appendicitis acut pada anak

Upload: gunawan-usman

Post on 03-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    1/22

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangAppendiks vermicularis merupakan suatu organ limfoid yang terletak pada

    pangkal caecum yang berada di perut kanan bawah dan organ ini mensekresikan

    lender 1-2 ml perhari dan juga meupakan bagian dari system imun yang berperan

    dalam membentuk antibodi yaitu immunoglobulin A. Appendiks merupakan suatu

    struktur kecil, berbentuk seperti tabung yang berkait menempel pada bagian awal

    dari caecum. Pangkalnya terletak pada posteromedial caecum dengan panjang 3-

    15 cm dimana lumennya sempit di bagian proksimal namun melebar pada bagian

    distal. Penyumbatan pada lumennya dapat menyebabkan terjadinya inflamasi yang

    disebut dengan appendisitis.1

    Appendisitis merupakan kasus bedah akut abdomen yang paling sering

    ditemukan. Appendisitis dapat mengenai semua kelompok usia, meskipun tidak

    umum pada anak sebelum usia sekolah. Hampir 1/3 anak dengan Appendisitis

    akut mengalami perforasi setelah dilakukan operasi. Meskipun telah dilakukanpeningkatan pemberian resusitasi cairan dan antibiotik yang lebih baik,

    appendisitis pada anak-anak, terutama pada anak usia prasekolah masih tetap

    memiliki angka morbiditas yang signifikan.2

    Diagnosis Appendisitis akut pada anak kadang-kadang sulit. Hanya 50-

    70% kasus yang bisa didiagnosis dengan tepat pada saat penilaian awal. Angka

    appendectomy negatif pada pasien anak berkisar 10-50%. Riwayat perjalanan

    penyakit pasien dan pemeriksaan fisik merupakan hal yang paling penting dalam

    mendiagnosis Appendisitis.2

    Lebih dari 70.000 kasus appendisitis pada anak terjadi di Amerika serikat

    setiap tahunnya, dimana pada anak laki-laki lebih tinggi angka kejadiannya dari

    anak perempuan yaitu 8,7% pada laki-laki dan 6,7% pada anak perempuan. Angka

    kejadian appendisitis tertinggi adalah anak usia 6 hingga 18 tahun dan sangat

    jarang terjadi pada anak usia di bawah 1 tahun.3

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    2/22

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi, Fisiologi dan Embriologi

    Appendiks merupakan derivat bagian dari midgut yang terdapat di antara

    Ileum dan Colon ascendens. Caecum terlihat pada minggu ke-5 kehamilan dan

    Appendiks terlihat pada minggu ke-8 kehamilan sebagai suatu tonjolan pada

    Caecum. Awalnya Appendiks berada pada apeks Caecum, tetapi kemudian

    berotasi dan terletak lebih medial dekat dengan Plica ileocaecalis. Dalam proses

    perkembangannya, usus mengalami rotasi. Caecum berakhir pada kuadran kanan

    bawah abdomen, dari topografi anatomi letak pangkal appendiks berada pada titik

    Mc Burney, yaitu titik pada garis antara umbilicus dan SIAS kanan yang berjarak

    1/3 dari SIAS kanan.1,4

    Appendiks selalu berhubungan dengan Taenia caecalis. Oleh karena itu,

    lokasi akhir Appendiks ditentukan oleh lokasi Caecum, letak appendiks 95% nya

    adalah intraperitonial dan hanya 5% yang terletak di ekstraperitonial. Panjang

    appendix pada anak-anak adalah 3-15 cm. Lumennya sempit di bagian proksimaldan melebar di bagian distal.1,4

    Gambar 2.1 Appendiks vermicularis

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    3/22

    3

    Posisi letak ujung dari Appendiks memiliki banyak variasi hal tersebut

    terjadi akibat rotasi yang terjadi pada caecum saat masa gestasional. Gejala klinis

    yang ditunjukkan pada appendisitis tergantung dari letak ujung appendiks itu

    sendiri, adapun variasi letak ujung appendiks adalah sebagai berikut:5

    a. Promontorik : ujung appendiks menunjuk ke arah promontorium sacri.b. Retrocolic : appendiks berada di belakang kolon ascenden dan biasa

    retroperitoneal.

    c. Antecaecal : appendiks berada di depan caecum.d. Paracaecal : appendiks terletak horizontal di belakang caecum.e. Retrocaecal : intraperitoneal atau retroperitoneal; appendiks berputar ke

    atas ke belakang caecum.

    f. Pelvic descenden : appendiks menggantung ke arah pelvis minor.

    Gambar 2.2 Variasi lokasi Appendix vermicularis

    Appendiks dipersarafi oleh parasimpatis dan simpatis. Persarafan

    parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika

    superior dan arteri appendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari

    nervus thorakalis X. Oleh karena itu, nyeri viseral pada appendisitis bermula di

    sekitar umbilikus.5

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    4/22

    4

    Pendarahan appendiks berasal dari arteri Appendikularis , cabang dari

    a.Ileocecalis, cabang dari a. Mesenterica superior. Arteri appendikularis

    merupakan arteri tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya karena

    trombosis pada infeksi, appendiks akan mengalami gangren.5

    Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir itu normalnya

    dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran

    lendir di muara appendiks tampaknya berperan pada patogenesis appendisitis.1

    Dinding appendiks terdiri dari jaringan lymphe yang merupakan bagian

    dari sistem imun dalam pembuatan antibodi. Immunoglobulin sekretoar yang

    dihasilkan oleh GALT (gut associated lymphoid tissue) yang terdapat di

    sepanjang saluran cerna termasuk appendiks ialah IgA. Imunoglobulin itu sangat

    efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan

    appendiks tidak mempengaruhi system imun tubuh karena jumlah jaringan

    limfonodi di sini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna

    dan di seluruh tubuh.1

    Jaringan lymphoid pertama kali muncul pada apendiks sekitar 2 minggu

    setelah lahir. Jumlahnya meningkat selama pubertas, dan menetap saat dewasa

    dan kemudian berkurang mengikuti umur. Setelah usia 60 tahun, tidak ada

    jaringan lymphoid lagi di apendiks dan terjadi obliterasi lumen apendiks komplit.1

    2.2 Etiologi dan Patogenesis Appendisitis

    2.2.1 Obstruksi

    Obstruksi lumen adalah penyebab utama pada Appendisitis akut. Fecalith

    merupakan penyebab umum obstruksi Appendiks. Penyebab yang lebih jarang

    adalah hiperplasia jaringan limfoid di sub mukosa Appendiks, barium yang

    mengering pada pemeriksaan sinar X, biji-bijian, gallstone, cacing usus terutama

    Oxyuris vermicularis. Reaksi jaringan limfatik, baik lokal maupun generalisata,

    dapat disebabkan oleh infeksi Yersinia, Salmonella, dan Shigella atau akibat

    invasi parasit seperti Entamoeba, Strongyloides, Enterobius vermicularis,

    Schistosoma, atau Ascaris. Appendisitis juga dapat diakibatkan oleh infeksi virus

    enterik atau sistemik, seperti measles, chicken pox, dan cytomegalovirus.

    Insidensi Appendisitis juga meningkat pada pasien dengan cystic fibrosis.3

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    5/22

    5

    Hal tersebut terjadi karena perubahan pada kelenjar yang mensekresi

    mukus. Obstruksi Appendiks juga dapat terjadi akibat tumor carcinoid, khususnya

    jika tumor berlokasi di 1/3proksimal. Selama lebih dari 200 tahun, corpus alienum

    seperti pin, biji sayuran, dan batu cherry dilibatkan dalam terjadinya Appendisitis.

    Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya Appendisitis adalah trauma, stress

    psikologis, dan herediter.3

    Frekuensi obstruksi meningkat sejalan dengan keparahan proses inflamasi.

    Fecalith ditemukan pada 40% kasus Appendicitis akut sederhana, sekitar 65%

    pada kasus Appendicitis gangrenosa tanpa perforasi, dan 90% pada kasus

    Appendicitis akut gangrenosa dengan perforasi.3,4,6,7

    Gambar 2.3 inflamasi appendiks akibat obstruksi

    Obstruksi lumen akibat adanya sumbatan pada bagian proksimal dan

    sekresi normal mukosa Appendiks segera menyebabkan distensi. Kapasitas lumen

    pada Appendiks normal 0,1 mL. Sekresi sekitar 0,5 mL pada distal sumbatanmeningkatkan tekanan intraluminal sekitar 60 cmH2O. Distensi merangsang

    akhiran serabut saraf aferen nyeri visceral, mengakibatkan nyeri yang samar-

    samar, nyeri difus pada perut tengah atau di bawah epigastrium. 6,7

    Distensi berlanjut tidak hanya dari sekresi mukosa, tetapi juga dari

    pertumbuhan bakteri yang cepat di Appendiks. Sejalan dengan peningkatan

    tekanan organ melebihi tekanan vena, aliran kapiler dan vena terhambat

    menyebabkan kongesti vaskular. Akan tetapi aliran arteriol tidak terhambat.

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    6/22

    6

    Distensi biasanya menimbulkan refleks mual, muntah, dan nyeri yang lebih nyata.

    Proses inflamasi segera melibatkan serosa Appendiks dan peritoneum parietal

    pada regio ini, mengakibatkan perpindahan nyeri yang khas ke RLQ.6,7

    Mukosa gastrointestinal termasuk Appendiks, sangat rentan terhadap

    kekurangan suplai darah. Dengan bertambahnya distensi yang melampaui tekanan

    arteriol, daerah dengan suplai darah yang paling sedikit akan mengalami

    kerusakan paling parah. Dengan adanya distensi, invasi bakteri, gangguan

    vaskuler, infark jaringan, terjadi perforasi biasanya pada salah satu daerah infark

    di batas antemesenterik.6,7

    Di awal proses peradangan Appendiks, pasien akan mengalami gejala

    gangguan gastrointestinal ringan seperti berkurangnya nafsu makan, perubahan

    kebiasaan BAB, dan kesalahan pencernaan. Anoreksia berperan penting pada

    diagnosis Appendisitis, khususnya pada anak-anak.6

    Distensi Appendix menyebabkan perangsangan serabut saraf visceral yang

    dipersepsikan sebagai nyeri di daerah periumbilical. Nyeri awal ini bersifat nyeri

    tumpul di dermatom Th 10. Distensi yang semakin bertambah menyebabkan mual

    dan muntah dalam beberapa jam setelah timbul nyeri perut. Jika mual muntah

    timbul mendahului nyeri perut, dapat dipikirkan diagnosis lain.3,6

    Appendiks yang mengalami obstruksi merupakan tempat yang baik bagi

    perkembangbiakan bakteri. Seiring dengan peningkatan tekanan intraluminal,

    terjadi gangguan aliran limfatik sehingga terjadi oedem yang lebih hebat. Hal-hal

    tersebut semakin meningkatan tekanan intraluminal Appendiks. Akhirnya,

    peningkatan tekanan ini menyebabkan gangguan aliran sistem vaskularisasi

    Appendix yang menyebabkan iskhemia jaringan intraluminal Appendiks, infark,

    dan gangren. Setelah itu, bakteri melakukan invasi ke dinding Appendix, diikutidemam, takikardia, dan leukositosis akibat pelepasan mediator inflamasi karena

    iskhemia jaringan. Ketika eksudat inflamasi yang berasal dari dinding Appendiks

    berhubungan dengan peritoneum pariental, serabut saraf somatik akan teraktivasi

    dan nyeri akan dirasakan lokal pada lokasi Appendiks, khususnya di titik Mc

    Burneys. Jarang terjadi nyeri somatik pada kuadran kanan bawah tanpa didahului

    nyeri visceral sebelumnya. Pada Appendiks yang berlokasi di retrocaecal atau di

    pelvis, nyeri somatik biasanya tertunda karena eksudat inflamasi tidak mengenai

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    7/22

    7

    peritoneum pariental sebelum terjadi perforasi Appendiks dan penyebaran infeksi.

    Nyeri pada Appendiks yang berlokasi di retrocaecal dapat timbul di punggung

    atau pinggang. Appendiks yang berlokasi di pelvis, yang terletak dekat ureter atau

    pembuluh darah testis dapat menyebabkan peningkatan frekuensi BAK, nyeri

    pada testis, atau keduanya. Inflamasi ureter atau Vesica urinaria akibat

    penyebaran infeksi Appendisitis dapat menyebabkan nyeri saat berkemih, atau

    nyeri seperti terjadi retensi urine.3,4,6

    Perforasi Appendiks akan menyebabkan terjadinya abses lokal atau

    peritonitis difus. Proses ini tergantung pada kecepatan progresivitas ke arah

    perforasi dan kemampuan tubuh pasien berespon terhadap perforasi tersebut.

    Tanda perforasi Appendiks mencakup peningkatan suhu melebihi 38.6oC,

    leukositosis > 14.000, dan gejala peritonitis pada pemeriksaan fisik. Pasien dapat

    tidak bergejala sebelum terjadi perforasi, dan gejala dapat menetap hingga > 48

    jam tanpa perforasi. Peritonitis difus lebih sering dijumpai pada bayi karena bayi

    tidak memiliki jaringan lemak omentum, sehingga tidak ada jaringan yang

    melokalisir penyebaran infeksi akibat perforasi. Perforasi yang terjadi pada anak

    yang lebih tua atau remaja, lebih memungkinkan untuk terjadi abses. Abses

    tersebut dapat diketahui dari adanya massa pada palpasi abdomen pada saat

    pemeriksaan fisik.3,4,6

    Konstipasi jarang dijumpai. Tenesmus ad ani sering dijumpai. Diare sering

    dijumpai pada anak-anak, yang terjadi dalam jangka waktu yang pendek, akibat

    iritasi Ileum terminalis atau caecum. Adanya diare dapat mengindikasikan adanya

    abses pelvis.4,6

    2.2.2 BakteriologiFlora pada Appendiks yang meradang berbeda dengan flora Appendiks

    normal. Sekitar 60% cairan aspirasi yang didapatkan dari Appendisitis didapatkan

    bakteri jenis anaerob, dibandingkan yang didapatkan dari 25% cairan aspirasi

    Appendiks yang normal. Diduga lumen merupakan sumber organisme yang

    menginvasi mukosa ketika pertahanan mukosa terganggu oleh peningkatan

    tekanan lumen dan iskemik dinding lumen. Flora normal Colon memainkan

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    8/22

    8

    peranan penting pada perubahan Appendisitis akut ke Appendisitis gangrenosa

    dan Appendisitis perforata.6,7

    Appendisitis merupakan infeksi polimikroba, dengan beberapa kasus

    didapatkan lebih dari 14 jenis bakteri yang berbeda dikultur pada pasien yang

    mengalami perforasi. Flora normal pada Appendiks sama dengan bakteri pada

    Colon normal. Flora pada Appendiks akan tetap konstan seumur hidup kecuali

    Porphyomonas gingivalis. Bakteri ini hanya terlihat pada orang dewasa. Bakteri

    yang umumnya terdapat di Appendiks, Appendisitis akut dan Appendisitis

    perforasi adalah Eschericia coli danBacteriodes fragilis.Namun berbagai variasi

    dan bakteri fakultatif dan anaerob dan Mycobacteria dapat ditemukan.6,7

    Tabel 2.1 Organisme yang paling sering ditemukan pada appendisitis

    Bakteri Aerob dan Fakultatif Bakteri Anaerob

    Batang Gram (-)

    Eschericia coli

    Pseudomonas aeruginosa

    Klebsiella sp.

    Coccus Gr (+)

    Streptococcus anginosusStreptococcus sp.

    Enteococcus sp.

    Batang Gram (-)

    Bacteroides fragilis

    Bacteroides sp.

    Fusobacterium sp.

    Batang Gram (-)

    Clostridium sp.Coccus Gram (+)

    Peptostreptococcus sp.

    Kultur intraperitonal rutin yang dilakukan pada pasien Appendisitis

    perforata dan non perforata masih dipertanyakan kegunaannya. Saat hasil kultur

    selesai, seringkali pasien telah mengalami perbaikan. Apalagi, organisme yang

    dikultur dan kemampuan laboratorium untuk mengkultur organisme anaerob

    secara spesifik sangat bervariasi. Kultur peritoneal harus dilakukan pada pasien

    dengan keadaan imunosupresi, sebagai akibat dari obat-obatan atau penyakit lain,

    dan pasien yang mengalami abses setelah terapi Appendisitis. Perlindungan

    antibiotik terbatas 24-48 jam pada kasus Appendisitis non perforata. Pada

    Appendicitis perforata, antibiotik diberikan 7-10 hari secara intravena hingga

    leukosit normal atau pasien tidak demam dalam 24 jam. Penggunaan irigasi

    antibiotik pada drainage rongga peritoneal dan transperitoneal masih

    kontroversi.4,6,7

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    9/22

    9

    2.2.3 Ras dan Diet

    Di awal tahun 1970an, Burkitt mengemukakan bahwa diet orang Barat

    dengan kandungan serat rendah, lebih banyak lemak, dan gula buatan

    berhubungan dengan kondisi tertentu pada pencernaan. Appendisitis, penyakit

    Divertikel, carcinoma colorectal lebih sering pada orang dengan diet seperti di

    atas dan lebih jarang diantara orang yang memakan makanan dengan kandungan

    serta lebih tinggi. Burkitt mengemukakan bahwa diet rendah serat berperan pada

    perubahan motilitas, flora normal, dan keadaan lumen yang mempunyai

    kecenderungan untuk timbul fecalith.7

    2.3 Manifestasi Klinis

    Gejala Appendisitis akut umumnya timbul kurang dari 36 jam, dimulai

    dengan nyeri perut yang didahului anoreksia. Gejala utama Appendisitis akut

    adalah nyeri perut. Awalnya, nyeri dirasakan difus terpusat di epigastrium, lalu

    menetap, kadang disertai kram yang hilang timbul. Durasi nyeri berkisar antara 1-

    12 jam, dengan rata-rata 4-6 jam. Nyeri yang menetap ini umumnya terlokalisasi

    di RLQ. Variasi dari lokasi anatomi Appendiks berpengaruh terhadap lokasi nyeri,

    sebagai contoh appendiks yang panjang dengan ujungnya yang inflamasi di LLQ

    menyebabkan nyeri di daerah tersebut, Appendiks di daerah pelvis menyebabkan

    nyeri suprapubis, retroileal Appendix dapat menyebabkan nyeri testicular.6,7,8

    Umumnya, pasien mengalami demam saat terjadi inflamasi Appendiks,

    biasanya suhu naik hingga 38oC. Tetapi pada keadaan perforasi, suhu tubuh

    meningkat hingga > 39oC. Anoreksia hampir selalu menyertai Appendisitis. Pada

    75% pasien dijumpai muntah yang umumnya hanya terjadi satu atau dua kali saja.

    Muntah disebabkan oleh stimulasi saraf dan ileus. Umumnya, urutan munculnyagejala Appendisitis adalah anoreksia, diikuti nyeri perut dan muntah. Bila muntah

    mendahului nyeri perut, maka diagnosis Appendisitis diragukan. Muntah yang

    timbul sebelum nyeri abdomen mengarah pada diagnosis gastroenteritis.6,7,8

    Sebagian besar pasien mengalami obstipasi pada awal nyeri perut dan

    banyak pasien yang merasa nyeri berkurang setelah buang air besar. Diare timbul

    pada beberapa pasien terutama anak-anak. Diare dapat timbul setelah terjadinya

    perforasi Appendiks.8

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    10/22

    10

    Tabel 2.2 Gejala Appendisitis akut

    Gejala* Frekuensi (%)

    Nyeri perut 100

    Anorexia 100

    Mual 90

    Muntah 75

    Nyeri berpindah 50

    Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian

    anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah ke RLQ

    kemudian demam yang tidak terlalu tinggi)

    50

    *Onset gejala khas terdapat dalam 24-36 jam

    Anak-anak dengan Appendisitis biasanya lebih tenang jika berbaring

    dengan gerakan yang minimal. Anak yang menggeliat dan berteriak-teriak, pada

    akhirnya jarang didiagnosis sebagai Appendicitis, kecuali pada anak dengan

    Appendisitis letak retrocaecal. Pada Appendisitis letak retrocaecal, terjadi

    perangsangan ureter sehingga nyeri yang timbul menyerupai nyeri pada kolik

    renal.4

    Penderita Appendisitis umumnya lebih menyukai sikap jongkok pada paha

    kanan, karena pada sikap itu Caecum tertekan sehingga isi Caecum berkurang.

    Hal tersebut akan mengurangi tekanan ke arah appendiks sehingga nyeri perut

    berkurang. 4

    Gambar 2.4 Posisi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri perut

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    11/22

    11

    Appendiks umumnya terletak di sekitar McBurney. Namun perlu diingat

    bahwa letak anatomis Appendiks sebenarnya dapat pada semua titik, 360o

    mengelilingi pangkal caecum. appendisitis letak retrocaecal dapat diketahui dari

    adanya nyeri di antara costa 12 dan spina iliaca posterior superior. Appendisitis

    letak pelvis dapat menyebabkan nyeri rectal.4

    Secara teori, peradangan akut Appendiks dapat dicurigai dengan adanya

    nyeri pada pemeriksaan rektum (Rectal toucher). Namun, pemeriksaan ini tidak

    spesifik untuk Appendisitis. Jika tanda-tanda Appendisitis lain telah positif, maka

    pemeriksaan rectal toucher tidak diperlukan lagi.4

    Secara klinis, dikenal beberapa manuever diagnostik:6

    a. Mc Burneys signJika RLQ atau Mc Burneys point di tekan akan menimbulkan rasa nyeri.

    Gambar 2.5 Mc Burneys point

    b. Rovsings signJika LLQ ditekan, maka terasa nyeri di RLQ. Hal ini menggambarkan iritasi

    peritoneum. Sering positif pada Appendisitis namun tidak spesifik.

    Gambar 2.6 Rovsings sign pada Appendisitis

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    12/22

    12

    c. Psoas signPasien berbaring pada sisi kiri, tangan kanan pemeriksa memegang lutut

    pasien dan tangan kiri menstabilkan panggulnya. Kemudian tungkai kanan

    pasien digerakkan dalam arah anteroposterior. Nyeri pada manuver ini

    menggambarkan kekakuan musculus psoas kanan akibat refleks atau iritasi

    langsung yang berasal dari peradangan Appendiks.

    Gambar 2.7 Cara melakukan manuever Psoas sign

    Gambar 2.8 Dasar anatomis terjadinya Psoas sign

    d. Obturator signPasien terlentang, tangan kanan pemeriksa berpegangan pada telapak kaki

    kanan pasien sedangkan tangan kiri di sendi lututnya. Kemudian pemeriksa

    memposisikan sendi lutut pasien dalam posisi fleksi dan articulatio coxae

    dalam posisi endorotasi kemudian eksorotasi. Tes ini positif jika pasien

    merasa nyeri di hipogastrium saat eksorotasi. Nyeri pada manuver ini

    menunjukkan adanya perforasi Appendiks, abscess lokal, iritasi

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    13/22

    13

    M.Obturatorius oleh Appendicitis letak retrocaecal, atau adanya hernia

    obturatoria.

    Gambar 2.9 Cara melakukan maneuver Obturator sign

    Gambar 2.10 Dasar anatomis Obturator sign

    e. Blumbergs sign (nyeri lepas kontralateral)Pemeriksa menekan di LLQ kemudian melepaskannya. Manuver ini dikatakan

    positif bila pada saat dilepaskan, pasien merasakan nyeri di RLQ.f. Nyeri pada pemeriksaan rectal toucher pada saat penekanan di sisi lateral arah

    jam 9 dan 12.

    g. Dunphys sign (nyeri ketika batuk)

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    14/22

    14

    2.4 Pemeriksaaan Penunjang

    2.4.1 Laboratorium4,6,7

    Leukositosis ringan berkisar antara 10.000-18.000/ mm3, biasanya

    didapatkan pada keadaan akut, Appendicitis tanpa komplikasi dan sering disertai

    predominan polimorfonuklear sedang. Jika hitung jenis sel darah putih normal

    tidak ditemukan shift to the leftpergeseran ke kiri, diagnosis Appendicitis acuta

    harus dipertimbangkan. Jarang hitung jenis sel darah putih lebih dari 18.000/ mm 3

    pada Appendicitis tanpa komplikasi. Hitung jenis sel darah putih di atas jumlah

    tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya perforasi Appendix dengan atau

    tanpa abscess.

    CRP (C-Reactive Protein) adalah suatu reaktan fase akut yang disintesis

    oleh hati sebagai respon terhadap infeksi bakteri. Jumlah dalam serum mulai

    meningkat antara 6-12 jam inflamasi jaringan.

    Kombinasi 3 tes yaitu adanya peningkatan CRP 8 mcg/mL, hitung

    leukosit 11000, dan persentase neutrofil 75% memiliki sensitivitas 86%, dan

    spesifisitas 90.7%.

    Pemeriksaan urine bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis infeksi dari

    saluran kemih. Walaupun dapat ditemukan beberapa leukosit atau eritrosit dari

    iritasi Urethra atau Vesica urinaria seperti yang diakibatkan oleh inflamasi

    Appendix, pada Appendicitis acuta dalam sample urine catheter tidak akan

    ditemukan bakteriuria.

    2.4.2 Ultrasonografi4,6,7

    Ultrasonografi cukup bermanfaat dalam menegakkan diagnosis

    Appendicitis. Appendix diidentifikasi/ dikenal sebagai suatu akhiran yang kabur,

    bagian usus yang nonperistaltik yang berasal dari Caecum. Dengan penekanan

    yang maksimal, Appendix diukur dalam diameter anterior-posterior. Penilaian

    dikatakan positif bila tanpa kompresi ukuran anterior-posterior Appendix 6 mm

    atau lebih. Ditemukannya appendicolith akan mendukung diagnosis. Gambaran

    USG dari Appendix normal, yang dengan tekanan ringan merupakan struktur

    akhiran tubuler yang kabur berukuran 5 mm atau kurang, akan menyingkirkan

    diagnosis Appendicitis acuta. Penilaian dikatakan negatif bila Appendix tidak

    terlihat dan tidak tampak adanya cairan atau massa pericaecal. Sewaktu diagnosis

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    15/22

    15

    Appendicitis acuta tersingkir dengan USG, pengamatan singkat dari organ lain

    dalam rongga abdomen harus dilakukan untuk mencari diagnosis lain. Pada

    wanita-wanita usia reproduktif, organ-organ panggul harus dilihat baik dengan

    pemeriksaan transabdominal maupun endovagina agar dapat menyingkirkan

    penyakit ginekologi yang mungkin menyebabkan nyeri akut abdomen. Diagnosis

    Appendicitis acuta dengan USG telah dilaporkan sensitifitasnya sebesar 78%-96%

    dan spesifitasnya sebesar 85%-98%. USG sama efektifnya pada anak-anak dan

    wanita hamil, walaupun penerapannya terbatas pada kehamilan lanjut.

    USG memiliki batasan-batasan tertentu dan hasilnya tergantung pada

    pemakai. Penilaian positif palsu dapat terjadi dengan ditemukannya

    periappendicitis dari peradangan sekitarnya, dilatasi Tuba fallopi, benda asing

    (inspissated stool) yang dapat menyerupai appendicolith, dan pasien obesitas

    Appendix mungkin tidak tertekan karena proses inflamasi Appendix yang akut

    melainkan karena terlalu banyak lemak. USG negatif palsu dapat terjadi bila

    Appendicitis terbatas hanya pada ujung Appendix, letak retrocaecal, Appendix

    dinilai membesar dan dikelirukan oleh usus kecil, atau bila Appendix mengalami

    perforasi oleh karena tekanan.

    Gambar 2.11 Ultrasonogram pada potongan longitudinal Appendisitis

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    16/22

    16

    2.4.3 Pemeriksaan radiologis4,6,7

    Foto polos abdomen jarang membantu diagnosis Appendicitis acuta, tetapi

    dapat sangat bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis banding. Pada pasien

    Appendicitis acuta, kadang dapat terlihat gambaran abnormal udara dalam usus,

    hal ini merupakan temuan yang tidak spesifik. Adanya fecalith jarang terlihat pada

    foto polos, tapi bila ditemukan sangat mendukung diagnosis. Foto thorax kadang

    disarankan untuk menyingkirkan adanya nyeri alih dari proses pneumoni lobus

    kanan bawah.

    Teknik radiografi tambahan meliputi CT Scan, barium enema, dan

    radioisotop leukosit. Meskipun CT Scan telah dilaporkan sama atau lebih akurat

    daripada USG, tapi jauh lebih mahal. Karena alasan biaya dan efek radiasinya, CT

    Scan diperiksa terutama saat dicurigai adanya Abscess appendix untuk melakukan

    percutaneousdrainage secara tepat.

    Diagnosis berdasarkan pemeriksaan barium enema tergantung pada

    penemuan yang tidak spesifik akibat dari masa ekstrinsik pada Caecum dan

    Appendix yang kosong dan dihubungkan dengan ketepatan yang berkisar antara

    50-48 %. Pemeriksaan radiografi dari pasien suspek Appendicitis harus

    dipersiapkan untuk pasien yang diagnosisnya diragukan dan tidak boleh ditunda

    atau diganti, memerlukan operasi segera saat ada indikasi klinis.

    Gambar 2.12 Gambaran CT Scan abdomen: Penebalan Appendix

    (panah) dengan appendicolith1)

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    17/22

    17

    2.5 Diagnosa Banding

    Diagnosis banding dari Appendicitis acuta pada dasarnya adalah diagnosis

    dari akut abdomen. Hal ini karena manifestasi klinik yang tidak spesifik untuk

    suatu penyakit tetapi spesifik untuk suatu gangguan fisiologi atau gangguan

    fungsi. Jadi pada dasarnya gambaran klinis yang identik dapat diperoleh dari

    berbagai proses akut di dalam atau di sekitar cavum peritoneum yang

    mengakibatkan perubahan yang sama seperti Appendisitis akut.2,6

    Ada beberapa keadaan yang merupakan kontraindikasi operasi, namun pada

    umumnya proses-proses penyakit yang diagnosisnya sering dikacaukan oleh

    Appendicitis sebagian besar juga merupakan masalah pembedahan atau tidak akan

    menjadi lebih buruk dengan pembedahan.2,6

    Diagnosis banding Appendicitis tergantung dari 3 faktor utama: lokasi

    anatomi dari inflamasi Appendix, tingkatan dari proses dari yang simple sampai

    yang perforasi, serta umur dan jenis kelamin pasien. 2,6

    1. Adenitis Mesenterica Akut

    Diagnosis penyakit ini seringkali dikacaukan oleh Appendicitis acuta pada

    anak-anak. Hampir selalu ditemukan infeksi saluran pernafasan atas, tetapi

    sekarang ini telah menurun. Nyeri biasanya kurang atau bisa lebih difus dan

    rasa sakit tidak dapat ditentukan lokasinya secara tepat seperti pada

    Appendicitis. Observasi selama beberapa jam bila ada kemungkinan diagnosis

    Adenitis mesenterica, karena Adenitis mesenterica adalah penyakit yang self

    limited. Namun jika meragukan, satu-satunya jalan adalah operasi segera.6

    2. Gastroenteritis Akut

    Penyakit ini sangat umum pada anak-anak tapi biasanya mudah

    dibedakan dengan Appendicitis. Gastroentritis karena virus merupakan salah

    satu infeksi akutself limiteddari berbagai macam sebab, yang ditandai dengan

    adanya diare, mual, dan muntah. Nyeri hiperperistaltik abdomen mendahului

    terjadinya diare. Hasil pemeriksaan laboratorium biasanya normal.6

    3. Penyakit urogenital pada laki-laki.

    Penyakit urogenital pada laki-laki harus dipertimbangkan sebagai

    diagnosis banding Appendicitis, termasuk diantaranya torsio testis,

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    18/22

    18

    epididimitis akut, karena nyeri epigastrik dapat muncul sebagai gejala lokal

    pada awal penyakit ini, Vesikulitis seminalis dapat juga menyerupai

    Appendicitis namun dapat dibedakan dengan adanya pembesaran dan nyeri

    Vesikula seminalis pada waktu pemeriksaanRectal toucher.6

    4. Diverticulitis Meckel

    Penyakit ini menimbulkan gambaran klinis yang sangat mirip

    Appendicitis acuta. Perbedaan preoperatif hanyalah secara teoritis dan tidak

    penting karena Diverticulitis Meckel dihubungkan dengan komplikasi yang

    sama seperti Appendicitis dan memerlukan terapi yang sama yaitu operasi

    segera.6

    5. Intususseption

    Sangat berlawanan dengan Diverticulitis Meckel, sangat penting

    untuk membedakan Intususseption dari Appendicitis acuta karena terapinya

    sangat berbeda. Umur pasien sangat penting, Appendicitis sangat jarang

    dibawah umur 2 tahun, sedangkan Intususseption idiopatik hampir semuanya

    terjadi di bawah umur 2 tahun. Pasien biasanya mengeluarkan tinja yang

    berdarah dan berlendir. Massa berbentuk sosis dapat teraba di RLQ. Terapi

    yang dipilih pada intususseption bila tidak ada tanda-tanda peritonitis adalah

    barium enema, sedangkan terapi pemberian barium enema pada pasien

    Appendicitis acuta sangat berbahaya.6

    6. Chrons enteritis

    Manifestasi enteritis regional berupa demam, nyeri RLQ, perih,

    dan leukositosis sering dikelirukan sebagai Appendicitis. Selain itu, terdapat

    diare dan anorexia. Mual dan muntah yang jarang, dapat mengarahkan

    diagnosis kepada enteritis namun tidak menyingkirkan diagnosis Appendicitis

    acuta.6

    7. Perforasi ulkus peptikum

    Gejala perforasi ulkus peptikum menyerupai Appendicitis jika

    cairan gastroduodenal mengalir ke bawah di daerah caecal. Jika perforasi

    secara spontan menutup, gejala nyeri abdomen bagian atas menjadi minimal.6

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    19/22

    19

    8. Epiploic appendagitis

    Epiploic appendagitis mungkin disebabkan oleh infark Colon

    sekunder dari torsi Colon. Gejala dapat minimal atau terjadi gejala abdomen

    yang dapat berlangsung hingga beberapa hari. Pasien tidak tampak sakit,

    jarang terjadi mual dan muntah, dan nafsu makan tidak berubah. Terdapat

    nyeri tekan pada daerah yang terkena. Pada 25% kasus, nyeri berlangsung

    terus menerus hingga epiploic appendage yang mengalami infark dioperasi.6

    9. Infeksi saluran kencing

    Pyelonephritis acuta, terutama yang terletak di sisi kanan dapat

    menyerupai Appendicitis acuta letak retroileal. Rasa dingin, nyeri costo

    vertebra kanan, dan terutama pemeriksaan urine biasanya cukup untuk

    membedakan keduanya.6

    10. Batu Urethra

    Bila calculus tersangkut dekat Appendix dapat dikelirukan dengan

    Appendicitis retrocaecal. Nyeri alih ke daerah labia, scrotum atau penis,

    hematuria, dan atau tanpa demam atau leukositosis mendukung adanya batu.

    Pyelografi dapat memperkuat diagnosis.6

    11. Peritonitis Primer

    Peritonitis primer jarang menyerupai Appendicitis acuta simplex

    namun dapat ditemukan gambaran yang sangat mirip dengan peritonitis difus

    sekunder yang disebabkan oleh ruptur Appendix. Diagnosis ditegakkan

    dengan aspirasi peritoneal. Bila ditemukan bakteri coccus pada pewarnaan

    Gram, peritonitis tersebut adalah peritonitis primer dan terapinya adalah obat

    obatan. Bila ditemukan bermacammacam bakteri, peritonitis tersebut adalah

    peritonitis sekunder.6

    12. Purpura HenochSchonlein

    Sindrom ini biasanya terjadi 2-3 minggu setelah infeksi

    Streptococcus. Nyeri abdomen merupakan gejala yang paling menonjol,

    namun nyeri sendi, purpura dan nephritis juga hampir selalu ditemukan.6

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    20/22

    20

    13.Yersiniosis

    Infeksi Yersinia menyebabkan berbagai macam gejala klinik,

    termasuk adenitis mesenterica, ileitis, colitis dan Appendicitis acuta.

    Umumnya infeksinya ringan dan self limited, namun pada beberapa dapat

    terjadi sepsis sistemik yang umumnnya sangat fatal bila tidak diobati.

    Kecurigaan pada diagnosis preoperatif tidak boleh menunda operasi, karena

    secara klinis Appendicitis yang disebabkan oleh Yersinia tidak dapat

    dibedakan dengan Appendicitis oleh sebab lainnya. Sekitar 5% dari kasus

    Appendicitis acuta disebabkan oleh infeksi Yersinia.6

    2.6 Tatalaksana

    Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah

    appendectomy dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik. Penundaan

    appendectomy sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau

    perforasi. Insidensi appendiks normal yang dilakukan pembedahan sekitar 20%.

    Pada appendisitis akut tanpa komplikasi tidak banyak masalah.9

    Penatalaksanaan awal pada pasien Appendisitis yaitu:9

    1. Pemasangan infus dan pemberian kristaloid untuk pasien dengan gejala klinisdehidrasi atau septikemia.

    2. Puasakan pasien, jangan berikan apapun per oral.3. Pemberian obat-obatan analgetika harus dengan konsultasi ahli bedah.4. Pemberian antibiotika i.v. pada pasien yang menjalani operasi appendectomy.

    Penggunaan antibiotik untuk penatalaksanaan appendisitis jelas sangat

    bermanfaat. Pemberian antibiotik seperti ampicilin, gentamisin dan clindamysin

    atau metronidazol secara intravena selama sepuluh hari merupakan gold standart

    pada terapi komplikasi appendisitis.4

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    21/22

    21

    2.7 Prognosis

    Mortalitas dari Appendicitis di USA menurun terus dari 9,9% per 100.000

    pada tahun 1939 sampai 0,2% per 100.000 pada tahun 1986. Faktor- faktor yang

    menyebabkan penurunan secara signifikan insidensi Appendicitis adalah sarana

    diagnosis dan terapi, antibiotika, cairan i.v., yang semakin baik, ketersediaan

    darah dan plasma, serta meningkatnya persentase pasien yang mendapat terapi

    tepat sebelum terjadi perforasi.

  • 8/12/2019 Appendicitis acut pada anak

    22/22

    22

    BAB III

    KESIMPULAN

    Appendisitis adalah peradangan pada Appendiks vermicularis. Appendiks

    merupakan derivat bagian dari midgut, yang lokasi anatomisnya dapat berbeda

    tiap individu. Appendisitis merupakan kasus bedah akut abdomen yang paling

    sering ditemukan. Faktor-faktor yang menjadi etiologi dan predisposisi terjadinya

    Appendisitis meliputi faktor obstruksi, bakteriologi, dan diet. Obstruksi lumen

    adalah penyebab utama pada Appendisitis akut.

    Gejala klinis Appendisitis meliputi nyeri perut, anorexia, mual, muntah,

    nyeri berpindah, dan gejala sisa klasik berupa nyeri periumbilikal kemudian

    anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah ke RLQ kemudian demam yang

    tidak terlalu tinggi. Tanda klinis yang dapat dijumpai dan manuver diagnostik

    pada kasus Appendicitis adalah Rovsings sign, Psoas sign, Obturator sign,

    Blumbergs sign, Dunphys sign, Defence musculare, nyeri pada daerah cavum

    Douglas bila ada abscess di rongga abdomen atau Appendix letak pelvis, nyeri

    pada pemeriksaan rectal toucher.

    Pemeriksaan penunjang dalam diagnosis Appendisitis adalah pemeriksaan

    laboratorium,ultrasonografi, dan radiologi. Diagnosis banding Appendicitis antara

    lain; Adenitis Mesenterica Acuta, Gastroenteritis akut, penyakit urogenital pada

    laki-laki, Diverticulitis Meckel, Intususseption, Chrons enteritis, perforasi ulkus

    peptikum, Epiploic appendagitis, infeksi saluran kencing, batu urethra, peritonitis

    primer, Purpura HenochSchonlein, Yersiniosis, serta kelainankelainan

    ginekologi.

    Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh Appendicitis adalah perforasi,

    peritonitis, Appendicular infiltrat, Appendicular abscess,shock Septic, mesenterial

    pyemia dengan Abscess hepar, dan perdarahan GIT. Penatalaksanaan pasien

    Appendicitis acuta meliputi; pemberian kristaloid untuk pasien dengan gejala

    klinis dehidrasi atau septikemia, puasakan pasien, analgetika harus dengan

    konsultasi ahli bedah, pemberian antibiotika i.v. pada pasien yang menjalani

    laparotomi.