perbandingan kinerja keuangan bank umum syariah dan bank ...eprints.perbanas.ac.id/3962/5/artikel...

17
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL ATRIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Program Studi Manajemen Oleh : PUTRI PUSPA JATININGRUM 2014210200 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2018

Upload: truongtruc

Post on 07-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK

UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM

KONVENSIONAL

ATRIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

Program Pendidikan Sarjana

Program Studi Manajemen

Oleh :

PUTRI PUSPA JATININGRUM

2014210200

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2018

1

COMPARISON OF FINANCIAL PERFORMANCE OF SHARIA COMMERCIAL

BANKS AND CONVENTIONAL

COMMERCIAL BANKS

Putri Puspa Jatiningrum

STIE Perbanas Surabaya

2014210200

E-mail : [email protected]

ABSTRACT

The aim of this study is to determine whether there is a difference between the

financial performance of sharia banking with conventional banking seen from the ratio of

LDR/FDR, NPL/NPF, BOPO, ROA and CAR.

The sample of this study used the population of sharia commercial banks and

conventional commercial banks in Indonesia. Sample selection based on purposive sampling

technique with documentation method to collect the data and financial report published by

Bank Indonesia. Furthermore, this study is used test analysis of two different average

(Independent Sample t-test).

Based on the results of the study, it can be concluded that there are differences in

general sharia banking financial performance and conventional banking in terms of financial

ratio of LDR/FDR, NPL/NPF, BOPO, ROA and CAR.

Keywords: LDR/FDR, NPL/NPF, BOPO, ROA, and CAR.

PENDAHULUAN

Bank adalah salah satu badan usaha

finansial yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kepada masyarakat dalam

bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat banyak (Darmawi, 2012:1).

Sedangkan, menurut Kasmir (2013:24)

yang dimaksud dengan bank adalah

lembaga keuangan yang kegiatan

utamanya menerima simpanan giro,

tabungan dan deposito. Kemudian bank

juga dikenal sebagai tempat untuk

meminjam uang (kredit) bagi masyarakat

yang membutuhkannya. Di samping itu,

bank juga dikenal sebagai tempat untuk

menukar uang, memindahkan uang dan

menerima segala macam bentuk

pembayaran dan saluran seperti

pembayaran listrik, telepon, air, pajak,

uang kuliah dan pembayaran laiinya.

Seiring dengan perkembang zaman

pada saat ini masyarakat cenderung ingin

meminjam uang ke lembaga keuangan

dengan bunga yang kecil dan syarat yang

mudah, dikarenakan semakin maju

teknologi maka semakin maju juga pula

pola pikir masyarakat. Masyarakat

menginginkan hal yang mudah dan efisien

dalam hal meminjam uang, itu sebabnya

beberapa bank yang berbasis syariah mulai

bermunculan. Bank syariah ini muncul

dengan harapan dapat membantu

masyarakat dalam meringankan bebannya

dalam hal meminjam uang. Bank syariah

menerapkan sistem peminjaman uang

tanpa dikenakan bunga sama sekali dengan

adanya bank syariah ini masyarakat

merasa lebih nyaman saat meminjam uang

ke bank karena tidak dikenakan bunga.

Bank syariah menerapkan sistem ini

2

karena dalam islam bunga (riba)

diharamkan, selain tanpa bunga bank

syariah juga menganut kaidah-kaidah yang

sesuai dengan ajaran islam.

Menurut Undang-Undang No. 10

Tahun 1998, bank adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarkat

dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan bentuk – bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat banyak. Sedangkan pengertian

bank umum adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Pada tabel 1.1 diatas dapat dilihat

perbedaan kinerja keuangan antara bank

syariah dan bank konvensional.

Tabel 1

KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL

Tahun 2013-2017 (Per Desember)

(Dalam Presentase)

Rasio

Bank Umum Syariah

2013 2014 2015 2016 2017

Rata –

rata

FDR 121,46 85,73 90,55 89,21 79,31 93,25

NPF 2,98 2,37 2,03 2,04 1,06 2,10

BOPO 83,88 97,19 96,03 91,58 92,27 92,19

ROA 1,43 0,38 0,48 1,08 0,90 0,85

CAR 12,23 15,39 14,96 17,78 17,36 15,54

Sumber : Statistikan Perbankan, Tahun 2017 – Bln Desember* pada www.ojk.go.id

KERANGKA TEORITIS YANG

DIPAKAI DAN HIPOTESIS

Perbedaan dan Persamaan Bank Umum

Syariah dan Bank Umum Konvensional

Perbedaan antara bank syariah dan bank

konvensional dapat dilihat pada hasil

rangkuman berikut ini:

Rasio

Bank Umum Konvensional

2013 2014 2015 2016 2017

Rata -

rata

LDR

89,70

101,72 97,81 98,04 91,13 95,68

NPL

1,93

5,27 1,47 2,21 2,37 2,65

BOPO

74,08

81,04 85,48 85,38 86,40 82,48

ROA

3,06

2,38 1,62 1,66 1,51 2,05

CAR

18,13

29,97 23,05 23,72 25,32 24,04

3

Tabel 2

PERBEDAAN MENDASAR ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK

SYARIAH

Bank Konvensional Bank Syariah

Berdasarkan tujuan membungakan

uang

Berdasarkan pada prinsip investasi bagi hasil

Menggunakan prinsip pinjam –

meminjam

Menggunakan prinsip jual beli

Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk hubungan kreditur – debitur

Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan

kemitraan

Memberikan peluang yang sangat

besar untuk sight streaming

(penyalah gunaan dana pinjaman)

Menciptakan keserasian diantara keduanya

Tidak mengenal dewan sejenis

seperti Dewan Syariah

Setiap produk dan jasa yang diberikan sesuai dengan fatwa

Dewan Syariah

Investasi yang halal atau yang haram Melakukan investasi – investasi yang halal saja

Terkadang terlibat dalam speculative

FOREX dealing. Berkontribusi

dalam terjadinya kesenjangan antara

sektor rill dengan sektor moneter

Dilarang Gharar dan Maysir

Rentan terhadap negative spread Tidak memberikan dana secara tunai, tetapi memberikan

barang yang dibutuhkan (finance the goods and services)

Bagi hasil menyeimbangkan sisi liabilitas (harta diam) dan

aset (harga bergerak)

Sumber: Bambang Rianto Rustam, 2013

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas ini dilakukan untuk

menganalisis kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut.

Dalam penelitian ini rasio likuiditas yang

digunakan adalah Loan to Deposito Ratio

(LDR).Menurut Kasmir (2014:225) LDR

(Loan to Deposit Ratio) adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur komposisi

jumlah kredit yang diberikan dibandingkan

dengan jumlah dana masyarakat dan modal

sendiri yang digunakan. Semakin tinggi

rasio ini maka semakin rendahnya

likuiditas bank yang bersangkutan. Namun

sebaliknya, jika semakin rendah rasio LDR

maka semakin tinggi likuiditas bank yang

bersangkutan. Rasio ini juga merupakan

indikator kerawanan dan kemampuan dari

suatu bank.

Pada bank syariah LDR disebut dengan

FDR (Financing Deposite Ratio) adalah

perbandingan antara pembiayaan yang

disalurkan oleh bank dengan dana pihak

ketiga yang telah berhasil dihimpun oleh

bank (Muhammad, 2014;244).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat

diambil hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis 1 : Terdapat perbedaan yang

signifikan pada rasio LDR/FDR antara

bank umum syariah dengan bank umum

konvensional.

Rasio Kualitas Aktiva Produktif

(KAP)

Pengertian aktiva produktif dalam

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12

November 1998 tentang Kualitas Aktiva

Produktif adalah penanaman dana bank

4

baik dalam rupiah maupun valuta asing

dalam bentuk kredit, surat berharga,

penempatan dana antar bank, penyertaan,

komitmen dan kontijensi pada transaksi

rekening administratif.Aktiva produktif

bermasalah atau Non Performing Loan

merupakan aktiva produktif dengan

kualitas aktiva kurang lancar, diragukan,

dan macet.

Sedangkan, kualitas aktiva produktif pada

bank syariah diukur dengan NPF (Non

Performing Finance) adalah pembiayaan

atau kredit yang mengalami kesulitan

dalam memenuhi kewajibannya kepada

bank yang disebabkan oleh faktor internal

dan eksternal pada bank syariah

(Muhammad, 2014; 265). Berdasarkan

uraian diatas, maka dapat diambil hipotesis

sebagai berikut :

Hipotesis 2 : Terdapat perbedaan yang

signifikan pada rasio NPL/NPF antara

bank umum syariah dengan bank umum

konvnesional.

Rasio Efisiensi

Menurut Frianto (2012:72) menyatakan

bahwa rasio efisiensi digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank

dalam mengendalikan biaya operasional

terhadap pendapatan operasional. Semakin

kecil rasio BOPO berarti semakin efisiensi

biaya operasional yang dikeluarkan bank

yang bersangkutan sehingga kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah

semakin kecil. Pada rasio BOPO antara

perbankan syariah dan perbankan

konvensional tidak ada perbedaan antara

rumus dengan pengertian. Berdasarkan

uraian diatas, maka dapat diambil hipotesis

sebagai berikut :

Hipotesis 3 : Terdapat perbedaan yang

signifikan pada rasio BOPO antara bank

umum syariah dengan bank umum

konvensional.

Rasio Profitabilitas

Profitabilitas menurut Sutrisno (2012:222)

adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan semua.

Profitabilitas juga dapat diartikan sebagai

ukuran spesifik performa sebuah bank

dimana merupakan tujuan dari manajemen

perusahaan dengan memaksimalkan nilai

perusahaan dimata para pemegang saham,

optimalisasi nilai return pada setiap

opersional perusahaan, dan

meminimalisasi tingkat resiko yang ada.

Setiap perusahaan mempunyai tujuan

untuk mendapatkan profit yang

tinggi.Tingkat profitabilitas yang tinggi

mempengaruhi perkembangan suatu

perusahaan dalam mengembangkan

usahanya. Jika sebuah bank memiliki

tinggkat profitabilitas yang tinggi, maka

kelangsungan hidup bank tersebut akan

terjamin dikarenakan dana yang

dimilikinya bertambah untuk melakukan

kegiatan operasionalnya. Namun

sebaliknya, jika bank mempunyai tingkat

profitabilitas yang rendah maka

kelangsungan hidup bank tersebut tidak

akan lama, karena bank tersebut tidak

mampu untuk memenuhi biaya – biaya

operasional. Berdasarkan uraian diatas

maka dapat diambil hipotesis sebagai

berikut.

Hipotesis 4 : Terdapat perbedaan yang

sinifikan pada rasio ROA antara bank

umum syariah dengan bank umum

konvensional.

Rasio Permodalan

Modal merupakan salah satu faktor

penting bagi bank dalam rangka

pengembangan usaha dan menampung

resiko, tetapi juga sebagai sumber utama

dana bank dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya.

CAR yaitu rasio kewajiban

pemenuhan modal minimum yang harus

dimiliki oleh bank. Untuk saat ini CAR

sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang

Menurut Risiko (ATMR) atau ditambah

dengan resiko pasar dan resiko

operasional, ini tergantung pada kondisi

bank yang bersangkutan. CAR yang

diterapkan oleh bank indonesia ini,

mengacu pada ketentuan atau standart

Internasional yang dikeluarkan oleh

Banking For International Settlement

5

(BIS). Berdasarkan uraian diatas maka

dapat diambil hipotesis sebagai berikut.

Hipotesis 5 : Terdapat perbedaan yang

signifikan pada rasio CAR antara bank

umum syariah dengan bank umum

konvensional.

Kerangka pemikiran yang mendasari

penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2. 1

KerangkaPemikiran

METODE PENELITIAN

Klasifikasi Sampel

Dalam penelitian ini populasi yang

digunakan adalah 21 Bank Umum

Konvensional dan 11 Bank Umum

Syariah. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah

Purposive Sampling yaitu pengambilan

sampel yang dipilih berdasarkan kriteria

tertentu (Sugiyono, 2013:368)

Kriteria penentuan sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Populasi pada Bank Umum Syariah

diambil dari total aset 30T – 100T.

Kriteria pada Bank Umum Syariah harus

dimulai sejak tahun 1998.

Populasi pada Bank Umum Konvensional

diambil dari total aset 30T – 100T.

Data pada Bank Umum Syariah dan Bank

Umum Konvensional harus lengkap

selama periode penelitian.

Data Penelitian

Pada penelitian ini jenis data yang

digunakan adalah menggunakan data

sekunder yang berupa laporan keuangan

Bank

Umum

Bank Umum

Konvensional

Kinerja keuangan :

Aspek Permodalan CAR

Aspek Profitabilitas ROA

Aspek Efisiensi BOPO

Aspek Likuiditas FDR

Aspek Kualitas Aktiva

Produktif NPF

Bank Umum

Syariah

Kinerja keuangan :

Aspek Permodalan CAR

Aspek Profitabilitas ROA

Aspek Efisiensi BOPO

Aspek Likuiditas LDR

Aspek Kualitas Aktiva

Produktif NPL

Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada

kinerja keuangan Bank Umum Konvensional dan

Bank Umum Syariah dilihat dari aspek Permodal,

Profiabilitas, Efisiensi, Likuiditas, dan Kualitas

Aktiva Produktif

Bank

Indonesia

6

dalam bentuk neraca, per hitungan, laba

rugi, laporan komitmen, kontijensi,

laporan kualitas aktiva produktif, dan

laporan statistika perbankan kemudian data

tersebut diolah, disusun, dianalisis.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi variabel rasio

keuangan bank, yang terdiri dari :

Likuiditas : LDR/FDR, Kualitas Aset :

NPL/NPF, Efisiensi : BOPO, Profitabilitas

: ROA , dan Permodalan : CAR.

Definisi Operasional Variabel

a. LDR atau FDR

Rasio ini merupakan perbandingan

yang melakukan dengan simpanan atau

dana pihak ketiga yang dimiliki oleh

masing – masing bank yaitu simpanan

Bank Umum Syariah dan Bank

Konvensional pada triwulan I pada tahun

2013 sampai dengan triwulan IV tahun

2017. Namun, dalam penelitian rasio

LDR/FDR langsung mengambil dari

laporan keuangan.

b. NPL atau NPF

Rasio ini adalah hasil perbandingan

pendanaan (pinjaman diberikan)

bermasalah dengan total pembiayaan

(pinjaman) yang dibrerikan oleh masing –

masing bank tersebut yaitu bank umum

syariah dan bank umum konvensional pada

triwulan Ipada tahun 2013 sampai

dengantriwulan IV pada tahun 2017.

Namun, dalam penelitian rasio NPL/NPF

langsung mengambil dari laporan

keuangan.

c. BOPO

Rasio ini menggunakan perbandingan

antara biaya operasional dengan

pendapatan operasional dari masing –

masing bank yaitu Bank Umum Syariah

dan Bank Umum Konvensional pada

triwulan I pada tahun 2013 sampai dengan

triwulan IV tahun 2017. Namun, dalam

penelitian rasio BOPO langsung

mengambil dari laporan keuangan.

d. ROA

Rasio ini merupakan perbandingan

antara laba sebelum pajak dengan total

aktiva pada masing – masing bank yaitu

Bank Umum Syariah dan Bank Umum

Konvensional pada triwulan I pada tahun

2013 sampai dengan triwulan IV tahun

2017. Namun, dalam penelitian rasio ROA

langsung mengambil dari laporan

keuangan.

e. CAR

Rasio ini merupakan perbandingan

antara modal bank dengan aktiva

tertimbang menurut rasio (ATMR) dari

bank yaitu Bank Umum Syariah dan Bank

Umum Konvensional padatriwulan I pada

tahun 2013 sampai dengan triwulan IV

tahun 2017. Namun, dalam penelitian rasio

CAR langsung mengambil dari laporan

keuangan.

Alat Analisis

Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini dengan langkah – langkah

sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini dilakukan untuk

memberikan gambaran tentang

kondisi dari LDR atau FDR, NPL atau

NPF, ROA, BOPO, CAR pada Bank

Umum Syariah dibandingkan Bank

Umum Konvensional.

2. Analisis Statistik untuk

Pengujian Hipotesis

Pengujian ini digunakan untuk

mengetahui apakah ada perbedaan

yang signifikan pada rasio likuiditas,

rasio kualitas aktiva produktif, rasio

efisiensi, rasio profitabilitas, dan rasio

permodalan pada Bank Umum Syariah

dan Bank Umum Konvensional pada

triwulan I tahun 2013 sampai dengan

tiwulan IV tahun 2017, dengan

menggunakan hipotesis beda dua

mean (uji t) atau uji t-tes.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

7

Analisis ini dilakukan untuk memberikan

gambaran tentang kondisi dari LDR atau

FDR, NPL atau NPF, ROA, BOPO, CAR

pada Bank Umum Syariah dibandingkan

Bank Umum Konvensional. Berikut adalah

hasil uji deskriptif :

Tabel 3

POSISI LDR / FDR BANK SAMPEL PENELITIAN

PERIODE 2013 – 2017

(Dalam Presentase)

Tahun TW

Bank Umum Syariah Bank Umum Konvensional

Bank Syariah Mandiri

BNI Syariah

BRI Syariah

Bank Mega

Bank Mayapada

Internasional

Bank Sinarmas

2013

1 95,61 80,11 100,90 61,72 82,97 79,93

2 94,22 92,13 103,67 57,51 85,88 80,21

3 91,29 96,37 105,61 66,12 87,76 77,41

4 89,37 97,86 102,70 57,41 85,61 78,72

2014

1 90,34 96,67 102,13 68,03 86,89 79,77

2 89,91 98,96 95,14 68,26 85,29 72,51

3 85,68 94,29 94,85 60,84 81,68 76,94

4 82,13 92,58 93,90 65,85 81,25 83,88

2015

1 81,45 90,10 88,24 66,56 83,36 80,56

2 85,01 96,65 92,05 69,58 84,79 78,92

3 84,49 89,65 86,61 70,15 81,73 76,56

4 81,99 91,94 84,16 65,05 82,99 78,04

2016

1 80,16 86,26 82,73 64,88 80,38 74,53

2 82,31 86,92 87,92 69,08 88,98 87,00

3 80,40 85,79 83,98 62,51 92,30 84,74

4 79,19 84,57 81,42 55,35 91,40 77,47

2017

1 77,75 82,32 77,56 56,06 85,07 78,50

2 80,03 84,44 73,14 57,02 83,46 74,15

3 78,29 81,40 76,79 56,41 88,97 78,03

4 77,66 80,21 71,87 56,47 90,08 80,57

Rata – rata 84,36 89,46 89,27 62,74 85,54 78,92

Total 87,70 75,74

Sumber : Data Lampiran 1, diolah.

Setelah melakukan pengumpulan data

dan pengolahan data, maka didapatkan rata

– rata posisi Loan To Deposit Ratio (LDR)

/ Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat

dilihat pada tabel 4.1. Berdasarkan pada

tabel 4.1 menunujukkan selama periode

penelitian dari triwulan I tahun 2013

sampai dengan triwulan IV tahun 2017,

tampak bahwa bank umum syariah

memiliki rata-rata kesuluruhan FDR yaitu

sebesar 87,70% lebih tinggi, jika

dibandingkan dengan rata-rata keseluruhan

LDR bank umum konvensional yaitu

sebesar 75,74%.

8

Tabel 4

POSISI NPL / NPFBANK SAMPEL PENELITIAN

PERIODE 2013 – 2017

(Dalam Presentase)

Tahun TW

Bank Umum Syariah Bank Umum Konvensional

Bank Syariah

Mandiri

BNI

Syariah BRI

Syariah Bank Mega

Bank Mayapada

Internasional

Bank Sinarmas

2013

1 3,44 2,13 3,04 2,67 1,66 3,66

2 2,90 2,11 2,89 2,69 1,51 3,88

3 3,40 2,06 2,98 2,60 1,38 3,05

4 4,32 1,86 4,06 2,17 1,04 2,50

2014

1 4,88 1,96 4,04 2,33 2,40 1,55

2 6,46 1,99 4,38 2,17 0,92 1,57

3 6,76 1,99 4,79 3,22 0,83 2,04

4 6,84 1,86 4,60 2,09 1,46 3,00

2015

1 6,77 2,22 4,96 2,53 2,89 2,55

2 6,67 2,42 5,31 3,88 1,29 2,37

3 6,89 2,54 4,90 2,88 1,84 2,27

4 6,06 2,53 4,86 2,81 2,52 3,95

2016

1 6,42 2,77 4,84 3,37 1,04 2,97

2 5,58 2,80 4,87 2,99 2,01 4,02

3 5,43 3,03 5,22 3,43 2,38 3,45

4 4,92 2,94 4,57 3,44 2,11 2,10

2017

1 4,91 3,16 4,71 3,57 1,68 3,23

2 4,85 3,38 4,82 3,15 2,78 4,21

3 4,69 3,29 4,82 2,83 2,18 4,32

4 4,53 2,89 6,43 2,01 5,65 3,79

Rata – rata 5,34 2,50 4,55 2,84 1,98 3,02

Total 4,13 2,61

Sumber : Data Lampiran 2, diolah.

Setelah melakukan pengumpulan data dan

pengolahan data, maka didapatkan rata –

rata posisi Non Performing Loan (NPL) /

Non Performing Financing (NPF) pada

bank umum syariah dan bank umum

konvensional. Berdasarkan tabel 4.2 di

atas, selama periode penelitian dari

triwulan I tahun 2013 sampai dengan

triwulan IV tahun 2017, tampak bahwa

bank umum syariah sebesar 4,13% lebih

tinggi dibandingkan dengan bank umum

konvensional sebesar 2,61% walaupun rata

– rata bank umum syariah dan bank umum

konvensional di bawah 5%, tetapi dari data

tersebut dapat di simpulkan bahwa bank

umum konvensional memiliki kualitas

lebih baik dibandingkan dengan bank

umum syariah.

9

Tabel 5

POSISI BOPO BANK SAMPEL PENELITIAN

PERIODE 2013 – 2017

(Dalam Presentase)

Tahun TW

Bank Umum Syariah Bank Umum Konvensional

Bank Syariah Mandiri

BNI Syariah

BRI

Syariah Bank Mega

Bank Mayapada

Internasional

Bank Sinarmas

2013

1 69,24 82,95 85,54 83,46 71,80 87,62

2 81,63 84,44 87,55 88,75 73,92 87,77

3 87,53 84,06 80,80 90,00 75,34 88,14

4 84,03 83,94 83,23 89,66 78,58 88,50

2014

1 81,99 84,51 92,43 85,59 84,70 94,02

2 93,03 86,32 99,84 86,03 82,41 94,03

3 93,02 85,85 97,35 88,05 82,67 93,99

4 98,46 85,03 99,14 91,25 84,27 94,54

2015

1 95,92 89,87 96,13 83,77 89,13 94,30

2 96,16 90,39 93,84 85,92 83,94 96,08

3 97,41 91,60 93,97 85,96 82,90 94,08

4 94,78 89,63 93,79 85,72 82,65 91,67

2016

1 94,44 85,37 90,70 82,01 78,38 85,79

2 93,76 85,88 90,41 85,15 80,13 86,81

3 93,93 86,28 90,99 80,15 82,04 85,08

4 94,12 87,67 91,33 81,81 83,08 86,23

2017

1 93,82 87,29 93,67 80,92 78,80 88,20

2 93,89 86,50 92,78 82,98 82,44 91,23

3 94,22 87,62 92,03 81,41 81,64 91,11

4 94,44 87,62 95,24 81,28 87,20 88,94

Rata – rata 91,29 86,64 92,04 84,99 81,30 90,41

Total 89,99 85,57

Sumber : Data Lampiran 3, diolah.

Setelah melakukan pengumpulan data dan

pengolahan data, maka didapatkan rata –

rata posisi Beban Operasional Terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) pada

bank umum syariah dan bank umum

konvensional. Berdasarkan tabel 4.3,

selama periode penelitian dari triwulan I

tahun 2013 sampai dengan triwulan IV

tahun 2017, tampak bahwa bank umum

syariah sebesar 89,99% lebih tinggi

dibandingkan bank umum konvensional

sebesar 85,57%.

10

Tabel 6

POSISI ROA BANK SAMPEL PENELITIAN

PERIODE 2013 – 2017

(Dalam Presentase)

Tahun TW

Bank Umum Syariah Bank Umum Konvensional

Bank Syariah Mandiri

BNI Syariah

BRI Syariah

Bank Mega

Bank Mayapada

Internasional Bank

Sinarmas

2013

1 2,56 1,62 1,71 1,77 3,42 1,80

2 1,79 1,24 1,41 1,19 3,01 1,83

3 1,51 1,22 1,36 1,08 2,90 1,79

4 1,53 1,37 1,15 1,14 2,53 1,71

2014

1 1,77 1,22 0,46 2,02 1,90 1,01

2 0,66 1,11 0,03 1,83 2,24 1,11

3 0,80 1,11 0,20 1,50 2,19 1,08

4 0,17 1,27 0,08 1,16 1,98 1,02

2015

1 0,44 1,20 0,53 2,38 1,29 1,10

2 0,55 1,30 0,78 1,96 1,96 0,81

3 0,42 1,32 0,80 2,00 2,11 1,13

4 0,56 1,43 0,77 1,97 2,10 0,95

2016

1 0,56 1,65 0,99 2,07 2,54 1,81

2 0,62 1,59 1,03 1,88 2,48 1,70

3 0,60 1,53 0,98 2,59 2,20 1,88

4 0,59 1,44 0,95 2,36 2,03 1,72

2017

1 0,60 1,40 0,65 2,26 2,16 1,31

2 0,59 1,48 0,17 2,08 1,76 0,95

3 0,56 1,44 0,82 2,25 1,87 0,98

4 0,59 1,31 0,51 2,24 1,30 1,26

Rata – rata 0,87 1,36 0,77 1,89 2,20 1,35

Total 1,00 1,81

Sumber : Data Lampiran 4, diolah.

Setelah melakukan pengumpulan data dan

pengolahan data, maka didapatkan rata –

rata posisi Rasio On Assets (ROA) pada

bank umum syariah dan bank umum

konvensional. Berdasarkan tabel 4.4,

selama periode penelitian dari triwulan I

tahun 2013 sampai dengan triwulan IV

tahun 2017, tampak bahwa bankumum

syariah memiliki rata-rata keseluruhan

ROA lebih rendah yaitu 1,00%, jika

dibandingkan dengan rata-rata keseluruhan

bank umum konvensional yaitu sebesar

1,81%.

11

Tabel 7

POSISI CAR BANK SAMPEL PENELITIAN

PERIODE 2013 – 2017

(Dalam Presentase)

Tahun TW

Bank Umum Syariah Bank Umum Konvensional

Bank Syariah Mandiri

BNI

Syariah BRI

Syariah Bank Mega

Bank Mayapada

Internasional

Bank Sinarmas

2013

1 15,23 18,68 11,81 17,77 11,19 23,14

2 14,16 18,90 15,00 17,55 10,27 24,03

3 14,33 16,63 14,66 17,18 13,77 22,74

4 14,10 16,23 14,49 15,74 14,07 21,82

2014

1 14,83 15,67 14,15 16,59 13,73 21,39

2 14,86 14,53 13,99 16,19 12,74 20,48

3 15,53 19,35 13,86 15,41 11,46 19,58

4 14,76 18,42 12,89 15,23 10,44 18,38

2015

1 11,35 15,40 13,21 16,49 12,34 17,70

2 11,97 15,11 11,03 16,43 11,91 15,06

3 11,84 15,38 13,82 14,93 10,69 13,81

4 12,85 15,48 13,94 22,85 12,97 14,37

2016

1 13,39 15,85 14,66 23,30 13,26 14,84

2 13,69 15,56 14,06 25,35 11,90 16,54

3 13,50 15,82 14,30 25,92 11,36 16,86

4 14,01 14,92 20,63 26,21 13,34 16,70

2017

1 14,40 14,44 21,14 24,50 13,70 16,72

2 14,37 14,33 20,38 24,02 12,49 15,63

3 14,92 14,90 20,98 25,00 12,55 16,84

4 15,89 20,14 20,29 24,11 14,11 18,31

Rata – rata 14,00 16,29 15,46 20,04 12,41 18,25

Total 15,25 16,90

Sumber : Data Lampiran 5, diolah.

Setelah melakukan pengumpulan data dan

pengolahan data, maka didapatkan rata –

rata posisi Capital Adequacy Ratio (CAR)

pada bank umum syariah dan bank umum

konvensional dapat dilihat pada tabel 4.5.

Berdasarkan tabel 4.5, selama periode

penelitian dari triwulan I tahun 2013

sampai dengan triwulan IV tahun 2017,

tampak bahwa bank umum syariah

memiliki rata-rata keseluruhan CAR lebih

rendah yaitu sebesar 15,25%, jika

dibandingkan dengan rata-rata keseluruhan

CAR bank umum konvensional yaitu

sebesar 16,90.

12

Hasil Analisis dan Pembahasan

Tabel 8

HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN HIPOTESIS PADA BANK UMUM

SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL

PERIODE MARET 2013 – SEPTEMBER 2017

Sumber : Data Lampiran 6, diolah.

Dari hipotesis yang diteliti, hasil uji

pada 5 variabel keuangan pada bank umum

syariah dan bank umum konvensional

dengan menggunakan uji t dua sisi dalam

penelitian ini, diketahui bahwa 5 variabel

(LDR/FDR, NPL/FDR, BOPO, ROA, dan

CAR) terbukti terdapat perbedaan yang

signifikan. Berikut ini adalah pembahasan

untuk masing – masing aspek :

LDR / FDR

Berdasarkan perhitungan t-tabel dan t-

hitung atau uji t diketahui bahwa H0

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat

perbedaan yang signifikan antara bank

umum syariah dan bank umum

konvensional. Dalam hal ini posisi rata –

rata LDR / FDR yang dimiliki bank umum

syariah sebesar 87,70% dan pada bank

umum konvensional sebesar 75,74%.

Sehingga jika dilihat dari posisi rata – rata

rasio, variabel LDR / FDR bank umum

syariah lebih tinggi dibandingkan bank

umum konvensional pada periode triwulan

I tahun 2013 sampai dengan triwulan IV

tahun 2017.

Hal ini dapat disebabkan oleh

perbedaan kebijakan masing – masing

kelompok bank dalam menyalurkan kredit

atau pembiayaan kepada nasabah. Hal ini

juga menunjukkan bahwa tingkat likuiditas

bank umum syariah lebih baik

dibandingkan bank umum konvensional,

artinya bank umum syariah memiliki

tingkat likuiditas yang memadai untuk

mengantisipasi penarikan dana pihak

ketiga (DPK), namun dengan adanya

LDR/FDR yang tinggi pada bank umum

syariah juga mengalami masalah ketika

nasabah melakukan penarikan dananya

ketika uang kas tidak memadai

dikarenakan terlalu banyak dana yang

digunakan untuk pembiayaan atau

pemberian kredit dan belum tertagih.

NPL/NPF

Berdasarkan perhitungan t-tabel dan t-

hitung atau uji t diketahui bahwa H0

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat

perbedaan yang signifikan antara bank

umum syariah dan bank umum

konvensional. Dalam hal ini posisi rata –

rata NPL/NPF yang dimiliki bank umum

syariah sebesar 4,13% dan pada bank

umum konvensional 2,61%. Sehingga jika

dilihat dari posisi rata – rata rasio variabel

NPL/NPF bank umum syariah dan bank

umum konvensional pada periode triwulan

I tahun 2013 sampai dengan triwulan IV

tahun 2017.

Dalam hal ini bank umum syariah

mengalami pembiayaan bermasalah yang

cukup besar dibandingkan dengan bank

umum konvensional, sehingga dapat

diartikan kualitas pembiayaan dan

pengolahan kredit yang buruk lebih besar

pada bank umum syariah. Walaupun

begitu, rasio NPL/NPF bank umum syariah

termasuk dalam kategori sangat baik oleh

Bank Indonesia.

Rasio t-hitung t-tabel Kesimpulan

LDR / FDR 7,044 ± 1,98027 Ho ditolak, H1 diterima

NPL / NPF 6,574 ± 1,98027 Ho ditolak, H1 diterima

BOPO 4,473 ± 1,98027 Ho ditolak, H1 diterima

ROA -8,176 ± 1,98027 Ho ditolak, H1 diterima

CAR -2,497 ± 1,98027 Ho ditolak, H1 diterima

13

BOPO

Berdasarkan perhitungan t-tabel dan t-

hitung atau uji t diketahui bahwa H0

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat

perbedaan yang signifikan antara bank

umum syariah dan bank umum

konvensional. Dalam hal ini posisi rata –

rata BOPO yang dimiliki bank umum

syariah sebesar 89,99% dan pada bank

umum konvensional 85,57%. Sehingga

jika dilihat dari posisi rata – rata rasio

variabel BOPO bank umum syariah lebih

tinggi dibandingkan dengan bank umum

konvensional pada periode triwulan I

tahun 2013 sampai dengan triwulan IV

tahun 2017.

Hal ini berarti bahwa dalam

melaksanakan kegiatan operasional

perbankan, bank umum konvensional

kurang baik dalam mengendalikan biaya

operasional seefisien mungkin untuk

menghasilkan pendapatan operasional, hal

ini juga dapat disebabkan oleh semakin

tinggi resiko menunjukkan semakin tinggi

pula biaya operasional yang dikeluarkan

oleh bank dan semakin rendah pula tingkat

keuntungan yang didapatkan sehingga

dalam operasinya bank tidak dapat

meningkatkan pendapatannya.

ROA

Berdasarkan perhitungan t-tabel dan t-

hitung atau uji t diketahui bahwa H0

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat

perbedaan yang signifikan antara bank

umum syariah dan bank umum

konvensional. Dalam hal ini posisi rata –

rata ROA yang dimiliki bank umum

syariah sebesar 1,00% dan pada bank

umum konvensional 1,81%. Sehingga jika

dilihat dari posisi rata – rata rasio variabel

ROA bank umum syariah lebih rendah

dibandingkan dengan bank umum

konvensional pada periode triwulan I

tahun 2013 sampai dengan triwulan IV

tahun 2017.

Dalam hal ini, rendahnya ROA pada

bank umum syariah disebabkan bank

umum syariah kurang memiliki

kemampuan yang baik dalam memperoleh

laba atau keuntungan dari pengelola aset

yang dimiliki sehingga dipengaruhi oleh

tingginya kredit bermasalah dan

pengelolaan aktiva produktif bermasalah

yang kurang baik.

CAR

Berdasarkan perhitungan t-tabel dan t-

hitung atau uji t diketahui bahwa H0

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat

perbedaan yang signifikan antara bank

umum syariah dan bank umum

konvensional. Dalam hal ini posisi rata –

rata CAR yang dimiliki bank umum

syariah sebesar 15,25% dan pada bank

umum konvensional 16,90%. Sehingga

jika dilihat dari posisi rata – rata rasio

variabel CAR bank umum syariah lebih

rendah dibandingkan dengan bank umum

konvensional pada periode triwulan I

tahun 2013 sampai dengan triwulan IV

tahun 2017.

Dalam hal ini bisa terjadi karena kenaikan

modal bank lebih kecil dari pada kenaikan

aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR)

pada bank umum syariah, sedangkan

kenaikan modal bank lebih besar dari pada

kenaikan ATMR pada bank umum

konvensional, sehingga dalam hal ini CAR

bank umum konvensional lebih tinggi dari

bank umum syariah. Namun secara umum

kedua kelompok bank tersebut dinilai

sangat baik oleh Bank Indonesia.

KESIMPULAN, KETERBATASAN

DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

pertama (H1) pada penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan terhadap kinerja keuangan

bank umum syariah dan bank umum

konvnesional pada rasio LDR/FDR,

NPL/NPF, BOPO, ROA, dan CAR.

Dimana pada rasio LDR/FDR, ROA, dan

CAR nilai rata-rata bank umum syariah

lebih baik jika dibandingkan dengan rata-

rata bank umum konvensional. Sedangkan,

pada rasio NPL/NPF dan BOPO nilai rata-

rat bank umum konvensional lebih baik

14

jika dibandingkan dengan rata-rata bank

umum syariah.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan (1)

Banyaknya aset bank yang tidak sesuai

kriteria sampel yaitu aset diatas 30Tririliun

dan dibatasi sampai 100Triliun, sehingga

dalam penelitian ini hanya memiliki 3

Bank Umum Syariah dan 3 Bank

Umumum Konvensional. (2) Periode

penelitian berbatas, yakni mulai periode

triwulan I tahun 2013 sampai dengan

triwulan IV tahun 2017.

Berdasarkan pada hasil dan keterbatasan

penelitian, maka saran yang dapat

diberikan kepada Bank Umum Syariah

yaitu, pada rasio NPF di dalam perbankan

syariah sebaiknya dapat ditingkatkan

kualitasnya dengan lebih berhati – hati

dalam pemberian kredit terhadap nasabah

untuk mengurangi jumlah kredit yang

macet dan bermasalah. Dan usahakan

setiap asset yang berisiko dapat

menghasilkan pendapatan, sehingga tidak

perlu menekan permodalan. Agar CAR

dalam bank syariah dapat meningkat.

Sedangkan, untuk bank umum

konvensional sebaiknya bank

konvensional bisa mengkonversi diri

menjadi bank umum syariah.

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan

mampu mengembangkan penelitian ini

dengan baik dari segala segi sehingga

dapat mengembangkan variable dan

sampel pada penelitian yang sudah ada

agar dapat lebih berkembang dalam

mengukur kinerja keuangan bank.

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah Thamrin dan Francis Tantri.

2012. Bank dan Lembaga

Keuangan. Jakarta : Grafindo.

AbdusSamad dan Edy Anan.

“Perbandingan Kinerja

Keuangan Antara Bank Umum

Konvensional dan Bank

Umum Syariah di Indonesia”.

Jurnal EBBANK. Vol 8. Pp 67

– 88.

Bambang Rianto Rustam. 2013.

Manajemen Risiko Perbankan

Syariah di Indonesia. Jakarta :

Salemba Empat.

Bank Indonesia,Kamus Bank Indonesia.

(www.bi.go.id)

_______, 1998. UU No 10 Tahun 1998,

Tentang Perubahan Terhadap

UU No. 7 Tahun 1992. Jakarta.

_______, 2011. Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 13/24/DPNP

Perihal Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum.

www.bi.go.id. 25 Oktober.

_______, Surat Edaran Bank Indonesia

Nomor 13/30/DPNP tanggal

16 Desember tahun 2011

_______, Surat Edaran No.3/30/DPNP

tanggal 14 Desember tahun

2001 tentang Laporan

Keuangan Publikasi

Triwulanan dan Bulanan Bank

Umum serta Laporan Tertentu

yang Disampaikan kepada

Bank Indonesia, Indonesia,

Jakarta.

_______, Bank Indonesia.Surat Edaran

No.31/147/KEP/DIR tanggal

12 November tahun 1998

tentang Aktiva Produktif,

Indonesia, Jakarta.

Darmawi. 2012. Manajemen

Perbankan.Jakarta : Bumi

Aksara

Firmansyah. 2013. “Analisis Perbandingan

Kinerja Keuangan Antara

Bank Syariah dengan Bank

Konvensional”. Skripsi Sarjana

diterbitkan, Universitas

Sumatra Utara.

15

Frianto Pandia. 2012. Metode Penelitian.

Cetakan ketujuh. Bogor :

Penerbit Ghalia Indonesia.

I Sudana. 2011. Manajemen Keuangan

Perusahaan Teori dan

Praktek. Jakarta : Erlangga.

I Wayan Sudirman. 2013. Manajemen

Perbankan – Menuju Bankir

Konvensional yang

Profesional. Jakarta : Kencana

Prenada Media Grup.

Izzat El Haqiqi.2015. “Perbandingan

Kinerja Keuangan Bank

Umum Syariah dengan Bank

Umum Konvensional”. Skripsi

Sarjana STIE Perbanas

Surabaya.

Kasmir, 2012. Manajemen Perbankan.

Jakarta : PT Grafindo Persada.

_______, 2013. Analisis Laporan

Keuangan. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

_______, 2014. Dasar – dasar Perbankan.

Edisi Revisi 2008. Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada.

_______,2014. Bank dan Lembaga

Keuangan Lainnya. Edisi

Revisi 2014. Jakarta : PT Raja

Grafindo.

LuhDita dan Ni Made. “Analisis

Perbandingan Kinerja

Keuangan Perbankan Umum

Konvensional dan Perbankan

Syariah periode 2011 – 2015”.

E-JurnalAkutansi Universitas

Udayana.

Vol.20.3(September). Pp 2217

– 2243.

Mudrajad., Kuncoro., dan Suhardjono.

2011. Manajemen Perbanakan

Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta : BPFE

Yogyakarta.

Muhamad. 2014. Manajemen Dana Bank

Syariah. Cetakan Kesatu.

Jakarta : PT Raja Grafindo.

Otoritas Jasa Keuangan, 2016. Booklet

Perbankan Indonesia 2016.

www.ojk.go.id

_______, 2017. Statistika Perbankan

Indonesia.

http://www.ojk.gp.od, diakses

Maret 2017.

SelamaetRisyadi, Edisi Ketiga. Banking

Assets And Liability

Management. Jakarta :

Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Surat Edaran Bank Indonesia

No.15/11/DPNP 8 April 2013.

Sutrisno Edy. 2012. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta : PT

Bumi Aksara.

Undang – Undang No. 21 Tahun 2008,

Tentang Perbankan Syariah,

Pasal 1 butir 23.

Veithzal Rivai., Sofyan Bazir., Sarwono

Sudarto., dan Arifiandy

Permata Veithzal. 2012.

Commercial Bank

Management “Manajemen

Perbankan dari Teori ke

Praktik”. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.