epidemiologi dari katarak

8
Epidemiologi dari katarak Katarak adalah masalah kesehatan umum yang besar. Pda tahun 1997, WHO memperkirakan ada sekitar 3 !uta manusia yang buta didunia, sekitar setengahnya mengalami katarak. "e#nisi

Upload: sandiana-oi-amboeradoel

Post on 04-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Transletan dari jurnal epidemiologi katarak

TRANSCRIPT

Epidemiologi dari katarakKatarak adalah masalah kesehatan umum yang besar. Pda tahun 1997, WHO memperkirakan ada sekitar 38 juta manusia yang buta didunia, sekitar setengahnya mengalami katarak. DefinisiKatarak adalah sebuah opasifikasi dari lensa kristalin pada mata (gambar1). Istilah untuk kekeruhan lensa sebelum kehilangan pengelihatan adalah opasitas lensa. Bagai manapun, tidak ada batas yang jelas dalam istilah dari prefalensi dan riset epidemiologi etiologic. Oleh karena itu, untuk tujuan dari artikel ini, katarak akan diartikan sebagai opasifikasi apapun yang terjadi di dalam lensa. Sebelum kita menjawab pertanyaan apa yang menyebabkan katarak?, kita harus mendiskusikan bagaimana katarak di klasifikasikan, yang dimana berbagai macam dari katarak memiliki faktoresiko yang berbeda-beda. KlasifikasiKatarak dapat di klasifikasikan berdasarkan lokasi atau berdasarka etiologinya. Sebuah klasifikasi etiologic yang berisi 7 kategori (berdasarkan usia, kongenital, trauma, dan yang berhubungan dengan penyakit intra okuler atau penyakit sistemik atau agen berbahaya). Table 1 berisi beberapa system klasifikasi. Sikenal ada 3 tipe utama dari katarak yaitu: kotrikal, nuclear, dan subkapsular posterior, yang mana tiap tipe memiliki factor resiko yang berbeda-beda dan ini adalah system klasifikasi yang paling umum digunakan. Tingkatan untuk katarakSalah satu factor utama yang membatasi dari riset epidemiologis pada katarak adalah kekurangan dari metode yang terstandarisasi, objektif dan produktif. Untuk mendeteksi dan membuat tingkatan dari opasitas lensa. Sejalan denganperubahan yang terjadi yang sejalan dengan penuaan, sangat penting untuk menentukan apakah tepat untuk menggunakan usia subjek atau apakah hal ini mewakili dari katarak tersebut. Karena adanya perubahan yang lamban, metode apapun yang digunakan untuk mendeteksi progresif dari katarak pada riset epidemiologi haruslah cukup sensitive untuk mendeteksi perubahan itu. Beberapa metode dari penentuan tingkatan katarak telah berkembang dan hal ini akan di diskusikan pada artikel selanjutnya pada seri ini. Prevalensi Ada beberapa penelitian prefalensi dari katarak dan ada beberapa penelitian yang berbeda yang juga menggunakan definisi, deteksi dan tehnik pemberian tingkat yang berbeda, mereka sangat sulit untuk di bandingkan. Sebagai contoh, penelitian sebelumnya seperti peneliian mata Framingham menspesifikasikan sebuah ketajaman pengelihatan kurang dari 20/30. Bagaimanapun, ada juga beberapa penelitian yang menggunakan fotografi untuk mendokumentasikan jumlah dari katarak yang tidak termasuk dalam kriteria pengelihatan pada definisi dari katarak dan hal ini mungkin juga merupakan catatan yang paling akurat dari prefalensi opasitas lensa pada populasi. Secara progresif, katarak meningkat dengan usia seperti yang diperkirakan bahwa beberapa derajat dari opasitas lensa ada pada 50% dari mereka yang berusia 60 tahun keatas dan 100% pada mereka yang berusia diatas 50 tahun diseluruh dunia. Table 2 berisi beberapa penetian dan beberapa data prevalensi. Ketiga penelitian ini (Beaver Dam Eye Study dari Amerika Serikat, the Blue Montain Eye Study dari Australia dan Melton Eye Study dari Inggris) menggunakan system tingkatan yang berbeda dan akhirnya sulit uuntuk di bandingkan secara langsung. Detail dan perbandingan dari system Grading akan di munculkan nanti pada seksi grading katarak. Penelitian ini memberi anggapan bahwa katarak adalah umum terjadi pada orang-orang yang tinggal di negara industi dan juga bahkan lebih umum pada negara berkembang yang mana katarak dapat terjadi 10-15 tahun lebih muda. Angka kejadian jika prevalensi yang pasti sulut untuk diartikan gambaran kejadian dan progresifitasnya bahkan lebih bahkan tidak lebih pasti. Tiga penelitian ini menggunakan system greding yang lebih modern untuk memeriksa. Gambaran dari penelitian-penelitian tersebut diberikan pada table 3.Beberapa perbedaan dapat dijelaskan dengan perubahan definisi yang berbeda, struktur usia semple yang berbeda atau kesulitan metologikal. Penelitian italia-amerika memiliki kemunduran yang sangat dalam greding (SEKITAR 20%), memberikan anggapan baik tidak akurat atau system greding yang mentah telah digunakan dan di terima bahkan terdapat sedikit kemunduran dari opasitas lensa. Penelitian beafer dam lebih dapat dipercaya dan memperlihatkan kejadian selama 5 tahun dari 12% katarak nuclear dan 8% katarak vertical dalam penelitian mereka. Penelitian factor keluarga dan kembar pada katarak yang berhubungan dengan usia Terdapat korelasi yang signifikan pada saudara kandung dalam penelitian Beaver Dam Eye mendukun peran dari gen pada katarak yang berhubungan dengan usia. Kembar idientik memiliki gen yang benar-benar sama tetapi kembar yang tidak idientik hanya membagi setengah dari gen mereka. Telah dilakukan pada 500 pasangan kembar yang berusia diatas 50 tahun (gambar 1). Kesimpulannya bahwa penurunan sifat untuk katarak nuclear sekitar 48%. Katarak yang berhubungan dengan geneticPenelitian pada orang kembar mengarahkan kepada kemungkinan bahwa pengaruh genetic dapat terlibat dalam perkembangan katarak berdasarkan umur. Abnormalitas genetic 10 tahun kedepan pada katarak yang berhubungan dengan umur akan dapat di identifikasi yang mana akan dapat membantu kita untuk memahami bagaimana mekanisme dari pembentukan katarak dan kemungkinan juga memberikan kemungkinan perkembangan pengobatan untuk menunda onset atau perkembangan dari katarak. Fakator Resiko1. Usia Faktoresiko paling kuat untuk katarak adalah usia, setiap enelitian memperlihatkan penemuan yang hamper sama.2. Jenis Kelamin WanitaTerlihat bahwa terdapat resiko yang sangat besar dalam perkembangan katarak pada wanita khususnya opasitas lensa kortikal. Hormone mungkin saja terlibat; BDES telah melaporkan bahwa penggunaan dari terapi hormone terlihat sebagai proteksi dari opasitas nuclear yang parah dan kehamilan juga dapat melindungi dari katarak, dan juga manopous yang terlambat. Peran potensiaal dari estrogen ini diperlukan untuk divalidasi lagi.3. Cahaya MatahariBukti eksperimen yang telah dilakukan pada binatang memperlihatkan sebuah hubungan antara katarak dan UV-B dan bukti epidemiologis memberikan anggapan bahwa katarak kortikal berhubungan dengan sinar UV, katarak nuclear tidaklah berhubungan dan bukti untuk hubungan antara katarak subkapsular posterior belum jelas.4. MerokokAda beberapa bukti yang lumayan konsisten bahwa meroko berhubungan dengan katarak nuclear dan subkapsular posterior. Penelitian London city eye melaporkan bahwa peroko yang mnghisap rokok lebih dari 25 batang 1 hari memiliki resiko 3X lipat dari pada orang yang tidak merokok. Telah diperlihatkan juga bahwa mnghisap rokok meningkatkan resiko perkembangan opasitas nuclear. Bagaimanapun, merokok tidak berhubungan dengan katarak kortikal.5. DiabetesPenelitian berdasarka populasi telah mengkonfirmasi bahwa diabetes adalah factor resiko untuk katarak. Semua bentuk dari katarak terlihat meningkat pada diabetic. 6. SteroidSifat katarak togenik dari steroid telah di deskripsikan secara baik, yang berhubungan dengan dosis dan durasi dari pengobatan. Katarak subkapsular posterior jarang terjadi (dibawah 10%) tetapi karena posisinya pada lensa dan mereka terkadang berkembang dengan cepat, maka akan memberikan dampak yang besar pada pengelihatan.7. Factor social ekonomiEdukasi yang rendah telah dihubungkan dengan katarak pada populasi yang luasbahkan juga memiliki hubungan dengan factor lingkungan dan nutrisional. 8. Tinggi, Berat, Dan Massa Tubuh.Walaupun beberapa penelitian telah memperlihatkan tinggi badan yang kurang merupakan factor resiko dari katarak, dan juga BMI yang rendah. Tinggi yang rendah dapat menjadi tanda akan adanya mal nutrisi kronis pada usia muda. Penemuan yang menarik adalah berat pada usia satu tahun berhubungan dengan katarak nuclear 60-70 tahun kedepan yang akan mendukung hipotesis bahwa nutrisi muda merupakan hal yang sangat penting pada katarak nuclear berdasarkan usia.9. AlkoholPenelitian Oxfordshire menemukan bahwa orang-orang yang meminum alcohol lebih dari 4 gelas sehari memiliki resiko 2X lipat lebih tinggi. Bagaimanapun buktinya tidak konsisten.10. Diare dan dehidrasi parahPenelitian di india memperlihatkan bahwa diare dan dehidrasi berat menyebabkan pasien untuk tidur minimal 3 hari, hal ini menyebabkan peningkatan resiko 3-4X lipat. Hal ini belum dikonfirmasi pada penelitian lainnya di india. Riset berkelanjutan dibutuhkan pada area ini karna dapat menjadi factor resiko penting yang dapat dimodifikasi.11. HipertensiHypertensi adalah factor resiko lainnya. Orang dengan hipertensi memiliki rasio yang lebih tinggi untuk mengalami opasitas lensa subkapsula superior, tetapi tidak jelas hubungannya antara katarak kortikal dan nuclear dengan tekanan darah. Bagaimana mekanismenya juga belum diketahui secara pasti.12. Anti OksidanOksidasi dari protein di lensa berhubungan dengan pembentukan katarak dan diikuti oleh level anti oksida yang tinggi seperti vitamin mungkin saja berguna untuk melindunginya. Penelitian di boston menemukan bahwa konsumsi teratur dari muti vitamin melindungi mata dari segala jenis katarak, ketika terdapat dari 50.000 perawat di amerika serikat menentukan bahwa resiko ekstraksi katarak lebih rendah 45% pada wanita yang mengkonsumsi vitamin c minimal selama 10 tahun.namun tidak ada penelitian lain yang mendukung penelitian ini. Vitamin e lagi-lagi ditemukan memiliki efek proteksi,dan juga memperlihatkan efek protektif dari karotenoid. Dilakukan uji interfensi nutrisi tersebut, limsxian katarak study memperlihatkan sekitar 36% penurunan kejadian katarak pada usia 65-74 tahun yang meminum multi fitamin secara teratur dan penurunan sekitar 44% pada rentang usia yang sama yang mengonsumsi riboflafin.13. Miopi dan glukomaWalaupun miopi dan glukoma telah dilaporkan sebagai factor resiko yang kuat pada penelitian Oxfordshire tetapi tidak ada penelitian lain yang membahas hal ini dan riset selanjutnya dibutuhkan untuk mengambil kesimpulan. PengobatanSatu-satunya pengobatan yang terbukti adalah ekstraksi pembedahan dan ada sekitar 8 juta oprasi pertahun. Diperkirakan bahwa pada tahun 2020 lebih dar 30.000.000 oprasi pertahun akan dibutuhkan untuk menurunkan kebutaan karna katarak menjadi kurang dari 1000.000. riset epidemiologi yang bagus dibutuhkan untuk mencari factor resiko dan pengobatan yang mungkin saja dapat menunda onset dari katarak. Pada tahun 1984 diperkirakan bahwa jika katarak bias ditunda selama 1 tahun maka jumlah pembedahan dapat dikurangi sebesar 45% yang berarti kita dapat berhemat. Telah diperkirakan bahwa laju operasi katarak harus digandakan pada 20 tahun kedepan dengan tujuan untuk menyeimbangkan dari kemungkinan yang akan terjadi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya masih dilakukan percobaan penggunaan vitamin anti oksidan untuk melihat apakah katarak dapat dicegah atau di tunda. Walaupun aspirin secara teoritis dapat mencegah katarak namun bukti yang di dapatkan dari uji kegunaan aspirin sangatlah mengecewakan dan tidak memberikan keuntungan yang berarti hal ini tidak dapat direkomendasikan pada saat ini.

KesimpulanKatarak adalah penyakit multi factorial yang mana telah diketahui bahwa usia, jenis kelamin wanita, diabetes, merokoka, steroid dan (mungkin) cahaya matahari. Ada banyak factor resiko lainnya yang bertolak belakang dengan ukti yang ada dan dibutuhkan penelitian epidemiologis lebih lanjut yang dibutuhkan untuk mengetahui apakah ada jalan untuk mencegah atau menunda perkembangan katarak. Peran dari makanan dan anti oksidan masih kontroversial dan ia mungkin saja tidak terlalu berpengaruh pada populasi yang sudah tercukupi nutrisi dan vitaminnya. Penelitian pada orang kembar memberi anggapan bahwa terdapat resiko genetic yang signifikan sehingga dibutuhkan identifikasi gen lanjutan. Identifikasi dari gen ini akan berakibat kepada ilmu pengetahuan yang lebih luas dari mekanisme terbentuknya katarak yang memungkinkan pada masa depan memberikan pengobatan untuk menunda perkembangan atau perjalanan dari kataraknya.