tgs komunitas komunikasi [kelompok-iv]@01092014

29
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN Oleh Ni Luh Kurniawati P07120012110 1.3 Reguler POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR 2013

Upload: nia-logaritma

Post on 26-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Keperawatan Komunitas I

TRANSCRIPT

Page 1: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

Oleh

Ni Luh Kurniawati

P07120012110

1.3 Reguler

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

2013

Kata Pengantar

Page 2: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang

Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya makalah dengan judul “Komunikasi dalam

Keperawatan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini tersusun atas materi syarat-syarat menjadi komunikator yang baik,

komunikan yang baik, bentuk-bentuk feedback, jenis-jenis komunikasi, dan beberapa sub materi

lain yang erat kaitannya dengan komunikasi. Di samping itu penyusunan makalah ini juga

bertujuan untuk mempelajari konsep komunikasai secara umum, komunikasi terapeutik sehingga

ilmu komunikasi dalam keperawatan ini dapat diimplementasikan di dunia kerja.

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan dalam makalah ini masih sangat jauh

dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mohon kritik dan

saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan makalah ini.

Di samping itu, kami juga menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidaklah semudah

membalik telapak tangan. Untuk itu, penulis tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada

pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata penulis tak lupa mohon maaf kepada pembaca atas segala kekurangan serta

kekeliruan yang ada di dalam makalah ini dan terima kasih.

Penulis

Page 3: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………….. i

Daftar Isi……………………………………………………………… ii

Bab I Pendahuluan…………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………. 2

1.3 Tujuan………………………………………………………… 2

1.4 Manfaat……………………………………………………….. 2

Bab II Pembahasan……………………………………………………. 3

2.1 Syarat menjadi Komunikator yang baik ……………………… 3

2.2 Syarat-syarat sebuah Pesan……………………………………. 6

2.3 Jenis-jenis Channel/media…………………………………….. 7

2.4 Syarat menciptakan komunikasi yang baik…………………… 7

2.5 Feedback dalam Komunikasi…………………………………. 8

2.6 Bentuk-bentuk feedback………………………………………. 8

2.6 Prosedur efek yang baik………………………………………. 11

2.7 Jenis-jenis Komunikasi………………………………………... 12

Bab III Penutup………………………………………………………... 16

3.1 Simpulan………………………………………………….…… 16

3.2 Saran………………………………………………………..….. 16

Daftar Pustaka………………………………………………………….. 17

Page 4: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi dengan manusia ibarat hubungan ikan dengan air. Dimana terdapat

interaksi disitulah terdapat komunikasi. Komunikasi yang baik sangat ditentukan oleh

adanya komponen-komponen komunikasi itu sendiri, seperti adanya komunikator

(pemberi informasi), komunikan (penerima informasi), pesan (informasi yang

disampaikan), media perantara komunikasi serta adanya efek umpan balik di dalam

komunikasi tersebut. Jika dilihat dari skema komunikasi, pemberi pesan memberikan

pesan kepada penerima kemudian penerima pesan memberikan umpan balik kepada

pemberi pesan.

Kesalahan dalam komunikasi yang acap kali ditemukan di kehidupan masyarakat

adalah kesalahan penyampaian informasi atau pesan dari komunikator kepada

komunikan. Dalam istilah populer disebut ‘Missed Communication’. Kesalahan tersebut

dapat terjadi karena kurang akuratnya informasi serta dipengaruhi pula oleh individu

seorang komunikator sebagai pembawa pesan seperti mengurangi atau melebih-lebihkan

informasi atau fakta yang ada. Jika hal ini terjadi di dalam dunia keperawatan terutama

saat melayani pasien, tentu akan berakibat fatal. Oleh karena hal tersebut, penulis

bermaksud membahas tentang komunikasi, terutama komunikasi dalam keperawatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi?

2. Apa saja syarat untuk menjadi komunikator yang baik?

3. Apa saja syarat-syarat pesan?

4. Apa saja jenis-jenis channel/media komunikasi?

5. Bagaimana syarat untuk menjadi komunikan yang baik?

6. Bagaimana syarat dan bentuk feedback dalam komunikasi?

7. Bagaimana prosedur efek komunikasi yang baik?

8. Apa saja jenis-jenis komunikasi?

9. Bagaimana cara mengetahui teknik berkomunikasi pada suatu komunitas?

Page 5: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi

2. Mengetahui apa saja syarat untuk menjadi komunikator yang baik

3. Mengetahui apa saja syarat-syarat pesan

4. Mengetahui apa saja jenis-jenis channel/media komunikasi

5. Mengetahui bagaimana syarat untuk menjadi komunikan yang baik

6. Mengetahui bagaimana syarat dan bentuk feedback dalam komunikasi

7. Mengetahui bagaimana prosedur efek komunikasi yang baik

8. Mengetahui apa saja jenis-jenis komunikasi

9. Mengetahui teknik dan cara berkomunikasi dalam suatu komunitas.

D. Manfaat

Dengan mempelajari ilmu komunikasi dalam keperawatan, perawat akan mampu

melayani pasien secara komprehensif dan holistic melalui interaksi dan komunikasi yang

baik. Sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan dan kompetensi diri sebagai seorang

perawat.

Page 6: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi

Menurut sosiolog terkenal Hovland, Janis and Kelley, serta Ruben, komunikasi

diartikan sebagai proses individu/seseorang yang mengirimkan stimulus (biasanya dalam

bentuk verbal/ kata-kata) untuk memberikan pengaruh atau memodifikasi tingkah laku

orang lain.

B. Syarat menjadi komunikator

Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada orang lain. Dalam aturan

ilmu komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga bertukar peran sebagai

komunikan atau penerima pesan sehingga komunikator yang baik juga harus berusaha

menjadi komunikan yang baik. Seorang sumber bisa menjadi komunikator/pembicara.

Sebaliknya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi

pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber untuk menyampaikan. Dengan kata lain

seorang komunikator dapat menjadi perantara dari suatu sumber informasi kepada

komunikan yang lain.

Komunikator dapat dibedakan menjadi dua tipe utama yaitu komunikator dengan

citra diri sendiri (The Communicator’s Self Image) dan komunikator dengan citra

khalayak (The Communicator’s Image of the Audiences) . Komunikator tipe pertama

lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Proses pengiriman pesan didasarkan

atas keinginan sang komunikator. Mereka mengukur kesuksesan komunikasi dari segi

kesuksesan mencapai target sasaran secara kuantitatif. Contohnya ketika dalam sebuah

perkuliahan seorang dosen merasa berhasil dan bangga ketika ia memberi kuliah dengan

menggebu-gebu memeperlihatkan kepintarannya dihadapan mahasiswa, tetapi ia tidak

memperdulikan apakan mahasiswa memahami apa yang disampaikan olehnya atau

apakah ada feedback dari audience.

Sedangkan komunikator tipe kedua mempunyai kelebihan dalam memahami

kebutuhan audiences. Mereka sedapat mungkin memperoleh feedback dari orang

banyak. Komunikator tipe kedua mempunyai beberapa spesifikasi diantaranya :

Page 7: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

1. Paternalisme

Hubungan antara komuikator dengan audiences seperti hubungan ayah

dan anak. Komunikator menganggap fungsi mereka adalah untuk

mendidik dan menginformasikan audiences, semenatara kebutuhan

subjektif, kepentingan dan kesukaan diri mereka tidak terlalu menjadi

perhatian.

Contoh:

Iklan layanan masyarakat, misalkan wajib belajar 9 tahun, program KB,

program pemberantasan penyakit demam berdarah

2. Spesialisasi (specialization) ini merupakan proses yang menjadikan

komunikator sebagai bagian dari khalayak yang kepentingan dan

kebutuhannya diketahui.

3. Profesionalisasi (profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator

berpikir bahwa mereka kompeten untuk memutuskan isi media dan

mengetahui lebih baik apa yang seharusnya dilakukan untuk khalayak.

Contoh : Editor majalah dan Koran.

4. Ritualisme (ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang

melebihi usaha mereka menciptakan keadaan menyenangkan audiens.

Mereka menjadikan kumunikasi sebagai alat untuk membangun atau

memperkuat kebersamaan diantara target khalayak.

Contoh : informasi kerja bakti, mimbar-mimbar keagamaan.

Berbagai tipe komunikator tersebut tidak terlepas dari syarat-syarat menjadi

komunikator yang baik. Adapun syarat-syarat menjadi komunikator yang baik antara

lain:

1. Kepandaian

Komunikator yang menguasai teknik bicara & menulis surat memilih

simbol/lambang yang tepat. Cukup membangkitkan minat

pendengar,pembaca & dapat memberikan keterangan-keterangan secara

sistematis serta mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.

2. Sikap

Page 8: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

Sikap sombong, angkuh menyebabkan pendengar muak dan menolak

uraian dari komunikator.Sikap ragu-ragu menyebebkan pendengar kurang

percaya terhadap uraian komunikator. Tetapi sikap tegas akan

menyebabkan pendengar percaya dan sikap ini harus bersumber pada

hubungan kemanusiaan (human relation).Makin baik hubungan

kemanusiaannya makin lancarlah komunikasi.

3. Pengetahuan Komunikator

Komunikator yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara

mendalam apa yang akan disampaikan akan lebih mudah menyampaikan

uraian-uraian yang mudah menemukan contoh-contoh, sehingga

komunikasinya makin lancar.

4. Sistem sosial

Dalam hal ini ada dua macam sistem sosial, yaitu :

a. Sistem sosial yang bersifat formal (organisasi)

b. Sistem sosial nonformal (susunan masyarakat biasa)

5. Keadaan lahiriah komunikator

Terutama dalam komunikasi lisan, suara yang mantap, ucapan yang jelas,

serta gerakan tangan yang sehat dapat mendukung pembicaraan.

6. Memiliki kedekatan  dengan audiences.

Jarak seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada situasi

tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar

pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.

7. Kesamaan

Kesamaan ini antara lain meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar

belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan bahasa. Kesamaan juga bisa

meliputi masalah sikap dan orientai terhadap berbagai aspek seperti buku,

musik, pakaian, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Preferensi audiences

terhadap seorang komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras,

pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi,

interpretasi, dan pengingatan pesan sepanjang hidupnya.

8. Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya

Page 9: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

Audiences cenderung memerhatikan dan mengingat pesan dari sumber

yang mereka percaya sebagai orang yang memiliki pengalaman dan atau

pengetahuan yang luas.

9. Menunjukkan motivasi dan niat

Cara komunikator menyampaikan pesan berpengaruh terhadap audiences

dalam memberi tanggapan terhadap pesan tersebut.

10. Pandai dalam cara penyampaian pesan  

Gaya komunikator menyampaikan (delivery) pesan juga menjadi faktor

penting dalam proses penerimaan informasi.

Selain syarat-syarat tersebut diatas, terdapat beberapa syarat lain seperti tenang,

sabar,dinamis, mudah bergaul, terbuka dan memiliki kesamaan dengan audiences.

C. Syarat sebuah pesan

Sebuah pesan akan dierima dengan baik apabila pesan tersebut mempunyai isi

yang akurat dan dapat dipercaya. Pesan yang baik haruslah memiliki daya tarik, dalam

artian memiliki nilai tambah yang dapat diperoleh oleh seoranng komunikan. Contohnya

pada saat penyuluhan tentang pencegahan diare, seorang komunikator dapat

mendemonstrasikan cara pembuatan larutan gula garam. Kedua, isi sebuah pesan harus

sama dengan kebutuhan komunikan. Contohnya jika seorang perawat sedang menghadapi

pasien dengan demam berdarah, perawat harus mampu memberi informasi yang akurat

tentang demam berdarah serta kondisi pasien tersebut.

Ketiga, sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik apabila diantara

komunikator dengan komunikan mempunyai pengalaman yang sama tentang suatu hal.

Misalnya seorang komunikator memberitahu tentang penyakit cacar air kepada seorang

komunikan yang juga pernah menderita cacar air. Jadi diantara komunikator dan

komunikan dapat bertukar informasi tentang penyakit tersebut. Syarat keempat yaitu

pesan dapat memberi arti atau berperan khusus dalam memenuhi kebutuhan komunikan.

Misalnya seorang perawat memberikan informasi tentang perawatan luka untuk pasien

Diabetes Mellitus sehingga pasien tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dalam hal

merawat luka.

Page 10: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

D. Jenis-jenis Channel/media komunikasi

Media (channel) adalah saluran dimana pesan disampaikan kepada komunikan.

Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang

mengalirkan getaran nada/suara dimana jenis tersebut digolongkan kedalam media audio.

Selain media audio, terdapat dua media (channel) lainnya yaitu media tulisan dan media

visual. Dalam media tulisan seorang komunikator menyampaikan pesan dengan cara

menuliskannya di kertas dan akan dibaca oleh komunikan. Contohnya ketika seorang

dokter memberikan resep obat kepada pasien. Sedangkan dalam media visual seorang

komunikator akan memberikan aksi dan komunikan bereaksi dengan cara memberikan

perhatian.

Namun ada pula penggolongan jenis saluran (channel) kedalam media primer dan

sekunder. Media primer adalah dengan cara bertatap muka sedangkan media sekunder

dengan perantara media massa (cetak maupun elektronik). Contoh penggunaan media

primer adalah ketika seorang perawat berbincang-bincang secara langsung bertatap muka

dengan pasien sedangkan contoh penggunaan media sekunder adalah ketika mengurus

birokrasi rumah sakit dengan surat menyurat.

E. Syarat Komunikasi

Komunikasi dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh berbagai aspek

komunikasi. Aspek tersebut dapat dilihat dari komunikator, komunikan, pesan, saluran

(channel) serta feedback yang ditimbulkan dari komunikasi tersebut. Berikut ini adalah

beberapa syarat untuk menciptakan komunikasi yang baik dan efektif.

1. Komunikator harus mendengarkan secara aktif apa yang keinginan dan

permasalahan komunikan

2. Komunikator harus dapat memberikan kritik secara halus, konstruktif dan

tetap menghormati

3. Komunikator mampu menghargai orang lain dan kontribusi mereka didepan

umum

4. Komunikator mampu memberikan suasana riang dan tidak monoton kepada

komunikan ataupun audiences

5. Komunikator mampu menyampaikan pesan dengan bahasa yang sesuai

dengan komunikan, lugas, tegas, tepat dan jelas

Page 11: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

6. Komunikan mampu menerjemahkan pesan dan memahami isi pesan

7. Komunikan mampu memberikan umpan balik (feedback) atau menanggapi

pesan yang disampaikan oleh komunikator

8. Pesan (message) disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran

baik secara langsung maupun tidak langsung.

9. Pesan memiliki keakuratan informasidan mengandung fakta

10. Adanya umpan balik (feedback) dalam komunikasi

F. Feedback dalam komunikasi

Umpan balik (feedback) merupakan reaksi, respon atau efek yang ditimbulkan

dari suatu kegiatan komunikasi yang dapat berbentuk penerimaan atau penolakan

informasi atau pesan. Adanya sebuah umpan balik menunjukkan keberhasilan suatu

komunikasi, namun seperti kita ketahui komunikasi dapat menimbulkan efek positif dan

negatif tergantung pada feedback yang diberikan apakah memenuhi syarat atau tidak.

Adapun syarat-syarat umpan balik (feedback) tersebut antara lain :

1. Jujur.

Umpan balik yang diberikan harus sesuai dengan fakta yang ada. Jika tidak

jujur biasanya pemberi umpan balik memiliki kebiasaan untuk meninggikan

hati orang lain dan acap kali dipergunakan untuk cari muka dan menjilat.

2. Feedback harus mengenai sesuatu yang khusus, bukan secara umum.

3. Pemberian feedback bersifat penilaian karena didasarkan pada skala baik

atau buruk dan benar atau salah.

4. Deskriptif. Pemberian feedback hendaknya benar-benar jelas sehingga tidak

terjadi keragu-raguan.

5. Bersifat objektif, bukan subjektif. Yaitu menilai apa yang disampaikan oleh

komunikator bukan dari person oriented melainkan isi dari informasi tersebut.

G. Bentuk-bentuk Feedback

Feedback dalam komunikasi ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat

dipisahkan, sekalipun feedback yang dilontarkan bersifat negative. Berikut ini adalah

pemaparan dari beberapa bentuk feedback yang dikenal dalam Ilmu Komunikasi.

1. Feedback positif dan negatif

Page 12: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

Feedback positif adalah isyarat yang ditunjukkan oleh komunikan yang

menandakan bahwa ia atau mereka memahami pesan yang diberikan oleh komunikator,

membantu dan mau bekerja sama dengan komunikator untuk mencapai sasaran

komunikasi tertentu, dan tidak menunjukkan perlawanan / pertentangan. Contohnya pada

saat komunikator memberikan pesan, komunikan terlihat mengangguk-angguk,

memperhatikan, mencatat dan responsive ketika diberi pertanyaan. Sedangkan feedback

negatif merupakan isyarat yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan bahwa ia

atau mereka tidak menyetujui pesan, cara penyampaian atau menilai komunikator secara

subjektif. Intinya, segala perbuatan yang bertolakbelakang dengan feedback positif

merupakan feedback negative. Contohnya ketika terjadi perkuliahan seorang mahasiswa

tiba-tiba ‘nyeletuk’ dan mengganggu orang lain, contoh lainnya adalah mengobrol

sewaktu dosen member kuliah, memberikan interupsi dengan cara yang tidak sopan, dan

lain-lain.

2. Feedback Langsung dan Tidak langsung

Umpan balik (feedback) langsung diartikan sebagai umpan balik yang terjadi

dalam Komunikasi Interpersonal dan dalam komunikasi kelompok kecil dimana

komunikator dapat melihat dan mendengar komunikan secara langsung. Menurut

Dickson di dalam komunikasi interpersonal khususnya dalam keperawatan dikenal dua

bentuk umpan balik yaitu umpan balik intrinsic dan ekstrinsik. Umpan balik intrinsik

merupakan bagian integral dari setiap interaksi. Informasi akan tersedia dari orang lain

yang terlibat dalam suatu interaksi yang menunjukkan respon terhadap intervensi

tertentu. Untuk mengefektifkan suatu komunikasi, komunikator dan komunikan

hendaklah belajar memperhatikan umpan balik (feedback) selama interaksi dan

memberikan respon yang sesuai. Sedangkan umpan balik (feedback) yang berbentuk

ekstrinsik merupakan informasi eksplisit yang disediakan oleh orang lain secara langsung

berhubungan dengan interaksi atau dengan kata lain adalah tambahan pada interaksi yang

sebenarnya. Berbeda halnya dengan feedback langsung yang dapat diberikan saat

komunikasi tengah berjalan, feedback tidak langsung lebih cenderung terjadi dalam

komunikasi massa, dimana komunikan dapat memberikan umpan balik saat komunikasi

tersebut telah selesai. Contohnya komunikan yang membaca pesan komunikator di surat

Page 13: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

kabar tidak dapat segera memberi umpan balik melainkan harus dengan mengirim

feedback berupa surat pembaca yang membutuhkan waktu cukup lama.

3. Feedback netral dan zero

Feedback netral adalah feedback yang sulit dinilai karena seorang komunikan

hanya berespon diam saat ditanya. Jadi dalam situasi seperti ini seorang komunikator

sulit menentukan apakah komunikan sedang menunjukkan respon positif atau negatif.

Sedangkan feedback zero merupakan umpan balik yang tidak dimengerti oleh

komunikator. Dalam situasi ini seorang komunikan akan memberikan umpan balik yang

tidak sesuai dan cenderung ‘nyeleneh’. Contohnya ketika secara tiba-tiba seorang

komunikan tertawa saat komunikator menceritakan hal yang tidak lucu.

4. Feedback Internal dan Eksternal

Feedback internal adalah umpan balik yang muncul dari komunikator. Misalnya

pada saat komunikator menyampaikan suatu pesan tetapi salah menyebutkan sesuatu, bila

komunikator ingin meralatnya komunikator akan secara otomatis meminta maaf dan

meralat apa yang telah ia katakan. Hal tersebutlah yang dinamakan feedback internal.

Sedangkan feedback eksternal merupakan feedback yang muncul dari komunikan. Dalam

hal ini komunikan dapat menunjukkan respon tertentu berupa ekspresi wajah, gerak-gerik

ataupun suara-suara saat komunikasi saat berlangsung. Misalnya pada saat dokter

menjelaskan aturan minum obat, pasien menunjukkan ekspresi wajah kebingungan.

5. Feedback Verbal dan Non Verbal

Umpan balik verbal merupakan umpan balik yang ditunjukan dengan kata-kata

baik lisan maupun tulisan. Contohnya seorang komunikan memberikan interupsi dengan

memotong pembicaraan komunikator dan contoh dengan tulisan adalah ketika

komunikan menulis di secarik kertas dan menunjukkan kepada komunikator bahwa

waktu telah habis. Disampin umpan balik yang berbentuk verbal, ada pula umpan balik

yang berbentuk non verbal, dimana wujudnya bukan berupa lisan atau tulisan, seperti

ekspresi wajah, gerak-gerik, cara duduk, cara berdiri, cara menatap, bentuk senyuman,

isyarat tangan, dan sebagainya.

Page 14: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

H. Prosedur Efek Komunikasi

Suatu proses komunikasi sudah barang tentu menimbulkan efek. Baik dari

komunikator maupun komunikan. Seluruh efek tersebut terjadi karena karakter manusia

yang cenderung senang memperhatikan, mengamati, membaca atau mendengar pada saat

komunikasi. Selain itu pesan yang disampaikan oleh komunikator dengan perantara

media massa akan memberikan efek atau dampak tertentu kepada komunikan sehingga

dapat terbentuk opini public.

Tidak hanya opini public, komunikasi juga akan memberikan efek atau dampak

yang lain seperti perubahan dalam opini atau pandangan komunikan, opini pribadi, dan

opini mayoritas. Untuk menciptakan efek yang baik dalam setiap komunikasi, diperlukan

beberapa prosedur yang sifatnya sangat fundamental. Prosedur tersebut dimilki oleh

setiap komponen komunikasi seperti komunikator, komunikan, pesan, media (channel)

serta umpan balik (feedback). Seperti telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya,

komponen-komponen komunikasi mempunyai syarat-syarat atau aturan-aturan tersendiri

yang dijadikan acuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Dengan kata lain,

sebuah proses komunikasi mempunyai efek yang baik apabila seluruh komponen

didalamnya menjalankan setiap prosedurnya. Contoh efek yang baik dari komunikasi

adalah meningkatnya pengetahuan yang didapat oleh komunikan, sedangkan contoh efek

yang kurang baik dapat ditemukan pada komunikan yang mengalami ‘missed

communication’ sehingga salah menafsirkan suatu pesan.

I. Jenis-jenis Komunikasi

Komunikasi yang ada saat ini mempunyai banyak jenis, dimana setiap jenis atau

bentuk komunikasi tersebut dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi yang ada. Seperti

jika sedang berkomunikasi dengan cara bertatap muka (face to face) seorang komunikator

dapat menggunakan komunikasi verbal. Secara garis besar, komunikasi dapat dibedakan

menjadi dua yaitu komunikasi lisan dan tertulis. Selain itu terdapat penggolongan

komunikasi kedalam komunikasi verbal dan nonverbal serta komunikasi jarak jauh

dibedakan menjadi tiga yaitu komunikasi satu arah, dua arah dan semi dua arah.

1. Komunikasi lisan

Page 15: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

Komunikasi lisan adalah komunikasi yang dilakukan dengan cara

percakapan untuk menyampaikan pesan. Komunikasi lisan dapat

dibagi menjadi dua yaitu komunikasi lisan langsung dan tidak

langsung. Hal yang membedakan keduanya adalah pada aspek

perantara, pada komunikasi lisan secara langsung dilakukan oleh dua

orang atau lebih dengan saling bertatap muka dan tidak ada jarak

serta tidak ada peralatan yang membatasi. Contoh komunikasi ini

diantaranya saat seorang perawat memberikan informasi secara

langsung, saat wawancara dan menggelar rapat. Sedangkan

komunikasi lisan tidak langsung dilakukan dengan melibatkan

perantara seperti telepon karena terdapat jarak antara komunikator

dan komunikan.

2. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis merupakan komunikasi yang di lakukan dengan

perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung

dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat

dimengerti oleh penerima. Komunikasi tertulis dapat berupa surat-

menyurat, sms, surat elektronik dan lain sebagainya.

Komunikasi tertulis juga dapat melalui naskah-naskah yang

menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah

yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku.

Selain itu foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara

lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan

lain sebagainya.

3. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan

komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau

lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena

kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah

Page 16: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

disampaikan secara verbal daripada non verbal. Praktik komunikasi

verbal dapat berupa berbicara dan menulis.

4. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang bisa membantu

komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan

sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.

Contoh paling universal dari komunikasi non verbal adalah ketika

seseorang pergi ke luar negeri dimana kebanyakan orang

menggunakan bahasa isyarat untuk mengungkapkan isi pikirannya

apabila ia tidak paham dengan bahasa setempat.

Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa

isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam,

warna dan intonasi suara.

5. Komunikasi Satu Arah (simplex)

Komunikasi satu arah merupakan salah satu bentuk dari komunikasi

jarak jauh. Dalam komunikasi jenis ini seorang komunikator dan

komunikannya tidak dapat menjalin komunikasi yang

berkesinambungan melalui media yang sama. Contohnya

penyampaian pesan melalui radio dan televisi.

6. Komunikasi Dua Arah (duplex)

Komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana komunikator

dan komunikannya dapat menjalin komunikasi yang

berkesinambungan melalui media yang sama. Contohnya saat

komunikator menyampaikan pesan melalui telepon dan komunikan

menerimanya melalui telepon pula.

7. Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex)

Komunikasi semi dua arah merupakan komunikasi yang

memungkinkan komunikator dan komunikan menjalin komunikasi

Page 17: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

bergantian tetapi tetap berkesinambungan. Misalnya berkomunikasi

dengan Handy Talkie.

Page 18: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses komunikasi merupakan proses yang sangat penting dan fundamental

dalam kehidupan manusia.

2. Proses komunikasi tersusun atas komponen-komponen yang saling berkaitan,

diantaranya komunikator (pemberi pesan), komunikan (penerima pesan), pesan

(informasi yang disampaikan), channel (media atau saluran) dan feedback

(umpan balik).

3. Sebuah komunikasi dikatakan berhasil apabila terdapat suatu feedback (umpan

balik).

4. Efektifitas komunikasi tergantung pada komponen yang terkait. Semakin baik

komponen, maka efek yang ditimbulkan akan semakin baik pula, sehingga tidak

menimbulkan ‘missed communication’.

B. Saran

1. Kepada pemberi tugas

Pemberian tugas seperti ini agar tetap dilaksanakan untuk melatih mahasiswa

menjadi lebih aktif dan lebih memahami mata kuliah yang bersangkutan.

2. Kepada mahasiswa

Pengerjaan tugas hendaknya dimengerti dan disetorkan tepat waktu agar lebih

disiplin serta memahami mata kuliah yang bersangkutan.

Daftar pustaka

Page 19: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

Mulyana, Deddy. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Werner J. Severin-James W. Tankard, Jr., 2001, Communication Theories : origin Methods, &

Uses in Mass

Anonim. 2011. Makalah Komunikator. Terdapat di :

http://blog.umy.ac.id/aufklarung/2011/11/29/makalah-komunikator/

Diakses : Minggu, 31 Agustus 2014 pk. 10.00 Wita

Anonim. 2013. Komunikasi Efektif. Terdapat di : http://www.mediapendidikan.net/index.php?

option=com_content&view=article&id=2:komunikasi-efektif&catid=1:pendidikan&Itemid=2

Diakses : Minggu, 31 Agustus 2014 pk. 10.00 Wita

Defikri. 2008. Umpan Balik Unsur Penentu Keberhasilan Komunikasi. Terdapat di :

http://defickry.wordpress.com/2008/02/27/umpan-balik-unsur-penentu-keberhasilan-komunikasi/

Diakses : Minggu, 31 Agustus 2014 pk. 10.00 Wita

Karim, Tiwi. 2011. Umpan Balik Dalam Komunikasi. Terdapat di :

http://tiwikarim.blogspot.com/2011/05/umpan-balik-dalam-komunikasi.html

Diakses : Minggu, 31 Agustus 2014 pk. 10.00 Wita

Anonim. 2010. Saluran dalam Proses Komunikasi . terdapat di :

http://pengajianperniagaanstpm.blogspot.com/2010/11/saluran-dalam-proses-komunikasi.html

Diakses : Minggu, 31 Agustus 2014 pk. 10.00 Wita

Anonim. 2013. Teori Komunikasi. Terdapat di : http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_komunikasi

Diakses : Minggu, 31 Agustus 2014 pk. 10.00 Wita

Ferdy. 2010. Pengertian Komunikasi Verbal dan Non Verbal. Terdapat di : http://ferdy-

pharm.blogspot.com/2010/01/pengertian-komunikasi-verbal-dan-non.html

Page 20: Tgs Komunitas Komunikasi [Kelompok-IV]@01092014

Diakses : Minggu, 31 Agustus 2014 pk. 10.00 Wita