samudra pasai

21
KESULTANAN ISLAM SAMUDRA PASAI BY : FATTA SOFIANA SOLIHAH/XI II

Upload: fatta-sofiana-solihah-sahel

Post on 07-Feb-2017

471 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Samudra pasai

KESULTANAN ISLAMSAMUDRA

PASAI

BY : FATTA SOFIANA SOLIHAH/XI IIS 2

Page 2: Samudra pasai

Letak samudra pasai

Page 3: Samudra pasai

Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak dipesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.

Samudera Pasai sudah menebarkan pengaruhnya di wilayah Asia Tenggara sejak tahun 1297 M.

Beberapa peneliti dari Belanda, menyepakati perkiraan bahwa Kesultanan Samudera Pasai baru berdiri pada pertengahan abad ke-13 serta menempatkan nama Sultan Malik Al Salih sebagai pendirinya.

LETAK KERAJAAN

Page 4: Samudra pasai

Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletak diantara Krueng Jambo Aye (Sungai Jambu Air) dengan Krueng Pase (Sungai Pasai), Aceh Utara. Menurut Ibn Batuthah yang menghabiskan waktunya sekitar dua minggu di Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan ini tidak memiliki benteng pertahanan dari batu, namun telah memagari kotanya dengan kayu. Pada kawasan inti kerajaan terdapat masjid, dan pasar serta dilalui oleh sungai tawar yang bermuara ke laut.

Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah menteri, syahbandar dan kadi. Sementara anak-anak sultan baik lelaki maupun perempuan digelari dengan Tun, begitu juga beberapa petinggi kerajaan.

Page 6: Samudra pasai

Perekonomian

Pasai merupakan kota dagang. Mengandalkan lada sebagai komoditi andalannya, dalam catatan Ma Huan disebutkan 100 kati lada dijual dengan harga perak 1 tahil. Dalam perdagangan Kesultanan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini disebut deureuham (dirham). Sementara, masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju.

Page 7: Samudra pasai

Sementara masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah penduduknya memiliki tinggi rata-rata 2.5 meter yang disekat menjadi beberapa bilik, dengan lantai terbuat dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang yang disusun dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan.

Page 8: Samudra pasai

SOSIAL & BUDAYA

Islam merupakan agama yang dianut oleh masyarakat Pasai. Dari catatan Ma Huan dan Tomé Pires, telah membandingkan dan menyebutkan bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip dengan Malaka, seperti bahasa, maupun tradisi pada upacara kelahiran, perkawinan dan kematian. Kemungkinan kesamaan ini memudahkan penerimaan Islam di Malaka dan hubungan yang akrab ini dipererat oleh adanya pernikahan antara putri Pasai dengan raja Malaka sebagaimana diceritakan dalam Sulalatus Salatin.

Page 9: Samudra pasai

Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.

Page 10: Samudra pasai

KEMUNDURAN

Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kesultanan Pasai, terjadi beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan perang saudara. Sulalatus Salatin menceritakan Sultan Pasai meminta bantuan kepada Sultan Melaka untuk meredam pemberontakan tersebut. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yang sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.

Page 11: Samudra pasai

1. Sultan Malik As-saleh(1267-1297)2. Sultan Muhammad Malik Az-zahir3. Sultan Mahmud Malik Az-zahir4. Sultan Ahmad Malik Az-zahir (1346-1383)5. Sultan Ain Al-abidin Malik Az-zahir(1383-

1405)6. Sultanah Nahrasiyah(1420-1428)7. Sultan Sallah Ad-din (1402)8. Sultan Abu Zaid Malik Az-zahir (1455)9. Sultan Mahmud Malik Az-zahir II (1455-1477)10.Sultan Zain Al-abidin II (1477-1500)11.Sultan Abd-allah Malik Az-zahir (1501-1513)12.Sultan Zain Al-abidin III

SULTAN /SULTANAH yang pernah memimpin

Page 12: Samudra pasai

Malik al-Salih (Malik ul Salih, Malik Al Saleh, Malikussaleh, Malik al Salih atau Malik ul Saleh) mendirikan kerajaan Islam pertama di nusantara, yaitu Samudera Pasai pada tahun1267. Nama aslinya adalah Meurah Silu. Ia adalah keturunan dari Suku Imam Empat ( Suku Imam Empat atau Sukee Imuem Peuet adalah sebutan untuk keturunan empat Maharaja/Meurah bersaudara yang berasal dari Mon Khmer (Champa)

yang merupakan pendiri pertama kerajaan-kerajaan di Aceh Pra-Islam, diantaranya Maharaja Syahir Po-He-La yang mendirikan Kerajaan Peureulak (Po-He-La) di Aceh Timur, Syahir Tanwi yang mendirikan kerajaan Jeumpa (Champa) di Peusangan (Bireuen), Syahir Poli(Pau-Ling) yang mendirikan kerajaan Sama Indra di Pidie dan Syahir Nuwi yang Mendirikan Kerajaan Indra Purba di Banda Aceh dan Aceh Besar)

Malik al-Salih

Page 13: Samudra pasai

Setelah pemerintahan Sultan Malik as-Saleh, selanjutnya kepemimpinan kerajaan diperintah oleh putranya yaitu C dari perkawinannya dengan putri Raja Peurlak. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, koin emas sebagai mata uang telah diperkenalkan di Pasai, seiring dengan berkembangnya kerajaan Samudera Pasai, menjadi salah satu kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama Islam. Sekitar tahun 1326 Sultan Muhammad Malik az-Zahir meninggal dunia dan ia meninggalkan dua orang putra yaitu Mahmud Malik az-Zahir dan Malikul Mansur atau yang merupakan cucu dari Sultan Malik as-Saleh. Ketika Sultan Muhammad Malik az-Zahir pada akhirnya meninggal dunia karena sakit, tampuk kepemimpinan kerajaan Pasai untuk sementara diserahkan kepada Sultan Malik as-Saleh yang juga memimpin kerajaan Samudera, karena kedua putranya masih berusia sangat belia.

Sultan Muhammad Malik az-Zahir

Page 14: Samudra pasai

Pada masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibnu Batuthah, kemudian menceritakan bahwa sultan di negeri Samatrah (Samudera) menyambutnya dengan penuh keramah-tamahan dan penduduknya menganut Mazhab Syafi’i.

Sultan Mahmud Malik az-Zahir adalah seorang pemimpin yang sangat mengedepankan hukum Islam. Pribadi yang dimilikinya sangat rendah hati. Ia berangkat ke masjid untuk shalat Jumat dengan berjalan kaki. Dan selesai shalat, sultan dan rombongan biasa berkeliling kota untuk melihat keadaan rakyatnya, begitu Ibnu Batuthah menggambarkan

sosok Sultan Mahmud Malik az-Zahir.

Pada masa ini pemerintahan Samudra Pasai berkembang pesat dan terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun Arab. Bahkan melalui catatan kunjungan Ibnu Batutah seorang utusan dari Sultan Delhi tahun 1345 dapat diketahui Samudra Pasai merupakan istana yang disusun dan diatur secara India dan patihnya bergelar Amir, dan juga terdapat pelabuhan penting. Dengan letaknya yang strategis, Samudera Pasai berkembang sebagai kerajaan Maritim, dan bandar transito.

Sultan Mahmud Malik az-Zahir(1326 - 1345)

Page 15: Samudra pasai

Dalam masa pemerintahan Sultan ini, kerajaan Majapahit menyerang Pasai yakni sekitar tahun 1361 M. menurut hikayat Raja-Raja Pasai, kerajaan Pasai kalah dan Sultan Ahmad melarikan diri, banyak orang pasai ditawan dan dibawa ke pulau Jawa. Oleh Raja Majapahit mereka diperbolehkan tinggal dimana mereka suka. Dalam hikayat Raja-Raja Pasai disebutkan sebagai berikut :“Maka titah sang Nata akan segala tawanan orang Pasai itu, suruhlah ia duduk ditanah Jawa ini, mana kesukaan hatinya. Itulah sebabnya maka banyak keramat ditanah Jawa tatkala Pasai kalah oleh Majapahit itu.”

Page 16: Samudra pasai

Sultan ini dalam berita Tiongkok disebut Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Ia tewas dipanah oleh Raja Nakur, dan Raja Nakur ini adalah raja negeri Pedir ( Pidie sekarang ). Permaisuri Zain al-Abidin menyerukan bahwa barang siapa yang dapat membunuh raja Nakur akan dijadikan suaminya dan akan memerintah bersama putranya. Seorang nelayan berhasil membunuh raja Nakur itu dan ia pun diangkat menjadi raja dan ia-lah yang diberi gelar Sultan Sallah ad-Din.

Page 17: Samudra pasai

Sultanah ini janda Sultan Zain al-Abidin, baginda mangkat pada hari senin 17 Zulhijjah 831 H atau 27 September 1428 M. Makamnya terbuat dari batu pualam dan merupakan makam

yang terindah pahatannya di pulau Sumatera. Makam sunan Gresik di Jawa Timur menyerupai makam Sultanah ini. C. Snouk Hurgronje berpendapat bahwa Sultanah ini bernama Bahiyah.

Page 18: Samudra pasai

Penemuan  makam sultan Malik as-saleh yang bertarikh 696 H atau 1297 M,

Page 19: Samudra pasai

PENINGGALAN

Uang yang dipergunakan untuk

berdagang

Penulisan hikayat Raja

PasaiBatu nisan Merah

Silu(Sultan Malik al

Saleh)

Page 20: Samudra pasai

PENINGGALAN

Uang yang dipergunakan untuk

berdagang

Penulisan hikayat Raja

PasaiBatu nisan Merah

Silu(Sultan Malik al

Saleh)

Page 21: Samudra pasai

O_O شكرا