sistem koloid

39
KATA PENGANTAR Alhamdulillah hirabbil’alamin puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi sekalian alam yang telah memberikan segala nikmat-Nya pada penulis sehinggga penulis dapat meraskan dalamnya arti kehidupan. Terucaprasa syukur yang tiada hentinya kepada Ilahhi Robbi sekalian alam yang telah memberikan kemudahan pada penulisan dalam penyusunan karya tulis ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya masih jauh dari kesempurnaan. Penulis merasa lega karena telah terbebas dari beban yang selalu menghantui ayunan langkahnya. Dan karya ini penulis beri judul “SISTEM KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI:. Penulis hanya bias berharap, agar pada diri para pembaca timbul rasa ingin tahu. Tak lupa penulis haturkan terima kasih yang sedalam- dalamnya pad : i

Upload: hery-osborn

Post on 01-Jul-2015

1.113 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

KARYA TULIS

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Koloid

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil’alamin puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Illahi Robbi sekalian alam yang telah memberikan segala nikmat-Nya pada penulis

sehinggga penulis dapat meraskan dalamnya arti kehidupan.

Terucaprasa syukur yang tiada hentinya kepada Ilahhi Robbi sekalian alam

yang telah memberikan kemudahan pada penulisan dalam penyusunan karya tulis ini,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya masih jauh dari

kesempurnaan.

Penulis merasa lega karena telah terbebas dari beban yang selalu menghantui

ayunan langkahnya. Dan karya ini penulis beri judul “SISTEM KOLOID DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI:. Penulis hanya bias berharap, agar pada diri para

pembaca timbul rasa ingin tahu.

Tak lupa penulis haturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya pad :

- Ayahanda dan bundaku tercinta yang telah mencurahkan segala perhatiannya pada

penulis baik secara materi/spirit.

- Bapak Drs. H. m. Muslim, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Sukahaji yang

telah memberikan izinnya.

- Bapak Drs. Entis Diat TW, selaku guru pembimbing.

- Bapak/Ibu guru Bidang Studi yang telah membantu penulis.

- Bapak Halim, S.P.d, selaku wali kelas 3 IPA yang selalu memberikan motivasi

pada penulis.

i

Page 2: Sistem Koloid

- Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini, dan

- Pada hati dan pikiran yang telah mempermudah penulis dalam penyusunan karya

tulis ini.

Mudah-mudahan karya tulis dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Amin.

ii

Sukahaji, Maret 2011

Penulis

Page 3: Sistem Koloid

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1

B. Alasan Pemilihan Masalah.................................................................................1

C. Penjelasan Istilah Dalam Judul...........................................................................2

D. Tujuan Penelitian................................................................................................2

E. Rumusan dan Pembatasan Masalah....................................................................3

F. Metode dan Teknik Penelitian............................................................................3

G. Sistematika Penulisan.........................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5

A. Pengertian Sistem Koloid...................................................................................5

B. Macam-macam Koloid.......................................................................................6

C. Sifat-sifat Koloid................................................................................................9

D. Pembuatan Koloid............................................................................................12

E. Cara Pemurnian Koloid dengan Dialisis..........................................................15

KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI...................................................16

A. Industri Kosmetik.............................................................................................16

B. Industri Makanan..............................................................................................16

C. Industri Tekstil..................................................................................................16

iii

Page 4: Sistem Koloid

D. Bidang Obat-obatan / Farmasi..........................................................................16

E. Industri Sabun dan Detergen............................................................................17

F. Bidang Pertanian...............................................................................................17

PENUTUP...................................................................................................................18

A. Kesimpulan.......................................................................................................18

B. Saran.................................................................................................................18

C. Kata Penutup.....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20

iv

Page 5: Sistem Koloid

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kita ketahui koloid bukanlah suatu hal yang aneh ditelinga kita, namun

masyarakat tidak menyadarinya. Dimana senyawa koloid itu digunakan dan apa

itu senyawa koloid ?. Senyawa koloid merupakan suatu system/zat yang

digunakan dalam berbagai macam biidang industri, baik industry tekstil,

kosmetik dan industri sabun dan detergen. Dimana selalu saja ada dan hadir

dalam kehidupan kita.

Walaupun demikian kita harus mengetahui apa yang timbul jika kita

selalu menggunakannya, apakah berdampak fositif atau negatif.

B. Alasan Pemilihan Masalah

Dalam karya tulis ini penulis sengaja mengambil judul “SISTEM

KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”. Adapun alas an yang

mendasar dan melatarbelakangi karya tulis ini, diantaranya :

1. Apasajakah yang mengandung koloid ?

2. Apasajakah sifat-sifat koloid ?

3. Apasajakah macam-macam koloid ?

4. Bagaimana cara pemmbuatan koloid ?

1

Page 6: Sistem Koloid

2

5. Bagaiman cara menstabilkan koloid agar tidak rusak ?

6. Bagaiman caranya penggunaan koloid ?

7. Bagaimana cara penurunan koloid ?

8. Dengan alasan-alasan tersebut penulis berharap agar masyarakat mengetahui

apa itu koloid ?

C. Penjelasan Istilah Dalam Judul

Penulis mengambil judul “ Sistem Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari”.

Dimana penulis akan menjelaskan arti dari judl tersebut agar tidak terjadi

kesalahpahaman pada diri pembaca dimana sistem yaitu :

Sistem : Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga

membentuk satu totalitas.

Koloid : Zat yang berpencar dalam zat pelarut sehingga butir yang lebih   besar

daripada molekul, tapi tidak dapat dilihat dengan mata.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian dan menyusun karya tulis ini yakin

agar para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat

mengetahui bahwa tak ada satu hahan dalam kehidupan kita yang tidak

mengandung koloid.Selain itu agar masyarakat tahu bahwa koloid itu sangat

berpengaruh terhadap kehidupan kita sehari-hari.

Page 7: Sistem Koloid

3

E. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Dengan melihat diatas penulis membatasi masalah yang di teliti pada

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara menggunakan dan penstabilan koloid ?

2. Bagaimana cara pembuatan koloid

3. Dampak apakah yang timbul jika koloid tidak di pergunakan lagi atau jika

koloid di gunakan secara terus menerus

F. Metode dan Teknik Penelitian

Dalam karya tulisini penulis menggunakan metode studi documenter dan

observasi terhadap lingkungan, yaitu dengan menganalisis data dan mengambil

kesimpulan berdasarkan pada pemikiran, kepustakaan dan mengamati langsung

terhadap sumber data.

G. Sistematika Penulisan

Dalam karya tulis ini penulis menggunakan sistematika penulisan yang

terdiri dari IV Bab, yang masing masing isi ringkasannya sebagai berikut :

BAB I Berisi tentang Pendahuluan, dimana pendahuluan tersebut berisi tentang

latar belakang apa saja yang membuat penulis ingin menjelaskan masalah

itu,tentang alasan pemilihan judul, penjelasan istilah-istilahnya, berisi tentang

Page 8: Sistem Koloid

4

tujuan, rumusan dan batasan masalah, beserta dengan teknik dan metode

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Berisi tentang tujuan pustaka, dimana disana di jelaskan berbagai macam

penjelasan mulai dari pengertian sampai dengan macam, sifat, pembuatan dan

cara pemurnian koloid.

BAB III Berisi tentang apa saja peran koloid dalam kehidupan sehari-hari dimana

disana dijelaskan bahwa koloid selalu di pergunakan dalam bidang industri dan

bidang kelestarian lingkungan.

BAB IV Berisi penutup berakhirlah karya tulis ini.

Page 9: Sistem Koloid

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Koloid

Pernah kita melihat kabut ? kabut bias terjadi di bawah dataran tinggi,

dimana kabut tersebut adalah titik titik air yang membatasi penglihatan kita.

Dan kita akan membandingkan perbedaan antara larutan, system koloid

dan sispensi. Berikut table perbedaan tersebut.

Tabel I. Perbedaan Antara Larutan, Sistem Koloid dan Suspensi

NoLarutan

(Sistem Homogen) Sistem KoloidSuspensi

(Sistem Heterogen)

1 Ukuran Partikel Kurang dari 1 mm

Ukuran Partikel antara1 nm- 100nm

Ukuran Partikel antara100 nm samapi> 100nm

2 Terdiri dari 1 fase Dua fase Dua fase

3 Penyebaran PermanenAda kecenderungmengidap

Mengendap dengan cepat

4Partikel tidak tampak pada ultra mikroskop

Tampak pada ultramikroskop

Tampak oleh mata dan dapat dilihat dengan mikroskop

5Dapat melewati saringan dan membran

Dapat melewatiSaringan dan tidakDapat melewati membran

Dapat disaring denganSaringan dan tidak dapatMelewati membran

Jadi sistem koloid adalah suatu sistem yang terjadi apabila zat dilarutkan

kedalam zat lain.

5

Page 10: Sistem Koloid

6

B. Macam-macam Koloid

Pada bagian berikut akan kita bahas macam-macam koloid secara

terperinci diantaranya :

1. Sol

Sol yaitu koloid yang fase terdispersinya padat dalam medium cair sol

ada yang bersifat hidrofil dan hidrpfod.

Contoh sol hidrofil   : Sol kanji, protein, sol sabun, sol glatin, dll.

Contoh sol hidrofod  :  Sol-sol sulfida, sol belerang, sol Fe (OH)3

Dalam sol hidrofil, butir koloidnya membungkus diri dengan selebung

air sehingga mereka terhindar dari agregasi lain halnya dengan sol hidrofob.

Sol hidrofob mendapat kestabilannya karena mereka men adsorpsi ion-

ion tertentu sehingga menjadi bermuatan sejenis. Oleh karena itu butir-butir

koloidnya saling tolak menolak sehingga tidak mengalami agregasi.

Sol hidrofil lebih stabil dibandingkan dengan sol hidrofod . Sol hidrofil

tidak akan menggumpal degan penambahan sedikit elektrolit. Zat padat yang

terdespresi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan

pengendapan/penguapan.Apabila zat tersebut ditambahkan lagi medium

dispersinya maka dapat kembali membentuk sol hiudrofil. Jadi, sol hidrofil

bersifat reversible (dapat balik). Sedangkan sol hidrofob dapat mengalami

konjulasi karena penambahan sedikit elektrolit. Apabila zat padat terdespresi

dipisahkan dari sol hidrofob, misalnya dengan penguapan, akan sukar

Page 11: Sistem Koloid

7

mengubahnya kembali membentuk sol dengan penambahan sebagai sol

hidrofob inversibel (tidak dapat balik).

2. Gel

Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Gel

terjadi jika medium pendispersi dari adsorpsi oleh partikel-partikel koloid

sehingga terjadi koloid yang agak padat, atau gel dapat terbentuk apabila sol

liofil dipanaskan kemudian didinginkan. Pada proses ini butir-butir sol saling

bersambungan membentuksuatu jaringan yang kemudian membungkus

medium dispersinya. Contioh selai, lem agar-agar, gel, silikas campuran

larutan kalsium asetat jenuh da alcohol 95%, dll.

3. Aerosol

Aerosol suatu sistem koloid yang partikelnya (padat/cair) dalam

medium gas. Aerosl dengan fase terdispersinya cair disebut aerosol cair jika

fase terdispersinya padat disebut aerosol padat.

Aeroslcair banyak digunakan dibidang industry yang menghasilkan

produk dengan cara disemprotkan yaitu hairsparay, parfum spray dan obat

nyamuk spray. Disamping itu ada juga aerosol cair alami yaitu : awan dan

kabut.

Aerosol dapat banyak digunakan misalnya untuk obat pembasmi

hama,asap obat nyamuk dan asap pengawet makanan.Disamping itu ada juga

aerosol padat membahayakan kesehatan manusia yaitu asap pabrik, asap

knalpt dan asap rokok.

Page 12: Sistem Koloid

8

4. Emulsi

Emulsi kolid dimana zat terdispersi dan medium dispersinya sama-

sama zat cair tetapi tidak dapat saling bercampur. Untuk membentuk

diperlukan zat pengemulsi atau emuglator. Emuglator → zatyang dapat

terbentuk pada kedua zenis zat cair.

Ada 2 jenis emulsi, yaitu :

a. Emulsi jenis O/W atau M/A

Yaitu minyak sebagai fase terdispersi dalam air, contohnya air susu,

santan dan milk cleanser.

b. Emulsi jenis W/O atau A/M

Yaitu air sebagai fase terdispersi dalam minyak contohnya mentega

dan minyak rambut.

Ada 2 jenis emuglator yang sering digunakan yaitu :

a. Persenyawaan karbon berantai panjang dan mempunyai gugusan polar

seperti kalsium butirat, sabun dan detergen.

b. Persenyawaan berbentuk sol kofil seperti protein dan glatein PbSO4, Fe2 O3

, CaCO3, dan tanah irat.

5. Buih

Buih kooid dimana gas terdispersi dalam air, seperti halnya pada

emulsi, untuk menstabilkan emulsi diperlukan zat pembuluh, misalnya sabun,

Page 13: Sistem Koloid

9

detergen, protein dan lain-lain. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu

gas kedalam zat cair yang mengandung pembuih.

Buih digunakan pada berbagai proses misalnya buih sabun pada

pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain, zat yang

dapat memcah buih diantaranya eter, isomol, alcohol, dan lain-lain.

C. Sifat-sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Penampilan system koloid sering kali sama sengan larutan sejati, akan

tetapi kedua sistem itu mempunyai berbagai perbedaan antara lain sifatnya

terhadap cahaya. Larutan sejati meneruskan cahaya (transparan) sedangkan

koloid menghamburkan cahaya ke segala arah. Peristiwa penghamburan sinar

oleh partikel-partikel ke segala arah disebut efek tyndall.

2. Gerak Brown

Gerak Brown suatu gerak zat partikel koloid yang arahnya tidak

menentu disebabkan oleh tumbuhan dari molekul-molekul medium

pendispersi dengan partikel koloid. Gerak partikel yang arahnya tidak

menentu arahnya ditemukam pertama kali oleh sarjana Biologi yang bernama

Robert Brown (1`773-1859)

3. Adsorpsi

Page 14: Sistem Koloid

10

Adsorpsi Peristiwa dimana suatu zat menempel padapermukaan zat

lain. Untuk berlangsungnya adsorpsi harus adadua macam zat diantaranya

yaitu zdsortat (zat yang ditarik) dan adsorban (zat yang menarik).

Contoh Adsorpsi :

a. Koloid Fe(OH)3,dalam air menyerah ion hydrogen (ion H+¿ ¿) sehingga

partikelnya bermuatan positif.

b. AS2 S3 menyerapion hidroksida (ion H+¿ ¿) sehingga parrtikelbermuatan

negative.

4. Elektroforesis

Elektroforesis peristiwa mengalirnya partikel-partikel koloid yang

bermuatan dalam medium listrik elektroda seel elektroforesis diganakan

untuk mengetahui partikel bermuatan listrik. Dan juga elektroforesis

digunakan untuk mengetahui partikel bermuatan listrik. Dan juga

elektroforesis dapat digunakan untuk menetukan muatan koloid.

5. Koagulasi

Koagulasi Pengumpulan koloid yang disebabkan oleh penambahan

elektrolit/terjadinya perubhan fisis melalui cara mekanik.

a. Koagulasi dengan penambahan zat kimia/elektrolit

Ion yang efektif untuk menggumpal koloid adalah ion yang

muatannya berlawanan dengan muatan koloid, contohnya :

1) Koloid Fe(OH)2, bercampur dengan AS2 S3

Page 15: Sistem Koloid

11

2) Sol emas yang bermuatan negatif dapat dikoagulasikan dengan

NaCl, CaCl2, atau AlCl3

3) Partikel-partikel karet dalam lateks diigumpalkan dengan

penambahan asam cuka

4) Partikel tanah dalam air sungai akan

b. Koagulasi Mekanik

Koagulasi dengan cara mekanik dapat dilakuka dengan pemansan,

pendinginan atau pengendapan, contoh :

1) Telur Rebus

2) Pembuata Agar-agar

6. Liofil dan Liofob

Sol liofil solyang fase terdisppersinya mempunyai kemampuan

menarik medium pendispersi, ex : gelatin dalam air dan puih telur dalam air,

sol liofob : sol yang fase terdispersinya tidak menarik medium pendispersi ex

: AS2 S3dalam air, garam sulfide dalam air dan elerang dalam air.

Tabel 2. Perbedaan Sol Liofil danSol Liofob

Sol Liofil Sol Liofob Revesibel Irevesibel / Tidak Revisibel Stabil Kurang Stabil Kurang penampakan gerak

Brown Gerak Brown sangat jelas

Efek Tyndall lemah Efek Tyndall kuat

Page 16: Sistem Koloid

12

Sol Liofil Sol Liofob Sukar diendapkan dengan

penambahan elektrolit Mudah diendapkan dengan

penambahan elektrolit

Kebanayakan dapat dibuat gel Hanya beberapa yang dapat

dibuat gel Partikel terdispersi dapat

menyerap molekul. Partkel terdispersinya menyerap

ion Penyusunan senyawa organik

contoh : Protein Penyusunan senyawa anorganik

Contoh : AS2 O3

7. Koloid Asosiasi

Zat-zat seperti sabun dan detergen yang molekulnya terdiri atas gugus

hidrofob dan gugus hidrofil sekaligus, bila dilakukan dalam air akan

membentuk koloid karena molekul-molukelmya membentuk asosiasi.

Asosiasi terjadi karena gugus hidrofob saling mengikat dan saling

menjauhkan diri dari air. Daya pembersih dari sabun dtergen juga karena aksi

yang sama, gugus hidrofob dari molekul sabun menarik partikel

minyak/lemak dari bahan cucian dan mengemulsikannya kedalam air.

8. Koloid Pelindung

Koloid pelindung koloid yang dicampurkan pada koloid lain

umtuk menstabilkan koloid tersebut sehingga contoh FE(OH)3 dapat

distabilkan dengan menambah sol gelatin. Dalam hal ini sol gelatin disebut

sol pelindung.

D. Pembuatan Koloid

1. Cr Kondensasi

Page 17: Sistem Koloid

13

Cr Kondensasi pembuatan koloid dengan pengelompokan

(agregasi) partikel dari larutan sehingga membentuk partikel koloid. Cara

kondensasi dapat dilakukan dengan cara :

Reaksi Redoks

Reaksi Redoks Reaksi yang disertai perubahan bilangna

oksidasi.

Ex : Pembuatan sol belerang berdasarkan reaksi sosoks antara H2S dan

SO2. Dalam hal ini gas H2S dilarutkan kedalam SO2.

2H2S + SO2 2H2O + 3S

Hidrolisis

Hidrolis reaksi suatu zat dengan air.

Ex : Pembuatan FE(OH)3 dari hidrolis larutan FeCl3.

Apabila kedalam air mendidih ditambahkan sedikit larutan FeCl3

maka terjadi reaksi.

Fe Cl3(aq¿¿ + 3H2 O1 FE(OH)3(s) + 3HCl(aq) atau

Fe3+(aq) + 3H2O(1) Fe(OH)3(S) 3H+

Molekul FE(OH)3 yang terbentuk pada reaksi itu mengalami

konndensasi membentuk partikel koloid. Apabila FeCl3 yang

ditambahkan terlalu banyak, maka Fe(OH)3 dapat mengendap.

Page 18: Sistem Koloid

14

Dekomposisi Rangkap

Dekomposisi rangkap dapat terjadi antar 2 jenis garam atau antara

suatu garam dengan asam / basa.

Ex : Pembuatan sol AgCl dari reaksi antar larutan AgNO3 encer dengan

larutan NaCl encer. Dalam hal ini harus ada sedikit kelebihan ion

Ag+ atau Cl- sehingga AgCl yang terbentuk lebih stabil.

AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)

atau Ag+(aq)

- + Cl-(aq) AgCl(s)

2. Cr Dispersi

Pembuatan koloid dengan cara dispersi dengan memecah molekul

besar menjadi menjadi molekul-molekul kecil yang sesuai denga ukuran

partikel koloid Cr sispersi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Cara Mekanik

Ialah Cr menghaluskan butir-butir kasar yang menumbuk/menggerus

dengan gilingan koloid, kemudian mengaduknya dengan medium dispersi.

Ex : Pembuatan Sol belerang

Mula-mula belerang dihaluskan kemudian didispersikan kedalam air

sehingga terbemtuk suatu system koloid.

Cara Partisipasi

Ialah pembentukan system koloid dari butir-butir besar dengan

bantuan zat pempestasi (pemecah)

Page 19: Sistem Koloid

15

Ex : Endapan Ag I dapat peptisasi dengan menambahkan larutan elektrolit

dari ion sejenis misalnya Kalium Laloida (KI)

Cara Busur Bredig

Cara ini digunakan untuk membuat sol logam atau mengalirkan arus

listrik melalui 2 elektroda logam yang tercelup dalam medium dispersi.

E. Cara Pemurnian Koloid dengan Dialisis

Sistem koloid dapat dimurnikan dari ion-ion elektrolit yang dapat

mengurangi kestabilan koloid dengan dialysis. Dengan cara ini koloid yang akan

dimurnirnikan simasukan kedalam sebuah kantung yang terbuat dari selaput

semipermeabel, seperti perkamen, selopan/kolodion, lalu kantung itu dimasukan

kedalam bejana yang berisi air mengalir supaya kosentrasi ion /partikel

molekuler dalam bejana tetap lebih rendah daripada dalam kantung, sehingga

tidak terjadi proses balik (ion/partikel tidadk kembali ke kantung koloid). Prosoes

dialysis dapat dipercepat dengan memasang medan listrik dalam bejana yang

akan mempercepat merembesnya ion-ion dari dalam kantung. Dialisis yang

menggunakan medan listrik ini disebut elektro dialisis.

Page 20: Sistem Koloid

16

Page 21: Sistem Koloid

BAB III

KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Koloid sering digunkan/acap kali kita melakukan suatu kegiatan, maka disitu

pulalah kolois kita digunakan. Berikut adalah keguanaan koloid :

A. Industri Kosmetik

Dalam bidang kosmetik koloid bias berbentuk dalam produk foundation,

finishing cream, deodorant, lipstick dan lain-lain dan biasanya sebagai emulsi.

B. Industri Makanan

Tak jauh dengan bidang kosmetik, koloidd juga digunakan di industry

makanan misalnya saja susu, santan, eskrim, agar-agar, bumbu selada, mentega

dan keju.

C. Industri Tekstil

Pada proses pencelupan bahan (untuk pewarna) yang kurang baik daya

serapnya terhadap zat warna dapat menggunakan zat warna koloid karena

memiliki daya serap yang tinggi sehingga dapat melekat pada kain.

D. Bidang Obat-obatan / Farmasi

Koloid pun digunakan pada bidang kesehatan khusunya obat-obatan yang

bisa berupa krim salep, sirup, minyak iakan dan sirup obat batuk.

17

Page 22: Sistem Koloid

18

E. Industri Sabun dan Detergen

Sabun dan detergen merupakan emuglator untuk membentuk emulsi

antara kotoran (minyak) dengan air dimana kita serimg menggumakannya.

F. Bidang Pertanian

Dibidang ini tidak banyak jenisnya namun, walaupun semikian koioid

selalu digunkan yaitu dengan berupa obat semprot pertanian dan insekstisida.

Adapun dampak yang ditimbulkan, misalnya saja dalam kelestarian

lingkungan. Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh-oleh pabrik-

pabrik maka diguanakanlah suatu alat yang disebit cotrell. Alat ini befungsi

untuk menyerap partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan koloid yang

terdapat dalam gas buangan keluar dari cerobong asappabrik.

Page 23: Sistem Koloid

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan penjelasan tadi dapat kitasimpulkan bahwa kooid itu berperan

sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan juga sering digunakan baik

dalam bidang industry, farmasi dan pertanian. Namun dismping itu berdampak

fositif, koloid juga berfampak negatif bagi kelestariaan lingkungan, misalnya saja

dengan adanya pabrik-pabrik besar, kita bisa mendapatkan pekerjaan. Namun

pabrik tersebut menyebarkan pulusi yang berakibat fatal bagi kehidupan,

B. Saran

Dalam penyelesaiian karya tulis ini saya juga ingin memberikan sedikit saran

kepada guru bidang studi dan juga masyarakat sekitar, yaitu sebagai berikut :

Guru Bidang Studi

Saya harap dalam penjelesan materi yang akan disampaikan, harus secara

detaik dan juga agar lebih afdol, jika materi selesai juga dengna ditunjang

praktek. Dengan tujuan supaya siswa lebih paham.

Masyarakat

Saya harap masyarakat tidak menggunakan bahan-bahan yang dapat

membahayakan dengan dosis melampui batas

19

Page 24: Sistem Koloid

20

C. Kata Penutup

Dengan berakhirnya materi pada BAB III diatas, berakhir pula karya tulis

ini, mudah-mudahan karya tulis ini berguna bagi masyarakat/pembaca pada

umunya dan bagi penulis khususnya.

Page 25: Sistem Koloid

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael, Drs dan Sarwono Hadi, Drs. 1989. Ilmu Kimia 3 Untuk SMA. Jakarta

Erlangga.

Farida, Dra, Rochyati, Dra,.dkk.202.Kimia 2 Untuk SMA. Bandung PT.Remaja Rosda

Karya.

21