ikhtisar · 2018-08-23 · policy brief bulan februari 2018 tim analisis isu publik balai besar...
TRANSCRIPT
IKHTISAR
Analisis Isu Publik merupakan hasil penginputan data melalui aplikasi survey analisis isi
media yang kemudian hasil penginputan data tersebut diolah dan dianalisis oleh Tim Analisis
Isu Publik. Rangkuman pernyataan-pernyataan, kebijakan maupun penjelasan pejabat
pemerintah daerah berdasarkan hasil pemantauan Tim melalui surat kabar yang terbit di
Sumatera Utara dan daerah lain yang menjadi wilayah kerja Balai Besar Pengembangan dan
Penelitian Komunikasi dan Informatika Medan. Dari hasil pemantauan tersebut dilakukan
penginputan data, pengolahan data dan analisis data yang menghasilkan suatu Policy Brief.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Balai Besar
Pengembangan dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP Kominfo) Medan telah
menerbitkan Kajian Policy Brief (Analisis Isu Publik). Terbitan ini merupakan hasil penginputan
data dari beberapa surat kabar yang terbit di wilayah kerja BBPSDMP Kominfo Medan yang
memberitakan mengenai kebijakan pemerintah daerah baik itu bidang Ekuin, Kesra dan
Polhukam. Hasil penginputan data kemudian diolah dengan menggunakan SPSS dan dilakukan
analisis.
Pada terbitan Survey Analisis Isu Publik bulan ini, data didapat dari hasil monitoring
media dalam pemberitaan surat kabar terbitan Sumatera Utara yakni Sinar Indonesia Baru,
Analisa, Waspada, Sumut Pos, dan Medan Bisnis.
Medan, Februari 2018
Kepala BBPSDMP Kominfo Medan,
Drs. Irbar Samekto, M.Si
NIP. 19620919 198903 1 001
TIM KAJIAN POLICY BRIEF/ ANALISIS ISU PUBLIK
BALAI BESAR PENGEMBANGAN DAN PENELITIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA MEDAN
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
2018
Pengarah Drs. Irbar Samekto, M.Si
Penanggung Jawab Budiman, S. Sos
Ketua Pelaksana Ratna, S.E, M.S
Wakil Ketua Pelaksana Hukeria Harianja, S.H, M.Hum
Sekretaris Drs. Asril
Penganalisis Budiman, S.Sos Ratna, SE, MS
Moh. Muttaqin, S.T, M.Eng
Pembahas Imron Pribadi, ST, M. Pd
Drs. Jonni Sitorus Drs. Ali Murtadha M. Arifin
Penanda Berita Hukeria Harianja, S.H, M.Hum
Drs. Asril
Penginput Data Pontas Halomoan
Hartalina, SS
Pengolah Data Laili Fahlia, S.E, S.Pd
Pengumpul Data Murniaty Rohana
Toga Panggabean
PENDAHULUAN
Balai Besar Pengembagan dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP
Kominfo) Medan adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan
Pengembangan SDM yang berada dibawah dan tanggungjawab Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan SDM dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Badan Penelitian dan
Pengembangan SDM. BBPSDMP Kominfo Medan mempunyai tugas melaksanakan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika serta
pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan
pengetahuan di wilayah perbatasan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2017
tanggal 28 September 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika, wilayah
kerja BBPSDMP Kominfo Medan meliputi tujuh provinsi yaitu: Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera
Utara, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kalimantan
Barat dan Provinsi Kalimantan Utara.
Sesuai dengan Visi dan Misi BBPSDMP Kominfo Medan, yaitu salah satunya
meningkatkan publikasi hasil-hasil pengkajian komunikasi dan informatika terutama di wilayah
perbatasan, maka dilakukan kajian dengan menggunakan aplikasi media monitoring terhadap
surat kabar terbitan Sumatera Utara dan daerah lain yang menjadi wilayah kerja BBPSDMP
Kominfo Medan dengan melakukan penginputan data, pengolahan data dan analisis data.
Diharapkan kajian ini akan dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi
pemikiran bagi pemerintah daerah dalam penentuan kebijakan. Kajian dibagi menjadi tiga
bidang, yaitu Ekuin, Kesra dan Polhukam.
DAFTAR ISI
Halaman
IKHTISAR ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
TIM KAJIAN .......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BIDANG
KESRA ............................................................................................................................ 2
EKUIN ............................................................................................................................ 6
POLHUKAM .................................................................................................................. 10
POLICY BRIEF
Bulan Februari 2018
Tim Analisis Isu Publik
Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan
Informatika Medan
Analisis isi (content analysis) adalah sebuah penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak pada media massa. Harold D.
Lasswell, pelopor metode ini menggunakan teknik symbol coding yakni mencatat lambang
atau pesan secara sistematis yang kemudian di interpretasi sehingga menjadi angka yang
terukur, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah analisis yang terukur juga. Secara umum,
analisis isi merupakan sebuah metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks. Disis
lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus.
Holsti menjelaskan juga bahwa bahwa metode analisis isi adalah suatu teknik untuk
mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan
secara objektif, sistematis dan generalis. Penjelasan metode diatas terkait dengan analisis isi
media menggambarkkan bahwa ragam berita media yang ada akan menjelaskan dan
menggambarkan sebuah opini masyarakat secara umum terkait dengan kondisi yang terjadi.
Kajian analisis isi juga memiliki tujuan tertentu, sesuai dengan target kajian yang diharapkan.
Dalam analisis isi yang dilakukan di lingkungan Balai Besar Pengembangan SDM dan
Penelitian Kominfo (BBPSDMP) Kominfo Medan ini, yang menjadi target analisis isi adalah
terkait dengan pemberitaan media cetak terhadap apa yang telah dan akan dilakukan
pemerintah daerah di wilayah kerja BBPSDMP Kominfo Medan. Kinerja pemerintah sebagai
objek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar
dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas seluruh informasi tertulis
dan tercetak pada media massa yang terbit. Media massa baik cetak maupun online menjadi
sumber data dalam kajian analisis isi media ini. Sebagai syarat teknis agar data yang
digunakan reliable, maka pada kajian analisis isi media ini menggunakan seluruh populasi
media yang terbit pada daerah kajian yang direpresentasikan menggunakan sampel media
yang mewakili seluruh populasi media yang ada. Sedangkan yang menjadi unit analisis adalah
seluruh berita yang memuat informasi terkait dengan kebijakan yang telah dan akan dilakukan
pemerintah pusat dan daerah. Kajian analisis isi yang dilaksanakan ini membagi kategori
berita menjadi 3 (tiga) bidang yakni bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam),
Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dan bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin).
BIDANG KESRA
Bidang Kesra menjadi bidang berita terbanyak kedua yang dicermati oleh Tim Analisis
Isi Media Kajian Opini Publik BBPSDMP Kominfo Medan pada bulan Februari 2018.
Perbandingan persentase antar bidang berita ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Persentase bidang berita bulan Februari 2018
Gambar 1 menunjukkan bidang Polhukam menjadi bidang dengan persentase
pemberitaan terbesar dengan persentase 49,8%, diikuti bidang Kesra dengan persentase
31,9%, kemudian bidang Ekuin dengan persentase terendah yaitu 18,3%. Persentase berita
bidang Polhukam dan Kesra tidak terlalu jauh, namun bidang Ekuin dapat dikatakan
persentasenya relatif kecil dibandingkan kedua berita lainnya.
PEMILIHAN TOPIK
Berita-berita yang masuk dalam bidang Kesra dikelompokkan dalam 14 topik.
Komposisi ke-14 topik tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Komposisi topik berita bidang Kesra
31.9
18.3
49.8
1. Kesejahteraan Rakyat
2. Ekonomi, Keuangan, dan Industri
3. Politik, Hukum dan Keamanan
1.6
2.3
1.6
2.3
3.9
4.7
5.8
1.9
3.1
1.6
1.6
1.2
2.7
.4
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Keluarga Berencana
d. Kemiskinan
e. Kedaulatan Pangan
f. Lingkungan
g. Tenaga Kerja
h. Infrastruktur
j. Kedaulatan energy (kelangkaan…
k. Maritim dan Kelautan
l. Pembangunan Desa
m. Pembangunan wilayah perbatasan
n. Bencana alam
o. Budaya
Berdasarkan Gambar 2, tiga topik yang paling banyak diberitakan di bidang Kesra
adalah topik tenaga kerja, lingkungan, dan kedaulatan energi. Namun, berdasarkan kliping
pmeberitaan yang diterima penganalisis, jumlah berita yang paling signifikan adalah berita
dengan topik lingkungan dengan jumlah 6 berita. Dengan memperhatikan kondisi tersebut,
maka topik berita lingkungan dipilih untuk dianalisis pada edisi Februari ini di bidang Kesra.
Berita lingkungan yang paling mendominasi adalah berita Kebakatan Hutan dan Lahan
(Karhutla) yang terjadi di Provinsi Riau. Karhutla ini menjadi kompleks penanganannya
mengingat hutan yang terbakar adalah hutan lahan gambut. Salah satu berita bahkan
mengabarkan bahwa kebakaran yang pada awalnya hanya menimpa 140 hektare lahan kini
berkembang pesat hingga 633 hektare. Bencana serius ini memaksa Plt. Gubernur Riau
menetapkan status siaga darurat bencana Karhutla sejak 19 Februari hingga 31 Mei 2018.
Berita lainnya dengan topik lingkungan adalah kasus pencemaran air sungai oleh limbah
industri di Sungai Barumun. Namun kasus pencemaran ini masih pada tahap investigasi,
dengan membentuk tim advokasi bersama antara masyarakat sekitar dan Koperasi Parsub.
Tim yang dibentuk telah turun ke lapangan dan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan
Hidup Paluta serta mengambil sampel air untuk diteliti di laboratorium. Berita lainnya adalah
perambahan hutan lindung secara ilegal di Asahan. Kasus ini diungkap oleh Kepala Pengelola
Hutan (KPH) wilayah III Sumut yang jajarannya berhasil menemukan gubuk OTK perambah
dan alat pemotong kayu. Hingga terungkapnya kasus ini, kerusakan hutan lindung sudah
seluas 10 hektare.
Dari beberapa berita pada topik lingkungan tersebut, berita mengenai Kebakaran Hutan
dan Lahan (Karhutla) dipilih sebagai berita yang dianalisis. Luasnya dampak Karhutla ini,
apalagi sampai memicu status siaga darurat bencana menjadi salah satu pertimbangan yang
menguatkan pemilihannya.
ANALISIS
Karhutla memiliki panduan penanganan sendiri yang diatur dalam Inpres No. 11 Tahun
2015 tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Dalam dokumen
tersebut, Presiden melibatkan tiga Menteri Koordinator, 15 Menteri, Jaksa Agung, Kepala
BNPB dan BMKG, TNI, Polri, dan tidak ketinggalan unsur Pemerintah Daerah tingkat
Provinsi dan Kabupaten Kota (Gubernur, Walikota, dan Bupati) dalam penanganan Karhutla.
Instruksi yang diberikan secara umum kepada para pejabat tersebut tertuang dalam bagian
PERTAMA Inpres ini, yaitu:
1. Melakukan peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di seluruh wilayah
Republik Indonesia, melalui kegiatan :
a. Pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan;
b. Pemadaman kebakaran hutan dan lahan;
c. Penanganan pasca kebakaran/ pemulihan hutan dan lahan.
2. Melakukan kerja sama dan saling berkoordinasi untuk melaksanakan pengendalian
kebakaran hutan dan lahan.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan untuk kegiatan
pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
4. Meningkatkan penegakan hukum dan memberikan sanksi yang tegas terhadap perorangan
atau badan hukum yang terlibat dengan kegiatan pembakaran hutan dan lahan.
Inpres ini juga secara khusus menginstruksikan peran Gubernur pada bagian KEDUA,
poin 19. Kewenangan tersebut selengkapnya adalah:
1. Menyusun Peraturan Gubernur mengenai sistem pengendalian kebakaran hutan dan
lahan;
2. Mengoptimalkan peran dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai
koordinator dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan;
3. Mengalokasikan biaya pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi;
4. Memfasilitasi hubungan kerja sama antar pemerintah kabupaten/ kota dalam pelaksanaan
pengendalian kebakaran hutan dan lahan di wilayah provinsi;
5. Melaporkan hasil pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan da n lahan di wilayahnya
kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
6. Mewajibkan kepada pelaku usaha pertanian untuk memiliki sumber daya manusia, sarana
dan prasarana pengendalian kebakaran, serta melaksanakan pengendalian kebakaran
lahan yang menjadi tanggungjawabnya;
7. Memberikan sanksi tegas kepada pelaku usaha pertanian yang tidak melaksanakan
pengendalian kebakaran lahan yang menjadi tanggungjawabnya.
Ketujuh kewenangan yang diamanatkan Inpres kepada Gubernur tersebut sebenarnya
meliputi penyiapan regulasi, kegiatan pengendalian (yang pada bagian PERTAMA dibedakan
menjadi tiga aktivitas yaitu: pencegahan, pemadaman, dan pemulihan), pembiayaan,
kerjasama, koordinasi dan pelaporan, pengawasan dan pemberian sanksi. Langkah
pengumuman status siaga darurat Karhutla yang diumumkan Plt Gubernur Riau merupakan
bagian dari kewenangannya dalam penanganan Karhutla untuk aktivitas pemadaman. Untuk
diketahui, penanganan ini menyisakan dua aktivitas lainnya yang tidak dapat dipandang
remeh, yaitu pencegahan dan pemulihan. Selain itu, Gubernur hanya bagian kecil dari “tim”
yang ditunjuk oleh Inpres untuk menangani Karhutla. Instansi-instansi khusus seperti BNPB
dengan berkoordinasi melalui BPBD di daerah, BMKG, TNI, Polri, jajaran eksekutif di
tingkat pusat seperti para menteri, bahkan kejaksaan juga tertuntut untuk ikut berperan dalam
penanganan Karhutla.
Karhutla yang terjadi berulang-ulang sesungguhnya menunjukkan langkah pencegahan belum
berjalan dengan optimal. Sementara untuk aktivitas pemulihan tidak dapat mengimbangi laju
karhutla, karena upaya pembentukan hutan yang tidak sebentar. Hal ini berarti kegiatan
pencegahan semestinya mendapat perhatian yang paling besar, karena jika bencana ini dapat
dicegah, maka tidak akan diperlukan upaya pemadaman dan pemulihan. Aktivitas penyiapan
regulasi yang matang dan
pelaksanaannya secara baik, koordinasi dan pelaporan, pengawasan hingga melibatkan
masyarakat, dan penegakan hukum membutuhkan aktor dari lintas instansi dan kepentingan,
dan ini semua akan menjadi tindakan pengawasan yang paling optimal jika semuanya berjalan
secara paralel. Tidak ketinggalan inovasi dan teknologi juga harus terus dimunculkan, seperti
upaya penyiapan saluran-saluran air untuk membasahi hutan lahan gambut yang jika sudah
terbakar akan sangat sulit dipadamkan. Saatnya orientasi penanganan Karhutla difokuskan
pada aksi-aksi pencegahan, masyarakat dapat diundang dengan menciptakan komunitas
pecinta hutan, misalnya, dan penguatan aksi-aksi pencegahan ini tidak akan meninggalkan
kesiapan untuk melakukan pemadaman dan pemulihan. Hanya saja, jika tahap pencegahan
berhasil dengan baik, maka laju karhutla akan dapat dibendung, dan kita mempunyai “waktu”
untuk menghijaukan kembali hutan kita.
KESIMPULAN
1. Penanganan karhutla membutuhkan keterlibatan banyak sektor dan dilaksanakan secara
komprehensif. Inpres No. 11 tahun 2015 mengamanatkan tiga Menteri Koordinator, 15
Menteri, Jaksa Agung, Kepala BNPB dan BMKG, TNI, Polri, dan tidak ketinggalan
unsur Pemerintah Daerah tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota (Gubernur, Walikota, dan
Bupati) dalam penanganan Karhutla.
2. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam penanganan Karhutla, terutama pada
tahap pencegahan.
3. Tahap pencegahan perlu mendapat porsi yang lebih serius dalam penanganan Karhutla.
Tahap ini setidaknya meliputi penyiapan regulasi yang matang dan pelaksanaannya
secara baik, koordinasi dan pelaporan, pengawasan, dan penegakan hukum. Pada saat
yang sama, tahap pemadaman dan pemulihan juga tetap dipersiapkan dengan baik.
4. Inovasi dalam penanganan Karhutla mutlak diperlukan, sebagai bagian dari langkah
preventif terjadinya Karutla terutama untuk penanganan Karhutla yang kompleks seperti
di hutan lahan gambut.
BIDANG EKUIN
Dalam analisis isi media yang dilakukan BBPSDMP Kominfo Medan pada bulan
Februari 2018 ini terlihat pada Gambar. 1 dibawah ini.
Gambar 1. Persentase Bidang Berita Bulan Februari 2018
Gambar 1. menunjukkan bidang Polhukam mendapat porsi pemberitaan terbesar yakni
49,8%, bidang Kesra sebesar 31,9% dan bidang Ekuin sebesar 18,3%.
Pada bidang Ekuin bulan Februari 2018 berita mengenai ekonomi mikro yakni perilaku
konsumen, industri, penentuan harga pasar dan produksi barang jasa mendapat persentase
sebesar 21,4%, dan posisi terakhir ditempati oleh ekonomi makro sebesar 4,7 % seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar. 2 berikut ini:
Gambar 2. Komposisi topik berita bidang Ekuin
31.9
18.3
49.8
1. Kesejahteraan Rakyat
2. Ekonomi, Keuangan,dan Industri
3. Politik, Hukum danKeamanan
21.4
4.7
b. Ekonomi Mikro(Perilaku konsumen,industry, penentuanharga pasar, produksibarang dan jasa)
c. Ekonomi Makro(Pendapatan nasional,investasi, kesempatankerja dan inflasi)
Analisis isi bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin) pada edisi Februari 2018
ini menunjukan bahwa tingkat keragaman topik, berita dan pembahasan semakin meluas.
Untuk topik yang berkaitan dengan ekonomi mikro, dapat digambarkan bahwa masalah klasik
yakni kelangkaan kebutuhan warga seperti gas elpiji bersubsidi, tarif listrik, harga produk
petani tetap menjadi topik primadona yang dipublis di media massa cetak maupun online.
Namun demikian, ada sebuah topik popular yang saat ini mendapat sorotan pihak melalui
pemberitaan suratkabar yakni terkait dengan pemberdayaan ekonomi kreatif, khususnya bagi
kalangan pelaku UMKM. Ekonomi makro juga memiliki topik yang tidak kalah menarik.
Dalam kajian analisis isi ini topik yang terkait dengan ekonomi makro adalah masalah
kebijakan yang berkaitan dengan upaya menarik investor baik local maupun investor asing.
Hal ini memang masing sangat dibutuhkan ditengah tingginya aktivitas ekonomi, industri
serta sumber daya alam yang melimpah, sehingga dibutuhkan modal untuk mengelola dan
mengubahnya menjadi produktif. Topik lainnya terkiat dengan ekonomi makro adalah terkiat
dengan pengelolaan pendapatan dan belanja pemerintah yang berkontribusi secara langsung
pada kondisi ekonomi nasional.
Upaya untuk mengefektifkan penggunaan anggaran baik pemerintah daerah maupun
pusat diharapkan akan menjaga stabilitas ekonomi secara nasional. Kondisi keuangan defisit
diharapkan tidak akan terjadi karena kondisi defisit menunjukan bahwa cash flow antara saldo
dan pengeluaran tidak berimbang sehingga dapat merusak tatanan penggunaan keuangan
sebuah organisasi. Sementara itu, topik yang terkait dengan pariwisata juga masih bersifat
klasik seperti ide, wacana dan kebijakan pengembangan objek wisata di berbagai daerah,
konsep penataan Danau Toba dengan menyatukan persepsi berbagai pihak, hingga ide untuk
menjadikan wisata kuliner sebagai bagian dari keunggulan wisata yang dapat menarik minat
wisatawan baik domestik maupun manca negara.
Pada sisi mikro, pemerintah harus selalu turun dan mengawasi ketersediaan dan harga
kebutuhan pokok masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus turun untuk mengatasi
kestabilan harga produk yang dihasilkan masyarakat seperti produk pertanian dengan
kebijakan pro rakyat. Sementara itu, disisi makronya, ketersediaan infrastruktur pendukung
kegiatan ekonomi dan industi juga harus menjadi prioritas sehingga secara umum peningkatan
ekonomi nasional akan meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Terkait
dengan aktivitas wisata yang juga menjadi topik dalam kajian ini dapat dijelaskan bahwa
aktivitas wisata sudah menjadi lumbung devisa negara yang berkontribusi meningkatkan
ekonomi nasional. Kebijakan ekonomi kreatif yang disematkan dalam aktivitas wisata. Media
sebagai corong informasi universal menunjukan perannya dalam mendukung aktivitas wisata
dengan pemberitaan keunggulan wisata yang dimiliki negara ini. Namun demikian, kehadiran
pemerintah untuk melakukan penetrasi lebih jauh dalam meningkatkan
pariwisata masih dibutuhkan yang akan dikolaborasi dengan peran masyarakat yang
menjadi pihak yang melekat dari kebijakan pariwisata itu sendiri
Pemberitaan bidang Ekuin didominasi oleh berita mengenai pesatnya berkembangan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sumatera Utara. Dalam menghadapi era
globalisasi, inovasi menjadi kata kunci apalagi sejak dibukanya pasar bebas sehingga
semaksimal mungkin diciptakan sumber daya manusia dengan keterampilan yang baik dan
mampu berinovasi. Namun keterampilan dan inovasi saja tidak cukup, diperlukan modal yang
cukup bagi para pelaku UMKM, seperti halnya bantuan yang diberikan kepada pelaku
UMKM di Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang yang berasal dari dana Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan yang berada di Sumatera Utara. Bantuan modal
ini diberikan kepada 100 pelaku UMKM berupa pembangunan gerai, fasilitas umum dan alat-
alat produksi. Hasil-hasil produksi dan kerajinan tangan para pelaku UMKM di Serdang
Bedagai bahkan cukup terkenal hingga ke manca negara seperti Malaysia, Singapura dan
Brunei Darussalam.
Hal lainnya yang dibutuhkan pelaku UMKM adalah pemimpin daerah yang peduli serta
mendorong UMKM dan juga koperasi yang berbasis perekonomian rakyat. Terdapat beragam
persoalan yang dihadapi pelaku UMKM seperti misalnya persoalan perizinan, tindakan
sweeping serta aksi premanisme, masalah infrastruktur juga tampak kurang mendukung.
Masalah-masalah ini berimbas dan melemahkan UMKM karena itulah dibutuhkan pemimpin
daerah yang sungguh mendorong perkembangan UMKM.
Salah satu cara untuk mengembangkan dan mendukung UMKM ini bisa dengan cara
menghidupkan sentra-sentra UMKM di daerah yang memiliki kekhasan seperti kuliner
ataupun kerajinan. Melalui sentra-sentra ini nantinya akan ada pelatihan, pembiayaan,
kerjasama, pemasaran termasuk pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis potensi lokal.
Sedangkan menyangkut infrastuktur di Sumatera Utara ini belum terlalu baik padahal hal ini
sangat dibutuhkan UMKM dalam memasarkan produknya dan pada gilirannya nanti dapat
mendorong ekonomi berbasis kerakyatan. Salah satu contohnya akses jalan yang rusak
menuju daerah tujuan wisata di Langkat seperti jalan ke Bukit Lawang dan Tangkahan apabila
infrastruktur ini baik maka pelaku UMKM disekitarnya dapat berkembang dengan pesat.
Usaha UMKM yang meningkat dengan pesatnya adalah UMKM yang bergerak di percetakan
atau clothing. Omzet pelaku UMKM usaha clothing atau pakaian meningkat dengan cukup
tinggi yakni sebesar 60%, hal ini terjadi sebagai dampak dari Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) serentak.
KESIMPULAN .
Berdasarkan pemaparan data dari analisis isu media edisi bulan Februari 2018 dengan
total sampel sebagai unit analisis bidang ekonomi, keuangan dan industri (ekuin) dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Kelangkaan produk LPG 3 kilogram bersubsidi telah terjadi di hampir semua kawasan
di kabupaten dan kota propinsi Sumatera Utara dan Aceh yang disebabkan beberapa
faktor yakni berkurangnya nilai subsidi pada APBN, naiknya harga minyak mentah
dunia serta adanya tindakan oknum yang tidak terpuji melalui praktik pengoplosan isi
tabung.
2. Propinsi Sumatera Utara telah mengalami penurunan daya saing terkait dengan minat
kehadiran investor, khususnya investor luar yang dapat dilihat dari indikator peringkat
daya saing investasi antar propinsi secara nasional seperti yang dipublikasikan oleh
salah satu lembaga penelitian ekonomi yang berbasis di Singapura
REKOMENDASI
1. Diharapkan kepada PT. Pertamina untuk memperjelas kuota penyaluran elpiji 3
kilogram bersubsidi dengan memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat
agar masyarakat memahami terkait keberadaan produk yang disubsisi oleh pemerintah
tersebut.
2. PT. Pertamina bekerjasama dengan pemerintah propinsi dan pemerintah daerah
hendaknya melakukan pengawasan yang lebih ketat dalam penyaluran LPG 3 kilogram,
khususnya pada perusahaan rekanan yang bertindak sebagai pangkalan dan
pendistribusiannya, untuk menekan praktik pengoplosan isi gas tersebut.
3. Seluruh jajaran Pemerintah Propinsi Sumatera Utara diharapkan menjadikan publikasi
peringkat berinvestasi di Sumatera Utara sesuai dengan publikasi lembaga penelitin
ekonomi yang berbasis di Singapura sebagai bahan merancang pengembangan daya
saing investasi, serta meningkatkan efektivitas pengawasan dan penindakan korupsi
serta memperbaiki infrastruktur pariwisata seperti jalan dan listrik, sehingga Sumatera
Utara kembali menjadi primadona bagi investor baik dalam maupun luar negeri..
BIDANG POLHUKAM
Bidang Polhukam terdiri dari berita bidang politik, hukum dan keamanan (Polhukam)
pada Bulan Februari 2018 masih didominasi oleh pemberitaan Pilkada Sumut 2018 yang
diikuti dengan dinamika peraturan daerah dan lain-lain.
PILKADA SUMUT: CEGAH POLITIK UANG DAN SARA
Setelah proses pendaftaran pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur telah
selesai, KPUD Sumut telah menetapkan 2 (dua) paslon yang akan maju dalam pilkada Sumut
2018 yakni 1. Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dan 2. Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.
Dalam deklarasi kampanye damai pilgub Sumut 2018 menghindari politik uang, SARA dan
hoaks. Hal tersebut dihimbau oleh Ketua Bawaslu Sumut Safrida R Rasahan. Lebih lanjut
beliau mengingatkan kepada kedua paslon untuk tidak melibatkan PNS dan TNI-Polri dalam
pemenangan pilgubsu 2018. Sementara itu Ketua Bawaslu RI Abhan mengungkapkan bahwa
Sumut salah satu dari 12 provinsi yang rawan penyebaran berita bohong dan ujaran
kebencian. Jika berita bohong (hoax) dan politik uang (money politics) mengarahkan pada
salah satu calon yang ternyata tidak kredibel, maka akhirnya satu daerah tergadai dan
tersandera satu periode. Hipotesis awal yang harus dimajukan adalah pilkada tanpa hoaks dan
politik uang akan menghadirkan pemimpin berkualitas dan demikian sebaliknya. Lalu
persoalannya bagaimana fenomena berita bohong dan politik uang serta cara mengatasinya.
Perkembangan teknologi internet telah mengubah pola komunikasi dan tatanan masyarakat
sehingga menjadi wadah baru mengemukakan pendapat dan ekspresinya. Netizen
beranggapan internet sebagai saluran yang menawarkan kebebasan demokrasi yang hampir
tak terbatas untuk melacak informasi, berkorespondensi dengan ribuan individu lain dan
secara spontan membentuk komunitas vitual yang tidak mungkin dibentuk dengan jalan lain
secara tradisional. Karena itulah masyarakat menganggap dunia maya (terutama media
0.0
5.0
10.0
15.0
1.24.3 5.4
.4 .8
10.1
5.8
1.2.4 .4
3.1
sosial) menjadi wadah terbaik menyuarakan pendapat dan ekspresi terhadap permasalah
yang dihadapi. Namun kebebasan itu menimbulkan permasalahan baru yaitu berita bohong
dan ujaran kebencian (hate speech).
Jika fenomena berita bohong begitu parahnya bagaimana dengan politik uang? Semakin
banyak pilkada seharusnya akan meningkatkan pendidikan demokrasi kepada masyarakat.
Namun fakta berbicara sebaliknya. Sebab menurut Bawaslu, di 2017 ada indikasi 600 kasus
politik uang. Dampaknya? Pada rilis media berjudul Dinasti Politik, Korupsi Kepala Daerah,
dan Pilkada serentak 2017 dari Koalisi Pilkada Bersih (Pukat UGM, Pusako UNAND, ICW,
Perludem, Lingkar Madani) disampaikan sesuai catatan ICW periode 2010 hingga 2015 saja
sudah ada 183 kepala daerah, baik di level provinsi atau kabupaten/kota yang menjadi
tersangka korupsi. Ini berarti kepala daerah sebagai output Pilkada banyak yang gagal
menjalankan mandat legitimasi dari warga (disconnect electoral).
KONTROVERSI PERMENHUB 108/2017
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selaku regulator resmi mengeluarkan Peraturan
Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 108 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. Permenhub ini
efektif berlaku mulai 1 November 2017 agar tidak terjadi kekosongan hukum. Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi (Menhub) menyadari adanya perbedaan pendapat dan
keinginan antara taksi reguler dan angkutan sewa khusus (taksi online) terkait Permenhub ini.
Namun, hal ini menunjukkan posisi Kemenhub yang tidak berpihak pada siapapun.
Namun kenyataannya dilapangan peraturan ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan
pengelola jasa angkutan umum. Organisasi Pengangkutan Darat (Organda) Kota Medan
bersama seluruh pengusaha angkutan konvensional berdemo dan menyampaikan kecaman
terhadap sikap tidak tegas yang ditunjukkan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub RI yang
menerbitkan surat bertolak belakang mengenai implementasi Permenhub 108/2017. Ketua
Dewan Pembina Organda Medan, Djumongkas Hutagaol menyesalkan sikap pemerintah
dalam hal ini Dirjen Perhubungan Darat yang justru menimbulkan keresahan,
ketidaknyamanan dan inkondusivitas di masyarakat terutama pengusaha angkutan
konvensional.
Sementara itu dari Asosiasi Transportasi Online (ATO) menegaskan, menolak
penerapan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 108 Tahun 2017 tentang
Angkutan Sewa Khusus (ASK). Pasalnya, Permen tersebut dinilai belum berkekuatan hukum
tetap dan segala sanksi yang bakal diterapkan juga dinilai tidak berdasar atau cacat hukum.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kondisi yang terjadi pada berita bohong dan politik uang membuat sejumlah pihak
kemudian menganggapnya sebagai masalah besar dalam pemilihan kepala daerah. Sebab
tanpa sadar, berita bohong dan politik uang akan mengarahkan pemilih kepada figur yang
tidak tepat. Untuk itulah pentingnya literasi informasi bagi masyarakat, membangun
masyarakat informasi tidaklah menjadi tugas pemerintah saja, namun setiap partai politik juga
harus mengambil peran yang sama serta para tokoh masyarakat juga harus terlibat. Tingkat
literasi masyarakat kita termasuk buruk, dari survei UNESCO, tingkat literasi Indonesia di
posisi 60 dari 61 negara, urutan kedua dari bawah. Minat baca orang Indonesia baru 0,001
persen, artinya hanya ada 1 orang yang punya minat baca dari 1000 orang. Tingkat literasi
rendah tentu menunjukkan tingkat kemauan memverifikasi sebuah informasi. Arus informasi
dalam budaya lisan jelas rawan penambahan, pengurangan, atau bahkan rekayasa. Bagi
masyarakat hendaknya memiliki dan mengembangkan daya nalar dalam memilah informasi
serta jangan sungkan untuk menanyakan kepada orang yang berkompeten menyangkut
informasi yang diperolehnya. Tolak berita bohong dan politik uang sambutlah pemimpinmu
yang mendedikasikan dirinya untuk rakyat.
Permenhub 108/2017 mengatur kesetaraan bagi semua pihak, maka diharapkan tidak
akan terjadi monopoli yang dilakukan suatu perusahaan. Adanya peraturan ini juga
merupakan upaya Kementerian Perhubungan untuk mengakomodasi kepentingan semua pihak
dan mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai pengguna jasa. Ada tiga landasan dalam
Permenhub ini yaitu kepentingan nasional, kepentingan pengguna jasa dalam aspek
keselamatan dan perlindungan konsumen dan kesetaraan kesempatan berusaha. Bila ingin
menjalankan sebuah usaha sebagai perusahaan angkutan, maka wajib berbadan hukum sesuai
dengan UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Badan hukum yang dimaksud dapat berupa
Perseroan Terbatas (PT) atau koperasi. Untuk koperasi, keanggotaan atau asetnya
diperbolehkan atas nama perorangan. Peraturan ini menyebutkan mengenai persyaratan
minimal lima kendaraan. Persyaratan minimal ini berlaku bagi badan hukum dengan bukti
Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) atas nama badan hukum. Sedangkan bagi perorangan
yang memiliki kurang dari lima kendaraan dapat bergabung dalam wadah koperasi.
Sementara itu, pengguna jasa dan penyedia jasa akan menetapkan tarif ASK berdasarkan
kesepakatan mereka sesuai batas atas dan batas bawah. Poin tarif batas atas dan batas bawah
akan tetap diberlakukan karena memiliki tujuan yang berpihak kepada masyarakat. Tarif batas
atas dan bawah diatur dalam Permenhub 108 tahun 2017. Tarif batas atas dan bawah diatur
dalam Permenhub 108 tahun 2017. Tujuannya untuk menjaga keselamatan pengguna jasa
transportasi bila mereka tidak memiliki alokasi dana yang cukup. Tarif yang terlalu rendah
dapat menyebabkan pihak penyedia jasa transportasi tidak memiliki alokasi dana untuk
merawat kendaraan sehingga akan mengganggu keselamatan pengguna jasa. Selanjutnya tarif
batas bawah memiliki dua tujuan yaitu menjaga persaingan usaha yang sehat dan menjaga
investor atau operator angkutan umum dapat merawat kendaraannya.
DATA ANALISIS ISI MEDIA BULAN FEBRUARI 2018
1. Jenis Media
2. Nama Surat Kabar
98.8
1.20.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
1. Cetak 2. Online
15.2.4
20.2
31.9
5.4
26.8 Analisa
Kaltim Pos
Medan Bisnis
Sinar Indonesia Baru
Sumut Pos
Waspada
3. Penempatan Berita
4. Posisi di Headline
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0
Headline
Halaman depan
Halaman tengah
Halaman belakang
1.2
43.2
47.1
8.6
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
a. utama g. Rubrik Daerah
1.2
.4
5. Format Berita
6. Sifat Berita
0.0
50.0
100.0
1. Laporan / Liputan
5. Rangkuman
99.6
.4
.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
1. Argumentatif
2. Deskriptif
4. Informatif
.4
90.3
9.3
7. Bidang Berita
8. Bidang Berita: Kesejahteraan Rakyat
31.9
18.3
49.8
1. Kesejahteraan Rakyat
2. Ekonomi, Keuangan,dan Industri
3. Politik, Hukum danKeamanan
1.62.3
1.62.3
3.94.7
5.8
1.9
3.1
1.6 1.61.2
2.7
.4
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
9. Bidang Berita: Ekuin
10. Bidang Berita: Polhukam
21.4
4.7
b. Ekonomi Mikro(Perilaku konsumen,industry, penentuanharga pasar, produksibarang dan jasa)
c. Ekonomi Makro(Pendapatan nasional,investasi, kesempatankerja dan inflasi)
0.02.04.06.08.0
10.012.0
1.24.3 5.4
.4 .8
10.1
5.8
1.2.4 .4
3.1
11. Topik Berita Menurut Kategori Pemerintah
12. Cakupan Permasalahan Dalam Berita
1.9
58.4
39.7
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Provinsi.
3. PemerintahKabupaten/ Kota
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
1. Lokal
2. Regional
3. Nasional
79.0
18.7
2.3
13. Sumber Informasi Utama/Dominan Berita
14. Sumber Informasi Lainnya
1. Eksekutif:Presiden,
WakilPresiden dst
2. Yudikatif:Pejabat
Peradilan;Jaksa Agung
3. Legislatif4. Media:Wartawanitu sendiri.
5.Masyarakat:
Anggotamasyarakat,LSM, Tokohmasyarakat
56.0
6.2
31.5
.4 5.8
1. Eksekutif: Presiden, Wakil Presiden dst
2. Yudikatif: Pejabat Peradilan; JaksaAgung
3. Legislatif
4. Media: Wartawan itu sendiri.
5. Masyarakat: Anggota masyarakat,LSM, Tokoh masyarakat
6. Lainnya …...
12.5
4.7
28.0
.4
19.8
.4
15. Tone Berita Secara Keseluruhan
16. Keberimbangan Berita
21.0
.8
78.2
1. Mendukung (Positif)
2. Tidak mendukung(Negatif)
3. Tidak berpihak (Netral)
100.0
Liputan Dua Sisi (Both Side Coverage)