pengaruh ilmu ergonomi terhadap kreativitas mahasiswa (finish)

Download Pengaruh Ilmu Ergonomi Terhadap Kreativitas Mahasiswa (Finish)

If you can't read please download the document

Upload: yudha-adi-kusuma

Post on 02-Aug-2015

90 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

PENGARUH ILMU ERGONOMI TERHADAP KREATIVITAS MAHASISWA Yudha Adi kusuma 115060700111013 Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya Era globalisisi saat ini, teknologi semakin berkembang pesat. Bukan hal yang tidak mungkin apabila setiap aspek yang membantu mempermudah pekerjaan manusia dibuat sefleksibel mungkin sehingga memacu kita sebagai seorang mahasiswa yang sudah selayaknya membuat suatu kreativitas berupa produk yang beraspek pada ilmu ergonomi sehingga hasil produk yang dihasilkan menjadi hasil pembaruan dari produk sebelumnya. Akan tetapi dalam perwujudan hasil dari kreativitas ini harus memperhatikan aspek-aspek yang ada pada kajian ilmu. Sehingga dengan kajian ilmu ergonomi tersebut diharapkan para mahasiswa tidak kehabisan kreativitas untuk menyongsong era globalisasi pada jaman modern ini. Kata kunci : Ergonomi, Kreativitas, Mahasiswa PENDAHULUAN Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi. Pendekatan ini secara total mendorong partisipasi aktif semua pihak untuk mengidentifikasi masalah yang akan diperbaiki dan menentukan teknologi yang akan digunakan. Teknologi yang digunakan dalam rancangan sistem kerja mengacu pada teknologi tepat guna yang dikaji secara komprehensif melalui enam kriteria, yaitu secara teknis,

ekonomis, ergonomis, sosial-budaya, hemat akan energi dan tidak merusak lingkungan (Manuaba, 2004). Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi adalah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk fitting the job to the worker, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja. Dengan dasar itulah kajian ilmu ergonomi sangat penting untuk mengesplor kreativitas mahasiswa. Kegiatan yang menunjang hal tersebut seperti kegiatan seperti PKM. Kanapa demikian? Karena kegiatan tersebut dapat memacu mahasiswa membuat suatu produk atau suatu sistem yang mepermudah gerak ataupun penggunaan terhadap suatu pembaruan produk. Dalam ergonomi aspek pemakaian suatu produk itu sangat dipehatikan betul, karena produk tersebut harus dapat memuaskan dan menyamankan kerja dari penggunanya. Mahasiswa dapat tertantang untuk membuat suatu gagasan atau ide terhadap pengembangan produk yang lebih meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja misalnya: desain sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat. Aspek yang diperhatikan dalam membuat produk hasil kreativitas menurut ilmu ergonomi meliputi teknik, fisik, pengalaman psikis, anatomi yang utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian, anthropometri, sosiologi, fisiologi ( terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take, pols, dan aktivitas otot ) dan desain,

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ERGONOMI Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon, berarti keja dan nomos, berarti aturan. Perkembangan ergonomi dimulai pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) yang masing-masing melakukan studi tentang waktu baku dan juga studi tentang gerakangerakan dalam pekerjaan. Manusia dengan segala aspeknya baik fisik maupun nonfisik sepeti tingkah laku, menjadikannya makhluk yang sangat kompleks. Oleh karena itu, untuk mempelajari manusia, tidak cukup ditinjau dari satu segi ilmu saja. Maka untuk mengembangkan ergonomi diperlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu diantaranya adalah Psikologi, Antropologi, Faal dan Biomekanika Kerja, Biologi, Sosiologi, Fisika, dan lain-lain. Setiap bagian dari ilmu itu berperan sebagai pemberi informasi yang akan dikaji bagaimana keterkaitan antara satu dengan lainnya. Keilmuan ergonomi semakin berkembang pada saat perang dunia II dimana pada saat itu banyak peralatan-peralatan baru ditemukan namun kurang efektif dalam penggunaannya karena dari sisi desainnya kurang mudah dikendalikan oleh para operatornya. PENGERTIAN ERGONOMIErgonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis dalam pemamfaatan informasiinformasi yang tersedia mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam melaksanakan pekerjaanya sehingga berguna untuk merancang suatu sistem kerja yang tepat dan sesuai sehingga manusia dapat bekerja lebih efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979). McCormick dan Sanders (1982) membagi ergonomi atas tiga pokok pendekatan: 1. Fokus Utama Manusia dan segala interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan kerja. 2. Tujuan Meningkatkan efektivitas dan efesiensi dari interaksinya dengan mesin, peralatan dan aktivitas-aktivitasnya yang lain, meningkatkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan dari pekerjaan tersebut termasuk mempertahankan dan memperbaiki unsur-unsur keamanan, kenyamanan, kepuasan serta kesehatan kerja 3. Pendekatan Utama Aplikasi sistematik dari informasi yang berhubungan dengan kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap suatu perancangan sistem kerja.

KREATIVITAS Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru. Dalam kajian ergonomi kreativitas ini mutlak di butuhkan untuk mengubah suatu sistem yang lebih efisien lagi dari sebelumnya. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa sudah sepantasnya mempunyai banyak kreativitas untuk menghasilkan perubahan pada negara ini. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four Ps Creativity, yaitu dimensi Individu, Proses, Dorongan dan Produk sebagai berikut : 1. Definisi kreativitas dalam dimensi individu Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif. Creative action is an imposing of ones own whole personality on the environment in an unique and characteristic way (Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999). Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi. 2. Kreativitas dalam dimensi Proses Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif. Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas . Ada empat tahap dalam proses kreatif yaitu :

Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.

Tahap Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berharihari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.

Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti oh ya.

Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.

3.

Definisi Kreativitas dalam dimensi Dorongan Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought. Mengenai press dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.

4.

Definisi Kreativitas dalam dimensi Produk Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif. Creativity is the ability to bring something new into existence (Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001). Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962)

dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.

Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa : Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik).

MAHASISWA DAN PEKERJAANYA Sebelum ergonomi, peningkatan kerja dilakukan dengan penelitian kerja (work study atau motion and time study) oleh Gilberth dan istrinya sebagai pelopor. Dengan penelitian kerja itu produktivitas kerja diupayakan dengan memperbaiki metode kerja atau penyelesaian kerja yang lebih efektif. Ilmu ergonomi berkembang secara teratur dan terarah di berbagai negara pada abad ke-20 dengan istilah yang berbeda-beda di setiap negara, Di Jerman, Ergonomi dikenal dengan Arbeltswissenschaft, Bioteknologi di negara Skandinavia, Human Engineering, Human Factors Engineering di negara Amerika Utara. Perbedaan istilah ergonomi di berbagai negara bukan berarti berbeda maksud dan tujuannya, ergonomi tetap mempunyai pengetian sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu system kerja, sehingga orang dapat hidup dan bekerja dalam system itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman. Sasaran Ergonomi adalah untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi dengan sumber daya yang tersedia dapat menghasilkan efektifitas yang tinggi. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, kenyamanan, kesehatan, keselamatan, efisiensi dan efektivitas.

ERGONOMI BUKAN HAL BARU BAGI LELUHUR MASYARAKAT INDONESIA Ilmu ergonomi bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Sejak dulu, para lelulur sudah melakukan perhitungan yang matang sebelum membuat sesuatu. Salah satu tujuannya, agar apa yang dihasilkan memberi manfaat bagi yang menggunakannya secara optimal. Konsep kenyamanan juga dipentingkan dalam pembuatan suatu alat atau pengerjaan suatu pekerjaan. Menurut pakar ergonomi Unud Prof. dr. I Dewa Putu Sutjana, M.Erg.n FFK, Sp.Erg. Bali punya banyak modal yang bisa dijadikan contoh penerapan ilmu ergonomi. Misalnya di Bali, cangkul bertangkai panjang sesuai dengan konsep ergonomi. Dengan tangkai panjang, orang mencangkul tidak perlu membungkuk. Tetapi, di sektor pertanian ada yang belum terpecahkan, yakni cara menanam padi dengan gaya menunduk dan berjalan mundur. Sikap kerja ini sebenarnya berakibat tidak baik bagi kesehatan punggung. Di beberapa desa sudah ada yang melakukan penyesuaian dengan mengambil benih padi segenggam saja, setelah habis, dia berdiri untuk mengambil lagi. Ini mengurangi risiko sakit pinggang, ungkapnya. Contoh lainnya seperti dapur orang Bali zaman dulu sudah menerapkan konsep ergonomi. Posisi tungku yang tinggi membuat orang yang memasak di dapur tidak perlu membungkuk. Namun, posisi yang sejajar dengan penempatan kayu bakar di tengah menimbulkan kesulitan saat akan mengambil atau menaruh tempat masak di tungku tengah. Solusinya, bahan bakar dimasukkan dari samping, jadi orang tidak akan kesulitan saat mengambil atau menaruh alat masak di ketiga tungku yang ada. Inti konsep ergonomic, orang bisa nyaman saat bekerja sehingga apa yang dilakukan bisa efisien, ujarnya. Prof. Adnyana Manuaba menambahkan konsep ergonomi pada prinsipnya kembali ke sikap alamiah dan menyesuaikan karakteristik manusia. Kalau orang melakukan sesuatu pekerjaan sembari berdiri, posisinya harus benar-benar berdiri, tidak bungkuk. Kalau dia duduk dan mengerjakan sesuatu yang memerlukan ketelitian, dia harus duduk dengan bidang kerja setinggi siku. Contoh, kalau memasak di dapur sambil berdiri, kompor harus disesuaikan dengan tinggi orang yang memasak. Apa pun yang diperlukan, semua harus dalam jangkauan. Kalau menyapu, gagang sapu harus panjang agar si penyapu tidak membungkuk. Kalau menjahit atau menulis sambil duduk, bidang kerja harus setinggi siku sehingga jari saja yang fokus bekerja. Tidak ada energi tambahan untuk menopang tangan. Memotong bawang di dapur, medan kerjanya harus lebih rendah 10 cm dari siku. Pekerjaan yang lebih berat seperti mengulek, medan kerjanya lebih rendah sampai 20 cm, tandasnya.

Secara medis, tulang punggung sebagai penyangga tubuh terdiri atas tulang yang bertumpuk-tumpuk. Tulang ini tidak terlalu kuat. Kalau dipaksakan, akan menimbulkan kelelahan dan sering istirahat sehingga produktivitas kerja rendah. Dari konsep kebudayaan ergonomi yang sudah ada di indonesia mahasiswa diharapkan dalam pengembangan kreativitasnya harus mempertimbangkan keharmonisan kultural agar alih teknologi berjalan maksimal, harus pula mempertimbangkan adat-istiadat, organisasi kerja, kelompok kerja, agama, norma-norma yang berlaku setempat sehingga tidak terjadi benturan dengan budaya yang sudah ada, dan alih teknologi harus dilakukan secara total dan menyeluruh sehingga benar-benar dapat dikuasai dan dijalankan. PELATIHAN ERGONOMI Pelatihan bidang ergonomi sangat penting mahasiswa karena hal tersebut dapat menjadikan ahli ergonomi dengan bermodal pendalaman mata kuliah dan praktikum yang telah dilakukan sebagian mahasiswa. Ahli ergonomi bertugas mempelajari hubungan antara pekerja, tempat kerja dan pekerjaan desain. Ahli ergonomi juga harus memperhatikan semua aspek fisik seseorang, seperti ukuran dan bentuk tubuh, kebugaran dan kekuatan, postur, indera manusia (pendengaran, penglihatan, dll), ketegangan pada otot-otot. Ahli ergonomi umumnya berlatar belakang pendidikan tehnik, psikologi, fisiologi atau dokter, meskipun ada juga yang dasar keilmuannya tentang desain, manajer dan lain-lain. Di industri maupun perusahaan ahli ergonomi pasti ada. Walaupun jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan perushaan ataupun industri. Semuanya hal yang dilakukan oleh ahli ergonomi ditujukan pada aspek proses kerja dan lingkungan kerja. Sehingga meningkatkan kinerja pekerja dan juga keuntungan hasil produksi karena semua aspek yang dapat mengurangi kinerja pekerja sudah diminimalisir ataupun dihilangkan oleh ahli ergonomi. LINGKUNGAN KERJA MEMPENGARUHI KREATIVITAS MAHASISWA Ergonomi erat kaitannya dengan lingkungan luar. Pengaruh lingkungan luar terhadap aktivitas sangat besar, baik itu pengaruh yang baik (meningkatkan kerativitas) ataupun pengaruh buruk (menurunkan krativitas). Hal ini terjadi karena setiap makhluk hidup memiliki kemampuan dalam menerima informasi lalu bertindak sebagai tanggapan dari informasi yang didapatnya. Menerima informasi merupakan tugas dari reseptor, umumnya

terjadi melalui mata sebagai indera penglihatan dan telinga sebagai indera pendengaran, walaupun informasi juga dapat disampaikan melalui indera penciuman, rabaan, rasa panas atau rasa dingin. Oleh sistem saraf informasi yang tertangkap tadi disalurkan sampai ke pusat mekanisme yang berada di otak dan tali sum-sum (spinal cord) dimana informasi itu diproses sampai diambil keputusan. Selama pemrosesan akan terjadi pengintegrasian antara informasi yang telah tersimpan di dalam otak dan keputusan yang diambil akan bervariasi mulai dari tanggapan yang automatic/refleks sampai yang memerlukan alasan atau logika yang mendalam. Tindakan akan dilakukan sebagai akibat dari keputusannya dan akan dikerjakan melalui mekanisme efektor dan biasanya melibatkan kegiatan otot yang dilandasi oleh tulang kerangka tubuhnya. Setiap faktor lingkungan tersebut mempunyai intensitas normal yang aman bagi yang menerimanya dan tidak mengganggu produktivitas, dan mempunyai intensitas tinggi/rendah yang dapat mengganggu pekerjaan, atau bahkan intensitas yang dapat meningkatkan produktivitas. Beberapa faktor lingkungan terhadap sistem-sistem reseptor dalam cakupan ergonomi yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas:1. 2. Sistem Penglihatan: pencahayaan, warna, display, tata ruang. Sistem Perasa/peraba dan sistem penciuman: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, getaran mekanis, bau-bauan. 3. Sistem Pendengaran: kebisingan, nada/musik, suara/bunyi-bunyian.

APLIKASI / PENERAPAN ERGONOMI Berikut adalam aplikasi atau penerapan ergonomi dalam kehidupan: 1. Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi dudukdimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabilelama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. 2. Proses Kerja Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur. 3. Tata letak tempat kerja Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

4.

Mengangkat beban Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. Beberapa tindakan yang seharusnya dilakukan: a) Menjinjing beban Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb: Laki-laki dewasa Wanita dewasa Laki-laki (16-18 th) Wanita(16-18 th) b) Organisasi kerja Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara : Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun. Frekuensi pergerakan diminimalisasi. Jarak mengangkat beban dikurangi. Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi. Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan. c) Metode mengangkat beban Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip : Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung. Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan. Metoda ini termasuk 5 faktor dasar : o Posisi kaki yang benar o Punggung kuat dan kekar o Posisi lengan dekat dengan tubuh o Mengangkat dengan benar o Menggunakan berat badan d) Supervisi medis Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya. 40 kg 15-20 kg 15-20 kg 12-15 kg

Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan. Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan KELELAHAN PENGHAMBAT KREATIVITAS DAN SOLUSINYA Setelah mahasiswa melakukan kegiatannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada karena hal itu dapat mengambat keluarnya suatu gagasan. Oleh karena itu kita harus bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan / membaginya sebagai berikut : 1. Kelelahan fisik Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup. 2. Kelelahan yang patologis Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya. 3. Psikologis dan emotional fatique Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja. Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya terjadi : Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan siang. Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor. Tempo kegiatan tidak harus terus menerus Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau memungkinkan. Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja. Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.

Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja Kelompok yang rentan harus lebih diawasi misalnya; o Pekerja remaja o Wanita hamil dan menyusui o Pekerja yang telah berumur o Pekerja shift o Migrant. o Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat adiktif lainnya perlu diawasi. Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya

dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan. SIMPULAN Penerapan Ergonomi di lingkungan mahasiswa bertujuan agar mahasiwa saat belajar selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera saat mengembangkan kreativitasnya. Untuk itu dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Terutama pihak kampus seharusnya memberiakn ruang yang seluas luasnya serta pendanaan apabila inovasi yang dihasilkan tersebut dapat memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA Adiputra, N. 2002. Denyut Nadi dan Kegunaannya Dalam Ergonomi. Jurnal Ergonomi Indonesia. 3(1,6) : 22 26. Manuaba, A. 2003b. Organisasi Kerja, Ergonomi dan Produktivitas. Makalah.

Dipresentasikan pada Seminar Nasional Ergonomi. Hotel Peninsula. Jakarta 4-10 April. Manuaba, A. 2003d. Penerapan Ergonomi Meningkatkan Produktivitas. Makalah. Denpasar : Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Wignjosoebroto, Sritomo. 2002. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Jakarta. Penerbit Guna Widya.