emulsi farmasi

65
EMULSI SUB POKOK BAHASAN I a. DEFINISI SEDIAAN EMULSI b. PERSYARATAN SEDIAAN EMULSI c. MACAM SEDIAAN EMULSI d. PEMAKAIAN SEDIAAN EMULSI II. TUJUAN PEMBERIAN BENTUK SEDIAAN EMULSI III FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI STABILITAS FISIKA SEDIAAN EMULSI IV CARA PERACIKAN SEDIAAN EMULSI a. FORMULA UMUM b. CARA PERACIKAN V. WADAH, ETIKET DAN LABEL SEDIAAN EMULSI

Upload: fennyaugust93

Post on 22-Nov-2014

2.677 views

Category:

Health & Medicine


34 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Emulsi Farmasi

EMULSISUB POKOK BAHASAN

I a. DEFINISI SEDIAAN EMULSI b. PERSYARATAN SEDIAAN

EMULSI c. MACAM SEDIAAN EMULSI d. PEMAKAIAN SEDIAAN

EMULSIII. TUJUAN PEMBERIAN BENTUK

SEDIAAN EMULSIIII FAKTOR-FAKTOR YANG

DAPAT MEMPENGARUHI STABILITAS FISIKA SEDIAAN EMULSI

IV CARA PERACIKAN SEDIAAN EMULSI

a. FORMULA UMUM b. CARA PERACIKANV. WADAH, ETIKET DAN LABEL

SEDIAAN EMULSI

Page 2: Emulsi Farmasi

PUSTAKA• Anonim,”Farmakope Indonesia ed.III”,1979• Anonim,”Farmakope Indonesia ed.IV,”1995• Moh.Anif,”Ilmu Meracik Obat”, Gadjah Mada

University press,2005 • Nanizar Zaman-Joenoes,”Ars Prescribendi

ed.2”, Airlangga University press,2006• Howard C. Ansel,”Pengantar Bentuk Sediaan

Farmasi”, Universitas Indonesia press,1989.• C.F. Van Duin,”Ilmu Resep”,Soeroengan

Page 3: Emulsi Farmasi

Definisi• Emulsi adalah sediaan yang homogen

mengandung minyak atau lemak, terdispersi dalam vehikulum, distabilkan dengan emulgator atau surfaktan yang cocok. (ars prescribendi)

• Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispers terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur. (pengantar bentuk sediaan farmasi)

Page 4: Emulsi Farmasi

definisi

• Menurut F I ed. IIIEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

• Menurut F I ed. IVEmulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan kecil.

Page 5: Emulsi Farmasi

• Emulsi ~ mengandung 2 zat yang tidak bercampur

• Fase terdispers ~ fase dalam : emulgendum

• Fase pendispers ~ medium dispersi ~ fase luar ~ fase kontinu : menstruum

• Bahan pengemulsi : emulgens ~ emulgator

• Ukuran partikel: Ø 0,25-25 mikron, umumnya > 1 mikron

Page 6: Emulsi Farmasi

Persyaratan EmulsiSediaan emulsi yang baik harus :

1. Stabil dan homogen

2. Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan sama besar mendekati ukuran partikel koloid

3. Tidak terjadi creaming atau cracking

4. Warna, bau dan rasa menarik

Page 7: Emulsi Farmasi

Macam – Macam Emulsi

1. Menurut konsistensinya dan maksud pemakaiannya:

- emulsi cair : pemakaian oral, topikal, parenteral

mis : emulsi ol.iecoris aselli, balsamum papilare, intralipid injeksi

- emulsi semisolid : pemakaian topikal mis : vanishing cream

Page 8: Emulsi Farmasi

Macam – Macam Emulsi

2. Menurut asal bahan pembuat emulsi a. Emulsi alam / emulsi vera (emulsa

naturalia) Dibuat dari bahan dasar biji-bijian yang mengandung emulgendum & emulgens, dengan penambahan air dari luar akan terbentuk emulsi. b. Emulsi buatan / emulsi spuria dibuat dari bahan cair yang umumnya berupa minyak dengan penambahan emulgator dan air dari luar akan terbentuk emulsi

Page 9: Emulsi Farmasi

Macam – Macam Emulsi

3. Menurut tipe emulsi / jenis emulsi a. Tipe minyak dalam air = m/a = o/w - fase dalam : minyak/bahan serupa

minyak. - fase luar : air

b. Tipe air dalam minyak = a/m = w/o - fase dalam : air - fase luar : minyak

Jenis/ tipe emulsi yang terbentuk umumnya tergantung dariemulgator yang digunakan

Page 10: Emulsi Farmasi

Cara Penentuan Tipe Emulsi :

1. Tes pengenceran = drop dilution testBerdasarkan pengenceran fase luar emulsiBerdasarkan pengenceran fase luar emulsidilakukan dengan cara :dilakukan dengan cara :

- meneteskan air atau minyak pada sejumlah- meneteskan air atau minyak pada sejumlah tertentu emulsi.tertentu emulsi.

- bila emulsi dapat diencerkan dengan air- bila emulsi dapat diencerkan dengan air (tetap homogen) (tetap homogen)

tipe emulsi adalah m/a.tipe emulsi adalah m/a. - bila emulsi dapat diencerkan dengan minyak- bila emulsi dapat diencerkan dengan minyak

(tetap homogen) (tetap homogen) tipe emulsi adalah a/m.tipe emulsi adalah a/m.

Page 11: Emulsi Farmasi

Cara Penentuan Tipe Emulsi :

2. Tes kelarutan zat warna = Dye Solubility Test Berdasarkan kelarutan zat warna dalam air

atau minyak (fase pendispers). dilakukan dengan cara:

- meneteskan larutan zat warna pada sejumlah tertentu emulsi. - bila larutan zat warna dalam air, ditambahkan

pada suatu emulsi dan didapat :warna yang homogen tipe emulsi minyak dalam air (m/a).warna yang heterogen tipe emulsi air dalam minyak (a/m).

Page 12: Emulsi Farmasi

Cara Penentuan Tipe Emulsi :

3. Tes Konduktivitas / Conductivity Test Berdasarkan sifat air yg dapat menghantarkan

aliran listrik. Test ini akan lebih sensitif bila ditambah sedikit NaCl. dilakukan dengan cara :

- dibuat suatu rangkaian listrik, media penghantar arus digunakan emulsi yang ingin diketahui tipenya. - adanya arus akan ditunjukkan dengan menyalanya lampu yg dipasang pada rangkaian tersebut.

Page 13: Emulsi Farmasi

Cara Penentuan Tipe Emulsi :ad. 3. Tes Konduktivitas / Conductivity Test

• Bila emulsi dapat menghantarkan listrik lampu menyala fase luar emulsi adalah air tipe emulsi adalah minyak dalam air (m/a)

• Bila emulsi tidak dapat menghantarkan aliran listrik lampu tidak menyala fase luar emulsi adalah minyak tipe emulsi air dalam minyak (a/m).

• Perlu diperhatikan emulsi dengan emulgator ionik dapat memberi reaksi positif.

Page 14: Emulsi Farmasi

Cara Penentuan Tipe Emulsi :

4. Tes Flouresensi / Flourescence test Berdasarkan sifat beberapa minyak yang

berflouresensi pada sinar ultraviolet. dilakukan dengan cara : - emulsi yang ingin diketahui tipenya

disinari dengan sinar ultraviolet. - bila fluoresensi merata di seluruh bagian

tipe emulsi adalah air dalam minyak (a/m). - bila fluoresensi bintik-bintik tipe emulsi adalah

minyak dalam air (m/a).

Page 15: Emulsi Farmasi

PEMAKAIAN SEDIAAN EMULSI

• Sediaan emulsi dapat dipergunakan untuk obat dalam maupun obat luar.

• Untuk obat dalam, lebih disukai emulsi tipe m/a karena :- rasa atau bau minyak yang tidak enak dapat

tertutup/dikurangi. - minyak dalam butir-butir halus lebih mudah dicerna. Co: emulsi minyak ikan untuk p.o

Page 16: Emulsi Farmasi

TUJUAN PEMBERIAN BENTUK SEDIAAN EMULSI

Suatu bahan obat bentuk cair (minyak) yang tidak tercampurkan dengan pembawa cair dibuat dalam

bentuk sediaan emulsi dengan tujuan / alasan :1. Untuk menutupi rasa yang kurang enak

2. Untuk mempermudah proses pencernaan3. Untuk memudahkan pemakaian

- memudahkan pengolesan emulsi tipe a/m - memudahkan pencucian emulsi tipe m/a

4. Memberi efek emolient.5. Memperlama khasiat

Page 17: Emulsi Farmasi

Faktor2 Yang Dapat Mempengaruhi Stabilitas Fisika

Sediaan Emulsi

Faktor2 Yang Dapat Mempengaruhi Stabilitas Fisika

Sediaan Emulsi

1. Ukuran fase terdispersi/dalam Suatu emulsi stabil, jika butir yang

terdispersi berada dalam keadaan terbagi halus dalam waktu yang lama, bila fase terdispersi makin mendekati keadaan

koloidal maka emulsi tersebut makin stabil.

2. Konsentrasi fase dalam Adalah salah satu faktor penyebab terjadinya creaming. Butir-butir yang besar dan dapat

bergerak dengan cepat akan menubruk butir-butir yang kecil dengan pergerakan yang

lambat.

Page 18: Emulsi Farmasi

Faktor2 Yang Dapat Mempengaruhi Stabilitas Fisika Sediaan Emulsi

Faktor2 Yang Dapat Mempengaruhi Stabilitas Fisika Sediaan Emulsi

Bila konsentrasi fase dalam > , shg butir-butir yg berada pada dasar sampai permukaan bersentuhan maka gerakan dari butir-butir tidak memungkinkan

lagi krn alasan ruang geometriknya.

3. Viskositas fase luar Makin besar viskositas emulsi , maka makin

kurang gerakan/tumbukan butir-butir fase dalam, dengan demikian menghalangi bersatunya fase dalam dan menghindari terjadinya creaming.

Sesuai dengan hukum Stoke’s

d2 ( ρt - ρo ) g V = ---------------------------

18 η

Page 19: Emulsi Farmasi

Ketidak stabilan emulsi secara fisis dapat ditunjukkan dengan terjadinya :

a. creamingBila fase dalam menjadi lebih pekat dan mendorong fase luar yang cenderung naik ke atas atau turun ke bagian bawah sediaan, tergantung dari berat jenis

kedua fase tersebut.Keadaan ini dapat diperbaiki dengan pengocokan.

b. crackingBila fase dalam dan fase luar memisah secara

menyeluruh yang umumnya disebut pecahnya sistem emulsi.

Keadaan ini tidak dapat diperbaiki dengan pengocokan.

Page 20: Emulsi Farmasi

Fase dalam dan fase luar cenderung memisah → adanya tegangan permukaan pada kedua cairan. bila gaya ini tidak dihilangkan , butir-butir fase

dalam akan bersatu dan emulsi akan pecah.

Efek dari gaya ini dapat diatasi dg cara :1. Menambah bahan yang dapat menurunkan

tegangan permukaan / surfaktan.2. Menambah bahan yg dapat menempatkan diri

pada permukaan antara kedua fase dan mengikat kedua fase dengan kekuatan besar.

3. Menambah bahan yg membentuk suatu film / selaput tipis di sekeliling butiran-butiran fase dalam yang secara mekanis mencegah kedua

fase tersebut bersatu.

Page 21: Emulsi Farmasi

Terbntknya emulsi tipe m/a atau a/m tergantung :

a. Kelarutan selektif emulgator yg digunakan. - bila emulgator larut dalam air terbentuk emulsi tipe m/a

- bila emulgator larut dalam minyak terbentuk emulsitipe a/m

b. Perbandingan jumlah fase minyak dan fase air.

Page 22: Emulsi Farmasi

CARA PERACIKAN SEDIAAN EMULSI

FORMULA UMUM SEDIAAN EMULSI

R/ Bahan obat

Bahan pengemulsi

Bahan tambahan

Pembawa

Page 23: Emulsi Farmasi

CARA PERACIKAN SEDIAAN EMULSI

a.Bahan obat.

Bahan obat dalam sediaan emulsi dapat berasal dari minyak yang dikandung dlm biji-bijian atau bahan cair yang umumnya berupa minyak atau yang menyerupai minyak yang tidak dapat tercampurkan dengan pembawa umumnya air.

b.Bahan pengemulsi = emulgator.

Untuk menstabilkan suatu emulsi, agar fase dalam dan fase luar tidak memisah dapat ditambahkan bahan pengemulsi / surfaktan.

Page 24: Emulsi Farmasi

MACAM-MACAM BAHAN PENGEMULSI

Bhn pengemulsi dibdkan berdsrkan:•Kelarutan emulgator- emulgator larut air mis: gom arab, tragakan,tween- emulgator larut minyak

mis: sabun kalsium stearat, span•Muatan emulgator a. anionik mis : gom arab, sabun natrium stearat b. kationik

mis : benzalkonium klorida

Page 25: Emulsi Farmasi

MACAM-MACAM BAHAN PENGEMULSI

c. Non ionik- bersifat lipofil

* alkohol – lemak stearil alkohol * ester-ester asam lemak dg alkohol tinggi: -dg as. lemak jenuh span 20, 40, 60 -dg as. Lemak tdk jenuh span 80, 85

- bersifat hidrofil mis : ester asam lemak

* dengan polietilenglikol PEG 4000 monostearat

* dengan polioksietilen tween

d. amphoter misal : protein

Page 26: Emulsi Farmasi

Bahan Pengemulsi Pada Pembuatan Sediaan Emulsi

1.Golongan karbohidrat : gom arab, tragakan, metilselulosa, karboksimetil selulosa

2.Golongan protein : gelatin = pharmagel3.Golongan sabun dan alkali : TEA4.Golongan alkohol : setil alkohol,

stearil alkohol, oleil alkohol, gliseril monostearat, PEG

5.Golongan pembasah : Natrium lauril sulfat, Span, Tween

Page 27: Emulsi Farmasi

1. Gol. Karbohidrat : Gom arab

- dapat digunakan untuk mengemulsikanminyak lemak dan minyak menguap

- Jumlah gom arab yang dibutuhkan : menurut pustaka(Van Duin) untuk :

* minyak lemak : digunakan ½ x minyak * minyak menguap : digunakan sama banyak * minyak jarak : digunakan 1/3 x minyak

Page 28: Emulsi Farmasi

Gom Arab

• Emulsi dengan gom arab stabil pada pH 2-11• Dapat digunakan sebagai musilago atau dalam

bentuk kering → hasil yang lebih baik.• Emulsi dengan gom arab viskositasnya agak

rendah → agak cepat terjadi creaming atau sedimentasi.

• Emulsi dengan gom arab OTT dengan: - alkohol konsentrasi > 35%, - larutan FeCl3 - larutan pekat Natrium borat

Page 29: Emulsi Farmasi

Tragakan

• Sebagai emulgator, tragakan kurang efisien → tidak menurunkan tegangan antar permukaan secara nyata.

• Diameter butiran-butiran minyak agak besar

• Pembuatan yang baik dengan homogenizer.

» Jumlah tragakan yang dibutuhkan :1/10 bagian dari Gom

Arab

Page 30: Emulsi Farmasi

Tragakan

- Stabil dalam media asam dan netral- Umumnya digunakan sebagai mucilago →

tragakan digerus dengan air 20kalinya → ditambah bergantian sejumlah kecil minyak dan air.

- Viskositas lebih besar dari gom arab → sukar dituang.

- Bila tragakan dikombinasi dengan gom arab (0,1 g tragakan ditambah 1 g gom arab) →

- gom arab membuat diameter butir-butir minyak lebih kecil

- tragakan memperbesar viskositas.

Page 31: Emulsi Farmasi

Metilselulosa = MC

• Merupakan semisintetis selulosa, jenis tergantung viskositasnya.

• Jumlah MC yang digunakan : umumnya dalam kadar 1 – 10%, tergantung jenisnya.

• Stabil pada pH 2 – 12- Digunakan sebagai

musilago, cara : mencampur minyak dengan

musilago MC

Page 32: Emulsi Farmasi

Karboksimetil selulosa = CMC

• Sifat hampir sama dengan MC

• Digunakan sebagai musilago,

cara : mencampur minyak dengan musilago CMC

Page 33: Emulsi Farmasi

2. Golongan Protein

Gelatin = Pharmagel• Ada 2 jenis yaitu Gelatin A dan Gelatin B• Gelatin A : - mempunyai titik isoelektrik pada pH 8 - pada pH ± 3,2 : sangat mudah terhidrasi, bermuatan positif dan berfungsi baik sebagai stabilitas emulsi. - untuk membuat pH 3,2 ditambahkan asam tartrat.

Page 34: Emulsi Farmasi

Gelatin B

- mempunyai titik isoelektrik pada ph 4,7 - pada pH 8 : sangat mudah terhidrasi, bermuatan negatif. - untuk membuat pH 8 ditambahkan natrium bikarbonat

Emulsi yg dibuat dg gelatin viskositasnyaakan turun krn

hidrolisa dari gelatin.

Page 35: Emulsi Farmasi

Gelatin

• Perubahan ini dapat dikurangi sampai minimum menggunakan lar.gelatin yg dipanaskan dekat dengan titik didihnya selama 15-20 menit untuk menghidrolisa gelatin. Sebelum digunakan larutan gelatin didinginkan terlebih dahulu sampai ± 50°C.

- Emulsi dengan gelatin akan didapat

hasil yang baik bila digunakan

homogenizer.

Page 36: Emulsi Farmasi

3. Golongan Sabun Dan Alkali

• Sabun jenis monovalen dari asam lemak tinggi menghasilkan emulsi yang baik dalam sediaan lotion atau linimen.

• Untuk obat luar → rasa tidak enak dan efek laxansnya shg dihindari penggunaannya untuk emulgator obat dalam.

- Emulsi dg sabun dari logam alkali

polivalent menghasilkan

emulsi type a/m.

Page 37: Emulsi Farmasi

Trietanolamin = TEA

• Trietanolamin + asam lemak bebas membentuk sabun → bersifat basa lemah.

• Menghasilkan emulsi stabil tipe m/a utk penggunaan luar.

• Bila kandungan asam lemak dari suatu minyak terlalu rendah, dpt ditambahkan asam stearat /

asam oleat tergantung

jumlah minyak yg diemulsikan.

Page 38: Emulsi Farmasi

TEA

• Membuat emulsi dengan emulgator TEA + asam stearat dengan cara :

1. Asam stearat dicairkan dengan minyaknya, TEA dilarutkan dalam air panas.

2. Tambahkan fase air pelan-pelan ke fase minyak pada suhu yg sama dengan

pengadukan konstan sampai dingin.

Page 39: Emulsi Farmasi

4. Golongan Alkohol

Sejumlah alkohol BM tinggi dlm sistem emulsi → utk daya stabilisasi.

Yang umum digunakan adalah setil alkohol, stearil alkohol, oleil alkohol dan gliseril monostearat.

Dalam pembuatan emulsi dikombinasi dg sabun-sabun atau zat pembasah utk mendapatkan emulsi yg stabil.

Page 40: Emulsi Farmasi

Polietilen Glikol Ester = PEG

Mempunyai gugus etilenoksid dengan satu atau dua radikal asam lemak.

Macam PEG berdsrkn BM Perbandingan gugus hidrofil-lipofil yg

berbeda-beda dan membentuk emulsi tipe m/a

Umumnya digunakan untuk penggunaan luar (kulit)

Page 41: Emulsi Farmasi

5. Golongan Pembasah

Bahan surfaktan sintetis → mengurangi tegangan antar permukaan antara dua cairan yg tidak tercampurkan.

Mengandung gugus hidrofil dan lipofil, dan dalam emulsi dapat digunakan sebagai emulgator atau penstabil emulsi.

Contoh : Natrium lauril sulfat, ester sorbitol dan derivat polioksi etilen

Page 42: Emulsi Farmasi

Derivat Sorbitol Ester Span : bersifat lipofilik, mempunyai harga HLB

yg rendah dan merupakan emulgator tipe a/m Tween : bersifat hidrofilik, mempunyai harga

HLB yang tinggi dan cenderung membentuk emulsi tipe m/a

Kombinasi antar Span dan Twen untuk mendapatkan harga HLB tertentu dari fase minyak akan menghasilkan emulsi yang mudah dan stabil baik emulsi tipe m/a atau a/m

Page 43: Emulsi Farmasi

Untuk membuat emulsi dengan emulgator span dan tween dilakukan dengan cara :

- Span dilarutkan dalam fase minyak

- Tween dilarutkan dalam fase air

- Campur kedua fase dalam botol

bermulut lebar, kemudian kocok

beberapa menit.

Page 44: Emulsi Farmasi

Nilai HLB Tipe Sistem

3-6 A/M emulgator

7-9 Zat pembasah

8-18 M/A emulgator

13-15 Zat pembersih

15-18 Zat penambah pelarutan

Page 45: Emulsi Farmasi

HLB 1,8 – 8,6 → lipofil → tipe A/M HLB 9,6 – 16,7 → hidrofil → tipe M/A Contoh :

R/ Tween 80 70 % HLB: 15 Span 80 30 % HLB: 4,3Perhitungan:Tween 80: 70% x 15 = 10,5Span 80 : 30% x 4,3 = 1,3 HLB campuran : 11,8

Page 46: Emulsi Farmasi

company name

Cara Peracikan1. Emulsi vera / emulsi alam Emulsi alam dibuat dari bahan dasar biji-bijian

yang mengandung minyak dan emulgator (protein). Dengan penambahan air dari luar akan terbentuk emulsi.

Apabila tidak disebut lain,emulsi alam dibuat dari 10 bagian bahan dasar untuk 100 bagian emulsi.

Untuk biji kacang tanah, biji amigdalae dulces, maka kulit biji harus dihilangkan dg merendam biji dlm air panas

Page 47: Emulsi Farmasi

company name

Cara pembuatan : Biji kacang tanah disiram dg air panas

shg kulitnya dapat dg mudah dilepas. Biji kacang tanah tanpa kulit digerus

kuat-kuat dalam mortir, kmdn + air ± ½ kali berat kacang gerus sampai menjadi bubur.

(+) kan air kira-kira ⅓ dari seluruh air yg tersedia, gerus sampai berwarna putih, kmdn diserkai dg kain flanel.

Ulangi lagi 2 kali proses tersebut dg sisa air yg tersedia.

Page 48: Emulsi Farmasi

company name

Emulgator/putih telur yang ada dalam bahan dasar, dapat mengemulsikan lebih banyak minyak dari pada minyak yang terdapat dalam bahan dasar.

Emulgator tsb masih dapat mengemulsikan minyak seberat bahan dasar tsb, dan dibuat bersama-sama pada pembuatan emulsi alam.

Apabila minyak yang ditambahkan > jumlah bahan dasar perlu penambahan gom arab.

Penambahan Pada Emulsi Alam

Page 49: Emulsi Farmasi

company name

Jumlah gom arab yg di + kan adlh ½ kali minyak yg belum dapat diemulsikan oleh protein biji.

Penambahan gom arab dalam jumlah besar dapat mengendapkan protein dari biji, sehingga apabila dalam pembuatan emulsi alam ditambahkan gom arab dari luar, perlu penambahan gom arab ekstra sejumlah 2 g untuk setiap 10 g bahan dasar untuk menggantikan protein biji yang mengendap.

Page 50: Emulsi Farmasi

company name

Emulsi spuria / emulsi buatan Dalam pembuatan emulsi yang baik, perlu

suatu tata cara urutan pencampuran fase minyak, fase air, dandan emulgator .

Dalam pembuatan emulsi dapat dilakukan dalam mortir atau dengan bantuan alat mis. Homogenizer.

Bila dibuat dalam mortir, penggerusannya tidak memerlukan tekanan tetapi memerlukan gerakan yang cepat dan konstan.

Page 51: Emulsi Farmasi

company name

Untuk pembuatan emulsi dengan emulgator gom arab ada beberapa cara yg dapat digunakan :

a. Cara gom kering = cara kontinentalcorpus emulsi dibuat dengan perbandingan : - menurut ANSEL

minyak : air : gom arab = 4 : 2 : 1

- menurut Van Duin minyak : air : gom arab = 2 :1,5 :

1

Page 52: Emulsi Farmasi

company name

Cara Pembuatan : Minyak dan gom arab yang telah

dihaluskan digerus dalam mortir kering sampai homogen.

Tambahkan air sekaligus gerus secara cepat dan konstan sampai terbentuk corpus emulsi yang berwarna putih.

Bahan-bahan lain seperti sirup, gliserin ditambahkan ke corpus emulsi sedikit-sedikit sambil digerus.

Tinctura, cairan alkoholis dan lar.elektrolit ditambahkan setelah pengenceran

Hasil lebih baik / cepat daripada cara basah.

Page 53: Emulsi Farmasi

company name

b. Cara gom basah / cara Inggris Perbandingan minyak, gom arab, dan air

untuk pembuatan corpus emulsi sama seperti cara kering.

Cara pembuatan :1. gom arab ditambah air, gerus ad terbentuk musilago2.Tambahkan minyaknya sedikit demi sedikit dengan digerus secara cepat. Bila terlalu kental, sebelum seluruh minyak ditambahkan, dapat diencerkan dengan sedikit air, kemudian ditambah sisa minyak sedikit-sedikit ad terbentuk corpus emulsi.

Page 54: Emulsi Farmasi

company name

c. Cara Botol Cara ini umumnya baik untuk pembuatan emulsi

yang mengandung minyak menguap. Corpus emulsi dibuat dengan perbandingan

minyak : air : gom arab = 2 : 2 : 1 Cara pembuatan :

1. Gom arab dan minyak menguap dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian dikocok kuat-kuat sampai tercampur merata.2. Tambahkan air sedikit-sedikit, kemudian kocok kuat-kuat ad terbentuk corpus emulsi.

Cara botol ini tidak bisa digunakan untuk minyak lemak, karena emulsi yang terbentuk hasilnya kurang baik. Hal ini disebabkan karena kekentalan yang terbentuk menghalangi pencampuran.

Page 55: Emulsi Farmasi

a. Emulsi dengan jumlah gom arab kurang dari setengah jumlah minyak

R/ Parafin liquidi 20 Gummi arabici 7,5 Aqua ad 50Cara pembuatan : Parafin liq. 15 + gom arab 7,5

gerus ad hom (1) + air 1,5 kali gom arab (11 ml)

sekaligus gerus ad corpus emulsi (+) kan sisa Parafin liq. (5 g) sedikit-

sedikit ke corpus emulsi gerus ad emulsi.

Page 56: Emulsi Farmasi

b. Emulsi dari lemak padat

Pembuatan emulsi dengan lemak padat harus dilakukan pada suhu tinggi sehingga lemak padatnya mencair.

Jumlah gom arab yang digunakan sama banyak dengan jumlah lemak padatnya.

Cara pembuatan :1. Lemak padat dilebur di atas penangas air, kemudian + gom gerus/aduk ad merata.2. (+) segera air panas gerus ad corpus emulsi

Page 57: Emulsi Farmasi

c. Emulsi minyak atsiri

Jumlah gom arab yang digunakan sama banyak dengan jumlah minyak atsirinya.

Cara pembuatan :

1. sama seperti pada pembuatan emulsi dengan minyak lemak.

misal : Benzoas Benzylicus, Kreosot

Page 58: Emulsi Farmasi

d. Emulsi minyak atsiri bersama-sama dengan minyak lemak

Jumlah gom yang digunakan : Untuk minyak lemak : digunakan

gom arab ½ kali minyak Untuk minyak atsiri : digunakan

gom arab sama banyak dg minyak Cara pembuatan :

Sama seperti pada pembuatan dengan minyak lemak.

Page 59: Emulsi Farmasi

e. Emulsi dengan balsem

Jumlah gom arab yang digunakan adalah sama banyak dengan jumlah balsem, tetapi dengan gom arab sejumlah 2 kali balsem akan didapat hasil yang lebih baik seperti pada sediaan Balsamum papilare.

Cara pembuatan :

Seperti pada minyak lemak

Page 60: Emulsi Farmasi

f. Emulsi dari balsem bersama-sama dengan minyak lemak.

Jumlah gom yang digunakan : - untuk minyak : digunakan gom

arab ½ jumlah minyak - untuk balsem: digunakan gom

arab sama banyak balsem Cara pembuatan :

Dibuat corpus emulsi dari minyak dan seluruh gom arab, kemudian + kan balsem ke dalam corpus emulsi.

Page 61: Emulsi Farmasi

Bahan-bahan pembantu / tambahan yang umumnya ditambahkan dalam sediaan

emulsi

1. Pengawet Emulsi yang menggunakan emulgator gom

atau zat organik lainnya ,mudah sekali terurai baik oleh jamur, ragi atau bakteri

Emulsi yang disimpan tanpa pendinginan, agar tidak rusak atau pecah harus ditambah pengawet.

Agar efektif, pengawet harus larut dalam air karena umumnya mikroorganisme tsb tumbuh dalam fase air.

Page 62: Emulsi Farmasi

Pengawet yang dapat digunakan a.l. : Alkohol, konsentrasi 12 – 15 % dari

fase air Asam benzoat, konsentrasi 0,2 % Parahidroksi benzoat, konsentrasi 0,1

– 0,2 % Asam sorbat, konsentrasi 0,2 % Sentawa amonium kuarterner

Page 63: Emulsi Farmasi

2. Corrigens Penambahan corrigens ditujukan

untuk menutupi rasa dan bau dari minyak agar emulsi menjadi lebih enak.

Untuk minyak ikan dapat diberi : - ekstrak glicyrrhizae - kopi - vanili - coklat - minyak atsiri

Page 64: Emulsi Farmasi

Corigens sering ditambahkan pada fase minyak sebelum diemulsikan untuk memberi rasa enak pada fase dalam.

Umumnya corrigens ditambah ke fase dalam dan fase luar

Konsentrasi minyak atsiri yang digunakan 0,1 – 0,5 %

Sebagai pemanis dapat digunakan sirup, gula atau sakarin.

Page 65: Emulsi Farmasi

V. WADAH, LABEL DAN PENYIMPANAN SEDIAAN EMULSI

Sediaan Emulsi, kecuali dinyatakan lain, disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk, dalam botol atau pot sesuai dengan viskositas emulsi/sediaan.

Sediaan emulsi harus diberi label

“kocok dahulu “ karena sebelum digunakan sediaan harus dikocok untuk menjamin distribusi fase dalam yang merata dalam pembawa.