skandal manajemen resiko (sumitomo,barings).pdf

11
LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015 MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN Page 1 of 11 NAMA : ARDIANSYAH NIM : 120620140004 DOSEN PEMBIMBING : YANYAN MULYANTO, SE. M.Fin 1. Sebutkan unsur-unsur / checklists yang perlu diperhatikan dalam memitigasi risiko: A. Cr checklist (Secara Umum) Pengertian Risiko Kredit, adalah risiko dimana nasabah/debitur atau counterpart tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya sesuai kontrak/kesepakatan yang telah dilakukan. Definisi ini dapat diperluas yaitu bahwa risiko kredit adalah risiko yang timbul dikarenakan kualitas kredit semakin menurun. Memang penurunan kualitas kredit dimaksud belum tentu berimplikasi pada terjadinya default, namun paling tidak kemungkinan terjadinya default akan semakin besar. Unsur - unsur yang termasuk dalam Risiko Kredit adalah - Lending Risk, yaitu risiko akibat nasabah/debitur tidak mampu melunasi fasilitas yang telah diberikan oleh bank, baik berupa fasilitas kredit langsung maupun tidak langsung (cash loan maupun non cash loan) - Counterparty Risk, risiko dimana counterpart tidak bisa melunasi kewajibannya ke bank baik sebelum tanggal kesepakatan maupun pada saat tanggal kesepakatan. - Issuer Risk, risiko dimana penerbit suatu surat berharga tidak bisa melunasi kepada bank sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank. Credit Risk Management (Memitigasi Risiko) :Credit Risk Management merupakan suatu proses dimana risiko kredit diidentifikasi, diukur, dan dikelola (termasuk monitoring, controlling dan communication). Dimana Prosesnya bersifat cyclical, dan dimulai sejak aplikasi kredit diterima oleh Bank, dianalisa, persetujuan, pemantauan, dan penyelamatan. Agar proses pengelolaan risiko kredit tersebut dapat berjalan secara efisien diperlukan infrastruktur pendukung, yaitu: Kebijakan, Organisasi, Sistem Informasi, dan Risk Modelling

Upload: ardiansyahfex

Post on 23-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 1 of 11

NAMA : ARDIANSYAH

NIM : 120620140004

DOSEN PEMBIMBING : YANYAN MULYANTO, SE. M.Fin

1. Sebutkan unsur-unsur / checklists yang perlu diperhatikan dalam memitigasi risiko:

A. Cr checklist (Secara Umum)

Pengertian Risiko Kredit, adalah risiko dimana nasabah/debitur atau counterpart tidak

mampu memenuhi kewajiban keuangannya sesuai kontrak/kesepakatan yang telah

dilakukan. Definisi ini dapat diperluas yaitu bahwa risiko kredit adalah risiko yang

timbul dikarenakan kualitas kredit semakin menurun. Memang penurunan kualitas

kredit dimaksud belum tentu berimplikasi pada terjadinya default, namun paling tidak

kemungkinan terjadinya default akan semakin besar.

Unsur - unsur yang termasuk dalam Risiko Kredit adalah

- Lending Risk, yaitu risiko akibat nasabah/debitur tidak mampu melunasi fasilitas

yang telah diberikan oleh bank, baik berupa fasilitas kredit langsung maupun tidak

langsung (cash loan maupun non cash loan)

- Counterparty Risk, risiko dimana counterpart tidak bisa melunasi kewajibannya ke

bank baik sebelum tanggal kesepakatan maupun pada saat tanggal kesepakatan.

- Issuer Risk, risiko dimana penerbit suatu surat berharga tidak bisa melunasi kepada

bank sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank.

Credit Risk Management (Memitigasi Risiko) :Credit Risk Management merupakan

suatu proses dimana risiko kredit diidentifikasi, diukur, dan dikelola (termasuk

monitoring, controlling dan communication).

Dimana Prosesnya bersifat cyclical, dan dimulai sejak aplikasi kredit diterima oleh

Bank, dianalisa, persetujuan, pemantauan, dan penyelamatan.

Agar proses pengelolaan risiko kredit tersebut dapat berjalan secara efisien diperlukan

infrastruktur pendukung, yaitu: Kebijakan, Organisasi, Sistem Informasi, dan Risk

Modelling

Page 2: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 2 of 11

B. Liquidity risk compliance checklist.

Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang tunai

dalam jangka waktu tertentu. Misalnya: jika suatu pihak tidak dapat membayar

kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai.

Unsur-unsur Risiko Likuiditas:

- Tingkat dimana dibutuhkan Penambahan dana dengan biaya tinggi dan atau

menjual aset dengan harga discount.

- Ketidaksesuaian jatuh tempo (maturing mismatch) antara erning assets dan

pendanaa.

- Pinjaman jangka pendek (Borrow short) dan pembiayaan jangka panjang (lend

long) dengan spread yang lebar.

Memitigasi Risiko:

1. Diversifikasi terhadap sumber pendanaan.

2. Tersedianya hubungandengan sumber/kelompok pendanaan.

3. Pemeliharaan terhadap tingkat/level likuiditas (cash, money at call, marketabel

securities).

4. Arranging Standby facilities.

5. Skema Asuransi pendanaan kontrol atas kesesuaian maturity assets dan Liabilities.

C. Accounting risk compliance checklist.

Resiko Accounting adalah suatu resiko terhadap salah saji atas penyajian Laporan

Keuangan.

Unsur-unsurnya: Doubel entry, lose entry dan wrong entry post Account.

Mitigasi Resiko:

1. Melakukan Verifikasi/standar otorisasi bertingkat sebelum dilakukanya Input

System mulai dari staf, Supervisor dan manajer.

2. Melakukan Verifikasi atas Cut-off Accountig (seperti Clsosing Adjusment entry

terhadap akun-akun by period)

3. Melakukan Verivikasi by sistem oleh manajer.

Page 3: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 3 of 11

D. F risk compliance checklist.

Risiko Nilai Tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan dari

nilai tukar pada saat bank memiliki posisi terbuka.

Setiap individu atau perusahaan yang terlibat dalam bisnis di luar negeri harus

menyadari akan risiko fluktuasi mata uang. Nasabah tanpa kontrak komersial yang

dinyatakan dalam mata uang dalam negeri (atau yang ditetapkan berdasarkan nilai

tukar yang telah disepakati) memiliki risiko pertukaran. Risiko pertukaran dapat

timbul sehubungan dengan pergerakan nilai tukar dalam jangka waktu sejak kontrak

komersial awal hingga saat penyelesaian ekivalen dalam negeri dari jumlah mata uang

asing.

Mitigasi risiko nilai tukar : dengan melakukan transaksi derivatif seperti:

1. Kontrak Forward Exchange

Kontrak Forward Exchange adalah kontrak antara dua pihak (Bank dan nasabah).

Satu pihak terlibat kontrak untuk menjual dan pihak lain terlibat kontrak untuk

membeli satu mata uang untuk mata uang lain pada tanggal di masa mendatang

yang telah disepakati dengan nilai tukar yang ditetapkan pada saat kontrak

diadakan.

2. Foreign Currency Options

Option Mata Uang Asing menawarkan nilai tukar tetap untuk tanggal di masa

mendatang apabila nilai bergerak merugikan tetapi juga menyediakan tambahan

fleksibilitas karena dapat menggunakan spot rate yang berlaku apabila nilai

bergerak menguntungkan. Option juga dapat digunakan untuk melindungi risiko

nilai yang tidak pasti. Biaya maksimum adalah jumlah premi yang dibayar untuk

option. Option dapat distrukturisasi dengan berbagai cara untuk membantu anda

dalam mengelola risiko valuta asing anda.

E. Strategic risk compliance checklist.

Risiko strategis merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya pengambilan

keputusan dan/atau penerapan strategi bank yang tidak tepat atau kegagalan bank

dalam merespon perubahan-perubahan kondisi eksternal. Risiko strategis juga

merupakan risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan

strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau

Page 4: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 4 of 11

bank tidak mematuhi / tidak melaksanakan perubahan perundang-undangan dan

ketentuan lain yang berlaku.

Memitigasi risiko Strategis: Pemantauan risiko strategis dilakukan secara berkala

dengan mengidentifikasi strategi-strategi fungsional yang sedang dijalankan beserta

target sasarannya. Mengelola risiko strategis antara lain melalui pengumpulan

informasi strategis, pemantauan pasar serta melalui proses-proses pertimbangan dan

pengambilan keputusan secara kolektif dan menyeluruh di lingkungan Komite-Komite

pengawasan termasuk Komite-Komite dibawah Dewan Komisaris dan Komite

Eksekutif, yang turut mempengaruhi langkah-langkah yang diambil setiap harinya

dalam kerangka kebijakan dan arah yang telah ditetapkan

2. Apa yang dimaksud dengan differential swap serta bagaimana mekanismenya

(gambarkan).

Pengertian Swap diferensial : Swap diferensial - Juga dikenal sebagai diff swap, indeks

Swap diferensial, Cross currency swap suku bunga atau quanto Swap - adalah variasi dari

swap suku bunga, dibedakan oleh kenyataan bahwa setidaknya satu (dan mungkin

keduanya) dari tingkat pembayaran mengacu pada mata uang yang berbeda dari yang mata

uang pokok nasional.

Sebuah kontrak derivatif yang melibatkan pertukaran arus kas berdasarkan dua indeks

suku bunga yang berbeda. Tingkat diferensial Swap biasanya akan memiliki aliran

pembayarannya dalam mata uang utama tunggal, bahkan jika salah satu indeks suku bunga

berhubungan dengan mata uang lain, dan hal ini dapat mempengaruhi risiko forex rekanan

itu. juga disebut diferensial Swap atau cross index basis swap.

Berikut adalah penjelasan struktur dari swap valuta asing:

Pada Grafik dibawah menggambarkan aliran dana yang terlibat dalam khas EUR / USD

mata uang swap. Pada awal kontrak, A meminjam X dikali S USD dari B, dan

j X EUR u u B. S , A EUR 3M L b + α

, b y USD 3M L b u u , B bu , α bu dasar

mata uang silang atau cross penyebaran mata uang, dan disepakati oleh rekanan pada

awal kontrak. Pada saat jatuh tempo kontrak, A kembali X · S USD ke B, dan B

Page 5: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 5 of 11

mengembalikan X EUR ke A, di mana S adalah sama Forex exchange Spot (FX spot)

tingkat pada awal kontrak.

*Sebuah transaksi spot valuta asing atau FX spot, adalah perjanjian antara dua pihak untuk

membeli satu mata uang terhadap mata uang lain menjual dengan harga yang disepakati

untuk penyelesaian pada tanggal tempat . The kurs di mana transaksi dilakukan disebut

kurs spot.

3. Jelaskan skandal pada perusahaan sumitomo.

Aktor dalam Skandal ini adalah Yasuo Hamanaka (Kepala divisi penjualan logam) pada

perusahaan sumintomo.

Peran yasuo dalam kasus ini adalah memanipulasi melalui mekanisme harga pasar

tembaga selama 10 tahun pada pasar bursa komoditas berjangka (Pasar Derivatif) di

London Metal Exchange (LME), yangmana tempat bursa logam terbesar di dunia, dan saat

itu menjadi acuan bagi harga tembaga dunia. Kondisi saat itu LME Dan tidak seperti bursa

komoditi AS, LME tidak mewajibkan Pelaporan atas Posisi Keuangan sehingga tidak ada

statistik yang menunjukkan berapa besar open interest atas posisi persediaan sumitomo

sehingga stakeholder tidak dapat mengkases informasi yang lebih mendalam.

Dampak Kasus ini mengguncang pasar dunia dan akhirnya terkuak pada tahun 1996,

bahwa Yasuo Hamanaka mengaku bersalah atas tuduhan tersebut dan kemudian dia

dihukum penjara selama delapan tahun pada 1998. Dia dibebaskan secara bersyarat pada

Juli 2005, setahun lebih awal dari masa hukuman. Berdasarkan kejadian ini, kerugian yang

diderita Sumitomo diperkirakan mencapai 1,8 Juta dollar. Belakangan, Sumitomo

mengumumkan bahwa kerugian finansialnya mencapai USD2,6 miliar.

Page 6: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 6 of 11

Modus dan Beberapa faktor mendukung kesuksesan Hamanaka dalam

memanipulasi harga tembaga dunia :

Pertama, jumlah persediaan tembaga milik Sumitomo Corp, yang menurut beberapa

laporan mencapai 5% pasar tembaga dunia. Laporan lain menyatakan bahwa jumlah

tembaga yang dikendalikan Hamanaka pada suatu waktu tertentu mewakili 5% dari

pasokan tembaga dunia. Jumlah ini terdengaran kecil, mengingat 95% sisanya ada di

tangan perusahaan lain. Namun tembaga adalah komoditi illiquid yang tidak mudah

ditransfer ke seluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan. Sebagai contoh, kenaikan harga

tembaga karena kekurangan pasokan di sebuah negara tidak akan segera diatasi dengan

pengiriman dari negara lain yang berkelebihan tembaga. Hal ini karena memindahkan

tembaga dari gudang memerlukan biaya, dan biaya ini dapat menegasikan selisih harga.

Tantangan dalam memindahkan tembaga dan fakta bahwa bahkan pemain terbesar hanya

memegang porsi kecil pasar membuat kendali Hamanaka atas 5% pasar dunia sangat

signifikan.

Kedua, Hamanaka meningkatkan penguasaan atas pasar tembaga dengan bermain di pasar

derivatif, dengan membangun banyak posisi long (adalah Pihak yang menyetujui untuk

membeli asset yang menjadi patokan dalam hal ini Inventory Sumitomo dikemudian hari

atau disebut Pemilik Kontrak Future) di banyak kontrak komditas berjangka.

Ketiga, dengan dukungan kas yang besar dari Sumitomo Corp, Hamanaka dapat

mempertahankan posisinya ini tidak goyah, jika ada pemain lain yang berusaha

menggoyang posisinya. Sumitomo telah memberi Hamanaka kebebasan yang tidak biasa

atas aktivitas di bagian transaksi logam yang diketuai Hamanaka karena dia dinilai sebagai

“ ” y j . K b H

manajemen mengizinkannya Hamanaka memisahkan transaksi unauthorized yang

dilakukannya dengan transaksi yang tercatat secare resmi. Kedua jenis transaksi ini tercatat

atas nama Sumitomo.

Dengan ketiga hal tersebut, Hamanaka mampu memojokkan harga tembaga tetap tinggi

secara artifisial selama hampir selama satu dekade sampai pada 1995, sehingga mendapat

laba besar. Selain dapat memperoleh harga tinggi untuk tembaga yang dijualnya,

Sumitomo menerima manfaat dalam bentuk komisi atas transaksi tembaga yang dia

tangani.

Banyak spekulator dan hedge fund menyadari manipulasi harga oleh Hamanaka. Beberapa

di antara mereka mencoba menggoyang aksi tersebut dengan melakukan short selling

Page 7: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 7 of 11

(adalah Pihak yang menyetujui untuk menjual asset patokan tersebut dikemudian hari atau

disebut penjual kontrak future) untuk memaksa harga dapat turun ke level yang wajar

untuk kemudian menutup posisi dengan mengantongi gain. Tetapi usaha mereka gagal

katena Hamanaka mampu mengeluarkan lebih banyak dana untuk mempertahankan

posisinya. Pendek kata, posisi long Hamanaka memaksa pemain yang melakukan shorting

tembaga menutup posisi segera dengan menderita rugi atau menyerahkan barang.

Faktor keruntuhan skandal Suminotomo adalah Kondisi pasar berubah pada 1995,

sebagian karena kebangkitan sektor pertambangan di China yang mendongkrak produksi.

Kenaikan pasokan membuat harga tembaga yang lebih mahal daripada seharusnya,

akhirnya mengalami koreksi.

Sumitomo telah menghasilkan banyak uang dari aksi manipulasi, tetapi mereka tertinggal

terikat dalam posisi long (kontrak derivatif jangka panjang) atas tembaga ketika harga

mengarah ke penurunan tajam. Akibatnya, posisi long Hamanaka menimbulkan potential

loss besar. Untuk mengatasi masalah ini, Hamanaka sempat melakukan hedging dengan

melakukan short selling, dengan harapan memperoleh gain yang dapat menutupi

kerugiannya di posisi long kontrak berjangka, yang nilainya semakin besar. Namun, selagi

Hamanaka berjuang untuk memperoleh gain dari transaksi short selling-nya, LME dan

Commodity Futures Trading Commission (CFTC), otoritas bursa komoditi Amerika

Serikat, mulai menyelidiki adanya dugaan manipulasi pasar tembaga. Penggelapan ini

menyebabkan harga tembaga tumbang.

Kesimpulan dari skandal sumitomo adalah telah terjadi Risiko operasional Sumitomo

corporation. Yasuo jelas melakukan fraud. Yasuo melakukan tindakan fraud dengan

v v b “ ”y b uju y .

Terlepas dari apakah sebenarnya ada persetujuan dari atasannya atau tidak. Selain itu risiko

operasional yang dapat disorot adalah ketidak memadainya Sistem pengendalian berbasis

IT y “ ” Y u u u u u

derivatif, walaupun diluar kapasitasnya. Dimulai dari fraud inilah kemudian risiko-risiko

tersebut muncul hingga akhirnya merugikan Sumitomo Corp.

Page 8: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 8 of 11

4. Jelaskan perdagangan yang dilakukan oleh Barings dan bagaimana memitigasi

risikonya.

Aktor dalam kasus Baring adalah Nicholas (“N ”) W L . Dia menjadi head

of derivatives trading at Barings’ Singapore office, Barings Futures Singapore (BFS).

Kenaikan karir Leeson di Barings Bank tercermin dari bonus tahunan, yang lebih dari dua

kali lebih besar gaji tahunan yang dia terima.

Pola transaksi yang dilakukan oleh Leeson.

Awal mulanya Barings memperbolehkan dan memberikan kucuran dana yang tak

terbatas atas transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan kepada Nick Leeson untuk

menyelesaikan setiap transaksinya sendiri, dengan memberinya otoritas atas front office

(yaitu, seorang pedagang dimana terlibat antarmuka dengan pelanggan secara langsung dan

aspek operasional lain dari bisnis ) dan back office (yaitu, Menangani fungsi administratif

bank atau brokerage house’s business. Secara spesifik tugasnya antara lain melakukan

trade confirmation, settlement, recordkeeping, accounting, regulatory compliance,

reconciling, and clearing).

Pada saat yang sama para direktur di London berfikir Leeson itu arbitraging (yaitu,

orang yang beraktivitas sebagai pembelian atau penjualan suatu komoditi atau produk

termasuk valuta asing di suatu tempat pada saat yang sama menjual atau membeli komoditi

tersebut di tempat lain dengan tingkat harga yang lebih menguntungkan.), Namun pada

kenyataannya, ia mengambil posisi langsung/outright positions dan selling naked (yaitu,

unhedged/tidak melindung nilaikan transaksinya), bertransaksi layaknya spekulan, yang

mana keduanya pelanggaran yang jelas dari aturan Barings.

Leeson fokus kegiatan perdagangannya pada kontrak berjangka di tiga pasar utama:

Nikkei 225 Indeks Jepang saham, obligasi 10-tahun pemerintah Jepang, dan deposito euro-

yen. Karena mereka diperdagangkan secara bersamaan di Osaka Securities Exchange

(OSE) dan Singapore International Monetary Exchange (SIMEX), kemudian Leeson

akhirnya menjadi salah satu mengambil keuntungan dari peluang arbitrase antara dua

pasar. Tapi Leeson bukan hanya arbitraging, dan antara Juli 1992 dan Februari 1995

(sekitar dua setengah tahun), ia mengalami kerugian lebih dari $ 1 miliar. Bagaimana

mungkin? (karna membeli produk dipasar keuangan yang sifatnya spekulasi).

Dengan modus Doubling Strategy, Untuk melancarkan modusnya Leeson

memanipulasi rekening di cabang Singapura dengan membuat akun tampung “88888”

Page 9: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 9 of 11

untuk set-off transaksi (loss or Gain), yang mana tidak muncul dalam laporan keuangan

yang digunakan untuk mengontrol transaksi perdagangan.

Pada saat pasar saham Asia dibekukan pada tahun 1994, Leeson bermain trading

berjangka indeks saham Jepang (Japanese stock index futures) dan Jepang berjangka

obligasi pemerintah (Japanese government bond futures). Dia bertaruh bahwa saham

Jepang dan suku bunga akan naik tepat pada waktu pasar Jepang tenggelam. Namun Pada

31 Desember 1994, akumulasi kerugian yang diterima lesson adalah £ 208.000.000. Saham

Jepang tidak pernah naik di atas 19.000, ada gempa bumi di Kobe pada tanggal 17 Januari

1995, dan Indeks Nikkei jatuh ke 18.950, memaksa lesson untuk terlibat dalam sebuah

operasi yang lebih panik dan masif, dalam retrospeksi, seperti upaya satu tangan untuk

menahan harga saham Jepang di tingkat 19.000. Selama lima hari perdagangan berikutnya,

Leeson membeli total lebih dari 20.000 kontrak berjangka, dan dengan 22 Februari 1995

posisi agregat nya lebih dari 61.000 futures contracts. Meskipun sudah membeli future

contracts, saham biasa Jepang turun tajam, dan pada Senin 23 Januari, 1995, indeks Nikkei

turun 1.000 poin ke 17.950. Untuk Leeson, akhir sudah dekat. Pada bulan Februari tahun

1995, kerugian nya telah mencapai mengejutkan £ 830 juta.

Pada saat Harga saham dan tingkat suku bunga anjlok. Alih-alih menjual untuk

menetralisir posisinya, Leeson melihat setiap dip di rata-rata Nikkei sebagai kesempatan

membeli. Akibatnya, kerugian nya menumpuk di Akun 88888. Untuk menutup kerugian, ia

mulai strategi fatal dua kali lipat, yang membutuhkan trader untuk menggandakan taruhan

nya setiap kali ia kehilangan. Penggandaan adalah strategi pertaruhan yang menyerukan

Leeson untuk melipatgandakan ukuran taruhan nya di rekening akun 88888 sehingga setiap

pemulihan sedikit di saham Jepang akan membawa dia kembali ke lingkaran yang justru

menjatuhnya.

Untuk memahami strategi penggandaan Leeson, mari kita bereksperimen dengan koin.

Misalkan kita ingin menang $ 1, jadi kami membalik koin dan bertaruh $ 1 yang akan

datang kepala. Jika datang ekor, kita akan kehilangan $ 1, sehingga untuk memenangkan $

1 kita awalnya ingin, kita akan mencoba lagi, tapi kali ini, kita akan bertaruh $ 2 bahwa

koin akan datang kepala pada lemparan berikutnya. Jika kita kalah lagi, kita sudah akan

keluar total dari $ 3, sehingga untuk memenangkan dolar sulit dipahami kami, taruhan

berikutnya akan sebesar $ 4, dan seterusnya itu akan pergi. Jika kita kalah tiga kali

berturut-turut, taruhan kami pada percobaan keempat (hanya untuk memenangkan $ 1)

akan tumbuh menjadi $ 8, dan setelah kehilangan ketujuh berturut-turut, kami akan

Page 10: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 10 of 11

bertaruh $ 128 untuk kesempatan untuk mendapatkan $ 1 (lihat Bukti 7.2). Statistik

menyebutnya kehancuran penjudi, dan istilah akurat menggambarkan apa yang terjadi

sebagai Leeson kompulsif mengambil risiko yang lebih besar dan lebih besar.

Mitigasi Resiko Barings Bank (Resiko Operasional)

Manajemen risiko yang efektif membutuhkan garis demarkasi (yaitu, garis pemisah

yang ditentukan dalam perundingan antara back office dan front office yang dalam hal ini

dijembatani oleh Divisi Risk Mangement), yang jelas antara back office (yaitu, Menangani

fungsi administratif bank atau brokerage house’s business. Secara spesifik tugasnya antara

lain trade confirmation, settlement, recordkeeping, accounting, regulatory compliance,

reconciling, and clearing) dan kantor depan/front office (yaitu, seorang pedagang dimana

terlibat antarmuka dengan pelanggan secara langsung dan aspek operasional lain dari

bisnis). Jika tidak diterapkan maka akan selalu ada godaan untuk income smoothing dan

fraud untuk meningkatkan kinerja. Tanpa pemisahan ini, sistem kontrol yang memantau

risiko, seperti batas perdagangan, kredit, likuiditas, dan arus kas, kehilangan sebagian besar

kontrol signifikansinya.

Kemudian lebih meningkatkan kepedulian atas peran yang dimainkan oleh manajemen

senior (yaitu, supervisor dari Leeson langsung, komite manajemen bank, dan dewan

direksi) sehingga kesalahan dalam kelalaian atas adanya kelonggaran kontrol manajemen

yang diberikan terlalu banyak otonomi kepada Leeson atas pengawasan dari atasannya

dapat diminimalisir. Para pengawas barings harus memiliki pengetahuan langsung dan

cepat dari aktivitas yang dilakaukan Leeson. Komite manajemen Barings harus

menyiapkan sistem pelaporan untuk memastikan bahwa informasi penting tentang risiko

operasional sampai kepada mereka, dan dewan direksi harus menempatkan komite

Page 11: Skandal Manajemen resiko (sumitomo,Barings).pdf

LEMBAR JAWABAN TAKE HOME MANAJEMEN RESIKO

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 11 of 11

manajemen di bawah tekanan yang konstan untuk merumuskan sistem pelaporan risiko ini.

Lebih meningkatkan kepekaan atas apa yang Manajemen Barings fikir Leeson adalah

arbitrase, dan oleh karena itu, didanai panggilan marjin tanpa menuntut penjelasan penuh.

5. Diagnosa studi kasus PT Freeport Ind. Dan bagaimana memitigasi risikonya.

Risiko PT Freeport Indonesia dalam hal ini adalah terkait risiko operasional, karna adanya

mogok kerja yang dilakukan karyawan pribumi atas adanya kesenjangan salary yang

diberikan oleh PT Freeport indonesia terhadap karyawan expatriot dan karyawan PT

Freeport di wilayah negara lain. Karna adanya mogok kerja ini perusahaan mengalami

hambatan atas produksi, oleh karena itu karna apa yang sudah direncanakan tidak sesuai

dengan target yang direncanan oleh PT Freeport Indonesia.

Memitigasi risikonya, seharusnya PT Freeport melakukan standar Salary yang sama untuk

seluruh karyawan yang ada di bawah manajemen PT Freeport Inc.