16 deteksi dini komplikasi penyulit dan penyakit dalam kehamilan

54
Nama : Hariyani Nim : PO7224111016 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDI KEBIDANAN BALIKPAPAN JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2013

Upload: ariyani-menanam-padi

Post on 19-Oct-2015

288 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

deteksi

TRANSCRIPT

Nama : HariyaniNim : PO7224111016

POLITEKNIK KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMURPROGRAM STUDI KEBIDANAN BALIKPAPANJURUSAN KEBIDANANTAHUN 2013

Deteksi dini dan komplikasi penyulit pada kehamilanKehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga. Seorang ahli medis menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam merencanakan penyambutan anggota keluarga yang baru, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksana setiap kondisi yang tidak normal.Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi kehamilan.Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya.Kebijakan teknis yang dilaksanakan adalah :1. Mengupayakan Kehamilan Yang Sehat2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman4.Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.URAIAN MATERI

1.Prinsip deteksi dini kelainan, komplikasi dan penyulit masa kehamilan1. Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early Anc Detection)Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan / dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal.Ketika seorang ibu mulai mendapatkan tanda presumtif hamil seperti :1. amenorhe2. mual dan muntah3. mengidam4. pingsan5. pembesaran payudara dan lain-lain.Atau ketika dia menemukan tanda mungkin hamil seperti :1. pembesaran perut2. tes kehamilan positif,3. tanda hegar4. tanda piscazek5. tanda chadwik dan lain-laindiharapkan ibu tersebut segera memeriksakan diri ke tenaga kesehatan baik itu bidan maupun dokter.1. Kontak Dini Kehamilan Trimester IKebijakan program untuk kunjungan ante natal minimal 4 kali selama kehamilan, terdiri dari :1. 1 kali pada trimester pertama2. 1 kali pada trimester kedua3. 2 kali pada trimester ketigaPelayanan standar minimal yang diperoleh harus mencakup 7 T 1. Timbang berat badan2. UkurTekanan darah3. UkurTinggi Fundus Uteri4. Pemberian imunisasiTetanus Toxoid (TT) lengkap5. PemberianTablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan (fe 60 mg, asam folat 500 ug).6. Tes terhadap penyakit menular seksual7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.Dengan adanya kontak dini khususnya pada trimester I, maka akan memudahkan kita dalam mendeteksi adanya kelainan atau komplikasi yang mungkin dialami oleh ibu hamil dalam kehamilannya.1. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individuPenilaianAntenatalKunjunganIKunjunganIIKunjunganIIIKunjunganIV

Riwayat kehamilan

Riwayat kebidanan

Riwayat kesehatan

Riwayat sosial

Pemeriksaan keseluruhan (umum)Jika ada indikasiJika ada indikasiJika ada indikasi

Pemeriksaan kebidanan (luar)

Pemeriksaan kebidanan (dalam)Jika ada indikasiJika ada indikasiJika ada indikasi

Pemeriksaan laboratoriumJika ada indikasiJika ada indikasiCek kembali Hb dan pemerik saan laborato rium lain jika ada indikasi.

Pemberian TTTT1(0,5 cc)TT2 (0,5 cc)

Pemberian tablet Fe90 hari

Konseling umumMemperkuatMemperkuatMemperkuat

Konseling khususJika ada indikasiJika ada indikasiJika ada indikasiJika ada indikasi

Perenc. Persalinan

Perenc. Penanganan komplikasi

Skrining untuk deteksi dini1. Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk :a. Penapisan dan pengobatan anemiab. Perencanaan persalinanc. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.1. Kunjungan II (24 28 minggu), dilakukan untuk :a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.b. Penapisan preeklampsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihanc. Mengulang perencanaan persalinan1. Kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk :a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.b. Penapisan preeklampsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihanc. Mengulang perencanaan persalinan1. Kunjungan IV (36 minggu), dilakukan untuk :a. Sama seperti kegiatan kunjungan II dan IIIb. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasic. Memantapkan rencana persalinand. Mengenali tanda-tanda persalinan.Riwayat kehamilan iniRiwayat obstetric laluRiwayat penyakitRiwayat sosial ekonomi

1. Usia ibu hamil2.HPHT, siklus haid3.perdarahan per vaginam4. keputihan5. mual dan muntah6. masalah/kelainan pada kehamilan sekarang7. pemakaian obat-obat (termasuk jamu-jamuan) 1. jumlah kehamilan 2. jumlah persalinan 3.jumlah persalinan cukup bulan4.jumlah persalinan premature5. jumlah anak hidup6. jumlah keguguran7. jumlah aborsi8. perdarahan pada kehamilan, persalin-an, nifas terdahulu9. adanya hipertensi dalam kehamilan pada kehamilan terdahulu10. berat bayi < 2,5 kg atau berat bayi > 4 kg11. Adanya masalah-masalah selama kehamilan, persalin-an, nifas terdahulu 1.Jantung 2.tekanan darah tinggi3. DM4. TBC5. Pernah operasi6. Alergi obat / makanan7. Ginjal8. Asma9. Epilepsi10. Penyakit hati11. Pernah kecelakaan 1.Status perkawinan2. respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan3. jumlah keluarga di rumah yang membantu4. Siapa pembuat keputusan dalam keluarga5. kebiasaan makan dan minum6. kebiasaan merokok, menggunakan obat-obat dan alkohol7. kehidupan seksual8. pekerjaan dan aktivitas sehari-hari9. pilihan tempat untuk melahirkan10.pendidikan11.penghasilan

Fisik umumPemeriksaan luarPemeriksaan dalamLaboratorium

Kunjungan pertama: tekanan darah suhu badan nadi berat badan tinggi badan muka : edema, pucat mulut & gigi : kebersihan, karies, tonsil tiroid / gondok tulang belakang / punggung : scoliosis payudara ; putting susu, tumor abdomen : bekas operasi ekstremitas : edema, varises, refleks patella costrovertebral angle tenderness (CVAT) kulit : kebersihan, penyakit kulitkunjungan berikutnya tekanan darah berat badan edema masalah dari kunjungan pertamaPada setiap kunjun-gan: mengukur TFU palpasi untuk menentukan letak janin (atau lebih dari 28 minggu) Auskultsi detak jantung janinPada kunjungan per-tamaemeriksaan vulva/ perineum untuk : Varises Kondiloma Edema Hemoroid Kelainan lainPemeriksaan dengan speculum untuk menilai : Serviks Tanda-tanda infeksi Cairan dari ostium uteriPemeriksaan untuk menilai : Serviks* Uterus* Adneksa* Bartolini Skene Uretra* Bila usia kehamilan < 12 mingguKunjungan pertamaDarah : Hemoglobin Glukosa VDRLUrin ; Warna, bau, kejernihan Protein Glukosa

1. 2.Tanda-tanda kelainan, komplikasi dan penyulit pada kehamilan muda atau trimester IKomplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi selama kehamilan muda meliputi:1. 1.Keluar darah dari jalan lahir (pendarahan pervaginam)Perdarahan pervaginam dalam kehamilan jarang yang normal/fisiologis. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan sedikit/spotting disekitar waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan itu normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan perdarahan ringan mungkin pertanda dari serviks yang rapuh(erosi). Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda infeksi yang tidak membahayakan nyawa ibu hamil dan janinnya.Perdarahan pada Awal Masa KehamilanYaitu Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.Perdarahan pervaginam dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda : Keluar darah merah Perdarahan yang banyak Perdarahan dengan nyeriPerdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya abortus, Kehamilan Ektopik, atau kehamilan Mola.1. 2.Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan mudaHiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari bahkan dapat membahyakan kehidupan.Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan:Tingkatan I- Muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita- Ibu merasa lemas- Nafsu makan tidak ada- Berat badan menurun dan merasa nyeri epigastrum- Nadi meningkat sekitar 100 per menit- Tekanan darah diastolik menurun- Tugor kulit mengurang- Lidah mengering- Dan mata cekungTingkat II- Penderita tampak lebih lemah- Tugor kulit lebih mengurang- Lidah mengering dan nampak kotor- Nadi kecil dan cepat- Suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris- BB turun dan mata menjadi cekung- Tensi turun- KonstipasiTingkat III- Keadaan umum lebih parah- Muntah berhenti- Kesadaran menurun dari samnolen sampai koma- Nadi kecil dan cepat- Suhu meningkat dan tensi menurunDiagnosis hiperemesi gravidarum dapat ditegakkan, yaitu melalui beberapa gambaran klinis berikut:- amenore- mual muntah berlebihan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari- nyeri perut bagian bawah1. 3.Nyeri Perut Yang Sangat HebatNyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalahyang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.Hal ini bisa berarti appendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, abruptio plasenta,infeksi saluran kemih atau infeksi lain1. 3.Tanda-tanda kelainan, komplikasi dan penyulit pada kehamilan lanjut atau trimester II & III1. Perdarahan pada Masa Kehamilan LanjutYaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum persalinan.Perdarahan tidak normal bila ada tanda-tanda :1. Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan2. Perdarahan banyak kadang-kadang / tidak terus menerus3. Perdarahan disertai rasa nyeriPerdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solutio placenta, ruptur uteri. Selain itu perlu dicurigai adanya gangguan pembekuan darah.1. Sakit Kepala Yang HebatSakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalahsakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat.Kadang kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala preeclampsia1. Masalah Penglihatan/Pandangan KaburPenglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalahperubahan visual mendadak, misalnya pandang kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik(spott), berkunang-kunang.Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda pre-eklampsia1. Bengkak Pada Muka Dan TanganHampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Bengkak bisa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tnada-tanda antara lain :1. jika muncul pada muka dan tangan2. bengkak tidak hilang setelah beristirahat1. bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti : sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll.Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia1. Bayi Kurang Bergerak Seperti BiasaIbu mulai merasakan gerak bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minumMenurut Cardiff Count to ten,gerakan janin dikatakan berkurang bila, Dalam 10 jam terjadi gerakan janin < 10 gerakan1. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya (Ketuban Pecah Dini)- Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pd trimester III- Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung- Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37minggu) maupun pada kehamilan aterm.

DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT PADA KEHAMILAN TRIMESTER 1 , II , III

A. ANEMIA KEHAMILANYang dimaksud dengan anemia kehamilan adalah jika kadar hemoglon < 11 gr/dL pada trimester 1 dan 3, atau jika kadar hemoglobin < 10,5 gr/dL pada trimester 2.Tingkatan anemia1) Anemia ringan : 9-10 gr/dL2) Anemia sedang : 7-8 gr/dL3) Anemia berat : < 7 gr/dL

Klasifikasi Anemia1. ANEMIA DEFISIENSI BESIAdalah penurunan jumlah sel darah merah akibat dari kekurangan zat besiPatofisiologia. Darah meningkat 50% dalam kehamilan (hipervolemia), penambahan sel darah tidak sebanding dengan plasma darah (plasma 30%, sel darah 18%, Hb 19%)b. Terjadi pengenceran darahc. Pembentukan sel darah merah terlalu lambatd. Volume darah bertambah sejak usia kehamilan 10 minggue. Puncaknya penambahan darah pada usia kehamilan 32-36 mingguKomplikasi :a. Trimester 1 : missed abortus, kelainan kongenital, abortusb. Trimester 2 : partus prematurus, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (PJT), asfiksia, gestosis/manifestasi keracunan karena kehamilan, IQ bayi rendah, dekompensasi kordis)c. Trimester 3 : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah.2. ANEMIA MEGALOBLASTIKAdalah anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat3. ANEMIA HIPOPLASTIKAdalah anemia yang terajdi akibat sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru, jarang dijumpai dalam kehamilan. Disertai dengan trombositopenia, dan leucopenia. Disertai kelainan kongenital sering terjadi akibat obat-obatan, zat kimia, infeksi, irradiasi, leukemia dan kelainan immunologik. Bisa juga trejadi akibat transplantasi sumsum tulang atau transfusi darah berulang kali4. ANEMIA HEMOLITIKAdalah anemia yang terjadi akibat sel darah merah lebih cepat hancur dari pembentukannya. Hemolisis berat timbul secara dini dalam kehamilan dan hilang beberapa bulan setelah bersalin. Penambahan darah tidak memberikan hasil. Transfusi darah untuk meringankan penderitaan ibu dan mengurangi bahaya hipoksia pada janinB. HIPEREMESIS GRAVIDARUM (HEG)adalah gejala mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil. Dapat berlangsung sampai usia kehamilan 4 bulan dan keadaan umum menjadi burukDibagi menjadi 3 tingkatan menurut beratnya gejala yang timbulo HEG tingkat 11. Muntah terus menerus2. Ibu merasa lemah3. Nafsu makan tidak ada4. Berat badan turun5. Nyeri epigastrium6. Nadi meningkat sekitar 100x/menit7. Tekanan darah turun8. Turgor kulit mengurang9. Lidah mengering10. Mata cekungo HEG tingkat 21. Ibu lebih lemah dan apatis2. Turgor kulit lebih mengurang3. Lidah mengering dan nampak kotor4. Nadi rendah dan cepat5. Suhu tubuh kadang-kadang naik6. Mata cekung dan sedikit ikterus7. BB dan TD turun8. Hemokonsenterasi, oliguria dan konstipasi9. Ditemukan aseton pada air kencingo HEG tingkat 31. Keadaan umum lebih parah2. Muntah berhenti3. Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma4. Nadi kecil dan cepat5. Suhu meningkat6. TD dan BB turun7. Ensepalopati Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mentalC. ABORTUSadalah berhentinya kehamilan pada usia < 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin, dengan BBL 2x pembedahan ektopik dan komservatif : 30%)E. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGUTanda dan Gejala :a) Kolaps dan kelelahanb) Nadi cepat dan lemah (110x/menit atau lebih)c) Hipotensid) Hipovolemiae) Abdomen akut dan nyeri pelvisf) Distensi abdomen dengan shifting dullness merupakan petunjuk adanya darah bebasg) Nyeri lepash) Pucat

Diagnosisa) Anamnesis : riwayat terlambat haid atau amenorhea, gejala dan tanda kehamilan muda dapat ada atau tidak ada, perdarahan pervaginam, nyeri perut pada kanan/kiri bawahb) Pemeriksaan fisis : KU dan TTV dapat baik sampai buruk, ada tnada akut abdomen, saat pemeriksaan adnexa ada nyeri goyang portioc) Pemeriksaan penunjang : tes urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di kavum douglasi), USGPenatalaksanaan KE dengan Ruptur Tubaa) Optimalisasi KU ibu dengan transfusi, infus oksigen atau kalau dicurigai adanya infeksi diberikan juga antibiotikab) Hentikan sumber perdarahan segera dengan laparatomi dan salpingektomi (memotong bagian tuba yang terganggu.F. MOLA HIDATIDOSAKlasifikasi Mola Hidatidosa1. Mola hidatidosa klasik/kompletCiri-cirinya :a) Janin atau bagian tubuh janin tidak adab) Sering disertai pembentukan kista lutein (25-30%)2. Mola hidatidosa parsial/inkompletCiri-cirinya :a) Janin atau bagian tubuh janin adab) Perkembangan janin terhambat akibat kelainan kromosom dan umumnya mati pada trimester pertamaTanda dan Gejala :a) Hiperemesisb) Hipertiroidc) Preeklampsiad) Anemiae) Uterus lebih besar dari umur kehamilanf) Tanda pasti kehamilan tidak ditemukang) Perdarahanh) Bisa juga disertai preeklampsia/ eklampsiaDiagnosaa) Ditegakkan dengan USGb) Pengosongan jaringan mola dengan vakum kuretc) Pemeriksaan tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui kemungkinan keganasand) Kadar hCG dipantau hingga minimal 1 tahun pasca kuretasee) Bila >8 minggu pasca kuretase hCG tinggi berarti trofoblast masih aktiff) Anamnesis : hamil disertai gejala dan tanda hamil muda yang berlebihan, perdarahan pervaginam berulang berwarna coklat, gelembung seperti busag) Pemeriksaan fisik : pada mola klasik ukuran uterus > besar dari usia kehamilan yang sesuai, tidak teraba bagian janin, DJJ tidak ada. Uji batang sonde tidak ada tahanan massa konsepsi. Pada mola parsial, gejala seperti missed abortion, uterus < gestasih) Pemeriksaan penunjang : periksa kadar B-hCG kuantitatif dan USG. Pada USG gambaran seperti badai salju (snowflake/snowstorm-like appearance)Penatalaksanaana) Perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital (depresi nafas, hipertiroid/tirotoksikosis dan sebagainya). Resusitasi bila KU burukb) Evakuasi jaringan mola : dengan kuret tajam. Suction dapat mengeluarkan sebagian besar massa mola, sisanya bersihkan dengan kuret. Dapat juga dilakukan induksi, pada waktu evakuasi berikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan mencegah refluks cairan mola ke arah tubac) Pada wanita yang tidak mengharapkan anak lagi dapat dianjurkan histerektomi.G. Hipertensi karena Kehamilan Yang dimaksud dengan hipertensi karena kehamilan adalh hipertensi yang terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan atau dalam 48 jam pasca salin. Lebih sering terjadi pada primigravida. Patologi telah terjadi akibat implantasi sehingga timbul iskemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi. Risiko meningkat pada : - massa plasenta besar (pada gemelli, penyakit trofoblast) - diabetes melitus - isoimunisasi rhesus - faktor herediter - masalah vaskuler Hipertensi karena kehamilan : - hipertensi tanpa protein atau edema - pre-eklampsia ringan (PER) - pre-eklampsia berat (PEB) - Eklampsia Hipertensi karena kehamilan dan PER sering ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah. Prognosis menjadi lebih buruk dengan terdapatnya proteinuria. Terdapatnya proteinuria mengubah diagnosis hipertensi dalam kehamilan menjadi pre-eklampsia. Penanganan : Hipertensi karena kehamilan tanpa proteinuria : Jika kehamilan < 37 minggu, tangani secara rawat jalan - Pantau tekanan darah, proteinuria, kondisi janin setiap minggu - Apabila tekanan darah meningkat, tangani sebagai pre-eklampsia - Apabila kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin terhambat (PJT), rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan - Jika tekanan darah stabil janin dapat dilahirkan secara normal - Pembatasan kalori, cairan dan diet rendah garam tidak dapat mencegah hipertensi karena kehamilan, malah dapat membahayakan janin. Manfaat aspirin, kalsium dan obat-obat pencegah hipertensi dalam kehamilan belum terbukti. Anti Hipertensi Jika tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih, berikan obat antihipertensi. Tujuannya adalah untuk mempertahankan tekanan diastolik diantara 90 100 mmHg dan mencegah perdarahan serebral. Obat pilihan adalah hidralazin. (a) Berikan hidralazin 5 mg I.V. pelan-pelan stiap 5 menit sampai tekanan darah turun. Ulang setiap jam jika perlu atau berikan hidralazin 12,5 mg I.M. setiap 2 jam (b) Jika hidralazin tidak tersedia, berikan : - labetolol 10 mg I.V. : i. Jika respons tidak baik (tekanan diastolik tetap > 110 mmHg), berikan labetolol 20 mg I.V. ii. Naikkan dosis sampai 40 mg dan 80 mg jika respons tidak baik sesudah 10 menit - Berikan nifedipin 5 mg sublingual. Jika tidak baik setelah 10 menit, beri tambahan 5 mg sublingual - Metildopa 3 x 250 500 mg/hari Kehamilan-induced Hypertension (PIH) Hipertensi yang diinduksi kehamilan (PIH) adalah bentuk tekanan darah tinggi pada kehamilan. Hal ini terjadi di sekitar 5 persen sampai 8 persen dari seluruh kehamilan.. Jenis lain tekanan darah tinggi hipertensi kronis - tekanan darah tinggi yang hadir sebelum kehamilan dimulai. Kehamilan-induced hipertensi juga disebut toksemia atau preeklampsiaHal ini terjadi paling sering pada wanita muda dengan kehamilan pertama. Hal ini lebih sering terjadi pada kehamilan kembar, pada wanita dengan hipertensi kronis, diabetes yang sudah ada sebelumnya, dan pada wanita yang telah PIH pada kehamilan sebelumnya. karakteristik utama: Tekanan darah tinggi (tekanan darah membaca lebih tinggi dari 140/90 mm Hg, atau peningkatan yang signifikan dalam satu atau kedua tekanan) protein dalam urin edema (pembengkakan) Eklamsi adalah bentuk parah dari kehamilan yang disebabkan hipertensi.Wanita dengan eklampsia memiliki serangan yang dihasilkan dari kondisi tersebut. Eklampsia terjadi pada satu dari 1.600 kehamilan dan mengembangkan dekat akhir kehamilan, dalam banyak kasus. Sindrom HELLP merupakan komplikasi preeklampsia berat atau eklampsia. sindrom HELLP adalah sekelompok perubahan fisik termasuk kerusakan sel darah merah, perubahan dalam hati, dan platelet yang rendah (sel ditemukan dalam darah yang diperlukan untuk membantu darah untuk menggumpal dalam rangka untuk mengendalikan pendarahan). ETIOLOGI Penyebab PIH tidak diketahui.Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko pengembangan PIH, termasuk yang berikut: pra-hipertensi (tekanan darah tinggi) ginjal penyakit diabetes PIH dengan kehamilan sebelumnya ibu usia muda dari 20 atau lebih dari 40 beberapa janin (kembar, kembar tiga) Dengan tekanan darah tinggi, ada peningkatan resistensi pembuluh darah. Hal ini dapat menghalangi aliran darah dalam banyak sistem organ yang berbeda pada ibu hamil termasuk hati, ginjal, otak, rahim, dan plasenta. Ada masalah lain yang mungkin berkembang sebagai akibat dari PIH. abruption plasenta (detasemen prematur dari plasenta dari rahim) dapat terjadi di beberapa kehamilan. PIH juga dapat menyebabkan masalah termasuk hambatan pertumbuhan janin intrauterin (pertumbuhan janin miskin) dan kelahiran mati. Jika tidak diobati, PIH parah dapat menyebabkan kejang berbahaya dan bahkan kematian pada ibu dan janin. Karena risiko ini, mungkin diperlukan untuk bayi yang akan disampaikan awal, sebelum kehamilan 37 minggu. Gejala Berikut ini adalah gejala yang paling umum tekanan darah tinggi pada kehamilan. Namun, setiap wanita mungkin mengalami gejala yang berbeda. Gejala bisa meliputi: tekanan darah meningkat protein dalam urin edema (pembengkakan) tiba-tiba berat badan naik perubahan visual seperti penglihatan kabur atau ganda mual, muntah sisi kanan perut bagian atas nyeri atau sakit di sekitar perut kencing dalam jumlah kecil perubahan hati atau tes fungsi ginjal DIAGNOSA Diagnosis seringkali didasarkan pada peningkatan tingkat tekanan darah, tetapi gejala lain dapat membantu membangun PIH sebagai diagnosis. Tes untuk hipertensi yang diinduksi kehamilan dapat mencakup hal berikut: pengukuran tekanan darah tes urine penilaian edema pengukuran berat sering pemeriksaan mata untuk memeriksa perubahan retina hati dan tes fungsi ginjal tes pembekuan darah Pengobatan dalam kehamilan Pengobatan spesifik untuk hipertensi yang diinduksi kehamilan akan ditentukan oleh dokter Anda berdasarkan: Anda kehamilan, kesehatan secara keseluruhan, dan sejarah medis sejauh mana penyakit Anda toleransi untuk pengobatan spesifik, prosedur, atau terapi harapan untuk program penyakit Anda pendapat atau preferensi Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah kondisi menjadi lebih buruk dari dan untuk mencegah dari menyebabkan komplikasi lain. Pengobatan untuk hipertensi yang diinduksi kehamilan (PIH) dapat meliputi: bedrest (baik di rumah atau di rumah sakit mungkin dianjurkan) rawat inap (sebagai personil dan peralatan khusus mungkin diperlukan) magnesium sulfat (atau obat antihipertensi lain untuk PIH) pemantauan janin (untuk memeriksa kesehatan janin ketika ibu memiliki PIH) dapat meliputi: o menghitung gerakan janin - melacak janin menendang dan gerakan. Perubahan pada nomor atau frekuensi mungkin berarti janin berada di bawah stres. o pengujian non stres - tes yang mengukur detak jantung janin dalam tanggapan terhadap janin gerakan. o biophysical profile - a test that combines nonstress test with ultrasound to observe the fetus. biofisik profil - tes yang menggabungkan uji non stres dengan USG untuk melihat janin. o Studi aliran Doppler - jenis USG yang menggunakan gelombang suara untuk mengukur aliran darah melalui pembuluh darah. lanjutan laboratorium pengujian air seni dan darah (untuk perubahan yang mungkin sinyal memburuknya PIH) obat, yang disebut kortikosteroid, yang dapat membantu dewasa paru-paru janin (ketidakmatangan paru-paru merupakan masalah utama bayi prematur) pengiriman bayi (jika perlakuan tidak mengontrol PIH atau jika janin atau ibu berada dalam bahaya).bedah caesar mungkin dianjurkan, dalam beberapa kasus. Pencegahan Identifikasi awal perempuan berisiko untuk hipertensi yang diinduksi kehamilan dapat membantu mencegah beberapa komplikasi dari penyakit ini. Pendidikan tentang gejala peringatan juga penting karena pengenalan awal dapat membantu perempuan menerima pengobatan dan mencegah memburuknya penyakit. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar 37 minggu, pertimbangkan terminasi : - Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin - Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau kateter Foley atau terminasi dengan seksio sesarea.I.EKLAMSIA Eklampsia dalam bahasa Yunani berarti Halilintar karena serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir. Pada ibu penderita PEB, risiko menjadi eklampsia sangat besar dan dapat diikuti dengan koma. Gejala gejala Eklampsia Biasanya didahului oleh gejala dan tanda pre-eklampsia berat. Serangan eklampsia dibagi dalam 4 tingakat : (1) Stadium Invasi (awal atau aurora) Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar, kepala dipalingkan ke kanan atau kiri. Stadium ini berlangsung kira-kira 30 detik. (2) Stadium Kejang Tonik Seluruh otot badan jadi kaku, wajah kaku, tangan menggemgam dan kaki membengkok ke dalam; pernafasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit. Stadium ini berlangsung kira-kira 20 - 30 detik. (3) Stadium Kejang Klonik Semua otot berkontraksi berulang-ulang dalam waktu yang cepat. Mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1 - 2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur. (4) Stadium Koma Lamanya ketidajsadaran (koma) ini berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang-kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya ibu tetap dalam keadaan koma. Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai 40 0C. Komplikasi - Lidah tergigit - Terjadi perlukan dan fraktur - Gangguan pernafasan - Perdarahan otak - Solusio plasenta - Merangsang persalinan Prognosis Ibu : angka kematian sekitar 9,8 25,5 % untuk negara berkembang. Biasanya disebabkan oleh : perdarahan otak, kegagalan jantung paru, kegagalan ginjal, infeksi, kegagalan hepar, dll. Bayi : angka kematian di negara berkembang berkisar antara 42,2 50 %. Terutama dikarenakan hipoksia intrauterin dan prematuritas. Kriteria Eden Adalah kriteria untuk menentukan prognosis eklampsia yang terdiri dari : (1) Koma yang lama (prolonged coma), (2) Frekuensi nadi di atas 120 kali permenit, (3) Suhu 103 0F atau 39,4 0C atau lebih, (4) Tekanan darah lebih dari 200 mmHg, (5) Konvulsi lebih dari 10 kali, (6) Proteinuria 10 gr atau lebih, (7) Tidak ada edema, edema menghilang. Eklampsia ringan jika tidak ada atau hanya 1 kriteria yang timbul. Eklampsia berat dan prognosis lebih jelek jika dijumpai 2 atau lebih kriteria. Penatalaksanaan Penatalaksanaan eklampsia sama dengan PEB. Dengan tujuan utama menghentikan berulangnya serangan konvulsi dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan. Penanganan konservatif tidak dianjurkan karena gejala dn tanda eklampsia seperti hiperrefleksia dan gangguan penglihatanan sering tidak sahih.

Penanganan Kejang - Beri obat antikonvulsan (lihat pada keterangan) - Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker dan balon, oksigen) - Beri oksigen 4 - 6 liter per menit - Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, tetapi jangan didikat terlalu keras - Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi risiko aspirasi - Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokan jika perlu. Penanganan Umum - Jika tekanan diastolik tetap lebih dari 110 mmHg, berikan obat antihipertensi (lihat pada keterangan) sampai tekanan diastolik di antara 90 100 mmHg - Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar (16 gauge atau lebih besar) - Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload cairan - Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria - Jika jumlah urine kurang dari 30 ml per jam : a. Hentikan Magnesium sulfat (MgSO4) dan berikan cairan I.V. (NaCl 0.9 % atau Ringer Laktat) pada kecepatan 1 liter per jam b. Pantau kemungkinan edema paru - Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi muntah dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin - Observasi tanda-tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap jam - Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru - Krepitasi merupakan tanda edema paru. Hentikan pemberian cairan I.V. dan berikan diuretik misalnya furosemid 40 mg I.V. sekali saja jika ada edema paru - Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan sederhana (bedside clotting test). Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati. Keterangan : Antikonvulsan Magnesium sulfat (MgSO4) merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang pada PEB dan Eklampsia.

Cara Pemberian : 1. Dosis Awal - MgSO4 4 g I.V. sebagai larutan 20 % selama 5 menit - Diikuti dengan MgSO4 (50 %) 5 g I.M. dengan 1 ml lignokain 2 % (dalam semprit yang sama) - Pasien akan merasa agak panas sewaktu pemberian MgSO4. 2. Dosis Pemeliharaan - MgSO4 (50 %) 5 g + lignokain 2 % 1 ml I.M. setiap 4 jam - Lanjutkan sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang terakhir 3. Sebelum pemberian MgSO4 periksa : - Frekuensi pernafasan minimal 16/menit - Refleks patella (+) - Urine minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir 4. Stop pemberian MgSO4 jika : - Frekuensi pernafasan < 16 /menit - Refleks patella (-) - Urin < 30 ml/jam 5. Siapkan antidotum : - Jika terjadi henti nafas : - Bantu dengan ventilator - Beri kalsium glukonat 2 g (20 ml dalam larutan 10 %) I.V. perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi. Jika MgSO4 tidak tersedia, dapat diberikan diazepam, dengan risiko terjadinya depresi pernafasan neonatal. Dosis tunggal diazepam jarang menimbulkan depresi pernafasan neonatal. Pemberian terus-menerus secara intravena meningkatkan risiko depresi pernafasan pada bayi yang sudah mengalami iskemia uteroplasenta dan persalinan prematur. Pengaruh diazepam dapat berlangsung beberapa hari. Cara pemberiannya : Pemberian Intravena : 1. Dosis awal - Diazepam 10 mg I.V. pelan-pelan selama 2 menit - Jika kejang berulang, ulangi dosis awal 2. Dosis pemeliharaan - Diazepam 40 mg dalam 500 ml larutan Ringer Laktat per infus - Depresi pernafasan ibu mungkin akan terjadi jika dosis > 30 mg/jam - Jangan berikan > 100 mg/24 jam Pemberian melalui Rektum : - Jika pemberian I.V. tidak mungkin, diazepam dapat diberikan per rektal, dengan dosis awal 20 mg dalam samprit 10 ml - Jika masih terjadi kejang, beri tambahan 10 mg/jam - Dapat pula diberikan melalui kateter urin yang dimasukan ke dalam rektum. Catatan : Diazepam hanya dipakai jika MgSO4 tidak tersedia.

J. DIABETES MELITUSPada Diabetes Melitus Gestasional, selain terjadi perubahan-perubahan fisiologis hormonal dan metabolic yang normal pada kehamilan, didapatkan keadaan jumlah/fungsi insulin ibu yang tidak optimal. Serta terjadi juga perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya adalah komposisi sumber energi dalam plasma ibu berubah (kadar gula darah tinggi, sementara itu kadar insulin tetap tinggi).

Melalui difusi terfasilitasi dalam membrane plasenta, pada sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energy yang abnormal yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi. Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia, hipokolosemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya). Dalam hal ini terjadi berbagai kelainan yang menyebabkan pelbagai komplikasi pada ibu dan janin. Pada intinya, Diabetes Melitus pada kehamilan dapat terjadi karena proses kehamilan itu sendiri, Namun juga dapat terjadi karena Diabetes Melitus tipe 1 atau 2 yang baru diketahui pada saat hamil. Bila Diabetes Melitus terjadi karena proses kehamilan itu sendiri, setelah melahirkan kadar gula darahnya akan kembali menjadi normal dan dalam beberapa tahun kemudian kemungkinan baru akan benar-benar menetap menjadi Diabetes Melitus.

Diabetes Melitus pada kehamilan dapat terjadi karena perubahan metabolik fisiologik yang terjadi pada saat kehamilan. Perubahan tersebut mengarah pada terjadinya resistensi insulin. Bila sel beta pankreas tidak dapat mengimbangi perubahan tersebut, maka akan terjadi Diabetes Melitus pada kehamilan. Setelah melahirkan, karena perubahan fisiologis pada saat hamil telah hilang, maka ibu akan menjadi normal kembali. Namun sebaliknya, bila ibu sebelumnya sudah menyandang Diabetes Melitus dan baru diketahui Diabetes Melitus pada saat hamil, maka setelah melahirkan ibu tetap akan menderita Diabetes Melitus.

Referensi:1. saifudin, abdul bari.2002.Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.Jakarta:Yayasan bina pustaka sarwono prawiharjo2. winkjasastro, hanifah.dkk.1999.Ilmu kebidanan.Jakarta:YBPSP3. sulistyawati, ari.2010.asuhan kebidanan pada ibu bersalin.jakarta:salemba medika4. pantikawati, ika.dkk.2010.asuhan kebidanan I (kehamilan).yogyakarta:mulia medika5.nopiana, helse.2011.prinsip deteksi dini terhadap kelainan, komplikasi, dan penyulit pada ibu hamil