standar pelayanan

189
Lampiran : Peraturan Bupati Sumenep Nomor : 12 Tahun 2008 Tanggal : 19 Mei 2008 STANDAR PELAYANAN PUBLIK (SPP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP NO SPESIFIKASI JENIS PRODUK PELAYANAN PERSYARATAN PROSEDUR WAKTU BIAYA DASAR HUKUM INSTANS I PELAKSA NA 1 2 3 4 5 6 7 8 15 0. Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan di IRJ ( Poliklinik ) dilaksanakan hanya pada Jam Kerja. Pelayanannya antara lain: 1. Jam Kerja Poliklinik setiap hari : Senin - Kamis: 07.00– 14.00WIB Jumat : 07.00– 1. Pendaftaran Pasien Umum 1.1 Pasien yang datang dengan kartu berobat untuk pemeriksaan kesehatan di IRJ / Poliklinik membayar karcis / Respon Time (waktu yang diperlukan mulai kartu RM masuk di poliklinik sampai mendapat Untuk pelayanan non paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar. Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 RSD. Dr. H. MOH. ANWAR

Upload: said-syarifudin-said

Post on 02-Jul-2015

705 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: standar pelayanan

Lampiran : Peraturan Bupati SumenepNomor : 12 Tahun 2008Tanggal : 19 Mei 2008

STANDAR PELAYANAN PUBLIK (SPP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

NO SPESIFIKASI JENIS PRODUK

PELAYANAN

PERSYARATAN PROSEDUR WAKTU BIAYA DASAR HUKUM INSTANSI PELAKSA

NA1 2 3 4 5 6 7 8

150. Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan di IRJ ( Poliklinik ) dilaksanakan hanya pada Jam Kerja. Pelayanannya antara lain:1. Jam Kerja Poliklinik setiap hari :

Senin - Kamis : 07.00–14.00WIBJumat : 07.00–11.00WIBSabtu : 07.00–12.30WIB

2. Jam buka loket pendaftaran : Senin - Kamis : 07.00–13.30WIBJumat : 07.00–10.00WIBSabtu : 07.00–12.00WIB

3. Jam buka kasir pembayaran tindakan rawat jalan : Senin - Kamis : 07.00–14.00WIBJumat : 07.00–11.00WIB

1. Pendaftaran Pasien Umum1.1 Pasien yang datang

dengan kartu berobat untuk pemeriksaan kesehatan di IRJ / Poliklinik membayar karcis / retribusi pelayanan kesehatan di loket pendaftaran. Pasien baru akan mendapat kartu berobat baru.

1.2 Petugas loket pendaftaran mencatat di Formulir Rekapitulasi Retribusi, Tanda Terima Uang Koordinator ( TTUK ), Buku Rekapitulasi Penggunaan Karcis dan Buku Setoran Retribusi Loket dan mencatat di Buku Register Pendaftaran Rawat Jalan / Rawat Inap.

Respon Time (waktu yang diperlukan mulai kartu RM masuk di poliklinik sampai mendapat pelayanan petugas) yaitu < 20 menit.

Untuk pelayanan non paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704

RSD. Dr. H. MOH.

ANWAR

Page 2: standar pelayanan

Sabtu : 07.00–12.30WIB

4. Pasien baru dapat berupa : 4.1. Pasien yang pertama kali

mendaftar4.2. Pasien yang lupa atau kartu

pengunjungnya hilang dan tidak dapat ditelusuri datanya.

2001. Pelayanan

Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

5. Pelayanan ASKES untuk pasien baru dilakukan dengan mengharuskan pasien ke kantor PPATRS terlebih dahulu sesudah mendaftarkan kartu berobat di loket pendafataran tanpa membeli karcis retribusi. Pasien tersebut harus membawa surat rujukan dari puskesmas dan kartu ASKES asli yang masih berlaku. Petugas ASKES membuat surat jaminan pelayanan. Pasien membawanya ke poliklinik yang dituju untuk selanjutnya mengikuti prosedur seperti pasien umum.

6. Pada pelayanan ASKES untuk

1.3 Petugas rekam me-dik loket pendafta-ran membuat re-kam medik rawat jalan / status pasien poliklinik baru untuk pasien baru. Sedangkan untuk pasien lama, petu-gas mencari status poliklinik yang lama kemudian dikirim ke poliklinik tujuan

1.4 Pasien dengan membawa karcis / retribusi pelayanan kesehatan menuju ke poliklinik tujuan

2. Pemeriksaan Pasien di Poliklinik1.1 Setelah rekam me-dik /

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

Page 3: standar pelayanan

pasien lama, penderita membawa Formulir Bukti Pelayanan Paket / Luar Paket Rawat Jalan Tingkat Lanjutan Peserta PT ASKES yang masih berlaku dan kartu berobat pasien yang sudah didaftarkan di loket pendafataran tanpa membeli karcis retribusi. Petugas ASKES akan membuat surat jaminan pelayanan baru dan pasien membawanya ke poliklinik yang dituju untuk selanjutnya mengikuti prosedur pasien umum.

status pasien poliklinik disampai-kan, perawat poli-klinik memanggil pasien, untuk dila-kukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital dan dicatat di rekam

7. Pada penyelesaian administrasi tindakan atau hal lainnya untuk pasien ASKES, rincian biaya tindakan diisi oleh petugas poliklinik dalam surat jaminan pelayanan dan ditukar dengan Formulir Bukti Pelayanan Paket / Luar Paket Rawat Jalan Tingkat Lanjutan Peserta PT ASKES sebagai bukti penyelesaian administrasi di PPATRS. Selanjutnya pasien mengikuti prosedur pasien umum.

8. Pelayanan ASKES menggunakan Formulir Resep Khusus ASKES

9. Pelayanan PJPS : 9.1 Pasien baru, sesudah

mendaftarkan kartu berobat di loket pendaftaran tanpa membeli karcis retribusi, menemui petugas verifikasi di PPATRS untuk dapat disetujui / tidaknya dengan membawa :

i. Kartu sehat untuk keluarga

medik / status pasien poliklinik. Perawat poliklinik juga menulis identitas pasien ke dalam buku register pelayanan pasien rawat jalan poliklinik tersebut.

1.2 Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter poliklinik dapat memberikan beberapa kemungkinan sebagai berikut : Pasien didiagnosis,

diterapi dan diberi resep. Selanjutnya pasien ke apotik untuk membeli obat.

Apabila pasien diidentifikasi memerlukan tindakan medis, dokter poliklinik melakukan tindakan sesuai dengan ketentuan.

Page 4: standar pelayanan

miskin ( Fotokopi rangkap 3)

ii. Surat rujukan dari puskesmas ( Fotokopi rangkap 3)

iii.Kartu Tanda Penduduk ( Fotokopi rangkap 3)Setelah mendapat persetujuan petugas verifikasi, pasien mendaftar ke loket pendaftaran tanpa membayar retribusi. Petugas verifikasi membuat surat jaminan pelayanan dan pasien membawanya ke poliklinik yang dituju untuk diselanjutnya mengikuti prosedur pasien umum.

9.2 Untuk pasien lama yang sudah disetujui petugas verifikasi, pasien langsung ke poliklinik

9.3 Untuk mendapatkan obat, resep yang diterima dari dokter poliklinik harus distempel oleh petugas verifikasi.

9.4 Pelayanan resep menggunakan Formulir Resep PJKMM ( MASKIN ).

Tindakan yang dilakukan dicatat dalam rekam medik / status pasien poliklinik

3. Pemeriksaan Penunjang3.1 Sebelum dilakukan

tindakan medik, dokter poliklinik dapat meminta pa-sien untuk menja-lani pemeriksaan penunjang (labora-torium dan atau radiologi ).

3.2 Dokter poliklinik memberikan Surat Pengantar Peme-riksaan Penunjang ke instalasi penun-jang pemeriksaan yang dituju. Bila ada sarana pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan di RS maka pemeriksaan dilakukan di dalam RSD. Jika sarana tidak ada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan di luar RSD Sumenep

3.3 Pasien yang telah menjalani pemeriksaan penunjang akan mendapatkan Hasil Pemeriksaan Penunjang

Page 5: standar pelayanan

untuk diserahkan kembali kepada dokter poliklinik yang memeriksa.

3.4 Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, dokter poliklinik dapat memberikan rekomendasi kepada pasien untuk : Pasien diberi resep

dan diperbolehkan pulang

Pasien masuk rumah sakit

Pasien dirujuk ke rumah sakit lain / poliklinik lain

Pasien harus dioperasi / bedah

3.5 Untuk pasien yang memerlukan tindakan lagi sesudah menjalani pemeriksaan penunjang, seperti di poliklinik gigi, maka alur administrasi pembayaran tindakan rawat jalan yang diikuti adalah seperti yang tercantum pada butir 3.7. prosedur ini

4. Pasien MRS4.1 Pasien yang telah

didiagnosis dengan status MRS dengan Surat Keterangan MRS memilih jenis ruang rawat inap yang dituju lalu mendaftar di petugas loket untuk pemesanan kamar sesuai

Page 6: standar pelayanan

kelas yang dituju tersebut.

4.2 Tata cara pendaf-taran pasien rawat inap sampai dengan penanganannya dijelaskan lebih lan-jut dalam Prosedur Standar Pelayanan Publik Rawat Inap dan Prosedur Stan-dar Pelayanan Publik Rawat Inap Utama.

5. Pasien yang dirujuk5.1 Pasien yang dirujuk ke

poliklinik lain seperti ke Poliklinik Gizi atau Poliklinik Fisioterapi atau yang dirujuk ke Rumah Sakit lain harus disertai Kete-rangan Rujukan dari dokter yang meme-riksa untuk disam-paikan kepada poli-klinik / RS lain

5.2 Untuk rujukan ke poliklinik lain Kete-rangan Rujukan cukup ditulis di sta-tus pasien poliklinik. Untuk rujukan ke RS lain yang digu-nakan adl formulir pengiriman

5.3 Rujukan pasien ke poliklinik lain dapat merupakan : Konsultasi, untuk

selan-jutnya pasien dikembalikan ke dokter yang merujuk de-ngan advis pengobatan atau

Page 7: standar pelayanan

penanga-nan selanjutnya

Pelimpahan pasien se-hingga pasien tidak perlu kembali ke dokter yang merujuk

Pasien dirawat bersama oleh dokter yang merujuk dan yang menjadi rujukan

5.4 Setelah dirujuk ke poliklinik lain, kemungkinan : Pasien diberi resep

dan diperbolehkan pulang

Pasien memerlukan tindakan

Pasien memerlukan pemeriksaan penunjang

Pasien MRS Pasien dirujuk ke

rumah sakit lain Pasien harus

dioperasi / dibedah6. Pasien Operasi / Bedah

Pasien Rujukan untuk operasi bisa dikategorikan sebagai :6.1. Pasien rawat jalan ( tetap ),

dimana pasien yang dirujuk didaftarkan dahulu oleh perawat poliklinik ke kamar operasi./ bedah sentral. Pada hari yang telah ditentukan ( jadwal operasi ), pasien mendaftar ke loket pendaftaran.Setelah status pasien /

Page 8: standar pelayanan

rekam medik sampai di poliklinik, maka pasien dan status pasien yang telah dilengkapi dengan surat persetujuan operasi diantar ke Instalasi Bedah Sentral

6.2. Untuk rawat inap ( opname), pasien yang dirujuk didaftarkan terlebih dahulu oleh perawat poliklinik ke kamar operasi / bedah sentral dan pasien tersebut perlu memesan tempat di ruangan yang telah dituju. Sehari sebelum pelaksanaan operasi, pasien mendaftar ke loket pendaftaran. Setelah status pasien sampai di poliklinik, pasien mendaftar ke loket sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Prosedur Standar Pelayanan Publik Rawat Inap dan Prosedur Standar Pelayanan Publik Rawat Inap Utama.

7. Administrasi Pembayaran Rawat Jalan1.1 Berdasarkan tindakan yang

dilakukan selama pemeriksaan rawat jalan, perawat poliklinik mencatat tindakan yang dilakukan di Lembar Rincian Biaya Tindakan. Apabila tidak ada tindakan, pasien diberi resep obat oleh dokter yang

Page 9: standar pelayanan

memeriksa dan diperbolehkan pulang

1.2 Pasien membayar tindakan yang telah dilakukan ke Petugas Loket dengan disertai Lembar Rincian Biaya Tindakan

1.3 Pasien yang telah membayar mendapat kuitansi (Surat Setoran Retribusi Daerah) sebagai bukti telah membayar biaya tindakan

1.4 Petugas Loket merekap semua kuitansi SSRD dalam buku setoran DPD

1.5 Pasien kemudian kembali ke poliklinik yang telah memberikan tindakan medis semula. Dokter kemudian memeriksa dan memberikan tindakan lebih lanjut.

151. Pelayanan Instalasi Rawat Darurat

1. Instalasi Rawat Darurat memberi-kan palayanan 24 jam

2. Instalasi Rawat Darurat melayani pasien gawat darurat, darurat tidak gawat

3. Instalasi Rawat Darurat tidak melayani pasien tidak gawat tidak darurat kecuali di luar jam kerja

4. Instalasi Rawat Darurat memberikan pelayanan dengan mendahulukan pasien yang paling gawat, bukan yang datang lebih dahulu.

1. Pasien yang datang diterima perawat / petu-gas IRD dan Di ruang Triage perawat melaku-kan triage yaitu memilah dalam kategori gawat darurat mengan-cam jiwa ( Biru ), gawat darurat tidak mengancam jiwa ( Merah ), gawat tidak darurat ( Kuning ), dan tidak gawat darurat ( Hijau ). Sedang-kan pasien yang tidak gawat tidak darurat dianjurkan untuk berobat dipoliklinik.

Respon Time (Waktu sejak pasien datang sampai mendapatkan pelayanan petugas) yaitu < 5 menit.

Untuk pelayanan non paviliun me-ngikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan

Page 10: standar pelayanan

keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001.

Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

5. Untuk tindakan invasif / tindakan tertentu yang berisiko perlu ada-nya persetujuan tindakan medis dari pasien / keluarga pasien dengan mengisi formulir persetu-juan tindakan medis ( DMK )

6. Apabila selama tindakan medik diperlukan tranfusi darah maka dokter mengisi blangko permin-taan darah untuk tranfusi ke Pa-lang Merah Indonesia Cabang Sumenep.

7. Pelayanan pasien ASKES sama dengan pelayanan pasien umum kecuali: Pasien ASKES harus menun-

jukkan kartu ASKES Petugas IRD mengisi blangko

bukti pelayanan ASKES Ins-talasi Rawat Darurat dan dok-ter menulis resep pada formulir resep khusus pelayanan ASKES

Untuk pasien yang memer-lukan tindakan dan atau rawat inap, petugas mengisi blangko bukti pelayanan peserta ASKES RJTL RITL

8. Untuk pasien PJKM – BBM / PKPS - BBM, tata cara pelayanan mengikuti peraturan yang ada dan kebijaksanaan RSD Sumenep yang berlaku

2. Bersamaan dengan itu perawat lain melakukan proses administrasi dengan mengisi kartu pengunjung dan meminta wali / keluarga untuk mendaftar ke loket pendaftaran.3.1. Wali / keluarga pasien

yang datang dengan kartu pengunjung pasien untuk pemeriksaan kesehatan di IRD membayar retribusi di loket pendaftaran

3.2. Petugas loket pendaftaran mencatat di buku bantu keuangan loket dan buku pendaftaran rawat jalan / register rekam medik

3.3. Wali / keluarga pasien kemudian membawa retribusi yang telah dibayarkan menuju ke ruang IRD

Pelayanan Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

3.4. Pencatatan Rekam

Page 11: standar pelayanan

Medik / status rawat jalan pasien dilakukan oleh petugas IRD.

3. Selanjutnya perawat melakukan anamnesa dan pemeriksaan tanda vital dan mencatat pada status rawat jalan IRD

4. Perawat melapor dengan membawa status rawat jalan kepada Dokter IRD / Dokter Jaga IRD

5. Dokter melakukan peme-riksaan medik dan men-catat hasil pemeriksaan. Selanjutnya dokter mem-buat instruksi kepada perawat sesuai dengan kondisi pasien di status rawat jalan.5.1 Bila ternyata pa-sien telah

mening-gal, dokter mem-buat surat kete-rangan kematian. Pasien meninggal diobservasi selama 2 jam, selanjutnya dibawa ke kamar jenazah.Penanganan selan jutnya mengikuti prosedur mutu penanganan jenazah.

5.2 Bila pasien me-merlukan tindakan medik segera, Dok ter IRD melakukan tindakan medik

5.3 Bila perlu peme-riksaan penunjang dan atau konsul-tasi maka dokter membuat surat / mengisi blangko permintaan

Page 12: standar pelayanan

pemeriksaan penunjang dan atau menulis konsultasi pada status rawat jalan, meskipun konsultasi dilakukan lewat telepon.

6. Hasil pemeriksaan penunjang dan atau konsultasi merupakan dasar untuk melakukan tindakan medik selanjutnya. Tata carapemeriksaan penunjang dijelaskan dalam Prosedur Pelayanan Laboratorium dan Prosedur Pelayanan Radiologi

7. Setelah dilakukan tindakan medik, selanjutnya dokter memutuskan pasien bisa pulang atau dirawat inap atau di rujuk atau diobservasi dahulu.

8. Apabila setelah dilakukan tindakan kondisi pasien menjadi tidak gawat tidak darurat dan keadaan umumnya baik maka pasien tersebut bisa pulang dan dokter membuat resep

9. Apabila pasien perlu dirujuk, dokter membuat surat rujukan pada RS yang dituju.

10. Apabila pasien perlu dirawat inap, dokter membuat pengantar rawat inap. Wali / keluarga pasien mendaftar untuk rawat inap dan mendapat status pasien rawat inap. Selanjutnya dokter dan petugas IRD melengkapi hal yang perlu sebagai bagian dari rekam

Page 13: standar pelayanan

medik11. Apabila pasien perlu

diobservasi, maka paling lama dalam tempo 2 jam dokter harus memutuskan rawat inap atau pulang. Bila dalam observasi pasien meninggal maka dokter membuat surat keterangan kematian. Pasien meninggal diobservasai selama 2 jam dan selanjutnya dibawa ke kamar jenazah. Penanganan selanjutnya mengikuti prosedur mutu penanganan jenazah.

12. Sebelum pasien keluar IRD, perawat membuat rincian biaya, dalam rincian biaya rawat jalan dan mencatat hasil rekam medik dalam buku laporan harian IRD

13. Wali pasien membayar biaya tindakan medik berdasarkan rincian biaya yang dibawa ke loket dan menerima tanda bukti penerimaan

14. Petugas keuangan mencatat penerimaan pembayaran pada register penerimaan harian rawat jalan

15. Perawat IRD menerima duplikat tanda bukti penerimaan dan perin-cian biaya rawat jalan.

16. Pasien IRD diperbolehkan keluar IRD dengan diantar oleh petugas / perawat IRD sesuai keadaannya

16.1Apabila setelah dilakukan

Page 14: standar pelayanan

tindakan kondisi menjadi tidak gawat tidak darurat dan keadaan umumnya baik maka pasien bisa pulang dan dokter membuat resep

16.2Apabila pasien perlu dirujuk, dokter membuat surat rujukan pada RS yang dituju.

16.3Apabila pasien perlu rawat inap, dokter membuat pengantar rawat inap / MRS dan wali pasien mendaftar untuk rawat inap dan mendapat status pasien rawat inap. Selanjutnya perawat IRD melengkapi hal yang perlu sebagai bagian dari rekam medik

16.4Apabila perlu observasi, paling lama dalam tempo 2 jam dokter harus memutuskan rawat inap atau pulang. Bila dalam observasi pasien meninggal maka dokter membuat surat keterangan kematian. Pasien meninggal diobser vasi selama 2 jam, dan selanjutnya dibawa kekamar jenazah.

152. Pelayanan Rawat Inap

1. Ruang perawatan Klas II dan III digunakan untuk pasien kelas ekonomi dan dirawat oleh dokter ruangan.

1. Pendaftaran pasien rawat inap bangsal1.1. Pasien dengan status MRS

yang telah memilih ruangan

ALOS ≤ 4 hari Untuk pelayanan non paviliun mengikuti

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan

Page 15: standar pelayanan

2. Visite atau kunjungan dokter untuk memeriksa pasien dilakukan setiap hari, termasuk pada hari libur, pada jam 08.00-12.00. Dalam hal yang mendesak ( emergency ) dokter jaga boleh melakukan visite atau tindakan dan melaporkan ke dokter spesialis masing-masing

3. Kriteria pasien pulang dari rawat inap bisa berupa : pulang sembuh, pulang paksa, dirujuk, meninggal atau melarikan diri.

4. Pasien ASKES perlu membawa persyaratan ASKES dan akan dirawat sesuai golongannya, : Gol IV dirawat di Klas I Gol I, II dan II di Klas IIApabila menghendaki klas lebih tinggi, pasien tersebut wajib membayar kekurangannya.

5. Pasien JPS perlu membawa persyaratan JPS dan akan dirawat di Klas III.

6. Pasien terlantar dirawat di Klas III dan setelah perawatan selesai diserahkan kepada pihak manajemen.

datang ke loket pendaftaran

1.2. Petugas loket pendaftaran menerima pembayaran tindakan sebelumnya ( IRD atau IRJA ) dan memberi pasien / keluarga / wali pasien kuitansi SSRD ( Surat Setoran Retribusi Daerah). Setelah pasien membayar karcis rawat inap, petugas loket memberi status / rekam medis serta mencatat di Buku Register Pendaftaran Pasien Rawat Inap.

perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001.

Pelayanan Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

Page 16: standar pelayanan

Miskin (Askeskin).

7. Karyawan RSD Dr. H. Moh. Anwar ( suami, istri, dan anak ) yang masuk anggota ASKES dirawat di : Gol I dan II di Klas II Gol III di Klas I Karyawan RSD Dr. H. Moh. Anwar yang belum punya ASKES dirawat di Klas II

8. Loket pendaftaran melayani administrasi pasien masuk rawat inap

9. Jam kerja rumah sakit :Senin – Kamis : 07.00 – 14.00Jum’at : 07.00 - 11.00Sabtu : 07.00 – 12.30

1.3. Setelah pasien datang di ruang rawat inap, perawat pelaksana mencatat pasien yang datang ke buku register pendaftaran pasien rawat inap dan selanjutnya mengantar pasien ke kamar

1.4. Apabila perincian terapi oleh dokter sudah ada pasien langsung diberi perawatan medik dan tindakan. Apabila tidak ada perawat pelaksana menghubungi dokter yang merawat / dokter jaga

2. Tindakan medik pasien selama dalam perawatan 2.1 Perawat pelaksana

melaporkan ke dokter yang merawat / dokter penanggung jawab tentang keadaan pasien

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

2.2 Selanjutnya dokter yang merawat menentukan diagnosa kerja atau diagnosa pasti dan memberikan tindakan dan advis yang diperlukan terhadap pasien serta mengeluarkan resep obat. Apabila obat dalam resep tidak tersedia di Instalasi Farmasi maka obat boleh

Page 17: standar pelayanan

dibeli di apotik luar. Apabila dokter yang merawat memerlukan konsultasi dengan dokter lain, perawat pelaksana menghubungi dokter konsulen dan membawa status ke dokter yang dituju. Apabila memerlukan pemeriksaan penunjang dokter akan membuat surat pengantar sesuai pemeriksaan penunjang yang dituju.

2.3 Perawatan medik dan pemantauan tindakan terhadap pasien juga dilakukan oleh perawat pelaksana. Perlakuan – perlakuan teknis perawatan yang terkait mengacu pada prosedur tetap yang dimiliki

2.4 Selain itu petugas pelaksana memasukkan rincian transaksi terhadap tindakan medik setiap hari di formulir rincian biaya rawat inap

2.5 Untuk pasien baru di luar jam kerja, perawat pelaksana menghubungi dokter ruangan / dokter jaga yang diperlukan

2.6 Dalam perawatan medik, apabila pasien mengalami kondisi gawat, maka perawat pelaksana harus melaporkan kondisi /

Page 18: standar pelayanan

keadaan umum pasien ke dokter yang merawat atau dokter jaga / dokter IRD apabila dokter yang merawat tidak ada. Dokter yang dihubungi akan memberikan tindakan medis, advis atau terapi. Apabila perlu pasien dapat dipindahkan ke ruang gawat ( intensif ), dan perawat pelaksana ruang intensif menghubungi dokter spesialis yang bersangkutan. Selanjutnya perawat melaksanakan tindakan sesuai advis

2.7 Pasien atas permintaan sendiri atau karena kondisi tertentu yang membutuhkan pindah ruangan atau kelas diwajibkan mengisi formulir lembar masuk dan keluar pada status pasien . Selanjutnya perawat pelaksana ruangan mengantar pasien ke ruang / kelas baru. Proses berikutnya sama seperti ketika masuk ruangan awal

2.8 Dokter yang merawat dalam memberikan tindakan medik, advis atau terapi berhak memberi keputusan untuk : Melakukan pemeriksaan

Page 19: standar pelayanan

penunjang Melakukan operasi / bedahKónsul ke dokter lainMerujuk pasien keluar

rumah sakit3. Pasien yang dirujuk

3.1 Apabila pasien harus dirujuk, dokter yang merawat membuat dan menanda-tangani Surat Pengantar Rujukan Pasien (berupa formulir pengiriman ) dan apabila keluargapasien belum ada dapat dilakukan observasi di ruangan sampai keluarga / wali pasien datang. Dalam hal ini diperlukan juga koordinasi dengan unit terkait

3.2 Pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain harus disertai dengan formulir pengiriman dari dokter yang merawat sebagai surat pengantar rujukan

4. Pasien pulang atau keluar dari IRNA bangsal4.1 Pasien dinyatakan pulang

oleh dokter apabila secara medis dinyatakan telah sembuh atau cukup dengan perawatan jalan

4.2 Petugas ruangan memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang hal-hal yang

Page 20: standar pelayanan

berhubungan dengan pasien pulang, seperti : Pasien diperbolehkan

pulang pagi / sore / malam

Obat-obat oral yang harus dilanjutkan di rumah

Kunjungan ulang ( kontrol )

Administrasi / pembayaran yang harus diselesaikan

4.3 Petugas ruangan memasukkan semua rincian transaksi terhadap tindakan medik ke rincian biaya rawat inap. Selanjutnya petugas memberikan rincian biaya rawat inap ke pasien / keluarga yang berisi nama dan no. register pasien untuk dibayar atau diselesaikan di loket

4.4 Kuitansi SSRD dari petugas loket yang dibawa oleh pasien atau keluarga pasien ditunjukkan ke perawat di ruangan.

4.5 Setelah perawat mengecek bukti pembayaran ( Kuitansi SSRD ) dan membuat surat keterangan sebagai petunjuk apakah perlu kontrol atau tidak, pasien kemudian diperbolehkan pulang.

Page 21: standar pelayanan

4.6 Apabila pasien harus dirujuk maka yang diikuti adalah prosedur 3.3

5. Pasien meninggal5.1 Pasien yang meninggal

dunia segera diobservasi selama 2 (dua) jam di ruangan sebelum diserahkan ke Kamar Jenazah.

5.2 Administrasi dan catatan mediknya : Perawat jaga

menyiapkan rincian administrasi sejak tanggal pasien dirawat sampai meninggal dunia

Dokter yang merawat / dokter jaga melengkapi catatan mediknya

6. Pasien melarikan diri6.1 Apabila dijumpai pasien

melarikan diri, perawat jaga membuat laporan pasien lari kepada dokter yang merawat dan laporan oper jaga kepada petugas berikutnya

6.2 Administrasi dan catatan mediknya : Perawat jaga

menyiapkan rincian administrasi sampai tanggal terakhir pasien dirawat

Bagian Administrasi, bila memungkinkan, dapat

Page 22: standar pelayanan

melacak alamat pasien / keluarganya untuk proses penyelesaian administrasi

Catatan medik dilengkapi oleh dokter yang merawat sampai kondisi terakhir perawatan

7. Pasien pulang paksa7.1 Sebelum pasien di-

nyatakan pulang pak sa, petugas ruangan harus menghubungi dokter yang mera-wat untuk membe-ritahu apakah pasien dapat diijinkan pulang atau tidak Apabila dokter

mengijinkan maka pasien pulang sesuai ketentuan yang berlaku

Apabila dokter ti-dak memberi ijin, maka pasien dinyatakan pulang paksa oleh perawat jaga

7.2 Petugas ruangan memberikan penje-lasan kepada pasien / keluarga tentang hal-hal yang berhu-bungan dengan kepulangan pasien.

7.3 Pasien / keluarga yang menginginkan pulang paksa diwajibkan menandatangani formulir surat penolakan pada status pasien / rekam

Page 23: standar pelayanan

medik rawat inap dan melunasi biaya rumah sakit

153. Pelayanan Rawat Inap Utama

1. Pelayanan rawat inap yang ada di RSD DR. H. MOH. ANWAR Sumenep terbagi atas GRIU ( Klas Utama A, klas I dan klas II ), dan Bangsal ( Klas I, Klas II dan Klas III ).

2. Nama ruang GRIU ( Klas Utama) di RSD DR. H. MOH. ANWAR Sumenep : Anggrek ( Klas Utama ) Mawar ( Klas Utama )

3. Ruang Rawat Inap :3.1 Anggrek terdiri dari satu tempat

tidur dan ditempati satu pasien dari segala jenis penyakit dan segala umur

3.2 Mawar terdiri dari dua tempat tidur dan ditempati dua pasien

1. Pendaftaran pasien rawat inap GRIU1.1. Pasien dengan status

MRS yang telah memilih ruangan GRIU datang ke loket pendaftaran

1.2. Apabila pasien berasal dari IRJA / IRD maka petugas menerima pembayaran pelayanan di IRJA / IRD sebelumnya tersebut dan memberi pasien / keluarga / wali pasien kuitansi SSRD ( Surat Setoran Retribusi Daerah). Selanjutnya

ALOS ≤ 4 hari Untuk pelayanan non paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001.

Pelayanan Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

4. Perawat pelaksana di GRIU mempersilakan wali pasien / penderita / keluarga untuk memilih sendiri dokter yang merawat sesuai dengan kasusnya. Wali pasien / penderita / keluarga harus

pasien membayar biaya rawat inap dan mendapat karcis. Kemudian petugas loket memberi status pasien / rekam medis serta mencatat di

12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan

Page 24: standar pelayanan

menandatangani surat persetujuan alih rawat dokter. Selanjutnya perawat pelaksana menghubungi dokter yang lama dan dokter baru yang merawat.

5. Dokter rumah sakit berhak mengirim dan merawat sendiri pasien yang MRS di GRIU sedangkan dokter luar hanya boleh mengirim pasien.

6. Visite atau kunjungan dokter untuk memeriksa pasien dilakukan setiap hari, termasuk pada hari libur, pada jam 08.00-12.00. Dalam hal yang mendesak ( emergency ) dokter jaga boleh melakukan visite atau tindakan dan melapor ke dokter spesialis yang bersangkutan

7. Kriteria pasien pulang dari GRIU bisa berupa : pulang sembuh, pulang paksa, dirujuk, meninggal atau melarikan diri.

8. Pasien ASKES perlu membawa persyaratan ASKES dan akan dirawat dengan membayar kekurangan sesuai golongannya

buku register pendaftaran pasien rawat inap.

1.3. Jika ruangan di GRIU ternyata penuh maka pasien akan dialihkan ke bangsal setelah perawat GRIU mengubah isian nama ruang di status pasien

1.4. Setelah pasien datang di ruang rawat inap, pera-wat pelaksana mencatat data pasien dalam buku register pendaftaran pasien rawat inap dan selanjutnya mengantar pasien ke kamar.

Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

9. Loket pendaftaran melayani administrasi pasien masuk rawat inap

10. Jam kerja rumah sakit :Senin – Kamis: 07.00 – 14.00Jum’at : 07.00 - 11.00Sabtu : 07.00 – 12.30

1.5. Perawat Pelaksana GRIU meminta pasien memilih dokter yang akan merawat dengan mengisi Blangko Surat Persetujuan Alih Rawat Dokter. Selanjutnya perawat pelaksana menghubungi dokter yang merawat. Apabila dokter yang dipilih tidak dapat dihubungi, penanganan sementara dapat dilakukan

Page 25: standar pelayanan

oleh Dokter yang ada ( sesuai kasusnya ) dalam jam kerja dan oleh dokter jaga / dokter IRD di luar jam kerja / hari libur.

2. Tindakan medik pasien selama dalam perawatan 2.1 Perawat pelaksana

melaporkan keadaan pasien ke dokter yang merawat / dokter penanggung jawab

2.2 Selanjutnya dokter yang merawat menentukan diagnosa kerja atau diagnosa pasti dan memberikan tindakan dan advis yang diperlukan serta mengeluarkan resep obat. Apabila obat dalam resep tidak tersedia di Instalasi Farmasi maka obat boleh dibeli di apotik luar. Apabila dokter yang merawat memerlukan konsultasi dengan dokter lain, perawat pelaksana menghubungi dokter konsulen dan membawa status ke dokter yang dituju. Apabila memerlukan pemeriksaan penunjang dokter akan membuat surat pengantar sesuai pemeriksaan penunjang yang dituju.

2.3 Perawatan medik dan pemantauan tindakan

Page 26: standar pelayanan

terhadap pasien juga dilakukan oleh perawat pelaksana. Perlakuan – perlakuan teknis perawatan yang terkait mengacu pada prosedur tetap yang dimiliki

2.4 Selain itu petugas pelaksana memasukkan rincian transaksi terhadap tindakan medik setiap hari di formulir rincian biaya rawat inap

2.5 Untuk pasien baru di luar jam kerja, perawat pelaksana menghubungi dokter ruangan / dokter jaga yang diperlukan

2.6 Dalam perawatan medik, apabila pasien mengalami kondisi gawat, maka perawat pelaksana harus melaporkan kondisi / keadaan umum pasien ke dokter yang merawat atau dokter jaga / dokter IRD apabila dokter yang merawat tidak ada. Dokter yang dihubungi akan memberikan tindakan medis, advis atau terapi. Apabila perlu pasien dapat dipindahkan ke ruang gawat ( intensif ), dan perawat pelaksana ruang intensif menghubungi dokter spesialis yang bersangkutan. Selanjutnya perawat melaksanakan

Page 27: standar pelayanan

tindakan sesuai advis2.7 Pasien atas permintaan

sendiri atau karena kondisi tertentu yang membutuhkan pindah ruangan atau kelas diwajibkan mengisi formulir lembar masuk dan keluar pada status pasien. Selanjutnya perawat pelaksana ruangan mengantar pasien ke ruang / kelas baru. Proses berikutnya sama seperti ketika masuk ruangan awal

2.8 Dokter yang merawat, dalam memberikan tindakan medik, advis atau terapi berhak memberi keputusan untuk : Melakukan pemeriksaan

penunjang Melakukan operasi /

bedah Konsul ke dokter lain Merujuk pasien ke luar

rumah sakit3. Pasien yang dirujuk

1.1 Apabila pasien harus dirujuk, dokter yang merawat membuat dan menanda-tangani Surat Pengantar Rujukan Pasien ( berupa formulir pengiriman ) dan

apabila keluarga pasien

Page 28: standar pelayanan

belum ada, dapat dilakukan observasi di ruangan sampai keluarga / wali pasien datang. Dalam hal ini diperlukan juga koordinasi dengan unit terkait

1.2 Pasien yg dirujuk ke rumah sakit lain di-sertai dengan formu-lir pengiriman dari dokter yang mera-wat sebagai surat pengantar rujukan

4. Pasien pulang atau keluar dari GRIU4.1 Pasien dinyatakan pulang

oleh dokter apabila secara medis dinyatakan telah sembuh atau cukup dengan perawatan jalan

4.2 Petugas ruangan memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang hal-hal yang berhubungan dengan pasien pulang, seperti :1. Pasien diperbo-lehkan

pulang pagi / sore/malam2. Obat-obat oral yang

harus dilan-jutkan di rumah

3. Kunjungan ulang (kontrol)

4. Administrasi / pembayaran yang harus diselesaikan

4.3 Petugas ruangan memasukkan semua

Page 29: standar pelayanan

rincian transaksi terhadap tindakan medik ke rincian biaya rawat inap. Selanjutnya petugas memberikan rincian biaya rawat inap kepada pasien / keluarga yang berisi nama dan no register pasien. Pasien / keluarga membayar atau menyelesaikan administrasi keuangan di petugas administrasi ruang GRIU

4.4 Kuitansi SSRD dari petugas administrasi ruang GRIU yang dibawa oleh pasien atau keluarga pasien ditunjukkan ke perawat di ruangan

4.5 Setelah perawat mengecek bukti pembayaran ( Kuitansi SSRD ) dan membuat surat keterangan sebagai petunjuk apakah perlu kontrol atau tidak, pasien kemudian diperbolehkan pulang.

4.6 Apabila pasien harus dirujuk maka yang diikuti adalah prosedur 3.3.

5. Pasien meninggal5.1 Pasien yang meninggal

dunia segera diobservasi selama 2 ( dua ) jam di ruangan sebelum diserahkan ke Kamar Jenazah.

Page 30: standar pelayanan

5.2 Administrasi dan catatan mediknya :

Perawat jaga menyiapkan rincian administrasi sejak tanggal pasien dirawat sampai meninggal dunia

Dokter yang merawat / dokter jaga melengkapi catatan mediknya

6. Pasien melarikan diri6.1 Apabila dijumpai pasien

melarikan diri, perawat jaga membuat laporan pasien lari kepada dokter yang merawat dan laporan oper jaga kepada petugas berikutnya

6.2 Administrasi dan catatan mediknya : Perawat jaga

menyiapkan rincian administrasi sampai tanggal terakhir pasien dirawat

Bagian Adminis-trasi, bila me-mungkinkan, dapat melacak alamat pasien / keluarganya untuk proses penyelesaian administrasi

Catatan medik dilengkapi oleh dokter yang merawat sampai kondisi terakhir

Page 31: standar pelayanan

perawatan 7. Pasien pulang paksa

7.1 Sebelum pasien dinyatakan pulang paksa, petugas ruangan harus menghubungi dokter yang merawat untuk memberitahu apakah pasien dapat diijinkan pulang atau tidakApabila dokter

mengijinkan maka pasien pulang sesuai ketentuan yang berlaku

Apabila dokter tidak memberi ijin, maka pasien dinyatakan pulang paksa oleh perawat jaga

7.2 Petugas ruangan memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang hal-hal yang berhubungan dengan kepulangan pasien.

7.3 Pasien / keluarga yang menginginkan pulang paksa diwajibkan menandatangani formulir surat penolakan pada status pasien / rekam medik rawat inap dan melunasi biaya rumah sakit

154. Pelayanan Instalasi Patologi Klinik /

1. Untuk pasien dari IRJA, IRD, dan luar RS, pada saat pendaftaran

1. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium

a. Permintaan ≤ jam 11 dise-

Untuk pelayanan non

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang

Page 32: standar pelayanan

Laboratorium sudah membawa formulir permintaan pemeriksaan laboratoriun, untuk pasien ASKES / JPKMM harus diserta surat jaminan pelayanan.

2. Pasien yang datang tanpa membawa rujukan dapat langsung minta dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan konsultasi kepada dokter laboratorium untuk mendapat formulir permintaan pemeriksaan.

3. Untuk pasien IRNA / IRD, pengambilan sampel dilakukan oleh paramedis IRNA / IRD, kecuali :a. pengambilan sampel oleh

paramedis mengalami kesulitanb. pemeriksaan bleeding time /

clotting timec. analisa gas darah

4. Sampel yang dikirim ke laboratorium harus disertai formulir permintaan pemeriksaan

5. Apabila asmpel tidak memenuhi syarat, maka akan dilakukan pengambilan sampel ulang oleh paramedis ruangan atau petugas laboratorium.

1.1. Pendaftaran1.1.1. Pasien yang sudah

membawa lembar permintaan pemeriksaan laboratorium ( non ASKES / JPKMM ) langsung mendaftar ke loket laboratorium. Petugas administrasi mencatat pada buku pendaftaran

1.1.2. Pasien yang datang sendiri tanpa membawa permintaan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan lembar permintaan laboratorium

rahkan hari itu juga ≤ jam 13

b. Permintaan > jam 11 dise-rahkan < 6 jam kemu-dian

c. Permintaan cito diserahkan ≤ 2 jam

paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001.

Pelayanan Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan

Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

Page 33: standar pelayanan

Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

6. Syarat-syarat pemeriksaan : Pasien wajib puasa 10-12 jam

untuk pemeriksaan glukosa darah

Pasien disarankan puasa 10-12 jam untuk pemeriksaan trigliserida

Untuk protein esbach, penderita harus mengumpulkan urine 24 jam

7. Untuk sputum BTA, dilakukan pengambilan sampel 3 kali, yaitu pada saat bangun tidur dan sesaat 2x. Sputum dikeluarkan dengan membatukkan dahak yang berasal dari bronchi. Bila tidak ada sputum, pasien dikembalikan ke dokter pengirim untuk diberi obat agar sputumya bisa dikeluarkan / diproduksi

1.1.3. Sampel yang dibawa oleh petugas RS ( harus disertai lembar permintaan pemeriksaan laboratorium ) didaftarkan dulu ke petugas administrasi / laboratorium. Kemudian petugas administrasi mencatat pada buku register penerimaan sampel. Bila sampel sudah sesuai ( jenis sampel & identitas ) dengan lembar permintaan pemeriksaan maka petugas administrasi laboratorium dan petugas pembawa sampel membubuhkan tanda tangan di buku pendaftaran sampel.

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

1.1.4.Untuk pasien IRD / rawat inap, rincian biaya yang sudah dibuat oleh petugas administrasi disatukan dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang nantinya dikirim keruangan.

1.2. Pemeriksan1.2.1. Sampel yang sudah diambil

di loket sampling, maupun yang diantar petugas RS

Page 34: standar pelayanan

ke laboratorium, didistribusikan ke sub instalasi sesuai dengan jenis pemeriksaan. Bila dari satu pasien dilakukan beberapa jenis pemeriksaan sehingga sampel harus didistribusikan ke beberapa sub instalasi., maka petugas laboratorium membuat duplikat jenis pemeriksaan yang diminta.

1.2.2. Pemeriksaan labo-ratorium dilakukan oleh analis labo-ratorium, dokter laboratorium atau petugas laborato-rium lain yang mahir laboratorium, sesuai dengan jenis peme-riksaan yang di-minta. Tata cara pemeriksaan labora torium dijelaskan dalam protap.

1.2.3. Apabila ada hasil patologis petugas segera mengkon-sultasikan ke dokter laboratorium. Ter-gantung dari ka-susnya, pemerik-saan bisa diulang atau dilakukan tindakan lain (mengkonfirmasi hasil dengan kondisi klinis)

1.2.4. Analis laborat / petugas pemeriksa mencatat dan menandatangani hasil pemeriksaan pada lembar hasil pemeriksaan

1.2.5. Dokter laboratorium

Page 35: standar pelayanan

melakukan analisis. Selanjutnya me-lakukan pengecekan hasil pemeriksaan dan memberikan saran-saran pe-meriksaan lanjutan atau saran lainnya. Bila diperlukan pemeriksaan ulang maka analis laboratorium atau dokter laboratorium ( tergantung kasus tersebut ) melakukan pemeriksaan ulang.

1.2.6. Bila tidak diperlukan pemeriksaan ulang maka dokter laboratorium menandatangani hasil pemeriksaan di lembar hasil pemeriksaan.

1.2.7. Petugas administrasi mencatat hasil laborat dibuku arsip pemeriksaan laboratorium. Petugas administrasi memeriksa ulang Kelengkapan ad-ministrasi (rincian biaya, pemeriksaan, SSRD, dan lembar hasil pemeriksaan)

1.2.8. Lembar hasil peme-riksaan diserahkan langsung ke pasien untuk pasien rawat jalan, rujukan atau permintaan sendiri. Sedang untuk pa-sien IRNA / IRD, hasil diantar petugas laboratorium ke ruangan.

2. Konsultasi

Page 36: standar pelayanan

2.1 Pasien yang datang tanpa membawa lem-bar permintaan peme-riksaan laboratorium melakukan pendaf-taran ke petugas Ad-ministrasi kemudian langsung berkonsultasi dengan dokter laboratorium guna pemilihan jenis pemeriksaan. Dokter laboratorium mencatat identitas pasien dan hasil konsultasi di buku konsultasi laboratorium

2.2 Pasien yang sudah membawa hasil laboratorium bila hendak berkonsultasi dengan dokter laboratorium dapat langsung berkonsultasi guna mendapatkan gambaran diagnosis dan tindakan-tindakan lain yang harus dilakukan. Dokter laboratorium mencatat identitas pasien dan hasil konsultasi di buku konsultasi laboratorium.

2.3 Permintaan konsultasi dari dokter lain dilakukan dengan cara penulisan permintaan konsul di lembar konsul RM untuk pasien rawat inap atau di kertas lain untuk pasien non rawat inap.

2.4 Dokter laboratorium mencatat arsip hasil konsultasi di buku laboratorium.

2.5 Petugas ruangan

Page 37: standar pelayanan

menghubungi dokter laborat atau pasien datang sendiri dengan lembar permintaan konsultasi dari dokter

2.6 Dokter laboratorium melakukan analisa dan menjawab konsultasi di lembar konsul atau dengan surat untuk pasien yang membawa surat permintaan konsul.

155. Pelayanan Instalasi Radiologi

1 Pelaksanaan USG Abdomen dilakukan oleh dokter ahli penyakit dalam karena tidak ada dokter ahli radiologi dengan dibantu oleh petugas radiologi. Sedangkan USG Obgin dilakukan oleh dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan. Adapun pemeriksaan meliputi : U S G Abdomen U S G Obstetri Ginekologi

- Obstetri- Ginekologi

U S G Mamma / Thyroid2 Pelaksanaan Foto kontras meliputi

Traktus urinarius Traktus digestivus Fistulografi

3 Waktu pelayanan radiologi 24 jam dengan jadwal : 07.00 – 14.00 Petugas onsite 14.00 - 07.00 Petugas oncall

1. Pendaftaran Pemeriksaan Radiologi 1.1 Setiap pasien yang akan

melakukan pemeriksaan radiologi, mendaftar ke loket penerimaan pasien Instalasi Radiologi dengan membawa formulir permintaan pemeriksaan radiologi dari dokter yang merawat. Pasien rawat jalan atau rujukan akan diberi informasi dan rincian biaya serta persyaratan fisik yang harus dilakukan, kemudian dilakukan pemeriksaan untuk prosedur pemeriksaan

Respon Time (Waktu antara daftar loket Ro sampai dengan dilakukan foto/usg) yaitu < 30 menit

Untuk pelayanan non paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001.

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

radiodiagnostik rutin / yang tidak memerlukan persiapan.

Pelayanan Askeskin

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-

Page 38: standar pelayanan

Selanjutnya biaya pemeriksaan radiologi dibayarkan di kasir keuangan dan pasien akan menerima tanda bukti pembayaran ( kuitansi SSRD ). Penderita menyerahkan salinan bukti pembayaran SSRD untuk mengambil hasil pemeriksaan radiologi. Petugas keuangan di Instalasi Radiologi mencatat penerimaan pembayaran di buku bantu keuangan penerimaan radiologi terkait dengan pemeriksaan tersebut.

1.2 Pasien rawat inap langsung mendaftar ke loket penerimaan pasien instalasi radiologi dengan membawa status penderita.

mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

1.3 Pasien yang dijamin oleh PT ASKES, baik karyawan maupun GAKIN / JPS ( masyarakat tidak mampu )

Page 39: standar pelayanan

harus melengkapi persyaratan yang diperlukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

1.4 Petugas administrasi mencatat ke buku register :Untuk pasien rawat jalan di

Buku Register Rawat Jalan untuk semua jenis pemeriksaan.

Untuk pasien rawat inap di Buku Register Rawat Inap untuk semua jenis pemeriksaan.

Untuk Penderita Askes / Gakin dalam Buku Register Askes Dan Gakin, untuk semua jenis pemeriksaan.

1.5 Petugas Administrasi melengkapi formulir permintaan pemeriksaan serta meminta tanda tangan jika diperlukan.

2. Pemeriksaaan Radiologi.2.1 Pemeriksaan Radiodiagnostik

dengan kontras:2.1.1 Pasien memper-siapkan

diri sesuai dengan persyaratan / instruksi yang diberikan oleh petugas radiologi berdasarkan ketentuan yang ditetapkan. Persyaratan yang harus dipenuhi pasien dijelaskan di protap terkait yang ada pada lampiran. Pasien

Page 40: standar pelayanan

datang pada waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan serta kemungkinan efek yang ditimbulkan karena. penyuntikan bahan media kontras. Pasien menanda tangani pernyataan kesanggupan untuk dilakukan peme-riksaan. Pemasu-kan bahan kontras ke dalam tubuh pasien diberikan melalui injeksi maupun kanulasi.

2.1.2 Kemudian operator foto melakukan pemotretan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta memproses film ( X – foto ) dalam kamar gelap. Untuk lebih jelasnya proses pemeriksaan secara teknis terdapat di protap terkait yang ada pada lampiran prosedur ini

2.1.3 Foto hasil pemeriksaan diserahkan langsung lepada penderita atau keluarga untuk selanjutnya diserahkan kepada dokter yang merawatnya.

2.2 Pemeriksaan Rutin Radiodiagnostik

2.2.1Pasien melakukan

Page 41: standar pelayanan

persiapan untuk pemeriksaan radiodiagnostik rutin ( tanpa kontras ).

2.2.2Kemudian operator melakukan pemotretan sesuai prosedur yang berlaku dan memproses film. Untuk lebih jelasnya proses pemeriksaan secara teknis terdapat di protap terkait pada lampiran prosedur ini

2.2.3Foto hasil pemeriksaan diserahkan langsung kepada penderita / keluarga untuk diserahkan kepada dokter yang merawat.

2.3 Pemeriksaan USG :Pasien mempersi-apkan diri sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan yang harus dipenuhi pasien dijelaskan di protap persiapan fisik pemeriksaan USG . Dokter melakukan pemeriksaan USG dengan di bantu oleh petugas radiologi, setelah selesai melakukan persiapan fisik. Untuk lebih jelasnya proses pemeriksaan secara teknis terdapat di protap terkait yang ada pada lampiran prosedur iniKemudian dokter pemeriksa menulis diagnosa hasil USG

Page 42: standar pelayanan

dalam kartu hasil / status pasien.

2.4 Petugas administrasi mencatat hasil pemeriksaan di buku register setiap pemeriksaan sesuai status pasien ( rawat jalan , rawat inap atau ASKES ).

2.5 Hasil Pemeriksaan foto ( baik kontras dan non kontras ) dan USG pada formulir hasil pemeriksaan masing-masing beserta hasilnya ( foto atau cetakan USG ) akan diterima oleh dokter yang merawat.

156. Pelayanan Instalasi Farmasi

a. Pelayanan resep obat dan alkes untuk pasien yang dilakukan di Instalasi Farmasi adalah untuk pasien rawat jalan ( poliklinik ), rawat inap dan IRD.

b. Pelayanan kapasitas resep obat untuk pasien : IRNA: untuk pemakaian 3 hari. IRJA (Poliklinik): untuk pemakaian

5 hari Pasien Kronis : untuk pemakaian

1 bulanc. Jam buka pelayanan untuk Instalasi

Farmasi Rumah Sakit selama 24 jam

1. Perencanaan dan pengadaan obat dan alat kesehatan dari dana bantuan dan swadana di RSD. Dr. H. Moh. Anwar Kabupaten Sumenep1.1. Tim UPP-DRK–OB

mengumpulkan dan mempelajari penggunaan obat / alkes dan pola pengatur rumah sakit untuk menentukan jumlah yang akan direncanakan.

1.2. Tim UPP-DRK–OB menyusun jenis dan jumlah disertai perkiraan harga.

1.3. Tim UPP- DRK –OB mengajukan rencana pengadaan kepada direktur.

Waktu penyerahan obat :- Puyer ≤ 30

menit- Non Puyer ≤

10 menit

Untuk pelayanan non paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT.

Page 43: standar pelayanan

2001. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

1.4. Tim UPP- DRK –OB melakukan pengadaan obat / alkes melalui panitia pengadaan rumah sakit dan Gudang Farmasi Dinkes Kabupaten.

2. Penerimaan dan penyimpanan obat dan alat kesehatan habis pakai yang berasal dari dana bantuan2.1 Obat dan alkes yang diterima

IFRS berasal dari tim penerima barang RSD yang disuplai dari distributor/PBf.

2.2 Tim Penerima Barang memeriksa obat / alkes yang datang dalam hal kesesuaiannya antara Faktur asli yang dibawa petugas IFRS dan tim pengadaan barang dari pengirim barang/ distributor/PBF.

2.3 Apabila obat / alkes sesuai tim penerima barang membuat berita acara penerimaan barang dan menandatangani berita acara tersebut .

Pelayanan Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan

Page 44: standar pelayanan

Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

2.4 Petugas Gudang IFRS menerima obat / alkes beserta tanda bukti berita acara penerimaan barang

2.5 Petugas Gudang mencatat barang yang masuk ke dalam buku penerimaan barang dan kartu stelling obat dan kemudian menyimpannya.

3. Penerimaan dan penyimpanan obat dan alat kesehatan habis pakai swadana3.1 Obat dan alkes yang datang

ke IFRS berasal dari tim penerima barang yang disuplai oleh rekanan/ PBF.

3.2 Tim penerima barang memeriksa obat / alkes yang datang dalam hal kesesuaiannya antara surat pesanan dengan faktur pembelian.

3.3 Apabila barang sesuai, tim pemeriksa membuat berita acara penerimaan barang dan menandatangani faktur tersebut.

3.4 Petugas gudang IFRS menerima barang beserta salinan fakturnya.

3.5 Petugas gudang IFRS mencatat obat / alkes ke dalam buku penerimaan barang dan kartu stelling obat

Page 45: standar pelayanan

dan kemudian menyimpannya digudang

4. Distribusi obat dan alat kesehatan habis pakai dari gudang IFRS4.1 Petugas unit pelayanan

rumah sakit mengajukan permintaan obat / alkes habis pakai setiap 1 minggu dengan menggunakan daftar permintaan obat / alkes bahan habis pakai

4.2 Petugas pelayanan IFRS melayani dan merekap permintaan obat / alkes habis pakai dari unit-unit pelayanan rumah sakit

4.3 Petugas gudang IFRS mengeluarkan obat / alkes habis pakai atas permintaan petugas pelayanan IFRS secara FIFO dan mencatat barang keluar pada buku / kartu stok obat / alkes habis pakai dan kartu stelling.

4.4 Petugas gudang IFRS mengeluarkan obat / alkes berdasarkan permintaan dari unit pelayanan IFRS tiap hari

4.5 Petugas pelayanan IFRS menerima obat / alkes dari petugas gudang IFRS dan mencatatnya dalam buku / kartu inventaris stok obat / alkes habis pakai

4.6 Selanjutnya petugas pelayanan IFRS mendistribusikan ke tiap-tiap unit pelayanan rumah sakit

Page 46: standar pelayanan

4.7 Petugas unit pelayanan rumah sakit menerima barang dengan menanda tangani daftar permintaan obat / alat kesehatan bahan habis pakai

5. Pelayanan resep obat dan alat kesehatan5.1 Resep obat dibawa oleh

pasien / keluarga pasien ke IFRS dan diterima petugas pelayanan IFRS

5.2 Petugas pelayanan IFRS melakukan verifikasi terhadap resep yang ditulis

5.3 Petugas pelayanan IFRS membuat rincian biaya dalam formulir perincian penggunaan obat dan alkes, sebagai informasi biaya resep

5.4 Pasien / keluarga pasien membayar di loket keuangan dan menerima tanda bukti pembayaran dalam bentuk formulir tanda bukti penerimaan

5.5 Petugas penyedia obat menyediakan obat sesuai hasil verifikasi petugas pelayanan IFRS dan tanda bukti pembayaran pasien

5.6 Apabila obat / alkes tidak tersedia di IFRS maka petugas pelayanan IFRS membuat turunan resep agar keluarga pasien membeli di apotek luar

Page 47: standar pelayanan

5.7 Kemudian petugas pelayanan IFRS membuat etiket obat tentang tata cara penggunaannya. Selanjutnya petugas konseling memberikan obat kepada pasien

5.8 Dari obat yang disediakan, apabila perlu penanganan khusus petugas konseling memberikan konsultasi ke pasien / keluarga pasien

5.9 Petugas pelayanan IFRS mencatat resep obat / alkes yang telah dilayaninya ke dalam buku register resep obat.

6. Pemantauan peresepan dan penggunaan obat generik di rumah sakit

6.1 Untuk pelaksanaan pe-mantauan dan pelaporan digunakan resep yang terdiri dari 2 lembar/ rangkap 2 ( dua ), yaitu lembar 1 ( satu ) asli untuk diserahkan kepada pasien dan lembar 2 ( dua) untuk arsip dan pe-mantauan

6.2 Pada setiap lembar re-sep tertulis jelas nama Dr / Drg dan identitas unit pelayanan rumah sakit

6.3 Setiap hari IFRS me-ngumpulkan dan menca-tat resep yang masuk untuk dilakukan analisa dan evaluasi

Page 48: standar pelayanan

terhadap jumlah dan jenis obat generik yang diresepkan

6.4 Data peresepan yang diperoleh tiap hari dire-kap dalam bentuk bula-nan yang kemudian dilaporkan

6.5 Dalam hal pemantauan penggunaan obat di ru-mah sakit secara pe-riodik dilakukan “stok opname” yang kemudian dilakukan evaluasi per smtr / akhit tahun dan dilaporkan ke direktur

157. Pelayanan Instalasi Pemulasaran Jenasah

1. Lama tinggal jenazah di kamar jenazah paling lama 2 x 24 jam.

2. Apabila dalam 2 x 24 jam tidak ada pihak yang bertanggung jawab, maka jenazah dinyatakan sebagai jenazah terlantar.

3. Jenazah terlantar menjadi tanggung jawab Pemda cq. rumah sakit atas perawatan dan pemakamannya.

4. Dalam hal pemakaman jenazah rumah sakit bekerja sama dengan petugas pemakaman desa / kelurahan.

3.1.Penanganan Jenazah Non Visum3.1.1 Petugas kamar jenazah

mengambil jenazah dari ruangan yang telah dilengkapi dengan surat keterangan kematian dari dokter yang berasal ruang rawat inap atau dari IRD.

3.1.2 Petugas kamar jenazah mencatat identitas jenazah dalam buku realisasi jenazah

3.1.3 Petugas memandikan dan mengkafani jenazah.

3.1.4 Petugas kamar jenazah membuat perincian biaya rawat jalan dan memberikannya kepada wali jenazah agar membayar biayanya di kasir / bagian keuangan.

a. Waktu pemulasaran jenazah yaitu ≤ 1,5 jam

b. Waktu tunggu Kesiapan mobil jenasah saat diperlukan yaitu ≤ 1 jam

Untuk pelayanan non paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001.

Pelayanan

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297

Page 49: standar pelayanan

Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

/ 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

3.1.5 Petugas menerima tanda bukti pene-rimaan, selanjutnya meminta kepada wali untuk menandata-ngani penyerahan jenazah di buku kematian dan petugas mencatat waktu penyerahannya.

3.1.6 Namun jika wali jena-zah menghendaki je-nazah dimandikan di rumah, maka petugas kamar jenazah menye rahkan jenazah kepa-da wali untuk segera dibawa pulang.

3.1.7 Petugas kamar jena zah membuat laporan dalam buku realisasi jenazah dan

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

Page 50: standar pelayanan

buku catatan jenazah keluar 3.1.8 Apabila wali jenazah

menghendaki penggu naan jasa ambulans, prosedur pelaya-nannya mengacu ke-pada prosedur pela-yanan ambulans pada Prosedur Mutu Pela-yanan Ambulance.

3.2.Penanganan Jenazah dengan Permintaan Visum et Repertum

3.2.1 Petugas kamar jenazah menerima jenazah yang telah dilengkapi surat keterangan kematian dari dokter yang berasal dari ruang inap atau dari IRD, atau langsung dari luar yang dibawa oleh polisi tanpa surat kematian.

3.2.2 Petugas kamar jenazah mencatat identitas jenazah dalam buku realisasi jenazah. Untuk jenazah dari luar RSD Dr. H. Moh. Anwar dalam buku penerimaan jenazah dari luar

3.2.3 Datangnya jenazah ke kamar jenazah diikuti oleh permintaan visum et repertum dari kepolisian.

3.2.4 Selanjutnya petugas meminta persetujuan wali atas pelaksanaan visum et repertum dengan mengisi formulir persetujuan pemeriksaan dalam

Page 51: standar pelayanan

( otopsi ). Apabila keluarga / wali tidak setuju maka pelaksanaan visum et repertum tidak berlangsung dan petugas menganjurkan keluarga / wali menghubungi / bernegoisasi dengan pihak kepolisian dan meminta untuk mencabut permintaan visum et repertum

3.2.5 Apabila pelaksaan visum et repertum telah selesai, petugas kamar jenazah mencata hasil visum jenazah dalam buku visum kamar jenazah serta merinci dalam buku biaya otopsi

3.2.6 Petugas memandikan dan mengkafani jenazah

3.2.7 Petugas kamar jenazah membuat perincian biaya rawat jalan dan memberikan kepada wali jenazah agar membayar biayanya di kasir / petugas keuangan.

3.2.8 Petugas keuangan menerima tanda bukti penerimaan, selanjutnya meminta kepada wali untuk menandatangani penyerahan jenazah di buku kematian dan penyerahan barang bukti di berita acara serah terima barang bukti kepada pihak kepolisian, lalu petugas mencatat waktu penyerahannya

3.2.9 Namun jika wali jenasah

Page 52: standar pelayanan

menghendaki jenazah dimandikan di rumah, maka petugas kamar jenazah menyerahkan jenazah kepada wali untuk segera di bawa pulang.

3.2.10 Petugas kamar jenazah membuar laporan dalam buku realisasi jenazah dan buku catatan jenazah keluar

3.2.11 Apabila wali jenazah menghendaki penggunaan jasa ambulans, prosedur pelayanan ambulans pada Prosedur Mutu Pelayanan Ambulans.

3.3.Penanganan Jenazah Terlantar3.3.1. Petugas

kamar jenazah menerima jenazah dari luar yang dibawa oleh pihak kepolisian. Petugas kamar jenazah mencatat identitas jenazah dalam buku penerimaan jenazah dari luar dan buku realisasi jenazah

3.3.2. Datangnya jenazah ke kamar jenazah diikuti oleh permintaan visum et repertum dari kepolisian.

3.3.3. Apabila pihak kepolisian menghendaki visum et repertum ( luar dan dalam ) maka petugas

Page 53: standar pelayanan

memerlukan persetujuan keluarga / wali jika ada. Keluarga / wali diminta mengisi format persetujuan pemeriksaan dalam ( otopsi ). Apabila keluarga / wali tidak setuju maka pelaksanaan visum et repertum tidak berlangsung dan petugas menganjurkan keluarga / wali menghubungi / bernegosiasi dengan pihak kepolisian dan meminta untuk mencabut permintaan visum et repertum.

3.3.4. Apabila pelaksanaan visum et repertum telah selesai, selanjutnya petugas kamar jenazah mencatat hasil visum jenazah dalam buku visum kamar jenazah

3.3.5. Petugas memandikan dan mengkafani jenazah.

3.3.6. Petugas kamar jenazah memberi tahu pihak kepolisian bahwa jenazah siap dimakamkan.

3.3.7. Apabila pihak kepolisian masih keberatan dengan pemakaman jenazah, paling lama 2 x 24 jam sejak datangnya jenazah akan dimakamkan.

3.3.8. Apabila kepolisian tidak keberatan atas permintaan jenazah,

Page 54: standar pelayanan

petugas kamar jenazah melaporkan kepada pihak tata usaha RSD Dr. H. Moh Anwar untuk menghubungi pihak pemakaman.

3.3.9. Penyerahan jenazah kepada pihak pemakaman dilakukan dengan menandatangani buku kematian dan penyerahan barang bukti di berita acara serah terima barang bukti kepada pihak kepolisian, lalu petugas mencatat waktu penyerahannya.

3.3.10. Petugas kamar jenazah membuat laporan dalam buku realisasi jenazah dan buku catatan jenazah keluar

3.3.11. Petugas kamar jenazah mengantar jenazah ke makam dengan menghubungi kereta jenazah. Prosedur pelayanan mengacu pada prosedur pelayanan ambulans pada Prosedur Mutu Pelayanan Ambulans.

158. Pelayanan Instalasi Bedah Sentral

1. Pasien yang akan dioperasi adalah Pasien Rumah Sakit dari IRD, IRJA dan IRNA dan menyatakan setuju untuk menjalani tindakan bedah / operasi

2. Pasien Rujukan untuk operasi dianggap sebagai Rujukan Opname yang dimasukkan ke IRNA terlebih dahulu sebelum dioperasi.

1. Pendaftaran Tindakan Operasi 1.1. Setiap pasien yang akan

menjalani tinda-kan operasi, oleh ope-rator harus dinyatakan sebagai penderita tindakan operasi di dalam rekam medik / status pasien

Waktu Tunggu operasi elektif yaitu ≤ 3 hari.

Untuk non paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Page 55: standar pelayanan

Pada RSD. 3. Setiap pasien yang akan menjalani

tindakan operasi terlebih dahulu harus dinyatakan oleh dokter yang merawatnya sebagai Penderita Tindakan Operasi.

4. Kondisi Emergency adalah kondisi dimana pasien harus segera dioperasi karena kondisinya gawat dan mengancam jiwa penderita. Untuk hal ini persyaratan puasa sebelum operasi dapat diabaikan.

5. Tindakan Operasi yang dapat dilakukan :1.1. Operasi Obsgin ( kebidanan dan

penyakit kandungan ).1.2. Operasi Bedah1.3. Operasi Mata

6. Petugas yang melakukan tindakan operasi :

1.1. Operator merupakan pemimpin ( leader ) dan dokter penanggung jawab pelaksanaan operasi.

1.2. Asisten adalah petugas yang membantu operator dalam pelaksanaan operasi ( berjumlah 1 orang ).

1.3. Petugas Anestesi adalah petugas yang melakukan proses pembiusan pasien sebelum dan selama pembedahan.

1.2. Pihak keluarga pasien atau pasien sendiri harus membuat persetujuan tindakan operasi yang akan dilakukan di Lembar Persetujuan Tindakan Medis

1.3. Yang berhak mela-kukan tandatangan persetujuan tindakan operasi :a. Untuk

pasien yang berumur diatas 21 tahun / sudah menikah bisa pasien sendiri

b. Untuk pasien yang berumur dibawah 21 tahun harus ayah kandung / ibu kandung atau saudara kandung, dan ayah / ibu adopsi atau induk semang (untuk pasien yang tidak memiliki ayah kandung / ibu kandung atau saudara kandung)

Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001.

Pelayanan Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

Page 56: standar pelayanan

2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

1.4. Petugas Instrumen adalah petugas yang menyiapkan peralatan yang diperlukan operator sebelum dan pada saat pelaksanaan operasi.

1.5. Perawat Sirkuler adalah petugas yang diberi wewenang dan tanggung jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.

7. Pelaksanaan teknis yang terkait dengan Tindakan Operasi mengacu pada protap prosedur ini.

8. Apabila skor alderet pasca anesthesi tetap dibawah 8 sampai jangka waktu tertentu dan menurut operator penanggung jawab operasi perlu perlakuan khusus di ruangan asal pasien, maka pasien tetap keluar dari ruang RR ( Instalasi Bedah Sentral )

9. Penderita yang meninggal selama pembedahan / pasca bedah di Instalasi Bedah Sentral perlu dikomunikasikan kepada keluarga penderita dan ditunggu 2 jam di Instalasi Bedah Sentral. Setelah itu jenazah dikirim ke ruang jenazah. Selama menunggu 2 jam keluarga dapat mengurus administrasi terlebih dahulu sesuai dengan lokasi dimana pasien dirawat.

c. Untuk pasien dengan gangguan mental persetujuan harus berasal dari ayah / ibu kandung, wali yang sah atau saudara kandung

d. Untuk pasien dibawah pengampunan persetujuan harus dari wali atau kuratornya

e. Untuk pasien tidak sadar/ pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang memerlukan tindakan medis segera untuk kepentingannya, tidak diperlukan persetujuan dari siapapun

1.4. Apabila pasien / keluarga tidak setuju dengan tindakan

Page 57: standar pelayanan

operasi yang akan dilaksanakan, maka pasien atau keluarga membuat penolakan tindakan operasi di Lembar Penolakan Tindakan medis

1.5. Petugas Pengirim Pasien dari instalasi terkait melengkapi persyaratan operasi dari pasien antara lain:a. Status Lengkap Pasien

atau Rekam Medikb. Lembar Persetujuan

Medis.c. Data Pemeriksaan

Penunjangd. Obat-obat dan alat

kesehatan yang dibutuhkan saat pembedahan.

1.6. Petugas terkait dimana pasien dirawat mendaftarkan ke Petugas Instalasi Bedah Sentral untuk pelaksanaan operasi termasuk hari dan jam operasi, paling lambat 1 ( satu ) hari sebelum pembedahan / pelak-sanaan operasi, kecu-ali kasus emergency.

1.7. Petugas Instalasi Bedah Sentral menulis pendaftaran operasi di Buku Pendaftaran Bedah sesuai tanggal dan jam operasi dan Surat Pendaftaran Operasi yang ditandatangani dokter ruangan / operator

Page 58: standar pelayanan

2. Pelaksanaan Operasi2.1. Petugas Instrumen

mempersiapkan peralatan untuk proses operasi pada saat persiapan dan pada pelaksanaan operasi.

2.2. Semua tim yang akan melakukan operasi berganti pakaian dengan seragam operasi di kamar ganti. Setelah itu tim memasuki Kamar Operasi dan tidak boleh keluar sampai proses operasi selesai.

2.3. Tindakan premedikasi dan pembiusan pasien oleh Petugas Anestesi dilakukan sebelum Tim Operasi memulai ope-rasi. Hasilnya dicatat di Laporan Anestesi

2.4. Selanjutnya Tindakan Operasi dilaksanakan dengan dipimpin oleh operator. Tata cara tindakan operasi secara teknis dapat dilihat pada Protap Bedah masing-masing

2.5. Operator mencatat hasil operasi di laporan operasi pada rekam medik / status pasien dan buku laporan operasi, mencatat instruksi terapi pasca operasi di status pasien / rekam medik, lalu membuat resep

3. Perlakuan Pasca Operasi3.1. Setelah operasi selesai

dilakukan, pasien dibawa ke

Page 59: standar pelayanan

Ruang Pulih untuk perlakuan pasca operasi menunggu pulihnya kesadaran pasien. Petugas mencatat di buku laporan RR.

3.2. Setelah sadar di Ruang Pulih pasien keluar dari Instalasi Bedah Sentral. Pasien yang mengalami gangguan tanda vital dikonsultasikan ke dokter operator untuk mendapat terapi yang dicatat di status pasien / rekam medik

3.3. Kemudian dilihat apakah skor alderet pasca anestesi sama atau di atas 8. Apabila ya, pasien bisa keluar dari ruang bedah sentral dengan membawa resep bila ada. Apabila belum maka kembali dikonsultasikan ke dokter operator untuk mendapat terapi yang dicatat

3.4. Apabila skor alderet pasca anestesi tetap dibawah 8 sampai jangka waktu tertentu dan menurut operator penanggung jawab operasi perlu perlakuan khusus di ruangan asal pasien, maka pasien tetap keluar dari ruang pulih sadar atas instruksi tertulis dari dokter operator pada buku laporan RR dan status pasien / rekam medik

159. Pelayanan Instalasi Rawat Intensif

1. Pelayanan rawat intensif yang ada di RSD DR. H. Moh. Anwar Sumenep

1. Pendaftaran pasien rawat intensif 1.1. Pasien dengan status MRS di

ALOS ≤ 5 hari Untuk pelayanan non

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang

Page 60: standar pelayanan

terbagi atas ruang NICU / PICU dan ruang ICU. NICU / PICU ( Neonatal Intensive Care Unit / Pediatric Intensive Care Unit ) adalah Ruang Perawatan Intensif Bayi dan Anak. ICU ( Intensive Care Unit ) adalah Ruang Perawatan Intensif untuk pasien dewasa.

2. Di NICU terdapat 9 tempat tidur yang terdiri dari 2 inkubator untuk tempat tidur bayi prematur, 6 tempat tidur yang masing-masing ditempati 1 pasien segala jenis penyakit dengan umur kurang dari 1 bulan, dan 1 infant warmer untuk tindakan bagi bayi ( dan alat ini dilengkapi dengan pemanas).

3. Ruang rawat inap PICU terdiri dari 4 tempat tidur untuk pasien berusia 12 tahun atau kurang.

4. Pasien di ruang PICU dan ICU hanya diperkenankan ditunggu oleh maksimal 2 orang penunggu secara bergantian.

UGD / VK / OK / IRNA, melengkapi rekam medik di loket atau membawa status dari ruang lain tersebut.

1.2. Petugas Loket / UGD / VK / OK / IRNA memberi tahu ruang intensif dan mengantarkan pasien ke ruang intensif.

1.3. Setelah pasien datang di ruang intensif, petugas melaksanakan serah terima pasien.

1.4. Petugas administrasi / perawat mencatat pasien yang datang di buku register di ruang rawat intensif.

2. Tindakan medik pasien selama dalam perawatan

paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001.

Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

5. Konsultasi keluarga pasien dengan dokter dapat dilakukan setiap hari pada waktu visite dokter.

6. Visite / kunjungan dokter untuk memeriksa pasien dilakukan 2 kali dalam sehari. Dalam keadaan emergensy, dokter jaga melakukan visite / tindakan dan melapor ke dokter spesialis.

7. Kriteria pasien pulang dari rawat intensif berupa pulang sembuh,

2.1. Perawat pelaksana melaporkan kondisi pasien ke dokter spesialis yang merawat.

2.2. Selanjutnya dokter yang merawat memeriksa pasien, memberikan tindakan medik, melakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan, melakukan konsultasi atas hasil pemeriksaan dengan

Pelayanan Askes-kin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang

Page 61: standar pelayanan

pulang paksa, dirujuk, meninggal, dan pindah ruangan.

8. Pasien askes diharuskan melengkapi persyaratan askes dalam waktu maksimal 3 x 24 jam dan mendapat paket biaya Rp. 250.000 / hari untuk semua golongan dan paket tindakan. Pemeriksaan laboratoriumnya sesuai dengan aturan yang ada.

9. Pasien JPS diharuskan melengkapi persyaratan JPS dalam waktu maksimal 3 x 24 jam dan dibebaskan atas segala biaya perawatan dan tindakan sesuai dengan aturan yang ada.

10.Untuk pasien terlantar, selama perawatan dan setelah perawatan selesai petugas ruang intensif diharuskan melapor ke pihak manajemen

dokter ahli yang terkait ( jika diperlukan ) dan mengeluarkan resep obat untuk dibeli di instalasi farmasi. Apabila obat dalam resep tidak tersedia di instalasi farmasi maka obat boleh dibeli di apotek luar. Untuk sementara obat-obatan yang diperlukan diberi pinjaman oleh petugas di ruangan.

Pelayanan Kese-hatan Bagi Pe-serta Program Ja-minan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

11.Keluarga ( anak, suami, istri ) karyawan RSD yang tidak memiliki askes dibebaskan atas biaya perawatan dan tindakan dengan melengkapi persyaratan yang berlaku.

2.3. Perawatan medik dan pemantauan terhadap pasien dilakukan oleh perawat pelaksana. Prosedur untuk perlakuan – perlakuan teknis perawatan yang terkait mengacu pada prosedur tetap yang dimiliki.

2.4. Selain itu petugas pelaksana memasukkan rincian transaksi terhadap tindakan medik setiap saat di formulir tindakan perawatan.

Page 62: standar pelayanan

2.5. Untuk pasien baru di luar jam kerja, perawat pelaksana menghubungi dokter ruangan / dokter yang diperlukan

2.6. Dalam perawatan medik, apabila pasien mengalami kondisi gawat, maka perawat pelaksana harus melaporkan kondisi pasien ke dokter yang merawat / dokter IRD apabila dokter yang merawat tidak ada.

2.7. Apabila pasien perlu dikonsulkan ke dokter ahli di bidang lain, petugas menghubungi dokter di bidang lain yang dituju tersebut.

2.8. Pasien atas permintaan sendiri atau karena kondisi tertentu yang membutuhkan pindah ruangan atau kelas diwajibkan mengisi formulir pindah kamar / ruang pada status pasien. Selanjutnya perawat pelaksana ruangan mengantarkan pasien ke ruang / kelas baru. Proses berikutnya sama seperti ketika masuk ruangan awal.

2.9. Dokter yang merawat dalam memberikan tindakan medik, advis atau terapi berhak memberi keputusan untuk : Melakukan peme-riksaan

penunjang ( pemeriksaan radiologi dan

Page 63: standar pelayanan

laboratorium ). Melakukan operasi / bedah Merujuk pasien keluar

3. Pasien yang dirujuk3.1. Apabila pasien harus dirujuk,

dokter yang merawat membuat dan menandatangani surat pengantar rujukan pasien. Apabila keluarga pasien belum ada dapat dilakukan observasi di ruangan sampai keluarga / wali pasien datang serta berkoordinasi dengan ambulans / unit terkait.

3.2. Pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain harus disertai dengan surat rujukan dari dokter yang merawat dan diberi surat pengantar rujukan.

3.3. Untuk kasus rujukan, pasien dikirim ke rumah sakit yang ditunjuk dengan memakai ambulans dan didampingi perawat pelaksana.

4. Pasien pulang atau keluar dari NICU / PICU.

4.1. Pasien dinyatakan pulang oleh dokter apabila secara medis dinyatakan telah sembuh atau cukup dengan perawatan jalan

4.2. Petugas ruangan memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang hal-hal yang berhubungan dengan pasien

Page 64: standar pelayanan

pulang, antara lain;1. Pasien diperboleh-kan

pulang pagi / sore / malam2. Obat-obatan oral yang

harus dilanjutkan dirumah3. Kunjungan ulang ( kontrol ) 4. Administrasi / pembayaran

yang harus diselesaikan4.3. Petugas ruangan

memasukkan semua rincian transaksi terhadap tindakan medik ke rincian kamar. Kemudian petugas memberikan rincian kamar ke pasien / keluarga yang berisi nama dan nomor register pasien untuk dibayar atau diselesaikan ( administrasi keuangannya ) di petugas loket.

4.4. Kuitansi dari petugas loket yang dibawa oleh pasien / keluarga pasien ditunjukkan ke perawat di ruangan.

4.5. Setelah perawat mengecek bukti pembayaran dan membuat kartu kontrol, pasien diperbolehkan pulang.

5. Pasien meninggal5.1. Pasien yang meninggal dunia

segera diobservasi selama 2 ( dua ) jam di ruangan sebelum diserahkan ke kamar jenazah. Tata cara penanganan jenazah dijelaskan dalam Prosedur Penanganan Jenazah.

Page 65: standar pelayanan

5.2. Administrasi dan catatan medik : Perawat jaga menyiapkan

rincian administrasi sejak tanggal pasien dirawat sampai meninggal dunia.

Dokter yang merawat / dokter jaga melengkapi catatan mediknya.

6. Pasien melarikan diri.6.1. Apabila dijumpai pasien

melarikan diri, perawat jaga membuat laporan pasien lari kepada dokter yang merawat dan laporan oper jaga kepada petugas berikutnya

6.2. Administrasi dan catatan mediknya : Perawat jaga menyiapkan

rincian administrasi sejak tanggal pasien dirawat

Bagian Administrasi bila memungkinkan dapat melacak alamat pasien / keluarganya untuk proses penyelesaian administrasi

Catatan mediknya dilengkapi oleh dokter yang merawat sampai kondisi terakhir perawatan

7. Pasien pulang paksa7.1. Sebelum pasien dinyatakan

pulang paksa, petugas ruangan harus menghubungi dokter yang merawat untuk memberitahu apakah pasien dapat diijinkan pulang atau tidak

Page 66: standar pelayanan

Apabila dokter mengijinkan maka pasien diijinkan untuk pulang sesuai ketentuan yang berlaku.

Apabila dokter tidak memberi ijin, maka pasien dapat dinyatakan pulang paksa oleh perawat jaga.

7.2. Petugas ruangan memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang hal-hal yang berhubungan dengan kepulangan pasien.

7.3. Pasien / keluarga yang menginginkan pulang paksa diwajibkan menandatangani formulir pernyataan pulang paksa pada status pasien / rekam medik rawat inap dan melunasi administrasi rumah sakit.

160. Pelayanan Instalasi Hemodialisa

1. Pelayanan di Instalasi Hemodialisis dilaksanakan hanya pada jam kerja dan di luar jam kerja jika cito

2. Jam kerja normal setiap hari : Senin s/d Sabtu : 07.00 – 14.00 WIB

3. Pasien baru adalah pasien yang pertama kali mendaftar. Pasien baru dapat saja membawa travelling dari rumah sakit lain

4. Pelayanan Askes untuk pasien baru dilakukan dengan mengharuskan pasien ke kantor PPATRS dahulu sesudah mendaftarkan kartu berobatnya di loket pendaftaran tanpa membeli karcis retribusi dengan membawa surat rujukan dari

1. Pendaftaran Pasien Umum1.1. Pasien yang datang dengan

kartu berobat untuk pemeriksaan kesehatan di Instalasi Hemodialisis membayar karcis / retribusi pelayanan kesehatan di loket pendaftaran. Pasien baru akan diberi kartu berobat baru.

1.2. Petugas loket pendaftaran mencatat di Formulir Rekapitulasi Retribusi, Tanda Terima Uang Koordinator (TTUK), Buku Rekapitulasi Penggunaan Karcis dan Buku Setoran Retribusi Loket

Respon Time (waktu yang diperlukan mulai kartu RM masuk di Instalasi sampai mendapat pelayanan petugas) yaitu ≤ 30 menit.

Untuk pelayanan non paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk pelayanan di paviliun

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007

Page 67: standar pelayanan

Puskesmas dan kartu Askes asli yang masih berlaku.

5. Petugas Askes membuat surat jaminan pelayanan dan pasien membawanya ke ruang hemodialisis untuk selanjutnya mengikuti prosedur sesuai pasien umum.

dan mencatat di buku mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001

Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

6. Pada pelayanan Askes untuk pasien lama, penderita membawa Formulir Bukti Pelayanan paket / luar paket rawat jalan tingkat lanjutan peserta PT ASKES yang masih berlaku dan kartu berobat pasien yang sudah didaftarkan di loket pendaftaran tanpa membeli karcis retribusi.Petugas Askes akan membuatkan surat jaminan pelayanan baru dan pasien membawanya ke instalasi hemodialisis untuk diselanjutnya mengikuti prosedur pasien umum.

7. Pada penyelesaian administrasi tindakan atau lainnya dalam pelayanan askes, rincian biaya tindakan diisi petugas dalam surat jaminan pelayanan dan ditukar dengan Formulir Bukti Pelayanan paket / luar paket rawat jalan tingkat lanjutan peserta PT ASKES sebagai bukti penyelesaian administrasinya di PPATRS. Selanjutnya pasien mengikuti prosedur pasien umum

8. Pelayanan Askes menggunakan Formulir Resep khusus Askes

register pendaftaran rawat jalan/ rawat inap ( dalam satu buku )

1.3. Petugas rekam medik loket pendaftaran membuat rekam medik rawat jalan / status pasien baru untuk pasien baru sedangkan untuk pasien lama dicarikan status polikliniknya yang lama yang kemudian diberikan petugas loket pendaftaran ke pasien disertai kartu berobat pasien

1.4. Pasien dengan membawa karcis / retribusi pelayanan kesehatan dan status poliklinik yang telah dibayarkan menuju ke instalasi hemodialisis sesuai tujuan

2. Pemeriksaan Pasien di Instalasi Hemodialisis2.1. Setelah rekam medik / status

pasien disampaikan ke Instalasi Hemodialisis, perawat Instalasi

Pelayanan Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-

Page 68: standar pelayanan

12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

Hemodialisis melaku-kan anamnesa dan pemeriksaan tanda vital dan mencatat di rekam medik / status pasien poliklinik. Perawat Instalasi Hemodialisis kemudian memasukkan identitas ke dalam buku register pelayanan pasien

2.2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter hemodialisis dapat mendiagnosis, memberi advis terapi hemodialisis dan resep. Selanjutnya penderita ke apotek untuk pengambilan obat. Tindakan yang dilakukan dicatat dalam rekam medik / status pasien poliklinik

3. Pemeriksaan Penunjang3.1. Sebelum dilakukan tindakan

medik, Dokter hemodialisis dapat meminta pasien untuk melakukan pemerik-saan penunjang ( laboratorium dan / radiologi )

3.2. Dokter hemodialisis

Page 69: standar pelayanan

memberikan Surat Pengantar Pemeriksaan Penunjang ke instalasi penunjang yang dituju. Bila sarana pemeriksaaan penunjang yang dibutuhkan ada di RS maka pemeriksaan dilakukan di dalam RS. Namun jika tidak ada pemeriksaan dapat dilakukan di luar RS

3.3. Pasien yang telah menjalani pemeriksaan penunjang akan mendapatkan Hasil Pemeriksaan Penunjang untuk diserahkan kembali kepada dokter hemodialisis yang memeriksa.

3.4. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Dokter hemodialisis dapat memberikan rekomendasi kepada pasien untuk : Pasien diberi resep dan

diperbolehkan pulang Pasien MRS Pasien dirujuk ke rumah

sakit lain 4. Pasien MRS

4.1. Pasien yang telah didiagnosis dengan status MRS dengan Surat Keterangan Masuk RS memilih jenis ruang rawat inap yang dituju sesuai kebutuhan lalu mendaftar di petugas loket untuk pemesanan kamar sesuai kelas yang dituju,

Page 70: standar pelayanan

4.2. Tata cara pendaftaran pasien rawat inap sampai dengan penanganannya dapat dijelaskan lebih lanjut dalam Standar Pelayanan Publik Rawat Inap dan Standar Pelayanan Publik Rawat Inap Utama.

5. Pasien yang dirujukPasien dapat direkomendasikan untuk : Pasien diberi resep dan

diperbolehkan pulang

Pasien memerlukan pemeriksaan penunjang

Pasien MRS Pasien dirujuk ke RS lain

6. Administrasi Pembayaran tindakan hemodialisis6.1. Berdasarkan tindakan yang

dilakukan selama pelaksanaan tindakan hemodialisis, perawat hemodialisis mencatat di lembar rincian biaya tindakan

6.2. Pasien membayar tindakan yang dilakukan ke Petugas Loket dengan disertai lembar rincian biaya tindakan

6.3. Pasien yang telah membayar kemudian mendapat kuitansi SSRD ( Surat Setoran Retribusi Daerah) sebagai bukti telah membayar tindakan

6.4. Petugas Loket merekap semua kwitansi SSRD dalam

Page 71: standar pelayanan

buku setoran DPD

6.5. Pasien kemudian kembali ke Instalasi Hemodialisis yang telah memberikan tindakan medis.. Dokter kemudian memeriksa dengan memberikan tindakan lebih lanjut.

161. Pelayanan Ambulan

1. Ambulans memberikan pelayanan setiap saat dalam 24 jam

2. Tarif ambulans ditentukan berdasarkan jenis ambulans yang digunakan dari jarak tempuh ambulans ( sesuai perda ).

3. Tim Ambulans Emergency Standar terdiri petugas paramedis. Perawat pengantar / pendamping berasal dari ruangan yang membutuhkan jasa ambulans.

1. Permintaan penggunaan ambulans dari dalam rumah sakit1.1. Ambulans emergency

a. Atas perintah dokter atau permintaan pasien / keluarga, pasien dirujuk dengan surat rujukan

b. Perawat jaga menghubungi Kepala IRD / dokter jaga IRD dan menyatakan bahwa ada pasien yang memerlukan ambulans. Selain itu perawat juga memberikan informasi kepada petugas keuangan.

Waktu tunggu Kesiapan mobil ambulan saat diperlukan yaitu ≤ 1 jam

Untuk pelayanan non paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001.

Pelayanan Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS)

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

Page 72: standar pelayanan

No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang

c. Kepala IRD / dokter jaga IRD menyiap-kan tim ambulans sementara petugas keuangan memberi-kan informasi / pen-jelasan tentang per-syaratan penggu-naan ambulans. Pe-tugas keuangan selanjutnya menghu-bungi sopir ambu-lans untuk menyiap-kan ambulans.

d. Petugas keuangan melakukan proses administrasi antara lain :1. Menyampaikan formulir

penggunaan mobil ambulans untuk diisi dan ditandatangani pemohon

2. Menerima pembayaran ambulans dan membuat kuitansi dalam bentuk tanda bukti pembayaran kepada pengguna jasa ambulans

Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No. 445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

3. Selanjutnya me-masukkan data di register pene-rimaan harian rawat inap.

e. Kepala IRD / dokter jaga IRD membuat surat jalan ambulans dan diberikan

Page 73: standar pelayanan

kepada sopirf. Bila sudah siap, tim

ambulans selan-jutnya menuju ke pa-sien yg akan dirujuk

g. Kemudian tim ambulans mengan-tar pasien ke tempat tujuan rujukan

h. Setelah sampai tu-juan dan tidak ada lagi hal / urusan dengan pihak peng-guna jasa, tim ambulans kembali ke rumah sakit. Setelah sampai di RSD Dr. H. Moh Anwar : Petugas / paramedis

mengisi buku formulir buku register medik ambulans

Sopir mengisi buku kegiatan sopir

1.2. Ambulans Non Emergencya. Perawat jaga menghubungi

/ memberikan informasi pada petugas keuangan tentang kebutuhan ambulans

b. Petugas keuangan memberikan penjelasan tentang persyaratan kepada pihak pengguna jasa ambulans

c. Petugas keuangan menghubungi sopir

d. Petugas keuangan menerima pembayaran ambulans, membuatkan kuitansi dalam bentuk

Page 74: standar pelayanan

tanda bukti penerimaan dan memasukkan pada register penerimaan harian rawat inap

e. Petugas keuangan mengeluarkan surat jalan penggunaan ambulans dan menyampaikannya kepada sopir

f. Sopir menyiapkan ambulans, kemudian menjemput pasien

g. Bila memerlukan petugas paramedis cukup petugas paramedis dari ruangan / poliklinik yang merawat

h. Selanjutnya ambulans mengantar pasien ke tujuan

i. Setelah sampai tujuan dan tidak ada lagi hal / urusan dengan pihak pengguna jasa, tim ambulans kembali. Setelah sampai di RSD. Dr. H. Moh Anwar Kabupaten Sumenep sopir mengisi buku kegiatan sopir

1.3. Ambulans Jenazah

a. Petugas kamar jenazah menghubungi / memberikan informasi pada petugas keuangan untuk mempersiapkan pemakaian ambulans kereta jenazah.

b. Petugas keuangan memberikan penjelasan kepada pihak pengguna

Page 75: standar pelayanan

jasa ambulansc. Petugas keuangan

menghubungi sopird. Petugas keuangan

menerima pembayaran ambulans, membuatkan kuitansi dalam bentuk tanda bukti penerimaan dan memasukkan pada register penerimaan harian rawat inap

e. Petugas keuangan mengeluarkan surat jalan penggunaan ambulans dan menyampaikan kepada sopir

f. Sopir menyiapkan ambulans, kemudian menuju kamar jenazah

g. Ambulans mengan-tar jenazah ke tujuan

h. Setelah sampai tu-juan dan tidak ada lagi hal / urusan dengan pihak peng-guna jasa, tim am-bulans kembali. Se-telah sampai sopir mengisi buku kegiatanr

2. Permintaan penggunaan ambulans dari luar rumah sakit. Permintaan ambulans dari luar ditujukan kepada Kepala IRD / dokter jaga IRD.2.1. Ambulans emergency

a. Bila yang diperlukan ambulans emer-gency maka Kepala IRD menyiapkan tim ambulans

Page 76: standar pelayanan

emergency dan menginformasikan kepada petugas keuangan berkenan dengan kebutuhan ambulans

b. Petugas keuangan memberikan infor-masi / penjelasan tentang persyaratan kepada pengguna ambulans

c. Petugas keuangan menghubungi sopir

d. Selanjutnya petugas keuangan mela-kukan proses admi-nistrasi ambulans, antara lain :1. Menyampaikan

formulir permo-honan peng-gunaan ambulans untuk diisi dan ditandatangani o-leh pengguna jasa

2. Menerima pembayaran ambulans dan membuat kuitansi dalam bentuk tanda bukti pembayaran kepada pengguna jasa

3. Selanjutnya memasukkan dalam register penerimaan harian rawat inap.

e. Kepala IRD / dokter jaga IRD membuat surat jalan ambulans dan diberikan kepada sopir

Page 77: standar pelayanan

f. Bila telah siap, tim ambulans selanjutnya menuju pasien yang akan dirujuk

g. Selanjutnya tim ambulans mengantar pasien ke tempat tujuan rujukan

h. Setelah sampai tujuan dan tidak ada lagi hal / urusan dengan pihak pengguna jasa, tim ambulans kembali. Setelah sampai di RSD. Dr. H. Moh Anwar : Petugas / paramedis

mengisi buku formulir buku register medik ambulans

Sopir mengisi buku kegiatan sopir

2.2. Bila yang diperlukan ambulans non emergency, maka Kepala IRD / Dokter jaga memberikan informasi kepada petugas keuangan tentang permintaan penggunaan ambulans. Selanjutnya petugas keuangan memberikan penjelasan kepada pihak pengguna jasa ambulansa. Petugas keuangan

menghubungi sopirb. Petugas keuangan

menerima pembayaran ambulans, membuatkan kuitansi dalam bentuk

Page 78: standar pelayanan

tanda bukti penerimaan dan memasukkan pada register penerimaan harian rawat inap

c. Petugas keuangan mengeluarkan surat jalan penggunaan ambulans dan menyampaikan kepada sopir

d. Sopir menyiapkan ambulans, kemudian menjemput pasien dan mengantar ke tujuan.

e. Setelah sampai tujuan dan tidak ada lagi hal / urusan dengan pihak pengguna jasa, tim ambulans kembali. Setelah sampai di RSD. Dr. H. Moh Anwar Kabupaten Sumenep sopir mengisi buku kegiatan sopir

f. Bila yang diperlukan ambulans jenazah, Kepala IRD / dokter jaga memberi informasi kepada petugas keuangan tentang permintaan ambulans jenazah. Selanjutnya petugas keuangan membe-rikan penjelasan ke-pada pihak peng-guna jasa ambulans

g. Selanjutnya petugas keuangan menghubungi sopir

h. Petugas keuangan menerima pemba-yaran dan membuat-kan kuitansi

Page 79: standar pelayanan

dalam bentuk tanda bukti penerimaan kepada pengguna jasa dan selanjutnya mema-sukkan pada register penerimaan harian rawat inap

i. Petugas keuangan mengeluarkan surat jalan penggunaan ambulans dan menyampaikan kepada sopir

j. Sopir menyiapkan ambulans, kemudian menuju kamar jenazah dan mengantar ke tujuan

k. Setelah sampai tujuan dan tidak ada lagi hal / urusan dengan pihak pengguna jasa, tim ambulans kembali. Setelah sampai di RSD. Dr. H. Moh Anwar Kabupaten Sumenep sopir mengisi buku kegiatan sopir.

162. Pelayanan Instalasi Gizi

1. Permintaan Makanan Pasien dilakukan oleh petugas ruang rawat ke instalasi gizi yang dibuat 3 ( tiga ) kali sehari yaitu : makan pagi, makan siang dan makan malam.

2. Jam pelayanan makanan untuk pasien sebagai berikut :- Jam Pagi : 06.00 – 07.00 wib- Jam Siang :11.00 – 12.00 wib- Jam Malam:17.00 – 18.00 wib

3. Perubahan dan penambahan diet setelah pengiriman makanan ke ruangan akan dilayani pada jam makan berikutnya.

4. Pelayanan makanan bagi karyawan

1. Perencanaan pengadaan makanan.1.1. Petugas gizi membuat

tafsiran kebutuhan bahan makanan secara 2 – 3 harian untuk bahan makanan basah, dan secara 10 harian untuk bahan makanan kering. Hasil tafsiran diajukan ke Direktur melalui Tim Pengadaan RS.

1.2. Berdasar pada keputusan Rapat Koor-dinasi dengan Tim Pengadaan dan Direktur untuk tafsiran bahan makan kering maka disusunlah

Persen-tase terse-dianya menu se-suai per-mintaan dokter ya-ng mera-wat yaitu ≤ 80%

Untuk pelayanan non paviliun mengikuti perda No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Untuk

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2003 Tentang Struktur Dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pada RSD. Dr. H. Moh. Anwar.

Surat Keputusan Bupati No. 06 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dan Besarnya Komponen Biaya Pelayanan Kesehatan Di Paviliun Rumah Sakit Daerah.

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 001/13-

Page 80: standar pelayanan

RSD meliputi pelayanan kegiatan karyawan dinas jaga ( sore dan malam ), dan minuman petugas jaga dinas pagi.

5. Pengadaan barang dan jasa Instalasi Gizi dilaksanakan secara swakelola dan prosesnya diatur dalam Prosedur Mutu Pengadaan Barang dan Jasa.

daftar belanja 10 harian1.3. Tim Pemeriksa Barang

Instalasi Gizi mengi-rimkan Surat Peme-sanan yang mengacu pada daftar belanja 10 harian ke rekanan yang telah ditunjuk setiap 10 hari sekali untuk bahan kering dan setiap 2 - 3 hari untuk bahan basah.

pelayanan di paviliun mengikuti surat keputusan bupati sumenep No. 06 Tahun 2001.

Pelayanan Askeskin mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 001/13-12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

12/0107 dan No. 445/61/435.500/2007 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin).

Ikatan Kerja Sama PT. ASKES No. 030/13-12/0704 dan No. 445 / 297 / 435.500 / 2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

1.4. Pembuatan surat pe-mesanan juga mem-pertimbangkan jumlah dan macam diet yang dilayani, serta daftar menu yang berlaku.

1.5. Rekanan mengirimkan bahan makanan yang berupa bahan

Pelayanan Askes Wajib mengikuti Ikatan Kerja Sama (IKS) No. 030/13-12/0704 dan No.

Page 81: standar pelayanan

basah dan bahan kering sesuai dengan Surat Pemesanan dari Tim Pengadaan. Bahan basah dikirimkan setiap pagi paling lambat pukul 09.00 wib. Sedangkan bahan kering dikirimkan paling lambat seharí setelah pemesanan

1.6. Barang yang datang diperiksa oleh Tim Pemeriksa Barang Instalasi Gizi dari segi kualitas dan kuanti-tasnya sesuai dengan Surat Pemesanan.

1.7. Apabila barang sudah sesuai dengan permintaan, tim pemeriksa barang Instalasi Gizi membuat berita acara peneri-maan dan mencatat di

445/297/435.500/2004 Tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta ASKES WAJIB.

buku penerimaan bahan makanan kering setelah menandata-ngani faktur pengi-riman barang. Jika belum sesuai permin-taan barang segera dikembalikan kepada rekanan. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada Protap Pene-rimaan Bahan Makanan Basah dan Kering

1.8. Bahan kering dimasuk-kan ke gudang gizi, sedangkan bahan ba-sah langsung diserah-kan ke unit produksi.

1.9. Setiap bahan kering yang masuk ke gudang gizi dicatat dalam Buku Stok Bahan

Page 82: standar pelayanan

oleh petugas gudang.1.10. Apabila ada permin-taan

bahan kering dari unit produksi, petugas gudang mengeluarkan bahan sesuai dengan permintaan dengan menggunakan Bon Permintaan Bahan

1.11. Setiap bahan kering yang keluar gudang gizi juga harus dicatat dalam Buku Stok Bahan

1.12. Bahan basah lang-sung dicatat dalam buku penerimaan dan pemakaian bahan basah

1.13. Selama dalam pe-nyimpanan, terha-dap bahan makanan kering dilakukan penanga-nan sebagai berikut : Bahan makanan disimpan

dengan metode FIFO Pemantauan kondisi dan

jumlah stok dalam buku stok untuk tiap-tiap bahan makanan dan pencatatan dalam buku gudang

Membersihkan ru-ang penyimpanan secara periodik. Tata cara penyim-panan dijelaskan dalam Protap Pe-nyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan

2. Proses produksi dan pengiriman makanan2.1. Petugas unit produksi

Page 83: standar pelayanan

mengecek apakah bahan kering yang dikeluarkan oleh Gudang Gizi di tempat persediaan sesuai dengan permintaan bahan di bon permintaan bahan kering, termasuk kualitasnya.

2.2. Bila sudah sesuai bahan kering dibawa ke unit produksi untuk diolah.

2.3. Berdasarkan buku permintaan makanan ruangan, petugas instalasi gizi merekap data yang selanjutnya dijadikan acuan unit produksi untuk proses produksi makanan.

2.4. Pelaksana Masak melakukan persiapan dan pengolahan makanan sesuai dengan menu yang ditetapkan

2.5. Petugas Instalasi Gizi melakukan perekapan jumlah pemakaian bahan makanan basah dalam buku pemakaian dan penerimaan bahan makanan basah dan untuk makanan kering dalam buku pemakaian bahan kering

2.6. Pelaksana Masak menyajikan makanan yang sudah selesai diolah tersebut pada alat makan.

2.7. Pada jam makan, petugas pengantar mengirimkan makanan yang sudah ditata pada alat makan ke ruang–

Page 84: standar pelayanan

ruang IRNA dengan kereta makan dan membawa Buku Permintaan Makanan Ruangan. Tata cara penyajian dan pendistribusian makanan bagi penderita rawat inap dijelaskan dalam Protap Pelayanan Gizi Rawat Inap

2.8. Petugas gizi melakukan serah terima dengan buku permintaan makanan ruangan dengan penandatanganan oleh pihak ruangan saat makanan diterima sesuai pesanan sebelum diberikan kepada pasien

3. Pelayanan Konsultasi Gizi Ruang Rawat Inap.3.1. Pelayanan dilakukan ketika

ada pasien ruangan rawat inap yang membutuhkan konsultasi gizi

3.2. Petugas Instalasi Gizi mengisi formulir Lembar Asuhan Gizi

3.3. Petugas Instalasi Gizi mengadakan konsultasi dengan pasien ruangan di ruangan pasien berada serta mencatat hasilnya dalam Lembar Asuhan Gizi untuk dimasukkan dalam status pasien

3.4. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan konsultasi dan asuhan gizi

Page 85: standar pelayanan

serta pengecekan diet pasien sesuai dengan penyakitnya

3.5. Hasil dari konsultasi itu direkap oleh Petugas Instalasi Gizi dalam buku konsultasi ruang rawat inap

3.6. Hasil dari catatan Petugas Instalasi Gizi pada buku konsultasi ruang rawat inap disimpan di Instalasi Gizi untuk ditindaklanjuti

4. Pelayanan Konsultasi Gizi Rawat Jalan4.1. Pelayanan dilakukan untuk

pasien konsulan dari ( Poliklinik ), dengan cara pasien datang ke Poliklinik Gizi untuk melakukan konsultasi.

4.2. Kepada pasien diberikan pelayanan konsultasi gizi dengan cara Edukasi penyakit yang

diderita Menentukan terapi diit

berdasarkan diagnosa Memberikan brosur tentang

peraturan makanan bagi pasien

Memberikan daftar makanan pengganti

5. Pelayanan Makanan Karyawan Jaga5.1. Ruangan menyerah-kan

Daftar Dinas Jaga Bulanan kepada Instalasi Gizi pada setiap akhir bulan.

Page 86: standar pelayanan

5.2. Instalasi Gizi membuat rekapan daftar dinas karyawan untuk semua ruangan.

5.3. Makanan disiapkan oleh Instalasi Gizi dengan mengacu pada rekapan Daftar Dinas Jaga Bulanan

163. Pelayanan Pena-nganan Keluhan

1. Pihak pengadu :1.1. Pasien pengguna jasa

pelayanan rumah sakit1.2. Masyarakat baik kelompok /

perorangan yang merasa terganggu atau dirugikan atas kegiatan pelayanan rumah sakit

2. Pihak yang diadukan :2.1. Seluruh instalasi pelayanan

yang berhubungan langsung dengan pasien

1. Keluhan eksternal1.1. Keluhan eksternal dapat

berasal dari pasien dan keluarganya atau masyarakat sekitar

1.2. Pasien dan keluarganya atau masyarakat sekitar dapat memberikan pengaduan kepada rumah sakit melalui

Kecepa-tan respon / tangga-pan ter-hadap keluhan yaitu ≤ 2 hari.

2.2. Pelayanan administrasi dan keuangan rumah sakit

3. Penanganan keluhan / pengaduan dapat berupa ketidaksesuaian pelayanan yang diterima pasien / keluarganya

: pengaduan langsung, kotak saran / pengaduan (surat), telepon, media cetak, media elektronik, dll. Penerimaan keluhan dapat dilakukan dengan menulis uraian keluhan / ketidaksesuaian pasien pada Buku Register Keluhan di ruangan dan diteruskan dengan menggunakan formulir Permintaan Tindakan Perbaikan. Semua keluhan baik melalui Buku Register Keluhan atau bukan akan diteruskan ke formulir Permintaan

Page 87: standar pelayanan

Tindakan Perbaikan 1.3. Penerima keluhan

meneruskan formulir Permintaan Tindakan Perbaikan ke Petugas instalasi peduli pelanggan yang akan ditindak lanjuti kepada unit / instalasi yang terkait

1.4. Unit / Instalasi terkait menindak-lanjuti keluhan tersebut dengan melakukan analisis penyebab terjadinya keluhan dan menentukan tindakan yang sesuai dalam menangani keluhan tersebut. Kepala Unit / Instalasi terkait tersebut menjadi penanggung jawab tindak lanjut terhadap keluhan tersebut bekerja sama dengan Kepala Instalasi Peduli Pelanggan.

1.5. Direktur, dibantu oleh Kepala Insta-lasi Peduli Pelang-gan, mengkoordinir langsung penanga-nan keluhan pasien untuk ditindaklanjuti

2. Keluhan Internal2.1. Keluhan internal dapat

berupa keluhan dari lingkungan dalam RSD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep

Page 88: standar pelayanan

sendiri.2.2. Keluhan internal dapat

disampaikan langsung kepada fungsi / unit yang dituju dengan menulis uraian keluhan / ketidaksesuaian pasien pada Buku Register Keluhan di ruangan atau dengan menuliskan formulir Permintaan Tindakan Perbaikan,

2.3. Apabila keluhan ditulis di Buku Register Keluhan maka unit/instalasi memindahkan isinya ke formular Permintaan Tindakan Perbaikan,

2.4. Unit/Instalasi meneruskan formulir Permintaan Tindakan Perbaikan ke Petugas instalasi peduli pelanggan yang akan ditindak lanjuti kepada unit / instalasi yang terkait

2.5. Unit / Instalasi terkait menindaklanjuti ke-luhan tersebut dengan melakukan analisis penyebab terjadinya keluhan dan menen-tukan tindakan yang sesuai dalam mena-ngani keluhan.

2.6. Direktur, dibantu oleh Kepala Instalasi Peduli Pelanggan, mengko-ordinir langsung penanganan keluhan internal tersebut untuk ditindaklanjuti.

164. Pelayanan Instalasi 1. Survei dilaksanakan dengan cara 1. Pengumpulan data Kecepatan

Page 89: standar pelayanan

Peduli Pelanggan random sampling2. Waktu pelaksanaan 6 (enam) bulan

sekali, dan pelaksanaannya ditentukan sesuai hasil rapat TPKP.

3. Pelanggan / keluarga pelanggan yang disurvei atau responden adalah yang baru selesai mendapatkan pelayanan atau akan pulang.

4. Jumlah kuesioner yang disebarkan setiap periode adalah sebanyak 10% dari jumlah pelanggannya

2. Data-data yang dibutuhkan diperoleh dengan memberikan kuesioner pelanggan / keluarga pelanggan sebelum meninggalkan rumah sakit.

3. Kuesioner dibagikan untuk instalasi-instalasi yang memberikan pelayanan langsung kepada pelanggan antara lain:1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik)

respon terhadap keluhan ≤ 2 hari.

2. Instalasi Rawat Inap4. Kuesioner yang sudah diisi oleh

pelanggan dikumpulkan oleh kepala instalasi untuk diserahkan kepada ketua TPKP untuk dianalisa dan dievaluasi. Hasilnya dikumpulkan dan dipelihara oleh TPKP dan Sekretariat ISO

5. Analisa Data5.1. TPKP mengolah data

dengan cara mengin-put dalam template program excel yang telah disediakan. Tata cara pengolahan data kuesioner dijelaskan dalam Prosedur Tetap

5.2. Plotting data kepuasan pelanggan kemudian dianalisa berdasarkan kuadran di mana data tersebut berada.

5.3. Analisis data dilakukan dengan melihat apa-kah data berada dalam kuadran-kuadran tersebut;Kuadran I, harapan dan

Page 90: standar pelayanan

kepuasan sama tinggi. Artinya pela-nggan terpuaskan sesuai harapannya

dan performance untuk setiap aspek perlu dipertahankan / ditingkatkan agar lebih puas lagi

Kuadran II, harapan tinggi dan kepuasan rendah. Artinya data yang masuk dalam kuadran ini harus lebih difokuskan un-tuk segera ditindak-lanjuti karena pada kuadran ini pelang-gan belum terpenuhi sesuai harapannya.

Kuadran III, harapan dan kepuasan sama rendah. Artinya mu-ngkin pada kuadran ini pelanggan belum memprioritaskan as-pek yang dimaksud-kan, namun kinerja-pun juga belum memenuhi harapan-nya.

Kuadran IV, harapan rendah dan kepua-san tinggi. Artinya mungkin pada kuadran ini pelang-gan belum mem-

prioritaskan aspek yang dimaksudkan, namun kinerja telah memenuhi harapan.

5.4. Setelah dilakukan analisa,

Page 91: standar pelayanan

dilakukan penghitungan Indeks Kepuasan Pelanggan, yaitu :Analisa kesenjangan ( Gap Analysis )

Gap Total = ( Gap x Bobot) ( Bobot )Dengan asumsi bahwa pada saat ini Tingkat Harapan dianggap setara dengan tingkat kepentingan terhadap variabel pelayanan, maka kepuasan total dihitung dengan rumus :Kepuasan Total = (Kepuasan x Kepentingan)

KepentinganCustomer Satisfaction Index =(Kepuasan Total/Skala Pemilihan) x 100%

5.5. TPKP membandingkan hasil CSI dengan sasaran mutu yang telah ditetapkan;

Bila CSI > Sasaran Mutu, maka sasaran mutu tercapai

Bila CSI < Sasaran Mutu, maka sasaran mutu belum tercapai. Oleh karena itu tim harus menetapkan rencana tindak lanjut untuk perbaikan / penyempurnaan

6. Tindak LanjutTPKP merekomendasi rencana penyempurnaan terhadap hasill

Page 92: standar pelayanan

survei kepuasan pelanggan dengan melakukan evaluasi terhadap : Hal-hal apa saja yang harus

segera dan terfokus untuk dilakukan penyempurnaan (What)

Strategi apa saja yang dilakukan untuk me-ngambil langkah per-baikan / penyempur-naannya (How)

Di mana hal tersebut dilakukan (Where)

Siapa yang bertanggung jawab dalam perbaikan / penyempurnaan tersebut (Who)

Kapan hal tersebut harus segera diselesaikan / target waktunya (When)

TPKP membahas dalam rapat tinjauan manaje-men bersama dengan para penanggung jawab terkait, menetapkan re-komendasi perbaikan dan melakukan moni-toring secara terus menerus untuk memastikan apakah perbaikan telah efektif.

165. Pelayanan Tidak Sesuai

1. Jenis ketidaksesuaian yang diidentifikasi di Instalasi Rawat Jalan meliputi:1. Menolak tindakan atau pemerik-

saan 2. Penulisan resep tidak terbaca oleh

petugas apotek rumah sakit3. Obat tidak tersedia di apotek rumah

sakit 4. Alat tertentu yang ada di poliklinik

1. Identifikasi Pelayanan Tidak Sesuai1.1. Pelayanan tidak sesuai bisa

diidentifikasi se-lama proses penye-diaan pelayanan mau-pun bila pelayanan itu sudah diterima oleh pelanggan

1.2. Identifikasi terhadap pelayanan tidak sesuai bisa dilakukan oleh pihak internal

Kecepatan respon / tinjauan terhadap tindakan perbaikan dan pencegahan yaitu ≤ 2 hari.

Page 93: standar pelayanan

rumah sakit rusak.2. Jenis ketidaksesuaian yang

diidentifikasi di Instalasi Rawat Inap meliputi:1. Pasien Pulang Paksa2. Pasien Menolak Tindakan

RSD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep maupun oleh pelanggan

1.3. Pelayanan tidak sesuai yang sudah diterima oleh pelanggan dan dilaporkan / disampai-kan kepada RSD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep ditangani sesuai dengan Standar Prosedur Pelayanan Penanganan Keluhan

2. Penanganan Pelayanan Tidak Sesuai2.1. Setiap Kepala Instalasi

memantau setiap pro-ses yang dilakukan dalam lingkup peker-jaannya. Jika dari pro-ses pekerjaan terdapat pelayanan yang tidak sesuai dengan standar maka karyawan men-catat dalam formulir Pelayanan Tidak Sesuai

2.2. Pelayanan tidak sesuai yang sudah diidentifi-kasi, selanjutnya dita-ngani oleh instalasi terkait

2.3. Jika terhadap pelaya-nan tidak sesuai sudah dilakukan penanganan, kepala instalasi terkait bersama MR menge-cek untuk memastikan penanganan sudah dilakukan sesuai de-ngan persyaratan

Page 94: standar pelayanan

kecukupannya3. Tindakan Perbaikan

3.1. Jika pelayanan tidak sesuai yang sama terjadi berulang lebih dari 5 kali dalam sebulan pada instalasi yang sama, maka kepala instalasi de-ngan sepengetahuan MR melakukan tinda-kan perbaikan dengan mencatat pelayanan tidak sesuai tersebut dalam formulir Permintaan Tindakan Perbaikan

3.2. Investigasi dan tinda-kan perbaikan dilaku-kan oleh kepala ins-talasi terkait jika ada

4. Tinjauan terhadap Pelayanan Tidak Sesuai Management Represen-tative akan melakukan tinjauan terhadap seluruh tindakan perbaikan yang diambil sehubungan dengan penyelesaian pelayanan tidak sesuai

yang berulang (yang menggunakan formulir Permintaan Tindakan Perbaikan), dan dibahas dalam Tinjauan Manajemen

Page 95: standar pelayanan