mendadak lumpuh

Upload: sandhyandaa

Post on 02-Jun-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    1/21

    0

    LAPORAN DISKUSI TUTORIAL

    BLOK 13/ SKENARIO 3

    MENDADAK LUMPUH

    Tutor : dr. Merry Tyas

    Hari, Tanggal Diskusi : Kamis,11 Oktober 2012

    Modera tor : N. Ulfah Azzaro H

    Disusun oleh :

    1. Alifia Assyifa H2A0100022. Dienia Nop Ramliana H2A0100103. Festi Tsaqofah H2A0100164. Fitriyani H2A0100205. Hera Dwi Priharti H2A0100236. Kartika Ayu Mekarsari H2A0100287. Nushroh Ulfah Azzahro H. H2A0100368. R. Prindjati Prakarsa H2A0100429. Sandhy Hapsari A. H2A01004610. Yolinda Candra Arintya H2A010049

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

    2012

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    2/21

    1

    MENDADAK LUMPUH

    Seorang laki laki 50 tahun datang ke UGD dengan digendong keluarganya karena kaki

    dan tangan kanan mendadak lumpuh. Dia mengeluh kaki dan tangan kanan tiba tiba tidak

    bisa digerakkan sama sekali tadi pagi sehabis bangun tidur. Dari hasil pemeriksaan fisik

    mulut penderita merot ke kiri, bicara pelo, kekuatan tangan dan kaki kanan = 0. Reflek

    fisiologis tangan dan kaki (-). Tekanan darah140/90. Beberapa hari sebelum sakit ini

    penderita sering susah tidur , sering melamun.

    STEP 1

    a. Lumpuh : Hilangnya tenaga otot sama sekali serta fungsi sensorik dan

    motorik volunter akibat lesi pada susunan piramidal, finalcommon path, motor end plate.

    b. Pelo : Gangguan pada otak area broca

    c. Merot :

    d. Reflex fisiologis : Gerakan otot skeletal sebagai suatu jawaban motorik atas

    rangsangan sensorik, pemeriksaan menggunakan palu

    reflex

    STEP 2

    1. Apa yang menyebabkan timbulnya gejala gejala pada pasien?

    2. Makna apa yang ditemui pada pemeriksaan fisik?

    3. Apakah hubungan gejala yang sekarang timbul dengan sering melamun dan susah

    tidur?

    STEP 3

    1. Kelumpuhan mendadak kemungkinan :

    Stroke (cerebrovascular disease)

    dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli,

    pecahnya dinding pembuluh darah otak, permeabilitas dinding pembuluh darah

    dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri.

    Stroke menyebabkan defisit neurologik, tergantung pada lokasi lesi (pembuluh

    darah yang tersumbat), ukuran area perfusi yang tidak adekuat, jumlah aliran

    darah (sekunder atau sensori).

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    3/21

    2

    Trauma tulang belakang

    Trauma pada diskus intervertebrae yang merupakan penghubung antara 2

    korpus vertebrae. Sistem ligamentum membentuk jajaran barisan (alignment)

    tulang belakang dan memungkinkan mobilitas vertebrae. Di dalam susunan tulang tersebut terangkai rangkaian saraf-saraf yang bisa

    terjadi cedera.

    Hemiparesis kontralateral dapat dikarenakan lesi vaskular unilateral di kapsula

    interna / korteks motorik. Kapsula interna terdapat pada jaringan intraserebri yang

    menjadi penghubung jaras-jaras saraf motorik sistem pyramidalis, seperti

    kortikospinalis dan kortikobulbar sehingga bila terjadi oklusi / penyumbatan padadaerah ini maka akan terjadi hambatan fungsional.

    Lesi vaskular dapat berupa: oklusi dipembuluh darah otak

    a. A cerebri posterior : manifestasi hemiparesis kontralateral

    b. A cerebri media : manifestasi hemiparesis / monoparesis kontralateral

    c. A cerebri anterior : manifestasi hemioaresis kontralateral, defisit sensoris

    Manifestasi kontralateral disebabkan cabang motorik kortikospinalis dan

    kortikobulbar bersilangan di decussatio pyramidium pada daerah medullaoblongata sebelum menuju medulla spinalis. Hambatan fungsional cabang

    motorik pada hemisfer kanan otak termanifestasi pada fungsi motorik

    anggota badan kontralateral / anggota badan kiri

    Selain itu penyebab kelumpuhan mendadak pada pasien juga dapat disebabkan oleh

    karena infeksi, seperti polio dan sindrom Guillain Bare dan genetik/ keturunan :

    DMP (Distropia Muskulorum Progresiva) pada anak-anak.

    Pada kasus lumpuh terjadi lesi pada SSP, misalnya gangguan pada vaskularisasi

    otak sumbatan pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah tersebut.

    Otak memerlukan nutrisi sebagai berikut :

    a. 800 cc O 2

    b. 100 mg glukosa

    c. 700-800 L darah

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    4/21

    3

    Akibat terjadinya gangguan suplai ke otak antara lain:

    a. Terhenti selama 30 detik : sel otak akan terganggu

    b. Terhenti selama 3 menit : sel cacat atau mati

    c. Terhenti 8 menit atau lebih : kematian

    Secara umum otak Manusia dibagi menjadi 2 hemisfer :

    a. Kanan = bertanggung jawab terhadap ekstremitas tubuh bagian kiri dan

    berfungsi untuk untuk kendali ruang, Pikiran, Abstrak dan Emosi

    b. Kiri = bertanggung jawab terhadap ekstremitas tubuh bagian kanan dan

    memiliki fungsi untuk memproses bahasa, Matematik dandaya ingat

    2. Timbulnya gejala pada pasien disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : Mulut merot

    Keterangan : (jalannya N.VII)

    1. syaraf motorik wajah bagian atas memiliki 2 cabang (sisi ipsilateral dan

    kontralateral) bila salah satu bagian atas inti (UMN) terganggu maka

    wajah bagian atas masih bisa dipersyarafi oleh satunya lagi.

    2. Syaraf motorik wajah bagian bawah hanya sipersyarafi oleh 1 jaras

    yaitu dibagian kontralateral, bila terdapat lesi pada atas (UMN) atau

    bawah inti (LMN) maka wajah bagian bawah jelas mengalami

    kelumpuhan

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    5/21

    4

    UMN LMN

    Lesi di sentral Gerak otot wajah voluntir =

    negatif Gerak otot wajah involuntir =

    masih terlihat

    Wajah simetris waktu istirahat kelumpuhan wajah bagian

    bawah saja

    Lesi diperifer Gerak otot wajah voluntir =

    negatif Gerak otot wajah involuntir =

    negatif

    Wajah asimetris waktu istirahat Kelumpuhan wajah bagian atas

    dan bawah

    Bicara pelo (disartria)Bicara pelo pada pasien dapat disebabkan oleh karena gangguan peredaran

    darah otak (stroke), Gangguan biokimia,

    trauma, neoplasma, keracunan, radang, infeksi virus / prion, degenerasi

    progresif, kelainan konginetal

    Kekuatan tangan dan kaki = 0

    Pemeriksaan kekuatan dilakukan tangan dan kaki, dilakukan di tempat :

    1. Tangan, lengan bawah, lengan atas

    2. kaki, tungkai bawah, tungkai atas

    Skore kekuatan :

    5 : Kekuatan penuh

    4 : Bisa melawan gravitasi dan melawan tahanan ringan

    3 : Bisa melawan gravitasi dan tidak bisa melawan tahanan ringan

    2 : Tidak bisa melawan gravitasi, hanya bergerak / bergeser kanan kiri

    1 : Hanya ada kontraksi otot

    0 : Tidak ada kontraksi otot sama sekali

    Reflex fisiologis (-)

    Reflex fisiologis merupakan gerakan otot skeletal sebagai suatu jawaban

    motorik atas rangsangan sensorik, pemeriksaan menggunakan palu reflex

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    6/21

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    7/21

    6

    langsung berkolerasi mengganggu sistem cardiovasculer sistemik maupun yang ke

    otak.

    STEP 4

    STEP 5

    a. Definisi

    b. Etiologi

    c. Klasifikasi

    d. Patofisiologi

    e. Manifestsi klinik

    f. Diagnosa

    g. Komplikasi

    h. DD

    STROKE

    DEFINISI

    ETIOLOGI

    KLASIFIKASI

    PATOFISIOLOGI

    MANIFESTASIKLINIK

    DIAGNOSA

    PENATALAKSA NAAN

    DD

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    8/21

    7

    i. Penatalaksaan

    j. Prognosis

    STEP 6 (Belajar Mandiri)

    STEP 7

    1. STROKE

    A. Definisi

    Stroke atau penyakit serebrovaskular mengacu kepada setiap gangguan

    neurologic mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran

    darah melalui sistem suplai arteri otak, baik fokal maupun menyeluruh yang

    berlangsung dengan cepat atau berkhir dengan maut tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular.

    B. Etiologi

    1) Embolisme

    Sumber embolisasi dapat terletak di arteria karotis atau vertebralis akan

    tetapi dapat juga di jantung dan sistem vaskuler sistemik. Embolus yang

    dilepaskan oleh arteria karotis atau vertebralis, dapat berasal dari plaqueathersclerotique yang berulserasi atau dari trombus yang melekat pada

    intima arteri akibat trauma tumpul pada daerah leher.

    Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada:

    a. Penyakit jantung dengan shunt yang menghubungkan bagian kanan

    dengan bagian kiri atrium atau ventrikel;

    b. Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun yang meninggalkan

    gangguan pada katup mitralis;

    c. Fibralisi atrium;

    d. Infarksio kordis akut;

    e. Embolus yang berasal dari vena pulmonalis

    f. Kadang-kadang pada kardiomiopati, fibrosis endrokardial, jantung

    miksomatosus sistemik;

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    9/21

    8

    Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai :

    a. Embolia septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis.

    b. Metastasis neoplasma yang sudah tiba di paru.

    c. Embolisasi lemak dan udara atau gas N (seperti penyakit caisson )

    Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial, ataupun

    dari right-sided circulation (emboli paradoksikal). Penyebab terjadinya

    emboli kardiogenik adalah trombi valvular seperti pada mitral stenosis,

    endokarditis, katup buatan), trombi mural (seperti infark miokard, atrial

    fibrilasi, kardiomiopati, gagal jantung kongestif) dan atrial miksoma.

    Sebanyak 2-3 persen stroke emboli diakibatkan oleh infark miokard dan 85

    persen di antaranya terjadi pada bulan pertama setelah terjadinya infark

    miokard.

    2) Trombosis arteri dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari trias virchow :

    a. Abnormalitas dinding pembuluh darah

    b. Abormalitas darah

    c. Gangguan aliran darah

    3) Iskemik

    F actor pencetus :

    a. Tekanan darah yang berubah drastis

    b. Emosional dan psikis

    F actor r esiko :

    a. Non-reversibel:

    1) Usia (orang yang > 40 th memiliki penurunan fungsi tubuh)

    2) Ras (>> pada orang afrika)

    3) Keturuanan

    4) Jenis kelamin (>)

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    10/21

    9

    b. Reversibel:

    1) Hipetensi

    2) Penyakit jantung

    3) Diabetes Mellitus

    4) Dislipidemia

    5) Obesitas

    6) Life style (rokok, alkohol, makanan, dll)

    C. Klasifikasi

    Klasifikasi stroke menurut New York Neurogical Institute

    1. Berdasarkan mekanisme :

    a. Stroke iskemik : trombosis, emboli, vaskulitis, koagulopati,

    hipoperfusi

    b. Stroke hemoragik : intraserebral, subarachnoid

    2. Berdasarkan waktu :

    a. Transient Ischemic Attack

    Gangguan neurologis sesaat, beberapa jam, gejala hilang kurang dari

    24 jam

    b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit

    Gangguan neurologis setempat yang akan hilang dalam waktu 1

    minggu hingga maksimal 3 minggu

    c. Stroke in evolution

    Gangguan neurologis yang masih terus berkembang serta bertambah

    buruk

    d. Completed stroke

    Gangguan neurologis permanen / menetap

    3. Berdasarkan lokasi sistem pembuluh darah :

    a. Tipe karotik

    b. Tipe vertebrobasiler

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    11/21

    10

    D. Patofisiologi

    Viskositaspemb.darah

    Turbulensi

    Eritrosit

    Oklusi/obstruksi

    Trombosis,

    Stroke Iskemik /Non Hemrogaik

    ISKEMIAStrokeHemoragik

    Menghambataliran darah

    Merusak

    Perdarahan

    Darah mengalir ke

    Pemb.darah otak

    Pemb.darah mnjd lemah& mudah robek

    Perubahan struktur pemb.darah (lipohialinosis,nekrois fibrinoid)

    Faktor resiko

    Aliran darahmnjd lambat

    Pasokan O2 otak

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    12/21

    11

    1. Stoke non hemoragik

    a. Emboli : terjadi sumbatan pada saluran cerebrovascular,

    biasanya akibat gelembung udara atau serpihan platelet yang lepas

    b. Trombotik : rusaknya dinding pembuluh darah dan terjadi

    hipertrobosis

    2. Stroke hemoragik

    Pecahnya pembuluh darah

    E. Manifestasi klinik

    Berdasarkan lokasi kelainan pada cerebrovasculer :

    1. Sistem karotis

    a. Arteri karotis interna

    Buta mendadak, disfagia, hemiparesis kontralateral

    b. Arteri serebri media

    Hemiparesis kontralateral, gangguan mental, kejang, gangguan

    sensitabilitas

    c. Pada gangguan kedua sisi

    Hemiplegia duplex, disfagia, psikologis

    2. Sistem vertebrobasiler

    a. arteri serebri posterior :hemianopsia homonim kontralateral,

    hemiparesis kontralateral, hilangnya rasa sakit, suhu dan sensasi

    kontralateral

    b. arteri vertebralis & arteri serepri posterior inferior : ataksia lengan

    dan tungkai yang sama, refleks kornea menghilang, disfagia, nistagmus

    F. Diagnose Anamnesis (alloanamnesa)

    a. Identitas : usia, jenis kelamin, pekerjaan dapat merupakan factor

    resiko

    b. RPS

    1) Keluhan : mendadak lumpuh

    2) Lokasi : monoparesis, hemiparesis, quadriparesis3) Onset : saat aktivitas, bangun tidur atau saat istirahat

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    13/21

    12

    4) Kronologi: mendadak / tidak, atau sampai terjadi penurunan

    kesadaran berat.

    5) Kualitas / kuantitas : lumpuh ringan atau total

    6) Faktor memperberat : adakah stress atau aktivitas berat

    7) Faktor memperingan : dengan konsumsi obat atau dengan

    istirahat

    8) Gejala penyerta : adakah mual, muntah, sakit kepala,

    kejang, gangguan sensorik atau motorik lainnya

    c. RPD

    Adakah penyakit DM atau hipertensi sebelumnya

    d. RPK

    Riwayat anggota keluarga adakah yang mengalami stroke, hipertensi

    atau DM

    e. Riwayat sosial ekonomi

    Adalah masalah dalam keluarga atau stress atau pola hidup yang tidak

    sehat (merokok, kurang olahraga, minum alkohol)

    Pemeriksaan Fisik

    Keadaan umum dengan metode GCS , meliputi :

    b. Respon sensorik

    c. Respon verbal

    d. Respon motorik

    Vital Sign , meliputi : Heart Rate, Respiratory Rate, Tekanan Darah, Suhu

    Pemerik saan f ungsi motorik , meliputi:

    Gerakan, Kekuatan (ekstremitas atas dan ekstremitas bawah), Tonus otot

    (hipertonus? hipotonus? eutonus?)

    Refleks f isiologi

    a. Biceps : mengetuk tendo m. Brachii

    b. Triceps : mengetuk tendo Triceps

    c. Radius : mengetuk proc. Styloideus Radii

    d. Ulna : mengetuk proc. Styloideus Ulna

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    14/21

    13

    e. Patella : mengetuk ligamentum Patella

    f. Achilles : mengetuk tendo Achilles

    Refl eks patologis ekstr emi tas bawah , meliputi :

    a. Babinski

    b. Chaddock

    c. Oppenheim

    d. Gordon

    e. Schaeffer

    f. Rossolimo

    g. Gonda

    Refleks patologi s ekstremitas atas , meliputi :

    Hoffman Trommer

    Pemeriksaan klonus, meliputi klonus patella dan klonus kaki.

    Pemerik saan neurol ogi nervus Cranial is , meliputi :

    a. Pemeriksaan n.olfactorius (N.I)

    b. Pemeriksaan n.opticus (N.II)

    c. Pemeriksaan n.oculomotorius (N.III)

    d. Pemeriksaan n.trochlearis (N.IV)

    e. Pemeriksaan n.abducens (N.VI)

    f. Pemeriksaan n.trigeminus (N.V)

    g. Pemeriksaan n.facialis (N.VII)

    h. Pemeriksaan n.vestibulokoklearis (N.VIII)

    i. Pemeriksaan n.glosofaringeus (N.IX)

    j. Pemeriksaan n.vagus (N.X)

    k. Pemeriksaan n.aksesorius (N.XI)

    l. Pemeriksaan n.hipoglosus (N.XII)

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    15/21

    14

    Pemeriksaan Penunjang

    1. CT Scan dan MRI

    Untuk menentukan jenis patologi, lokasi lesi, ukuran lesi,

    menyingkirkan lesi non vaskuler

    2. Pemeriksaan laboratorium rutin

    a. Laboratorium

    b. Rontgent thorax

    c. EKG, dilakukan 12 sadapan.murmur dan disritmia merupakan hal

    yang harus dicari, karena pasiendengan fibrilasi atrium,infark

    miokardium akut atau penyakit katup jantung dapat mengalami

    embolus obstruktif

    3. Pemeriksaan penunjang khusus

    a. Bila dugaan kelainan hemostatis

    b. Bila ada dugaan penyakit AIDS, TB

    c. EKG transtorakal

    d. Angiografi

    Selain dengan anamnesis , pemeriksaan fisik dan penunjang, dapat pula

    digunakan algoritma gadjah mada dan siriraj skor :

    1. ASGM

    a. Penurunan kesadaran positif

    b. Nyeri kepala positif

    c. Refleks babinsky positif

    2. Siriraj Stroke Skor(2.5 x tingkat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x pusing) + (0.1 x tekanan

    darah diastolik) - (3 x atheroma markers) 12

    Keterangan:

    Derajat kesadaran: Sadar penuh = 0, Somnolen = 1, Koma = 2 Nyeri kepala: Tidak ada = 0, Ada = 1

    Vomitus: Tidak ada = 0, Ada = 1

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    16/21

    15

    Ateroma : Tidak ada penyakit jantung, DM = 0, Ada = 1

    Dengan hasil sebagai berikut:

    SS > 1 = Stroke Hemoragik

    -1 > SS > 1 = Perlu pemeriksaan penunjang (Ct- Scan) SS < -1 = Stroke Non Hemoragik

    G. Komplikasi

    1. neurologi : Stroke berulang, kejang epilepsi

    2. infeksi : ISK, pneumonia, dll

    3. immobilitas : Kerusakan anggota tubuh, sering terjatuh

    4. tromboemboli : Trombosis vena dalam, emboli paru

    5. psikologi : Depresi

    6. komplikasi lain : Perdarahan GIT, konstipasi, gagal jantung, aritmia,

    arthritis dll (yang memerlukan penanganan medik khusus dan atau terapi

    pembedahan)

    H. DD

    Stroke Hemoragic Stroke Iskemic

    Onset

    Peringatan

    Nyeri kepala

    Kejang

    Muntah

    kesadaran

    Bradikardi

    Udem papil

    Kaku kudu

    Kerng sign

    Funduskopi

    Pungsi lumbal

    a. Tekanan

    Sedang aktif

    -

    +++

    +

    +

    +++

    ++ (dari awal)

    Sering +

    +

    ++

    Perdarahan retina dan

    korpus vitreum

    Istirahat

    +

    -

    -

    (Hari ke 4)

    -

    -

    -

    Crossing Phenomen

    Normal

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    17/21

    16

    b. warna

    Arteriografi

    CT Scan

    Merah

    Ada shift

    Lesi hiperdens

    Jernih

    Oklusi

    Lesi Hipodens

    I. Penatalaksanaan

    a.

    Emergency1. Pebaiki keadaan umum : ABC

    2. Jangan menurunkan TD mendadak , resiko udem serebri

    3. Stabilkan cairan dan elektrolit

    4. Atasi kejang dengan diazepam IV

    5. Atasi perdarahan dengan aspirin 300 mg dalam 48 jam

    6. Kondisi stabil lakukan px.penunjang

    7. Cegah infeksi dan komplikasi

    b. Medika mentosa

    Terapi Fase Akut (hari 0 - 14, setelah onset penyakit)

    Sasaran pengobatan adalah untuk menyelamatkan neuron yang menderita

    jangan sampai mati dan agar proses patologik lainnya yang menyertai tidak

    mengganggu/mengancam fungsi otak. Terapi umum ini terfokus pada

    kecukupan perfusi darah ke otak, dengan mengoptimalkan ABC (Airway,

    Breathing, Circulation), apabila stabil kemudian nilai GCS/kesadaran

    pasien lalu nilai defisit neurologis. Yang harus dilakkan antara lain :

    a. Monitoring Fungsi Jantung. Pemeriksaan terhadap fungsi jantung

    dipantau 24-48 jam pertama dan di evaluasi dengan gambaran EKG dan

    dipantau juga enzim jantungnya.

    b. Monitoring Gula Darah. Kadar gula yang tinggi dalam darah harus

    segera diturunkan, karena hiperglkemia dapat memperluas area otak

    yang rusak. Target penurunan gula darah sekitar 140 mg%. Apabila

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    18/21

    17

    kadar gula > 250mg% dikendalikan dengan pemberian insulin setiap 4

    jam (5 unit untuk setiap 50mg% gula darah). Pada kondisi pasien

    hipoglikemia maka dapat diberikan 25 g dextrose 50% IV dan dipantau

    secara ketat.

    c. Pertahankan saturasi O2. Diberikan O2 adekuat sebanyak 2-4 liter/menit

    Penggunaan obat untuk memulihkan aliran darah dan metabolisme otak

    yang menderita, di daerah iskemik. Pilihan obat yang dapat di pakai antara

    lain :

    a. Anti edema otak

    Diberikan Gliserol 10% perinfus, 1 g/kgBB/hari dalam 6 jam atau

    Kortikosteroid : Dexamethason bolus 10-20 mg IV, kemudian diikuti 4-

    5 mg/6 jam selama beberapa hari lalu tappering off dan dihetikan saat

    fase akut berlalu.

    b. Anti Agregasi Trombosit

    Yang umum dipakai adalah Asam asetil salisilat : Aspirin, Aspilet

    dengan dosis rendah 80-300 mg/hari.

    c. Anti Koagulansia : Heparin

    d. Neuroprotektor

    Terapi Fase Pasca Akut

    Sasaran pengobatan dititikberatkan pada tindakan Rehabilitasi Medis dan

    pencegahan terulangnya stroke.

    Rehabilitasi Dini.

    Rehabilitasi baru mungkin dilakukan bila kondisi pasien sudah stabil.

    Rehabilitasi ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu : posisi berbaring, posisi

    duduk

    Terapi Preventif

    Mencegah mengobati dan menghindari faktor terulangnya atau timbulnya

    serangan risiko seperti pengobatan hipertensi, hiperglikemia, tidak

    merokok, menghindari stress, obesitas dan harus banyak olah raga.

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    19/21

    18

    c. Non mendika mentosa

    1. Jaga BB ideal

    2. OR teratur

    3. Hindari faktor pencetus (stress, alkohol, rokok dll)

    4. Diet rendah lemak, rendah garam, rendak kolesterol

    5. Kontrol TD, kendalikan kadar glukosa

    6. Istirahat teratur

    7. Taat pengobatan dan perawatan

    8. Bila terdapat kegawatan segera ditangani dengan cepat dan tepat

    d. Rehabilitas medik

    Evaluasi :

    1. Evaluasi neuromuskuler

    Evaluasi ini harus mencakup evaluasi neurologik secara umum dg

    perhatian khusus terhadap kemampuan terhadap komunikasi fungsi

    cerebral dan cerebellar, sensasi dan penglihatan (terutama visus dan

    lapangan penglihatan).

    Evaluasi sistem motorik meliputi: pemeriksaan ROM, tonus otot dan

    kekuatan otot.

    2. Evaluasi medik umum

    Banyak penderita stroke adalah mereka yang berusia lanjut dan

    mungkin mempunyai problem medik sebelumnya.

    Evaluasi tentang sistem kardiovaskular, sistem pernafasan serta sistem

    saluran kencing dan genital adalah penting.

    Diperkirakan 12% penderita stroke disertai dengan penyakit jantung

    asymptomatik. Bila terdapat hipertensi, diabetes mellitus, kontrol yang

    baik adalah sangat perlu

    3. Evaluasi fungsinal

    Kemampuan fungsional yang dievaluasi meliputi aktivitas kegiatan

    hidup sehari-hari (ADL): makan, mencuci, berpakaian, kebersihan diri,

    transfer dan ambulasi.

    Untuk setiap jenis aktivitas tersebut, ditentukan derajat kemandirian atas

    ketergantungan penderita, juga kebutuhan alat bantu.

    4. Evaluasi psikologi & vocasional

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    20/21

    19

    Evaluasi psikososial dan vokasional adalah perlu oleh karena

    rehabilitasi medik tergantung tidak hanya pada fungsi cerebral intrinsik,

    tetapi juga tergantung faktor psikologik, misal motivasi penderita.

    Vokasional dan aktivitas rekreasi, hubungan dengan keluarga, sumber

    daya ekonomi dan sumber daya lingkungan juga harus dievaluasi.

    Evaluasi psikososial dapat dilakukan dengan menyuruh penderita

    mengerjakan suatu hal yang sederhana yg dapat dipakai untuk penilaian

    tentang kemampuan mengeluarkan pendapat, kemampuan daya ingat,

    daya pikir dan orientasi.

    Program rehab medik :

    a. Fisiotherapi

    b. Therapeutic exercise

    c. Speech therapy

    d. Occupational therapy

    e. Orthotik prostetik

    f. psikologi

    J. Prognosis

    Sekitar 30 40% penderita stroke masih dapat sembuh sempurna asalkan

    ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu

    Jika ditangani 48 72 jam setelah serangan maka perlu dilakukan pemulihan

    yang bertujuan untuk mengembalikan penderita ke keadaan sebelum stroke.

    Pemulihan dimulai 4 5 hari setelah kondisi stabil. Prosesnya dilakukan sekitar

    6 -12 bulan.

  • 8/11/2019 Mendadak Lumpuh

    21/21

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Dr. Siti hanan. Pembekalan rehab medik penderita stroke. 2012

    2. Harsoyo. 2007. Kapita selekta neurologi. jogja : UGM press

    3. Kelommpok studi stroke perdossi. 2007. Pencegahan primer stroke dalam

    guidline stroke jakarta

    4. Lumbatobing . 2010. Neurologi klinik pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta :

    balai penerbit FKUI

    5. Mardjono M shidarta . 2008. Neurologi klinis dasar, edisi 5. Jakarta : Dian

    Rakyat

    6. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes . Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.

    7. Sidharta, Priguna. 2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat