pengaruh model (pjbl) terhadap hasil belajar fisika...

12
1 PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARING (PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 MODEL KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2018/2019 1) Maria Zalina, 2) Ahmad Amin, 3) Ovilia Putri Utami Gumay Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau Abstrak: Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Project Based Learning (PJBL) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar Fisika siswa, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar Fisika siswa adalah sulitnya siswa memahami suatu konsep materi pembelajaran. oleh karna itu peneliti mencoba untuk menggunakan model project based learning (PJBL) ini. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model project based learning (PJBL) terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas XI SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau yang berjumlah 104 siswa. Dua kelas diambil sebagai sampel secara acak, dimana kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol dan XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes soal berbentuk esai dengan jumlah sebanyak 7 soal. Data skor tes akhir dianalisis dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data t hitung = 2,19 dan t tabel = 2,00 karena t hitung >t tabel maka diperoleh kesimpulan ada pengaruh model Project based learning (PJBL) terhadap hasil belajar Fisika siswa. Kata Kunci : Model Project Based Learning (PJBL), Hasil Belajar Fisika PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peran yang sentral dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu menghadapi tantangan zaman. Agar tercipta SDM yang kompetitif dan memiliki daya saing, diperlukan peningkatan kualitas pendidikan yang berkesinambungan. Di Indonesia pada khususnya pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengembangkan diri sehingga mampu menghadapi perubahan, maka dari itu perlu diupayakan agar kualitas pendidikan di sekolah dengan cara memperbaiki dan mengembangkan proses pembelajaran disekolah. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik atau siswa dalam

Upload: others

Post on 02-Mar-2020

19 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARING (PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 MODEL KOTA

LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2018/2019

1)Maria Zalina, 2)Ahmad Amin, 3)Ovilia Putri Utami Gumay Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau

Abstrak: Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Project Based Learning (PJBL) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar Fisika siswa, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar Fisika siswa adalah sulitnya siswa memahami suatu konsep materi pembelajaran. oleh karna itu peneliti mencoba untuk menggunakan model project based learning (PJBL) ini. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model project based learning (PJBL) terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas XI SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau yang berjumlah 104 siswa. Dua kelas diambil sebagai sampel secara acak, dimana kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol dan XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes soal berbentuk esai dengan jumlah sebanyak 7 soal. Data skor tes akhir dianalisis dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data thitung = 2,19 dan ttabel = 2,00 karena thitung >ttabel maka diperoleh kesimpulan ada pengaruh model Project based learning (PJBL) terhadap hasil belajar Fisika siswa.

Kata Kunci : Model Project Based Learning (PJBL), Hasil Belajar Fisika

PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peran yang

sentral dalam mewujudkan sumber daya

manusia (SDM) yang mampu menghadapi

tantangan zaman. Agar tercipta SDM yang

kompetitif dan memiliki daya saing,

diperlukan peningkatan kualitas

pendidikan yang berkesinambungan. Di

Indonesia pada khususnya pendidikan pada

dasarnya merupakan suatu proses yang

digunakan untuk membantu manusia

dalam mengembangkan diri sehingga

mampu menghadapi perubahan, maka dari

itu perlu diupayakan agar kualitas

pendidikan di sekolah dengan cara

memperbaiki dan mengembangkan proses

pembelajaran disekolah.

Pendidikan berfungsi membantu

peserta didik atau siswa dalam

2

mengembangkan dirinya, yaitu

mengembangkan potensi kecakapan serta

karakteristik pribadinya kearah positif baik

bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.

Pendidikan bukan hanya sekedar memberi

pengetahuan, nilai-nilai atau melatih

keterampilan, pendidikan juga berfungsi

untuk mengembangkan potensial yang

telah dimiliki setiap peserta didik.

Pendidikan memegang peranan

penting dalam usaha mencerdaskan

kehidupan anak bangsa. Salah satu ilmu

pendidikan yang harus dipelajari yaitu

ilmu pengetahuan alam (IPA), dan fisika

merupakan salah satu bagian dari ilmu

pengetahuan alam serta mata pelajaran

yang wajib diadakan di sekolah, mata

pelajaran fisika hendaknya bukan hanya

sekedar menyampaikan informasi atau

cerita tentang fisika saja, tetapi juga harus

betul-betul membimbing peserta didik agar

benar-benar memahami apa saja yang

terkandung pada fisika, hal ini mungkin

terjadi karena karakteristik dari ilmu fisika

itu sendiri.

Guru dihadapkan dengan tantangan

bagaimana cara mengajar dengan baik dan

bisa diterima oleh siswa. Tapi pada kondisi

nyata saat ini kebanyakan guru di sekolah

guru mengajar dengan membebani siswa

utuk menghapal sehingga kebanyakan

siswa kurang berminat untuk mempelajari

ilmu fisika. Dan di sini pendidik atau guru

adalah seseorang yang berperan untuk

mengajak, membantu, dan membimbing

siswa dalam mengembangkan potensial

yang dimiliki oleh siswanya, tapi nyatanya

pada saat proses belajar berjalan diketahui

adanya masalah yang sering kali terjadi di

kelas, yang mana permasalahan tersebut

tertuju pada bagaimana cara guru itu

sendiri mengajar di dalam kelas.

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan pada tanggal 20 juli 2018

dengan hasil wawancara yang dilakukan

dengan Ibu Siska, S.Pd selaku guru yang

mengajar fisika di kelas XI SMA Negeri 5

Model Kota Lubuklinggau, beliau

mengatakan bahwa nilai kognitif siswa

tergolong rendah. Rendahnya nilai kognitif

siswa dilihat dari siswa yang tuntas dari

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

hanya 39,56% sedangkan siswa yang tidak

tuntas dari Kriteria Ketuntasan Minimum

sebanyak 60,44%. Dimana nilai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) pada kelas

XI SMA Negeri 5 Model kota

Lubuklinggau adalah 70.

Rendahnya nilai kognitif siswa

dikarenakan sulitnya siswa untuk

3

memahami suatu konsep materi

pembelajaran. Siswa lebih senang dan

lebih mudah memahami suatu konsep

materi pembelajaran jika guru

menggunakan model praktikum dengan

menggunakan model praktikum siswa

merasa ikut terlibat dalam pembelajaran.

Siswa akan berperan aktif dalam kegiatan

proses pembelajaran sehingga tidak akan

merasa bosan dan tertarik untuk belajar

fisika.

Siswa akan merasa bosan dan tidak

tertarik untuk belajar fisika bila hanya

mendengarkan tanpa melakukan aktivitas

sedikit pun seolah-olah tidak ada waktu

yang terpakai untuk berpikir dan

berkreativitas, permasalahan tersebut

banyak kita jumpai di sekolah-sekolah

khususnya sekolah yang sedang diteliti

yaitu SMA Negeri 5 Model Kota

Lubuklinggau. Dengan melihat

permasalahan yang ada peneliti berniat

untuk mengangkat atau menerapkan model

pembelajaran yang sedikit berbeda dengan

model pembelajaran yang biasa dipakai,

model pembelajaran tersebut ialah model

pembelajaran dengan berbasis proyek

dengan tujuan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa, melalui model pembelajaran

yang tersebut diharapkan kemampuan

siswa untuk dapat menyelesaikan masalah-

masalah yang diberikan guru di kelas dapat

diselesaikan dengan baik dan siswa dapat

dengan mudah memahami suatu konsep

materi pembelajaran. Model pembelajaran

project based learning (PJBL) dapat

menumbuh sikap belajar siswa yang lebih

disiplin dan dapat membuat siswa lebih

aktif dan kreatif dalam belajar

(Nurfitriyanti, 2006:150). Aqib dan Ali

(2016:159) pembelajaran berbasis proyek

ini menitikberatkan pada aktivitas peserta

didik untuk dapat memahami suatu konsep

pembelajaran dengan melakukan

investigasi tentang suatu masalah dan

menemukan solusi dengan pembuatan

proyek.

Maka dari itu peneliti menggunakan

model pembelajaran Project Based

Learning (PJBL), model pembelajaran

yang berbasis proyek ini digunakan

sebagai alat untuk melihat pengaruh model

Project based Learning (PJBL) terhadap

hasil belajar siswa, pembelajaran berbasis

proyek ini didefinisikan sebagai model

pembelajaran dimana siswa menjadi pusat

kegiatan pembelajaran, mereka juga

mendapatkan tanggung jawab sosial dalam

kelompok dan mereka memperoleh

4

pengetahuan ilmiah. Telah banyak diamati

dalam bidang studi bahwa hasil belajar

yang berhasil diperoleh dengan cara

belajar praktikum.

Dengan menerapkan model tersebut

peneliti ingin melihat hasil belajar siswa

setelah diterapkan model pembelajaran

tersebut. Dengan melihat permasalahan di

atas peneliti tertarik mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Project Based Learning

(PJBL) terhadap Hasil Belajar Fisika

Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Model

Kota Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2018/2019”.

MODEL PROJECT BASED

LEARNING (PJBL)

Pembelajaran fisika banyak

memerlukan bantuan untuk memecahkan

masalah, cara yang digunakan untuk

memecahkan masalah adalah penggunaan

model pembelajaran pada saat proses

kegiatan belajar dan mengajar. Salah satu

model pembelajaran yang dapat diterapkan

untuk membantu memecahkan masalah

adalah model pembelajaran yang berbasis

proyek project based learning (PJBL).

Waluyo (2014:456) pembelajaran

berdasarkan proyek atau Project Based

Learning (PJBL) adalah sebuah model

pembelajaran yang inovatif, yang menekan

pada kegiatan belajar yang aktif.

Kemdikbud, (dalam Aqib dan Ali,

2016:159) Project Based Learning (PJBL)

atau pembelajaran berbasis proyek

merupakan metode belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah

awal dalam mengumpulkan dan

mengintregrasikan pengetahuan baru

berdasarkan pengalamannya dalam

beraktivitas secara nyata, dan menurut

Aqib dan Ali (2016:159) pembelajaran

berbasis proyek ini menitikberatkan pada

aktivitas peserta didik untuk dapat

memahami suatu konsep pembelajaran

dengan melakukan investigasi tentang

suatu masalah dan menemukan solusi

dengan pembuatan proyek.

Amirudin (dalam Kristanti, dkk,

2016:123) menyatakan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek (Project

Based Learning Model) memiliki

keunggulan dari karakteristiknya, yaitu

membantu siswa merancang proses untuk

menentukan sebuah hasil, melatih siswa

bertanggung jawab dalam mengelola

informasi yang dilakukan pada sebuah

proyek yang dan yang terakhir siswa yang

5

menghasilkan sebuah produk nyata, hasil

siswa itu sendiri yang kemudian

dipresentasikan dalam kelas. Model ini

juga merupakan model yang berfokus pada

kreatifitas berfikir, pemecahan masalah

dan interaksi antar pembelajar dengan

kawan sebaya untuk menciptakan dan

menggunakan pengetahuan baru

Berenfeld, dkk, (dalam Noviyana,

2017:112).

Dari beberapa pendapat di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek atau model

pembelajaran Project Based Learning

(PJBL) adalah suatu model pembelajaran

yang banyak melibatkan peserta didik pada

saat proses pembelajaran, karena peserta

didik akan melakukan suatu praktikum

untuk lebih mudah memahami suatu

konsep pembelajaran dan dapat

menghidupkan proses belajar serta

membantu proses belajar lebih aktif,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Buck institute for education (dalam

Nurfitriyanti, 2016:154) menyatakan

bahwa project based learning memiliki

karakteristik, sebagai berikut:

1) Siswa mengambil keputusan sendiri

dalam kerangka kerja yang telah

ditentukan sebelumnya 2) Siswa berusaha

memecahkan sebuah masalah atau

tantangan yang tidak memiliki suatu

jawaban yang pasti 3) Siswa ikut

merancang proses yang akan ditempuh

dalam mencari solusi 4) Siswa didorang

untuk berfikir kritis, memecahkan

masalah, berkolaborasi, serta mencoba

berbagai macam bentuk komunikasi 5)

Siswa bertanggung jawab mencari dan

mengelolah sendiri informasi yang mereka

kumpulkan 6) Pakar-pakar dalam bidang

yang berkaitan dengan proyek yang dijalan

sering diundang menjadi guru dan tamu

dalam sesi-sesi tertentu untuk memberikan

pencerahan kepada siswa 7) Evaluasi

dilakukan secara terus menerus selama

proyek berlangsung 8) Siswa secara

reguler merefleksikan dan merenungi apa

yang telah mereka lakukan , baik secara

proses maupun hasilnya 9) Produk dari

akhir proyek (belum tentu material, tetapi

juga bisa berupa presentasi, drama dan

lain-lain dipresentasikan didepan umum

dan dievaluasi kualitasnya 10) Didalam

kelas dikembangkan suasana penuh

toleransi terhadap kesalahan dan

perubahan, serta mendorong

bermunculannya umpan balik serta revisi.

karakteristik model Project Based

Learning antara lain 1) Peserta didik yang

6

memecahkan masalahnya sendiri. 2) Guru

hanya sebagai fasilitator. 3) Peserta didik

membuat suatu produk untuk memecahkan

masalah yang diberikan sebelumnya. 4)

Peserta didik yang memegang kendali atas

apa yang dikerjakan.

Langkah-langkah pelaksanaan model

Project Based Learning menurut Pratama

dan Ihtiari (2016:47) antara lain 1)

Perencanaan proyek (Project Planning) 2)

Pelaksanaan proyek (Project Launch) 3)

Penyelidikan terbimbing dan pembuatan

produk (Guided Inquiry and Product

Creation) 4) Kesimpulan proyek (Project

Conclution) dan menurut peneliti langkah-

langkah model pembelajaran Project

Based Learning adalah 1) Menentukan

masalah 2) Menyusun perencanaan

pembuatan proyek 3) Menyusun jadwal

prencanaan pembuatan proyek 4)

Membimbing proses pembuatan proyek

5) Presentasi hasil proyek.

kelebihan model Project Based

Learning (PJBL), maka dapat disimpulkan

kelebihan model pembelajaran Project

Based Learning antara lain a) Membantu

siswa untuk lebih mudah memahami

konsep materi pembelajaran b) Dapat

meningkatkan minat belajar siswa c)

Menghasilkan suatu produk d)

Memberikan pengalaman yang baru

dalam belajar e) Meningkatnya hasil

belajar siswa dan kekurangan model

pembelajar Project Based Learning adalah

a) kelas cenderung gaduh/ribut b)

membutuhkan waktu yang lama c)

Membutuhkan alat yang cukup d)

Membutuhkan biaya, tenaga dan ketelitian.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian eksperimen dengan

metod kuantitatif yang melibatkan dua

kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol),

dan design penelitian ini menggunakan

design bentuk pre-test post-test control

group design. Menurut Sugiyono

(2012:12) dapat dilihat pada tabel 1.

berikut.

Tabel 1. Design Penelitian Grup Pre-

test Treatment

Post-test

Eksperimen 01 X 02

kontrol 03 04

Sampel pada penelitian ini adalah

kelas XI IPA 1 (sebagai kelas ekperimen)

dan kelas XI IPA 2 (sebagai kelas kontrol).

Sampel diambil dengan menggunakan

teknik random sampling. Pada penelitian

terdapat dua variabel diantaranya variabel

bebas adalah model project based learning

7

(PJBL) dan variabel terikat adalah hasil

belajar siswa. Penelitian ini dilakukan

denan memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap dua kelas, kelas

eksperimen menggunakan model project

based learning (PJBL) dan pada kelas

kontrol menggunakan model

konvensional.

Sebelum kelas diterapkan

treatmen terlebih dahulu peneliti

melakukan uji coba instrumen dengan 12

soal tes yang dilakukan di kelas XII IPA 3.

Setelah melakukan uji coba instrumen

terdapat 7 soal valid yang akan digunakan

untuk pre-test dan post-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Sebelum dilakukan pre-test dan post-

test peneliti melakukan uji coba instrumen

terlebih dahulu, uji coba instrumen

menggunakan 12 soal dengan bentuk

essay. Analisis data uji coba instrumen

menggunakan rumus validitas instrumen

dan reliabilitas instrumen. Arikunto

(2010:211) rumus validitas instrumen

menggunakan:

r�� = N∑XY − (∑X) (∑Y)�[N∑X� − (∑X)�] [N∑Y� − (∑Y)�]

Dimana r�� adalah angka indeks

korelasi “r” product moment, N adalah

banyak nya sampel, ∑XYadalah jumlah

hasil perkalian antara skor X dan skor Y,

∑Xadalah jumlah skor X, ∑Yadalah

jumlah skor Y. Untuk mendapat

kesignifikan data validitas instrumen

selanjutnya melakukan perhitungan

dengan uji-t ������� = �√� − 2√1 − ��

Sundayana (2015:60) Rumus reliabilitas instrumen menurut

Sundayana (2015:69) r�� = � nn − 1 (1 − ∑!��!�� )

Dari rumus di atas dapat diartikan

dimana r�� adalah reliabilitas instrumen, n

adalah banyaknya butir butir pertanyaan,

∑!��adalah jumlah varians item, !��

adalah varians total, setelah melukan

analisi dari 12 soal tes terdapat 7 soal valid

akan digunakan untuk pre-test dan post-

test.Test kemampuan awal siswa (pre-test)

dilakukan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa sebelum diberikan atau

diterapkan perlakuan model project based

learning (PJBL), nilai rata-rata pre-test

kelas eksperimen sebesar 27,35 dan 34,29

untuk kelas kotrol dengan simpngan baku

9,09 kelas eksperimen dan 11,57 untuk

kelas kontrol. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel 2 berikut.

8

Tabel 2.nilai rata-rata dan simpangan baku data pre-test Kelas N ("̅) S

Eksperimen 34 27,35 9,09 Kontrol 34 34,29 11,57 Nilai rata-rata post-test lebih tinggi

di bandingkan dengan nilai rata-rata pre-

test dimana nilai rata-rata kelas

eksperimen sebesar 78,82 dengan

simpangan baku sebesar 8,18 dan nilai

rata-rata post-test kelas kontrol 74,58

dengan simpangan baku 8,06. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3.nilai rata-rata dan simpangan baku data post-test

Kelas N ("̅) S Eksperimen 34 78,82 8,18

Kontrol 34 74,58 8,06

Rekapitulasi nilai rata-rata dan

simpangan baku data pre-test dan post-test

dapat disimpulkan dalam bentuk grafik

seperti pada gambar 1 dan 2 berikut.

gambar 1. Grafik perbandingan nilai rata-

rata dan simpangan baku hasil pre-test

Gambar 2. Grafik perbandingan nilai rata-

rata dan simpangan baku hasil

post-test

Berdasarkan data hasil post-test

kelas eksperimen dapat dikatakan bahwa

nilai rata-rata post-test kelas eksperimen

lebih tinggi dari pada nilai rata-rata post-

test kelas kontrol, hal ini dapat dilihat pada

gambar grafik 2 diatas.

Setelah mengetahui nilai rata-rata

dan simpangan baku pre-test dan post-test

kelas eksperimen dan kelas kontrol

selanjutnya uji normalitas pre-test dan

post-test pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, untuk menghitung normalitas data

mengguakan rumus berikut.

"� = $(%�&'()�)�*

�+�

Gunawan (2013:71)

untuk hasil normalitas pre-test kelas

eksperimen sebesar 4,5162 sedangkan

kelas kontrol sebesar 11,0285 dengan taraf

0102030405060708090

nilai rata-rata

simpangan

baku

0

5

10

15

20

25

30

35

40

nilai rata-rata

simpangan

baku

9

signifikan 5% (,=0,05). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Uji normalitas data pre-test Kelas X2

hitun

g

dk X2tabel Kesim

pulan Eksperimen

4,5162

5 11,070 Normal

Kontrol

11,0285

5 11,070 Normal

Uji normalitas post-test kelas

eksperimen sebesar 7,7357 dan kelas

kontrol 6,2116 dengan taraf signifikan 5%

(,=0,05). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Uji normalitas data post-test Kelas X2

hitun

g

Dk X2tabel Kesimp

ulan Eksperimen

7,7357

5 11,070

Normal

Kontrol

6,2116

5 11,070

Normal

Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui apakah kedua sampel (kelas

eksperimen dan kelas kontrol) homogen

atau tidak. Untuk mengitung homogenitas

menggunakan rumus berikut.

-������ = ./�0/�!12!/�./�0/�!32405 = (!067/�8/�1/3912!/�)�(!067/�8/�1/3932405)�

-������ = :��:��

Sundayana (2015:144)

Pada data pre-test Fhitung sebesar 1,67

sedangakan Ftabel 1,80. Karena Fhitung Ftabel

berarti sampel dikatakan Homogen. Sama

hal nya dengan uji homogenitas post-test,

nilai Fhitung sebesar 1,02 dan nilai Ftabel 1,80

menunjukan bahwa kedua varians

homogen.

Hipotesis statistik yang kan di uji Ha

rata-rata hasil belajar fisika siswa

eksperimen setelah menggunakan model

project based learning (PJBL) lebih tinggi

atau sama dengan 70 (;<>70) sedangkan

Ho rata-rata hasil belajar fisika siswa

setelah menggunakan model project based

learning (PJBL) lebih renda dari 70

(;<<70). Untuk menghitung uji statistika

menggunakan rumus berikut.

������� = "� − "�:�=>?�� + ������

Dengan:

:�=> = A(�� − 1):�� + (�� − 1):���� + �� − 2

Sundayana (2015:146)

Uji hipotesis data pre-test

didapatkan nilai thitung -1,97 dengan dk 6

dan nilai ttabel 2,00, dilihat dari data dapat

dikatakan thitung < ttabel dan Ho diterima.

Sedangkan uji hipotesis data post-test di

dapatkan thitung 2,19 dengan dk 6 dan ttebel

2,00, dari data tersebut dapat dikatakan

bahwa thitung > ttabel dan Ha diterima.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 6 dan 7 berikut.

10

Tebel 6. Uji kesamaan dua rata-rata data pre-test

Kelas Thitu

ng

dk Ttab

el

Kesimpulan

Eksperimen

-1,97

66 2,00 Thitung <Ttabel

Ho diterima

Kontrol

Tabel 7. Uji kesamaan dua rata-rata

data post-test Kelas Thitu

ng

Dk

Ttab

el

Kesimpulan

eksperimen

2,19 66 2,00 Thitung ≥Ttabel Ha diterima Kontrol

Pembahasan

Tujuan dalam penelitian ini adalah

mengetahui pengaruh model Project Based

Learning (PJBL) terhadap hasil belajar

fisika siswa kelas XI SMA Negeri 5 Model

Kota Lubuklinggau, dengan populasi

penelitian adalah seluruh siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 5 Model Kota

Lubuklinggau. Dengan sampel penelitian

XI IPA 2 (sebagai kelas eksperimen) dan

kelas XI IPA 1 (sebagai kelas kontrol).

Kedua kelas diberikan perlakuan

yang berbeda, pada kelas eksperimen

diberikan perlakuan dengan menggunakan

model project based learning (pjbl) dan di

kelas kontrol menggunakan metode

ceramah. Peneliti juga menggunakan kelas

XII IPA 3 SMA Negeri 5 Model Kota

Lubuklinggau untuk melakukan uji coba

instrumen tes, dalam pelaksanaan

penelitian pokok bahasan yang dibahas

pada kedua kelas adalah sama yaitu materi

fluida statis. Sebelum diberikan perlakuan

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

diberikan pre-test (tes awal) terlebih

dahulu, dimana pre-test tersebut bertujuan

untuk melihat kemampuan awal siswa

sebelum diberikan perlakuan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Dari data-data di atas ternyata hasil

penelitian menunjukan hasil belajar pada

kelas eksperimen lebih tinggi dari hasil

belajar kelas kontrol. Kelas eksperimen

memperoleh nilai rata-rata pre-test 27,35

dan nilai rata-rata post-test 78,82 maka

terjadi peningkatan hasil belajar 51,47

dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah

63, yang mendapatkan nilai tuntas (sama

dengan atau di atas) 70 nilai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 29

siswa atau 85,29% dan siswa yang

mendapat nilai tidak tuntas di kelas

eksperimen sebanyak 5 siswa atau 14,70%.

Sedangkan skor rata-rata pre-test di kelas

kontrol 34,29 dan nilai rata-rata post-test

74,58 maka terjadi peningkatan hasil

belajar 40,29 dengan nilai tertinggi 89 dan

nilai terendah 60, yang mendapatkan nilai

tuntas (sama dengan atau di atas) 70

(KKM) sebanyak 24 siswa atau 70,58%

11

dan siswa yang mendapat nilai tidak tuntas

sebanyak 10 siswa atau 29,41%.

Dari hasil penelitian dan analisis

data menggunakan uji-t pada taraf

signifikan , = 0,05 didapatkan thitung≥ttabel

(2,19≥ 2,00) sehingga Ha diterima dan Ho

ditolak. Maka dapat disimpulkan nilai rata-

rata skor kelas eksperimen lebih tinggi dari

pada skor kelas kontrol dan hipotesis

diterima artinya “ada pengaruh model

Project Based Learning (PJBL) terhadap

hasil belajar fisika siswa kelas XI SMA

Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau” pada

materi fluida statis.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan nilai rata-rata pre-test kelas

eksperimen 27,35 dan nilai rata-rata pre-

test kelas kontrol 34,29. Nilai rata-rata

post-test kelas eksperimen 78,82 dan nilai

rata-rata post-test kelas kontrol 74,58,

pengujian hipotesis dengan menggunakan

uji-t dengan taraf signifikan , = 0,05 dan

derajat kebebasan (dk) = 66, didapatkan

thitung ≥ttabel (2,19 ≥ 2,00) dengan demikan

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

model Project Based Learning (PJBL)

terdapa hasil belajar fisika siswa kelas XI

SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau

Tahun pelajaran 2018/2019.

SARAN

Setelah mengetahui hasil analisis,

pembahasan dan simpulan data, maka

terdapat beberapa saran yang ditunjukan

kepada sekolah, guru dan peneliti lain

yang berminat meneliti menganai model

Project Based Learning (PJBL).

1. Bagi sekolah, model Project Based

Learning (PJBL) dapat digunakan

sebagai bahan masukan dalam

meningkatkan mutu dan kualitas

pembelajaran siswa.

2. Bagi guru, kegiatan belajar mengajar

hendaknya menerapkan berbagai model

pembelajaran yang bervariasi dan tepat

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi peneliti lainnya, dapat menerapkan

model Project Based Learning (PJBL)

pada materi pembahasan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal dan Ali Murtadlo. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Inovatif. Bandung: Sarana Tutorial Sejahtera.

Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistk Untuk Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Pazama Publishing.

Kristanti, Yulita Dyah, dkk. 2016. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

12

(Project Based Learning) Pada Pembelajaran Fisika Disma. Jurnal Pembelajaran Fisika. 5(2), 122-128.

Noviyana, Hesti. 2017. Pengaruh Model project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa. Jurnal Edumath. 3(2), 2356-2056.

Nurfitriyanti, Maya. 2016. Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecah Masalah Matematika. Jurnal Formatif. 6(2) Hal 149-160.

Pratama, Hendrik dan Ihtiari

Prastyaningrum. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Berbantu Media Pembelajaran Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis. Jurnal penelitian fisika dan aplikasinya (JPFA). 6(2) Hal 44-50

Waluyo, Puguh. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Pengendali PLC Di SMK Negeri 1 Madiun. Jurnal pendidikan teknik elektro. 03(03), 455-461.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.