bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian...

17
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Khasanah (2013), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi pelaksanaan bauran pemasaran jamu Tolak Angin, keputusan pembelian jamu Tolak Angin, mengetahui besarnya pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran secara simultan maupun parsial serta mengetahui dan menganalisis variabel bauran pemasaran yang berpengaruh paling besar terhadap keputusan konsumen dalam pembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Soewito (2013), penelitian ini bertujuan untuk mengaruh baik secara simultan dan parsial dari kualitas produk, merek dan desain terhadap keputusan pembelian. Desain penelitian menggunakan survey, dan metode penelitian menggunakan metode asosiatif. Instrumen penelitian menggunakan skala Likert, dan teknik analisis menggunakan regresi linier berganda, mengingat model tersusun atas sejumlah hubungan kausal antar variabel laten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, merek, dan desain berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen baik secara simultan maupun secara parsial. Tambunan (2012), bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek, persepsi kualitas, dan harga terhadap keputuan pembelian. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, dan metode analisis data yang digunakan adalah

Upload: others

Post on 08-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Khasanah (2013), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi

pelaksanaan bauran pemasaran jamu Tolak Angin, keputusan pembelian jamu

Tolak Angin, mengetahui besarnya pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran secara

simultan maupun parsial serta mengetahui dan menganalisis variabel bauran

pemasaran yang berpengaruh paling besar terhadap keputusan konsumen dalam

pembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan adalah

deskriptif. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel bauran pemasaran

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian jamu Tolak Angin di

Surakarta.

Soewito (2013), penelitian ini bertujuan untuk mengaruh baik secara

simultan dan parsial dari kualitas produk, merek dan desain terhadap keputusan

pembelian. Desain penelitian menggunakan survey, dan metode penelitian

menggunakan metode asosiatif. Instrumen penelitian menggunakan skala Likert,

dan teknik analisis menggunakan regresi linier berganda, mengingat model tersusun

atas sejumlah hubungan kausal antar variabel laten. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kualitas produk, merek, dan desain berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen baik secara simultan maupun secara parsial.

Tambunan (2012), bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek,

persepsi kualitas, dan harga terhadap keputuan pembelian. Pengambilan sampel

menggunakan accidental sampling, dan metode analisis data yang digunakan adalah

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

10

analisis ststistik deskriptif dan analisis regresi. Analisis regresi meliputi uji validitas

dan realibilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji determinasi, uji

Goodness of Fit melaluiuji F dan uji t. Hasil penelitian membuktikan bahwa citra

merek, persepsi kualitas, dan harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependent yaitu keputusan pembelian Bandeng Presto.

Martopo (2015) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kualitas produk terhadap keputusan pembelian jamu Tolak Angin PT. Sido Muncul,

pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian jamu Tolak Angin PT. Sido

Muncul, pengaruh daya tarik iklan terhadap keputusan pembelian jamu Tolak

Angin PT. Sido Muncul, dan pengaruh kualitas produk, citra merek, dan daya tarik

iklan terhadap keputusan pembelian jamu Tolak Angin PT. Sido Muncul. Jenis

penelitian ini adalah survey. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi

berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk, citra merek,

daya tarik iklan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk jamu

Tolak Angin PT. Sido Muncul.

Mundhofar (2012) tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor

kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek berpengaruh

secara simultan dan secara parsial terhadap brand equity notebook merek Tosiba di

Kecamatan Boureno Bojonegoro. Pengujian hipotesis secara simultan dengan

menggunakan uji F, diperoleh Fhitung sebesar 15,343 dan Ftabel sebesar 2,45 pada df

4 dan 95 dengan tingkat keyakinan () 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima yang

berarti kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek secara

bersama-sama berpengaruh terhadap brand equity.. Nilai Adjusted R Square

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

11

sebesar 0,567 berarti variabel bebas X1, X2, X3, dan X4 dapat menjelaskan variabel

terikat Y sebesar 56,7%. Nilai R sebesar 0,726 yang berarti bahwa variabel bebas

X1, X2, X3, dan X4 dengan variabel terikat Y adalah kuat dan positif. Hasil analisis

tersebut dapat diambil rekomendasi yaitu terdapat pengaruh antara kesadaran

merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek terhadap brand, hal ini

berarti animo masyarakat Kecamatan Boureno Bojonegoro dalam membeli

notebook Tosiba Cukup tinggi.

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Kualitas produk

Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk dalam memperagakan

fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,

kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga dalam atribut produk lainnya

(Budi Hermawan, 2011).

Menurut Firmansyah et al. ( 2014) Kualitas produk adalah keadaan fisik,

fungsi dan sifat produk yang bersangkutan tersebut mampu memenuhi selera dan

kebutuhan konsumen dengan memuaskan, sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan.

Menurut Mandey Jilly (20012) ada beberapa tahap untuk mengelola kualitas

suatu produk, antara lain :

a. Perencanaan untuk kualitas

Meliputi dua hal yaitu kinerja kualitas, berkaitan dengan keistimewaan kinerja

suatu produk dan keandalan kualitas, berkaitan dengan konsistensi kualitas

produk dari unit ke unit.

b. Mengorganisasi untuk kualitas

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

12

Demi untuk menjaga kualitas produk dalam memproduksi barang dan jasa yang

berkualitas memerlukan suatu usaha dari seluruh bagian dalam organisai.

c. Pengarahan untuk kualitas

Pengarahn kualitas yaitu para menejer perusahaan haruslah memotivasi

karyawan untuk mencapai tujuan kualitas.

Menurut Krisnasakti (2012) jika perusahaan ingin mempertahakan

keunggulan kompetitifnya dalam kedudukan di dalam pangsa pasar, perusahaan

tersebut haruslah mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen

untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing.

Dimensi kualitas produk yaitu :

a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari

sebuah produk.

b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang

bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar

frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula

daya tahan produk.

c. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi) yaitu sejauh

mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi

tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

d. Features (fitur) adalah karakteristik produk yang dirancang untuk

menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen

terhadap produk.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

13

e. Reliability (reliabilitas) adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan

memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil

kemungkinan terjdinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

f. Aesthetics (estetika) berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa

dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.

g. Perceived Quality (kesan kualitas) persepsi konsumen terhadap produk didapat

dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.

Menurut Bilondatu (2013), Adapun tujuan dari kualitas produk adalah sebagai

berikut :

a. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standart yang telah

ditetapkan.

b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

c. Mengusakan agar biaya desain produksi tertentu menjadi sekecil mungkin

d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Penjelasan diatas tentang kualitas produk, maka dapat disimpulkan bahwa

kualitas produk adalah keseluruhan barang dan jasa yang berkaitan dengan

keinginan dan kebutuhan konsumen yang secara keunggulan produk sudah layak

diperjualkan atau dipasarkan sesuai harapan, keinginan serta kebutuhan akan

pelanggan. Produsen yang tidak memperhatikan kualitas produk yang

diperjualbelikan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan

produknya akan cenderung menurun. Jika produsen memperhatikan kualitas

produk serta strandarisai mutu produk, bahkan diperkuat dengan periklanan dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

14

harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan

pembelian terhadap produk.

2.2.2 Harga

Menurut Baedowi dan Maftuh (2013) mengatakan bahwa harga adalah

jumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Dalam arti luas, harga

adalah jumlah atau nilai yang konsumen pertukarkan pada produk maupun jasa

untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa.

Menurut Jilly Bernadette (2012) dalam menentukan kebijaksanaan harga

ada 3 kemungkinan yaitu :

a. Penetapan harga diatas harga pesaing

Cara ini dapat dilakukan kalau suatu perusahaan mampu meyakinkan

konsumen bahwa barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang

lebih menarik dan mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah

ada di pasar.

b. Penetapan harga dibawah harga pesaing

Kondisi seperti ini merupakan produk atau barang yang dijual baru di

perkenalkan dan belum stabil kedudukannya di pasar.

c. Mengikuti harga pesaing

Cara ini merupakan pilihan perusahaan untuk mempertahankan pasar

langganan tidak beralih ke tempat lain atau pada produk yang sejenisnya.

Bentuk pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk seperti

penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-

praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

15

Menurut Sukotjo dan Radix (2010), ada empat hal yang menjadi tujuan

penetapan harga, yaitu :

a. Bertujuan berorientasi pada laba

Setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang

maksimum. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks

penerapannya sangat sulit untuk dilakukan.

b. Bertujuan berorientasi pada volume

Dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume

penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar.

c. Bertujuan berorientasi pada citra

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra perusahaan. Sebaliknya dengan harga rendah dipergunakan

untuk membentuk citra nilai tertentu.

d. Bertujuan stabilitas harga

Menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga

suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

e. Bertujuan oleh faktor-faktor lain

Untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen,

mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.

Uraian diatas tentang harga dapat ditarik garis besar yaitu, harga merupakan

salah satu variabel yang harus dikendalikan secara benar dan tepat sasaran, karena

harga akan sangat berpengaruh terhadap beberapa aspek kegiatan perusahaan, baik

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

16

menyangkut kegiatan penjualan perusahaan maupun pada aspek keuntungan yang

ingin dicapai oleh perusahaan.

2.2.3 Asosiasi Merek

Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang

yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait

merek akan meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam

mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek

tersebut dalam strategi komunikasi, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung

oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain.

Menurut Budi Hermawan (2011) asosiasi merek (brand association)

menunjukkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam

kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga,

dan lainnya, sesuatu yang berhubungan dengan merek dalam ingatan konsumen.

Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan para pelanggan,

karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi untuk membedakan merek

satu dengan merek yang lain.

Terdapat lima keuntungan dalam asosiasi merek, yaitu :

a. Dapat membantu proses penyusunan informasi. Asosiasi – asosiasi yang terdapat

pada suatu merek, dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan

spesifikasi yang dapat dengan mudah dikenali oleh pelanggan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

17

b. Perbedaan. Suatu asosiasi mampu memberikan landasan yang sangat penting

bagi perusahaan untuk membedakan produk yang dibuat, dari merek satu dengan

merek yang lainnya.

c. Asalan untuk membeli. Asosiasi merek sangat membantu konsumen untuk

mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak.

d. Penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi merek dapat merangsang

perasaan positif yang akan memberikan dampak positif terhadap produk yang

bersangkutan.

e. Landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi

perusahaan untuk melakukan perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa

kesesuaian antara suatu merek dan sebuah produk baru (Supriyadi et al. 2016).

Uraian diatas tentang asosiasi merek, dapat disimpulkan adalah sesuatu

yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk. Asosiasi ini tidak hanya

eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterikatan pada suatu merek

akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk

mengkomunikasikannya. Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi

perusahaan dan pelanggan, karena asosiasi merek dapat membantu proses

penyusunan informasi untuk membedakan merek satu dengan yang lainnya.

2.2.4 Iklan

Menurut Hendri dan Sumanto (2010) iklan adalah suatu bentuk promosi

produksi atau pelayanan non individu yang dilakukan olah sponsor atau sebuah

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

18

perusahaan perorangan tertentu yang bisa di identifikasi dan yang membayar biaya

komunikasi.

Menurut Lee dan Johnson (2007) iklan adalah suatu bentuk komunikasi

komersial dan nonpersonal tentang sebuah perusahaan dan produk-produknya yang

ditransmisikan melalui media yang bersifat massal seperti televisi, radio, koran,

majalah, dirrect mail (pengeposan langsung), reklame luar ruangan, atau kendaraan

umum untuk mempromosikan barang atau jasa tanpa melakukan kontak langsung

untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan tindakan atau keputusan

pembelian.

Menurut Krisnasakti Anggar (2012) iklan adalah sebagai bentuk komunikasi

nonpersonal yang bertujuan menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas

untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan membayar sejumlah harga

atau biaya untuk media.

Uraian diatas tentang iklan, maka dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan

suatu bentuk komunikasi baik melalui media massa sebagaimana bertujuan untuk

mempengaruhi konsumen untuk bertindak terhadap produk dan jasa yang

ditawarkan, dan suatu alat menyampaikan informasi tentang barang atau jasa

kepada publik tanpa mengadakan kontak langsung serta pemasang iklan harus

membayar dengan tarif yang tertentu.

2.2.5 Atribut Produk

Menurut Agriyani dan Hesty (2013) atribut merupakan pengembangan

suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan,

dan juga karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Produk yang

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

19

dihasilkan oleh suatu perusahaan harus memiliki ciri khas tertentu fungsinya tentu

untuk membedakan produk serupa atau sejenisnya dari perusahaan lain, ciri atau

unsur tersebut adalah atribut produk.

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk

meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi) pelayanan dan sebagainya.

a. Merek

Keahlian paling unik dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk

menciptakan, memelihara, melindungi dan meningkatkan merek. Para pemasar

mengatakan bahwa “pemberian merek adalah seni dan landasan pemasaran”. Istilah

Brand mempunyai pengertian yang luas, dan oleh beberapa ahli pemasaran telah

dirumuskan sebagai berikut :

1) Brand adalah suatu nama, istilah, simbol, desain atau kombinasinya yang

dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang

penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-

barang yang dihasilkan oleh pesaing.

2) Merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan (seperti logo, cap

atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang

penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian

membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan kompetitor. Suatu

merek pada gilirannya memberi tanda pada konsumen mengenai sumber

produk tersebut, dan melindungi konsumen maupun produsen dari para

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

20

kompetitor yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik

(Soewito Yudhi, 2013)

b. Kemasan

Pengemas merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan

pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Pemberian kemasan pada

suatu produk dapat memberikan manfaat komunikasi, fungsional dan manfaat

perseptual.

c. Pemberian label

Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi

mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan,

atau bisa pula merupakan etika (tanda pengenal) yang dipasangkan pada produk.

Secara garis besar terdapat tiga macam label, yaitu :

1) Brand label, yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan

pada kemasan.

2) Descriptive label yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai

penggunaan, pembuatan, perawatan atau perhatian dan kinerja produk, serta

karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.

3) Grade label yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk

(products judged quality) dengan satu huruf, angka atau kata.

d. Layanan Pelengkap

Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik

itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

21

inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan tipe yang lain,

tetapi layanan pelengkapnya memiliki kemasan.

e. Jaminan (garansi)

Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya

kepada konsumen dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk

ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

Uraian diatas tentang atribut produk, dapat disimpulkan atribut suatu produk

merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam menilai kepuasan setelah

membeli suatu produk, untuk itu sangatlah penting untuk mengetahui penilaian

konsumen terhadap atribut produk yang dihasilkan sebuah. Mengingat persaingan

yang semakin ketat dimana semakin banyak produk sejenis dengan berbagai

macam merek telah banyak beredar dipasar, untuk itu atribut produk menjadi

bagian yang sangat penting dari suatu produk, tentunya untuk mmberikan ciri khas

dari produk tersebut.

2.2.6 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Retor Sisilya (2014) adalah suatu pemilihan

dari dua atau lebih dalam alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa

seseorang mampu membuat suatu keputusan, harus tersedia adanya beberapa

alternatif pilihan. Bentuk dari pada proses pengambilan keputusan tersebut dapat

digolongkan sebagai berikut :

a. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya.

Dalam hal ini biasanya seperti barang otomotif, namun dapat juga terjadi

dengan keterlibatan pembelian yang tergolong rendah seperti kebutuhan rumah

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

22

tangga. Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik marketing misalnya

pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi lainnya.

b. Partially Planned Purchase, dengan tujuan awal untuk membeli produk yang

sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran.

Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh discount harga, atau display produk.

c. Unplanned Purchase, di dalam memilih produk maupun merek dipilih langsung

dari tempat pembelian. Hal ini konsumen sering memanfaatkan media baca

katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata

lain, sebuah pajangan mampu memicu, mengingatkan, seseorang akan

kebutuhan dan menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan

pembelian.

Saputro dan Hatane (2013) menjelaskan bahwa faktor pendorong yang sangat

kuat dalam pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh seseorang yang

memiliki keterlibatan dalam keputusan pembelian, antara lain :

a. Intitator adalah orang yang menyadari pertama kali adanya kebutuhan yang

belum terpenuhi dan berinisiatif mengkhususkan untuk membeli produk

tertentu.

b. Influencer adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh karena

pandangan nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan akan

pembeliannya.

c. Decider adalah orang berperan sebagai pengambil keputusan dalam

menentukan apakah produk tersebut akan dibeli, produk apa yang akan dibeli,

bagaimana cara membelinya, dan dimana produk itu bisa dibeli.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

23

d. Buyer adalah orang yang melakukan pembelian aktual.

e. User adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk yang telah

dibeli.

Uraian tentang keputusan pembelian maka dapat disimpulkan bahwa suatu

bentuk keputusan seseorang dimana konsumen berhak memilih salah satu dari

beberapa alternatif pilihan yang ada dan proses integrasi yang mengkombinasi

sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan

memilih salah satu dalam alternatif tersebut sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan.

2.2.7 Konsep Keputusan Pembelian

Menurut Supriyadi et al. (2016), mengemukakan bagaimana seseorang

didalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk. Keputusan pembelian

yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian berawal saat konsumen mengenali masalah atau kebutuhan,

yang dipicu oleh rangsangan internal dan rangsangan eksternal.

b. Pencarian Infromasi

Konsumen sebelum menentukan pilihan, terkadang lebih dulu mencari informasi

yang lebih banyak. Sumber informasi yaitu sumber pribadi (keluarga, teman,

tetangga), sumber komersial (iklan, wiraniaga, agen, kemasan), sumber publik

(media massa, dan organisasi penilaian konsumen), sumber pengalaman

(penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk).

c. Evaluasi Alternatif

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

24

Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut produk yang

relevan dan penting menurut manfaat yang mereka inginkan. Kumpulan dari

keyakinan atas merek tertentu akan membentuk citra merek, kemudian disaring

melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.

d. Keputusan Pembelian

Tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang

ada didalam kumpulan pilihan. Faktor orang lain dan situasi yang tidak dapat

diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor

penghambat pembelian. Konsumen dapat membuat lima sub keputusan pembelian

dalam melaksanakan niat pembelian yaitu keputusan merek, keputusan pemasok,

keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.

e. Perilaku setelah Pembelian

Sebuah perusahaan haruslah memantau kepuasan setelah pembelian produk,

tindakan setelah pembelian dan pemakaian produk, tentu tujuan utamanya adalah

agar konsumen melakukan pembelian ulang dan menjadi pelanggan setia.

Gambar 2.1 Model Proses Keputusan Pembelian

Sumber : Weenas Jackson (2013)

Model ini menekankan bahwa proses keputusan pembelian dimulai sebelum

tindakan membeli dan mempunyai konsekuensi yang tinggi dan panjang setelah

membeli. Pada evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat minat membeli

Pengenalan

Kebutuhan

Pencarian

Informasi

Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian

Perilaku Setelah

Pembelian

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35354/3/jiptummpp-gdl-devintaagu-48827-3-babii.pdfpembelian jamu Tolak Angin di Surakarta. Metode dasar yang digunakan

25

awal, untuk mengukur kecenderungan konsumen untuk melakukan suatu tindakan

tertentu terhadap produk secara keseluruhan.

2.2.8 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang serta beberapa telaah pustaka pada kerangka

teori yang telah diuraikan serta pemahaman terhadap penelitian sebelumnya, maka

peneliti dapat menyusun kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.9 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan beberapa penjelasan dari teori dan hasil penelitian sebelumnya,

maka untuk dapat menjawab permasalahan dan guna mencapai tujuan penelitian,

telah dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu:

1. Atribut produk yang terdiri dari kualitas produk, harga, asosiasi merek, dan iklan

berpengaruh nyata secara simultan terhadap keputusan pembelian obat herbal

Tolak Angin Sido Muncul di Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.

Kualitas Produk (X1)

Keputusan Pembelian

(Y)

Harga (X2)

Asosiasi Merek (X3)

Iklan (X4)