your age your destiny
TRANSCRIPT
ABOUT YOUR AGE
By. Agus Gunawan
YOUR AGE IS YOUR CAKE (USIAMU = KUEMU)
Merenung berkaitan dengan satu hal yang penting. Pikiran pun mengarah
kepada persoalan usia manusia. Manusia setiap tahun akan bertambah usianya di
dunia, akan tetapi akan berkurang apabila dimaknai dengan jatah usia yang telah
dianugerahkan oleh Allah SWT.
Apabila kita bandingkan usia manusia dengan sepotong kue yang diberikan
seorang ibu untuk anaknya. Lalu anak itu memakan sepotong demi sepotong kue
yang diberi oleh ibunya dengan lahap. Maka sedikit demi sedikit kue berkurang
kuantitasnya. Tetapi kue itu bertambah manfaatnya bagi tubuh anak.
Demikian pula ‘kue’ yang diberikan oleh Allah SWT berupa usia. Sepotong
demi sepotong kehidupan kita habiskan, maka semakin sedikitlah kuantitas ‘kue usia’
yang dianugerahkan oleh Allah SWT bagi manusia. Tetapi terkadang usia yang telah
dilalui tidak menjadi manfaat sebagaimana manfaat sekerat kue yang dimakan oleh
seorang anak. Bahkan banyak yang masih menyisakan usia yang begitu lama, tetapi
terhanyut dengan makanan yang lainnya. ‘Kue usia’ yang diberikan oleh Allah SWT
kadang tergadai oleh ‘bolu dunia’ yang dihiasi oleh kemilau harta dan tahta. Bahkan
banyak yang terperosok dalam lembah suram dan limbah hitam kehidupan
disebabkan oleh syahwat dan maksiat.
Tapi yang pasti kue itu akan habis apabila terus dilahap karena terasa sedap.
Demikian pula usia manusia pun ada akhirnya ketika kematian telah menjelang.
Hilang sudah semua gemerlap dunia yang dahulu mengalfakan manusia dari
mengingat siapa yang telah memberikan ‘kue usia’ terhadap dirinya selama ini.
YOUR AGE IS YOUR FOOTBALL(USIAMU = SEPAKBOLAMU)
Lalu kita coba umpamakan usia manusia bagaikan babak sebuah
pertandingan sepak bola. Sepak bola terdiri dari dua babak, masing-masing 45 menit.
Babak pertama membahagiakan tetapi belum tentu babak selanjutnya. Atau babak
pertama tidak berarti sama sekali untuk sebuah keunggulan, akan tetapi pada babak
kedua sangat mengejutkan dan membalikkan keadaan.
Banyak saat yang menegangkan bahkan menjemukan dalam babak demi
babak pertandingan. Terkadangkemenanganada di pihaklawan, terkadangsebaliknya,
malahkita yang
menangdanmendapatpiala.Tetapiakhirnyapertandinganituharusberakhirjuga,
karenaterbatasolehwaktudankemampuanfisik para pemainnya.
Masihingatkahkitatentangusiakita yang terkadang di
babakpertamakehidupanmungkinbanyakkenangandankemenangan,
banyakkebahagiaandankedamaian, tetapiketika di masa usiatelahsenja,
banyakkegetirandanpenderitaan. Atau di
kalamasihusiabeliadanmudabanyakkelelahandankepayahanhinggakekalahan. Tetapi
di masa tuamenjadi orang yang berbahagiadanpenuhwarnasekaligusharapan.
Demikianlahpertandingan di dunianyata yang
terkadangbagaikanpermainansepak bola,
terbatasolehwaktudankemampuanpemainnya. Kita pun
terbatasolehusiakitadankemampuansetiapmanusiaberbeda-beda. Ada yang
menerimasetelahusaipertandingansegalakekalahandenganikhlasdanberserahdiri,
tetapitidaksedikit pula yang berkomentardantidaksadarmengatakanhal yang
tidakdiinginkan.Tapimasihbanyak orang yang
menerimakekalahanbahkankemenangansekalipundengansikap yang
penuhsyahdudanpadu.Ketikakalahdiabersabarmendalammenahangejolakucapanma
upunluapanhatidan di
saatmenangdiabersyukurmenjatuhkanhatidanpikirannyauntukmensyukurisegalanik
mat yang telahdidapatkan.
Olehkarenaitu, ingatlahpesan Al-Qur’an mengenaimasalahusia, sebagaimana
yang tercantum di dalamQ.S. Al-Munafiqun63 : 11, yang menegaskanbahwa Allah
SWT
tidakakanmenundaajalapabilasudahtibasaatnyadijemputdansegalakenikmatandireng
gut. Makawaktudisaatkitahidup, pergunakanbagaikankitamenikmatisepotong demi
sepotongkueusiakitadanbermanfaatbagijasmani. Demikian pula kitaisihari –
harihidupkitabagaikanmemainkanpertandingan di manadetik demi
detikpermainannyadihayatisebagailangkahmenujukemenangan. Yang
akhirnyakitamendapatkanjanji Allah SWT setelahlelahdansusahpayah di
duniamendapatkansurga Allah SWT, Amiin.