kematian mendadak

21
Laboratorium/SMF Kedokteran Forensik dan Medikolegal Case Report Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman RSUD A.W.Sjahranie Samarinda KEMATIAN MENDADAK OLEH Amaliaturrahmah Yunita Rapa’ PEMBIMBING dr. Daniel Umar, SH Sp. F Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal 1

Upload: amaliaturrahmah

Post on 07-Aug-2015

220 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: kematian mendadak

Laboratorium/SMF Kedokteran Forensik dan Medikolegal Case ReportFakultas Kedokteran Universitas MulawarmanRSUD A.W.Sjahranie Samarinda

KEMATIAN MENDADAK

OLEHAmaliaturrahmah

Yunita Rapa’

PEMBIMBINGdr. Daniel Umar, SH Sp. F

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

2011

1

Page 2: kematian mendadak

BAB I

PENDAHULUAN

Tingginya harapan hidup manusia mulai abad dua puluh ini disebabkan oleh

meningkatnya sanitasi, perhatian medis yang semakin baik, dan meningkatnya

pelayanan usaha kesehatan preventif. Saat ini terjadi transisi kelompok umur

penduduk dunia. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia diperkirakan

mengalami peningkatan jumlah warga lanjut usia yang tertinggi di dunia yaitu 41,4 %

hanya dalam waktu 35 tahun (1990-2025) dan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah

penduduk lanjut usia akan mencapai 25,5 juta.

Akibat populasi lanjut usia yang meningkat, maka akan terjadi transisi

epidemiologi, yaitu penyakit penyakit degeneratif, diabetes, hipertensi, neoplasma

dan penyakit kardiovaskuler. Kasus mati mendadak semakin sering terjadi. Banyak

faktor yang berkembang dewasa ini diduga ikut berpengaruh dalam meningkatnya

kasus mati mendadak. Salah satunya adalah perkembangan ekonomi yang semakin

baik membuat konsumsi makan berubah. Kebiasaan makan makanan berserat

menjadi berkurang dan diganti dengan makan makanan berprotein tinggi dan

berlemak. Perubahan tersebut berdampak dengan terjadinya peningkatan penyakit

pada pembuluh darah yaitu atherosklerosis atau penyempitan pembuluh darah.

Penyebab kematian mendadak dapat diklasifikasikan menurut sistem tubuh,

yaitu sistem Susunan Saraf Pusat, sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem

gastrointestinal,dan sistem urogenital. Dari sistem-sistem tersebut, yang terbanyak

menjadi penyebab kematian mendadak adalah sistem kardiovaskuler, dalam hal ini

penyakit jantung. Sebuah studi post mortem pada salah satu Rumah Sakit di Dublin,

Connoly Hospital antara Januari 1987 hingga Desember 2001, menyebutkan bahwa

penyebab terbanyak kematian mendadak adalah penyakit Jantung (79%). Di

Indonesia sendiri sukar didapat insiden kematian mendadak yang sebenarnya. Angka

yang ada hanyalah jumlah kematian mendadak yang diperiksa di bagian kedokteran

forensik FKUI. Dalam tahun 1990, dari seluruh 2461 kasus, ditemukan 227 laki-laki

2

Page 3: kematian mendadak

(9,2%) dan 50 perempuan (2%) kasus kematian mendadak, sedangkan pada tahun

1991 dari 2557 kasus diperiksa 228 laki-laki (8,9%) dan 54 perempuan (2,1%). Pada

tahun-tahun terakhir ini, penyebab kematian tersering pada kasus kematian mendadak

adalah penyakit kardiovaskular. Penyebab penyakit jantung itu sendiri bermacam-

macam, mulai dari penyakit jantung koroner, kardiomiopati, penyakit katup jantung

hingga akibat kelainan genetik seperti pada sindrom marfan.

Kematian yang terjadi secara mendadak dapat ditemukan dalam segala macam

kondisi. Kematian dapat terjadi pada saat orang sedang olah raga atau sedang

beristirahat sehabis olah raga, dapat terjadi saat sedang berpidato, rapat, diskusi, saat

menonton televisi, dapat pula saat sedang santai dan bergembira bersama keluarga.

Mati mendadak sendiri sebenarnya adalah tidak selalu merupakan proses yang

mendadak, bahkan sebenarnya mati mendadak adalah suatu proses akhir dari suatu

penyakit yang sudah dimiliki oleh korban mati mendadak.

Kematian mendadak yang disebabkan oleh penyakit, seringkali mendatangkan

kecurigaan baik bagi penyidik maupun masyarakat umum, khususnya bila kematian

tersebut menimpa orang yang cukup dikenal oleh masyarakat, kematian di rumah

tahanan dan di tempat-tempat umum seperti di hotel, cottage, atau motel. Kecurigaan

akan adanya unsur kriminal pada kasus kematian mendadak, terutama disebabkan

masalah TKPnya, yaitu bukan di rumah korban atau di rumah sakit, melainkan di

tempat umum. Dengan demikian kematian mendadak termasuk kasus forensik,

walaupun hasil otopsi menunjukkan bahwa kematian korban karena penyakit jantung,

perdarahan otak, atau pecahnya aneurisma cerebri.

3

Page 4: kematian mendadak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Pengertian kematian mendadak sebenarnya berasal dari kata sudden

unexpected natural death yang di dalamnya terkandung kriteria penyebab yaitu

natural (alamiah, wajar). Mendadak di sini diartikan sebagai kematian yang

datangnya tidak terduga dan tidak diharapkan, dengan batasan waktu yang nisbi.

Camps menyebutkan batasan kurang dari 48 jam sejak timbul gejala pertama. Oleh

karena penyebabnya yang wajar, maka apabila kematian tersebut didahului oleh

keluhan, gejala, dan terdapat saksi (apalagi bila saksinya adalah dokter, misalnya di

klinik, puskesmas atau rumah sakit) biasanya tidak akan menjadi masalah kedokteran

forensik. Namun apabila kematian tersebut terjadi tanpa riwayat penyakit dan tanpa

saksi, maka dapat menimbulkan kecurigaan bagi penyidik; apakah terkait unsur

pidana di dalamnya. KUHAP pasal 133, 134, dan 135 memberi wewenang bagi

penyidik untuk meminta bantuan dokter guna mencari kejelasan sebab kematiannya.

Dalam menangani kasus kematian mendadak, autopsi disertai dengan

pemeriksaan histopatologik dan/atau toksikologi hampir selalu merupakan keharusan.

Diagnosis atau kesimpulan mengenai sebab kematian dapat dibagi dalam tiga

kelompok:

Ditemukan kelainan organic yang derajat dan lokasinya dapat menjadi penyebab

kematian. Misalnya, infark miokard, apopleksi serebri.

Ditemukan kelainan organic yang dapat menerangkan kematiannya, namun tidak

dapat ditunjukkan secara langsung sebagai penyebab kematian. Misalnya,

aterosklerosis berat, sirosis hepatis, kanker, keadaan hipotoni.

Tidak ditemukan penyebab kematian, meskipun telah dilakukan pemeriksaan

histopatologik, toksikologik, bakteriologik dan biokimiawi. Keadaan ini dikenal

dengan undetermined causes atau autopsi negatif.

4

Page 5: kematian mendadak

Frekuensi kasus undetermined ini di dunia adalah 1-3%, sedangkan di Indonsia sukar

ditentukan karena banyak kasus yang tidak ditangani secara tuntas (penyidikan tidak

dilanjutkan).

2.2 Epidemiologi

Pada umumnya kasus kematian mendadak bervariasi antara 50–80 tahun, dan

yang terbanyak adalah pihak laki-laki mengingat motivasi kerja dan bepergian. Di

Indonesia sukar didapat insiden kematian mendadak yang sebenarnya. Angka yang

ada hanyalah jumlah kematian mendadak yang diperiksa di Bagian Kedokteran

Forensik FKUI. Dalam tahun 1990, dari seluruh 2461 kasus, ditemukan 227 laki-laki

(9,2%) dan 50 perempuan (2%) kasus kematian mendadak sedangkan pada tahun

1991 dari 2557 kasus diperiksa 228 laki-laki (8,9%) dan 54 perempuan (2,1%) (lihat

table).

Tabel. Jumlah kematin mendadak pada laki-laki dan perempuan (1990-1991)

Tahun Jumlah seluruh

kasus

Jumlah mati

mendadak

Jumlah kasus

laki-laki

Jumlah

kasus

perempuan

1990 2461 277 (11.2%) 227 (9.2%) 50 (2%)

1991 2557 282 (11%) 228 (8.9%) 54 (2.1%)

Pada tahun-tahun terakhir ini, penyebab kematian tersering pada kasus

kematian mendadak adalah penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung, hipertensi

(cardio vascular), dan penyakit-penyakit metabolisme antara lain diabetes melitus

dan hyperlipidemi (kolesterol, triglycerid) dan metabolisme protein antara lain asam

urat dan ureum. Maka pada usia tersebut di atas pada berbagai instansi dilakukan

check up terutama pada menjelang purna tugas. sedangkan pada beberapa dekade

yang lalu dilaporkan bahwa penyebab kematian tersering adalah penyakit infeksi

saluran pernafasan.

5

Page 6: kematian mendadak

Sebagai perbandingan, dapat dilihat bahwa penyakit kardiovaskuler

ditemukan pada 61,6% dari 17.653 kasus kematian mendadak yang diperiksa

Hamburg dari tahun 1936 hingga 1964. Sedangkan Helpern dan Rabson melaporkan

sebesar 42% dari 2668 kasus.

Yang perlu diingat oleh dokter, dalam menghadapi kasus kematian mendadak,

terutama bila dokter tidak pernah merawat korban, maka sebaiknya dokter jangan

membuatkan surat keterangan kematian; kecuali jika ia yakin bahwa kematian korban

menurut pengetahuannya tidak disebabkan oleh tindakan kekerasan. Pada kasus

kecelakaan, yang berarti merupakan kematian yang tidak wajar dan mungkin akan

ada penuntutan, dokter jangan membuat surat keterangan kematian. Untuk itu dokter

harus melakukan pemeriksaan tubuh mayat dengan teliti sekali. Jika ada kecurigaan

setelah ia melakukan pemeriksaan, maka pihak keluarga dianjurkan melapor kepada

polisi dan kemudian dibuatkan visum et repertumnya.

Sikap penyidik dalam kasus mati mendadak, penyidik harus melakukan

tindakan-tindakan sebagai berikut :

1. Jangan mengajukan pertanyaan yang mendatangkan syok.

2. Tentukan keadaan sekitar korban dan memperkenalkan diri dengan semua anggota

keluarga.

3. Berusaha untuk mendapatkan informasi baik di dalam hal penyakit atau perlukaan

dari korban sebelum korban meninggal dunia.

4. Perhatikan tubuh korban :

a) Adakah tanda-tanda kekerasan atau perlawanan.

b) Adakah tanda-tanda keracunan.

c) Adakah tanda-tanda bahwa korban pernah mendapatkan perawatan atau

pengobatan.

6

Page 7: kematian mendadak

Sebab Kematian adalah penyakit atau cedera/luka yang bertanggung jawab

terhadap timbulnya kematian. Sebab kematian :

1. Penyakit : gangguan SCV, SSP, respirasi, GIT, urogenital

2. Trauma :

a. mekanik : - tajam : iris, tusuk, bacok

- tumpul : memar, lecet, robek, patah

- senjata api (balistik)

-bahan peledak/bom

b. fisik : - suhu : dingin, panas

- listrik/petir

c. kimiawi : - asam

- basa

- intoksikasi

Mekanisme Kematian adalah gangguan/kelainan fisiologik dan atau biokimia

yang bertanggung jawab terhadap timbulnya kematian

Mekanisme kematian :

1. Mati lemas (asfiksia)

2. Perdarahan

3. Kerusakan organ vital

4. Refleks vagal

5. Emboli, dll

Mekanisme kematian bisa kombinasi beberapa mekanisme.

7

Page 8: kematian mendadak

Morat-marit atau tidak Pintu terkunci

Harta benda yang hilang

Korban diasuransikan atau tidak

Apakah didapatkan tanda2 kelainan pd korban

Usia, Riwayat penyakit

Keterangan mengenai kesehatan terakhir, Riwayat

pengobatan (berobat ke mana)

Tingkah laku yang aneh

Apakah sedang bertengkar

Apakah sehabis makan

Apakah kedatangan tamu

MENYIMPULKAN KEMUNGKINAN KEMATIAN MENDADAK

Mati wajar karena penyakit didapatkan penyakit pembuluh darah koroner (sehabis aktivitas fisik, bertengkar).

Mati tidak wajar didapatkan tanda-tanda kekerasan di tubuh

KEMATIAN MENDADAK

Minta keterangan dari pihak keluarga, teman dekat, atau polisi dan

melakukan pemeriksaan

TANYAKANHal-hal yg perlu diketahui dari orang tentang

korban

Keadaan sekitar korban

Gambar. Skema cara menangani kasus kematian mendadak

8

Page 9: kematian mendadak

2.3 Macam-macam kematian mendadak

Yang termasuk kematian mendadak :

1. Kematian terjadi seketika

Contoh teman bertamu, duduk, kemudian meninggal

2. Kematian tidak terduga

Contoh seorang pasien nyeri perut dengan diagnosis gastritis akut kemudian

diperiksa dan ternyata meninggal

3. Kematian tidak diketahui penyebabnya

Contoh orang ditinggal di rumah masih sehat kemudian keesokan harinya

meninggal

2.4 Penyebab kematian

Kematian mendadak yang disebabkan oleh penyakit (Unexpected Death due

to Natural Disease), pada seseorang terutama bila kematian tersebut terjadi di tempat

umum, seperti di hotel dan khususnya bila terjadi pada seorang tersangka pelaku

kejahatan atau seorang tahanan; merupakan peristiwa yang sensitif sehingga perlu

diselesaikan secara tuntas dan cepat.

Adapun penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kematian secara

mendadak adalah :

1. PENYAKIT PADA SISTEM KARDIOVASKULER

Merupakan penyebab kematian mendadak yang tersering, khususnya penyakit

pada pembuluh darah koroner, baik hanya berupa penyempitan maupun

penyumbatan.

Penyakit jantung yang juga dapat menyebabkan kematian mendadak adalah

peradangan, penyakit pada katup serta pecahnya batang nadi tubuh (aorta) dimana

pecahnya aorta sering dihubungkan dengan penyakit pada pembuluh nadi jantung

(miocard infark). Lebih dari 50% penyakit kardiovaskuler adalah penyakit jantung

iskemik akibat sklerosis koroner. Urutan berikutnya adalah miokarditis, kelainan

9

Page 10: kematian mendadak

katup, refleks viserovagal, hipersensitivitas carotid, sinkop vasovagal,

ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit.

a. Penyakit jantung iskemik

Terjadinya sklerosis koroner dipengaruhi oleh faktor-faktor makanan (lemak),

kebiasaan merokok, genetik, usia, jenis kelamin, ras, diabetes mellitus, hipertensi,

stress psikis, dan lain-lain.

Kematian lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita. Sklerosis ini

sering terjadi pada ramus desendens arteria koronaria sinistra, pada lengkungan

arteria koronaria dekstra. Lesi tampak sebagai bercak kuning-putih (lipoidosis) yang

mula-mula terdapat di intima, kemudian menyebuk ke lapisan yang lebih dalam.

Kadang-kadang dijumpai perdarahan subintima atau ke dalam lumen. Adanya

sklerosis dengan lumen menyempit hingga pin point sudah cukup utnuk menegakkan

diagnosis iskemik, karena pada kenyataannya tidak semua kematian moroner disertai

kelainan otot jantung.

Infark miokard adalah nekrosis jaringan otot jantung akibat insulfisiensi aliran

darah. Insulfisiensi terjadi karena spasme dan/atau sumbatan akibat sklerosis atau

trombosis. Perlu dibedakan penggunaan istilah infark. Infark miokard adalah

pengertian patologik (gejala klinisnya bervariasi, bahkan kadang tanpa gejala

apapun), sedangkan infark miocard akut adalah pengetian klinis (dengan gejala

diagnosis tertentu).

Sumbatan pada ramus desendens a. koronaria kiri dapat mengakibatkan infark

di daerah septum bilik bagian depan septum bilik bagian epan, apeks dan bagian

depan dinding b ilik kiri. Seangkan ninfark pada dinding belakang bilik kiri

disebabkan oleh sumbatan bagian arteri koronaria kanan. Gangguan pada ramus

sirkumfleksa arteri koronaria kiri hanya mengakibatkan infark di aerah samping-

belakang dinding bilik kiri.

Kematian pada infark miokard dapat terjadi melalui mekanisme fibrilasi

ventrikel, asistol, rupture jantung dan emboli pulmonal massif. Infark dini tampak

10

Page 11: kematian mendadak

sebagai daerah yang berwarna merah gelap atau hemoragik sedangkan infark lama

tampak kuning padat.

Mikroskopik jaringan iskemik memperlihatkan serat otot yang nekrotik,

bergelombang (wavy), eosinifilik, granulasi sitoplasma, membrane sel mengabur,

pola seran lintang menghilang, perubahan inti, fragmentasi dan infiltrasi lekosit.

Kelainan ini baru tampak jelas pada usia infark 8-12 jam. Pemeriksaan histokimia

terhadap enzim sitokrom oksidase dan enzim suksinodehidrogenase dapat melihat

infark yang berusia 1-2 jam. Serabut otot ini kemudian akan digantikan oleh jaringan

ikat pada fase berikutnya. Jaringan parut baru tampak pada infark yang berusia 5

minggu hingga 3 bulan.

Infark yang berulang dapat mengakibatkan penggantian otot jantung dengan

jaringan ikat sehingga dinding jantung dapat menipis. Seangkan rupture jantung pada

umumnya justru terjadi pada infark yang pertama kali terjadi.

Tabel. Hasil analisa situasi pada saat kematian (Dotzauer dan Naeve)

Istirahat Pekerjaan

sehari-hari

Kerja fisik Stress psikis

sklerosis 651 663 155 128

Infark miokard 150 89 35 20

Thrombosis

tanpa infark

93 76 44 16

ruptur 99 47 17 5

b. Miokarditis

Miokarditis biasanya tidak menunjukkan gejala dan sering terjadi pada

dewasa muda. Diagnosis miokarditis pada kematian mendadak hanya dapat

ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologik. Otot jantung harus diambil sebanyak

minimal 20 potongan dari 20 lokasi yang berbeda untuk pemeriksaan ini. Pada

11

Page 12: kematian mendadak

pemeriksaan histopatologik tampak peradangan intersisial dan atau parenkim, edema,

perlemakan, nekrosis, degenerasi otot hingga miolisis. Infiltrasi lekosit berinti jamak

dan tunggal, plasmosit dan histiosit tampak jelas.

c. Hipertoni

Hipertoni ditegakan dengan adanya hipertrofi otot jantung disertai dengan

tanda-tanda lain seperti:

1. Perbendungan atau tanda-tanda dekompensasi

2. Sklerosis pembuluh perifer serebral(2/3 kasus)

3. Status lakunaris pada ganglia basal

4. Sklerosis arteria folikularis limpa , dan

5. Arteriosklerosis ginjal

Hipertrofi jantung tersendiri belum dapat menjelaskan kematian, meskipun

dikatakan bahwa berat 500 gram adalah batas berat jantung yang disebut sebagai

berat kritis (critical weight). Hipertrofi jantung juga tidak selalu merupakan penyakit

(misalnya penyakit hipertensi menahun), tetapi dapat pula bersifat fisiologis, yang

dapat dijumpai sebagian atlet.

2. PENYAKIT PADA SISTEM PERNAFASAN

Penyakit pada sistem pernafasan yang tersering di Indonesia adalah

perdarahan akibat penyakit tuberkulosa/TBC, dimana darah tersebut menyumbat

saluran pernafasan. Oleh karena adanya perdarahan tersebut sering terjadi kesalahan

penafsiran, yaitu dikaitkan dengan adanya kekerasan.

Penyakit paru-paru lainnya yang juga dapat menyebabkan kematian

mendadak antara lain ialah : infeksi (pneumonia) asma bronkhiale, bronkhiektasis

serta penyakit diphteria.

3. PENYAKIT PADA SUSUNAN SARAF PUSAT

12

Page 13: kematian mendadak

Penyakit pada susunan saraf pusat, yang sering adalah perdarahan spontan

yang disebabkan karena korban menderita penyakit darah tinggi, atau perdarahan

karena penyakit pengerasan pembuluh darah (arteriosklerosis). Perdarahan spontan

yang diakibatkan kedua keadaan tersebut terjadi didalam otak/intra selebral.

Kematian dapat juga disebabkan karena terjadinya perdarahan di bawah

selaput lunak otak (perdarahan sub-arachnoid), secara spontan, oleh karena

pembuluh nadi menggembung setempat dan dapat pecah sewaktu-waktu, khususnya

bila korban melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Penyakit ini biasanya

menyerang anak muda, merupakan penyakit bawaan dan dikenal dengan nama

aneurysma berry.

4. PENYAKIT PADA SISTEM GASTROINTESTINAL DAN SISTEM URO-

GENITALIS

Penyakit pada sistim gastrointestinal dan sistim uro-genitalis, penyakit pada

sistim gastrointestinal atau sistim pencernaan yang tersering menyebabkan kematian

mendadak adalah penyakit tukak lambung (maag), dimana manifestasinya adalah

muntah darah. Penyakit hati yang kronis (sirosis hepatis) juga dapat menyebabkan

perdarahan di lambung oleh karena terjadi perbendungan pembuluh balik, dan

kemudian pecah ke dalam lambung dan akhirnya dimuntahkan.

13

Page 14: kematian mendadak

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiyanto. A, Widiatmika.W, Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta. Bagian

Kedokteran Forensik Universitas Indonesia. 1997

2. Centers for Disease Control and Prevention. 2003. The State of Ageing and Health In

America.

http://www.cdc.gov/Aging/pdf/State_of_Aging_and_Health_in_ America_2004.pdf .

(Diakses tanggal 19 Juni 2011).

3. Chen, Harold. Marfan Syndrome. Available at: http://www.emedicine.com Last

update: Juny 4, 2007. Accessed: 19 Juni 2011

14

Page 15: kematian mendadak

4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:

Indonesia.

5. Soejono, CH. 2006. Pengkajian Paripurna Pada Pasien Geriatri. In: Sudoyo AW,

Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit

dalam. Jilid III edisi IV. Jakarta: FKUI, pp.1425-30.

6. World Health Organization. 2001. International Classification of Functioning,

Disability and Health.Geneva: World Health Organization.

7. Wujoso, Hari. 2000. Pola Penyakit Penyebab Kematian Medadak Di Laboratorium

Ilmu Kedokteran Kedokteran Kehakiman Fakultas Kedokteran UNS Tahun 1990-

1998. Surakarta : Universitas Gadjah Mada. Tesis.

15