mini cex dr.isti

39
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG LAPORAN MINI CEX “ Low Back Pain ” Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian IlmuPenyakitSaraf Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Istiqomah., Sp.S Disusun Oleh : Ani Suryani H2A011008 Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Saraf 1

Upload: ani-suryani

Post on 08-Sep-2015

295 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

KOAS

TRANSCRIPT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

LAPORAN MINI CEX Low Back Pain Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian IlmuPenyakitSarafRumah Sakit Umum Daerah Tugurejo

Diajukan Kepada :Pembimbing : dr. Istiqomah., Sp.S

Disusun Oleh :Ani Suryani H2A011008

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANGRumah Sakit Umum Daerah TugurejoLEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

Presentasi laporanmini cex: Low Back Pain Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit SarafRumah Sakit Umum Daerah Tugurejo

Disusun Oleh:Ani SuryaniH2A011008

Telah disetujui oleh Pembimbing:

Nama pembimbingTandaTangan

dr.Istiqomah., Sp.S.............................

I. IDENTITAS PASIENNama : Ny. Umur : 48 tahunAgama : Islam Alamat : Kaliwungu, kendalPekerjaan : Guru SDStatus : MenikahNo RM : -Tanggal periksa: 29 Juni 2015

II. ANAMNESAAnamnesa dilakukan secara autoanamnesa tanggal 29 Juni 2015 jam 13.00 WIB, di Poli Saraf RSUD Tugurejo, Semarang.Keluhan utama : Nyeri Pinggang Lokasi : Pinggang sebelah kiri menjalar sampai ke tungkai atas, tungkai bawah, dan kaki sblh kiri.Onset : satu minggu yang laluKualitas : Nyeri pinggang menjalar sampai ke kaki sebelah kiri, nyeri dirasakan seperti rasa terbakar, sampai pasien susah untuk berjalan.Kuantitas : nyeri terus menerus, sampai mengganggu aktivitas sehari hari.Faktor memperingan : nyeri sedikit berkurang dengan berbaringFaktor memperberat : membungkuk dan naik kendaraan bermotorGejala penyerta : kesemutan ( + ), rasa tebal ( - ), BAB dan BAK masih bisa dikontrol

RPS / Kronologis 1 minggu sebelum pasien periksa ke Poli Saraf RSUD Tugurejo Semarang, pasien merasakan nyeri pinggang yang menjalar ke kaki sebelah kiri setelah pasien menyetrika pakaian, nyeri dirasakan semakin hebat, seperti rasa terbakar. Pasien mengaku keluhan dirasakan terus menerus, semakin berat saat membungkuk dan naik kendaraan bermotor namun keluhan sedikit berkurang saat pasien berbaring. Keluhan lain berupa rasa kesemutan, namun BAB dan BAK masih bisa dikontrol.

RPD Riwayat nyeri pinggang: disangkalRiwayat trauma: disangkalRiwayat tekanan darah tinggi : (+) terkontrolRiwayat gula darah tinggi: disangkal Riwayat batuk lama: disangkalRiwayat alergi obat, makanan: disangkal

RPK Riwayat tekanan darah tinggi : (+)Riwayat gula darah tinggi: (+)

Riwayat pribadi dan sosial ekonomi : Pasien adalah seorang guru dan ibu rumah tangga, sehari hari selain bekerja disekolah pasien juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri. Pembiayaan pasien menggunakan BPJS non PBI. Kesan ekonomi cukup.

III. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik dilakukan tanggal 29 Juni 2015 jam 13.30 WIBKeadaan umum : tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentisGCS : E4M6V5Vital SignTD: 137/87 mmHgRR: 20 x/menitHR: 61 x/menitSuhu: 36.5oCBB: 61 kgTB: 162 cmIMT: 23,4( Normoweight )Status internaKepala: kesan mesocepalMata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-Hidung: nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-)Telinga: discharge ( - / - ), nyeri tekan tragus ( - / - ).Mulut: lembab (-), sianosis (-), perot ( - )Leher: Limfonodi(-),pembesarantiroid (-), kaku kuduk (-), penggunaan otot bantu nafas (-)ThoraxCorInspeksi: ictus cordis tidak tampakPalpasi: ictus cordis teraba, nyeri tekan (-)Perkusi : Batas kanan bawah jantung: ICS 5 linea parasternal dextra Batas kiri bawah jantung: ICS 5 linea mid clavicula sinistra Pinggang jantung : ICS 3 linea parasternal sinistra batas atas jantung : ICS 2 linea parastrenal sinistraAuskultasi : bunyi jantung dalam batas nomal, tidak ada suara tambahan.Pulmo Tampak DepanTampak Belakang

SD Vesikuler SD VesikulerWheezing (-), ronki (-)Wheezing (-), ronki (-)

ParuDextraSinistra

DepanInspeksi

Palpasi

PerkusiAuskultasiNormochest, simetris, kelainan kulit (-), sudut arcus costa dalam batas normal, SIC dalam batas normalPengembangan pernafasan paru normal Simetris, nyeri tekan (-), SIC dalam batas normal, taktil fremitus normal. Gerak dada tidak ada yang tertinggal, massa (-)

Sonor seluruh lapang paruSuara dasar vesicular, wheezing (-), ronki (-)Normochest, simetris, kelainan kulit (-), sudut arcus costa dalam batas normal, SIC dalam batas normalPengembangan pernafasan paru normal Simetris, nyeri tekan (-), SIC dalam batas normal, taktil fremitus normal. Gerak dada tidak ada yang tertinggal, massa (-)

Sonor seluruh lapang paruSuara dasar vesicular, wheezing (-), ronki (-)

AbdomenInspeksi : datar, warna kulit sama dengan sekitarAuskultasi: bising usus normalPerkusi : timpani seluruh regio abdomenPalpasi:nyeri tekan (-)Ekstremitas: SuperiorInferior

Akral pucat-/--/-

Akral dingin-/--/-

Deformitas-/--/-

Capillary Refill< 2 detik/< 2 detik< 2 detik/< 2 detik

STATUS NEUROLOGICKesadaran: compos mentisKuantitatif: GCS 15 (E4V6M5)Kualitatif: tingkah laku: baik Perasaan hati: baikOrientasi: tempat (baik), waktu (baik), orang (baik), sekitar (baik)Jalan pikir: realistikKecerdasan: baikDaya ingat: Baru : baik Lama : baikKemampuan bicara: baikSikap tubuh: baikCara berjalan: saat berjalan kaki pasien harus diseret karena nyeri.Nervi Cranialis N I. (OLFAKTORIUS)Hidung KananHidung Kiri

Daya PembauNormal Normal

N II.(OPTIKUS)Mata KananMata Kiri

VisusNormalNormal

Pengenalan WarnaNormalNormal

Lapang PandangNormalNormal

Perdarahan Arteri/VenaTidak dilakukanTidak dilakukan

Fundus okuliTidak dilakukan Tidak dilakukan

PapilTidak dilakukanTidak dilakukan

RetinaTidak dilakukanTidak dilakukan

N III (OKULOMOTORIUS)Mata KiriMata Kanan

PtosisGerak mata ke atasGerak mata ke bawahGerak mata medialUkuran pupilBentuk PupilReflek cahaya langsungReflek cahaya konsensualReflek akomodasiStrabismus divergenDiplopia

-BebasBebasBebas3 mmBulat++Tidak dilakukan---BebasBebasBebas3 mmBulat++Tidak dilakukan--

N IV (TROKHLEARIS)Mata KananMata Kiri

Gerakmata lateral bawahStrabismus konvergenDiplopiaBebas--Bebas--

N V. (TRIGEMINUS)Kemampuan

MenggigitNormal

Membuka mulutNormal

Sensibilitas Muka atasNormal

Sensibilitas Muka TengahNormal

Sensibilitas Muka bawahNormal

Reflek korneaNormal

Reflek bersinNormal

Reflek masseterNormal

Reflek zigomatikusNormal

TrismusNormal

N VI. ( ABDUSEN )KananKiri

Gerak mata lateralNormalNormal

Strabismus konvergenNormalNormal

DiplopiaNormalNormal

N VII. ( FASIALIS )KananKiri

Kerutan kulit dahiNormalNormal

Kedipan mataNormalNormal

Lipatan naso-labialNormalNormal

Sudut mulutNormalNormal

Mengerutkan dahiNormalNormal

Mengerutkan alisNormalNormal

Menutup mataNormalNormal

MeringisNormalNormal

Tik fasialNormalNormal

LakrimasiNormalNormal

Daya kecap 2/3 depanNormalNormal

Reflek fisuo-palpebraNormalNormal

Reflek glabellaNormalNormal

Reflek aurikulo-palpebraNormalNormal

Tanda MyersonNormalNormal

Tanda ChovstekNormalNormal

N VIII. Vestibulocochlearis (AKUSTIKUS)KananKiri

Mendengar suara berbisikNormal Normal

Mendengar detik arlojiNormalNormal

Tes RinneTidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes WeberTidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes SwabachTidak dilakukan Tidak dilakukan

N.IX(GLOSOFARINGEUS)KananKiri

Arkus faringNormal Normal

Daya kecap 1/3 belakangNormal Normal

Reflek muntahNormal Normal

Sengau--

Tersedak--

N X (VAGUS)KananKiri

Arkus faringNormal Normal

Daya kecap 1/3 belakangNormal Normal

BersuaraNormal Normal

MenelanNormal Normal

N XI (AKSESORIUS)KananKiri

Memalingkan kepalaNormal Normal

Sikap bahuNormal Normal

Mengangkat bahuNormal Normal

Trofi otot bahuNormal Normal

N XII (HIPOGLOSUS)KananKiri

Sikap lidahNormal Normal

ArtikulasiNormal Normal

Tremor lidah--

Menjulurkan lidahNormal Normal

Kekuatan lidahNormal Normal

Trofi otot lidahNormal Normal

Fasikulasi lidah--

BADAN Trofiototpunggung: Eutrofi Trofiotot dada: Eutrofi Nyerimembungkukkanbadan :+ Vertebra : Normal Nyeritekan: ( - ) Gerakan: Aktif Sensibilitas: Normal

ANGGOTA GERAK ATAS InspeksiKananKanan

Drop hand( - )( - )

Pitchers hand( - )( - )

Warna kulitSesuai warna sekitarSesuai warna sekitar

Claw hand( - )( - )

Kontraktur ( - )( - )

Palpasi Tungkai atas KananKiri

GerakanKeseluruh arahKeseluruh arah

Kekuatan 5 /5/55/5/5

TonusIsotoniIsotoni

Sensibilitas Normal Normal

Nyeri --

Termis Normal Normal

Diskriminasi Gramestesia BarognosiaTopognosiaNormal NormalNormalNormal NormalNormal

Refleks Fisiologis :1. Biceps2. Triceps+/ N+/ N+/ N+/ N

ANGGOTA GERAK BAWAHInspeksiKananKanan

Droop foot(-)(-)

Warna kulitSesuai warna sekitarSesuai warna sekitar

Kontraktur(-)(-)

Palpasi : Tungkai bawahKananKiri

GerakanNormal Normal

Kekuatan5/5/5 4/4/4 ( nyeri )

TonusIsotoni Isotoni

Sensibilitas Normal Normal

Nyeri +

Termis Normal Normal

Diskriminasi 1. Rasa Gramestesia2. Rasa Barognosia3. Rasa Topognosia

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Posisi Normal Normal

Refleks Fisiologis :1. Patella2. Achilles+/ N+/ N+/ N+/ N

Reflek Patologik :Refleks Patologis :1. Babinski2. Chaddock3. Oppenheim4. Gordon5. Schafner 6. Mendel Becterew7. Rossolimo8. Gonda9. Klonus Paha10. Klonus Kaki

Refleks rangsal meningeal11. Kaku kuduk12. Kernig sign13. Burdzinski I14. Burdzinski II15. LasegueRefleks rangsang radikuler16. Lasegue17. Kontra lasegue18. Neris sign19. Naffziger20. Valsava 21. Patrick22. Kontra patrick Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Normal Normal Normal Normal Normal Normal

NormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Normal Normal Normal Normal Normal Normal

NormalNormalNormalNormalNormalNormalNormal

KOORDINASI LANGKAH DAN KESEIMBANGAN Cara berjalan : karena nyeri kaki pasien harus diseret untuk berjalan. Ataksia : - Disdiadokhokinesis : (-) Robound fenomen : (-) Nistagmus : (-) Dismetri ; Tes telunjuk-hidung : Normal Tes telunjuk-telunjuk : Normal Tes hidung-telunjuk-hidung : Normal Pemeriksaantambahan : Test Laseque : (+) Kontra Laseque : (+) Laseque terbalik : (+) Neris Sign : (+) Naffziger : (+) Valsava : (+) Test Patrick : (+) Tes Kontra Patrick : (+)

FUNGSI VEGETATIF Miksi : Inkontinentia urin (-), Retensio urin (-), Anuria (-), Poliuria ( - ). Defekasi : Inkontinentia alvi ( -), Retensio alvi ( -).

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. X Foto Lumbo Sakral

V. RESUME 1 minggu sebelum pasien periksa, pasien merasakan nyeri pinggang yang menjalar ke kaki sebelah kiri setelah pasien menyetrika pakaian, nyeri dirasakan semakin hebat, seperti rasa terbakar. Pasien mengaku keluhan dirasakan terus menerus, semakin berat saat membungkuk dan naik kendaraan bermotor namun keluhan sedikit berkurang saat pasien berbaring. Keluhan lain berupa rasa kesemutan.Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tanda vital dalam batas normal, GCS 15, status internus dalam batas normal, kekuatan pada ekstremitas inferior sinistra 4 / 4 / 4 karena terdapat nyeri. Pada pemeriksaan tambahan yaitu test laseque, test laseque, kontra laseque, laseque terbalik, neris sign, naffziger, valsava, test patrick dan tes kontra patrick, menunjukan hasil yang positif.

VI. DAFTAR MASALAHMasalah AktifMasalah Pasif

1. Nyeri Pinggang menjalar ke kaki

-

VII. DIAGNOSIS Diagnosis Klinis: Nyeri punggung bawah. Diagnosis Topis: Keadaan patologi pada vertebra lumbal Diagnosis Etiologis: Suspect HNPVIII. INISIAL PLAN1. Diagnosis : Low Back Pain2. Ip Tx: Na diclofenac 2 x 25 mg Diazepam 2 x 2 mg3. Ip Mx: Keadaan umum Tanda vital Nyeri pinggang 4. Ip. Ex : Menjelaskan kepada keluarga dan pasien tentang penyakit yang dialami pasien Banyak istirahat Kurangi angkat beban berat Minum obat teratur Latihan fisioterapi.

IX. PROGNOSISQuo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad sanam: dubia ad bonamQuo ad fungsionam: dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKAA. DefinisiLow back pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. 1B. Etiologi2Penyebab nyeri punggung bawah ada barbagai macam, antara lain :1. Nyeri punggung bawah mekanis, yaitu timbul tanpa kelainan struktur anatomis seperti otot atau ligamen, atau timbul akibat trauma, deformitas, atau perubahan degeratif pada suatu struktur misalnya diskus intervertebralis.2. Penyakit sistemik seperti spondilitis inflamasi, infeksi, keganasan tulang, dan penyakit paget pada tulang bisa menyebabkan nyeri di area lumbosakral3. Skiatika (sciatica) adalah nyeri yang menjalar dari bokong ke tungkai kemudian ke kaki, sering disertai parastesia dengan distribusi yang sama ke kaki. Gejala ini timbul akibat penekanan nervus iskiadikus, biasanya akibat penonjolan diskus intervertebralis ke lateral.Pembagian penyebab dari LBP ini berdasarkan oleh frekuensikejadian adalah :1. Penyebab luar biasa : langsung (20%)a. Berasal dari spinal : termasuk kondisi seperti infeksi, tumor, tuberkulosis, tractus spondilosis.b. Berasal bukan dari spinal : termasuk masalah dilain sistem seperti saluran urogenital, saluran gastroinstetinal, prolaps uterus, keputihan kronik pada wanita, dan lain-lain.2. Penyebab biasa : tidak langsung (80%)Kejadian ini berkisar sekitar 8 dari 10 kasus. Kasus yang bisa bervariasi mulai dari ketengangan otot, keseleo. Penyebab dari berbagai penyakit ini adalah:a. Kebiasaan postur tubuh yang kurang baikb. Cara mengangkat beban berat yang salahc. Depresid. Aktivitas yang tidak biasa dan berate. Kebiasaan kerja dan kinerja yang salah

C. Anatomi 3Bagian tulang belakang (spinal) secara anatomis dibagi menjadi dua bagian. Bagian anterior terdiri 6 atas serangkaian corpus vertebra berbentuk silinder yang saling dihubungkan lewat diskus intervertebralis dan disatukan oleh ligamentum longitudinalis. Bagian posterior terdiri atas unsur yang lebih halus yang membentang dari corpus vertebra sebagaipedikulus melebar ke arah posterior untuk memebentuk lamina yang bersama struktur ligamentum membentuk canalis vertebra. Processus spinosus dan transversus menonjol ke arah lateral serta posterior dan berfungsi sebagai tempat perlekatan otot yang menggerakkan, menunjang serta melindungi columna vertebra. Stabilitas tulang belakang bergantung pada dua tipe tunjangan, yaitu tipe tunjanganyang dihasilkan oleh articulatio tulang (terutama oleh persendian diskus serta articulatio sinoval unsur unsur posterior) dan tipe kedua yang dihasilkan oleh struktur penunjang ligamentum (pasif) serta muskuler (aktif). Struktur ligamentum cukup kuat, tetapi karena struktur ini maupun corpus vertebra, yaitu compleks diskus, tidak memiliki kekuatan integral untuk bertahan terhadap gaya luar biasa yang bekerja pada columna bahkan pada saat melakukan gerakan yang sederhana sekalipun, maka kontraksi volunter dan reflektoris otot sakrospinal, abdominal, gluteal, psoas serta hamstring mampu mempertahankan sebagian besar stabilitas tulang belakang. Struktur vertebra dan paravertebra diinervasi oleh cabang cabang dari saraf spinalis segmental yang keluar dari foramen neuralis pada tiap batas tulang belakang. Saraf sinovertebralis, yang dianggap saraf sensoris utama yang mensuplai struktur tulang belakang lumbal, muncul dari saraf spinalis sebeleum percabangannya menjadi suatu ramus anterior dan posterior. Saraf sinovertebralis untuk memberi persarafan sensoris kepada ligamentum longitudinal posterior, bagian luar anulus fibrosus posterior, dura anterior, dura selubung akar saraf dan vena vena epidural, semua di dalam canalis spinalis. Saraf utama lain yang mensuplai struktur spinalis dan paraspinalis muncul dari ramus primer posterior. Ramus primer posterior saraf spinalis lebih jauh terbagi menjadi cabang medial dan lateral. Bersama saraf ini mensuplai bagian posterior tulang belakang, termasuk sendi faset, seperti juga otot dan fasia paraspinalis. Sebagai tambahan, tiga saraf spinalis lumbal memberi sensasi kutaneus kepada kulit dari pinggang. Bagian belakang tubuh yang memiliki kebebasan bergerak terbesar dan dengan demikian yang paling sering terkena cedera, adalah daerah servikal dan lumbal. Selain pergerakan sadar yang diperlukan untuk membungkuk, berputar dan pergerakan lainnya, banyak aksi tulang belakang yang bersifat refleks dan merupakan dasar postur. 2

Gambar 2.1. Kiri: pandangan superior vertebra lumbal yang sudahdikupas. Kanan : pandangan lateral dua buah vertebra lumbal yang berhubunganlewat sendi (artikulasio). B = corpus vertebra; SC = canalis spinalis; IVF =foramen intervertebralis; IF = fasies artikularis inferior; SF = fasies artikularissuperior; P = pedikulus; TP = prosesus transversus; SP = prosesus spinosus; L =lamina (diadapasi dari DB Levine, dalam DJ McCarty (ed): Arthritis and alliedconditions: A Textbook of rheumatology, 10th ed., Philadelphia, Lea & Febiger,11585)

D. Patofisiologi

E. Faktor resikoFaktor risiko terjadinya NPB adalah usia, kondisi kesehatan yang buruk, masalah psikologik dan psikososial, artritis degeneratif, merokok, skoliosis mayor (kurvatura >80o), obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang berhubungan pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama, duduk atau berdiri berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik), getaran, mengangkat, membawa beban, menarik beban, membungkuk, memutar, dan kehamilan.

F. Diagnosis 41. Anamnesis a. Letak atau lokasi nyeri penderita diminta menunjukkan nyeri dengan tepat, atau keterangan yang rinci sehingga letaknya dapat diketahui dengan tepat.b. Penyebaran nyeri, untuk dibedakan apakah nyeri bersifat radikular atau nyeri acuan.c. Sifat nyeri, misalnya seperti ditusuk tusuk, disayat, mendeyut, terbakar, kemeng yang terus menerus, dan sebagainya.d. Pengaruh aktivitas terhadap nyeri, apa saja kegiatan oleh penderita yang dapat menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa sehingga penderita mempunyai sikap tertentu untuk meredakan rasa nyeri tersebut.e. Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh, erat kaitannya dengan aktivitas tubuh, perlu ditanyakan posisi yang bagaimana dapat memperberat dan meredakan rasa nyeri.f. Riwayat Traumag. Proses terjadinya nyeri dan perkembangannya, bersifat akut, perlahan, menyelinap sehingga penderita tidak tahu pasti kapan rasa sakit mulai timbul, hilang timbul, makin lama makin nyeri, dan sebagainya.h. Obat obat analgetik yang diminum, menelusuri jenis analgetik apa saja yang pernah diminum.i. Kemungkinan adanya proses keganasan.j. Riwayat menstruasi, beberapa wanita saat menstruasi akan mengalami LBP yang cukup mengganggu pekerjaan sehari hari.2. Pemeriksaan Fisika. Inspeksi1) Observasi penderita saat berdiri, duduk, berbaring, bangun dari berbaring.2) Observasi punggung, pelvis, tungkai selama bergerak.3) Observasi kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya angulasi, pelvis yang asimetris dan postur tungkai yang abnormal.b. Palpasi dan perkusi1) Terlebih dulu dilakukan pada daerah sekitar yang ringan rasa nyerinya, kemudian menuju daerah yang paling nyeri.2) Raba columna vertebralis untuk menentukan kemungkinan adanya deviasi.

3. Pemeriksaan Tambahan :a. Tes LasegueMengangkat tungkai dalam keadaan ekstensi. Positif bila pasien tidak dapat mengangkat tungkai kurang dari 60 dan nyeri sepanjang nervus ischiadicus. Rasa nyeri dan terbatasnya gerakan sering menyertai radikulopati, terutama pada herniasi discus lumbalis / lumbo-sacralis.b. Tes Patrick dan anti-patrickFleksi-abduksi-eksternal rotation-ekstensi sendi panggul. Positif jika gerakan diluar kemauan terbatas, sering disertai dengan rasa nyeri. Positif pada penyakit sendi panggul, negative pada ischialgia.c. Tes NaffzigerDengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS akan meningkat, akan menyebabkan tekanan pada radiks bertambah, timbul nyeri radikuler. Positif pada spondilitis.d. Tes ValsavaPenderita disuruh mengejan kuat maka tekanan LCS akan meningkat, hasilnya sama dengan percobaan Naffziger.

G. Pemeriksaan Penunjang 51. Laboratorium.Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat; laju endap darah (LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.2. Pemeriksaan RadiologisFoto rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadang-kadang dijumpai penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis, perubahan degeneratif, dan tumor spinal. Penyempitan ruangan intervertebral kadang-kadang terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan suatus koliosis akibat spasme otot paravertebral.3. CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level neurologis telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.4. MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitive pada HNP dan akan menunjukkan berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah ortopedi tetap memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang paling terkena.MRI sangat berguna bila:a. vertebra dan level neurologis belum jelasb. kecurigaan kelainan patologis pada medula spinal atau jaringan lunakc. untuk menentukan kemungkinan herniasi diskus post operasid. kecurigaan karena infeksi atau neoplasma.Mielografi atau CT mielografi dan/atau MRI adalah alat diagnostik yang sangat berharga pada diagnosis NPB dan diperlukan oleh ahli bedah saraf/ortopedi untuk menentukan lokalisasi lesi pre-operatif dan menentukan adakah adanya sekwester diskus yang lepas dan mengeksklusi adanya suatu tumor.

H. Tatalaksana 61. Terapi konservatifRehat baring, penderita harus tetap berbaring ditempat tidur selama beberapa hari dengan tempat tidur dari papan dan ditutup selembar busa tipis. Tirah baring ini bermanfaat untuk nyeri punggung bawah mekanik akut, fraktur dan HNP.2. MedikamentosaObat obat simptomatik yaitu: analgetika, kortikosteroid, AINS. Obat obat kausal: anti tuberculosis, antibiotic, nukleolisis misalnya khimopapain, kolagenase (untuk HNP).3. FisioterapiBiasanya dalam bentuk diatermi misalnya pada HNP, trauma mekanik akut, serta traksi pelvis misalnya untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis.4. Terapi operatifJika tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata atau terhadap kasus fraktur yang langsung mengakibatkan defisit neurologik.

DAFTAR PUSTAKA1. Sadeli HA, Tjahjono B. Nyeri Punggung Bawah dalam : Nyeri Neuropatik, Patofisiologi dan Penatalaksanaan Editor : Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA, Perdossi, 2001 : 145 167.2. Davey P. At a Glance Medicine. Jakarta:Penerbit Erlangga;20053. Isselbacher KJ, Asdie AH. editors. Harrison: Prinsip Prinsip IlmuPenyakit Dalam Edisi 13. Jakarta:EGC;1999.4. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta:Gajah Mada UniversityPress;2007.5. Sidharta P, 2008. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat.6. Beng P, Chen , J, Kuang Z, 2009. Diagnosis and surgical treatment of back pain originating from endplate. Eur Spine J. No18 :1035 1040.

3