emulsi dengan zwitter ion

5
BAB 2 PEMBAHASAN I. SURFAKTAN Surfactant ( surface-active-agent) atau agen aktif permukaan adalah suatu molekul yang mempunyai dua gugus yang memiliki sifat berbeda, yaitu gugus hidrofilik/lipofobik/suka air dan hidrofobik/lipofilik/suka minyak, yang kemudian dapat mencampurkan air dan minyak. Gambar 1. Surfaktan dalam Campuran Air dan Minyak Pada bagian polar atau suka air dapat bermuatan positif, negatif, atau netral. Secara struktur pada bagian yang suka air/hidrofilik mengandung gugus hidroksil sedangkan bagian suka minyak/hidrofobik mengandung rantai alkil yang panjang. Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan, setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Klasifikasi surfaktan berdasarkan muatannya dibagi menjadi empat golongan yaitu: a) Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion. Contohnya adalah garam alkana sulfonat, garam olefin sulfonat, garam sulfonat asam lemak rantai panjang. b) Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Contohnya garam alkil trimetil

Upload: tutyindraswari

Post on 11-Nov-2015

53 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

emulsi dengann zwitter ion

TRANSCRIPT

BAB 2PEMBAHASAN

I. SURFAKTANSurfactant ( surface-active-agent) atau agen aktif permukaan adalah suatu molekul yang mempunyai dua gugus yang memiliki sifat berbeda, yaitu gugus hidrofilik/lipofobik/suka air dan hidrofobik/lipofilik/suka minyak, yang kemudian dapat mencampurkan air dan minyak.

Gambar 1. Surfaktan dalam Campuran Air dan Minyak Pada bagian polar atau suka air dapat bermuatan positif, negatif, atau netral. Secara struktur pada bagian yang suka air/hidrofilik mengandung gugus hidroksil sedangkan bagian suka minyak/hidrofobik mengandung rantai alkil yang panjang. Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan, setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan.Klasifikasi surfaktan berdasarkan muatannya dibagi menjadi empat golongan yaitu: a) Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion. Contohnya adalah garam alkana sulfonat, garam olefin sulfonat, garam sulfonat asam lemak rantai panjang.b) Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Contohnya garam alkil trimetil ammonium, garam dialkil-dimetil ammonium dan garam alkil dimetil benzil ammonium.c) Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contohnya ester gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan alkil amina oksida.d) Surfaktan amfoterik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif. Pengunaan surfaktan amfoterik (CAPB) digunakan untuk mengurangi kerusakan protein dan potensi iritasi yang disebabkan oleh surfaktan anionik ( Rizki Febrianti, dkk., 2013).

II. SURFAKTAN AMFOTERIK ( ZWITTER IONIK )Surfaktan zwitterionik adalah garam electroneutral terdiri dari rantai hidrofobik dan Kelompok kepala hidrofilik dengan kedua pusat muatan positif dan negatif. Sifatnya tergantung dari kadar pH (ion zwitter). Apabila pH kurang7 maka surfaktan bersifat anion, sedangkan apabila pH lebih dari 7 maka surfaktan bersifat kation. Kehadiran baik kationik dan anionik pusat di bagian hidrofilik memberikan sifat tertentu berbeda dari lain. Struktur molekul lain surfaktan seperti panjang, jumlah rantai hidrofobik, alam dan jumlah dibebankan kelompok kepala antara kelompok kepala bermuatan negatif dan positif sangat mempengaruhi sifat surfaktan. Karena kehadiran kationik dan anionik di pusat surfaktan menunjukkan sifat senyawa menengah antara kationik dan anionik (N. SinghdanK. K. Ghosh, 2011). Surfaktan zwitter ionik biasanya mengandung gugusfungsional asam amino, betain, fosfobetain. Tabel 1. Gugus Fungsional pada Surfaktan AmfoterikAmfoterik :

- Aminocarboxylate l-+NH2(CH2)xCOO-, -N+H(CH2)xCOO-

- Betaine l-N+(CH2)xCOO- l

- Sulfobetaine l-N+(CH2)xCH2SO3- l

- Amine oxide l-N+-O- l

Kebanyakan molekul zwiterionik dimanfaatkan dalam studi biologi struktural karena memiliki kemampuan untuk melarutkan protein membran dan reseptor, biasanya pada konsentrasi pra-misel. Contoh lain dari surfaktan zwitter ionik dan aplikasinya antara lain :

1. Kokamidopropil Betain

Gambar 2. Struktur Kokamidopropil Betain (Wikipedia, 2012)CAPB merupakan surfaktan yang biasa digunakan dalam sediaan shampo, detergen, kondisioner dan produk perawatan lainnya, bersifat amfoterik dan memiliki tingkat iritasi lebih rendah daripada surfaktan golongan pertama seperti alkil sulfat. Bentuk sediaan cair dengan bahan aktif 47% dan sisanya air. CAPB salah satu favorit surfaktan yang lembut di kulit. Surfaktan ini juga memiliki keunggulan dapat menghasilkan efek yang sinergis bila diformulasikan dengan surfaktan lain. Surfaktan jenis ini dalam pustaka sering disebut zwiterionik yang memiliki dua fungsi, bisa menjadi kation atau anion. Sebagian besar ditentukan oleh pH, apabila pH asam maka surfaktan ini akan bersifat kation sebaliknya bila dalam suasana basa maka bersifat anion, yang mendekati titik isoelektrik.Formulasi minyak atsiri dalam campuran sediaan emulsi yang mangandung surfaktan dan memiliki sifat antibakteri untuk pembuatan sabun cair, salah satu surfaktan yang sering digunakan adalah kokamidopropil betain.2. Lauriminodipropionate Natrium dan Lauroamphodiacetate Dinatrium.Lauriminodipropionate Natrium dan Lauroamphodiacetate Dinatrium digunakan dalam campuran kosmetik dan coindisioner rambut. Konsentrasi yang digunakan sebagai surfaktan antara 1-10% ( Wilma F, dkk., 2012 ).

Gambar 3. Struktur molekul Lauriminodipropionate Natrium dan Lauroamphodiacetate Dinatrium

DAFTAR PUSTAKA

N. Singh and K. K. Ghosh (2011). Micellar Characteristics and Surface Properties of Some Sulfobetaine Surfactants. Tenside Surfactants Detergents: Vol. 48, No. 2, pp. 160-164.Anonim, 2015. Cocamidopropyl Betaine. http://en.wikipedia.org/wiki/Cocamidopropyl_ betaine [ diakses pada tanggal 14 April 2015]Chair, Wilma F. Bergfeld, Donald V. Belsito, Ronald A Hill, et.all. 2011. Sodium Lauriminodipropionateand Disodium Lauriminodipropionate as Used in Cosmetics. The 2011 Cosmetic Ingredient Review.Rizki Febrianti, Dwi, Tengku Nanda Saifullah S, dan Peni Indrayudha. 2013. Formulasi Sediaan Sabun Mandi Cair Minyak Atsiri Jeruk Purut (Citrus Hystrix Dc.) dengan Kokamidopropil Betain Sebagai Surfaktan. Naskah Publikasi : Universitas Muhammadiyah Surakarta.