laporan uji tarik

30
LAPORAN PRAKTIKUM UJI TARIK NAMA MAHASISWA : 1. SITI MARWAH SYARIF 2. SANDY PRIA PRAYOGA 3. RUDOLF FRENGKI 4. RUDI SETIAWAN 5. NASIH UDIN 6. NANANG NURYAMAN KELAS : 4 J DOSEN PEMBIMBING : Pak. JUSAFWAR PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2010

Upload: siti-marwah-syarif

Post on 20-Jun-2015

2.509 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Uji Tarik

LAPORAN PRAKTIKUM UJI TARIK

NAMA MAHASISWA :1. SITI MARWAH SYARIF2. SANDY PRIA PRAYOGA3. RUDOLF FRENGKI4. RUDI SETIAWAN5. NASIH UDIN6. NANANG NURYAMAN

KELAS : 4 JDOSEN PEMBIMBING : Pak. JUSAFWAR

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2010

Page 2: Laporan Uji Tarik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Uji tarik adalah kegiatan pengujian bersifat destruktif, terhadap suatu bahan dengan cara

memberikan beban tarikan secara terus menerus. Bertambah beban sampai akhirnya putus.

Kemampuan tarik suatu bahan diperlihatkan dalam suatu perbandingan antara besar beban

tarik terhadap luas bidang bahan yang mengalami tarikan.

1.2. Judul Praktek

Uji Tarik

1.3. Tujuan Praktek

Untuk mengetahui sifat – sifat mekanik suatu bahan atau logam terhadap pembebanan

tarik. Sehingga Mahasiswa dapat melakukan percobaan ini karena mengetahui karakteristik

benda.

1.4 Sasaran Praktikum

Setelah mempelajari teori dasar pengujian tarik ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Memahami kurva tegangan-regangan hasil uji tarik dari beberapa jenis logam (besi tuang,

baja, tembaga dan alumunium)

2. Mendeskripsikan titik-titik penting (batas proporsionalitas, batas elastis, titik luluh, daerah

necking dan sebagainya) dalam kurva tegangan-regangan yang menjelaskan perilaku

mekanis logam-logam tersebut.

3. Menerapkan beberapa formulasi dasar dan menganalisis kurva beban-perpanjangan untuk

memperoleh nilai-nilai kekuatan tarik, titik luluh, persentase elongasi, modulus elastisitas,

modulus ketangguhan untuk beberapa jenis logam.

4. Menjelaskan perbedaan antara kurva tegangan-regangan rekayasa dan kurva tegangan

regangan sesungguhnya.

Page 3: Laporan Uji Tarik

5. Menerapkan dasar pengamatan kerusakan untuk menganalisis bentuk perpatahan

(fraktografi) hasil uji tarik beberapa jenis logam serta mengkaitkannya dengan kurva

tegangan-regangan yang telah dicapai.

Alat dan bahan Yang Digunakan

Jangka Sorong

Tarno Grock

Spidol 2 buah

Alumunium 2 batang

Baja 2 batang

Tembaga 2 batang

1.5 Prinsip Pengujian Tarik

Sampel bentuk ukuran dan bentuk tertentu (dalam standart SII atau JIS atau ASTM ) diberikan

beban tarik yang continue sampai bahan atau logam tersebut mengalami perpatahan. Perpatahan

beban tarik ini akan menimbulkan perubahan regangan. Hubungan antara penambahan beban

dengan perubahan regangan dapat digambarkan dalam suatu kurva yang dikenal dengan kurva

stress – strain.

1.6 Ruang Lingkup Pengujian Tarik

Pengujian ini memakai benda uji atau sampel dari bahan logam baik itu ferrous atau non

ferrous. Ukuran sampel telah disesuaikan dengan standar SII (dalam percobaan ini ), atau JIS atau

ASTM. Variable – variable yang mempengaruhi adalah besarnya beban tarik dan diameter awal dari

Page 4: Laporan Uji Tarik

sampel. Sifat – sifat mekanis yang diharapkan didapat dari percobaan ini adalah kekuatan luluh,

tegangan maksimum, tegangan patah dan harga modulus young.

1.7 Teori literatur Pengujian Tarik

Setelah memahami tujuan yang telah diuraikan oleh pengujian tarik, ada beberapa sifat

yang dapat diketahui dari percobaan ini yaitu,

Batas proporsionalitas (Proportionality Limit)

Merupakan daerah batas dimana tegangan dan regangan mempunyai hubungan

proporsionalitas satu dengan lainnya. Setiap penambahan tegangan akan diikuti dengan

penambahan regangan secara proporsional dalam hubungan linier σ = Eε (bandingkan

dengan hubungan y = mx; dimana y mewakili tegangan; x mewakili regangan dan m

mewakili slope kemiringan dari modulus kekakuan).

Titik P pada Gambar 1.1 di bawah ini menunjukkan batas proporsionalitas dari kurva

tegangan-regangan.

Batas elastis (elastic limit)

Daerah elastis adalah daerah dimana bahan akan kembali kepada panjang semula bila

tegangan luar dihilangkan. Daerah proporsionalitas merupakan bahagian dari batas elastik

ini. Selanjutnya bila bahan terus diberikan tegangan (deformasi dari luar) maka batas elastis

akan

Gambar 1.1. Kurva tegangan-regangan dari sebuah benda uji terbuat baja ulet

Page 5: Laporan Uji Tarik

terlampaui pada akhirnya sehingga bahan tidak akan kembali kepada ukuran semula. Dengan

kata lain dapat didefinisikan bahwa batas elastis merupakan suatu titik dimana tegangan yang

diberikan akan menyebabkan terjadinya deformasi permanen (plastis) pertama kalinya.

Kebanyakan material teknik memiliki batas elastis yang hampir berimpitan dengan batas

proporsionalitasnya.

Titik luluh (yield point) dan kekuatan luluh (yield strength)

Titik ini merupakan suatu batas dimana material akan terus mengalami deformasi tanpa

adanya penambahan beban. Tegangan (stress) yang mengakibatkan bahan menunjukkan

mekanisme luluh ini disebut tegangan luluh (yield stress). Titik luluh ditunjukkan oleh titik

Ypada Gambar 1.1 di atas. Gejala luluh umumnya hanya ditunjukkan oleh logam-logam ulet

dengan struktur Kristal BCC dan FCC yang membentuk interstitial solid solution dari atom-

atom carbon, boron, hidrogen dan oksigen. Interaksi antara dislokasi dan atom-atom tersebut

menyebabkan baja ulet eperti mild steel menunjukkan titik luluh bawah (lower yield point)

dan titik luluh atas (upper yield point). Baja berkekuatan tinggi dan besi tuang yang getas

umumnya tidak memperlihatkan batas luluh yang jelas. Untuk menentukan kekuatan luluh

material seperti ini maka digunakan suatu metode yang dikenal sebagai Metode Offset.

Dengan metode ini kekuatan luluh (yield strength) ditentukan sebagai tegangan dimana

bahan memperlihatkan batas penyimpangan/deviasi tertentu dari proporsionalitas tegangan

dan regangan . Pada Gambar 1.2 di bawah ini garis offset OX ditarik paralel dengan OP,

sehingga perpotongan XW dan kurva tegangan-regangan memberikan titik Y sebagai

kekuatan luluh. Umumnya garis offset OX diambil 0.1 – 0.2% dari regangan total dimulai

dari titik O.

Page 6: Laporan Uji Tarik

Gambar 1.2. Kurva tegangan-regangan dari sebuah benda uji terbuat dari bahan getas

Kekuatan luluh atau titik luluh merupakan suatu gambaran kemampuan bahan

menahan deformasi permanen bila digunakan dalam penggunaan struktural yang melibatkan

pembebanan mekanik seperti tarik, tekan bending atau puntiran. Di sisi lain, batas luluh ini

harus dicapai ataupun dilewati bila bahan (logam) dipakai dalam proses manufaktur produk-

produk logam seperti proses rolling, drawing, stretching dan sebagainya. Dapat dikatakan

bahwa titik luluh adalah suatu tingkat tegangan yang:

• Tidak boleh dilewati dalam penggunaan struktural (in service)

• Harus dilewati dalam proses manufaktur logam (forming process).

Kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength)

Merupakan tegangan maksiumum yang dapat ditanggung oleh material sebelum

terjadinya perpatahan (fracture). Nilai kekuatan tarik maksimum σ uts ditentukan dari beban

maksium Fmaks dibagi luas penampang awal Ao. (1.1) Pada bahan ulet tegangan maksimum

ini ditunjukkan oleh titik M (Gambar 1.1) dan selanjutnya bahan akan terus berdeformasi

hingga titik B. Bahan yang bersifat getas memberikan perilaku yang berbeda dimana

tegangan maksimum sekaligus tegangan perpatahan (titik B pada Gambar 1.2). Dalam

kaitannya dengan penggunaan structural maupun dalam proses forming bahan, kekuatan

maksimum adalah batas tegangan yang sama sekali tidak boleh dilewati.

Page 7: Laporan Uji Tarik

Kekuatan Putus (breaking strength)

Kekuatan putus ditentukan dengan membagi beban pada saat benda uji putus (Fbreaking)

dengan luas penampang awal Ao. Untuk bahan yang bersifat ulet pada saat beban maksimum

M terlampaui dan bahan terus terdeformasi hingga titik putus B maka terjadi mekanisme

penciutan (necking) sebagai akibat adanya suatu deformasi yang terlokalisasi. Pada bahan

ulet kekuatan putus adalah lebih kecil daripada kekuatan maksimum sementara pada bahan

getas kekuatan putus adalah sama dengan kekuatan maksimumnya.

Keuletan (ductility)

Keuletan merupakan suatu sifat yang menggambarkan kemampuan logam menahan

deformasi hingga terjadinya perpatahan. Sifat ini , dalam beberapa tingkatan, harus dimiliki

oleh bahan bila ingin dibentuk (forming) melalui proses rolling, bending, stretching,

drawing, hammering, cutting dan sebagainya. Pengujian tarik memberikan dua metode

pengukuran keuletan bahan yaitu:

• Persentase perpanjangan (elongation)

Diukur sebagai penambahan panjang ukur setelah perpatahan terhadap panjang awalnya.

Elongasi, ε (%) = [(Lf-Lo)/Lo] x 100% (1.2) dimana Lf adalah panjang akhir dan Lo panjang

awal dari benda uji.

UTS = Fmaks/Ao

• Persentase pengurangan/reduksi penampang (Area Reduction)

Diukur sebagai pengurangan luas penampang (cross-section) setelah perpatahan

terhadap luas penampang awalnya. Reduksi penampang, R (%) = [(Ao-Af)/Ao] x 100% (1.3)

dimana Af adalah luas penampang akhir dan Ao luas penampang awal.

Modulus elastisitas (E)

Modulus elastisitas atau modulus Young merupakan ukuran kekakuan suatu material.

Semakin besar harga modulus ini maka semakin kecil regangan elastis yang terjadi pada

suatu tingkat pembebanan tertentu, atau dapat dikatakan material tersebut semakin kaku

(stiff). Pada grafik tegangan-regangan (Gambar 1.1 dan 1.2), modulus kekakuan tersebut

dapat dihitung dari slope kemiringan garis elastis yang linier, diberikan oleh:

Page 8: Laporan Uji Tarik

E = σ/ε atau E = tan α (1.4)

dimana α adalah sudut yang dibentuk oleh daerah elastis kurva tegangan-regangan.

Modulus elastisitas suatu material ditentukan oleh energi ikat antar atom-atom, sehingga

besarnya nilai modulus ini tidak dapat dirubah oleh suatu proses tanpa merubah struktur

bahan. Sebagai contoh diberikan oleh Gambar 1.3 di bawah ini yang menunjukkan grafik

tegangan-regangan beberapa jenis baja:

Gambar 1.3. Grafik tegangan-

regangan beberapa baja yang

memperlihatkan kesamaan

modulus kekakuan

1.8 Prosedur Tarik

Sampel uji yang dibentuk sudah standar dilakukan pengukuran diameter awal (D0 ), panjang

ukur awal ( L0 ), panjang proporsional (Pd).

Kemudian batang uji diletakkan pada alat uji tarik

Pengaturan beban: untuk batang baja, beban maksimum yang diletakkan sebesar 100.000 N.

sedangkan untuk alumunium dan tembaga, beban maksimum yang digunakan sebesar 40.000

N.

Page 9: Laporan Uji Tarik

Jarum skala di nolkan terlebih dahulu.

Pada waktu dilakukan penarikan diadakan pembacaan :

Setiap 100 N untuk baja

Setiap 500 N untuk setiap Al dan tembaga

Dilakukan penarikan samapai benda uji putus dan pertambahan panjang dibaca pada jangka

sorong sebagai pengganti extensiometer.

Dari data dibuat grafik stress – strain

Setelah putus batas uji disambung kembali inyuk pengukuran panjang dan diameter akhir.

Page 10: Laporan Uji Tarik

BAB II

DATA PRAKTIKUM

STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAMALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)BAHAN UJI : TEMBAGA I

D = 10 mm Lo = 80 mmAo = 157 mm P = 155 mm1/2P = 77.5 mm A = 78.5 mm2

No

F(New-ton)

∆L(mm

)

σ eng(N/mm2)

σ true(N/mm2)

ε eng(mm2)

ε true(mm2)

1 1000 1 14.11507313

12.85062313

0.006335128

0.003346328

2 1500 2 21.1726097 19.9081597 0.012670257

0.009681457

3 4400 3 62.10632179

60.84187179

0.019005385

0.016016585

4 9500 4 134.0931948

130.4251948

0.025340513

0.022351713

5 16500 5 232.8987067

231.6342567

0.031675641

0.028686841

6 27200 6 383.9299892

382.6655392

0.03801077 0.03502197

7 32400 7 457.3283695

452.0834695

0.044345898

0.041357098

8 33200 8 468.620428 467.355978 0.050681026

0.047692226

9 34000 9 479.9124865

478.6480365

0.057016155

0.054027355

10 34500 10 486.9700231

485.7055731

0.063351283

0.060362483

11 34800 11 491.2045451

489.9400951

0.069686411

0.066697611

12 35000 12 494.0275597

492.7631097

0.076021539

0.073032739

13 35100 13 495.439067 494.174617 0.082356668

0.079367868

14 34800 14 491.2045451

489.9400951

0.088691796

0.085702996

15 33700 15 475.677964 468.832314 0.09502692 0.09203812

Page 11: Laporan Uji Tarik

6 6 4 4

16 31800 16 448.8593257

445.2894257

0.101362053

0.098373253

17 29400 17 414.9831501

413.7187001

0.107697181

0.104708381

18 25600 18 361.3458722

360.0814222

0.114032309

0.111043509

19 21000 19 296.4165358

295.1520858

0.120367437

0.117378637

GRAFIK

0.0063351282863478

0.0190053848590434

0.031675641431739

0.0443458980044346

0.0570161545771302

0.0696864111498258

0.0823566677225214

0.0950269242952171

0.107697180867913

0.1203674374406080

100

200

300

400

500

600

σ eng

Page 12: Laporan Uji Tarik

STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAMALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)BAHAN UJI : TEMBAGA II

D = 10 mm Lo (mm) = 80Ao = 157 mm P = 156 mm1/2P = 78 mm A = 78.5 mm2

NO

F (newton)

Δ L (mm)

σ eng(N/mm2)

σ true(N/mm2)

ε eng(mm2)

ε true(mm2)

1 900 1 5.732484 5.80414 0.0125 0.0124232 1100 2 7.006369 7.181529 0.025 0.0246933 4500 3 28.66242 29.73726 0.0375 0.0368144 9000 4 57.32484 60.19108 0.05 0.048795 15500 5 98.72611 104.8965 0.0625 0.0606256 22400 6 142.6752 153.3758 0.075 0.0723217 23500 7 149.6815 162.7787 0.0875 0.0838818 23750 8 151.2739 166.4013 0.1 0.095319 23800 9 151.5924 168.6465 0.1125 0.10661

10 23850 10 151.9108 170.8997 0.125 0.11778311 23700 11 150.9554 171.7118 0.1375 0.12883312 23800 12 151.5924 174.3312 0.15 0.13976213 23650 13 150.6369 175.1154 0.1625 0.15057314 23400 14 149.0446 175.1274 0.175 0.16126815 22500 15 143.3121 170.1831 0.1875 0.1718516 20900 16 133.121 159.7452 0.2 0.18232217 19000 17 121.0191 146.7357 0.2125 0.192684

Page 13: Laporan Uji Tarik

18 16000 18 101.9108 124.8408 0.225 0.202941

GRAFIK

0.01250.025

0.03750.05

0.06250.075

0.0875 0.1

0.11250.125

0.13750.15

0.16250.175

0.1875 0.2

0.21250.225

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Series1

Page 14: Laporan Uji Tarik

STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAMALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)BAHAN UJI : ALUMINIUM ID = 10 mm Lo (mm) = 80Ao = 155 mm P = 156 mm1/2P = 78 mm A = 78.5 mm2

Page 15: Laporan Uji Tarik

NO F Δ L (mm)

σ eng (N/mm2)

σ true (N/mm2)

ε eng (mm2)

ε true (mm2)

1 130 1 1.74454 2.8139513 0.006049 0.00550232 280 2 3.66454 4.7339513 0.018549 0.01800233 680 3 8.76454 9.8339513 0.031049 0.03050234 870 4 11.30454 12.373951 0.043549 0.04300235 1500 5 17.95454 19.023951 0.056049 0.05550236 2770 6 34.51454 35.583951 0.068549 0.06800237 4670 7 58.71454 59.783951 0.081049 0.08050238 7570 8 95.66454 96.733951 0.093549 0.0930023

9 11170 9 141.51454

142.583950.106049

0.1055023

10 13820 10 174.07454

175.143950.118549

0.1180023

11 14270 11 179.60454

180.673950.131049

0.1305023

12 14720 12 185.33454

186.403950.143549

0.1430023

13 15020 13 189.16454

190.233950.156049

0.1555023

14 15370 14 193.61454

194.683950.168549

0.1680023

15 15570 15 196.17454

197.243950.181049

0.1805023

16 15720 16 198.07454

199.143950.193549

0.1930023

17 15945 17 200.94454

202.013950.206049

0.2055023

18 16045 18 202.21454

203.283950.218549

0.2180023

19 16120 19 203.17454

204.243950.231049

0.2305023

20 16245 20 204.76454

205.833950.243549

0.2430023

21 16245 21 204.76454 205.833951 0.256049 0.25550234

22 16120 22 203.17454

204.243950.268549

0.2680023

23 15995 23 201.58454

202.653950.281049

0.2805023

24 15195 24 191.38454

192.453950.293549

0.2930023

25 13920 25 175.14454

176.213950.306049

0.3055023

26 12470 26 156.67454

157.743950.318549

0.3180023

27 10470 27 131.19454

132.263950.331049

0.3305023

28 8390 28 105.72454 106.793951 0.343549 0.34300234

Page 16: Laporan Uji Tarik

GRAFIK

0.006049

0.031049

0.056049

0.081049

0.106049

0.131049

0.156049

0.181049

0.206049

0.231049

0.256049

0.281049

0.306049

0.3310490

50

100

150

200

250

Series1

Page 17: Laporan Uji Tarik

STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAMALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)BAHAN UJI : ALUMINIUM II

D = 10 mm Lo = 80 mmAo = 158 mm P = 156 mm1/2P = 78 mm A = 78.5 mm2

NO F Δ L (mm)

σ eng (N/mm2)

σ true (N/mm2)

ε eng (mm2)

ε true (mm2)

1 125 1 2.397649 3.46706 0.006049 0.00552 275 2 4.308649 5.37806 0.018549 0.0183 375 3 5.582649 6.65206 0.031049 0.03054 520 4 7.429649 8.49906 0.043549 0.0435 850 5 11.63365 12.7031 0.056049 0.05556 1075 6 14.49965 15.5691 0.068549 0.0687 1525 7 20.23165 21.3011 0.081049 0.08058 2825 8 36.79265 37.8621 0.093549 0.0939 5475 9 70.55065 71.6201 0.106049 0.1055

10 8625 10 110.6776 111.747 0.118549 0.11811 12525 11 160.3596 161.429 0.131049 0.130512 14025 12 179.4676 180.537 0.143549 0.14313 14375 13 183.9266 184.996 0.156049 0.155514 14775 14 189.0216 190.091 0.168549 0.16815 15075 15 192.8436 193.913 0.181049 0.180516 15375 16 196.6646 197.734 0.193549 0.19317 15675 17 200.4866 201.556 0.206049 0.205518 15825 18 202.3976 203.467 0.218549 0.21819 15975 19 204.3086 205.378 0.231049 0.230520 16075 20 205.5826 206.652 0.243549 0.24321 16175 21 206.855649 207.9251 0.256049 0.255502

22 16175 22 206.8556 207.925 0.268549 0.26823 16175 23 206.8556 207.925 0.281049 0.280524 15975 24 204.3086 205.378 0.293549 0.29325 15025 25 192.2066 193.276 0.306049 0.305526 13725 26 175.6456 176.715 0.318549 0.31827 12025 27 153.9896 155.059 0.331049 0.330528 10025 28 128.512649 129.5821 0.343549 0.343002

GRAFIK

Page 18: Laporan Uji Tarik

STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAM

0.006049

0.031049

0.056049

0.081049

0.106049

0.131049

0.156049

0.181049

0.206049

0.231049

0.256049

0.281049

0.306049

0.3310490

50

100

150

200

250

Series1

Page 19: Laporan Uji Tarik

ALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)BAHAN UJI : BAJA I

D = 10 mm Lo = 80 mmAo = 159 mm P = 156 mm1/2P = 78 mm A = 78.5 mm2

NO F Δ L (mm)

σ eng (N/mm2)

σ true (N/mm2)

ε eng (mm2)

ε true (mm2)

1 130 1 5.22031 6.28972 0.006549 0.0062 280 2 13.8713 14.9407 0.020549 0.023 680 3 28.2883 29.3577 0.033549 0.0334 870 4 85.9583 87.0277 0.046549 0.0465 1500 5 147.954 149.024 0.059549 0.0596 2770 6 256.085 257.155 0.073549 0.0737 4670 7 375.751 376.821 0.086549 0.0868 7570 8 459.372 460.442 0.099549 0.0999 11170 9 470.906 471.976 0.113549 0.113

10 13820 10 480.999 482.069 0.126549 0.12611 14270 11 488.928 489.998 0.139549 0.13912 14720 12 496.858 497.928 0.153549 0.15313 15020 13 499.741 500.811 0.166549 0.16614 15370 14 502.625 503.695 0.179549 0.17915 15570 15 504.0673 505.1367 0.192549 0.192002

16 15720 16 501.183 502.253 0.206549 0.20617 15945 17 491.091 492.161 0.219549 0.21918 16045 18 466.581 467.651 0.232549 0.23219 16120 19 439.188 440.258 0.246549 0.24620 16245 20 393.052 394.122 0.259549 0.25921 16245 21 338.265 339.3347 0.272549 0.27200222 16120 22 237.3423 238.4117 0.286549 0.286002

GRAFIK

Page 20: Laporan Uji Tarik

STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAMALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)

0.006549

0.033549

0.059549

0.086549

0.113549

0.139549

0.166549

0.192549

0.2195490

100

200

300

400

500

600

Series1

Page 21: Laporan Uji Tarik

BAHAN UJI : BAJA II

D = 10 mm Lo = 80 mmAo = 157 mm P = 156 mm1/2P = 78 mm A = 78.5 mm2

NO F Δ L (mm)

σ eng (N/mm2)

σ true (N/mm2)

ε eng (mm2)

ε true (mm2)

1 130 1 15.35631 16.4257 0.007549 0.0072 280 2 32.85031 33.9197 0.021549 0.0213 680 3 75.78931 76.8587 0.035549 0.0354 870 4 137.8123 138.882 0.049549 0.0495 1500 5 287.3033 288.373 0.063549 0.0636 2770 6 398.6263 399.696 0.077549 0.0777 4670 7 508.3593 509.429 0.091549 0.0918 7570 8 522.6723 523.742 0.105549 0.1059 11170 9 535.3943 536.464 0.119549 0.119

10 13820 10 538.5753 539.645 0.133549 0.13311 14270 11 548.117309 549.1867 0.147549 0.147002

12 14720 12 536.9853 538.055 0.161549 0.16113 15020 13 514.7203 515.79 0.175549 0.17514 15370 14 474.9623 476.032 0.189549 0.18915 15570 15 438.3843 439.4537 0.202549 0.20200216 15720 16 346.1453 347.215 0.216549 0.21617 15945 17 325.471309 326.5407 0.230549 0.230002

GRAFIK

Page 22: Laporan Uji Tarik

0.007549

0.021549

0.035549

0.049549

0.063549

0.077549

0.091549

0.105549

0.119549

0.133549

0.147549

0.161549

0.175549

0.189549

0.202549

0.216549

0.2305490

100

200

300

400

500

600

Series1

BAB III

Page 23: Laporan Uji Tarik

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari praktikum ini dapat diambi Aumunium bersifat liat daripada baja dan tembaga

karena memiliki kemampuan ulur tinggi sedang kemampuan tegangan rendah. Gaya maksimum

yang dihasilkan dari alumunium mencapai 16275 N. Alumunium memiliki tegangan

sesungguhnya sebesar 259.07 N/mm2 dan regangan sesungguhnya sebesar 0.2231 mm2.

Tembaga bersifat ulet karena tembaga memiliki mampu ulur dan mampu tegangan tinggi.

Gaya maksimum yang dihasilkan dari alumunium mencapai 23900 N, tegangan sesungguhnya

sebesar 353.90 N/mm2 dan regangan sesungguhnya sebesar 0.17 mm2.

Baja bersifat getas karena baja memiliki kemampuan ulurnya rendah dan mampu

tegangan tinggi. Gaya maksimum yang dihasilkan dari alumunium mencapai 35000 N, tegangan

sesungguhnya sebesar 101.654 N/mm2 dan regangan sesungguhnya sebesar 0.182 mm2.

SARAN

1. Setiap praktek yang dilakukan harus lebih teliti dalam melihat ukuran.

2. Tidak bercanda saat melakukan percobaan.

3. Periksa semua perlengkapan alat sesuai prosedur.

4. Lakukan praktek sesuai prosedur praktek.

5. Menganalisis setiap kejadian dalam melakukan pengujian