laporan uji tarik
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM UJI TARIK
NAMA MAHASISWA :1. SITI MARWAH SYARIF2. SANDY PRIA PRAYOGA3. RUDOLF FRENGKI4. RUDI SETIAWAN5. NASIH UDIN6. NANANG NURYAMAN
KELAS : 4 JDOSEN PEMBIMBING : Pak. JUSAFWAR
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Uji tarik adalah kegiatan pengujian bersifat destruktif, terhadap suatu bahan dengan cara
memberikan beban tarikan secara terus menerus. Bertambah beban sampai akhirnya putus.
Kemampuan tarik suatu bahan diperlihatkan dalam suatu perbandingan antara besar beban
tarik terhadap luas bidang bahan yang mengalami tarikan.
1.2. Judul Praktek
Uji Tarik
1.3. Tujuan Praktek
Untuk mengetahui sifat – sifat mekanik suatu bahan atau logam terhadap pembebanan
tarik. Sehingga Mahasiswa dapat melakukan percobaan ini karena mengetahui karakteristik
benda.
1.4 Sasaran Praktikum
Setelah mempelajari teori dasar pengujian tarik ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami kurva tegangan-regangan hasil uji tarik dari beberapa jenis logam (besi tuang,
baja, tembaga dan alumunium)
2. Mendeskripsikan titik-titik penting (batas proporsionalitas, batas elastis, titik luluh, daerah
necking dan sebagainya) dalam kurva tegangan-regangan yang menjelaskan perilaku
mekanis logam-logam tersebut.
3. Menerapkan beberapa formulasi dasar dan menganalisis kurva beban-perpanjangan untuk
memperoleh nilai-nilai kekuatan tarik, titik luluh, persentase elongasi, modulus elastisitas,
modulus ketangguhan untuk beberapa jenis logam.
4. Menjelaskan perbedaan antara kurva tegangan-regangan rekayasa dan kurva tegangan
regangan sesungguhnya.
5. Menerapkan dasar pengamatan kerusakan untuk menganalisis bentuk perpatahan
(fraktografi) hasil uji tarik beberapa jenis logam serta mengkaitkannya dengan kurva
tegangan-regangan yang telah dicapai.
Alat dan bahan Yang Digunakan
Jangka Sorong
Tarno Grock
Spidol 2 buah
Alumunium 2 batang
Baja 2 batang
Tembaga 2 batang
1.5 Prinsip Pengujian Tarik
Sampel bentuk ukuran dan bentuk tertentu (dalam standart SII atau JIS atau ASTM ) diberikan
beban tarik yang continue sampai bahan atau logam tersebut mengalami perpatahan. Perpatahan
beban tarik ini akan menimbulkan perubahan regangan. Hubungan antara penambahan beban
dengan perubahan regangan dapat digambarkan dalam suatu kurva yang dikenal dengan kurva
stress – strain.
1.6 Ruang Lingkup Pengujian Tarik
Pengujian ini memakai benda uji atau sampel dari bahan logam baik itu ferrous atau non
ferrous. Ukuran sampel telah disesuaikan dengan standar SII (dalam percobaan ini ), atau JIS atau
ASTM. Variable – variable yang mempengaruhi adalah besarnya beban tarik dan diameter awal dari
sampel. Sifat – sifat mekanis yang diharapkan didapat dari percobaan ini adalah kekuatan luluh,
tegangan maksimum, tegangan patah dan harga modulus young.
1.7 Teori literatur Pengujian Tarik
Setelah memahami tujuan yang telah diuraikan oleh pengujian tarik, ada beberapa sifat
yang dapat diketahui dari percobaan ini yaitu,
Batas proporsionalitas (Proportionality Limit)
Merupakan daerah batas dimana tegangan dan regangan mempunyai hubungan
proporsionalitas satu dengan lainnya. Setiap penambahan tegangan akan diikuti dengan
penambahan regangan secara proporsional dalam hubungan linier σ = Eε (bandingkan
dengan hubungan y = mx; dimana y mewakili tegangan; x mewakili regangan dan m
mewakili slope kemiringan dari modulus kekakuan).
Titik P pada Gambar 1.1 di bawah ini menunjukkan batas proporsionalitas dari kurva
tegangan-regangan.
Batas elastis (elastic limit)
Daerah elastis adalah daerah dimana bahan akan kembali kepada panjang semula bila
tegangan luar dihilangkan. Daerah proporsionalitas merupakan bahagian dari batas elastik
ini. Selanjutnya bila bahan terus diberikan tegangan (deformasi dari luar) maka batas elastis
akan
Gambar 1.1. Kurva tegangan-regangan dari sebuah benda uji terbuat baja ulet
terlampaui pada akhirnya sehingga bahan tidak akan kembali kepada ukuran semula. Dengan
kata lain dapat didefinisikan bahwa batas elastis merupakan suatu titik dimana tegangan yang
diberikan akan menyebabkan terjadinya deformasi permanen (plastis) pertama kalinya.
Kebanyakan material teknik memiliki batas elastis yang hampir berimpitan dengan batas
proporsionalitasnya.
Titik luluh (yield point) dan kekuatan luluh (yield strength)
Titik ini merupakan suatu batas dimana material akan terus mengalami deformasi tanpa
adanya penambahan beban. Tegangan (stress) yang mengakibatkan bahan menunjukkan
mekanisme luluh ini disebut tegangan luluh (yield stress). Titik luluh ditunjukkan oleh titik
Ypada Gambar 1.1 di atas. Gejala luluh umumnya hanya ditunjukkan oleh logam-logam ulet
dengan struktur Kristal BCC dan FCC yang membentuk interstitial solid solution dari atom-
atom carbon, boron, hidrogen dan oksigen. Interaksi antara dislokasi dan atom-atom tersebut
menyebabkan baja ulet eperti mild steel menunjukkan titik luluh bawah (lower yield point)
dan titik luluh atas (upper yield point). Baja berkekuatan tinggi dan besi tuang yang getas
umumnya tidak memperlihatkan batas luluh yang jelas. Untuk menentukan kekuatan luluh
material seperti ini maka digunakan suatu metode yang dikenal sebagai Metode Offset.
Dengan metode ini kekuatan luluh (yield strength) ditentukan sebagai tegangan dimana
bahan memperlihatkan batas penyimpangan/deviasi tertentu dari proporsionalitas tegangan
dan regangan . Pada Gambar 1.2 di bawah ini garis offset OX ditarik paralel dengan OP,
sehingga perpotongan XW dan kurva tegangan-regangan memberikan titik Y sebagai
kekuatan luluh. Umumnya garis offset OX diambil 0.1 – 0.2% dari regangan total dimulai
dari titik O.
Gambar 1.2. Kurva tegangan-regangan dari sebuah benda uji terbuat dari bahan getas
Kekuatan luluh atau titik luluh merupakan suatu gambaran kemampuan bahan
menahan deformasi permanen bila digunakan dalam penggunaan struktural yang melibatkan
pembebanan mekanik seperti tarik, tekan bending atau puntiran. Di sisi lain, batas luluh ini
harus dicapai ataupun dilewati bila bahan (logam) dipakai dalam proses manufaktur produk-
produk logam seperti proses rolling, drawing, stretching dan sebagainya. Dapat dikatakan
bahwa titik luluh adalah suatu tingkat tegangan yang:
• Tidak boleh dilewati dalam penggunaan struktural (in service)
• Harus dilewati dalam proses manufaktur logam (forming process).
Kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength)
Merupakan tegangan maksiumum yang dapat ditanggung oleh material sebelum
terjadinya perpatahan (fracture). Nilai kekuatan tarik maksimum σ uts ditentukan dari beban
maksium Fmaks dibagi luas penampang awal Ao. (1.1) Pada bahan ulet tegangan maksimum
ini ditunjukkan oleh titik M (Gambar 1.1) dan selanjutnya bahan akan terus berdeformasi
hingga titik B. Bahan yang bersifat getas memberikan perilaku yang berbeda dimana
tegangan maksimum sekaligus tegangan perpatahan (titik B pada Gambar 1.2). Dalam
kaitannya dengan penggunaan structural maupun dalam proses forming bahan, kekuatan
maksimum adalah batas tegangan yang sama sekali tidak boleh dilewati.
Kekuatan Putus (breaking strength)
Kekuatan putus ditentukan dengan membagi beban pada saat benda uji putus (Fbreaking)
dengan luas penampang awal Ao. Untuk bahan yang bersifat ulet pada saat beban maksimum
M terlampaui dan bahan terus terdeformasi hingga titik putus B maka terjadi mekanisme
penciutan (necking) sebagai akibat adanya suatu deformasi yang terlokalisasi. Pada bahan
ulet kekuatan putus adalah lebih kecil daripada kekuatan maksimum sementara pada bahan
getas kekuatan putus adalah sama dengan kekuatan maksimumnya.
Keuletan (ductility)
Keuletan merupakan suatu sifat yang menggambarkan kemampuan logam menahan
deformasi hingga terjadinya perpatahan. Sifat ini , dalam beberapa tingkatan, harus dimiliki
oleh bahan bila ingin dibentuk (forming) melalui proses rolling, bending, stretching,
drawing, hammering, cutting dan sebagainya. Pengujian tarik memberikan dua metode
pengukuran keuletan bahan yaitu:
• Persentase perpanjangan (elongation)
Diukur sebagai penambahan panjang ukur setelah perpatahan terhadap panjang awalnya.
Elongasi, ε (%) = [(Lf-Lo)/Lo] x 100% (1.2) dimana Lf adalah panjang akhir dan Lo panjang
awal dari benda uji.
UTS = Fmaks/Ao
• Persentase pengurangan/reduksi penampang (Area Reduction)
Diukur sebagai pengurangan luas penampang (cross-section) setelah perpatahan
terhadap luas penampang awalnya. Reduksi penampang, R (%) = [(Ao-Af)/Ao] x 100% (1.3)
dimana Af adalah luas penampang akhir dan Ao luas penampang awal.
Modulus elastisitas (E)
Modulus elastisitas atau modulus Young merupakan ukuran kekakuan suatu material.
Semakin besar harga modulus ini maka semakin kecil regangan elastis yang terjadi pada
suatu tingkat pembebanan tertentu, atau dapat dikatakan material tersebut semakin kaku
(stiff). Pada grafik tegangan-regangan (Gambar 1.1 dan 1.2), modulus kekakuan tersebut
dapat dihitung dari slope kemiringan garis elastis yang linier, diberikan oleh:
E = σ/ε atau E = tan α (1.4)
dimana α adalah sudut yang dibentuk oleh daerah elastis kurva tegangan-regangan.
Modulus elastisitas suatu material ditentukan oleh energi ikat antar atom-atom, sehingga
besarnya nilai modulus ini tidak dapat dirubah oleh suatu proses tanpa merubah struktur
bahan. Sebagai contoh diberikan oleh Gambar 1.3 di bawah ini yang menunjukkan grafik
tegangan-regangan beberapa jenis baja:
Gambar 1.3. Grafik tegangan-
regangan beberapa baja yang
memperlihatkan kesamaan
modulus kekakuan
1.8 Prosedur Tarik
Sampel uji yang dibentuk sudah standar dilakukan pengukuran diameter awal (D0 ), panjang
ukur awal ( L0 ), panjang proporsional (Pd).
Kemudian batang uji diletakkan pada alat uji tarik
Pengaturan beban: untuk batang baja, beban maksimum yang diletakkan sebesar 100.000 N.
sedangkan untuk alumunium dan tembaga, beban maksimum yang digunakan sebesar 40.000
N.
Jarum skala di nolkan terlebih dahulu.
Pada waktu dilakukan penarikan diadakan pembacaan :
Setiap 100 N untuk baja
Setiap 500 N untuk setiap Al dan tembaga
Dilakukan penarikan samapai benda uji putus dan pertambahan panjang dibaca pada jangka
sorong sebagai pengganti extensiometer.
Dari data dibuat grafik stress – strain
Setelah putus batas uji disambung kembali inyuk pengukuran panjang dan diameter akhir.
BAB II
DATA PRAKTIKUM
STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAMALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)BAHAN UJI : TEMBAGA I
D = 10 mm Lo = 80 mmAo = 157 mm P = 155 mm1/2P = 77.5 mm A = 78.5 mm2
No
F(New-ton)
∆L(mm
)
σ eng(N/mm2)
σ true(N/mm2)
ε eng(mm2)
ε true(mm2)
1 1000 1 14.11507313
12.85062313
0.006335128
0.003346328
2 1500 2 21.1726097 19.9081597 0.012670257
0.009681457
3 4400 3 62.10632179
60.84187179
0.019005385
0.016016585
4 9500 4 134.0931948
130.4251948
0.025340513
0.022351713
5 16500 5 232.8987067
231.6342567
0.031675641
0.028686841
6 27200 6 383.9299892
382.6655392
0.03801077 0.03502197
7 32400 7 457.3283695
452.0834695
0.044345898
0.041357098
8 33200 8 468.620428 467.355978 0.050681026
0.047692226
9 34000 9 479.9124865
478.6480365
0.057016155
0.054027355
10 34500 10 486.9700231
485.7055731
0.063351283
0.060362483
11 34800 11 491.2045451
489.9400951
0.069686411
0.066697611
12 35000 12 494.0275597
492.7631097
0.076021539
0.073032739
13 35100 13 495.439067 494.174617 0.082356668
0.079367868
14 34800 14 491.2045451
489.9400951
0.088691796
0.085702996
15 33700 15 475.677964 468.832314 0.09502692 0.09203812
6 6 4 4
16 31800 16 448.8593257
445.2894257
0.101362053
0.098373253
17 29400 17 414.9831501
413.7187001
0.107697181
0.104708381
18 25600 18 361.3458722
360.0814222
0.114032309
0.111043509
19 21000 19 296.4165358
295.1520858
0.120367437
0.117378637
GRAFIK
0.0063351282863478
0.0190053848590434
0.031675641431739
0.0443458980044346
0.0570161545771302
0.0696864111498258
0.0823566677225214
0.0950269242952171
0.107697180867913
0.1203674374406080
100
200
300
400
500
600
σ eng
STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAMALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)BAHAN UJI : TEMBAGA II
D = 10 mm Lo (mm) = 80Ao = 157 mm P = 156 mm1/2P = 78 mm A = 78.5 mm2
NO
F (newton)
Δ L (mm)
σ eng(N/mm2)
σ true(N/mm2)
ε eng(mm2)
ε true(mm2)
1 900 1 5.732484 5.80414 0.0125 0.0124232 1100 2 7.006369 7.181529 0.025 0.0246933 4500 3 28.66242 29.73726 0.0375 0.0368144 9000 4 57.32484 60.19108 0.05 0.048795 15500 5 98.72611 104.8965 0.0625 0.0606256 22400 6 142.6752 153.3758 0.075 0.0723217 23500 7 149.6815 162.7787 0.0875 0.0838818 23750 8 151.2739 166.4013 0.1 0.095319 23800 9 151.5924 168.6465 0.1125 0.10661
10 23850 10 151.9108 170.8997 0.125 0.11778311 23700 11 150.9554 171.7118 0.1375 0.12883312 23800 12 151.5924 174.3312 0.15 0.13976213 23650 13 150.6369 175.1154 0.1625 0.15057314 23400 14 149.0446 175.1274 0.175 0.16126815 22500 15 143.3121 170.1831 0.1875 0.1718516 20900 16 133.121 159.7452 0.2 0.18232217 19000 17 121.0191 146.7357 0.2125 0.192684
18 16000 18 101.9108 124.8408 0.225 0.202941
GRAFIK
0.01250.025
0.03750.05
0.06250.075
0.0875 0.1
0.11250.125
0.13750.15
0.16250.175
0.1875 0.2
0.21250.225
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Series1
STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAMALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)BAHAN UJI : ALUMINIUM ID = 10 mm Lo (mm) = 80Ao = 155 mm P = 156 mm1/2P = 78 mm A = 78.5 mm2
NO F Δ L (mm)
σ eng (N/mm2)
σ true (N/mm2)
ε eng (mm2)
ε true (mm2)
1 130 1 1.74454 2.8139513 0.006049 0.00550232 280 2 3.66454 4.7339513 0.018549 0.01800233 680 3 8.76454 9.8339513 0.031049 0.03050234 870 4 11.30454 12.373951 0.043549 0.04300235 1500 5 17.95454 19.023951 0.056049 0.05550236 2770 6 34.51454 35.583951 0.068549 0.06800237 4670 7 58.71454 59.783951 0.081049 0.08050238 7570 8 95.66454 96.733951 0.093549 0.0930023
9 11170 9 141.51454
142.583950.106049
0.1055023
10 13820 10 174.07454
175.143950.118549
0.1180023
11 14270 11 179.60454
180.673950.131049
0.1305023
12 14720 12 185.33454
186.403950.143549
0.1430023
13 15020 13 189.16454
190.233950.156049
0.1555023
14 15370 14 193.61454
194.683950.168549
0.1680023
15 15570 15 196.17454
197.243950.181049
0.1805023
16 15720 16 198.07454
199.143950.193549
0.1930023
17 15945 17 200.94454
202.013950.206049
0.2055023
18 16045 18 202.21454
203.283950.218549
0.2180023
19 16120 19 203.17454
204.243950.231049
0.2305023
20 16245 20 204.76454
205.833950.243549
0.2430023
21 16245 21 204.76454 205.833951 0.256049 0.25550234
22 16120 22 203.17454
204.243950.268549
0.2680023
23 15995 23 201.58454
202.653950.281049
0.2805023
24 15195 24 191.38454
192.453950.293549
0.2930023
25 13920 25 175.14454
176.213950.306049
0.3055023
26 12470 26 156.67454
157.743950.318549
0.3180023
27 10470 27 131.19454
132.263950.331049
0.3305023
28 8390 28 105.72454 106.793951 0.343549 0.34300234
GRAFIK
0.006049
0.031049
0.056049
0.081049
0.106049
0.131049
0.156049
0.181049
0.206049
0.231049
0.256049
0.281049
0.306049
0.3310490
50
100
150
200
250
Series1
STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAMALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)BAHAN UJI : ALUMINIUM II
D = 10 mm Lo = 80 mmAo = 158 mm P = 156 mm1/2P = 78 mm A = 78.5 mm2
NO F Δ L (mm)
σ eng (N/mm2)
σ true (N/mm2)
ε eng (mm2)
ε true (mm2)
1 125 1 2.397649 3.46706 0.006049 0.00552 275 2 4.308649 5.37806 0.018549 0.0183 375 3 5.582649 6.65206 0.031049 0.03054 520 4 7.429649 8.49906 0.043549 0.0435 850 5 11.63365 12.7031 0.056049 0.05556 1075 6 14.49965 15.5691 0.068549 0.0687 1525 7 20.23165 21.3011 0.081049 0.08058 2825 8 36.79265 37.8621 0.093549 0.0939 5475 9 70.55065 71.6201 0.106049 0.1055
10 8625 10 110.6776 111.747 0.118549 0.11811 12525 11 160.3596 161.429 0.131049 0.130512 14025 12 179.4676 180.537 0.143549 0.14313 14375 13 183.9266 184.996 0.156049 0.155514 14775 14 189.0216 190.091 0.168549 0.16815 15075 15 192.8436 193.913 0.181049 0.180516 15375 16 196.6646 197.734 0.193549 0.19317 15675 17 200.4866 201.556 0.206049 0.205518 15825 18 202.3976 203.467 0.218549 0.21819 15975 19 204.3086 205.378 0.231049 0.230520 16075 20 205.5826 206.652 0.243549 0.24321 16175 21 206.855649 207.9251 0.256049 0.255502
22 16175 22 206.8556 207.925 0.268549 0.26823 16175 23 206.8556 207.925 0.281049 0.280524 15975 24 204.3086 205.378 0.293549 0.29325 15025 25 192.2066 193.276 0.306049 0.305526 13725 26 175.6456 176.715 0.318549 0.31827 12025 27 153.9896 155.059 0.331049 0.330528 10025 28 128.512649 129.5821 0.343549 0.343002
GRAFIK
STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAM
0.006049
0.031049
0.056049
0.081049
0.106049
0.131049
0.156049
0.181049
0.206049
0.231049
0.256049
0.281049
0.306049
0.3310490
50
100
150
200
250
Series1
ALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)BAHAN UJI : BAJA I
D = 10 mm Lo = 80 mmAo = 159 mm P = 156 mm1/2P = 78 mm A = 78.5 mm2
NO F Δ L (mm)
σ eng (N/mm2)
σ true (N/mm2)
ε eng (mm2)
ε true (mm2)
1 130 1 5.22031 6.28972 0.006549 0.0062 280 2 13.8713 14.9407 0.020549 0.023 680 3 28.2883 29.3577 0.033549 0.0334 870 4 85.9583 87.0277 0.046549 0.0465 1500 5 147.954 149.024 0.059549 0.0596 2770 6 256.085 257.155 0.073549 0.0737 4670 7 375.751 376.821 0.086549 0.0868 7570 8 459.372 460.442 0.099549 0.0999 11170 9 470.906 471.976 0.113549 0.113
10 13820 10 480.999 482.069 0.126549 0.12611 14270 11 488.928 489.998 0.139549 0.13912 14720 12 496.858 497.928 0.153549 0.15313 15020 13 499.741 500.811 0.166549 0.16614 15370 14 502.625 503.695 0.179549 0.17915 15570 15 504.0673 505.1367 0.192549 0.192002
16 15720 16 501.183 502.253 0.206549 0.20617 15945 17 491.091 492.161 0.219549 0.21918 16045 18 466.581 467.651 0.232549 0.23219 16120 19 439.188 440.258 0.246549 0.24620 16245 20 393.052 394.122 0.259549 0.25921 16245 21 338.265 339.3347 0.272549 0.27200222 16120 22 237.3423 238.4117 0.286549 0.286002
GRAFIK
STANDAR PEGUJIAN : UJI TARIK LOGAMALAT : TARNO GROCKI (JERMAN)
0.006549
0.033549
0.059549
0.086549
0.113549
0.139549
0.166549
0.192549
0.2195490
100
200
300
400
500
600
Series1
BAHAN UJI : BAJA II
D = 10 mm Lo = 80 mmAo = 157 mm P = 156 mm1/2P = 78 mm A = 78.5 mm2
NO F Δ L (mm)
σ eng (N/mm2)
σ true (N/mm2)
ε eng (mm2)
ε true (mm2)
1 130 1 15.35631 16.4257 0.007549 0.0072 280 2 32.85031 33.9197 0.021549 0.0213 680 3 75.78931 76.8587 0.035549 0.0354 870 4 137.8123 138.882 0.049549 0.0495 1500 5 287.3033 288.373 0.063549 0.0636 2770 6 398.6263 399.696 0.077549 0.0777 4670 7 508.3593 509.429 0.091549 0.0918 7570 8 522.6723 523.742 0.105549 0.1059 11170 9 535.3943 536.464 0.119549 0.119
10 13820 10 538.5753 539.645 0.133549 0.13311 14270 11 548.117309 549.1867 0.147549 0.147002
12 14720 12 536.9853 538.055 0.161549 0.16113 15020 13 514.7203 515.79 0.175549 0.17514 15370 14 474.9623 476.032 0.189549 0.18915 15570 15 438.3843 439.4537 0.202549 0.20200216 15720 16 346.1453 347.215 0.216549 0.21617 15945 17 325.471309 326.5407 0.230549 0.230002
GRAFIK
0.007549
0.021549
0.035549
0.049549
0.063549
0.077549
0.091549
0.105549
0.119549
0.133549
0.147549
0.161549
0.175549
0.189549
0.202549
0.216549
0.2305490
100
200
300
400
500
600
Series1
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari praktikum ini dapat diambi Aumunium bersifat liat daripada baja dan tembaga
karena memiliki kemampuan ulur tinggi sedang kemampuan tegangan rendah. Gaya maksimum
yang dihasilkan dari alumunium mencapai 16275 N. Alumunium memiliki tegangan
sesungguhnya sebesar 259.07 N/mm2 dan regangan sesungguhnya sebesar 0.2231 mm2.
Tembaga bersifat ulet karena tembaga memiliki mampu ulur dan mampu tegangan tinggi.
Gaya maksimum yang dihasilkan dari alumunium mencapai 23900 N, tegangan sesungguhnya
sebesar 353.90 N/mm2 dan regangan sesungguhnya sebesar 0.17 mm2.
Baja bersifat getas karena baja memiliki kemampuan ulurnya rendah dan mampu
tegangan tinggi. Gaya maksimum yang dihasilkan dari alumunium mencapai 35000 N, tegangan
sesungguhnya sebesar 101.654 N/mm2 dan regangan sesungguhnya sebesar 0.182 mm2.
SARAN
1. Setiap praktek yang dilakukan harus lebih teliti dalam melihat ukuran.
2. Tidak bercanda saat melakukan percobaan.
3. Periksa semua perlengkapan alat sesuai prosedur.
4. Lakukan praktek sesuai prosedur praktek.
5. Menganalisis setiap kejadian dalam melakukan pengujian