lisa gunawan - tugas 1 cb tolak angin

2
Tah un 193 0 dibu at Ibu Rahmat Sulistyo (Pendiri Sido Muncul) 5 tahun Lisa Gunawan/Manajemen Bisnis/2512101034

Upload: lisa-gunawan-revspring

Post on 02-Aug-2015

64 views

Category:

Business


6 download

TRANSCRIPT

Tahun

1930

dibuat

Ibu Rahmat

Sulistyo

(Pendiri Sido

Muncul)

5 tahun

5 tahun

Lisa Gunawan/Manajemen Bisnis/2512101034

Iklan TV Tolak Angin kerap kali menggunakan pendapat ulama atau tokoh masyarakat untuk merebut simpati mereka dan secara tidak langsung.

Sub budaya : Suku

Fanatisme kedaerahan yang kuat. Contoh : makanan, jamu, logat bahasa,dll

Sub budaya :kebangsaan

Rasa kecintaan Indonesia terhadap tanah air sangat kurang. Contoh : lebih menyukai produk LN.

Mampu bersaing hingga kancah internasional. Hal ini menciptakan positive image bagi masyarakat sehingga Tolak Angin kini digemari masyarakat Indonesia.

Tahun 1980-an, Tolak Angin dipersepsikan merek jamu kesehatan yang tradisional, kuno dan kampungan. Kemudian merek ini ditransformasi.

Sub budaya :Agama

Opinion leader yang sangat tinggi yang mempengaruhi mereka dalam menentukan pilihan untuk membeli suatu produk. Contoh : pendapat para ulama atau tokoh masyarakat

Sub budaya : geografis

Letak yang strategis dalam membudidayakan keanekaragaman hayati menjadi potensi terselubung bagi Indonesia.

Dalam hal ini, tolak angin telah memanfaatkan sumber daya alam yang khas dari tiap daerah untuk dijadikan produk herbal.

BudayaBudayaPsikologi Masyarakat

Pengolahan informasi

Memiliki pola pikir jangka pendek dan tidak terencana dalam mengolah suatu informasi. Maka dari itu, pemasaran suatu produk di Indonesia lebih efektif menggunakan iklan TV daripada media cetak.

Tolak angin memiliki beberapa iklan TV yang mudah dipahami masyarakat Indonesia. Contoh : iklan "Orang pintar minum tolak angin"

Pembelajaran

Memiliki opinion leader yg sangat tinggi yang mempengaruhi mereka dalam membuat keputusan dalam kehidupan mereka

Iklan TV Tolak Angin kerap kali menggunakan pendapat ulama atau tokoh masyarakat untuk merebut simpati mereka dan secara tidak langsung.

Perubahan sikap dan perilaku

Dalam memilih suatu barang bukan berdasarkan pada kegunaan, tetapi pada emosional. Hanya melihat berdasarkan konteks/penampilan luar, bukan kontennya. Memilih barang karena gengsi yang tinggi (pamer) karena budaya Indonesia yang suka bersosialisasi.

Lisa Gunawan/Manajemen Bisnis/2512101034