minuman berkarbonasi dan sistem gastrointestinal

Upload: risky-riani

Post on 02-Apr-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Minuman Berkarbonasi Dan Sistem Gastrointestinal

    1/4

    Seminar Minuman Berkarbonasi & Kesehatan Semarang, 6 Oktober2012________________________________

    Minuman berkarbonasi dan sistemgastrointestinal

    Hery Djagat PurnomoDivisi Gastroenterohepatologi, Departement Ilmu Penyakit DalamRSUP Dr Kariadi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

    Abstrak panjang

    Saat ini minuman berkarbonasi adalah minuman yang banyak dikonsumsi di berbagai penjuru dunia. Pasar dunia tahun 2006mendekati 200 billion liter, ekuivalen dengan 30.2 L per kapita, hal ini

    melebihi 1.3 L konsumsi tahun 2001, menunjukkan bahwa konsumsipada beberapa tahun terakhir semakin meningkat.

    Konsekuensi dari fenomena ini adalah meningkatnya minat oranguntuk mengetahui efek minuman berkarbonasi pada kesehatanterutama pada sistem gastrointestinal. Berbagai pendapat yangberbeda dilaporkan tentang interaksi minuman berkarbonasi dansistem gastrointestinal, sebagian menyatakan pengaruh yang negatifdan sebagian lain menyatakan positif jika dikonsumsi pada berbagaikondisi.

    Meskipun belum banyak studi yang menjelaskan efek dari konsumsiminuman berkarbonasi pada sistem dan penyakit gastrointestinal,banyak informasi/ publikasi non ilmiah, internet, artikel popular yangsering membingungkan pendapat publik pada persoalan ini, baik ituefek positif maupun negatif.

    Pada pemeriksaan kandungan minuman berkarbonasi, perlumemikirkan 3 hal yang penting: 1) Karbon dioksida yang ditambahkanpada minuman, 2) kandungan gula /pemanis 3) Bahan tambahan lainyang digunakan oleh industri untuk preparasi.

    Berdasarkan bukti ilmiah yang ada beberapa hasil studi tentang iniakan disampaikan untuk lebih menjelaskan secara fair tentangminuman berkarbonasi dan sistem gastrointestinal.

    Efek minuman berkarbonasi pada sistem gastrointestinal terutamamelibatkan saluran cerna atas, mungkin berpengaruh pada taste(pengecap), berperan sebagai penyebab erosi gigi, refluksgastroesofageal dan memodifikasi fisiologi gaster. Efek minuman

    1

  • 7/27/2019 Minuman Berkarbonasi Dan Sistem Gastrointestinal

    2/4

    Seminar Minuman Berkarbonasi & Kesehatan Semarang, 6 Oktober2012________________________________

    berkarbonasi pada cavum oris ada 2 hal yang penting: Pertama;aktivasi saraf pusat oleh stimulasi oral karbon dioksida melaluimekanisme chemestetic atau mekanisme gustative putative yangmemodifikasi rasa di mulut dan dapat memodulasi persepsi gejaladigestif. Kedua; minumam berkarbonasi adalah salah satu dari banyak

    faktor yang menyebabkan erosi gigi, meskipun faktor faktor lain yangbekerja sinergis juga ikut berperan dalam kerusakan gigi misalnyaperubahan PH basal saliva , dan bahan tambahan lain pada minuman.

    Pada esofagus minuman berkarbonasi banyak dikaitkan denganproblem gastroesofageal refluks disease (GERD). Hasil studi tentang initidak konsisten. Beberapa studi menunjukkan bahwa minumankarbonasi menyebabkan GERD. Fass dkk, menemukan bahwakonsumsi minuman berkarbonasi merupakan predictor simtom GERDpada analisis multivariate. Studi lain dengan jumlah kecil pada orangsehat dengan evaluasi manometri menemukan penurunan tekanan

    sfingter esophageal. Review sistematik oleh T Johnson dkk (2009)menyimpulkan berdasarkan literature yangg ada saat ini tampaknyatak ada bukti secara langsung bahwa minuman berkarbonasimempromosi/eksaserbasi GERD. Masih diperlukan studi tambahanuntuk menjelaskan peran minuman berkarbonasi dalam menyebabkanGERD.

    Pada fisiologi gaster, peran minuman berkarbonasi menunjukkanbahwa dalam jumlah kecil (300 cc) tidak ada bukti mempengaruhimekanisme fisiologi gaster, sedangkan dalam jumlah besar dapatmemodifikasi disposisi makanan di dalam perut. Sehingga

    menghasilkan satiety (Rasa Cepat kenyang). Efek minumanberkarbonasi juga dinilai pada pasien dyspepsia fungsional dankonstipasi melalui studi RCT. Pada studi ini minuman berkarbonasimenurunkan rasa cepat kenyang dan memperbaiki keluhan 2 dispeptikdibandingkan air biasa, tetapi tidak berpengaruh pada pengosonganlambung. Minuman berkarbonasi mempengaruhi fungsi gaster melaluiefek mekanis dan kimia. Data dari berbagai studi menjelaskan bahwaefek mekanik tergantung pada jumlah tekanan yang dihasilkan darivolume gas yang terbentuk pada dinding lambung. Studi-studimenunjukkan bahwa gejala yang berhubungan dengan distresslambung terjadi jika minum cairan berkarbonasi > 300 cc. Sedangkan

    efek kimia yang berhubungan dengan karbon dioksida menyebabkanpeningkatan ringan asam lambung, yang dapat berpengaruh positifpada proses pencernaan atau memperburuk penyakit yangberhubungan dengan asam lambung. Studi2 lanjutan masih diperlukanuntuk mengklarifikasi hal ini.

    2

  • 7/27/2019 Minuman Berkarbonasi Dan Sistem Gastrointestinal

    3/4

    Seminar Minuman Berkarbonasi & Kesehatan Semarang, 6 Oktober2012________________________________

    Belum ada bukti ilmiah tentang peran minuman berkarbonasi (MB)pada patofisiologi di dalam saluran cerna bawah karena hampir secaratotal MB diabsorbsi sebelum mencapai saluran cerna bawah.

    Masih sedikit sekali laporan studi literature yang menyebutkan peran

    MB pada pancreas, liver dan kandung empedu. Studi epidemiologipada 490 pasien kanker pancreas menunjukkan tak ada kaitan antarakanker pancreas dan riwayat konsumsi minuman teh, minumankarbonasi, beer atau spirit. (Mack TM1986). Studi oleh Assy N (2008)dan Abid A (2009) menunjukkan bahwa konsumsi softdrinks berkaitandengan perlemakan hati dan sindroma metabolik.

    Selain potensi efek negative minuman berkarbonasi pada salurancerna yang perlu dilakukan studi lanjutan untuk menguji kebenaranya,terdapat beberapa laporan/ studi tentang efek positif MB pada salurancerna misalnya; peran minuman karbonasi untuk dissolution pada

    phytobezoars di lambung.

    Dengan semakin meningkatnya konsumsi minuman berkarbonasi,sebaliknya masih sedikit studi/penelitian tentang ini pada kesehatandan saluran pencernaan khususnya diperlukan kewaspadaan kitasemua untuk dapat mengkonsumsi secara bijak (tidak berlebihan), danmendorong pemerintah, industri, klinisi, peneliti, untuk bekerja samadalam upaya memberikan konsumsi tambahan terbaik bagimasyarakat.

    Daftar Rujukan1. R Cuomo, et al . Carbonated beverages and gastrointestinal

    system : between myth and reality. Nutrition, Metabolism&cardiovascular Diseases (2009) xx, 1-7

    2. T Johnson, et al. Systematic review : the effects of carbonatedbeverages on gastro-esoepahgeal reflux disease. AlimentPharmacol Ther, 2010,31,607-614.

    3. R Cuomo, et al. Effect of carbonated water on functionaldyspepsia and constipation. European Journal ofGastroenterology % Hepatology 2002, 14: 991-999.

    4. Halfeng Li , et al. Dietary Factors associated with Dental Erosion :

    A Meta-Analysis. Plos One 2012, 7:8:e42626. www.plosone.org5. Lenny R Vartanian, et al. Effect of soft drinks consumption on

    nutrition and health : A Systematic Review and MetaAnalysis.American Journal of Public Health 2007, 97:4;667-675

    6. Beom Jae Lee, et al. How good is cola for dissolution of gastricphytobezoars ?World J Gastroenterol 2009 May 14: 15 (18) : 2265-2269.

    3

    http://www.plosone.org/http://www.plosone.org/
  • 7/27/2019 Minuman Berkarbonasi Dan Sistem Gastrointestinal

    4/4

    Seminar Minuman Berkarbonasi & Kesehatan Semarang, 6 Oktober2012________________________________

    7. Jasper Lagergren, et al. Carbonated soft drinks and Risk ofEsophageal Adenocarcinoma : A Population Based CaseControl study. Journal of the National Cancer Institute 2006;98,16 :1158-1161.

    8. William Nseir, et al. Soft drinks consumption and noalcoholic

    fatty liver disease. World J Gastroenterol 2010, june 7 :16(21):2579-2588.

    4