sistem pengapian distributorless
DESCRIPTION
Sistem Pengapian DistributorlessTRANSCRIPT
Ignition Control Module (Modul kontrol pengapian) adalah sistem komputer yang
mengendalikan pengapian pada koil atau waktu penembakan pengapian. Modul kontrol
pengapian adalah jantung dari sistem pengapian mobil ini. Modul ini mengatur percikan di
dalam mesin. Modul kontrol pengapian bergantung pada aki mobil untuk memberikan
'percikan' lalu menetapkan sistem pengapian dalam gerakan. Modul kontrol pengapian
biasanya terletak di dalam atau dekat distributor mobil dan biasanya dilapisi dengan isolasi
senyawa untuk melindungi komponen elektronik internal.
Gambar Ignition Control Module
Sistem Pengapian
Sistem pengapian memiliki dua tugas utama. Pertama, harus menghasilkan tegangan
yang cukup tinggi untuk menjembatani celah pada busi, sehingga menciptakan percikan yang
cukup kuat untuk menyalakan campuran udara / bahan bakar untuk pembakaran. Kedua,
harus mengontrol waktu spark yang dihasilkan sehingga terjadi pada saat yang tepat dan
disampaikan ke silinder yang benar.
Ada dua bagian dalam sebuah sistem pengapian, sirkuit primer dan sirkuit sekunder.
Rangkaian utama beroperasi pada baterai dan tegangannya cukup rendah (12-14,5 volt).
Sistem utama menghasilkan sinyal api busi pada waktu yang tepat dan mengirimkan sinyal ke
koil pengapian. Koil pengapian mengubah sinyal tegangan rendah ke tinggi (20.000 volt).
Setelah konversi ini berlangsung, sirkuit sekunder mengambil alih dengan mengarahkan
muatan ke busi yang benar pada waktu yang tepat.
Proses Pengapian
Ketika kunci kontak dihidupkan, arus mengalir dari baterai ke koil pengapian. Sebuah
cam yang terhubung langsung ke camshaft dapat membuka dan menutup titik kontak pemutus
sesuai dengan jumlah silinder mesin. Kondensor menyerap tenaga kembali gaya
elektromagnetik, atau EMF, dari medan magnet, meningkatkan siklus titik kontak dengan
mengurangi titik pembakaran. Ketika lobus pada cam mendorong saklar CB, titik kontak
pemutus terbuka lalu menyebabkan arus dari sirkuit utama untuk berhenti.
Karena arus berhenti, EMF diinduksi dalam gulungan sekunder yang memiliki lebih
banyak jumlah putaran dari primer, sehingga meningkatkan tegangan baterai 12 volt ke
22.000 volt. Tegangan tinggi ini dihasilkan oleh kabel sekunder kemudian ditransfer ke
distributor. Rotor di dalam distributor berputar sesuai dengan waktu pengapian. Ketika rotor
datang tepat di depan titik distributor, tegangan melompat karena celah udara dari rotor ke
titik. Tegangan tinggi ini kemudian ditransfer dari distributor ke terminal busi melalui kabel
tegangan tinggi. Perbedaan tegangan dibangkitkan diantara elektroda tengah dan elektroda
ground.
Ketika tegangan melebihi kekuatan dielektrik gas diantara elektroda, gas-gas tersebut
terionisasi. Akibat ionisasi tersebut, gas menjadi konduktor, yang memungkinkan arus
mengalir melalui celah dan percikan akhirnya diproduksi.