laporan uji formalin.doc
DESCRIPTION
uji formalinTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PENGAWASAN MUTU PANGAN
IDENTIFIKASI FORMALIN DALAM MAKANAN
(dalam melengkapi mata kuliah Pengawasan Mutu Pangan pada semester V)
Oleh :
KELOMPOK VIII A
1. Gusti Agung Anggi Widya Andari (P07131013004)
2. Ni Luh Made Rusyani (P07131013006)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2015
A. Judul Praktikum : Laporan Uji Kualitatif Formalin Dengan Larutan Jenuh
Asam Kromatopat Pada Bakso Ayam Tanpa Merek
B. Hari dan Tanggal Praktikum : Senin, 28 September 2015
C. Tujuan Praktikum :
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui ada tidaknya kandungan formalin pada bahan
makanan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi prinsip dan metode dalam melakukan uji
kualitatif formalin pada bakso ayam tanpa merek
b. Mahasiswa dapat mengindetifikasi ada tidaknya kandungan formalin pada bakso ayam tanpa merek
c. Mahasiswa dapat membandingkan hasil dari mengidentifikasi dengan standar
D. Prinsip Praktikum :
Identifikasi formalin dengan larutan jenuh asam kromatopat terjadi reaksi
antara formaldehyde dengan larutan jenuh asam kromatopat menghasilkan
senyawa kompleks yang berwarna ungu terang hingga ungu tua.
E. Dasar Teori :
Formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 36 - 40% yang
biasa di gunakan untuk mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat.
Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 – 15 % yang berfungsi sebagai
stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi. Formalin
merupakan bahan kimia yang disalahgunakan pada pengawetan tahu, mie basah,
dan bakso. Formaldehid (HCOH) merupakan suatu bahan kimia dengan berat
molekul 30,03 yang pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berbentuk gas tidak
berwarna, berbau pedas (menusuk) dan sangat reaktif (mudah terbakar). Bahan ini
larut dalam air dan sangat mudah larut dalam etanol dan eter.
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila digunakan secara benar, formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya,
misalnya sebagai antibakteri atau pembunuh kuman dalam berbagai jenis
keperluan industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi
lalat maupun berbagai serangga lainnya. Dalam dunia fotografi biasanya
digunakan sebagai pengeras lapisan gelatin dan kertas. Formalin juga sering
digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk urea, bahan pembuat produk parfum,
pengawet bahan kosmetika, pengeras kuku. Formalin boleh juga dipakai sebagai
bahan pencegah korosi untuk sumur minyak. Di bidang industri kayu, formalin
digunakan sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis (polywood). Dalam
kosentrasi yang sangat kecil (< 1%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai
barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring,
pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Produsen sering kali
tidak tahu kalau penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan tidaklah
tepat karena bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi konsumen yang
memakannya.
Formalin atau Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal),
merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO. Formaldehida
awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi
diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bisa dihasilkan dari
pembakaran bahan yang mengandung karbon. Dalam atmosfer bumi,
formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana
dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Meskipun dalam udara bebas
formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual
dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ).
Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada
dalam bentuk monomer H2CO.
Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh
manusia, dengan gejala: sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret
berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi formalin
(suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3
jam. Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi
akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi,
kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing. Kondisi kronis tampak setelah
dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya
iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem
saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker. Pengaruh Formalin Terhadap
Kesehatan
1. Jika terhirup, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas
pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
2. Jika terkena kulit, kemerahan, gatal, kulit terbakar
3. Jika terkena mata, kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan
kabur, kebutaan
4. Jika tertelan, mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan
jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan,
kejang, koma dan kematian.
Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin, walaupun tidak
terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin, namun dapat membantu
membedakannya dari pangan tanpa formalin.
1. Ciri-ciri mie basah yang mengandung formalin:
a. Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celsius).
b. Bau agak menyengat, bau formalin.
c. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal
2. Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin:
a. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius)
b. Tahu terlampau keras, namun tidak padat
c. Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan formalin 0.5-1ppm)
3. Ciri-ciri bakso yang mengandung formalin:
a. Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)
b. Teksturnya sangat kenyal
4. Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin:
a. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)
b. Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna
daging ikan putih bersih
c. Bau menyengat, bau formalin
Perendaman berbagai jenis makanan dengan larutan formalin berkadar 0,2%
akan memperpanjang daya simpan dan tekstur makanan menjadi lebih kenyal,
akan tetapi formalin ini masih tetap ada pada makanan walaupun telah mengalami
pencucian dan pengolahan. Melihat seriusnya resiko kesehatan yang disebabkan
oleh formalin ini sebaiknya BPOM sebagai badan yang ditunjuk oleh pemerintah
dalam pengawasan mutu makanan lebih intensif melakukan pemeriksanaan
terhadap makanan yang diduga dapat diawetkan dengan menggunakan formalin.
Kepada Dinas Kesehatan diharapkan dapat memberikan penyuluhan dengan
menyajikan contoh dan ciri – ciri makanan yang mengandung formalin.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar formalin
yaitu dengan cara merendam sampel dengan air selama 60 menit yang mampun
menurunkan kadar formalin sampai 61,25% dengan air garam hingga 89,53%,
dengan perlakuan dan pengetahuan yang baiksebelum dikonsumsi, kadar formalin
akan hilang sedikit demi sedikit. Sedikitnya ada beberapa tahap penanganan untuk
mengurangi kadar formalin, direndam dalam air biasa, dalam air panas, direbus
dalam air mendidih. Dikukus kemudian direbus dalam air mendidih dan diikuti
dengan proses penggorengan.
F. Alat dan Bahan :
1. Alat
a. Tabung reaksi 2 buah
b. Sentrifuge 1 buah
c. Cawan Petri 1 buah
d. Sendok Pendok 1 buah
e. Lumpang dan alu 1 buah
f. Timbangan analitik 1 buah
g. Gelas beaker 1 buah
h. Gelas ukur 1 buah
i. Rak tabung reaksi 1 buah
j. Panci 1 buah
k. Kompor 1 buah
2. Bahan
a. Bakso ayam 10 gram
b. Aquadest
c. Asam kromatopat 1 %
d. Asam H2SO4
G. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Larutan Asam Kromatopat 1%
a. Membersihkan alat yang akan digunakan
b. Menimbang asam kromatopat sebanyak 3 gram
c. Menuangkan 300 ml asam H2SO4 dalam gelas beaker dan menambahkan asam
kromatopat 3 gram
d. Aduk larutan hingga homogen
2. Identifikasi formalin dengan larutan jenuh asam kromatopat
a. Mencuci alat yang akan digunakan, memastikan dalam keadaan bersih dan
kering
b. Menimbang bakso ayam tanpa merek sebanyak 10 gram pada timbangan
analitik
c. Mencampur 10 gram bakso ayam tanpa merek dengan 100 ml aquadest
dengan cara menggerus dalam lumpang, setelah sampel lumat kemudian
memindahkan 10 ml ke dalam tabung sentifuge
d. Selanjutnya sentrifuge 1000 rpm selama 10 menit
e. Setelah di sentrifuge, ambil 2 ml distilat dalam tabung reaksi dan tambahkan 5
ml larutan asam kromatopat 1% yang dibuat segar, dan dilakukan pengulangan 2x
f. Memasukan kedalam penangas air yang mendidih selama 15 menit
g. Amati perubahan yang terjadi, adanya formaldehid ditunjukan dengan adanya
warna ungu terang sampai ungu tua
H. Hasil Pengamatan
Kelompok Sampel
Hasil
Ulangan
I
Ulangan
II
I A Tahu merek - -
I B Mie instan bermerek - -
II A Bakso merek - -
II B Sosis ayam non
merek
+ +
III A Mie basah merek - -
III B Bakso ikan merek - -
IV A Tahu isi - -
IV B Tahu non merek + +
V A Sosis merek - -
V B Bakso sapi non merek - -
VI A Bakso merek + +
VI B Mie basah tanpa
merek
- -
VII A Tahu non merek - -
VII B Sosis non merek
(ayam)
+ +
VIII A Bakso ayam non
merek
+ +
VIII B Tahu isi goreng - -
Keterangan : ( + ) : Postif mengandung formalin
( - ) : Negatif mengandung formalin
I. Pembahasan
Dalam melakukan identifikasi formalin pada makanan ada beberapa metode
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi formalin pada bahan makanan.
Identifikasi formalin pada bahan makanan dilakukan secara kualitatif yaitu dengan
tujuan untuk mengetahui ada tidaknya formalin pada bahan makanan tidak sampai
dengan menentukan kadar formalin tersebut karena formalin bukan merupakan
bahan tambahan makanan. Oleh karena itu formalin diisyaratkan tidak boleh ada
pada makanan. Metode yang dapat digunakan dalam identifikasi formalin adalah :
1) Deteksi formalin, menggunakan Kit Test, 2) Test KMnO4, 3) Tes Fehling, 4)
Menggunakan larutan FeCl3, 5) Test dengan asam Kromatopat, 6) dengan Kalium
Permanganat.
Pada praktikum kali ini yaitu uji kualitatif formalin dengan menggunakan
metode larutan jenuh asam kromatopat dilakukan pada beberapa sampel yaitu tahu
merek, mie instan bermerek, bakso merek sosis ayam non merek, mie basak
merek, bakso ikan merek, tahu isi, tahu non merek, sosis merek, bakso sapi non
merek, bakso merek, mie basah tanpa merek, tahu non merek sosis non merek
(ayam), bakso ayam non merek, dan tahu goreng.
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan uji formalin yaitu terdapat hasil yang
positif pada sampel sosis ayam non merek, tahu non merek, bakso merek, sosis
non merem (ayam), bakso ayam tanpa merek, adanya formalin yaitu ditandai
dengan adanya perubahan pada sampel yang sudah ditambahkan dengan asam
kromatopat sehingga menyebabkan perubahan warna menjadi ungu muda terang
sampai ungu tua. Sedangkan pada sampel tahu merek, mie instan bermerek, bakso
merek, mie basak merek, bakso ikan merek, tahu isi, sosis merek, bakso sapi non
merek, bakso merek, mie basah tanpa merek, tahu non merek, dan tahu goreng
hasilnya negatif dan tidak terjadi perubahan warna ungu ketika ditambahkan
dengan larutan jenuh asam kromatopat.
Pada sampel yang kami identifikasi yaitu bakso tanpa merek dilakukan dua
kali pengulangan dalam uji kualitatif formalin, pada sampel yang pertama dan
ulangan yang kedua terjadi perubahan warna ungu tua, perubahan warna tersebut
disebabkan karena terjadinya reaksi antara asam kromatopat dengan formaldehyde
yang terdapat pada bahan makanan tersebut yang menandakan bahwa sampel
tersebut positif mengandung formalin, apabila tidak terjadi perubahan warna pada
sampel setelah ditambahkan asam kromatopat maka hasilnya negatif. Semakin
ungu perubahan warna yang dihasilkan sampel kadar formalin semakin tinggi.
Sampel bakso tanpa merek yang kami uji tersebut juga memiliki teskstur yang
sangat kenyal yang dimana itu termasuk dalam salah satu ciri – ciri dari bakso
yang mengandung formalin.
Formalin sebenarnya bukan merupakan bahan tambahan makanan bahkan
merupakan zat yang tidak boleh ditambahkna pada makanan. Memang orang yang
mengkonsumsi bahan pangan ( makanan) sepeti tahu, mie,bakso, ayam, ikan dan
bahkan permen. Efek dari bahan makanan berformalin baru bisa terasa beberapa
tahun kemudian. Formalin dapat bereaksi cepat dengan lapisan lendir saluran
pencernaan. Di dalam tubuh cepat teroksidasi membenuk asam format terutama
dihati dan sel darah merah. Pemakaian pada makanan dapat mengakibatkan
keracunan pada tubuh manusa, yaitu rasa sakit perut yang akut disertai muntah-
muntah timbulnya depresi susunan atau kegagalan peredaran darah.
J. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa prinsip
dalam melakukan uji kualitatif formalin pada bakso ayam tanpa merek adalah
formalin dengan larutan jenuh asam kromatopat terjadi reaksi antara
formaldehyde dengan larutan jenuh asam kromatopat menghasilkan senyawa
kompleks yang berwarna ungu terang hingga ungu tua dan metode yang
digunakan dalam identifikasi formalin adalah dengan larutan jenuh asam
kromatopat. Setelah dilakukan tahapan dalam melakukan uji kualitatif formalin,
sampel bakso yang kami uji positif mengandung formalin, dan telah dibandingkan
dengan standar formalin, warna ungu yang diperoleh yaitu pada sampel berwarna
ungu tua.
K. Daftar Pustaka
Alfa, Dina. 2015. Uji Boraks dan Formalin. Tersedia online pada :
https://www.scribd.com/doc/260262170/Laporan-Uji-Boraks-Dan-
Formalin. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2015.
Fionarilian. Uji Kualitatif Formalin. Tersedia online pada :
https://www.scribd.com/doc/245357796/Uji-Kualitatif-Formalin. Diakses
pada tanggal 30 September 2015
Suharmita, Darmin. 2014. Laporan Praktikum Uji Formalin. Tersedia online pada
: http://suharmita-darmin.blogspot.co.id/2014/09/laporan-praktikum-uji-
formalin.html. Diakses pada tanggal 30 September 2015.
Winarno dan Rahayu, 2004. Formalin. Tersedia online :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22567/4/Chapter%20II.
Pdf. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2015.
Winarno, F. G. 1997. Keamanan pangan, Naskah Akademis Institut Pertanian
Bogor. Bogor
L. Lampiran Gambar
Gambar 1. Bakso Ayam Tanpa Merek
Gambar 2. Alat – alat yang digunakan
Gambar 3. Menimbang bakso tanpa merek sebanyak 10 gram
Gambar.4 Menggerus bakso Gambar 5. Sentrifuge
Gambar 6. Dalam penangas air Gambar 7. Hasil akhir pengamatan
Denpasar, 30 September 2015
Dosen Pembimbing Penanggung Jawab
(I G A Sri Utami, STP) (Ni Luh Made Rusyani)
P07131013006