makalah sp4 agribisnis a

27
 0 MODEL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAN AGROWISATA Oleh Made Antara Pengajar pada Jurusan Sosek/PS Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana Makalah Disajikan pada Semiloka AA dengan Topik ”Prosedur Pengembangan Agribisnis dan Agrowisata pada Sistem Subak di Bali, Kasus Subak Dlodtunduh-Ubud Bali” DENPASAR JULI 2005

Upload: madeantara

Post on 08-Jul-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 1/27

 

0

MODEL PENGEMBANGAN AGRIBISNISDAN AGROWISATA

OlehMade Antara

Pengajar pada Jurusan Sosek/PS AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Udayana

Makalah Disajikan pada Semiloka AA dengan Topik”Prosedur Pengembangan Agribisnis dan Agrowisata pada

Sistem Subak di Bali, Kasus Subak Dlodtunduh-Ubud Bali” 

DENPASARJULI 2005

Page 2: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 2/27

 

1

PENDAHULUAN

Agribisnis mulai diwacanakan menjelang Pelita IV (1980-an). Masalahnya

ketika negara kesulitan dlm neraca pembayaran. Berbagai kebijakan pemb

diambil oleh pem Orba, antara lain: (1) Masyarakat diminta mengencangkan ikat

pinggang; (2) Kebijakan 1 Juni 1983 dalam bidang Perbankan; (3) Reformasipajak; (4) Memobilisasi dana masyarakat melalui sektor anggaran; (5) Mencari

alternatif komoditi ekspor lain, yang tidak lain adalah Agribisnis. Bahkan dalam

Daftar Skala PPrioritas BKPM ke AS, agribisnis memperoleh priotitas utama.

Krisis moneter yang diikuti oleh krisis ekonomi yang menimpa Indonesia

sejak Juli 1997, telah menyebabkan perekonomian Indonesia porak-poranda.

Depresiasi nilai rupiah atau apresiasi dollar dari Rp 2400/$ tahun 1996 menjadi

Rp 15.000/$ tahun 1998 telah menyebabkan inflasi sampai mencapai 75 persen

tahun 1998, pendapatan riil masyarakat menurun drastis, paberik-paberik yang

berbahan baku impor banyak yang tutup, pengangguran meningkat luar biasa dan

  jumlah rakyat miskin bertambah banyak. Namun di dibalik krisis yang menimpa

perekonomian Indonesia, ada satu sektor yang masih tetap tegar, bahkan berjaya

karena menangguh berkah dari situasi krisis yakni sektor agribisnis dengan

  jantung penggeraknya adalah sektor pertanian dalam arti luas. Depresiasi nilai

rupiah menyebabkan produk-produk agribisnis Indonesia sangat kompetitif di

pasar Internasional dan harga-harga di dalam negeripun ikut merayap naik

sampai mencapai 5 kali lipat dari harga sebelum krisis. Petani dan pelaku-pelaku

agribisnis lainnya meraih keuntunagan luar biasa. Bahkan ada celetukan yang

bernada guyon dari mereka, “mudah-mudahan krisis ekonomi tidak cepat berlalu”.

PEMBANGUNAN AGRIBISNIS

Definisi Agribisnis

Ilmu agribisnis pertama kali dicetuskan di Harvard Business School,

Amerika Serikat tahun 1957 oleh Davis dan Golberg. Kemudian dikembangkan

oleh Downey dan Erickson tahun 1987 dan di Indonesia sejak tahun 1990-an

disebar-luaskan melalui berbagai seminar dan media ilmiah oleh Profesor

Bungaran Saragih. Semua pencetus dan pengembang ilmu agribisnis berlatar

belakang ahli ilmu ekonomi pertanian ditambah dengan pendalaman ilmu-ilmu

Page 3: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 3/27

 

2

manajemen, karena dalam penerapannya di tingkat on-farm dan off-farm yang

berwawasan bisnis, agar tercapai efisiensi alokasi sumberdaya atau profit

maksimum, peranan ilmu ekonomi dan manajemen sangat sentral sebagai alat

analisis untuk menghasilkan solusi bagi permasalahan agribisnis. Sangat mustahil

seorang yang bukan berlatar belakang ekonomi pertanian memahami dengan

baik ilmu agribisnis, karena di dalamnya terkandung prinsip-prinsip ilmu ekonomi,

sepertil ilmu ekonomi mikro, ekonomi makro, ekonomi produksi, ilmu pemasaran,

metode kuantitatif dan ilmu-ilmu menajamen.

Para pencetus dan pengembang ilmu agribisnis (Davis dan Golberg, 1957;

Downey dan Erickson, 1987; Saragih, 1998) telah bersepakat mendefinisikan

Agribisnis (Agri=Agriculture  artinya pertanian dan Business  artinya usaha atau

kegiatan yang berorientasi profit), yaitu kegiatan yang berhubungan dengan

penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau

keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran

produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan

kelembagaan penunjang kegiatan. Sedangkan yang dimaksud dengan

berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan

kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.

Agribisnis sebagai sebuah Konsep Sistem

Apabila mata rantai kegiatan agribisnis dipandang sebagai suatu konsep

sistem, maka mata rantai kegiatan tersebut dapat dibagi menjadi empat

subsistem yaitu: (1) subsistem usahatani (on-farm), (2) subsistem agroindustri

hulu dan hilir (off-farm), (3) subsistem pemasaran (off-farm), dan (4) subsistem

lembaga penunjang (off-farm). Keempat subsistem ini mempunyai kaitan yang

erat, sehingga gangguan atau kelemahan pada salah satu subsistem atau

kegiatan akan berpengaruh terhadap subsistem atau kelancaran kegiatan dalam

sistem agribisnis (lihat gambar 1). Jadi ilmu agribisnis adalah ilmu-ilmu yang

berkaitan dengan keempat subsistem agribisnis tersebut , yang tidak lain adalah

ilmu ekonomi pertanian dan manajemen, sedangkan ilmu-ilmu lainya adalah

penunjang dan pelengkap.

Agribisnis dalam pengertian seperti tersebut menunjukkan adanya

keterkaitan vertikal antar subsistem dan keterkaitan horizontal dengan subsistem

Page 4: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 4/27

 

3

atau sektor lain di luar sektor pertanian, seperti sektor jasa-jasa (finansial dan

perbankan, sektor koperasi, sektor transportasi, sektor perdagangan, sektorpendidikan dan lain-lain. Keterkaitan luas ini sudah disadari sejak dahulu oleh

ekonom pasca-revolusi industri, sehingga mereka menekankan arti strategis

penempatan pertanian (dan pedesaan) sebagai bisnis inti (core business ) pada

tahap pembangunan sebelum lepas landas terutama dalam kaitannya dengan

proses industrialisasi.

Sistem agribisnis merupakan totalitas atau kesatuan kinerja agribisnis yang

terdiri dari subsistem agribisnis hulu yang berupa kegiatan ekonomi inputproduksi, informasi, dan teknologi; subsistem usahatani, yaitu kegiatan produksi

pertanian primer tanaman dan hewan; subsistem agribisnis pengolahan,

subsistem pemasaran; dan subsistem penunjang, yaitu dukungan sarana dan

prasarana serta lingkungan yanng kondusif bagi pengembangan agribisnis.

Dengan demikian pembangunan sistem agribisnis mencakup lima sub-sistem,

yakni:

Pertama: Sub-sistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness ) yakni

industri-industri yang menghasilkan barang-barang modal bagi

pertanian (arti luas) yakni industri perbenihan/pembibitan

tumbuhan dan hewan, industri agrokimia (pupuk, pestisida,

obat/vaksin ternak) dan industri agro-otomotif (mesin dan

peralatan pertanian) serta industri pendukungnya.

Kedua: Sub-sistem usahatani (on-farm agribusiness ) yakni kegiatan

yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya

alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer.Termasuk dalam hal ini adalah usahatani tanaman pangan dan

hortikultura, usahatani tanaman obat-obatan, usahatani

perkebunan, dan usahatani peternakan, usaha perikanan dan

usaha kehutanan.

Page 5: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 5/27

 

4

Ketiga: Sub-sistem pengolahan (down-stream agribusiness ) yakni

industri yang mengolah komoditas pertanian primer

(agroindustri) menjadi produk olahan baik produk antara

(intermediate product ) maupun produk akhir (finish product ).

Termasuk di dalamnya industri makanan, industri minuman,

industri barang-barang serat alam (barang-barang karet,

plywood, pulp, kertas, bahan-bahan bangunan terbuat kayu,rayon, benang dari kapas/sutera, barang-barang kulit, tali dan

karung goni), industri biofarmaka, dan industri agro wisata dan

estetika.

Keempat: Sub-sistem pemasaran yakni kegiatan-kegiatan untuk

memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar

maupun olahan di dalam dan di luar negeri. Termasuk di

dalamnya adalah kegiatan distribusi untuk memperlancar arus

komoditi dari sentra produksi ke sentra konsumsi, promosi,

informasi pasar, serta intelijen pasar (market intelligence). 

Kelima: Subsistem lembaga penunjang atau pelancar yaitu subsistem

yang menunjang atau memperlancar subsistem agribisnis

lainnya agar dapat berjalan dengan lancar atau pelaku-pelaku

agribisnis dapat beraktivitas dengan lancar. Subsistem ini terdiri

dari: (1) lembaga penunjang berwujud prasarana atau

infrastruktur, antara lain: gedung, jalan, jembatan, alat

transportasi, dsb., dan (2) lembaga penunjang berwujud

organisasi antara lain: Perbankan, Koperasi, Lembaga

Penelitian, Lembaga Penyuluhan, Pasar, sistem informasi dandukungan kebijakan pemerintah (mikro ekonomi, tata ruang,

makro ekonomi), dll.

Secara singkat lingkup pembangunan sistem agribisnis tersebut dapat

digambarkan seperti Gambar 1.

Page 6: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 6/27

 

5

Gambar 1. Sistem Agribisnis

Gambar 1. Lingkup Pembangunan Agribisnis

= keterkaitan dua arah (saling menunjang/saling membutuhkan/salingterkait)

AGROINDUSTRIHULU

(Upstream)- Benih- Pupuk - Pakan - Pestisida - Alat dan

Mesin (Alsintan) - Obat-Obatan - Teknolo i 

AGROINDUSTRIHILIR

(Down Stream)

- Pascapanen- Pengolahan

lanjutan 

PRODUKSI (Keluaran)

- Pangan

- Usahatani

Padi- Hortikultura- Kebun-Ternak

 

LEMBAGA PENUNJANG

PEMASARAN/PERDAGANGAN

- Perdagangan Domestik- Perdagangan Internasional 

PRASARANA

- Jalan- Jembatan- Pelabuhan- Terminal- Alat

Transportasi 

ORGANISASI

- Perkreditan- Penyuuhan- Penelitian- PeraturanPemerintah

- Koperasi- SUBAK- Dll

Page 7: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 7/27

 

6

Dengan demikian bidang agribisnis merupakan kegiatan lebih dari sekedar

pertanian, karena di dalamnya mencakup kegiatan-kegiatan lain yang mewakili

sektor di luar pertanian. Oleh karenanya penting disadari bahwa setiap usaha

untuk melakukan analisis sektoral bagi subsistem baru akan memiliki makna dan

memberikan peranan yang bermanfaat apabila dikaitkan satu sama lain dan

berorientasi pada konsep sistem. Memahami timbulnya kaitan antara tiap

subsistem, siapa pelaku dalam tiap subsistem, dan bagaimana teknologi yang

digunakan merupakam hal yang sangat penting untuk mengetahui masalah-

masalah yang dihadapi agribisnis dan mencari alternatif pemecahannya.

Kaitan antar Subsistem dalam Sistem Agribisnis

Tidak jarang dilaporkan peristiwa terputusnya kaitan antara satu subsistem

dengan subsistem lainnya. Misalnya, keluhan pengrajin tempe dan tahu di suatu

wilayah karena sulitnya memperoleh bahan baku kedelai. Sebaliknya di suatu

wilayah di laporkan adanya kelebihan produksi kedelai yang yang tidak terjual

sehingga menumpuk di rumah petani. Di daerah-daerah transmigrasi sering

dilaporkan produk-produk petani tidak ada yang membeli, karena pasarnya jauh

atau sarana dan prasarana transportasi belum tersedia, sehingga produk menjadi

busuk. Juga dilaporkan penderitaan peternak unggas karena harga telur rendah,sedangkan harga pakan meningkat terus. Meningkatnya harga pakan disebabkan

oleh naiknya harga jagung dan dedak yang dipakai sebagai bahan baku.

Akhirnya, banyak peternak yang menawarkan ayamnya sebelum merugi terus.

Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam agribisnis tidak ada subsistem yang

lebih penting dari yang lainnya. Pengembangan agribisnis memerlukan

penanganan keempat subsistem yang ada di dalamnya.

Apabila subsistem produksi (usahatani) dikembangkan atau dimodernisasi,maka akan timbul kaitan ke belakang (backward linkages ) yang berupa

peningkatan kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi. Kaitan ke

belakang ini mengundang perorangan atau perusahaan untuk menangani

masalah input produksi (usahatani) dengan berpedoman pada 4-tepat, yaitu tepat

waktu, tempat, jumlah dan kualitas. Ketepatan dalam melaksanakan empat hal ini

akan sangat dipengaruhi oleh lembaga-lembaga penunjang agribisnis, seperti

Page 8: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 8/27

 

7

kelancaran angkutan, ketersediaan lembaga kredit dan peraturan-peraturan yang

berlaku.

Produk pertanian tergantung pada musim (seasonal ), menyita banyak

ruangan untuk menyimpannya (bulky ), tidak tahan lama sehingga harus segera

dikonsumsi atau diolah menjadi produk yang dapat disimpan (lekas rusak).

Peningkatan produksi usahatani dan menyiasati ketiga kelemahan produk

pertanian, maka perlu dilakukan pengolahan. Pengolahan produk disebabkan

  juga oleh permintaan konsumen di dalam dan di luar negeri yang semakin

menuntut persyaratan kualitas dan diversifikasi produksi olahan bila pendapatan

mereka meningkat. Jadi modernisasi sektor produksi (usahatani) akan

menimbulkan kaitan ke depan (forward linkages ).

Dalam agribisnis yang telah berkembang, terdapat pembagian tugas yang

mendasar antara berbagai fungsi. Semakin dalam peranan teknologi masuk ke

dalam agribisnis, semakin kompleks sifat kegiatan dalam tiap subsistem sehingga

diperlukan adanya diferensiasi tugas yang dilakukan oleh kelompok pelaku yang

berbeda. Ada petugas yang bertanggung jawab terhadap produksi, lainnya

terhadap pemasaran atau penjualan, lainnya lagi terhadap personalia. Kehadiran

pelaku-pelaku baru dari luar kelompok pelaku yang telah ada disebut kaitan ke

luar (outside linkages ). Kelompok baru ini dapat memberikan pengaruh positif

apabila dapat mengurangi pemusatan kekuatan ekonomi di satu tangan.

Sebaliknya, kaitan ini mempunyai pengaruh negatif apabila merugikan kelompok

pelaku yang telah ada, misalnya menimbulkan berkurangnya imbalan atau bagian

keuntungan yang diterima. Kasus, agribisnis komoditi Cengkeh di era Badan

Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC). BPPC telah menguntungkan

lembaganya sendiri (subsistem pamasaran) dan merugikan subsistem lainnya

yakni petani (subsistem produksi) dan paberik rokok (subsistem agroindustri).

Dalam hal ini BPPC telah berlaku sebagai monopsoni (pembeli tunggal)

cengkeh petani dengan penetapan harga rendah yang berarti merugikan petani,

dan juga berlaku sebagai monopoli (penjual tunggal) ke paberik rokok dengan

menetapkan harga tinggi sehingga merugikan paberik rokok. Selisih harga dari

penjualan dengan harga tinggi ke paberik rokok dan pembelian dengan harga

rendah dari petani cengkeh telah menyebabkan BPPC memperoleh marjin

pemasaran sangat tinggi, yang hanya menguntungkan BPPC dan PUSKUD

Page 9: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 9/27

 

8

sebagai rekanan pembelian. Jadi sistem agribisnis komoditi cengkeh yang hanya

menguntungkan satu subsistem yakni subsistem pemasaran (BPPC) telah

membuat resah subsistem lainnya yang merasa dirugikan, sehingga akhirnya di

era reformasi BPPC dibubarkan. Ini sebagai bukti empirik bahwa semua

subsistem atau pelaku-pelaku dalam sistem agribisnis harus diuntungkan.

PENGEMBANGAN AGROWISATA

Definisi Agrowisata

Daerah Tujuan Wisata Bali lebih dominant bercorak pariwisata budaya

upacara adat dan agama hindu, yakni memanfaatkan keunggulan kebudayaan

upacara Adat dan Agama Hindu sebagai daya tarik kunjungan wisatawan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Bali No. 3 Tahun 1991 tentang

Pariwisata Budaya, bahwa penyelenggaraan pariwisata budaya dilaksanakan

berdasarkan asas manfaat usaha bersama dan kekeluargaan, adil dan merata,

percaya pada diri sendiri, dan berkehidupan keseimbangan, keserasian serta

keselarasan yang berpedoman pada falsafah Tri Hita Karana.

Namun patut pula diingat dan diketahui bahwa Bali juga memiliki keunikan

wilayah dan komoditi pertanian yang perlu dikemas dijadikan produk, obyek dan

daya tarik wisata, yang dikenal dengan istilah Agrowisata (Agricultural Tourism ),

yaitu kawasan, komoditi atau kegiatan pertanian dalam arti luas, yang menjadi

objek kunjungan wisatawan dalam usaha memperoleh kenikmatan lahir dan atau

batin, serta dalam waktu bersamaan kemungkinan juga wisatawan melakukan

pembelian produk-produk kawasan pertanian yang dikunjungi atau petani

menyediakan berbagai paket atraksi yang berkaitan dengan pertanian, yang pada

akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani, baik secara individu maupun

kelompok.

Pengembangan agrowisata di Bali adalah suatu usaha

penganekaragaman jenis objek wisata dan sekaligus memeratakan

kepariwisataan ke pelosok-pelosok pedesaan dimana berlokasi kawasan

pertanian dalam arti luas yang unik-unik. Bali banyak memiliki potensi agrowisata,

misal, agrowisata kebun sayur-mayur di Candikuning Tabanan, kebun salak di

Karangasem, peternakan ayam, itik dan sapi di Karangasem, Tabanan dan

Page 10: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 10/27

 

9

Gianyar, kebun anggur di Buleleng, kebun kopi di Tabanan, dll. Beberapa

kawasan agrowisata telah berkembang menjadi kawasan wisata karena memiliki

panorama yang indah dan aksesibilitas yang baik.

Perkembangan Agrowisata di Mancanegara

Agrowisata berasal dari istilah agritourism atau farm tourism  di pantai

Timur Amerika atau agricultural tourism  di bagian-bagian lainnya di Amerika,

atau AGRITURISME  di England, dan Sleeping in the Straw  di Switzerland,

disebut agricultural Tourism  di Eropa, New Zealand, dan Australia, adalah

aktivitas atau yang berhubungan dengan bisnis berbasis usahatani ditawarkan

“untuk kesenangan dan pendidikan masyarakat, mempromosikan produk -produk

usahatani, dan menghasilkan tambahan pendapatan usahatani,”. Beberapa

keluarga petani dapat menambah pendapatannya dengan menawarkan

akomodasi untuk bermalam, kunjungan ke usahatani, jalan di alam bebas, dan

aktivitas-aktivitas lain kepada masyarakat Menurut Desmond Jolly, direktur Pusat

Usahatani Kecil. Universitas Califormia, Davis, Agricultural tourism  mencakup

“overnight farm stays, “U -  pick” operations, roadside stands, pumpkin festivals, and 

varied other activities, such as birdwatching hikes across farmland, with lunch on 

a haywagon, overlooking a flock of grazing sheep ”. Sedangkan menurut Anonim

(2004a), Wisata Agro atau agroturisme adalah suatu bentuk kegiatan pariwisata

yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan

untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di

bidang pertanian. Di pihak lain, Anonim (2004b) mengatakan bahwa di belahan

dunia bagian barat, utamanya di Amerika dan Eropa, konsep agricultural torism  

belum menyebar secara luas di masyarakat, tetapi para pengusaha pertanian

mulai menangkap peluang memanfaatkan aktivitas pertanian mereka sebagai

suatu event  untuk tujuan mencari kesenangan dan mencari hal-hal baru di luar

keseharian wisatawan selama ini, yang pada akhirnya akan dapat menambah

pendapatan mereka.

Menurut Lobo (2004), agricultural tourism  berhubungan dengan tindakan

pengunjung di sebuah pekerjaan usahatani atau beberapa pertanian, hortikultura

atau pengoperasian agribisnis untuk maksud memberikan kesenangan atau

kegembiraan atau kenikmatan, pendidikan, atau keterlibatan aktif kepada para

Page 11: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 11/27

 

10

pengunjung dalam aktivitas usahatani. Menurut Anonim (2004c), Agricultural 

Tourism  adalah satu alternatif untuk perbaikan pendapatan dan kelangsungan

hidup ekonomi potensial dari petani kecil dan masyarakat pedesaan. Beberapa

bentuk perusahaan pertanian dikembangkan di California, AS  – termasuk

pameran-pameran, festival dll. Kemungkinan lain masih potensial ditawarkan

untuk pengembangan. Sedangkan menurut Leones et al. (2004: p.2) agricultural 

tourism didefinisikan sebagai kepergian pengunjung ke luar daerahnya terutama

ke area pertanian untuk maksud melihat objek pertanian dan melakukan

pembelian produk pada usahatani.

Agritourism  didefinisikan sebagai suatu bisnis dilakukan oleh para petani

untuk kesenangan atau pendidikan publik, mempromosikan produk-produk

usahatani dan menhasilkan tambahan pendapatan usahatani (Hilchey, 1993:

dalam Lobo et al, 1999). Dalam pengertian agritourism  termasuk di dalamnya

berbagai fasilitas dan aktivitas di daerah San Diego County, seperti agricultural 

festivals, farm visits, farm tours, demonstration farms, farm stays, wineries,

nursery trails and agricultural museums . Di samping itu, ada lebih dari 20 pasar

milik petani tersertifikasi yang beroperasi. Pengkombinasian industri pariwisata

besar dengan keunikan dan diversifikasi pertanian lokal menawarkan suatu

kesempatan untuk para petani mendiversifikasi aktivitas usahataninya dan

sumber-sumber penerimaannya.

Dalam berbagai publikasi lewat internet (Anonim, 2004a: in Website

goggle: agricultural tourism) tampak jelas bahwa Universitas Califormia di Los

Angeles, Davis memiliki lembaga Small Farm Centre , salah satu misinya adalah

membina dan mengembangkan agricultural tourism  atau agri-tourism  atau

agrowisata jika di Indonesiakan. Menurut para pengelola lembaga tersebut, agri- 

tourim  dapat mengambil beberapa bentuk seperti, roadside stands and farmers 

offer farm fresh produce and interaction with growers, ranches may open to the 

public for wildlife watching and hunting, agricultural tours, on-farm bed and 

breakfast, and dude ranches give tourist the fresh air, open space and relaxation 

of country life. Jenis kegiatan lainnya yang dapat dikemas menjadi objek atau

produk yaitu: U-   pick operation, „pumpkin patches, christmas tree farm, corn 

mazes, farm animal petting zoos, wine tasting, agric heritage museums, festival 

and fairs all atract visitor .

Page 12: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 12/27

 

11

Anonim, 2004b (in Website goggle: agricultural tourism) mengemukan

tentang agricultural tourism hal-hal sebagai berikut:

1. Agricultural tourism adalah berhasil, karena mereka mengajak kami kembali ke

kultur yang mengarah ke suatu keutuhan lingkungan. Penduduk memelihara

binatang, menanam benih agar tumbuh, memanen tanaman bahan pangan.

Penduduk bergotong royong memanen tanaman bahan pangan.

2. Agricultural tourism adalah suatu ladang baru yang memungkinkan penduduk

mengalami siklus kehidupan, menumbuhkan tanaman, kelahiran dan

kematian binatang-binatang. Anda menyediakan pengalaman rekreasi dan

mengunjungi proyek-proyek pedesaan dimana partisipasi pelangganmu dalam

pengalaman berbagai aktivitas, pertunjukan atau atraksi-atraksi yang

dikembangkan secara khusus untuk mereka.

3. Agricultural tourism  telah menjadi bagian usaha pertanian di eropa untuk

abad ini. Sedangkan para petani di Amerika Serikat menemukan bahwa

agricultural tourism dapat membantu mereka menjaga lahannya dan cara

hidupnya. Profit dari agricultural toourism ditangkap oleh perantara atau

tengkulak, meninggalkan para petni yang sedang bangkrut, meninggalkan

lahan mereka sementara para pengolah (processor) menjadi semakin kaya.

4. Agricultural tourist  ingin memgkonsumsi produk-produk usahatani segar,

menikmati pangan segar usahatani yang dimasak dan makan dalam sebuah

lingkungan yang bersifat kekeluargaan. Anda dapat mengembangkan suatu

variasi yang luas tentang proyek-proyek agricultural tourism .

5. Pada level satu, secara sederhana menjual produk-produk usahatani segar

pada stand-stand pinggir jalan oleh anggota kelompok, melalui U-pick 

operation  dan pasar-pasar petani. Penjualan pada stand-stand pinggir jalan

memungkinkan anda sebagai petani menjual bahan-bahan segar yang

diproduksikan, dikalengkan, dikeringkan, proses-proses pangan lain dan

produk bunga-bunga secara langsung kepada stand-stand konsumen atau

kios-kios berlokasi pada atau dekat usahataninya atau sepanjang sebuah jalan

dekat usahatani.

6. Agricultural tourism  menyediakan kenikmatan dan pendidikan untuk

masyarakat, mempromosikan produk-produk usahatani, meningkatkan

pendapatan petani. Kesiapan dalam banyak area, seperti pumkin festival, frurit 

Page 13: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 13/27

 

12

festival, flower festival, bird watching trips, hikes, hay-wagon rides . Anda

dapat menciptakan mountainn bike farm word and to be a part of that cycle of 

life for a time. 

Jolly (2004a) mengatakan: “Farm/ranch recreational refers to activities

conducted on private agricultural lands, which might include fee-hunting and

fishing, overnight stays, educational activities, etc. Thus category of tourism is

subset of a larger industrii known as agri-tourism. Agri-tourism is a commercial

enterprise at a working farm, ranch, or agricultural plant conducted for the

enjoyment of visitors that generates supplement income for the owner.”

Agritourism and nature-tourism enterprise might include:

Outdoor recreationn (fishing, hunting, wildlie study, horseback riding),

Educational experiences (cannery tours, cooking classes, or wine tasting),

Entertainment (harvest festivals or barn dances),

Hospitality services (farm stays, guided tours or outfilter service),

On-farm direct sales (u-pick operation or roadside stands).” 

Jadi seperti dikatakan oleh Jolly (2004b) tampak jelas bahwa agri-tourism

adalah sebuah subset dari suatu industri lebih besar yang disebut rural

tourism yang termasuk resort, off- site farmers‟ market, non profit agriltural tours,

and other leisure and hospitality business that attact visitor to the countryside .

Namun patut diketahui bahwa rural tourism berbeda dengan agritourism dalam

dua cara. Pertama usaha rural tourism tidak harus terjadi pada sebuah usahatani

atau peternakan, atau pada sebuah areal pertanian. Kedua, rural tourism tidak

menghasilkan tambahan pendapatan untuk usaha pertanian.

Pada dasarnya, agricultural tourism  merupakan usaha potensial yang

bersifat Outdoor Recreation  dan Educational Experiences , dapat dalam bentuk

Direct Agricultural Sales and Accomodation , serta dalam jenis Entertainment dan

Micellaneous , yang masing-masing dapat dirinci seperti disajikan pada Tabel 1.

Page 14: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 14/27

 

13

Tabel 1. Sifat, Bentuk dan Jenis Agrowisata di Mancanegara

S I f a t:

Outdoor Recreation: Educational Experience:Horseback riding School toursWildlife viewing & photography Garden/nursery toursFee fishing Winery tours

Camping/Picniking (combined) Agricultural technical toursWagon/sleigh rides Historical agricultural exhibitsCross-country skiing Crop sign I.D. programGame preseve Exotic animal farmClay bird shootingOff-road vehicles

B e n t u k:

Direct Agricultural sales: AccomodationOn-farm sales Bed & breakfast innRoadside stand Farm/ranc vacation

Agricultural-related craft/gifts Guest ranchU-pick operation Yout exchangeElder hostel

J e n I s:

Entertainment: Micellaneous:Concerts or special events Guides/outfitter operationFestval or fairs Farmers‟ market Petting zoo Horse pack teamHunting/Working dog trial/training

Sumber: Diadaptasi dari Jolly (2004)

Potensi Agrowisata di Indonesia

Di setiap propinsi di Indonesia banyak telah dibangun dan dikembangkan

pusat-pusat agrowisata oleh pemerintah daerah atau swasta, dengan tujuan

bisnis. Di antara yang telah dibangun itu, memang ada yang terus berkembang

pesat, seperti pusat agrowisata „Taman Buah Mekar Sari‟ di Cileungsi Bogor,

Jawa Barat, agrowisata di perusahaan-perusahaan perkebunan di Jawa Timur,

Jawa Tengah dan Jawa Barat. Namun ada juga setelah dibangun kemudian

bangkrut karena tidak ada pemasukan untuk memelihara pusat agrowisata

tersebut. Seperti ditayangkan oleh Website: google „Agriltural Tourism‟,

Soropadan Agro Expo (SAX) di Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung

mulai sepi. Nyaris tidak ada tanda tempat tersebut merupakan pasar agrowisata

yang diproyeksikan untuk wisata agro. Yang tampak hanya tanaman jagung yang

menunggu panen, sisa tanaman tomat, serta tanaman buah yang baru mulai

hidup.

Page 15: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 15/27

 

14

Hamparan areal pertanaman yang luas seperti pada areal perkebunan, dan

hortikultura disamping menyajikan pemandangan dan udara yang segar, juga

merupakan media pendidikan bagi masyarakat dalam dimensi yang sangat luas,

mulai dari pendidikan tentang kegiatan usaha di bidang masing-masing sampai

kepada pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam.

Obyek wisata agro tidak hanya terbatas kepada obyek dengan skala

hamparan yang luas seperti yang dimiliki oleh areal perkebunan, tetapi juga skala

kecil yang karena keunikannya dapat menjadi obyek wisata yang menarik. Cara-

cara bertanam tebu, acara panen tebu, pembuatan gula pasir tebu, serta cara-

cara penciptaan varietas baru tebu merupakan salah satu contoh obyek yang

kaya dengan muatan pendidikan. Cara pembuatan gula merah kelapa juga

merupakan salah satu contoh lain dari kegiatan yang dapat dijual kepada

wisatawan di samping mengandung muatan kultural dan pendidikan juga dapat

menjadi media promosi, karena dipastikan pengunjung akan tertarik untuk

membeli gula merah yang dihasilkan pengrajin. Dengan kedatangan masyarakat

ke obyek wisata juga terbuka peluang pasar tidak hanya bagi produk dari obyek

wisata agro yang bersangkutan, namun pasar dari segala kebutuhan masyarakat

(Anonim, 2004d).

Teknologi budi daya pertanian tradisional atau keunikan teknologi lokal

hasil seleksi alam merupakan aset atraksi agrowisata yang patut dibanggakan.

Bahkan teknologi lokal ini dapat dikemas dan ditawarkan menjadi paket atraksi

wisata yang potensial untuk dijual kepada pihak lain. Dengan demikian, teknologi

lokal yang merupakan indigenous knowledge  itu dapat dilestarikan. Teknologi

lokal seperti Talun Kebun atau pekarangan yang telah berkembang di masyarakat

Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan salah satu contoh yang bisa ditawarkan

untuk agrowisata. Teknologi lokal ini telah terbukti cukup mampu mengendalikan

kesuburan tanah melalui pendauran hara secara vertikal. Selain dapat

mengefisienkan pemanfaatan hara, teknologi ini juga dapat memanfaatkan energi

matahari dan bahan organik in situ dengan baik sesuai dengan tingkat kebutuhan.

Dengan demikian, melalui agrowisata kita dapat memahami teknologi lokal kita

sendiri, sehingga ketergantungan pada teknologi asing dapat dikurangi.

Atraksi wisata pertanian juga dapat menarik pihak lain untuk belajar atau

magang dalam pelaksanaan kegiatan budidaya ataupun atraksi-atraksi lainnya,

Page 16: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 16/27

 

15

sehingga dapat menambah pendapatan petani, sekaligus sebagai wahana alih

teknologi kepada pihak lain. Hal seperti ini telah dilakukan oleh petani di Desa

Cinagara, Sukabumi dengan "Karya Nyata Training Centre". Pada kegiatan

magang ini, seluruh petani dilibatkan secara langsung, baik petani ikan, padi

sawah, hortikultura, peternakan, maupun perkebunan (Anonim, 2004e).

Potensi objek wisata dapat dibedakan menjadi objek wisata alami dan

buatan manusia. Objek wisata alami dapat berupa kondisi iklim (udara bersih

dan sejuk, suhu dan sinar matahari yang nyaman, kesunyian), pemandangan

alam (panorama pegunungan yang indah, air terjun, danau dan sungai yang

khas), dan sumber air kesehatan (air mineral, air panas). Objek wisata buatan

manusia dapat berupa prasarana, budidaya tanaman buah-buahan dan sayuran,

pola hidup masyarakat dan taman-taman untuk rekreasi atau olah raga.

Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan

tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau

kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa

koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan

visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian.

Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai

dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani

yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata

ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar,

teknologi budidaya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai

sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar

belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata

ruangn terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan

(Anonim, 2004f).

Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana

kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai

dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya

sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak

lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi

spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap

menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk

Page 17: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 17/27

 

16

pengamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur

dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi,

dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah

kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat;

Suku Tengger di Jawa Timur, pertanian padi di Bali dengan kelembagaan

subaknya dan Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk

budidaya umbi-umbian.

Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan dapat didesain pada kawasan-

kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat

adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan

komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan.

Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal

yang ada, diramu sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan produk atraksi

agrowisata yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat

disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak

mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat

dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap

dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.

Objek agrowisata yang telah berkembang dan tercatat dalam basis data

DIrektorat Jenderal Pariwisata 1994/1995 terdapat delapan propinsi, yaitu

Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, NTB,

Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Objek agrowisata umumnya masih

berupa hamparan suatu areal usaha pertanian dari perusahaan-perusahaan

besar yang dikelola secara modern ala Barat dengan orientasi objek keindahan

alam dan belum menonjolkan atraksi keunikan atau spesifikasi dari aktivitas lokal

masyarakat. Untuk membantu meningkatkan masyarakat petani yang berada di

pedesaan, prioritas pengembangan agrowisata hendaknya lebih diarahkan pada

pengembangan agrowisata ruang terbuka (Anonim, 2004g).

Dengan demikian melalui agrowisata bukan semata merupakan

usaha/bisnis dibidang jasa yang menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan

pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan

sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat,

memberikan signal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis

Page 18: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 18/27

 

17

dan berarti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah. Dengan

demikian maka agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru

daerah, sektor pertanian dan ekonomi nasional.

Potensi agrowisata yang sangat tinggi ini belum sepenuhnya

dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, perlu dirumuskanlangkah-langkah kebijakan yang konkrit dan operasional guna tercapainya

kemantapan pengelolaan Obyek agrowisata di era globalisasi dan otonomi

daerah. Sesuai dengan keunikan kekayaan spesifik lokasi yang dimiliki, setiap

daerah dan setiap obyek Wisata Agro dibutuhkan kerjasama sinergis diantara

pelaku yang terlibat dalam pengelolaan Wisata Agro, yaitu masyarakat, swasta

dan pemerintah.

Sistem Pertanian Bali Sebagai Agrowisata

Seperti disinggung sebelumnya, agrowisata adalah kegiatan

kepariwisataan yang memanfaatkan sistem pertanian (produksi, organisasi dan

tradisi) sebagai objek kunjungan wisatawan. Apabila kembali pada pengertian

kebudayaan, bukankah sistem pertanian di Bali dengan subsistem organisasi dan

tradisi merupakan juga kebudayaan yang barangkali di mata wisatawan asing

dianggap aneh dan unik dan mengundang rasa ingin tahu lebih jauh, sehingga

dapat ditawarkan objek kunjungan wisatawan.

Sudah banyak disaksikan setiap tamu asing pasti ingin menyaksikan

sistem bercocok tanam padi khas Bali yang ditunjang oleh sistem subaknya. Oleh

karena itu, semua aktivitas usahatani padi dengan lembaga penunjang subak

dapat berfungsi sebagai objek agrowisata. Walau dari agrowisata ini petani padi

belum memperoleh kompensasi langsung, maka berbagai metode atau cara

dapat dilakukan, misalnya melalui pajak lingkungan, entry fee, pengalihan

sebagian PHR yang diperoleh pemerintah kabupaten kepada subak, dsb.

Subak  misalnya, bukankah organisasi pertanian yang hanya terdapat di

Bali. Demikian pula kelompok-kelompok tani (sekehe) lainnya yang tiada duanya

di dunia. Tradisi-tradisi (kebiasaan) dalam sistem pertanian yang tampak aneh

dan unik bagi mereka, seperti metekap, ngangon sampi, ngangon bebek dengan

penyisih atau lelontekan , menanam padi dan mejukut , memanen padi, menghalau

burung dengan pindekan dan oprang-orangan di sawah, cara beternak tradisional,

Page 19: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 19/27

 

18

kegiatan pada nelayan menangkap ikan dengan perahu/jala dan kail dan

sebagainya. Tradisi-tradisi khas petani Bali seperti ini sering mengundang

kekaguman para wisatawan yang berkunjung ke Bali.

Bagi wisatawan mancanegara, polah tingkah kerja petani di sawah, di

tegalan maupun di lereng bukit menimbulkan kesan tersendiri. Betapa indahnya

terrasering  yang mereka buat. Betapa rajinnya para petani dan anak-istrinya

meniti jalan setapak dan pematang sawah memelihara padi, memanen dan

memelihara sayuran dan buah-bauah. Mereka menggarap tanah dan merawat

tanaman secara cermat dan hati-hati, ibarat membelai orok baru dilahirkan. Itu

seni yang tinggi bercocok tanam, mengolah tanah dan mencintai karunia alam

yang merupakan bagian dari budaya pertanian. Hal yang tidak terlihat di Eropa

dan Amerika Serikat dengan petaninya yang menguasai lahan puluhan bahkan

ratusan hektar.

Di samping objek berupa tradisi dan organisasi, masih dalam sistem

pertanian Bali, subsistem produksi dengan lokasinya tak kalah menariknya,

mengingat ada beberap lokasi produksi pertanian Bali yang tak ada duanya di

dunia. Hal dimaksud seperti, agrowisata salak di Sibetan, Leci di Payangan, Kopi

di Kintamani dan Pupuan, lomba kerbau makepung di Jembrana, kebun cengkeh

di Asah Duren, pengeraman itik di Mengwi, pengembangan taman laut dan ikan

hias di pantai Pulau Menjangan, Tulemben, Amed, Serangan yang sering kita

kenal sebagai istilah wisata bahari dan pengembangan rumput laut di Nusa

Penida. Wisatawan akan lebih suka dan tertarik di samping dapat menyaksikan

panorama pertanian yang ada, juga mereka ingin ikut dalam kegiatan tersebut

dan dapat menikmati hasilnya seperti kebun anggur, jeruk di Kabupaten Buleleng.

MODEL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAN AGROWISATA

Di dalam mempercepat laju pertumbuhan sektor agribisnis dan agrowisata

terutama dihadapkan dengan kondisi petani kita yang serba lemah (modal, skill,

pengetahuan dan penguasaan lahan) dapat ditempuh melalui penerapan pola

atau model pengembangan (pattern of development ) agribisnis.

Dalam konteks bahasan ini, yang dimaksud “model pengembangan

agribisnis atau agrowisata” adalah suatu bentuk atau sistem pengembangan

Page 20: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 20/27

 

19

agribisnis dan agrowisata yang mampu memberikan keuntungan layak bagi

pelaku-pelaku agribisnis (petani/peternak/pekebun/nelayan/pengusaha kecil dan

menengah/koperasi), baik berupa peningkatan pendapatan maupun perluasan

kesempatan kerja.

Di Indonesia sejak dilaksanakan pembangunan pertanian, telah diterapkan

beberapa pola pengembangan pertanian berskala usaha baik untuk komoditi

pangan maupun non pangan. Jika dikaji lebih jauh tujuan dan sasaran “pola atau

model pengembangan” yang pernah diterapkan di sektor pertanian, pada

hakekatnya adalah pengembangan sektor pertanian (dalam arti luas) secara

menyeluruh dan terpadu, yakni tidak hanya peningkatan produksi, tetapi juga

pengadaan sarana produksi, pengolahan produk, pengadaan modal usaha dan

pemasaran produk secara bersama atau bekerjasama dengan pengusaha. Pola

pengembangan sektor pertanian semacam ini, jika menggunakan istilah sekarang,

tidak lain adalah pengembangan pertanian berdasarkan agribisnis, atau

dengan kata lain pengembangan agribisnis. Sedangkan agribisnis yang

dikembangkan dengan model tertentu, akhirnya menjadi objek kunjungan

wisatawan karena unik dan menarik disebut agrowisata.

Di antara pola-pola tersebut ada yang diterapkan oleh pemerintah berupa

kebijakan nasional dan ada pola yang telah berhasil diterapkan oleh kelompok

masyarakat atau kelompok peneliti, akan tetapi masih bersifat per kasus. Adapun

pola-pola dimaksud adalah sebagai diuraikan di bawah ini.

1. Model Unit Pelaksana Proyek (UPP)

Model ini merupakan salah satu dari beberapa pola yang diterapkan oleh

pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Perkebunan sekitar tahun 1970-an dalam

rangka memajukan bidang perkebunan di Indonesia. Pada dasarnya Pola UPP

adalah suatu pola yang bersifat terpadu (integrated ), berfungsi ganda

(multifungsional ), terpusat (consentrated ) dan berkelanjutan (contoinued ). Dalam

pola ini petani produsen dibimbing dan dibina, di mana pembinaannya

dilakasanakan mulai dari pembibitan, penanaman sampai dengan pengolahan

dan pemasaran hasil. Jadi pembinaannya secara menyeluruh termasuk

peningkatan keterampilan (skill) para petani dengan jalan melaksanakan kursus-

kursus, latihan dan bimbingan di dalam unit proyek. Di samping itu, petani di

Page 21: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 21/27

 

20

arahkan agar mampu mengorganisasikan diri dalam bentuk kelembagaan tani

atau kelompok petani-pekebun, yang di Bali disebut Subak Abian (Anonim,

1987a). Pembinaan semacam ini tidak lain adalah pembinaan secara agribisnis.

2. Model Insus dan Supra Insus

Insus adalah rekayasa sosial dan sekaligus rekayasa ekonomi dalam

menyelenggarakan intensifikasi yang dilaksanakan atas dasar kerjasama pada

anggota kelompoktani dalam satu unit hamparan usahatani (wilayah kelompok)

yang luasnya antara 15-50 hektar. Kerjasama antar anggota kelompok dalam

satu kelompoktani didasarkan pada musyawarah dan kesepakatan dalam

menetapkan rencana dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas (musyawarah

dan mufakat) dan setiap anggota kelompok berkewajiban melaksanakan

keputusan musyawarah kelompok, sehingga dapat melaksanakan insus sesuai

dengan ketentuan (Anonim, 1987c).

Supra insus adalah suatu pola peningkatan produksi pertanian melalui

rekayasa sosial dan ekonomi dalam menyelenggarakan intensifikasi pertanian

yang dilaksanakan atas dasar kerjasama antar kelompoktani pelaksana pada satu

WKPP yang luas areal usahataninya lebih kurang 600  – 1000 hektar. Kerjasama

unit hamparan supra insus ini selanjutnya didukung oleh kerjasama kontak tani

andalan WKBPP serta kerjasama antar kelompok tani  –nelayan andalan (KTNA)

WKBPP dari sekurang-kurangnya dua WKBPP (dengan luas areal usahatani

antara 15.000 sampai 35.000 hektar) yang menjadi satu unit himpunan supra

insus (Anonim, 1987 b). Pola ini merupakan penyempurnaan dari pola insus

sebelumnya yang mengarah pada penyempurnaan dan perbaikan paket teknologi

untuk meningkatkan produksi padi. Dengan demikian supra insus atau supra

intensifikasi khusus mempunyai arti intensifikasi yang lebih ditingkatkan dari paket

insus sebelumnya atau insus plus-plus (Insus paket D).

Jika dikaji secara seksama, pola insus atau pola supra insus adalah

pembinaan petani padi secara terpadu, mulai dari masalah teknis, pengadaan

sarana produksi, pengadaan pembiayaan (kredit), sampai ke masalah pemasan

oleh KUD ataupun Bulog, sehingga pola ini tidak lain adalah penerapan konsep-

konsep agribisnis pada budidaya Padi di Indonesia umumnya dan Bali khususnya.

Page 22: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 22/27

 

21

3. Model Inkubator

Kata inkubator berasal dari bahasa Inggris yaitu Incubator  yang akar

katanya to incube yang berarti memeram, mengeram atau memelihara dari saat

muda atau lemah dengan memberikan kondisi yang vavourable , sehingga

menjadi kuat. Kata ini dipakai dalam ilmu peternakan untuk menetaskan telurayam yang popular disebut sebagai mesin tetas. Kata ini dipakai juga pada rumah

sakit yaitu kotak pemanas untuk bayi yang lahir premature (belum waktunya).

Pengertian inkubator ini mengandung pengertian dasar yang sama, yaitu

memberikan bantuan, lingkungan yang nyaman, misalnya pada bayi prematur

diberikan suhu lingkungan yang nyaman, makanan yang bergizi, perawatan

kesehatan yang baik dan teratur agar bayi yang lahir prematur ini kelak tumbuh

menjadi bayi yang normal dan tahan mengatasi lingkungan. Dengan mengambil

analogi pengertian tersebut, maka kata inkubator digunakan juga dalam

membantu dan membina pengusaha kecil dan menengah yang baru mulai, belum

berpengalaman, lemah dalam segala segi baik modal, pengetahuan, pemasaran,

teknologi, dan fasilitas lain yang diperlukan. Diharapkan dalam waktu tertentu (2-

3 tahun) pengusaha kecil dan menengah yang serba lemah ini mampu menjadi

pengusaha yang kuat dan mandiri dalam melaksanakan usahanya.

Model inkubator yang banyak diterapkan di Amerika Serikat, telah diadopsi

oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang bekerja sama dengan

Departemen Pertanian untuk menetaskan pengusaha-pengusaha kecil dan

menengah baru termasuk di bidang agribisnis, sebagai sarana untuk percepatan

budaya kewirausahaan di Perguruan Tinggi.

4. Model Modal Ventura

Untuk mengembangkan usaha agribisnis, salah satu faktor penghambat

adalah kelangkaan modal pinjaman dengan biaya atau bunga modal yang

terjangkau oleh pengusaha kecil maupun pengusaha skala menengah.

Salah satu upaya pemerintah menanggulangi kelangkaan sumber-sumber

permodalan tersebut adalah dengan menggali sumber modal yang berasal dari

lembaga non perbankan. Badan Agribisnis- Departemen Pertanian bekerjasama

dengan PT bahama Artha Ventura dan Perusahaan Modal Bentura Daerah

(PMVD) untuk memanfaatkan modal ventura sebagai sumber permodalan bagi

Page 23: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 23/27

 

22

pengusaha agribisnis kecil dan menengah. Tujuannya adalah menumbuhkan

serta menggairahkan kemampuan berusaha pengusaha kecil dan menengah

dengan mengusahakan bantuan yang diperlukan tanpa mengabaikan kaidah-

kaidah bisnis yang sehat dengan jalan: (a) Mengadakan penyertaan modal dasar;

(b) Mengadakan identifikasi proyek yang diusulkan serta menyusun usulan

proyek bagi proyek dimaksud; (c) Menyediakan dana dan tenaga yang diperlukan

Modal Ventura adalah suatu jenis pembiayaan berupa penyertaan modal

bersifat sementara oleh Perusahaan Modal Ventura (PMV) kepada Perusahaan

Pasangan Usaha (PPU), baik perorangan, kelompok maupun usaha berbadan

hukum dengan model pembagian keuntungan yang akan ditentukan bersama

oleh PMV dan PPU.

5. Model Kemitraan

5.1. Model Kemitraan Vertikal

Kemitraan vertikal adalah kemitraan antara perusahaan yang lebih kuat

dengan usaha yang lebih lemah, di mana yang kuat menggandeng yang lemah.

Ada beberapa bentuk kemitraan vertikal, antara lain:

1. Perusahaan Inti Rakyat (PIR)

Model atau Pola PIR adalah bentuk usaha kerjasama antara perusahaan

(perkebunan, peternakan, perikanan) yang bertindak sebagai inti dengan

petani/peternak/nelayan/petambak disekitarnya sebagai plasma dengan

menerapkan sistem agribisnis dalam upaya pendekatan sasaran pembangunan

pertanian dalam arti luas (Anonim, ?). Pola PIR ini biasanya dilaksanakan pada

areal baru dan intilah yang bertindak sebagai agen pembangunan (agent of 

development ) melalui transfer teknologi yang dimiliki kepada plasma. Pada pola

ini perusahaan inti di samping mengusahakan kebunnya atau ternaknya atau

usaha perikanannya atau tambaknya sendiri juga berkewajiban membantu

petani/peternak/pekebun/petambak/nelayan peserta dalam membangun

usahataninya dengan teknologi maju, pengolahan dan pemasaran hasil.. Jadi

pada hakekatnya perusahaan inti yaitu perusahaan yang melaksanakan fungsi

bimbingan, pengolahan, pelayanan sarana produksi, kredit dan pemasaran hasil

sambil mengusahakan usahatani yang dimiliki dan dikuasainya.

Page 24: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 24/27

 

23

2. Pengelola

Pola pengelola adalah suatu bentuk kerjasama yang saling

menguntungkan antara petani dengan perusahaan pengelola, yang mana

perusahaan melaksanakan fungsi perencanaan, bimbingan, pengolahan,

pelayanan sarana produksi, kredit dan pemasaran hasil, tetapi tidak

menyelenggarakan usahatani sendiri (Anonim, 1987b). Jadi pada hakekatnya pola

pengelola adalah pola pembinaan petani dengan sistem agribisnis.

3. Langganan

Kemitraan yang berbentuk langgaran merupakan perjanjian kontrak jual

beli dalam jumlah tertentu antara dua pihak atau lebih. Sebagai contoh peternak

ayam buras melakukan kontrak dengan rumah makan. Dalam perjanjian tersebut

peternak menyediakan ayam dalam jumlah dan kualitas tertentu setiap hari sesuai

dengan kebutuhan rumah makan. Dengan pola kemitraan ini, peternak merasa

aman karena ayam yang dipelihara sudah ada yang membeli dan pihak restoran

tidak khawatir kekurangan ayam yang harus dimasak tiap hari.

4. Bapak Angkat

Kemitraan bapak angkat ini biasanya lebih bersifat bantuan (amal) dari

pihak yang kuat kepada pihak yang lemah. Salah satu contohnya adalah BUMN

yang sudah memperoleh profit besar memberikan modal tanpa bunga kepada

peternak di daerah miskin.

5.2. Kemitraan Horizontal

Kemitraan horizontal pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam tiga

bentuk, yaitu ikatan untuk meningkatkan nilai komoditas, ikatan nasehat usaha

atau bantuan teknis, dan ikatan kompetitor. Ada beberapa bentuk kemitraan

horizontal, antara lain:

1. Ikatan Tindakan untuk Meningkatkan Nilai Komoditas

Dua atau lebih perusahaan secara bersama-sama terikat dalam mata

rantai kegiatan untuk menciptakan nilai barang, tetapi kekayaan dan modal dalam

operasi masing-masing perusahaan terpisah. Kemitraan jenis ini dapat berupa

Page 25: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 25/27

 

24

kemitraan pasar, kemitraan produksi, dan kemitraan teknologi. Kemitraan pasar 

dapat berjalan dalam berbagai bentuk, seperti merek dagang bersama, ikatan

promosi bersama, saling tukar langganan, iIkata jual grosir, ikatan kantor

pemasaran/penyaluran bersama, ikatan prosesing bersama. Kemitraan produksi

dalam agribisnis dapat dilakukan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi.

Berikut ini beberapa bentuk kemitraan produksi, antara lain: penggunaan fasilitas

transportasi bersama, ikata pembelian bahan baku bersama. Kemitraan

Teknologi dapat mengambil berbagai bentuk antara lain: ikatan riset dan

pengembangan.

2. Ikatan Nasehat Usaha

Pada ikatan nasehat, usaha atau bantuan teknis, dua atau lebih

perusahaan bersama-sama terikat untuk melakukan tukar-menukar pengalaman,

informasi, dan cara melakukan bisnis.

3. Ikatan Kompetitor

Pada ikatan kompetitor, dua atau lebih perusahaan yang bersama-sama

menghadapi satu pesaing untuk memenangkan suatu objek, misalnya kontrak,

tender, dan pasar. Contohnya, jika ada 12 perusahaan diundang untuk mengikuti

tender. Agar jumlah pesaingnya mengecil, maka tidap tiga perusahaan

membentuk kesepakatan kerjasama, sehingga arena persaingan menjadi empat

kelompok kerja.

PENUTUP

1. Agribisnis yaitu kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi

pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata

rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri),

pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang

kegiatan yang berorientasi bisnis. Sedangkan yang dimaksud dengan

berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan

kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.

Page 26: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 26/27

 

25

2. Agrowisata (Agricultural Tourism ), yaitu kawasan, komoditi atau kegiatan

pertanian dalam arti luas, yang menjadi objek kunjungan wisatawan dalam

usaha memperoleh kenikmatan lahir dan atau batin, serta dalam waktu

bersamaan kemungkinan juga wisatawan melakukan pembelian produk-

produk kawasan pertanian yang dikunjungi atau petani menyediakan berbagai

paket atraksi yang berkaitan dengan pertanian, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan pendapatan petani, baik secara individu maupun kelompok.

3. Dalam memacu laju pertumbuhan sektor pertanian khususnya dan sektor

agribisnis umumnya, maka pengembangan agribisnis dan agrowisata melalui

model atau pola atau sistem tertentu sudah merupakan suatu keharusan.

Namun dalam pengembangannya harus tetap memperhatikan kondisi

lokaslitas yang mendukung pengembangan pola tersebut.

4. Model pengembangan pertanian yang pada hakekatnya adalah menerapkan

prinsip-prinsip agribisnis untuk memacu pertumbuhan pendapatan petani

adalah model UPP, model Insus dan Supra Insus, model PIR, model TIR,

model Pengelola. Semua model-model tersebut telah pernah diterapkan

secara nasional dalam bentuk kebijakan pemerintah dengan hasil yang

memuaskan.

5. Model yang diterapkan untuk memacu pertumbuhan tanaman perkebunan

adalah pola UPP, pola PIR dan pola Pengelola. Pola UPP sudah tidak lagi

diterapkan karena ketiadaan anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut.

6. Model yang diterapkan untuk memacu pertumbuhan tanaman pangan adalah

model Insus dan Supra Insus, yang telah menunjukkan hasil sampai Indonesia

mampu berswasembada beras tahun 1984 dan mampu mempertahankannya

sampai tahun 1990-an.

Page 27: Makalah SP4 Agribisnis a

5/9/2018 Makalah SP4 Agribisnis a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sp4-agribisnis-a-559ca2f8d1f0e 27/27

 

26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004a. „Definisi Agrowisata‟. In Website Deptan.go.idf. 

Anonim. 2004b. „Agricultural Tourism in a Vital Part of EcoAgroAdventure, ISAI‟sNew Paradigm of Sustainable Developmen‟. Website google: Agricultura

Tourism.Anonim. 2004c. „Agri-Tourism Information Wanted‟. Website google: Agricultura

Tourism.

Anonim. 2004d. „Membangun Pilar Agrowisata Indonesia‟. Inhttp://database.deptan.go.id/agrowisata/viewfitur.asp?id=4).

Anonim. 2004e. „Strategi Pengembangan Agrowisata di Indonesia‟. Inhttp://database.deptan.go.id/agrowisata/index.asp).

Davis, H.J. and R.A. Golberg. 1957. „A Concept of Agribusiness‟. HarvardGraduate School of Business Administration. Boston, Massachusets.

Downey, W.D and Erickson, S.P. 1987. „Agribusiness Managemen‟. Mc Graw-Hill,Inc, New York. Second Edition.

Jolly, Desmond A. 2004a. Agricultural Trourism: Emerging Opportunities forFamily Farmers and Rural Business‟. Website: google, AgriculturalTourism.

Jolly, Desmond A. 2004b. „Fact Sheets for Managing Agri- dan Natur- TourismOperation: What is Agri-Tourism‟. Website google: Agricultural Tourism. 

Leones, J; D. Dunn; M. Worden and R.E. Call. 2004. „Agricultural Trourism inCochise, Arizona Characteristic and Economic Impact‟. Michigan State

University Extension, Tourism education Material, Arizona.Lobo, Ramiro E. 2004. „Agricultural Trourism, Helpful Agricultural Torusim (Agri-

tourism) Definitions. Website google: Agricultural Tourism.

Lobo Raniro E., George E. Goldman - Desmond A. Jolly; B. Diane Wallace -Wayne L. Schrader - Scott A. Parker. 1999. „Agricultural Tourism,Agrirtourism benefits Agricultura in Snadiego County‟. Website google:Agricultural Tourism.

Saragih, B. 1998. „Agribisnis, Pardigma Baru Pembangunan EKonomi BerbasisPertanian‟. Penerbit Yayasan Mulia Persada Indonesia dan PT. Surveyor

Indonesia bekerjasama dengan Pusat Studi Pembangunan, LembagaPenelitian Institut Pertanian Bogor.