e book ink sharia ed.2

23

Upload: abu-sastra

Post on 22-Mar-2016

305 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

referensi pemikiran mahasiswa

TRANSCRIPT

Page 1: E book Ink Sharia ed.2
Page 2: E book Ink Sharia ed.2

1,Edisi 2/Nopember 2013

referensi pemikiran mahasiswa

Daftar IsiSalam Redaksi 2Editorial “ Mahkamah Konstitusi Lembaga Peradilan yang Bersih ?” 3Ink-Side 1 “Sakit, Makan Pil Pahit Resep Negara Kapitalis” 6Ink-Side 2 “Pemberdayaan Ekonomi Perempuan” 9Ink-Side 3 “American Shutdown” 12Ink-Side 4 “Sulsel Sasaran Konspirasi” 17Ink-Knight “Hudzaifah Sang Mata-mata” 20Open Opinion 1 “Sumpah Pemuda” 24Open Opinion 2 “Pemuda : Mesin Politik Perubahan Bangsa” 26Open Opinion 3 ”Hasil Karya Peradaban Gemilang” 29Open Opinion 4 “Terapi Menulis” 32Open Opinion 5 “Nasehat Buat Preman Palangkaraya” 34Cadas “ Rusak” 37

Edisi 02/Nopember 2013

Page 3: E book Ink Sharia ed.2

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Salam mahasiswa !

P embaca yang budiman, majalah INK SHARIA hadir lagi. Memulai jejak-jejak sejarahnya dengan terbitnya edisi yang kedua. Walaupun, masih terbilang muda belia, hijau pun belum mencapai, tapi itulah yang menjadi asa kami

ke depan. Asa untuk berpartisipasi dalam mengembalikan kehidupan Islam. Di bulan Oktober, berbagai peristiwa nasional maupun peristiwa global terjadi. Peristiwa-peristiwa ini tentu memerlukan respon dan sikap, terutama bagi mereka yang masih menggenggam bara ideologi Islam. Pada edisi kedua ini, kami fokus pada permasalahan mengenai penyelenggaran KKT APEC di Bali, American Shutdown, korupsi MK, penembakan Densus 88 di Bone, hingga pada persoalan Sumpah Pemuda. Peristiwa-peristiwa tersebut bukan problem netral untuk disikapi. Apalagi menganggapnya sebagai peristiwa datar nan hambar yang tak perlu direspon. Dilihat dari sisi ideologis, berbagai macam peristiwa Internasional (termasuk KKT APEC di Bali) yang terjadi adalah upaya kapitalisme global men-cengkeramkan kukunya ke negeri zamrud khatulistiwa ini. Namun, indikasi dan sinyalimen kekuatan mereka sudah terbantahkan oleh realitas yang ada. Kekua-tan kapitalisme global yang di usung negara adidaya Amerika harus bertekuk dalam kebatilan, American Shutdown! Untuk konteks nasional, peristiwa dan kejadian memalukan bagi negeri ini kembali berulah. “Sang Penjaga” Konstitusi negara, Mahkamah Konstitusi malah tersandung kasus penyuapan. Sebuah tanda bahwa UUD buatan manusia memang tidak layak dijaga. Penjaga pintunya saja terbuai dan tergoda pula un-tuk ‘sedikit’ melanggarnya. Tak lepas dari itu, kami juga menyikapi ‘over acting’ nya Densus 88-Sang Penebar Teror di tanah Arung Palakka, Bone. Betapa pem-bunuhan terjadi dengan entengnya. Bulan Oktober juga sering disebut bulan pemuda. Usut punya usut, ini dilatar belakangi memori sumpah serapah tak bermakna dalam sekat nasional-isme yang masih saja terngiang di kepala sebagian pemuda negeri ini. Mereka masih bermesraan dengan sesuatu yang tak pantas untuk diperjuangkan karena berasal dari ikatan yang rendah. Itulah menu-menu yang kami sajikan dalam edisi kedua ini. Semoga menjadi hujjah kami dan anda di yaumil akhir nanti. Bahwa kita tidak bisu dengan kerusakan, namun sempatkan diri berteriak mengangkat suara lewat media ini. Selamat membaca. memahami. menyebarkan!

2 ,Edisi 2/Nopember 2013

Salam Redaksi

3,Edisi 2/Nopember 2013

Dalam Konstitusi Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar Negara Re-

publik Indonesia sebagaimana yang ter-tulis dalam undang-undang nomor 22 tahun 2004 dan undang-undang No 18 tahun 2011 tentang Komisi Yudisial dan perubahannya, terlihat jelas tentang fungsi pengawasan terhadap Hakim yang di laksanakan oleh lembaga Komisi Yudisial. Tetapi hal ini berbanding terba-lik dengan realitas pengawasan terha-dap Hakim Mahkamah Konstitusi(MK). Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, pada dasarnya Hakim MK seolah-olah kebal dengan Hukum seh-ingga tak perlu diawasi berbagai kepu-tusannya. Semua merupakan keputusan tertinggi dan dianggap final tanpa perlu adanya Yudisial Review setelah diada-kannya pengujian undang-undang terha-dap undang-undang dasar.

Nampaknya semua teratasi dengan dibentuknya PERPPU No. 1/2013 ten-tang pembentukan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang akan men-gawasi segala macam tindak tanduk

perilaku atau lebih dikenal dengan nama kode etik Hakim mahkamah kon-stitusi. Tapi sebagian Pakar Ilmu Hukum memandang pembentukan dewan ke-hormatan Mahkamah Konstitusi dalam PERPPU tidaklah menyentuh masalah substansialnya. Praktisi Hukum yang juga kader partai Gerindra, Habiburrokhman, menilai perppu MK Inkonstitusional. Jika pemerintah mengeluarkan perppu ten-tang MK untuk menjaga kewibawaan institusi tersebut hanya karena ketuanya ditangkap KPK, lantas mengapa saat mantan menpora Andi Mallarangeng ditetapkan sebagai tersangka pemer-intah tidak mengeluarkan perppu ten-tang Kementrian? begitu pula saat Irjen Djoko Susilo ditetapkan tersangka oleh KPK, presiden tidak lantas mengeluarkan perppu tentang undang-undang kepoli-sian?

Perwakilan 17 pengacara melalui Robikh-in Emhas menjelaskan bahwa Presiden memang berhak menerbitkan perppu. Alasannya karena pasal 22 ayat (1) UUD 1945 berbunyi, “Dalam hal ikhwal keg-entingan yang memaksa, presiden ber-

Mahkamah KonstitusiLembaga Peradilan Yang Bersih?

EditorialEditorial

Page 4: E book Ink Sharia ed.2

4 ,Edisi 2/Nopember 2013

hak menetapkan perppu.” Namun satu hal yang perlu kita ketahui bahwa dalam undang-undang dasar tahun 1945 tidak di tentukan apa yang disebut dengan keg-entingan yang memaksa itu. Sehingga dapat menjadi analisis pembanding kita Antara perppu yang dikeluarkan oleh presiden dengan keputusan MK nomor 138/PUU-VII/2009 tanggal 8 februari 2010. Dimana dalam keputusan MK itu ditentukan ada 3 syarat agar suatu kead-aan secara obyektif disebut sebagai keg-entingan yang memaksa:

- Adanya kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan masalah hukum secara cepat berdasarkan undang-undang

- Undang-undang yang dibutuhkan tersebut belum ada sehingga terjadi kekosongan hukum atau ada undang-undang tetapi tidak memadai

- Kekosongan hukum tersebut tidak da-pat diatasi dengan cara membuat un-dang-undang secara prosedural biasa karena akan memakan waktu yang cukup lama sedangkan keadaan yang mendesak tersebut perlu kepastian un-tuk diselesaikan

“Pertanyaannya kemudian, apakah sete-lah penangkapan Aqil Mochtar oleh KPK telah mengakibatkan terjadinya kegent-ingan yang memaksa sehingga untuk mengatasi dan menyelesaikan keadaan tersebut perlu dibuat perppu?” Ujar Ro-bikhin.

Oleh karena itu, perppu tentang MK mengalami cacat hukum baik dari segi Formil maupun Materil.

Masalah sebenarnya bukan akan dibuatnya PERPU atau tidak. Tapi masalahnya adalah Kasus Korupsi yang kian merebak dan membuat pemerintah sulit menentukan pilihan terhadap pokok pangkal permasalahan yang sesung-guhnya tentang sebab korupsi, penanga-nan dan antisipasi yang seharusnya di-lakukan. Apakah Penjara ataupun Denda Pidana yang diberikan terhadap terdak-wa kasus Korupsi sudah dapat mengan-tarkan pada upaya penanganan kasus korupsi dinegeri ini? Bukankah dari setiap keputusan Hakim di lembaga Peradilan Umum maupun Peradilan Khusus, justru tidak memberi arti apa-apa bagi pelaku-nya atau paling tidak ada efek jera bagi pelakunya? Dan bukankah pada setiap Korupsi yang dilakukan oleh Pemerintah Kita, tidaklah dijadikan sebuah pelajaran untuk menghindari praktek Korupsi, tapi malah membuat pelakunya semakin Ber-tambah laksana Lumut yang tumbuh di-musim hujan?

Transparency Internasional Indonesia (TII) merilis hasil survey terbarunya men-genai korupsi yang semakin marak ter-jadi di Indonesia. Dalam temuan survey-nya Pada Selasa 8 Juli 2013 kepada 114 ribu orang di 107 negara, semua kelem-bagaan pemerintah ternyata melakukan praktek korupsi. “Kepolisian, Parlemen,

Editorial

5,Edisi 2/Nopember 2013

dan Peradilan Di Indonesia masih mel-akukan praktek korupsi tertinggi,” ujar Dadang Trisasongko selaku sekretaris TII (tempo.co/10 juli 2013). Prestasi yang sangat luar biasa dan cukup memalukan!

Hal ini terjadi bukanlah pada unsur pen-egakkan hukum yang masih kurang maksimal. Tapi Substansi hukum kita lah yang saat ini memang bermasalah. Tidak mampu menjaring dan menyelesai-kan masalah tanpa masalah, melainkan menyelesaikan masalah yang satu dan memunculkan ratusan bahkan ribuan masalah lainnya. Inilah, permasalahan hukum yang jika dalam penanganannya diserahkan kepada manusia, makhluk yang memiliki keterbatasan untuk melingkupi segala macam kepentingan orang banyak (umat).

Islam sebagai agama yang paling sem-purna, mengatur seluruh aspek kehidu-pan. Bukan hanya aspek ibadah Mah-dhoh saja melainkan Ibadah Ghayru Mahdhoh (Muammalah, ekonomi, poli-tik, hukum, peradilan, pendidikan dan lainsebagainya). Islam juga tegas dalam menetapkan aturan. Pada kasus-kasus pencurian misalnya Rasulullah dengan tegas bersabda ”Walaupun Fatimah binti Muhammad mencuri, maka tetap tegak-kan hukum HAD (potong tangan)”. (HR Muttafaqun Alaih).

Untuk masalah korupsi, Islam me-mandangnya sebagai perbuatan Al-Ghu-lul (pengkhianatan terhadap harta yang

diamanahkan) dan Al-Ghasysy (peni-puan). Penyerahan kasus hukumnya bersifat Ta’zir (hukuman yang diputus-kan oleh seorang Khalifah). Jenis-jenis hukum ta`zîr yang dapat diterapkan bagi pelaku korupsi adalah; penjara, pukulan yang tidak menyebabkan luka, menam-par, dipermalukan (dengan kata-kata atau dengan mencukur rambutnya), di-asingkan, dan hukuman cambuk di bawah empat puluh kali. Khusus untuk hukuman penjara, Qulyûbî berpendapat bahwa boleh menerapkan hukuman pen-jara terhadap pelaku maksiat yang ban-yak memudharatkan orang lain dengan penjara sampai mati (seumur hidup).

Itulah beberapa indikasi (qarinah) huku-man yang layak diberikan pada seorang koruptor, agar tidak terulang perbuatan-nya. Sebab pada dasarnya Islam memiliki dua fungsi Hukum yakni pencegah dari kejahatan (zawajir) juga sebagai peneb-us dosa di akhirat (jawabir).

Mewujudkan Hukum yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah ini, tentu saja memerlukan adanya Upaya kekuatan umat diseluruh Dunia. bersatu untuk mengganti Sistem Hukum Thaghut saat ini menjadi Sistem Hukum Islam yang diberkahi dan diridhai Allah Swt. []

Jayadi, SH

Editorial

Page 5: E book Ink Sharia ed.2

Ink-Side

6 ,Edisi 2/Nopember 2013

Publik masih memanas dengan diada-kannya perhelatan maksiat sejagat, Miss World. Mendatangkan berba-

gai duta-duta pejuang aktivis kecantikan dengan basis materialisme dari berbagai negara yang ada di dunia. Perhelatan tersebut dilaksanakan di atas sekerat ‘tanah surga’, Bali. Setelah itu, publik kembali dikagetkan dengan kedatangan para petinggi dunia. Dalam sebuah per-helatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC (Asia Pasific Economy Cooperation) Economic Leader’s Week, forum kerjasa-ma sesama negara-negara Asia Pasifik.

KTT APEC Economic Leader’s Week ini dilaksanakan pada tanggal 1 – 8 Oktober 2013, bertempat di Nusa Dua Bali den-gan beberapa pertemuan terkait tema “Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth” yang bakal dihadiri pemimpin 21 kepala negara anggota.

Kerjasama bilateral maupun multilateral ini di harapkan membawa angin peruba-han. Tapi, semua ini mungkin jauh pang-gang dari api. Telisik punya telisik, garis tujuan akhir dari kesepakan ini nyatanya

hanya membuat pincang banyak pihak dan membuat untung sebagian kecil ne-gara anggotanya. Melakukan upaya ek-sploitatif dan akumulatif modal untuk ekspansi ekonomi dalam sebuah negara. Agenda penyebaran paham kapitalisme dengan melanggengkan upaya liberalisa-si, penghapusan rintangan perdagangan hingga upaya meminimalisir peran pemer-intah dalam menjaga dan mengayomi ekonomi ummat.

Apa yang nantinya dihasilkan oleh forum KTT APEC akan menjadi sebuah konsen-sus. Kesepahaman bersama oleh para negara anggota untuk melaksanakannya. Lalu bagaimana posisi Indonesia dalam konsensus ini ? Apakah semua negara peserta akan mendapatkan bagian keun-tungan yang sama, win-win solution kah? Apa yang dibahas dalam forum KTT APEC merupakan perpanjangan tangan pada pertemuan WTO 2008 yang beberapa agendanya harus kandas. Sebuah per-juangan dibalik tipu-tipu forum interna-sional dalam rangka menyukseskan per-dagangan bebas multilateral.

Sakit, Makan Pil Pahit ResepNegara KapitalisOleh : Indrawirawan(Ketua Gema Pembebasan Komsat Unhas)

Ink-Side

7,Edisi 2/Nopember 2013

Dalam forum KTT APEC ini, memang tidak hanya mengakomodir satu kepentingan saja. Ada banyak kepentingan ekonomi yang ingin di rangkul. Amerika dan Indo-nesia pun punya kepentingan. Ada ban-yak negoisasi yang nantinya dilontarkan. Namun, hampir sudah dipastikan bahwa kepentingan atau negoisasi negara kuat yang bakalan didengar dan direalisasikan. Bagaikan pasar serba ada, toh kepentin-gan negara maju juga yang akan dicapai dengan segala intervensinya.

Sejatinya, APEC adalah forum yang did-ominasi negara big power (Amerika, Chi-na, Rusia, Jepang) sehingga APEC akan digiring ke arah pemenuhan kepentingan mereka. Pertemuan APEC 2013 tidaklah lebih dari alat pemaksaan kepentingan ne-gara industri guna membangun ekonom-inya yang saat ini sedang tidak stabil.

“Mereka itu kan hanya ingin memastikan apakah pasar masih terbuka, itu agar in-dustrinya bisa tetap berjalan,” ungkap Riza, Executive Director Indonesia for Global Justice (Waspadaonline, 23/09/13).

Negara maju memang selalu egois. Egois karena latar belakang falsafah ekonomi mereka. Memaksimalkan keuntungan dengan meminimalkan segala bentuk kerugian tanpa mempedulikan konsek-uensi hidup manusia dan kelestarian ling-kungan serta martabat manusia. Prinsip kaku bagai tangan besi, memeras kerin-gat para pekerja dengan harga murah ke-mudian sedikit menjaga hak-hak pekerja. Meninggalkan bangkai kehancuran bagi ekosistem lingkungan hidup.

Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa Indonesia yang memiliki komoditas ker-tas dan minyak sawit mentah (CPO) juga belum mampu menembus pasar inter-nasional sesama negara-negara anggota APEC. Pada KTT APEC yang dilaksanakan di Rusia tahun 2012, pemerintah Indone-sia juga belum berhasil mendaftarkan CPO untuk masuk kategori produk ramah lingkungan atau Environment Good List (Jurnas, 01/01/13). Ini patut dicurigai. Pasalnya, dalam mata dunia internasional, pulp (bubur kertas) asal Indonesia tidak memiliki Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) sehingga tidak layak sebagai produk ekspor. Menurut Sekjen Gabun-gan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI), Joko Supriyono, kegagalan CPO masuk sebagai produk ramah lingkungan APEC mempertegas ada beberapa pihak as-ing yang berupaya menghambat upaya pengembangan industri sawit nasional.

“Mereka sudah lama melakukan black campaign agar masyarakat dunia tidak menggunakan produk CPO. Mereka ta-kut bisnis minyak nabati berbasis kede-lai, rapeseed, atau bunga matahari kalah bersaing dengan CPO yang lebih efisien,” kata Joko kepada Koran-Jakarta.

Sembilan belas tahun telah berlalu sejak KTT APEC sebelumnya di Indonesia yang diselenggarakan tahun 1994 di Bogor, Jawa Barat. Sebelumnya, tetap dengan agenda yang sama yakni upaya liberal-isasi sistem perdagangan dan investasi tahun 2010 untuk negara maju dan selam-bat-lambatnya tahun 2020 bagi negara berkembang. Ini menjadi ironi, karena In-

Page 6: E book Ink Sharia ed.2

Ink SIde

8 ,Edisi 2/Nopember 2013

donesia pada hari ini pun masih berstatus sebagai negara berkembang. KTT APEC tidak memberikan angin segar bagi rakyat Indonesia, malah menjadi lahan investasi basah yaitu dengan bebasnya para inves-tor asing melakukan eksploitasi alam. Hal ini memang sudah tertuang dari tujuan awal pembentukan APEC dan agenda kerjanya seperti intervensi negara-negara kapitalis melalui UU swastansisasi seba-gai imbas dari keterbukaan liberalisasi se-hingga terjadi pemotongan subsidi pen-didikan, kesehatan dan kenaikan BBM. Dan dari segi perdagangan, Indonesia menjadi sasaran barang-barang luar yang siap membanjiri pasar. Mulai dari pangan sampai barang-barang terkecil Indonesia yang didominasi produk China (Radar On-line, 03/10/13).

Berbagai upaya eksploitasi yang dilaku-kan oleh negara ekonomi kuat memang terbilang sangat halus. Menjebak negara berkembang membuka pasar dalam neg-eri dengan iming-iming atau mengun-dang secara ‘terhormat’ dalam sebuah forum tipu-tipu, APEC, G-8, G-20, dan berbagai macam jenis konferensi (sum-mit). Keterlibatan negara berkembang yang ada di dunia ke dalam forum seperti ini adalah sesuatu yang sangat mudah. Hal ini dikarenakan para kacung-kacung negara kapitalis yang berwujud sebagai penguasa-penguasa negara berkem-bang, pengangkatan dan kelanggengan dinasti kekuasaan mereka memang telah disokong oleh pihak kapitalis asing. Tanpa malu-malu mereka memenuhi kehendak tuannya ‘para komprador asing’ sebagai tanda jasa atas segala sokongan yang tel-ah mereka terima.

Maka jadilah mereka penguasa yang ma-kan ‘gaji buta’. Sibuk mengurusi negara sendiri tapi juga selalu dirundung masalah tak berkesudahan, tak bertepi, demi mengejar angan-angan. Tidak tercapainya angan-angan kesejahteraan disebabkan oleh tidak di jalankannya hal yang pokok dan utama, yakni ri’ayah syu’un al ummah (pengurusan urusan umat). Sejatinya dalam Islam, kepemimpinan merupakan jabatan yang berfungsi untuk pengaturan urusan rakyat. Seorang pemimpin adalah pengatur bagi urusan rakyatnya dengan aturan-aturan Allah SWT. Termasuk di dalamnya adalah urusan muamalah atau hubungan kerja sama, hubungan bilater-al-multilateral dengan negara lain dalam bentuk perdangangan luar negeri. Kes-emuanya itu telah di atur sesuai aturan Allah SWT.

Perdagangan luar negeri di dalam Islam sah-sah saja asal tetap dengan koridor membedakan antara kafir atau tidak, membangkang atau tunduk pada pemer-intahan Islam. Jika pelakunya berasal dari negara kafir yang memusuhi Islam (Dar al-Harb Fi’lan) -seperti AS, Inggris, Pran-cis, Rusia, dan sebagainya, maka perda-gangan tersebut jelas haram.

Motif liberalisasi yang dibawah oleh ‘para pedagang’ kapitalis asing merupakan mo-tif batil. Liberalisasi adalah tujuan ekono-mi kapitalisme. Rusak, bathil karena tidak sesuai dengan sistem ekonomi Islam. Is-lam tidak mengenal liberalisasi, akumulasi modal besar oleh pihak swasta, dan atau motif ekspansi pasar dengan memonopo-li sektor kepemilikan umum. Karena jelas, kepemilikan umum tidak boleh dikelolah

Ink SIde

9,Edisi 2/Nopember 2013

apalagi dikuasai oleh individu. Negara bertanggung jawab dan menghentikan siapa saja individu yang ingin menguasain-ya. Kepemilikan umum adalah hajat hidup orang banyak, dan Syariah telah meng-gariskan bahwa manusia harus berserikat di dalamnya. Wallahu a’lam bishawab.[]

Fakta Pemberdayaan PerempuanSatu dari tujuh kesepakatan yang dicapai pada KTT APEC 2013 adalah peningkatan keterlibatan perempuan dalam pemban-gunan ekonomi. Para pemimpin negara APEC telah sepakat mengadopsi reko-mendasi Women’ s Economic Forum 2013 yang mengajukan peran strategis perem-puan sebagai pengendali ekonomi ke-luarga dan bangsa (women as economic drivers). (hizbut-tahrir.or.id/2013)

Adanya program pemberdayaan perem-puan ini merupakan target Millenium De-velopment Goals (MDGs). A Roadmap to Accelerate Achievement of the MDGs in Indonesia tahun 2010 yang dikeluarkan BAPPENAS menyebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan selu-ruh rakyat Indonesia, peran berbagai ko-munitas terutama kelompok perempuan

telah terbukti memberikan kontribusi yang signifikan. Dalam roadmap terse-but juga dinyatakan bahwa target MDGs untuk memberantas kemiskinan akan dicapai dengan memfasilitasi UMKM. Seiring hal tersebut, Indonesia dalam Equal Future Partnership (EFP) berkomit-men memperluas akses keuangan dan mengembangkan kapasitas perempuan dalam UMKM, serta mereformasi hukum dan kebijakan khusus untuk memperluas kesempatan ekonomi sehingga terdapat kesempatan ekonomi yang setara (equal) bagi perempuan sebagaimana untuk laki-laki (Nurisma Fira/Waspada, 2013)

Perempuan pelaku bisnis rumahan yang disebut Bank Dunia tahun 2010 sekitar 6 juta orang. Di wilayah Asia Timur dan Indonesia mencapai jumlah 60% dari se-luruh bisnis UMKM. Mereka akan diberi berbagai kemudahan untuk mendapat-kan akses dunia usaha, perizinan, per-modalan, sarana peningkatan kapasitas dan mobilitas. Sebagai contoh di dae-rah Sulawesi Selatan, bisnis UMKM su-dah mencapai 751.802 unit (Antara.2010) dengan kucuran dana senilai total 2,88 miliar untuk sector kehutanan dan 339,5 juta untuk sector industry (Laporan tahun 2011/Kementrian Koperasi dan UKM RI) dengan berbagai program yang dimas-ukkan ke daerah-daerah. Sementara itu menurut Menteri Pemberdayaan Perem-puan Linda Gumelar, meskipun pelaku bisnis dari kalangan perempuan masih sekitar 0,1 % dari total jumlah penduduk Indonesia namun populasi wanita seban-yak 49 % merupakan potensi yang sangat besar (Kompas,2011).

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Salahkah ?Oleh : Ridha Zinnirah(Aktivis MHTI)

Page 7: E book Ink Sharia ed.2

Ink SIde

10 ,Edisi 2/Nopember 2013

AnalisaSekilas nampak sebagai kesempatan potensial bagi perempuan untuk ber-peran besar mengentaskan kemiskinan keluarga dan bangsanya. Pemberdayaan perempuan seakan menjadi tuntutan di tengah semakin kompleksnya persoa-lan ekonomi Indonesia. Tingginya angka kemiskinan menuntut peran aktif tidak hanya laki-laki bahkan perempuan pun harus tenggelam banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Persoalan ekonomi Indonesia saat ini sangat kompleks. Besarnya utang men-gakibatkan sebagian besar pendapatan Negara disedot untuk membiayai hu-tang. Selanjutya banyak sektor dan aset publik yang dikuasai oleh swasta teru-tama swasta asing. Sehingga pelayanan dan jaminan negara kepada masyarakat terbengkalai. Ditambah lagi problem kemiskinan merupakan problem yang tidak kunjung selesai sebagai imbas dari perdagangan internasional yang tidak fair. Sementara itu semakin menjamurn-ya bisnis yang dimodali oleh pemerintah dan melibatkan dunia perbankan, tentu-nya disana mau tidak mau akan bersing-gungan dengan bunga bank yang terny-ata menjadi salah satu komponen untuk memperkuat hegemoni kapitalisme.

Opini pemberdayaan perempuan khu-susnya di bidang ekonomi saat ini mer-upakan imbas dari pemikiran kapitalis yang menganggap perempuan harus menghasilkan materi. Peran partisipatif

perempuan sebagai pengendali ekonomi terlebih lagi di tengah kondisi kapitalis saat ini menjadi bagian bentuk eksploi-tasi perempuan. Betapa tidak, jumlah perempuan jauh lebih banyak diband-ingkan laki-laki. Lebih jauh, perempuan dipandang menjadi pasar potensial bagi komoditas Barat jika mereka mandiri secara ekonomi, sehingga semua pihak berkepentingan menyukseskan pember-dayaan ekonomi perempuan. Sebagian besar aktivitas ekonomi yang digeluti oleh kaum perempuan ternyata sangat dibutuhkan dalam mata rantai suplai bisnis. Dari sinilah maka dianggap perlu berbagai upaya untuk memberdayakan mereka dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan finansial di negeri ini.

Ironisnya, jutaan perempuan Indonesia telah terjun ke dunia kerja dalam kondisi rawan kriminalitas dan pelecehan. Kaum perempuan yang semakin banyak terli-bat di dunia kerja, sesungguhnya hanya akan memperbesar jumlah perempuan yang dieksploitasi. Keterlibatan mereka juga akan mengakibatkan teralihkannya pemikiran dan upaya untuk mencari akar masalah problem ekonomi dan kemiski-nan yang mendera. Sementara itu, pemerintah sebagai pengayom rakyat berlepas tangan dalam memenuhi kebu-tuhan rakyatnya karena rakyat sudah ter-dorong untuk mandiri secara ekonomi.

Menetapkan perempuan sebagai pen-gendali ekonomi keluarga dan bangsa sebagaimana disepakati pada KTT APEC

11,Edisi 2/Nopember 2013

2013 hanya akan mendorong munculnya berbagai persoalan baru pada bangsa ini. Memberi penghargaan kepada kaum perempuan berdasarkan kontribusi ma-teri yang disumbangkannya bagi keluar-ga dan bangsa, sama saja dengan men-garahkan mereka untuk mengabaikan fitrah nya sebagai manajer rumah tangga dan pendidik generasi. Berikutnya, akan semakin banyak muncul persoalan ke-hancuran keluarga dan berujung pada kehancuran masa depan generasi.

Pemberdayaan Perempuan Dalam IslamIslam adalah agama sekaligus pandangan hidup yang memiliki sistem pengaturan hidup yang sempurna karena bersumber dari Allah swt dan termaktub dalam al qur’an dan sunnah.

Problem kemiskinan kekinian tak lagi bisa dipandang sebagai problem individu semata, tetapi lebih dari itu, kemiskinan telah menggejala menjadi problem sosial yang hadir karena buruknya sistem yang berlaku. Variatifnya sebab kemiskinan it-ulah yang jadi indikasinya. Tidak sekedar kurangnya kesempatan kerja tapi soal ekonomi, politik, pendidikan juga memi-liki andil yang tidak sedikit memperpan-jang kemiskinan ini. Oleh karenanya, Is-lam sebagai tatanan hidup telah memiliki konsep mengatasi kemiskinan tanpa em-bel-embel ‘pemberdayaan perempuan’.

Seluruh sistem kehidupan ada pengatu-rannya dalam Islam tak terkecuali per-soalan ekonomi dan perempuan yang

kesemuanya didukung oleh ketakwaan individu. Dalam Islam, kemiskinan akan sangat diminimalisir bahkan tidak ada, karena adanya distribusi kekayaan yang merata, juga adanya pembagian harta sesuai dengan aturan Pencipta. Hak-hak kepemilikan yang seharusnya dimiliki dan diperuntukkan kepada masyarkat tidak akan dikuasai oleh Negara atau bahkan individu. Pendapatan negara yang masuk ke kas negara (Baitul mal) akan dikelola oleh Negara untuk kepentingan umat.

Islam telah membebankan tanggung jawab nafkah keluarga kepada kaum laki-laki. Oleh karenanya Islam sangat mendorong kaum laki-laki untuk bekerja. Tidak hanya sampai disitu, melalui peran Negara setiap individu berhak medna-patkan layanan pendidikan, kesehatan, dan lainnya yang mendukung atmosfer kehidupan yang penuh ketentraman.

Islam memandang perempuan begitu mulia, memiliki kedudukan terhormat. Bahkan banyak nash yang menggam-barkan bagaimana mulianya perempuan dalam Islam. Adapun pemberdayaan per-empuan dalam Islam lebih kepada peran dan tanggung jawabnya sebagai pendid-ik utama dan pertama generasi. Mendid-ik generasi-generasinya menjadi genera-si yang memiliki karakter keislaman yang kuat, takwa yang penuh kepada Pencipta serta kelak menjadi generasi-generasi harapan untuk memajukan peradaban. Sementara itu, perempuan juga diarah-kan untuk berkontribusi bagi perdaban

Ink SIde

Page 8: E book Ink Sharia ed.2

12 ,Edisi 2/Nopember 2013

Islam dengan mengaplikasikan ilmu dan keahliannya. Misalkan dengan mengajar, melakukan penelitian-penelitian yang sifatnya saintek dan hasilnya nanti di-manfaatkan bagi kepentingan ummat. Disamping itu ada peran yang tidak kalah pentingnya yaitu menjadi penyeru kebe-naran (hamlu’dakwah) di tengah-tengah masyarakat khususnya kepada kaum per-empuan. Bersama dengan kaum laki-laki mengajak ummat untuk taat sepenuhn-ya kepada aturan Allah dan menjalankan syariat secara sempurna serta menghen-tikan jerat-jerat kapitalis yang semakin kuat merongrong masyarakat.

Terberdayakan di tengah-tengah masyarakat bukanlah hal yang salah bagi seorang perempuan bahkan menjadi hal yang mubah. Namun apalah artinya jika semuanya hanya di dorong dalam rang-ka untuk memenuhi kantong-kantong kapitalis. Oleh karena itu, seharusnya kaum perempuan semakin sadar akan perannya yang hakiki, sehingga terlahir pula upaya yang serius untuk melakukan perubahan kondisi, tidak justru terlarut dalam arus yang diciptakan oleh hegem-oni kapitalis saat ini. Wallahu a’lam bish-shawab.[]

Am

eric

anSh

utdo

wn

Ole

h : H

arly

Yud

ha P

riyon

o(M

ahas

iswa

FKM

UM

I 201

0)

Ink SIde Ink Side

13,Edisi 2/Nopember 2013

“Lintasan kehidupan mengantarkan pada pergantian kekuasaan. Bagai air yang mengalir, mendominasi kah ia

terjun ke comberan pekat? atau berbelok ke saluran yang bersih nan jernih? Dalam pahit manisnya kehidupan pasti ada da-lang. Dalam kerusakan akan datang per-baikan. tetapi tak sedikit harmoni yang menghampiri pun akan ada yang mengakh-iri. Seharusnya kita bisa menilai kehidupan untuk mulai membuat setting-an perjala-nan.”

Tak dipungkiri lagi, secara jelas mileinium ke tiga saat ini sedang berada dalam ling-karan keterjangkitan Kapitalisme. Sebuah Ideologi yang kental dengan karakteristik Ekonomi dan Sosial politiknya. Amerika Serikat, digodok sebagai Kampiun Negara yang menerapkan dan mempromosikan Ideologi ini. Itu tergambar secara jelas le-wat aktivitas Ekonomi, Sosial Politik mau-pun lainnya.

Tahun 1944 menjadi tahun gembira seka-ligus kado bahagia bagi Amerika Serikat dan menjadi tahun tersuram sekaligus ancaman bagi negeri-negeri Muslim. Ta-hun tersebut adalah tahun dilaksanakan-nya pertemuan Bretton Woods dimana Amerika Sebagai pemenang perang dunia II mengumpulkan 730 delegasi dari 44 ne-gara di seluruh dunia untuk merumuskan sistem moneter global yang baru, atau dengan kata lain merumuskan strategi penjajahan yang baru. Hasil dari perte-muan tersebut melepaskan patokan mata uang dunia terhadap logam emas (gold standard) dan beralih mematok uang du-

nia terhadap dollar Amerika Serikat. Inilah langkah awal Amerika Serikat menjarah negara lain.

Amerika serikat dengan Ideologi Kapi-talismenya mempunyai pengaruh besar atas negara yang baru merdeka maupun negara yang sudah lama merdeka. Dalam langkah ekonomi, Ini tampak dengan adanya sejumlah perusahaan-perusahaan Amerika Serikat di berbagai negara ter-masuk Indonesia. Begitupun dengan politik, sosial dan tren gaya hidup (life style). Amerika serikat menjadi garis bagi Negara lain yang terkecoh lewat teater busuknya, atau dapat dikatakan Amerika Serikat bagaikan selebriti yang memer-ankan segala sandiwara yang mengecoh penontonnya. Tak Pelak ini menggambar-kan Amerika Serikat sebagai negara ‘Adi daya’ yang setiap langkahnya ada dan bergentayangan di tiap-tiap negara.

Amerika Serikat dan Kapitalisme, Senjata Makan Tuan

Kapitalisme merupakan Ideologi berlan-daskan Sekularisme yang menghapuskan aturan Agama dalam mengurusi dunia. Ideologi ini menjadi Sistem dan pandan-gan hidup Amerika Serikat. Tertera dalam aktivitas yang dilakukan masyarakatnya, mereka mengadopsi Ideologi ini secara utuh sebagaimana lumrahnya pergaulan bebas yang menjadi ‘santapan’ mereka berhari-hari. Amerika Serikat dengan Ide-ologi kapitalismenya secara sosial mem-berikan kebebasan sepenuhnya dan se-maunya kepada masyarakatnya.

Page 9: E book Ink Sharia ed.2

Ink Side

14 ,Edisi 2/Nopember 2013

Penatnya kehidupan di Negara Paman Sam tersebut semakin menjadi-jadi. De-mikian itu karena pertalian nasab Kapital-isme dan Demokrasi. Demokrasi memiliki butir: kebebasan berpendapat, kebe-basan kepemilikan, dan kebebasan be-ragama yang ikut andil dalam konstruksi Amerika Serikat. Tentunya ini menjadi elok bagi mereka pemuja kesenangan dunia yang menghabiskan kehidupan-nya dalam Kesesatan Kapitalisme dan Demokrasi.

Karena berlandaskan kebebasan, maka masyarakat berbuat semaunya. Meski Negara Indian ini memiliki aturan, na-mun tetap saja aturan itu tidak berdaya guna. Sebaliknya menjadi rancu ketika Pemerintah Amerika Serikat mempub-lish dan menerapkan aturan di tengah masyarakatnya, padahal poin awal lan-dasan negara ini adalah kebebasan. Maka kembali kita pertanyakan perihal kebebasan yang masih ada aturan itu. Kebebasan yang menjadi pandangan hidup penuh Amerika Serikat yang di-laksanakan dengan sangat ‘rapi’ oleh penganutnya, sebebas-bebasnya tanpa mempedulikan aturan yang berlaku kare-na adanya dalih kebebasan yang penuh.

Sebaliknya, Kapitalisme dengan kebe-basan penuhnya ini menjadi anak panah yang kembali ke Tuannya sendiri. Dari kebebasan penuh ini menghasilkan ber-bagai kejahatan dan tindakan kriminal. Salah satu situs jejaring sosial dunia, menobatkan Amerika Serikat sebagai

negara dengan tingkat kejahatan yang tertinggi di seluruh dunia. Dengan angka kriminalistas tertinggi berupa pencurian, pemerkosaan dan pembunuhan. Ada-pun kota di Amerika serikat yang tingkat kriminalitasnya paling tinggi yakni :

1. Memphis, Tenn. Total kejahatan ter-jadi 1,750.0 dengan jumlah populasi masyarakat kota 657.436.

2. St. Louis, Mo. Total kejahatan ter-jadi, 1,776.5 dengan jumlah populasi masyarakat kota 318.667.

3. Oakland, California. Total kejahatan terjadi 1,993,1 dengan jumlah popu-lasi masyarakat kota 399.87.

4. Detroit, Mich. Total kejahatan ter-jadi 2,122.6 dengan jumlah populasi masyarakat kota 707.096.

5. Flint, Mich. Total kejahatan terjadi 2,729.5 dengan jumlah populasi masyarakat kota 101.632.

Demikian bangunan sosial masyarakat yang buram akibat Sistem Kapitalisme Demokrasi yang diterapkan Amerika Serikat.

Perlahan tapi pasti Amerika Serikat akan Mati

Permasalahan yang merantai AS akan terus melilit dan menukik pada masalah-masalah yang baru. Dampak dari Ide-ologi yang diterapkan Amerika Serikat tidak hanya menjarah kehidupan sosial masyarakatnya. Seperti yang ramai tern-giang, Amerika Serikat merumahkan

Ink Side

15,Edisi 2/Nopember 2013

atau memensiunkan dini pegawai negara federal nya (Di Indonesia sederajat den-gan PNS) sebanyak 800 Ribu Pegawai (Shut Down). Sementara jutaan pegawai diminta bekerja tanpa bayaran. seperti inikah negara adidaya? Tak pelak per-masalahan ekonomi yang dialami Ameri-ka Serikat adalah dampak dari penera-pan Ekonomi Kapitaslisme.

Ditutupnya layanan pemerintahan terse-but dikarenakan jumlah utang Amerika Serikat yang disetujui oleh pemerintah federal jatuh tempo pada 17 Oktober 2013 dan mencapai lebih dari plafon utangnya yaitu US$ 16,7 Triliun. Krisis dan pertanda Shutdown-nya Amerika Seri-kat sudah terbayang oleh masyarakat di awal tahun 2013 dengan naiknya harga pajak yang sangat tinggi, akibat pember-lakuan kenaikan pajak secara otomatis di tahun 2013.

Plafon utang yang saat ini masih men-unggu kesepakatan kongres -senat yang di dominasi oleh partai demokrat, dan DPR yang bergaris besar di isi partai re-publikan- masih menjadi pembicaraan mengawang dan belum menemukan so-lusi. Di sisi lain pembicaraan yang terke-san bualan dan rencana kebijakan pen-citraan oleh dua kubu tersebut masih belum menemukan titik temu antara kedua partai. Masing-masing meng-ego-kan argumen sendiri sementara raky-atnya mati kelaparan menunggu bualan-bualan tersebut

Krisis yang melanda Amerika Serikat di tahun 2013 merupakan benturan dari kebijakan pemerintah di tahun sebel-umnya. Diantaranya, kebijakan Amerika serikat meminjam sejumlah uang ke pe-rusahaa swasta untuk mendanai pengiri-man tentara Amerika Serikat untuk Invasi ke negeri-negeri muslim. Selain itu krisis juga terlihat dengan bangkrutnya sejum-lah perusahaan-perusahaan swasta di Amerika Serikat, yang menjadi penopang sebagian APBN. Berikut perusahaan be-sar Amerika Serikat yang bangkrut :

1. Lehman Brothera Holdings, lembaga keuangan, bangkrut pada september 2008, nilai aset US$ 691 miliar

2. Washington Mutual, bank, bangkrut pada september 2008, dengan nilai aset US$ 327,9 miliar

3. WorldCom, penyedia telepon jarak jauh, kolaps pada juli 2002, dengan nilai aset US$ 103,9 miliar

4. General Motors, perusahaan otomotif, bangkrut pada juni 2009, dengan aset mencapai US$ 91 miliar

5. CIT Group, penyedia kredit usaha me-nengah, bangkrut pada november 2009 dengan nilai aset US$ 80,4 miliar

6. Enron Group, pabrik tubin dan mesin, bangkrut pada tahun 2001 dengan nilai aset US$ 6,5 miliar

7. Consesco, lembaga keuangan, bang-krut pada 2002 dengan nilai aset US$ 61,4 miliar

Page 10: E book Ink Sharia ed.2

Ink Side

16 ,Edisi 2/Nopember 2013

8. Chrysler, pabrik mobil, bangkrut pada april 2009 dengan nilai aset US$ 39,3 miliar

9. Thonrnburg Mortage, perusahaan pembiayaan dan perdagangan, bang-krut pada mei 2009, dengan nilai aset US$ 36,5 miliar

10. Pacific Gas & Electric Co, perusahaan minyak dan gas, bangkrut pada tahun 2011 dengan nilai aset US$ 36,25 miliar

Penyebab bangkrutnya perusahaan ter-besar di Amerika adalah pola sistemik Ekonomi kapitalisme dimana kredit pe-rusahaan ke sejumlah bank tidak mampu ditanggulangi oleh perusahaan pemin-jam. Ini di perparah pula dengan sistem bunga (riba) yang menjadi tulang pung-gung ekonomi kapitalisme dalam men-jalankan roda ekonomi. Dimana peru-sahaan lebih banyak membayar bunga, ketimbang pinjaman dasarnya.

Kapitalisme yang menjadi pijakan ekonomi Amerika serikat, kembali men-jadi umpan balik. Kehancurannya datang bagi yang menerapkannya. Ekonomi kapitalisme meniscayakan Seorang Indi-vidu itu bisa lebih kaya dari negara. Mem-bolehkan seseorang untuk mengeruk kekayaan semaunya, tanpa memikirkan standar halal atau haram. Maka seperti itulah Amerika Serikat negara ‘adi daya’ yang menunggu kehancurannya akibat penerapan Sistem Kapitalisme. Maka terlihat jelaslah kebusukan Sistem Kapi-talisme yang menjadi tatanan kehidupan

Amerika Serikat.

Revolusi Islam, Pasti !

Krisis dan Shut down-nya Amerika Seri-kat merupakan salah satu pertanda data-ngnya pertolongan Allah SWT terhadap hasil perjuangan membongkar kebusu-kan Sistem Kapitalisme. Sekiranya telah tergambar bagaimana Amerika Serikat itu tergopoh-gopoh dengan Ideologinya sendiri dalam mengatur tata kehidupan negaranya.

Pada pembahasan di Edisi 1 sebelumya, telah saya gambarkan bagaimana kon-struksi sistem ekonomi islam yang me-nyejahterahkan. Sebagaimana dimasa Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 m), hanya dalam 10 tahun masa pemerintahannya, kesejahteraan merata ke segenap penjuru negeri . Pada masa beliau, ketika di yaman, Muadz bin Jabal sampai kesulitan menemukan seorang miskin yang layak untuk di beri zakat (Abu Ubaid, Al amwal, hlm 596).

Tinggal bagaimana kita berjuang untuk menerapkan Sistem Islam secara me-nyeluruh, seperti yang dicontohkan Ra-sulullah SAW. American shutdown ada-lah Pertanda Nasrullah di depan mata. Meraka yang mencabik menjadi semakin sakit. Maka mulailah menghitung mun-dur dari sekarang. Kobarkan semangat perjuangan menuju Revolusi Islam. []

Ink Side

17,Edisi 2/Nopember 2013

Sulsel Sasaran KonspirasiOleh : Sulerski Monoarfa, SE(

Pada beberapa minggu kemarin, masyarakat sulsel di kagetkan den-gan tewasnya guru ngaji (suardi)

yakni pria yang masih terduga teroris oleh densus 88 di bone. Walaupun ini hal yang biasa dilakukan oleh densus 88, namun dalam beberapa sudut pan-dang ini cukup membawa tanda tanya besar bagi masyarakat serta umat mus-lim. Pasalnya, sasaran yang biasa men-jadi target operasi densus 88 ini adalah orang yang terlihat mempunyai pema-haman islam yang baik dan sering men-jadi pembina masyarakat sekitar tempat dia tinggal.

Sulsel merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang mempunyai kultur bu-daya religius dalam tataran sosial ke-masyarakatan dan sarat makna akan peniggalan-peniggalan sejarah kerajaan islam. Makanya sampai sekarang masih berimplikasi pada menjamurnya par-tai, ormas, dan kelompok/jamaah yang bercirikan islam hingga ke sudut-sudut daerah.

Kegiatan penegakkan amar ma’ruf nahi mungkar pun sering mewarnai dinami-

ka gerak nyata kelompok masyarakat yang ada di sulsel. Sebagaimana terli-hat pada upaya penggagalan festival persahabatan 2013 kemarin yang dicer-mati oleh MUI dan Ormas Islam meru-pakan sarana pemurtadan. Dan bukan hal yang tidak mungkin, dengan kondisi tersebut beberapa pihak yang tidak sen-ang melihat islam tumbuh dengan baik menganggap ini sebagai ancaman yang berarti sehingga proyek deradikalisasi yang berkedok antiterorime melalui densus 88 menyasar ke sulsel dengan tujuan memberikan citra ataupun opini buruk bagi ajaran islam. Sehingga, umat muslim pun takut (phobi) dengan ajaran islam yang utuh (kaffah). Hasilnya umat muslim kadang membatasi ajaran islam hanya sebatas di masjid saja.

Dalam kurun satu tahun belakangan, Densus 88 telah beraksi dalam bebera-pa kasus penangkapan dan penemba-kan khususnya di daerah sulsel. Dianta-ranya ialah Teror bom kepada gubernur sulsel SYL pada 11 November 2012, Pe-nyergapan dua teroris dengan barang bukti di desa moncongloe maros 12 No-vember 2012, Penembakan (mati) dua

Page 11: E book Ink Sharia ed.2

18 ,Edisi 2/Nopember 2013

terduga teroris abu uswah dan hasan serta lainnya di tangkap di depan masjid kompleks RS wahidin Makassar 04 Janu-ari 2013, Penyergapan umar farouq di kompleks perumahan permata sudiang raya Makassar 9 juni 2013, dan terakhir Penembakan (mati) 1 terduga dan 2 di-tangkap di desa Allinge, Bone 17 okto-ber 2013.

Kasus penemabakan seorang guru ngaji (suardi) di desa Alinge-Bone Sulsel 17 Ok-tober kemarin sungguh sangat menga-getkan banyak pihak. Pasalnya, beliau di kenal baik di kalangan warga sekitar dan sempat menjadi guru SD dan terangkat menjadi PNS pada 2007. beliau meminta mundur pada tahun 2011 silam dengan berdasar pada alasan logis orang aman-ah yakni mengkhawatirkan gajinya bisa jatuh pada status haram apabila dia ter-lambat mengajar sedetikpun atau lalai menunaikan kewajiban sebagai guru.

Menengok Gerak Densus 88

Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Marwoto Soe-to waktu itu menegaskan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror memang dilatih oleh pihak Australia. Tidak hanya menerima pelatihan, Densus juga diberi peralatan canggih oleh polisi Australia. Hal itu disampaikan Marwoto, Senin 13/9/2010.

Keberadaan pasukan elite anti teror Ke-polisain Republik Indonesia Detasemen Khusus (Densus) 88 oleh banyak pihak

dianggap semakin meresahkan. Se-lain profesionalismenya dipertanyakan oleh banyak pihak, sepak terjangnya pun semakin brutal. Alih-alih membuat masyarakat semakin terlindungi, aman, dan nyaman dari sekelompok orang yang dinilai teroris oleh kepolisian. Malah mereka kerap hadir sebagai teror negara terhadap warga masyarakatnya sendiri. Main tangkap, culik dan bunuh meski terhadap orang yang tidak pernah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) pun sering dilakukan. Dan dalam aksinya di lapangan, sering mengabai-kan standar operasional kerja, melang-gar hukum, hak asasi manusia (HAM), dan membahayakan keselamat warga sipil.

Konspirasi Pendangkalan Akidah umat

Bisa kita cermati bersama opini yang ser-ing di angkat dalam setiap operasi den-sus 88, dekat sekali dengan pencitraan buruk ajaran islam dan pendangkalan akidah umat muslim. Misalnya dalam kasus suardi, sebagaimana aktifitas orang islam yang taat beragama, beliau-pun sangat aktif mengajarkan alqur’an serta menyebarkan pemahaman-pema-haman tentang ajaran islam pada warga sekitar lewat pengajian di masjid dan ajakan person ke person. Disamping itu, sebuah hal yang wajar ketika dia (suar-di) senang menjaga dirinya dari kemak-siatan dengan tidak berteman dengan sembarangan orang. Namun hal ini yang sering di opinikan kemasyarakat umum

Ink Side

19,Edisi 2/Nopember 2013

sebagai hal yang mencurigakan, dan di-pakai densus 88 sebagai salah satu mo-dus untuk menyasar penangkapan be-berapa terduga teroris bahkan sampai di tembak mati.

Dalam beberapa operasi lapangan den-sus 88 itu, sering mengalami juga kes-alahan penangkapan. Walaupun nanti di lepas kembali karena tidak terbukti ber-salah, hal ini kemudian dapat membuat trauma dan merusak mental masyarakat tentang keyakinan akidah islamnya. Contohnya penangkapan ahmad iswan (anak suardi) yang tidak terbukti dalam operasi densus 88 pada 17 oktober ke-marin, namun secara tidak langsung cap teroris sudah menyandang ke anak tersebut.

Keakuratan datapun sering di pertanya-kan oleh beberapa pihak. Contoh seder-hananya bagaimana kemudian opini ter-duga suardi ini di kaitkan dengan teror bom pada SYL 2012 silam. Densus 88 juga terlihat sangat tendensius dalam menangani masalah-masalah terorisme pada beberapa daerah sehingga para terduga teroris ada yang langsung di tembak mati termasuk suardi, padahal dia belum menjadi tersangka melalui jalur persidangan atau terkadang belum termasuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Seakan menunjukan dia (suar-di) seperti makhluk yang hina dan tak perlu lagi di kasihani dan membela diri, bahkan lebih hina dari para koruptor dan pengedar narkoba yang sejatinya

sangat membahayakan dan merugikan negara, namun masih ditindak secara manusiawi.

Tidak bisa dipungkiri juga ada kesalah mendasar dalam menentukan tolak ukur menilai para terduga teroris dan manipulasi bukti, sehingga terkadang ada pengenerelasiran, sebagaimana kasus suardi. Dalam operasi penggre-bekan terduga teroris pada 17 oktober tersebut yang terdiri dari 3 orang yakni ahmad iswan (anak suardi) dan umair alias jodi dan suardi sendiri yang menu-rut pengakuan polri membawa senjata dan sejumlah peluru. Akan tetapi, bila kita cermati dengan seksama kasus tersebut terlihat ada beberapa kejang-galan, karena bukan hal yang tidak mungkin terjadi dalam kasus ini barang bukti itu hanya dimiliki seseorang saja yakni Jodi, terlepas ini sekedar jeba-kan ataupun tidak kepada suardi dan anaknya, namun karena berjalan bersa-maan sehingga semuapun di generalisir sebagai terduga teroris. Hal tersebut di kuatkan dengan penuturan istri suardi, yang menegaskan bahwa suaminya memang tidak pernah dilihatnya me-nyimpan senjata api, namun disatu sisi istri suardi ini mencurigai gerak – gerik jodi serta mensinyalir suaminya di jebak Jodi. Inilah salah satu modus yang digu-nakan oknum yang tidak menyukai islam dalam memperburuk citra islam.

Wallahu a’lam bi as shawab.

Ink Side

Page 12: E book Ink Sharia ed.2

Malam sudah kelam pekat. Se-mentara pagi masih jauh data-ngnya. Ini padang pepasir. Din-

gin malam sungguh membuat derita. Hanya keimanan kepada Allah dan cinta tak berbatas kepada Rasulullah, yang membuat pasukan ini masih bertahan. Ditambah lagi, perut kosong keroncon-gan. Lapar menyayat-nyayat lambung. Perih sekali. Coba bayangkan, kesem-purnaan penderitaan pasukan Allah ini. Kedinginan. Kelaparan. Di tengah suasana perang lagi. Sempurna sudah semuanya.

Desiran angin menimbulkan berisik. Bersamaan itu terdengar suara yang tegas namun tetap bersahaja. Suara Rasulullah. Beliau datang dengan satu tawaran perintah, “Siapakah gerangan yang hendak pergi ke perkemahan Abu Sufyan?” Andai saja perintah Rasulullah sampai di sini, pasti banyak yang akan unjuk diri. Hanya saja, perintah selan-jutnya yang membuat semua sahabat menundukkan diri. “Untuk mencari in-formasi dan kembali ke sini, mengabar-kannya kepadaku.” Tak ada yang mau. “Siapa yang bersedia, aku akan mem-

inta kepada Allah agar menjadikannya sahabatku di surge kelak.” Rasulullah menutupnya dengan iming-iming yang menggiurkan. Surga.

Pergi sebagai mata-mata. Ini tidak mu-dah. Dan syaratnya, dia harus kembali selamat. Sang pemegang amanah harus kembali selamat. Dan tak boleh seiris pedang pun mencederai Abu Sufyan dan sahabatnya. Ya Rasulullah, andai engkau mengijinkan untuk syahid di perkemahan Abu Sufyan, pastilah ban-yak yang mau. Untuk apa berlama-lama di dunia, kalau kesempatan mendapat surge sudah di pelupuk mata. Semua sa-habat tertunduk menatap bumi. Tidak ada yang yakin, bisa tetap menyarung-kan pedangnya, kala berhadapan den-gan Abu Sufyan, yang masih kafir kala itu.

“Mana Hudzaifah?” Ah akhirnya Rasu-lullah menyebutkan nama itu. Hudzaifah Ibnul Yaman.

Ada kelegaan yang membuncah dari hati para pasukan. Namun tidak untuk sang pemiliki nama, Hudzaifah. Rasa dalam dirinya bercampur-campur. Ada

20 ,Edisi 2/Nopember 2013

HudzaifahSang Mata-mata

Oleh :Adi Wijaya (Penulis buku Muslim Demolisher)

Ink-Knightketerkejutan. Tidak disangka-sangka namanya yang didaulat menjadi agen mata-mata. Juga rasa takut. Bukan takut kepada musuh Allah. Sama sekali tidak. Dia takut tidak bisa menahan amarah di hadapan Abu Sufyan. Lalu menyimpang dari amanah yang Rasulullah titahkan. Sekaligus ada rasa bangga. Dari seki-an banyak sahabat, namanyalah yang tersebut. Rasulullah mengingatnya. Itu sudah cukup membuat gembira.

“Saya siap ya Rasulullah.” Jawab Hudzaifah. Kalau Rasulullah yang me-minta, tak ada alasan untuk berkilah. Berangkatlah Hudzaifah. Ia menyusup sampai ke pusat perkemahan Abu Su-fyan dan para tentara kafirnya. Detik-detik yang dinanti pun tiba. Abu Sufyan akan membuka satu rahasia.

“Hai pasukan Quraisy. Aku hendak ber-bicara kepada kalian sekarang. Pastikan tak ada penyusup di antara kita. Cer-mati, seksamai orang-orang di sekitaran kalian.” Perintah Abu Sufyan.

Cerdik benar Hudzaifah. Tak salah Ra-sulullah memilihnya sebagai intelejen. Cekatan sekali, Hudzaifah yang me-mulai pertanyaan. Jangan sampai dia yang ditanya. ”Siapa kamu? Lalu kamu siapa?” Sibuk sekali Hudzaifah bertan-ya-tanya. Untuk menutupi dirinya yang sebenarnya.

“Hai orang Quraisy. Tidak lagi kita bisa bertahan di sini. Hewan-hewan banyak

yang mati. Bani Quraizah sudah berkhi-anat. Angin topan pun telah meluluh-lantakkan semua. Berangkatlah. Karena aku juga akan berangkat.”

Abu Sufyan berjalan mendekati untan-ya. Antara Hudzaifah dan Abu Sufyan hanya hembusan angin yang menjadi perantara. Tangan Hudzaifah mulai mengenggam busur. Di hadapannya kini berdiri musuh Allah. Orang yang telah mendzalimi kaum muslim di Ma-dinah. Amarah dalam hati Hudzaifah menjadi-jadi. Abu Sufyan ingin segera dia habisi.

Namun pelan-pelan, genggamannya mulai merenggang. Teringat dengan pesan Rasulullah. Hudzaifah harus pu-lang selamat. Untuk mewartakan sega-la rupa yang ia lihat. Dari Hudzaifah, kita belajar tentang ketaatan seorang agen rahasia. Untuk taat, itu memang berat. Tapi lakukanlah. Karena ini pesan Rasu-lullah. Hudzaifah pulang. Mengenggam kabar penting yang segera akan diber-itahukan kepada Rasulullah.

***

Jadi dunia mata-mata (istilah keren-nya: Spionase) sudah dikenal militer Islam sejak dulu. Hudzaifah adalah agen ra-hasia, kepercayaan Rasulullah. Tepat sekali Rasulullah memilihnya. Hudzaifah adalah sahabat Rasulullah yang teguh memegang rahasia lagi berdisiplin ting-gi. Ini karakter yang terpatri dalam dirin-

21,Edisi 2/Nopember 2013

Ink Knight

Page 13: E book Ink Sharia ed.2

22 ,Edisi 2/Nopember 2013

Ink Knight

ya. Sampai-sampai Rasulullah memberi tahunya daftar nama-nama orang mu-nafik. Yang hingga detik ini tak pernah bocor. Jika ada muslim yang meninggal, Khalifah Umar bin Khathab selalu ber-tanya, “Apakah Hudzaifah menyalat-kannya?” Bila iya, Umar pun ikut men-yalatkannya.

“Adakah di antara pegawai-pegawaiku orang munafik?”

“Ada seorang ya Amirul Mukminin.” Jawab Hudzaifah.

“Siapa? Tolong tunjukkan kepadaku.”

“Maaf Khalifah. Rasulullah melarangku untuk mengatakannya.” Luar biasa ketaatan Hudzaifah. Teguh memegang rahasia yang dipercayakan untuknya. Pantas memang jika dia dijuluki “Sha-hibu sirri Rasulullah” (sang pemengang rahasia Rasulullah).

Bercerita tentang mata-mata, kini di Indonesia sedang gonjang ganjing masalah itu. setelah sekian lama, ba-rulah terbuka kedok dari Amerika (AS) dan Australia. Dua negara ini gencar melakukan aktivitas mata-mata. Me-mang baru dugaan. Tapi seiring waktu, bukti-bukti semakin terkuak. Ada 90 pos, milik AS yang dijadikan pusat ak-tivitas intelijen. Dan salah satu titiknya ada di Indonesia.

Indonesia ini memang negara yang “Lugu”. Lucu-lucu dungu. Lucu, ko baru hari ini tahu bila dia diinteli? Padahal In-donesia punya sederet lembaga inteli-jen, yang bekerja secara rahasia. Kalau untuk soal teroris, intelijen tampil be-gitu gagah. Walau sang “terduga tero-ris” bersembunyi di pelosok negeri pun, bisa tercium lalu ditangkap.

Dungu, karena Indonesia sendiri yang memberi ijin pembangunan kedutaan besar AS. Kedubes itu ternyata bu-kan kantor biasa. Kantor yang sekali-gus menjadi pusat mata-mata. Konon Kedubes AS adalah yang ketiga terbe-sar di dunia, setelah Irak dan Pakistan. Negeri ini memang terlalu dungu, selalu berpikir positif terhadap AS, yang jelas-jelas telah menumpahkan darah kaum muslimin. Dan bertambah dungulah negeri ini, jika kepada Kuasa Usaha AS untuk Indonesia, hanya dipanggil lalu menyatakan keberatan.

Aktvitas intelijen dalam dunia militer adalah keniscayaan. Rasulullah dan Hudzaifah telah memcontohkannyaun-tuk kita. Namun memata-matai itu dipe-runtukkan bagi orang-orang kafir, sep-erti Abu Sufyan. Bukan justru mengintai saudara muslimnya sendiri dan membi-arkan negara impelialis menggerogoti ibu pertiwi.

23,Edisi 2/Nopember 2013

KAMI MUSLIM!Kami mencintai negeri ini,mencegah penjajah masuk dari kanan dan kiri,mencegah kaum separatis yang ingin memisahkan dirimencegah negeri ini bangkrut ditelan oleh utang raksasa ribawi,kalau karena itu kalian sebut kami ini NASIONALIS, itu persoalan kalian !Kami ini anti nasionalisme, kami ini muslim!

Kami gemar bermusyawarah mufakat,mendengarkan aspirasi dan pendapat seluruh lapisan umat,memperhatikan suara para ilmuwan dan fatwa para ahli ijtihad,kami tidak ingin jadi diktator mentang-mentang berkuasa tapi khianat,kalau karena itu kalian sebut kami ini DEMOKRATIS, itu persoalan kalian !Kami ini anti demokrasi, kami ini muslim!

Kami suka jual beli saling ridho dengan tawar menawar,berbisnis barang-barang halal, tanpa memonopoli pasar,memberi jaminan mutu agar orang tidak ada sukar,kami yakin dengan sikap profesional, bisnis kami akan makin besar,kalau karena itu kalian sebut kami ini KAPITALIS, itu persoalan kalian !Kami ini anti kapitalisme, kami ini muslim!

Kami ingin manusia bebas dari rasa takut pada sesamanya,bahkan kami dorong mereka menyuarakan jerit nuraninya,kami semangati mereka agar menegur penguasa yang berbuat semaunya,kami ingatkan para ulama agar di garda depan cendekia pembebas bangsa,kalau karena itu kalian sebut kami ini LIBERALIS, itu persoalan kalian !Kami ini anti liberalisme, kami ini muslim!

Sajak-sajak Fahmi Amhar

Page 14: E book Ink Sharia ed.2

24 ,Edisi 2/Nopember 2013

“28 Oktober”, tanggal yang menjadi kebanggaan mayoritas pemuda In-donesia. Tak heran jika tanggal yang

dikenal sebagai hari peringatan “Sumpah Pemuda” ini menjadikan para pemuda berbondong-bondong melakukan kegia-tan-kegiatan, mulai dari seminar, dialog intelektual hingga aksi turun ke jalan. Namun, banyak dari kalangan pemuda sendiri tidak mengetahui sejarahnya. Bah-kan tidak menyadari maksud dari adanya hari sumpah pemuda ini.

Tertanggal 28 oktober 1928 bukanlah pembacaan “Sumpah Pemuda” yang bia-sa kita dengar dengungannya. Namun per-istiwa yang terjadi adalah berkumpulnya seluruh pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi pemuda, di Bata-via (Jakarta) dalam rangka menghadiri Kongres Pemuda II. Kongres Pemuda II ini dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang be-ranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan, diantaranya Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong

Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb. Serta pengamat dari pemuda Tiong Hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie. Kon-gres Pemuda II ini diketuai oleh Soegondo Djojopoespito (dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia).

Di akhir acara ini, dituliskan hasil kepu-tusan kongres pada secarik kertas oleh Moehammad Yamin dengan judul “Po-etoesan Congres Pemoeda-Pemoeda Indonesia”. Perlu diperhatikan bahwa pada saat kongres berlangsung Negara Republik Indonesia belum lahir. Pen-duduk Indonesia saat itu hanya dikatakan penduduk “pribumi”. Sebab, Indone-sia saat itu masih dibawah jajahan Hin-dia Belanda. Maka tak heran, ketika itu polisi-polisi Belanda menjaga ketat saat Kongres berlangsung. Keputusan Kon-gres ini dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang lebar oleh Moehammad Yamin. Jauh dari tanggal 28 oktober 1928, 26 tahun berikutnya yakni pada tanggal 28 Oktober 1954, Presiden Ir.Soekarno dan Muhammad Yamin mem-buka Kongres Bahasa Indonesia yang kedua di Medan. Pada saat itu, Soekarno

Sumpah PemudaSecarik Kertas Semu Awal Perpecahan Muslim IndonesiaOleh : Zahra Qonita Al Maisaroh(Mahasiswi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Halu Oleo Kendari)

Open OpinionOpen Opinion

Open Opinion Open Opinion

25,Edisi 2/Nopember 2013

dan Yamin, sedang membangun simbol yang menjadi bagian dari susunan ide-ologi sebuah bangsa dan negara, dimana pilihannya jatuh pada tanggal 28 Oktober 1928 dan saat itu pula kata “Poetoesan Congres” dibelokkan menjadi “Sumpah Pemuda”. Sehingga, tanggal 28 Oktober inilah diperingati sebagai hari “Sumpah Pemuda”.

Di balik sejarah “Sumpah Pemuda”, ada satu hal yang banyak para pemuda tidak menyadarinya. Kata “Sumpah” ini ada-lah ikrar. Adalah janji setia. Sehingga kita tidak boleh melanggarnya. Itulah state-ment dari para Nasionalis. Padahal di awal tadi kita sudah mengetahui bahwa tak ada sejarah pembacaan sumpah. Seperti yang dikatakan oleh Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr. Phil Ichwan Azhari “Berdasarkan data yang ada, tidak pernah ada satu baris pun ditulis kata Sumpah Pemuda dan para pemuda juga tidak sedang melakukan sumpah saat itu”. Yang ada hanyalah perkumpulan pemuda untuk mencapai cita-cita yang sama, yaitu membangun negara.

Coba perhatikan baik-baik, lihat dan baca baik-baik sejarah yang ada. Perhatikan organisasi pemuda yang hadir pada Kon-gres Pemuda II. Terdapat satu organisasi yang digandrungi oleh pemuda-pemuda berhati ikhlas. Mereka tergabung dalam organisasi Jong Islamieten Bond (JIB). Or-ganisasi ini diketuai oleh tokoh islami yang namanya kurang terdengar, yaitu Sekar-madji Maridjan Kartosoewirjo. Nama ini

hanya sebuah nama yang cukup prob-lematis dan kontroversial di negara Indo-nesia, dari dulu hingga saat ini. Bahwa dia dikenal sebagai pemberontak. Padahal ia adalah salah seorang mujahidin Indonesia yang berjuang untuk menerapkan Syariat Islam dalam bingkai Darul Islam ( Negara Islam ). Itulah cita-cita mulianya bersama kelompoknya, yang kemudian menjadi besar dengan organisasi politiknya yang dikenal dengan nama PSII (Persatuan Syarikat Islam Indonesia).

Perjuangan yang dilakukan pemuda itu, adalah gambaran bahwa Islam ada se-belum Indonesia lahir. Dan 4 tahun se-belum Kongres Pemuda II ini terjadi, Negara Islam “Khilafah Utsmaniyah” di Turki dengan kesatuan yang dipimpin oleh 1 pemimpin (Khalifah) saja masih berdiri. Walaupun sudah diujung tanduk karena adanya musuh-musuh Islam yang terus merobohkan persatuan itu, namun tetap memberikan sejarah panjang tegaknya Negara Islam ( Khilafah ) selama 13 abad dengan kesejahteraan dan kegemilangan-nya.

Sedangkan saat ini, pemuda-pemuda di Indonesia hanya sibuk dengan urusan-urusan duniawi, urusan-urusan materi semata. Kapitalisme telah berhasil men-gajarkan kepada ummat muslim untuk menendang jauh-jauh paham keislaman-nya ketika berada di luar mesjid. Maka tak heran ketika para pelajar muslim maupun mahasiswa muslim melakukan diskusi di ruang seminar atau ruang diskusi lain-nya, mereka akan semangat dengan per-

Open Opinion

Page 15: E book Ink Sharia ed.2

Open Opinion

26 ,Edisi 2/Nopember 2013

juangan atas nama agamanya, tetapi ke-tika berbicara tentang negara islam maka kita akan melihat mereka akan meng-hindar dan bungkam seribu bahasa.

Keputusan Kongres Pemuda II yang ber-isikan satu tanah Indonesia, satu bangsa Indonesia, dan satu bahasa Indonesia, yang sekarang dikenal dengan “Sumpah Pemuda”, hanyalah secarik kertas yang semu. Tidak hanya semu, tetapi juga awal dari perpecahan ummat Muslim. Sebab pengakuan ini dibangun atas dasar na-sionalisme. Dan kita tahu bahwa nasion-alisme adalah paham yang digunakan oleh musuh-musuh Allah ( kafir ) untuk memecahkan persatuan kaum muslimin yang dulu dipimpin oleh satu pemimpin yang adil. Yang dulunya hanyalah Satu kesatuan negara, yaitu Negara Khilafah Islamiyah. Kini Indonesia tinggallah peca-han kerikil kecil dari persatuan itu, den-gan kemerosotan keterjajahan yang tak disadari oleh penghuninya.

Sejatinya, kesejahteraan hanyalah dida-patkan oleh Negara yang diridhoi oleh Yang Maha Pemilik Alam Semesta. Di-alah Allah SWT. Yang memberi petunjuk bahwa hanya Islam lah yang Dia ridhoi (lihat QS.Al-Imran:19), dan rahmat untuk seluruh alam hanya bisa dirasakan ketika Islam itu terterapkan secara kaffah/me-nyeluruh (lihat QS.Al-Anbiyaa:107). Maka sungguh, memperjuangkan kembalinya kesatuan mulia ini adalah kewajiban selu-ruh Ummat Muslim. Agar kita bisa hidup dibawah bendera “Laa illahaillallah”, yai-tu Negara Khilafah Islamiyah. Insya Allah.

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Pemuda, mungkin itulah suatu masa dalam fase kehidupan seseorang yang penuh dengan dinamika. Masa

tersebut menjadi suatu masa pencarian akan identitas diri yang sebenarnya, masa dimana idealisme senantiasa membuncah untuk suatu perbaikan kondisi kehidupan. Pemuda hari ini merupakan cerminan bagi kehidupan suatu bangsa dimasa yang akan datang, maka tidak heran ketika kita menaruh sebuah harapan yang sangat besar di atas pundak pemuda-pemuda di negeri ini untuk menjadi miniatur cermi-nan bangsa kita di masa yang akan da-tang.

Setiap tahunnya bertepatan dengan tanggal 28 Oktober di negeri ini, senan-tiasa kita peringati sebagai Hari Sumpah Pemuda, yang dalam tonggak sejarah di republik ini dikenal sebagai suatu fase utama dalam sejarah pergerakan ke-merdekaan Indonesia. Momentum terse-but menjadi suatu upaya untuk memberi penegasan akan cita-cita dan kristalisasi semangat yang sangat sarat akan muatan nasionalisme yang kuat. Setidaknya itu bisa kita lihat dalam ungkapan keputusan

Pemuda : Mesin Politik Perubahan BangsaOleh: Danial Darwis(Alumni FISIPOL UNHAS Makassar)

Open Opinion

27,Edisi 2/Nopember 2013

Kongres Pemuda Kedua yang diseleng-garakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta (yang ketika itu masih dikenal sebagai Batavia), yang memberikan se-buah penegasan ikrar bagi pemuda untuk mewujudkan cita-cita akan ada “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “ba-hasa Indonesia” yang satu.

Namun, pasca ikrar pemuda yang pe-nuh dengan heroisme perjuangan yang sangat sarat dengan muatan nasional-isme tersebut serta berjalannya republik ini hingga sekarang, kita menyaksikan degradasi yang akut menimpa para pe-muda. Mulai dari kemerosotan moral dan akhlaq dikalangan pemuda yang dijang-kiti oleh virus “hedonisme” hingga para pengambil kebijakan di negeri ini yang merongrong habis kedaulatan negeri ini, dalam bidang energi misalnya kita sangat tidak berdaulat karena kebijakan yang di-ambil oleh pemerintah dewasa ini sangat sarat muatan dan kepentingan dari pihak kapitalis asing.

“Masyarakat belum bisa menikmati ke-makmuran dari kekayaan sumber daya alam yang kita miliki” demikian ungka-pan dari salah seorang anggota Badan Pemeriksa Keuangan Ali Masykur Musa ketika menjadi pembicara dalam diskusi Membangun Paradigma Baru Kemandi-rian Energi. Beliau menegaskan bahwa penyebab kemandirian energi belum da-pat terwujud adalah terlalu dominannya perusahaan asing yang mengelola sum-ber daya alam negeri ini. Asing mengua-sai 70 persen pertambangan migas, 75 persen tambang batu bara, bauksit, nikel

dan timah; 85 persen tambang tembaga dan emas; serta 50 persen perkebunan sawit. Ironisnya Pertamina yang merupa-kan BUMN Migas milik negeri ini hanya menguasai tujuh belas persen produksi dan cadangan migas nasional. Sementara tiga belas persen sisanya adalah share perusahaan-perusahaan swasta nasional.

Selain kedaulatan energi, kedaulatan pangan pun gagal diwujudkan oleh pemer-intah republik ini. Mengutip pernyataan Agung Jelantik Sanjaya yang merupakan anggota komisi IV DPR yang mengaku ke-cewa dengan kebijakan pemerintah saat ini yang tak melindungi para petani dalam negeri, “Indonesia sedang berada di ten-gah krisis pangan yang luar biasa. Beras impor, cabai impor, bawang impor, dan banyak lagi. Padahal, Indonesia memiliki lahan yang luas yang sangat subur den-gan potensi besar,” ungkap beliau. Saat ini setidaknya sebanyak lima puluhan lebih jenis bahan pangan di impor oleh In-donesia. Selain impor, pemerintah masih belum mampu menstabilisasi beberapa harga bahan pangan yang terus meroket.

Fakta tersebut merupakan sebuah peng-gambaran akan nasib bangsa ini dibawah karakter dan kepemimpinan pemuda bangsanya, nampaknya semangat nasion-alismenya menjadi terkikis karena faktor keuntungan jangka pendek yang ingin mereka peroleh dalam mengelola bangsa ini. Tetapi, sikap semacam tersebut justru menjadi bomerang bagi eksistensi bangsa ini di masa depan, karena kedaulatan-nya hampir dalam seluruh sektor menjadi terancam, sehingga sikap independensi

Page 16: E book Ink Sharia ed.2

28 ,Edisi 2/Nopember 2013

dalam mengelola negara menjadi hilang sebagai akibat ketergantungan yang be-gitu tinggi kepada asing. Ternyata jiwa na-sionalis yang terpancar dalam ikrar sump-ah pemuda memang telah luntur karena faktor kepentingan.

Mengingat begitu vitalnya peran pemuda sebagai mesin politik perubahan bangsa, maka aset berupa pemuda ini seyogyan-ya harus dirawat dengan sebaik-baiknya. Proses yang dapat kita tempuh pada awalnya membangun sebuah landasan pemahaman yang benar dikalangan pe-muda akan ikatan yang seharusnya mengi-kat mereka, yakni bagaimana sebuah bangunan ikatan tersebut harus kuat dan kokoh di tengah gempuran “pragma-tisme” politik yang kian akut. Selanjutnya dari ikatan tersebut yang merupakan landasan, dibangunlah sebuah konsepsi kehidupan yang mampu untuk diejawan-tahkan dalam rangka menjadi “problem solving” atas seluruh permasalahan yang menimpa negeri ini.

Keberadaan pemuda yang telah tersadar-kan oleh sebuah ikatan yang benar untuk mengikat mereka dan keberadaan se-buah konsepsi kehidupan baru yang men-untun mereka akan berimplikasi pada ter-bangunnya sebuah kekuatan politik baru ditengah-tengah masyarakat dengan ele-men pemuda didalamnya, yang berkeingi-nan untuk mewujudkan sebuah tata kelo-la yang lebih handal dalam menghadapi kompleksitas permasalahan yang mend-era negeri ini. Tampilnya pemuda-pemu-da dengan karakter semacam itu menjadi kita idam-idamkan, sehingga karakter pe-

muda yang “hedonisme” dan juga karak-ter pemuda yang “pragmatis” menjadi sesuatu yang bisa kita tinggalkan menuju kepada suatu masa yang baru untuk pe-muda sebagai harapan masa depan.

Semuanya itu, nampaknya hanya bisa terwujud ketika Islam tampil sebagai se-buah bangunan ideologi yang dianut oleh pemuda, sekaligus juga menjadikannya sesuatu yang layak untuk diperjuangkan bagi tata kelola yang lebih baik bagi neg-eri ini. Tidakkah kita melihat bagaimana Rasulullah SAW berhasil membangun sebuah kehidupan yang kuat di Madinah dengan bermodalkan Islam sebagai ide-ologi dan barisan pemuda yang meng-kristalisasi perjuangan mereka untuk mewujudkan kehidupan Islam yang be-rasal dari kalangan sahabat Rasulullah SAW yang masih muda-muda. Mereka adalah pemuda yang menjadi idaman bagi sebuah peradaban yang kokoh den-gan Islam sebagai landasannya. Sungguh eksistensi pemuda-pemuda semacam itu sangat kita harapkan sebagai lokomotif perjuangan yang senantiasa bergerak un-tuk kemajuan bangsa. Karena Islam ada-lah solusi, maka menjadi sebuah perkara yang sangat relevan untuk megajak se-luruh elemen pemuda untuk memper-juangkannya, sosialisme telah runtuh dan kapitalisme pun telah menunjukkan kebo-brokannya, maka kemana lagi kita harus kembali selain kepada Islam yang telah terbukti mampu mensejahterakan selama kurang lebih 14 abad lamanya. Kita men-unggu partisipasi anda wahai pemuda !!!!

Open Opinion

29,Edisi 2/Nopember 2013

“Dunia hanya terdiri atas empat unsur: pengetahuan orang bijak, keadilan penguasa, doa orang

shalih, dan keberanian kesatria.”

[Slogan di pintu masuk Universitas Granada]

Pada abad ke-11, di mana Islam ten-gah berbinar terang dengan peng-etahuannya di Andalusia, ada tujuh fokus pengetahuan yang digulirkan: Al-Qur’an, teologi, filsafat, bahasa Arab, puisi, sejarah, dan geografi. Cordova, Seville, Malaga, dan Grana-da, yang berposisi sebagai kota pent-ing di sana, membuka universitasnya. Jurusan astronomi, matematika, ke-dokteran, teologi, dan hukum dibuka oleh universitas Cordova.

Ribuan mahasiswa dengan semangat belajar selangit berdatangan. Uni-versitas Granada —dengan pemban-

gunnya adalah khalifah Nashriyyah IV, Yusuf Abu Al-Hallaj, yang sistim administrasinya dipuji sejarawan Lis-anuddin bin Khathib ini— lebih elok lagi, kurikulumnya meliputi kajian te-ologi, ilmu hukum, kedokteran, kim-ia, filsafat, dan juga astronomi. Ma-hasiswanya tak tanggung-tanggung; berasal dari kalangan bangsawan dan pelajar luar negeri. Masing-masing universitas membangun per-pustakaan secara berdampingan. Di Cordova lah perpustakaan terbesar berada. Muhammad I memelopori pembangunannya, yang kemudian diteruskan Abdurrahman III, kemu-dian mencapai puncak kepopuleran-nya sebagai perpustakaan terleng-kap dan terbesar sekaligus terbaik di dunia saat Al-Hakam II ikut menyum-bangkan koleksi pribadinya menjadi milik publik.

Hasil Karya Peradaban GemilangOleh: Rindyanti Septiana, SH.I

Open Opinion

Page 17: E book Ink Sharia ed.2

30 ,Edisi 2/Nopember 2013

Dengan status seperti itu, tentu ke-beradaan pabrik kertas sebagai pe-nyumbang penting keilmuan berben-tuk buku (kitab) berperan penting. Dari kertaslah kemudian lahir dere-tan kekata dari ujung tinta mengalir dengan ritme kepenulisan masing-masing penulisnya. Tanpa kertas, tentu hasil kerja keras Guttenberg mencipta mesin cetak di abad ke-15 tak terlalu berguna. Di Maroko lah tempat pertama pembuatan kertas berada, kemudian industrinya me-nyebar hingga ke timur dan menjang-kau jauh di Andalusia. Kata rim yang biasa kita sebut untuk dikaitkan den-gan kertas, berasal dari ream dalam bahasa Inggris yang menyerap rayme dari bahasa Perancis serta bahasa Andalusia resma untuk pinjaman dari khazanah kosakata arab rizmah yang berarti bundel.

Di Andalusia, kota Syatibi menjadi tempat pusat pembuatan kertas. Selain itu, Cordova menjadi pusat perdagangannya. Kaum muslimin membuat kertas tak hanya dari sutra, tapi juga dari katun, kapas, juga kayu. Seni pembuatannya yang sangat rumit pernah dijelaskan oleh Shabir Ahmed dalam Islam and Sci-ence, bagaimana prosesi pulp hingga menjadi lembaran, kemudian dicuci, dibersihkan, diwarnai, digosok, juga

direkatkan. Kerennya, saat penyia-pan pulp saja melewati serangkain proses kimiawi yang luar biasa rumit. Hal ini menandakan kemajuan ilmu kimia saat itu telah juga dicapai para ilmuwan muslim.

Hingga tibalah saat naas itu terjadi. Kekuatan kaum muslimin terpatah-kan oleh reconquista Kristen Span-yol. Peradaban dihancurleburkan. Perhari, satu juta buku dibakar di lapangan Granada. Hanya kurang dari dua ribu volume kertas saja yang berhasil diselamatkan oleh Philip II dan para penerusnya dari beberapa perpustakaan. Sisa-sisa itu kemudian menjadi cikal bakal didirikannya per-pustakaan Escurial yang berada di Madrid. Uniknya, pada paruh abad ke-17, saat sultan Maroko, Syarif Zaidan melarikan diri dari ibu kota dan mengirimkan koleksi perpus-takaannya dengan kapal, tak disang-ka kapten kapal enggan menurunkan muatannya tersebut di tempat tu-juan. Alasannya adalah karena ong-kos tak dibayar penuh. Dalam perjala-nan menuju Marseille, kapal tersebut justru dibajak para perompak Anda-lusia. Mereka mendapati barang ram-pasan berupa buku dan alat-alat tulis berjumlah tiga atau empat volume yang kemudian disampan rapi oleh pelayan Philip II di Escurial. Berkat

Open Opinion

31,Edisi 2/Nopember 2013

peristiwa itu, perpustakaan terse-but menjadi salah satu yang terkaya dengan khazanah literatur Arabnya. Bahkan, hingga saat ini karya-karya Ibnu Rusyd dalam bahasa Arab yang berjumlah 78 buah masih tersimpan dan terawat dengan baik.

Ada serentetan penulis sejarah yang masyhur di masa Andalusia itu. Ib-nul Quthiyah, sejarawan Andalusia terawal yang bernama asli Abu Ba-kar bin Umar adalah asli kelahiran Cordova. Karyanya Tarikh Iftitah Al-Andalus mengulas sejarah Andalusia dari masa penaklukan yang dilakukan oleh kaum muslimin hingga masa pemerintahan Abdurahman III. Se-lain itu, ia juga ahli gramatikal. Ibnu Hayyan, yang juga ahli sejarah justru menghasilkan lebih banyak karya. Tak kurang dari 50 judul ia terakan. Terfenomenal tentu saja Al-Matin yang terdiri atas 60 jilid. Paling mu-dah terekam dengan otak kita adalah Abdurrahman bin Khaldun, yang akr-ab kita dengar dengan Ibnu Khaldun. Karyanya memberikan penegasan penting bagaimana kondisi tinggi telah dicapai di masa itu dalam litera-tur dan pemahaman sejarah, yaitu Kitabul Ibar wa Diwanul Mubtada’ wal Khabar fi Ayyamil Arab wal Ajam wal Barbar.

***

Perpustakaan, pena, kertas, juga tinta, adalah lingkaran paling men-gagumkan dalam dunia kepenulisan. Di sanalah semangat, antusiasme, dan surga sebelum surga seolah telah tercipta. Seorang kawan, yang memiliki koleksi ribuan buku un-tuk membangun perpustakaan mini pribadinya, tiba-tiba dibakar oleh ayahnya. Senja yang telah gelap itu tiba-tiba terang lagi dengan nyala api yang melumat kertas. Sang kawan menangis bukan karena tak sanggup membeli yang seperti itu lagi. Tapi bagaimana kenangan yang ada di tiap mendapatkannya itulah kenikmatan yang tak semua orang dapat mema-haminya. Menyedihkan sekaligus memilukan. Sang buku harus men-dahului sang pemilik untuk dicabut nyawanya. Padahal, “Jika seorang terpelajar meninggal di Seville,” cat-at Ibnu Rusyd, “koleksi bukunya akan dibawa orang-orang ke Cordova un-tuk dijual. Bukan untuk niat dikom-ersilkan. Karena di sana, buku-buku dihormati sekaligus dihargai sangat tinggi...”[]

Open Opinion

Page 18: E book Ink Sharia ed.2

32 ,Edisi 2/Nopember 2013

Menulis, untuk sebagian orang merupakan aktivitas yang san-gat berat dan membosankan,

tapi bagi yang menulis merupakan aktivi-tas yang sangat menyenangkan. Tingkat minat menulis di Indonesia masih sangat memprihatinkan terbukti dari berbagai survei kepenulisan menunjukkan bahwa tradisi menulis lebih rendah dibanding-kan dengan minat membaca (Kompas, Rabu 23/11/11). Hal ini tentu jauh berbeda dengan tradisi menulis di berbagai ne-gara maju. Indonesia yang penduduknya 250 juta jiwa hanya menerbitkan 8000 buku. Jumlah yang cukup “memalukan” jika dibandingkan dengan Vietnam yang mampu menerbitkan 15.000 buku dengan jumlah penduduk yang hanya 80 juta jiwa. Jepang mampu menerbitkan 60.000 judul buku, sementara Inggris jauh lebih besar lagi, mencapai 110.155 judul buku per ta-hun (Harian Global 3/8/ 2009).

Terlepas dari data diatas, ternyata menu-lis memberikan banyak manfaat, salah satu diantaranya adalah menulis seba-gai terapi pikiran dan hati. Banyaknya persoalan yang dihadapi secara pribadi maupun di masyarakat tentu membuat hati “galau” dan pikiran jadi stress. Efek

dari kegalau hati dan runyamnya pikiran adalah luapan emosi yang tidak terken-dali atau penyakit-penyakit tertentu yang sumber pemicunya adalah dari kondisi pikiran seperti penyakit maag atau sari-awan. Hal ini banyak dialami oleh setiap orang terutama di kota-kota besar yang penuh dengan beban hidup, kemacetan, tekanan sosial dan pergaulan.

Secara ilmiah sudah banyak penelitian yang telah dilakukan yang menunjukkan bukti bahwa dengan menulis dapat di-jadikan terapi , khususnya yang berkaitan dengan masalah mental seperti perasaan tertekan, emosional, peristiwa traumatik dan sebagainya.

Menurut Karen Baikie, seorang clinical psychologist dari University of New South Wales, menuliskan peristiwa-peristiwa traumatik, penuh tekanan serta peristiwa yang penuh emosi bisa memperbaiki kes-ehatan fisik dan mental. Dalam studinya, Baikie meminta partisipan menulis 3-5 peristiwayang penuh tekanan selama 15 - 20 menit. Hasil studi menunjukkan, mereka yang menuliskan hal tersebut mengalami perbaikan kesehatan fisik dan mental secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang menulis topik-topik

Terapi MenulisAlternatif Mengelola Pikiran dan Perasaan

Oleh: Rustan S.Si, CH(Sekretaris Komunitas Sulsel Menulis)

Open Opinion

33,Edisi 2/Nopember 2013

Open Opinion

yang netral. Menurut Baikie, terapi menu-lis ekpresif ini akan meningkatkan kadar stres, suasana hati yang negatif, gejala-gejala fisik, serta penurunan suasana hati yang positif di tahap awal. Akan tetapi, dalam jangka panjang, banyak studi yang telah menemukan bukti mengenai man-faat terapi menulis bagi kesehatan. Para partisipan melaporkan merasa lebih baik, secara fisik maupun mental.

Menulis, menurut peneliti dari Univer-sitas Texas, James Pennebaker, bisa memperkuat sel-sel kekebalan tubuh yang dikenal dengan T-lymphocytes. Pennebaker meyakini, menuliskan peris-tiwa-peristiwa yang penuh tekanan akan membantu Anda memahaminya. Den-gan begitu, akan mengurangi dampak penyebab stres terhadap kesehatan fisik Anda.

Untuk memulai menulis tidak ada aturan baku atau dibatasi oleh usia. Menulis juga tidak harus yang panjang dan ilmiah yang justru bikin pusing kepala tapi menulis bisa dimulai dari hal-hal yang ringan dan dikuasai, materi bisa bersumber dari pen-galaman hidup sehari-hari. Bang Jonru menjelaskan agar menulis bisa dijadikan sebagai terapi untuk hati dan pikiran maka ada beberapa syarat yang harus diperha-tikan. Pertama, perhatikan bahasa yang digunakan, hindari bahasa negatif dan usahakan bahasa gunakan positif yang dapat mempengaruhi pikiran bawah sa-dar . Kedua, tidak perlu memperhatikan EYD atau mengikuti kaedah penulisan ka-

rena yang paling penting adalah aspirasi dan keinginan berupa bahasa-bahasa hati tersampaikan lewat tulisan.

Dengan menulis, mengasah otak kiri yang berkaitan dengan analisis dan rasional. Saat melatih otak kiri, otak kanan akan bebas untuk mencipta, mengintuisi, dan merasakan. Singkatnya, menulis bisa me-nyingkirkan hambatan mental dan me-mungkinkan kita menggunakan semua daya otak untuk memahami diri sendiri, orang lain, serta dunia sekitar kita.

Melampiaskan kekesalan, curhat, ber-sedih, bergembira semua bisa dituang-kan melalui tulisan. Kalau dulu biasanya curhatnya dengan buku diary, sekarang bebagai sarana tempat menulis tersedia, bisa melalui media sosial seperti facebook atau twitter, blog dan sejenisnya. Dari hasil penelitian menulis 20 menit sehari sudah cukup dijadikan sebagai saran me-lepaskan beban pikiran. Bahkan dari hasil curhat menulis muncul karya-karya beru-pa buku yang menjadi Best Seller sebut saja buku-buku tulisan Asma Nadia.

Kebiasaan menulis sudah harus di mu-lai dari sekarang, tidak penting berapa usianya dan apa pekerjaan tapi yang pal-ing penting membiasakan menulis agar Indonesia maju dalam hal kepenulisan dan tentunya menulis bisa dijadikan seba-gai sarana terapi untuk mengelola pikiran dan hati agar bisa lebih tenang, damai.

Wallahu ‘Alam.

Page 19: E book Ink Sharia ed.2

Aktifitas kelompok preman di Palangkaraya terhadap sekretariat gerakan maha-siswa Pembebasan wilayah

Palangkaraya tidak akan pernah di-akui oleh seluruh pendiri negeri Indo-nesia meskipun mengatasnamakan cinta tanah air atau nasionalisme. Per-ilaku mereka dalam menghakimi se-buah pemikiran sangat jauh dari “sun-nah” para pendiri negeri ini. terlebih lagi latar belakang para preman itu mengatasnamakan lembaga-lembaga mahasiswa yang dididik untuk berfikir ilmiah dan rasional dalam setiap tinda-kan dan perbuatan, bukan emosional. Tindakan yang dibawah oleh kelom-pok preman tersebut adalah tinda-kan ahistoris, anomali dalam sejarah perjuangan Indonesia. begitupun isu yang dibawah, nasionalisme dan NKRI harga mati adalah slogan yang jauh dari nuansa berfikir rasional. Tulisan ini akan sedikit memberikan pemaha-man kepada mereka.

Etika dalam perbedaan para pendiri bangsa

Saat Indonesia berada diambang ke-merdekaannya, isu yang sangat kru-sial dan mendesak dan menjadi per-debatan panjang di forum BPUPKI adalah mengenai dasar negara. In-donesia yang akan lahir akan diberi identitas apa, Nasionalisme atau Is-lam. isu ini memecah tokoh-tokoh kemerdekaan dalam dua kutub yang saling eksklusif. Kelompok-kelompok nasionalis seperti Soekarno, Hatta, syahrir dkk menghendaki Indonesia harus berdasarkan atas asas nasion-alisme dan agama menjadi pemandu moral. Sementara, kelompok Islam yang diantara tokohnya adalah Mu-hammad Natsir, KH. Agus Salim, HAMKA, Ki Bagoes Hadikusumo, dan Wachid Hasyim menginginkan Indo-nesia menjadi negara Islam.

Yang terlibat dalam perdebatan sengit antara kedua kutub itu adalah antara

34 ,Edisi 2/Nopember 2013

Nasehat Buat Preman Palangkaraya (GPI)Oleh : Hasbi Aswar(Mantan Aktifis Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar)

Soekarno dan Muhammad Natsir yang dimuat di majalah Panji Islam tahun 1940an. Keduanya saling membalas tulisan untuk saling memahamkan ide yang paling rasional antara Islam atau Nasionalisme sebagai dasar negara Indonesia. perdebatan kedua tokoh itu memperlihatkan usaha yang kuat untuk saling memenangkan argumen-tasi dengan pendapat-pendapat logis yang diutarakan oleh mereka masing-masing. tak tak ada dalam catatan se-jarah, Soekarno jengkel dan mengirim pasukan untuk mengepung Muham-mad natsir hanya karena keteguhan prinsip natsir terhadap Islam, begitu-pun sebaliknya.

Perdebatan yang terjadi diantara para tokoh tersebut sebatas hanya pada perang pemikiran, adu argumentasi bukan saling mem-blacklist apalagi mengerahkan massa untuk saling menghancurkan atau membasmi satu sama lain. Perbedaan itu tak pernah ada ujungnya hingga para tokoh itu meninggal dunia. Kelompok Islam dan para tokohnya akhirnya tersisihkan bukan karena kalah argumentasi tapi karena kondisi politik saat itu yang membuat mereka dilemahkan.

NKRI harga mati?

Isu yang diangkat oleh para aktifis anti syariah adalah para pejuang syariah

anti NKRI dan berpotensi subversif atau memberontak terhadap NKRI, karena NKRI adalah harga mati. Pery-ataan ini anomali dalam sejarah per-golakan pemikiran Indonesia. Bahkan seandainya pun kita menerima state-ment ini pertanyaan yang akan mun-cul, wujud NKRI harga mati itu seperti apa?, definisi atau batasannya seperti apa?.

Dari semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia saat ini tidak ada yang betul-betul eksklusif produk orisinil dari Indonesia. Mulai dari bu-daya, sistem politik, ekonomi, hukum, pendidikan, bahkan bahasa Indonesia sekalipun sudah menaturalisasi ban-yak bahasa asing, Inggris, Arab, Be-landa Dan Portugis.

Bahwa NKRI sudah final karena hasil perjuangan para pemimpin bangsa itu juga cacat argumentasi. Faktanya, perdebatan identitas dan asas Indone-sia yang marak di era pasca reformasi ini adalah kelanjutan dari perdebatan yang sempat tertutup selama kurang lebih 30 tahun oleh rezim diktator Soe-harto. Perjuangan Natsir dan kawan-kawan untuk memperjuangkan Islam di Indonesia sempat berhenti karena mereka ditelikung oleh kelompok nasionalis diantara contohnya, peng-hapusan sebagian kata-kata di poin pertama piagam Jakarta. Kemudian,

35,Edisi 2/Nopember 2013

Open Opinion Open Opinion

Page 20: E book Ink Sharia ed.2

36 ,Edisi 2/Nopember 2013

Masyumi dibubarkan oleh Soekarno dan para tokohnya ditangkapi karena tuduhan pemberontakan PRRI perm-esta tahun 1960. Setelah Soekarno lengser, para tokoh Islam mengharap kebaikan Soeharto setelah mereka mendukung TNI untuk memukul PKI tapi, Soeharto juga tidak berfihak pada perjuangan kaum Muslim. Itulah alasan sehingga akhirnya perjuangan penegakan Syariah di Indonesia ber-henti. Jadi wajar kalau saat ini muncul lagi perdebatan tersebut.

Berubahnya sebuah bentuk satu ne-gara ke bentuk yang lain tidak perlu ditakutkan. Orang-orang yang takut adalah orang-orang yang tak pernah belajar sejarah dunia atau setidaknya sejarah Indonesia. perubahan sebuah negara dan peradaban adalah hal yang lazim terjadi. Nusantara sendiri telah merasakan jatuh bangunnya tiga peradaban, Hindu, Budha dan Is-lam dan saat ini dibawah Kapitalisme. Bahkan usia Indonesia saja terbilang sangat baru dibanding kerajaan Islam Demak yang pernah berkuasa kurang

lebih 100 tahun. Jadi tak perlu ada yang ditakutkan, dikhawatirkan apal-agi harus berdarah-darah cuma ka-rena mendiskusikan kembali NKRI, itu bukan etika seorang pejuang apalagi bergelar ilmuwan.

Karena kehidupan manusia itu secara alamiahnya adalah dinamis maka yang paling penting adalah dengan cara apa peradaban dan kehidupan ma-nusia ini dijalani. Bagaimana ideologi dan kerangka berfikir yang dibangun untuk menuntaskan segala problema-tika hidup manusia. Islam sebagai se-buah panduan kehidupan akan otom-atis menggerakkan para penganutnya untuk memperjuangkan ide tersebut sehingga bisa diterapkan, sebagaima-na aktifis gerakan mahasiswa pembe-basan lakukan. Bagi yang menolak, itu adalah wajar tapi yang menolak harus melawan dengan otak bukan dengan otot. Kalau memang harus, diskusi sampai mati.

37,Edisi 2/Nopember 2013

Ah… sudahlah, capek ma. Bosan. Na hampir ji tiap hari ada terus pemberitaan korupsi. Huh...

Belum pi hilang dari ingatan ku bagaimana dulu kasus century. Sandi-wara rapat gedung DPR RI di akhir tahun 2009 sampai awal tahun 2010. Wuididihh… Rapat nya mo saya. ber-langsung kurang lebih tiga bulan dan hampir tiap malam di nonton satu In-donesia lewat dua TV swasta nasional. Baru apaji Ujung-ujungnya? Sri Mulyani yang diduga kuat punya andil, justru di-tarik ki ke negeri Paman Sam. Akhirnya apa? hening kembali injo kasus ka.

Belum pi napas bae’-bae’ indonesia, di biking geger lagi sama si Gayus Tam-bunan. pegawai kantor pajak golon-gan III/a. III/a ji iya, tapi deh… uan(g)nya luar biasa. Gayus punya rekening battala’, rekening gendut di beberapa Bank di Indonesia. wattu na sidang Gayus bilang apa!? Sederhana ji kawan, “saya ini hanya kelas teri,..”. ecece… massu’nu rahing?

Adapi lagi itu di bilang Kasus Ham-

balang. Menyeret mantan Menpora, Andi Mallarangeng dan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazaruddin. Sampe nya sekarang, belum pi ada titik temu nya. Di depan publik, Nazarud-din pernah bilang, “Pak esbeye tolong jangan ganggu keluarga saya”. Apa lagi maksud ta ini bapa’? bukan cuma mere-ka berdua saribattang, Angelina jolie, eh.. Angelina sondakh bahkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Ur-baningrum, terseret juga di kasus ini.

Partai Islam. Aih! kenapa tongngi terseret juga dalam lingkaran ‘setan korupsi’. Lutfi hasan ishak tersangka kasus suap impor daging sapi. Auw-wa… tambah sakit kepala na ana’ mu-dayya.

Bukan cuma kalangan elit partai politik, dari kalangan perwira kepolisian, Irjen Pol Susno Duadji terseret juga kasus dana pemilukada Jabar. Sama ji den-gan perwira Irjen Pol Djoko Susilo. Ter-sangka kasus korupsi dana simulator SIM. Betul-betul injo korupsiyya. Seme-lekete! Ndak mau habis-habis juga.

CadasCarita na Daeng Aslan

Rusaks!

Open Opinion

Page 21: E book Ink Sharia ed.2

38 ,Edisi 2/Nopember 2013

Cadas

Ini lagi ndak mau kalah. puluhan pejabat pemerintah di tingkat daerah, juga ikut-ikutan terlibat kasus suap-menyuap (kayak makan bubur saja, suap-suapan). Tapi mohon maaf mami ini sarbat. Karena keterbatasan ruang, saya tidak bisa menguraikannya satu per satu. Yang jelas, terakhir kita di-gegerkan dengan pemberitaan kasus gurita politik dinasti di Propinsi Banten. Tertangkap ki Tubagus Chairi Wardana oleh KPK, adek na Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah. ini membuka mata kita begitu rusaknya negeri ini oleh penyakit yang kita sebut korupsi.

Eih, tundulu. Ada yang lebih terbaru lagi. kasus tertangkapnya Akil Mochtar, sang ketua Mahkamah Konstitusi. Ka-tanya, terlibat ki puluhan kasus pemilu-kada termasuk di Propinsi Banten.

so applause ta dulu Dan untuk KPK. Akhirnya banyak kasus korupsi, suap-menyuap, sogok-menyogok terbong-kar juga. Tapi tunggu dulu! Baca kem-bali ki tulisan di atas, apa maksud pernyataannya si Gayus dan si Naz-aruddin. Sesuatu banget. Tapi okelah, KPK sudah mi na bongkar. selanjutnya apa?

Di hadapan media Pak esbeye pernah mengatakan, “saya akan berada di garda terdepan dalam pemberantasan korupsi”. Tapi angngapa koruptor bukannya berkurang, justru semakin banyak? Menurut analisis pribadi, ko-

rupsi ini tidak bisa disalahkan hanya ka-rena individunya saja, teman. Misalnya kasus Century, atas kehendak siapa berani-beraninya injo Sri Mulyani dan pak Boediono memberi dana talangan kepada Bank Century? Tentu karena ini kebijakan dari bosnya, siapa lagi kalo bukan pak Esbeye. Begitu juga kasus suap-menyuap yang melibatkan be-berapa kepala daerah dengan si Akil, mantan ketua MK.

Saya agak sangsi kalau berani ki KPK periksai Pak Esbeye. KPK bukanlah lem-baga independen. KPK bertanggung jawab kepada presiden. Kalau mo di ikuti sistem sekarang, istilahnya ‘masa anak buah berani periksa bosnya’. Kan aturan mainnya, anak buah harus tun-duk sama bos.

Sebenarnya, bukan cuma Pak Esb-eye yang disalahkan. Tapi sistem juga komandan. Sistem hari ini memang menjamin dan melegalkan korupsi se-cara tidak langsung. Coba mi dipikir-pikir. Dari awal kita masuk sekolah, su-dah dimintaki biaya yang besar. Mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Sudah lumrah kalau mau masuk sekolah/perguruan tinggi negeri butuh dana besar. Mau ki masuk polisi, mau ki masuk tentara, mau ki masuk IPDN, mau ki masuk sekolah-sekolah kedina-san lainnya, bahkan mau ki jadi PNS? Emdedeh, siapkan memang maki uang ta, puluhan, bahkan ratusan juta rupi-

39,Edisi 2/Nopember 2013

Cadas

ah. Memang begitu to’ adanya?

Bukan ji biaya pendaftarannya yang mahal, tapi karena apa yang saya se-butkan di atas adalah tempat sekolah bergengsi. Sekolah yang katanya men-janjikan masa depan lebih baik. Gara-gara dorongan itulah, kebanyakan orang memaksakan diri masuk. Pada-hal kuota yang tersedia sedikit ji. Maka pemenangnya hanyalah mereka yang memiliki amplop tebal sebagai pelicin.

Maa Syaa Allah, itulah sistem yang diberlakukan di negeri ini. Sistem kapitelisme-sekularisme. Sistem bo-brok yang menjadikan materi sebagai standar kebahagiaan. Dari sini mi lahir masyarakat, para peserta didik, bah-kan para penyelenggara negara yang mendewa-dewakan materi.

Okay. Bemana Islam menjawab ini masalah pale?

Islam itu sistem kehidupan dari Yang Maha Benar. Dalam kehidupan Islam, masyarakat memang dibentuk menja-di masyarakat yang islami, massud na: masyarakat yang memiliki pemikiran, perasaan, dan peraturan islami. Dalam Islam, materi bukan ji ukuran kebaha-giaan, teman. Kemuliaan seseorang dinilai dari tingkat ketakwaannya ke-pada Allah subhahanu wa ta’ala, Tuhan ta’.

Kembali ki sdikit ke tema di atas. Islam

telah memiliki aturan-aturan yang jelas dan lengkap. Untuk masalah korupsi saja, seorang koruptor belum tentu dijerat sebagaimana orang mencuri, dipotong tangannya. Hukuman bagi koruptor, bisa sampai penyitaan harta kekayaan miliknya dan dikenakan hu-kuman mati. Biar ki presiden atau yang dalam Islam pemimpin kaum muslim disebut khalifah, tetap akan dihukum tidak pake pandang bulu kalau me-mang telah terbukti korupsi.

Makanya, Buat para koruptor bertobat mi cepat. Kembalikan maki itu uang Ne-gara, uangnya orang banyak. Jammaki berlindung dari songkok haji ta, atau dari jidat hitam ta, atau dari senyum ta yang ramah. Allah tahu ji itu apa yang kita sembunyikan pak dasi...

Buat pak esbeye segeralah bertobat, ikatte injo penguasa. Sebaik-baik pen-guasa adalah yang taat kepada Allah dan RasulNya. Tuntaskan korupsi den-gan Syari’ah dan Khilafah, kami umat Islam pasti mendukung.

Buat KPK, nasehati ki itu ‘bos’ ta bela. Adakan konfrensi pers. Sampaikan kepada dunia: masalah kita sudah sis-temik, harus kembali kepada aturan Islam, dari Allah Yang maha Benar. Rewa’-rewa’ sai ko Abraham samad, rewako KPK!

Allahu Akbar!!!

Page 22: E book Ink Sharia ed.2

40 ,Edisi 2/Nopember 2013

Selamat Tahun Baru Umat Islam 1435 H

Semarak pawai kendaraan menyambut tahun baru Islam 1435 HKota Makassar

Keluarga Besar Ink-Sharia mengucapkan

Pelindung : Allah SWT. Pemimpin redaksi : Jayadi, SH. Redaksi : Abdul Khaliq, Harly Yudha, Indrawirawan, Abdul Aslan, Sulerski Monoarfa, SE, Ridha Zinnirah. Tata letak : Mu’min Nursalim. Fotografer : M. Nurfalah

Muzakkir. Pra cetak : Rustam Efendi, Itonroy.

Andakah mahasiswa yang kami cari? Mampu menulis artikel-artikel islam ideologis terkait isu-isu sebulan ini baik itu segmen mahasiswa ataupun sosial kemasyarakatan? Mari mengisi lembar-lembar majalah INK SHARIA dengan mengirimkan artikelmu ke: [email protected], font Calibri, size 12, maksimal 2 halaman A4.

Page 23: E book Ink Sharia ed.2

referensi pemikiran mahasiswa