makalah tentang hormon reproduksi pada wanita
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
MAKALAH TENTANG HORMON REPRODUKSI
PADA WANITA
Dosen penganmpu: Dewi puspita, S.kes, Ns, M.Sc
KELOMPOK :
1. Desy lini wagiarti
2. Deni wahyu agustina
3. Ahmad gani alfarabi
4. Ella herlina
5. Khomsiatun
6. Ahmad ragil P
7. Kadek bayu permana
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDI WALUYO UNGARAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Latar belakang
Pada saat melakukan hubungan seksual ada banyak faktor yang mempengaruhi gairah
seks dari seorang wanita itu meningkat, salah satunya adalah hormon seks pada wanita tersebut.
Sangat tergoda untuk mencoba memahami perilaku seksual dalam istilah hormon. Pada manusia
ada hubungan yang lebih rumit antara hormon dan perilaku seksual. Wanita yang mempunyai
kadar hormon rendah dalam tubuhnya akan kehilangan kemampuan mereka untuk dirangsang
secara seksual atau untuk mengalami orgasme. Secara singkat, hormon-hormon seks merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi ketertarikan atau perilaku seks.
Haid tentunya suatu yang diharapkan oleh perempuan sehat, yang menandakan fungsi
reproduksinya normal. Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang
paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari
janin (proses kehamilan). Akhir dari masa haid disebut menopause, dimana hormon seks wanita
tidak diproduksi lagi. Pada masa itu pula wanita tidak bisa bereproduksi lagi.
2.2. Rumusan masalah
Menjelaskan tentang defenisi hormon serta hormon –hormon seks pada wanita
Menjelaskan mengenai tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon
Menjelaskan tentang kelainan genetik atau menopause dini
Menjelaskan tentang fisiologi haid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi hormon
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek
tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon seks merupakan zat yang
dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka
secara sebagian bertanggung jawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi
perkembangan organ seks yang normal. Mereka juga memulai pubertasdan
kemudian memainkan peran dalam pengaturan perilaku seksual.
Hormon seks utama pada wanita adalah estrogen, wanita memproduksi 0,5 mg estrogen
setiap hari. Estrogen juga ada pada kedua jenis kelamin, namun dalam jumlahyang lebih besar
pada wanita.
B. Hormon seks pada wanita
Pada wanita hormon seks bekerja secara bersama dalam suatu pola rumit, agar fungsi siklus
reproduksi berjalan lancar. Wanita memiliki beberapa hormon pada organ seksnya yaitu :
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting
untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan
seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll.
Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai
untuk penetrasi sperma.
Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim wanita yang
merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya payudara dan rambut
kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder. Estrogen juga mengatur siklus menstruasi.
Pada kebanyakan wanita, hormon indung telur tidak memainkan peran yang penting dalam
gairah seks mereka. Dalam sebuah penelitian pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90%
melaporkan tidak adanya perubahan dalam nafsu seks atau fungsi setelah hormon seks
diturunkan karena pengangkatan kedua rahim.
Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam
memproduksi cairan yang melembabkan vagina. Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur
dan fungsi payudara wanita. Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun,
kadar yang terlalu tinggi dapat mengurangi selera seksual,menyebabkan kesulitan ereksi,
pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuhpada beberapa pria.
Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks
wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita,kandungannya jauh lebih
tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat
dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause,
estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot
flash,berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Pada minggu I & II kehidupan didunia luar masih ada pengaruh Estrogen dari ibu, karena
itu uterus baru lahir agak lebih besar dari pada anak kecil juga menimbulkan pembengkakan
payudara pada bayi wanita maupun laki-laki selama 10 hari dan kadang-kadang disertai sekresi
cairan seperti air susu, sekitar 10 –15 % bayi wanita dapat timbul perdarahan pervagina dalam
minggu pertama Terdapat tiga hormon estrogen utama, yaitu yang disebut estradiol, estrone, dan
estriol.
1. Estradiol adalah estrogen terkuat, diproduksi oleh ovarium dan bertanggung jawab terhadap
tumbuh kembangnya payudara.
2. Estrone, estrogen yang lebih lemah, diproduksi oleh ovarium dan jaringan lemak.
3. Estriol, estrogen terlemah dari ketiga estrogen utama, dibuat di dalam tubuh dari estrogen-
estrogen lain.
Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip
estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami
dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen.
Seorang gadis pertama kali memproduksi estrogen pada usia antara 8 sampai 13 tahun. Hal
ini merupakan tanda dimulainya masa pubertas. Estrogen mengakibatkan rahim (uterus), vagina,
tubai Fallopii (saluran dari indung telur atau ovarium ke rahim) berkembang. Pada saat itu
rambut di ketiak dan kemaluan mulai tumbuh serta memacu tumpukan lemak di bagian bawah
tubuh (pantat, paha) dan yang pasti membuat payudara kita tumbuh. Pada saat estrogen
mencapai level yang cukup tinggi, ovulasipun terjadi pertama kali. Ketika itu sel telur yang telah
masak lepas dari ovarium dan mulailah siklus menstruasi.
Sebagai seorang yang telah dewasa, level estrogen naik turun sesuai dengan siklus
menstruasi. Pada awal siklus level hormon sangat rendah. Ketika kelenjar hypothalamus (di otak
kecil) menangkap tanda level estrogen rendah, kelenjar ini merangsang ovarium untuk mulai
memproduksi lebih banyak estrogen. Estrogen bertanggung jawab pada pemasakan sel telur
selama rentang waktu dua minggu siklus menstruasi. Ketika estrogen mencapai level puncak
sekitar hari ke-12, ovulasi terjadi.
Usia tua, sakit, dan beberapa perawatan kanker dapat mempengaruhi keseimbangan
hormon tubuh kita yang rapuh, menyebabkan perubahan dalam fungsi dan gairah seksual. Yang
paling dikenal adalah perubahan yang terjadi saat wanita mengalami menopause. Produksi
estrogen menurun pada saat ini dimana wanita meninggalkan tahun-tahun dimana ia dapat
mengandung anak.
Pengaruh seksual paling utama dari penurunan kadar estrogen adalah pengecilan vagina
dan penipisan dinding vagina, bersamaan dengan hilangnya elastisitas dan kurangnya
pembasahan vagina saat rangsangan seksual. Beberapa wanita mengalami hanya sedikit
perubahan dalam fungsi seksual, dimana yang lain dapat mengalami kekeringan dan nyeri saat
berhubungan, atau luka pada alat kelamin selama beberapa hari setelah berhubungan bila mereka
tidak menggunakan minyak pelumas vagina atau sejenis pengganti hormon.
Para peneliti yang sedang menyelidiki efek-efek dari terapi pengganti hormon pada fungsi
seksual wanita telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi estrogen sering kali menyebabkan
fungsi seksual kembali seperti asal. Ditambah lagi, androgen telah diresepkan bagi wanita pasca
menopause untuk meningkatkan nafsu seksualnya.
Kadar estrogen yang tinggi ini, selain memicu aktivitas sel-sel otak berlebihan, juga
menyebabkan terjadinya retensi cairan tubuh, seperti di payudara, tungkai, dan juga diotak.
Wanita mengeluh payudara sakit, kaki terasa berat, dan sakit kepala yang berlebihan.
Karena penyebabnya disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi, maka pengobatannya
adalah dengan pemberian hormon anti estrogen, hormon anti estrogen yang terkenal adalah
progesteron.
Biasanya progesteron diberikan dengan dosis 10 mg/hari, dari hari ke 16-ke 25
siklus haid . Untuk mengeluarkan cairan dari jaringan tubuh, dapat diberikan obat diuretika
sampai menjelang haid berikutnya.
Perlu disadari, bahwa pengobatan dengan hormon progesteron memerlukan waktu lama,
sehingga sangat dituntut kesabaran dari pihak wanita. Efek samping yang ditimbulkan oleh
progesteron sangat sedikit. Jenis progesteron yang dianjurkan adalah jenis progesteron
alamiah, seperti didrogesteron, atau medroksi progesteron asetat (MPA), karena
jenis hormon ini memiliki khasiat anti depresif. Jenis progesteron sintetik justru
menyebabkan depresif (ringan). Akhir-akhir ini telah dicoba pengobatan dengan
menekan cara keseluruhan fungsi dari ovarium, yaitu dengan menggunakan Gn-RH,analog, dan
hasilnya jauh lebih baik, bila dibandingkan dengan pemberian progesteronsaja.
Cuma saja pengobatan cara ini relatif mahal, dan dapat menimbulkan keluhan seperti pada
wanita menopause, sehingga selama pemberian Gn-RH-analog harus selalu diberikan tambahan
hormon estrogen dan progesteron.
Dengan berkurangnya estrogen pada saat menopause maka tubuh wanita menjadi rentan
terhadap risiko penyakit jantung. Terapi estrogen (Estrogen ReplacementTherapy) bertujuan agar
hormon estrogen yang semakin berkurang ini dapat terisi kembali. Adanya hormon estrogen
pada wanita yang masih aktif menstruasi akan menekan Lp (a) atau lipoprotein (a). Kadar Lp
(a) rata-rata adalah 2 mg/dl, dan apabila Lp (a) meningkat sampai 20-30 mg/dl maka akan
muncul risiko penyakit jantung koroner. Lp (a) ini berperan sebagai penggumpal yang
kemudian bersama-sama plak yang ada dalam pembuluh arteri akan menyumbat aliran darah
sehingga muncul serangan jantung.
Estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena diketahui bahwa estrogen
juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan. Kolesterol LDL lebih mudah menembus
plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen
sebagai antioksidan adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk
menembus plak akan berkurang. Apabila seorang wanita pada awalnya mempunyai kadar
trigliserida darah tinggi (250 mg/dl) maka pemakaian terapi estrogen (pil) dapat merangsang
peningkatan trigliserida.Terdapat keterkaitan metabolisme antara trigliserida dengan kolesterol
HDL (baik).
Apabila trigliserida tinggi maka HDL cenderung turun. Oleh karena itu
sebelum menjalani terapi estrogen disarankan melakukan pemeriksaan profil lipid darah.
Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung sehingga aliran
darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen secara cukup. Pada tahun 1993
National Education Cholesterol Program di AS mengakui pentingnya peranan terapi estrogen di
dalam dalam memperbaiki profil lipid (kolesterol) dan memperkecil risiko penyakit jantung.
2. Progesterone
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi
wanita,mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Hormon ini diproduksi oleh korpus
luteum.Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan
sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormone
progestogen yang banyak terdapat secara alami.
Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium (khususnya
setelah ovulasi di corpus luteum), pada otak, selama kehamilan, dan pada plasenta.
Tanaman Dioscorea mexicana mengandung senyawa steroid diosgenin, yang dapat diubah
menjadi progesteron di laboratorium. Tanaman lain yang dapat dimanfaatkan untuk mensintesis
progesteron adalah Dioscorea pseudojaponica dan Dioscorea villosa Progesteron memiliki
efek fisiologis sebagai berikut:
a. Efek pada sistem reproduksi
uterus (rahim) untuk kehamilan
selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan tubuh ibu,untuk
menerima janin.
menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)
menghambat laktasi selama kehamilan
penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi awal mula proses
kelahiran bayi.
b. Efek pada sistem syaraf
progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan kemampuan belajar
dan daya ingat
c. Efek pada sistem lainnya
menurunkan kejang otot polos
menururunkan kerja empedu dan kandung kemih
memiliki efek anti inflamasi dan mengatur respon kekebalan tubuh
menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen sel,dan lemak
yang disimpan untuk energi.
mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan kerusakan gigi.
mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur efek estrogen.
Oleh karena ketersediaan hayati progesteron sangat buruk ketika digunakan secara oral,
maka hormon ini banyak disintesis sebagai progestin, akan tetapi progestin tidak mampu
menggantikan peran progesteron alami karena pada banyak kasus progestin hanya diproduksi
untuk menyerupai efek progesteron pada uterus.
3. Gonadotropin Releasing Hormone / luliberin
GnRH adalah hormon stimulator bagi sekresi hormon FSH dan LH, merupakan
hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH
(folikel stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan
memberikan umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.
Neuron GnRH merupakan sel neuro endokrin yang sangat unik karena tidak berasal dari
perkembangan jaringan otak. Sekitar satu dekade yang lain, sejumlah ilmuwan menyebutkan
penemuan neuron GnRH pada hidung seekor embrio tikus yang sedang berkembang. Saat ini
telah terbukti bahwa pada manusia, neuron GnRH juga berasal dari luar otak, tepatnya dari
medial olfactory placode pada hidung.Beberapa ribu neuron GnRH bermigrasi
menuju hipotalamus saat masa janin dengan waktu tempuh sekitar 16 hari untuk tikus,70
hari untuk domba dan 16 minggu untuk manusia. Neuron GnRH bergerak
sepanjang akson nervus terminalis dan saraf vomeronasal seakan dapat mengendus arah
tujuan dan di mana harus berhenti. Tidak adanya migrasi neuron GnRH pada masa embrio, akan
mengakibatkan sindrom Kallmann yang disebabkan tidak terjadinya sekresi hormon terkait.
Penyebab kedua adalah sekresi yang tidak mencapai sasaran, sehingga kedua hormone
gonadotropin yang diperlukan bagi perkembangan guna mencapai pubertas tidak tersekresi
dengan baik. Ritme sirkadia
GnRH juga merupakan hormon yang disekresi pulsatik oleh neuron GT1 - GT7 yang
mempunyai ekspresi gen ritme sirkadia, sebagai stimulasi terhadap SCN (bahasa
Inggris: suprachiasmatic nucleus ), salah satu area pada pusat saraf otonomi,guna
menyesuaikan ritme metabolisme berdasarkan sinyal pulsatik yang dikirimkan.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
FSH adalah hormon yang dikeluarkan oleh gonadotrop.FSH berfungsi untuk memacu
pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara proses
pembentukan sperma. Jumlah FSH sedikit ketika kecil dan tinggi setelah menopause.
5. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah sejenis Glikoprotein yang dihasilkan oleh
plasenta dalam kehamilan. Namun selama plasenta belum terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-
sel fungsi tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon HCG ini
dihasilkan oleh plasenta. Di dalam tubuh, hormon ini bersifat mempertahankan korpus
luteum,yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron. Hormon progesteron ini
berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan proses kehamilan, sedangkan korpus luteum
ini ditunjang keberadaannya oleh HCG.
cara mendeteksi HCG dan waktu yang tepat untuk menguji tes kehamilan
Dengan menggunakan uji kehamilan home pregnancy test (HPT) yang biasa dikenal
dengan test pack. Pengecekan kualitatif ini cukup mudah yakni dengan mencelupkan ujung alat
kedalam urin, biasanya alat uji ini memiliki indikator berupa dua buah garis. Waktu yang tepat
untuk melakukan tes urin biasanya adalah 4-5 hari atau 1 minggu setelah terlambat haid, karena
sebagian besar test pack sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar 50 IU/ml. Dengan
pengecekan lewat darah. Pengecekan kuantitatif ini lebih akurat tentunya karena biasanya yang
diukur adalah jumlah subunit beta hormon HCG (ß-hCG).
Pemeriksaannya menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Tes melalui darah ini lebih cepat dibandingkan dengan urin, karena sebenarnya kadar HCG
sudah ada dalam darah sejak implantasi terjadi, atau sejak terjadi pembuahan pada hari ke-8
sudah terdapat beta HCG
sehingga bisa terdeteksi lewat darah. Hanya saja pemeriksaan lewat darah masih sangat
jarang karena harganya relatif mahal.
Kadar hormon HCG yang ideal untuk ibu hamil
Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda tergantung pada usia
kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak terlalu rendah, maupun tidak terlalu tinggi.
Jumlah hormon HCG tidak ditentukan oleh umur, jadi yang benar-benar mempengaruhi
jumlah kadar HCG adalah usia kehamilan
Kadar HCG minimal yang bisa terdeteksi
Kadar beta HCG yang bisa terdeteksi pada kehamilan 5 minggu yakni sekitar 22 IU/ml.
Bila kadar HCG-nya rendah bisa menyebabkan keguguran. Sedangkan kalau kadar HCG-nya
terlalu tinggi harus dicurigai karena bisa menyebabkan hamil anggur.
6. Prolaktin hormon
Prolaktin adalah proteohormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitaria anterior.
Kelenjar tersebut merangsang permulaan laktasi (laktogenesis) pada kelenjar susu. Prolaktin
disebut juga laktogen, luteotrpin, galaktin, dan mammotropin. Di dalam sel-sel
epitel terdapat enzim-enzim yang esensial yang menggertak sel-sel dalam mengubah
susunan darah menjadi susu. Fungsi prolaktin ialah merangsang aktivitas enzim dan enzim
tersebut selanjutnya menggertak sekresi susu. Sel kelenjar susu tidak berdaya menghasilkan susu
bila tidak ada prolaktin. Pada masa kehamilan yang lanjut terjadi kenaikan bertahap dalam
sekresi prolaktin yang dirangsang oleh estrogen.
Proses Pembentukan Laktogen
Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Laktogenesis I
2. Laktogenesis II
3. Laktogenesis III
1. Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase
terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu
berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi
ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan
masalah medis.Hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.
2. Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon
progesteron, esterogen dan HPL (Human placental lactogen ). Akan tetapi kadar hormon
prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran. Apabila payudara
dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan
kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya
hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI,
dan hormone ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa
level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar
pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini,
namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan
bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya
para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan.
Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah
putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan.Dalam dua
minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI
sebenarnya.
3. Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan
beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem
kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan
memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan
secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi
ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa
sering payudara dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:
Kurang sering menyusui atau memerah payudara
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur
mulut dan rahang yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah.
Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi) Jaringan payudara hipoplastik
Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
Kurangnya gizi ibu
C. Tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon
Dalam setiap tahapan kehidupan wanita, fungsi dan produksi hormon seks ini juga
bervariasi.
1. Prapubertas
Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebanyak750.000
butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Alat kelamin luar dan dalam sudah
terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh estrogen dari
ibunya.
Masa kanak-kanak
Meski hormon baru aktif pada usia pubertas, sebenarnya hormon sudah mempengaruhi
tubuh sejak di dalam kandungan. Apabila kita perhatikan, sering kali bayi yang baru lahir (laki-
laki atau perempuan) memiliki payudara yang terlihat besar, terkadang juga diikuti dengan
keluarnya sedikit susu.
Hal tersebut terjadi karena mengalirnya hormon estrogen dari tubuh ibu ke janin selama
kehamilan. Namun, kondisi ini hanya bersifat sementara dan menghilang dalam beberapa
minggu. Meski pada beberapa bayi perempuan pembesaran payudara ini mungkin masih akan
tinggal hingga anak berusia 2 tahun sebelum akhirnya benar-benar menghilang.
2. Pubertas
Pada usia ini pelepasan hormon seks akan mempengaruhi perkembangan seksual,
karateristik seksual, dan kesuburannya. Tonggak penting masa pubertas pada anak perempuan
adalah bertumbuhnya tunas payudara, munculnya rambut di daerah pubik dan ketiak, serta haid.
Proses pubertas ini berlangsung sekitar 4 tahun.
Selama masa pubertas, kelenjar pituitari seorang gadis mulai meningkatkan sekresi dua
hormon kunci, yaitu folicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua
jenis hormon ini berperan penting terhadap terjadinya pelepasan sel telur dan menstruasi.
3. Usia dewasa
Di samping membantu mengontrol ovulasi, pembuahan, dan kehamilan, estrogen
memelihara kekuatan tulang dan membantu mengatur kolesterol. Progesteron bekerja sama
dengan estrogen untuk mempersiapkan tubuh wanita menghadapi pembuahan, kehamilan, dan
membantu mengatur siklus haid.
Hormon ini juga memegang peran penting dalam pertumbuhan dan mengatur distribusi
lemak dalam tubuh perempuan sehingga lebih banyak deposit lemak dibagian paha, bokong, dan
pinggul. Sementara itu, testosteron membantu pembentukan otot dan tulang.
4. Kehamilan
Jika sel telur dapat dibuahi dan terjadi kehamilan, terjadi perubahan hormone secara
dramatis dalam tubuh seorang perempuan. Biasanya penurunan kadar estrogen dan progesteron
yang lazim terjadi pada akhir siklus haid tidak terjadi. Sebagai gantinya, hormon baru Pada usia
kehamilan 4 bulan, plasenta mengambil alih tugas ovarium sebagai penghasil utama estrogen
dan progesteron. Hormon ini membuat dinding rahim lebih tebal, meningkatkan volume
sirkulasi darah, dan melemaskan otot di rahim sehingga tersedia lebih banyak ruang untuk
bayi.
Menjelang kelahiran, hormon lain mengambil alih peran untuk membantu rahim
berkontraksi selama dan setelah persalinan. Hormon ini juga merangsang produksi air susu
ibu.
5. Setelah melahirkan
Setelah persalinan, kadar estrogen, progesteron, dan hormon lainnya menurun drastis
sehingga terjadi perubahan fisik. Rahim akan kembali ke ukuran semula sebelum kehamilan,
otot panggul meningkat, dan volume sirkulasi darah kembali normal. Perubahan hormon yang
dramatis ini sering kali menyebabkan depresi pasca-melahirkan.
6. Klimakterium
klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masasenium, yang
bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masaperalihan yang normal.
Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa pre
menopause, menopause dan pasca menopause dikenal sebagai masa klimakterium.
Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-
kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-keluhan
yang disebut sindroma klimakterik. Keluhan-keluhan ini dapat bersifat psikis seperti mudah
tersinggung, depresi, kelelahan, semangat kurang dan susah tidur. Gangguan neuro vegetatif
dapat berupa hot flashes, keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, dll.
7. Menopause
Perubahan hormon yang signifikan lainnya terjadi saat perempuan memasuki usia
menopause. Pada 3-5 tahun sebelum akhir siklus menstruasi, fungsi normal ovarium mulai
menurun. Hal ini membuat siklus menstruasi lebih pendek atau lebih lama. Terkadang
ovarium menghasilkan estrogen sedikit sehingga dinding rahim tidak menebal hingga akhirnya
tidak terjadi menstruasi.
Dalam keseluruhan hidup perempuan, estrogen membantu melindungi jantung dan
tulang, selain juga menjaga agar payudara, rahim, dan vagina dalam kondisi sehat. Itu
sebabnya, penurunan kadar estrogen selama dan setelah menopause bisa memengaruhi
kesehatannya, selain juga memicu gejala yang tidak nyaman. Kehilangan sejumlah besar
estrogen menyebabkan perempuan lebih berisiko terkena penyakit jantung dan osteoporosis.
Masalah lainnya adalah vagina menjadi kering dan tidak nyaman ketika berhubungan seksual.
8. Pra menopause
adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause dan pasca menopause adalah 3-5 tahun
setelah menopause. Sedangkan ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti
terhentinya produksi estrogen, estron yang terjadi pada usia 55 –56 tahun.
9. Masa Senile
Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yang baru sehingga tidak adalagi
gangguan vegetatif maupun psikis. Yang mencolok pada masa ini adalah kemunduran alat-
alat tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini pula osteoporosis
terjadi pada wanita dengan intensitas yang berbeda. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas
betul, namun berkurangnya hormon steroid dan berkurangnya aktivitas osteoblast memegang
peranan dalam hal ini. Ganggguan-gangguan lain yang dapat timbul antara lain vagina menjadi
kering sehingga timbul rasa nyeri pada waktu bersetubuh, nyeri pada waktu berkemih dan
terasa ingin terus buangair kecil.
D. KELAINAN GENETIK (menopause dini)
Jika hormon-hormon seks berkurang di usia produktif atau lebih dini, penyebabnya
adalah faktor kelainan genetik. Itu bisa dilihat dari bentuk tubuh Misalnya, payudara yang tak
berkembang. Karena adanya kelainan kromosom, karena pengaruh makanan yang tak sehat,
misalnya kebiasaan konsumsi makanan tak seimbang.
Selain itu juga dipengaruh oleh kebiasaan-kebiasaan hidup, seperti merokok, kelelahan,
pengaruh dari polusi, dan sebagainya, yang bisa menghancurkan jaringan dan sel sehingga sel
akan keropos dan berkarat.
E. Fisiologi haid
Haid adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi
setiap 22 atau 35 hari. Waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Yang
merangsang menimbulkan haid adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari daerah otak dan
hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam keseimbangannya menyebabkan
selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi
hormone estrogen dan progesteron menurun terjadilah pelepasan selaput lendir dengan
perdarahan terjadilah haid.
Turunnya hormon estrogen secara fisiologi dimulai pada masa klimakterium (usia 40-
65tahun). Penurunan ini menyebabkan keluhan-keluhan yang mengganggu, diawali umumnya
dengan gangguan haid yang yang tadinya teratur, siklik, menjadi tidak teratur tidak siklik
dan jumlah darah dapat berkurang atau bertambah.
Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang parallel dengan
pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses
kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan
kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari siklus menstruasi merupakan
salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.
Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3
wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan
menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak
mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-
ovarium.
Siklus Menstruasi Normal
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung
telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus
folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi
(pertumbuhan) dan masa sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim
terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot
rahim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalamrahim). Endometrium
adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3bagian endometrium disebut
desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai
desidua basalis.
Haid Dipengaruhi berbagai hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang
dikeluarkan oleh hipothalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH
(Folikel Stimulating Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga Terjadi
sintesis estrogen dalam jumlah besar Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel
endometrium (penebalan dari endometrium)
Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH
(Luteinizing hormon). LH akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpusluteum untuk
mensintesis progesteron. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan sekretorik pada
endometrium sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi selalu tetap 14 hari,
meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase proliferasinya, sehingga harus
berhati-hati untuk menentukan masa subur
Gangguan haid dan siklusnya, bisa berupa
Ritme (irama haid)
Banyaknya darah haid yang keluar
Lamanya darah haid yang keluar
Perdarahan tidak teratur , dimana interval datangnya haid tidak tentu
Perdarahan bercak (spotting) prahaid, pertengahan siklus dan pasca haid
Ritme haid abnormal
Polimenore : haid terlalu sering, < 21 hari
Oligomenore, haid terlalu jarang, > 35 hari
Tidak terjadi haid : Amenore
Metroragia : Perdarahan tidak teratur diluar siklus haid
Kelaianan Haid berdasarkan Banyaknya darah haid abnormal
Hipermenore : darah haid banyak, ganti pembalut > 6x perhari
Hipomenore : darah haid terlalu sedikit, ganti pembalut < 2x perhari
Perdarahan bercak (spotting)
Kelainan Haid berdasarkan Lamanya darah haid yang keluar
Menoragia : Darah haid keluar > 6 hari
Brakimenore : Darah haid yang keluar < 2 hari
Perdarahan uterus disfungsional (PUD)
PUD adalah Perdarahan uterus abnormal, dimana terjadi gangguan
fungsionalmekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium. Yang bukan
disebabkan kelainan organik alat reproduksi seperti mioma uteri atau kista pada ovarium.
Dapat ditemukan pada usia perimenars, usia reproduksi, usia perimenopause
PUD usia perimenars Usia menars :
usia mulai terjadinya haid (rata - rata 11 tahun) hingga memasuki usia reproduksi
3-5 tahun
Siklus haid tidak teratur baik lama maupun jumlah
PUD terjadi karena siklus anovulatorik (95-98%)
D/ anovulasi & analisis hormonal (-)
PUD usia reproduksi
Siklus yang berovulasi (65%) dan siklus yang tidak berovulasi (35%)
Analisis hormonal biasanya normal
Diduga akibat gangguan di sentral (disregulasi) akibat adanya gangguan psikis
Pastikan dulu adanya ovulasi dengan suhu basal badan, sitologi vagina atauanalisis
hormonal
Usia > 35 tahun sebaiknya dilakukan kuret untuk menyingkirkan adanya keganasan
pada endometrium
PUD usia perimenopause
Usia antara pramenopause dan pasca menopause
Sekitar usia 40-50 tahun
95% siklus tidak berovulasi
Analisis hormonal : FSH, LH, estradiol, prolaktin
Kadar FSH > 35Miu/ml
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hormon seks pada wanita merupakan hormon yang berperan pada proses reproduksi
wanita salah satunya pada proses haid atau menstruasi. Setiap hormon memiliki perandan
fungsi yang berbeda serta tempat produksi hormon tersebut pun berbeda. Hormon seks utama
pada wanita adalah hormon estrogen dimana memiliki fungsi yang besar bagi proses
reproduksi wanita. Salah satu fungsi hormon juga sebagai pemacu gairah seks pada saat
berhubugan seks dimana setelah mendapat ransangan dari lawan jenis.
Haid merupakan suatu proses yang terjadi pada wanita yang tidak mengalami gangguan
pada organ kelaminnya, dimana haid tersebut di rangsang oleh hormone-hormon seks seperti
FSH dan LH.
B. SARAN
Bila anda prihatin akan kadar hormon anda dan apakah mereka mempengaruhi kesehatan
anda secara umum atau fungsi seksual anda, berkonsultasilah dengan dokter anda untuk
diadakan pemeriksaan darah secara sederhana dan mudah.
Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus banyak mencari informasi tentang
kesehatan reproduksi, khususnya pada kaum wanita dimana mereka harus banyak merawat
organ reproduksi mereka agar tidak terjadi penyakit maupun kelainan pada organ kelamin
tersebut. Dan yang paling terpenting adalah jangan mengecewakan orang tua kita dengan
melakukan tindakan yang tidak sewajarnya, contoh berhubungan seksual diluar nikah,
melakukan penyimpangan seksual, dll.
Sebagai mahasiswa dalam bidang kesehatan, yang pertama kita harus banyak memberi
contoh kepada masyarakat luar yang baik tentang bagaimana cara menjagadan merawat tubuh
dengan baik, terlebih khusus dalam perawatan organ reproduksi agar proses reproduksi
berjalan dengan baik tanpa ada gangguan maupun kelainan pada organ reproduksi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.duniamedik.com/blog/hormon-seks-pada-wanita.html
http://artikelkedokteran.net/news/jurnal+sistem+hormon+pada+wanita.htm
http://uripsantoso.wordpress.com/tag/hormon-seks/
http://tabloidnova.net/Nova/Kesehatan/Umum/Hormon-Seks-Berkurang-Gairah-Menurun
Hidayat, Aziz Alimul.2006. kebutuhan dasar manusia.Surabaya:Salemba Medika Guyton &
hall. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC