kajian pertumbuhan ikan sidat anguilla …digilib.unila.ac.id/55167/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
KAJIAN PERTUMBUHAN IKAN SIDAT Anguilla bicolor (McCelland,1844) YANG DIBERI PAKAN DENGAN PENAMBAHAN ASAM AMINO
SKRIPSI
Oleh
Ricky Hadi Pratama
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRACT
STUDY OF GROWTH OF FISH EEL Anguilla bicolor (McCelland, 1844)WHICH WERE GIVEN FEED WITH THE ADDITION OF AMINO ACIDS
By
RICKY HADI PRATAMA
Eel is one of the fisheries commodity that have not been rearing widely inIndonesia. Constraint that occured in rearing eel is slow growth. A way toaccelerate eel growth is feeding with enrichment by using an amino acids. Anamino acids can be used directly by eel for cell growth and the formation of bodytissue. An amino acid that is used from the stingrays are not utilized by peoplebecause it has no economic value to production activities. This research wasaimed to study the growth rate of eel which is fed with enrichment of an aminoacids derived from stingray extract. The method in this research used completelyrandomized design (CRD) with 3 treatments and 3 replications. The measure ofeel that used are 26-28 cm, the average weight is 28 grams and an amino acidsdosage that used are 0 ml, 0.5 ml and 1 ml. It use FR 3% which is given at nightto support the characteristic of eel that is nocturnal (active at night). The analyzeresult from the parameters that have been observed, there is not a significant effect(P> 0.05) and the fed with enrichment by using an amino acids with the dosageused hasn't been able to be utilized as fish feed mixture to increase growth rate.
Keywords : eel fish, feed, slow growth, stingray, amino acid
ABSTRAK
KAJIAN PERTUMBUHAN IKAN SIDAT Anguilla bicolor (McCelland,1844) YANG DIBERI PAKAN DENGAN PENAMBAHAN ASAM AMINO
Oleh
RICKY HADI PRATAMA
Ikan sidat adalah salah satu komoditas perikanan yang belum banyakdibudidayakan di Indonesia. Kendala yang dihadapi dalam budidaya ikan sidatyaitu pertumbuhannya lambat. Salah satu upaya untuk mempercepat pertumbuhanikan sidat adalah dengan penggunaan asam amino pada pakan. Asam amino dapatdimanfaatkan secara langsung oleh tubuh ikan sidat dan diperlukan untukpertumbuhan sel serta pembentukan jaringan tubuhnya. Asam amino yangdigunakan berasal dari ikan pari yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat karenatidak memiliki nilai ekonomis untuk kegiatan produksi dan lainnya. Penelitian inibertujuan untuk mempelajari laju pertumbuhan ikan sidat yang diberi pakandengan pengayaan asam amino yang berasal dari ekstrak ikan pari. Metode yangdigunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Ikan sidat yang digunakan berukuran 26-28 cmdengan berat rata-rata 28 gram dan dosis asam amino yang digunakan yaitu 0 ml,0,5 ml dan 1 ml. Pemberian pakan menggunakan FR 3% yang diberikan padamalam hari untuk menunjang sifat dari ikan sidat yaitu nocturnal (aktif padamalam hari). Hasil analisis dari parameter yang diamati tidak memberikanpengaruh nyata (P>0.05) dan Pengayaan pakan menggunakan asam amino dengandosis yang digunakan belum mampu dimanfaatkan sebagai campuran pakan ikansidat untuk meningkatkan laju pertumbuhannya.
Kata kunci : ikan sidat, pakan, pertumbuhan lambat, ikan pari, asam amino
KAJIAN PERTUMBUHAN IKAN SIDAT Anguilla bicolor (McCelland,1844) YANG DIBERI PAKAN DENGAN PENAMBAHAN ASAM AMINO
Oleh
RICKY HADI PRATAMA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Perikanan dan KelautanFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Ricky Hadi Pratama
dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 06 November
1996 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak
Drs. Tukimin, M.Pd dan Ibu Dra. Sri Kartiningsih.
Penulis memulai pendidikan formal dari Taman Kanak-kanak (TK) Al-Azhar 2
Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2002, dilanjutkan ke Sekolah
Dasar (SD) Al-Azhar 2 Wayhalim Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun
2008, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Kautsar
Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) Al-Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2014.
Penulis melanjutkan pendidikan jenjang S1 di Program Studi Budidaya Perairan,
Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada
tahun 2014 dan menyelesaikan masa studinya pada tahun 2018.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa
Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung (Himapik) sebagai Ketua Bidang
Pengabdian Masyarakat pada tahun 2016/2017 dan anggota Badan Pengawas
Himapik pada tahun 2017/2018. Penulis telah melakukan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Gaya Baru V, Kecamatan Bandar Surabaya, Kabupaten
Lampung Tengah selama 40 hari, yaitu dari bulan Januari-Februari 2017. Penulis
mengikuti Praktik Umum (PU) dengan judul “Pembenihan Ikan Nila Srikandi
(Oreochromis niloticus >< Oreochromis aureus)” di Balai Riset Pemuliaan Ikan
(BRPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat pada bulan Juli - Agustus 2017.
Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Avertebrata Akuatik
(2016/2017), Ekologi Perairan (2016/2017), Teknologi Produksi Organisme
Akuatik (2017/2018), Pengembangan Masyarakat (2018/2019). Penulis
melakukan penelitian akhir pada bulan Januari 2018 dengan judul “Kajian
Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla bicolor (McCelland, 1844) Yang Diberi Pakan
Dengan Penambahan Asam Amino.
PERSEMBAHAN
“Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagiMaha Penyayang”
Sebuah langkah yang telah berhenti, Satu Harapan yang telah tercapaiIni bukan akhir dari sebuah perjalanan
Melainkan titik awal untuk memulai pertempuran
Rasa syukur yang tidak pernah ada hentinya untuk aku ucapkan pada-Muya Rabb
Serta Sholawat dan salam kepada BagindaRasulullah SAW dan Para Sahabatnya
“ S.Pi ”Imbuhan kecil yang ada di belakang namaku
Semoga menjadi amal sholeh bagiku dan menjadi kebanggaan bagi keluargakutercinta
Bapakku Tukimin dan Ibuku Sri kartiningsih yang selalu memberikusemangat tiada henti di setiap detik yang kujalani, memberiku nasehat dengan
penuh kesabaran, dan selalu ada jikalau aku membutuhkan
Adikku Tasya Hanifah Putri yang selalu menemani, membantu danmemberiku nasehat agar menjadi pribadi yang lebih baik
Kepada sahabat-sahabatku yang telah berjuang bersama dalam menjalaniwarna-warni kehidupan ini
Serta
Almamaterku Tercinta “ Universitas Lampung ”
MOTTO
“ Jika anda memiliki sebuah mimpi yang sangat indah, maka ingatlah bahwa
Tuhan memberikanmu kekuatan untuk membuatnya menjadi nyata ”
(Deddy Corbuzier)
“ Memberi tidak harus menunggu kaya, karena dengan memberi dan selalu
membantu sesama rezeki akan selalu mengalir ”
(Hamsul Hasan)
“ Perbaikilah diri selagi dirimu masih mampu memperbaikinya dan
teruslah berbuat baik karena tujuan hidup hanya untuk menyembah
kepada-Nya ”
(Ricky Hadi Pratama)
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Pertumbuhan Ikan Sidat Anguila
bicollor (McCelland, 1844) yang Diberi Pakan dengan Penambahan Asam
Amino”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di
Universitas Lampung.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.
2. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3. Limin Santoso, S.Pi., M.Si., selaku Ketua Program Studi Budidaya
Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan Penguji skripsi
yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran yang membangun.
4. Tarsim, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing Utama yang telah membimbing
dengan penuh kesabaran, berbagi pengalaman, serta memberikan ilmu dan
motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Dr. Indra Gumay Yudha, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing kedua yang
telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu dan segenap
pemikiran dengan penuh kesabaran, serta memberi motivasi selama
penulisan skripsi ini.
6. Limin Santoso, S.Pi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
banyak memberikan nasehat dari awal perkuliahan hingga skripsi ini
terselesaikan.
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung, atas segala ilmu dan bantuan yang
diberikan.
8. Kedua orangtuaku, Bapak Tukimin dan Ibu Sri Kartiningsih selalu
memberiku semangat tiada henti di setiap detik yang kujalani, memberiku
nasehat dengan penuh kesabaran, dan selalu ada jikalau aku
membutuhkan.
9. Adikku Tasya Hanifah Putri, yang selalu menemani hari-hariku,
membantu, dan memberikan nasehat ataupun saran agar menjadi pribadi
yang lebih baik.
10. Keluarga Gaya Baru V, Pakde Wiji, Bude, dan Isa yang saya cintai, Ipul,
Angga, Isma, Inggar, Febry dan Benny yang telah memberiku arti dalam
kehidupan ini, berbagi suka duka, canda tawa, dan kekeluargaan selama
KKN.
11. Keluarga kecil (PC) Pelok Club, Cipta, Revi, Raka, Riki, Raisa, Mamah
Desty, Suttan, Devira, Rendi, Puput, dan Anika, yang selalu siap untuk
mendengarkan segala keluh kesah dan memberikan saran/nasehatnya
selama saya berada dalam perkuliahan.
12. Teman-teman Nocturnal Squad, Bagus, Rizky, Anas, Edo, Adi (Ae’p),
Dewi, Mira, dan Isnin yang selalu setia menemani perjalanan penelitian
dari terbitnya matahari hingga matahari terbit kembali.
13. Sidat Squad, Dewi Retno Sari dan Mira Ismayanti. Terimakasih atas
kebersamaan kalian selama ini dari awal kita memulainya hingga akhir
kita dapat menyelesaikannya dengan jalannya tersendiri.
14. Revita Syefti Palmi, seseorang yang selalu ada, memberikan support serta
nasehatnya yang tiada henti, dan kebersamaan yang telah kita lalui sampai
titik dimana kita mendapatkan cita-cita yang kita impikan.
15. Rekan-rekan Budidaya Perairan angkatan 2014, Fajri, Bagus, Rizky, Anas,
Wahid, Ainul, Adi Ae’p, Triyanto, Victor El, Malau, Bambang, Aken,
Acen, Andre bocil, Andre dugong, Derry, Edo, Erlangga, Rali, Agung,
Iqbal, Ja’far, Ryan, Arif dan teman-teman lainnya yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bantuan, motivasi,
solidaritas, kebersamaan dan dukungan selama kita bersama-sama.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menambah pengetahuan
dan wawasan.
Bandar Lampung, 20 Desember 2018Penulis,
Ricky Hadi Pratama
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Karya tulis, skripsi/laporan akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik di
Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan naskah yang disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan di daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya yang sesuai dengan
norma yang berlaku di Perguruan Tinggi
Bandar Lampung, 20 Desember 2018Yang membuat pernyataan,
Ricky Hadi PratamaNPM. 1414111069
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................ iDAFTAR TABEL ............................................................................................... iiDAFTAR GAMBAR........................................................................................... iiiDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iv
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ........................................................................................ 1B. Tujuan penelitian .................................................................................... 3C. Manfaat penelitian .................................................................................. 3D. Kerangka pikir ........................................................................................ 3E. Hipotesis penelitian................................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Klasifikasi dan morfologi ikan sidat ( Anguila bicolor) ......................... 5B. Daerah penyebaran ikan sidat ................................................................. 7C. Kebutuhan nutrisi ikan sidat ................................................................... 7D. Asam amino ............................................................................................ 9
III. METODE PENELITIANA. Waktu dan tempat ...................................................................................14B. Alat dan bahan ........................................................................................14C. Prosedur penelitian..................................................................................15
1. Persiapan alat dan bahan ....................................................................152. Pelaksanaan ........................................................................................16
D. Parameter yang diamati...........................................................................171. Laju pertumbuhan ..............................................................................172. Jumlah konsumsi pakan .....................................................................173. Efisiensi pakan ...................................................................................174. Retensi protein ...................................................................................185. Tingkat kelangsungan hidup (Survival rate)......................................186. Kualitas air .........................................................................................187. Uji proksimat pakan dan tubuh ikan sidat..........................................19
E. Rancangan penelitian ..............................................................................19
F. Analisis data............................................................................................20
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Uji proksimat pakan ikan sidat ...............................................................21B. Jumlah konsumsi pakan dan efesiensi pakan..........................................22C. Laju pertumbuhan spesifik......................................................................24D. Retensi protein ........................................................................................27E. Tingkat kelulushidupan...........................................................................28F. Kualitas air ..............................................................................................30
V. PENUTUPA. Kesimpulan .............................................................................................32B. Saran .......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 33
LAMPIRAN.................................................................................................................. 37
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kebutuhan asam amino ikan........................................................................10
2. Bahan-bahan penelitian ...............................................................................14
3. Alat-alat penelitian.......................................................................................15
4. Hasil uji proksimat pakan ikan sidat............................................................21
5. Kandungan beberapa asam amino esensial (mg) pakan uji dan ekstrakikan pari .......................................................................................................25
6. Data kualitas air selama penelitian ..............................................................30
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram alir penelitian ................................................................................ 4
2. Ikan sidat (Anguilla bicolor)........................................................................ 5
3. Daerah penyebaran sidat di Indonesia ......................................................... 7
4. Grafik jumlah konsumsi pakan (gram) ........................................................22
5. Grafik efesiensi pakan (%) ..........................................................................23
6. Grafik laju pertumbuhan spesifik (%) .........................................................25
7. Grafik retensi protein (%)............................................................................27
8. Grafik tingkat kelulushidupan (%) ..............................................................29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kandungan asam amino ikan sidat dan ekstrak ikan pari............................ 1
2. Perhitungan kandungan asam amino (mg) pakan ........................................ 2
3. Sisa pakan yang tidak dikonsumsi ikan sidat .............................................. 3
4. Analisis data menggunakan SPSS v.22 ....................................................... 6
5. Uji kandungan proksimat pada pakan uji ....................................................11
6. Hasil uji proksimat pakan ikan sidat............................................................15
7. Hasil uji proksimat daging ikan sidat ..........................................................16
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan sidat Anguilla bicolor adalah salah satu komoditas perikanan yang belum ba-
nyak dibudidayakan di Indonesia. Terdapat 7 spesies ikan sidat di Indonesia dari
16 spesies yang tersebar di dunia (Robin, 2012). Hal ini menjadi peluang bagi In-
donesia untuk pengembangan sidat lebih intensif, mulai dari budidaya sampai ke
tahap pemasaran. Ikan sidat termasuk komoditas ekspor perikanan yang memiliki
nilai jual tinggi hingga mencapai USD 50–70/kg. Beberapa negara seperti Jepang,
Hongkong, Jerman, dan Italia banyak mengimpor ikan sidat untuk dikonsumsi
(Affandi, 2005). Sekitar 80.000 ton per tahun sidat diekspor ke Jepang untuk me-
menuhi kebutuhan negara tersebut (Affandi et al., 2013). Hal ini dapat menjadi
kesempatan bagi Indonesia untuk mengembangkan ikan sidat sebagai salah satu
komoditas ekspor untuk beberapa negara di dunia.
Kendala dalam budidaya sidat adalah pertumbuhannya sangat lambat. Pertumbuh-
an sidat dalam satu siklus membutuhkan waktu hingga sembilan bulan, dari ukur-
an glass eel dengan bobot 0,09-0,12 gram hingga ukuran konsumsi dengan bobot
250 gram (Nawir et al., 2015).
2
Sidat merupakan ikan karnivora yang membutuhkan protein lebih dari 45%
(Affandi, 2005). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menunjang pertum-
buhan sidat dengan menggunakan pakan buatan yang memiliki kandungan protein
tinggi antara 33-63% (Heinsbroek et al., 2007). Selain itu, dilakukan juga penga-
yaan pakan untuk meningkatkan kualitas pakan dengan menggunakan minyak
ikan (Gunasekere et al., 2002; Yudiarto et al., 2012; Mukti et al., 2014), namun
hasilnya belum mampu meningkatkan laju pertumbuhan sidat. Oleh karena itu,
perlu dicari alternatif pengaya lain sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan
laju pertumbuhan ikan sidat.
Alternatif pengaya lain yang dapat digunakan adalah asam amino yang berasal da-
ri ekstrak ikan pari bubur. Ikan pari bubur merupakan salah satu spesies ikan yang
tidak dimanfaatkan oleh masyarakat karena tidak memiliki nilai ekonomis yang
tinggi untuk kebutuhan produksi dan lainnya. Hal ini bertolak belakang dengan
kandungan yang terdapat dalam tubuh ikan pari bubur. Menurut Mardiah (2008),
ikan pari bubur memiliki 16 kandungan asam amino, yaitu alanin, arginin, asam
aspartat, cistin, asam glutamat, glisin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, methoinin,
phenilalanin, prolinserin, theonin, tirosin dan valin. Asam amino diperlukan seca-
ra terus menerus oleh ikan untuk pertumbuhan sel dan pembentukan jaringan tu-
buhnya (Buwono, 2000). Oleh karena itu, pengayaan dengan menggunakan ek-
strak ikan pari bubur yang terbaik diharapkan dapat mempercepat laju pertumbuh-
an sidat. Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan penelitian untuk mengkaji
pengaruh penambahan kandungan asam amino dari ekstrak pari bubur pada pakan
untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan sidat (Anguilla bicolor).
3
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari laju pertumbuhan ikan sidat yang
diberi pakan dengan pengayaan asam amino yang berasal dari ekstrak ikan pari
bubur.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembudidaya ten-
tang penggunaan pakan yang diperkaya dengan asam amino yang berasal dari ek-
strak ikan pari untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan sidat Anguilla bicolor.
D. Kerangka Pikir
Ikan sidat adalah salah satu komoditas ekspor perikanan yang belum banyak dibu-
didayakan di Indonesia. Dari sisi ekonomi, ikan sidat memiliki nilai jual yang
tinggi. Hal ini dapat menjadi peluang bagi masyarakat untuk membudidayakan
ikan tersebut. Proses budidaya ikan sidat terkendala pada pertumbuhan ikan yang
lambat. Kendala tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengayaan pakan. Salah
satu bahan pengayaan pakan yang dapat menunjang pertumbuhan ikan sidat
adalah asam amino. Pertumbuhan, perkembangan, dan pembentukan jaringan
yang rusak atau perbaikan jaringan selalu membutuhkan protein secara optimal
dengan adanya suplai protein (asam amino esensial) dari makanan yang
dikonsumsi (Buwono, 2000).
4
Gambar 1. Diagram alir penelitian.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini :
Ho : σi = 0 Penambahan asam amino yang berasal dari ekstrak ikan pari tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan ikan sidat
pada tingkat kepercayaan 95%.
H1 : σi ≠ 0 Minimal ada satu perlakuan penambahan asam amino yang berasal
dari ekstrak ikan pari memberikan pengaruh nyata terhadap laju
pertumbuhan ikan sidat pada tingkat kepercayaan 95%.
TidakTidak dapatdigunakan
sebagai pengayapakan ikan sidat
Ya
Tidak dapatdigunakan sebagai
pengaya pakanikan sidat
Pertumbuhanlebih baik
Ya
Dapat digunakan sebagai pengayapakan ikan sidat
Penambahan asam amino(ekstrak ikan pari)
Pakan buatan
Laju pertumbuhan ikan sidat
Berbedanyata
Tidak
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Sidat (Anguilla bicolor)
Berikut merupakan klasifikasi ikan sidat menurut Froeze dan Pauly (2017):
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Subsclass : Actynopterigii
Order : Anguilliformes
Suborder : Angilloidei
Family : Anguillidae
Genus : Anguilla
Spesies : Anguilla bicolor
Gambar 2. Ikan sidat Anguilla bicolor.
Tubuh ikan sidat berbentuk memanjang, tidak memiliki sirip ventral. Ikan sidat
memiliki sirip pektoral, namun pada saat dewasa ada yang hilang. Kepala sidat
berukuran agak kecil sehingga dapat membantu ikan sidat untuk bersembunyi di
dalam pasir, lumpur, atau lubang sempit (Tesch, 2003).
6
Larva sidat berbentuk pipih transparan yang dikenal dengan nama leptocephali.
Perkembangannya sangat lama dan hidup planktonik di lautan terbuka. Di daerah
tropis memiliki ukuran panjang 50-55 mm (Aoyama, 2009). Leptocephali kemu-
dian berubah menjadi glass eel. Perubahan ini memerlukan waktu 100 hingga 140
hari (Tanaka et al., 2001). Setelah itu menjadi elver, yellow eel, dan silver eel. Pa-
da fase elver, sidat bermigrasi ke perairan tawar. Sidat mengalami perubahan war-
na kulit dari abu-abu menjadi kecoklatan. Pada fase ini, sidat memiliki ukuran
panjang hingga mencapai empat inci. Setelah itu memasuki fase yellow eel yang
merupakan fase sidat dewasa dan mengalami perkembangan seksual. Pada fase
ini, sidat melakukan aktivitas dan makan pada saat malam hari. Pada fase yellow
eel ini sidat biasa tinggal di bawah bebatuan dan mulai mengalami kematangan
seksualnya. Setelah fase yellow eel, sidat akan me-masuki fase silver eel yang ber
ukuran 8-10 inchi. Pada fase ini sidat jenis Anguilla rostrata mengalami perubah-
an kelamin, bisa menjadi jantan ataupun betina. Peru-bahan kelamin tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kepadatan populasi, laju
pertumbuhan, salinitas, dan lain sebagainya.
Sidat merupakan spesies katadromus yang menetas di laut dan bermigrasi pada
saat sebelum menjadi juvenil ke air tawar untuk berkembang menjadi dewasa
(Tesch, 1977; Tesch 2003; Aoyama 2009; Seo et al., 2013). Ketika sidat sudah
mengalami kematangan akhir, sidat kembali ke laut untuk melakukan pemijahan.
Sidat yang kembali ke laut mengalami perubahan morfologis pada tubuhnya dan
warnanya berubah menjadi kehitaman. Perubahan morfologis yang terjadi antara
lain ukuran matanya menjadi dua kali lipat dan lebih sensitif terhadap warna biru
sehingga ketajaman mata meningkat pada perairan dalam, serta terjadi peningkat-
7
an penyimpanan gas dalam tubuh dan mengurangi pengeluran gas dari dalam tu-
buh (FWS, 2011; FWS, 2015).
B. Daerah Penyebaran Ikan Sidat di Indonesia
Daerah penyebaran ikan sidat di Indonesia terdapat di perairan Pantai Selatan Pu-
lau Jawa, Pantai Barat Pulau Sumatera, Kepulauan Maluku, Bali, Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur, hingga Pantai Utara Papua. Sidat di Indonesia
terdiri dari enam spesies yaitu Anguilla marmorata, A. celebencis, A. ancentralis,
A. borneensis, A. bicolor bicolor, A. bicolor pacifica (Affandi, 2005). Berikut peta
penyebaran sidat di Indonesia (Tesch, 1977; Affandi, 2005).
Gambar 3. Daerah penyebaran sidat di Indonesia.Sumber: (Delsman dalam Tesch, 1977)
C. Kebutuhan Nutrisi Ikan Sidat
Secara umum, kebutuhan protein pada ikan akan menurun dengan semakin tinggi-
nya ukuran dan umur ikan tersebut (NRC, 2011). Pada fase juvenil, protein opti-
mum ikan sidat Anguila japanica adalah 44 % (Bai, 2012), sedangkan untuk kan-
dungan protein ikan sidat Anguila mormorata pada ukuran 2,29 gram adalah 50%
8
dan pada saat ukurannya 21,97 gram protein yang digunakan adalah 45% (Cheng
et al., 2013).
Untuk meningkatkan laju pertumbuhan sidat diperlukan sumber protein selain
protein dari tepung ikan. Namun komposisi tersebut harus sesuai dengan kebutuh-
an dan kemampuan kecernaan sidat. Selain itu, setiap spesies sidat memiliki ke-
mampuan daya cerna yang berbeda sehingga menyebabkan pertumbuhan yang
berbeda berdasarkan pakan yang diberikan. Pada Anguilla australis australis pe-
nambahan komposisi pakan yang terdiri dari maize gluten meal (MGM), lupin
meal (LM) dan blood meal (BM) dengan perbandingan 0,97, 0,96 dan 0,96 yang
dicampurkan dengan tepung ikan dapat meningkatkan koefisien kecernaan protein
dibandingkan dengan tambahan komposisi bahan lain. Selain itu, maize gluten
meal (MGM) juga signifikan dapat meningkatkan kecernaan total dan energi pada
sidat (Engin dan Carter, 2002).
Beberapa penelitian sidat dilakukan menggunakan pakan buatan dengan kandung-
an protein tinggi hingga mencapai 63% (Tibbets et al., 2000; Heinsbroek et al.,
2007). Namun dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan hasil yang berbeda-
beda. Penggunaan pakan dengan protein 47% dapat mengoptimumkan bobot tu-
buh dan konversi pakan benih sidat Anguilla rostrata sebesar 1,17±0,05 gram
pakan/gram bobot tubuh (Tibbets et al., 2000). Penggunaan protein yang terlalu
tinggi tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan ikan sidat. Pakan buatan de-
ngan kandungan protein hingga 63% tidak menghasilkan pertumbuhan terbaik
pada Anguilla anguilla, sedangkan pertumbuhan yang terbaik justru dihasilkan
9
dari pakan yang mengandung protein 40,3% (Heinsbroek et al., 2007). Oleh kare-
na itu, diperlukan komposisi protein yang tepat agar penggunaannya lebih efesien.
D. Asam Amino
Asam amino merupakan substansi dasar penyusun protein dan dapat diproduksi
sendiri oleh tubuh untuk keperluan metabolisme dan ditemukan pada semua ma-
kanan yang mengandung protein (Winarno, 2004). Asam amino tersebut diguna-
kan juga untuk membentuk protein jaringan. Protein merupakan salah satu kom-
ponen zat gizi yang menghasilkan energi apabila dicerna oleh ikan dan dibutuh-
kan dalam jumlah yang relatif besar (Affrianto, 2005). Keseimbangan protein dan
energi dalam pakan dapat mempengaruhi pertumbuhan atau pembentukan
jaringan tubuh baru. Pakan dengan kadar protein yang tinggi belum tentu dapat
mempercepat pertumbuhan apabila memiliki kandungan energi yang rendah. Hal
tersebut disebabkan energi pakan terlebih dahulu digunakan untuk kegiatan meta-
bolisme tubuh (respirasi, transpor ion, pengaturan suhu tubuh dan aktivitas
lainnya). Energi yang digunakan untuk kegiatan metabolisme diharapkan berasal
dari nutrisi non protein (Lemak dan Karbohidrat). Apabila kandungan dari nutrisi
non protein tersebut rendah, maka protein akan didegradasi untuk menghasilkan
energi yang menyebabkan fungsi protein sebagai pembentuk jaringan tubuh akan
berkurang. Oleh karena itu, terpenuhinya nutrisi non protein sangat berperan se-
bagai penghasil energi (protein sparing effect) sehingga fungsi protein dapat
optimal dalam menunjang pertumbuhan ikan (Furuichi, 1988).
10
Asam amino dibagi menjadi dua kelompok, yaitu asam amino esensial dan asam
amino nonesensial (Tacon, 1987). Asam amino esensial adalah asam amino yang
tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan harus disuplai dari makanan sumber protein,
seperti lisin, leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, argi-
nin, dan histidin. Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat diben-
tuk oleh tubuh sepanjang bahan dasarnya memenuhi bagi pertumbuhannya, seperti
alanin, aspargin, asam aspartat, asam glutamat, sistein, glisin, ornitin, prolin, se-
rin, tirosin (Poedjiadi, 1994). Di alam terdapat 50 jenis asam amino, namun ikan
hanya membutuhkan 10 asam amino esensial yang sangat penting peranannya da-
lam pertumbuhan, yaitu arginin, histidin, leusin, isoleusin, triptofan, lisin, metio-
nin, fenilalanin, treonin, dan valin (Afrianto, 2005). Dibawah ini merupakan
kebutuhan asam amino yang dibutuhkan oleh ikan sidat (Tabel 1).
Tabel 1. Kebutuhan asam amino pada ikan sidat
Asam amino Tingkat kebutuhan asam amino ( % dari protein)
Arginin 4,5Histidin 2,1Isoleusin 4,0Leusin 5,3Lisin 5,3Metionin 5,0Fenilalanin 5,8Threonin 4,0Triptofan 1,1Valin 0,4Sumber: Ogino (1985) dalam Watanabe (1988)
Beberapa kandungan asam amino tersebut memiliki peran atau manfaatnya tersen-
diri bagi dalam tubuh. Lisin merupakan asam amino pembatas dalam protein na-
bati. Dalam tubuh ikan, lisin dibutuhkan 4–6 % dari protein ransum pakan. Metio-
nin merupakan asam amino esensial yang digunakan sebagai stimulan pada organ
11
olfaktori dan dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan (Rahayu, 2014). Sistin adalah
asam amino nonesensial yang dimana keduanya saling berikatan. Keduanya meru-
pakan asam amino yang memiliki gugus sulfur. Sistin memiliki kemampuan me-
reduksi sejumlah methionin yang diperlukan bagi pertumbuhan secara optimal.
Sistin dapat menggantikan peran methionin sebesar 60 % pada chanel catfish dan
42 % pada ikan rainbouw trout (Buwono, 2000).
Asam glutamat termasuk ke dalam asam amino nonesensial yang merupakan un-
sur pokok dari protein yang memiliki peran paling penting sebagai stimulus pada
sistem penciuman (organ olfaktori) dan perasa (organ gustotori) ikan laut atau ta-
war (Rahayu, 2014). Kandungan asam amino ini terdapat pada bermacam-macam
sayuran, buah, daging, ikan, dan air susu ibu (Jyothi et al., 2005). Pemberian asam
glutamat dapat meningkatkan rasa pada daging (Kawai et al., 2002). Hal ini ter-
jadi sebab asam glutamat dalam bentuk bebasnya tidak terikat pada asam amino
lain di dalam protein sehingga mempunyai efek penguat rasa (Yamaguchi dan
Ninomiya, 2000). Fungsi asam glutamat yang kedua adalah sebagai zat antara da-
lam reaksi interkonversi asam amino. Asam glutamat membantu proses sintesis
asam amino nonesensial yang akan bergabung dengan asam amino esensial yang
masuk lewat pakan untuk membentuk protein tubuh sehingga meningkatkan per-
tambahan bobot badan (Berres et al, 2010).
Fenilalanin merupakan asam amino esensial yang memiliki struktur kimiawi yang
sama dengan struktur asam amino nonesensial, yaitu tirosin, sehingga keduanya
dapat saling menggantikan. Hal ini telah dibuktikan pada chanel catfish bahwa
50% dari tirosin dapat menggantikan kebutuhan fenilalanin bagi pertumbuhannya.
12
Fenilalanin dan tirosin diklasifikasikan sebagai asam amino aromatik yang dibu-
tuhkan dalam jumlah yang cukup untuk mendorong sintesis protein dan fungsi-
fungsi fisiologis lain pada ikan (Buwono, 2000). Fenilalanin merupakan stimulus
bagi organ gustotori sebab merupakan asam amino aromatik yang dibutuhkan un-
tuk menunjang pertumbuhan dan diidentifikasi sebagai stimulan makanan pada
ikan (Rahayu, 2014).
Tirosin, prolin dan serin merupakan asam amino nonesensial yang memiliki peran
untuk merangsang organ gustotori pada ikan dan merupakan stimulan kimia yang
dapat mempengaruhi tingkah laku makan ikan meskipun komposisi campuran
asam amino ini berbeda untuk setiap jenis ikan (Rahayu, 2014). Tirosin teridenti-
fikasi sebagai perangsang nafsu makan pada ikan catfish, jack mackerel (Tra-
churus japonica), redsea bream (Pagrus major), dan rainbow trout (Oncho-
rynchus mykiss) serta dibutuh-kan untuk pertumbuhan ikan lele, salmon, dan ikan
mas (Rahayu, 2014).
Berdasarkan sifat kimianya, arginin merupakan asam amino esensial yang memili-
ki andil penting untuk pertumbuhan ikan dan udang, Arginin juga merupakan sti-
mulan yang merangsang organ olfaktori ikan. Sehingga, diduga ikan target tertarik
untuk memangsa makanan (umpan) karena kandungan asam amino Agrinin di da-
lamnya dibutuhkan oleh ikan target tersebut untuk tumbuh (Rahayu, 2014).
Berdasarkan sifat kimianya, histidin, valin, dan threonin merupakan asam amino
esensial. Histidin dan valin memiliki peran untuk merangsang nafsu makan ikan
pada beberapa jenis ikan, sedangkan threonin memiliki peran untuk pertumbuhan
ikan lele, salmon, dan ikan mas (Rahayu, 2014).
13
Leusin tergolong ke dalam asam amino esensial yang merupakan stimulan bagi
organ olfaktori pada beberapa jenis ikan, salah satunya adalah ikan kerapu. Asam
aspartat merupakan komponen paling penting dalam pembentukan cita rasa yang
merangsang organ gustatori dan organ olfaktori dan tergolong ke dalam asam
amino nonesensial (Rahayu, 2014).
Glisin mampu merangsang penciuman ikan dan komponen utama perangsang naf-
su makan beberapa jenis ikan meskipun komposisi campuran asam amino ini ber-
beda untuk setiap jenis ikan. Alanin merupakan asam amino nonesensial yang ter-
identifikasi sebagai stimulan pada organ olfaktori berbagai jenis ikan dan sebagai
perangsang nafsu makan ikan sehingga mempengaruhi tingkah laku makannya
(Rahayu, 2014).
Lisin tergolong ke dalam asam amino esensial yang teridentifikasi sebagai perang-
sang nafsu makan, stimulan indera penciuman dan dibutuhkan untuk pertumbuhan
pada berbagai jenis ikan. Kandungan lisin yang memadai akan meningkatkan ke-
langsungan hidup dan tingkat pertumbuhan ikan tersebut (Rahayu, 2014).
Pakan dengan kualitas protein yang tinggi adalah pakan yang mengandung asam
amino dalam perbandingan optimal, sesuai dengan kebutuhan sintesis pada ikan.
Berkurangnya satu atau lebih asam amino dalam pakan akan mempengaruhi per-
tumbuhan dan nafsu makan ikan tersebut. Berbagai asam amino yang diperoleh
dari pakan berprotein akan disimpan di dalam jaringan tubuh ikan (Afrianto,
2005).
14
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2017-Januari 2018 di Laborato-
rium Budidaya Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung. Adapun uji proksimat pakan dilakukan di Laboratoritum
Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan analisis uji kandungan
asam amino dilakukan di PT. Saraswanti Indo Genetech.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
Tabel 2. Bahan-bahan dalam penelitian
No. Bahan Kegunaan1. Pakan komersil Pakan untuk ikan selama pemeliharaan
2.Hasil ekstrak ikan pariyang berupa asam amino
Bahan pengayaan pakan
3. Larutan fisiologis (NaCl) Bahan pelarut4. Air tawar Media tempat hidup hewan uji5. Ikan sidat Hewan uji6. Minyak cengkeh Bahan anastesi untuk ikan sidat
15
Tabel 3. Alat-alat dalam penelitian
No. Alat Jumlah Kegunaan1. Akuarium 9 unit Wadah hewan uji2. Aerator 1 unit Penyalur oksigen dalam akuarium3. Bak fiber 1 unit Wadah stok sidat dan wadan tandon air4. Blower 1 unit Penyuplay oksigen5. Filter 9 unit Menyaring kotoran dalam akuarium6. Trash bag 9 unit Penutup kaca akuarium7. Spray 1 unit Menyemprotkan pakan uji8. Scopnet 1 unit Untuk mengambil ikan sidat9. Tampah 2 unit Wadah pengeringan pakan10. Baskom 1 unit Wadah pembuatan pakan11. Tissue 1 unit Membersihkan wadah pembuatan pakan
12. Styrofoam 9 unitUntuk menjaga kestabilan akuariumdari tekanan air
13. Selang air 1 unit Untuk menyipon akurium14. Waring 9 unit Untuk menutupi bagian atas akuarium15. Timbangan digital 1 unit Mengukur bobot pakan dan ikan sidat16. Penggaris 1 unit Mengukur panjang tubuh ikan sidat17. Plastik zip 9 unit Wadah pakan yang akan diberikan18. pH meter 1 unit Mengukur pH kualitas air19. DO meter 1 unit Mengukur DO kualitas air20. Termometer 1 unit Mengukur suhu air
C. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Alat dan Bahan
1.1. Wadah pemeliharaan
Penelitian ini menggunakan akuarium sebanyak 9 unit berukuran 60x40x30 cm3
untuk wadah pemeliharaan ikan sidat. Sebelum digunakan, akuarium dibersihkan
terlebih dahulu dan dikeringkan. Setelah itu akuarium disusun berdasarkan penga-
cakan untuk masing-masing perlakuan. Akuarium diisi air sebanyak 30 liter dan
dilengkapi aerasi untuk menjaga agar oksigen dalam wadah pemeliharaan tetap
optimum. Bagian atas akuarium diberi waring dan ditutup styrofoam agar ikan
sidat dalam wadah pemeliharaan tidak keluar.
16
1.2. Ikan sidat
Ikan sidat yang digunakan berukuran 26-28 cm dengan berat rata – rata 28 gram,
dipelihara dalam wadah pemeliharaan dengan kepadatan 5 ekor/wadah pemeliha-
raan. Setelah itu dilakukan adaptasi di dalam akuarium selama 20 hari, pakan
yang diberikan selama masa adaptasi berupa pakan komersil (PF-1000) yang
mengandung protein 34 %.
1.3. Pakan
Proses pengayaan pakan dengan penambahan asam amino yang berasal dari eks-
trak ikan pari dilakukan dengan metode spray yang disemprotkan langsung pada
pakan yang telah ditimbang berdasarkan FR 3% dari bobot ikan sidat pada setiap
akuarium. Metode spray dilakukan dengan menambahkan 0,5 ml dan 1 ml asam
amino yang berasal dari ekstrak ikan pari dan menambahkan larutan fisiologis 5
ml pada setiap perlakuan sebagai bahan pelarutnya. Pakan yang telah disemprot-
kan dengan ekstrak ikan pari dikeringkan di bawah sinar matahari.
2. Pelaksanaan Penelitian
Ikan sidat dipelihara selama 60 hari dan diberi pakan komersil yang telah dilaku-
kan pengayaan dengan menggunakan asam amino dari ekstrak ikan pari. Pemberi-
an pakan dilakukan menggunakan feeding rate (FR) 3 % pada malam hari yang
dimulai pada pukul 18.00 - 24.00 WIB. Untuk menjaga agar kualitas air media
pemeliharaan tetap baik, maka dilakukan penyiponan setiap pagi. Kegiatan sam-
pling pertumbuhan ikan sidat dilakukan selama 20 hari dalam masa pemeliharaan.
17
D. Parameter yang Diamati
1. Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan atau yang dikenal dengan istilah laju pertumbuhan spesifik me-
rupakan pertambahan panjang dan bobot tubuh ikan berdasarkan masa waktu pe-
meliharaan. Pengukuran laju pertumbuhan harian dilakukan setiap 20 hari sekali
dengan rumus sebagai berikut (Zonnevelt et al., 1991).
Laju Pertumbuhan Spesifik =( ) × 100%
Keterangan:Wt : Bobot ikan akhir pemeliharaan (gram)Wo : Bobot ikan awal pemeliharaan (gram)t : Waktu pemeliharaan (hari)
2. Jumlah Konsumsi Pakan
Jumlah konsumsi pakan diukur dengan mengurangi jumlah pakan yang disediakan
dengan jumlah pakan yang terpakai untuk ikan.
3. Efisiensi Pakan
Efiesiensi pakan merupakan bobot basah ikan per jumlah pakan yang diberikan.
Efisiensi pakan digunakan untuk membandingkan jumlah pakan yang diberikan
terhadap pertambahan bobot ikan. Efisiensi pakan dapat mengubah tingkat dan
ukuran pakan ikan. Adapun rumus efieisnsi pakan menurut Zonneveld (1991)
adalah sebagai berikut.
EP =( ) × 100 %
Keterangan:EP : Efisiensi pakan (%)Wt : Bobot akhir pemeliharaan (gram)Wm : Bobot Ikan mati (gram)Wo : Bobot awal pemeliharaan (gram)F : Jumlah pakan yang dihabiskan (gram)
18
4. Retensi Protein
Retensi protein merupakan peningkatan persentase protein pada ikan berdasarkan
jumlah protein yang diberikan. Retensi protein dilakukan pada saat awal pemeli-
haraan dan akhir pemeliharaan dengan melakukan uji proksimat pada tubuh sidat.
Adapun rumus retensi protein adalah sebagai berikut (Takeuchi, 1988).
RP =( ) × 100 %
Keterangan:RP : Retensi Protein (%)F : Jumlah protein tubuh ikan pada akhir pemeliharaan (gram)I : Jumlah protein tubuh ikan pada awal pemeliharaan (gram)P : Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (gram)
5. Tingkat Kelangsunganhidup (Survival Rate)
Tingkat kelangsungan hidup perupakan persentasi jumlah ikan yang hidup diawal
penelitian dengan jumlah ikan yang hidup di akhir penelitian. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut (Effendie, 2002).
SR = 100%Keterangan :SR : Kelulushidupan (%)Nt : Jumlah ikan akhir pemeliharaan (ekor)No : Jumlah ikan awal pemeliharaan (ekor)
6. Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup
ikan. Suhu, pH dan oksigen terlarut (DO) merupakan parameter utama yang mem-
pengaruhi kondisi perairan. Pengukuran kualitas air ini dilakukan pada awal dan
akhir masa pemeliharaan ikan sidat.
19
7. Uji Proksimat Pakan dan Tubuh Ikan Sidat
Pelaksanaan uji proksimat pakan dan tubuh ikan sidat menggunakan prosedur me-
nurut Takeuchi (1988). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kadar protein,
lemak, karbohidrat, air, abu dan serat kasar yang terdapat pada pakan dan tubuh
sidat. Uji kadar protein menggunakan metode semimurni Kjedahl, sedangkan le-
mak menggunakan metode ether ekstraksi Soxhlet.
E. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
(RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dengan masing-masing perlakuan diulang
sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut sebagai berikut :
1. Perlakuan A = 0 ml minyak ekstrak ikan pari + 5 ml NaCl
2. Perlakuan B = 0,5 ml minyak ekstrak ikan pari + 5 ml NaCl
3. Perlakuan C = 1 ml minyak ekstrak ikan pari + 5 ml NaCl
Model rancangan acak lengkap yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yij = µ + σi + ∑ij
Keterangan :i = Perlakuan A,B,Cj = Ulangan 1,2,3Yij = Nilai pengamatan dari pemberian pakan dengan persentase minyak
ekstrak ikan pari yang berbeda ke–i terhadap pertumbuhan ikan sidatpada ulangan ke-j
µ = Nilai tengah pengamatanσi = Pengaruh pemberian pakan dengan persentase minyak ekstrak ikan pari
yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan ikan sidat∑ij = Pengaruh galat percobaan pada pemberian pakan dengan persentase
minyak jagung dan minyak ikan yang berbeda ke–i terhadappertumbuhan ikan sidat pada ulangan ke-j
20
F. Analisis data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dari
setiap pengamatan parameter akan ditabulasi dan dianalisis menggunakan perang-
kat lunak Microsoft Excel 2010 dan SPSS ver.22. Data uji proksimat pakan serta
kualitas air akan dianalisis secara deskriptif. Analisis data penelitian, seperti laju
pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, retensi protein, dan jumlah konsumsi pakan
dilakukan dengan menggunakan sidik ragam pada tingkat kepercayaan 95%. Jika
data yang diperoleh menunjukkan hasil yang berbeda nyata maka akan dilanjutkan
dengan uji Tukey.
32
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Penambahan asam amino dari ekstrak ikan pari dengan dosis 0,5 ml dan 1 ml pada
pakan belum mampu meningkatkan laju pertumbuhan ikan sidat secara signifikan.
B. Saran
Penggunaan ekstrak ikan pari untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan sidat
tidak dianjurkan karena tidak menghasilkan laju pertumbuhan yang signifikan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Tawwab, M., Ahmad, M., Khattab, Y.A.E., & Shalaby, A.D.E. (2010).Effect of dietary protein level, initial body weight, and their interaction onthe growth, feed utilization, and physiological alterations of nile tilapia,Oreochromis niloticus. Aquaculture, 298, 267-274.
Affandi, R. 2005. Strategi pemanfaatan sumberdaya ikan sidat Anguilla spp. diIndonesia. Jurnal Iktiologi Indonesia, 5(2): 77-81.
Affandi, R., Budiardi, T., Wahju, R, I., Taurusman, A,A. 2013. Pemeliharaan ikansidat dengan sistem air resirkulasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia,18(1): 55-60.
Afrianto, E, dan Evi, L. 2005. Pakan Ikan. Yogyakarta: Kanisius. 148 hlm.
Aoyama, J. 2009. Life history and evolution of migration on catadromus eels(Genus Anguilla). Aquaculture Biology Science, 2(1): 1-42.
Bai, S,C. 2012. Japanese Eel Aquaculture In Korea. Nutritional Research Key toFurther Sustainable Growth: Global Aquaculture Alliance.
Buwono, I, D. 2000. Kebutuhan Asam Amino Essensial Dalam Ransum Ikan,Buku Seri Perikanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 55 hlm.
Cheng, W, Lai C.S, Lin, Y.H. 2013. Quantifying the dietary protein and lipidrequirements of marble eel Anguilla marmorata with different bodyweight. Journal of The Fisheries Society of Taiwan, 40: 135–142.
Chilmawati, D. 2016. Peningkatan produksi biomassa sidat (Anguilla bicolor)melalui pemanfaatan fermentasi pakan dan tepung cacing tanah(Lumbricus sp.). Journal of fisheris science and technology. Hlm 86 - 92
Djajasewaka, H, dan Djajadireja, R. 1985. Pengaruh Makanan Buatan DenganKandungan Serat Kasar Berbeda terhadap Pertumbuhan Ikan Mas. BuletinPenelitian Perikanan Bogor, 1(I): 55-57.
34
Engin, K, dan Carte, C.G. 2002. Ingredient apparent digestibility coefficients forthe Australian short-finned eel (Anguilla australis australis, Richardson).Animal Science, 7(5): 401-413.
Fish and Wildlife Service. 2011. American eel Anguilla rostrata. www.fws.gov.[Diakses: 16 November 2017].
Fish and Wildlife Service. 2015. American eel Anguilla rostrata. www.fws.gov.[Diakses: 16 November 2017].
Gunasekere, R.M, Leelarasamee, K, Silva, S.S.D. 2002. Lipid and fatty aciddigestibility of three oil types in the Australian shortfin eel, Anguillaaustralis. Aquaculture Journal, 20(3): 335-347.
Heinsbroek, L.T.N, Hooff, P.L.A.V, Swinkels, W, Tanck, M.W.T, Schrama, J.W,Verreth, J.A.J. 2007. Effects of feed composition on life historydevelopments in feed intake, metabolism, growth and body composition ofEuropean eel, Anguilla anguilla. Aquaculture Journal, 26(7):175–187.
Jyothi, A.N, Sheriff, J.T, dan Sajeev. 2009. MS physical and functional propertiesof arrowroot starch extrudates. Journal Food Science,74 (2): 97-104.
Koroh, P. A dan Lumenta, C. 2014. Pakan Suspensi Daging Kekerangan bagiPertumbuhan Benih Sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Budidaya Perairan 2(1) : 7-13.
Mardiah, Sawarni, H.,R. W. Ashadi., A. Rahayu., 2009. Budidaya danPengolahan Rosela si Merah Segudang Manfaat. Jakarta: AgromediaPustaka. 98 hlm.
Matsui, I. 1982. Theory and Practice of Eel Culture. AA. Balkema/Rotterdam.
Mukti, R C, Utomo, N. B. P, Affandi, R. 2014. Penambahan minyak ikan padapakan terhadap kinerja pertumbuhan dan komposisi asam lemak ikan sidatAnguilla bicolor bicolor. Jurnal Akuakutur Indonesia, 13(1): 54-60.
Nawir, F, Utomo, N.B.P, Budiardi, T. 2015. Pertumbuhan ikan sidat yang diberikadar protein dan rasio energi protein pakan berbeda. Jurnal AkuakulturIndonesia, 14(2): 128-134.
NRC [National Research Council]. 2011. Nutrient requirement of fish and shrimp.Washington DC: National Academic Press. 392 hlm.
Perwito, B., S. Hastuti, T., Yuniarti. 2015. Pengaruh lama waktu perendamanrecombinant growth hormone (rgh) terhadap pertumbuhan dankelulushidupan larva ikan nila salin (Oreochromis niloticus). Journal ofAquaculture Management and Technology, 4(4): 117-126.
35
Riana, H. 2016. Evaluasi nilai nutrisi tepung daun lamtoro gung (Leucaenaleucocephala) yang difermentasi dengan cairan rumen kambing terhadapperforma ikan gurami (Osphronemus gourami). [Skripsi]. Program StudiBudidaya Perairan. Universitas Lampung.
Robin, 2012. Potensi dan Permasalahan Pengembangan Budidaya Ikan Sidat.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. 318 hlm.
Sholeh, S. A. 2004. Peranan Jumlah Shelteryang Berbeda Terhadap /ertumbuhandan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Sidat (Anguilla sp.) Skripsi.Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 36Hal.
Seo J S, Jae H C, Ji H S, Tae H A, Won S C, Seung H K, Hye S C, Jun C A. 2013.Comparison of major nutrients in eels Anguilla japonica cultured withdifferent formula feeds or at different farms. Fisheries and AquaticScience, 16(2): 85-92.
Tacon, A. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp. ATraining Manual (2) Nutrient Source and Composition. Brasilia: FAO.117 hlm.
Tanaka, H, Kagawa, H, Ohta H. 2001. Production of leptocephali of japanese eel(Anguilla japonica) in captivity. Aquaculture Journal, 20(1): 51-60.
Tesch, F.W. 1977. The Eel biology and management of Anguillid eels. Edite by PH Greenwood D Sc. Chapman and Hall. New York: A Halsted Press BookJohn Wiley & Sons.
Tesch, F.W. 2003. The Eel. Third Edition. Edited by J.A Thorpe. British:Blackwell Science. 408 hlm.
Tibbets, S. M., Lall, S.P., Anderson, D.M. 2000. Dietary protein requirement ofjuvenil American eel Anguilla rostraca fed practical diets. AquacultureJournal, 18(6): 145-155.
Watanabe, T. 1982. Fish Nutrition And Mariculture. JICA. The GeneralAquaculture Course. Dept of Agriculture Bioscience. Japan: TokyoUniversity. 233 hlm.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama. 253 hlm.
Yamaguchi, S., dan Ninomiya, K., 2000, Umami and Food Palatability, J. Nutr.USA: NCBI Publish. 130 hlm.
36
Yudiarto, S, Arief, M, Agustono. 2012. Pengaruh penambahan atraktan yangberbeda dalam pakan pasta terhadap retensi protein, lemak dan energibenih ikan sidat (Anguilla bicolor) stadia elver. Jurnal Ilmiah Perikanandan Kelautan, 4(2):135-140.
Zonneveld, N., Huisman, E.A, Boon, J.H. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan.Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. 317 hlm.