skripsi (s.pd.i) -...

90
EFEKTIFITAS METODE KISAH TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP ALMUBARAK PONDOK AREN TENGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh TOMI PURWADI 208011000072 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: leliem

Post on 22-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

EFEKTIFITAS METODE KISAH TERHADAP HASIL

PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII

DI SMP ALMUBARAK PONDOK AREN TENGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I)

Oleh

TOMI PURWADI

208011000072

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan
Page 3: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

EFEKTIFITAS METODE KISAH DALAM PEMBELAJARAN

AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VII DI SMP

ALMUBARAK PONDOK AREN TENGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S.Pd.I.)

Oleh

Tomi Purwadi

208011000072

Di Bawah Bimbingan

Drs. Masan A.F., M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA

2013

Page 4: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tomi Purwadi

NIM : 208011000072

Tempat, Tanggal lahir : Pekalongan, 14 – November - 1990

Jurusan / Fak. : Pendidikan Agama Islam / FITK

Angkatan : 2008

Alamat : JL. KH. Moch Kup RT 05 RW 02 Kel. Pinang Kec.

Pinang Kota Tangerang.

Menyatakan dengan sesungguhnya

Bahwa skripsi yang berjudul “Efektifitas Metode Kisah Terhadap Hasil

Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Kelas VIII di SMP Al Mubarak Pondok Aren

Tangerang Selatan” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan.

Nama : Drs. Masan AF., M.Pd.

NIP : 19510716 198103 1005

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan kesungguhan dan menerima

segala konsekuensi apabila skripsi ini bukan karya sendiri.

Jakarta, 02 Desember - 2013

Yang menyatakan,

Tomi Purwadi

Page 5: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

iv

ABSTRAK

Efektifitas Metode Kisah Terhadap Hasil Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada

Siswa Kelas VIII di SMP Al Mubarak Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.

Kata Kunci: Efektifitas, Metode Kisah, Pembelajaran Aqidah Akhlak

Penerapan metode Kisah bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif

metode pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan agama Islam, khususnya

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, dengan metode tersebut selain bisa cepat

mengena di hati, para siswa juga tidak mudah membuat bosan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode pembelajaran

berdasarkan pada konsep pendidikan Islam, kemudian penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang melalui empat

langkah metode. langkah pertama; Observasi, mengamati segala kegiatan belajar

mengajar, identifikasi kebutuhan pembelajaran, juga mengamati materi

pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, langkah

kedua; Wawancara, mewawancarai Guru dan Siswa dalam kegiatan belajar

mengajar yang telah peneliti amati. Langkah ketiga; Cacatan lapangan, mencatat

dan menyusun langsung segala apa yang telah diamati dan diwawancarai dalam

penelitian agar tidak lupa dan tercampur dengan informasi lain. Langkah keempat;

Dokumentasi, mendokumentasikan segala sesuatunya baik berbentuk data yakni

antara lain data adminitrasi, data pendidik, peserta didik dan data gambar

pelaksanaan pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Kisah dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak di SMP Al Mubarak Pondok Aren “cukup” efektif.

Sebagai bukti bahwa proses pembelajaran itu efektif yaitu antusiasme siswa

selama proses pembelajaran, keaktifan siswa dan hasil evaluasi yang semakin

meningkat. Selain itu sekolah juga memainkan peranannya sebagai lembaga

pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.

TOMI PURWADI (PAI)

Page 6: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan pertolongan-Nya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. penyempurna etika manusia, yang

telah diutus untuk membawa risalah agar manusia bahagia di dunia dan di

akhirat.

Dengan penuh rendah hati, penulis sangat menyadari bahwa skripsi yang

penulis buat jauh dari kesempurnaan, namun berkat pertolongan Allah SWT,

kerja keras, serta motivasi dari berbagai pihak, hingga semua hambatan dapat

pebulis lalui dan akhirnya dapet terselesaikan sesuai dengan yang

direncanakan walaupun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu sepantasnya

penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak

yang telah membantu:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Majid Khon, M. Ag., selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Masan AF, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah

mencurahkan pikiran, waktu dan tenaga untuk memberikan motivasi serta

arahan kepada penulis.

4. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan dukungan moril maupun

materil selama menuntut ilmu dari awal hingga akhir. Terima kasih atas

semua pengorbanan, kasih sayang dan do'anya.

5. Adikku yang tersayang yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan

do’a.

6. Seluruh guru, dan dosenku yang selama ini memberikan ilmu demi

kecerahan masa depanku.

7. Seluruh Staf Perpustakaan, BAK, Bag. Keuangan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah mencurahkan tenaganya untuk memberikan pelayanan

terbaik, sehingga penulis dapat menjalankan studi dengan lancar.

Page 7: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

vi

8. Teman-Teman angkatan 2008 atas do’a, bantuan dan dukungannya,

semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang lebih sempurna.

9. Segenap sahabat dan semua pihak yang telah banyak memberikan

dukungan yang tidak dapat disebut satu persatu. Semoga Allah SWT.

membalas kebaikan kalian dengan sebaik-baik balasan, Amin

Sebagai manusia yang tak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari

penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan pembaca. Amin

Page 8: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN ...…………………………………………………. ii

LEMBAR PERNYATAAN ....………………………………………………… iii

ABSTRAK ……............................................................................................... iv

KATA PENGANTAR …............................................................................... v

DAFTAR ISI ……………................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ……….................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 4

D. Rumusan Masalah .................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 5

F. Manfaat Penelitian …………................................................... 5

BAB II :A. KajianTeori

1. Efektivitas Metode Kisah

a. Pengertian Efektivitas ……………………………………… 7

b. Pengertian Metode Pengajaran ……………………………. 10

c. Pengertian Metode Kisah …………………………………. 13

d. Pengaruh Metode Kisah dalam Pendidikan dan Pengajaran.. 17

e. Langkah-Langkah Metode Kisah ………………….……… 18

f. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kisah ………....……... 19

2. Implementasi Metode Kisah dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq 20

3. Bidang Studi Aqidah Akhlak ………………………………..... 28

1. Pengertian Aqidah Akhlak ………………………………… 28

2. Ruang Lingkup AqidahAkhlak di SMP …………………… 39

3. Tujuan Aqidah Akhlak di SMP ………………….…………. 31

4. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………………... 32

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian...................................................... 33

Page 9: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

B. Latar Penelitian (setting) ……................................................... 33

C. Metode Penelitian …………………………… .......................... 39

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data …............... 39

E. Instrumen Penelitian ………….……………............................ 43

F. Pengecekan Data …………………….…………...................... 44

G. Analisis Data ………………………………...………………... 45

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data…………………................................................ 47

B. Pembahasan ……………………………………………………. 48

1. Penerapan Metode Kisah Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

di SMP Al Mubarak Pondok Aren …………..…………….... 48

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................... 61

B. Implikasi....................................................................................... 62

C. Saran ........................................................................................ 62

DARTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara dengan Guru Aqidah Akhlak

Lampiran 2 Wawancara dengan Peserta Didik kelas VIII

Lampiran 3 Gambaran Kegiatan Belajar Mengajar

Page 10: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemasalahan yang seringkali dijumpai dalam pengajaran, khususnya

pengajaran agama Islam adalah begaimana cara menyajikan materi kepada

siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efesien.

Disamping masalah lainnya yang juga sering didapati adalah kurangnya

perhatian guru agama terhadap variasi penggunaan metode mengajar dalam

upaya peningkatan mutu pengajaran secara baik.1

Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah sebagai pusat

pendidikan formal sebagai upaya untuk mengarahkan perubahan pada diri

individu secara terencana baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik dalam

interaksi belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen antara lain adalah

pendidik, peserta didik, materi pelajaran, metode pembelajaran, saran prasarana,

lingkungan, dan beberapa komponen lain yang mendukung dalam proses

pembelajaran serta berbagai usaha yang harus dilakukan untuk menumbuhkan

daya tarik dan semangat belajar bagi peserta didik. Perkembangan mental peserta

didik di sekolah antara lain, meliputi kemampuan untuk bekerja secara abstraksi

1 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: ciputat pers, 2002),

Cet. 1, h. 31.

Page 11: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemasalahan yang seringkali dijumpai dalam pengajaran, khususnya

pengajaran agama Islam adalah begaimana cara menyajikan materi kepada siswa

secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efesien. Disamping masalah

lainnya yang juga sering didapati adalah kurangnya perhatian guru agama

terhadap variasi penggunaan metode mengajar dalam upaya peningkatan mutu

pengajaran secara baik.1

Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah sebagai pusat

pendidikan formal sebagai upaya untuk mengarahkan perubahan pada diri

individu secara terencana baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik dalam

interaksi belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen antara lain adalah

pendidik, peserta didik, materi pelajaran, metode pembelajaran, saran prasarana,

lingkungan, dan beberapa komponen lain yang mendukung dalam proses

pembelajaran serta berbagai usaha yang harus dilakukan untuk menumbuhkan

daya tarik dan semangat belajar bagi peserta didik. Perkembangan mental peserta

didik di sekolah antara lain, meliputi kemampuan untuk bekerja secara abstraksi

1 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: ciputat pers, 2002),

Cet. 1, h. 31.

Page 12: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

2

menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran harus memberikan

pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan bervariasi. Proses

pembelajaran juga harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik.

Belajar merupakan suatu usaha untuk mendapatkan pengetahuan baru, dengan

menggunakan suatu metode tertentu, dalam rangka mengubah perilaku orang

yang bersangkutan. Proses belajar bias berjalan sempurna dengan

menerapkan beberapa metode belajar. Untuk melaksanakan metode tersebut,

Allah SWT telah membekali manusia dengan alat (indera), dimana dengan

perangkat tersebut ia diharapkan kelak mampu menjadi seorang hamba yang

pandai bersyukur kepada-Nya dengan penuh kesabaran.2

Penggunaan metode yang tepat akan sangat menentukan efektifitas dan

efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah

dan metode-metode lain yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan

pada interaksi dengan peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi

akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tidak kaku, serta perlu

menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan ke

arah kedewasaan.3

Jika kembali kepada pandangan secara sempit, maka timbul pula

permasalahan kesatuan mata pelajaran dengan metode. Menurut paham dualisme,

jiwa dan dunia benda termasuk orang adalah dua dua yang terpisah dan

mempunyai alam yang berdiri sendiri, dan pandangan inipun menganggap bahwa

metode dan mata pelajaran terpisah. Mata pelajaran adalah suatu klasifikasi fakta

yang secara sistematis sudah siap. Metode mempunyai daerahnya sendiri yang

akan menyampaikan mata pelajaran secara baik dan berkesan didalam jiwa.

Secara teori, suatu ilmu dapat diduksikan kedalam jiwa dengan melalui metode

yang lengkap tetapi oleh karena pikiran itu adalah suatu gerak yang terah dari

mata pelajaran menuju kepada penyempurnaan peristiwa, dan jiwa adalah fase

intensi proses, pendapat yang memecah antara metode dengan mata pelajaran itu

adalah keliru. Kenyataannya bahan suatu ilmu pengetahuan yang terorganisasi itu

adalah bukti bahwa ia telah tersedia dimatapelajarkan bagi intelegensi, itu adalah

dimetodikkan. Dengan kata lain metode itu berarti suatu rangkaian mata pelajaran

2 Fadhilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN

Jakarta press, Cet- ke 1, 2005), h. 87. 3 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja rosda karya, Cet-ketujuh, 2008), h. 107.

Page 13: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

3

yang membuatnya sangat efektif dalam penggunaan. Jadi metode itu tak pernah

berada diluar bahan pelajaran. Metode tidak bertentangan dengan mata pelajaran,

ia adalah pengarahan yang efektif bagi mata pelajaran menuju hasil yang

dihasyratkan.4

Juga sangat baik dalam memberikan pendidikan agama dihubung-hubungkan

dengan pendidikan akhlak. Metode cerita dalam pendidikan anak lebih baik

dari pada metode-metode lainnya. Guru boleh memilih salah satu metode

yang sesuai dengan waktu. Mungkin juga guru menyajikan tentang ceritera

tentang berbagai kebijakan, sehingga kalau pada akhir tahun ajaran masih ada

waktu, maka guru dapat menambah ceritera-ceritera yang lain. Perlu juga

guru menyajikan ceritera-ceritera tentang pendidikan akhlak, baik dari bahan

bacaannya atau dari pengalamannya sehari-hari. Ataupun juga murid

memperagakan tentang cerita-cerita yang telah dipelajari.5

Banyak sekali dalam mata pelajaran aqidah akhlak akan materi yang

menceritakan tentang kisah orang-orang yang baik maupun sebaliknya. Hal

tersebut perlu disajikan dengan metode kisah yang efektif dan menarik. Tetapi

kenyataan yang terjadi di banyak sekolah, khususnya di sekolah SMP Al Mubarak

Pondok Aren Tangerang Selatan pelaksanaan metode kisah masih belum

terlaksana dengan efektif. Sehingga peserta didik kurang bisa meneladani kisah-

kisah terpuji dari orang lain dan juga kurang bisa menghindari perilaku

sebagaimana dari kisah-kisah orang yang memiliki perilaku tercela. Mata

pelajaran aqidah akhlak masih merupakan mata pelajaran yang kurang menarik,

karena penyajiaan mata pelajaran tersebut masih menggunakan metode yang

dibilang monoton. Dan terkadang sarana prasarana yang mendukung diterapkan

pada metode kisah kurang memadahi.

Banyak sekali macam-macam metode yang dipergunakan guru dalam

menyampaikan materi pelajaran. Salah satu diantaranya adalah Metode kisah.

Metode kisah adalah salah satu metode atau cara yang dilakukan oleh guru dalam

menyampaikan materi atau pesan yang disesuaikan dengan kondisi anak didik.

Guru yang mampu memberi informasi dalam penyampaian kisah akan

4 Murni Djamal, dkk., Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan

Perguruan Tinggi Agama/IAIN , 1983), h. 49.

5 Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam,

(Jakarta: Direktur Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1985), h. 197.

Page 14: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

4

menimbulkan semangat dan minat belajar pada diri anak didik. Karena

penggunaan metode yang monoton akan menimbulkan kebosanan pada anak

didik. Karena anak didik akan tertarik pada sesuatu yang baru, oleh sebab itu

metode kisah salah satu variasi metode yang membantu guru dalam

menyampaikan materi pelajaran.

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas peneliti bermaksud

mengadakan penelitian tentang keefektifan metode tersebut dengan sebuah judul

"EFEKTIFITAS METODE KISAH TERHADAP HASIL

PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII DI

SMP ALMUBARAK PONDOK AREN TENGERANG SELATAN"

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis susun, maka penulis akan

mengidentifikasikan masalah ebagai berikut:

1. Penyajian pembelajaran mata pelajaran aqidah akhlak masih dirasakan

kurang menarik bagi peserta didik.

2. Metode yang digunakan pada mata pelajaran aqidah akhlak masih

monoton.

3. Siswa masih belum dapat mengubah perilaku dari sikap tercela menjadi

terpuji.

4. Sarana prasana untuk diterapkannya metode kisah masih belum

memadahi.

5. Penerapan metode kisah masih belum terlaksana dengan efektif.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari perluasan masalah dalam skripsi ini dan untuk

mempermudah pemahaman, maka penulisan skripsi ini dibatasi hanya membahas

tentang efektifitas metode Kisah dari segi proses pembelajaran yang meliputi,

kondisi, strategi, serta hasil (evaluasi) dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di

SMP Almubarak Pondok Aren Tangerang Selatan.

Page 15: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

5

D. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah yang

akan dibahas yaitu:

1. Bagaimana efektifitas penerapan metode Kisah dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak di SMP AlMubarak Pondok Aren Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dalam penelitian ini ada

beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan penerapan metode Kisah dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak di SMP AlMubarak Pondok Aren Tangerang Selatan.

2. Untuk mendeskripsikan efektifitas metode Kisah dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak di SMP AlMubarak Pondok Aren Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Sebagai acuan untuk memperluas pemikiran dan pengalaman penulis dalam

bidang pendidikan Islam dan dapat menambah pengetahuan penulis tentang

penggunaan metode yang efektif dalam proses pembelajaran serta melatih diri

untuk bersikap kritis dan ilmiah.

2. Bagi Lembaga yang diteliti

Untuk mengetahui keberhasilan pendidik dalam menerapkan metode Kisah

pada pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya Aqidah Akhlak dan

menjadi motivasi pada lembaga tersebut dalam upaya meningkatkan kualitas out

put-nya.

3. Bagi Universitas Islam Negeri Jakarta

Page 16: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

6

Hasil penelitian ini dapat menambahkan koleksi bahan pustaka yang ada di

perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga dapat dimanfaatkan bagi mahasiswa dan

mahasiswi yang membaca pada umumnya. Dan sebagai wacana dalam

mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan juga untuk mempersiapakan para

calon pendidik yang profesional serta memberikan kontribusi untuk

mengembangkan teori tentang metode-metode pembelajaran yang selama ini

diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan.

Page 17: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Efektivitas Metode Kisah

a. Pengertian Efektivitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:219) dikemukakan bahwa

efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau

mujarab, dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara

orang yang melaksanakan tugas dengan saran yang dituju.6 Dengan kata lain,

seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat untuk mencapai tujuan.

Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

efektivitas dalam suatu kegiatan, berkenaan dengan “sejauh mana ketepatan

sasaran dari suatu proses yang direncanakan atau diinginkan dapat terlaksana atau

tercapai.

Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah

pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Tim Pembina mata Kuliah

Didakdik Metodik Kurikulum IKIP urabaya (1988) dalam Lince (2001:42), bahwa

efesiensi dan keefektifan mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik

adalah segala daya upaya guru untuk membantu para siswa agar bisa belajar

6 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), Cet-1, h. 82

Page 18: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

8

dengan baik. Untuk mengetahui keefektifan mengajar bisa dengan memberikan

tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek pengajaran.

Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan

utama keefektifan pengajaran, yaitu:

1) Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM;

2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa;

3) Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa

(orientasi keberhasilan belajar) diutamakan; dan

4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif.7

Sedangkan menurut Tim Penyusun Didaktik Metodik kurikulum IKIP

Surabaya, bahwa demi ketepatan dan keobjektivan di dalam pengamatan dan

penilaian terhadap proses belajar mengajar seorang guru, maka perlu digunakan

sebuah daftar pertimbangan dan penilaian efektivitas mengajar yang berisi 10

kriteria efektifitas mengajar yang perlu diperhatikan oleh para pengajar yaitu

sebagai berikut:

1) Persiapan.

2) Sikap, gaya dan suara mengajar.

3) Perumusan tujuan instruksional.

4) Bahan pelajaran.

5) Penguasaan bahan pelajaran.

6) Pengusaan situasi kelas.

7) Pilihan dan pelaksanaan metode mengajar.

8) Penggunaan alat-alat peraga pengajaran.

9) Jalan pengajaran.

10) Tekhnik evaluasi.8

Selain itu guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu

berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran

dengan presentase waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan

7 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Media

Kencana 2009), cet I, h.20

Page 19: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

9

tanpa menggunakan tekhnik yang memaksa, negative atau hukuman. Selain itu

guru yang efektif adalah orang-orang yang dapat menjalin hubungan simpatik

dengan para siswa, menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh

perhatian, memilki suatu rasa cinta belajar, mengusai sepenuhnya bidang studi

mereka dan dapat memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekadar mencapai suatu

prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih.

Menurut Roseshine dan frust, ada 5 variabel proses guru yang

memperlihatkan keajegan hubungan dengan pencapaian tujuan, yaitu:

1) Kejelasan dalam penyajian.

2) Kegairahan mengajar.

3) Ragam kegiatan.

4) Perilaku siswa akan melaksanakan tugas dan kecekatannya.

5) Kandungan bahan pengajaran yang diliput siswa.9

Menurut pendapat Muhaimin dalam bukunya yang berjudul Paradigma

Pendidikan Islam, bahwasanya keefektifan pembelajaran pendidikan agama Islam

dapat diukur melalui:

1) Kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dipelajari.

2) Kecepatan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar.

3) Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang ditempuh.

4) Kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar.

5) Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai.

6) Tingkat alih belajar.

7) Tingkat retensi belajar.10

Salah satu strategi yang membantu siswa belajar dari teks tertulis dan sumber-

sumber informasi yang lain adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sehingga

8 Team Pembina Mata Kuliah Disaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar

Didaktik Metodik Kurikulum PBM, cet.5 (Jakarta: PT. Grafindo Persada), h. 155-167 9 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Media

kencana, 2009) Cet I h.21 10

10 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan agama

Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 156

Page 20: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

10

siswa harus berhenti dari waktu ke waktu untuk menilai pemahaman mereka

sendiri terhadap teks atau apa yang diucapkan gurunya.

b. Pengertian Metode Pengajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara

kerja yang system untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Seiring dengan itu, oleh Mahmud Yunus

mengatakan metode adalah “jalan yang akan ditempuh oleh guru untuk

memberikan berbagai pelajaran pada murid-murid dalam berbagai macam jenis

pelajaran. Jalan itu ialah garis yang direncanakan sebelum masuk ke dalam kelas

dan dilaksanakan dalam kelas waktu mengajar”.11

Dan menurut Nur Uhbiyati

“Metoda berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos

yang artinya jalan atau cara. Jadi metoda artinya suatu jalan yang dilalui untuk

mencapai suatu tujuan”.12

Secara etimologi, istilah metode berasal dari Yunani “metodos”. Kata ini

terdiri dari dua suku kata: yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati

dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang

dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode disebut :

“Thariqat”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “metode” adalah: “Cara

yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai maksud”. Sehingga dapat

dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang haru dilalui untuk

menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.13

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan

pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya

merupakan persyaratan terpenting sebelum seorang guru menentukan dan memilih

metode mengajar yang tepat.

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, hendaknya penggunaan metode

dalam proses belajar mengajar tidak harus terfokus kepada salah satu bentuk

11

Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (JAKARTA: PT. Hidakarya

Agung), h. 85 12

Dra.Hj.Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), cet III,

h.123 13

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: ciputat pers,

2002) cet. 1, h.40

Page 21: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

11

metode dalam proses belajar mengajar tidak harus berfokus kepada satu bentuk

metode, akan tetapi dapat memilih atau mengkombinasikan diantara metode-

metode yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga dapat memudahkan

si pendidik dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Oleh Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengatakan bahwa ada beberapa faktor

yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mengaplikasikan sebuah metode

pengajaran:

1) Tujuan yang hendak dicapai

2) Kemampuan guru

3) Anak didik

4) Situasi dan kondisi pengajaran dimana berlangsung

5) Fasiiltas yang tersedia

6) Waktu yang tersedia

7) Kebaikan dan kekurangan sebuah metode.14

Menurut Hasan langgung, bahwa pengajaran adalah “pemindahan

pengetahuan dari seorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang

belum mengetahui”.15

Dari pengertian di atas, terdapat unsur-unsur substansial kegiatan pengajaran

meliputi :

1. Pengajaran adalah upaya pemindahan pengetahuan.

Pemindahan pengetahuan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai

pengetahuan (pengajar) kepada orang lain yang belum mengetahui (pelajar)

melalui suatu proses belajar mengajar.

Jadi pengajaran adalah suatu pemberian ilmu dan teknologi kepada peserta

didik agar nereka memilki kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik yang

dapat diimplikasikan dalam kehidupan sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya,

masyarakatnya dan bangsanya menuju kehidupan yang sejahtera, adil dan

makmur.

14

Ibid., h.109

Page 22: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

12

Karena proses transfer pengetahuan yaitu dari seorang yang tidak tahu

menjadi tahu, sehingga seorang yang tidak tahu menjadi tahu itu bisa menjalankan

hidupnya lebih bermakna.

Menurut H.B Hamdani, bahwa “pendidikan” dalam arti umum mencakup

segala usaha dan perbuatan dari suatu generasi yang tua untuk mengalihkan

pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta ketrampilannya kepada

generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama

dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain pendidikan bertujuan agar menggunakan

segala kemampuan yang ada padanya, baik fisik, intelektual, emosionak, maupun

psikomotornya untuk menghadapi tantangan hidup dan mengatasi kesulitan-

kesulitan dan hambatan-hambatan sepanjang perjalanan hidup.16

Menurut Syaiful B. Djamarah dkk. (1995), metode memiliki kedudukan:

Sebagai alat motivasi ekstrintik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM):

Mensiasati perbedaan individual anak didik;

Untuk mencapai tujuan belajar.17

Dengan demikian pendidikan dalam konteks Islam sebagai suatu proses

pengembangan potensi kreativitas peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, cerdas. Trampil, memiliki etos

kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap

dirinya, bangsa dan Negara serta agama. Proses itu sendiri, sudah berlangsung

sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Dari uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode

pengajaran dalam konteks pendidikan adalah suatu usaha atau cara yang

dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang

bertujuan agar siswa dapat menerima dan menanggapi serta mencerna pelajaran

dengan mudah secara efektif dan efisien, sehingga apa yang menjadi tujuan dari

pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.

15

Hasan Nanggulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983),

h.3 16

H.B.Hamdani, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Kota kembang, 1987), h. 8 17

Pupuh Fathurahaman, M. Sobry Sutikno., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2007) h.15

Page 23: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

13

c. Pengertian Kisah

Qishah berasal dari kata al-qasshu yang berarti mencari atau mengikuti jejak.

Kata al-qashash menurut bahasa berasal dari bentuk mashdar yaitu kata al-qishah

yang mempunyai arti berita dan keadaan.18

Sebagaimana dijelaskan dalam firman

Allah SWT. surat Al-Kahfi, ayat 64:

Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". lalu keduanya kembali,

mengikuti jejak mereka semula.

Dan dalam surat Al-Qashash, ayat 11:

Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: "Ikutilah

dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak

mengetahuinya,

Qashash juga berarti berita yang berurutan, sebagaimana dalam firman Allah

surat Ali Imran, ayat 62:

“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang

berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksan.”

Dan dalam surat Yusuf, ayat 111:

18

Manna’ Khalil Qatthan, Mabahits fi „ulumil Qur‟an, Cet.III, t.t. hal. 305-310.

Page 24: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

14

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi

orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang

dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan

menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum

yang beriman”.

1) Macam-macam Kisah.19

Dalam Al-Qur'an terdapat berbagai macam kisah yang dijelaskan dalam ayat-

ayatnya, antara lain:

a) Kisah para Nabi, yaitu mengandung cerita tentang dakwah para Nabi,

mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, akhlaq orang-orang yang

menentang Nabi, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya serta

akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan golongan

yang mendustakan. Misalnya kisah tentang Nabi Nuh, Ibrahim, Musa,

Harun, Isa, dan lain-lain. Kisah-kisah tersebut terdapat dalam surat

AlAn'am, Al-Kahfi, Maryam dan surat-surat lainnya.

b) Kisah Al-Qur’an yang berhubungan dengan kejadian masa lalu dan figur-

figur orang yang belum jelas kenabiannya, seperti Kisah Thalut dan Jalut,

Dzul Qarnain, Ashhabul Kahfi, Maryam, Ashhabul Fiil, Ashhabul

Ukhdud, dan lain-lain. Kisah-kisah tersebut antara lain terdapat dalam

surat Al-Fiil, Al-Buruj, Al-Baqarah, Al-Kahfi, dan lain sebagainya.

c) Kisah-kisah yang berhubungan dengan kejadian yang terjadi pada masa

Rasulullah SAW. seperti peristiwa perang Badar dan perang Uhud,

sebagaimana terdapat dalam surat Ali-Imron, perang Hunain dan perang

Tabuk, sebagaimana yang terdapat dalam surat At-Taubah, dan lain-lain.

19

Ibid., hlm. 431

Page 25: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

15

2) Faedah-faedah Kisah.20

Dalam metode Kisah terdapat beberapa faedah, yaitu:

a) Penjelasan tentang dasar-dasar berdakwah dan penjelasan tentang dasar-

dasar syari’at bagi para Nabi, sebagaimana yang dijelaskan dalam Q.S. Al-

Anbiya’: 25

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan

Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)

melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".

b) Untuk meneguhkan hati rasul dan hati umat Islam agar tetap berada pada

agama Allah, mengokohkan kepercayaan orang mukmin akan pertolongan

Allah terhadap golongan yang benar dan kehancuran umat yang salah, hal

ini terdapat dalam Q.S. Hud: 120

"Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah

kisahkisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini

telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi

orangorang yang beriman".

c) Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap

mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.

d) Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad dalam dakwahnya dengan

berita yang disampaikannya tentang hal ihwal orangorang terdahulu

disepanjang masa dan generasi.

e) Menampakkan kebohongan ahli kitab terhadap petunjuk dan penjelasan

yang mereka sembunyikan serta menantang ahli kitab dengan keterangan

dalam kitab mereka sebelum terjadi penyelewengan. Hal ini terdapat

dalam Q.S. Ali-’Imron: 93

Page 26: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

16

.

“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang

diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat

diturunkan[212]. Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada makanan

yang diharamkan sebelum turun Taurat), Maka bawalah Taurat itu, lalu

bacalah Dia jika kamu orang-orang yang benar".

f) Qashash atau cerita merupakan bentuk dari sastra yang menarik untuk

didengarkan dan mudah meresap ke dalam jiwa sehingga menjadi sebuah

pelajaran yang sangat berharga. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S.

Yusuf: 111

3) Adapun hikmah-hikmah dalam metode Kisah adalah:21

a) Menjelaskan betapa tingginya kandungan balaghah dalam Al Qur’an

(Salah satu karakteristik balaghah, menjelaskan satu makna dalam bentuk

yang berbeda, satu cerita diulang-ulang dalam beberapa tempat dengan

uslub yang berbeda, hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak mudah

merasa bosan, akan tetapi akan menunjukkan makna-makna baru dalam

jiwa, yang mana hal itu tidak dapat ditemukan dalam satu ayat pada ayat

yang lain.

b) Menunjukkan hebatnya kemukjizatan Al-Quran, bahkan para sastrawan

Arab tidak mampu menandingi salah satu bentukpun dalam Al-Qur’an.

Hal ini membuktikan bahwa Al-Qur’an benar-benar mukjizat yang datang

dari Allah SWT.

c) Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya

lebih mantap dan melekat dalam jiwa. Hal ini karena pengulangan

20

Ibid., h. 431-432 21

Ibid., h. 432-433

Page 27: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

17

merupakan salah satu cara pengukuhan dan indikasi betapa besarnya

pengaruh dari perhatian. Misalnya kisah Musa dan Fir’aun, kisah ini

menggambarkan pergulatan sengit antara kebenaran dan kebatilan,

walaupun kisah itu sering diulang-ulang tetapi tidak pernah terjadi dalam

satu surat.

d) Adanya beberapa perbedaan tujuan dari berbagai bentuk makna yang

terdapat dalam setiap pengulangan kisah-kisah tersebut.

4) Pengaruh Metode Kisah dalam Pendidikan dan Pengajaran

Sebagaimana telah diketahui bahwa kisah yang baik akan banyak diminati

dan dapat menembus relung jiwa manusia dengan mudah. Segenap perasaan

mengikuti alur kisah tersebut tanpa merasa jenuh, begitu juga nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya dapat dicerna oleh akal, diserap ke dalam hati untuk

direalisasikan dalam tingkah laku. Dengan adanya Fenomena kejiwaan ini

seharusnya para pendidik dapat mengambil pelajaran dari metode kisah tersebut

dalam proses pembelajaran lebih-lebih dalam pendidikan agama Islam. Seorang

pendidik harus bisa memilih dan memilah kisah-kisah yang harus disampaikan

menurut masing-masing tingkatan pendidikan dan tingkat pemahaman atau

karakteristik peserta didik.

Dalam kisah-kisah Qur’ani terdapat lahan subur yang dapat membantu

kesuksesan para pendidik dalam melaksanakan tugasnya dan membekali peserta

didik dengan bekal kependidikan berupa peri kehidupan para Nabi, berita-berita

tentang umat terdahulu, sunnatullah dalam kehidupan masyarakat dan hal ihwal

bangsa-bangsa, semua itu dikatakan dengan benar dan jujur. Para pendidik

hendaknya mampu menyampaikan kisah-kisah Qur’ani tersebut dengan susunan

bahasa yang sesuai dengan tingkat penalaran peserta didik dan harus sesuai

dengan tingkatan pendidikannya masing-masing.22

Relevansi metode Kisah di lingkungan sekolah seolah-olah seperti benar-

benar terjadi, kisah-kisah yang dimaksudkan merupakan metode yang sangat

bermanfaat dalam menyampaikan informasi tentang materi pelajaran, maka

Page 28: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

18

kewajiban pendidik muslim adalah memiliki kemauan yang kuat dalam

merealisasikan peranannya untuk membentuk peserta didik agar memiliki sikap-

sikap yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an karena hal itu merupakan bagian

integral dari tujuan pendidikan Islam.23

5) Langkah-langkah metode kisah

Beberapa langkah pelaksanaan metode cerita menurut beberapa ahli

pendidikan adalah sebagai berikut:

a) Menurut Verna Hildebrand, langkah-langkah pelaksanaan metode cerita

adalah:

Choosing a Story, yaitu pemilihan cerita sesuai dengan situasi dan

kondisi proses belajar mengajar.

Size of Story Group, yaitu pengorganisasian kelompok cerita,

semakin sedikit jumlah anggota dalam kelompok penceritaan

semakin efektif proses dan hasilnya.

Chair or Floor for Story time, yaitu penataan posisi tempat duduk

siswa yang biasanya dilakukan diatas kursi/ lantai dengan informasi

setengah lingkaran.

Transition To Story Time, yaitu perubahan dalam penceritaan yang

merangsang aktivitas siswa untuk mendengarkan penceritaan

dengan perilaku dan sedikit kekacauan.24

b) Agus F. Tangyong, dkk, berpendapat bahwa ;

Anak didik dibiasakan mendengarkan cerita dari guru.

Guru sering meminta anak didik menceritakan kejadian penting

yang dialami.

22

Ibid., hlm. 441 23

Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur‟an, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 1994), hal. 209 24 Verna Hildebrand, Op Cit, hlm 187

Page 29: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

19

Guru bercerita melalui gambar, kemudian siswa menceritakan

kembali dengan kalimatnya sendiri.25

c) Sheilla Ellison and Barbara Ann Barnett, Ph D.

Shella Ellison dan Barbara Ann Barnet berpendapat bahwa:

“Kids Love hearing what their parents were like at their age. Let your child

tell you a story about their life now, their friends, toys, games, events and

hobbies”.

“Anak-anak sering mendengarkan cerita tentang apa yang orang tua mereka

suka di waktu kecil. Bukankah anak muda mengungkapkan suatu cerita tentang

kehidupan mereka saat ini, teman-teman mereka, boneka-boneka main mereka,

permainan, kegiatan-kegiatan dan kebiasaan yang mereka suka”.26

d) Quthb

Menurut Quthb sebagaimana dikutip Lift Anis Ma’sumah bahwa guru dapat

memberikan cerita-cerita yang sederhana dan mampu dipahami oleh siswa. Hal ini

akan menunjukkan daya tarik yang menyentuh perasaan dan mempunyai pengaruh

terhadap jiwa yang tentunya sesuai dengan perkembangan jiwa anak.

Contoh penyampaian cerita/ kisah

Metode : Cerita

Teknik : Menggunakan buku bacaan (teks)

Langkah-langkah pelaksanaan:

Guru mempersiapkan alat peraga yang diperlukan

Guru mengatur organisasi kelas

Guru memberikan stimulus agar siswa mau mendengarkan/apersepsi

Guru bercerita

Pemberian tugas.

25 Agus F. Tangyong, dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. (Jakarta: PT

Gramedia, 1990) h. 119

Page 30: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

20

e) Mahmud Yunus

Menurutnya langkah-langkah metode kisah ialah sebagai berikut:27

Hendaklah dimulai dengan pendahuluan yang sesuai dengan acara

kisah.

Ceritakanlah kisah itu dengan bahasa terang, lagi mudah difahami

murid-murid, serta menarik hari mereka.

Setelah selesai kisah itu hendaklah guru bersama murid-muridnya

mengambil kesimpulan tentang semangat keimanan pahlawan yang

tersebut dalam kisah itu, serta mengajak murid-murid, supaya

mempunyai semangat keimanan seperti pahlawan tersebut.

Dalam kisah nabi-nabi hendaklah guru memperbandingkan antara

orang-orang Mukmin yang mengikut rasul dengan orang-orang kafir

yang tak mau mengikut rasul dan bagaimana akibat kedua golongan

itu mendapat kesenangan dan kebahagiaan di dunia akhirat, sedangkan

orang-orang kafir merugi dan celaka. Akhirnya mengajak murid-

murid supaya patuh mengikut rasul dan mengamalkan apa-apa yang

disuruhnya.

Kemudian guru memajukan pertanyaan dalam bagian-bagian kisah itu

dari awal sampai akhirnya, supaya terang dan tetap isi kisah itu dalam

hati murid-murid.

Sesudah itu guru menyuruh murid menceritakan kisah itu berganti-

ganti.

Pada akhirnya (di kelas tinggi) guru memajukan pertanyaan yang

membutuhkan berfikir untuk menjawabnya, seperti sebab-sebab

kejadian dan akibat dalam kisah itu.

d) Kelebihan dan Kekurangan Metode kisah

26 Sheilla Ellison and Barbara Ann Barnett, 365 Ways to Help Your children Grow, (Noperville:

Illionis Source Books. Inc, 1996) h. 251

Page 31: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

21

Kelebihan Metode Kisah

1. Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak didik.

Karen anak didik akan senatiasa merenungkan makna dan mengikuti

berbagai situasi kisah, sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan

topik kisah tersebut.

2. Mengarahkan semua emosi sehingga menyatu pada satu kesimpulan yang

terjadi pada akhir cerita.

3. Kisah selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti peristiwanya

dan merenungkan maknanya.

4. Dapat mempengaruhi emosi. Seperti takut, perasaan diawasi, rela, senang,

sungkan, atau benci sehingga bergelora dalam lipatan cerita Seperti takut,

perasaan diawasi, rela, senang, sungkan, atau benci sehingga bergelora

dalam lipatan cerita.

Kekurangan Metode Kisah

1) Pemahaman anak didik akan menjadi sulit ketika kisah itu telah

terakumulasi oleh masalah lain.

2) Bersifat monoton dan dapat menjenuhkan anak didik.

3) Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud

sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan.28

Dari uraian diatas dapat disimpulkan oleh armai arif, bahwa metode cerita

adalah suatu penyampaian materi pelajaran dengan cara menceritakan kronologis

terjadinya sebuah peristiwa baik benar atau berbentuk fiktif saja. Metode

kisah/cerita dalam pendidikan islam menggunakan paradigma Al-Qur’an dan

Hadis Nabi Saw., sehingga dikenal istilah “kisah Qur’ani dan kisah Nabawi.”

Kedua sumber tersebut mempunyai substansi cerita yang valid tanpa diragukan

27

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Jakarta: PT Hidakarya Agung), h.28 28

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: ciputat pers,

2002) cet. 1, h.162

Page 32: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

22

lagi kebenarannya. Namun terkadang kevalidan sebuah cerita terbentur pada SDM

yang menyampaikan cerita itu sendiri sehingga banyak kelemahannya.29

2. Implementasi Metode Kisah dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq

Al-Qur’an itu sendiri bukanlah buku cerita. Tetapi adalah kitab suci yang

berisi pendidikan dan tuntutan, yang sangat teliti cara penangkapannya dan

menjaga sekali segi-segi keindahan, yang membuat cerita itu, disamping tunduk

kepada maksud-maksud keagamaan tadi sangat indah dari segi satra, dan

membuat penggunaan cerita-cerita untuk pendidikan itu, disamping sifat bebasnya

menjadi bagian suatu metodologi pendidikan Islam, dengan satu syarat, yaitu

harus “bersih”.

Bersih bukanlah berarti bahwa jiwa manusia itu bersih tanpa noda. Memang

bahwa Al-Qur’an mempersiapkan seorang “tokoh” cerita dengan kesan yang

luhur, suci dan sempurna, yang patut diteladani dan dijunjung tinggi.30

Berikut ini akan kami jelaskan beberapa contoh Kisah dalam AlQur'an baik

yang memiliki kesan baik atau buruk, dan mengandung banyak hikmah yang

dapat bermanfaat sebagai pelajaran dalam kehidupan, di antaranya adalah:

a. Kisah tentang anak Adam, terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 27-30:

29

Ibid., hal. 163 30

Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, terj., Salman Harun, (Bandung: PT

AlMa’arif, Cet-3, 1993), hal. 354-355

Page 33: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

23

27. "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan

Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan

korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil)

dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti

membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima

(korban) dari orang-orang yang bertakwa."

28. "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk

membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku

kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah,

Tuhan seru sekalian alam."

29. "Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa

(membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi penghuni

neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang

zalim."

30. "Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh

saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara

orang-orang yang merugi."

Ayat di atas menjelaskan tentang kisah kedua anak Adam yang berseteru

dalam memperebutkan seorang wanita, yang mana keduanya berani

mempertaruhkan nyawanya hanya demi nafsu yang bergejolak di dalam dirinya.

Hal ini menjadi pelajaran bagi kita agar dalam melakukan segala sesuatu jangan

didasarkan pada hawa nafsu, tetapi harus berdasarkan hati yang tulus ikhlas dan

mencari ridla Allah semata, sehingga kita akan selamat baik di dunia maupun di

akhirat.

Ayat ini berpesan kepada Nabi Muhammad SAW.: Bacakanlah kepada

mereka yakni orang-orang Yahudi dan siapapun, berita yakni kisah yang terjadi

terhadap kedua putra Adam, yaitu Habil dan Qabil dengan haq, yakni menurut

yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban guna mendekatkan

diri kepada Allah, maka diterima oleh Allah qurban Habil dari yang lain, yakni

dari Qabil. Melihat kenyataan itu Qabil iri hati dan dengki, ia berkata, "aku pasti

membunuhmu!" Ancaman ini ditanggapi oleh Habil dengan ucapan yang

Page 34: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

24

diharapkan dapat melunakkan hati saudaranya serta mengikis kedengkiannya. Ia

menjawab,"Sesungguhnya Allah hanya menerima dengan penerimaan yang

agung dan sempurna kurban dari para Muttaqin, yakni orangorang yang telah

mencapai kesempurnaan dalam ketakwaan."31

Dari uraian kandungan ayat di atas, dapat dianalisis bahwa ayat tersebut

mengandung hikmah-hikmah yang sangat penting, di antaranya adalah bahwa

manusia sebagai makhluk ciptaan Allah mempunyai kedudukan yang sama

dihadapan-Nya, yang membedakan hanyalah tingkat keimanan dan ketaqwaan

dari masing-masing individu sehingga kelak dihadapan Allah akan menjadi

makhluk yang paling mulia.

Kisah tersebut menjelaskan tentang akibat dari akhlak madzmumah, yaitu

penyakit hati yang berupa iri, dengki dan dzalim. Apabila saudara kita

mendapatkan ni'mat yang lebih baik dari kita maka janganlah merasa iri atau

dengki karena Allah telah mengatur pembagian rezeki untuk semua makhluk-Nya

dan hal tersebut tidak akan pernah tertukar. Karena jika hati seseorang telah

penuh dengan rasa iri dan dengki, maka dia tidak akan segan-segan melakukan

kedzaliman seperti membunuh, menyakiti, menganiaya dan lain-lain, karena dia

telah dikuasai oleh nafsu ammarah. Maka dari itu hendaklah kita pandai-pandai

bersyukur terhadap semua nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita.

Sebagaimana janji Allah SWT., bahwa orang yang selalu bersyukur terhadap

nikmat-Nya maka nikmat tersebut akan semakin bertambah, namun apabila orang

tersebut kufur terhadap nikmat Allah, maka Dia akan memberikan siksaan yang

sangat pedih. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT., Q.S. Ibrahim:7

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu

mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

31 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta:

Lentera Hati, Vol. 3, 2002), hal. 72

Page 35: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

25

b. Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir yang terdapat dalam surat Al-Kahfi:

60-67

60: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan

berhenti (berjalan) sebelum sampai ke Pertemuan dua buah lautan; atau

aku akan berjalan sampai bertahun-tahun."

61: "Maka tatkala mereka sampai ke Pertemuan dua buah laut itu, mereka

lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut

itu."

62: "Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada

muridnya: "Bawalah kemari makanan kita; Sesungguhnya kita telah

merasa letih karena perjalanan kita ini."

63: "Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mecari tempat

berlindung di batu tadi, Maka Sesungguhnya aku lupa (menceritakan

tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk

menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut

dengan cara yang aneh sekali."

64: "Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". lalu keduanya kembali,

mengikuti jejak mereka semula."

Page 36: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

26

65:"Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba

Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan

yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami."

66: "Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu

mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah

diajarkan kepadamu?"

67: "Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup

sabar bersama aku."

Ayat-ayat ini menguraikan suatu kisah tentang Nabi Musa dengan salah

seorang hamba Allah yang shaleh. Thabathaba’i menilai bahwa ayat-ayat ini

merupakan kisah keempat menyusul perintah bersabar dalam melaksanakan

dakwah. Ulama’ ini menulis bahwa setiap hal yang bersifat lahiriah pasti ada pula

sisi batiniahnya. Kesibukan orang-orang kafir dengan hiasan duniawi adalah

kesenangan sementara, karena itu hendaknya Nabi Muhammad SAW tidak

merasa sedih dan berat hati melihat sikap kaum musyrikin itu, karena dibalik hal-

hal lahiriyah yang mereka peragakan itu ada hal-hal batiniah yang berada di luar

kuasa Nabi SAW. dan kuasa mereka yaitu kuasa Allah SWT. Dengan demikian

pemaparan dan peringatan yang dikandung oleh ayat-ayat yang menguraikan

kisah Nabi Musa dengan hamba Allah yang shaleh itu bertujuan mengisyaratkan

bahwa kejadian dan peristiwa-peristiwa sebagaimana yang terlihat memiliki

takwil, yakni ada makna lain dibalik yang tersurat itu. Makna tersebut akan

nampak bila telah tiba waktunya. Bagi para rasul yang risalahnya ditolak oleh

umatnya, waktu tersebut tiba pada saat umatnya ”terbangun” dari tidur yang

melengahkan mereka dan ketika mereka dibangkitkan dari kubur. Ketika itu

mereka berkata, ”Sungguh rasul-rasul Tuhan kami memang telah datang

membawa kebenaran.” Demikian lebih kurang pendapat dari Thabathaba’i.32

Al-Biqa’i menyimpulkan bahwa ayat-ayat yang lalu berbicara tentang

kebangkitan menuju akhirat, yang dibuktikan keniscayaannya dengan menyebut

beberapa peristiwa yang berkaitan dengannya. Lalu dikemukakan dengan

beberapa tamtsil, aneka argumentasi dan diakhiri dengan pernyataan bahwa Allah

menangguhkan sanksi kedurhakaan dan pahala kebajikan, karena semua itu

ada waktu dan kadarnya. Setelah itu baru disusul dengan menampilkan kisah Nabi

32

Ibid, Vol 8, h. 88

Page 37: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

27

Musa ini. Dalam kisah tersebut diuraikan bagaimana Nabi Musa berusaha

menemui hamba Allah yang shaleh itu dengan menjadikan ikan yang telah mati

bila hidup kembali dan melompat ke air, sebagi indikator tempat pertemuan

mereka. Seandainya Allah berkehendak, bisa saja pertemuan itu diadakan dengan

mudah, tanpa menentukan tempat pertemuan yang jauh. Namun yang terjadi tidak

demikian, hal tersebut untuk membuktikan bahwa tidak semua peristiwa dapat

terjadi tanpa proses dan waktu.33

Di sisi lain, kehidupan kembali ikan itu juga berkaitan dengan soal

kebangkitan setelah kematian yang dibicarakan pada ayat yang lalu. Kisah ini

mengajarkan bahwa barang siapa yang telah terbukti kedalaman ilmu dan

keutamaannya, maka dia tidak boleh dibantah kecuali oleh mereka yang memiliki

pengetahuan yang pasti dari Tuhan, dan dia tidak boleh juga diuji. Kisah ini juga

mengandung kecaman terhadap perbantahan atau diskusi yang tanpa dasar, serta

mengharuskan siapapun tunduk terhadap kebenaran yang telah dijelaskan dan

sudah terbukti. Tuntunan-tuntunan itu berkaitan dengan sifat-sifat buruk kaum

musyrikin atau manusia yang diuraikan oleh ayat-ayat yang lalu. Di sisi lain kisah

ini juga mengandung pelajaran agar tidak enggan duduk bersama dengan fakir

miskin. Lihatlah bagaimana Musa Nabi dan Rasul yang memperoleh kemuliaan

berbicara dengan Allah SWT., tidak enggan belajar dari seorang hamba Allah.

Sebagaiman kisah ini mengandung kecaman kepada orang-orang Yahudi yang

mengusulkan kepada kaum musyrikin Mekkah untuk mengajukan aneka

pertanyaan kepada Nabi Muhammad SAW. sambil menyatakan, ”Kalau dia tidak

dapat menjawab, maka dia bukan Nabi.” seakan-akan ayat ini menyatakan bahwa

Nabi Musa yang diakui kenabiannya oleh Bani Isra’il dan mereka hormati, tidak

mengetahui semua persoalan, hal tersebut terbukti dalah kisah ini. Demikianlah

al-Biqa’i melihat dan merinci hubungan kisah Nabi Musa dengan uraian ayat-ayat

yang lalu.34

Dari penjelasan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pelajaran yang

dapat diteladani adalah kisah tentang akhlak seorang murid terhadap gurunya.

Pada ayat tersebut diuraikan bahwa ketika Nabi Musa diperintahkan oleh Allah

33

Ibid.. 34

Ibid., hal. 89

Page 38: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

28

SWT. agar menemui Nabi Khidir dan menimba ilmu darinya, beliau harus

melewati beberapa peristiwa yang sangat sulit diterima oleh akal, seharusnya

sebagai seorang murid Nabi Musa tidak boleh membantah atau memprotes apa

yang dilakukan oleh Nabi Khidir, karena semua perbuatan yang beliau lakukan

semata-mata hanya berdasarkan wahyu dan petunjuk dari Allah SWT. Namun di

sini Nabi Musa tidak sabar dengan ujian-ujiannya yang mana hal tersebut menjadi

syarat beliau bisa berguru kepada Nabi Khidir, akhirnya Nabi Musa tidak berhasil

menimba ilmu kepada Nabi Khidir karena tidak sanggup memenuhi

syaratsyaratnya. Maka dari itu sebagai seorang murid seharusnya kita bersikap

yang baik terhadap guru, di antaranya adalah menghormati, patuh dan tawadlu'

serta yang lebih penting adalah jangan bersikap su'udzan terhadap guru, karena

hal tersebut bisa menjadi penyebab manfaat atau tidaknya ilmu yang kita

dapatkan.

c. Kisah Nabi Ibrahim terdapat dalam surat Al-An'am, ayat 74-79:

"Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada bapaknya, Aazar,

"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?

Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang

nyata".

Al-Biqa'i ketika berbicara tentang hubungan ayat ini dengan tiga ayat pertama

surah Al-an'am yang antara lain meluruskan kepercayaan paham politeisme,

termasuk paham penduduk Persia atau Kaldenia masa lalu yakni kepercayaan

adanya Tuhan gelap dan Tuhan cahaya. Penduduk Persia menurut Al-Biqa'i

adalah kaum Nabi Ibrahim, beliau dikenal dan dihormati oleh orangorang Yahudi

dan Nasrani serta orang-orang Musyrik Arab dan kaum muslimin. Ayat-ayat ini

dan ayat-ayat berikutnya menguraikan sekelumit tentang pengalaman Nabi

Ibrahim "menemukan" Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, serta bantahan beliau

terhadap kaum musyrikin yang mempertuhankan bintangbintang dan membuat

Page 39: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

29

untuk setiap bintang yang mereka puja satu berhala. Pengalaman Nabi Ibrahim itu

diingatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan kaum muslimin melalui ayat di

atas yang menyatakan, Ingat dan uraikanlah penjelasan-penjelasan yang lalu dan

ingatlah atau uraikan pula peristiwa pada waktu Ibrahim berkata kepada

bapaknya, yakni orang tuanya yang bernama atau bergelar Azar: Pantaskah

engkau memaksakan diri menentang fitrahmu memebuat dan menjadikan berhala-

berhala sebagai tuhan-tuhan yang disembah? Sesungguhnya aku melihat, yakni

menilai engkau wahai orang tuaku dan melihat juga kaummu yang sepakat

bersamamu menyembah berhala-berhala dalam kesesatan yang nyata.

Ayat ini dapat juga dihubungkan dengan ayat-ayat lalu yang berbicara

tentang pendustaan kaum Nabi Muhammad SAW. Terhadap ajaran yang beliau

sampaikan, antara lain ajaran tauhid. Ayat ini memberi contoh konkrit dan jelas

berkenaan dengan pengalaman Nabi Ibrahim dalam membuktikan kesesatan

kepercayaan kaum Musyrikin. Pengalaman itu perlu diketahui, bukan saja karena

Nabi Ibrahim merupakan Nabi pertama yang mengumandangkan ajaran

monoteisme (Tauhid) serta wujud Tuhan sebagai Rabb al-'alamin, tetapi juga

karena pengalaman itu berkaitan dengan orang tuanya sehingga menjadi sangat

obyektif dan sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat Arab yang mengakui

Nabi Ibrahim sebagai leluhurnya atau orang-orang Yahudi dan Nasrani yang

mengaku agama mereka sebagai kelanjutan agama Nabi Ibrahim.35

Kesimpulannya bahwa kisah ini menguraikan tentang ajaran tauhid yang

dibawa oleh Nabi Ibrahim, beliau mengajarkan agar tidak tertipu oleh sesuatu

yang nyata saja, tapi harus meyakini bahwa dibalik sesuatu itu ada yang

menciptakan dan mengatur, jadi segala sesuatu yang ada di dunia ini semua

bermuara pada Qudratullah.

Dari beberapa kisah yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa

kandungan yang sangat mendasar dari kisah-kisah dalam Al-Qur’an adalah

tentang Aqidah dan Akhlak, sehingga implementasi metode Kisah dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam adalah layak apabila digunakan dalam

materi pelajaran Aqidah Akhlak, namun tidak menutup kemungkinan juga bisa

digunakan untuk materi pelajaran lain yang relevan dengan metode Kisah, hal ini

Page 40: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

30

bertujuan untuk mempermudah pemahaman peserta didik dalam menerima

materi pelajaran yang disampaikan serta mengkorelasikan antara materi pelajaran

dengan kisah-kisah dalam Al-Qur'an, hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an

merupakan kitab suci yang bersifat universal dan mengandung berbagai macam

ilmu pengetahuan sebagai bekal kehidupan kita di dunia untuk menuju kehidupan

yang abadi yaitu akhirat.

3. Bidang Studi Aqidah Akhlak

a. Pengertian Aqidah Akhlak

Akidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, ya‟qidu „aqdan-„aqidatan”

yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian, dan kokoh. Sedang secara

teknis akidah berarti iman, kepercayaan, dan keyakinan. Dan tumbuhnya

kepercayaan tentunya di dalam hati, sehingga yang dimaksud akidah adalah

kepercayaan yang menghujam atau simpul di dalam hati.36

Dr. Ibrahim

Muhammad membagi pengertian aqidah kepada tiga tahap perkembangan makna,

yaitu sebagai berikut:

1) Tahap pertama, kata aqidah diartikan dengan: tekad yang bulat (al-Azmul

Muakkad), mengumpulkan (al-jam‟u), niat (an-Niyah), menguatkan

perjanjian (at-tautsiq lil uqud), dan sesuatu yang diyakini dan dianut oleh

manusia, baik itu benar atau batil (ma yadiimu al-insani sawaun kaana

haqqan au bathilan).

2) Tahap kedua, perbuatan hati, disinilah aqidah mulai diartikan sebagai

perbuatan hati sang hamba.

3) Tahap ketiga, disini aqidah telah memasuki masa kematangan dimana ia

telah terstruktur sebagai disiplin ilmu dengan ruang lingkup permasalahan

tersendiri. Inilah tahap kemapanan dimana aqidah didefinisikan sebagai “

ilmu tentang hukum-hukum syariat dalam bidang aqidah yang diambil dari

35

op.cit., Vol 4, h. 158. 36

Muhaimin, Abdul Mujib, dan Jusuf Mudzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi

Islam,(Jakarta: prenada media 2005), h.259.

Page 41: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

31

dalil-dalil yaqiniyah (mutlak) dan menolak subhat serta dalil-dalil

khilafiyah yang cacat.37

Sedang pengertian akhlak secara etimologis berasal dari kata khuluq dan

jamaknya akhlak yang berarti budi pekerti, etika, moral. Secara etimologis,

akhlak berarti character, disposition, dan moral constitution. Al Ghazali

berpendapat bahwa “manusia memiliki citra lahiriyah yang disebut dengan

khulq”.38

b. Ruang Lingkup Aqidah Akhlak di SMP

Sasaran perbuatan manusia pada hakekatnya berbagi dua, yaitu: sasaran

Vertical yang bersifat Ilahiyah dan sasaran horizontal yang beraspek sosiologis.

Dari dua sasaaran tadi berkembanglah menjadi berbagai aspek hubungan

manusia dengan Tuhan melalui Ibadah, dan hubungan manusia dengan manusia

melalui muamalah, adapun hubungan manusia dengan dirinya sendiri melalui

penjagaan diri dan ada hubungan manusia dengan binatang atau makhluk Allah

lainnya melalui pelestarian. Maka ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak pun

tidak terlepas dari sasaran perbuatan tersebut.

Ruang lingkup pendidikan aqidah akhlak di SMP cakupan pembahasan

kurikulumnya dan hasil belajar meliputi:

1. Hubungan Manusia dengan Allah.

Hubungan ini disebut juga dengan hubungan vertical, yaitu

hubungan antara manusia dengan khaliqnya yang mencakup dari segi

aqidah, yang meliputi: Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat-

malaikatNya, Iman kepada kitab-kitabNya, Iman kepada Rasul-rasulnya,

iman kepada hari akhir, iman kepada Qadha dan QadarNya. Banyak cara

yang dapat dilakukan dalam beribadah kepada Allah. Diantaranya dengan

tidak menyekutukan-Nya, taqwa kepadaNya mencintaiNya, taqwa

kepadaNya, beribadah, meniru sifatnNya, dan selalu berusaha mencari

keridhaanNya.

37

Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan, Pengantar Study Aqidah islam, (Jakarta:

Robbani press, 2000), Cet ke II, hal.4-5 38

op.cit., hal. 262

Page 42: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

32

2. Hubungan Manusia dengan sesama manusia.

Materi yang dipelajari meliputi akhlaq dalam pergaulan hidup

sesama manusia, kewajiban membiasakan berahklaq yang baik terhadap

diri sendiri dan orang lain, serta menjauhi akhlaq yang buruk. Anjuran

melakukan sifat terpuji terhadap sesame manusia, antara lain:

1) Barbakti kepada orang tua, yaitu membantu orang tua merasa

senang dan bahagia atas perbuatan yang kita kerjakan.

2) Menghormati tetangga dan tamu.

3) Berusaha menimbulkan rasa kasih sayang dan menarik simpati

orang lain.

3. Hubungan manusia dengan alam atau Lingkungannya.

Materi yang dipelajari meliputi akhlaq manusia terhadap akan

lingkungannya, baik lingkungan dalam arti luas maupun makhluk hidup

selain manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda

tak benyawa.

Berkenaan dengan ini dalam al-Qur’an surat al-an’am (6:58) ditegaskan

bahwa binatang melata dan burung-burungpun adalah umat seperti manusia juga,

sehingga semuanya seperti ditulis al-Qurtubhi dalam tafsirnya “tidak boleh

diperlakukan secara aniaya.”

Untuk dapat melakukan pembelajaran pada mata pelajaran akhlak dapat

dilakukan dengan beberapa pendekatan:

1. Pendekatan Emosional

Pendekatan emosional yaitu pendekatan untuk mengugah emosi siswa

dalam memahami dan meyakini aqidah Islam serta member motivasi agar

ikhlas mengamalkan ajaran Islam khususnya yang berkaitan dengan

akhlak yang baik.

2. Pendekatan secara rasional

Yaitu, usaha memberikan peranan akal dalam memahami dan menerima

ajaran Islam.

3. Pendekatan fungsional

Page 43: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

33

Pendekatan yang menyajikan ajaran Islam dengan menekankan kepada

anak didik dari segi kemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pendekatan keteladanan

Yaitu, menjadikan figure pribadi-pribadi teladan dan cermin dari manusia

yang memiliki keyakinan tauhid yang teguh dan keprilaku. Atau

menyuguhkan keteladanan baik yang langsung melalui penciptaan

kondisi, perilaku pendidik dan tetangga kependidikan lain yang

mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui

suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.

5. Selain pendekatan-pendekatan di atas, dalam rangka mengupayakan

perolehan (hasil belajar) yang bermakna dan tahan lama jika

memungkinkan pendekatan yang lainnya.

c. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak di SMP

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai setelah kegiatan selesai. Tujuan mata

pelajaran aqidah akhlak di SMP untuk menanamkan dan meningkatkan keimanan

siswa serta meningkatkan kesadaran untuk berakhlak mulia. Sehingga menjadi

muslim yang selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.

Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari

pembelajaran Aqidah akhlak adalah memberikan pengetahuan kepada siswa akan

hal-hal yang harus diimani, mengamalkan akhlak yang baik, menjauhi akhlak

yang buruk dan memberikan bekal kepada siswa untuk menjalani hidup

dikemudian hari.

4. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan penguat penelitian tentang pengaruh metode kisah terhadap

hasil belajar aqidah akhlak siswa, penulis mengutip beberapa penelitian yang

relevan di antaranya:

Retno Septiyani dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Metode

Bercerita Pada Siswa Di TPA AL-Barokah Tajurhalang-Bogor”. memberikan

Page 44: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

34

kesimpulan bahwa peranan yang dilakukan guru pada metode bercerita dalam

pembelajaran siswa di TPA dinyatakan sudah cukup baik, ini berdasarkan hasil

data yang menunjukan bahwa peran metode bercerita yang dilakukan guru di

kelas dilaksanakan dengan baik.

Uhah Maftuhah dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Efektivitas

Metode Kisah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Agama Islam di

SDIT Al-Hikmah Cilandak Jak-Sel” memberikan kesimpulan bahwa Efektivitas

metode kisah mempunyai pengaruh yang cukup meyakinkan terhadap motivasi

belajar siswa pada studi agama Islam. Semakin baik efektivitas metode kisah

dilakukan maka ada kemungkinan semakin meningkatnya motivasi siswa untuk

belajar agama Islam, begitupun sebaliknya, semakin buruk efektivitas metode

kisah maka semakin tidak ada kemungkinan timbulnya motivasi belajar siswa

pada pelajaran agama Islam.

Page 45: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013 di

SMP Al-Mubarak Jalan Raya Jombang Kel. Pondok Kacang Timur Kec. Pondok

Aren kota Tangerang Selatan.

B. Latar Penelitian (setting)

Gambaran umum dan sejarah berdirinya SMP Al Mubarak Pondok Aren

Tangerang Selatan ialah Yayasan AL Mubarak didirikan pada tahun 1964 di

Bendungan Hilir Jakarta Pusat dan memulai pengembangan Da’wahnya dalam

bidang Pendidikan pada tahun 1964 dengan salah satu pendirinya yaitu: KH.

Abdullah Bin H. Syarmili dan KH. Abdurrahman Bin H. Muasyim (keduanya

telah Almarhum).

Pembentukan Yayasan Pendidikan Al Mubarak dilatar belakangi oleh keinginan

beliau untuk memajukan masyarakat yang berwawasan Intelektual tanpa

melupakan ajaran dan nilai-nilai Islam di Era Globalisasi dan Modernisasi yang

sebagaimana dalam sabda Rasulullah di sebutkan antara lain : “Education is

Page 46: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

36

Investation without end” (pendidikan itu adalah modal yang ditanamkan tanpa

mengenal akhir karena mencakup kehidupan di dunia dan akhirat).

Untuk merealisasikan langkah awal beliau mencita-citanya inilah sebagai

langkah awal beliau mendirikan Pendidikan tingkat TK, SD, SLTP Al Mubarak

yang berdomisili di Jakarta Pusat. Dalam perjalanannya mendapatkan respon

positif dari masyarakat dan mengalami perkembangan, hal mana sebagai salah

satu bukti yang nyata yaitu dengan menyusul didirikannya Pendidikan Madrasah

Tsanawiyah Almubarak dilingkungan Masjid Almubarak.

Yayasan Almubarak dibawah kepengurusan KH. Abdurrahman telah

mengantisipasi sejak dini, bahwa untuk memperluas pengembangan dalam bidang

Pendidikan perlu memiliki lokasi baru dalam wilayah JABOTABEK untuk

mengikuti pengembangan pemukiman, yakni di daerah Pondok Aren Ciledug

Tangerang Selatan dengan pemikiran untuk tetap berpatisipasi dalam

pembangunan di bidang pendidikan, hal ini bersadarkan tas pertimbangan bahwa

pada lokasi tersebut oerlu adanya fasilitas pendidikan yang memadai, maka

didirikan TK, SD, SLTP dan SMU Islam Almubarak beserta rumah Dinas Guru

dan Karyawan dalam satu lokasi, yang luas ± 9350 m2 dan telah diresmikan hari

Ahad tanggal 11 April 1993 dengan pembukaan awal tahun pelajaran 1993/1994.

SMP Al Mubarak lahir dan tumbuh di era globalisasi yang mau tidak mau

dituntut berperan ganda dalam menghadapi dampak modernisasi. Di satu sisi

harus dapat mencetak generasi yang memahami teknologi, namun di sisi lain tetap

menyandang nama SMP Al Mubarak yang tetap dianggap sebagai sekolah umum

yang bermuatan agama.

SMP Al Mubarak berlokasi di pinggir jalan raya Ciledug-Jombang, berdiri di

tengah padatnya penduduk. SMP Al Mubarak berdiri satu local dengan tingakatan

sekolah lainnya baik dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Dan untuk SMP

menempati gedung di lantai 2, Bentuk fisik dan sarana SMP AL Mubarak cukup

memadai, terdiri dari ruangan belajar, ruang serba guna, ruang kepala sekolah,

ruang guru, perpustakaan, WC, gudang, musholah, ruang BK, dan serta lapangan

serba guna yang cukup luas. Dengan sarana yang cukup memadai sebenarnya

sangat kondusif terjadinya proses belajar mengajar.

Page 47: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

37

Visi dan Misi SMP Al Mubarak

Visi

Menjadikan siswa sebagai sumberdaya manusia yang cermat dan

berahklak mulia.

Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah:

1. Berorientasi ke depan dengan memiliki kecerdasan yang mampu bersaing

2. Mencerminkan nilai religious yang selalu ber[edoman ada norma agama

3. Memotivasi semangat siswa untuk berjiwa mandiri

4. Membentuk pribadi yang bertanggung jawab

Misi

1. Mempersiapkan peserta didik untuk mencapai aspek kecerdasan

2. Membentuk pribadi peserta didik yang religious dan berakhlak mulia

3. Menghasilkan lulusan yang berprestasi dan berjiwa mandiri

4. Membina peserta didik sehat jasmani, rohani dan bertanggung jawab.

Keadaan peserta didik, guru dan karyawan.

Keadaan peserta didik

Pada tahun 2013/2014 SMP Al Mubarak memiliki siswa sebanyak 102

peserta didik, gambaran selanjutnya mengenai jumlah menurut jenis kelamin dan

perbedaan kelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel

Keadaan peserta didik SMP Al Mubarak 2013/2014

Menurut pembagian kelas dan jenis kelamin

L P Jumlah

Kelas 7 13 19 32

8 16 16 32

9 15 23 38

Jumlah 42 58 102

Page 48: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

38

Keadaan guru dan karyawan

Keberadaan pendidik atau guru dalam suatu lembaga pendidikan

merupakan factor yang sangat penting karena seorang pendidik adalah panutan

bagi siswa-siswinya, untuk mengetahui jumlah dan bidang tugas guru SMP Al

Mubarak tahun pelajaran 2013 / 2014 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Keadaan Pendidik dan Karyawan SP Al Mubarak

Menurut bidang tugas 2013 / 2014

NO Nama Bidang Tugas

1 Dra. Royati IPS

2 Amat Salim, S.Pd Fisika

3 Popon Rupaidah, S.Pd PAI

4 Nur Rahmah, S.Pd Bahasa Indonesia

5 Abdul Aziz, SH Olah Raga

6 M. Rusdin, SE Pembukuan

7 Neneng Supiati, SE Tataboga

8 Reni Septiati, S. Pd Bahasa Inggris

9 Idah, S.Pd IPS

10 A.Yusuf, S. Kom Komputer

11 Amrullah, S.Pd.I Aqidah Akhlak, Qur’an

hadist, SKI.

12 Ichsan Fahmi Guru Piket

13 Prasetyo Arif Fauzi SBK

14 Saiful Akbar Pramuka

15 Wilda Fizriyah Bahasa Inggris

16 Arif Riki Santoso IPA

17 Ichsan Fahmi Matematika

Page 49: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

39

Keadaan Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan adalah factor penunjang keberhasilan

proses pendidikan pada suatu lembaga pendidikan formal termasuk media

pendidikan sebagai alat bantu dalam proses dalam proses pembelajaran. Berikut

ini penulis kemukakan hasil penelitian sarana dan prasarana yang tersedia di SMP

Al Mubarak.

Tabel 3

Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Al Mubarak

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Gedung Sekolah 2 Lantai

2 Ruang Kelas 2 Lokal

3 Ruang Ibadah 1 Lokal

4 Ruang Kepala Sekolah 1 Lokal

5 Ruang Guru 1 Lokal

6 Ruang Perpustakaan 1 Lokal

7 Kamar mandi siswa 4 Lokal

8 Kamar mandi guru 2 Lokal

9 Aula 1 Lokal

10 Lab. Komputer 1 Lokal

11 Lapangan Olahraga 1 Lokal

12 Kantin 1 Lokal

13 Ruang TU 1 Lokal

14 Pos Satpam 1 Lokal

15 Mading 3 Buah

16 Tiang Bendera 1 Buah

17 Ruang Osis Lokal

Struktur Organisasi Sekolah

Page 50: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

40

Dalam melaksanakan tugas agar dapat berjalan lancer, maka harus

dibentuk sebuah struktur organisasi. Melalui struktur organisasi dapat diketahui

masing-masing tugas.

Struktur Organisasi Sekolah

SMP Al Mubarak

C. Metode Penelitian

Penelitian ini akan mengkaji dan mendeskripsikan tentang efektifitas

metode Kisah dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di SMP Al Mubarak Pondok

Kepala Sekolah

H. Nahrawi Mughni, S.Pd.I

Wakil Kepala Bid. Kurikulum

Idah, S.Pd

Wakil Kepala Bid. BK

Abdul Aziz, SH

Wali Kelas Guru-Guru Siswa-Siswi

Wakil Kepala Bid. Kesiswaan

Popon Rupaidah, S.Pd

Wakil Kepala Sekolah

H. Naiddin, S.Pd.I

Page 51: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

41

Aren Kota Tangerang Selatan, yang menjadi fokus adalah proses pembelajaran

dan hasilnya baik dari segi nilai maupun sikap. Sesuai dengan hal tersebut, maka

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Bodgan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dan perilaku yang dapat diamati.36

Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan

pada latar belakang individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini

tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau

hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa

penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya

sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan

peristilahannya.37

Menurut Lexy J. Moleong deskriptif adalah “Data yang dikumpulkan adalah

berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh

adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti”.38

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan oleh penulis maka digunakan

metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dengan metode

ini, peneliti akan dapat mengetahui secara jelas apa yang dipikirkan dan dilakukan

oleh siswa. Untuk memperoleh data penulis disini melakukan melalui observasi,

36

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002), hlm. 4 37

Ibid. 38

Ibid, hal. 11

Page 52: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

42

peneliti berusaha mengikuti secara intensif proses belajar mengajar mata pelajaran

Aqidah Akhlaq yang dilakukan pendidik dalam menggunakan metode Kisah. Dan

hal-hal yang lebih intens di observasi oleh observer ialah dinyatakan bahwa

observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan

mendokumentasikan setiap indikator baik itu dari keadaan (tempat) kelasnya,

manusianya dan juga proses belajar mengajar Aqidah Akhlak dengan

menggunakan metode kisah yang dicapai baik yang ditumbulkan oleh tindakan

terencana maupun akibat samping lainnya.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara menanyakan

sesuatu kepada subyek penelitian atau informan. Wawancara adalah metode

pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan cara

sistematis dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan.39

Sedangkan menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar bahwa “Wawancara

(interview) yaitu suatu proes Tanya jawab lisan, di mana dua orang atau lebih

berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan

mendengarkan dengan telinganya endiri suaranya”.40

Wawancara adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap survai. Tanpa

wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh

dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan

tulang punggung suatu penelitian survai.41

Wawancara ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung,

yaitu:

39

Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm.193 40

Tayar Yusuf, Syaiful Anwar,. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada 1995), Cet-1, hal. 222

41 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (eds.), Metode Penelitian Survai, (Jakarta: PT

Pustaka LP3ES Indonesia 1998), Cet-kedua, hal.192

Page 53: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

43

1) Wawancara langsung yaitu wawancara yang dilakukan oleh peneliti

secara langsung kepada guru mata pelajaran Aqidah Akhlaq tentang

efektivitas metode Kisah yang diterapkannya.

2) Wawancara tidak langsung yaitu wawancara yang dilakukan peneliti

kepada orang lain yang mengetahui tentang aktivitas pembelajaran

Aqidah Akhlaq di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan interview,

penulis berbincang-bincang dengan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak

bapak Amrullah, S. Pd.I dan juga peserta didiknya antara lain Andhika,

Ratna Sari dan Fardian Arafat.

Adapun bentuk instrument wawancara yang dilakukan saat wawancara

berlangsung ialah sebagai berikut:

NO Obyek

wawancara

Pertanyaan Wawancara Jawaban

1. Guru Sudah berapa tahun anda mengajar

di SMP Al Mubarak?

Seringkah anda menerapkan

Metode Kisah dalam materi aqidah

akhlak?

Adakah repon dari pihak murid

saat pertama kali diterpakannya

Metode Kisah?

Bagaimana proses pembelajaran

ketika menggunakan Metode

Kisah?

Adakah perbedaan antara Metode

Kisah dengan Metode yang lain?

Apakah Metode Kisah

berpengaruh terhadap kemampuan

anak didik dalam

pengaplikasiannya kehidupan

sehari-harinya?

Page 54: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

44

Kelemahan dan kelebihan apa saja

yang dihadapi dalam menerapkan

Metode Kisah?

Berapa lama peserta didik

menyelesaikan pembelajaran

Aqidah Akhlak dengan

menggunakan Metode Kisah?

Apakah Metode Kisah

mememudahkan anak dalam

memahami pelajaran yang bapak

disampaikan?

Adakah syarat khusus ketika bapak

menggunakan Metode Kisah pada

pelajaran Aqidah Akhlak?

Kegiatan apa saja yang

dilaksanakan di dalam kelas ketika

Metode Kisah berlangsung?

2. Peserta

Didik

Bagaimana anggapan dan

komentar kamu mengenai

penerapan metode Kisah dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak?

Apakah materi Aqidah Akhlak

yang disampaikan dengan

menggunakan metode kisah pada

pelajaran mudah untuk dipahami?

Jika ada kesulitan untuk

memahami, dari segi manakah

yang susah untuk dipahami?

Page 55: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

45

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan, menurut Bogdan dan Biklen (1982:72), adalah cacatan

tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.42

Peneliti menggunakan abstraksi berupa coretan yang berisi inti dari

pengamatan dan hasil wawancara ketika di lapangan. Penyusunan cacatan

lapangan dilakukan secara langsung setelah peneliti selesai pengamatan atau

wawancara agar tidak lupa dan tercampur dengan Informasi yang lain.

d. Dokumentasi

Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa metode dokumentasi adalah mencari

data mengenai hal-hal yang variabelnya berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan lain sebagainya.43

Menurut Lexy J. Meleong bahwa “Dokumen sudah lama digunakan dalam

penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber

data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan”.44

Pencarian data melalui teknik dokumentasi yang penulis lakukan melalui

beberapa cara, baik berbentuk data yakni antara lain data Administrasi, data

Pendidik, Peserta didik dan data gambar pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan metode kisah di kelas VIII.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dijadikan penulis untuk mengukur

keberhasilan dari penggunaan metode kisah yang penulis terapkan dalam

pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Untuk mengukur keberhasilan

42

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002), hlm. 209 43

Suharsimi. op.cit., hlm. 202

Page 56: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

46

proses penggunaan metode kisah, penulis menggunakan uji tes yang berupa

ulangan harian. Pelaksanaan penelitian pada tanggal 28 Maret 2013 sampai

dengan selesai, yang bertempat di SMP Al Mubarak Pondok Aren, JL. Ciledug

Raya Jombang. Kota Tangerang Selatan.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati penggunaan metode kisah

dalam proses pembelajan Aqidah Akhlak di kelas. Baik itu pendidik atau peserta

didik, karena dalam hal ini aspek pendidik dan peserta didiklah yang harus

diamati dengan teliti. Sesuai dengan tes ulangan harian tersebut, jika hasilnya

terisi maksimal maka metode kisah di kelas telah memberikan efektifitas yang

nyata, namun apabila hanya beberapa ulangan harian yang terisi, maka metode

kisah tidak dapat memperlihatkan keefektifitasannya yang nyata.

Di akhir penelitian, penulis akan mewawancarai pendidik bidang studi Aqidah

Akhlak bapak Amrullah dan beberapa peserta didik (Farhan Nizam Firdaus,

Selvy Dian Lestari dan Achmad Fathoni) mengenai metode kisah ini. Dan setelah

data terkumpul maka penulis akan memberikan interprestasi terhadap data

tersebut.

E. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan

dengan menggunakan beberapa teknik, misalnya: ketekunan pengamatan,

perpanjangan keikutsertaan, triangulasi, pengecekan teman sejawat

(Meleong,1994:175). Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data

menggunakan dua teknik yaitu triangulasi dan pembahasan dengan teman sejawat.

Triangulasi yang dilakukan triangulasi metode dan triangulasi peneliti (Talbot,

1994; Meleong, 1994:178).

Triangulasi metode dilakukan konfirmasi data, data hasil yang dijaring lewat

observasi ditriangulasi kepada guru ataupun siswa melalui wawancara. Hal ini

biasanya dilakukan setelah pembelajaran, sedangkan masalah yang dikonfirmasi

ditandai waktu pemantauan berlangsung (dalam catatan lapangan). Triangulasi

44

Lexy. Op.cit., hlm. 217

Page 57: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

47

dengan teman sejawat dilakukan setiap selesai pembelajaran, sekaligus sebagai

diskusi refleksi.

F. Analisis Data

Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.45

Analisis data berguna untuk mereduksi kumpulan data menjadi perwujudan

yang dapat dipahami melalui pendeskripsian secara logis dan sistematis sehingga

fokus studi dapat ditelaah, diuji dan dijawab secara cermat dan teliti.

Dalam melakukan analisis data, peneliti melakukan reduksi data, display data,

kesimpulan sementara dan verifikasi. Dalam proses reduksi data bahan-bahan

yang sudah terkumpul dianalisis, disusun secara sistematis dan ditonjolkan pokok-

pokok persoalannya.

Display data dilakukan karena data yang terkumpul cukup banyak. Data yang

cukup banyak akan kesulitan dalam menggambarkan detail secara keseluruhan

dan mengambil kesimpulan. Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara membuat

model, tipologi, matriks dan tabel sehingga keseluruhan data dan bagian-bagian

detailnya dapat dipetakan dengan jelas.

Analisa data akan dilakukan melalui proses klasifikasi (mengelompokan

jawaban-jawaban dari responden). Proses kategorisasi pengelompokan jawaban

berdasarkan aspek-aspek masalah. Proses interpretasi data dengan cara mencari

persamaan dan perbedaan yang mengacu kepada kerangka berfikir.

Untuk mengolah data, agar dapat hasil yang komparatif, penulis menganalisa

dokumen-dokumen dan melakukan analisa hasil observasi dan hasil wawancara

45

Ibid., hlm. 248

Page 58: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

48

yang mengacu kepada indikator-indikator efektivitas pembelajaran aqidah akhlak

dengan menggunakan metode kisah kemudian ditarik kesimpulan. Sebagaimana

bagan dibawah ini:

1. Fokus masalah

2. Indikator

3. Efektivitas

4. Pengamatan

5. Bukti analisa kesimpulan wawancara.

Penganalisaan hasil wawancara, observasi dan catatan lapangan bertujuan

untuk mengungkapkan dua hal:

1. Profil Lembaga

2. Efektivitas penggunaan metode kisah.

Page 59: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

49

BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Deskripsi Data

Dalam kegiatan belajar mengajar, salah satu pendukung keberhasilan guru

adalah kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan metode pembelajaran

yang sesuai dengan materi, karakteristik dan kondisi siswa. Metode pembelajaran

yang digunakan harus sesuai dengan keterampilan guru dalam menyampaikan

materi pelajaran, menguasai kelas, dan menarik perhatian siswa. Berikut beberapa

materi yang menggunakan metode kisah:

MA

TER

I Meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah.

Memahami mu’jizat dan kejadian luar biasa lainnya (karomah,

maunah, dan irhash)

Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama.

Page 60: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

50

B. Pembahasan

Analisis dan interprestasi data dari hasil penelitian selama lebih dari dua

bulan di SMP Al Mubarak Pondok Aren, dan dari data yang terkumpulkan maka

data-data itu diperiksa, diedit, dan dianalisis yang kemudian hasilnya dapat

dideskripsikan dalam sebuah kesimpulan dan diinterpretasikan sesuai dengan data

yang terkumpul.

1. Penerapan Metode Kisah Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di SMP Al

Mubarak Pondok Aren

Dalam kegiatan belajar mengajar, salah satu pendukung keberhasilan guru

adalah kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan metode pembelajaran

yang sesuai dengan materi, karakteristik dan kondisi siswa.

Metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan keterampilan guru

dalam menyampaikan materi pelajaran, menguasai kelas, dan menarik perhatian

siswa. Semakin terampil guru dalam mengajar maka metode yang diterapkan akan

Meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah.

hasil observasi:

30% peserta didik yang tidak memerhatikan.

hasil wawancara:

banyaknya murid yang tidak memerhatikan dikarenakan adanya renovasi bagian bangunan sekolah, oleh sebab itu murid kurang fokus terhadap kisah yang disampaikan.(Guru)

Memahami mu’jizat dan kejadian luar biasa

lainnya (karomah, maunah, dan irhash).

hasil observasi:

pendidik memberikan variasi mengajar sehingga peserta didik bersemangat untuk mendengarkan kisah yang disampaikan.

hasil wawancara:

setelah saya memberikan variasi berupa audio visual dalam membawakan kisah. agar murid terpaju akan materi ajar yang saya berikan. (Guru)

Menerapkan akhlak terpuji kepada

sesama.

hasil observasi:

seperti sebelumnya guru memberikan ice breaking sebelum memulai kisah, sehingga peserta didik mampu menerima kandungan kisah yang disampaikan.

hasil wawancara:

peserta didik dapat lebih aktif dalam menanggapi materi yang saya sampaikan walaupun hanya 99% setidaknya metode ini melebihi dari metode yang saya terapkan seperti yang lainnya .(Guru)

Page 61: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

51

tepat sasaran dan menjadi efektif. Penerapan metode Kisah juga membutuhkan

kreativitas guru, hal itu harus didukung oleh beberapa elemen di antaranya adalah

sarana yang tersedia di sekolah, walaupun terkadang tidak selalu menggunakan

media namun media-media yang digunakan serta strategi yang digunakan oleh

pendidik agar penerapan metode tersebut dapat berjalan dengan baik.

Penyampaian materi pelajaran Aqidah Akhlak selama ini kebanyakan masih

menggunakan metode ceramah, yang mana metode tersebut kurang menarik

perhatian dan semangat siswa, bahkan membuat siswa cepat bosan dan tidak bisa

memahami materi yang disampaikan secara maksimal karena yang disampaikan

hanya teoritis saja. Maka perlu ada variasi dalam penggunaan metode dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak, salah satunya adalah dengan penerapan metode

Kisah, hal ini diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar siswa sehingga

akan menghasilkan produk yang berkualitas.

Metode Kisah ini mengkorelasikan antara teori dengan ibrah atau gambaran

kehidupan pada masa lalu untuk dijadikan acuan atau bekal dalam mengarungi

kehidupan yang akan datang, sehingga kualitas hidup manusia akan semakin baik

dari waktu ke waktu.

Metode kisah yang diamati oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian pada

hasil pengamatan pertama, penulis pada pengamatan pertama masih belum

menunjukan hasil karena ada saat itu masih penyampaian materi. Baru kemudian

pada pengamatan kedua dan seterusnya guru menggunakan metode kisah pada

materi-materi khusus yang tepat.

Pada pengamatan III, IV, dan V metode kisah masih dikuasai oleh guru,

artinya murid masih enggan bertanya dan menjawab, ketika beberapa kali guru

berkomunikasi dengan peserta didik. Meskipun ada manum hanya masih beberapa

siswa saja. Hal itu berbeda dengan pengamatan yang dilakukan penulis pada

pengamatan VI, VII dan VIII siswa sudah banyak yang ikut berpartisipasi

mengikuti jalur kisah cerita yang disampaikan oleh pendidik.

Dalam penggunaan metode kisah oleh pendidik tersebut, ada dua aspek yang

penulis anggap penting untuk diangkat dalam penulisan skripsi ini. Kedua aspek

tersebut yaitu aspek pendidik dan aspek peserta didik. Asek-aspek tersebut penulis

Page 62: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

52

anggap penting karena dalam melakukan penelitian ini yang penulis temukan

dilapangan adalah kedua aspek tersebut.

a) Aspek Pendidik

Aspek pendidik berarti melihat penggunaan metode kisah dari sisi guru yang

menggunakan metode ini sebagai salah satu metodenya dalam pengajaran.

Ketika metode ini dilihat dari aspek pendidik, terutama metode kisah yang

berlangsung di SMP Al Mubarak Pondok Aren yaitu mata pelajaran Aqidah

Akhlak dalam hal ini Amrullah S.Pd, sebagai pendidik mata pelajarannya. maka

data yang penulis tampilkan sebagaimana berikut:

1. Kemampuan pendidik dalam membawakan sebuah kisah

Kemampuan ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh pendidik dalam

rangka menghidupkan kelas sehingga peserta didik mempunyai semangat

untuk memerhatikan dan juga semangat dalam belajar. Hal ini tersebut dapat

dilihat dari:

Menceritakan kisah-kisah kontekstual

Kemampuan pendidik dalam menceritakan stimulus kisah

kaitannya dengan memberikan kisah-kisah kontekstual ditunjukan

dengan membawakan cerita sesuai tema judul materi ajarnya.

Membangkitkan minat belajar peserta didik

Dalam membangkitkan minat peserta didik untuk mendengarkan

cerita yang dibawakan pendidik biasanya menunjuk salah satu dari

peserta didik untuk menjawab atau mengemukakan dari kisah yang

telah diceritakan oleh pendidik.

Memberikan rangsangan imajinasi

Rangsangan imajinasi peserta didik akan spontan terangsang

ketika mendengarkan sebuah kisah yang disampaikan melalui

pendidik. Dan ketika itu maka terpacu pikiran dan nalar peserta didik

akan hikmah dari materi ajar yang pendidik sampaikan.

Page 63: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

53

Kemampuan pendidik dalam mengaktifkan peserta didik dan

mengelola kelas

Kemampuan ini ditunjukan oleh guru dengan banyak cara sesuai

dengan kreatifnya. Kemampuan ini sangat dibutuhkan agar kelas tidak

monoton dan membosankan. Kemampuan-kemampuan tersebut

diantaranya adalah:

Memberikan sepenggal pertanyaan kepada peserta didik yang tidak

aktif mendengarkan untuk mengemukakan sedikit dari kisah yang

disampaikan walaupun tidak banyak dalam mengemukakannya.

Tidak membiarkan peserta didik yang luput terputus dari

memerhatikan guru yang sedang bercerita. Apabila peserta didik

terputus dari memperhatikan pendidik yang sedang bercerita, maka

peserta didik akan susah memahami apa yang diceritakan pendidik.

Kemampuan pendidik dalam menyimpulkan hasil kisah

Setelah kisah usai, materi yang telah dibahas disimpulkan oleh

pendidik berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan kepada peserta

didik setelah usai bercerita.

b) Aspek Peserta Didik

Aspek peserta didik juga penting diperlukan untuk menemukan apakah

metode kisah berjalan dengan baik sehingga dapat ditentukan bahwa metode

kisah ini dapat diandalkan dan terbilang efektif.

Aspek peserta didik yang diperhatikan oleh penulis dalam penelitian ini

antara lain adalah:

Keinginan peserta didik untuk mendengarkan dan mengamati sebuah

kisah yang disampaikan pendidik. Hal itu ditunjukan banyaknya peserta

didik yang mengamati dan memerhatikan pendidik saat bercerita.

Meskipun di tengah waktu itu berlangsung masih ada yang terlepas dari

cerita yang disampaikan peserta didik.

Page 64: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

54

Keberanian untuk bertanya usai cerita ketika ada bahasa atau cerita

yang tidak dipahami. Meskipun demikian ada juga peserta didik yang

kurang paham karena keadaan demikian sering terjadi karena jam

pelajaran yang letaknya di jam terakhir atau jam sebelum istirahat

sehingga peserta didik hanya memikirkan pulang atau istirahat saja.

karena sebagus apapun kisah yang diangkat oleh pendidik tidak akan

menciptakan keefektifan bercerita apabila tidak adanya peran juga

respon yang langsung dari peserta didik.

Adapun keaktifan peserta didik dalam kelas saat metode kisah

berlangsung menurut penulis dapat diketahui melalui beberapa hal berikut

ini, yaitu:

o Mendengarkan

Meskipun terkadang harus diperintah terlebih dahulu oleh pendidik

agar tidak bercanda atau semacamnya, namun menurut penulis hal itu

sudah merupakan salah satu bentuk keikutsertaan peserta didik atau

keaktifan mereka dalam berlangsungnya metode kisah itu.

o Bertanya ketika telah usai bercerita

Ketika cerita berlangsung biasanya ada bahasa atau jalur cerita yang

muncul ketika peserta didik untuk memahami akan isi dari cerita yang

dibawakan peserta didik.

o Meringkas kisah

Peserta didik siap menceritakan secara ringkas ketika pendidik

memerintahkan untuk meringkas cerita yang telah didengarkannya.

Karena pemahaman peserta didik terhadap materi kisah diperlukan

untuk sejauh manakah pemahaman mereka terhadap materi, yang baru

saja disampaikan kepada mereka sesuai dengan yang diharapkan.

Kemudian untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik

terhadap cerita yang disampaikan oleh pendidik melalui metode kisah. Dan hal ini

bertujuan agar dapat diketahui seberapa jauh antusiasme peserta didik dalam

Page 65: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

55

merima pelajaran Aqidah Akhlak dan keberhasilan guru dalam menerapkan

metode tersebut. Maka hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui berdasarkan

kutipan hasil wawancara yang disampaikan oleh Bapak Amrullah selaku guru

mata pelajaran Aqidah Akhlak:

“Dengan penerapan Metode Kisah dapat menambah antusiasme peserta

didik, mereka menjadi lebih mudah dalam memahami materi pelajaran

Aqidah Akhlak karena dengan metode tersebut mereka dapat mengambil

tauladan dan hikamah dari kisah-kisah yang saya sampaikan dan lebih

mengena di hati mereka sehingga hal itu akan tercermin dari tingkah laku

atau akhlak mereka sehari-hari.”30

Penerapan metode kisah ini diakui oleh guru Aqidah Akhlak bukan

merupakan sebuah pelaksanaan yang hanya memenuhi tuntutan secara normative

belaka, namun penerapan metode ini dilakukan untuk menambah perbendaharaan

metode pembelajaran sesuai dengan karakter peserta didik di jenjang Sekolah

Menengah Pertama, yang mana mereka mulai lebih berfikir logis dan sistematis

sehingga metode yang digunakan juga harus disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan dan karakter peserta didik.

Tujuan dari penerapan metode Kisah dalam pembelajaran Aqidah Akhlak

yaitu agar peserta didik dapat lebih mudah memahami pelajaran tersebut dan

menjadi lebih antusias serta bisa aktif selama proses pembelajaran, sehingga

mereka mampu menguasai materi Aqidah Akhlak sekaligus bisa mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun tujuan penerapan metode Kisah di antaranya adalah untuk

meningkatkan pemahaman tentang materi Aqidah Akhlak, baik dari segi teori

maupun dari segi penerapannya. Karena dalam metode tersebut pendidik dapat

mengkorelasikan antara materi yang ada dalam buku ajar dengan kisah-kisah dan

tauladan yang patut dicontoh untuk dijadikan acuan dalam kehidupan mereka.

Sesuai hasil wawancara dengan Bapak Amrullah, selaku guru mata pelajaran

Aqidah Akhlak:

"Selama ini para siswa kurang memahami tentang materi Aqidah Akhlak

yang saya sampaikan, karena kurang adanya variasi metode dan masih

30

Amrullah, Wawancara, Tangerang Selatan 20 April 2013

Page 66: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

56

cenderung monoton, namun setelah saya coba menerapkan metode Kisah

mereka menjadi lebih antusias, lebih mudah faham, dan terlihat dari

perubahan tingkah laku mereka menjadi lebih baik, di samping itu saya juga

dapat menambah variasi metode yang efektif dan efisien dalam proses

pembelajaran Aqidah Akhlak ini."31

Keefektifan penerapan metode Kisah harus didukung oleh keterampilan guru

dalam pengelolaan kelas, penggunaan sarana dan media pembelajaran, Berikut

kutipan hasil wawancara dengan Bapak Amrullah, selaku guru mata pelajaran

Aqidah Akhlak:

"Dalam penerapan metode Kisah, selain menggunakan buku panduan dan

mushaf, saya juga menggunakan media lain seperti gambar dan media audio

visual, hal ini diharapkan agar para siswa dapat ikut aktif dalam menganalisis

kisah-kisah yang saya sampaikan dan kemudian diaplikasikan dalam

kehidupannya. Jadi, menurut analisis saya metode Kisah ini sangat efektif

apabila diterapkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, atau bisa juga

diterapkan pada materi pelajaran lain yang memiliki relevansi dengan metode

tersebut."32

Guru sebagai mediator dalam kegiatan belajar mengajar memiliki peran yang

sangat penting dalam menghadapi permasalahan yang bisa terjadi selama proses

pembelajaran dan memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk keberhasilan

peserta didik. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Amrullah, selaku guru mata

pelajaran Aqidah Akhlak:

"Di samping faktor-faktor pendukung seperti yang telah saya sebutkan, dalam

penerapan metode ini juga terdapat beberapa faktor penghambat, di antaranya

adalah waktu yang sangat terbatas, jadi guru harus mengatur strategi agar

dalam waktu yang terbatas tersebut dapat menyampaikan materi secara

maksimal, sehingga metode yang digunakan dapat terlaksana secara efektif

dan efisien."33

Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus terlebih dahulu

mempersiapkan perencanaan pengajaran agar materi yang akan disampaikan

kepada peserta didik sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan

terstruktur dengan baik.

31

Amrullah, Wawancara, Tangerang Selatan 20 April 2013 32

Amrullah, Wawancara, Tangerang Selatan 20 April 2013 33

Amrullah, Wawancara, Tangerang Selatan 20 April 2013

Page 67: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

57

Berikut sala satu rencana pelaksanaan pengajaran (RPP) yang digunakan guru

mata pelajaran Aqidah Akhlak di SMP Al Mubarak Pondok Aren. (Dokumentasi

RPP guru mata pelajaran Aqidah Akhlak).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

SMP : Al Mubarak

Mata Pelajaran : AQIDAH AKHLAK

Kelas/Semester : VIII/2

Alokasi Waktu : 2x40 Menit (1 Kali Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI

Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama.

B. KOMPETENSI DASAR

• Menjelaskan pengertian dan pentingnya menerapkan akhlak terpuji kepada

sesama.

INDIKATOR

Menjelaskan definisi husnudz dzon

Menjelaskan definisi tawadlu

Menjelaskan definisi tasamuh

Menjelaskan definisi ta’awun

TUJUAN PEMBELAJARAN

Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya husnudz dzon

Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya tawadlu

Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya tasamuh

Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya ta’awun

C. MATERI PEMBELAJARAN

Page 68: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

58

Akhlak terpuji pada sesama (husnudz dzon, tawadlu’, tasamuh dan

ta’awun).

METODE PEMBELAJARAN

Ceramah

Kisah

Tanya Jawab

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan

Pendahuluan :

Apersepsi dan Motivasi :

Menanyakan kepada siswa tentang akhlak terpuji

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaatnya dalam

kehidupan

Kegiatan inti

Siswa mendengarkan penjelasan tentang pengertian, dasar,

dan tujuan akhlak terpuji. (eksplorasi)

Siswa menyimak kisah cerita sahabat (umar bin khatab)

sebagai sumber kisah tentang akhlak terpuji. (Eksplorasi)

Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal-hal yang

masih belum jelas pada kisah umar bin khatab (elaborasi)

Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan akhlak

terpuji. (Konfirmasi)

Kegiatan penutup.

Guru melaksanakan penilaian lisan

Memberikan tugas pengayaan

E. SUMBER PEMBELAJARAN

Buku paket Aqidah Akhlaq kls VIII, Penerbit Toha Putra, Semarang

Buku lain yang relevan

Al-Qur’an

F. ASSESSMENT/ PENILAIAN

Page 69: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

59

Indikator

Pencapaian

Jenis

Penilaian

Bentuk

Penilaian

Contoh Instrumen

menjelaskan

pengertian dan

pentingnya

husnudz dzon

menjelaskan

pengertian dan

pentingnyataw

adlu

menjelaskan

pengertian dan

pentingnya

tasamuh

menjelaskan

pengertian dan

pentingnya

ta’awun

Tes tulis

Tes tulis

Tes Lisan

Tes Lisan

Penugasan

Penugasan

Penugasan

Penugasan

Jelaskan

pengertian dan

pentingnya

husnudz dzon!

Jelaskan

pengertian dan

pentingnya

tawadlu!

Jelaskan

pengertian dan

pentingnya

tasamuh!

Jelaskan

pengertian dan

pentingnya

ta’awun!

Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus selalu merencanakan

pelaksanaan pengajaran meskipun dengan waktu yang sangat minim, karena

dengan perencanaan yang bagus akan tercipta proses pembelajaran yang efektif.

Tentunya hal tersebut tidak terlepas dari kerjasama yang baik antara guru dan

siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.

Perencanaan pengajaran dirancang untuk memudahkan dalam proses

pembelajaran. Selain langkah-langkah yang sistematis, sarana dan metode,

keadaan siswa juga menunjang efektifitas pembelajaran.

Keefektifan metode Kisah dapat dilihat dari proses penerapan yang

dilakukan, hasil belajar juga dapat dijadikan tolak ukur efektifitas metode

tersebut. Hal ini dapat diketahui setelah guru mengadakan evaluasi terhadap siswa

baik secara lisan, tulisan maupun tingkah laku yang dilakukan oleh siswa

selama proses pembelajaran di sekolah.

Berikut kutipan hasil wawancara dengan Bapak Amrullah, selaku guru mata

pelajaran Aqidah Akhlak:

Page 70: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

60

"Metode Kisah sangat efektif diterapkan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak,

hal ini terlihat dari hasil pembelajarannya, yaitu para siswa dapat lebih aktif

dalam menanggapi materi yang saya sampaikan dan nilai ulangan yang

semakin meningkat dibandingkan sebelum menggunakan metode Kisah, hasil

yang sangat terlihat adalah dari tingkah laku mereka sehari-hari yang semakin

baik, khususnya di sekolah baik terhadap guru, teman sebaya atau adik

kelasnya serta orang-orang yang ada di sekitarnya."34

Perencanaan pengajaran dirancang untuk memudahkan dalam proses

pembelajaran. Selain langkah-langkah yang sistematis, sarana dan metode,

keadaan siswa juga menunjang efektifitas pembelajaran.

“Keefektifan metode Kisah dapat dilihat dari proses penerapan yang

dilakukan, hasil belajar juga dapat dijadikan tolak ukur efektifitas metode

tersebut. Hal ini dapat diketahui setelah pendidik mengadakan evaluasi

terhadap peserta didik baik secara lisan, tulisan maupun tingkah laku yang

dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran di sekolah.”35

"Kemudian penerapan Metode Kisah sangat efektif pada mata pelajaran

Aqidah Akhlak, hal ini terlihat dari hasil pembelajarannya, yaitu para peserta

didik dapat lebih aktif dalam menanggapi materi yang saya sampaikan

walaupun hanya 99% setidaknya metode ini melebihi dari metode yang saya

terapkan seperti yang lainnya, dan nilai ulangan yang semakin meningkat

dibandingkan sebelum menggunakan metode Kisah, hasil yang sangat terlihat

adalah dari tingkah laku mereka sehari-hari yang semakin baik, khususnya di

sekolah baik terhadap guru, teman sebaya atau adik kelasnya serta orang-

orang yang ada di sekitarnya."36

Adapun hasil wawancara pada peserta didik, mereka juga memberikan

beberapa tanggapan dan komentar mengenai penerapan metode Kisah dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak, berikut sebagian kutipan hasil wawancara peneliti

dengan beberapa siswa kelas dua, tanggal 16 Mei 2013:

"Menurut saya metode Kisah ini sangat efektif karena kita menjadi lebih

mudah dalam memahami maksud dari pelajaran tersebut, kemudian dengan

kisah-kisah yang disampaikan pak Am dapat kita jadikan sebagai contoh

dalam sehari-hari dan kita juga tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran

Aqidah Akhlak." 37

34

Amrullah, Wawancara, Tangerang Selatan 20 April 2013 35

Amrullah, Wawancara, 11 Mei 2013 36

Amrullah, Wawancara, 11 Mei 2013 37

Dian Lestari, Wawancara, 16 Mei 2013

Page 71: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

61

"Menurut saya metode Kisah ini lebih bisa membuat para siswa mengerti

tentang materi yang disampaikan karena disertai dengan contoh kisah-kisah,

sehingga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut, dan proses

pembelajaran menjadi lebih enak, dan itu kita juga bisa mengamalkan isi dari

materi tersebut dalam kehidupan bermasyarakat"38

"Saya merasa lebih semangat dalam mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak,

karena sebelum metode ini diterapkan saya merasa cepat bosan karena

kebanyakan materinya disampaikan dengan menggunakan metode ceramah.

Tapi setelah diterapkan metode Kisah saya tidak merasa bosan lagi dengan

pelajaran ini, karena saya bisa lebih memahami dan mendalami materi yang

disampaikan dan hasil ujian saya juga lebih bagus.”39

Dari beberapa hasil wawancara yang kami kutip dengan beberapa peserta

didik tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Kisah dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak cukup efektif, karena mereka menjadi lebih mudah

memahami dan tidak mudah merasa bosan selama mengikuti pelajaran tersebut.

Jadi ada relevansi antara teori dengan kehidupan nyata melalui penerapan metode

Kisah ini, sehingga lebih mudah mengena dalam hati para peserta didik.

Karena efektifitas merupakan suatu pelaksanaan yang merupakan tahap untuk

mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Jadi, dalam penerapan metode

Kisah dalam pembelajaran Aqidah Akhlak diharapkan dapat membantu pendidik

dan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

Adapun tujuan dari pembelajaran Aqidah Akhlak adalah Memberikan

pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan kepada peserta didik akan hal-hal yang

harus diaqidahkan, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-

hari. Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk

mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam

hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, sesama manusia maupun dengan alam

sekitarnya. Memberikan bekal kepada peserta didik tentang aqidah dan akhlak

untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang yang lebih tinggi.

Dalam penerapan metode Kisah, pendidik mempunyai peran yang sangat

penting dalam kelas dan juga tanggung jawab untuk keberhasilan siswa. Maka

38

Achmad Fathoni, Wawancara, 16 Mei 2013 39

Farhan Nizam Firdaus, Wawancara, 16 Mei 2013

Page 72: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

62

pendidik sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan seharusnya terlebih

dahulu membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran yang akan disampaikan

sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan. Setelah dilakukan evaluasi

terhadap para siswa yang menjadi responden peneliti baik secara tertulis, lisan

maupun sikap mereka selama proses pembelajaran atau setelahnya, maka dapat

disimpulkan bahwa metode Kisah merupakan metode yang cukup efektif apabila

diterapkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak .

Efektifitas juga dapat diketahui dengan kesesuaian prosedur penerapan yang

dilakukan oleh pendidik dan hasil belajar peserta didik, baik dalam segi penilaian

secara tertulis, lisan, unjuk kerja dan perubahan sikap mereka.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa penerapan

metode Kisah dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di SMP Al Mubarak “cukup”

efektif, indikatornya adalah :

1. Menambah antusiasme peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

Aqidah Akhlak.

2. Membuat peserta didik menjadi lebih senang dan mudah memahami

materi yang disampaikan.

3. Meningkatkan hasil belajar peserta didik baik secara tertulis, lisan

maupun perbuatan.

4. Peserta didik mampu mengamalkan materi yang di dapatkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Beberapa indikator di atas bisa dijadikan sebagai tolak ukur dari efektifitas

pembelajaran Aqidah Akhlak di SMP Al Mubarak Pondok Aren Kota Tangerang

Selatan, karena penggunaan metode pembelajaran yang efektif sangat membantu

pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran dan dapat mewujudkan peserta

didik sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

Page 73: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

63

BAB V

PENUTUP

Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan terhadap data yang

penulis peroleh, selanjutnya penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

berdasarkan uraian keseluruhan dari hasil penelitian dilapangan dan

pembahasan yang disajikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan temuan-

temuan dan penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Terdapat hasil yang cukup efektifitas, karena penerapan metode kisah pada

pembelajaran Aqidah Akhlak dapat membantu dan juga motivasi belajar

peserta didik di SMP Al Mubarak Pondok Aren.

2. Metode kisah diterapkan daam pembelajaran Aqidah Akhlak sebagai salah

satu bentuk variasi metode dan diharapkan dapat membantu pendidik dalam

Page 74: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

64

3. proses belajar mengajar agar lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran

dan memberikan hasil yang maksimal.

4. Penerapan metode kisah dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dinilai efektif

karena dapat membuat siswa lebih antusias selama proses pembelajaran

berlangsung dan membuat para siswa lebih mudah memahami materi pelajaran

serta dapat memberikan tauladan dalam bersikap dan bertingkah laku.

B. Implikasi

Berhubungan dengan kesimpulan di atas, bahwa metode kisah pada pembelajaran

Aqidah Akhlak dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran. Karena hal

ini telah di terapkan di sekolah SMP Al Mubarak Kelas VIII dan hasilnya cukup

efektif. Akan tetapi dengan banyak metode dan materi ajar. Pendidik harus dapat

memilih dan menepati materi apa yang cocok dengan metode kisah. Dan juga oleh

sebab itu pendidik perlu adanya persiapan kisah agar metode kisah dapat berjalan

dengan baik.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas, selanjutnya penulis akan

memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut:

1. Bagi lembaga pendidikan hendaknya memerhatikan sarana dan prasarana

pendidikan khususnya berkaitan dengan media pengajaran yang dibutuhkan oleh

pendidik maupun siswa. Ketika metode pengajaran ditetapkan haruslah ada

faktor penunjang sebagai upaya pencapaian keefektifan dalam pengajaran

sehingga anak-anak dapat mudah mencerna suatu pelajaran.

2. Khususnya kepada pendidik, penulis menyarankan agar ketika mengajar perlu

diperhatikan metode yang tepat digunakan sesuai dengan materi pelajaran,

Page 75: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

65

ketepatan waktu, dan kondisi siswa baik minat maupun bakat yang dimilikinya

dan lingkungan yang menunjang.

3. Kepada para peserta didik, diharapkan dapat mengikuti setiap proses

pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan metode kisah ini dengan

lebih baik lagi sehingga apa yang telah kisah disampaikan oleh pendidik dapat

bermanfaat dan menambah pengetahuan peserta didik.

Page 76: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

DAFTAR PUSTAKA

Suralaga, Fadhilah, dkk., PsikologiPendidikanDalamPerspektif Islam, (Jakarta: UIN

Jakarta press, Cet- ke 1, 2005)

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja rosda karya, Cet-ketujuh, 2008)

Djamal, Murni dkk., MetodologiPengajaran Agama Islam, (Jakarta:

ProyekPembinaanPerguruanTinggi Agama/IAIN , 1983)

Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam,

(Jakarta: DirekturPembinaanPerguruanTinggi Agama Islam, 1985)

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) , Cet-1

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Media Kencana

2009), cet I,

Team Pembina Mata Kuliah Disaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar

Didaktik Metodik Kurikulum PBM, cet.5 (Jakarta: PT. Grafindo Persada)

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Media kencana,

2009) Cet I

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan agama

Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004)

Yunus, Mahmud Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (JAKARTA: PT. Hidakarya

Agung)

Uhbiyati, Nur Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV PustakaSetia, 2005) , cet III

Arief, Armai Pengantar Ilmudan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: ciputat pers,

2002) cet. 1

Nanggulung, Hasan Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna,

1983)

H.B.Hamdani, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Kota kembang, 1987)

Fathurahaman, Pupuh, dan Sutikno Sobry, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT

RefikaAditama, 2007)

Manna’ Khalil Qatthan, Mabahits fi ‘ulumil Qur’an, Cet.III

Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994)

Page 77: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Jakarta: PT HidakaryaAgung)

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: ciputatpers,

2002), cet. 1

Quthb Muhammad, Sistem Pendidikan Islam, terj., Salman Harun, (Bandung: PT

AlMa’arif, Cet-3, 1993)

Shihab Quraisy, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, Vol. 3, 2002)

Muhaimin, Abdul Mujib, dan Jusuf Mudzakkir, Kawasandan Wawasan Studi

Islam,(Jakarta: prenada media 2005)

Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan, Pengantar Study Aqidahislam, (Jakarta:

Robbani press, 2000), Cetke II

Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002)

Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989)

Tayar Yusuf, Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,

(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada 1995), Cet-1

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (eds.), Metode Penelitian Survai, (Jakarta: PT

Pustaka LP3ES Indonesia 1998), Cet-kedua

Shihab M. Quraisy, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, Vol. 8, 2002)

Shihab M. Quraisy, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, Vol. 4, 2002)

Page 78: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

Lampiran

Kegiatan Belajar Mengajar Menggunakan Metode kisah

Page 79: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

Lampiran

Wawancara dengan Guru Aqidah Akhlak kelas VIII di SMP Al Mubarak

Berita wawancara dengan guru bidang studi fiqih kelas VIII SMP Al Mubarak

Nama responden : Amrullah

Latar belakang pendidikan : S. Pd

Jabatan : Guru Aqidah Akhlak, Qur’an Hadist, dan Fiqih

Masalah : Seputar Efektivitas metode kisah terhadap

pembeljaran bidang studi aqidah akhlak di SMP Al

Mubarak.

1. Sudah berapa tahun bapak mengajar di SMP Al Mubarak?

Jawaban : saya mengajar di SMP Almubarak sejak tahun 2010

2. Kapan pertama kali SMP Al Mubarak menerapkan Metode Kisah?

Jawaban : pertama kali metode kisah ini saya terapkan sudah lama, tetapi

tidak murni metode, karena saya iringi dengan metode lainnya.

3. Adakah repon dari pihak murid saat pertama kali diterapkannya Metode

Kisah?

Jawaban : Dengan penerapan Metode Kisah dapat menambah antusiasme

peserta didik, mereka menjadi lebih mudah dalam memahami materi

pelajaran Aqidah Akhlak karena dengan metode tersebut mereka dapat

mengambil tauladan dan hikamah dari kisah-kisah yang saya sampaikan

dan lebih mengena di hati mereka sehingga hal itu akan tercermin dari

tingkah laku atau akhlak mereka sehari-hari.

Page 80: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

4. Lalu bagaimana proses pembelajaran ketika menggunakan Metode Kisah?

• Jawaban : Selama ini para siswa kurang memahami tentang materi Aqidah

Akhlak yang saya sampaikan, karena kurang adanya variasi metode dan masih

cenderung monoton, namun setelah saya coba menerapkan metode Kisah setelah

saya memberikan variasi berupa audio visual dalam membawakan kisah. agar

murid terpaju akan materi ajar yang saya berikan mereka menjadi lebih antusias,

lebih mudah faham, dan terlihat dari perubahan positif mereka menjadi lebih

baik, di samping itu saya juga dapat menambah variasi metode yang efektif dan

efisien dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak ini.

5. Adakah perbedaan antara Metode Kisah dengan Metode yang lain?

Jawaban : perbedaan metode kisah dengan metode yang lain sudah tentu

ada. Namun di antara metode-metode pembelajaran memiliki kekurangan

dan kelebihan, bagaimana seorang guru memilih dan menerapkannya.

6. Apakah Metode Kisah berpengaruh terhadap kemampuan anak didik

dalam pengaplikasiannya kehidupan sehari-harinya?

Jawaban : sudah tentu berpengaruh, seperti yang jawab tadi. Jika metode

kisah yang di terapkan berhasil efektif maka hasilnya juga berpengaruh

terhadap kemampuan anak didik dalam pengaplikasiannya dalam

kehidupan sehari-harinya. karena penggunaan metode kisah ini hakikatnya

adalah agar dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi

pelajaran yang disampaikan karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga

melihat bahkan mengaplikasikannya secara langsung. Dan dapat menambah

pengalaman bagi siswa.

7. Berapa lama peserta didik menyelesaikan pembelajaran Aqidah Akhlak

dengan menggukan Metode Kisah?

Jawaban : dalam pembelajaran saya menggunakan metode kisah dalam

waktu 20 menit. Dan itu disertai dengan saya bercerita.

Page 81: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

8. Apakah Metode Kisah mememudahkan anak dalam memahami pelajaran

yang disampaikan?

Jawaban : menurut saya, metode kisah cukup memudahkan murid untuk

memahami pelajaran yang disampaikan. Apalagi di terapkan ke pelajaran

Aqidah akhlak, saya rasa itu cukup tepat.

9. Kemudian adakah syarat khusus ketika guru menggunakan Metode Kisah

pada pelajaran Aqidah Akhlak?

Jawaban : tentu ada, dimana seorang guru yang ingin menggunakan

metode kisah harus memiliki bahan cerita yang jelas. Dan juga guru harus

memiliki intonasi suara agar kisah dapat terlakasana dengan baik.

10. Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di dalam kelas ketika Metode Kisah

berlangsung?

Jawaban : kegiatannya, ketika dan setelah saya bercerita seiring waktu

saya bertanya dan berkomunikasi dengan murid. Agar murid dapat

mengembalikan fokusnya terhadap cerita.

11. Apakah ketika membawakan metode kisah, suara bapak keras dan yakin

terdengar selalu hingga bagian belakang kelas?

Jawaban : Ya, bagi seorang guru menyampaikan pelajaran dengan suara yang

keras dan jelas akan dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran yang

disampaikan.

12. Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sesudah

atau selama metode kisah berlangsung?

Jawaban : ya, bahwa guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya mengenai materi kisah yang telah disampaikan di depan kelas. Agar

siswa tidak salah paham mengenai kisah yang disampaikan.

13. Bagaimana cara yang bapak lakukan agar suasana kelas terasa nyaman pada saat

pelajaran aqidah akhlak berlangsung?

Page 82: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

Jawaban : pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas terasa

hidup dan dengan menciptakan dan mengembangkan suasana kelas yang akrab

dan positif merupakan salah satu persyaratan utama keefektifan pengajaran.

14. Menurut bapak apakah sarana prasaran di sekolah memadai untuk diadakannya

metode kisah?

Jawaban : di sekolah ini memang sarana prasarana untuk melaksanakan metode

kisah sudah memadai karena ada media yang di persiapkan oleh sekolah berupa

alat bantu visual ataupun audio. Dalam penerapan metode Kisah, selain

menggunakan buku panduan dan mushaf, saya juga terkadang menggunakan

media lain seperti gambar dan media audio visual, hal ini diharapkan agar para

siswa dapat ikut aktif dalam menganalisis kisah-kisah yang saya sampaikan dan

kemudian diaplikasikan dalam kehidupannya. Jadi, menurut analisis saya metode

Kisah ini sangat efektif apabila diterapkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak,

atau bisa juga diterapkan pada materi pelajaran lain yang memiliki relevansi

dengan metode tersebut.

15. Apakah ada hambatan ketika metode kisah berlangsung?

Jawaban : Iya, di samping faktor-faktor pendukung seperti yang telah saya

sebutkan, dalam penerapan metode ini juga terdapat beberapa faktor penghambat,

di antaranya adalah waktu yang sangat terbatas, jadi guru harus mengatur strategi

agar dalam waktu yang terbatas tersebut dapat menyampaikan materi secara

maksimal, sehingga metode yang digunakan dapat terlaksana secara efektif dan

efisien. Dan juga pada saat itu banyaknya murid yang tidak memerhatikan

dikarenakan adanya renovasi bagian bangunan sekolah, oleh sebab itu murid

kurang fokus terhadap kisah yang disampaikan.

16. Menurut bapak apakah suasana di dalam kelas tidak kondusif saat metode kisah

berlangsung?

Jawaban : ya, memang terkadang suasana kelas tidak kondusif dikarenakan

adanya renovasi bangunan sekolah., itupun jika sedang bekerja. Namun jika

tidak, Alhamdulillah kelas selalu kondusif dan tertib.

Page 83: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

17. Apakah menurut bapak, setelah melakukan metode kisah ini efektif di terapkan

dalam pelajaran Aqidah Akhlak?

Jawaban : Iya, saya rasa Metode Kisah cukup efektif diterapkan pada mata

pelajaran Aqidah Akhlak, hal ini terlihat dari hasil pembelajarannya, yaitu para

siswa dapat lebih aktif dalam menanggapi materi yang saya sampaikan dan nilai

ulangan yang semakin meningkat dibandingkan sebelum menggunakan metode

Kisah, hasil yang sangat terlihat adalah dari tingkah laku mereka sehari-hari yang

semakin baik, khususnya di sekolah baik terhadap guru, teman sebaya atau adik

kelasnya serta orang-orang yang ada di sekitarnya.

18. Dari segi apa bapak biasa mengetahui bahwa metode kisah ini efektif atau tidak?

Jawaban : Penerapan Metode Kisah cukup efektif pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak, hal ini terlihat dari hasil pembelajarannya, yaitu para peserta didik dapat

lebih aktif dalam menanggapi materi yang saya sampaikan walaupun hanya 99%

setidaknya metode ini melebihi dari metode yang saya terapkan seperti yang

lainnya, dan nilai ulangan yang semakin meningkat dibandingkan sebelum

menggunakan metode Kisah, hasil yang sangat terlihat adalah dari tingkah laku

mereka sehari-hari yang semakin baik, khususnya di sekolah baik terhadap guru,

teman sebaya atau adik kelasnya serta orang-orang yang ada di sekitarnya.

Page 84: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

Lampiran

Wawancara dengan peserta didik kelas VIII di SMP Al Mubarak

Dengan Ahmad Fathoni

1. Bagaimana anggapan dan komentar kamu mengenai penerapan metode Kisah

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak?

Jawaban: Menurut saya metode Kisah ini lebih bisa membuat para siswa

mengerti tentang materi yang disampaikan karena disertai dengan contoh kisah-

kisah, sehingga saya bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut, dan proses

pembelajaran menjadi lebih enak, dan itu kita juga bisa mengamalkan isi dari

materi tersebut dalam kehidupan sehar-hari.

2. Apakah materi Aqidah Akhlak yang disampaikan dengan menggunakan metode

kisah pada pelajaran mudah untuk dipahami?

Jawaban: Mudah di pahami, karena saya suka dengan cerita.

3. Jika ada kesulitan untuk memahami, dari segi manakah yang susah untuk

dipahami?

Jawaban: Terkadang pak Am menceritakan kisah-kisah sahabat nabi, ada kata-

kata yang jarang saya dengar dan pahami.

Page 85: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

Wawancara dengan Dian Lestari

1. Apakah materi Aqidah Akhlak yang disampaikan dengan menggunakan metode

kisah pada pelajaran mudah untuk dipahami?

Jawaban: Menurut saya metode Kisah ini lebih mudah dan membuat para siswa

mengerti tentang materi yang disampaikan karena disertai dengan contoh kisah-

kisah, sehingga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut, dan proses

pembelajaran menjadi lebih enak, dan itu kita juga bisa mengamalkan isi dari

materi tersebut.

2. Jika ada kesulitan untuk memahami, dari segi manakah yang susah untuk

dipahami?

Jawaban: Kesulitannya mungkin hanya di kata-kata. Itu juga kemudian

dijelaskan saat ada yang bertanya. Menurut saya tidak ada kesulitan.

3. Bagaimana anggapan dan komentar kamu mengenai penerapan metode Kisah

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak?

Jawaban: Anggapan saya sangat baik, jika pak am selalu bercerita dengan kisah-

kisah yang sama dengan pelajaran.

Page 86: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

Wawancara dengan Farhat Nizam Firdaus

1. Apakah materi Aqidah Akhlak yang disampaikan dengan menggunakan metode

kisah pada pelajaran mudah untuk dipahami?

Jawaban: Saya merasa lebih semangat dalam mengikuti pelajaran Aqidah

Akhlak, karena sebelum metode ini diterapkan saya merasa cepat bosan karena

kebanyakan materinya disampaikan dengan menggunakan metode ceramah. Tapi

setelah diterapkan metode Kisah saya tidak merasa bosan lagi dengan pelajaran

ini, karena saya bisa lebih memahami dan mendalami materi yang disampaikan

dan hasil ujian saya juga lebih bagus.

2. Jika ada kesulitan untuk memahami, dari segi manakah yang susah untuk

dipahami?

Jawaban: Alhamdulillah tidak ada yang tidak dipahami.

3. Bagaimana anggapan dan komentar kamu mengenai penerapan metode Kisah

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak?

Jawaban: Anggapan saya mengenai penerapan metode kisah ini agar dapat

semakin di teruskan.

Page 87: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

UJI REFERENSI

Nama : Tomi Purwadi

NIM : 208011000072

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Efektifitas Metode Kisah Pada Pembelajaran Aqidah

Akhlak Kelas VIII di SMP Al Mubarak Pondok Aren

Dosen Pembimbing : Drs. Masan AF., M.Pd.

No Nama Buku Halaman Paraf

Pembimbing

1. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran

Agama Islam, (Jakarta: ciputat pers, 2002), Cet. 1

31

2. Fadhilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan

Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta

press, Cet- ke 1, 2005)

87

3. E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional

Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja rosda

karya, Cet-ketujuh, 2008)

107

4. Murni Djamal, dkk., Metodologi Pengajaran

Agama Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan

Perguruan Tinggi Agama/IAIN , 1983)

49

5. Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi

Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:

Direktur Pembinaan Perguruan Tinggi Agama

Islam, 1985)

197

6. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, 82

Page 88: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) , Cet-1

7. Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran

Inovatif Progresif, (Jakarta: Media Kencana

2009), cet I,

20

8. Team Pembina Mata Kuliah Disaktik Metodik

Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik

Metodik Kurikulum PBM, cet.5 (Jakarta: PT.

Grafindo Persada)

155-167

9. Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran

Inovatif Progresif, (Jakarta: Media kencana,

2009) Cet I

21

10

.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya

mengefektifkan Pendidikan agama Islam di

Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2004)

156

11

.

Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan

Pengajaran, (JAKARTA: PT. Hidakarya Agung)

85

12

.

Dra.Hj.Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan islam,

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2005) , cet III

123

13

.

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi

Pendidikan Islam, (Jakarta: ciputat pers, 2002)

cet. 1

40 - 109

14

.

Hasan Nanggulung, Pendidikan dan Peradaban

Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983)

3

15

.

H.B.Hamdani, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta:

Kota kembang, 1987)

8

16

.

Pupuh Fathurahaman, M. Sobry Sutikno.,

Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2007)

15

17

.

Manna’ Khalil Qatthan, Mabahits fi ‘ulumil

Qur’an, Cet.III

305-310.

431-441.

18 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori 209

Page 89: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

. Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1994)

19

.

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan

Agama (Jakarta: PT Hidakarya Agung)

28

20 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi

Pendidikan Islam, (Jakarta: ciputat pers, 2002),

cet. 1

162-163

21

.

Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam,

terj., Salman Harun, (Bandung: PT AlMa’arif,

Cet-3, 1993)

354-355

22

.

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan,

Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, Vol. 3, 2002)

72

23

.

Muhaimin, Abdul Mujib, dan Jusuf Mudzakkir,

Kawasan dan Wawasan Studi Islam,(Jakarta:

prenada media 2005)

259 - 262

24 Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan,

Pengantar Study Aqidah islam, (Jakarta: Robbani

press, 2000), Cet ke II

4-5

25

.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian

Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002)

4

26

.

Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, (Yogyakarta:

Andi Offset, 1989)

193

27

.

Tayar Yusuf, Syaiful Anwar,. Metodologi

Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta,

PT Raja Grafindo Persada 1995), Cet-1

222

28 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (eds.),

Metode Penelitian Survai, (Jakarta: PT Pustaka

LP3ES Indonesia 1998), Cet-kedua

192

29

.

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan,

Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, Vol. 8, 2002)

88-89

Page 90: SKRIPSI (S.Pd.I) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25019/1/TOMI... · kerja keras, serta motivasi dari ... waktu dan tenaga untuk memberikan

30

.

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan,

Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, Vol. 4, 2002)

158