lapkas hep
DESCRIPTION
....TRANSCRIPT
Laporan Kasus – Hepatitis A
LAPORAN KASUS
HEPATITIS A
Penyaji:
dr. Della Putri Ariyani
Pembimbing:
dr. Theresia Kusumarita
dr. Herry Permana
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 25 NOVEMBER 2015 – 24 NOVEMBER 2016
RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA
BENGKULU SELATAN
Program Internsip Dokter Indonesia 1RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 3
BAB I : LAPORAN KASUS 4
1. Identitas Pasien 4
2. Anamnesis4
a. Keluhan Utama 4
b. Riwayat Penyakit Sekarang 4
c. Riwayat Penyakit Dahulu 5
d. Riwayat Penyakit Keluarga 5
e. Riwayat Pengobatan 5
f. Riwayat Sosial Ekonomi 5
3. Pemeriksaan Fisik5
4. Pemeriksaan Penunjang 9
5. Follow Up 11
6. Resume 15
7. Diagnosis Kerja 15
8. Pengkajian16
9. Prognosis 1 6
BAB II : PEMBAHASAN 17
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA 21
1. Pendahuluan 21
2. Anatomi 22
3. Etiologi 24
4. Epidemiologi 24
5. Patofisiologi 26
6. Manifestasi Klinis 26
7. Diagnosis 2 8
8. Penatalaksanaan 30
9. Pencegahan 30
DAFTAR PUSTAKA 34
Program Internsip Dokter Indonesia 2RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
PENDAHULUANFungsi utama dari hati atau liver adalah menyaring racun-racun yang ada
pada darah. Selain itu, masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Hepatitis adalah
peradangan pada hati dan dikarakteristikkan dengan adanya sel radang di jaringan
pada organ tersebut, dapat dikarenakan oleh toxin, seperti kimia atau obat ataupun
agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut
"hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis
kronis". Kebanyakan penyakit hepatitis disebabkan oleh infeksi virus. Nama
hepatitis berasal dari bahasa Yunani “hepat” yang berarti liver / hati, dan “itis”
yang berarti radang. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya ataupun dapat
progresif menjadi jaringan parut dan sirosis.
Hepatitis dapat timbul dengan sedikit maupun tidak bergejala, tetapi
terkadang menjadi jaundice, anoreksia (tidak ada nafsu makan) dan lemas. Ada 5
jenis virus hepatitis ini : virus Hepatitis A (HAV), virus Hepatitis B (HBV), virus
Hepatitis C (HCV), virus Hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV). Jenis
virus lain yang ditularkan setelah transfuse seperti virus hepatitis G dan virus TT
telah dapat diidentifikasi, akan tetapi tidak menyebabkan hepatitis. Semua jenis
hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus
hepatitis B, yang merupakan virus DNA.Virus yang paling banyak menjangkiti
manusia adalah VHB, penyebab hepatitis B. Diperkirakan 1 dari 3 orang yang ada
di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 350 juta hidup dengan virus mengendap pada
tubuhnya dan berpotensi menulari orang lain. Sekitar 78% pengidap hepatitis
menimpa penduduk Asia dan pulau-pulau di daerah Pasifik. Virus ini
menyebabkan kematian sedikitnya 600.000 orang per tahun.
Gambaran klinis hepatitis virus pun sangat bervariasi, mulai dari infeksi
yang asimptomatik tanpa kuning sampai yang sangat berat yaitu hepatitis
fulminant yang dapat menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari saja.
Gejala hepatitis akut pun terbagi dalam 4 tahap yaitu : fase inkubasi, fase
prodromal, fase icterus, fase konvalesen (penyembuhan). Di makalah ini hanya
akan menjelaskan lebih rinci tentang penyakit hepatitis A.
Program Internsip Dokter Indonesia 3RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. TR
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Padang Kapuk
Tanggal MRS : 10 Desember 2015
I. ANAMNESIS
Anamnesis berupa Autoanamnesis pada tanggal 10 Desember 2015
Keluhan Utama
Nyeri perut bagian atas disertai badan menjadi kuning sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien wanita, 39 tahun, datang ke IGD RSUD Hasanuddin Damrah
Manna dengan keluhan nyeri perut bagian atas disertai dengan badan menjadi
menguning sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut bagian atas
tidak dipengaruhi oleh sebelum dan sesudah makan. Nyeri selalu timbul dan tidak
menjalar kedaerah bahu, punggung maupun dada. Pasien mengaku bahwa tiba-
tiba mata dan badannya menjadi kuning.
Sebelumnya pasien mengaku badan menjadi mudah lelah, lemas, pegal-
pegal, nyeri kepala, nafsu makan menjadi berkurang dan lidah menjadi terasa
pahit. Pasien mengeluh sering mual dan muntah 1x/hari. Pasien mengaku warna
BAK lebih coklat dari biasanya. Dan BAB normal, tidak mencret dan tidak
bewarna dempul (lebih putih). Tidak ada demam, tidak ada menggigil dan
Program Internsip Dokter Indonesia 4RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
berkeringat, tidak ada batuk, tidak ada pilek sebelumnya. Dan pasien mengaku
tidak ada penurunan berat badan secara drastis.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya, tidak
pernah dirawat di rumah sakit ataupun menjalani operasi. Memiliki Riwayat
Hipertensi yang tidak terkontrol. Riwayat Hepatitis, Diabetes Melitus, Ginjal,
Jantung dan Asma disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang menderita keluhan yang sama seperti pasien. Tidak ada
yang menderita penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, jantung, ginjal, kanker
ataupun asma.
Riwayat pengobatan
Pasien belum berobat kemanapun sebelum ke rumah sakit. Tidak
mengkonsumsi obat hipertensi secara rutin. Tidak ada riwayat pengobatan batuk-
batuk lama.
Riwayat Sosial Ekonomi dan Pribadi
Pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien menyangkal adanya pemakaian
rokok, alcohol, minum obat jamu serta obat-obatan terlarang. Tidak pernah
memakai tatto, melakukan transfusi darah dan jarang berolahraga.
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 10 Desember 2015
Status Generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4M6V5
Program Internsip Dokter Indonesia 5RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70mmHg
Nadi : 88 x/menit, regular, isi cukup
Pernafasan : 16 x /menit
Suhu : 36,7oC
Kepala
Normocephali, rambut hitam, tidak teraba adanya benjolan, maupun luka.
Mata
Palpebra normal, ptosis (-), lagoftalmos (-), trauma (-),
Konjungtiva anemis tidak tampak
Sklera ikterik +/+ (Kuning Kehijauan),
Kornea jernih, tidak ada sekret,
Pupil bulat, isokor, diameter 3mm/3mm,
Refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
Gerak bola mata terkonjugasi ke segala arah.
Telinga
Bentuk normal, deformitas (-), nyeri tekan (-), sekret (-).
Hidung
Bentuk normal, septum deviasi (-), pernapasan cuping hidung (-), sekret (-).
Mulut
Bibir pink, kering (+), tidak sianosis,
Mukosa mulut tidak ada sariawan, tidak ada tanda-tanda sianosis,
Gigi utuh dan tidak pakai gigi palsu, tidak terdapat gusi berdarah,
Lidah bentuk normal, bersih, pergerakan baik, tidak ada tremor,
Palatum normal, tidak ada celah langit-langit,
Faring tidak hiperemis, arcus faring simetris,
Program Internsip Dokter Indonesia 6RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Uvula di tengah,
Tonsil normal, ukuran T1/T1.
Leher
Bentuk normal, simetris, tidak teraba massa,
Trakea berada di tengah, tidak ada deviasi,
Tidak teraba adanya pembesaran KGB leher dan supraklavikular,
Tidak teraba ada pembesaran kel.parotis maupun kel. tiroid,
Toraks
Inspeksi
Bentuk simetris, tidak ada retraksi suprasternal-intercostal,
Intercostal space normal, tidak melebar ataupun menyempit,
Tidak tampak adanya masa atau scar,
Pergerakan pernafasan normal, tidak ada bagian yang tertinggal,
Iktus cordis tidak tampak.
Palpasi
Tidak ada massa,
Taktil fremitus tidak melemah maupun mengeras, kanan = kiri.
Perkusi
Sonor pada semua lapangan paru.
Auskultasi
Paru: Suara nafas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1S2 reguler, HR 88x/menit, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi
Dinding perut terlihat simetris, bentuk dinding perut datar,
Program Internsip Dokter Indonesia 7RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Tidak ada kelainan kulit maupun pelebaran vena,
Pergerakan dinding perut sesuai irama pernapasan.
Palpasi
Dinding perut supel, tidak terdapat distensi abdomen,
Terdapat nyeri tekan epigastrium (+)
Hati: teraba kurang lebih 1-2 jari dibawah arkus kosta.
Limpa: tidak teraba.
Ginjal: nyeri ketok CVA (-), Ballottement (-).
Perkusi
Timpani di seluruh kuadran abdomen.
Auskultasi
Bising usus (+) normal.
Ekstremitas
Bentuk dan ukuran tangan dan kaki tidak ada deformitas,
Akral hangat, tampak ikterik di keempat ekstremitas,
Tidak tampak adanya edema di kedua ekstremitas bawah,
Tremor tidak ada di keempat ekstremitas.
Anogenital
Tidak dilakukan pemeriksaan.
Diagnosa Kerja Pada saat Di IGD :
Ikterik ec Suspek Hepatitis A
Diagnosa banding pada saat Di IGD:
Ikterik ec Suspek Hepatitis B
Ikterik ec Suspek Kolelithiasis
Ikterik ec Suspek Koledocolithiasis
Program Internsip Dokter Indonesia 8RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Penatalaksanaan pada saat Di IGD :
- IVFD RL 20 tpm
- Inj Ranitidine 2x1 amp (IV)
- Inj. Ondansentrone 2x1amp (IV)
- Curcuma 3x1tab
- Cek lab: Hematologi Rutin, HbsAg Rapid, Kimia Darah Lengkap,
Urinalisa Lengkap
- Rawat Zall Penyakit Dalam
- Konsul dr. Maghdalena Sp.PD
III. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (10 Desember 2015, pukul 23.00 WIB)
Tes Hasil Unit Nilai rujukan
Hemoglobin 12,1 g/dL 13.0 – 16.0
Leukosit 7,7 103/µL 4.0 – 10.0
Hematokrit 37 % 36.0 – 48.0
Jumlah Trombosit 373 103/µL 150 – 400
KIMIA DARAH
Bilirubin
Total 1,8 mg/dl 0,20 – 1,20
Direk 1,2 mg/dl 0,0 – 0,5
Indirek 0,6 mg/dl 0,00 – 0,70
GDS 73 mg/dl 80-140
Kolesterol total 159 mg/dl <200
Asam urat 2,8 mg/dl 2,7 – 7,2
Ureum 11 mg/dl 6 – 20
Kreatinin 0,6 mg/dl 0,5 - 0,9
Program Internsip Dokter Indonesia 9RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
SGOT – SGPT
SGOT 680 U/L 5 – 34
SGPT 801 U/L < 55
Serologi
HBsAg Rapid Negatif Negatif
Urinalisa (14 Desember 2015)
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Agak Keruh Jernih
Protein Negative Negative
Glukosa Negative Negative
Sedimen
Eritrosit 1-3 /µL <3
Leukosit 3-5 /µL <10
Silinder Negatif 0
Sel Epitel (+)
Kristal Negative Negative
Bakteri Negative
pH 6.5 4.5-8.0
Berat Jenis 1.005 1.000-1.030
Bilirubin Positif Negative
sgotUrobilinogen Negatif Mg/dL 0.1-0.9
Keton Negatif Negative
Darah Samar Negative Negative
Leukosit Esterase Negative Negative
Nitrit Negative Negative
Program Internsip Dokter Indonesia 10RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
IV. FOLLOW UP
Jumat, 11 Desember 2015
S : Nyeri Ulu hati (+), Nyeri Kepala (+), Mual (+)
O : Keadaan umum : sakit ringan – sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tanda Vital:
- Tekanan darah: 150/100 mmHg,
- Nadi: 80 kali/menit,
- Pernafasan 23 kali/menit,
- Suhu: 36,5oC.
Mata : CA-/-, SI+/+
C/P dalam batas normal
Abdomen: supel, bunyi usus (+) normal, nyeri tekan (+) epigastrium,
hepatomegali (+)
Extremitas : ikterik (+)
A : Ikterik ec Hepatitis A virus, dd/ Suspek Kolelithiasis dan Koledocolithiasis
Hipertensi Grade I
P : IVFD Dextrose10% 20 tpm
Inj. Pantoprazole 1x1vial (iv)
Inj. Ondansentrone 2x1amp (iv)
Tab. Curcuma 3x1
Tab. Pro liver 1x1
Tab. Amlodipine 1x5mg
Pemeriksaan Anjuran : USG Abdomen
Sabtu, 12 Desember 2015
S : Nyeri Ulu hati (+) hilang timbul, Mual mulai berkurang, nafsu makan masih
kurang
O : Keadaan Umum : Sakit ringan - sedang
Kesadaran :Compos Mentis
Program Internsip Dokter Indonesia 11RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Tanda Vital:
- Tekanan darah: 140/90 mmHg,
- Nadi: 86 kali/menit,
- Pernafasan 20 kali/menit,
- Suhu: 36,8oC.
Mata : CA-/-, SI+/+
C/P dalam batas normal
Abdomen: supel, bunyi usus (+) normal, nyeri tekan (+) epigastrium,
hepatomegali (+)
Extremitas : ikterik (+)
A : Ikterik ec Hepatitis A virus, dd/ Suspek Kolelithiasis dan Koledocolithiasis
Hipertensi Grade I
P : IVFD Dextrose10% 20 tpm
Inj. Pantoprazole 1x1vial (iv)
Inj. Ondansentrone 2x1amp (iv)
Tab. Curcuma 3x1
Tab. Pro liver 1x1
Tab. Amlodipine 1x5mg
Pemeriksaan Anjuran : USG Abdomen
Minggu, 13 Desember 2015
S : Nyeri Ulu hati (+) hilang timbul, Mual mulai berkurang, sulit tidur (+)
O : Keadaan Umum : Sakit ringan - sedang
Kesadaran :Compos Mentis
Tanda Vital:
- Tekanan darah: 130/90 mmHg,
- Nadi: 82 kali/menit,
- Pernafasan 24 kali/menit,
- Suhu: 36,5oC.
Mata : CA-/-, SI+/+
Program Internsip Dokter Indonesia 12RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
C/P dalam batas normal
Abdomen: supel, bunyi usus (+) normal, nyeri tekan (+) epigastrium,
hepatomegali (+)
Extremitas : ikterik (+)
A : Ikterik ec Hepatitis A virus, dd/ Suspek Kolelithiasis dan Koledocolithiasis
Hipertensi Grade I
P : IVFD Dextrose10% 20 tpm
Inj. Pantoprazole 1x1vial (iv)
Inj. Ondansentrone 2x1amp (iv)
Tab. Curcuma 3x1
Tab. Pro liver 1x1
Tab. Amlodipine 1x5mg
Tab. Alprazolam 0- 0 - 0,5mg
Pemeriksaan Anjuran : USG Abdomen
Senin, 14 Desember 2015
S : Nyeri Ulu hati (+) mulai hilang, Mual(-) , sulit tidur (+)
O : Keadaan Umum : Sakit ringan - sedang
Kesadaran :Compos Mentis
Tanda Vital:
- Tekanan darah: 130/80 mmHg,
- Nadi: 86 kali/menit,
- Pernafasan 22 kali/menit,
- Suhu: 36,5oC.
Mata : CA-/-, SI+/+
C/P dalam batas normal
Abdomen: supel, bunyi usus (+) normal, nyeri tekan (-) epigastrium,
hepatomegali (+)
Extremitas : ikterik (+)
Program Internsip Dokter Indonesia 13RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
A : Ikterik ec Hepatitis A virus, dd/ Suspek Kolelithiasis dan Koledocolithiasis
Hipertensi Grade I
P : IVFD Dextrose10% 20 tpm
Inj. Pantoprazole 1x1vial (iv)
Inj. Ondansentrone 2x1amp (iv) stop
Tab. Curcuma 3x1
Tab. Pro liver 1x1
Tab. Amlodipine 1x5mg
Tab. Alprazolam 0- 0 - 0,5mg
Pemeriksaan Anjuran : USG Abdomen
Selasa, 15 Desember 2015
S : Tidak ada keluhan
O : Keadaan Umum : Sakit ringan - sedang
Kesadaran :Compos Mentis
Tanda Vital:
- Tekanan darah: 130/80 mmHg,
- Nadi: 80 kali/menit,
- Pernafasan 23 kali/menit,
- Suhu: 36,5oC.
Mata : CA-/-, SI+/+
C/P dalam batas normal
Abdomen: supel, bunyi usus (+) normal, nyeri tekan (-) epigastrium,
hepatomegali (+)
Extremitas : ikterik (+)
A : Ikterik ec Hepatitis A virus, dd/ Suspek Kolelithiasis dan Koledocolithiasis
Hipertensi Grade I
Program Internsip Dokter Indonesia 14RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
P : IVFD Dextrose10% 20 tpm
Inj. Pantoprazole 1x1vial (iv)
Tab. Curcuma 3x1
Tab. Pro liver 1x1
Tab. Amlodipine 1x5mg
Tab. Alprazolam 0- 0 - 0,5mg
Pemeriksaan Anjuran : USG Abdomen
Boleh Pulang
V. RESUME
Seorang pasien wanita usia 39 tahun, datang ke IGD RSUD Hasanuddin
Damrah Manna dengan keluhan nyeri perut bagian atas disertai dengan badan
menjadi menguning sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengaku bahwa tiba-tiba mata dan badannya menjadi kuning. Sebelumnya
pasien mengaku badan menjadi mudah lelah, lemas, pegal-pegal, nyeri kepala,
nafsu makan menjadi berkurang dan lidah menjadi terasa pahit. Pasien
mengeluh sering mual dan muntah 1x/hari. Pasien mengaku warna BAK lebih
coklat dari biasanya. Dan BAB normal. Memiliki riwayat hipertensi yang tidak
terkontrol.
Tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
88x/menit, pernafasan 16x/menit, suhu 36,7 oC. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan skela ikterik, mulut kering, nyeri tekan bagian epigastrium,
pembesaran hati yang teraba 1-2 jari dibawah arkus kosta dan tampak ikterik
pada ke empat ekstremitas.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar bilirubin dan fungsi hati
yang meningkat serta didapatkannya bilirubin pada pemeriksaan urin.
VI. DIAGNOSIS KERJA
Ikterik ec Hepatitis A
Hipertensi Grade I
Program Internsip Dokter Indonesia 15RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Diagnosis Banding
Ikterik ec kolelithiasis
Ikterik ec koledocolithiasis
VII.PENGKAJIAN
Diagnosa Hepatitis A ditegakkan berdasarkan :
Gejala subjektif, yaitu: badan mudah lelah, lemas, pegal-pegal, nyeri
kepala, nyeri ulu hati, nafsu makan berkurang, lidah menjadi terasa
pahit, mual, muntah, BAK lebih coklat.
Gejala objektif: Dari pemeriksaan fisik ditemukan sklera ikterik,
hepatomegali dan keempat ekstremitas ikterik. Pemeriksaan darah
didapatkan peningkatan SGOT dan SGPT yang signifikan, adanya
peningkatan serum bilirubin. Dari hasil pemeriksaan urin didapatkan
bilirubin positif.
Pengobatan yang diberikan
Pemberian cairan Dextrose 10% 20 tpm
Pemberian hepatoprotektor : curcuma 3x1tab dan pro liver 1x1tab
Untuk rasa antiemetik : inj Ondansentron 2x1amp
Untuk mengurangi sekresi asam lambung: inj. Ranitidine 2x1amp
inj. Pantoprazole 1x1vial
Saran yang diberikan:
Pasien diminta untuk beristirahat dan makan makanan yang bergizi
supaya kesehatan dapat membaik dan dapat meningkatkan imunitasnya.
Sebaiknya dilakukan USG abdomen untuk menegakkan diagnosa
kerja.
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Program Internsip Dokter Indonesia 16RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Ad sanationam : dubia ad malam
BAB II
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut dengan disertai mata dan badan
menguning (ikterus). Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau
jaringan lainnya (membran mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh
bilirubin yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah. Untuk pendekatan
terhadap pasien ikterus perlu ditinjau kembali fisiologis pembentukan bilirubin
dan patofisiologi terjadinya peninggian bilirubin indirek atau direk.
Fisiologi dari pembentukan bilirubin. Bilirubin adalah produk akhir
metabolisme protoporfirin besi atau heme, yang sebanyak 75% berasal dari
hemoglobin dan 25% dari heme di hepar (enzim sitokrom, katalase dan heme
bebas), mioglobin otot serta eritropoesis yang tidak efektif di sumsum tulang.
Pemecahan heme menghasilkan biliverdin yang akan diubah menjadi bilirubin
tak terkonjugasi. Bilirubin tak terkonjugasi larut dalam lemak dan tidak larut
dalam air, sehingga tidak dapat diekskresi dalam empedu atau urin. Bilirubin tak
terkonjugasi berikatan dengan albumin (transporter) dalam suatu kompleks larut
air, kemudian diangkut oleh darah ke sel-sel hati. Setiap molekul albumin mampu
mengikat satu molekul bilirubin. Artinya pada kadar bilirubin serum normal,
semua bilirubin yang dibawa ke dalam hati berikatan dengan albumin, dengan
sejumlah kecil bilirubin bebas yang berdifusi ke jaringan lain. Ambilan oleh sel
hati memerlukan dua protein hati yaitu yang diberi simbol sebagai protein Y dan
Z. Dalam sel hepar bilirubin indirek dikonjugasi oleh enzim glukoronil
transferase dalam retikulum endoplasma. Bilirubin terkonjugasi tidak larut dalam
lemak, tetapi larut dalam air dan dapat diekskresi dalam empedu dan urin.dalam
air. Didalam hati kira-kira 80% bilirubin terdapat dalam bentuk bilirubin direk
(terkonjugasi atau bilirubin II). Langkah terakhir dalam metabolisme bilirubin hati
adalah transport bilirubin terkonjugasi melalui membran sel ke dalam empedu
melalui suatu proses aktif. Bilirubin tak terkonjugasi tidak diekskresi ke dalam
Program Internsip Dokter Indonesia 17RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
empedu, kecuali setelah proses fotooksidasi atau fotoisomerisasi. Bakteri usus
mereduksi bilirubin II menjadi serangkaian senyawa yang disebut sterkobilin atau
urobilinogen. Zat-zat ini menyebabkan feses berwarna coklat. Sekitar 10-20%
urobilinogen mengalami siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil
diekskresi dalam urin.
Patofisiologi dari ikterus mengenai tahapan metabolisme bilirubin yang
berlangsung dalam 3 fase, yaitu prehepatik, intrahepatik, pascahepatik, masih
relevan. Pentahapan yang baru menambahkan 2 fase lagi sehingga pentahapan
metabolisme bilirubin menjadi 5 fase, yaitu fase pembentukan bilirubin, transpor
plasma, liver uptake, konjugasi, dan ekskresi bilier. Ikterus disebabkan oleh
gangguan pada salah satu dari 5 fase metabolisme bilirubin tersebut. Dari
pembagian 5 fase ikterus diatas kita dapat membuat diagnosa banding dari
ikterus :
1. Pre hepatik (pembentukan bilirubin dan transport plasma)
- Ikterus hemolitik
Hemoglobin abnormal (sickle sel anemia)
Kelainan eritrosit (sferositosit herediter)
Antibodi serum (Rhesus inkompabilitas transfusi)
Malaria tropika berat
- Gangguan pada pengikat (albumin)
Sindroma Gilbert Meulengracht
Obat-obatan (asam flavaspidat, novobiosin)
Diagnosa banding ini bisa dihilangkan karena bilirubin yang meningkat
adalah bilirubin direk.
2. Hepatik (liver uptake dan konjugasi)
Program Internsip Dokter Indonesia 18RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
- Gangguan konjugasi (enzim glukoronil transferase)
Ikterus neonatorum
Sindroma Crigter-Najjar
Bisa di hilangkan dari diagnosa banding karena penyakit ini terjadi
sejak lahir.
- Hepatitis (A,B,C,D,E)
- Alkoholic
- Leptospirosis
- Efek samping Obat (isoniazid, fenitoin dan halotan)
- Gagal jantung kanan (kongesti hati)
- Sepsis (endotoksin)
3. Pasca Hepatik (ekskresi bilier)
Kolelithiasis
Koledokolithiasi
Ca kaput pankreas bisa dihilangkan dari diagnosa banding karena
dari anamnesis tidak ditemukan penurunan badan yang signifikan.
Pankreatitis bisa dihilangkan dari diagnosa banding karena
kebanyakan ikterus yang terjadi pada pankreatitis karena disebabkan
oleh koledocolithiasis, sedangkan pada pasien belum tentu terjadi
koledocolithiasis.
Dapat disimpulkan dari beberapa patofisiologi ikterus diatas diagnosa banding
pada pasien ini adalah :
1. Hepatitis (A,B,C,D,E)
Program Internsip Dokter Indonesia 19RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Bisa dihilangkan dari diagnosa banding karena tidak ditemukan dalam anamnesis
Laporan Kasus – Hepatitis A
2. Kolelithiasis
3. Koledocolithiasis
Setelah dilakukan anamnesis lebih lanjut ditemukan bahwa sebelum
terjadi kuning pada mata dan badan. Pasien mengeluh badan menjadi mudah
lelah, lemas, pegal-pegal, nyeri kepala, nafsu makan menjadi berkurang dan
lidah menjadi terasa pahit. Pasien mengeluh sering mual dan muntah 1x/hari.
Pasien mengaku warna BAK lebih coklat dari biasanya. Dan BAB normal.
Keluhan pasien diperkuat dengan pemeriksaan fisik, bahwa ditemukan
sklera ikterik, warna kulit kuning, bibir kering, nyeri tekan pada epigastrium,
dan hepatomegali. Ikterik yang ditemukan pada sklera ternyata kuning
kehijauan yang menunjukkan bahwa bilirubin yang meningkat adalah bilirubin
direk.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan HbsAg rapid Negatif,
peningkatan pada SGOT dan SGPT yang signifikan, adanya peningkatan serum
bilirubin (bilirubin total dan bilirubin direk). Dari hasil pemeriksaan urin
didapatkan bilirubin positif. Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang
diagnosa kerja lebih mengarah kepada hepatitis A. Karena reagen untuk
hepatitis B menunjukkan hasil negatif, hepatitis D bisa disingkarkan karena
biasanya hepatitis ini replikasi nya perlu bantuan virus hepatitis B. Hepatitis C
bisa disingkirkan karena bersifat kronis. Namun, tidak dapat menghapus
diagnosa banding kolelithiasis dan koledocolithiasis sebelum adanya hasil USG
abdomen karena pasien memiliki faktor resiko 4F (Fatty, Fourty, Female,
Fertile).
Program Internsip Dokter Indonesia 20RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
HEPATITIS APendahuluan
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa
disebabkan oleh virus, alkohol, narkoba, obat (termasuk obat yang diresepkan),
atau racun. Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik (IO). Tetapi kebanyakan
hepatitis disebabkan oleh infeksi virus. Ada 5 macam virus hepatitis, tipe A, B, C,
D, dan E. 5 tipe dari virus ini menjadi perhatian karena penyebab kesakitan dan
kematian serta berpotensi menjadi penyakit penyebaran yang luas.
Hepatitis A dan E kebanyakan disebabkan karena tertelan air atau
makanan yang terkontaminasi. Hepatitis B, C, dan D timbul dari kontak parenteral
dengan cairan tubuh yang terinfeksi. Kebanyakan transmisi untuk virus ini
termasuk penerima produk darah yang terkontaminasi, prosedur medis yang
invasif yang menggunakan peralatan yang terkontaminasi, dan untuk hepatitis B
dari proses kelahiran antara ibu ke anak, dari keluarga ke anak ataupun dari
hubungan seksual.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan
infeksi dengan virus-virus lainnya , seperti :
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes simplex
Virus Varicella-zoster
Pasien biasanya sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan
mempunyai penyakit liver residu. Umumnya penderita hepatitis akut pada orang
dewasa akan sembuh secara sempurna (>90%). Hanya sebagian kecil yang
menetap (permanent) dan menjadi kronik (5 – 10%). Meskipun angka kematian
hepatitis relatif lama, pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian.
Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. Penderita
Program Internsip Dokter Indonesia 21RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
akan mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada
beberapa kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga
menyebabkan seluruh badan terasa lemas.
Di negara berkembang, dan di daerah dengan standar higiene yang buruk,
kejadian infeksi virus ini adalah tinggi dan penyakit biasanya kontak pada anak
usia dini. Setelah kenaikan pendapatan dan akses untuk membersihkan air
meningkat, insiden HAV menurun. Hepatitis A menyebabkan infeksi dengan
tanda-tanda dan gejala klinis pada lebih dari 90% anak yang terinfeksi dan karena
infeksi menimbulkan kekebalan seumur hidup, penyakit ini tidak ada makna
khusus untuk mereka yang terinfeksi pada awal kehidupan. Di Eropa, Amerika
Serikat dan negara-negara industri lainnya, di sisi lain, infeksi ditularkan terutama
oleh orang dewasa muda yang rentan, kebanyakan dari mereka terinfeksi dengan
virus selama perjalanan ke negara-negara dengan kejadian penyakit yang tinggi,
atau melalui kontak dengan orang menular.
Infeksi HAV merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri yang tidak
mengakibatkan infeksi kronis atau penyakit hati kronis. Namun, 10% -15% dari
pasien mungkin mengalami gejala kekambuhan selama 6 bulan setelah penyakit
akut. Gagal hati akut dari hepatitis A jarang terjadi (secara keseluruhan tingkat
fatalitas kasus: 0,5%). Risiko untuk infeksi simtomatik secara langsung berkaitan
dengan usia, dengan> 80% orang dewasa mengalami gejala kompatibel dengan
hepatitis virus akut dan mayoritas anak-anak memiliki infeksi yang asimtomatik
atau tidak bergejala. Antibodi dihasilkan sebagai respons terhadap infeksi HAV.
Berlangsung selama hidup dan memberikan perlindungan terhadap reinfeksi.
Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi, vaksin hepatitis A dan telah terbukti
efektif dalam mengendalikan wabah di seluruh dunia.
Anatomi
Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang
iga kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin. Hati merupakan
kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri dari
dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan
Program Internsip Dokter Indonesia 22RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum
Falsiformis.
Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan
heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus
mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut
sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai pertahanan hati.
Sistem biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil
dilapisi oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati.Kanalikulus biliaris
membentuk duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus
biliaris di dalam traktus porta.
Fungsi dasar hati dibagi menjadi :
Fungsi vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah. Ada dua macam
aliran darah pada hati, yaitu darah portal dari usus dan darah arterial, yang
keduanya akan bertemu dalam sinusoid. Darah yang masuk sinusoid akan
difilter oleh sel Kupffer.
Fungsi metabolik. Hati memegang peran penting pada metabolisme
karbohidrat, protein, lemak, vitamin.
Fungsi ekskretorik. Banyak bahan diekskresi hati di dalam empedu, seperti
bilirubin, kolesterol, asam empedu, dan lain-lain.
Fungsi sintesis. Hati merupakan sumber albumin plasma; banyak globulin
plasma, dan banyak protein yang berperan dalam hemostasis.
Program Internsip Dokter Indonesia 23RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Etiologi
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E
Metode
Transmisi
Fekal-oral
melalui orang
lain
Parenteral
seksual,
perinatal
Parenteral jarang
seksual, orang ke
orang, perinatal
Parenteral
perinatal,
memerlukan
koinfeksi dengan
type B
Fekal-oral
Keparahan Tidak ikterikdan
asimptomatik
Parah Menyebar luas,
dapat berkembang
sampai kronis
Peningkatan
insiden kronis dan
gagal hepar akut
Sama
dengan D
Sumber
virus
Darah, feces,
saliva
Darah, saliva,
semen,
sekresi
vagina
Terutama melalui
darah
Melalui darah Darah, feces, saliva
Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik
dan hepatitis akut.
Epidemiologi dan Faktor Resiko
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati
di seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas
1-2 juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan klinis
anikterik, tidak nyata atau subklinis.Secara global virus hepatitis merupakan
penyebab utama viremia yang persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang
Program Internsip Dokter Indonesia 24RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-
kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8 – 68,3 %. Peningkatan
prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi dan lebih
nyata di daerah dengan kondisi kesehatan dibawah standar. Lebih dari 75% anak
dari berbagai benua Asia, Afrika, India, menunjukkan sudah memiliki antibody
anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian besar infeksi HAV didapat pada awal
kehidupan, kebanyakan asimptomatik atau sekurangnya anikterik.
Virus Hepatitis A (HAV)
Masa inkubasi 15 – 50 hari (rata-rata 30 hari)
Distribusi di seluruh dunia; endemisitas tinggi di negara bekembang
HAV dieksresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-2 minggu
sebelum dan 1 minggu setelah awitan penyakit.
Viremia muncul singkat (tidak lebih dari 3 minggu), kadang-kadang
sampai 90 hari pada infeksi yang membandel atau infeksi yang kambuh.
Transmisi enterik (fekal-oral) predominan di antara anggota keluarga.
Kejadian luar biasa dihubungkan dengan sumber umum yang digunakan
bersama, makanan terkontaminasi dan air.
Faktor resiko lain meliputi :
o pusat perawatan sehari untuk bayi dan anak batita
o institusi untuk developmentally disanvantage
o berpergian ke negara berkembang
o perilaku seks oral – anal
o pemakaian bersama pada IVDU (intra vena drug user)
Tidak terbukti adanya penularan maternal – neonatal
Prevalensi berkolerasi dengan standar sanitasi dan rumah tinggal ukuran
besar
Transmisi melalui transfusi darah sangat jarang.
Program Internsip Dokter Indonesia 25RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Patophysiology
Program Internsip Dokter Indonesia 26RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Setelah liver membuka sejumlah agen seperti virus, liver menjadi
membesar dan terjadi peradangan sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit
dan tidak nyaman. Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit, pembelahan
sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas, nekrosis dan
regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi
disebabkan karena virus masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam
pembelahan jaringan-jaringan hepar (sel-sel hepar). Oedema dari saluran-saluran
empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan
hepatitis E sangat terbatas. Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada
manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon
imunologi dari klien . Komplex kekebalan – Kerusakan jaringan secara tidak
langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut
B .Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan
dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian.Respon-respon
klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Fase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan
aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym, perbaikan sel-sel hepar. Jika tidak
sungguh-sungguh komplikasi berkembang, sebagian besar penyembuhan fungsi
hati pasien secara normal setelah hepatitis virus kalah. Regenerasi lengkap
biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .
Tanda dan Gejala
Gejala awal infeksi hepatitis A mirip dengan gejala influenza, tetapi
beberapa penderita, terutama anak-anak, tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Gejala biasanya muncul 2 sampai 6 minggu, (periode inkubasi), setelah infeksi
awal.
Gejala biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, meskipun beberapa
orang dapat sakit selama 6 bulan. Namun secara umum, manifestasi semua jenis
hepatitis sama. Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Stadium-
stadiumnya antara lain :
Program Internsip Dokter Indonesia 27RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit
kepala, lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri
diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat.
Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula
terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan
berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan
tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih
cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab
yang biasanya berbeda
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan hepatitis secara umum :
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
- Urobilirubin direk
- Bilirubin serum total
- Bilirubin urine
- Urobilinogen urine
- Urobilinogen feses
Jika bilirubin diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk,
mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
b. Pemeriksaan protein
- Protein totel serum
- Albumin serum
- Globulin serum
Program Internsip Dokter Indonesia 28RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
- HbsAG
Albumin serum biasanya menurun, hal ini disebabkan karena sebagian
besar protein serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun
pada berbagai gangguan hati.
c. Waktu protombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang.Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis
protombin.
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian
tampak menurun.SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yang
terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang
rusak, meningkat pada kerusakan sel hati.
- LDH
- Amonia serum
2. Radiologi
- Foto rontgen abdomen
- Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
- Kolestogram dan kalangiogram
- Ateriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
- Biopsi hati
Meskipun HAV diekskresi dalam tinja menjelang akhir masa inkubasi,
Program Internsip Dokter Indonesia 29RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
diagnosis spesifik dibuat oleh deteksi HAV IgM antibodi spesifik dalam darah.
Antibodi IgM hanya ada dalam darah menyusul infeksi hepatitis akut A. Hal ini
terdeteksi dari satu sampai dua minggu setelah infeksi awal dan berlangsung
sampai 14 minggu. Kehadiran antibodi IgG dalam darah berarti bahwa tahap akut
penyakit ini sudah pernah ada dan orang tersebut sudah kebal terhadap infeksi
lebih lanjut. IgG antibodi terhadap HAV juga ditemukan dalam darah berikut
vaksinasi dan tes untuk kekebalan terhadap virus didasarkan pada deteksi antibodi
ini.
Selama tahap akut infeksi, alanin transferase enzim hati (ALT) ada
didalam darah pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada normal. Enzim berasal
dari sel-sel hati yang telah rusak oleh virus. Virus hepatitis A ada didalam darah,
(viral load), dan kotoran orang yang terinfeksi sampai dua minggu sebelum
penyakit klinis berkembang.
Penatalaksanaan
Tidak ada penanganan khusus untuk hepatitis A, pasien hanya dianjurkan
untuk tirah baring.
Penatalaksanaan untuk hepatitis A :
1. Dehidrasi berat diindikasikan untuk rawat inap
2. Tidak ada terapi medicamentosa karena pasien bisa sembuh sendiri
3. Pemeriksaan bilirubin pada minggu kedua dan ketiga untuk pemantauan
4. Pembatasan aktivitas fisik agar tidak membebani hati hingga fungsi hati
kembali normal.
5. Dihindari makanan yang mengandung alkohol atau hepatotoksik.
Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila
pasienterus menerus muntah.
Pencegahan
Pencegahan hepatitis virus secara umum :
Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu
sebelum makan dan setelah dari toilet
Program Internsip Dokter Indonesia 30RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air
Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya
dengan air botol. Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti
sayuran mentah, buah dan sup
Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran kuman antar
anggota keluarga. Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen,
handuk, alat makan dan gelas minuman sesama keluarga
Jangan berbagi jarum suntikan
Pencegahan terhadap infeksi hepatitis A secara enterik :
Pencegahan dengan imunoprofilaksis
1. Imunoprofilaksis sebelum paparan
a. Vaksin HAV yang dilemahkan
Efektifitas tinggi (angka proteksi 94 – 100 %)
Sangat imunogenik (hampir 100% pada subjek sehat)
Antibodi protektif terbentuk dalam 15 hari pada 85 – 90% subjek
Aman, toleransi baik
Efektifitas proteksi selama 20 – 50 tahun
Efek samping utama adalah nyeri di tempat penyuntikan
b. Dosis dan jadwal vaksin HAV
> 19 tahun, 2 dosis HAVRIX (1440 Unit Elisa) dengan interval 6-12
bulan
anak > 2 tahun, 3 dosis HAVRIX (360 Unit Elisa), 0, 1, dan 6-12 bulan
atau 2 dosis (720 Unit Elisa), 0, 6-12 bulan
c. Indikasi vaksinasi
Pengunjung di daerah resiko tinggi
Homoseksual dan biseksual
IVUD
Anak dan dewasa muda pada daerah yang pernah mengalami kejadian
luar biasa luas
Anak pada daerah dimana angka kejadian HAV lebih tinggi dari angka
nasional
Program Internsip Dokter Indonesia 31RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
Pasien yang rentan dengan penyakit hati kronik
Pekerja laboratorium yang menangani HAV
Pramusaji
Pekerja pada bagian pembuangan air
2. Imunoprofilaksis pasca paparan
Keberhasilan vaksin HAV pada pasca paparan belum jelas
Keberhasilan imunoglobulin sudah nyata akan tetapi tidak sempurna
Dosis dan jadwal pemberian imunoglobulin :
o Dosis 0,02 ml/kg, suntikan pada daerah deltoid sesegera
mungkin setelah paparan
o Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan
o Indikasi : kontak erat dan kontak dalam rumah tangga dengan
infeksi HAV akut
Tiga vaksin yang diproduksi dari kultur sel HAV disebarkan di fibroblast
manusia. Setelah pemurnian dari sel, persiapan HAV formalin-aktif dan
teradsorpsi ke adjuvan aluminium hidroksida.Satu vaksin diformulasikan tanpa
bahan pengawet; dua lainnya disiapkan dengan 2-phenoxyethanol sebagai
pengawet. Vaksin keempat adalah dibuat dari HAV dimurnikan dari kultur sel
yang terinfeksi diploid manusia dan tidak aktif dengan formalin. Persiapan ini
teradsorpsi ke biodegradable, 150 nm vesikula fosfolipid dibubuhi hemaglutinin
dan neuramidase influenza.Virosomes ini diperkirakan untuk langsung
menargetkan influenza prima antibodi-presenting sel serta makrofag, sehingga
merangsang vaksin diinduksi cepat sel B dan T-sel proliferasi di sebagian besar
vaksin. Sebuah kombinasi vaksin yang mengandung hepatitis aktif A dan vaksin
hepatitis B rekombinan telah mendapatkan izin sejak tahun 1996 untuk digunakan
pada anak berusia satu tahun atau lebih di beberapa negara. Kombinasi vaksin
diberikan sebagai rangkaian tiga dosis, menggunakan jadwal0, 1, 6 bulan.
Semua vaksin Hepatitis A sangat imunogenik. Hampir 100% dari orang
dewasa akan mengembangkan tingkat antibodi protektif dalam waktu satu bulan
setelah dosis tunggal vaksin. Hasil yang sama diperoleh pada anak-anak dan
remaja di negara-negara berkembang dan sedang dikembangkan. Efektivitas
Program Internsip Dokter Indonesia 32RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
perlindungan dari vaksin terhadap penyakit klinis ditentukan dalam dua percobaan
besar. Diantara hampir 40.000 anak di Thailand yang berusia 1-16 tahun
efektivitas perlindungannya adalah 94% (95% interval: 82% -99%) setelah dua
dosis vaksin yang diberikan satu bulan terpisah. Diantara sekitar 1000 anak usia
2-16 tahun, tinggal di sebuah komunitas yang sangat endemik penyakit di
Amerika Serikat, kemanjuran satu dosis vaksin adalah 100% (95% interval: 87% -
100%).
Meskipun satu dosis vaksin menyediakan setidaknya perlindungan jangka
pendek, produsen saat ini merekomendasikan dua dosis untuk memastikan
perlindungan jangka panjang. Dalam studi mengevaluasi durasi perlindungan dari
dua atau lebih dosis vaksin hepatitis A, 99% -100% dari individu yang divaksinasi
memiliki tingkat antibodi menunjukkan perlindungan 5-8 tahun setelah vaksinasi.
Model kinetik dari antibodi menunjukkan bahwa durasi perlindungan
kemungkinan harus minimal 20 tahun, dan mungkin seumur hidup.Studi pasca-
pemasaran pengawasan diperlukan untuk memonitor vaksin diinduksi
perlindungan jangka panjang, dan untuk menentukan kebutuhan dosis booster
vaksin.Hal ini terutama berlaku di daerah endemisitas penyakit yang rendah.
Jutaan orang kini telah divaksinasi terhadap HAV.Vaksin saat ini dapat
ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek samping serius terkait dengan
penggunaan mereka.Kontraindikasi untuk vaksinasi hepatitis A termasuk alergi
diketahui salah satu komponen vaksin. Vaksin hepatitis A dapat diberikan dengan
semua vaksin lain yang termasuk dalam Program Perluasan Imunisasi dan dengan
vaksin biasanya diberikan untuk perjalanan. Administrasi serentak globulin serum
imun tidak muncul untuk mempengaruhi secara signifikan pembentukan antibodi
pelindung.
Program Internsip Dokter Indonesia 33RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016
Laporan Kasus – Hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
1. Sanityo A, Sudoyo AW, Alwi I. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam:
Hepatitis Virus Akut, Vol 1, 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2006. p. 427-432
2. Fauci AS, Braunwald E. Harrison’s Manual of Medicine:
Gastroenterology, Acute Hepatitis, 17th ed. McGraw Hill Companies;
2008. p. 854-872
3. Government NSW. 2013. Hepatitis A. Available at:
http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publicationsandresources/pdf/publicat
ion-pdfs/8380/doh-8380-ind.pdf. Access at: January 18th, 2016.
4. World Health Organization. 2000. Hepatitis A. Available at:
http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/HepatitisA_whocdscsredc2000_7
.pdf. Access at: January 18th, 2016.
5. Leksana, Mirzanie H. Tosca: Hepatologi. Jakarta: Tosca Enterprise; 2005.
p. 1-21
6. Kementerian kesehatan RI. 2014. Hepatitis. Available at:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hepatitis.pdf. Access at: January 18th, 2016.
7. Depkes. 2012. Pedoman Pengendalian Hepatitis Virus. Available at:
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Pedoman%20Hepatitis
%20OK.pdf. Access at: January 18th, 2016.
8. Government of Western Australia. 2013. Available at:
http://healthywa.wa.gov.au/~/media/Files/HealthyWA/Original/Sexual-
health/Multicultural-fact-sheets/Indonesian/hep-a-indonesian.ashx. Access
at: January 18th, 2016.
Program Internsip Dokter Indonesia 34RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Periode 25 November 2015– 24 November 2016