tidak

menimbulkan halusinasi.

c. Diskusikan dengan klien

apa yang dirasakan jika

terjadi halusinasi dan beri

kesempatan klien untuk

mengungkapkan

c. Menggali respon klien

selama halusinasi

Page 16: Askep Individu Halusinasi Dengar

perasaannya.

d. Diskusikan dengan klien

apa yang dilakukan untuk

mengatasi masalah

tersebut.

e. Diskusikan tentang

dampak yang akan

dialaminya bila klien

menikmati halusinasinya.

d. Mengetahui

mekanisme koping

klien

e. Meghindarkan klien

masuk ke tahap

halusinasi comforting

TUK 3 :Klien dapat mengontrol halusinasinya

a. Klien dapat

menyebutkan

tindakan yang

biasanya dilakukan

untuk mengendalikan

halusinasinya.

b. Klien dapat

menyebutkan cara

baru mengontrol

halusinasi.

c. Klien dapat memilih

dan memperagakan

cara mengatasi

a. Identifikasi bersama klien

cara atau tindakan yang

dilakukan jika terjadi

halusinasi.

b. Diskusikan cara yang

digunakan klien,Jika cara

yang digunakan adaptif beri

pujian, Jika cara yang

digunakan maladaptive

diskusikan kerugian cara

tersebut

c. Diskusikan cara baru untuk

memutus/mengontrol

a. Melibatkan klien dalam

mengambil solusi

b. Reinforcement

meningkatkan motivasi

klien

c. Menyesuaikan dengan

kebutuhan klien

Page 17: Askep Individu Halusinasi Dengar

halusinasi.

d. Klien melaksanakan

cara yang telah dipilih

untuk mengendalikan

halusinasinya.

e. Klien mengikuti terapi

aktivitas kelompok

timbulnya halusinasi :

Katakan pada diri sendiri

bahwa ini tidak nyata

( “saya tidak mau dengar

’’ ) pada saat halusinasi

terjadi temui orang lain

( perawat/ teman/ anggota

keluarga ) untuk

menceritakan tentang

halusinasinya, membuat

dan melaksanakan jadwal

kegiatan sehari-hari yang

telah disusun, Meminta

keluarga / teman / perawat

menyapa jika sedang

berhalusinasi.

d. Bantu klien memilih cara

yang sudah diajurkan dan

latih untuk mencobanya.

e. Beri kesempatan untuk

melakukan cara yang dipilih

dan dilatih.

d. Cara yang sesuai

keinginan klien

meningkatkan hasil

percobaan

e. Menghindarkan

ketergantungan klien

pada perawat

Page 18: Askep Individu Halusinasi Dengar

f. Pantau pelaksanaan yang

telah dipilih dan dilatih, jika

berhasil beri pujian.

g. Anjurkan klien mengikuti

terapi aktifitas kelompok,

orientasi realita, stimulasi

persepsi.

f. Meningkatkan motivasi

klien

g. Kelompok menambah

pengalaman dan harga

diri klien

TUK 4 :Klien dapat dukungan dari keluarga dan mengontrol halusinasi

a. Keluarga dapat

membina hubungan

saling percaya

dengan perawat

b. keluarga

menyebutkan

pengertian, tanda

dan gejala, proses

terjadinya halusinasi

dan tindakan untuk

mengendalikan

halusinasi.

a. Buat kontrak dengan

keluarga

b. Diskusikan dengan

keluarga : pengertian

halusinasi, tanda dan

gejala halusinasi, proses

terjadinya halusinasi, cara

yang dapat dilakukan

klien dan keluarga untuk

memutus halusinasi, obat-

obatan halusinasi, cara

merawat anggota

keluarga yag halusinasi di

rumah (beri kegiatan,

jangan biarkan sendiri,

a. Memberikan kesiapan

pada keluarga

b. Menghindarkan salah

interpretasi pada

keluarga kllien

Page 19: Askep Individu Halusinasi Dengar

makan bersama,

berpergian bersama,

memantau obat-obatan

dan cara pemberiannya

untuk mengatasi

halusinasi).

c. Beri informasi waktu

control kerumah sakit dan

bagaimana cara mencari

bantuan jika halusinasi

tidak dapat diatasi di

rumah.

c. Menghindarkan pasien

relaps obat

TUK 5 :Klien dapat menunjukkan perilaku teratur minum obat

Klien menyebutkan :

manfaat minum obat,

kerugian tidak munum

obat, nama, warna,

dosis, efek terapi dan

efek samping obat,

klien

mendemonstrasikan

penggunaan obat

dengan benar, klien

a. Diskusikan dengan klien

tentang manfaat dan

kerugian tidak minum

obat, warna, dosis, cara,

efek terapi dan efek

samping penggunaan

obat.

b. Pantau klien saat

penggunaan obat.

c. Beri pujian jika klien

a. Meningkatkan

kesadaran klien

tentang minum obat

b. Menghindari kebiasaan

klien yang salah

c. Meningkatkan motivasi

Page 20: Askep Individu Halusinasi Dengar

menyebutkan akibat

berhenti minum obat

tanpa konsultasi dokter.

menggunakan obat

dengan benar.

d. Diskusikan akibat berhenti

minum obat tanpa

konsultasi dengan dokter.

e. Ajurkan klien untuk

konsultasi kepada

dokter/perawat jika terjadi

hal-hal yang tidak

diinginkan.

klien minum obat

d. Meningkatkan

kesadaran klien

tentang relaps obat

e. Tindakan kolaboratif

mendukung proses

kesembuhan klien

2 Selasa, 22 Okt 2013

Jam 08.30 WIB

Risiko perilaku

kekerasan

Selasa, 22 Okt 2013Jam 08.30 WIBTUM :Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 kali pertemuan klien terhindar dari risiko perilaku kekerasanTUK 1:Klien dapat membina hubungansaling percaya dengan perawat

Selasa, 22 Okt 2013Jam 08.30 WIBa. Klien mau

membalas salamb. Klien mau menjabat

tanganc. Klien mau

menyebutkan namad. Klien mau

tersenyume. Klien mau kontak

mataf. Klien mau

mengetahui nama perawat.

Selasa, 22 Okt 2013Jam 08.30 WIBa. Beri salam/ panggil

nama

b. Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan

c. Jelaskan maksud hubungan interaksi

d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat

e. Beri rasa aman dan

Selasa, 22 Okt 2013Jam 08.30 WIBa. Memanggil dengan

nama panggilan dapat mempercepat dalam membina hubungan saling percaya

b. Jabat tangan menunjukkan sikap ramah perawat kepada klien

c. Klien mungkin bisa takut atau curiga tanpa didahului penjelasan tujuan interaksi

Page 21: Askep Individu Halusinasi Dengar

sikap empati

f. Lakukan kontak singkat tapi sering

d. Menjaga kepercayaan klien

e. Menunjukkan kepedulian perawat terhadap klien

f. Mempermudah pemahaman klien

TUK 2:Klien dapatmengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

a. Klien mengungkapkan perasaannya

b. Klien dapat mengungkapkanpenyebab perasaan jengkel/kesal (dari diri sendiri, dari lingkungan/ orang lain).

a. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya

b. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/ kesal

a. Memberikan keleluasaan klien untuk menyampaikan perasaanya.

b. Menegetahui penyebab perilaku kekerasan

TUK 3:Klien dapatmengindentifikasikan tanda perilaku kekerasan

a. Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah/ jengkel

b. Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda

a. Anjurkan klien untuk mengungkapkan yang dialami dan rasakan saat jengkel/ kesal

b. Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien.

c. Simpulkan bersama klien

a. Memberikan keleluasaan klien untuk mengungkapkan perasaannya

b. Mengetahui tanda-tanda perilaku kekerasan sejak dini

Page 22: Askep Individu Halusinasi Dengar

jengkel/ kesal yang dialami

tanda-tanda jengkel/kesal yang dialami klien

c. Menyimpulkan bersama klien untuk menyamakan persepsi tanda-tanda kesal.

TUK 4:Klien dapat mengindentifikasiperilku kekerasan yang biasadilakukan.

a. Klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

b. Klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

c. Klien dapat dilakukan cara yang biasa dapat menyelesaikan masalah atau tidak.

a. Anjurkan klien untuk men gungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien

b. Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

c. Diskusikan dengan klien, apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai

a. Memberikan keleluasaan klien untuk bercerita perilaku kekerasan yang pernah dilakukan

b. Bermain peran dapat membantu klien untuk mengendalikan perilaku kekerasannya

c. Diskusi membantu menyelesaikan masalah klien dan menjadikan koping individu klien efektif.

TUK 5:Klien dapat mengidentifikasiakibat perilaku kekerasan

a. Klien dapat menjelaskan akibat dari cara yang digunakan klien

a. Diskusikan akibat/ kerugian dari cara yang dilakukan klien

b. Bersama klien menyimpu lkan akibat dari cara yang digunakan oleh klien

c. Tanyakan pada klien “apakah ia ingin mempelajari cara baru

a. Menyadarkan klien jika perbuatannya merugikan bagi dirinya dan orang lain

b. Menyadarkan klien jika perbuatannya merugikan bagi dirinya dan orang lain

c. Mengeksplor

Page 23: Askep Individu Halusinasi Dengar

yang sehat?” keinginan klien untuk berubah.

TUK 6:Klien dapat mendefisinisikancara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan

Klien dapat melakukan cara berespon terhadap kemarahan secara konstruktif

a. Tanyakan pada klien “apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat?”

b. Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain yang sehat

c. Diskusikan dengn klien cara lain yang sehat:1) Secara fisik: tarik

napas dala m, jika sedang kesal/ memukul bantal/ kasuratau olah raga atau pekerjaan yang memerlukan tenaga

2) Secara verbal: katakan bahwa anda sedang kesal/ tersinggung/ jengkel (saya kesal anda berkata seperti itu , saya marah karena mama tidak memenuhi keinginan saya)

3) Secara sosial:

a. Mengeksplore keinginan klien untuk berubah.

b. Pujian dapat meningkatkan semangat klien untuk menjadi lebih baik

c. Diskusi membantu menyelesaikan masalah klien dan menjadikan koping individu klien efektif.

Page 24: Askep Individu Halusinasi Dengar

lakukan dalam kelompok cara-cara yang sehat, latihan asertif. Latihan manajemen perilaku kekerasan

4) Secara spiritual: anjurkan klien sembahyang, berdoa/ ibadah lain, meminta pada Tuhan, untuk diberi kesabaran, mengadu pada Tuhan tentang kekerasan/ kejengkelan.

TUK 7:Klien dapat mendemonstrasikancara mengontrol perilakukekerasan

a. Kien dapat mendemonstrasi-kan cara mengontrol perilaku kekerasan

b. Fisik: tarik napas dalam, olah raga, pukul kasur dan bantal.

c. Verbal: mengatakan secara langsung dengan tidak menyakiti

d. Spiritual:

a. Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang telah diplih

b. Bantu klien menstimulasikan tersebut (role play)

c. Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut

d. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel atau marah

a. Meyakinkan klien untuk melakukan cara yang baik

b. Mengajarkan klien untuk melakukan dengan benar

c. Pujian menjadikan klien lebih termotivasi untuk melakukan cara yang positif

d. Menerapkan cara yang benar untuk menghilangkan rasa jengkel

Page 25: Askep Individu Halusinasi Dengar

sembahyang, berdoa atau ibadah klien

e. Susun jadwal melakukan cara yang telah dipelajari

e. Mempelajari cara mengendalikan pkdengan teratur

TUK 8:Klien dapat menggunakan obatdengan benar (sesuai programpengobatan)

a. Klien dapat menyebutkan obat-obat yang diminum dan kegunaannya (jenis, waktu, dosis, dan efek)

b. Klien dapat minum obat sesuai dengan program pengelolaan

a. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien

b. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seizing dokter

c. Jelaskan prinsip benar minum obat (baca nama yang tertera pada botol o bat, dosis obat, waktu dan cara minum)

d. Jelaskan manfaat minum obat dan efek obta yang perlu diperhatikan

e. Anjurkan klien minta ob at dan minum obat tepat waktu

f. Anjurkan klien melapork an pada perawat/dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan

g. Beri pujian jika klien minum obatdenganBenar

a. Klien memahami tentang obat yang diminum

b. Memotivasi klien untuk teratur minum obat

c. Meminimalisir adanya pemberian salah obat pada pasien

d. Memotivasi klien untuk teraturminum obat

e. Meminimalisir pasien lupameminum obat

f. Mengetahui sejak dini adanya efek samping obat yang ditimbulkan

g. Memotivasi klien untuk rajin minum obat

Page 26: Askep Individu Halusinasi Dengar

TUK 9:Klien mendapat dukungankeluarga mengontrol perilakukekerasan

Keluarga klien dapat:a. Menyebutkan cara

merawat klien yang berperilaku kekerasan

b. Mengungkapkan rasa puar dalam merawat klien

a. Identifikasikan kemampuan keluarga dalam merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini

b. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien Jelaskan cara-cara merawat klien:1) Terkait dengan cara

mengontrol perilaku marah secara konstuktif

2) Sikap tenang, bicara tenang dan jelas

3) Membantu klien mengenal penyebab marah

c. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien

d. Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi

a. Keluarga merupakan salah satu faktor terpenting dalam pencapaian kesehatan klien.

b. Pengetahuan keluarga dalam perawatan klien dengan gangguan jiwa mampu membantu klien dalam pengontrolan perilaku kekerasan

c. Memastikan keluarga benar-benar paham cara perawatan klien

d. Menjaga ketenangan keluarga dan respon keluarga terhadap cara perawatan klien

Page 27: Askep Individu Halusinasi Dengar

E. Catatan Perkembangan

No Dx

Tindakan Evaluasi

1 Selasa, 22 Oktober 2013

Jam 8.30

a. Membina hubungan saling

percaya dengan

mengungkapkan komunikasi

terapeutik

b. Menyampaikan tujuan dan

kontrak waktu dan tempat

c. Menanyakan perasaan klien

d. Membantu klien mengenali

jenis, frekuensi, isi, penyebab,

respon klien terhadap halusinasi

e. Menganjurkan klien menghardik

halusinasi

f. Menganjurkan klien melaporkan

pada perawat jika terjadi

halusinasi

Dita

S : Klien mengatakan sudah tenang,

klien ingin pulang, klien mendengar

bisikan-bisikan yang menyuruh klien

membanting barang rumah dan lari dari

rumah, bisikan laki-laki, dating ketika

klien stress, sekarang suara sudah

tidak dating.

O : Klien tampak tenang, kantung mata

menghitam, koheren, realistic, klien

menangis

A : GSP : halusinasi pendengaran

P : Kontrak pertemuan selanjutnya,

anjurkan klien menghardik halusinasi

Dita

Rabu, 23 Oktober 2013

Jam 11.00

a. Mengevaluasi pertemuan

sebelumnya

b. Menganjurkan klien mengikuti

aktivitas terjadwal

c. Menganjurkan klien berdoa

setiap muncul halusinasi

d. Menganjurkan klien teratur

minum obat

Dita

S : Klien mengatakan lebih tenang,

cukup tidur, dapat mengikuti aktivitas

sesuai jadwal, minum obat teratur,

halusinasi tidak muncul

O : Klien tenang, komunikasi baik,

kantung mata menghitam

A : GSP : halusinasi pendengaran

P : Anjurkan klien mengurangi

melamun, mengikuti aktivitas sesuai

jadwal

Dita

Page 28: Askep Individu Halusinasi Dengar

2 Rabu, 23 Oktober 2013

Jam 11.00

a. Mendiskusikan dengan klien

penyebab perilaku kekerasan

b. Mendiskusikan dengan klien

tanda-tanda klien marah,

kebiasaan marah klien

c. Menganjurkan klien untuk tidak

mengikuti halusinasinya

merusak lingkungan

Dita

S : Klien mengatakan penyebab

perilaku kekerasan klien adalah bisikan

yang menyuruh klien membanting

barang, klien mudah stress

O : Klien tampak tenang, koheren,

realistic

A : Risiko perilaku kekerasan

P : Kontrak pertemuan selanjutnya,

anjurkan klien tidak menuruti

halusinasinya

Dita

Kamis, 24 Oktober 2013

Jam 11.00

a. Mengevaluasi pertemuan

sebelumnya

b. Menganjurkan klien untuk

mengobrol dengan pasien lain

atau perawat ketika stress

dating

c. Menganjurkan klien teratur

minum obat

Dita

S : Klien mengatakan tenang, tidak ada

stress, sudah banyak mengobrol

dengan pasien dan perawat, menonton

televise

O : Klien tampak tenang, tampak

mengerti dengan anjuran perawat

A : Risiko perilaku kekerasan

P : Anjurkan klien aktivitas relaksasi,

teratur minum obat

Dita

Page 29: Askep Individu Halusinasi Dengar

No Dx

Tindakan Evaluasi

2 Kamis, 31 Oktober 2013

Jam 10.00

a. Mengkaji perasaan klien

b. Mengkaji riwayat depresi klien

dan hubungannya dengan

factor predisposisi masalah

sekarang

Dita

S : klien mengatakan lemas dan mudah

mengantuk di siang hari, klien

mengatakan tidak sabar pulang

bertemu anak-anaknya, klien

mengatakan masalah dahulu adalah

banyak hutang

O : klien kooperatif, kontak mata baik,

tampak tidak terbuka

A : risiko perilaku kekerasan

P : edukasi klien sebelum pulang

Dita

Kamis, 31 Oktober 2013

Jam 10.00

Memberi edukasi pada klien untuk

persiapan pulang :

a. Menganjurkan klien teratur

control dan minum obat sesuai

anjuran

b. Menganjurkan klien

mendiskusikan masalah

dengan orang terdekat klien

c. Menganjurkan klien tidak

banyak aktivitas produktif dan

tidak banyak melamun

d. Menganjurkan klien

melakukan cara-cara

mengurangi stress dan marah

e. Menganjurkan klien

S : klien mengatakan klien mengerti

cara mengurangi marah dan stress,

cara menghadapi halusinasi

O : Klien dapat menyebutkan 3 dari 5

cara mengurangi marah

A : Risiko perilaku kekerasan

P : anjurkan control 1 minggu lagi

Dita

Page 30: Askep Individu Halusinasi Dengar

melakukan cara-cara

menghilangkan halusinasi

yang sudah diajarkan dan

melaporkan pada orang

terdekat jika mengalami

halusinasi

Dita

Page 31: Askep Individu Halusinasi Dengar

DAFTAR REKOMENDASI KEGIATAN DI RUMAH NY. M1. Teratur minum obat dan control sesuai anjuran

2. Melakukan aktivitas teratur yang produktif

3. Mendiskusikan masalah dan perasaan yang mengganggu dengan orang terdekat

4. Jika halusinasi dating atau mendengar suara-suara atau melihat yang tidak dilihat

oleh orang lain :

a. Berdoa kepada Allah

b. Menghardik suara atau bayangan yang mengganggu

c. Menceritakan pada orang terdekat klien

d. Mengalihkan perhatian dengan aktivitas yang disukai

Page 32: Askep Individu Halusinasi Dengar

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanHalusinasi adalah halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa

pada individu yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi, merasakan

sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau

penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan halusinasi

pendengaran didapatkan 2 diagnosis keperawatan yaitu :

1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi

2. Risiko Perilaku Kekerasan

Dari kedua diagnosis tersebut, semua tercapai sebagian :

1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran masih mendapat

terapi terapi Haloperidol 1,2 mg, CPZ 25 mg, THP 2 mg

2. Risiko Perilaku Kekerasan : Klien masih dalam rencana rehabilitasi

B. SaranUntuk perawat

1. Perawat diharapkan lebih sering meningkatkan pertemuan kepada klienn

meskipun singkat.

2. Perawat harus lebih mengoptimalkan waktu yang tersedia dalam

memberikan asuhan keperawatan terhadap klien.

3. Perawat diharapkan lebih mengoptimalkan pertemuan dengan keluarga,

jika ada anggota keluarga yang berkunjung untuk menjenguk klien.

4. perawat diharapkan sering melaksanakan program TAK

Untuk praktikan

1. Diharapkan mampu menerapkan teori yang sudah dipelajari dengan

praktik nyata di Bangsal Shinta RSG

2. Diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan yang singkat untuk

mendapatkan pembelajaran yang banyak di bangsal Shinta RSG

3. Diharakan aktif bertanya kepada perawat maupun tim kesehatan lainnya

apabila ada hal yangbelum dimengerti

Untuk Keluarga Klien

1. Diharapkan memberikan dukungan pada klien selama dirumah

2. Diharakan mampu kooperatif terhadap semua instruksi dari para tenaga

kesehatan

Page 33: Askep Individu Halusinasi Dengar

DAFTAR PUSTAKAKeliat, Budi Anna. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku

kedokteran EGC

Maramis, Willy F . 2009 .Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya : Penerbit

Buku kedokteran EGC

Marlyyn E. Doengos. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri Editor Bahasa

Indonesia. Jakarta: EGC

Yosep, I.2009. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi.Jakarta : Refika Aditama