efektivitas komunikasi antar budaya dalam …

95
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN HARMONIS ANTAR SUKU DI DESA TANGKIT BARU KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah OLEH SITTI NUR KHALISA NIM: 304171392 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN HARMONIS ANTAR SUKU DI

DESA TANGKIT BARU KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah

OLEH

SITTI NUR KHALISA NIM: 304171392

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 2020

Page 2: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

ii

Page 3: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

iii

Page 4: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

iv

Page 5: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

v

MOTTO

(22: الروم)

“22. Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)Nya ialah penciptaan langit

dan bumi, perbedaan bahasamu, dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.“ (Ar Rum: 22).

1

1Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta Selatan: Wali Oasis

Terrace Rescident, 2010) 455

Page 6: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

vi

ABSTRAK

Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan misalnya suku bangsa, etnik, ras, kelas sosial dan seterusnya. Seiring berkembangnya zaman mengharuskan manusia untuk menghilangkan ego kelompok untuk suatu hubungan yang harmonis antar sesama manusia. Dalam hal ini keberagaman suku di desa Tangkit Baru menuntut masyarakatnya untuk tetap hidup dalam hubungan yang harmonis. Masyarakat desa Tangkit Baru melakukan berbagai usaha untuk dapat mempertahankan hubungan harmonis antar suku. Maka dari itu penulis memiliki tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan harmonis dan faktor apa saja yang mendukung komunikasi antar budaya dalam mewujudkan hubungan yang harmonis antar suku serta pola komunikasi antar budaya seperti apa yang diterapkan masyarakat desa Tangkit Baru dalam mempertahankan hubungan harmonis antar suku.

Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan menggunakan teknik analisis data dengan mengambil sampel untuk mengetahui bentuk hubungan harmonis dan faktor pendukung apa saja yang mendukung komunikasi antar budaya dalam mempertahankan hubungan harmonis serta pola komunikasi untuk mempertahankannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: (a). Reduksi data, (b). Penyajian data, dan (c). Verifikasi. Dan metode pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat ditarik kesimpulan yaitu: Bentuk hubungan harmonis antar suku di desa Tangkit Baru adalah: Adanya interaksi sosial dan tingkat toleransi yang baik antar masyarakat suku mayoritas (suku Bugis) terhadap suku minoritas (suku Jawa) dan sebaliknya, Selanjutnya adalah faktor pendukung komunikasi antar budaya dalam menciptakan hubungan yang harmonis adalah adanya dukungan dari aparatur pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran saling bahu membahu membangun desa yang aman, damai dan tentram, saling membantu, adanya sikap saling menghargai, tenggang rasa dan toleransi, mematuhi peraturan hukum dan adat serta adanya persamaan prinsip dan ketertarikan terhadap budaya lain. Setelah nya pola komunikasi dalam mempertahankan hubungan harmonis tadi adalah dengan menciptakan persepsi yang baik antar satu sama lain, menjaga tali persaudaraan dan menjunjung tinggi kerukunan. Akhirnya komunikasi antar budaya yang efektif dapat menciptakan harmonisasi budaya. Kata Kunci : Komunikasi antar budaya, Hubungan Harmonis, Suku.

Page 7: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

vii

PERSEMBAHAN

Bissmillahirrahmanirrohim Lillahil hamdu lillahi syukru

Alhamdulillah tiada hentinya saya mengucap syukur kepada Allah SWT atas segala karunianya. Tiada yang bisa saya lakukan tanpa nikmat yang senantiasa

dianugerahkan kepada saya. Sholawat berangkaikan salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Semoga senantiasa kita semua

mendapat rahmat serta hidayahnya diyaumul akhir nanti. Aamiin

Saya sangat bahagia setelah melewati berbagai rintangan dan skripsiku ini adalah sebuah persembahan sederhana dari yang selalu menjadi kebanggan

dalam keluarga.Terutama untuk pahlawanku wanita hebatku nenekku tercinta HJ.Indo Ako dan Ibuku tersayang Tendri Oji juga Ayahku Ambo Untung Dg. Pagella. Terimakasih atas segalanya, terimakasih atas buah kesabaran dan

kekuatan yang diberikan kepada saya.Dan skripsi ini juga persembahan untuk kakaku Siti Zainab juga adik kecilku Muhammad Ridho Febrian.Juga

kupersembahkan untuk keluargaku, semua teman baikku dan kekasihku yang selalu menjadi solusi atas permasalahan yang ada.

Untuk dosen pembimbing dan semua dosenku, untuk organisasiku dan untuk kampus tercinta Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Tanpa semuanya. Saya bukan orang yang kuat untuk terus berjuang. Terima Kasih.

Page 8: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

viii

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kepada

kita semua. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan

kita nabi agung Muhammad SAW dan seterusnya kepada para sahabat, keluarga

dan seluruh umat nya.

Dengan dapat diselesaikannya skripsi dengan judul “Efektivitas

Komunikasi Antar Budaya Dalam Mempertahankan Hubungan Harmonis Antar

Suku di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi”.

Banyak melewati hambatan-hambatan yang selalu dapat teratasi dengan adanya

dukungan serta motivasi yang memberikan banyak pelajaran dan pengalaman

berharga. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag., M.Pd.I selaku dosen pembimbing 1 yang

telah memberikan motivasi, bimbingan dan arahan dari awal sampai akhir

penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Ariyandi batubara, S.Ud.,M.Ud selaku dosen pembimbing 2 yang

telah memberikan motivasi, bimbingan dan arahan dari awal sampai akhir

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Muhammad Junaidi. S.Ag. M.Si dan Bapak Ade Novia Maulana,

M.Sc Selaku Ketua dan Sekretaris Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Zulqarnain. M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah, Bapak Dr. DI

Ansusa Putra Lc. M.A.Hum selaku wakil dekan 1 bidang akademik, Bapak

Dr. Arfan Aziz selaku wakil dekan 2 bidang kerjasama dan bapak Dr.

Sahmin Batu Bara, M.HI sebagai wakil dekan 3 bidang kemahasiswaan

Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah

memfasilitasi akademik fakultas dakwah dengan baik sehingga dalam

Page 9: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

ix

Page 10: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

NOTA DINAS ........................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .......................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................................ iv

MOTTO .................................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Permasalahan.................................................................................... 5

C. Batasan Masalah............................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6

E. Kerangka Teori................................................................................. 8

F. Metode Penelitian............................................................................. 14

G. Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................................... 20

H. Studi Relevan ................................................................................... 20

BAB II PROFIL DESA TANGKIT BARU

A. Aspek Historis desa Tangkit Baru.................................................... 23

B. Letak Geografis desa Tangkit Baru.................................................. 23

C. Aspek Demografis desa Tangkit Baru ............................................. 24

D. Visi dan Misi desa Tangkit Baru ..................................................... 28

Page 11: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

xi

E. Potensi Pembangunan desa dan Struktur Organisasi

Pembangunan desa Tangkit Baru ..................................................... 29

BAB III HUBUNGAN HARMONIS ANTAR BUDAYA DI DESA

TANGKIT BARU

A. Perwujudan Hubungan Harmonis Antar Masyarakat desa Tangkit

Baru .................................................................................................. 35

B. Faktor Pendukung Komunikasi Antar budaya Untuk Mewujudkan

Hubungan Harmonis di Tengah Masyarakat desa Tangkit Baru ..... 38

C. Manfaat Hubungan Harmonis Antar Suku di desa Tangkit Baru .... 45

BABIV POLA DAN UPAYA MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN

HARMONIS DI DESA TANGKIT BARU MELALUI

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

A. Bentuk Pola Komunikasi Antar budaya di Desa Tangkit Baru........ 47

B. Usaha Masyarakat Dalam Mempertahankan Hubungan Harmonis

di desa Tangkit Baru ........................................................................ 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 60

B. Implikasi Penelitian .......................................................................... 61

C. Kata Penutup ................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Struktur Personalia Pemerintahan desa Tangkit Baru ............................. 33

Tabel 1.2 : Struktur Perangkat Rukun Tetangga (RT) desa Tangkit Baru ................ 34

Page 13: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

{t ط ا

{z ظ B ة

„ ع T ت

Gh غ Th ث

F ف J ج

Q ق {h ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dh ذ

N ن R ر

H ه Z ز

W و S ش

, Sh ش

Y ي {s ص

}d ض

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

<i اى <a ب A ا

Aw ا و Á ا ى U ا

Ay ا ى <u ا و I ا

2Tim Penyusun, Buku III: Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas

Ushuluddin IAIN STS Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016). 149

Page 14: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

xiv

C. Ta> Marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta>marbu>t}ah ini ada tiga macam:

1. Ta> Marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka

transliterasinya adalah /h/.

Arab Indonesia

S}ala>h صلاة

Mira>h مراة

2. Ta> Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan

dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

Arab Indonesia

Wiza>rat al-Tarbiyah وزارةالتربية

Mira>t al-zaman مراةالسمن

3. Ta Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah

/tan/tin/tun/.

Arab Indonesia

فجئة

Page 15: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Budaya pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang muncul dari proses

interaksi antar individu. Nilai-nilai ini diakui, baik secara langsung maupun tidak,

seiring dengan waktu yang dilalui dalam interaksi tersebut. Bahkan terkadang

sebuah nilai tersebut berlangsung didalam alam bawah sadar individu dan

diwariskan pada generasi berikutnya.3

Bangsa Indonesia terkenal akan keragaman budaya nya. Hal yang

dimaksud dengan keragaman budaya adalah keniscayaan yang ada dimuka bumi.

Keragaman budaya disebut juga dengancultural diversity. Keragaman yang ada di

Indonesia keberadaannya tidak dapat dihapuskan lagi karena sudah menjadi ciri

khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain yang ada di

muka bumi ini.4

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang bergantung. Sehingga, tidak

bisa hidup secara mandiri dan pasti membutuhkan orang lain untuk mengatasi

kendala yang ada dalam kehidupannya sehingga manusia biasa disebut sebagai

makhluk sosial. Berbicara pada lingkup sosial, maka interaksi maupun

komunikasi yang dilakukan pun akan bersifat sosial. Komunikasi sosial

merupakan sebuah kegiatan yang bergerak pada ranah sosial sebagai indikasi yang

terlahir akibat terbentuknya sebuah interaksi sosial. Interaksi sosial. Homnas

(dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan Interaksi sebagai suatu kejadian ketika

suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi

ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain

yang menjadi pasangannya.5

3Rulli Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya, (Jakarta: Kencana, 2018). Cet. 3 . 15 4Nurul Akhmad, Ensiklopedia: Keragaman Budaya, (Semarang: ALPRIN, Edisi Digital

2019) . 2 5Ngalimun,Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Praktis, (Yogyakarta: Pustaka Baru

Perss, 2017). 138-141

Page 16: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

2

Dengan adanya keberagaman budaya di Indonesia menjadi sebuah

harmonisasi budaya yang dapat dilihat dari masyarakat saling toleransi terhadap

perbedaan kebudayaan bahkan pola pikir. Ras, suku, agama, latar belakang sosial,

pendidikan, warna kulit dan sebagainya merupakan realitas yang tidak dapat

dihindarkan. Sebagai makhluk sosial manusia tidak hanya melakukan interaksi

sebatas pada mereka yang memiliki kesamaan saja. Apalagi di era global saat ini

di mana mulai alat dari alat transportasi dan alat komunikasi dan informasi

menjembatani perbedaan geografis.6

Masyarakat desa Tangkit Baru merupakan masyarakat yang multi etnis,

daerah ini terletak di kabupaten Muaro Jambi dan tidak jauh dari pusat kota.

Meskipun demikian, desa Tangkit Baru dihuni oleh banyak suku dan kebudayaan

lain selain suku bugis dari kurang lebih 2.800 jiwa terdapat suku jawa sebanyak

5%, suku batak 2%, suku sunda 0,5%, suku minang 3% dan melayu sebanyak 5%.

Suku lain selain suku bugis yang terdapat di desa Tangkit Baru diperoleh dari

hubungan pernikahan antara masyarakat asli desa Tangkit Baru yang bersuku

bugis dengan suku lain , selain itu adalah suku lain yang menjadi pendatang dan

menetap di desa Tangkit Baru. Desa Tangkit Baru dikatergorikan sebagai desa

yang bersifat heterogen karena terdapat beragam kebudayaan yang berbeda.7

Ciri khas dari masyarakat ini ada ada tradisi dan budaya nya, selain itu

masyarakat desa Tangkit Baru dikenal ramah dan mampu berkomunikasi dengan

baik hal ini di latarbelakangi oleh tingkat pendidikan masyarakat desa Tangkit

Baru yang cukup tinggi. Meskipun demikian, masyarakat desa Tangkit Baru juga

tidak membedakan pendatang atau masyarakat selain suku bugis. Keharmonisan

yang terjadi didesa Tangkit Baru didukung dengan tingkat pemahaman tentang

toleransi yang baik. Bagi pendatang atau masyarakat selain suku bugis,

masyarakat desa Tangkit Baru telah menjadi satu kesatuan dengan mengikuti satu

kebudayaan yang sama, yaitu kebudayaan suku bugis. Hal ini dapat dilihat dari

kegiatan besar yang di adakan di desa Tangkit Baru yang menggunakan bahasa

6Rulli Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya:Di Era Budaya Siber, (Jakarta: Kencana,

2012). 27 7Masyarakat desa Tangkit Baru, Siti Zainab, Wawancara, catatan lapangan, 10 Agustus

2020.

Page 17: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

3

dan simbol-simbol kebudayaan suku bugis, meskipun terdapat pendatang yang

merupakan masyarakat bersuku jawa, melayu, batak, minang, sunda dan lain

sebagainya namun hal ini tidak menjadi perdebatan dan konflik antar suku.8

Desa Tangkit Baru yang di buka dan dibangun oleh Muhammad Said yang

lebih dikenal dengan nama Fuang Muhammad. Setelah beliau wafat pada tahun

1992 desa Tangkit Baru dikembangkan oleh beberapa anak dan sahabat beliau.

Berkat perjuangan dan kegigihan nya sampai saat ini Fuang Muhamad dijadikan

sebagai suri tauladan bagi masyarakat desa Tangkit Baru. Untuk mengenang jasa

dan perjuangan beliau , setiap satu tahun sekali masyarakat desa Tangkit Baru

memperingati hari wafat beliau yang sebut dengan acara Haul Fuang

Muhammad.9

Haul Fuang Muhammad dihadiri oleh seluruh masyarakat desa Tangkit

Baru tidak hanya masyarakat suku Bugis tetapi suku yang lain juga ikut serta

dalam acara tersebut, bahkan mereka ikut berpartisipasi dalam mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan acara tersebut. Seperti memasang tenda, memasak

hidangan dan sebagainya. Hal dikarena masyarakat suku lain selain suku Bugis

yang tinggal di desa Tangkit Baru bisa merasakan hasil kegigihan dan perjuangan

beliau dalam membangun desa Tangkit Baru.10

Kebiasaan masyarakat desa Tangkit Baru yang masih kental akan

kebudayaan suku bugis seperti penggunaan bahasa sehari-hari dengan

menggunakan bahasa bugis, sehingga masyarakat lain selain suku bugis menjadi

terbiasa mendengarnya sehingga dapat mengerti dan memahami bahasa Bugis.

Dan tak jarang masyarakat lain selain suku Bugis yang ada di desa Tangkit Baru

bisa berbicara dengan fasih menggunakan bahasa Bugis.

Efektivitas komunikasi antar budaya yang terjadi dalam sebuah kelompok,

untuk mempertahankan tingkat hubungan dan saling membutuhkan satu sama lain

tidak jauh dari konsep sosial. Penguasaan bahasa atau keterampilan

berkomunikasi merupakan salah satu cara untuk mempermudah proses pengertian

dan resepiens. Selain penggunaan bahasa, hubungan antara satu dan lainnya,

8Observasi, 25 Mei 2019 9Observasi, 5 Oktober 2019 10Observasi, 5 Oktober 2019

Page 18: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

4

sistem sosial dan sistem kebudayaan yang mencakup tingkah laku, adab dan

pandangan hidup yang diwarisi dari suatu kebudayaan tertentu juga merupakan

hal yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi. Masyarakat

tentu akan menghadapi dinamika sosial yang senantiasa mengalami perubahan

yang menandakan adanya kehidupan. Dapat disimpulkan bahwa kehidupan

manusia yang ideal adalah mampu menjalin hubungan yang harmonis dan

mempertahankannya.

Manusia telah diciptakan penuh dengan keberagaman dan kita diwajibkan

untuk menjalin hubungan baik antar sesama manusia, meskipun kita memiliki

beragam bahasa, warna kulit, jenis rambut dan pemikiran yang berbeda-beda. Hal

ini sejalan dengan firman Allah S.W.T:

: ( 31)الحجرت

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa –

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (al-Hujuraat: 13).11

Aktivitas yang dilakukan di desa Tangkit Baru kerap mencerminkan

adanya toleransi antar budaya, Komunikasi yang muncul juga mempengaruhi

tingkat hubungan antar masyarakat di desa Tangkit Baru. Untuk mempertahankan

suatu hubungan yang harmonis, masyarakat harus memiliki wadah yang dapat

membangun suasana yang baik. Namun hal ini belum mencukupi setiap

kebutuhan masyarakat desa dalam menjalin hubungan baik, masih banyak

kekurangan yang harus dipenuhi untuk keefektivitasan komunikasi yang timbul.

Bagaimana penerapan komunikasi antar budaya yang terjadi di desa Tangkit Baru

dapat menentukan harmonisasi budaya yang terjadi, melalui aktivitas komunikasi

11Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta Selatan: Wali Oasis

Terrace Rescident, 2010) 516

Page 19: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

5

antar budaya dan ada beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat

keharmonisan suatu hubungan antar suku di desa Tangkit Baru yang menjadi

salah satu tantangan yang harus dihadapi masyarakat desa Tangkit Baru untuk

dapat mempertahankan hubungan harmonis antar suku.

Melihat fenomena tentang komunikasi antar budaya yang terjadi di desa

Tangkit Baru menimbulkan efek yang baik. Sehingga menimbulkan hubungan

harmonis antar suku di desa Tangkit Baru. Namun tingkat pemahaman tentang

toleransi yang baik menjadi hal yang harus diperhatikan, karena hal ini menjadi

salah satu faktor untuk mempertahankan hubungan harmonis antar suku di desa

Tangkit Baru. Banyaknya kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial yang diadakan

di desa Tangkit Baru merupakan solusi untuk mempertahankan hubungan

harmonis. Aktivitas warga dibutuhkan dalam hal ini adalah untuk menjalin

silaturahmi antar suku dan saling memahami satu sama lain. Penulis memilih

desa Tangkit Baru sebagai obyek penelitian, agar mudah menemukan fenomena

terkait efektivitas komunikasi antar budaya dalam mempertahankan hubungan

harmonis antar suku, nantinya diharapkan akan diketahui bagaimana aktivitas

yang dilakukan warga desa Tangkit Baru melalui kegaitan-kegiatanya yang

membangun hubungan harmonis antar suku. Atas berdasarkan hasil grandtour

diatas maka peneliti tertarik untuk menyusun sebuah penelitian dalam bentuk

skripsi yang dengan judul :EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

DALAM MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN HARMONIS ANTAR

SUKU DI DESA TANGKIT BARU KECAMATAN SUNGAI GELAM

KABUPATEN MUARO JAMBI.

B. Permasalahan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pokok masalah yang diangkat dalam

penelitian ini adalah bagaimana efektivitas implementasi komunikasi antar

budaya di desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro

Jambi. Untuk menjawab permasalahan pokok di atas maka disusunlah

permasalahan penelitian sebagai berikut :

Page 20: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

6

1. Bagaimana bentuk hubungan harmonis masyarakat di desa Tangkit Baru

Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

2. Bagaimana faktor pendukung komunikasi antar budaya dalam

menciptakan hubungan harmonis antar suku di desa Tangkit Baru

Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

3. Bagaimana pola komunikasi antar budaya dalam mempertahankan

hubungan harmonis antar suku di desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai

Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini dijelaskan melalui dua kategori,

yaitu kategori tempat dan subyek. Pada kategori tempat penelitian ini dibatasi di

desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi RT01-RT

10 karena banyak sekali persentuhan budaya di dalamnya, maka peneliti memilih

desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi sebagai

tempat penelitian ini. Dan untuk kategori subyek peneliti membatasi yaitu

masyarakat bersuku Bugis dan masyarakat bersuku Jawa dalam hal ini mereka

yang telah berdomisili di desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten

Muaro Jambi, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh

pemerintahan yang ada di desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam

Kabupaten Muaro Jambi.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Segala sesuatu yang dikerjakan pasti memiliki tujuan tertentu yang

ingin dicapai, sama halnya dengan penelitian ini. Berdasarkan permasalahan di

atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan harmonis masyarakat di

desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

Page 21: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

7

b. Untuk mengetahui bagaimana faktor pendukung komunikasi antar budaya

dalam menciptakan hubungan harmonis antar suku di desa Tangkit Baru

Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

c. Untuk mengetahui pola komunikasi antar budaya dalam mempertahankan

hubungan harmonis antar suku di desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai

Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Secara Teoritis

1) Peneliti

Penelitian ini bermanfaat bagi ilmuan atau peneliti dan

pengamat budaya sebagai suatu acuan untuk melakukan satu

penelitian dan perbandingan tentang komunikasi antar budaya.

2) Kalangan Akademisi

Penelitian ini bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa dan

seluruh kalangan akademisi sebagai suatu tinjuan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan komunikasi

antar budaya.

b. Manfaat Secara Praktisi

1) Masyarakat Umum

Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat umum khususnya

warga desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten

Muaro Jambi agar lebih memahami bagaimana efektivitas dari

implementasi komunikasi antar budaya yang terjadi di desa Tangkit

Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi agar dapat

mempertahankan harmonisasi budaya dalam kehidupan

bermasyarakat antar suku yang berbeda.

2) Masyarakat Kampus

Page 22: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

8

Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat dalam lingkup

kampus, yang mana didalamnya terdapat keberagaman budaya

dari setiap daerah yang berbeda namun dalam suatu kampus yang

sama. Penelitian ini dapat menjadi tolak ukur bagi

pengimplementasian komunikasi antar budaya agar saling

menghargai satu sama lain dan tidak membawa ego budaya

masing-masing.

3) Peneliti/Penulis Pribadi

Penelitian ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana strata 1 dalam Ilmu Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

E. Kerangka Teori

Menurut Bakker (1984:37) kebudayaan sebagai perkembangan dan nilai

meliputi segala apa yang ada dalam alam fisik, personal dan sosial, yang

disempurnakan untuk realisasi tenaga manusia dan masyarakat.12

1. Konsep Tentang Efektivitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “efektif” berarti akibatnya,

pengaruhnya dan kesannya.13Efektivitas adalah tingkat keberhasilan dalam

mencapai tujuan atau sasaran(Etzioni,1964). Efektivitas ini sesungguhnya

merupakan suatu konsep yang lebih luas yang mencakup berbagai faktor di

dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian, efektivitas tidak hanya

dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari sisi persepsi atau

sikap individu.14

2. Konsep Tentang Budaya

12Munandar Soelaeman, Ilmu Budaya Dasar(Bandung: PT Rafika Aditama, 2005) 25 13Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta:

Balai Pustaka, 1990). 219 14Roymond H Simamora, Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan(Jakarta: EGC,

2008). 35

Page 23: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

9

Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal

budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan,

nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep

alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok orang

dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok. Budaya

menampakkan diri dari dalam pola-pola bahasa dan dalam bentuk-bentuk

kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi tindakan-

tindakan penyesuain diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-

orang tinggal dalam suatu masyarakat di suatu lingkungan geografis tertentu

pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu dan pada suatu saat tertentu.15

Objek-objek dalam kehidupan sehari-hari juga merupakan budaya yang

lahir dari kebiasaan dan semua unsur dalam kehidupan manusia. Tanpa kita

sadari seluruh perilaku kita sangat bergantung pada budaya tempat kita tumbuh

dan mengenal lingkungan sosial yang tidak terlepas dari komunikasi.

3. Konsep Tentang Komunikasi Antar budaya

a. Definisi Komunikasi

Komunikasi didefinisikan sebagai apa yang terjadi bila makna

diberikan kepada suatu perilaku. Bila seseorang memperhatikan perilaku

kita dan memberinya makna, komunikasi telah terjadi terlepas dari apakah

kita menyadari perilaku kita atau tidak dan menyengajanya atau tidak. Bila

kita memikirkan hal ini, kita harus menyadari bahwa tidak mungkin bagi

kita untuk tidak berperilaku.16Secara etimologis, komunikasi berasal dari

bahasa latin communication yang bersumber dari kata communis yang

berarti sama. Kata sama yang dimaksudkan adalah sama makna. Jadi dalam

pengertian ini, komunikasi berlangsung manakala orang-orang yang terlibat

15 Deddy Mulyana, Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-

orang Berbeda Budaya(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006). 18 16Deddy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-

Orang Berbeda Budaya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006). 13

Page 24: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

10

di dalamnya memiliki kesamaan makna mengenai suatu hal yang tengah

dikomunikasikannya itu.17

Menurut Steven, komunikasi bisa terjadi kapan saja dan bisa terjadi

dilingkungan sekitar tanpa disadari komunikasi tidak bisa dipungkiri karena

merupakan kebutuhan manusia mutlak dan tidak dapat dihindari. Sebagai

contoh yang dikemukakan oleh Steven seperti pada peristiwa seorang yang

berlindung disuatu tempat saat diserang badai, atau kedipan mata sebagai

reaksi terhadap sinar lampu, hal ini merupakan peristiwa komunikasi.

Segala sesuatu yang direspon oleh manusia merupakan suatu bentuk

komunikasi.

b. Komunikasi Antar budaya

Dalam situasi yang demikian mempelajari persoalan-persoalan

komunikasi antar budaya jelas menjadi semakin penting. Karena, apabila

masing-masing pihak yang terlibat dalam komunikasi antar budaya (KAB)

tersebut mempunyai perbedaan dalam aspek-aspek tertentu, misalnya

ideologi, orientasi dan gaya hidup, serta masing-masing pihak tidak mau

memahami pihak lainnya maka berbagai problem akan terjadi.18

Menurut Deddy Mulyana, Dkk. Komunikasi antar budaya terjadi

apabila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima

pesannya adalah anggota suatu lainnya. Dalam keadaan demikian, kita

segera dihadapkan masalah yang ada dalam situasi di mana suatu pesan

disandi dalam suatu budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain.

Seperti telah kita lihat, budaya mempengaruhi orang yang berkomunikasi.

Budaya bertanggung jawab atas seluruh pembendaharaan perilaku

komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang. Konsekuensinya,

pembendaharaan-pembendaharaan yang dimiliki dua orang yang berbeda

budaya akan berbeda pula, yang dapat menimbulkan segala macam

kesulitan. Namun, melalui studi dan pemahaman atas komunikasi antar

17Zikri Fachrul Nurhadi, dkk, “Kajian Tentang Efektivitas Pesan Dalam Komunikasi”

Jurnal(Garut: Universitas Garut, 2017) 18Daryanto, Mulyo Rahardjo, Teori Komunikasi (Yogyakarta: Penerbit Gava Media,

2016). 198

Page 25: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

11

budaya, kita dapat mengurangi atau hampir menghilangkan kesulitan-

kesulitan ini.19

Ada beberapa teori yang mengemukakan gagasan tentang

komunikasi antar budaya sebagai berikut:

1) Teori pertama, Dikemukakan oleh Samovar & Porter bahwa

komunikasi antar budaya terjadi ketika anggota dari satu budaya yang

tertentu memberikan pesan kepada anggota dari budaya yang lain.

Lebih tepatnya, komunikasi antar budaya melibatkan interaksi antara

orang-orang yang persepsi budaya dan sistem simbolnya cukup

berbeda dal am satu komunikasi.20 Teori ini memfokuskan pada

proses interaksi sosial yang terjadi dalam suatu lingkup masyarakat

yang berbeda budaya. Interaksi dapat terjadi karena adanya proses

komunikasi

2) Teori Kedua, Dikemukakan Oleh Devito, bentuk-bentuk komunikasi

antar budaya meliputi bentuk-bentuk komunikasi lain, yaitu :

a) Komunikasi antar kelompok yang berbeda. Misalnya,

antara orang Katolik Roma dengan Episkop, atau antara orang

Islam dengan Jahudi.

b) Komunikasi antara subkultur yang berbeda. Misalnya, antara

dokter dan pengacara, atau antara tunanetra dan tunarungu.

c) Komunikasi antara suatu subkultur dan kultur yang dominan.

Misalnya, antara kaum homoseks dan kaum heteroseks atau

antara kaum manula dan kaum muda.

d) Komunikasi antar jenis kelamin yang berbeda, yaitu antara pria

dan wanita.

Komunikasi antar budaya diartikan sebagai komunikasi

antarpribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang

kebudayaan. Secara khusus, fungsi komunikasi antar budaya adalah untuk

19Ibid., 20 20Ade Tuti Turistiati, Kompetensi Komunikasi Antarbudaya (Bogor: Kerjasama Penerbit

Wacana Media, 2019). 38

Page 26: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

12

mengurangi ketidakpastian. Ketika kita memasuki wilayah (daerah) orang

lain kita dihadapkan dengan orang-orang yang sedikit atau banyak berbeda

dengan kita dari berbagai aspek (sosial, budaya, ekonomi, status dan lain-

lain). Pada waktu itu pula kita dihadapkan dengan ketidakpastian atau

ambiguitas dalam komunikasi. Untuk mengurangi ketidakpastian

seseorang melakukan predisi sehingga komunikasi bisa berjalan efektif

(Devito, 1997:408).21

3) Teori Ketiga, dikemukakan oleh Edwart T. Hall bahwa hubungan

yang ia buat antara budaya dan komunikasi dalam bukunya yang

terkenal The Silent Language bermula merupakan inti budaya.22

Komunikasi antar budaya terlahir dari inti dari budaya pada dasarnya

yang diikuti berbagai propaganda dan perbedaan pendapat antar

beberapa budaya yang berbeda, namun dengan adanya komunikasi

antar budaya hal ini dapat menjadikan budaya yang berbeda dapat

saling memahami satu sama lain.

4. Pola dan Unsur Komunikasi

a. Pola-Pola Komunikasi

Menurut Nabella (2013: 5) istilah pola komunikasi biasa disebut

sebagai model, yaitu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang

berhubungan satu sama lain untuk memberikan pelajaran kepada

masyarakat. Menurut Effemdy (1998) Pola komunikasi adalah proses yang

dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautannya unsur-unsur yang di

cakup beserta keberlangsungannya, guna memudahkan pemikiran secara

sistematik dan logis. Beberapa macam pola komunikasi :

a. Pola komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan baik menggunakan media maupun

tanpa media, tanpa ada umpan balik dari komunikan. Dalam hal ini

komunikan hanya bertindak sebagai pendengar.

21Ngalimun, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Praktif (Yogyakarta: Pustaka Baru

Press, 2017). 114-117 22Ibid. 37

Page 27: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

13

b. Pola komunikasi dua arah atau timbale balik (two way traffic

communication) yaitu komunikator dan komunikan menjadi saling

tukar fungsi dalam menjalani fungsi mereka, komunikator pada

tahap pertama menjadi komunikan dan pada tahap berikutnya

berganti fungsi.

c. Pola komunikasi multi arah yaitu proses komunikasi terjadi dalam

suatu kelompok yang lebih banyak dimana komunikator dan

komunikan akan saling bertukar pikiran secara dialog. Berdasarkan

pola komunikasi tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa pola

komunikasi merupakan suatu rangkaian sistem dari berbagai

komponen yang berhubungan satu sama lain yang memiliki tujuan

memberikan pelajaran kepada masyarakat agar dapat ditunjukkan

atau terlihat oleh orang lain.23

b. Unsur-Unsur Komunikasi

Aristoteles, ahli filsafat yunani kuno dalam bukunya Rhetorica

menyebut bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang

mendukung, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan

siapa yang mendengarkan.24

Delapan unsur komunikasi dalam konteks komunikasi sengaja.

Pertama adalah sumber (source). Suatu sumber adalah orang yang

mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi. Hasil dari perilaku

menyandi adalah suatu pesan (massage). Suatu pesan terdiri dari

lambang-lambang verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan

dan pikiran sumber pada suatu saat dan tempat tertentu. Meskipun

encoding merupakan suatu kegiatan internal yang menghasilkan suatu

pesan, pesannya itu sendiri bersifat eksternal bagi sumber. Unsur

komunikasi keempat adalah (channel) yang menjadi penghubung

23Putri Handayani, Komunikasi Antar Budaya dan Dampak Bagi Kehidupan Masyarakat

di Pekon Marang Kabupaten Pesisir Barat, Skripsi (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2019).

24Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998). 23

Page 28: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

14

antara sumber dan penerima. Unsur kelima adalah penerima (receiver).

Penerima adalah orang yang menerima pesan dan sebagai akibatnya

menjadi terhubungkan dengan sumber pesan.

Mengubah energy eksternal menjadi pengalaman yang bermakna

adalah unsur yang keenam, yang disebut penyandian balik (decoding).

Decoding adalah proses internal penerima dan pemberian makna

kepada perilaku sumber yang mewakili perasaan dan pikiran sumber.

Unsur ketujuh alah respons penerima (receiver respons). Ini

menyangkut apa yang penerima lakukan setelah ia menerima pesan.

Respons ini bisa beraneka ragam, mulai dari tingkat minimum hingga

tingkat maksimum.

Unsur terakhir adalah umpan balik (feedback). Umpan balik adalah

informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkinkan menilai

keefektifan komunikasi yang dilakukan untuk mengadakan

penyesuaian-penyesuaian atau perbaikan-perbaikan dalam komunikasi

selanjutnya. Meskipun umpan balik dan respons bukan hal yang sama,

keduanya jelas sangat berkaitan. Respons adalah apa yang penerima

putuskan atau lakukan setelah ia menerima pesan, sedangkan umpan

balik adalah informasi tentang keefektifan komunikasi. Keduanya

berhubungan oleh karena respons penerima merupakan sumber umpan

balik yang normal. 25

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini memiliki paradigma penelitian kualitatif yang

berbentuk studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian

yang sering digunakan dalam ilmu sosial.26 Namun penekanannya adalah pada

25Ibid. 14-16 26Samsu, Metode Penelitian Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif Kuantitatif Mixed

Methods serta Reserch & Development, (Jambi : PUSAKA, 2017). 63-64

Page 29: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

15

aspek komunikasi antar budaya, oleh sebab itu teori yang dibangun adalah teori

komunikasi antar budaya.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualilatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses

hippotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai

dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek kecendrungan, non

perhitungan numeric, situasional deskriptif, interview mendalam, analisis isi,

bola salju dan story.

Munculnya penelitian kualitatif sebagai reaksi dari tradisi yang terkait

dengan positivisme dan postpositivisme yang berupaya melalukan kajian

budaya dan interpretative.27 Sebuah efektivitas dalam komunikasi antar

budaya untuk dapat mempertahankan hubungan harmonis antar suku yang

terjadi di sebuah desa tentunya dapat dilihat dari kajian budaya sebagai

landasan dan upaya untuk menjelaskan realitas.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah dalam

pendekatan kualitatif dapat menggunakan 3 peralatan yaitu wawancara,

observasi dan dokumentasi yang sangat tepat untuk melihat efektivitas

komunikasi antar budaya dalam mempertahankan hubungan harmonis antar

suku di desa Tangkit Baru. Metode ini juga memberi peluang bagi peneliti

untuk memperoleh jawaban yang ringkas dan mendalam dari informan dan

sesuai dengan yang terjadi di lapangan.

3. Setting dan Subjek Penelitian

Setting penelitian atau lokasi penelitian ini desa Tangkit Baru,

kecamatan Sungai Gelam kabupaten Muaro Jambi provinsi Jambi yang

merupakan tempat kelahiran peneliti sehingga peneliti mudah menemukan data

di dalamnya mengenai komunikasi antar budaya.

27Sugeng Pujileksono, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta Timur : Kelompok

Intrans Publishing, 2015). 35

Page 30: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

16

Subjek pada penelitian ini diantaranya adalah masyarakat desa Tangkit

Baru, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan aparat pemerintah desa

Tangkit Baru. Karena subjek ini dipercaya lebih memahami secara historis

sosiologis apa yang terjadi di desa Tangkit Baru.

4. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber Data

Data dalam penelitian kualitatif tentu saja bersumber dari peristiwa

dokumentasi dan manusia serta data-data mengenai aktivitas dan budaya di

Desa Tangkit Baru.

Sumber-sumber data dalam penelitian ini diantaranya adalah data

dari manusia berbentuk perkataan dan perbuatan yang diperoleh dengan

wawancara dan bercerita. Sumber data dari peristiwa dengan ikut serta

dalam aktivias dilapangan sehingga peneliti dapat menganalisa proses

komunikasi yang terjadi seperti gestur, mimik wajah dan suasana

dilapangan. Sedangkan sumber data dokumentasi akan menjadi rujukan

atau bukti dari masalah yang akan diteliti berbentuk foto kegiatan, foto

peristiwa komunikasi antar budaya, video percakapan dan lain sebagainya.

b. Jenis Data

Jenis data merupakan pengelompokan data yang akan digunakan

dalam penelitian kualitatif diantaranya adalah data primer atau data utama

dan data sekunder atau data pendukung.

1) Data Primer

Data ini diperoleh dari hasil observasi ,wawancara dan

dokumentasi dilapangan sesuai dengan masalah. Yaitu data tentang

Efektivitas komunikasi antar budaya dalam mempertahankan

hubungan harmonis antar suku di Desa Tangkit Baru.

2) Data Sekunder

Page 31: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

17

Data ini bersifat mendukung data primer yang diperoleh baik

berupa: Buku sejarah desa Tangkit Baru, data desa dan termasuk

buku-buku teori tentang komunikasi antar budaya.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi (Pengamatan)

Menurut Sugiyono observasi sebagai teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.

Menurut Sutrisno Hadi Observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari berbagai prosesbiologis dan psikhologis

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.28

Observasi digunakan peneliti untuk mengamati secara langsung

efektivitas komunikasi antar budaya di Desa Tangkit Baru.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh

dua pihak atau lebih, untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan

berdasarkan data yang akan diteliti.

Pada proses komunikasi interaksional ini peneliti akan membuat

format pertanyaan yang disusun berdasarkan data yang dibutuhkan, untuk

dapat menemukan informasi mengenai komunikasi antar budaya dalam

mempertahankan hubungan harmonis antar suku di Desa Tangkit Baru.

c. Dokumentasi

Menurut Albio Anggito dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen –

dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang

subjek. Seperti otobiografi, surat pribadi, catatan harian, memorial, kliping,

dokumen pemerintah dan swasta, cerita roman/rakyat, foto tape, mikrofilm,

disk, compact disk dan lain sebagainya.29

28Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2013). 145 29Albio Anggito, dkk, Metode Penelitian Kualitatif ( Jawa Barat : Cv Jejak, 2019). 153

Page 32: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

18

Dokumentasi digunakan penulis untuk melakukan beberapa

dokumentasi dalam mengumpulkan data untuk mengetahui efektivitas

komunikasi antar budaya dalam mempertahankan hubungan harmonis antar

suku di Desa Tangkit Baru.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah upaya untuk menguraikan suatu masalah

menjadi sesuatu yang lebih jelas dan dapat dicerna dengan mudah maknanya.

Apabila data tersebut dianggap kurang masih maka akan di teliti kembali

dilapangan.

a. Reduksi Data(Data Reduction)

Menurut Hengki Wijaya reduksi data adalah proses ketat yang

dilakukan oleh peneliti untuk mereduksi data-data untuk menghasilkan

data-data yang dimiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang dapat

digambarkan dan diverifikasikan serta disimpulkan.30

Pada penelitian ini data yang direduksi adalah data tentang

keberagaman suku di desa Tangkit Baru dan cara berkomunikasinya

terhadap suku lain.

b. Penyajian data (Display Data)

Proses penyajian data ini dilakukan setelah data sudah melewati

proses reduksi, proses selanjutnya adalah penyajian data (data display)

sehingga data dapat tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin

mudah untuk dapat dipahami. Untuk menyajikan data secara baik, dapat

berbentuk Matriks, Grafik, Jaringan, Bagan, Uraian Singkat, dan lain-lain.31

Dalam penelitian ini banyak mengumpulkan data tentang pola

komunikasi antar masyarakat berbeda etnis, namun yang dibutuhkan hanya

mencakup bagaimana mereka menciptakan dan mempertahankan hubungan

30Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi (Sulawesi Selatan,

Sekolah Tinggi Tehologia Jaffary, 2018 ). 57 31Connie Chairunnisa, Metode Penelitian Ilmiah : Aplikasi Dalam Pendidikan dan Sosial

(Jakarta, Mitra Wacana Media, 2017). 188

Page 33: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

19

harmonis antar suku. Maka data tersebut melalui proses penyajian data

untuk mendapatkan data yang mudah dipahami dan mudah diolah.

c. Verifikasi(Conclusion Drawing)

Sebagai langkah ketiga, menurut Miles dan Huberman (2007:19)

dalam Connie Chairunnisa adalah penarikan kesimpulan verifikasi. Pada

kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pengumpulan data yang berikutnya. Bilamana pada tahap awal kesimpulan

sudah di dukung dengan bukti-bukti yang Validdan konsisten, sehingga

pada saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang ditarik adalah kredibel.32

Setelah memahami data yang didapatkan tentang pola komunikasi

antar budaya maka untuk mengolah dan membuat kesimpulan dan data

yang valid maka data tersebut melalui tahap verifikasi untuk membuktikan

seberapa valid data tersebut, hal ini juga didukung dengan wawancara,

dokumentasi (foto) dan dokumen-dokumen desa.

7. Pemeriksaan Keabsahan Data

Agar dapat memperoleh data yang akurat dan dapat dipercaya, maka

peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan cara:

a. Perpanjangan Waktu Di Lapangan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan

peneliti di lokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya

mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin

mengurangi keabsahan data.33

Dalam proses pengumpulan data terdapat banyak hal yang tidak sesuai

dengan prediksi. Hal ini menimbulkan keinginan untuk menambah

data dan menambah jadwal penelitian di lapangan, hal ini dikarenakan

32Ibid., 191 33Tim Penyusun, Buku III: Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas

Ushuluddin IAIN STS Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016). 66

Page 34: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

20

keingintahuan atas informasi yang belum diketahui untuk itu peneliti

harus mampu membuat keputusan untuk menghentikan kegiatan

pengumpulan data di lapangan. Peneliti akan tinggal di lapangan untuk

sementara waktu selama proses perpanjangan keikutsertaan sampai

mersa jenuh dan cukup dengan data yang di dapatkan.

b. Diskusi dengan Teman Sejawat

Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan

melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data

yangditerima benar-benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari

peneliti atau informan.34

Berdiskusi merupakan kegiatan saling bertukar fikiran satu sama lain,

tanpa disadari beberapa pembahasan dapat menimbulkan pemahaman

baru bagi setiap orang. Berdiskusi dengan teman sejawat dapat

memberikan informasi sekaligus mendefinisikan keadaan yang

sesungguhnya.

c. Trianggulasi

Menurut Lexy J. Moleong triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan

pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Teknik

pengecekan yang sering digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainnya.35

Triangulasi dilakukan untuk pengecekan ulang sumber-sumber

data. Pengecekan data ini dapat dilakukan dengan cara:

1) Membandingkan data hasil pengamatan yang diperoleh melalui

observasi dengan data yang diperoleh melalui wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

3) Membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan

isi dokumen.

34Ibid., 68 35Lexi J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja rosdakarya,

2010). Edisi Revisi 330

Page 35: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

21

4) Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang tentang situasi

atau keadaan penelitian dengan yang dikatakan sepanjang waktu.36

G. Studi Relevan

Untuk meminimalisir terjadinya pengulangan dan plagiat serta berdasarkan

penelitian terkhususnya mengenai Efektivitas Komunikasi Antar budaya Dalam

Mempertahankan Hubungan Harmonis Antar Suku, Ada beberapa penelitian yang

membahas tentang komunikasi antar budaya, yaitu:

Skripsi dari Bella Ardila mahasiswa Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi pada tahun 2039. “Implementasi Komunikasi Antra

Budaya(Studi Kelurahan Cempaka Putih Kecamtan Jelutung, Kota Jambi”.

Permasalah yang dikaji adalah penerapan komunikasi antar budaya dan

dampaknya. Adapun persamaan dari penelitian Bella Ardila adalah pada objek

materi yang sama-sama mengangkat isu komunikasi antar budaya, sama-sama

meneliti tentang bagaimana penerapan komunikasi antar budaya di suatu daerah

yang heterogen. Perbedaan penelitian Bella Ardila yang mengkaji bentuk-bentuk

dan proses komunikasi antar budaya secara spesifik, sedangkan pada penelitian ini

tidak mengkaji bentuk-bentuk dan proses komunikasi antar budaya secara spesifik

tetapi hanya menekankan pada aktivitas komunikasi antar budaya yang memiliki

beberapa faktor dan dapat menimbulakan efek.

Skripsi dari Mira Maulidia mahasiswa Universitas Islam Negeri Mataram

pada tahun 2037.“Strategi Komunikasi Antar budaya Masyarakat Multi Etnis

Dalam Membangun Harmonisasi” Permasalahan yang dikaji adalah strategi

komunikasi antar budaya dalam membangun harmonisasi. Adapun persamaan

penelitian Mira Maulida persamaannya adalah pada konsep komunikasi antar

budaya di suatu daerah yang heterogen dapat membangun hubungan yang

harmonis. Perbedaan pada penelitian Mira Maulida adalah pada permasalahan

yang dikaji yaitu strategi, dimana penelitian ini tidak meneliti strategi komunikasi

antar budaya tetapi efektivitasnya.

36Ibid., 331

Page 36: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

22

Skripsi Putri Handayani mahasiswa Universitas Lampung pada tahun

2039.“Komunikasi Antar budaya dan Dampaknya Bagi Kehidupan Masyarakat

Di Pekon Marang Kabupaten Pesisir Barat” Permasalahan yang dikaji adalah

tentang dampak komunikasi antar budaya. Adapun persamaan penelitian Putri

Handayani sama-sama meneliti efek atau dampak yang ditimbulakn komunikasi

antar budaya bagi masyarakat disuatu daerah. Perbedaan pada penelitian Putri

Handayani adalah pada objek penelitian di mana penelitian ini dibatasi oleh

beberapa objek saja.

Skripsi Mey Candra Susanto mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

pada tahun 2032 “Komunikasi Antar budaya Pada Masyarakat Pendatang

Dengan Masyarakat Lokal di Lamongan” Permasalahan yang dikaji adalah

tentang hambatan komunikasi antar budaya. Adapun persamaan penelitian Mey

Candra sama-sama meneliti bagaimana hubungan komunikasi antar budaya bagi

masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal di suatu daerah. Perbedaan pada

penelitian Mey Candra adalah lebih spesifik pada hambatan komunikasi antar

budaya, sedangkan penelitian ini meneliti hambatan dan pendukung.

Tesis Mochamad Rozak mahasiswa pascasarjana Universitas Islam Negeri

Wali Songo Semarang pada tahun 2038 “Pola Komunikasi Antar budaya Antara

Masyarakat Syiah Nuruts Tsaqolain dan Masyarakat Sunni Semarang”. Adapun

persamaan penelitian Mochamad Rozak sama-sama meneliti tentang pola yang

terjadi pada komunikasi antar budaya di suatu daerah. Perbedaan pada penelitian

Mochamad Rozak adalah dibatasi hanya dua objek yaitu antara masyarakatSyiah

Nuruts Tsaqolain dan masyarakaat Sunni Semarang, sedangkan dalam penelitian

ini meneliti tentang suku yang ada di suatu daerah. Diantara banyak perbedaan

dengan penelitian lainnya perbedaan pada keseluruhan adalah pada waktu dan

tempat penelitian.

Page 37: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

23

BAB II

PROFIL DESA TANGKIT BARU

A. Aspek Historis desa Tangkit Baru

Pada zaman sebelum kemerdekaan, keseluruhan wilayah Tangkit Baru

yang terdiri dari hutan, rawa dan danau (konon disebut Danau Putih Kuku)

merupakan bagian dari wilayah dusun Sei. Terap. Desa Tangkit Baru awalnya

disebut dengan Talang Tangkit, tokoh masyarakat Talang Tangkit mengusulkan

pemekaran agar Talang Tangkit dinaikkan statusnya menjadi kampung. Tapi

usulan tersebut belum dapat diterima, barulah setelah 3 tahun kemudian yaitu

pada tahun 1957 tokoh masyarakat mengadakan sidang pleno dan dapat

diputuskan Talang Tangkit menjadi kampung Tangkit.

Setelah berkembangnya kampung Tangkit ini pada tahun 1963,

sekelompok suku bugis dari Tembilahan Riau diketuai oleh H. Saing pindah

menetap di kampung Tangkit kemudian disusul oleh sekelompok suku banjar dari

Kalimantan di pimpin oleh H. Junaid.

Setelah pemberlakuan UU No. 5 Tahun 1979 Tentang desa, kampung

Tangkit pun berubah nama menjadi desa Tangkit. Lima tahun kemudian desa

Tangkit dimekarkan pula menjadi dua desa. Yaitu desa Tangkit Baru. Areal izin

sebanyak 10 batang parit di desa Tangkit Baru di pimpin langsung oleh sesepuh

yang bernama Puang Muhammad untuk pertama kali dan saat ini di pimpin oleh

Bapak Drs. Andi Zainal Abidin yang merupakan putra keenam dari Puang

Muhammad.37

B. Letak Geografis desa Tangkit Baru

Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

merupakan desa dengan luas wilayah 1.811,2 Ha, jika di lihat dari sebelah utara

berbatasan dengan desa Solok/Kasang Lopak Alai, jika di lihat dari sebelah

selatan berbatasan dengan desa Tangkit, dan jika di lihat dari sebelah timur

37Andi Zainal Abidin, Mengenal Syekh Muhammad Said Puang Muhammad: Profil Pembangunan Desa Pengantar Biografi Tokoh Pendiri Desa Tangkit Baru, (Tangkit Baru: 2018 ). 112

Page 38: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

24

berbatasan dengan desa Sungai Terap. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 625 KK

dan jumlah penduduk sebanyak 2.796 Jiwa yang terbagi dalam laki-laki sebanyak

1.403 jiwa dan perempuan sebanyak 1.393 jiwa.

Keadaan musim di desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam

Kabupaten Muaro Jambi yakni musim hujan dan kemarau, karena keadaan iklim

curah hujan yang tidak terlalu tinggi dan kelembapan yang juga tidak terlalu

rendah. Hal ini disebabkan oleh perubahan cuaca yang tidak menentu dan tidak

jauh berbeda dengan keadaan iklim di Provinsi Jambi.

C. Aspek Demografis desa Tangkit Baru

1. Penduduk dan Mata Pencaharian Pokok

Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 625 KK terbagi dalam umur dan

jenis kelamin belum terdapat data terbaru. Sedangkan mata pencaharian pokok

dijelaskan melalui data berikut:

a. Petani = 541 Orang

b. Buruh Tani = 22 Orang

c. Pegawai Negeri Sipil = 20 Orang

d. Pedagang Barang Kelontong = 54 Orang

e. POLRI = 4 Orang

f. Guru Swasta = 15 Orang

g. Tukang Kayu = 7 Orang

h. Wiraswasta = 261 Orang

i. Tidak Mempunyai Pekerjaan Tetap = 203 Orang

j. Belum Bekerja = 353 Orang

k. Pelajar = 570 Orang

l. Ibu Rumah Tangga = 659 Orang

m. Sopir = 4 Orang

n. Karyawan Honorer = 83 Orang38

2. Tingkat Pendidikan

38 Dokumen Desa Tahun 2019

Page 39: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

25

a. Tamat SD/Sederajat = 37 Orang

b. Tamat SMP/Sederajat = 39 Orang

c. Tamat SMA/Sederajat = 48 Orang

d. Tamat Akademi/D1-D3 = 10 Orang

e. Tamat Sarjana S1 = 8 Orang

f. Sarjana Tamat S2 = 1 Orang

g. Tidak Lulus dan Tidak Sekolah = 20 Orang39

3. Agama dan Kepercayaan

a. Islam = 2.796 Orang

b. Kristen = 0 Orang

c. Katholik = 0 Orang

d. Hindu = 0 Orang

e. Budha = 0 Orang

f. Konghucu = 0 Orang

g. Kepercayaan Kepada Tuhan YME = 0 Orang40

4. Etnis

a. Batak = 3 Orang

b. Minang = 9 Orang

c. Jawa = 31 Orang

d. Bugis = 1.397 Orang41

5. Adat Istiadat

a. Musyawarah Adat = 1 kali

b. Sanksi Adat = 1 Kali

c. Upacara Adat Perkawinan = 1 Kali

d. Upacara Adat Kematian = 0 Kali

e. Upacara Adat Kelahiran = 0 Kali

39Dokumen Desa Tahun 2019 40Dokumen Desa Tahun 2019 41Dokumen Desa Tahun 2019

Page 40: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

26

f. Upacara Adat alam bercocok tanam = 0 Kali

g. Upacara Adat bidang perikanan /laut = 0 Kali

h. Upacara Adat bidang kehutanan = 0 Kali

i. Upacara Adat dalam Pengelolaan sumber daya alam = 0 Kali

j. Upacara Adat dalam Pembangunan rumah = 0 Kali

k. Upacara Adat dalam penyelesaian masalah/konflik = 0 Kali42

6. Sarana dan Prasarana

a. Prasarana Perbidatan

1) Masjid = 1 Buah

2) Surau/Mushola = 4 Buah

b. Prasarana Olahraga

1) Lapangan sepak bola = 1 Buah

2) Lapangan bulu tangkis = 6 Buah

3) Meja pingpong = 4 Buah

4) Lapangan voli = 1 Buah

c. Sarana dan Prasarana Kesehatan

1) Poliklinik/balai pengobatan = 1 Unit

2) Posyandu = 2 Unit

3) Rumah bersalin = 1 Unit

4) Rumah Kesehatan ibu dan anak = 1 Unit

5) Dukun bersalin terlatih = 2 Orang

6) Bidan = 2 Orang

7) Perawat = 7 Orang

8) Sarana Kesehatan Lainnya = 3 Orang

d. Sarana dan Prasarana Pendidikan

1) Gedung SMA/Sederajat = 1 Buah

2) Gedung SMP/Sederajat = 4 Buah

3) Gedung SD/Sederajat = 4 Buah

4) Gedung TK = 2 Buah

42Dokumen Desa Tahun 2019

Page 41: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

27

5) Lembaga Pendidikan Agama = 2 Buah

6) Perpustakaan desa/kelurahan = 1 Buah

7) Sarana dan Prasarana Pendidikan Lainnya = 2 Buah

e. Prasarana Energi dan Penerangan

1) Listrik PLN = 700 Unit

2) Diesel Umum = 0 Unit

3) Genset Pribadi = 10 Unit

4) Lampu minyak tanah/jarak/kelapa = 0 Keluarga

5) Kayu bakar = 27 Keluarga

6) Batu bara = 0 Keluarga

7) Tanpa penerangan = 0 Keluarga

f. Prasarana Komunikasi dan Informasi

1) Sinyal Telepon Seluler/Handphone = Ada - 51

2) TV = Ada-6431

3) Koran/majalah/buletin = Tidak Ada

g. Sarana dan Prasarana Kebersihan

1) Tempat Pembuangan Sementara (TPS) = 0 Lokasi

2) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) = 0 Lokasi

3) Alat penghancur sampah = Tidak Ada

4) Gerobak sampah = 0 Unit

5) Tong sampah = 4 Unit

6) Truck pengangkut sampah = 0 Unit

7) Satgas kebersihan = 0 Kelompok

8) Anggota satgas kebersihan = 0 Orang

9) Pemulung = 0 Orang

10) Pengelolaan sampah = Tidak Ada

11) Pengelolaan sampah lingkungan/RT = Swadaya

12) Pengelolaan sampah lainnya = Tidak Ada43

43Dokumen Desa Tahun 2019

Page 42: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

28

D. Visi dan Misi desa Tangkit Baru

Pemerintah desa Tangkit Baru periode 2016-2022 mengemban tugas

mulia, diberi mandat dan amanah oleh masyarakat untuk memprogramkan dan

melaksanakan pembangunan dalam rangka mensejahterakan masyarakat desa ini.

Sebagai pemegang mandat, seyogyanya mengoptimalkan ikhtiar dan upaya kerja

nyata dalam geliat pembangunan. Dengan memanfaatkan segenap potensi

diharapkan efesiensi dan keterbatasan dana tidak menjadi alasan untuk pesimis

dan “maccalello” yang dapat menyebabkan geliat pembangunan mengendor dan

kehilangan arah dan spiritnya.

Disinilah perlunya membangun visi misi sebagai pedoman dan

transparansi, sekaligus sasaran dan tujuan pembangunan. Khususnya untuk satu

periode tertentu. Dan juga sebagai tolak ukur kinerja untuk dapat dievaluasi dan

diperbaiki.

Adapun visi desa Tangkit Baru periode 2016-2022 adalah:

“Terwujudnya Desa Tangkit Baru yang Indah, Damai, Aman, Maju, Mandiri,

Sejahtera dan Berbudi Pekerti Tahun 2022” disingkat menjadi “terwujudnya desa

Idaman Sejati Tahun 2022”. Dan terdapat 7 misi untuk melengkapi visi.

1) Membangun komunikasi intensif dengan para pemegang amanah di desa

(Stakeholder).

2) Meningkatkan tata kelola pemerintah yang trasnparan dan akuntable yang

berorientasi pada pelayanan publk mudah, murah, cepat dan bertangung

jawab.

3) Meningkatkan pembinaan SDM yang terampil, berdedikasi dan partisipatif

melalui upaya meningkatkan pelatihan kepada aparat desa dan warga.

4) Meningkatkan kesadaran keberagaman masyarakat dengan prioritas

pengalaman keagamaan yang moderat, santun dan berbudi pekerti.

5) Merancang pembangunan yang komprehensip, terencana, estetis,

sustainable dan ramah lingkungan dengan bertumpuh pada kekuatan

kemandirian.

Page 43: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

29

6) Memantapkan stabilitas desa yang kondusif,aman dan nyaman sehingga

terbuka peluang yang sama bagi setiap warga untuk berekspresi

mengaktualisasi diri khususnya generasi muda.

7) Membuka aksebilitas masyarakat dengan meningkatkan pembangunan

infra struktur umum, jaringan jalan dan sumber daya.44

E. Potensi Pembangunan Desa dan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

Tangkit Baru

1. Potensi Pembangunan Desa Tangkit Baru

a. Potensi kelembagaan

1) OP Desa

2) BPD

3) LPM

4) PKK

5) Lembaga Adat

6) Karang Taruna

7) TP5D

8) Majelis Talim

9) Puskesdes & Posyandu

10) Organisasi Pegawai Syara

11) Kamtib/Linmas

12) PokTan/Pokmas

13) Lembaga Pendidikan

14) Paguyuban Budaya

15) Rukun Tetangga

b. Potensi sumber daya

1) Tenaga terpelajar (sarjana/akademisi)

2) Ternaga terdidik (Birokrat/tenaga administrasi)

3) Tenaga terampil (Tehnisi/tukang)

44Andi Zainal Abidin, Tangkit Baru Membangun Geliat Tanpa Henti Menuju Tahun

2022, (Tangkit Baru: 2017). Cet.1 10-11

Page 44: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

30

4) KPD/KPMD

5) Potensi swadaya masyarakat

6) Potensi alam

c. Potensi sumber dana

1) APBDes (PAD, ADD,DD. BHPRD, BAN KEU)

2) Swadaya masyarakat

d. Potensi Sarana dan Prasarana

1) Bangunan milik pemerintah desa

2) Bangunan pendidikan SD, SMP

3) Bangun pra sekolah, PAUD, TK, dan TPA

4) Pesantren (MI, MTS, MA)

5) Sanggar kaligrafi

6) Sanggar kreatifitas remaja

7) Rumah/gedung tasbih

8) Rumah ibadah (Langgar dan Masjid).

e. Potensi Maskot Desa

Daya tarik wisata tugu ikonik mascot desa (tugu nanas, varietas unggul

nasional).

f. Potensi Produk Unggulan

1) Pertanian nanas

2) Industri rumah tangga, olahan nanas dan ikan (UKM)

3) Pengembangan budidayaikan air tawar (Ikan kolam)

g. Potensi Pengembangan

1) Desa wisata agro (agro wisata)

2) Pemancingan

3) Study budaya dan seni

Page 45: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

31

4) Potensi lainnya.

2. Struktur Organisasi

a. Bagan Stok Pemerintah Desa

b. BPD Periode 2014-2020

1) Ketua : B. Nurdin

2) Wakil Ketua : Baderuddin. LW

3) Sekretaris: Andi Anwar, S.Pd

4) Anggota: Drs. Andi Padjung

5) Anggota: M. Sulaiman

6) Anggota: Bs. Patolai, S.Pt, MP

7) Anggota: Andi Qahir

BPD Kepala Desa

Sekretaris

Kaur Kaur Kaur

Staf Staf

Kewilayahan

Kadus Kadus

Kadus

Tehnisi Operasional

Kasi Kasi

Kasi

Staf

Page 46: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

32

c. The Faunding Father Desa Tangkit Baru

1) Puang Muhammad (Top Leader)

2) Abd. Gaffar MR (Co Leader)

3) M. Sanusi Jafar (Co Leader)

Page 47: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

33

TABEL 1.1

STRUKTUR PERSONALIA PEMERINTAH

DESA TANGKIT BARU KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN

MUARO JAMBI

PERIODE 2016-2022

KEPALA DESA

DRS. ANDI ZANAL ABIDIN

SEKRETARIS DESA

ABD. RAHMAN

KETUA UMUM/TU

M. JAPAR, S.Kom

KAUR KEUANGAN

M. ISHAK, S.Ag

KAUR PERENCANAAN

AMALUDDIN

STAFF TU

HENDRA K, S.Kom

STAFF PERENCANAAN

M IHSAM

KASI PEMERINTAHAN

SIRAJUDDIN, A.Md

KETUA UMUM/TU

M. JAPAR, S.KOM

KETUA UMUM/TU

M. JAPAR, S.KOM

KADUS SEPAKAT MAKMUR

FATAJANGI

KADUS WARGA BAHAGIA

KHAIRUDDIN

KADUS SELAMAT JAYA

ANDI ZULKIFLI

Page 48: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

34

TABEL 1.2

STRUKTUR PERANGKAT RUKUN TETANGGA (RT)

DESA TANGKIT BARU KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN

MUARO JAMBI

KEPALA DESA

DRS. ANDI ZANAL ABIDIN

RT 01

ALI SUKRI

RT 02

ABD RAZAK

RT 03

JALALUDDIN

RT 04

ISHAK

RT 06

ANWAR

RT 05

M. NASIR

RT 07

BAHARUDDIN

RT 08

SUARDI

RT 12

SUKARDI

RT 11

EKA SAPUTRA

RT 10

M. ADAM

RT 09

M. SUAIB

Page 49: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

35

BAB III

HUBUNGAN HARMONIS ANTAR BUDAYA DI DESA TANGKIT BARU

A. Perwujudan Hubungan Harmonis Antar Masyarakat di desa Tangkit

Baru

Hubungan harmonis antar masyarakat yang berbeda suku merupakan

bentuk nyata efektifnya suatu komunikasi antar budaya yang terjadi. Perwujudan

hubungan harmonis juga meliputi unsur kebudayaan seperti sistem kepercayaan,

sistem pengetahuan, sistem perekonomian, sistem kesenian, sistem komunikasi,

sistem organisasi sosial dan setererusnya.

Dalam menghadapi perbedaan budaya yang meliputi perbedaan bahasa,

norma, kebiasaan, pola pikir dan perbedaan lainnya merupakan suatu tantangan

bagi pendatang di suatu daerah. Namun untuk mewujudkan hubungan yang baik

antar masyarakat, komunikasi merupakan hal yang paling penting dan tidak dapat

dipungkiri. Komunikasi yang baik dapat meminimalisir terjadinya konflik antar

individu maupun kelompok. Dan komunikasi yang efektif sangat tepat untuk

memperbaiki dan menjalin hubungan yang harmonis antar masyarakat.

Untuk dapat mewujudkan hubungan harmonis antar masyarakat yang

berbeda kebudayaan di desa Tangkit Baru masyarakat saling menjaga komunikasi

yang baik, meningkatkan silaturahmi dan saling menghormati. Hal ini dapat

mengurangi konflik dan adanya ketidak nyamanan antar masyarakat yang tinggal

dalam suatu daerah namun berbeda kebudayaan.

Hal yang dilakukan masyarakat desa Tangkit Baru mampu menciptakan

hubungan haromonis dan toleransi yang baik. Hal ini dilihat dari ikatan

persaudaraan dan kepekaan terhadap satu sama lain yang terjalin, ketika salah satu

masyarakat suku Jawa mengadakan acara pernikahan dan masyarakat suku Bugis

yang menduduki posisi mayoritas ini, tidak segan dan tidak pernah membedakan

kontibusinya terhadap suku Jawa. Ikut membantu dari awal acara sampai akhir

dan tentunya dengan senang hati ikut memeriahkan.

Harmonisasi masyarakat yang berbeda suku di desa Tangkit Baru

membuktikan bahwa tingkatan kesadaran dan toleransi, sikap saling menghormati

Page 50: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

36

dan menghargai antar sesama masyarakat, suku Bugis yang merupakan mayoritas

dilihati tidak terdapat batasan antara suku lain selain suku Bugis. Bahkan banyak

dari kebudayaan suku Bugis yang di ikuti oleh masyarakat selain suku Bugis.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat difahami bahwa

dalam pengaplikasiannya, komunikasi antar budaya yang dilakukan masyarakat

desa Tangkit Baru dikemas dalam bentuk kegiatan sosial seperti gotong royong,

ronda dan sebagainya, juga dalam kegiatan keagamaan seperti pengajian.45

1. Interaksi Sosial

Dalam kehidupan sosial masyarakat desa Tangkit Baru,

masyarakatnya tidak membuat sautu perbuatan yang menyudutkan suku lain

dengan merespon dan menjalin hubungan dengan siapa saja tanpa

membedakan suku, ras, bangsa dan agama. Masyarakat desa Tangkit Baru

yang dihuni masyarakat mayoritas suku Bugis ini menjunjung tinggi hidup

“Fada Idi” yang berarti “Kita Sama” dalam artian masyarakat suku Bugis,

suku Jawa dan suku lainnya merupakan satu kesatuan hal yang sama, sama-

sama bagian dari desa Tangkit Baru dan semuanya bersaudara.

Hal tersebut dibuktikan dengan masyarakat suku Bugis dalam

berkomunikasi dalam bentuk sapaan terhadap masyarakat suku Jawa dengan

menyesuaikan atau tidak meninggalkan kebudayaan suku Jawa dengan sedikit

mengikuti bahasanya dan sebaliknya suku Jawa terhadap suku Bugis. Dimana

kedua unsur ini saling memberi dan menerima pesan dan umpan balik secara

langsung atau tatap muka. Temuan ini diperkuat saat seorang informan suku

Jawa memberikan pesan secara langsung kepada peneliti yang bersuku

Bugis.46

Kedua suku yang ada di desa Tangkit Baru melaksanakan dua fungsi

yang sama yaitu sebagai komunikan dan komunikator. Pola komunikasi yang

terjalin setiap hari adalah adanya komunikasi dua arah dan komunikasi multi

arah yang menghasilkan suatu proses komunikasi dengan menimbulkan efek

yang baik, saling menguntungkan. Umpan balik dalam proses komunikasi

45Observasi tanggal 23 Oktober 2020 46Observasi tanggal 30 Oktober 2020

Page 51: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

37

yang terjadi merupakan hal yang paling penting untuk mengukur sebuah

keberhasilan komunikasi. Hal ini merupakan fenomena yang terjadi sertiap

hari dan terus menerus sehingga menghasilakn persepsi yang sama diantara

masyarakat desa Tangkit Baru.47

2. Toleransi

Sebagai makhluk sosial manusia diwajibkan mampu berinteraksi dan

berkomunikasi dengan baik sesama manusia. Masyarakat dalam menjalani

kehidupan sosial, seorang individu akan dihadapi dengan kelompok.

Kelompok yang berbeda kepercayaan, kebudayaan dan seterusnya. Namun

untuk menjalani kehidupan sosial tidak bisa dipungkiri akan banyak menemui

hambatan-hambatan yang terjadi antar kelompok masyarakat yang berkaitan

dengan agama dan kebudayaan. Dalam rangka mempertahankan hubungan

harmonis antar suku, masyarakat desa Tangkit Baru menjunjung tinggi

kerukunan antar masyarakat dalam lingkup desa Tangkit Baru. Hal ini

sejalandengan firman Allah S.W.T:

Artinya: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang

sesat. Karena itubarangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162

dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah

berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan

putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.[162

Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari

Allah s.w.t.48

47Kepala Dusun Warga Bahagia, Khairuddin, wawancara, catatan lapangan, 20 November

2020 48Kementrian Agama RI,Al-Qur'an dan Terjemahannya (Jakarta Selatan: Wali Oasis

Terrace Rescident, 2010) 14

Page 52: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

38

Dalam mewujudkan hubungan harmonis toleransi merupakan hal yang

paling mendasari, dibuktikan dengan masyarakat suku Bugis yang

menghargai keberadaan suku Jawa dengan tidak mengharuskan masyarakat

suku Jawa untuk mengikuti kebudayaan suku Bugis di desa Tangkit Baru.

Hasil analisa peneliti tentang toleransi antara masyarakat suku Bugis

dan masyarakat suku Jawa di desa Tangkit Baru terjalin dengan baik sehingga

dapat mewujudkan hubungan yang harmonis antar masyarakat. Sebagaimana

di katakan oleh Anwar selaku Ketua RT 06 desa Tangkit Baru.

[T]ingkat toleransi kita sebagai orang Bugis terhadap mereka orang Jawa pokoknya bagaimana kita sesama Bugis begitu jugalah kita ke orang Jawa tidak membeda-bedakan. Kebanyakan orang Bugis disini berkeluarga orang Jawa atau menikah dengan orang Jawa dan sebaliknya. Sama saja tidak ada istilah membedakan, perasaan mereka orang Jawa tidak bisa kita jelaskan karena disini kita merasa semua bersaudara dan tidak ada yang dibedakan.49

Dari pemaparan bapak Anwar terhadap tingkat toleransi masyarakat desa

Tangkit Baru, dapat disimpulkan bahwa masyarakat suku Bugis memiliki tingkat

toleransi yang tinggi, karena tidak mengenal istilah membedakan sesesorang

berdasarkan sukunya. Selain itu masyarakat suku Bugis juga menjunjung tinggi

persaudaraan dan terbuka untuk siapapun meskipun berbeda budaya demi

mewujudkan hubungan yang harmonis.

Hal ini diakui oleh Tumiyah (Suku Jawa) RT 03, yang telah 6 Tahun

Menetap di desa Tangkit Baru.

[T]ingkat toleransinya bagus tidak mengharuskan saya mengikuti budaya Bugis, persatuannya kita mengikuti persatuan di sini karena kita hidup di lingkungan orang kita harus ikuti juga lingkungan di sini. Kegiatan Haul Fuang, Tasbih kita ikut dan membantu memasak untuk kegiatan di sini.50

B. Faktor Pendukung Komunikasi Antar budaya Untuk Mewujudkan

Hubungan Harmonis di Tengah Masyarakat desa Tangkit Baru

49Ketua RT 06, Anwar, wawancara, catatan lapangan, 20 November 2020 50Masyarakat desa Tangkit Baru, Tumiyah, wawancara, catatan lapangan, 16 November

2020

Page 53: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

39

Hubungan harmonis merupakan suatu hubungan yang dijalin dengan

penuh kasih sayang dan sikap saling mengerti satu sama lain, untuk mencapai

sebuah kerukunan antar masyarakat yang hidup dalam satu desa. Langkah untuk

mencapai keharmonisan salah satunya adalah saling terbuka, menerima dan

menghargai sesama.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila telah berhasil menimbulkan

efek. Yang berarti meningkatnya kesamaan arti pesan yang dikirim dan yang

diterima. Dalam mewujudkan efektivitas suatu komunikasi maka akan ada faktor

pendukung yang mendorong kelancaran dan kesuksesan proses komunikasi

tersebut.51

Proses komunikasi yang terjadi antar masyarakat suku Bugis dan

masyarakat suku Jawa yang ada di desa Tangkit Baru, penulis menemui beberapa

faktor pendukung yang menimbulakan komunikasi menjadi efektif dan faktor

pendukung ini juga berperan dalam perwujudan hubungan harmonis antar

masyarakat di desa Tangkit Baru. Adapun faktor pendukung komunikasi antar

budaya untuk mewujudkan hubungan harmonis di tengah masyarakat desa

Tangkit Baru, dijelaskan sebagai berikut :

1. Dukungan dari pihak aparat desa dan masyarakat desa Tangkit Baru

dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk saling bahu membahu

membangun desa yang aman, damai dan tentram. Dengan membentuk suatu

wadah atau kegiatan yang bersifat memudahkan masyarakat untuk saling

mengenal dan memahami satu sama lain. Beberapa wadah atau kegiatan yang

ada di desa Tangkit Baru ini adalah sebagai berikut:

1. Musyawarah

Musyawarah merupakan wadah untuk berkumpul mempererat tali

silaturahim antar masyarakat, masalah yang besar akan dapat terpecahkan

dengan adanya musyawarah untuk mencapai tujuan yang baik. Masyarakat

desa Tangkit Baru meyakini bahwa jalan terbaik dalam pengambilan

keputusan terhadap masalah yang terjadi adalah musyawarah. Tanpa ada

51Ketua RT 08, Suardi, wawancara, catatan lapangan, 21 November 2020

Page 54: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

40

pihak yang merasa dirugikan karena ketidak sesuaian antar masyarakat akan

menjadi konflik apabila tidak dilakukan dengan cara musyawarah untuk

menyepakati sesuatu. Selain itu musyawarah juga merupakan wadah untuk

menyampaikan pendapat untuk kepentingan bersama. Musyawarah di desa

Tangkit Baru dilaksanakan setiap keperluan dengan dihadiri oleh tokoh

masyarakat, tokoh agama, tokoh adat untuk memimpin jalannya musyawarah

dengan tertib dan bekerjasam tanpa memandang perbedaan suku di dalamnya.

2. Ronda

Ronda adalah suatu bentuk kegiatan berjaga pada malam hari yang

dilakukan di pos ronda oleh setiap perwakilan kepala keluarga. Untuk

menjaga keamanan dan kenyamanan di kawasan desa Tangkit Baru

kegiatan ini rutin dilakukan setiap malam secara bergiliran oleh masing-

masing kepala keluarga yang bekerjasama dengan bagian keamanan dan

pemuda untuk mengutamakan keamanan, kenyamanan dan ketenangan

masyarakat desa Tangkit Baru.

3. Gotong Royong

Kegiatan gotong royong di desa Tangkit Baru dilakukan seminggu

sekali pada hari jumat dan hari yang tak terduga disekitar kawasan desa

Tangkit Baru. Setiap RT memiliki wilayah dan tugas masing-masing. Baik

masyarakat suku Bugis maupun suku Jawa bekerjama dengan saling bahu

membahu menebas dan membersihkan kawasan fasilitas umum desa

Tangkit Baru demi menciptakan kenyamanan dan juga dapat menciptakan

kerukunan.52

4. Buru Babi

Kegiatan ini dilakukan jika kebun atau kawasan salah satu

masyarakat yang tidak diurus baik perkebunan milik masyarakat suku

Bugis maupun masyarakat suku Jawa, maka kelompok masyarakat akan

mengadakan penangkapan babi dengan menjala dan menombak babi

52Observasi tanggal 20 November 2020

Page 55: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

41

tersebut secara sukarela dan bekerjasama dengan keahliannya masing-

masing. Misalnya beberapa masyarakat ahli dalam bidang menombak,

menembak, menjala dan menggiring anjing pemburu.53

5. Pengajian

Kegiatan keagamaan merupakan salah satu wadah yang paling

banyak ditemui disetiap daerah dan di dalamnya masyarakat desa Tangkit

Baru selalu menjalankan kegiatan tersebut. Dengan mengikuti pengajian

tersebut masyarakat bisa saling mengenal satu sama lain. Baik masyarakat

suku Bugis maupun masyarakat suku Jawa sama-sama memiliki kebiasaan

yang sama dan keduanya saling mengunjungi dan bersilaturahim.

6. Kelompok Tani

Kelompok tani merupakan perkumpulan petani nanas yang ada

desa Tangkit Baru yang bertujuan untuk bekerjasama dalam pengelolaan

dan perindustrian buah nanas. Dengan adanya kelompok tani ini

masyarakat bisa saling membantu dalam memenuhi kebutuhan nanas

sebagai mata pencaharian masyarakat suku Bugis dan masyarakt suku

Jawa desa Tangkit Baru.

2. Saling membantu satu sama lain antar masyarakat desa Tangkit Baru

adalah saling memberi bantuan tanpa memandang perbedaan suku. Karena

sejak awal didirikannya desa Tangkit Baru semua masyarakat saling bahu

membahu, membagikan makanan bagi masyarakat yang mengalami

kelaparan, memperhatikan kesejahteraan masyarakat dengan mencari tahu

apa saja kesulitan yang dialami satu sama lain dan siap memberi bantuan

tanpa membedakan antara suku Bugis yang mayoritras dan suku Jawa

yang minoritras. Hal ini sejalan dengan pepatah Bugis "Mali siparappe,

Rebba sifatokkong, Malelu sipakainge. Pada idi' Pada elo, Sipatuo

sipatokkong" yang memiliki arti jika hanyut saling mengaitkan

(menolong), jika tumbang saling menegakkan, jika lupa saling

mengingatkan. Seia sekata, saling membantu dan saling memajukan.

53Anggota Karang Taruna Atma Yudha, Muhammad Jamal Habibi, wawancara, catatan

lapangan, 1 November 2020

Page 56: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

42

Sebagaimana dikatakan oleh Andi Baso Bakri sebagai Tokoh Masyarakat

desa Tangkit Baru.

[A]da Masyarakat suku Jawa yang sudah lama menetap di desa Tangkit baru, sejak dahulu pemimpin desa tidak pernah memandang beda sukunya. Misalnya ada beras, kami mencarinya dan memberikan beras tersrebut. Apakah keadaan mereka yang ketika pindah di desa Tangkit Baru mengalami kesulitan ekonomi, dan tidak makan sama sekali maka berikan bantuan beras, antar kerumahnya. Itulah kehebatan pemimpin dan pendiri desa Tangkit Baru yang sampai saat ini kita teruskan dan kita contoh. Walaupun ada kesalahpahaman itu merupakan hal yang biasa tetapi jangan sampai beradu fisik.54

Rasa kekeluargaan di desa Tangkit Baru dirasakan oleh Salah satu

masyarakat suku Jawa, Suhartin (Suku Jawa\Tegal) RT 05 yang telah 40

Tahun Menetap di desa Tangkit Baru.

[D]isini semua keluarga, tidak ada hal yang membuat saya akan meninggalkan desa Tangkit Baru. Fuang-fuang dan masyarakat selalu mengistimewakan saya. Mantap dan berkah saya tinggal di sini dulu waktu saya tinggal dan masuk ke sini sepetak tanahpun saya tidak punya, hanya seperti kandang bebek dan pernah mengalami kebakaran dan semuanya habis. Alhamdulillah berkah bisa membesarkan anak di sini. Orang di sini semua baik dan membantu saya di masa-masa sulit.55

3. Adanya sikap saling menghargai, tenggang rasa dan tingkat toleransi yang

tinggi merupakan sikap yang khas di miliki masyarakat suku Bugis di desa

Tangkit Baru dengan istilah “Siri ifecce” yang artinya memegang malu

dalam artiaan malu untuk membuat masalah, malu untuk membuat

hubungan yang tidak baik dengan orang lain. Sehingga apa yang dilakukan

masyarakat desa Tangkit Baru adalah suatu bentuk bagaimana sesama

manusia saling memiliki rasa malu antara satu sama lain. Minimnya konflik

antar masyarakat di desa Tangkit Baru menggambarkan terjalinya hubungan

yang harmonis antar sesama masyarakat. Tanpa menghilangkan budaya

masing-masing masyarakat suku Bugis dan suku Jawa ini saling menghargai

54Tokoh Masyarakat, Andi Baso Bakri, wawancara, catatan lapangan, 20 November 2020 55Masyarakat, Suhartin, wawancara, catatan lapangan, 16 November 2020

Page 57: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

43

adanya perbedaan cara pandang dan kebiasaan dan tidak saling memaksa

untuk menjadi satu akan tetapi mewujudkan keharmonisan dalam

keberagaman budaya.56

4. Adanya ketertarikan terhadap kebudayaan suku Bugis, rasa ingin tahu

karena suku Bugis memiliki banyak adat istiadat yang tanpa disadari suku

Bugis sangat menghargai tamu dan perbeda serta selalu ingin tahu sesuatu di

luar sukunya. Meskipun masyarakat suku Bugis tidak pernah memaksakan

akan tetapi masyarakat non suku Bugis yang memiliki ketertarikan

tersendiri terhadap budaya Bugis dan sebaliknya.57 Hal ini juga dikatakan

oleh Khairuddin sebagai kepala Dusun Warga Bahagia.

[S]aya tinggal di sini sudah 35 Tahun tetapi saya kalah dalam memahami bahasa dan kebudayan suku Bugis dengan orang Jawa yang sudah lebih lama tinggal di sini. Bahkan orang Jawa sudah tidak kelihatan suku Jawa karena sudah terlalu lama tinggal di desa Tangkit Baru. Jika berkumpul dengan orang-orang Bugis kemudian ada satu orang Jawa kami tidak menggunakan bahasa Bugis, dan terkadang orang Jawa yang menggunakan bahasa Bugis dan mereka yang tertarik mempelajari budaya Bugis. Begitupun kita pasti tertarik dengan seperti apa budaya dan sering kali mengucapkan dan menggunakan bahasa mereka.58

Ketertarikan terhadap budaya Bugis di desa Tangkit Baru

dirasakan oleh Salah satu masyarakat suku Jawa, Nira Anggraini (Suku

Jawa Tengah) RT 03 yang telah 9 Tahun Menetap di desa Tangkit Baru.

[S]aya sudah bisa memahami bahasa bugis namun hanya beberapa tetapi saya kalah dengan anak saya yang masih kecil justru sudah fasih dan lancar berbahasa Bugis. Seringkali anak saya mengajari dan memberitahu saya tentang bahasa Bugis. Selain bahasa, yang saya rasakan dan berkesan selama menetap di desa Tangkit Baru adalah ketika ada acara pernikahan, di sini jika ada acara sangat berbeda dengan di luar, di sini acaranya sangat mewah dan saya baru mengertahui hal tersebut. Di sini lebih banyak makanan dan di luar sangat simple. Kalau di sini saya baru mengetahui jika ada acara menggunakan adat “Makkappara” dulu saya tidak tahu sama

56Observasi Tanggal 21 November 2020 57Observasi tanggal 16 November 2020 58Kepala Dusun Warga Bahagia, Khairuddin, wawancara, catatan lapangan, 20

November 2020

Page 58: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

44

sekali.Setelah disini saya baru tahu banyak adat yang unik. Jika ada acara kita bisa makan terus karena budaya Bugis banyak makanan. Kekeluargaanya sangat terasa dan hubungan dengan orang-orang di sini sangat baik, saya tidak pernah merasa harus mengikuti bahasa Bugis tetapi saya tetap bisa bergabung dengan mereka kapanpun.59

5. Mematuhi peraturan, adat istiadat dan hukum yang berlaku di desa

Tangkit Baru, seseorang yang mudah berselisih paham adalah orang

yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku. Jika ada perselisihan

semuanya bisa diselesaikan secara hukum dan adat tidak dengan

konflik antar suku.

6. Adanya kesamaan prinsip budaya dengan agama, masyarakat desa

Tangkit Baru yang mayoritas suku Bugis ini sangat fanatik dengan

Agama dan “Maha Guru/Andre Guru” atau para guru. Apa yang

telah disepakati bersama adalah prinsip yang mereka pegang teguh.

Baik secara adat bugis maupun agama yang dianut. Budaya suku

Bugis yang menghargai tamu ini sesuai dengan dalam ajaran agama

Islam bahwa kita harus saling menghargai sesama manusia.60

Unsur komunikasi yang terjadi di desa Tangkit Baru anatara suku

Bugis dan suku Jawa ini adalah adanya umpan balik (Feedback).Adanya

respon merupakan adanya kesesuain pemahaman. Dimana masyarakat

desa Tangkit Baru selalu menggunakan alternatif bahasa Indonesia untuk

tetap melangsungkan proses komunikasi. Meskipun masih ada sebagian

masyarakat desa Tangkit Baru yang tidak faham dengan bahasa Indonesia,

namun hal ini masih dapat diatasi dengan komunikasi verbal atau dengan

menggunakan isyarat. Hal ini bukanlah konflik atau masalah karena

masyarakat desa Tangkit Baru sejak dulu telah menerapkan komunikasi

antar budaya.61

Meskipun antara masyarakat suku Bugis dan masyarakat suku Jawa

memiliki perbedaan dalam faham keagamaan namun antara masyarakat

59Masyarakat, Nira Anggaraini, wawancara, catatan lapangan, 20 November 2020 60Observasi Tanggal 2 November 2020 61Observasi Tanggal 21 November 2020

Page 59: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

45

suku Bugis dan masyarakat suku Jawa tidak saling memberi respon yang

buruk, tidak saling mencurigai dan tidak saling menekankan bahwa

kelompoknyalah yang paling benar. Adanya kesesuaian pemahan inilah

yang mendorong persepsi yang baik antar keduanya, sehingga hubungan

antar tetap harmonis.

C. Manfaat Hubungan Harmonis Antar Suku di Desa Tangkit Baru

Hubungan harmonis antar masyarakat di desa Tangkit Baru yang berbeda

kebudayaan merupakan salah satu wujud keberhasilan pola komunikasi antar

budaya yang terjadi. Interaksi sosial yang baik adalah suatu jalan menuju

keharmonisan, dan hubungan yang harmonis memiliki dampak yang positif bagi

kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.

Desa Tangkit Baru yang dihuni mayoritas suku Bugis dan minoritas suku

Jawa ini merasakan berbagai manfaat hubungan harmonis antar keduanya

diantaranya :

1. Kenyamanan dan ketentraman dalam hidup bermasyarakat, merupakan

salah satu impian masyarakat desa Tangkit Baru. dalam menjalin

hubungan dengan orang lain tentu memiliki tujuan yang baik. Desa yang

nyaman, aman dan tentram merupakan tujuan pembangunan desa Tangkit

Baru. Nyaman dengan tetangga dan lingkungan desa, merupakan manfaat

dari komunikasi yang terjalin dengan baik antar kedua pihak, hal ini

dirasakan salah satu masyarakat desa Tangkit Baru suku Bugis, Indo

Ebeng RT 08 4 Tahun Menetap di desa Tangkit Baru.

[D]ulu sebelum saya memilih untuk pindah dan menetap di desa Tangkit Baru, rasanya berat sekali meninggalkan kebun dan barang-barang saya di daerah ilir. Karena saudara dan anak saya sudah lama menetap di desa Tangkit Baru saya segera memutuskan untuk pindah dan menetap di sini, Tangkit Baru sejak dahulu memang impian saya, memiliki rumah di sini dan menetap bersama saudara yang lain. Selain di sini nyaman, ekonomi mudah dan akses ke kota sangat dekat desa Tangkit Baru sangat aman tidak ada kejadian yang meresahkan masyarakat seperti di ilir, di sini orang-orangnya baik dan taat agama

Page 60: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

46

hati saya menjadi damai dan semenjak saya pindah di sini saya lebih bahagia dan senang 62

2. Meminimalisir konflik antar masyarakat, ketika hubungan baik telah

terjalin, maka rasa kekeluargaan pun akan melekat dalam diri setiap

manusia. Masyarakat desa Tangkit Baru daapat mempertahankan

hubungan harmonis dengan menjunjung tinggi kerukunan dan supremasi

hukum yang telah disepakati. Dengan adanya tenggang rasa maka untuk

menimbulkan perselisihan antar keduanya merupakan hal yang masih bisa

diatasi. Hal ini dirasakan oleh salah satu masyarakat desa Tangkit Baru

suku Bugis, Junaidi RT 08 4 Tahun Menetap di desa Tangkit Baru.

[S]aya memang tipe yang tidak banyak berbicara, tetapi saat saya

memutuskan untuk pindah di desa Tangkit Baru saya langsung bisa

menyesuaikan diri dengan lingkungannya, karena orang di sini

terbuka dan ramah-ramah. Beberapa hari saya langsung memiliki

teman akrab. Bahkan tidak segan mengajak saya jalan-jalan.

Selama di sini saya belum pernah berkelahi dengan siapapun

karena anak muda di sini juga tidak ada yang aneh-aneh.63

62Masyarakat,Indo Ebeng, wawancara, catatan lapangan, 29 Desember 2020 63Masyarakat,Junaidi, wawancara, catatan lapangan, 29 Desember 2020

Page 61: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

47

BAB IV

POLA DAN UPAYA MEMPERTAHAKAN HUBUNGAN HARMONIS DI

DESA TANGKIT BARU MELALUI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

A. Bentuk Pola Komunikasi Antar budaya di Desa Tangkit Baru

Pola komunikasi bertujuan untuk mewakili keberlangsungan proses

komunikasi. Diantara pola komunikasi dan pola budaya saling mempengaruhi

proses komunikasi seseorang, hal ini disebabkan keduanya saling berhubungan.

Adanya proses komunikasi antar budaya di tengah-tengah masyarakat tanpa

disadari akan menunjukkan pola dan model komunikasinya masing-masing sesuai

dengan budayanya.

Berdasarkan analisis peneliti terhadap masyarakat suku Bugis dan suku

Jawa dengan kebudayaan dan pola komunikasi yang berbeda tetapi dapat

membangun interaksi dan hubungan yang baik. Hal ini dilatar belakangi oleh

prinsip yang dijunjung tinggi sejak desa Tangkit Baru didirikan oleh pemimpin

yang disebut Fuang ini masih diterapkan.64

Prinsip tersebut adalah kerukunan antar suku dan umat beragama, antara

mayarakat suku Bugis dengan siapa saja demi menjadikan desa Tangkit Baru yang

aman, damai dan tentram. Hal ini membuahkan hasil dengan tetap harmonisnya

hubungan masyarakat di desa Tangkit Baru yang dihuni oleh suku yang mayoritas

(suku Bugis) dan minoritas (suku Jawa). Tidak terdapat masalah dan konflik

merupakan bentuk kesesuain pola komunikasi dan pola budaya antar kelompok

yang berbeda kebudayaan. Keduanya masih dapat menjalin komunikasi antar

budaya yang efektif meskipujn memiliki perbedaan-perbedaan yang dapat

menimbulkan ketidak sesuaian, dan semuanya dapat teratasi dengan pola

komunikasi antar budaya yang baik.

Dalam interaksi sosial masyarakat suku Bugis dan suku Jawa di desa

Tangkit Baru ada beberapa bentuk pola komunikasi antar budaya yang dijalankan

diantaranya sebagai berikut :

1. Pola Komunikasi Antar Pribadi

64Observasi Tanggal 28 Oktober 2020

47

Page 62: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

48

Pola komunikasi antar pribadi terjadi apabila seorang individu

melakukan interaksi dengan individu lainnya. Hal ini dapat ditemui di

forum atau kegiatan-kegiatan sosial yang ada di desa Tangkit Baru. Dalam

kegiatan ini seorang individu dengan individu lainnya dapat bertugas idea

tau gagasan.

Sebagaimana dikatakan seorang masyarakat suku Bugis, Bapak

Tang yang sudah menganggap masyarakat suku Jawa yang tinggal di desa

Tangkit Baru adalah saudara, sehingga komunikasi yang terjalin akan tetap

baik.

[T]idak ada ketidak cocokan antara saya dan masyarakat Jawa karena saya orang yang bisa dikatakan cuek akan konflik dan perdebatan, semua bagi saya adalah saudara dan semata-mata untuk hidup rukun dan tentram, kami terbuka dengan siapapun itu. Meskipun dia suku Jawa dan saya suku Bugis bahkan saya sengaja mencari orang yang berbeda suku dengan saya agar lebih banyak teman.65

Komunikasi antar pribadi juga terjadi jika anggota masyarakat

suku Jawa mendapat undagan acara pernikahan, acara selamatan, acara

syukuran dan lain sebagainya dari masyarakat suku Bugis. Saat

menghadiri acara tersebut mereka bisa saling berinteraksi dengan saling

membantu dan memeriahkan undangan acara tersebut. Selain saling

membantu mereka juga bercerita dan bertukar pengalaman tentang budaya

mereka.

Hal ini diceritakan oleh salah satu informan suku Jawa bernama

Siti Rufiah, RT 03, yang sudah 12 Tahun menetap di desa Tangkit Baru.

[S]emua orang sama saja hanya adatnya yang berbeda, kita adaptasi dahulu di sini, memahami lingkungannya, kegitan sosial dan undangan acara pernikahan ikut bantu-bantu juga dan disitulah kita bisa kenal dengan orang, bagaimana karakternya. Dan tahu ternyata di sini orang-orangnya seperti ini. Selama 12 tahun nyaman dan dapat tetangga bagus juga, dan yang terpenting saling pengertian.66

65Masyarakat desa Tangkit Baru, Tang, wawancara, catatan lapangan, 21 November 2020 66Masyarakat desa Tangkit Baru, Siti Rufiah, wawancara, catatan lapangan, 20 November

2020

Page 63: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

49

Komunikasi antar pribadi juga terjadi ketika masyarakat suku

Bugis dan masyarakat suku Jawa berada dalam kegiatan keagamaan. Di

desa Tangkit Baru selain aktif melaksanakan sholat berjmaah di masjid,

memperingati hari-hari besar Islam, masyarakat desa Tangkit Baru ini juga

merupakan penganut tarekat, di_ mana dalam kegiatan keagamaanya

mampu mempengaruhi dan merukunkan apapun suku dan kebudayaan

yang ada di desa Tangkit Baru.67

Hal ini dirasakan oleh Ketua Lembaga Adat desa Tangkit Baru

suku Bugis, H Baso Intang.

[K]arena orang Bugis itu kuat dengan yang namanya religius yang cenderung fanatik dalam beragama dan menghargai gurunya bahkan ini adalah perekat yang dimiliki suku Bugis. Jika orang Jawa mau belajar tentang tarekat kita maka kita tidak pernah memadang apa sukunya tetapi jika benar-benar serius kita akan sama-sama member pemahaman bagaimana beribadah untuk mencapai Ridho Allah ingin masuk surga dengan menguatkan sisi religius.68

Meskipun tarekat ini bukan hanya masyarakat suku Bugis yang

mengetahui. Tetapi degan adanya kegiatan keagamaan yang bersifat

sebagai wadah untuk berkumpul antar sesama masyarakat desa Tangkit

Baru, keduanya dapat saling bertukar budaya dan pengalaman beribadah

tanpa disadari proses komunikasi antar pribadi telah terjadi melalui

obrolan dalam kegiatan keagamaan. Munculnya rasa ingin tahu satu sama

lain dari keduanya. Masyarakat suku Bugis tidak memparmasalahkan

adanya perbedaan suku dalam beragama.

Hal ini dirasakan oleh salah satu masyarakat suku Jawa, Ibu

Sugiartin RT 05, yang sudah menetap selama 25 tahun didesa Tangkit

Baru.

67Observasi tanggal 29 Oktober 2020 68Ketua Lembaga Adat desa Tangkit Baru, H Baso Intang, wawancara, catatan lapangan,

21 November 2020

Page 64: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

50

[S]aya tinggal dan menetap di sini karena ada “Andre Guru” dan sekaligus mengikuti ajarannya. Dimana kita berpijak di situlah langit dijunjung.69

Pola komunikasi antar budaya yang terjadi juga melalui tahapan

yaitu tahapan interaksi di mana keduanya saling berkomunikasi melalui

rasa keingin tahuan, tahap transaksional di mana keduanya telah dapat

memberikan respon dan terakhir adalah tahapan yang dinamis sehingga

rasa sekedar keingintahuan berubah menjadi semangat dan dorongan, hal

ini yang menyebakan keduanya mudah meyesuaikan diri dengan

keadaan.70

Komunikasi antar pribadi juga didukung oleh sikap saling terbuka

dalam hidup bermasyarakat, baik sesama masyarakat suku Bugis maupun

terhadap masyarakat suku Jawa. Masyarakat suku Bugis tidak membawa

ego budayanya ketika sedang berkumpul atau berada dalam satu

perkumpulan yang dihadiri juga oleh masyarakat suku Jawa dengan

menggunakan bahasa Indonesia saat mengobrol.71

Sikap saling terbuka ini dirasakan oleh salah satu masyarakat des

Tangkit Baru suku Jawa Tengah, Ibu Wida Ningsih RT 05, yang telah

menetap 8 Tahun di desa Tangkit Baru.

[A]walnya saya heran keseharian di sini, saya heran karena banyak perbedaan. Yang paling membingungkan saat saya mulai tinggal di sini adalah bahasa suku Bugis yang menyerempet dan sangat sulit di mengerti, awal mula saya tinggal di sini hanya berkomunikasi dengan isyarat-isyarat karena tidak bisa bahasa Bugis. Meskipun saya kesulitan memahami bahasanya akan tetapi mereka terbuka dan tidak membeda-bedakan serta tidak menyudutkan saya. Saya juga tetap membawa prinsip suku Jawa di sini dan saling mengimbangi satu sama lain dan mengalah.72

69Masyarakat desa Tangkit Baru, Sugiarti, wawancara, catatan lapangan, 20 November

2020 70Observasi tanggal 21 November 2020 71Kepala Dusun Warga Bahagia, Khairuddin, wawancara, catatan lapangan, 20 November

2020 72Masyarakat desa Tangkit Baru, Wida Ningsih, wawancara, catatan lapangan, 21

November 2020

Page 65: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

51

Sikap keterbukaan dalam berkomunikasi sangat dibutuhkan untuk

mewujudkan hubungan yang baik antar komunikan dan komunikator yang

berbeda kebudayaan (bahasa), karena untuk mengetahui dan memahami

satu sama lain harus adanya keterbukaan tentang bahasa.

Sikap empati juga sangat dibutuhkan dalam proses komunikasi

yang efektif, karena dengan adanya empati komunikan dan komunikator

dapat merasakan sesuatu yang dirasakan satu sama lain. Dalam hal ini

masyarakat suku Bugis dan masyarakat suku Jawa telah memiliki rasa

empati. Hal ini dilihat dari sifat mereka yang ringan tangan memberikan

bantuan kepada tetangga baik itu sesama suku Bugis maupun suku Bugis

terhadap suku Jawa dan sebaliknya.

Sikap empati ini dirasakan oleh salah satu masyarakat desa Tangkit

Baru, suku Jawa Tengah, Ibu Sudarmi RT 05, yang telah menetap 25

Tahun di desa Tangkit Baru.

[K]ita harus saling membutuhkan, tidak harus kita mengurung diri di rumah dan harus berbaur. Orang juga seperti itu saling membutuhkan. Jika ada kesusahan kita tidak merasakan sendiri, kesulitan tidak menjadi sulit jika saling membantu. Tetangga di sini pun kadang menawarkan bantuan jika kita terlihat membutuhkan sesuatu, bahkan tanpa kita minta dan terkadang kami saling bertanya “ada cabemu, ada garammu?” jika tidak ada

kita saling memberikan saling membantu. Terkadang juga jika suami saya sakit pasti datang untuk menjenguk, menanyakan apakah saya kesulitan keuangan. Jadi kita memang harus saling memburuhkan satu sama lain.73

Selain itu masyarakat desa Tangkit Baru juga saling bahu

membahu dalam kesulitan bertetangga, baik itu membantu mengurus

pemakaman salah satu warga yang meninggal, meskipun masyarakat suku

Jawa yang minoritas dan masyaraktat suku Bugis yang mayoritas tetapi

kesedihan masyarakat desa Tangkit Baru adalah kesedihan dan duka

mereka dapat merasakan satu sama lain. Dan banyak sekali bentuk empati

73Masyarakat desa Tangkit Baru, Sudarmi, wawancara, catatan lapangan, 21 November

2020

Page 66: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

52

lainnya yang menggambarkan hubungan harmonis antar masyarakat yang

berbeda suku di desa Tangkit Baru.74

Selain sikap saling terbuka dan empati, dukungan antara

masyarakat suku Bugis dan masyarakat suku Jawa desa Tangkit Baru

berjalan dengan baik dalam hal yang positif. Hal ini dapat dilihat dari

masyarakat suku Jawa yang selalu hadir dan berpartisipasi di setiap

kegiatan dan acara-acara masyarakat suku Bugis dan sebaliknya

masyarakat suku Bugis terhadap masyarakat suku Jawa,.

Hal ini di jelaskan oleh salah satu masyarakat desa Tangkit Baru

yang bersuku Jawa, Ibu Wati RT 03, yang telah 10 tahun menetap di desa

Tangkit Baru.

[J]ika ada acara di Tangkit Baru saya juga ikut-ikutan saja membantu dan datang kesana, karena kita kan bertetangga dan harus berbaur juga. Meskipun kita suku Jawa tapi tidak perlu sungkan.75 Hal ini juga diakui oleh salah satu masyarakat desa Tangkit Baru yang

bersuku Bugis, Ibu Sompakati RT 08.

[O]rang Jawa yang tinggal di Tangkit Baru banyak, jadi mereka bukan lagi orang baru bahkan mereka sudah seperti orang sini. Kalau saya buat acara yang datang bukan hanya orang bersuku Bugis tetapi semuanya sama saja tidak mesti harus sesamaBugis kalau kita ingin bersilaturahmi.76

2. Pola Komunikasi Antar Kelompok

Komunikasi kelompok yang terjadi antara masyarakat suku Bugis dan

masyarakat suku Jawa dapat ditemui pada kegiatan keagamaan dan kegiatan

yang bersifat sosial. Karena salaha satu bentuk perwujudan hubungan harmonis

antar suku di desa Tangkit Baru adalah adanya kegiatan tersebut sebagai wadah

untuk keduanya berkumpul dan saling berinteraksi

Dalam bidang keagamaan masayarakat suku Bugis di desa Tangkit

Baru memiliki banyak kegiatan, dan hal ini tidak di miliki masyarakat suku

Jawa, yang terjadi di desa Tangkit Baru adalah masyarakat suku Bugis yang

74Observsai tangggaln 13 November 2020 75Masyarakat desa Tangkit Baru, Wati, wawancara, catatan lapangan, 20 November 76Masyarakat desa Tangkit Baru, Sompakati, wawancara, catatan lapangan, 7 November

2020

Page 67: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

53

mayoritas mampu mempengaruhi dan mendorong masyarakat suku Jawa yan

minoritas pendatang dengan pemahaman yang baik untuk mengikuti kegaiatan

keagamaan yang menjadi tradisi dan ciri khas masyarakat suku Bugis.

Peneliti pernah menemui masyarakat suku Jawa mengikuti kegiatan

“Haul Fuang Muhammad” yang merupakan pendiri desa Tangkit Baru

sekaligus maha guru suku Bugis yang ada di desa Tangkit Baru.

Hal ini juga diakui oleh masyarakat suku Jawa desa Tangkit Baru,

Ibu Tumiyah RT 03, yang telah 6 tahun menetap di desa Tangkit Baru.

[K]ita ikut saja adat di sini, di acara jika diundang kami datang untuk membantu, bahkan kegiatan “Haul Fuang Muhammad” saya

membantu masyarakat suku Bugis untuk memasak makanan.77

Demikian juga dengan beberapa kegiatan keagamaan lainnya seperti

pengajian, mauled nabi, isra miraj dan seterusnya tentu berbeda cara

pelaksanaannya oleh setiap kelompok. Namun hal ini tidak menjadi perdebatan

dan konflik antar kelompok, masyarakat suku Bugis tidak pernah memaksakan

kehendak mereka dalam hal keyakinan dan ritual-ritual tertentu, tetapi mereka

mengikuti apa yang biasa diamalkan dengan meyakinkan masyarakat suku

Jawa untuk ikut tanpa ada unsur paksaan.

Selain kegiatan keagamaan, kegiatan sosial antara masyarakat suku

Bugis dengan masyarakat suku Jawa di desa Tangkit Baru tidak ada rentan atau

pengelompokkan pembeda suku. Keduanya saling terlibat dan aktif dalam

perannya sebagai masyarakat desa Tangkit Baru tanpa membawa ego budaya

bahwa suku Bugis adalah mayoritas sedangkan suku Jawa adalah minoritas.

Acara-acara seperti gotong royong, ronda,buru babi, kurban, dan seterusnya

selalu berjalan bersama-sama sehingga dapat mempertahankan hubungan

harmonis antar suku.

B. Usaha Masyarakat Dalam Mempertahankan Hubungan Harmonis di

Desa Tangkit Baru

77Masyarakat desa Tangkit Baru, Tumiyah, wawancara, catatan lapangan, 16 November

2020

Page 68: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

54

Usaha adalah suatu bentuk kerja keras dalam mencapai tujuan yang ingin

dicapai. Dalam hal ini masyarakat desa Tangkit Baru membutuhkan usaha untuk

dapat mempertahakan hubungan harmonis yang telah terjalin antara masyarakat

yang berbeda kebudayaan. Adanya perbedaan suku dapat membawa ketidak

pahaman tentang bahasa, adat istiadat dan seterusnya, apabila hal ini tidak

didukung oleh tingkat toleransi dan rasa saling menghargai maka akan timbul

ketidak harmonisan antar keduanya. Namun yang terjadi di desa Tangkit Baru

masyarakat mampu menjalin hubungan yang harmonis, meskipun terdapat banyak

ketidak pahaman.

Dalam penelitian ini usaha yang dilakukan adalah menjaga silaturahmi

dalam konteks apapun, menjadikan perbedaan sebagai satu kesatuan dan adanya

penerimaan. Menjaga hubungan dengan semua pihak menjadi salah satu hal yang

harus dilakukan masyarakat, hal ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup

bermasyarakat baik dilingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Melalui

kegiatan-kegiatan dapat menimbulkan kedekatan dan kepercayaan satu sama lain.

Dengan begitu maka akan tercipta hubungan yang harmonis antar suku.

Tidak ada hal yang bisa menghilangkan hubungan harmonis jika kita

selalu menyesuaikan adat di suatu daerah, dan berbaur dengan mengikuti

kegiatan-kegiatan sosial, tradisi yang ada. Hubungan antar suku dan budaya bisa

terjalin, dan upaya yang bisa dilakukan selain kegiatan sosial untuk saling

mengenal seperti mengikuti yasinan dan sebagainya.78

Diantara usaha yang dapat mempertahankan hubungan harmonis antar

masyarakat di desa Tangkit Baru, sebagaimana yang penulis amati adalah sebagai

berikut :

1. Menjaga Silaturahmi

Silaturahmi merupakan tradisi atau kegiatan berkunjung ke sanak

saudara, kerabat, atau sahabat dengan tujuan agar hubungan kekeluargaan,

kekerabatan dan persahabatan tetap terjaga. Masyarakat desa Tangkit Baru

terkenal dengan tradisi “Massiara” yang artinya berkunjung, Massiara ini

78Kepala Dusun Sepakat Makmur, Fatajangi, wawancara, catatan lapangan, 16 November 2020

Page 69: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

55

tidak hanya dilakukan antar sesama masyarakat suku Bugis akan tetapi dengan

adanya rasa kekeluargaan dan ketertarikan antara masyarakat suku Bugis

dengan masyarakat suku Jawa kegiatan ini terjalin antar keduanya dan tidak

membedakan kepada siapa harus menjalin silaturahmi yang baik. Hal ini dapat

dilihat dari masyarakat suku Jawa yang selalu ikut berkunjung kerumah

masyarakat suku Bugis seperti pada halnya masyarakat sesame suku bugis.

Hal ini di akui oleh salah satu masyarakat suku Jawa desa Tangkit

Baru, Ibu Suhartin Rt 05, yang telah 40 Tahun menetap di desa Tangkit Baru.

[S]aya selalu ikut massiara di rumah fuang. Bahkan mereka selalu mengajak saya dan mengistimewakan saya meskipun saya bukan keluarga mereka. Di sini juga saya sering main kerumah tetangga dan selalu datang jika diundang di acara-acara orang Bugis. Bahkan ada yang mengatakan kenapa saya rajin sekali dating keacara mereka, karena saya suka dan menganggap orang di sini adalah keluarga maka saya tetap ikut tanpa merasa dibedakan.79

Hal ini juga dirasakan oleh salah satu masyarakat suku Jawa desa

Tangkit Baru, Ustadz Abil Maulida Ibrahim Rt 04, yang telah 8 Tahun menetap

dan menjadi pimpinan pondok pesantren Raudhatul Muhajjirin di desa Tangkit

Baru.

[S]aya kira pokok yang paling mendasar adalah silaturahmi dalam konteks apapun tidak boleh putus dan perbedaan kita bingkai dalam corak warna, sesuatu bisa dikatakan indah karena ada corak warna.Walaa Yahzaluna muchtarifin segala sesuatu pasti akan bebeda-beda. Pemahan kita tentang Al-Quran dan Hadits saja pasti berbeda. 8 tahun adalah jawaban mengapa sampai saat ini saya masih nyaman hidup di desa Tangkit Baru.80

Menjaga silaturahmi juga menjadi usaha salah satu masyarakat suku

Bugis desa Tangkit Baru, Ibu Ravita RT 02.

[Y]ang pasti untuk mempertahankan suatu hubungan adalah jalin silaturahim, meskipun kita jauh tetapi silaturahim harus jalan terus. Jika putus antar keluarga kakak beradik atau keluarga dekat saja

79Masyarakat desa Tangkit Baru, Suhartin, wawancara, catatan lapangan, 16 November

2020 80Pimpinan pondok pesantren RM desa Tangkit Baru, Ustadz Habil Maulida Ibrahim,

wawancara, catatan lapangan, 16 November 2020

Page 70: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

56

bisa menimbulkan hubungan yang tidak baik dan renggang, terlebih apabila putus silaturahmi dengan orang lain.81

Menjaga silaturahmi dalam kehidupan bermasyarakat adalah usaha

yang telah dijalankan masyarakat desa Tangkit Baru dan telah menjadi

kebiasaan. Dengan menjaga silaturahmi masyarakat desa Tangkit Baru dapat

saling mengenal, saling memahami dan meninmbulkan kerukunan antar

masyarakat suku Bugis dan masyarakat suku Jawa.

2. Membuat Persatuan

Persatuan dalam hal ini adalah menjadikan keberagaman, perbedaan

pola pikir, dan kebudayaan menjadi satu adat istiadat yang senantiasa dipatuhi

masyarakat suku Bugis dan masyarakat suku Jawa desa Tangkit Baru. Dengan

adanya persatuan juga menjadi salah satu alasan mengapa sampai saat ini

perbedaan itu tidak menjadi masalah. Hanya saya dalam membuat persatuan

memerlukan pertimbangan yang menghasilkan sebuah persatuan yang berkesan

tidak memihak pada satu suku tetapi untuk kepentingan dan kebaikan bersama.

Hal ini dijelaskan oleh salah satu masyarakat suku Jawa desa Tangkit

Baru, Ibu Tumiyah Rt 03, yang telah 6 Tahun menetap di desa Tangkit Baru.

[P]ersatuannnya kita mengikuti persatuan di sini, karena kita hidup di lingkungan orang maka kita harus mengikuti lingkungan di sini. Kalau kita hanya mengikuti mana yang baik. Dan hal itu semua didukung dengan kegiatan-kegiatannya seperti yasinan, gotong royong, kerja bakti. Tujuan masyarakat di sini semuanya baik.82

3. Menjunjung Tinggi Kerukunan

Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berbagai suku, namun

walaupun memiliki banyak perbedaan suku Bugi dan suku Jawa yang ada di

desa Tangkit Baru sampai saat ini tetap hidup berdampingan dalam hubungan

yang harmonis. Karena suatu keyakinan yang sampai saat ini masih dijunjung

yaitu kerukunan antar sesama dengan saling menghargai. Bukan hanya di desa

81Masyarakat desa Tangkit Baru, Ravita, wawancara, catatan lapangan, 16 November

2020 82Masyarakat desa Tangkit Baru, Suhartin, wawancara, catatan lapangan, 16 November

2020

Page 71: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

57

Tangkit Baru akan tetapi kerukunan antar suku merupakan warisan nenek

moyang yang sejak dahulu harus terus dilestarikan. Masyarakat bersatu untuk

membangun suatu daerah dengan tidak membeda-bedakan dan tidak membawa

kepentingan tetapi semata-mata hanya untuk membangun suatu kerukunan

antar sesama manusia.

Hal ini dijelaskan oleh salah satu tokoh masyarakat Bugis desa Tangkit

Baru, Bapak Andi Baso Bakri Rt 05.

[K]erukunan itulah yang sejak dahulu diajarkan fuang sampai saat ini tidak memandang mau itu suku Jawa atau suku lainnya. Yang terpenting adalah mereka mau mengikuti adat kita, dan tidak berbuat criminal atau kerusuhan yang meresahkan warga. Jika ada yang bebuat kerusakan di desa Tangkit Baru Fuang tidak pernah pandang bulu, baik itu anaknya, saudaranya jika memang bersalah maka akan diusir dari desa Tangkit Baru.83

Hal ini juga dirasakan oleh masyarakat suku Jawa desa Tangkit

Baru, Ernwati RT 05. Yang telah menetap selama 6 tahun di desa Tangkit

Baru.

[S]aya berasal dari sabak dan sudah terbiasa beradaptasi dengan masyarakat suku Bugis, yang saya rasakan di sini juga sama tetap rukun antara masyarakat suku Jawa dan Masyarakat suku Bugis dan hubungannya tetap harmonis sejak awal sampai sekarang. Saya menyesuaikan diri awalnya juga dengan berinteraksi dengan teman-teman pondok pesantren desa Tangkit Baru yang mayoritas suku Bugis sampai akhirnya saya memilih untuk menetap dan mengajar di sini.84

4. Sepakat Menjunjung Tinggi Supremasi Hukum

Setiap suku pasti memiliki adat dan peraturan sendiri, akan tetapi dalam

persatuan atau dalam lingkup suatu daerah pasti ada adat yang disepakati, dan adat

itu tentunya tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah. Dengan mematuhi

hukum, seseorang ketika berfikir ketika akan membuat suatu keributan dan

perselisihan antar sesama. Semua masalah dan konflik yang terjadi tidak akan

83Tokoh Masyarakat desa Tangkit Baru, Andi Baso Bakri, wawancara, catatan lapangan,

20 November 2020 84Masyarakat desa Tangkit Baru, Ernawati, wawancara, catatan lapangan, 16 November

2020

Page 72: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

58

membawa ego budaya masing-masingakan tetapi menyerahkan seluas-luasnya

kepada hukum yang belaku, sehingga tidak ada perbedaan antar suku Bugis dan

suku Jawa di desa Tangkit Baru.

Hal ini juga dijelaskan oleh ketua lembaga adat desa Tangkit Baru, H Baso Intang.

[I]tu dia sebenarnya karena kita menghindari konflik karena kita memang selalu ikut “ulil amti mingkum“ artinya selalu kita mengacuh pada aturan pemerintah. biasanya orang yang sering berselisih adalah orang yang tidak paham tentang peraturan pemerintah, yang namanya aturan pemerintah, misalnya perselisihan batas kita selalu menyelesaikan dengan hukum pemerintah meskipun kita memiliki adat, tetapi tidak untuk digunakan sebagai hukum kita sendiri tetapi kita selaraskan dengan peraturan pemerintah. Jikapun ada perselisihan kita tidak pernah mengarahkan antar suku.85

5. Selau Ramah Terhadap Semua Orang

Komunikasi yang efektif adalah ketika keduanya mampu memberikan

efek yang baik. Dan memiliki sifat mudah bergaul dan mudah beradaptasi

adalah kunci dalam hidup bermasyarakat. Jika kita tidak perduli terhadap

hubungan dengan seseorang maka kita tidak akan bisa hidup berdampingan

dengan orang lain, karena sejatinya setiap manusia saling membutuhkan.

Perasan sungkan untuk saling menegur dan meyapa satu sama lain akan

muncul ketika salah satu kelompok masyarakat tidak memunculakn sifat baik

pada saat awal bertemu. Baik sesama suku Bugis maupun suku Jawa yang

awalnya tidak saling mengenal, salah satunya memiliki sifat yang murah

senyum, mampu berkomunikasi dengan baik.Maka hal ini yang dapat

membangun hubungan yang harmonis antar keduanya, meskipun awalnya tidak

saling mengenal atau bahkan memiliki persepsi tersendiri untuk seseorang

yang baru ditemui.

Hal ini dirasakan oleh salah satu masyarakat suku Jawa di desa Tangkit

Baru, Bapak Hermanto RT 03, yang telah menetap selama 6 Tahun di desa

Tangkit Baru.

85Ketua Lembaga Adat desa Tangkit Baru, H Baso Intang, wawancara, catatan lapangan,

21 November 2020

Page 73: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

59

[O]rang di sini semuanya ramah maka dari itu saya juga harus bersikap ramah terhadap semua orang. Apalagi kita pendatang baru, untuk dapat menyesuaikan diri adalah dengan mengenal orang-orang dan lingkungannya.86

86Masyarakat desa Tangkit Baru, Hermanto, wawancara, catatan lapangan, 16 November

2020

Page 74: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Efektivitas Komunikasi Antar budaya

Dalam Mempertahankan Hubungan Harmonis Antar Suku di Desa Tangkit

Baru maka dapat disimpulakan bahwa :

1. Bentuk Hubungan Harmonis Antar Masyarakat di desa

Tangkit Baru untuk dapat mewujudkan hubungan harmonis antar

masyarakat yang berbeda kebudayaan adalah dengan mewujudkan

interaksi sosial dan toleransi yang baik terhadap perbedaan suku.

Untuk dapat saling mengenal maka diperlukan interaksi antar

keduanya. Hal ini merupakan fenomena yang terjadi sertiap hari dan

terus menerus sehingga menghasilkan persepsi yang sama diantara

masyarakat desa Tangkit Baru. Dan tingkat toleransi masyarakat desa

Tangkit Baru, dapat disimpulkan bahwa masyarakat suku Bugis

memiliki tingkat toleransi yang tinggi, karena tidak mengenal istilah

membedakan sesesorang berdasarkan sukunya. Selain itu masyarakat

suku Bugis juga menjunjung tinggi persaudaraan dan terbuka untuk

siapapun meskipun berbeda budaya demi mewujudkan hubungan yang

harmonis.

2. Dalam mewujudkan efektivitas suatu komunikasi maka akan ada

faktor pendukung yang mendorong kelancaran dan kesuksesan proses

komunikasi tersebut. Beberapa faktror pendukung terwujudnya

hubungan harmonis antar suku di desa yaitu adanya dukungan dari

pihak aparatur pemerintahan desa Tangkit Baru dan kesadaran

masyarakat itu sendiri,untuk saling bahu membahu membangun desa

yang aman, damai dan tentram. Dengan membentuk suatu wadah atau

kegiatan yang bersifat memudahkan masyarakat untuk saling

mengenal dan memahami satu sama lain.

Page 75: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

61

Saling menghargai, tenggang rasa dan tingkat toleransi yang tinggi

dan adanya ketertariak terhadap perbedaan budaya, adanya persamaan

prinsip antar budaya suku Bugis dan budaya Suku Jawa di desa

Tangkit Baru.

3. Pola komunikasi yang terjalin setiap hari adalah adanya komunikasi

dua arah dan komunikasi multi arah yang menghasilkan suatu proses

komunikasi dengan menimbulkan efek yang baik, saling

menguntungkan.Dalam interaksi sosial masyarakat suku Bugis dan

suku Jawa di desa Tangkit Baru ada beberapa bentuk pola komunikasi

antar budaya yang dijalankan diantaranya komunikasi antar pribadi

dan komunikasi antar kelompok.

B. Implikasi Penelitian

Dengan adanya implikasi yang bertujuan untuk dapat mengetahui

bentuk hubungan harmonis antar masyarkat desa Tangkit Baru hal ini

penting untuk mengetahui bagaimana faktor pendukung komunikasi antar

budaya dalam menciptakan hubungan harmonis antar suku dan kemudian

bagaimana pola komunikasi antar budaya untuk dapat mempertahankan

hubungan harmonis antar suku di desa Tangkit Baru. Dari hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa:

1. Untuk masyarakat desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam

Kabupaten Muaro Jambi. Tulisan ini merupakan saran dan

masukan bagi masyarakat desa Tangkit Baru untuk tetap menjaga

hubungan harmonis yang sudah terjalin, dengan tetap menjaga

silaturahmi, saling menghargai perbedaan dan berkomunikasi

dengan baik agar tidak terjadi konflik yang dapat menghancurkan

keharmonisan antar sesama masayarakat yang berbeda kebudayaan

di desa Tangkit Baru.

2. Untuk UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Agar senantiasa

memberikan pelayanan yang baik, meningkatkan kapasitas dan

kinerja dengan menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan

Page 76: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

62

baik demi tercapainya visi dan misi UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi menuju kampus yang maju dari ketertinggalan.

3. Untuk Fakultas Dakwah UIN Sultah Thaha Saifuddin Jambi juga

dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan dengan baik,

bekerjasama demi kemajuan dan kepentingan bersama.

4. Untuk prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam agar dapat lebih

meningkatkan sosialisasi dan perkembangan prodi untuk membuka

ketidak tahuan masyarakat terhadap bidang komunikasi dan

penyiaran.

Penelitian ini tidak sepenuhnya meneliti tentang keharmonisan

masyarakat desa Tangkit Baru dalam pola komunikasi antar budaya karena

hanya melibatkan sebagian suku dan masyarakat di desaTangkit Baru. Dan

untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meninjau beberapa aspek

yang tidak terdapat dalam penelitian ini dengan menggunakan teori yang

tepat.

C. Kata Penutup

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, atas segala petunjuk dan

karuninaya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

Dengan semaksimal mungkin meskipun masih terdapat berbagai macam

kekurangan yang menjadi kelemahan dalam proses belajar. Demi

kesempurnaan tulisan selanjutnya maka penulis berharap dengan rendah hati

masukan yang membangun dari semua pihak.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pembaca dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai amal

ibadah, selanjutnya penulis tutup dengan mengucapkan terima kasih atas

semua pihak yang telibat semoga apa yang kita kerjakan mendapatkan balasan

yang menjadi tabungan amal.

Page 77: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

DAFTAR PUSTAKA

A. Al- Qur'an

Departemen Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Jakarta Selatan: Wali Oasis Terrace Rescident, 2010)

B. Buku

Akhmad, Nurul, Ensiklopedia:Keberagaman Budaya. Semarang: ALPRIN, 2019. Abidin, Andi Zainal ., Mengenal Syekh Muhammad Said Puang

Muhammad: Profil Pembangunan Desa Pengantar Biografi Tokoh Pendiri Desa Tangkit Baru, Tangkit Baru: 2018.

Abidin, Andi Zainal., Tangkit Baru Membangun Geliat Tanpa Henti

Menuju Tahun 2022,(Tangkit Baru: 2017.

AnggitoAlbio, dkk., Metode Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: Cv Jejak, 2019. Chairunnisa,Connie., Metode Penelitian Ilmiah : Aplikasi Dalam Pendidikan dan

Sosial. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2017. Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1998. Daryanto, Rahardjo Mulyo, Teori Komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Gava Media,

2016 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC, 2008. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta:

Balai Pustaka, 1990)219 Mulyana, Deddy., Komunikasi Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi Dengan

Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif , Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010. Nasrullah, Rulli., Komunikasi Antar Budaya. Jakarta: Kencana, 2018. Nasrullah, Rulli., Komunikasi Antar Budaya : Di Era Budaya Siber. Jakarta:

Kencana, 2012.

Page 78: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

Ngalimun, Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar Praktis, Yogyakarta: PT Pustaka

Baru Press, 2017. Pujileksono, Sugeng, Metode penelitian Komunikasi. Jakarta Timur: Kelompok Intrans Publishing, 2015. Samsu., Metode Penelitian Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif Kuantitatif

Mixed Methods serta Reserch & Development. Jambi: Pusaka, 2017. Simamora, Reymond H., Buku Ajar: Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta:

EGC, 2008. Soelaeman, Munandar., Ilmu Budaya Dasar, Bandung: PT Rafika Aditama, 2005 Sugiyono., Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2013. Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas

Ushuluddin Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016. Turistiati, Ade Tuti, Kompetensi Komunikasi Antar budaya. Bogor: Kerjasama

Penerbit Wacana Media, 2019. Wijaya, Hengki., Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi. Sulawesi

Selatan: Sekolah Tinggi Tehologia Jaffary, 2018. C. Jurnal

Halimaherra Tengah. (2017). https://journal.unsrat.ac.id, (diunduh 30 Juni 2020). Riska Dwi Novianti, Dkk. Komunikasi Antar Pribadi Dalam Menciptakan

Harmonisasi (Suami dan Istri) Keluarga di Desa Sagea Kabupaten. Zikri Fachrul Nurhadi. Kajian Tentang Efektivitas Pesan Dalam Komunikasi.

Garut (2017).https://journal.uniga.ac.id, (diunduh 30 Juni 2020). D. Internet

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga Bahasa Depdiknas. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Putri Handayani. Komunikasi Antar Budaya Dan Dampak Bagi Kehidupan

Masyarakat di Pekon Marang Kabupaten Pesisir Barat. Bandar Lampung (2019). digilib.unila.ac.id,(diunduh 30 Juni 2020).

Page 79: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

E. Wawancara

Anggota Karang Taruna Atma Yudha, Muhammad Jamal Habibi, wawancara, catatan lapangan, 1 November 2020 Kepala Dusun Sepakat Makmur, Fatajangi, wawancara, catatan lapangan, 16 November 2020 Kepala Dusun Warga Bahagia, Khairuddin, wawancara, catatan lapangan, 20

November 2020

Ketua Lembaga Adat desa Tangkit Baru, H Baso Intang, wawancara, catatan lapangan, 21 November 2020 Ketua RT 06, Anwar, wawancara, catatan lapangan, 20 November 2020 Ketua RT 08, Suardi, wawancara, catatan lapangan, 21 November 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Siti Zainab, wawancara, catatan lapangan,10 Agustus 2020 Masyarakat, Nira Anggaraini, wawancara, catatan lapangan, 20 November 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Tang, wawancara, catatan lapangan, 21 November 2020

Masyarakat desa Tangkit Baru, Siti Rufiah, wawancara, catatan lapangan, 20 November 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Wida Ningsih, wawancara, catatan lapangan, 21 November 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Sudarmi, wawancara, catatan lapangan, 21 November 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Wati, wawancara, catatan lapangan, 20 November 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Sompakati, wawancara, catatan lapangan, 7 November 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Tumiyah, wawancara, catatan lapangan, 16 November 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Suhartin, wawancara, catatan lapangan, 16 November 2020

Page 80: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

Masyarakat desa Tangkit Baru, Ravita, wawancara, catatan lapangan, 16 November 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Ernawati, wawancara, catatan lapangan, 16 November 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Sugiarti, wawancara, catatan lapangan, 20 November 2020

Masyarakat desa Tangkit Baru, Hermanto, wawancara, catatan lapangan, 16 November 2020

Masyarakat desa Tangkit Baru, Indo Ebeng, wawancara, catatan lapangan, 29 Desember 2020 Masyarakat desa Tangkit Baru, Junaidi, wawancara, catatan lapangan, 29 Desember 2020 Pimpinan Pondok pesantren RM desa Tangkit Baru, Ustadz Habil Maulida Ibrahim, wawancara, catatan lapangan, 16 November 2020 Tokoh Masyarakat, Andi Baso Bakri, wawancara, catatan lapangan, 20 November 2020

Page 81: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

Skripsi

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM

MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN HARMONIS ANTAR SUKU DI

DESA TANGKIT BARU KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN

MUARO JAMBI

NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA

1. - Letak Geografis

desa Tangkit Baru

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Setting

- Dokumentasi Geografis

- Kepala Desa

2. - Sejarah desa

Tangkit Baru

- Wawancara

- Dokumentasi

- Kepala Kantor Desa

- Dokumen Sejarah desa

Tangkit Baru

3. - Visi dan Misi desa

Tangkit Baru

- Dokumentasi -Dokumen Visi dan Misi

desa Tangkit Baru

4. - Struktur Organisasi

dan Kepengurusan

desa Tangkit Baru

- Dokumentasi - Bagan Struktur

Organisasi dan Nama-

Nama Pemgurus desa

Tangkit Baru

5 - Sarana dan

Prasarana desa

Tangkit Baru

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Keadaan Sarana dan

Prasarana

- Dokumen Sarana dan

Prasarana

- Kepala Kantor Desa

- Masyarakat desa Tangkit

Baru

Page 82: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

6 Hubungan Harmonis

Antar budaya

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Dokumen Hubungan

Harmonis Antar budaya

7 Faktor Pendukung

Hubungan Harmonis

Antar Suku

-Observasi

-Wawancara

- Dokumetasi

- Kepala Kantor Desa

- Masyarakat desa Tangkit

Baru

8 Pola Komunikasi

Antar budaya

Sebagai Upaya

Mempertahankan

Hubungan Harmonis

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Kepala Kantor Desa

- Masyarakat desa Tangkit

Baru

A. Panduan Observasi

No Jenis Data Objek Observasi

1. Letak Geografis desa Tangkit Baru - Keadaan Letak Geografis desa

Tangkit Baru

2. Sarana dan Prasarana - Sarana dan Prasarana yang Ada

di desa Tangkit Baru

- Ketersediaan dan Kelengkapan

di desa Tangkit Baru

3. Faktor Pendukung Hubungan

Harmonis Antar Suku

- Kepala Kantor Desa

- Masyarakat desa Tangkit Baru

4. Pola Komunikasi Antar budaya

Sebagai Upaya Mempertahankan

Hubungan Harmonis

- Kepala Kantor Desa

- Masyarakat desa Tangkit Baru

B. Panduang Dokumentasi

No Jenis Data Objek Observasi

Page 83: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

1. Historis dan Geografis desa Tangkit

Baru

- Data dan Dokumentasi

Tentang Historis dan

Geografis

2. Sejarah desa Tangkit Baru - Data dan Dokumentasi

Tentang Sejarah Desa

3. Visi, Misi desa Tangkit Baru - Data dan Dokumentasi

Tentang Visi dan Misi

4. Struktur Organisasi dan

kepengurusan desa Tangkit Baru

- Bagan Struktur Organisasi dan

Kepengurusan desa Tangkit

Baru

5. Sarana dan Prasarana desa Tangkit

Baru

- Keadaan Sarana dan Prasarana

- Dokumen Sarana dan

Prasarana

- Kepala Kantor Desa

- Masyarakat desa Tangkit Baru

6. Hubungan Harmonis Antar budaya - Dokumen Hubungan

Harmonis Antar budaya

7. Faktor Pendukung Hubungan

Harmonis Antar Suku

- Kepala Kantor Desa

- Masyarakat desa Tangkit Baru

C. Panduan Wawancara

No Jenis Data Sumber Data dan Substansi

Wawancara

1. Letak Geofrafis desa Tangkit Baru - Kepala Kantor Desa

a. Bagaimana Letak

Geografis desa Tangkit

Baru ?

2. Sejarah desa Tanglkit Baru - Kepala Kantor Desa

a. Bagaimana Sejarah desa

Tangkit Baru

Page 84: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

3. Sarana dan Prasarana desa Tangkit

Baru

- Kepala Kantor Desa

- Masyarakat desa Tangki Baru

a. Bagaimana Sarana dan

Prasarana yang Ada di desa

Tangkit Baru.

4. Hubungan Harmonis Antar budaya - Kepala Kantor Desa

- Masyarakat Desa Tangkit Baru

a. Apa Saja Bentuk

Hubungan Harmonis Antar

budaya di desa Tangkit

Baru ?

b. Bagaimana Mewujudkan

Hubungan Harmonis ?

5. Faktor Pendukung Hubungan

Harmonis Antar Suku

- Kepala Kantor Desa

- Masyarakat Desa Tangkit Baru

a. Apa Saja Hal yang

Mendukung Hubungan

Harmonis ?

b. Apa Saja Wadah Yang

Menjadi Faktor Pendukung ?

6. Pola Komunikasi Antar budaya

Sebagai Upaya Mempertahankan

Hubungan Harmonis

- Kepala Kantor Desa

- Masyarakat Desa Tangkit Baru

a. Bagaimana Bentuk Pola

Komunikasi Antar budaya

di desa Tangkit Baru ?

b. Bagaimana Usaha

Masyarakat Dalam

Mempertahankan

Hubungan Harmonis ?

Page 85: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

DAFTAR INFROMAN

No Nama RT SUKU PEKERJAAN

1. H Baso Intang 04 Bugis Pengusaha

2. Andi Baso Bakri 05 Bugis Tani

3. Fatajangi 03 Bugis Kadus. Sepakat

Makmur/Tani

4. Khairuddin 05 Bugis Kadus. Warga

Bahagia/Tani

5. Anwar 06 Bugis Tani

6. Suardi 08 Bugis Wiraswasta

7. M Jamal Habibi 08 Bugis Wiraswasta

8. Siti Zainab 08 Bugis IRT

9. Ravita 02 Bugis Guru

10. Tang 05 Bugis Tani

11. Sompakati 08 Bugis Karyawan Swasta

12. Hermanto 03 Jawa Karyawan Swasta

13. Habil Maulida Ibrahim 05 Jawa Tengah Guru

14. Ernawati 05 Jawa Guru

15. Suhartin 05 Jawa /Tegal IRT

16. Siti Rupiah 03 Jawa Tengah IRT

17. Nira Anggraini 03 Jawa Tengah IRT

18. Wati 03 Jawa IRT

19. Sugiarti 05 Jawa /Tegal IRT

20. Sudarmi 05 Jawa Timur IRT

21. Wida Ningsih 05 Jawa Tengah IRT

22. Tumiyah 03 Jawa IRT

23. Indo Ebeng 08 Bugis IRT

Page 86: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

DOKUMENTASI FOTO

Kantor desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

Penulis Wawancara dengan Bapak H Baso Intang selaku Ketua Lembaga Adat

desa Tangkit Baru

Page 87: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

Penulis Wawancara dengan Bapak Khairuddin selaku Kepala Dusun Warga

Bahagia desa Tangkit Baru

Penulis Wawancara dengan Bapak Fatajangi selaku Kepala Dusun Sepakat

Makmur desa Tangkit Baru

Page 88: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

Penulis Wawancara dengan Bapak Andi Baso Bakri selaku Tokoh Masyarakat

desa Tangkit Baru

Penulis Wawancara dengan Bapak Anwar selaku Ketua RT 06 desa Tangkit Baru

Page 89: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

Penulis Wawancara dengan Ibu Suharti (Suku Jawa) Warga RT 05 Adat desa

Tangkit Baru

Penulis Wawancara dengan Ibu Wati (Suku Jawa) RT 03 desa Tangkit Baru

Page 90: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

Penulis Wawancara dengan Ibu Sugiarti (Suku Jawa) RT 05 desa Tangkit Baru

Penulis Wawancara dengan Ibu Siti Rupiah (Suku Jawa) RT 03 desa Tangkit Baru

Page 91: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

Penulis Wawancara dengan Bapak Hermanto (Suku Jawa) RT 03 desa Tangkit

Baru

Penulis Wawancara dengan Ibu Tumiyah (Suku Jawa) RT 03 desa Tangkit Baru

Page 92: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

Penulis Wawancara dengan Bapak Tang RT 05 desa Tangkit Baru

Penulis Wawancara dengan Ernawati (Suku Jawa) RT 05 desa Tangkit Baru

Page 93: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

Penulis Wawancara dengan Ibu Ravita RT 05 desa Tangkit Baru selaku Guru

Pondok Pesantren Raudhatul Muhajjirin desa Tangkit Baru

Penulis Wawancara dengan Ustadz Habil Maulida Ibrahim (Suku Jawa) RT 05

desa Tangkit Baru selaku Pimpinan Pondok Pesantren Raudhatul Muhajjirin desa

Tangkit Baru

Page 94: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

Jadwal Penelitian

Kegiatan Juli Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penulisan Draf Proposal

2 Konsultasi dg Ka. Jur/Prodi dan lainnya utk fokus penelitian

3 Revisi Draf Proposal

4 Proses Seminar Proposal

5 Revisi Draf Proposal setelah Seminar

6 Konsultasi dengan Pembimbing

7 Koleksi data

8 Analisa dan Penulisan Draf Awal Skripsi

9 Draf Awal dibaca Pembimbing

10 Revisi Draf Awal

11 Draf dua dibaca pembimbing

12 Revisi Draf Dua

13 Draf Dua Revisi Dibaca Pembimbing

14 Penulisan Draf Akhir

15 Draf Akhir Dibaca Pembimbing

16 Ujian Munaqashah

17 Revisi Skripsi Setelah Ujian Munaqashah

18 Mengikuti Wisuda

Page 95: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM …

CURICULUM VITAE

A. Informasi Diri Nama : Sitti Nur Khalisa Tempat & Tanggal Lahir : Jambi, 24 Juli 1999 Pekerjaan : Mahasiswi Alamat : Jl. Syekh Muh Said II RT 08 desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

B. Pendidikan S1 UIN STS Jambi : 2017-Sekarang SMK N 2 Kota Jambi : 2014-2017 SMP N 20 Kota Jambi : 2011-2014 SDN 120 Tangkit Baru : 2008-2011

C. Karya Tulis : - D. Penghargaan Akademis : - E. Riwayat Organisasi :

1. Komandan UKK KSR PMI Perguruan Tinggi UIN STS Jambi Tahun 2019/2020

2. RU 1 Gadis Kampus UIN STS Jambi Tahun 2019 3. Bendahara GenBI Komunitas Penerima Beasiswa Bank Indonesia

Provinsi Jambi Komisariat UIN STS JambiTahun 2019 4. Pemimpin Lagu (Drijen) Paduan Suara UIN STS Jambi 2019-2021