laporan maserasi

19
M A S E R A S I I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa mampu memahami penyarian simplisia dengan cara maserasi dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyari simplisia dengan cara maserasi. 2. Mahasiswa mampu membuat ekstrak kering kental dengan cara maserasi. II. DASAR TEORI 2.1 Klasifikasi Kunyit Klasifikasi ilmiah kunyit adalah sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub-diviso : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zungiberaceae Genus : Curcuma Species : Curcuma domestica Val. Kunyit yang memunyai nama latin Curcuma domestica Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm 1

Upload: cut-ella

Post on 07-Jul-2016

661 views

Category:

Documents


40 download

DESCRIPTION

laporan maserasi kuliah farmasi poltekkses

TRANSCRIPT

Page 1: laporan maserasi

M A S E R A S I

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mahasiswa mampu memahami penyarian simplisia dengan cara maserasi

dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyari simplisia dengan

cara maserasi.

2. Mahasiswa mampu membuat ekstrak kering kental dengan cara maserasi.

II. DASAR TEORI

2.1 Klasifikasi Kunyit

Klasifikasi ilmiah kunyit adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub-diviso : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zungiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica Val.

Kunyit yang memunyai nama latin Curcuma domestica Val. merupakan

tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25

gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah

yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun

dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang

lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna

kuning sampai kuning jingga. (Sumiati, 2004).

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang

merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau

kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk

bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan

1

Page 2: laporan maserasi

menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan

bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm

dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing,

tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah

merah jingga kekuning-kuningan.

Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu

minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan

sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone). zat warna kuning

yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-

60%,monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor,

kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut,kurkumin

merupakan komponen terbesar. Sering kadar total kurkuminoiddihitung sebagai %

kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen

kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia

maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin (Sumiati, 2004).

2.2 Pengertian Ekstrak

Penyarian merupakan peristiwa perpindahan massa zat aktif yang semula

berada di dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam

cairan penyari. Pada umumnya penyarian  akan bertambah baik bila permukaan

serbuk simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin luas.

Ekstrak adalah sediaan pekat yang  diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai.

Kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

yang tersisa diperlakukan  sedemikian rupa hingga  memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Anonim, 1995).

Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu

campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agent.

2

Page 3: laporan maserasi

2.3 Pelarut

Pelarut merupakan senyawa yang bisa melarutkan zat sehingga bisa

menjadi sebuah larutan yang bisa diambil sarinya.Pelarut yang digunakan dalam

proses ekstraksi antara lain sebagai berikut:

a. Pelarut polar

Pelarut polar adalah pelarut yang larut dalam air. Digunakan untuk

melarutkan garamnya alkaloid,glikosida,dan bahan penyamak.

b. Pelarut non polar

Pelarut non polar adalah pelarut yang tidak larut dalam air. Digunakan untuk

melarutkan minyak atsiri.

Pemilihan pelarut atau cairan penyari harus mempertimbangkan banyak

faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini:

a) Murah dan mudah diperoleh

b) Stabil secara fisika dan kimia

c) Bereaksi netral

d) Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar

e) Selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki

f) Tidak mempengaruhi zat berkhasiat

Untuk ekstraksi ini Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai

cairan penyari adalah air,etanol,etanol – air atau eter.Pengekstraksian pada

perusahaan obat tradisional masih terbatas pada penggunaan cairan penyari air,

etanol atau etanol – air.

2.4 Maserasi

Maserasi merupakan proses penyarian senyawa kimia secara sederhana

dengan cara merendam simplisia atau tumbuhan pada suhu kamar dengan

menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi lunak dan larut.

Penyarian zat-zat berkhasiat dari simplisia, baik simplisia dengan zat khasiat yang

tidak tahan pemanasan. Sampel biasanya direndam selama 3-5 hari, sambil diaduk

sesekali untuk mempercepat proses pelarutan komponen kimia yang terdapat

dalam sampel. Maserasi dilakukan dalam botol yang berwarna gelap dan

3

Page 4: laporan maserasi

ditempatkan pada tempat yang terlindung cahaya. Ekstraksi dilakukan berulang-

ulang kali sehingga sampel terekstraksi secara sempurna yang ditandai dengan

pelarut pada sampel berwarna bening. Sampel yang direndam dengan pelarut tadi

disaring dengan kertas saring untuk mendapat maseratnya.

Kelebihan cara Maserasi :

Alat dan cara yang digunakan sederhana

Dapat digunakan untuk zat yang tahan dan tidak tahan pemanasan

Kekurangan cara Maserasi

Banyak pelarut yang terpakai

Waktu yang dibutuhkan cukup lama (Manitto, 2001)

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif

yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah

mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, sitrak, dan lain-

lain. Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.

Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut

lain.

Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga

sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan

konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan diluar sel, maka larutan

terpekat akan terdesak keluar. Peristiwa ini berulang sehingga terjadi

keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan didalam sel.

Cara maserasi ini digunakan untuk membuat tincture, jika ingin dibuat

ekstrak, pengerjaannya dilanjutkan dengan memekatkan hasil penyarian tadi.

Pemekatan dilakukan dengan cara penyulingan atau penguapan dengan tekanan

rendah pada suhu 50°C sampai konsentrasi yang dikehendaki. Dalam buku

monografi ekstrak (depkes), ekstrak yang kental umumnya dibuat dengan cara

maserasi dengan menggunakan etanol. Satu bagian serbuk simplisia dimasukkan

ke dalam maserator, ditambah 10 bagian etanol, direndam selama 6 jam sesekali

diaduk, kemudian didiamkan selama 24 jam. Maserat dipisahkan dan proses

diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua maserat

4

Page 5: laporan maserasi

dikumpulkan dan diuapkan dengan penguapvakum hingga diperoleh ekstrak

kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat (Anonim, 2013).

Pada umumnya maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia

dengan derajat kehalusan yang cocok, dimasukkan kedalam bejana kemudian

dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari

terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai,

ampas diperas. Pada ampas ditambahkan cairan penyari secukupnya, diaduk dan

diserkai sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup,

dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari kemudian endapan

dipisahkan(Moelyono,1996)

Pada penyarian dengan cara maserasi perlu dilakukan pengadukan dengan

tujuan untuk meratakan konsentrasi diluar serbuk simplisia, sehingga dengan

pengadukan tersebut tetap terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi yang

sekecil-kecilnya antara larutan didalam sel dengan larutan diluar sel. Hasil

penyarian dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama waktu tertentu. Hal ini

dilakukan untuk mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan tetapi ikut terlarut

dalam cairan penyari.

Maserasi dapat dilakukan modifikasi, antara lain (Anonim, 2013):

1) Digesti

Merupakan modifikasi maserasi dengan pemanasan lemah 40-50°C.

Simplisia yang digunakan dengan modifikasi digesti ini adalah hanya untuk

simplisia yang tahan terhadap pemanasan, supaya cairan penyari tidak hilang

gunakan pendingin balik. Keuntungannya adalah:

Kekentalan pelarut berkurang, lapisan-lapisan batas berkurang

Memiliki pengaruh yang sama dengan pengadukan

Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu dan berbanding

terbalik dengan kekentalan.

5

Page 6: laporan maserasi

2) Maserasi dengan Mesin Pengaduk

Pada modifikasi ini dilengkapi dengan mesin pengaduk yang berputar

terus menerus, sehingga waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6-24

jam.

3) Remaserasi

Remaserasi merupakan modifikasi maserasi dengan membagi cairan penyari

menjadi 2 bagian. Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari

pertama kemudian enap tuangkan dan peras, ampasnya maserasi kembali dengan

cairan penyari kedua.

4) Maserasi Melingkar

Bagian-bagian alat pada maserasi melingkar ini terdiri dari:

1. Bejana penyari

2. Pipa penghubung

3. Pompa

4. Alat penyembur

5. Saringan

6. Serbuk simplisa dan cairan penyari

Keuntungan dengan modifikasi maserasi melingkar yaitu:

Aliran penyari mengurangi lapisan batas

Cairan penyari akan didistribusikan secara seragam, sehingga akan

memperkecil kepekatan setempat

Waktu yang diperlukan lebih pendek

5) Maserasi Melingkar Bertingkat

Dengan metode ini serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa

kali. Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan disari dengan cairan penyari baru

diharapkan penyarian yang dilakukan maksimal. Hasil penyarian sebelum

diuapkan digunakan dulu untuk menyari serbuk simplisia baru, sehingga sari

kepekatannya maksimal. Penyarian lebih maksimal berulang daripada sekali

dengan jumlah pelarut sama. Maserasi melingkar bertingkat memperbaiki

maserasi melingkar karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan

telah terjadi.

6

Page 7: laporan maserasi

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

1. Bejana maserasi

2. Beaker glass 500 ml, 1000 ml

3. Timbangan digital

4. Batang pengaduk

5. Gelas ukur

6. Kain flannel

7. Water bath

8. Kompor

9. Pot plastic

10. Thermometer

11. Sudip

12. Kipas angin

3.2 Bahan

1. Air-etanol

2. Serbuk Simplisia Kunyit

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Cara Kerja Pembuatan Maserat

Dimasukkan 100 gram simplisia yang memiliki derajat halus yang

cocok ke dalam bejana

Ditambahkan 75 bagian ( 750ml) cairan penyari dan diaduk ,tutup

bejana dan biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil

sesekali diaduk

Saring, cuci ampas dengan penyari secukupnya hingga di peroleh

100 bagian.

7

Page 8: laporan maserasi

Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk dan

terhindar dari cahaya selama 2 hari, endapkan kemudian saring

3.3.2 Penguapan maserat

Dilakukan pemekatan dengan cara penyulingan

Penguapan pada tekanan rendahdan suhu 50°C

Hitung rendemen

IV. PERHITUNGAN DAN HASIL

Maserasi ( kunyit )

Pembuatan 75 bagian penyari :

Etanol 70 % 750 ml

N1V1 = N2 V2

70 % . 750 ml = 96 % . V2

V2 ¿70 % .750 ml

96 %

= 546,88 ml 550 ml

Pembuatan 75 bagian penyari :

Etanol 70 % 250 ml

N1V1 = N2 V2

70 % . 250 ml = 96 % . V2

V2 ¿70 % .250 ml

96 %

= 182,29 ml 185 ml

Berat pot kosong : 7,1180 gram

Berat pot dan estrak : 11,4372 gram

8

Page 9: laporan maserasi

Berat estrak : 11,4372 gram – 7,1180 gram = 4,3192 gram

Rendemen = jumlahestrak yangdi dapat

jumlah estrak yang digunakan×100 %

= 4,3192 gram

100 gram× 100 %

= 4,3192 % 4,32%

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini ekstrak yang dibuat adalah ekstrak kunyit dengan

metode maserasi.Kunyit merupakan tanaman dari family jahe dengan nama latin

Curcuma longa Koen atau Curcuma domestica Val. Kunyit ini dikenal luas di

Indonesia sebagai bahan pewarna dan penyedap makanan, rimpangnya sudah

sejak dulu dipakai untuk mewarnai kapas, wol, sutera, tikar, dan barang-barang

kerajinan lainnya. Senyawa utama yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah

senyawa kurkuminoid yang memberi warna kuning pada kunyit. Kurkuminoid ini

(kebanyakan berupa kurkumin) menjadi pusat perhatian para peneliti

yangmempelajari keamanan, sifat antioksidan, antiinflamasi, efek

pencegahkanker, ditambah kemampuannya menurunkan resiko serangan jantung

(Asghari G.A. Mostajeran and M. Shebli, 2009).

Kunyit mempunyai banyak kandungan kimia, diantaranya minyak atsiri

sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen

(meliputi zingiberen, alfa dan beta turmeron), zat warna kuning yang disebut

kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50–60%,

monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium,

besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin

merupakan komponen terbesar.

Kunyit merupakan jenis temu-temuan yang mengandung senyawa kimia

yaitu minyak atsiri dan senyawa kurkumin. Akar kunyit juga mengandung pati

getah yang terdiri dari kurkumin (zat berwarna kuning) turmeron, zingibern,

9

Page 10: laporan maserasi

turmerol (minyak turmerin yang menyebabkan aroma dan wangi pada kunyit)

lemak, pati dan damar (Agusta, 2000). 

Maserasi adalah proses penyarian sederhana dengan merendam serbuk

simplisia dalam penyari selama 4-10 hari biasanya selama 5 hari sudah memadai.

Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian

konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi merupakan proses dimana simplisia

yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam pelarut sampai meresap

dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat mudah larut akan melarut. Pada

proses maserasi dalam percobaan ini serbuk simplisia dengan derajat halus yang

cocok ditimbang sebanyak 100 gram dan direndam dengan 75 bagian penyari

selama 5 hari dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur kamar.

Pelarut yang digunakan untuk merendam serbuk simplisia ini adalah

etanol-air. Digunakan etanol-air yaitu agar tidak terjadinya pertumbuhan mikroba

selama perendaman. Jika pelarut yang digunakan adalah air, maka harus

ditambahkan bahan pengawet untuk tidak terjadinya pertumbuhan mikroba.

Karena air merupakan media pertumbuhan mikroba. Oleh sebab itu digunakan

bahan pengawet atau digunakan pelarut etanol atau campuran etanol-air.

Pada prinsipnya, dalam proses maserasi cairan penyari akan menembus

dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif

akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di

dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat akan didesak

keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Maserasi ini digunakan untuk penyarian

simplisia yang mengandung zat aktif mudah larut dalam cairan penyarian, tidak

mengandung zat mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung

benzoin, stirak dan lain-lain. Karena jika mengandung zat yang mudah

mengembang akan mengganggu perpindahan konsentrasi zat aktif ke luar.

Pada metode maserasi ini harus dilakukan pengadukan selama beberapa

kali, hal ini untuk meratakan keseimbangan konsentrasi antara didalam sel dengan

diluar sel. Setelah direndam 5 hari, dicukupkan sisa penyari hingga 100 bagian.

10

Page 11: laporan maserasi

Hasil maserat tersebut disaring dan diendapkan lagi selama 2 hari. Perlu

dienapkan kembali dikarenakan untuk mengendapkan kembali zat-zat yang tidak

diinginkan yang ditakutkan ikut terlarut dalam penyari selama perendaman.

Setelah diendapkan selama 2 hari kemudian dienap tuangkan ke dalam bejana

untuk dilakukan pemekatan. Pemekatan dilakukan dengan cara diuapkan pada

tekanan rendah yaitu antara suhu 40-50°C. Pemekatan ini dilakukan untuk

mengurangi kadar pelarut agar hasil maserat lebih tahan lama dari pencemaran

kuman dan kapang. Penguapan maserat dilakukan pada tekanan rendah karena

penyari yang digunakan adalah bahan yang mudah menguap yaitu etanol, oleh

sebab itu dilakukan penguapan pada tekanan rendah agar pelarut tidak menguap

dengan cepat.

Pada penguapan maserat ini juga dilakukan pengadukan secara merata dan

terus menerus agar tidak terjadi pengeringan dan perlengketan sisa hasil maserat

pada pinggiran bejana. Penguapan ini dilakukan sampai ekstrak mengental dan

kadar pelarutnya hanya sedikit. Setelah diperoleh ekstrak yang kental kemudian

dimasukkan ke dalam wadah pot plastik. Kemudian hitung nilai rendemen dengan

cara membandingkan jumlah ekstrak yang didapatkan dengan jumlah simplisia

yang ditimbang. Nilai rendemen yang didapat dari praktikum kali ini adalah

4,32%.

Keuntungan cara penyarian dengan Maserasi adalah cara pengerjaan dan

peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Kerugian cara

Maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna

(Fathiyawati 2008). Proses perpindahan konsentrasi akan berhenti jika telah

tejadinya kesetimbangan konsentrasi antara didalam sel dengan diluar sel, hal ini

akan membuat zat aktif yang masih terkandung dalam simplisia tidak akan

didesak keluar ke dalam penyari oleh sebab itu penyarian pada metode maserasi

ini dikatakan kurang sempurna.

VI. KESIMPULAN

Dari praktikum ini maka dapat kita simpulkan :

11

Page 12: laporan maserasi

1. Maserasi adalah proses penyarian senyawa kimia secara sederhana dengan

cara merendam simplisia atau tumbuhan pada suhu kamar dengan

menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi lunak dan larut.

2. Kunyit merupakan simplisia yang memiliki zat aktif yang mudah larut

dalam cairan penyari.

3. Perlu dilakukan pengadukan pada proses penyarian maserasi karena agar

tetap terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi yang sekecil-kecilnya

antara larutan didalam sel dengan larutan diluar sel.

4. Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama waktu

tertentu ± 2 hari. Hal ini dilakukan untuk mengendapkan zat-zat yang tidak

diperlukan tetapi ikut terlarut dalam cairan penyari.

5. Berat pot kosong adalah 7,1180 gram; berat pot + ekstrak adalah 11,4372

gram dan berat ekstrak adalah 4,3192 gram.

6. Nilai rendemen yang di peroleh dari ekstrak kunyit pada pecobaan ini

adalah 4,32 %

12

Page 13: laporan maserasi

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika indonesia. Bogor: penerbit

Institut Pertanian Bogor.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.

Anonim. 2013. Bahan Ajar Fitokimia. Aceh Besar: Farmasi Poltekkes Kemenkes

RI Aceh.

Anonim. 2013. Penuntun Fitokimia. Aceh Besar: Farmasi Poltekkes Kemenkes RI

Aceh.

Asghari G.A. Mostajeran and M. Shebli, 2009. Curcuminoid and essential oil

components of turmeric at different stages of growth cultivated in, School

of Pharmacy and Pharmaceutical MSciences, Isfahan University of

Medical Sciences, Isfahan, IR.Iran.

Fathiyawati. 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus racemosa terhadap Artemia

salina Leach dan Profil Kromatografi Lapis Tipis. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah press.

Manitto, P., 1981. Biosintesis Produk Alami. Terjemahan : Koensoenmardiyah.

IKIP Semarang Press. Semarang.

Moelyono, M.W., 1996. Panduan Praktikum Analisis Fitokimia. Bandung:

Laboratorium Farmakologi Jurusan Farmasi FMIPA. Universitas

Padjadjaran.

13