katarak komplikata

18
 Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059) BAB I Pendahuluan Katarak merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah diseluruh dunia. Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi keruh, sehingga cahaya sulit mencapai retina, akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata pada waktu yan g tidak ber samaan. Per uba han ini dapat terj adi kar ena pro ses deg ene ras i atau ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, infeksi penyakit tertentu (diabetes mellitus). Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan), karena itu katarak dapat dijumpai pada usia anak-anak maupun dewasa. Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda awal terjadinya katara k antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari dan daya penglih atan berkurang hingga kebutaan. Katarak biasanya terjadi dengan perlahan dalam waktu beberapa bulan. Daya penglihatan yang menurun mungkin tidak disadari karena merupakan perubahan yang  progresif. Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan  proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaucoma, tumor intra ocular, iskemia ocular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Kat ara k kompli kat a dapat jug a dis eba bka n ole h pen yak it sis temik end okrin dan keracunan obat. Katarak menyebabkan penurunan penglihatan bahkan kebutaan. Oleh karena itu sangat penting untuk membahas katarak komplikata lebih mendalam. Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 1

Upload: ritchiestefanus

Post on 07-Jul-2015

910 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 1/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

BAB I

Pendahuluan

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah diseluruh dunia.

Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi keruh,

sehingga cahaya sulit mencapai retina, akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi

secara perlahan-lahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak 

tidak menular dari satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata pada

waktu yang tidak bersamaan. Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi atau

ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, infeksi penyakit tertentu

(diabetes mellitus). Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan), karena itu katarak 

dapat dijumpai pada usia anak-anak maupun dewasa.

Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda awal terjadinya

katarak antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari dan daya penglihatan berkurang

hingga kebutaan. Katarak biasanya terjadi dengan perlahan dalam waktu beberapa bulan.

Daya penglihatan yang menurun mungkin tidak disadari karena merupakan perubahan yang

 progresif.

Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan

 proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaucoma, tumor intra ocular,

iskemia ocular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah

mata. Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin dan

keracunan obat. Katarak menyebabkan penurunan penglihatan bahkan kebutaan. Oleh karena

itu sangat penting untuk membahas katarak komplikata lebih mendalam.

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 1

Page 2: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 2/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

BAB II

Anatomi Lensa

Lensa kristalina merupakan suatu struktur transparan bikonveks yang fungsinya

adalah menjaga kebersihan lensa, merefraksikan cahaya, dan memberikan akomodasi. Lensa

tidak memiliki suplai darah atau inervasi setelah perkembangan pada masa fetus, dan lensa

 bergantung seluruhnya terhadap humor aqueous untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya

dan untuk menghilangkan sisa pembuangannya. Lensa terletak disebelah posterior iris dan

sebelah anterior korpus vitreus. Lensa dipertahankan pada posisinya oleh zonulla Zinnii.

Lensa tersusun atas kapsula, epithelium lentis, korteks, dan nucleus.2

Lensa tumbuh secara terus menerus seumur hidup. Saat lahir, ukurannya kurang lebih

6,4 mm diameter ekuatorial dan 3,5 mm diameter anteroposterior dan beratnya kurang lebih

90 mg. Lensa orang dewasa ukuran diameter ekuatorial 9 mm dan diameter anteroposterior 5

mm dan beratnya kurang lebih 255 mg. Ketebalan relatif korteks meningkat sesuai dengan

usia. Pada saat bersamaan, lensa mengadopsi suatu bentuk kurva yang semakin bertambah

sehingga lensa yang lebih tua memiliki kekuatan refraksi yang lebih tinggi. Indeks refraksi

menurun sesuai usia, kemungkinan sebagai hasil bertambahnya partikel-partikel protein

insolubel. Oleh karenanya, mata yang menua mungkin menjadi lebih hiperekoik atau miopik 

sesuai dengan usia.2

Kapsula lentis merupakan suatu membrane basalis yang transparan dan elastic disusun

oleh kolagen tipe IV didasari oleh sel-sel epitel. Lapisan terluar kapsula lentis, lamella

zonularis, juga berfungsi sebagai tempat perlekatan serabut-serabut zonula. Kapsula lentis

 paling tebal di daerah pre-ekuatorial anterior dan posterior dan paling tipis di region kutub

 posterior sentral.2

Tepat dibelakang kapsul lensa anterior terdapat satu lapis sel epitel yang disebut

epithelium lensa. Sel-sel ini secara metabolit aktif dan dapat melakukan semua aktivitas sel

normal, termasuk biosintesis DNA, RNA, protein, dan lipid, dan juga meghasilkan ATP

untuk memenuhi kebutuhan energi lensa. Sel-sel epitel bersifat mitotis, dengan aktivitas

terbesar sintesis DNA fase premitosis terjadi dalam suatu cincin di sekeliling lensa anterior 

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 2

Page 3: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 3/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

yang dikenal zona germinativum. Sel-sel yang baru terbentuk ini bermigrasi kearah ekuator,

dan berdiferensiasi menjadi serabut-serabut.2

Setelah serabut-serabut baru mulai terbentuk, mereka menambah dan memadatkan

serabut-serabut yang terbentuk sebelumnya, dengan lapisan tertua di bagian paling tengah.

Serabut-serabut yang terluar merupakan serabut yang paling baru dibentuk dan membentuk 

korteks lensa. 2

Sutura lentis dibentuk oleh penyusunan interdigitasi prosessus sel apical (sutura

anterior) dan prosessus sel basalis (sutura posterior). Sutura Y terletak di dalam nucleus

lentis, zona optis multiple dapat dilihat menggunakan biomikroskop slit-lamp. Zona

 perbatasan ini terjadi karena tingkatan sel-sel epitel dengan kepadatan optis yang berbeda

yang menetap seumur hidup.2 

Gambar 1. Anatomi Lensa.

  http://majiidsumardi.blogspot.com/2011

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 3

Page 4: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 4/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

BAB III

Katarak 

Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memilikin derajat kepadatan yang sangat

 bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasanya berkaitan dengan penuaan.

Penelitian-penelitian mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10% orang Amerika

Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka yang berusia antara

65 sampai 74 tahun dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun.

Sebagian kasus bersifat bilateral, walaupun kecepatan perkembangannya pada masing-

masing mata jarang sama. Katarak traumatic, katarak congenital, dan jenis-jenis lain lebih

 jarang dijumpai.4

Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein, peningkatan

 proliferasi, dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa. Secara umum, edema lensa

 bervariasi sesuai stadium perkembangan katarak. Katarak imatur (insipien) hanya sedikit

opak. Katarak matur yang keruh total (tahap menengah lanjut) mengalami sedikit edema.

Apabila kandungan air maksimum dan kapsul lensa teregang, katarak disebut mengalami

intumesensi (membengkak). Pada katarak hipermatur (sangat lanjut), air telah keluar dari

lensa dan meninggalkan lensa yang sangat keruh, relative mengalami dehidrasi, dengan

kapsul berkeriput. 4

Pada katarak congenital, kelainan utama terjadi di nucleus lensa-nukleus fetal atau

nucleus embrional, bergantung pada waktu stimulus kataraktogenik – atau di kutub anterior 

atau posterior lensa apabila kelainannya terletak di kapsul lensa. Pada katarak akibat usia,

kelainan mungkin terutama mengenai nucleus (sklerosis nucleus), korteks (kekeruhan

koroner atau kuneiformis), atau daerah subkapsul posterior. Katarak yang menyertai uveitisdan terapi steroid sistemik juga sering merupakan tipe subkapsul posterior.4

Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi

cukup padat (matur atau hipermatur) dan menimbulkan kebutaan. Namun, katarak, pada

stadium perkembangannya yang paling dini, dapat diketahui melalui pupil yang didalatasi

maksimum dengan oftalmoskop, kaca pembesar, atau slitlamp. Fundus okuli menjadi

semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya kekeruhan lensa, sampai reaksi fundus

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 4

Page 5: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 5/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

sama sekali hilang. Pada stadium ini katarak biasanya telah matang dan pupil mungkin

tampak putih. 4

Derajat klinis pembentukan katarak, dengan menganggap bahwa tidak terdapat

 penyakit mata lain, dinilai terutama dengan uji ketajaman penglihatan Snellen. Secara umum,

 penurunan ketajaman penglihatan berhubungan langsung dengan kepadatan katarak. Namun

  beberapa orang yang secara klinis memperlihatkan katarak yang cukup bermakna

  berdasarkan pemeriksaan dengan oftalmoskop atau slitlamp dapat melihat cukup baik 

sehingga dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Yang lain mengalami penurunan

ketajaman penglihatan berlebihan dibandingkan dengan derajat kekeruhan lensa yang

diamati. Hal ini disebabkan distorsi bayangan oleh lensa yang mengalami kekeruhan parsial.

The Cataract Management Guideline Panel  menganjurkan bahwa petunjuk terbaik untuk 

  perlu tidaknya tindakan bedah adalah penilaian berdasarkan gambaran klinis dan uji

ketajaman penglihatan Snellen dengan memperhatikan fleksibilitas berkaitan dengan

kebutuhan fungsional dan visual spesifik pasien, lingkungan, dan faktor resiko lain-yang

kesemuanya dapat berbeda-beda. 4

Pembentukan katarak secara kimiawi ditandai oleh penurunan penyerapan oksigen

dan mula-mula terjadi peningkatan kandungan air diikuti oleh dehidrasi. Kandungan natrium

dan kalsium meningkat; kandungan kalium, asam askorbat, dan protein berkurang. Pada lensa

yang mengalami katarak tidak ditemukan glutation. Usaha-usaha untuk mempercepat atau

menahan perubahan-perubahan kimiawi ini dengan terapi medis sampai saat ini belum

 berhasil.4

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 5

Page 6: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 6/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

BAB IV

Katarak Komplikata

Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan

 proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra ocular,

iskemia ocular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah

mata. 1

Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes

mellitus, hipoparatiroid, galaktosemia, dan miotonia distrofi) dan keracunan obat (tiotepa

intravena, steroid lokal lama, steroid sistemik, oral kontra septic dan miotika

antikolinesterase). Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak 

selamanya di daerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata

ataupun linear. 1

Dikenal dua bentuk yaitu bentuk yang disebabkan kelainan pada polus posterior 

terjadi akibat penyakit koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasi retina, kontusio retina dan

myopia tinggi yang mengakibatkan kelainan badan kaca. Biasanya kelainan ini berjalan

aksial yang biasanya tidak berjalan cepat dalam nucleus, sehingga sering terlihat nucleus

lensa tetap jernih. Katarak akibat myopia tinggi dan ablasi retina memberikan gambaran agak 

 berlainan.1

Katarak akibat kelainan polus anterior bola mata biasanya akibat kelainan kornea

 berat, iridosiklitis, kelainan neoplasma dan glaucoma. Pada iridosiklitis akan mengakibatkan

katarak subkapsularis anterior. Pada katarak akibat glaucoma akan terlihat katarak diseminata

 pungtata subkapsular anterior (Katarak Vogt). Penyebabnya :5

1. Penyakit lokal di mata

2. Penyakit sistemik, yang mengenai seluruh tubuh, terutama penyakit endokrin

3. Trauma : - Fisik : radiasi

- Mekanis : pasca bedah atau kecelakaan

- Kimia : zat toksis

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 6

Page 7: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 7/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

IV.I. Penyakit Lokal Mata

IV.I.1. Glaukoma

Glaukoma adalah sekelompok gangguan yang melibatkan beberapa perubahan ataugejala patologis yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraocular (TIO) dengan segala

akibatnya. Selain itu glaukoma memberikan gambaran klinik berupa penggaungan papil saraf 

optik dengan defek lapang pandang mata.

Glaukoma dapat timbul secara perlahan dan menyebabkan hilangnya lapang pandang

ireversibel tanpa timbulnya gejala lain yang nyata atau dapat timbul secara tiba-tiba dan

menyebabkan kebutaan dalam beberapa jam. Jika peningkatan TIO lebih besar daripada

toleransi jaringan, kerusakan terjadi pada sel ganglion retina, merusak diskus optikus

sehingga menyebabkan atrofi saraf optik dan hilangnya pandangan perifer.

Glaukoma pada saat serangan akut dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan

cairan lensa subkapsul anterior. Bentuk kekeruhan ini berupa titik-titik yang tersebar 

sehingga dinamakan katarak pungtata subkapsular diseminata anterior atau dapat disebut

menurut penemunya katarak Vogt. Kekeruhan seperti porselen/susu tumpah di meja pada

subkapsul anterior. Katarak ini bersifat reversible dan dapat hilang bila tekanan bola mata

sudah terkontrol.5

IV.I.2. Uveitis

Seperti semua proses radang, uveitis anterior ditandai dengan adanya dilatasi

 pembuluh darah yang akan menimbulkan gejala hyperemia silier (hiperemi perikorneal atau

 perikorneal vascular injection). Peningkatkan permeabilitas ini akan menyebabkan eksudasike dalam akuos humor, sehingga terjadi peningkatan konsentrasi protein dalam akuos humor.

Pada pemeriksaan slit lamp hal ini tampak sebagai akuos flare atau sel, yaitu partikel-partikel

kecil dengan gerak brown (efek tyndal). Kedua gejala tersebut menunjukkan proses

 peradangan akut.

Pada proses yang lebih akut, dapat dijumpai penumpukan sel-sel radang di dalam

 bilik mata depan yang disebut hipopion, ataupun migrasi eritrosit ke dalam bilik mata depan

yang dikenal dengan hifema. Apabila proses radang berlangsung lama dan berulang, maka

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 7

Page 8: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 8/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

sel-sel radang melekat pada endotel kornea, disebut sebagai keratic precipitate. Jika tidak 

mendapatkan terapi yang adekuat, proses peradangan akan berjalan terus dan menimbulkan

komplikasi.

Perubahan lensa sering terjadi sebagai akibat sekunder dari uveitis kronis. Biasanya

muncul katarak subkapsular posterior, dan juga dapat terjadi perubahan lensa anterior.

Pembentukan sinekia posterior sering berhubungan dengan penebalan kapsul lensa anterior 

dan perkembangan fibrovaskular yang melewatinya dan melewati pupil. Kekeruhan juga

dapat terjadi pada tempat iris melekat dengan lensa (sinekia posterior) yang dapat

 berkembang mengenai seluruh lensa. Kekeruhan dapat bermacam-macam, dapat difus, total,

atau hanya terbatas pada tempat sinekia posterior. Perubahan lensa pada katarak sekunder 

karena uveitis dapat berkembang menjadi katarak matur. Deposit kalsium dapat diamati pada

kapsul anterior atau dalam substansi lensa.2

IV.I.3. Miopia Maligna

Miopia maligna adalah miopia yang berjalan progresif yang dapat mengakibatkan

ablasio retina dan kebutaan. Miopia maligna biasanya bila mopia lebih dari 6 dioptri disertai

kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma

 postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi korioretina.

Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang kadang

terjadi ruptur membran Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya

neovaskularisasi subretina. Dapat juga ditemukan bercak Fuch berupa hiperplasi pigmen

epitel dan perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar, dan lebih lanjut akan terjadi degenerasi

 papil saaraf optik. Miopia maligna dapat ditemukan pada semua umur dan terjadi sejak lahir.

Pada anak-anak diagnosis sudah dapat dibuat jika terdapat peningkatan beratnya miopia

dalam waktu yang relatif pendek.

Katarak miopia dikarenakan terjadinya degenerasi badan kaca, yang merupakan

 proses primer, yang menyebabkan nutrisi lensa terganggu, juga karena lensa pada miopia

kehilangan transparasi sehingga menyebabkan katarak. 5

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 8

Page 9: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 9/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

IV.II. Penyakit Sistemik 

IV.II.1 Katarak Diabetes Melitus

Diabetes mellitus dapat mempengaruhi kejernihan lensa, indeks refraksinya, dan  besaran akomodasinya. Seiring dengan meningkatnya kadar gula darah, demikian pula

kandungan glukosa di humor aqueous. Karena glukosa dari aqueous masuk ke lensa secara

difusi, oleh karenanya glukosa yang terkandung dalam lensa akan meningkat. Beberapa

glukosa dikonversi oleh enzim aldosa reduktase menjadi sorbitol, yang tidak dimetabolisir 

tetapi menetap dalam lensa.

Kemudian, tekanan osmotic menyebabkan influks air ke dalam lensa, yang

menyebabkan edema serabut-serabut lensa. Keadaan hidrasi lensa dapat mempengaruhi

kekuatan refraksi lensa. Pasien diabetes mungkin menunjukkan perubahan refraksi

sementara, yang paling sering adalah miopia, tetapi kadang-kadang hipermetrop. Orang-

orang diabetes menurun kekuatan akomodasinya dibandingkan dengan kontrol pada umur 

yang sesuai, dan presbiopia dapat timbul pada usia yang lebih muda pada pasien dengan

diabetes daripada pasien-pasien nondiabetes.

Katarak merupakan penyebab umum penurunan visual pada pasien-pasien diabetes.

Meskipun dua tipe katarak secara klasik teramati pada pasien diabetes pola-pola lainnya juga

dapat terjadi. Katarak diabetes sejati atau katarak snowflake, memiliki gambaran perubahan

lensa subkapsular yang tersebar luas, bilateral,beronset cepat dan akut, biasanya pada orang

muda dengan diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Kekeruhan subkapsular putih abu-abu

multiple yang memiliki gambaran snowflake (butiran salju) terlihat pertama kali di korteks

lensa anterior dan posterior superfisial. Vakuola tampak dalam kapsul, dan bentuk celah di

korteks. Katarak kortikal intumescent dan matur terjadi segera sesudahnya.

Katarak senillis adalah tipe kedua yang sering teramati pada pasien diabetes. Bukti

menunjukkan bahwa pasien diabetes memiliki peningkatan risiko perubahan lensa

 berhubungan dengan umur dan perubahan lensa ini cenderung terjadi pada usia yang lebih

muda daripada pasien tanpa diabetes. Pasien diabetes memiliki risiko tinggi terjadinya

katarak berhubungan dengan umur yang mungkin merupakan hasil dari akumulasi sorbitol

dalam lensa, perubahan hidrasi yang mengikutinya, dengan peningkatan glikolisasi protein

 pada lensa diabetika.2

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 9

Page 10: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 10/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

IV.II.2. Galaktosemia

Galaktosemia merupakan ketidakmampuan mengubah galaktosa menjadi glukosa

yang diwariskan secara autosom resesif. Sebagai konsekuensinya, galaktosa terakumulasi

 pada jaringan tubuh, yang dengan metabolisme lebih lanjut mengkonversi galaktosa menjadi

galaktitol (dulsitol), gula alkohol dari galaktosa. Galaktosemia merupakan hasil adanya defek 

 pada satu dari tiga enzim yang terlibat dalam metabolism galaktosa: galaktosa 1-fosfat uridil

transferase, galaktokinase, atau UDP-galaktosa-4-epimerase. Bentuk yang paling umum dan

  paling berat, dikenal sebagai galaktosemia klasik, disebabkan oleh defek pada enzim

transferase. Enzim ini penting untuk mengubah galaktosa menjadi glukosa, karena laktosa

yang merupakan gula utama susu adalah disakarida yang mengandung glukosa dan galaktosa.

Pada galaktosemia klasik, gejala-gejala malnutrisi, hepatomegali, jaundice, dan

defisiensi mental muncul pada beberapa minggu pertama kehidupan. Penyakit ini bersifat

fatal jika tidak terdiagnosis dan tidak diterapi. Diagnosis galaktosemia klasik dapat

dikonfirmasi dengan ditemukannya substansi galaktosa reduksi non glukosa di urin.

Pasien-pasien dengan galaktosemia klasik, 75% akan timbul katarak, biasanya dalam

 beberapa minggu pertama setelah kelahiran. Akumulasi galaktosa dan galaktiol dalam sel-sel

lensa menyebabkan peningkatan tekanan osmotic intraselular dan influks cairan lensa.Biasanya, nucleus dan korteks bagian dalam menjadi keruh, menyebabkan gambaran “tetesan

minyak” pada retroiluminasi. Jika penyakit ini tetap tidak diterapi, katarak berkembang

menjadi kekeruhan lensa total. Terapi galaktosemia adalah mengeliminasi susu dan produk 

susu dari diit. Pada beberapa kasus, pembentukan katarak awal dapat dibalik oleh diagnosis

yang tepat dan intervensi diit.

Defisiensi dua enzim lainnya, epimerase dan galaktokinase, juga dapat menyebabkan

galaktosemia. Defisiensi ini lebih jarang dan menyebabkan abnormalitas sistematis yang

lebih ringan. Katarak dapat juga tampak tetapi biasanya muncul pada umur yang lebih tua

daripada galaktosemia klasik.2

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 10

Page 11: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 11/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

IV.II.3. Hipokalsemia (Katarak Tetani)

Katarak mungkin terjadi dalam hubungan dengan setiap keadaan yang menyebabkan

hipokalsemia. Hipokalsemia dapat idiopatik, atau dapat timbul sebagai hasil dari perusakan

yang tidak disengaja glandula paratiroidea selama operasi tiroid. Biasanya bilateral, katarak 

hipokalsemia adalah kekeruhan iridescent punctata di korteks anterior dan posterior yang

terletak diantara kapsul lensa dan biasanya dipisahkan dari kapsul lensa oleh suatu daerah

lensa yang jernih. Kekeruhan ini mungkin tetap stabil atau matur menjadi katarak kortikal

total. Pada pemeriksaan darah terlihat kadar kalsium turun.2

IV.III. Trauma

IV.III.1. Katarak Diinduksi Radiasi

Radiasi pengion. Lensa sangat sensitive terhadap radiasi pengion; bagaimanapun

  juga diperlukan 20 tahun setelah paparan sebelum katarak menjadi tampak secara klinis.

Periode laten ini berhubungan dengan dosis radiasi dan usia pasien, semakin muda semakin

rentan terhadap radiasi pengion karena memiliki sel-sel lensa yangs sedang tumbuh secara

aktif. Radiasi pengion pada daerah x-ray (panjang gelombang 0,001-10 nm) dapat

menyebabkan katarak pada beberapa individu dengan dosis 200 rad tiap fraksi. Tanda klinis

  pertama katarak diinduksi radiasi seringkali berupa kekeruhan punctata di dalam kapsul

  posterior dan kekeruhan subkapsular anterior yang halus menjalar kearah ekuator lensa.

Kekeruhan ini dapat berkembang menjadi kekeruhan lensa total.

Radiasi inframerah (katarak glassblowers). Paparan radiasi inframerah dan panas

yang terus menerus ke mata pada waktu yang lama dapat menyebabkan lapisan terluar kapsul

lensa anterior mengelupas dan menjadi lapisan tunggal. Eksfoliasi sesungguhnya dari kapsul

lensa, dengan lamella terluar terkelupas menggulung diatasnya, jarang terlihat saat ini.

Katarak kortikal mungkin berkaitan dengan keadaan ini.

Radiasi ultraviolet. Bukti eksperimental menunjukkan bahwa lensa rentan terhadap

kerusakan yang disebabkan oleh radiasi ultraviolet pada daerah UVB 290-320 nm. Bukti

epidemiologis dan penelitian berbasiskan populasi mengindikasikan bahwa paparan jangka

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 11

Page 12: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 12/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

lama terhadap UVB dari paparan sinar matahari berhubungan dengan peningkatan risiko

katarak kortikal dan subkapsular posterior.2

IV.III.2. Mekanis

IV.III.2.1. Trauma Tembus dan Trauma Tak Tembus

Trauma pada umumnya menyebabkan katarak monookuler. Trauma fisik baik tembus

maupun tidak tembus dapat merusak kapsul lensa, cairan COA masuk ke dalam lensa dan

timbul katarak. Trauma tak tembus (tumpul) dapat menimbulkan katarak dengan berbagai

 bentuk :

a. Vossious ring

Cetakan pupil pada lensa akibat trauma tumpul yang berbentuk vossious ring yaitu

lingkaran yang terbentuk oleh granula coklat kemerah-merahan dari pigmen iris

dengan garis tengah kurang lebih 1 mm. Secara normal menjadi padat sesudah

trauma. Cincin vossious cenderung untuk menghilang sedikit demi sedikit. Kekeruhan

kapsul yang kecil-kecil dan tersebar dapat ditemui sesudah menghilangnya pigmen.

 b. Roset (bintang)

Katarak berbentuk roset; bentuk ini dapat terjadi segera sesudah trauma tetapi dapat

  juga beberapa minggu sesudahnya. Trauma tumpul mengakibatkan perubahan

susunan serat-serat lensa dan susunan sisten suture (tempat pertemuan serat lensa)

sehingga terjadi bentuk roset. Bentuk ini dapat sementara dan dapat juga menetap.

c. Katarak zonuler atau lamellar 

Bentuk ini sering ditemukan pada orang muda sesudah trauma. Penyebabnya karena

adanya perubahan permeabilitas kapsul lensa yang mengakibatkan degenerasi lapisan

korteks superfisial. Trauma tumpul akibat tinju atau bola dapat menyebabkan robekan

kapsul, walaupun tanpa trauma tembus mata. Bahan-bahan lensa dapat keluar melalui

robekan kapsul ini dan bila diabsorbsi maka mata akan menjadi afakia.

Trauma penetrasi atau perforasi lensa sering mengakibatkan kekeruhan korteks pada

sisi yang rupture, biasanya berkembang secara cepat menjadi kekeruhan total. Kadang-

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 12

Page 13: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 13/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

kadang trauma perforasi kecil pada kapsul lensa dapat sembuh, sehingga menimbulkan

katarak kortikal fokal yang stasioner.5

IV.III.2.2 Pasca Bedah

Katarak sekunder menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatic

yang terserap sebagian atau setelah terjadinya ekstraksi katarak ekstrakapsular (EKEK). Hal

ini terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat

keadaan ini terlihat sesudah dua hari EKEK. Bentuk lain yang merupakan proliferasi epitel

lensa pada katarak sekunder berupa mutiara Elsching dan cincin Soemmering. Katarak 

sekunder merupakan fibrin sesudah suatu operasi EKEK atau sesudah trauma yang memecah

lensa.

Cincin Soemmering mungkin akan bertambah besar oleh karena daya regenerasi

epitel yang terdapat di dalamnya. Cincin Soemmering terjadi akibat kapsul anterior yang

 pecah dan traksi ke arah pinggir-pinggir melekat pada kapsula posterior meninggalkan daerah

yang jernih di tengah, dan membentuk gambaran cincin. Pada cincin ini tertimbun serabut

lensa epitel yang berproliferasi.

Mutiara Elsching adalah epitel subkapsular yang berproliferasi dan membesar 

sehingga tampak sebagai busa sabun atau telur kodok. Mutiara elsching ini mungkin akan

menghilang dalam beberapa tahun oleh karena pecah dindingnya. 1

IV.IV. Kimia

IV.IV.1. Obat-obatan

 Kortikosteroid 

Penggunaan jangka panjang kortikosteroid dapat menyebabkan katarak subkapsular 

  posterior. Insidensinya berhubungan dengan dosis dan durasi pengobatan. Pembentukan

katarak telah dilaporkan setelah pemberian kortikosteroid melalui beberapa jalur, sistemik,

topical, subkonjungtiva dan semprot hidung.

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 13

Page 14: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 14/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

Pada suatu penelitian pasien-pasien diterapi dengan prednisone oral dan diobservasi

selama 1-4 tahun, 11% yang diterapi dengan prednisone 10 mg/hari mengalami katarak, 30%

yang menerima 10-15 mg/hari dan 80% yang menerima lebih dari 15 mg/hari. Pada

 penelitian lain, setengah dari pasien-pasien yang mendapatkan kortikosteroid topical setelah

keratoplasti mengalami katarak setelah menggunakan 765 tetes dexamethason 0,1% selama

 periode 10,5 bulan.

 F enotiazin

Kelompok obat psikotropika, dapat menyebabkan deposit pigmen di epithelium lensa

anterior dalam bentuk konfigurasi aksial. Deposit ini dipengaruhi oleh dosis dan durasi

 pemberian obat. Deposit lebih sering terlihat dengan penggunaan beberapa jenis fenotiazin,

terutama klorpromazin dan thloridazin, daripada jenis yang lainnya.

Miotikum

Antikolinesterase seperti echothiophate iodide dan demekarium bromide dapat

menyebabkan katarak. Insidensi katarak yang telah dilaporkan sebesar 20% pada pasien-

  pasien setelah 55 bulan penggunaan pilokarpin dan 60% pada pasien-pasien setelah

 penggunaan posfolin iodide. Biasanya katarak ini pertama kali tampak sebagai vakuola kecil

di dalam dan sebelah posterior kapsul dan epithelium lensa anterior. Katarak dapat

 berkembang ke korteks posterior dan nucleus lensa dapat berubah juga. 2

IV.IV.2. Trauma Basa

Trauma basa pada permukaan okular sering menyebabkan timbulnya katarak, selain

merusak kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa mempenetrasi mata, menyebabkan

 peningkatan pH aqueous dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat aqueos. Pembentukan

katarak kortikal dapat terjadi secara akut atau sebagai efek yang tertunda dari trauma kimia.

Karena asam cenderung mempenetrasi mata tidak semudah basa, trauma asam jarang

menyebabkan pembentukan katarak.2

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 14

Page 15: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 15/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

BAB V

Terapi

Pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan jika penderita

tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kacamata untuk melakukan kegiatannya

sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan

mengganti kacamatanya, menggunakan kacamata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan

lensa pembesar. Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.

Indikasi operasi :

a. Pada bayi : kurang dari 1 tahun

Bila fundus tidak terlihat. Bila masih dapat dilihat, katarak dibiarkan saja

 b. Pada usia lanjut

• Indikasi klinis : kalau katarak menimbulkan penyulit seperti uveitis atau

glaucoma, meskipun visus masih baik untuk bekerja, perlu dilakukan operasi

setelah keadaan menjadi tenang

• Indikasi visual : batasnya pada orang yang buta huruf 5/50, pada orang yang

terpelajar 5/20

Dua macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa :

a. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler (EKEK)

Merupakan tindakan pembedahan pada lensa katarak, dimana dilakukan pengeluaran

isi lensa dengan mencegah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa

dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Robekan tersebut diambil

melalui insisi limbus  superior yang lebarnya 140-1600. Insisi Limbus yang kecil akan

mempermudah penyembuhan luka pasca bedah. Setelah kapsul anterior dirobek dan

diambil, inti dekstraksi, dan korteks lensa diirigasi dan diaspirasi agar keluar dari

mata, sedangkan kapsul posterior dipertahankan tetap pada tempatnya. Larutan -

larutan yang dapat dipakai untuk irigasi lensa ada bermacam – macam, yaitu : Nacl

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 15

Page 16: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 16/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

0,9% larutan Ringer dan larutan BSS yang merupakan larutan yang relatif lebih baik.

Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,

  bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan

implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glaucoma,

mata dengan predisposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata

mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi,

untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps

 badan kaca.5

b. Ekstraksi Katarak Intrakapsuler (EKIK)

Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan

 pada zonulla zinn telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah diputus. Pada katarak 

ekstraksi intrakapsuler tidak akan terjadi katarak sekunder. Pembedahan ini tidak boleh

dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih

mempunyai ligament hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan

ini astigmat, glaucoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan.1

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 16

Page 17: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 17/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

BAB VI

Kesimpulan

Pada manusia, lensa mata bikonveks, tidak mengandung pembuluh darah, tembus

 pandang dengan diameter 9 mm dan tebal 5 mm. Kedepan berhubungan dengan cairan bilik 

mata, kebelakang berhubungan dengan badan kaca. Digantung pada prosesus siliaris oleh

zonula zinnia, yang melekat pada ekuator lensa. Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang

  bekerja sebagai membran semipermeabel untuk menyerap air dan elektrolit untuk 

makanannya.

Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan

  proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaucoma, iskemia ocular,

nekrosis anterior segmen, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Katarak komplikata

dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes mellitus, hipoparatiroid,

galaktosemia, dan miotonia distrofi) dan keracunan obat (steroid lokal dan sistemik, miotika

antikolinesterase). Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak 

selamanya di daerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata,

linear, rosete, reticulum dan biasanya terlihat vakuol.

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 17

Page 18: katarak komplikata

5/9/2018 katarak komplikata - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/katarak-komplikata-559bf900c4494 18/18

 

Katarak Komplikata – Susanti Lingga Hutama (406107059)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata.Edisi ketiga. FKUI. Jakarta : 2007

2. Leo. Lens and Cataract. Ed 11. Jakarta : 2004

3. http://majiidsumardi.blogspot.com/2011

4. Vaughan Daniel, Asbury Taylor : Oftalmologi Umum. Ed 14. Widya Medika.

Jakarta : 2000

5. Wijaya N. Ilmu Penyakit Mata. Abadi Tegal. Jakarta : 1993

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

RSUD Kota Semarang (Periode 30 April 2011 – 2 Juli 2011) 18