ergonomi mulyono

67
ERGONOMI MULYONO

Upload: tadeo

Post on 06-Jan-2016

142 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

ERGONOMI MULYONO. PENGERTIAN. Ergon = kerja Nomos = aturan Ergonomi = aturan/tatacara dalam bekerja (secara harfiah) Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungan dengan pekerjaan, dengan segala aspek dan ruang lingkupnya. Konsep dasar ergonomi. What is ergonomic ? - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: ERGONOMI MULYONO

ERGONOMIMULYONO

Page 2: ERGONOMI MULYONO

PENGERTIAN

• Ergon = kerja• Nomos = aturan• Ergonomi = aturan/tatacara dalam bekerja

(secara harfiah)• Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari

manusia dalam hubungan dengan pekerjaan, dengan segala aspek dan ruang lingkupnya

Page 3: ERGONOMI MULYONO

Konsep dasar ergonomi

• What is ergonomic ? - Berasal dari bahasa Yunani,”ergon =

kerja,”nomos = aturan-Biotechnology >>>> Scandinavia-Personal research >>>> USA-Human factors engineering >>>> Inggris

. Why is ergonomic ?-Pekerjaan yg tidak ergonomis menyebabkan ketidak nyamanan, biaya tinggi,penurunan performa,efisiensi,daya kerja dan kecelakaan

Page 4: ERGONOMI MULYONO

Konsep dasar ergonomi

• Where is ergonomi applied ?

- Diterapkan dimana saja: di rumah, di tempat kerja, di perjalanan dll.

. When is ergonomic ?

- Diterapkan kapan saja selama 24 jam

. Who must apply ergonomics ?

- Setiap individu maupun kelompok dari usia bayi sampai dewasa

. How is ergonomics applied ?

- Semua disiplin ilmu

Page 5: ERGONOMI MULYONO

Tujuan Ergonomi

• Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja

• Meningkatkan kesejahtaran sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif

• Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek : teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan, sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi

Page 6: ERGONOMI MULYONO

Ergonomi sebagai applied sciences

• Enginering & Physical sciences (mekanika, matematika,fisika dan kimia)

• Biological sciences ( anatomi dan fisilogi)• Social & behavioral sciences (sosiologi, psikologi, antropologi

Page 7: ERGONOMI MULYONO

Konsep Keseimbangan Ergonomi

1. Work capacity : personal capacity, fisiological capacity, psicological capacity, biomechanical capacity

2. Task demand : material characteristics, task/work place characteristics, organizational characteristics, Environmental characteristics

3. Performance ditentukan oleh kapasitas kerja/kemampuan kerja dan tuntutan tugas

Page 8: ERGONOMI MULYONO

Konsep keseimbangan ergonomi

Jika tuntutan tugas > kemampuan kerja => over stress, discomfort, lelah, cidera,celaka, sakit, produktivitas

Jika tuntutan tugas < kemampuan kerja => under stress, bosan, lesu, tidak produktif

Harapannya adalah antara tuntutan tugas = kemampuan tugas => performa optimal

Page 9: ERGONOMI MULYONO

SISTEM MANUSIA

Sub sistem : pernafasan, pencernaan, peredaran darah, penginderaan, kerangka, otot dan syaraf

Sub-sub sistem : mata, telinga, hidung, lidah kulit, jantung, paru dll.

Manusia merupakan faktor penentu yang dipengaruhi oleh internal faktor dan ekternal faktor

Page 10: ERGONOMI MULYONO

INTERNAL FAKTOR

Faktor somatis : sex, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi

Faktor psikis : kepercayaan, motivasi, keinginan, kepuasan, dll.

Page 11: ERGONOMI MULYONO

EKSTERNAL FAKTOR

Jenis pekerjaanPeralatanBahan bakuProses produksiPembagian jam kerja, istirahatLingkungan kerjaInternal + Eksternal faktor pendekatan

ergonomi

Page 12: ERGONOMI MULYONO

KAPASITAS KERJA

Kemampuan KebolehanKeterbatasanKetiga komponan diatas dipengaruhi

oleh :bentuk dan besar tubuh, umur, sex, ras, status kesehatan, nutrisi, kesegaran jasmani, pendidikan, ketrampilan.

Page 13: ERGONOMI MULYONO

BENTUK DAN BESAR TUBUH

Semakin besar dan panjang ukuran otot, maka semakin banyak dan panjang jumlah serat otot yg menyusunnya kemampuan kerja semakin besar

1 cm otot menghasilkan tenaga 4 kg gayaBesar dan panjang otot dipebgaruhi :

faktor keturunan, gizi selama pertumbuhan, latihan

Page 14: ERGONOMI MULYONO

Cara kerja otot : statis atau dinamis, efisiensi kerja otot ditentukan oleh adanya koordinasi antara otot, susunan syaraf dan pancaindera

Kontraksi otot

• Stimulus asetilkholin

Aktin + myosin ===== aktomyosin kontraksi

Page 15: ERGONOMI MULYONO

KERJA OTOT STATIS

Tegangan bertambah, tetapi panjangnya tetap pembuluh darah terjepit oksigen keotot terganggu menghambat perubahan asam laktat menjadi glukosa cepat lelah

Merupakan kebalikan dari kerja otot dinamis

Page 16: ERGONOMI MULYONO

FAKTOR UMUR DAN SEX

Kapasitas kerja mencapai puncaknya pada usia 25-30 th, dan menurun di usia >30th. Penurunan terbanyak pada usia 60 th.pada otot 25%, kemampuan syaraf 60 %, pancaindera, jantung, paru dan organ lain.

Kapasitas kerja laki dan wanita berbeda karena perbedaan sistem hormonal, kultur,pendidikan dan kebiasaan

Page 17: ERGONOMI MULYONO

FAKTOR RAS

• Tiap suku bangsa mempunyai reputasi tersendiri pada jenis pekerjaan yg cocok dikarenakan perubahan yg terjadi secara evolusioner dan akhirnya bersifat heriditair.

Page 18: ERGONOMI MULYONO

Faktor kesehatan, kesegaran jasmani dan nutrisi

• Merupakan kesatuan yang saling menunjang dan saling terkait dengan kemampuan fisik seseorang

• Kesegaran jasmani dapat dipelihara dgn meningkatkan kemampuan otot dan kecepatan dengan cara latihan dan olah raga secara teratur menyebabkan performa kerja dan ketahanan kerja akan lebih baik

Page 19: ERGONOMI MULYONO

KETRAMPILAN

Tujuan : kerja menjadi lebih efisienDidapat melalui proses pendidikan dan

latihanFungsi latihan :pembinaan koordinasi

syaraf kearah otomatisasi/reflektoris, kontraksi otot yg tidak perlu ditiadakan, kosumsi energi berkurang, efisiensi waktu

Page 20: ERGONOMI MULYONO

BEBAN KERJA

Tubuh manusia dirancang untuk melakukan pekerjaan, massa otot beratnya hampir ½ berat badan, memungkinkan dpt menggerakan tubuh

Setiap beban kerja yg diterima oleh pekerja harus sesuai baik terhadap kemampuan fisik, kognitif maupun keterbatasan manusia

Page 21: ERGONOMI MULYONO

FAKTOR-2 YG MEMPENGARUHI BEBAN KERJA

1. Faktor internal : faktor somatis dan psikis2. Faktor eksternal Tugas-2 yg bersifat fisik : beban yang

diangkat/diangkut, sikap kerja, alat dan sarana kerja, kondisi/medan kerja,dll.

Tugas yg bersifat psikis : tingkat kesulitan, tanggung jawab dll.

Organisasi kerja : lamanya waktu kerja, kerja bergilir, sistem pengupahan, sistem kerja, istirahat, sistem pelimpahan tugas/wewenang

Page 22: ERGONOMI MULYONO

Lingkungan kerja (beban tambahan) : fisik, kimia, biologi, fisiologi dan psikologi

Ketiga aspek diatas merupakan stressor yg berasal dari luar tubuh

Page 23: ERGONOMI MULYONO

PENILAIAN BEBAN KERJA (menurut Christensen,1991.Encyclopaedia of Occupational Health

and Safety.ILO Geneva.

Beban kerja

Konsumsi 02 l/mnt

ventilasi paru l/mnt

Suhu rectal

Denyut jantung

ringan 0,5-1,0 11-20 37,5 75-100

sedang 1,0-1,5 20-31 37,5-38 100-125

berat 1,5-2,0 31-43 38-38,5 125-150

Sangat berat

2,0-2,5 43-56 38,5-39 150-175

Sgt berat sekali

2,5-4,0 60-100 >39 >175

Page 24: ERGONOMI MULYONO

Beban kerja berdasarkan kebutuhan kalori(Kepmenaker No.51 th1999)

Beban kerja ringan : 100-200 Kkal/jamBeban kerja sedang : >200-350 Kkal/jamBeban kerja berat : >350-500 Kkal/jam

Page 25: ERGONOMI MULYONO

KEBUTUHAN DAN PENGELUARAN ENERGI / ENERGI EXPENDITURE

• EE : energi yang dikeluarkan tubuh pada saat bekerja• Cara penentuan : tidak langsung mengukur

penggunaan oksigen, 1 L oksigen rerata menghasilkan 4,8 kkal. Langsung menggunakan Kalorimeter

• Menurut RDA (The Recommended Dietary Allowance For Use in Indonesia) dibuat Direktorat Gizi Depkes th 1969. Patokan (referensi) dalam perhitungan dlm suhu 25º C. laki-2 sehat, umur 25 th , BB 55 kg

Wanita sehat, umur 25 th, BB 47 kg

Page 26: ERGONOMI MULYONO

JENIS KEGIATAN

KERJA L (55KG) W (47 KG)

RINGAN 2400 KKAL 1900 KKAL

SEDANG 2800 KKAL 2200 KKAL

BERAT 3900 KKAL 3100 KKAL

Page 27: ERGONOMI MULYONO

CONTOH

• Laki-laki dengan BB x Kg bekerja ringan memerlukan energi sebesar :

x/55 X 2400 kkal

Page 28: ERGONOMI MULYONO

PENGORGANISASIAN KERJA

Organisasi kerja menyangkut waktu kerja, waktu istirahat, shift kerja, kerja lembur, sistem kerja harian/borongan, masuk kerja, sistem pengupahan, insentif dapat berpengaruh terhadap produktivitas.

Jam kerja yg berlebihan, kerja lembur di luar batas kemampuan akan mempercepat kelelahan, menurunkan ketepatan, kecepatan dan ketelitian kerja tubuh perlu keseimbangan yg ritmis antara asupan energi & istirahat

Page 29: ERGONOMI MULYONO

Pengaturan waktu kerja dan istirahat

Mutlak disesuaikan dengan kapasitas kerja, beban kerja, jenis pekerjaan, dan faktor lingkungan

Jam kerja yg pendek tidak adekwatJam kerja yg panjang tidak efisien,

mempercepat kelelahan, menurunya ketelitian,berkurangnya kecepatan, meningkatnya angka kesakitan dan kecelakaan

Ahli fisilogi merekomendasi bahwa kerja optimal 8jam/hr atau 40 jam/mgg

Page 30: ERGONOMI MULYONO

Istirahat pendek dengan sedikit kudapan ditengah-tengah 4 jam pertama dan kedua menjamin output dipertahankan

Tujuan istirahat : mencegah terjadinya kelelahan, pemulihan/penyegaran dan memberi kesempatan waktu kontak sosial &spiritual

Page 31: ERGONOMI MULYONO

Macam-macam istirahat

1. Istirahat spontan : istirahat pendek setelah pembebanan

2. Istirahat curian : beban kerja tidak sesuai dgn kemampuan kerja

3. Istirahat karena prosedur kerja

4. Istirahat yang ditetapkan atas dasar perundang-undangan yg berlaku

Page 32: ERGONOMI MULYONO

Jumlah hari kerja dalam seminggu

Di Indonesia ada 2 sistem hari kerja (5 hr dan 6 hr kerja

Sistem 5 hari kerja :Keuntungannya : mempunyai 2 hr libur

untuk aktivitas sosial /rekreasi. Di Amerika produktivitas meningkat 1,5-16,1 %

Kerugiannya : jam kerja /hr lebih panjang sehingga menjadi tdk efisien

Page 33: ERGONOMI MULYONO

Shift malam

Menurut ILO : aktivitas kerja yg dilakukan malam hari melebihi waktu antara jam 23.00 dan jam 05.00

Kerja malam hari menurut ahli fisiologi tidak ergonomis

Demi efisiensi mesin dan SDM untuk meningkatkan produksi dalam mencapai profit yg tinggi

Page 34: ERGONOMI MULYONO

Pekerja yg tidak diperkenankan shift malam

1. Mengalami inversi fluktuasi temperatur tubuh

2. Mempunyai kelainan/penyakit seperti : insomnia, epilepsi, diabetus mellitus, gastritis

3. Tidak bisa beradaptasi (38%), 62 % dapat beradaptasi : 1-3 hr (27%), 4-6 hr (12%), > 6 hr (23%)

Page 35: ERGONOMI MULYONO

Masalah yg timbul pd pekerja shift malam

1. Gangguan tidur

2. Gangguan sistem pencernaan makanan

3. Gangguan kehidupan sosial

4. Gangguan mental, berupa keluhan 64 % pek malam dan 25 % pek. siang

Page 36: ERGONOMI MULYONO

Kerja lembur

1. Kurang produktif dan tdk efisien, memberikan hasil yg kurang memuaskan

2. Untuk menghindari kerja lembur, hal-2 yg perlu diperhatikan :

a. Pengorganisasian kerja

b. Memperbaiki desain alat dan mesin

c. Pemberian insentif dan promosi

d. Pemberian motivasi & human relation

Page 37: ERGONOMI MULYONO

3. Syarat kerja lembur

a. Naker sehat menurut pemeriksaan dokter

b. Jumlah jam kerja tidak melebihi 50 jam /mgg termasuk jam lemburnya

c. Tidak terdapat bahan kimia/bahan lain yg berbahaya

d. Bukan pada pekerja tuae. Makanan tambahan cukupf. Kendaraan antar jemput

Page 38: ERGONOMI MULYONO

KESEGARAN JASMANI

A. Ditinjau dari fisiologi : kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan adaptasi terhadap pembebanan fisik yg diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yg berlebihan

B. Definisi lain tentang kj : kemampuan untuk pelaksanaan tugas sehari2 dgn giat dan kewaspadaan, tanpa mengalami kelelahan yg berarti masih tersisa kapasitas utk menikmati waktu & menghadapi hal2 tak terduga

Page 39: ERGONOMI MULYONO

KOMPONEN KESEGARAN JASMANI

A. NUTRISI

B. KOMPOSISI TUBUH

C. KECUKUPAN ISTIRAHAT

D. KEKUATAN OTOT

E. KETAHANAN OTOT DAN KARDIOVASKULER

F. KECEPATAN

G. KELENTURAN TUBUH

Page 40: ERGONOMI MULYONO

A. FAKTOR-2 YG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI

A. UMUR

B. JENIS KELAMIN

C. KONDISI KESEHATAN

D. OLAH RAGA

E. FAKTOR GENETIK

Page 41: ERGONOMI MULYONO

UJI KESEGARAN JASMANI

A. Menghitung nadi kerja : pembebanan maksimum untuk dewasa muda = 200/menit dan untuk usia >40 th batas max. = 170/menit

Berat ringannya pekerjaan ditentukan oleh selisih antara nadi kerja dgn nadi sebelum kerja dan waktu pemulihan

Kelemahan : denyut nadi dipengaruhi oleh emosi, sikap tubuh, merokok, dll

Keuntungan : denyut nadi mencerminkan beban tambahan, kerja otot statis/dinamis

Page 42: ERGONOMI MULYONO

B. Harvard step up test

Prinsip : waktu kerja denyut nadi meningkat kemudian mengalami pemulihan setelah selesai kegiatan

Alat yg digunakan : bangku setinggi 47 Cm (lk) dan 40 Cm (pr), metronom dan stopwatch

Naik turun bangku dg kec. 120 langkah/mnt, lamanya sampai merasa lelah kurang lebih 5 mnt. Denut nadi dihitung selama 30 dt dan dimulai berturut2 tiap 1 mnt setelah kgt dihentikan,shg didapat p1,p2 dan p3

Page 43: ERGONOMI MULYONO

MANUAL MATERIAL HANDLING(MMH)/ANGKAT ANGKUT/ANGKAT JINJING

• Ada 3 hal yang harus diperhatikan :

A. task variabel :

- asesibilitas(benda dapat dipegang/dijangkau)

- ukuran dan bentuk obyek

- ketinggian

- berat dan jarak tempuh

- ada tidaknya pegangan (handle)

- posisi kerja (normal atau tidak)

- frekuensi & lama waktu

Page 44: ERGONOMI MULYONO

MMH

• B. Human variables :- umur dan jenis kelamin- kesegaran jasmani- dimensi tubuh(kekekaran otot, panjang

lengan,dll)- status kesehatan

Page 45: ERGONOMI MULYONO

MMH

• C. Environmental variables :- panas- bising- vibrasi- debu- kabut- ventilasi- ruang kerja- hubungan dgn pekerja lain dan

manajemen

Page 46: ERGONOMI MULYONO

BERAT ANGKAT ANGKUT (NIOSH)

Karakteristik beban Laki-laki Wanita

Sisi rata (smooth) Max 20 kg 14-18 kg

Sisi tidak rata/tajam Max 14 kg Max 14 kg

Beban diangkut 2 org jarak dekat

Max 90 kg -

Beban diangkut 2 org jarak jauh

Max 45 kg -

Mengangkut dgn ransel 22,5-25 kg 17,5-20 kg

Page 47: ERGONOMI MULYONO

PELETAKAN /PEMINDAHAN DENGAN BERBAGI KETINGGIAN (std org Amerika)

KETINGGIAN LAKI-LAKI WANITA

Antara bahu s/d kepala 10 kg -

Antara panggul s/d bahu 17,5 kg -

Antara lutut s/d panggul

Lebih rendah dari lutut

20 kg

22,5 kg

-

-

Page 48: ERGONOMI MULYONO

BERAT BEBAN MENURUT ILO

Jenis kelamin Berat beban

Laki-laki dewasa 50 kg dg interval 45-55 kg

Wanita dewasa 25 kg dg interval 20-25 kg

Laki-2 umur 16-18 th

Wanita umur 16-18 th

20 kg dg interval 20-23 kg

15 kg dg interval 10-15 kg

Page 49: ERGONOMI MULYONO

POSISI MEMBAWA BARANG

DI BAHU DENGAN ALAT BANTU/TIDAK DI PUNGGUNG DI PINGGUL DI ATAS KEPALA DI KEPALA DENGAN TALI YANG

DILEKATKAN DI DAHI DI JINJING DENGAN SATU ATAU DUA

TANGAN DLL. SESUAI DENGAN DAERAH MASING-2

Page 50: ERGONOMI MULYONO

Beban kardio-vaskuler

Faktor-2 yang harus diperhatikan :

- keadaan iklim

- status gizi dan kesehatan kardiorespirasi

(jantung dan paru)

- pembebanan maksimum diharuskan dlm

waktu yang singkat (4-5 menit)

- pembebanan fisik yg tdk melebihi 1/3 kapasitas kerja max dpt bekerja cukup lama(bbrp jam)

Page 51: ERGONOMI MULYONO

PARAMETER PRAKTIS UNTUK MENENTUKAN KEMAMPUAN KERJA MAKSIMUM

• NADI KERJA : diusahakan tidak melebihi 30-40 denyut/menit di atas denyut nadi sebelum bekerja dan nadi akan turun seperti nadi sebelum kerja dalam waktu kurang dari 15 mnt. Pembebanan fisik dikatakan optimal jika nadi kerja menetap selama waktu kerja (stady state) dg kriteria ini naker dpt bekerja 8 jam/hr atau 40 jam/mgg.

Page 52: ERGONOMI MULYONO

PENGUKURAN DENYUT NADI (BROUHA)

• DIUKUR 3 KALI SETELAH BERHENTI BEKERJA YAITU SELAMA 30 DETIK TERAKHIR DARI MENIT PERTAMA, KEDUA DAN KETIGA (P1,P2,P3)

• BATAS AMAN YANG DIPERKENANKAN ADALAH P1 = 110 DENYUT/MNT DAN P3 = 90 DENYUT/MNT

Page 53: ERGONOMI MULYONO

CARA MENGANGKAT YG ERGONOMIS

a) Mula-2 berjongkok untuk mencari posisi seimbang dg kaki setengah terbuka, merapatkan badan kearah benda, pada saat benda akan terangkat punggung harus lurus, dagu diangkat agar kepala dan badan tidak cenderung membungkuk/sedapat mungkin tegak lurus

Page 54: ERGONOMI MULYONO

CARA MENGANGKAT

B) Langkah mengangkat, pegangan tangan harus kuat dan mengerahkan tenaga yg ditanggung oleh tulang dan otot, tegakan dan luruskan kaki, maka terangkatlah benda tsb.

C) Langkah terakhir, meluruskan badan bagian atas sehingga lurus dg kaki dan sedapat mungkin tegak lurus dg lantai

Page 55: ERGONOMI MULYONO

• Bila seorang tenaga kerja mengangkat barang sambil membungkuk, tekanan terbesar terjadi pada daerah pinggang sebagai akibat gaya pengungkit.

Page 56: ERGONOMI MULYONO

MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs)

• Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan bisa ringat sampai berat. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yg lama akan menyebabkan kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon (MSDs)

• MSDs di industri yang sering dikeluhkan adalah otot rangka : leher, bahu lengan, tangan, jari, punggung, pinggang (Low Back Pain =LBP) dan otot-2 bagian bawah

Page 57: ERGONOMI MULYONO

PENYEBAB MSDs

• Peregangan otot berlebhan (over exertion) cidera otot skeletal

• Aktivitas berulang tanpa relaksasi• Sikap kerja tdk alamiah (semakin jauh posisi bagian

tubuh dari pusat gravitasi tubuh ketidak sesuain antara alat dan stasiun kerja dg ukuran tubuh pekerja

• Penyebab skunder : tekanan pd jaringan lunak, getaran, mikroklimat

• Faktor individu : umur, sex, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani, kekuatan fisik dan ukuran tubuh (antropometri)

Page 58: ERGONOMI MULYONO

MENCEGAH TERJADINYA MSDs

1. Rekayasa teknik; eliminasi, substitusi,ventilasi

2. Rekayasa manajemen : diklat, pengaturan waktu kerja, pengawasan yg intensive

3. Pemakaian APD

Page 59: ERGONOMI MULYONO

FATIGUE

• PENGERTIAN :

- Secara fisiologis batas kemampuan otot

dan sistem persyarafan untuk bekerja

- Merupakan mekanisme perlindungan tubuh

untuk menghindari kerusakan

- Aneka keadaan yg disertai penurunan

efisiensi dan ketahanan dalam bekerja

Page 60: ERGONOMI MULYONO

PERUBAHAN PADA KELELAHAN

1. Tata kimia dalam otot (energi menurun dan terjadi penimbunan sampah metabolisme)

2. Fungsi persyarafan :

- rasa lelah

- kelambatan waktu reaksi

- daya persepsi menurun

- kemauan kerja menurun

Page 61: ERGONOMI MULYONO

GEJALA KELAINAN OTOT

a) Tenaga untuk konsentrasi menurun

b) Waktu latent (waktu relaksasi dan kontraksi) bertambah

c) Berkurangnya koordinasi gerakan otot

d) Tremor (gerakan dengan gemetar)

Page 62: ERGONOMI MULYONO

SISTEM PERSYARAFAN

• Sistem persyarafan juga mengalami perubahan yaitu berkurangnya enzim-2 yang menghambat kerja syaraf (Acetyl cholin dan Cholin esterase) => kelelahan kronis : sakit kepala, sulit tidur, tidak suka makan, badan lemah dan lesu.

Page 63: ERGONOMI MULYONO

Kelelahan dapat dikuranngi dengan :

• Kepemimpinan => motivasi, semangat kerja, keahlian, ketrampilan dan efisiensi atas dasar kemampuan.

• Perhatian terhadap keluarga => mengurangi permasalahan keluarga.

• Pengorganisasian kerja => istirahat, rekreasi, variasi kerja, volume kerja yg sesuai, mengurangi kerja otot statis dll.

• Peningkatan kesejahteraan dan kesehatan naker.

Page 64: ERGONOMI MULYONO

PENYEBAB KELELAHAN

1) Lingkungan kerja

2) Intensitas & lamanya waktu kerja fisik & mental

3) Permasalahan fisik tubuh, tanggung jawab, kekhawatiran atau konfilk

4) Rasa nyeri dan penyakit

5) Nutrisi

6) monoton

Page 65: ERGONOMI MULYONO

CARA MENGATASI KELELAHAN

• Sesuai kapasitas kerja fisik & mental• Desain ulang station kerja & lingkungan kerja• Sikap kerja yang alami• Kerja lebih dinamis dan bervariasi• Reorganisasi kerja• Kebutuhan kalori seimbang• Penambahan jam istirahat pendek dan

pemberian snack

Page 66: ERGONOMI MULYONO

UJI KELELAHAN

1) Test waktu reaksi : start reaksi , pemanjangan waktu reaksi menandakan kelelahan

2) Flicker Fusion Test (test kecepatan persepsi cahaya) : subyek yg diteliti melihat sumber cahaya dg frek. 0,5-6 Hz, kemudian frek. Kedipnya ditingkatkan sampai subyek merasakan cahaya berkedip seperti garis lurus, maka dianggap lelah

Page 67: ERGONOMI MULYONO

UJI KELELAHAN

3) Elektro Encephalograms mengukur gelombang getaran di dalam otak.

Gejala : - rasa lelah,letih,lesu,lemah (4L) - mengantuk

- motivasi kerja menurun- rasa pesimis

4) Test koordinasi dan efisiensi gerakan fisik test grakan jari-2 tangan, test koordinasi mata dan tangan