laporan praktikum maserasi

12
LATIHAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK DENGAN MASERASI A. PENDAHULUAN Ekstraksi merupakan pengambilan bahan aktif dari tumbuhan dengan pelarut yang sesuai. Dalam melakukan ekstraksi, ada beberapa faktor yang harus dikontrol, yaitu bahan awal, pelarut yang digunakan, dan juga cara atau metode. Ekstraksi merupakan tahap awal mengisolasi senyawa tertentu dari sampel tumbuhan untuk kemudian dapat dilakukan identifikasi lebih lanjut. Metode ekstraksi ada beberapa macam, diantaranya dengan metode pelarut (panas atau dingin), destilasi, ataupun cara-cara lain seperti gas superkritis, ultrasonik, dan elektrik. Salah satu cara yang paling sederhana adalah metode maserasi yang merupakan bagian dari metode pelarut dingin. Maserasi merupakan cara penyaringan yang sederhana.maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Oleh karena itu mahasiswa juga perlu untuk mencoba mempratekkan metode ini, karena disamping mudah juga biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal. B. TUJUAN

Upload: nitnut-nyamb-nyamb

Post on 04-Feb-2016

3.559 views

Category:

Documents


370 download

DESCRIPTION

farmakognosi

TRANSCRIPT

Page 1: laporan praktikum Maserasi

LATIHAN 1

PEMBUATAN EKSTRAK DENGAN MASERASI

A. PENDAHULUAN

Ekstraksi merupakan pengambilan bahan aktif dari tumbuhan dengan

pelarut yang sesuai. Dalam melakukan ekstraksi, ada beberapa faktor yang harus

dikontrol, yaitu bahan awal, pelarut yang digunakan, dan juga cara atau metode.

Ekstraksi merupakan tahap awal mengisolasi senyawa tertentu dari sampel

tumbuhan untuk kemudian dapat dilakukan identifikasi lebih lanjut.

Metode ekstraksi ada beberapa macam, diantaranya dengan metode pelarut

(panas atau dingin), destilasi, ataupun cara-cara lain seperti gas superkritis,

ultrasonik, dan elektrik. Salah satu cara yang paling sederhana adalah metode

maserasi yang merupakan bagian dari metode pelarut dingin. Maserasi merupakan

cara penyaringan yang sederhana.maserasi dilakukan dengan cara merendam

serbuk simplisia dalam cairan penyari. Oleh karena itu mahasiswa juga perlu

untuk mencoba mempratekkan metode ini, karena disamping mudah juga biaya

yang dibutuhkan tidak terlalu mahal.

B. TUJUAN

Mahasiswa mampu mengetahui cara pembuatan ekstrak nabati dengan

teknik maserasi.

C. DASAR TEORI

Metode dasar dari ekstraksi obat adalah maserasi dan perkolasi. Biasanya

metode yang dipilih tergantung pada beberapa faktor yang paling penting adalah

sifat dari bahan mentah itu sendiri.

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan

menggunakan pelarut. Jadi, ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan cara

ekstraksi tanaman obat dengan ukuran pertikel tertentu dan menggunakan medium

pengekstrasi (menstrum) yang tertentu pula. Ekstraksi dapat dilakukan menurut

Page 2: laporan praktikum Maserasi

berbagai cara. Ekstrak yang diperoleh sesudah pemisahan cairan dari residu

tanaman obat dinamakan “micela”. Micelle ini dapat diubah menjadi bentuk obat

siap pakai, seperti ekstrak cair dan tinctura atau sebagai produk/bahan antara yang

selanjutnya dapat diproses menjadi ekstrak kering.(Agoes.G,2007)

Metode Ekstraksi

1. Ekraksi Dengan Pelarut

*Cara dingin => Maserasi dan Perkolasi

*Cara panas => Refluks, Soxhlet, Digesti, Infus, Dekok

2. Destilasi

*Destilasi air & uap

3. Ekstraksi dengan cara lain

Pada praktikum kali ini, kelompok kami menggunakan metode ekstraksi

maserasi. Proses maserasi merupakan proses sederhana untuk mendapatkan

ekstrak dan diuraikan dalam kebanyakan farmakope. Cara ini digunakan untuk

skala kecil maupun skala industri. Proses yang paling sederhana hanya

menuangkan pelarut pada simplisia (Pemilihan pelarut yang sesuai akan

memberikan efektifitas yang tinggi). Sesudah mengatur waktu sehingga sesuai

untuk tiap – tiap bahan tanaman (simplisia), ekstrak dikeluarkan, dan ampas hasil

ekstraksi dicuci dengan pelarut yang segar sampai didapat berat yang sesuai.

Prosedur ini sama dengan pembuatan tinctur atau ekstrak khusus, dan kadang –

kadang merupakan satu – satunya prosedur untuk tanaman yang mengandung zat

berlendir (musilago) tinggi. Sebetulnya cara ini tidak begitu berguna karena tidak

pernah dapat menarik zat berkhasiat dari tanaman secara sempurna. Ampas

menahan sejumlah besar solute, yang untuk perolehanya harus dilakukan proses

pemerasan (penekanan) atau cara sentrifugasi dan metode ini digunakan untuk

mencari komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari dan tidak

mengandung benzoin, tiraks dan lilin.(Agoes.G,2007). Keuntungan dan kerugian

metode maserasi ini adalah sebagai berikut :

Keuntungan

*Dapat digunakan untuk sampel tekstur yang lunak

Page 3: laporan praktikum Maserasi

*Pemanasannya dapat diatur

Kerugian

*Karena pelarut yang digunakan didaur ulang, ekstrak yang terkumpul

pada wadah dibawah terus-menerus dipanaskan sehingga menyebabkan

reaksi peruraian oleh panas.

*Untuk skala industri sebaiknya tidak menggunakan pelarut dengan titik

didih yang terlalu tinggi.

Pada praktikum kali ini digunakan bahan serbuk daun biji dengan keterangan

sebagai berikut :

Nama simplisia : Psidii Folium

Nama tanaman asal : Psidium guajava

Nama local : Daun jambu biji

Familia : Myrtaceae

Kandungan : Tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak, asam

malat asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat,

asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin

Khasiat : Antidiare, Diabetes mellitus, maag, masuk angin,

beser, prolapsisani, sariawan, sakit kulit, dan luka

baru.

D. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan adalah:

Maserator

Batang pengaduk

Corong Buchner

Kertas saring

Beaker glass 100 ml

Botol untuk menampung hasil saringan (maserat)

Evaporator

Gelas untuk menampung ekstrak kental

Page 4: laporan praktikum Maserasi

Bahan yang digunakan:

Simplisia daun jambu biji

Etanol 96%

E. CARA KERJA

F. HASIL PENGAMATAN

No. Tanggal Kegiatan

1. 3 Oktober 2011 Merendam simplisia daun jambu biji sebanyak 200 g dalam etanol 96% 1500 ml

2. 4 Oktober 2011 Mengaduk simplisia

3. 5 Oktober 2011 Mengaduk simplisia

4. 6 Oktober 2011 Mengaduk simplisia

5. 8 Oktober 2011 Menyaring simplisiaRotavapour maserat (suhu=50°C, kecepatan= 200 rpm)

Berat serbuk daun biji awal = 200 gramVolume pelarut(etanol 96%) = 1500 mlVolume maserat setelah disaring = 1150 mlBerat cawan porselen kosong = 120,52 gramBerat cawan + ekstrak kental = 160,41 gram

Banyak ekstrak kental =160,41-120,52 = 39,86 gram

% ekstrak kental = 39,89 g/1500 ml x 100% = 2,659 % b/v% ekstrak kental = 39,89 g/200 g x 100% = 19,945% b/b

Page 5: laporan praktikum Maserasi

Gambar :

Tahap penyaringan

Tahap penguapan dengan menggunakan Rotary Evaporator

Maserat

Page 6: laporan praktikum Maserasi

G. PEMBAHASAN

6. PEMBAHASAN

Praktikum yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan

ekstrak nabati daun jambu biji (Psidii Folium) dengan metode maserasi. Metode

maserasi merupakan metode ekstraksi dengan prinsip ekstraksi sampai setimbang,

maksudnya adalah proses ekstraksi yang dilakukan dihentikan ketika telah terjadi

keseimbangan konsentrasi antara pelarut dengan cairan intrasel (senyawa di dalam

sel). salah satu cara untuk menentukan apakah proses maserasi sudah selesai dan

perlu dihentikan ialah dengan pemberian indikator. Caranya yaitu mengambil

sejumlah tertentu dari maserat lalu ditambahkan pereaksi yang tepat, lalu di amati

apakah terjadi perubahan warna, kekeruhan atau adanya endapan. Bila hasilnya

negatif atau sangat minim berarti zat yang ingin kita ambil dalam maserat sedah

habis atau hampir habis.

Proses ekstraksi dengan metode maserasi merupakan metode yang paling

mudah dilakukan karena memakai alat yang sederhana, yaitu toples atau bejana

untuk menampung maserat, batang pengaduk untuk mengaduk maserat setiap

harinya dan rotavapor untuk memekatkan maserat hasil maserasi menjadi ekstrak

yang kental. Metode yang digunakan cukup mudah karena tidak perlu teknik

khusus, cukup rendamkan simplisia dalam sejumlah tertentu etanol 95 % sambil

diaduk tiap harinya sampai lima hari lalu di rotavapor untuk mendapatkan ekstrak

yang kental.

Tujuan dari proses ekstraksi ialah yang pertama yaitu untuk mengawetkan,

maksudnya ialah apabila suatu zat disimpan dalam bentuk simplisia kering, nanti

dikhawatirkan akan mudah rusak. Seperti tercemar oleh serangga atau kapang.

Sedangkan apabila dalam bentuk ekstrak, sediaan akan lebih awet karena tidak

mengandung air. Alsan yang kedua ialah untuk identifikasi. Identifikasi yang

dimaksud ialah dengan mengubah simplisia kering menjadi ekstrak dapat lebih

mempersempit lagi kandungan zat aktif dalam suatu ekstrak. Misalnya

diperkirakan dalam suatu simplisia kering mengandung kurang lebih 5000 macam

senyawa setelah di proses dalam bentuk ekstrak akan dapat menyusut menjadi

Page 7: laporan praktikum Maserasi

kurang lebih 1000 senyawa. Salah satu sebab terjadinya pengurangan ini

dikarenakan adanya proses pemisahan yaitu zak aktif pada simplisia kering hanya

terlarut pada pelarut yang cocok. Dengan dibuatnya sediaan ekstrak simplisia

tersebut lebuh mudah diamati dan direaksikan. Tujuan yang ke tiga ialah dengan

sediaan berbentuk ekstrak akan dapat mudah dibuat menjadi sediaan farmasi

lainnya. Contohnya ialah ekstrak belladona yang diambil dari atropa belladon.

Dengan sediaan berbentuk ekstrak akan mudah untuk dibuat sediaan pil, puyer

dan lainnya.

Setelah didapatkan ekstrak yang kental dari Psidii Folium, tahap

selanjutnya adalah skiring fitokimia. Tujuannya adalah untuk mengetahui

berbagai macam zat yang terkandung dalam psidii folium dengan berbagai macam

metode identifikasi.

I. KESIMPULAN

1. Tujuan dari proses ekstraksi ialah untuk meningkatkan konsentrasi zat aktif,

mengawetkan, identifikasi dan mempermudah untuk membentuk berbagai

sediaan farmasi karena dalam bentuk ekstraknya.

2. Metode maserasi merupakan metode ekstraksi dengan prinsip ekstraksi

sampai setimbang antara konsentrasi di dalam dan di luar sel.

3. Proses ekstraksi dengan metode maserasi merupakan metode yang paling

mudah dilakukan karena memakai alat yang sederhana.

4. Salah satu cara untuk menentukan apakah proses maserasi sudah selesai dan

perlu dihentikan ialah dengan pemberian indikator (biasanya indikator

warna).

5. Pelarut yang digunakan dalam metode maserasi harus dapat melarutkan zat

aktif yang akan diekstrak.

Page 8: laporan praktikum Maserasi

DAFTAR PUSTAKA

Agoes.G.2007. Teknologi Bahan Alam.21,38 – 39.Bandung : ITB Press

Harborne,J.B.1994. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Bandung : Penerbit ITB

Page 9: laporan praktikum Maserasi

LAMPIRAN