makalah agribisnis ayam

41
PENTINGNYA USAHA PENCEGAHAN PENYAKIT DALAM USAHA PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PERUNGGASAN Oleh : Najaah Mufiidah (0910550217) Lilis Mulyandari (0910550202) Nuhan Jatmiko (0910550221) Setyo priyo Hatmiko ( 0910550256 ) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Upload: bumijonet

Post on 06-Aug-2015

461 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Agribisnis Ayam

PENTINGNYA USAHA PENCEGAHAN PENYAKIT DALAM USAHA

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PERUNGGASAN

Oleh :

Najaah Mufiidah (0910550217)

Lilis Mulyandari (0910550202)

Nuhan Jatmiko (0910550221)

Setyo priyo Hatmiko ( 0910550256 )

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: Makalah Agribisnis Ayam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan unggas di negara Indonesia sangat pesat, hal ini

disebabkan peternakan unggas banyak menciptakan peluang bisnis yang sangat

menjanjikan, juga beternak unggas dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan

menenggah kebawah. Namun banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi dalam

beternak unggas yaitu jarga pakan yang terus naik terkadang tidak sebanding dengan

hasil panennya, harga vitamin dan obat-obatan yang harus merogok kantong dalam-

dalam, juga karena unggas mudah terserang penyakit

Kesehatan ternak merupakan kunci penentu keberhasilan suatu usaha peternakan.

Motto klasik tetap berlaku sampai saat ini, yaitu pencegahan lebih baik daripada

pengobatan, sehingga tindakan-tindakan seperti sanitasi, vaksinasi dan pelaksanaan

biosekuritas di lingkungan peternakan secara konsisten harus dilaksanakan.

Arti “ sehat “ bagi ternak adalah suatu kondisi dimana di dalam tubuh ternak

berlangsung proses-proses normal, baik proses fisis, kimiawi , biokimiawi dan

fisiologis yang normal. Kondisi tersebut antara lain adalah (1) perubahan yang

terjadi pada ternak, misalnya penurunan kondisi tubuh yang mungkin disebabkan

oleh beberapa hal, antara lain : kualitas dan kuantitas zat-zat gizi dalam pakan yang

kurang, faktor-faktor yang mampu menekan timbulnya kekebalan (immunosupressif)

dalam tubuh ternak, sehingga akan terjadi kegagalan dalam program vaksinasi (2)

terjadi perubahan hanya pada aspek lingkungan, sedangkan kondisi hewan ternak

dan mikroorganisme tidak berubah. Perubahan lingkungan ini mungkin disebabkan

oleh perubahan iklim, perubahan suhu dan kelembaban lingkungan yang ekstrim,

ketinggian tempat, kesalahan menejemen.

Page 3: Makalah Agribisnis Ayam

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara untuk meningkatkan produktivitas usaha perunggasan?

2. Apa saja kah penyakit yang sering diderita oleh ternak unggas ?

3. Bagaimanakah cara untuk mencegah penyakit pada ternak unggas ?

4. Bagaimana pelaksanaan “biosekuritas” pada peternakan ayam ?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji pentingnya usaha pencegahan

penyakit dalam usaha peningkatan produktifitas perunggasan.

1.4 Kegunaan

Manfaat dari penulisan ini yaitu agar peternak unggas dapat memiliki suatu

pedoman yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan produktivitas ternaknya

dari segi pencegahan penyakit.

Page 4: Makalah Agribisnis Ayam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ternak Unggas

Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan

untuk daging dan telurnya. Unggas merupakan ternak yang banyak sekali di usahakan

di penduduk Indonesia. Unggas di Indonesia bermacam-macam jenisnya tergantung

dari para peternak yang minat memeliharanya. Sebagian besar peternak di Indosisa

lebih dominan pada pemeliharaan ayam karena mayoritas unggas di Indonesia adalah

ayam.

Ayam yang merupakan salah satu komoditi perunggasan memiliki kontribusi

terbesar bagi pemenuhan kebutuhan pangan (protein) dibandingan jenis unggas

lainnya di Indonesia. Ayam terbagi atas dua jenis, ayam ras dan ayam buras (ayam

bukan ras atau ayam kampung). Untuk ayam ras dibagi lagi menjadi ayam ras

pedaging (broiler) dan ayam ras petelur (layer).

Pemeliharaan ayam pada dasarnya ada tiga tahapan yaitu starter, grower dan

layer. Dalam phase permulaan berawal dari umur 0 hari sampai 6 minggu, dimana

bentuk ukuran dan keseragaman sebagai tujuan bagi peternakan ayam. (untuk ayam

petelur). Phase kedua berawal dari umur 6 minggu sampai 16 minggu ketika hewan

ternakan (ayam) perlu di pelihara di bawah program pemakanan yang di kontrol

dengan sangat teliti dan hati hati. untuk menghindari peternakan ayam dari berat

badan yang berlebihan. Phase ketiga berawal selepas 16 minggu dari umur ayam,

dalam phase ini ayam di tuntut untuk mempercepat pertumbuhan untuk persediaan

bagi perkembangan seksual dan untuk mencapai keseragaman berat badan yang

optimal.

2.2 Penyakit Unggas

Penyakit ayam dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab seperti virus, bakteri,

jamur, dan caplak. Salah satu contoh penyakit pada unggas terutama ayam adalah :

Flu Burung

Page 5: Makalah Agribisnis Ayam

Pertama kali ditemukan pada tahun 1878 di Perrocito Italia. Penyakit ini

disebabkan oleh virus orthomyxovirus. Tingkat kematian akibat penyakit ini

bisa mencapai 100 %, oleh karena itu flu burung disebut sebagai highly

pathogenic avian influenza ( HPAI ). Gejala Klinis Avian Influenza dicirikan

dengan gangguan pernapasan, seperti ngorok, bersin, batuk dan sinusitis,

terjadi pembengkakan di bagian kepala dan muka, dan terjadi pendarahan di

jaringan kulit terutama bagian kaki, pial dan kepala.

Tetelo ( Newcastle Desease / ND )

Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramixovirus dan memiliki kemiripan

gejala dengan penyakit Avian Influenza dalam memicu pendarahan dibawah

kulit dengan indikasi jengger dan kaki ayam berwarna kebiruan. Kemiripan

gejala ini dibedakan dengan cara melakukan bedah bangkai dan pemeriksaan

laboratorium oleh ahli patologi.

Laryngotracheitis Infectiosa (ILT)

Penyakit ini disebabkan oleh virus herpa virus. Ciri khusus gejala klinis pada

penyakit ini adalah tersumbatnya trakea oleh exudate sehingga ayam susah

bernafas dan sering diikuti dengan adanya exudate berdarah.

Penyakit Gumboro

Merupakan penyakit pada ayam yang disebabkan karena virus, penyakit ini

bersifat akut dan menyerang unggas muda terutama umur 4-6 minggu.

Penyakit ayam ini ditandai dengan depresi yang hebat. Pertama kali

dilaporkan oleh cogrovepada tahun 1962 di daerah Gumboro USA yang

kemudian menamakannya dengan penyakit gumboro. Penyakit ini menyerah

semua jenis ayam dan unggas lainnya misalnya kalkun.

2.3 biosekuritas

Menurut Winkel (1997) biosekuritas merupakan suatu sistem untuk mencegah

penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan

produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan

Page 6: Makalah Agribisnis Ayam

hewan (animal welfare). Pada awalnya konsep biosekuritas diterapkan untuk

menghasilkan unggas yang bebas penyakit tertentu (spesific patogen free) untuk

keperluan penelitian secara eksperimental. Tetapi saat ini telah diterapkan pada

berbagai jenis peternakan sebagi upaya praktis untuk mencegah masuknya organisme

penyebab penyakit (patogen) dari luar ke dalam peternakan. Bahkan diterapkan juga

di negara-negara berdaulat sebagai upaya untuk melindungi industri peternakannya

dari berbagai penyakit berbahaya yang tidak ditemukan di wilayahnya (penyakit

eksotik).

Aspek-aspek yang menjadi ruang lingkup program biosekuritas adalah upaya

membebaskan adanya penyakit-penyakit tertentu, memberantas dan mengendalikan

pengakit-penyakit tertentu, memberikan kondisi lingkungan yang layak bagi

kehidupan ayam, mengamankan keadaan produk yang dihasilkan, mengamankan

resiko bagi konsumen, dan resiko bagi karyawan yang terlibat dalam tatalaksana

usaha peternakan ayam. Aspek-aspek ini bagi industri peternakan ayam sangat

dituntut mengingat cara pemeliharaannya yang dikandangkan, dan dipelihara dalam

jumlah yang banyak, sehingga ayam rentan terhadap ancaman berbagai macam

penyakit baik yang menular maupun tidak menular. Oleh karena itu perhatian yang

lebih sangat diperlukan dalam pelaksanaannya, juga perlakuan terhadap ayam mati,

kehadiran lalat, dan bau yang kerap kali menimbulkan gangguan bagi penduduk

sekitarnya.

2.4 Meningkatkan Produktivitas Perunggasan

Dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas perunggasan perlu banyak

upaya yang harus dilakukan, salah satunya adalah dari aspek kesehatan. Aspek

kesehatan sangat berpengaruh terhadap produktifitas perunggasan.Semakin baik

manajemen kesehatan pada suatu usaha peternakan maka akan semakin baik pula

tingkat produktifitasnya.Adapun berbagai cara untuk meningkatkan produktifitas, dan

salah satunya adalah dengan melakukan vaksinasi secara teratur.

Page 7: Makalah Agribisnis Ayam

Sudah umum diketahui bahwa penyakit tetelo/ sampar/ New Castle Disease (ND)

merupakan momok utama penyebab kematian ayam. Penyakit ini biasanya terjadi

pada saat pergantian musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau

sebaliknya. Karena disebabkan oleh virus, satu-satunya cara untuk menghindarkan

ayam dari serangan penyakit ini adalah dengan menciptakan kekebalan pada

tubuhnya, denganmelakukan vaksinasi ND secara teratur.

Vaksinasi ND sebaiknya dilaksanakan dengan program 4 4 3 3, artinya ayam

mulai divaksin ND pada umur 4 hari dengan cara tetes mata atau hidung memakai

vaksin strain F. Setelah itu diulang kembali pada umur 4 minggu dengan cara tetes

mata/hidung, tetapi bila memungkinkan untuk disuntik dapat saja dilakukan

penyuntikan pada otot dada atau paha.

Kemudian divaksin kembali (revaksinasi) pada umur 3 bulan dengan cara disuntik

menggunakan vaksin strain K dan diulang setiap 3 bulan sekali. Tanpa melaksanakan

vaksinasi ND secara teratur, ayam kampung yang dipelihara tidak dapat hidup seperti

yang diharapkan terutama pada anak-anaknya (antara 1-30 hari).

Page 8: Makalah Agribisnis Ayam

BAB III

PEMBAHASAN

a. Ternak Unggas ( apa, siapa, dimana, kapan )

Dalam usaha meningkatkan produktifitas ternak ayam, ada beberapa kendala

yang perlu diperhatikan. Penyakit merupakan salah satu kendala yang harus di

waspadai. Menurut Sutandi (2005), penyakit sebagai salah satu bagian dari aspek

kesehatan hewan adalah hal terpenting yang harus diperhatikan dan merupakan salah

satu faktor penghambat kinerja produksi.

Produktivitas suatu ternak ayam akan mengalami penurunan, jika hasil ternak

ayam terjangkit penyakit. Melakukan berbagai upaya-upaya pencegahan merupakan

hal yang sangat penting bagi suksesnya usaha peternakan ayam.

Untuk memulai usaha di bidang peternakan ayam, ada tiga jenis varietas yang bisa dipilih berdasarkan tujuan pemeliharaannya, yaitu: ayam petelur, ayam pedaging atau ayam potong, dan ayam berfungsi ganda untuk kedua maksud tersebut.

Penyakit dapat segera menyebar apabila pakan dan minuman untuk anak

ayam telah terkontaminasi. Pakan dan air harus diperiksa setiap hari. Apabila kotor

dan kemungkinan telah terkontaminasi, tempat pakan dan air harus segera

dibersihkan. Pakan dan minumannya juga harus diganti dengan yang baru. Tempat

pakan harus benar-benar kering sebelum diisi dan pakan tersebut harus senatiasa

berada dalam keadaan kering. Penyebab utama dari penyakit adalah bersumber dari

pakan dan air yang tidak bersih.

Selain kondisi kandang yang bersih ventilasi pada kandang juga harus

diperhatikan. Dengan sistem ventilasi dalam kandang yang tepat, pemberian air

minum yang bersih, dan pemberian makanan yang dijaga keseimbangannya maka

anak ayam akan terus tumbuh dengan baik. Ventilasi yang tepat akan menjaga

kandang dan alasnya tetap kering sehingga membantu dalam mencegah timbulnya

penyakit. Alas yang basah atau kandang yang lembab akan mengundang penyakit.

Selanjutnya, anak ayam akan tumbuh lebih cepat dan hidup lebih baik bila mereka

ditempatkan pada kandang yang cukup luas. Tambahkan tempat pakan dan tempat

Page 9: Makalah Agribisnis Ayam

minumnya sesuai kebutuhannya dengan semakin besarnya tubuh anak ayam

mengikuti pertumbuhannya. Ventilasi kandang merupakan hal yang sangat penting

dalam menentukan tinggi rendahnya suhu di dalam kandang. Beberapa ventilasi

sebaiknya disediakan penutupnya. Pada musim dingin, semua ventilasi yang

menghadap pada arah angin masuk terutama yang dekat lantai hendaknya ditutup.

Sedangkan pada musim panas, bukalah ventilasi selebar-lebarnya agar udara segar

masuk sebanyak-banyaknya.

b.Penyakit pada unggas ( apa, kapan, bagaimana, siapa, dimana)

3.2.1 Penyakit

1. Berak putih (pullorum)

Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi. Penyebab:

Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dengan antibiotika. Berak kapur sering

ditemukan pada anak ayam umur 1-10 hari.

2. Foel typhoid

Sasaran yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa. Penyebab:

Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau

kekuningan. Pengendalian: dengan antibiotika/preparat sulfa.

3. Parathyphoid

Menyerang ayam dibawah umur satu bulan. Penyebab: bakteri dari genus

Salmonella. Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya.

4. Kolera

Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain

menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati. Penyebab: pasteurella

Page 10: Makalah Agribisnis Ayam

multocida. Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh)

akan membesar. Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).

5. Pilek ayam (Coryza)

Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.

Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus. Gejala: ayam yang terserang

menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek. Pengendalian: dapat disembuhkan

dengan antibiotia/preparat sulfa.

6. CRD

CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak

ayam dan ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan

Tilosin).

7. Infeksi synovitis

Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun.

Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma. Pengendalian: dengan antibiotika.

8. Coccidiosis

Pencegahan yang paling baik untuk adalah pengelolaan dan sanitasi yang

cermat. Semua peralatan agar senantiasa dijaga dalam keadaan bersih, terutama

tempat pakan dan tempat air. Organisme coccidia membutuhkan tempat yang berada

dalam kondisi yang lembab atau basah untuk melanjutkan siklus kehidupannya.

Apabila membersihkan tempat air, jangan membuang sisa air ke alas kandang. Alas

kandang harus senantiasa kering dengan membalikannya tiap minggu serta

membuang kotoran yang menempel padanya. Ventilasi harus dibuat sedemikian rupa

sehingga alas kandang tidak sapai lembab. Sirkulasi udara dalam kandang harus

bekerja dengan baik tetapi hindarkan penggunaan kipas angin terutama apabila anak

ayam masih kecil.

Page 11: Makalah Agribisnis Ayam

Coccidiosis dapat menyerang setiap saat setelah anak ayam berumur 2 minggu.

Jangan menunggu sampai semua ayam di kandang menunjukkan gejala yang sama

baru mengambil tindakan pengobatan. Begitu kelihatan ada tanda yang menngarah

pada penyakit itu, segera dapatkan obat yang cocok dari toko obat atau perusahaan

peternakan ayam. Lakukan pengobatan segera dengan mengikuti petunjuk yang

tertera pada label obat.

3.2.2 Penyakit karena Virus

1. Newcastle disease (ND)

ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada

awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan.Tungau (kutuan)

Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit

ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut

Newcastle disease. Pencegahan dapat dilakukan dengan jauhkan ayam-ayam sakit dan

cucihamakan kandang dan peralatan kandang, selalu menjaga kebersihan/sanitasi

kandang dan lingkungan, berikan makanan/minuman yang baik dan cukup, lakukan

vaksinasi atau berikan obat pencegahan tepat pada waktunya. Hal-hal yang perlu

diperhatikan pada waktu vaksinasi adalah : (1) ayam yang akan divaksinasi harus dalam

keadaan sehat, (2) alat-alat yang akan digunakan harus steril (spuit, pipet dan botol

pencampur direndam dalam air mendidih selama 5 menit), (3) vaksin tidak boleh kena

sinar matahari langsung dan harus disimpan di tempat dingin (kulkas, termos es), (4)

vaksin yang telah dicampur lebih dari 4 jam jangan digunakan lagi, (5) gunakan vaksin

sesuai dengan petunjuk pemakaian, (6) waktu vaksinasi sebaiknya dilakukan pada pagi

hari atau sore hari dan di tempat yang teduh

2. Infeksi bronchitis

Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini

menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius

untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah,

Page 12: Makalah Agribisnis Ayam

tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan

telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah

berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada

pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.

3. Infeksi laryngotracheitis

Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi

pada unggas. Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini

di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol. Pengendalian: (1) belum

ada obat untuk mengatasi penyakit ini; (2) pencegahan dilakukan dengan vaksinasi

dan sanitasi yang ketat.

4. Cacar ayam (Fowl pox)

Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.

Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi.

5. Marek

Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang

bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%.

Pengendalian: dengan vaksinasi.

6. Gumboro

Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva

Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak

ayam umur 3–6 minggu.

Page 13: Makalah Agribisnis Ayam

3.2.3 Penyakit karena Jamur dan Toksin

Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil

perusakan ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula

pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun.

Beberapa penyakit ini adalah :

1. Muntah darah hitam (Gizzerosin)

Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebab: adalah racun dalam

tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul

penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingg

menjadi racun. Pengendalian: belum ada.

2. Racun dari bungkil kacang

Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang

pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil

kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan

bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.

3.2.4 Penyakit karena Parasit

1. Cacing

Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan

terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor

maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya

kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.

2. Kutu

Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat

tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam

akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari

langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat.

Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan

Page 14: Makalah Agribisnis Ayam

ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan

dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.

3.2.5 Penyakit karena Protoza

Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan

Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda.

Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari

alang-alang dan genangan air.

3.3 Meningkatkan Produktivitas Perunggasan ( apa, kapan, bagaimana, )

a.Manajmen Pencegahan Penyakit

Tiga aspek usaha penting harus dilakukan guna mencegah wabah penyakit di

lingkungan peternakan, yaitu  (1) usaha-usaha mengurangi jenis dan jumlah

mikroorganisme, terutama yang patogen di sekeliling ternak yang dipelihara (aspek

mikroorganisme) (2) usaha-usaha mencegah terjadinya kontak antara ternak yang

dipelihara dengan mikroorganisme patogen (aspek lingkungan) dan (3) usaha-usaha

meningkatkan daya kebal tubuh ternak yang dipelihara (aspek ternak).

3.3.1 Aspek Mikroorganisme

Upaya untuk mengurangi jumlah dan jenis mikroorganisme patogen di

sekeliling ternak yang dipelihara dapat ditempuh melalui pendekatan-pendekatan

antara lain  mengadakan identifikasi terhadap mikroorganisme secara lengkap.

Identifikasi bisa dilakukan dengan deteksi terhadap sifat-sifat epidemiologis

mikroorganisme, seperti  cara penyebaran, kecepatan menyebar, pola kematian

ternak, gejala-gejala   klinis khas yang ditimbulkan bila menginfeksi  spesies ternak

tertentu dan aspek-aspek patogenesisnya (perjalanan penyakit di dalam tubuh ternak).

Page 15: Makalah Agribisnis Ayam

3.3.2 Aspek Lingkungan

Guna mencegah kontak antara ternak dengan mikroorganisme patogen, maka

perlu dilakukan usaha-usaha antara lain adalah mengontrol lalu lintas kendaraan, alat-

alat, karyawan kandang yang bisa menjadi media bagi mikroorganisme untuk masuk

ke dalam lingkungan suatu flok ternak atau peternakan. Melakukan sanitasi lengkap

sebagai tindakan pencegahan, baik berupa dekontaminasi maupun desinfeksi,

memberantas hewan liar yang bisa berperan sebagai vektor suatu penyakit, seperti 

tikus, burung liar, insekta. Manajemen all in all out sangat perlu dipertimbangkan.

Pengelompokan ternak berdasarkan umur perlu dilakukan untuk mencegah penularan

penyakit dari ternak berumur lebih tua ke ternak muda. Usaha lain yang harus

diperhatikan juga yaitu mencegah kontaminasi bahan pakan dan air minum yang

digunakan.

3.3.3 Aspek Ternak

Kondisi tubuh ternak yang tetap baik akan tahan terhadap serangan penyakit.

Salah satu faktor terpenting guna penciptaan kondisi ternak yang ideal adalah

pemilihan strain ternak secara tepat yang sesuai dengan kondisi lingkungan

peternakan setempat.

Upaya lain yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kondisi tubuh ternak, antara

lain adalah pemberian pakan yang sesuai  kebutuhan, baik secara kualitas maupun

kuantitas. Vaksinasi dilakukan secara tepat waktu dengan meminimalkan faktor-

faktor penyebab kegagalan vaksinasi, sehingga akan menstimulir terbentuknya

kekebalan ternak secara  sempurna.. Memperlakukan ternak dengan penuh kasih

sayang, tidak kasar,  memperkecil faktor-faktor yang merugikan ternak, seperti

adanya parasit cacing, mikotoksin dan zat antinutrisi di dalam bahan pakan, logam-

logam dalam air minum.

3.4 Agen-Agen Penyebab Penyakit

Agen penyebab penyakit pada ternak dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok,

yaitu  a) penyebab fisik, b) penyebab kimiawi, dan  c) penyebab biologis.

Page 16: Makalah Agribisnis Ayam

a) Penyebab Fisik

Penyakit ternak yang disebabkan oleh agen fisik antara lain luka akibat

benturan, terjatuh karena  lantai kandang yang licin pada sapi, terjepit pada ayam.

Penanganan kasar oleh anak kandang sering kali menyebabkan luka-luka pada tubuh

ternak.

b) Penyebab Kimiawi

Penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit yang bersifat kimiawi antara

lain : penyakit defisiensi dan keracunan. Penyakit defisiensi mineral, seperti kalsium

menyebabkan pertumbuhan terhambat, konsumsi pakan turun, laju metabolik basal

meningkat, aktivitas menurun dan osteoporosis.

c) Penyebab Biologis

Penyebab penyakit yang berupa agen biologis antara lain : bakteri, virus,

jamur, protozoa dan metazoa. Penyakit akibat agen biologis ini bersifat menular

(infeksius), sedangkan agen kimiawi maupun fisik bersifat tidak menular (non

infeksius).

Pada umumnya penyakit virus bersifat sangat akut karena menimbulkan

angka kematian yang tinggi bagi ternak dan penyakit ini tidak dapat diobati, hanya

dapat dicegah dengan sanitasi dan vaksinasi. Penyakit bakterial pada ternak tidak 

selalu bersifat kronis. Tingkat keparahan penyakit sangat tergantung pada jenis  dan

jumlah  bakteri yang menginfeksi. Penyakit parasit yang disebabkan oleh parasit

internal meliputi penyakit parasit cacing, seperti  nematodosis, trematodosis dan

cestodosis.  

3.5 Cara Penularan Penyakit

Mekanisme masuknya agen penyakit ke dalam suatu peternakan sangat

penting dipelajari, sehingga dapat diketahui prosedur yang tepat dalam pengendalian

suatu penyakit.

Penularan penyakit dari ternak sakit ke ternak yang peka bisa terjadi melalui

beberapa mekanisme yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 macam,

yaitu   penularan secara langsung dan  secara tidak langsung.

Page 17: Makalah Agribisnis Ayam

1. Penularan Secara Langsung

Penularan secara langsung merupakan penularan bibit penyakit dari ternak

penderita yang secara klinis terkena penyakit atau ternak carrier yang tidak

menunjukkan gejala klinis ke ternak lain yang peka. Penularan dapat terjadi saat bibit

penyakit memperbanyak diri di dalam tubuh penderita, penderita mengadakan kontak

dengan ternak peka.

2. Penularan Secara Tidak Langsung

Penularan secara tidak langsung adalah penularan bibit penyakit secara

mekanis melalui perantaraan berbagai hal, antara lain  petugas kandang yang

terkontaminasi, kandang dan peralatan yang tercemar, vektor yang dapat berupa 

serangga, rodensia (binatang mengerat), burung liar, dan  mungkin pula penyakit

yang dapat ditularkan melalui  udara/debu yang terkontaminasi  yang diterbangkan

oleh angin. Cara-cara penularan penyakit pada unggas  yang sudah banyak dikenal,

antara

a. Melalui Indung Telur (Transovarial)

Penularan penyakit secara transovarial adalah penularan bibit penyakit

secara vertikal dari induk kepada anak keturunannya, melalui telur. Beberapa contoh

penyakit pada unggas yang dapat menular secara vertikal, antara lain adalah

mikoplasmosis, pullorum, reovirus, adenovirus dan lain-lain.

b. Melalui Permukaan kerabang Telur

Cara penularan melalui permukaan kerabang telur  sering terjadi pada

bakteri Escherichia. coli dan Salmonella spp. Pada unggas, bakteri ini memasuki

pori-pori kerabang telur dan menimbulkan infeksi terhadap embrio yang sedang

tumbuh. 

c. Melalui Angin

Penularan penyakit virus, seperti ND dan ILT bisa terjadi melalui debu yang

diterbangkan angin sampai radius beberapa kilometer.

Page 18: Makalah Agribisnis Ayam

d. Vektor Biologis

Penularan penyakit bisa terjadi melalui vektor biologis, seperti burung liar,

tikus, serangga dan lain-lian.

e. Melalui Vaksin

Mycoplasma seringkali mudah mencemari vaksin hidup. Bibit penyakit lain

juga dapat ditularkan melalui peralatan vaksinasi.

f. Melalui Pakan dan Kantong Pakan.

Salmonella spp, virus penyebab gumboro dan paramyxovirus dapat

menginfeksi unggas yang peka melalui pakan yang terkontaminasi. Penyakit ND bisa

ditularkan melalui penggunaan kantong pakan bekas.

3.4 Pelaksanaan Biosekuritas pada peternakan ayam.

3.4.1. Kontrol lalu lintas Biosekuritas ini secara umum memberlakukan kontrol tehadap lalu lintas

orang, seperti mengunci pintu dan melarang semua pengunjung, atau mengizinkan

masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan (profesional) setelah mereka

didesinfeksi, mandi semprot, lalu memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi

khusus yang telah didesinfeksi. Tangan orang bisa juga menyebabkan infeksi dan

harus didesinfeksi sebelum masuk bangunan kandang atau meninggalkannya. Pada

peternakan yang harus menjalankan biosekuritas dengan ketat (Grand parent stock)

akan menerapkan prosedur dengan sangat ketat misalnya tamu yang akan masuk

sebelumnya tidak boleh mengunjungi farm pada level dibawahnya (Parent stock,

komersial, prosesing dll) paling sedikit tiga hari setelah kunjungan tersebut.

Kontrol lalu lintas tidak hanya berlaku untuk orang tetapi juga untuk hewan seperti

burung-burung liar , tikus, kumbang predator, serangga dan lainnya. Kucing dan

anjing seringkali dianggap sebagai pembawa penyakit yang potensial, tetapi bukti-

bukti kurang mendukung, dan manfaatnya dalam mengendalikan tikus cukup nyata

dibandingkan kerugian yang ditimbulkannya. Konstruksi bangunan yang terbuka

sebaiknya diberi kawat pelindung untuk mencegah masuknya serangga terbang atau

predator, meskipun tidak efektif paling tidak dapat mengurangi resiko.

Page 19: Makalah Agribisnis Ayam

Kebersihan halaman dan teras dinding serta pemotongan rumput harus teratur.

Konstruksi kandang dan ruang penyimpan pakan dibuat yang tidak memungkinkan

binatang-binatang seperti tikus, burung, kumbang dan lainnya secara leluasa dapat

memasukinya (rodent proof). Program pengendalian tikus dapat dibuat secara

berkesinambungan, dengan menempatkan kotak pengumpan di pinggir kandang

dengan selang 15-20 meter. Umpan tikus perlu dimonitor dalam jangka waktu

tetrtentu misalnya setiap 5 hari sekali dengan umpan yang disukai tikus. Limbah

kotoran ayam dan sekam basah, harus segera disingkirkan agar tidak mengundang

lalat berkembang biak . Pada saat musim lalat dilakukan pengendalian baik dengan

insektisida untuk membunuh lalat dewasa atau larva.

Lalu lintas kendaraan yang memasuki areal peternakan juga harus dimonitor

secara ketat. Kendaraan yang memasuki farm harus melewati kolam desinfeksi yang

terdapat di belakang gerbang. Kendaraan yang bisa masuk ke areal peternakan adalah

kendaraan pengangkut makanan, doc, ataupun peralatan kandang lainnya. Pada

peternakan pembibitan yang memerlukan biosekuritas lebih ketat, begitu masuk

kolam desinfeksi kendaraan harus berhenti, lalu seluruh bagian mobil bagian bawah,

sekitar ban disemprot desinfektan dengan sprayer tekanan tinggi. Sementara itu

penumpangnya harus berjalan kaki lewat pintu khusus untuk lalu lintas orang. Di

tempat ini ia harus mandi semprot untuk didesinfeksi. Di peternakan yang

memerlukan biosekuritas sangat ketat terdapat pemisahan dan batas yang jelas

mengenai daerah sanitasi kotor dengan atau daerah sanitasi semi bersih atau bersih.

Dengan demikian akan selalu ada kontrol lalu lintas baik barang, bahan ataupun

manusia.

3.4.2. Vaksinasi

Aspek lain dari biosekuritas adalah mencegah penyakit melalui vaksinasi.

Antibiotika digunakan untuk memberantas infeksi bakteri. Karena tidak ada obat

yang dapat melawan infeksi virus, maka vaksinasi sebelum infeksi terjadi di dalam

flok ayam menjadi pilihan utama untuk melindungi ayam .

Page 20: Makalah Agribisnis Ayam

Vaksin virus yang ideal terbuat dari suatu virus yang tidak menimbulkan

penyakit, tetapi virus yang sangat tinggi imunogenesitasnya. Kombinasi ini agak

jarang oleh karena itu virus-virus terpilih harus memberikan reaksi yang kecil sekali

dan menyebabkan kekebalan yang tinggi. Perusahaan vaksin mempunyai kombinasi

faktor-faktor yang terbaik terhadap virus yang ada sesuai dengan yang diharapkan.

Tidak semua vaksin efektifitasnya sama. Beberapa vaksin memberikan kekebalan

yang baik tetapi menimbulkan reaksi setelah diberikan yang lebih berbahaya dari

penyakit itu sendiri. Vaksin yang lain, reaksinya tidak terlihat tetapi tingkat

perlindungannya sangat rendah. Tetapi, kehebatan reaksi biasanya tidak berhubungan

dengan tingkat kekebalan. Virus yang ideal untuk vaksin adalah yang tidak

memberikan reaksi dan mempunyai kekebalan yang tinggi. Beberapa vaksin untuk

infeksi bakteri tertentu biasanya kurang efektif dari pada kebanyakan vaksin virus,

karena vaksin virus dapat merangsang bagian-bagian kunci dari sistem kekebalan

dengan lebih baik.

Vaksin bisa dalam bentuk hidup atau mati. Keduanya memberikan reaksi.

Vaksin hidup terdiri atas mikroorganisme hidup. Vaksin ini dapat diberikan pada

umur lebih muda daripada vaksin mati, dan diberikan melalui injeksi, air minum,

inhalasi, atau tetes mata. Kontaminasi vaksin harus dicegah karena dapat

menimbulkan gangguan yang serius.

Mikroagen yang terdapat dalam vaksin hidup akan berkembang di dalam tubuh

unggas, dan bila terdapat infeksi sekunder pada saat itu, dapat terjadi reaksi yang

hebat. Ketika menggunakan vaksin hidup, peternak harus menyadari bahwa

peternakannya mengandung agen penyakit yang berasal dari vaksin.

Semua vaksin mati, yang pemberiannya harus disuntikkan, dapat juga

menimbulkan reaksi yang berasal dari zat pembawanya. Reaksi yang paling umum

adalah terjadinya pembentukan jendolan pada tempat penyuntikan (granuloma).

Usia unggas pada saat vaksinasi terhadap penyakit tertentu dan kapan perlu diulang

merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat, kualitas dan lamanya

kekebalan. Program-program vaksinasi bervariasi pada ayam broiler, ayam petelur

Page 21: Makalah Agribisnis Ayam

komersial, ayam bibit, ayam nenek, ayam kalkun, dan burung. Yang penting diingat

adalah vaksinlah sesuai dengan keperluan.

3. Pencatatan Riwayat Flok

Mencatat riwayat flok adalah cara yang mudah untuk menjaga kesehatan flok ayam.

Ayam harus secara rutin diperiksa kesehatannya ke laboratorium, dengan mengecek

titer darahnya terhadap penyakit tertentu, monitoring bakteriologis dan sampling

lainnya. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus disimpan bersamaan dengan

data performans setiap flok atau kandang. Laporan ini sangat bermanfaat begitu

masalah muncul.

4. Pencucian Kandang Ayam

Pencucian kandang ayam merupakan kegiatan biosekuritas yang paling berat. Segera

setelah flok ayam diafkir dan liter diangkat keluar kandang, tindakan berikutnya

adalah pembersihan dan desinfeksi terhadap seluruh

kandang dan lingkungannya. Gumpalan liter harus diangkat dan sisa-sisa yang

menempel harus disikat dan disemprot air. Peralatan seperti penggaruk, sekop, truk

pengangkut, wadah-wadah pengankut kotoran (manure), dan lain-lain semuanya

harus dibersihkan dan didesinfeksi setelah dipakai. Berikut ini cara-cara pencucian

kandang untuk kandang ayam broiler dan ayam petelur.

4.1. Pencucian kandang ayam broiler

Pencucian kandang ayam broiler bisa dilakukan secara total atau menyeluruh. Secara

total artinya dilakukan terhadap seluruh kandang secara lengkap dari bagian atas

sampai ke bawah. Hal ini dilakukan paling tidak setahun sekali. Pencucian bisa juga

secara parsial biasanya dilakukan tidak menyeluruh, tetapi hanya bagian bawah

(lantai) dan sekitarnya.

Cara pencucian secara menyeluruh bisa dilakukan sebagai berikut:

a. Angkat liter keluar dari kandang sejauh mungkin, atau paling tidak 100 yard.

Usahakan liter tidak berceceran, tidak mencemari jalan atau pintu masuk kandang,

dan tutuplah rapat-rapat.

Page 22: Makalah Agribisnis Ayam

b. Sapulah dengan bersih dari atas sampai dasar kandang atau lantai, termasuk

seluruh rangkaian kabel listrik, kipas angin, dan kisi-kisi jendela. Lepaskan lampu-

lampu bohlam bersihkan dan ganti yang sudah putus dengan yang baru.

c. Gosok, sikat dan bersihkan seluruh instalasi air, tempat makanan, dan peralatan

lainnya. Keluarkan peralatan seperti brooder guard, tempat minum, tempat makan,

dari kandang, lalu rendam, sikat, bersihkan dan desinfeksi sebelum dipakai lagi untuk

flok ayam berikutnya.

d. Seluruh atap, korden, dinding, partisi, tempat makan dan minum, dan peralatan

lainnya, setelah dibersihkan debunya, disomprot dengan air sabun, dibilas, lalu

didesinfeksi dengan menggunakan desinfektan yang kuat dan larut dalam air seperti

senyawa fenol dengan konsentrasi sesuai aturan yang terdapat pada label.

Peningkatan konsentrasi desinfektan tidak akan menutupi pekerjaan pencucian yang

tidak sempurna. Penyemprotan dilakukan pada tekanan minimum 200 psi (pounds per

square inch) agar penetrasi

berlangsung baik. Hati-hati jangan sampai semprotan mengenai

bagian dalam motor listrik, oleh karena itu harus diselubungi dahulu sebelum

disemprot, setelah selesai buka kembali, atau bisa juga dilepas dahulu motornya.

Penyemprotan dilakukan dari belakang dan bekerja mulai dari atap bangunan pertama

kali, lalu dinding dan terakhir lantai. Bagian luar kandang seperti teras, saluran air,

kawat, atap dan halaman juga diperlakukan sama. Jika pencucian telah selesai,

perbaikan pada bagian-bagian kandang yang rusak dapat dilakukan.

e. Setelah lantai kering dan bersih maka liter baru dan peralatan kandang untuk DOC

yang baru dapat dipasang dan disebar merata. Liter umumnya berupa sekam atau tatal

dengan ketebalan 10 cm (minimal 8cm).

f. Gunakan insektisida yang sesuai pada bagian atas liter baru bila terdapat masalah

serangga. Bila terdapat banyak kumbang (Alphitobius spp), maka semprotlah

dindingnya dengan insektisida.

Page 23: Makalah Agribisnis Ayam

g. Sediakan bak dekontaminasi sepatu di depan pintu masuk kandang. Sediakan pula

baskom dekontaminasi untuk mencuci kandang. Gunakan desinfektan sesuai anjuran

pabriknya. Desinfektan merupakan racun, dan pemakaian sesuai dengan aturan yang

dianjurkan dalam label dapat menjamin terbunuhnya patogen yang ingin dibasmi.

Bila desinfektan tidak dipakai dalam proporsi yang dianjurkan seperti pada label,

maka orang, ternak ayam, dan mahluk hidup lainnya dapat turut teracuni.

4.2. Pencucian kandang ayam petelur

Pencucian kandang dan desinfeksi secara menyeluruh dilakukan diantara setiap

kelompok umur remaja sangat dianjurkan. Kandang petelur dan peralatan harus

dibersihkan secara menyeluruh dari atas sampai bawah dan didesinfeksi setelah setiap

flok dipindahkan dari kandang semula dan sebelum flok baru dimulai. Pencucian

kandang secara parsial hanya dilakukan pada kandang petelur dan peralatannya

setelah flok dipindahkan dari tempat awalnya ke tempat yang baru.

Cara-cara yang dianjurkan dalam pencucian kandang petelur secara menyeluruh

adalah sebagai berikut:

a. Angkat liter keluar dari kandang sejauh mungkin, atau paling tidak 100 yard.

Usahakan liter tidak berceceran, tidak terkena air, tidak mencemari jalan atau pintu

masuk kandang, dan tutuplah rapat-rapat.

b. Sapulah dengan bersih dari atas sampai dasar kandang atau lantai, termasuk

seluruh rangkaian kabel listrik, kipas angin, dan kisi-kisi jendela. Lepas lampu-lampu

bohlam bersihkan dan ganti yang sudah putus dengan yang baru.

c. Seluruh atap, korden, dinding, partisi, tempat makan dan minum, dan peralatan

lainnya, setelah dibersihkan debunya, dibersihkan dengan air (air sabun), dibilas

dengan air bersih, lalu didesinfeksi dengan menggunakan desinfektan yang kuat dan

larut dalam air seperti senyawa fenol dengan konsentrasi sesuai aturan yang terdapat

pada label. Penyemprotan dilakukan pada tekanan minimum 200 psi (pounds per

square inch) agar penetrasi bahan kimia berlangsung baik. Hati-hati jangan sampai

Page 24: Makalah Agribisnis Ayam

semprotan mengenai bagian dalam motor listrik, oleh karena itu harus diselubungi

dahulu sebelum disemprot, setelah selesai buka kembali atau motor dilepas dahulu.

Seluruh korden atau penutup pada kedua sisi harus disemprot dengan air sabun,

dibilas dengan air bersih, dan didesinfeksi. Ketika kering, korden harus digulung dan

biarkan udara mengalir dengan sempurna.

d. Bila terdapat kerusakan kandang maka perbaikan dilakukan pada saat ini. Setelah

selesai perbaikan, maka persiapan datangnya flok baru bisa dilakukan. Masa kosong

kandang sekitar dua minggu (minimal 14 hari).

e. Sediakan bak dekontaminasi sepatu di depan pintu masuk kandang. Sediakan pula

baskom dekontaminasi untuk mencuci kandang.

5. Kontrol terhadap pakan

Biosekuritas terhadap pakan harus dilakukan terutama ditingkat pabrik pengolahan.

Hal ini harus secara ketat dilakukan mengingat banyaknya agen penyakit dan toksin

yang dapat mencemari makanan. Upaya yang harus dilakukan untuk mengamankan

pakan ayam adalah:

a. Menghilangkan atau mengurangi dampak resiko terjadinya kesalahan formulasi

pakan seperi kelebihan garam dan lain-lain.

b. Melakukan pengawasan atas kualitas bahan baku secara teratur, seperti kadar air,

kadar aflatoksin, uji ketengikan, sampling terhadap kandungan mikroorganisma, dan

analisis proksimat untk mengetahui kualitas kandungan pakan.

c. Memenuhi permintaan konsumen misalnya konsumen dari breeding farm biasanya

minta persayaratan pakan tertentu untuk mencegah terjadinya salmonellosis. Pakan

yang diinginkan melalui perlakuan panas (pada suhu 65-90 OC) dan penambahan

vitamin, crumbelling/pelleting, dan penambahan acidifier (asam format, asam laktat,

asam proprionant, asam butirat, atau asam sitrat).

d. Melakukan upaya pencegahan berkembangnya toksin jamur dengan menambahkan

toxin binder.

Page 25: Makalah Agribisnis Ayam

e. Melakukan sanitasi truk pengangkut pakan, baik sebelum berangkat maupun

setibanya di farm konsumen.

f. Memperhatikan lama penyimpanan bahan baku ataupun penyimpanan pakan jadi.

6. Kontrol Air

Air merupakan sumber penularan penyakit yang utama selain melaui pakan dan

udara. Berbagai penyakit yang ditularkan melaluiair antara lain Salmonellosis,

Kolibasilosis, Aspergillosis dan Egg Drop Syndrome. Oleh karena itu monitoring

untuk program biosekuritas air adalah:

a. Melakukan pemeriksaan kualitas air minimal sekali dalam satu tahun yang meliputi

pemeriksaan kimiawi (kesadahan, metal, mineral) dan bakteriologis.

b. Melakukan pemeriksaan air secara kultur paling tidak sebulan sekali untuk menguji

tingkat higienitas air minum ayam (kwalitatif dan kwantitatif). Pengujian dilakukan

secara berurutan dari hulu ke hilir, mulai dari sumber air sampai ketempat minum

ayam (drinker).

c. Perlakuan sanitasi air minum ayam diperlukan tergantung dari tingkat

pencemarannya. Umunya sanitasi dilakukan dengan cara klorinasi, tetapi saat ini

sudah banyak produk komersial lain seperti pemberian asam organik.

d. Secara teratur melakukan flushing (penggelontoran) air di instalasi air di dalam

kandang minimal seminggu sekali. Perlakuan ini dilakukan mengingat seringnya

peternak memberikan vitamin, mineral ataupun antibiotik melalui air minum.

Munculnya jonjot (semacam lendir) organik pada pipa-pipa air minum dapat

mengakibatkan tersumbatnya pipa-pipa saluran tersebut.

7. Kontrol limbah (sisa-sisa) produksi dan ayam mati

Dalam tatalaksana usaha peternakan ayam sisa-sisa produksi atau limbah sudah jelas

akan dijumpai. Limbah ini harus dijauhkan dan dimusnahkan sejauh mungkin sari

areal produksi. Bila mungkin harus ada petugas khusus yang mengambil sisa

Page 26: Makalah Agribisnis Ayam

produksi ini secara teratur untuk dibuang atau dimusnahkan di luar areal produksi.

Apabila tidak mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar, maka harus dipilih di

lokasi di dalam wilayah peternakan yang memungkinkan sisa-sisa produksi ini tidak

mengganggu kegiatan produksi lainnya serta mencegah pencemaran lingkungan.

Liter basah atau liter yang sudah menggumpal segera mungkin diangkat dan diangkut

ke tempat yang telah di sediakan. Ayam mati sesegera mungkin diambil dari kandang

dan setelah dilakukan pemeriksaan bedah pasca mati maka secepatnya dibakar dan

dibuang ke tempat lubang pembuangan (disposal pit) di dalam peternakan. Disposal

pit dapat dibuat dengan luasan dan kedalaman tertentu tergantung pada sisa produksi

harian serta tersedianya lahan.