dwi woro setiyoningrum.pdf

126
JURN L KUNT NS ISSN 2088 - 768X  V ol.2 No.1 Juni 2014 JA ISSN 2088-768X  VOL.2 NO.1 Hal. 1-117 JUNI 2014 PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY,  NET PROFIT MARGIN  DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM (Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)  Aditya Pratama Teguh Erawati PENGARUH PERSEPSI PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL, PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN, DAN KESADARAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DIDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA  Ana Choirun Nisa’  Andri Wakita Aji PENGARUH SISTEM PELAYANAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DI KANTOR  PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTUL Uum Helmina Chaerunisak Suyanto PENGARUH  RETURN ON A SSETS , DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER  SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar Di BEI Periode 200 9-2011) Winur Haryati Sri Ayem PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PENYEDIA SPARE PART OTOMOTIF PERIODE 2007-2011 Yuliyati Sunarto PENGARUH KEMUDAHAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEP ATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI ( Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pr atama Bantul )  Dwi Woro Setiyoningrum THE INFLUENCE OF APPLICATION OF MODERNIZATION IN TAXATION  ADMINISTRATION SYSTEM TOWARD THE LEVEL OF TAX PAYER COMPLIANCE (Study of KPP Pratama Bantul Individual Tax Payers)  Aji Fauzie  Dewi Kusuma Wardani PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP EARNING PER SHARE  ( Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)  Eka Susilawati ANALISIS PENGARUH PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA  Barbara Gunawan  Rizki Putri Hardyani

Upload: abel-itu-eyeshield

Post on 22-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 1/126

JURN L

KUNT NS

ISSN 2088 - 768X Vol.2 No.1 Juni 2014

JA ISSN 2088-768X VOL.2 NO.1 Hal. 1-117 JUNI 2014

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY,

 NET PROFIT MARGIN  DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM 

(Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2008-2011)

 Aditya Pratama

Teguh Erawati

PENGARUH PERSEPSI PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL,

PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN, DAN KESADARAN

PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

DIDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

 Ana Choirun Nisa’

 Andri Wakita Aji

PENGARUH SISTEM PELAYANAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI TERHADAP PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM

DI KANTOR  PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTUL 

Uum Helmina Chaerunisak

Suyanto

PENGARUH  RETURN ON ASSETS , DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER 

 SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar

Di BEI Periode 2009-2011)Winur Haryati

Sri Ayem

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN

STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PENYEDIA

SPARE PART OTOMOTIF PERIODE 2007-2011Yuliyati

Sunarto

PENGARUH KEMUDAHAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN

WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI

( Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul ) Dwi Woro Setiyoningrum

THE INFLUENCE OF APPLICATION OF MODERNIZATION IN TAXATION

 ADMINISTRATION SYSTEM TOWARD THE LEVEL OF TAX PAYER

COMPLIANCE

(Study of KPP Pratama Bantul Individual Tax Payers) Aji Fauzie

 Dewi Kusuma Wardani

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN

RASIO PROFITABILITAS TERHADAP EARNING PER SHARE  

( Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2008-2011) Eka Susilawati

ANALISIS PENGARUH PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DALAM

MEMPREDIKSI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANGTERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA  Barbara Gunawan

 Rizki Putri Hardyani

Page 2: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 2/126

JURNAL AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

PENANGGUNGJAWABDekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Yogyakarta

PENANGGUNGJAWAB TEKNIS

Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Yogyakarta

REDAKSI

Sunarto, SE., MM

Sri Ayem, SE., M.Sc

Dewi Kusuma W, SE, S.Psi., M.Sc., Akt

Teguh Erawati, SE., M.Sc

Andri Waskita Aji, SE., M.Sc., Akt

Suyanto, SE., M.Si

MITRA BESTARI

Dr. Atika Jauharia Hatta, M.Si

Dr. Dody Hapsoro, MSPA., MBA., CA., Ak

Dr. Sri Hermuningsih, MM

Alamat Redaksi:

Redaksi Jurnal Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Jl. Kusumanegara No. 121, Lt-2 Yogyakarta

e-mail: [email protected], Telp/Fax: (0274) 557455

Redaksi menerima artikel hasil penelitian yang belum pernah dipublikasikan di media lain.

Redaksi berhak meringkas, mengurangi, dan memperbaiki format tulisan yang akan dimuatdalam jurnal tanpa mengubah subtansi dari isi dan tulisan. Naskah diketik dalam format 2

(dua) spasi pada kertas A4, dengan garis tepi kiri 4, atas 4, kanan 3, dan bawah 3. Naskah

ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa inggris. Abstrak dengan bahasa inggris bagi

tulisan/karya ilmiah berbahasa inggris. Panjang artikel antara 10  –  20 halaman (2500-5000

kata). Pengiriman harus menyertakan cetakan naskah hardcopy sebanyak 2(dua) eksemplar

dan menyertakan softcopy berupa CD. Penulis menyertakan biodata (Nama, Alamat, Alamat

Kantor, No. Telp, e-mail). Penulis akan mendapatkan 2 eksemplar naskah yang diterbitkan.

 Naskah konseptual memuat komponen: Judul, Absttrak, Kata Kunci, Pendahuluan, Landasan

Teori dan Pengembangan Hipotesis, Metodologi Penelitian, Pembahasan, Kesimpulan-

Implikasi-Saran-Keterbatasan, dan Daftar Pustaka.

Page 3: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 3/126

JURN L

KUNT NSISSN 2088 - 768X

JA ISSN 2088-768X

 Vol.2 No.1 Juni 2014

 VOL.2 NO.1 Hal. 1-117 JUNI 2014

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY,

 NET PROFIT MARGIN  DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM 

(Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2008-2011)

 Aditya Pratama

Teguh Erawati

PENGARUH PERSEPSI PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL,

PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN, DAN KESADARANPERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

DIDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

 Ana Choirun Nisa’

 Andri Wakita Aji

PENGARUH SISTEM PELAYANAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI TERHADAP PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM

DI KANTOR  PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTUL 

Uum Helmina Chaerunisak

Suyanto

PENGARUH  RETURN ON ASSETS , DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER 

 SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar

Di BEI Periode 2009-2011)

Winur HaryatiSri Ayem

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN

STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PENYEDIA

SPARE PART OTOMOTIF PERIODE 2007-2011Yuliyati

Sunarto

PENGARUH KEMUDAHAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN

WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI

( Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul ) Dwi Woro Setiyoningrum

THE INFLUENCE OF APPLICATION OF MODERNIZATION IN TAXATION

 ADMINISTRATION SYSTEM TOWARD THE LEVEL OF TAX PAYER

COMPLIANCE

(Study of KPP Pratama Bantul Individual Tax Payers) Aji Fauzie

 Dewi Kusuma Wardani

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN

RASIO PROFITABILITAS TERHADAP EARNING PER SHARE  

( Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2008-2011) Eka Susilawati

ANALISIS PENGARUH PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DALAM

MEMPREDIKSI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA  Barbara Gunawan

 Rizki Putri Hardyani

Page 4: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 4/126

ii

EDITORIAL 

JURNAL AKUNTANSI 

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SARJANAWIYATA T AMANSISWA

YOGYAKARTA 

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah terbit Jurnal Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Vol.2 No.1. Fakultas

Ekonomi khusunya program studi Akuntansi sangat berbahagia dapat secara konsisten

menerbitkan jurnal akuntansi.

Program studi akuntansi ternyata di tahun 2013 dapat melangkah konsisten dalam

menerbitkan jurnal akuntansi dengan jumlah sama, semoga dimasa mendatang masih dapat

 berjalan sukses dan lancar. Semangat giat belajar sepanjang hayat menjadikan kontribusi

mahasiswa dan dosen dapat melakukan semangat maju dari sisi karya ilmiah.

Maju dengan niat ilmu sebagai panglima cukup membawa angin segar, layar perubahan

sudah berkembang. Potensi Fakultas dan Program Studi mendukung, semoga menjadi hari-

hari yang membahagiakan semua pihak.

Pelajaran yang diperoleh melalui karya ilmiah ini adalah, apa yang dikatakan dan apa yang

diperbuat adalah niat yang besar yakni Maju Bersama Ekonomi Kerakyatan Berasaskan

Ajaran Hidup Tamansiswa mulai ada titik terang karena mau bekerja sama.

Terima kasih yang telah mendukung, ramai-ramai maju bersama melalui Fakultas Ekonomi

dengan menjadi masyarakat ilmiah yang terus berjuang menjadi manusia kritis dengan

menulis di Jurnal Akuntansi.

Selamat

Berjuang

Yogyakarta, Juni 2014

Redaksi Jurnal Akuntansi

Page 5: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 5/126

iii

DAFTAR ISI  

JURNAL AKUNTANSI 

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SARJANAWIYATA T AMANSISWA

YOGYAKARTA 

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON

 EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN  EARNING PER SHARE TERHADAP

HARGA SAHAM 

(Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa 

Efek Indonesia Periode 2008-2011)  Aditya Pratama Teguh Erawati..................................................................................................................... 1

PENGARUH PERSEPSI PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL,

PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN, DAN KESADARANPERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA  Ana Choirun Nisa’   Andri Wakita Aji ................................................................................................................. 11

PENGARUH SISTEM PELAYANAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB

PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENERAPAN SELF ASSESSMENT

SYSTEM DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTUL Uum Helmina Chaerunisak  Suyanto................................................................................................................................ 24

PENGARUH  RETURN ON ASSETS , DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING

 PER SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN 

(Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar Di BEI Periode 

2009-2011) Winur Haryati Sri Ayem .............................................................................................................................. 43

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN

STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

PENYEDIA SPARE PART OTOMOTIF PERIODE 2007-2011 Yuliyati Sunarto................................................................................................................................ 56

PENGARUH KEMUDAHAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN

WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN ORANG

PRIBADI 

( Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul )  Dwi Woro Setiyoningrum.................................................................................................... 66

Page 6: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 6/126

vi

 

THE INFLUENCE OF APPLICATION OF MODERNIZATION IN TAXATION

 ADMINISTRATION SYSTEM TOWARD THE LEVEL OF TAX PAYER

COMPLIANCE  

(Study of KPP Pratama Bantul Individual Tax Payers) 

 Aji Fauzie  Dewi Kusuma Wardani ....................................................................................................... 77

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO

PROFITABILITAS TERHADAP EARNING PER SHARE  

( Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa 

Efek Indonesia Periode 2008-2011)  Eka Susilawati..................................................................................................................... 88

ANALISIS PENGARUH PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DALAM

MEMPREDIKSI  RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA  Barbara Gunawan  Rizki Putri Hardyani ........................................................................................................... 98

Page 7: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 7/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

1

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, NET

PROFI T MARGIN  DAN EARNING PER SHARE

TERHADAP HARGA SAHAM

(Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2008-2011)

Aditya Pratama*

Teguh Erawati

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

*[email protected]

ABSTRACT

This study discusses the stock price and financial ratios based on the financial

 statements of companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. The purpose of this research was to determine whether the Current Ratio, Debt to

 Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin and Earning Per Share has an influence

on the stock price. The company sampled as many as 20 of the 136 companies listed on the

 Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. Using regression analysis, it can be

 seen that the variable current ratio, debt to equity ratio, return on equity, net profit margin

and earnings per share to simultaneously have a significant influence on stock prices. Test

results partially, current ratio, debt to equity ratio, and earnings per share positive and

 significant effect on stock prices. Return on equity has a negative effect on stock prices. Net

 profit margins and significant positive effect on stock prices.

Keywords: Cur rent Ratio, Debt To Equi ty Ratio, Retur n On Equi ty, Net Profi t Margin ,

Earning Per Share, Stock Pri ce.

PENDAHULUANSetiap investor atau calon investor

memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai

melalui keputusan investasi yang diambil.

Pada umumnya motif investasi adalah

memperoleh keuntungan, keamanan, dan pertumbuhan dana yang ditanamkan. Untuk

itu dalam melakukan investasi dalam bentuk

saham investor harus melakukan analisis

terhadap faktor yang dapat mempengaruhi

kondisi perusahaan emiten. Tujuannya agar

 para investor mendapat gambaran yang lebih

 jelas terhadap kemampuan perusahaan untuk

terus tumbuh dan berkembang pada masa

yang akan datang.

Analisis rasio merupakan alat yang

digunakan untuk membantu menganalisislaporan keuangan perusahaan sehingga dapat

diketahui kekuatan dan kelemahan suatu

 perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan

indikator yang dapat mengukur tingkat

 profitabilitas, likuiditas, pendapatan,

 pemanfaatan asset dan kewajiban perusahaan

(Munawir, 2004). Dalam penelitian ini rasioyang digunakan adalah Current Ratio  (CR),

 Debt to Equity Ratio  (DER),  Return on

 Equity (ROE), Net Profit Margin  (NPM) dan

 Earning per Share (EPS).

Dari latar belakang yang telah

diuraikan diatas, dapat dirumuskan beberapa

 permasalahan sebagai berikut apakah current

ratio, debt to equity ratio, return on equity,

net profit margin  dan earning per share 

 berpengaruh secara parsial maupun simultan

terhadap harga saham.

Page 8: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 8/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISMenurut Putri (2011),  current ratio 

merupakan perbandingan antara aktiva lancar

(current assets) dengan hutang lancar

(current liabilities). Menurut Patriawan(2011), debt to equity ratio merupakan rasio

yang mengukur sejauh mana besarnya utang

dapat ditutupi oleh modal sendiri.  Return on

equity  adalah rasio perbandingan antara laba

setelah pajak dengan modal sendiri atau

modal saham yang digunakan untuk

mengukur tingkat pengembalian atas

investasi bagi pemegang saham biasa atau

 pemilik modal (Putri, 2011). Menurut Savitri

(2012), net profit margin  merupakan rasio

antara laba bersih setelah pajak (net income

after tax) terhadap total penjualan ( sales).

Menurut Savitri (2012), earning per share 

merupakan perbandingan antara laba bersih

dengan jumlah saham beredar. Harga saham

adalah harga suatu saham pada pasar yang

sedang berlangsung. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal pada hakekatnya harga saham

merupakan penerimaan besarnya

 pengorbanan yang harus dilakukan oleh

setiap investor untuk penyertaan dalam

 perusahaan. Jika pasar bursa efek ditutup,

maka harga pasar adalah harga penutupannya

(closing price).

Untuk lebih jelas kerangka pemikiran

akan digambarkan dalam skema kerangka

 pemikiran dibawah ini:

MODEL KERANGKA BERPIKIR

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Current Ratio mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham

H2: Debt to Equity Ratio  mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.

H3: Return On Equity mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.

H4: Net Profit Margin mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.

H5: Earnings Per Share  mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.

H6: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Net Profit Margin   dan

 Earnings Per Share   mempunyai pengaruh secara simultan terhadap harga saham.

CR

ROE

NPM

DER

HARGA SAHAM

(Y)

EPS

Page 9: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 9/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

3

METODE PENELITIAN

Sifat dalam penelitian ini adalah

kuantitatif, yang dalam pengolahan datanya

menggunakan model statistik. Metode

 pengumpulan data dilakukan secara sekunder

yaitu melalui website www.idx.co.id.  Datayang diambil adalah laporan keuangan

selama periode 2008 sampai 2011 pada

 perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dan beberapa literature 

yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti.

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini

adalah perusahaan Manufaktur di BEI

dengan kriteria sebagai berikut:

a.  Saham perusahaan yang masih aktif

yang terdaftar di BEI selama periode2008-2011.

 b.  Perusahaan Manufaktur yang

menyajikan laporan keuangan dan rasio

secara lengkap sesuai dengan variabel

yang akan diteliti berdasarkan sumber

yang digunakan.

c.  Perusahaan telah mempublikasikan

laporan keuangan yang telah diaudit

 pada periode 2008-2011.

Teknik analisis yang digunakan yaituregresi linier berganda yang terdiri dari satu

variabel dependen (Y) dan lima variabel

independen (X1- X5).

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β3 X4 +

β3 X5 +e 

Keterangan :

Y = Harga Saham Pada Akhir Tahun

α = Konstanta

X1 = Current Ratio (CR)X2 = Debt to Equity Ratio (DER)

X3 = Return on Equity (ROE)

X4 = Net Profit Margin (NPM)

X5 = Earning Per Share (EPS)

e = Variabel Pengganggu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Dari grafik histogram tampak bahwa

residual terdistribusi secara normal dan

membentuk simetris tidak menceng ke kanan

atau ke kiri. Pada grafik normal  probability

 plots  titik-titik menyebar berhimpit disekitar

diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa

residual terdistribusi secara normal.

Uji Multikolonieritas

Tabel 1Coefficients

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig.

CollinearityStatistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) .445 .557 .799 .427

Page 10: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 10/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

LGCR .637 .254 .223 2.507 .014 .335 2.986

LGDER .695 .196 .416 3.542 .001 .192 5.211

LGROE -.595 .148 -.300 -4.016 .000 .477 2.098

LGNPM .256 .163 .178 1.577 .119 .209 4.788

LGEPS .866 .066 .992 13.032 .000 .458 2.186

a. Dependent Variable:LGHS

Sumber : Data Diolah, 2013

Berdasarkan Tabel di bawah ini, tidak

terdapat satu variabel yang mempunyai nilai

VIF > 10. Artinya kelima variabel

independen tersebut tidak terdapat hubungan

multikolonearitas dan dapat digunakan untuk

memprediksi harga saham selama periode

 pengamatan 2008-2011.

Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik  scatterplots terlihat titk-

titik menyebar secara acak (random) baik

diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu

Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi.

Uji Autokorelasi

abel 2Model Summary

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Durbin-Watson

1 .896a  .804 .790 .33695 1.804

a. Predictors: (Constant), LGEPS, LGCR, LGROE, LGNPM, LGDER

b. Dependent Variable: LGHS

Sumber : Data Diola, 2013

Tampilan output SPSS berikut ini

menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson

sebesar 1.804. Nilai DW menurut tabel

dengan n = 80 dan k = 5 didapat angka

dL=1.36 dan dU=1.62. Oleh karena nilai DW

hitung > dU, maka dapat disimpulkan tidak

terdapat autokorelasi antar residual.

Page 11: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 11/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

Analisis Regresi

Tabel 3

Hasil Pengujian Coefficients Signifikansi  

Model

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .445 .557 .799 .427

LGCR .637 .254 .223 2.507 .014

LGDER .695 .196 .416 3.542 .001

LGROE -.595 .148 -.300 -4.016 .000

LGNPM .256 .163 .178 1.577 .119

LGEPS .866 .066 .992 13.032 .000

a. Dependent Variable: LGHSSumber : Data Diolah, 2013

Dari tabel diatas dapat disusun persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= 0.445+0.637 CR+0.695 DER-0.595

ROE+0.256 NPM +0.866 EPS+e

Dari persamaan regresi linier berganda dapat

dijelaskan :

  Konstanta (α) sebesar 0.445.

  Koefisien regresi untuk Current Ratio 

(b1) sebesar 0.637 artinya bahwa setiap

 perubahan satu satuan rasio keuangan

Current Ratio (CR), maka Harga Sahamakan mengalami kenaikan sebesar

0.637%.

  Koefisien regresi untuk  Debt to Equity

 Ratio  (b2) sebesar 0.695 artinya bahwa

setiap perubahan satu satuan rasio

keuangan  Debt to Equity Ratio  (DER),

maka Harga Saham akan mengalami

kenaikan sebesar 0.695%.

 

Koefisien regresi untuk  Return On

 Equity (b3) sebesar -0.595 artinya bahwa

setiap perubahan satu satuan rasio

keuangan  Return On Equity  (ROE),

maka Harga Saham akan mengalami

 penurunan sebesar 0.595%.

  Koefisien korelasi untuk  Net Profit

 Margin  (b4) sebesar 0.256 artinya

 bahwa setiap perubahan satu satuan

rasio keuangan  Net Profit Margin 

(NPM), maka Harga Saham akanmengalami kenaikan sebesar 0.256%.

  Koefisien korelasi untuk  Earning Per

Share  (b4) sebesar 0.866 artinya bahwa

setiap perubahan satu satuan rasio

keuangan  Earning Per Share, maka

Harga Saham akan mengalami kenaikan

sebesar 0.866%.

Analisis Hipotesis

Tabel 4

Hasil Pengujian Uji ParsialCoefficients

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .445 .557 .799 .427

LGCR .637 .254 .223 2.507 .014

LGDER .695 .196 .416 3.542 .001

LGROE -.595 .148 -.300 -4.016 .000

LGNPM .256 .163 .178 1.577 .119

LGEPS .866 .066 .992 13.032 .000

Page 12: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 12/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

Coefficientsa 

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .445 .557 .799 .427

LGCR .637 .254 .223 2.507 .014LGDER .695 .196 .416 3.542 .001

LGROE -.595 .148 -.300 -4.016 .000

LGNPM .256 .163 .178 1.577 .119

LGEPS .866 .066 .992 13.032 .000

a. Dependent Variable: LGHS

Tabel 5

Hasil Pengujian Uji SimultanANOVA

ModelSum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 34.388 5 6.878 60.576 .000a 

Residual 8.402 74 .114

Total 42.789 79

a. Predictors: (Constant), LGEPS, LGCR, LGROE, LGNPM, LGDER

b. Dependent Variable: LGHS

Tabel 6

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summaryb 

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .896a  .804 .790 .33695

a. Predictors: (Constant), LGEPS, LGCR, LGROE, LGNPM, LGDER

b. Dependent Variable: LGHS

a.  Pengaruh Curr ent Ratio  Terhadap

Harga Saham

Current Ratio  merupakan rasio

likuiditas yang paling umum digunakan

dalam mengukur tingkat likuiditas

 perusahaan. Dari tabel dapat dilihat

 bahwa  probabilitas value  sebesar 0.014

lebih kecil dari 0.05. Hasil dari uji-t

diketahui bahwa current ratio

mempunyai pengaruh yang signifikandan positif terhadap harga saham.

Semakin tinggi rasio ini, maka

 perusahaan dianggap semakin mampu

untuk melunasi kewajiban jangka

 pendeknya sehingga akan menarik

investor untuk membeli saham

 perusahaan tersebut dan akan

meningkatkan harga saham.

b.  Pengaruh Debt To Equity Ratio

Terhadap Harga Saham

Page 13: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 13/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

 Debt to equity ratio  merupakan rasio

yang mengukur sejauh mana besarnya

utang dapat ditutupi oleh modal sendiri.

Dari tabel dapat dilihat bahwa

 probabilitas value  sebesar 0.001 lebih

kecil dari 0.05. Hasil dari uji-t diketahui bahwa debt to equity ratio mempunyai

 pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap harga saham.  Debt to equity

ratio  yang semakin rendah menandakan

modal asing yang digunakan dalam

operasional perusahaan semakin kecil,

sehingga risiko yang ditanggung

investor juga akan semakin kecil dan

akan mampu meningkatkan harga

saham.

c.  Pengaruh Return On Equity

Terhadap Harga Saham

 Return on equity  adalah rasio

 perbandingan antara laba setelah pajak

dengan modal sendiri atau modal saham

yang digunakan untuk mengukur tingkat

 pengembalian atas investasi bagi

 pemegang saham biasa atau pemilik

modal. Dari tabel dapat dilihat bahwa

 probabilitas value  sebesar 0.000 lebih

kecil dari 0.05. Hasil dari uji-t diketahui

 bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari  Return On Equity 

terhadap harga saham, namun dari hasil

 Beta  menunjukkan nilai negatif, yang

 berarti bahwa variasi perubahan nilai

variabel independen tidak dapat

menjelaskan variabel dependen.

d.  Pengaruh Net Profit M argin  Terhadap

Harga Saham Net profit margin  merupakan rasio

antara laba bersih setelah pajak (net

income after tax) terhadap total

 penjualan ( sales). Dari tabel dapat

dilihat bahwa  probabilitas value sebesar

0.119 lebih besar dari 0.05. Hasil dari

uji-t diketahui bahwa net profit margin

tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari net profit margin  terhadap harga

saham, yang berarti bahwa variasi

 perubahan nilai variabel independentidak dapat menjelaskan variabel

dependen. Hal ini dikarenakan data yang

dimiliki oleh perusahaan yang relatif

kecil sehingga tidak dapat memberi

 pengaruh yang signifikan terhadap harga

saham.

e.  Pengaruh Earning Per Share

Terhadap Harga Saham

 Earning per share  merupakan

 perbandingan antara laba bersih dengan

 jumlah saham beredar. Dari tabel dapat

dilihat bahwa  probabilitas value sebesar

0.000 lebih kecil dari 0.05. Hasil dari

uji-t diketahui bahwa  earning per share

mempunyai pengaruh yang signifikan

dan positif terhadap harga saham. 

 Earning per share  yang semakin tinggimaka akan menggembirakan pemegang

saham karena semakin besar laba yang

disediakan untuk pemegang saham,

sehingga akan meningkatnya harga

saham.

f.  Pengaruh Current Ratio, Debt to

Equi ty Ratio, Return On Equi ty, Net

Profit Margin   dan Earnings Per

ShareTerhadap Harga SahamHasil dari uji F mengatakan bahwa

variabel Current Ratio, Debt To Equity

 Ratio, Return On Equity, Net Profit

 Margin,  dan  Earning Per Share

 berpengaruh signifikan secara simultan

terhadap harga saham. Hal ini

ditunjukkan pada nilai F hitung sebesar

60.576 dengan signifikan 0.000.

Sedangkan untuk nilai koefisien

determinasi (Adjusted R Square)

 persamaan regresi berganda pada penelitian ini adalah 0.790 atau 79%.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

 pembahasan sebelumnya mengenai pengaruh

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return

On Equity, Net Profit Margin  dan

 Earnings Per Share terhadap Harga Saham

 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI, maka penulis membuat kesimpulan

secara parsial dari kelima variabelindependen yang memiliki pengaruh positif

Page 14: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 14/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

dan signifikan hanya tiga variabel yaitu

current ratio, debt to equity ratio, dan 

earning per share. Sedangkan secara

simultan dari kelima variabel independen

memiliki pengaruh signifikan.

IMPLIKASI

1.  Berdasarkan hasil perhitungan analisis

regresi, maka terlihat bahwa nilai

coefficients dari variabel yang memiliki

 pengaruh signifikan terhadap harga 

saham perusahaan manufaktur hanya

variabel Current Ratio, Debt to Equity

 Ratio, dan  Earning Per Share. Maka

variabel tersebut dalam penelitian ini

menjadi variabel yang dapat dijadikan

acuan untuk digunakan oleh parainvestor dalam menentukan strategi

investasinya.

2.  Bagi peneliti yang akan datang,

sebaiknya menambah variabel-variabel

independen yang ada, menambah jumlah

sampel perusahaan dengan sektor

industri yang berbeda, dan

memperpanjang waktu penelitian lebih

dari 4 (empat) tahun berturut-turut.

SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas

diberikan saran sebagai berikut:

  Penelitian berikutnya diharapkan

menggunakan rasio keuangan

 perusahaan yang berbeda, yang belum

dimasukkan dalam model penelitian.

  Bagi peneliti selanjutnya akan lebih baik

lagi jika menganalisis mengenai rasio

hendaknya dengan menggunakan jenis

 perusahaan yang bergerak dalam berbagai sektor perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Armaya, Dwi.2012. Pengaruh Financial

 Leverage dan Total Assets Turnover

Terhadap Earning Per Share (EPS)

 Pada Perusahaan Perkebunan dan

 Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

2006-2009.Medan.Universitas

Sumatera Utara.

Baridwan, Zaki.2000.  Intermediate

 Accounting . Edisi Ketujuh. BPFE.

Yogyakarta

Brighman, Eugene F dan Joel F.

Houston.2001.  Manajemen Keuangan .

Jakarta : Erlangga

Darmadji, Tjiptono.,dan Hendy M

Fakhruddin.2006.  Pasar Modal di

 Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab.

Jakarta : Salemba Empat

Ghozali, Imam.2012.  Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS . Edisi Kelima. Semarang :

Universitas Diponegoro

Harahap, Sofyan Syafitri. 2007.  Analisis

 Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta

: PT. Raja Grafindo Persada

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar

 Akuntansi Keuangan. Jakarta :

Salemba Empat

Indallah, Insi Kamilah.  Analisis Pengaruh

 Rasio Profitabilitas Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Subsektor

Semen yang Terdaftar di BEI .

Universitas Negeri Surabaya

Jogiyanto, H.M. 2008. Teori Portofolio dan

 Analisis Investasi. Edisi Keenam.

Yogyakarta : BPFE

Kusumawardani, Angrawit. 2010.  Analisis

 Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER,

CR, ROA Pada Harga Saham dan

 Dampkanya Terhadap Kinerja

 Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di

 BEI Periode 2005-2009. Fakultas

Ekonomi Universitas Gunadarma.

Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan.

Edisi Keempat. Yogyakarta : Liberty

Page 15: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 15/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

 Natarsyah. Syahib. 2000.  Analisis Pengaruh

 Beberapa Faktor Fundamental dan

 Risiko Sistematis Terhadap Harga

Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, Vol 15.No.3-294-312

 Novita, Dian. 2011.  Analisis Pengaruh ROA,

 ROE, NPM dan Inflasi Terhadap

 Harga Saham Pada Perusahaan

 Makanan dan Minuman yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2005-2009. Fakultas Ekonomi

Universitas Esa Unggul Jakarta.

 Nurida, Farah. 2010.  Pengaruh Current

 Ratio, Debt To Equity Ratio, dan

 Earning Per Share Terhadap HargaSaham Pada Perusahaan Jakarta

 Islamic Index yang Terdaftar di Bursa

 Efek Indonesia Periode 2005 sampai

2008. Fakultas Ekonomi Universitas

Indonusa Esa Unggul Jakarta.

Patriawan, Dwiatma.2011.  Analisis

 Pengaruh Earning Per Share (EPS),

 Return On Equity (ROE), dan Debt To

 Equity Ratio (DER) Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Wholesaleand Retail Trade yang Terdaftar di

 Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-

2008. Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro Semarang.

Putri, Tiara Rachman. 2011.  Analisis

 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

 Harga Saham Pada Perusahaan

 Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Fakultas Ekonomi Universitas

Gunadarma.

Raharjo, Susilo. 2005.  Analisa Pengaruh

 Kinerja Keuangan Terhadap Return

Saham Pada Perusahaan LQ 45 di

 Bursa Efek Jakarta . Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta.

Rinati, Ina. 2009.  Pengaruh Net Profit

 Margin (NPM), Return On Asset

(ROA) dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang

Tercantum Dalam Indeks LQ 45.

Fakultas Ekonomi Universitas

Gunadarma.

Rizkiansyah, Achmad. Tanpa tahun. Analisis

 Pengaruh ROA, ROE, NPM dan EPS

Tehadap Harga Saham Perusahaan Pada Sektor Industri Barang Konsumsi

 Di Bursa Efek Indonesia Periode

2008-2010.

Saleh, Salma. 2009.  Pengaruh Return On

 Assets, Return On Equity, dan Earning

 Per Share Terhadap Harga Saham

 Pada Perusahaan Industri

 Pertambangan di Bursa Efek

 Indonesia. Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan. Vol.1, No.1, Januari.

Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. 2006.

 Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio

 Profitabilitas Terhadap Harga Saham.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.

19, No. 1, Juni.

Savitri, Dyah Ayu. 2012. Analisis Pengaruh

ROA, NPM, EPS dan PER Terhadap

Harga Saham Studi Kasus Pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Foodand Beverages Periode 2007-2010.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro Semarang.

Stella. 2009.  Pengaruh Price To Earning

 Ratio, Debt To Equity Ratio, Return

On Asset dan Price To Book Value

Terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal

Bisnis dan Akuntansi.Vol.11,No.2,

Agustus.

Sugiyono. 2007.  Metode Penelitian Bisnis.

Cetakan Kesepuluh. Bandung: CV.

Alfabeta

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang

Pasar Modal.

Sia, Vice Law Ren. 2011. Pengaruh Current

 Ratio, Earnings Per Share, dan Price

 Earning Ratio Terhadap Harga

Saham. Jurnal Akuntansi. Vol.13,

 No.2, November.

Page 16: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 16/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

10 

Zen, Fadia. 2009.  Earning Per Share (EPS),

 Book Value (BV), Economic Value

 Added (EVA) dan Harga Saham . Jurnal

Manajemen Gajayana. Vol.6, No.2,

 November.

www.google.com

www.idx.co.id

Page 17: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 17/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

11

PENGARUH PERSEPSI PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL,

PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN, DAN KESADARAN

PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Ana Choirun Nisa’*Andri Wakita Aji

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

*Q_  [email protected]

ABSTRACT

This research is aimed to know the influence of perception of Sensus Pajak Nasional,

knowledge of taxation laws, tax awareness to tax compliance in the Special Region of

Yogyakarta. This research uses purposive sampling and survey methods with questionnaires.

Questionnaires distributions to 100 respondents. The respondents of this research are

taxpayer’sespecially business owners who are in the business districtand have stickers ofSensus Pajak Nasional. Data analysis was performed using multiple linear regression

analysis with SPSS 19 for windows.

The results of this research indicated that perception of Sensus Pajak Nasional have a

 positive and significant influence on taxpayer’s compliance. knowledge of taxation laws

have a positive and significant influence on taxpayer’s compliance, and tax awareness

have a positive and significant influence on taxpayer’s compliance. The magnitude of

 perception of Sensus Pajak Nasional, knowledge of taxation laws, tax awareness to tax

compliance to explain tax compliance is 83,3%, while the remaining 16,7% explained by

other variables not examined in this research.

Keyword: the perception of Sensus Pajak Nasional, knowledge of taxation laws, tax

awareness, taxpayer’s compliance

PENDAHULUANPajak merupakan sumber utama

 penerimaan Negara.Tanpa pajak, sebagian

 besar kegiatan Negara sulit untuk

dilaksanakan. Pembangunan jalan-jalan,

 jembatan, sekolah, rumah sakit atau puskesmas, kantor polisi, dan fasilitas umum

lainnya dibiayai menggunakan uang yang

 berasal dari pajak.

Besarnya penerimaan pajak tergantung

 pada kepatuhan wajib pajak.Tingkat

kepatuhan Wajib pajak di Indonesia masih

sangatlah rendah. Hal ini dibuktikan dengan

masih rendahnya tax ratio yaitu 12,3% pada

tahun 2012 (LensaIndonesia.com). Tax ratio

menurut Dewinta dan Muchamad (2012)

adalah perbandingan antara jumlah penerimaan pajak dibandingkan dengan

Produk Domestik Bruto (PDB) suatu Negara.

Rasio ini dipergunakan untuk menilai tingkat

kepatuhan pembayaran pajak oleh

masyarakat dalam suatu Negara.

Kesadaran masyarakat akan

kewajibannya dalam membayar pajak akanmempengaruhi tingkat kepatuhan. Kesadaran

masyarakat yang tinggi akan mendorong

semakin banyak masyarakat memenuhi

kewajibannya untuk mendaftarkan diri

sebagai Wajib Pajak, melaporkan dan

membayar pajaknya dengan benar sebagai

wujud tanggung jawab berbangsa dan

 bernegara.

Pengetahuan peraturan perpajakan juga

 penting dalam meningkatkan kepatuhan

wajib pajak.Karena pengetahuan peraturan perpajakan merupakan hal yang paling

Page 18: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 18/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

12 

mendasar yang harus dimiliki oleh wajib

 pajak untuk memenuhi kewajiban

 perpajakanya.

Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak juga

melaksanakan kegiatan Sensus Pajak Nasional (SPN).SPN adalah kegiatan

 pengumpulan data mengenai kewajiban

 perpajakan untuk memperluas basis pajak

dengan mendatangi langsung subjek pajak.

Keberhasilan SPN tidak lepas dari Persepsi

yang positif atas pelaksanaan SPN. Persepsi

yang positif akan menumbuhkan kepatuhan

sukarela.Persepsi yang positif terhadap

SPN,pengetahuan peraturan perpajakan,

dankesadaran perpajakan masyarakat akan

mendorong kepatuhan sukarela.Beberapa penelitian tentang kepatuhan

Wajib Pajak telah dilakukan oleh peneliti-

 peneliti terdahulu.Asih (2009) melakukan

 penelitian mengenai pengaruh pengetahuan

tentang pajak, persepsi tentang petugas

 pajak, dan penerapan sistem administrasi

 perpajakan modern terhadap kepatuhan

Wajib Pajak badan di Kantor Pelayanan

Pajak Surabaya.Hasil penelitian Asih (2009)

adalah bahwa pengetahuan tentang pajak dan

 penerapan sistem administrasi perpajakan

modern memiliki pengaruh terhadap

kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan variabel

 persepsi tentang petugas pajak tidak

 berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib

Pajak.

Rajif (2010) melakukan penelitian

tentang hubungan pemahaman, kualitas

 pelayanan, dan ketegasan sanksi perpajakan

terhadap kepatuhan Wajib Pajak pengusaha

Usaha Kecil dan Menengah di daerahCirebon. Hasil penelitian menunjukkan

 bahwa variabel pemahaman, kualitas

 pelayanan, dan ketegasan sanksi perpajakan

memiliki perngaruh yang positif signifikan

terhadap kepatuhan Wajib Pajak baik secara

 parsial maupun simultan.

Irawan et al   (2012) melakukan

 penelitian terhadap Wajib Pajak orang

 pribadi di KPP Pratama Senapelan

Pekanbaru. Variabel independen dalam

 penelitian ini yaitu pengetahuan Wajib Pajaktentang peraturan perpajakan,

 penyelewengan pajak, dan persepsi Wajib

Pajak atas kinerja pelayanan perpajakan

sedangkan variabel dependennya yaitu

motivasi Wajib Pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ketiga variabelindependen yaitu pengetahuan Wajib Pajak

tentang peraturan perpajakan,

 penyelewengan pajak, dan persepsi Wajib

Pajak atas kinerja pelayanan perpajakan

memiliki pengaruh yang signifikan positif

 baik secara parsial maupun simultan

terhadap motivasi Wajib Pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakan.

Penelitian yang dilakukan oleh

Musyarofah dan Adi (2008) menguji

 pengaruh kesadaran, persepsi tentang sanksidan hasrat membayar pajak terhadap

kepatuhan Wajib Pajak di KPP Gubeng

Surabaya.Hasil penelitian menunjukkan

 bahwa variabel kesadaran Wajib Pajak dan

 persepsi tentang sanksi memiliki perngaruh

yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib

Pajak sedangkan variabel hasrat membayar

 pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan

Wajib Pajak.

Dewinta dan Muchamad (2012)

melakukan penelitian tentang pengaruh

 persepsi pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

dan kesadaran perpajakan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi

maupun badan di lingkungan Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah

Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dewinta dan Muchamad

(2012) yaitu bahwa variabel persepsi

 pelaksanaan Sensus Pajak Nasional dan

kesadaran perpajakan memiliki pengaruhyang signifikan positif terhadap kepatuhan

Wajib Pajak.

Penelitian ini mengacu pada penelitian

Dewinta dan Muchamad (2012) yang menguji

 pengaruh persepsi pelaksanaan Sensus Pajak

 Nasional dan kesadaran perpajakan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi maupun

 badan di lingkungan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa

Yogyakarta. Namun, pada penelitian ini

 peneliti menambah satu variabel independenyaitu pengetahuan peraturan perpajakan,

Page 19: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 19/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

13

karena menurut Utami et al   (2012) ketika

tingkat pengetahuan dan pemahaman akan

 peraturan pajak meningkat, hal ini akan

mendorong Wajib Pajak untuk melakukan

kewajiban membayar pajak. Begitu juga

menurut Nugroho (2012) semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman Wajib Pajak,

maka Wajib Pajak dapat menentukan

 perilakunya dengan lebih baik dan sesuai

dengan ketentuan perpajakan. Namun jika

Wajib Pajak tidak memiliki pengetahuan

mengenai peraturan dan proses perpajakan,

maka Wajib Pajak tidak dapat menentukan

 perilakunya dengan tepat.

Rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “ Apakah persepsi pelaksanaan

Sensus Pajak Nasional, pengetahuan peraturan perpajakan, dan kesadaran

 perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan

Wajib Pajak di Daerah Istimewa

Yogyakarta?” 

KAJIAN TEORIPersepsi merupakan penilaian

seseorang terhadap suatu hal yang dapat

dipengaruhi oleh pengalaman dan proses

 belajar individu. Sensus Pajak Nasional

(SPN) adalah kegiatan pengumpulan data

data mengenai kewajiban perpajakan untuk

memperluas basis pajak dengan mendatangi

langsung subjek pajak. Data yang dihasilkan

dari SPN yaitu berupa data tentang subjek

sensus, lokasi sensus, dan kondisi subjek

sensus, data-data tersebut kemudian akan

diolah menjadi suatu informasi bagi

Direktorat Jenderal (Ditjen) pajak untuk

menilai kepatuhan wajib pajak. Jika persepsi

wajib pajak terhadap Sensus Pajak Nasional positif maka dapa mempengaruhi perilaku

mereka dalam menghitung, menyetor, dan

melaporkan pajak terutangnya secara benar

dan tepat waktu.

Pengetahuan adalah hasil kerja fikir yang

merubah dari tidak tahu menjadi tahu dan

menghilangkan keraguan terhadap suatu

 perkara. Menurut prasanti (2012)

 pengetahuan peraturan perpajakan adalah

 proses atau cara wajib pajak memahami

 peraturan perpajakan yang telah ada serta perubahan sikap dan tata laku seorang wajib

 pajak atau kelompok wajib pajak dalam

usaha mendewasakan manusia dalam upaya

 pengajaran dan latihan.

Kesadaran adalah keadaan seseorang di

mana ia tahu atau mengerti dengan jelas apa

yang ada dalam pikirannya. Muliari (2011)kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi

dimana seseorang mengetahui, mengakui,

menghargai dan menaati ketentuan

 perpajakan yang berlaku serta memiliki

kesungguhan dan kenginan untuk memenuhi

kewajiban perpajakannya. Kesadaran

masyarakat akan kewajibannya dalam

membayar pajak akan mempengaruhi tingkat

kepatuhan sukarela.

PERUMUSAN HIPOTESIS

Pengaruh Persepsi Pelaksanaan Sensus

Pajak Nasional Terhadap Kepatuhan

Wajib PajakRendahnya kepatuhan Wajib Pajak

disebabkan oleh banyak hal, tetapi yang

 paling utama menurut Alm, Bahl, Murray

(1990) dalam John Hutagaol (2007) adalah

disebabkan oleh tidak adanya data tentang

Wajib Pajak yang dapat digunakan untuk

mengetahui kepatuhannya. Persepsi yang

 positif atas suatu sistem perpajakan memiliki

 pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Begitu juga dengan pelaksanaan Sensus

Pajak Nasional, jika persepsi Wajib Pajak

terhadap Sensus Pajak Nasional positif maka

dapat memengaruhi perilaku mereka dalam

menghitung, menyetor, dan melaporkan

 pajak terutangnya secara benar dan tepat

waktu.

H1 : Persepsi Pelaksanaan Sensus Pajak

 Nasional berpengaruh signifikan positifterhadap kepatuhan Wajib Pajak

Pengaruh Pengetahuan Peraturan

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib

PajakMenurut Gardina dan Haryanto (2006)

dalam Mulya (2012) salah satu penyebab

 berpengaruhnya pengetahuan pajak terhadap

kepatuhan pajak adalah adanya sumber

informasi perpajakan yang didapat oleh setiap

Wajib Pajak.Wajib Pajak yang tidakmemahami peraturan perpajakan secara jelas

Page 20: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 20/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

14 

cenderung akan menjadi Wajib Pajak yang

tidak taat, dan sebaliknya semakin paham

Wajib Pajak terhadap peraturan perpajakan,

maka semakin paham pula Wajib Pajak

terhadap sanksi yang akan diterima bila

melalaikan kewajiban perpajakannya.H2 : Pengetahuan Peraturan Perpajakan

 berpengaruh signifikan positif terhadap

kepatuhan Wajib Pajak

Pengaruh Kesadaran Perpajakan

Terhadap KepatuhanWajib PajakMuliari (2011) kesadaran perpajakan

adalah suatu kondisi dimana seseorang

mengetahui, mengakui, menghargai dan

menaati ketentuan perpajakan yang berlaku

serta memiliki kesungguhan dan kenginanuntuk memenuhi kewajiban

 perpajakannya.Muliari (2011), menyatakan

 bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran

Wajib Pajak maka pemahaman dan

 pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin

 baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan.

H3 : Kesadaran perpajakan berpengaruh

signifikan positif terhadap kepatuhan Wajib

Pajak

Pengaruh persepsi pelaksanaan Sensus

Pajak Nasional, pengetahuan peraturan

perpajakan, dan kesadaran perpajakan

terhadap kepatuhan Wajib Pajak  

Kepatuhan dari aspek psikologis

melihat bagaimana persepsi Wajib Pajak

akan suatu sistem perpajakan dalam hal ini

adalah Sensus Pajak Nasional. Jika persepsi

masyarakat positif terhadap pelaksanaan

Sensus Pajak Nasional maka akan

mempengaruhi perilaku mereka dalammemenuhi kewajiban perpajakannya.

Wajib Pajak yang memiliki

 pengetahuan tentang peraturan perpajakan

akan melaksanakan kewajiban

 perpajakannya sesuai dengan peraturan

 perpajakan yang berlaku. Dengan adanya

 pengetahuan peraturan perpajakan tersebut

akan membantu wajib pajak dalam

membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan

akan meningkat.

Kesadaran perpajakan sangat pentingdalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Ketika Wajib Pajak memiliki kesadaran

maka membayar pajak akan dilakukan secara

sukarela bukan keterpaksaan dan akan

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:H4 : Persepsi pelaksanaan Sensus Pajak

 Nasional, pengetahuan peraturan perpajakan,

dan kesadaran perpajakan berpengaruh

signifikan positif terhadap kepatuhan Wajib

Pajak

METODE PENELITIAN

Sifat penelitianPenelitian ini adalah penelitian

deskriptif kuantitatif.Menurut Neuman

(2003) dalam Efferinet al (2008) pendekatankuantitatif berangkat dari penggunaan data-

data yang terukur secara tepat yang diperoleh

melalui survey atau kuesioner dan

dikombinasikan dengan statistik dan

 pengujian hipotesis yang bebas nilai atau

objektif. Dengan cara itu maka suatu

fenomena dapat dianalisis untuk kemudian

dijelaskan hubungan diantara variabel-

variabel yang terlibat di dalamnya.

Populasi, Sampel, dan Teknik

Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib

Pajak Badan yang berada di Daerah

Istimewa Yogyakarta. Pengambilan sampel

dilakukan dengan metode  purposive

 sampling . Alasan pengambilan sampel

dengan menggunakan metode  purposive

 sampling karena hanya akan memilih sampel

dengan kriteria tertentu agar jawaban dari para responden sesuai dengan jalannya

 penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian

ini yaitu:

1.  Wajib Pajak yang berada di sentra-sentra

 bisnis, kawasan perdagangan, kawasan

 perindustrian. Karena kawasan tersebut

merupakan sasaran prioritas pelaksanaan

Sensus Pajak Nasional.

2.  Wajib Pajak yang telah memiliki stiker

Sensus Pajak Nasional. Stiker ini

merupakan tanda bahwa Wajib Pajaktelah disensus oleh petugas pajak.

Page 21: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 21/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

15

Sumber Data dan Metode Pengumpulan

DataData diperoleh dari jawaban responden

atas serangkaian pertanyaan yang diajukan

 peneliti mengenai persepsi pelaksanaan

Sensus Pajak Nasional, pengetahuan peraturan perpajakan, kesadaran perpajakan,

dan kepatuhan Wajib Pajak.

Metode pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan kuesioner.Untuk mengukur

 pendapat responden digunakan skala 4 angka

yaitu angka 4 untuk pendapat sangat setuju

dan angka 1 untuk pendapat sangat tidak

setuju. Perinciannya adalah sebagai berikut:

Angka 1 = Sangat Tidak Setuju

Angka 2 = Tidak Setuju

Angka 3 = SetujuAngka 4 = Sangat Setuju

Model RegresiAnalisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi linier berganda.Model

regresi linier berganda dirumuskan sebagai

 berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Keterangan:Y = Kepatuhan Wajib Pajak

α  = Konstantaβ1  = Koefisien regresi persepsi pelaksanaan Sensus

Pajak Nasional

β2  = Koefisien regresi pengetahuan peraturan

 perpajakanβ3  = Koefisien regresi kesadaran perpajakanX1 = Persepsi pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

X2  = Pengetahuan peraturan perpajakanX3 = Kesadaran perpajakan

e = Kesalahan pengganggu

Analisis Regresi 

Pengujian yang dilakukan dalam analisis regresi

linier berganda dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a.  Koefisien determinasi (R 2)

Koefisien determinasi digunakan untuk

mengukur seberapa besar variabel

independen dapat menjelaskan variabel

dependen.

 b.  Uji Signifikansi paramater individual

(Uji t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui

 pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen.

c.  Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji

F)

Menurut Widarjono (22:2010) pengujian F

digunakan untuk mengevaluasi pengaruh

semua variabel independen terhadap variabel

dependen.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian

Jumlah kuesioner yang disebar dalam

 penelitian ini adalah sebanyak 100

kuesioner.Data responden yang berhasil

dikumpulkan sebanyak 97 kuesioner,

sehingga jumlah sampel pengamatan

sebanyak 97 pengamatan yang dapat dilihat

 pada tabel 1:

Tabel 1Deskripsi Objek Penelitian

Jumlah Kuesioner

Jumlah Kuesioner yang disebar 100

Dikurangi:

Kuesioner yang tidak kembali (3)

Sampel akhir pengamatan 97

Sumber: Data primer diolah, 2013

Sampel tersebut kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis Wajib Pajak, lama

 berdirinya usaha, lama memiliki NomorPokok Wajib Pajak (NPWP), jenis usaha,

Page 22: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 22/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

16 

dan pengetahuan perpajakan sebagaimana dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 2

Tabulasi Silang Jenis Usaha dan Jenis Wajib Pajak

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat

diketahui bahwa 59,8 % responden adalah

Wajib Pajak Orang Pribadi sedangkan

40,2% adalah Wajib Pajak Badan. Jenis

usaha yang paling banyak untuk Wajib

Pajak Orang Pribadi adalah dagang

dengan prosentase 34% sedangkan jenis

usaha yang paling banyak untuk Wajib

Pajak Badan adalah dagang dengan

 prosentase 15,5%.

Tabel 3Tabulasi Silang Lama Berdirinya Usaha dan Jenis Wajib Pajak

Lama

Berdirinya Jenis Wajib Pajak Total

Usaha Orang Pribadi Badan

<5 Tahun 5 9 14

5,2% 9,3% 14,4%

5-10 Tahun 25 19 44

25,8% 19,6% 45,4%

10-20 Tahun 28 11 39

28,9% 11,3% 40,2%

>20 Tahun 0 0 0

0,0% 0% 0,0%

TOTAL 58 39 97

59,8% 40,2% 100%

Sumber: Data primer diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat

dilihat bahwa responden Wajib Pajak Orang

Pribadi paling banyak memiliki lama usaha

antara 10-20 tahun dengan prosentase 28,9%

sedangkan Wajib Pajak Badan paling banyak

memiliki lama usaha antara 5-10 tahun

dengan prosentase 19,6%.

Jenis UsahaJenis Wajib Pajak

TotalOrang Pribadi Badan

Industri 0 11 11

0% 11,3% 11,3%

Jasa 25 13 38

25,8% 13,4% 56,7%

Dagang 33 15 48

34,0% 15,5% 49,5%

Lainnya 0 0 0

0% 0% 0%

TOTAL 58 39 97

59,8% 40,2% 100%Sumber: Data primer diolah, 2013

Page 23: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 23/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

17

Tabel 4

Tabulasi Silang Lama Memiliki NPWP dan Jenis Wajib Pajak

Lama

Memiliki Jenis Wajib Pajak Total

 NPWP Orang Pribadi Badan

<5 Tahun 5 9 14

5,2% 9,3% 14,4%

5-10 Tahun 31 17 48

32,0% 17,5% 32,0%

10-20 Tahun 22 13 35

22,7% 13,4% 36,1%

>20 Tahun 0 0 0

0% 0% 0,0%

TOTAL 58 39 97

59,8% 40,2% 100%

Sumber: Data primer diolah, 2013

Dari Tabel 4dapat diketahui bahwa

responden Wajib Pajak Orang Pribadi paling

 banyak memliki NPWP antara 5-10 tahun

dengan prosentanse 32% sedangkan Wajib

Pajak Badan paling banyak memiliki NPWP

antara 5-10 tahun dengan prosentase 17,5%.

Tabel 5

Tabulasi Silang Pengetahuan Perpajakan dan Jenis Wajib Pajak

Pengetahuan Jenis Wajib PajakTotal

Perpajakan Orang Pribadi BadanBelajar 13 8 21

Sendiri 13% 8,2% 13%

Kursus 5 3 8

5,2% 3,1% 5,2%

Penyuluhan 21 17 38

21,6% 17,5% 21,6%

Pelatihan 19 11 30

19,6% 11,3% 19,6%

TOTAL 58 39 97

59,8% 40,2% 100%Sumber: Data primer diolah, 2013

Dari Tabel 5 di atas dapat diketahui

 bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi paling

 banyak mendapat pengetahuan perpajakan

dari penyuluhan dengan prosentase 21,6%

sedangkan Wajib Pajak Badan paling banyak

mendapat pengetahuan perpajakan dari

 penyuluhan dengan prosentase 17,5%.

Page 24: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 24/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

18 

Analisis Data 

Statistik Deskriptif

Tabel 6

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics 

 N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Y 97 20.00 32.00 26.5052 3.29179

X1 97 21.00 36.00 30.2990 3.59735

X2 97 10.00 26.00 21.4845 3.29492

X3 97 20.00 36.00 29.3608 3.77819

Valid N

(listwise)97

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat

diketahui nilai rata-rata untuk variabel

kepatuhan Wajib Pajak sebesar 26,51,

variabel persepsi pelaksanaan Sensus Pajak

 Nasional memiliki nilai rata-rata sebesar

30,30, variabel pengetahuan peratuan

 perpajakan memiliki nilai rata-rata sebesar

21,48, dan variabel kesadaran perpajakan

memiliki nilai rata-rata sebesar 29,36.Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar

responden menjawab setuju atas pertanyaan-

 pertanyaan yangberkaitan dengan kepatuhan

Wajib Pajak, persepsi pelaksanaan Sensus

Pajak Nasional, pengetahuan peratuan

 perpajakan, dan kesadaran perpajakan.

Analisis RegresiHasil analisis regresi berganda dapat dilihat

 pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 7

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa 

ModelUnstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 ((Constant)

2.410 1.165 2.069 .041

X1 .240 .098 .263 2.456 .016

X2 .343 .070 .344 4.880 .000

X3 .321 .088 .369 3.652 .000

a. Dependent Variable:Y

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan tabel 7 diatas dapat ditulis persamaan regresi dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Y = 2.410 + 0.240 X1 + 0.343 X2 + 0.321 X3 + e

Page 25: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 25/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

19

Pengujian Hipotesis

Koefisien Determinasi Nilai  Adjusted R Square dari model

regersi diperoleh sebesar 0.833, hal ini

 berarti sebesar 83,3% kepatuhan Wajib Pajak

dijelaskan oleh persepsi pelaksanaan Sensus

Pajak Nasional, pengetahuan peraturan

 perpajakan, dan kesadaran perpajakan,

sedangkan sisanya sebesar 16,7% merupakan

variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan

dalam penelitian ini.Tabel koefisien

determinasi adalah sebagai berikut:

Tabel 8

Koefisien Determinasi 

Model Summary 

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .916a  .839 .833 1.34349

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t)Hasil uji signifikansi parameter individual

dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:

Tabel 9

Hasil Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t)

Coefficientsa 

ModelUnstandardized

Coefficients

Standardize

dCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 ((Constan

t)2.410 1.165 2.069 .041

X1 .240 .098 .263 2.456 .016

X2 .343 .070 .344 4.880 .000

X3 .321 .088 .369 3.652 .000

a. Dependent Variable:

YSumber : Data Primer Diolah, 2013

Dari tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa

variabel persepsi pelaksanan Sensus Pajak

 Nasional (X1) memiliki nilai t hitung sebesar

2.456, berarti t hitung > t tabel (2.456>1,986)

sedangkan tingkat signifikansi sebesar 0,016

karena tingkat signifikansi < 0.05 maka H0

ditolak dan Ha diterima.Hal ini menunjukkan

 bahwa variabel persepsi pelaksanaan Sensus

Pajak Nasional memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kepatuhan Wajib

Pajak. Artinya semakin tinggi atau baik

 persepsi Wajib Pajak atas pelaksanaan

Sensus Pajak Nasional maka akan

meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib

Pajak begitu pula sebaliknya.Penemuan ini

mendukung penemuan Dewinta dan

Muchamad (2012) yang menyatakan bahwa

 persepsi pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

 berpengaruh signifikan positif terhadapkepatuhan Wajib Pajak.

Page 26: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 26/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

20 

Hasil pengujian untuk variabel

 pengetahuan peraturan perpajakan (X2)

terhadap kepatuhan Wajib Pajak adalah

sebesar 4,880. Karena t hitung lebih besar

dari t tabel (4,880 >1,986) serta memiliki

tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (0.000<0,05) maka H0 ditolak dan menerima Ha.

Artinya dengan tingkat kepercayaan 95%

dapat disimpulkan bahwa variabel

 pengetahuan peraturan perpajakan memiliki

 pengaruh yang positif signifikan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak.Hal tersebut

mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Siregar et al (2012), Asih (2009), dan

Septianti (2012). Semakin tinggi tingkat

 pengetahuan peraturan perpajakan Wajib

Pajak maka akan meningkatkan tingkatkepatuhan Wajib Pajak begitu pula

sebaliknya semakin rendah tingkat

 pengetahuan peraturan perpajakan Wajib

Pajak maka akan menurunkan tingkat

kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan Tabel 4.17 nilai t hitung

untuk variabel kesadaran perpajakan (X3)

adalah sebesar 3.652. Karena nilai t hitung

lebih besar dari t tabel (3,652>1,986) dan

tingkat signifikansi kurang dari 0,05

(0.000<0,05) maka H0 ditolak dan menerimaHa. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95%

dapat disimpulkan bahwa variabel kesadaran

 perpajakan memiliki pengaruh yang

signifikansi positif terhadap kepatuhan Wajib

Pajak di Daerah Istimewa Yogyakarta.Hal

tersebut mendukung penemuan Dewinta dan

Muchamad (2012), Muliari (2011), dan

Arum dan Zulaikha (2012). Semakin tinggi

tingkat kesadaran perpajakan Wajib Pajak

maka akan meningkatkan tingkat kepatuhan

Wajib Pajak begitu pula sebaliknya semakinrendah tingkat kesadaran perpajakan Wajib

Pajak maka akan menurunkan tingkat

kepatuhan Wajib Pajak.

Uji Signifikansi Paramater Simultan (Uji

F)

Hasil uji statistik secara simultan untuk

 persepsi pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

(X1), pengetahuan peraturan perpjakan (X2),

dan kesadaran perpajakan (X3) dapat dilihat

 pada Tabel 10 berikut ini:

Tabel 10

Hasil Uji Signifikansi Paramater Simultan (Uji F)

ANOVAb 

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regressi

on872.384 3 290.795 161.107 .000

Residual 167.863 93 1.805

Total 1040.247 96

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

 b. Dependent Variable: Y

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan hasil uji statistik di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Diperoleh hasil F hitung sebesar 161,107

dengan alpha sebesar 5%. F tabel = 2,70

Sehingga F hitung > F tabel (161,107>2,70).

Diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000yang berarti < 0.05.Hal ini menunjukkan

 bahwa variabel persepsi pelaksanaan Sensus

Pajak Nasional, pengetahuan peraturan

 perpajakan, dan kesadaran perpajakan

secara simultan berpengaruh terhadap

kepatuhan Wajib Pajak di Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Page 27: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 27/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

21

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

 pembahasan mengenai pengaruh persepsi

 pelaksanaan Sensus Pajak Nasional,

 pengetahuan peraturan perpajakan, dan

kesadaran perpajakan terhadap kepatuhanWajib Pajak, maka pada bagian akhir dari

 penelitian ini penulis menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1.  Hasil pengujian hipotesis pertama

menunjukkan bahwa persepsi pelaksanaan

Sensus Pajak Nasional memiliki

hubungan yang positif signifikan dengan

kepatuhan Wajib Pajak di Daerah

Istimewa Yogyakarta. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi atau

 baik persepsi Wajib Pajak atas pelaksanaan Sensus Pajak Nasional maka

semakin tinggi tingkat kepatuhan Wajib

Pajak di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2.  Hasil pengujian hipotesis kedua

menunjukkan bahwa pengetahuan

 peraturan perpajakan berpengaruh positif

signifikan terhadap kepatuhan Wajib

Pajak. Masalah yang terjadi pada Wajib

Pajak saat ini yaitu ketidakmengertian

mereka atas kewajiban perpajakan yang

harus mereka penuhi. Semakin tinggi

tingkat pengetahuan peraturan

 perpajakan Wajib Pajak maka semakin

tinggi pula tingkat kepatuhan Wajib

Pajak karena Wajib Pajak telah

mengetahui kewajiban perpajakan yang

harus mereka penuhi.

3. Hasil pengujian hipotesis

ketigamenunjukkan bahwa kesadaran

 perpajakan berpengaruh positif

signifikan terhadap kepatuhan WajibPajak. Hal ini berarti semakin tinggi

tingkat kesadaran perpajakan Wajib

Pajak maka semakin tinggi pula tingkat

kepatuhan Wajib Pajak. Kesadaran

masyarakat yang tinggi akan pentingnya

 pajak akan mendorong kepatuhan

sukarela. Karena membayar pajak

merupakan wujud tanggung jawab dan

kepedulian berbangsa dan bernegara.

4.  Hasil pengujian hipotesis keempat

menunjukkan bahwa persepsi pelaksanaan Sensus Pajak Nasional,

 pengetahuan peraturan perpajakan, dan

kesadaran perpajakan berpengaruh secara

simultan terhadap kepatuhan Wajib Pajak

di Daerah Istimewa Yogyakarta.

5.  Kemampuan persamaan regresi dalam

menjelaskan variabel-variabel bebasterhadap variabel terikat sebesar 83,3%

sedangkan 16,7% dijelaskan oleh

variabel-variabel lain di luar penelitian

ini. Hal ini berarti tingkat kemampuan

variabel-variabel bebas yaitu persepsi

 pelaksanaan Sensus Pajak Nasional,

 pengetahuan peraturan perpajakan, dan

kesadaran perpajakan tinggi terhadap

kepatuhan Wajib Pajak.

Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan-

keterbatasanyang dapat menyebabkan hasil penelitian menjadi bias. Keterbatasan

 penelitian ini antara lain:

1. Keterbatasan ketersediaan responden

 penelitian sehingga peneliti tidak dapat

memilih responden yang sesuai dengan

harapan peneliti. Misalnya, pertanyaan-

 pertanyaan mengenai pengetahuan

 peraturan perpajakan yang diberikan

kepada responden yang memliki tingkat

 pendidikan Sekolah Dasar (SD). Jawaban

yang diberikan oleh responden tersebut

tidak akan optimal jika dibandingkan

dengan jawaban dari responden yang

memiliki tingkat pendidikan Perguruan

Tinggi (PT) .

2. Sikap responden yang menganggap

 bahwa pajak merupakan sesuatu yang

mengancam sehingga kemungkinan

responden memberikan jawaban yang

tidak mencerminkan keadaan

sesungguhnya.Berdasarkan simpulan dan keterbatasan yang

telah dikemukakan, maka peneliti

memberikan saran antara lain:

1.  Untuk peneliti selanjutnya dapat

mengembangkan penelitian dengan

menambah variabel penelitian,

mengganti variabel penelitian,

menggunakan variabel intervening atau

menggunakan variabel moderasi.

2.  Dalam pelaksanaan Sensus Pajak

 Nasional di tahun berikutnya diharapkan petugas sensus lebih meningkatkan

Page 28: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 28/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

22 

kemampuan dalam berkomunikasi dan

 pengetahuan peraturan perpajakannya.

Agar masyarakat dengan sukarela

memberikan informasi yang dibutuhkan

dalam Sensus Pajak Nasional.

3. 

Bagi Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajaksebaiknya lebih memperbanyak

informasi kepada Wajib Pajak

mengenai peraturan perpajakan yang

 berlaku saat ini melalui berbagai media

yang dapat dijangkau dengan mudah.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

 pengetahuan peraturan perpajakan

Wajib Pajak.

4. Bagi Ditjen Pajak sebaiknya lebih

memperbanyak sosialisasi pentingnya

 pajak untuk kemajuan Negara . Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat untuk membayar

 pajak sesuai dengan peraturan yang

 berlaku.

DAFTAR PUSTAKAArum, Harjanti Puspa.Zulaikha. 2012. Jurnal.

 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,

 Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi Yang Melakukan

 Pekerjaan Bebas.  Diponegoro  Jurnal

Of Accounting.

Asih, Devi Tri. 2009. Skripsi.  Pengaruh

 Pengetahuan Tentang Pajak Persepsi

Tentang Petugas Pajak, dan Penerapan

Sistem Administrasi Perpajakan

 Modern Terhadap Kepatuhan Wajib

 Pajak. STIE PERBANAS.

Dewinta, Rinta Mulia. MuchamadSyafruddin. 2012. Jurnal.  Pengaruh

 Persepsi Pelaksanaan Sensus Pajak

 Nasional dan Kesadaran Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di

 Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat

 Jenderal Pajak Daerah Istimewa

Yogyakarta.  Diponegoro  Jurnal Of

 Accounting .

Efferinet al.  2008. Metode Penelitian

 Akuntansi. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Fikriningrum, Winda Kurnia. MuchamadSyafruddin. 2012. Jurnal.  Analisis

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam

 Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak .

Diponegoro Jurnal Of Accounting .

 Hutagaol ,  John. 2007 .  Perpajakan: Isu-isu

 Kontemporer . Yogyakarta: GrahaIlmu.

Irawan, Candra. Azwir Nasir. Rusli. 2012.

Jurnal.  Pengaruh Pengetahuan Wajib

 Pajak Tentang Peraturan Perpajakan,

 Penyelewengan Pajak, dan Persepsi

Wajib Pajak Atas Kinerja Pelayanan

 Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib

 Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban

 Perpajakan. Universitas Riau.

LensaIndonesia.com.  DirjenPajak

:Kontribusinya.15 Januari 2013.Muliari, Ni Ketut. Putu Eri Setiawan. 2011.

Jurnal.  Pengaruh Persepsi Tentang

Sanksi Perpajakan dan Kesadaran

Wajib Pajak Pada Kepatuhan

 Pelaporan Wajib di Kantor Pelayanan

 Pajak Pratama Denpasar Timur.Jurnal

Akuntansi & Bisnis, Volume 6.No.1.

Mulya, Imam. 2012. Skripsi.  Pengaruh

 Pengetahuan Pajak Dan Sanksi

 Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak

(Survey pada WP Badan di KPP

 Pratama Cianjur).Elib.unikom.ac.id.

Diunduh pada hari Jum’at 15 Maret

2013 pada pukul 14:50 WIB.

Musyarofah, Siti. Adi Purnomo. 2008. Jurnal.

 Pengaruh Kesadaran, Persepsi Tentang

Sanksi dan Hasrat Membayar Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. 

Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis,

dan Sektor Publik (JAMBSP) Vol. 5

 No. 1 Oktober 2008. Nugroho, Rahman Adi. 2012. Skripsi. Faktor-

 Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan

Untuk Membayar Pajak Dengan

 Kesadaran Membayar Pajak Sebagai

Variabel Intervening.  Universitas

Diponegoro.

Prasanti, Uriyanik Sengko. 2012. Skripsi.

 Pengaruh Kesadaran dan Pengetahuan

Terhadap Kemauan Membayar Pajak

Orang Pribadi Untuk Membayar Pajak

 Penghasilan di Kabupaten Bantul. STIEWIWAHA YOGYAKARTA.

Page 29: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 29/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

23

Rajif, Mohamad. 2012. Jurnal.  Pengaruh

 Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan

 Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap

 Kepatuhan Wajib Pajak Pengusaha

Usaha Kecil dan Menengah di daerah

Cirebon. Universitas GunadarmaRustiyaningsih, Sri. 2011. Jurnal.  Faktor-

 Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Wajib Pajak.Widya Warta No. 02

Tahun XXXV.

Santoso, Singgih. 2000.  Buku Latihan SPSS

Statistik Parametik . Jakarta. PT Elex

Media Komputindo.

Septianti, Ira Dwi. 2012. Skripsi.  Pengaruh

 Pemeriksaan Pajak dan Pengetahuan

 Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

 Badan di Kantor Pajak Pratama Bandung Cicadas. Elib.unikom.ac.id.

Diunduh pada Jum’at 15 Maret 2013

 pada pukul 15:05 WIB.

Siregar, Yuli Anita. Drs. Saryadi. Sari

Listyorini. 2012. Jurnal.  Pengaruh

 Pelayanan Fiskus dan Pengetahuan

 Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.  Jurnal Ilmu Administrari Bisnis

Universitas Diponegoro.

Utami, Sri Rizki. Andi. Ayu Noorida

Soerono. 2012. Skripsi.  Pengaruh

 Faktor-Faktor Eksternal Terhadap

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di

 Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak

 Pratama Serang.Universitas Sultan

Agung Tirtayasa.

Widarjono, Agus. 2010.  Analisis Statistika

 Multivariat Terapan 

Page 30: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 30/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

24

PENGARUH SISTEM PELAYANAN PAJAK DAN  

KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP 

PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM

DI KANTOR  PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTUL 

Uum Helmina Chaerunisak  Suyanto* 

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

*[email protected]

ABSTRACT

This study was conducted to examine the effect of the tax system variables and

individual tax compliance on the implementation of self assessment system in KPP Pratama

 Bantul. This study uses the dependent variable is self assessment system and the indepen dent

variable is the tax system , an individual taxpayer compliance are listed in the KPP Pratama Bantul. The sampling technique used is random sampling of individual taxpayers in the

region of Bantul and individuals who have a NPWP. Data collection procedures using a

questionnaire which was distributed to be filled by an individual taxpayer. The analysis

technique used is multiple regression with SPSS 16.0 tools.  

 Based on the results of the analysis indicate that the variable tax system and

compliance services an individual taxpayer simul tan proved significant effect on the

implementation of self assessment system . Predictive ability of the three variables on self

assessment system shows the independent variables can explain the variation in the

dependent variable of 34.8 % and the rest is explained by other variables.

Keywords: system of service tax, indivi dual tax compliance, and self assessment system . 

PENDAHULUAN Pajak merupakan sumber penerimaan

negara yang memiliki peran penting dariwaktu ke waktu. Mengingat pentingnya

 peranan pajak, maka pemerintah dalam halini Direktorat Jenderal Pajak telahmelakukan berbagai upaya untukmemaksimalkan penerimaan pajak. Salah

satu upaya yang dilakukan adalah melaluireformasi peraturan perundang-undangan di

 bidang perpajakan dengan diberlakukannya self assessment system  dalam pemungutan pajak sejak tahun fiskal 1984 (Santi, 2011).Self assessment system  merupakan sistemyang memberikan kepercayaan penuh kepadawajib pajak untuk menghitung,memperhitungkan, menyetor, danmelaporkan ke Kantor Pelayanan Pajakseluruh pajak yang menjadi kewajibannya.

Kepatuhan wajib pajak sangatlah pentingdalam menghitung dengan jujur pajak

terutang dan menyetor serta melaporkannyatepat waktu.

Di Kantor Pelayanan Pajak melayani

wajib pajak dengan tujuan untuk

memberikan kenyamanan, keamanan, dan

kepastian bagi wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban dan haknya di bidang

 perpajakan.Sosialisasi tentang mengapa,

 bagaimana, dimana, kapan, dan apa perpajakan itu selalu dilakukan sehingga

wajib pajak dapat memahami dan mampu

memenuhi kewajiban dan haknya sesuai

dengan Undang-Undang Perpajakan yang

 berlaku. Keamanan juga sangat diperlukan

untuk mengawasi ketiga fungsi agar berjalan

dengan baik.

Pelayanan pajak yang baik diharapkan

dapat membawa pengaruh baik bagi wajib

 pajak untuk memenuhi kewajibannya

membayar pajak. Seperti dalam penelitian

Page 31: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 31/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

25

yang dilakukan Suyatmin (2010) disebutkan

 bahwa untuk meningkatkan kepatuhan Wajib

Pajak dalam memenuhi kewajiban

 perpajakannya, kualitas pelayanan pajak

harus ditingkatkan oleh aparat pajak.

Pelayanan fiskus yang baik akanmemberikan kenyamanan bagi Wajib Pajak 

  . Berdasarkan uraian di atas, maka

 penelitian ini mengangkat topik tentang

sistem pemungutan pajak dengan judul

“Pengaruh Sistem Pelayanan Pajak dan

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Terhadap Penerapan Self Assesment System 

dalam Peningkatan Penerimaan Pajak”. 

TINJAUAN PUSTAKA

Pajak

Pengertian pajak menurut Undang-

Undang Perpajakan yaitu iuran rakyat

kepada negara berdasarkan undang-undang

dengan tidak mendapat jasa timbal yang

langsung dapat ditunjuk dan digunakan

untuk membiayai pengeluaran umum dan

 pembangunan.

Pajak mempunyai peranan penting dalam

kehidupan bernegara, khususnya di dalam

 pelaksanaan pembangunan karena pajakmerupakan sumber pendapatan negara untuk

membiayai semua pengeluaran termasuk

 pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal

di atas maka pajak mempunyai beberapa

fungsi. Menurut Resmi (2007), fungsi pajak

adalah sebagai berikut:

1.  Fungsi Budgetair (Keuangan Negara)

2.  Fungsi Regulered (Mengatur)

Menurut Resmi (2007), terdapat

 berbagai jenis pajak, yaitu: (a) BerdasarkanGolongan x Pajak Langsung x Pajak Tidak

Langsung; (b) Berdasarkan Sifat x Pajak

Subyektif x Pajak Obyektif; (c) Berdasarkan

Lembaga Pemungut x Pajak Pusat atau Pajak

 Negara x Pajak Daerah.

Subjek pajak merupakan subjek yang

dikenakan pajak sesuai yang diatur oleh

Undang-undang yang berlaku (Waluyo,

2008). Subjek pemungutan pajak menurut

Waluyo (2008) sebagai berikut:

1.  Orang pribadi.

2.  Warisan yang belum terbagi

3.  Badan

4.  Bentuk usaha tetap

Objek Pajak merupakan objek pengenaan

 pajak dan dijadikan dasar untuk menghitung

 pajak terutang (Waluyo, 2008). Objek

 pemungutan pajak adalaha.  penghasilan;

 b.  laba usaha;

c.  hadiah dari undian atau pekerjaan;

d.  keuntungan karena penjualan atau karena

 pengalihan harta;

e.  deviden.

Resmi (2007) menyatakan bahwa dalam

 pemungutan pajak dikenal beberapa sistem

 pemungutan pajak, yaitu antara lain:

1.  Official Assessment System  merupakan

suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi kewenangan aparatur perpajakan

untuk menentukan sendiri jumlah pajak

yang terutang setiap tahunnya sesuai

dengan ketentuan undang-undang

 perpajakan yang berlaku.

2.  Self Assessment System  merupakan suatu

sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang Wajib Pajak untuk

menentukan sendiri jumlah pajak yang

terutang setiap tahunnya sesuai denganketentuan undang-undang perpajakan

yang berlaku. 

3.  With Holding System  merupakan suatu

sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga yang

ditunjuk untuk menentukan besarnya

 pajak yang terutang oleh Wajib Pajak

sesuai dengan ketentuan undang-undang

 perpajakan yang berlaku.

Sistem Pelayanan PajakMenurut Boediono (2003) pelayanan

umum harus dilaksanakan dalam suatu

rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat:

sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap,

wajar dan terjangkau. Salah satu bentuk

 pelayanan publik adalah pelayanan

 perpajakan terhadap wajib pajak. Sedangkan

 pengertian pelayanan menurut kamus besar

 bahasa Indonesia, adalah a) perihal atau cara

melayani; b) servis dan jasa; c) kemudahan

yang diberikan sehubungan dengan jual beli

 barang tau jasa.

Page 32: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 32/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

26

Selain itu, Sofyan (2003)

mengemukakan bahwa sistem penetapan

 pajak harus mencerminkan adanya kepastian

hukum, keadilan dan kemudahan agar

tanggung jawab Wajib Pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakan dapatdipenuhi sesuai peraturan

 perundangundangan perpajakan. Selain itu

 juga Wajib Pajak tidak boleh diperlakukan

sebagai obyek, tetapi sebagai subyek yang

harus dibina agar bersedia, mampu dan sadar

melaksanakan kewajiban perpajakan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti

dapat menentukan hipotesis dalam penelitian

ini sebagai berikut:

H1: sistem pelayanan pajak berpengaruh

 positif terhadap penerapan Self Assessment

System.

Kepatuhan Wajib Pajak

Pengertian kepatuhan menurut kamus

 bahasa Indonesia berarti tunduk atau patuh

 pada ajaran atau aturan. Sedangkan menurut

 Nurmantu (2006) dalam Widjaya (2011),

kepatuhan perpajakan didefinisikan sebagai

“suatu keadaan dimana Wajib Pajak

memenuhi semua kewajiban perpajakan danmelaksanakan hak perpajakannya.Menurut

Ismawan (2001) agar tercapainya kepatuhan

yang sukarela terdapat beberapa faktor yaitu

 pelayanan yang baik, prosedur yang

sederhana dan mudah serta pemantauan

kepatuhan dan verifikasi yang efektif.

Dari pengertian tersebut maka pastinya

 pelayanan terhadap masyarakat dapat

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang

 pribadi terhadap instansi yang terkait dalam

hak ini adalah KPP. Di dukung juga olehhasil penelitian Budileksama (2001)

 berdasarkan  self assessment system wajib

 pajak menghitung, membayar, dan

melaporkan kewajiban perpajakannya.

Sebagai konsekuensinya, DJP melakukan

 pemeriksaan dengan tujuan utama untuk

menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

 perpajakan dalam rangka meningkatkan

kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti

dapat menentukan hipotesis dalam penelitian

ini sebagai berikut:

H2: kepatuhan wajib pajak berpengaruh positif terhadap penerapan Self Assessment

System 

Self Assessment System

Self assessment system adalah

 pemungutan pajak yang memberi wewenang,

kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib

 pajak untuk menghitung, memperhitungkan,

membayar dan melaporkan sendiri besarnya

 pajak yang harus dibayar (Waluyo dkk,

2003). Kesit (2001) menyatakan bahwa

 berlakunya  self assessment    system 

 pemungutan pajak menuntut wajib pajak

untuk lebih mandiri dalam pengelolaan

administrasi perpajakannya. Hal ini

merupakan bentuk refleksi dari azas

 pemungutan pajak yang dianut oleh

 pemerintah yaitu azas pelimpahan

kepercayaan sepenuhnya kepada masyarakat.

Kelebihan  self assessment system ini

adalah Wajib Pajak diberi kepercayaan oleh pemerintah ( Fiskus) untuk menghitung,

membayar, dan melaporkan sendiri pajak

yang terutang sesuai dengan ketentuan

 perpajakan yang berlaku. Menurut

Sadhani (2004), kelemahan  self assessment  

 system yang memberikan kepercayaan pada

Wajib Pajak untuk menghitung, menyetorkan

dan melaporkan sendiri pajak terutang,

dalam praktiknya sulit berjalan sesuai

dengan yang diharapkan atau bahkan

disalahgunakan  system  belum bisaditerapkan oleh Wajib pajak Orang Pribadi

terutama pemilik kost, karena mereka sering

kali tidak melaporkan atau mencantumkan

Pajak Penghasilannya di SPT. Hal ini

dilakukan oleh Wajib Pajak pemilik rumah

kost karena rendahnya tingkat  kejujuran

Wajib Pajak

Page 33: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 33/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

27

PenerapanSelf

Variabel Independen 

Pelayanan Pajak

 Assessment System

Variabel Dependen

Kepatuhan

membayar pajak

Penelitian Novianti (1997) menyimpulkan

 bahwa pelaksanaan  self assessment dan

kurangnya pengetahuan Wajib Pajak

terhadap ketentuan perpajakan. Berdasarkan

uraian di atas, maka peneliti dapat

menentukan hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

H3: Sistem pelayanan pajak dan kepatuhan

wajib pajak orang pribadi berpengaruh

 positif terhadap penerapan Self Asseessment

System.

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam

 penelitian ini dapat digambarkan pada

gambar di bawah ini:

Gambar 1

Kerangka Konseptual

Pada peneltian ini, kerangka

konseptual menjelaskan bahwa dengan

 berlakunya Self Assessment System , maka

Wajib Pajak dituntut untuk menghitung,

menyetorkan dan melaporkan sendiri pajakterutang yang merupakan kewajiban setiap

Wajib Pajak. Dan pemerintah dalam hal ini

aparat pajak hanya bertugas melayani,

mengawasi dan melakukan penyuluhan

untuk mengetahui kepatuhan Wajib

Pajak.Untuk menyederhanakan alat

 pemikiran tersebut maka kerangka pemikiranini dapat digambarkan sebagaimana di atas.

Restritus Kompensasi

 Nihil

 bayar  Lebih

 bayar

Kurang

 bayar  

PT = KP  PT < KPPT > KP 

PT -(  KP)

Pajak dilunasi

dalam t ahun berjalan

Tarif PTKP 

Masa dan Tahunan 

membayar

menghitung 

memperhitungkan 

SuratPemberitahuan 

melapor  

SelfAssessmen t

Pajak Terutang (PT)

Kredit Pajak (KP)

Page 34: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 34/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

28

METODE PENELITIAN 

SIFAT PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif. Data yang digunakan dalam

 penelitian ini yaitu data primer.

Pengumpulan data ini dilakukan denganmenyebarkan kuisioner sehingga

mendapatkan informasi mengenai persepsi

wajib pajak tentang sistem pelayanan,

kepatuhan wajib pajak, dan penerapan  self

assessment system. Penelitian ini mengukur

tentang pengaruh sistem pelayanan pajak dan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi

terhadap penerapan self assessment system di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul.

VARIABEL PENELITIAN

1.  Variabel dependen (Y) : Self assessment

 system 

2.  Variabel independen x Sistem Pelayanan

Pajak (X1) x Kepatuhan Wajib Pajak (X2)

DEFINISI OPERASIONAL

Sistem Pelayanan Pajak (X1)

Pada penelitian ini, variabel ini diukur

dengan kuisioner skala likert  5 point untuk 9

 pertanyaan. Berikut ini ringkasan definisi

operasional sistem pelayanan pajak.

Tabel 1

Definisi Operasional Sistem Pelayanan Pajak

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Sistem

 pelayanan

 pajak (X1)

 pelayanan umum harusdilaksanakan dalam suaturangkaian kegiatan terpaduyang bersifat: sederhana,terbuka, lancar, tepat,

lengkap, wajar danterjangkau. Salah satu bentuk pelayanan publikadalah pelayanan perpajakan terhadap wajib pajak(Boediono, 2003)

1.  Fiskus tepat waktu melayani wajib

 pajak dalam waktu yang

ditentukan.

2.  Produksi pelayanan publik diterima

dengan benar, tepat, dan sah.

3.  Wajib pajak tidak merasa aman

dalam proses dan pelayanan publik.

4.  Kelengkapan sarana dan prasarana

tersedianya sarana kerja peralatan

kerja dan pendukung lainnya

yang memadai termasuk

 penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika

(telematika).

5.  Kemudahan akses Tempat dan

lokasi serta sarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh

masyarakat, dan dapatmemanfaatkan teknologi

telematika.

6.  Kedisiplinan, kesopanan, dankeramahan Pemberi pelayanan

harus bersikap disiplin, sopan, dansantun, ramah serta memberikan pelayanan yang ikhlasWajib pajak

tidak mempunyai hak dalammembetulkan SPT.

7.  Kenyamanan Lingkungan

 pelayanan harus tertib, disediakan

ruang tunggu yang nyaman, bersih,

rapi, lingkungan yang indah, sehat

Ordinal

Page 35: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 35/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

29

serta dilengkapi dengan fasilitas

 pendukung pelayanan, seperti

 parkir, toilet, tempat ibadah, dan

lain-lain

8.  Kompetensi pelayanan pajak sangat

tinggi.9.  Fiskus memberikan perhatian pada

wajib pajak. 

Pada penelitian ini, variabel ini diukur

dengan kuisioner skala likert   5 point untuk

14 pertanyaan. Berikut ini ringkasan definisi

operasional kepatuhan wajib pajak orang

 pribadi.

Tabel 2

Definisi Operasional Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

KepatuhanWajib PajakOrangPribadi (X2)

Kepatuhan sukarela

merupakan tulang punggung

 self assessment system di

mana wajib pajak

 bertanggung jawab

menetapkan sendiri

kewajiban pajaknya dan

kemudian secara akurat dan

tepat waktu membayar danmelaporkan pajak tersebut

(Ismawan, 2001).

1.  Wajib pajak pajak paham atau

 berusaha untuk memahami

semua peraturan pajak yang

 berlaku saat ini.

2.  Wajib pajak membayar pajak

sesuai dengan jumlah pajak

yang terutang.

3.  Wajib pajak tidak mempunyai

tunggakan pajak untuk semua

 jenis pajak.4.  Wajib pajak tidak pernah

dijatuhi hukuman karena

melakukan tindak pidana di

 bidang perpajakan dalam

 jangka waktu sepuluh tahun

terakhir.

5.  Wajib pajak harus

transparansi dalam

melaporkan jumlah pajak

yang terutang.

6.  Wajib pajak harus tepat waktu

dalam menyampaikan surat pemberitahuan untuk semua jenis pajak.

7.  Dalam dua tahun terakhir

menyelenggarakan

 pembukuan, dan dilakukan

 pemeriksaan, koreksi pada

 pemeriksaan yang terakhir.

8.  Wajib pajak melakukan

 pembayaran pajak terutang di

tempat yang telah ditunjuk

oleh Dirjen Pajak.

9.  Semakin mudah proses

Ordinal

Page 36: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 36/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

30

 pembayaran pajak, semakin

tinggi tingkat kesadaran

seseorang dalam membayar

 pajaknya.

10.  Wajib pajak menggunakan

tarif pajak yang sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.

11.  Pemberian informasi tentang

 pajak sangat penting hal ini

dikarenakan banyak

masyarakat yang belum

mengetahui fungsi dari pajak

tersebut.

12.  Dengan adanya penyuluhan

oleh Dirjen Pajak, akan

meningkatkan kesadaran

wajib pajak.

13.  Wajib pajak membayar pajaksesuai dengan jumlah pajak

yang terutang.

14.  Wajib pajak harus menpunyai

 pengetahuan mengenai

 peraturan perpajakan. 

Self Assessment System (SAS) (Y)

Pada penelitian ini, variabel ini diukur

dengan kuisioner skala likert   5 point untuk

13 pertanyaan. Berikut ini ringkasan definisi

operasional Self Assessment System. 

Tabel 3

Definisi Operasional Var iabel Self Assessment System  

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Self ssessment

System (Y)

Self assessment systemmerupakan suatu

 pemungutan

 pajak yang memberiwewenang kepadaWajib pajak untukmenentukan pajakterutang. Dalam hal iniWajib Pajak diberitanggung jawab untukmelaksanakan

kewajibannyadibidang perpajakan(Tarjo, 2006)

1.  Wajib pajak sebagai penghitung

 jumlah pajak terutang.

2.  Fiskus tidak ikut campur dan hanya

mengawasi.

3.  SPT merupakan alat untuk

menghitung dan melaporkan jumlah

 pajak terutang4.  SPT merupakan alat untuk

melaporkan pajak dan perhitungan

 pajak teutang.

5.  Wajib pajak aktif mulai menghitung,

menyetor, melaporkan sendiri pajak

terutang.

6.  Wajib pajak memiliki kemampuan

menghitung pajak yang terutang

dengan benar.

7.  Wajib pajak tidak harus mempunyai

kemampuan untuk mengisi SuratPemberitahuan (SPT).

Ordinal

Page 37: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 37/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

31

8.  Pemberian Reward dan Punishment

diperlukan guna meningkatkan

kesadaran pembayaran perpajakan

oleh wajib pajak.

9.  Setiap wajib pajak mempunyai

 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)10.  Berhasil atau tidaknya pelaksanaan

 pemungutan pajak tergantung pada

wajib pajak sendiri.

11.  Semakin mudah proses pembayaran

 pajak, semakin tinggi tingkat

kesadaran seseorang dalam

membayar pajaknya.

12.  sistem kontrol dapat dilakukan atau

dilaksanakan dengan baik

13.  Wajib pajak secara suka rela

menghitung, menyetor, melaporkan

sendiri pajak terutang. 

Pengembangan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitimenggunakan data kuantitatif danmenngunakan kuisioner untuk mengukurvariabel independent dan varibel dependen.Di dalam kuisioner ini, penelitimenggunakan alat ukur yaitu skala likert 5(lima) point. Skala likert merupakan metodeskala bipolar yang mengukur baik tanggapan

 positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadangdigunakan untuk kuesioner skala Likert yangmemaksa orang memilih salah satu kutubkarena pilihan "netral" tak tersedia(Wikipedia). 

Penelitian ini menggunakan pilot test(uji awal) sebelum penelitian yangsebenarnya dilaksanakan. Kuisioner pilot testdisebar sebanyak 30 responden yang terdiri

dari mahasiswa Universitas SarjanawiyataTamansiswa dan mahasiswa Universitas lainyang tinggal disekitar tempat tinggalsementara peneliti. 

Populasi, Sampel dan Teknik

Pengambilan SampelDalam penelitian ini Populasi yang

akan dijadikan sebagai obyek

 penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi

yang berada di wilayah Bantul dan individu

yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP). Teknik pengambilan sample

 penelitian dipakai yaitu simple random

sampling technique terhadap 70 Wajib Pajak

Orang Pribadi yang berada di wilayah Bantul

dan individu yang telah memiliki Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP). Prosedur

 pengumpulan data yang digunakan dalam

 penelitian ini adalah dengan  cara langsung

menyampaikan pertanyaan yang berupakuisioner dan wawancara  langsung dengan

Wajib Pajak Orang Pribadi di wilayah

Bantul.

Metode Analisis Data

Jawaban responden diukur dengan

menggunakan skala likert . Menurut Sugiono

(2006) skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Teknik analisis data yangdigunakan adalah  software  SPSS 16. Untuk

item tertentu dilakukan pembalikan skor

 penilaian. Pengujian yang dipakai dalam

analisis data penelitian ini adalah:

1. 

Statistik DeskriptifAnalisis statistik deskriptif digunakan

untuk memberikan gambaran mengenaivariabel yang diteliti. Uji statistik deskriptifmencakup nilai rata-rata (mean), nilai

minimum, nilai maksimum, nilai mean, nilairange, nilai standar deviasi, dari data tingkat

Page 38: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 38/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

32

kepatuhan Wajib Pajak dan penerimaan

 pajak ( Widjaya, 2011).

Uji Kualitas DataUji kualitas data tersebut dilakukan dengan

 program SPSS 16.

Uji Validitas

Kesahihan (validity) suatu alat ukur

adalah kemampuan alat ukur untuk

mengukur indikator-indikator dari suatu

objek pengukuran. Pengujian validitas dapat

dilakukan dengan melihat nilai Correlated

 Item-Total Correlation   dengan kriteria

sebagai berikut: jika nilai r hitung lebih besar

dari r tabel dan nilainya positif (pada taraf

signifikan 5 persen atau 0,05), maka butir

atau pertanyaan atau indikator tersebut

dikatakan “valid”, dan sebaliknya (Ghozali,

2006).

Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliable atau

handal jika jawaban seseorang terhadap

 pertanyaan adalah konsisten atau stabil dariwaktu ke waktu. Untuk itu perlu dilakukan

uji reliabilitas. Pada umumnya suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai cronbach alpa lebih besar

dari 0.60 (Ghozali, 2006).

Uji Asumsi Klasik

Uji NormalitasUji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel-variabel memiliki distribusi normal. Probability Plot merupakan metode

yang handal untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, variabel independen

atau keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak .  Probability Plot adalah sebagai

 berikut. (Ghozali, 2006)

1.  Jika data menyebar di sekitar garis

diagonal dan atau tidak mengikuti arahgaris diagonal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

2.  Jika data menyebar jauh dari garis

diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

 b. 

MultikolonieritasUji multikolonieritas dilakukan dengan

menganalisis matriks korelasi variabel-

variabel independen, nilai Tolerance, dan

nilai Variance Inflation Factor   (VIF). Suatu

model regresi menunjukkan adanya

multikolinearitas jika: x Tingkat korelasi >

95% x Nilai Tolerance < 0.05, atau x Nilai

VIF > 10.  Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antar

variabel independen (Ghozali, 2006).

c. 

Heterokedastisitas

Model regresi yang baik adalah yanghomoskedastisitas (Ghozali, 2006). Cara

mendeteksi Heteroskedastisitas adalah

dengan melihat grafik plot antara nilai

 prediksi variabel dependen dengan

residualnya dan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola

tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk suatu pola yang teratur

(bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas.

Page 39: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 39/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

33

Analisis Regresi Linier berganda

Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

Y = a + b 1X1 + b2X2 + e

Keterangan:Y =  self assessment system 

a = Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi

X1 = Pelayanan pajak

X2 = Kepatuhan pajak

e = Error

Pengujian Hipotesis

Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui

 pengaruh masing-masing variabel

independen secara partial (individu) tehadapvariabel dependen. Tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikansi 5% ( a = 0,05) dengan

kriteria penilaian sebagai berikut: t hitung > t

tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

yang berarti bahwa ada pengaruh yang

signifikan dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen

secara parsial. t hitung < t tabel, maka Ho

diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa

tidak ada pengaruh yang signifikan darimasing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial. x

Uji Signifikansi

Simultan (Uji Statistik F)

Tingkat kepercayaan yang digunakan

adalah 95% atau taraf signifikansi 5% (a =

0,05) dengan kriteria penilaian sebagai

 berikut: Jika F hitung > F tabel, maka Ho

ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa

variabel independen secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen; Jika F hitung <

F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolakyang berarti bahwa variabel independen

secara simultan tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel

independen. Nilai R yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependensangat terbatas. Menurut Gujarati

dalam Ghozali (2006), jika dalam uji empiris

didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai

adjusted R ² dianggap nol. Secara matematis

 jika nilai R² = 1, maka R²  =1,

sedangkan jika nilai R ² = 0, maka adjusted R

² = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted R²

akan bernilai negatif.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan terhadap wajib

 pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor

Pajak Pratama Pratama Bantul. Penyebaran

kuisioner dilaksanakan mulai tanggal 12

September 2013 sampai dengan 26

September 2013. Peneliti mengambil

sampel sebanyak 70 responden (wajib pajak)

dengan peta distribusi sebagai berikut.

Tabel 4

Data Sample Penelitian

 No. KeteranganJumlah wajib pajak

orang pribadiPersentase

1. Jumlah kuisioner yang disebar 70 buah 100 %2. Jumlah kuisioner yang kembali 60 buah 85.72 %

Page 40: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 40/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

34

Frequency  Percent  Valid Percent Cumulative

Percent

3. Jumlah kuisioner yang tidak sah 7 buah 10 %

4. Jumlah kuisioner yang tidak kembali 3 buah 4 ,28%

5. Jumlah kuisioner yang diolah 60 buah 100 %

Tabel 5 

Hasil Uji Deskripsi Responden Menurut Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 30 tahun 27 45.0 45.0 45.0

31 - 40 tahun 21 35.0 35.0 80.0

41 - 50 tahun 12 20.0 20.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Tabel 6 

Hasil Uji Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin 

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 34 56.7 56.7 56.7

 perempuan 26 43.3 43.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Tabel 7 

Hasil Uji Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Terakhir  

Valid SD 5 8.3 8.3 8.3SMP 9 15.0 15.0 23.3SMA 21 35.0 35.0 58.3

S1 17 28.3 28.3 86.7

Lainnya 8 13.3 13.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Tabel 8 

Hasil Uji Deskripsi Responden Menurut Lama Bekerja 

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 2 tahun 8 13.3 13.3 13.32-4 tahun 20 33.3 33.3 46.7

4-6 tahun 16 26.7 26.7 73.3

6-8 tahun 10 16.7 16.7 90.0

> 8 tahun 6 10.0 10.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Tabel 9 

Hasil Uji Deskripsi Responden Menurut Penghasilan per Bulan 

Page 41: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 41/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

35

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < Rp 5.000.000 27 45.0 45.0 45.0

Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000 18 30.0 30.0 75.0

Rp 10.000.000 - Rp15.000.000 13 21.7 21.7 96.7

Rp 15.000.000 - Rp

20.000.000

2 3.3 3.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Hasil Uji Instrumen Penelitian

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Tabel 10 

Hasil Uji Statistik Deskripsi 

 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PELAYANAN 60 30.00 43.00 37.0333 3.04189

KEPATUHAN 60 45.00 65.00 59.4500 3.81533

SAS 60 45.00 62.00 51.3667 3.90552

Valid N (listwise) 60

Tabel 10 menjelaskan bahwa sistem

 pelayanan pajak dengan rata-rata total

sebesar 37, 033, dengan standar deviasi

sebesar 3.04189. Ini berarti bahwa sebagian

responden cenderung menjawab setuju untuk

 pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan

masalah sistem pelayanan wajib pajak.

Variabel kepatuhan wajib pajak dengan rata-

rata total 59,450 dengan standar deviasi

sebesar 3.81533 menunjukkan bahwa tingkat

kepatuhan wajib pajak menjadi responden

dalam penelitian ini sebesar 59%. Ini berarti

 bahwa sebagian responden menjawab setuju

dalam hal kepatuhan wajib pajak orang

 pribadi. Variabel penerapan  self assessment

 system dengan rata-rata total sebesar 51,367

dengan standar deviasi sebesar 3.90552

menunjukkan bahwa tingkat penerapan  self

assessment system dalam penelitian ini

sebesar 51%. Ini berarti sebagian responden

menjawab setuju untuk pertanyaan yang

diajukan berkaitan dengan penerapan  self

assessment system .  Nilai standar deviasi

masing-masing variabel lebih kecil dari nilai

rata-rata maka data yang diperoleh dari

lapangan dapat direpresetasikan ke populasi.

Hasil Uji Kualitas DataHasil Uji Validitas Data

Tabel 11 

Hasil Pengujian Validitas

1 Pelayanan pajakVAR00001 .393**  .002 Valid

VAR00002 .268* .038 Valid

VAR00003 .419**  .001 Valid

VAR00004 .474

**

  .000 ValidVAR00005 .393**  .002 Valid

 No  Variabel / Butir Pertanyaan  Pearson

CorelationSig (2-Tailed)  Keterangan

Page 42: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 42/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

36

VAR00006 .268*  .038 Valid

VAR00007 .776**  .000 Valid

VAR00008 .474**  .000 Valid

VAR00009 .657**  .000 Valid

2 Kepatuhan

VAR00001 .357**  .005 Valid

VAR00002 .515**  .000 Valid

VAR00003 .290*  .025 Valid

VAR00004 .467**  .000 Valid

VAR00005 .357**  .005 Valid

VAR00006 .482**  .000 Valid

VAR00007 .545**  .000 Valid

VAR00008 .485**

  .000 Valid

VAR00009 .467**  .000 Valid

VAR00010 .299*  .020 Valid

VAR00011 .545**  .000 Valid

VAR00012 .331**  .010 Valid

VAR00013 .543**  .000 Valid

VAR00014 .576**  .000 Valid

3 Self Assessment System

VAR00001 .572**

  .000 ValidVAR00002 .594**  .000 Valid

VAR00003 .423**  .001 Valid

VAR00004 .293*  .023 Valid

VAR00005 .745**  .000 Valid

VAR00006 .520**  .000 Valid

VAR00007 .293*  .023 Valid

VAR00008 .594**  .000 Valid

VAR00009 .745**  .000 Valid

VAR00010 .520**  .000 Valid

VAR00011 .572**  .000 Valid

VAR00012 .293*  .023 Valid

VAR00013 .594**  .000 Valid

a.  Hasil Uji Reliabilitas Data

Page 43: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 43/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

37

Tabel 12 

Hasil Pengujian reliabilitas 

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Pelayanan pajak .661 Reliabel

Kepatuhan .732 ReliabelSelf Assessment System .863 Reliabel

Tabel 12 menunjukkan mengenai uji

reliabilitas dimana suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

 pengumpulan data karena instrumen sudah

 baik atau suatu angket dikatakan reliabel jika

 jawaban responden konsisten. Pada

umumnya suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliable jika memberikan nilai

cronbach alpa lebih besar dari 0.60 (Ghozali,

2006). Kolom Cronbach Alpha menunjukkan

lebih besar dari 0,60, maka instrumen ini

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

 pengumpulan data.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji MultikolonieritasTabel 4.10 ini menjelaskan mengenai hasil

uji multikolonieritas, dimana tidak terdapat

 problem multikol pada model persamaan

regresi dan dapat digunakan dalam penelitian

ini.

Tabel 13 

Hasil Uji Multikolonieritas 

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 PELAYANAN .975 1.026

KEPATUHAN .975 1.026

a. Dependent Variable: SAS

Page 44: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 44/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

38 

Berdasarkan tabel di atas terlihat

 bahwa nilai tolerance menunjukkan angka 1

dan nilai variance inflatuion factor (VIF)

disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang

ditunjukkan dengan nilai tolerance masing-

masing variabel  0,975 serta VIF sebesar

1,026 untuk masing-masing variabel, baik

variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi

maupun variabel sistem pelayanan pajak.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi multikolonieritas dalam persamaan

regresi berganda.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Grafik 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar di atas

menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan

di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan

tidak terdapat suatu pola yang jelas pada

 penyebaran tersebut. Hal ini berarti tidakterjadi heteroskedastisitas pada model

 persamaan regresi, sehingga model regresi

layak digunakan untuk memprediksi

 penerapan self assessment system

 berdasarkan variabel yang

mempengaruhinya, yaitu sistem pelayanan

 pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Hasil Uji Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi

Tabel 14 

Hasil Uji Koefisien Determinasi 

1 .608a

.370 . 348

3.15327a. Predictors: (Constant), KEPATUHAN, PELAYANAN

 b. Dependent Variable: SAS

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai

 Adjusted R Square  sebesar 0,348 atau 34,8%

menunjukkan bahwa variabel self assessment

 system dapat dijelaskan oleh sistem

 pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak

orang pribadi sebesar 34,8% sedangkan

sisanya sebedar 65,2% dijelaskan oleh

faktor-faktor lain yang tidak disebutkan

dalam penelitian ini.

Hasil Uji t Statistik

Model  R   R Square  Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

Page 45: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 45/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

39

Tabel 15 

Hasil Uji T Statistik  

Model Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 45.455 7.576 6.000 .000

PELAYANAN .720 .137 .561 5.267 .000

KEPATUHAN -.349 .109 -.341 -3.203 .002

a. Dependent Variable: SAS

Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh sistem pelayanan pajak

terhadap penerapan self assessment system

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat

 bahwa nilai t hitung untuk variabel sistem pelayanan pajak (X1) terhadap penerapan

 self assessment system  (Y) sebesar 5,267,

 berarti t hitung> t tabel (5,267 > 2,01),

memiliki tingkat signifikansi 0,000 karena

tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal

ini membuktikan bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima, ini menunjukkan bahwa variabel

sistem pelayanan pajak berpengaruh positif

signifikan terhadap penerapan  self

assessment system. 

Hasil Uji Hipotesis 2: 

Pengaruh kepatuhan wajib pajak orang

pribadi terhadap penerapan self

assessment system

Hasil pengujian variabel kepatuhan

wajib pajak orang pribadi (X2) terhadap

 penerapan self assessment system (Y) sebesar

 –   3,203, berarti t hitung < t tabel (-3,203 <

2,01), memiliki tingkat signifikansi 0,000

karena tingkat signifikansi lebih kecil dari

0,05, hal ini membuktikan bahwa H0

diterima dan Ha ditolak, ini menunjukkan

 bahwa variabel kepatuhan wajib pajak orang

 pribadi berpengaruh signifikan terhadap

 penerapan  self assessment system

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.

Y = 45.455 + 0,720 X1 –  0.349 X2 + e

Apabila setiap peningkatan pada sistem

 pelayanan pajak (X1) satu satuan maka

 penerapan  self assessment system akan

meningkat sebesar 0,720, kemudian setiap

 peningkatan pada kepatuhan wajib pajak

orang pribadi akan mengurangi sebesar

0,349.

Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan digunakan untuk

mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model

regresi secara simultan terhadap variabel

dependen yang diuji pada tingkat signifikan

0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 16 

Hasil Uji Simultan (uji F) 

ANOVAb 

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 333.176 2 166.588 16.754 .000a 

Residual 566.757 57 9.943

Total 899.933 59

a. Predictors: (Constant), KEPATUHAN, PELAYANAN, b. Dependent Variable: SAS

Page 46: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 46/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

40 

Hasil Uji Hipotesis 3: 

Pengaruh sistem pelayanan pajak dan

kepatuhan wajib pajak orang pribaditerhadap penerapan self assessment system

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada

tabel di atas, nilai F diperoleh sebesar 16,754dengan tingkat kesalahan 5%, dimana dk

 penyebut = n-k-1 = 60-2-1 = 57, dk

 pembilang = k = 2, maka F tabel = 2,82

tenyata F hitung > F tabel (16,754 > 2,82),

dengan demikian F hitung > F tabel sehingga

H0 ditolak dan Ha diterima, ini meunjukkan

 bahwa secara simultan antara sistem

 pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak

orang pribadi berpengaruh terhadap

 penerapan self assessment system. 

Simpulan

Berdasarkan analisis data dan hasil

 pengujian hipotesis pada penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa sistem pelayanan pajak

 berpengaruh positif signifikan terhadap

 penerapan Self Assessment System sedangkan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi

 berpengaruh negatif signifikan terhadap

 penerapan Self Assessment System. 

Kemampuan persamaan regresi dalam penelitian ini, untuk menjelaskan besarnya

variasi yang terjadi pada variabel terikat

sebesar 34 ,8% sementara 65,2% dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh

 peneliti.

Keterbatasan

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penetian

ini, peneliti memiliki keterbatasan antara

lain:

1.  Penelitian hanya dilakukan di KantorPelayanan Pajak Pratama Bantul,

sehingga hasil penelitian ini hanya

mencerminkan persepsi wajib pajak pada

satu Kantor Pelayanan Pajak.

2.  Penelitian ini hanya menggunakan

metode pengumpulan data berupa

kuisioner yang disebarkan untuk diisi

oleh responden. Sedangkan respon dari

responden untuk mengisi kuisioner

kurang begitu antusias.

Saran

Untuk selanjutnya, peneliti mengajukan

saran sebagai berikut:

1.  Perlunya sosialiasasi kepada masyarakat

khususnya wajib pajak tentang peraturan

 perpajakan yang berlaku saat ini dan pentingnya pajak bagi negara dalam

rangka meningkatkan pengetahuan wajib

 pajak dan meningkatkan penerimaan

 pajak negara guna pembiayaan keperluan

negara.

2.  Memberikan kemudahan bagi wajib

 pajak dalam sarana maupun prasarana

dalam memenuhi kewajibannya

membayar pajak.

3.  Petugas pajak perlu meningkatkan

kualitas pelayanan pajak serta

mempunyai mental yang kuat dalam

melayani wajb pajak dengan sebaik-

 baiknya.

4.  Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di

Kantor Pelayanan Pajak lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, Ria. .“ Pengaruh Penerapan

Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak ” Skripsi. 

Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima

 Perpajakan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Budileksama, Antariksa. 2001.

 Pemeriksaan Pajak Sebagai Upaya

Untuk Mendorong Kepatuhan Pajak.

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 2

 No. 1. Universitas Trisakti. Jakarta.

Chakim, Lutfi. 2011. Optimalisasi Kualitas

 Pelayanan Sebagai Upaya Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak

Secara Sukarela (Volunt ary

Compliance).

Damayanti, T.W,. 2004. Pelaksanaan Self

 Assesment System menurut Persepsi

Wajib Pajak (Studi pada Wajib Pajak

 Badan Salatiga), Jurnal Ekonomi dan

Bisnis (Dian Ekonomi) vol. X No. 1,

Maret 2004: 109-128.

Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006.

 Perpajakan. Prenada Media Group.

Jakarta.

Page 47: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 47/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

41

Erief. 2007. A Multiple Item Scale for

Measuring Consumer Perception of

Services Quality.

 Journal of Retailing . Vol. 64, Spring, p. 12-

40.

Fitriandi, Primadita. 2007. KompilasiUndang-Undang Perpajakan

Terlengkap Susunan Satu naskah. 

Salemba Empat.

Fuadi, Arrabela Oentari dan Yenni

Mangoting. 2013. Pengaruh Kualitas

 Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi

 Perpajakan dan Biaya Kepatuhan

 Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

 Pajak UMKM. Tax & Accounting

Review. Vol 1, No.1.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis

 Multivariate dengan Program SPSS .

Edisi Ketiga. Badan Penerbit UNDIP.

Semarang.

Gunadi. 2002. Ketentuan Perhitungan dan

 Pelunasan Pajak Penghasilan. Cetakan

Pertama. Salemba Empat. Jakarta.

 ______. 2005. Fungsi Pemeriksaan

Terhadap Peningkatan Kepatuhan

 Pajak  ( Tax Compliance). Jurnal

Perpajakan Indonesia Vol. 4 no. 5.Hutagaol, John. 2005. “ Self Assessment:

 Implementasi dan Kendalanya “ .

Jurnal Perpajakan Indonesia. LIPI.

Jakarta.

Ismawan, Indra. 2001. Memahami Reformasi

 Perpajakan 2000. PT. Elex Media

Koputindo. Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kartowagiran, Badrun. 2009. Pengembangan

Instrumen Kinerja SMK-SBI. Dosen

Pascasarjana dan Fakultas Teknik.Universitas Negeri Yogyakarta.

Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur

 Negara (KEPMENPAN) Nomor 63

Tahun 2003 tentang Pedoman Umum

Pelayanan Publik.

Kesit, Bambang. 2001. Pajak

 Penghasilan Teknik Rekonsiliasi

 Fiskal. Edisi Kedua.

Ekonisia.Yogyakarta.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

 Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi

 Administrasi Publik : Teori dan Praktik . Jakarta: PT. GramediaWidiasarana Indonesia.

 Novianti, L. (1997). Penerapan System Self

 Assessment Terhadap Pemungutan  PPh Orang Pribadi, Suatu Tinjauan

 Pelaksanaan   Pemungutan PPh Orang

 Pribadi  Pada Pemilik Rumah Kost .

Skripsi Fakultas Hukum UNAIR

Surabaya.

Oktivani, Debby. 2007. “   Pengaruh

 Kepatuhan Wajib Pajak dan Jumlah

 Pemeriksaan terhadap Penerimaan

 Pajak Penghasilan di K antor

 Pelayanan Pajak M adiun.” Skripsi

Sarjana Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi Universitas Kristen Petra,

Surabaya.

Pramastuti, Ratih. 2003. Presepsi WajibPajak Terhadap Pemeriksaan PajakPenghasilan Perorangan di KantorPelayanan Pajak X. Skripsi FakultasEkonomi dan Bisnis. UNAIR.Surabaya.

Rahmatika, Mufti. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap

Kesadaran Kewajiban Perpajakan padaSektor Usaha Kecil dan Menengah(UKM). Skripsi. Fakultas Ekonomi.UIN. Jakarta.

Rangkuti,Freddy. 2003. Riset

Pemasaran.Gramedia Pustaka

Resmi, Siti. 2007. Perpajakan: Teori dan

kasus. Salemba Empat. Jakarta

Sadhani, D. 2004. “Peran Serta Akuntan

dalam Meningkatkan Kepatuhan wajib

 Pajak”. 

Makalah disampaikan pada Kongres

 Nasional Ikatan Akuntan Indonesia V.

Yogyakarta.

Santi, Anisa Nirmala dan Zulaikhah. 2011.

 Analisis Pengaruh Kesadaran

 Perpajakan, Sikap Rasional,

 Lingkungan, Sanksi Denda dan Sikap

 Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib

 Pajak  (Studi Empiris Pada WPOP di

Wilayah KPP Pratama Semarang).

Semarang.

Page 48: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 48/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

42 

Soemitro, Rochmat. 2004. Asas dan Dasar

 Perpajakan 2. PT. Repika Aditama.

Bandung.

Sofyan, S. 2003. Sistem Penetapan Pajak

(Dalam Kerangka Mencari Sistem

Yang Kondusif). Jurnal PerpajakanIndonesia. Vol 3, Hal 28-34.

Suandy, Erly. 2002. Hukum Pajak . Edisi

Kedua. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. 

Alfabeta. Bandung.

Suyatmin. 2004. Pengaruh Sikap Wajib

 Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

 Pajak Dalam Pembayaran Pajak

 Bumi dan Bangunan: Studi

 Empiris di Wilayah KP PBB

Surakarta. Tesis Program Pasca

Sarjana Magister Sains Akuntansi

Universitas Diponegoro.

Swandari. Handayani. 2007. Pelaksanaan

Self Assessment System Dalam

 Pemungutan Bea Perolehan

 Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) di Kab. Boyolali.

UNDIP. Semarang. 

Tarjo & Kusumawati, Indra. 2006. Analisis

 Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi

Terhadap Pelaksanaan Self

 Assessment System: Suatu Studi di Bangkalan. JAAI VOLUME 10 NO. 1.

Fakultas Ekonomi Universitas

Trunojoyo. Madura.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2009.

“ Perpajakan Indonesia”. Salemba

Empat. Jakarta.

Widjaya, Anisa Gama. 2011. Studi Evaluasi

 Kepatuhan Pajak Sebelum dan

Sesudah Reformasi Perpajakan 2008

dan Implementasinya terhadap

 Penerimaan Pajak pada KPP Pratama

 Kota Semarang Kantor Wilayah

 Direktorat Jendral Pajak Jawa Tengah

 I. UNDIP. Semarang.

Zain, M. 2003. Manajemen Perpajakan. PT.

Salemba Empat. Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert

www.fiskal.depkeu.go.id 

Page 49: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 49/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

43

PENGARUH RETURN ON ASSETS , DEBT TO EQUI TY RATIO , DAN EARNING PER  

SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada Perusahaan Food and BeveragesYang Terdaftar Di BEI

Periode 2009-2011)

Winur Haryati*Sri Ayem

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

*[email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine whether the return on assets , debt to equity ratio , and

earnings per share have an influence on the value of the company at the company's food and

beverages . The research data collection using polling , so the amount of data to be

 processed is the product of the number of samples with the company during the period ofobservation period , which is 14 times the company 3 years , so that the resulting sample of

42 . Data analysis was performed using linear regression analysis using SPSS for windows

16. Simultaneous testing results show that the return on assets ( X 1 ) , debt to equity ratio ( X 2 

 ) , and earnings per share ( X 3  ) all positive and significant effect on firm value , while the

 partial test results show that of the three independent variables , namely , return on assets ,

debt to equity ratio , earnings per share and there are two variables are positive and

 significant effect on firm value is variable return on assets and earnings per share , while the

debt to equity ratio variable had no significant effect on firm value .

Keywords: Return on assets, debt to equity ratio, earn ings per share

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Persaingan perusahaan barang

konsumsi makanan dan minuman semakin

lama menjadi semakin ketat sejak

disahkannya organisasi perdagangan dunia.

Dengan terbentuknya World Trade

Organization (WTO) di tahun 1994 pasar

dunia cenderung semakin terbuka dan bebashambatan (Riyadi, 2012 dalam Pertiwi dan

Pratama, 2012). Untuk itu perusahaan

industri barang konsumsi makanan dan

minuman di Indonesia memerlukan dana

tambahan untuk menjaga kelangsungan

hidup perusahaan, serta mampu bersaing

dengan produk luar negeri.

Penelitian ini menggunakan

 perusahaan  food and beverages sebagai

 penelitian karena saham yang berasal dari

 produk makanan dan minuman merupakansaham yang banyak diminati oleh investor.

Saham pada perusahaan  food and beverages

tidak terpengaruh oleh pergerakan situasi

ekonomi makro atau kondisi bisnis secara

umum, perusahaan tersebut mampu

memberikan bagian keuntungan yang

diberikan

Salah satu pengelolaan yang harus

diperhatikan perusahaan adalah masalah

keuangan yang penting bagi kelangsunganhidup perusahaan, keuangan suatu

 perusahaan berkaitan dengan sumber dana

dan penggunaannya. Semakin efisien

 penggunaan dan pengelolaan dana berarti

semakin baik bagi perusahaan. Agar dana

dalam perusahaan dapat dipenuhi secara

cukup, maka diperlukan pengelolaan dan

 penentuan sumber dana secara tepat. Untuk

itu, perusahaan harus memperkuat faktor

internal agar dapat tetap berkembang dan

 bertahan. Salah satu faktor internalnyaadalah perusahaan dapat melakukan

Page 50: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 50/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

44

 pembenahan dalam manajemen untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja

atau melaksanakan ekspansi usaha dalam

rangka mengoptimalkan pangsa pasar yang

 berpotensial serta memperoleh nilai

 perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan diartikan sebagai

harga yang bersedia dibayar oleh calon

investor seandainya suatu perusahaan akan

dijual. Nilai perusahaan tercermin dari harga

saham yang stabil dan dalam jangka panjang

mengalami kenaikan. Semakin tinggi harga

saham maka semakin tinggi pula nilai

 perusahaan. Menurut Baridwan (2004:443)

dalam Priatinah dan Kusuma (2012) yang

dimaksud dengan  Earning Per Share  (EPS)

atau laba per saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu

 periode untuk setiap lembar saham yang

 beredar.

 Return On Assets  adalah rasio yang

digunakan untuk menilai seberapa besar

tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki

 perusahaan.  Debt to Equity Ratio 

menunjukkan perbandingan antara hutang

dengan ekuitas. Bila perusahaan dapat

mengatur kombinasi yang optimal antara

 pinjaman utang dan modal sendiri, maka

 perusahaan dapat memaksimalkan nilai

 perusahaan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian

yang dilakukan Pertiwi dan Pratama (2012)

menunjukkan bahwa ROA berpengaruh

 positif terhadap nilai perusahaan, penelitian

yang dilakukan Meythi (2012) menunjukkan

 bahwa struktur modal berpengaruh negatif

terhadap nilai perusahaan, dan penelitian

Yulistiana (2010) yang menunjukkan bahwa Earning Per Share  (EPS) berpengaruh

negatif terhadap nilai perusahaan.

METODE PENELITIAN

Variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat (nilai dari orang, objek atau

kegiatan) yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).

Dalam penelitian ini digunakan dua (2)variabel, yaitu sebagai berikut:

1.  Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang

diterangkan atau mendapat pengaruh dari

variabel lainnya (Sugiyono, 2007). Dalam

Penelitian ini, peneliti menggunakan variabel

dependen berupa Nilai Perusahaanmenggunakan alat ukur Tobins Q.

2.  Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Independen adalah variabel yang

 berfungsi menerangkan atau mempengaruhi

variabel lainnya (Sugiyono, 2007). Dalam

 penelitian ini ada 3 (empat) variabel

independen yang digunakan, yaitu Return On

 Assets,  Debt to Equity Ratio, dan  Earning

 Per Share.

Definisi Operasional

1.  Return On Asset (ROA) Menurut Brigham (2006:109) dalam Yuniasih

dan Wirakusuma (2008)  Return On Asset  

(ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

 Net Income After Tax : Pendapatan bersih

sesudah pajak

Total Asset : Total Aktiva

2.  Debt to Equi ty Ratio (DER) Menurut Dendawijaya (2005:121)

dalam Barasa (2009)  Debt to Equity Ratioadalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam

menutup sebagian/seluruh hutang-hutangnya

 baik jangka panjang maupun jangka pendek

dengan dana yang berasal dari modal sendiri.

DER dapat dihitung dengan rumus :

Net Income Af ter Tax

ROA = x 100%

Total Asset

Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang

DER =

Jumlah Modal Sendiri

Page 51: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 51/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

45

3.  Earning Per Share

 Earning Per Share  atau laba per

lembar saham adalah tingkat keuntungan

 bersih untuk tiap lembar saham yang mampu

diraih perusahaan pada saat menjalankan

operasinya.Untuk menentukan EPS digunakan rumus :

4. Nilai PerusahaanMenurut Smithers dan Wright (2007:37)

dalam Prasetyorini (2013) menyebutkan

 bahwa nilai perusahaan dihitung melalui

Tobins Q, yang diformulasikan (dengansatuan persentase) :

Di mana :

Tobins Q = Nilai perusahaan

CP = Closing Price

TL = Total Liabilities

I = Inventory

CA = Current Assets

TA = Total Assets

PopulasiPopulasi adalah sekelompok orang,

kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai

karakteristik tertentu (Sugiyono, 2007).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua

 perusahaan food and beverages yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-

2011 yaitu 17 perusahaan.

SampelSampel adalah sebagian dari populasi

yang memiliki karakteristik sama dan

dianggap bisa mewakili populasi (Sugiyono,2007). Sampel dalam penelitian ini diambil

dengan metode  purposive sampling,  artinya

sampel dipilih dengan kriteria tertentu.

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini

adalah perusahaan  Food and Beverages di

BEI dengan kriteria sebagai berikut:

1.  Semua perusahaan food and beverages 

yang terdaftar di BEI pada periode 2009-

2011.

2.  Semua perusahaan food and beverages 

yang mempublikasikan laporan keuangan

yang telah di audit pada periode 2009-

2011.

3.  Semua perusahaan food and beverages 

yang menyajikan laporan keuangan secara

lengkap sesuai dengan variabel yang akan

diteliti.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh

sampel sebanyak 14 perusahaan  food andbeverages  selama periode 2009-2011,

sehingga jumlah sampel yang akan diteliti

selama 3 tahun sebanyak 42.

Laba Bersih

EPS =

Jumlah Saham Beredar

{(CP x jumlah saham yang beredar) + TL+ I )} - CA

Tobin’s Q =

TA

Page 52: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 52/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

46

Tabel 1

Sampel Perusahaan Food and Beverages

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2009-2011

NO. CODE NAMA PERUSAHAAN

1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk.

3 DLTA Delta Djakarta Tbk

4 FAST Fast Food Indonesia Tbk.

5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

6 MYOR Mayora Indah Tbk.

7 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk.

8 PTSP Pioneerindo Gourmet International Tbk.

9 SIPD Sierad Produce Tbk.

10 SKLT Sekar Laut Tbk.

11 SMAR Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk.

12 STTP Siantar Top Tbk.13 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk.

14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.

Sumber : www.idx.co.id, diolah.

Populasi dan Sampel

Tabel 2

Populasi dan Sampel

No Karakteristik Sampel Jumlah

Perusahaan

Jumlah

Sampel

1. Semua perusahaan  food and beverages  yangterdaftar di BEI pada periode 2009-2011. 17 x 3 52

2. Semua perusahaan  food and beverages  yangmempublikasikan laporan keuangan yang telahdi audit pada periode 2009-2011.

17 x 3 52

3. Semua perusahaan  food and beverages  yangmenyajikan laporan keuangan secara lengkap

sesuai dengan variabel yang akan diteliti. 14 x 3 42

Populasi yang terpilih menjadi sampel 14 x 3 42

Jumlah perusahaan yang sesuai dengan

karakteristik sampel ada 14 perusahaan

sehingga selama periode tahun 2009-2011

sampel yang dapat digunakan dalam

 penelitian ini adalah 42, yang didapat dari

 perhitungan jumlah perusahaan dikalikan

 periode tahun yang akan diteliti, yakni 14

 perusahaan dikalikan 3 tahun, sehingga

dihasilkan sampel sebanyak 42.

Page 53: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 53/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

47

Teknik Analisis Data

1.  Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

a.  Uji NormalitasUntuk mendeteksi normalitas data dapat diuji

dengan Kolmogorof-Smirnof, dengan

 pedoman pengambilan keputusan:1)   Nilai sig atau signifikansi atau nilai

 probabilitas < 0,05, distribusi adalah

tidak normal.

2)   Nilai sig atau signifikansi atau nilai

 probabilitas > 0,05, distribusi adalah

normal (Ghozali, 2006 dalam Puspita,

2011).

b.  Uji Multikolonieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanyakorelasi antar variabel bebas atau tidak.

Model yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi yang tinggi diantara variabel bebas

(Gozali, 2006 dalam Puspita, 2011). Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas didalam model regresi

dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai

variance inflation factor (VIF). Tolerance

mengukur variabilitas variabel bebas yang

terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh

variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance

rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena

VIF=1/tolerance) dan menunjukkan adanya

kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off   yang

umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10

atau sama dengan nilai VIF di atas 10.

c.  Uji HeteroskedastisitasUji mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

 berbagai cara salah satunya adalah dengangrafik plot antara nilai prediksi variabel

terikat (variabel dependen) yaitu ZPRED

dengan residualnya SRESID, dimana sumbu

Y adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu

X adalah residualnya (Y prediksi-Y

sesungguhnya). Jika ada pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada

 pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d.  Uji Autokorelasi

Pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi (Ghozali, 2006 dalam Puspita,

2011) :

1)  Bahwa nilai DW terletak diantara batas

atas atau upper bound (du) dan (4-du),maka koefisien autokorelasi sama dengan

nol berarti tidak ada autokorelasi positif.

2)  Bila nilai DW lebih rendah daripada

 batas bawah atau lower bound (dl),maka

koefisien autokorelasi lebih besar dari

nol berarti ada autukorelasi positif.

3)  Bila nilai DW lebih besar daripada batas

 bawah atau lower bound (4-dl), maka

koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol

 berarti ada autokorelasi negatif.

4)  Bila nilai DW terletak antara batas atas(du) dan batas bawah (dl) atau DW

terlatak antara (4-du) dan (4-dl), maka

hasilnya tidak dapat disimpulkan.

2.  Analisis Regresi dan Pengujian

Hipotesis

Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui pengaruh secara

simultan digunakan uji F dan pengaruh

secara parsial digunakan uji t. Persamaan

model regresi linear berganda adalah :

Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

β 1, β2, β3  = Koefisisen Determinasi

X1  = Return On Asset (ROA) X2  = Debt to Equity Ratio (DER)

X3  = Equity Per Share (EPS)

e = Variabel Pengganggu

3.  Pengujian Hipotesis

a.  Uji F

Analisis F-test dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1)  Merumuskan hipotesis statistik

Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Page 54: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 54/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

48

HO : βi = 0 berarti tidak ada pengaruh

variabel bebas secara serempak

(simultan) terhadap variabel terikat.

Hi : minimal satu dari βi ≠  0 artinya

variabel bebas berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.2)  Menentukan tingkat keyakinan = 95%

dengan α = 5%, dan degree of freedom

(df) = pembilang (k-l), df penyebut (n-

k) untuk mengetahui nilai Ftabel (uji

satu sisi).

3)  Menentukan besarnya Fhitung yang

diperoleh dari hasil pengujian dengan

 program SPSS 16.0.

4)  Membandingkan Fhitung dengan Ftabel 

Terima HO : bila Fhitung ≤ Ftabel 

Tolak HO : bila Fhitung > Ftabel atauApabila tingkat signifikansi F < α =

0,05 maka HO ditolak

Apabila tingkat signifikansi F ≥  α  =

0,05 maka HO diterima

b.  Uji tAnalisis t-test dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1)  Merumuskan hipotesis statistik

HO : βi = 0, artinya secara parsial Xi

tidak berpengaruh terhadap Y.

H1 : βi ≠  0, artinya secara parsial Xi

 berpengaruh terhadap Y.

2)  Menentukan tingkat keyakinan 95%

dengan α = 5%, dan df= (n-k) untuk

mengetahui ttabel.

3)  Menentukan besarnya thitung yang

diperoleh dari hasil pengujian dengan

 program SPSS 16.0.

4)  Membandingkan thitung dengan ttabel 

Terima HO : bila thitung ≤ ttabel 

Tolak HO : bila thitung ≥ ttabel Apabila tingkat signifikansi t < α =

0,05 maka HO ditolak

Apabila tingkat signifikansi t ≥  α =

0,05 maka HO diterima

c.  Uji R 2 

Untuk mengetahui adanya hubungan

yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua

variabel berdasarkan nilai r (koefisien

korelasi) digunakan penafsiran atau

interpretasi angka sebagai berikut :

Tabel 3

Sumber : Sugiyono,

2007

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Tabel 4Descriptive Statistics 

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LGY 42 1.38 3.43 2.2691 .47726

ROA 42 1.29 29.43 11.9486 7.35918

DER 42 .20 4.07 1.1221 .75044

LGEPS 42 .40 3.98 1.9739 .85308

Valid N (listwise) 42

Berdasarkan tabel statistik Deskriptifmenunjukkan bahwa rata-rata (mean) Nilai

Perusahaan dari perusahaan sampel selama periode pengamatan 2009-2011 sebesar

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 –  0.199 Sangat Rendah0.20 –  0.399 Rendah0.40 –  0.599 Sedang

0.60 –  0.799 Tinggi0.80 –  1.000 Sangat Tinggi

Page 55: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 55/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

49

2.2691 kali dengan standard deviasi sebesar

0.47726, nilai standar deviasi ini lebih kecil

dari pada rata-rata Nilai Perusahaan.

Demikian pula nilai minimun lebih kecil dari

rata-ratanya (1.38) dan nilai maksimum lebih

 besar dari rata-ratanya (3.43).  Return On Assets  yang dimiliki perusahaan  food and

beverages  yang menjadi sampel mempunyai

rata-rata sebesar 11.9486 kali dengan

standard deviasi 7.35918.  Return On Assets 

minimum 1.29 kali dan maksimum sebesar

29.43 kali.

Perusahaan  food and beverages   yang

menjadi sampel mempunyai rasio rata-rata

 Debt to Equity Ratio  sebesar 1.1221 kali

dengan standard deviasi 0.75044.  Debt to

 Equity Ratio minimum sebesar 0.20 kali dan

maksimum sebesar 4.07 kali. Sedangkan Earning Per Share memiliki rata-rata sebesar

1.9739 kali dengan standard deviasi sebesar

0.85308.  Earning Per Share  minimum

sebesar 0.40 kali dan maksimum sebesar

3.98 kali.

Uji Normalitas 

Grafik histogram menunjukkan bahwa

residual terdistribusi secara normal dan

membentuk simetris tidak menceng ke kanan

atau ke kiri. Pada grafik normal  probability

 plots  titik-titik menyebar berhimpit disekitar

diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa

residual terdistribusi secara normal.

Tabel 5One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 

LGY ROA DER LGEPS

N 42 42 42 42

Normal Parametersa  Mean 2.2691 11.9486 1.1221 1.9739

Std. Deviation .47726 7.35918 .75044 .85308

Most Extreme Differences Absolute .117 .146 .160 .095

Positive .117 .146 .160 .095

Negative -.057 -.091 -.110 -.059

Kolmogorov-Smirnov Z .756 .948 1.035 .615

 Asymp. Sig. (2-tailed) .617 .330 .234 .844

a. Test distribution is Normal.

Page 56: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 56/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

50

Tabel 5One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 

LGY ROA DER LGEPS

N 42 42 42 42

Normal Parametersa

  Mean 2.2691 11.9486 1.1221 1.9739

Std. Deviation .47726 7.35918 .75044 .85308

Most Extreme Differences Absolute .117 .146 .160 .095

Positive .117 .146 .160 .095

Negative -.057 -.091 -.110 -.059

Kolmogorov-Smirnov Z .756 .948 1.035 .615

 Asymp. Sig. (2-tailed) .617 .330 .234 .844

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

 bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untukvariabel return on assets  sebesar 0.948

dengan probabilitas signifikansi 0.330; nilai

K-S untuk variabel debt to equity ratio 

sebesar 1.035 dengan probabilitas

signifikansi 0.234; nilai K-S untuk variabel

earning per share  sebesar 0.615 dengan

 probabilitas signifikansi 0.844; nilai K-S

untuk variabel nilai perusahaan sebesar 0.756

dengan probabilitas signifikansi 0.617.

Berdasarkan hasil di atas, angka-angka probabilitas untuk variabel return on assets,

debt to equity ratio, earning per share, dan

nilai perusahaan berada diatas 0.05, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa data-data

variabel dalam penelitian ini berdistribusi

secara normal dan memenuhi uji normalitas

data.

Uji Multikolonieritas

Tabel 6Coefficients

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.497 .149 10.057 .000

ROA .030 .010 .459 3.032 .004 .421 2.378

DER -.009 .063 -.014 -.142 .888 .970 1.031

LGEPS .216 .085 .386 2.528 .016 .414 2.414

a. Dependent Variable: LGY

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan

 bahwa tidak terdapat hubungan

multikolinearitas pada variabel return on

assets, debt to equity rasio, earning per

 share  dan nilai perusahaan karena nilai VIF

tidak lebih besar dari 10 dan nilai tolerance 

tidak ada yang kurang dari 0,10. Hal ini juga

ditegaskan kembali dari hasil korelasi antar

variabel independen tidak ada korelasi yang

cukup serius.

Page 57: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 57/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

51

Uji Heteroskedastisitas

Grafik  scatterplots terlihat titk-titik

menyebar secara acak (random) baik di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi.

Uji Autokorelasi

Tabel 7Model Summary

Model R R Square Adjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .796a  .633 .604 .30021 1.825

a. Predictors: (Constant), LGEPS, DER, ROA

b. Dependent Variable: LGY

Tampilan output SPSS berikut ini

menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson

sebesar 1.825. Nilai DW menurut tabel

dengan n = 42 dan k = 3 didapat angka

dl=1.338 dan du=1.659. Oleh karena nilai

DW hitung > du, maka dapat disimpulkan

tidak terdapat autokorelasi antar residual.

Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 8Coefficients

Model

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.497 .149 10.057 .000

ROA .030 .010 .459 3.032 .004

DER -.009 .063 -.014 -.142 .888

LGEPS .216 .085 .386 2.528 .016

a. Dependent Variable: LGY

Berdasarkan hasil analisis regresi dapat

disusun persamaan regresi linier bergandasebagai berikut:

Y= 1.497 + 0.030 ROA - 0.009 DER + 0.216

EPS + e

Page 58: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 58/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

52

Dari persamaan regresi linier berganda dapat

dijelaskan :

1)  Taksiran nilai perusahaan yang tidak

dipengaruhi oleh return on assets, debt to

equity ratio, dan earning per share 

adalah sebesar 1.497.2)   Nilai koefisien regresi return on assets 

(X1) = 0.030 secara statistik

menunjukkan bahwa ada pengaruh

 positif variabel return on assets terhadap

nilai perusahaan. Nilai koefisien sebesar

0.030 memiliki arti jika nilai return on

assets meningkat sebesar 1 satuan, maka

nilai perusahaan meningkat sebesar 0.030

dengan asumsi variabel lain konstan.

3)   Nilai koefisien regresi debt to equity

ratio (X2) = -0.009 secara statistik

menunjukkan bahwa ada pengaruh

negatif pada variabel DER terhadap nilai

 perusahaan. Nilai koefisien sebesar -

0.009 memiliki arti jika nilai debt to

equity ratio meningkat 1 satuan, maka

nilai perusahaan menurun sebesar 0.009dengan asumsi variabel lain konstan.

4)   Nilai koefisien regresi earning per share 

(X3) = 0.216 secara statistik

menunjukkan bahwa ada pengaruh

 positif variabel earning per share 

terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien

sebesar 0.216 memiliki arti jika nilai

earning per share naik sebesar 1 satuan,

maka nilai perusahaan meningkat sebesar

0.216 dengan asumsi variabel lain

konstan.

Uji F

Tabel 9ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.914 3 1.971 21.872 .000a 

Residual 3.425 38 .090

Total 9.339 41

a. Predictors: (Constant), LGEPS, DER, ROA

b. Dependent Variable: LGY

Sedikitnya ada satu variabel return on assets,

debt to equity ratio, dan earning per share

yang berpengaruh signifikan terhadap nilai

 perusahaan.

Uji t

Tabel 10Coefficients

Model

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.497 .149 10.057 .000

ROA .030 .010 .459 3.032 .004

DER -.009 .063 -.014 -.142 .888

LGEPS .216 .085 .386 2.528 .016

a. Dependent Variable: LGY

Uji parsial digunakan untuk mengetahui

 pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen.

Sehingga masing-masing variabel bebas

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1)  Berdasarkan output regresimenunjukkan bahwa return on assets

Page 59: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 59/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

53

 berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.  Hal ini

ditunjukkan dengan thitung  lebih besar

dari ttabel (3.032 > 1.686) dengan nilai

signifikansi  sebesar 0.004 < 0.05, maka

hipotesis pertama yang menyatakan bahwa return on assets  berpengaruh

 positif terhadap nilai perusahaan,

terdukung. Dengan demikian hasil

 penelitian ini sependapat dengan hasil

 penelitian yang dilakukan Pertiwi dan

Pratama (2012) menunjukkan bahwa

ROA berpengaruh positif terhadap nilai

 perusahaan.

2)  Berdasarkan output regresi

menunjukkan bahwa debt to equity ratio 

 berpengaruh negatif dan tidak signifikanterhadap nilai perusahaan. Hal ini

ditunjukkan dengan thitung lebih besar

dari ttabel  ( -0.142 < 1.686) dengan nilai

signifikansi sebesar 0.888 > 0.05, maka

hipotesis kedua yang menyatakan bahwa

debt to equity ratio  berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan, tidak

terdukung. Dengan demikian hasil

 penelitian ini mendukung dari hasil

 penelitian Meythi (2012) yang

menunjukkan bahwa struktur modal

 berpengaruh negatif terhadap nilai

 perusahaan.

3)  Berdasarkan output regresi

menunjukkan bahwa earning per share

 berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. Hal ini

ditunjukkan dengan thitung  lebih besar

dari ttabel (2.528 > 1.686) dengan nilaisignifikansi sebesar 0.016 > 0.05, maka

hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa  

earning per share  berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan, terdukung.

Dengan demikian hasil penelitian ini

tidak mendukung hasil penelitian

Yulistiana (2010) yang menunjukkan

 bahwa  Earning Per Share  (EPS)

 berpengaruh negatif terhadap nilai

 perusahaan.

4)  Berdasarkan hasil uji regresimenunjukkan bahwa secara simultan

return on assets, debt to equity ratio,

dan earning per share mempengaruhi

nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan

 pada nilai Fhitung sebesar 21.872 dengan

signifikansi 0.000, maka hipotesis

kelima yang menyatakan bahwa variable

return on assets, debt to equity ratio ,

dan earning per share mempunyai

 pengaruh yang signifikan secara

simultan, terdukung.

Uji R 2

Tabel 11Model Summary

Model R R Square Adjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .796a  .633 .604 .30021

a. Predictors: (Constant), LGEPS, DER, ROA

b. Dependent Variable: LGY

Koefisien determinasi digunakan untuk

menguji  goodness-fit   dari model regresi.

Besarnya nilai Adjusted R² sebesar 0.604

yang berarti variabilitas dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabilitas variabel

independen sebesar 60%. Jadi model dapat

dikatakan baik karena berada diantara angka

0.60-0.799 yang berarti bahwa tingkat

 pengaruhnya tinggi, sedangkan sisanya 40%

dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak

dimasukkan dalam model regresi, misal

tingkat suku bunga, struktur kepemilikan

saham, pertumbuhan pasar, kinerja

 perusahaan, dan sebagainya.

Page 60: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 60/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

54

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

 pembahasan mengenai pengaruh  Return On

 Assets,  Debt to Equity Ratio, dan  Earning

 Per Share  terhadap nilai perusahaan, baik

secara simultan maupun parsial. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan

 bahwa return on assets (X1), debt to equity

ratio (X2), dan earning per share (X3),

semua berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan, sedangkan hasil

 pengujian secara parsial menunjukkan bahwa

dari ketiga variabel independen yaitu, return

on assets, debt to equity ratio, dan earning

 per share ada dua variabel yang berpengaruh

 positif dan signifikan terhadap nilai

 perusahaan yaitu variabel return on assets dan earning per share,  sedangkan variabel

debt to equity ratio  tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

DAFTAR PUSTAKAAntari, Dewa Ayu Prati Praidy dan Dana, I

Made. 2013. Pengaruh Struktur Modal,

Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja

Keuangan terhadap Nilai Perusahaan.

Skripsi Publikasi. Universitas

Udayana, Bali. 03/05/2013 16:52

Barasa, Jhojor Triwati N. 2009. Pengaruh

Debt to Equity Ratio (DER), Debt to

Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Skripsi Publikasi.

Universitas Sumatera Utara.

29/07/2013 11:07

Juwita, Cerlienia. 2013. Pengaruh Variabel

ROA, ROE, DER, EPS dan PER

terhadap Return Saham Perusahaan

 Non Bank LQ45 Periode 2010-2012.

Skripsi Publikasi. Universitas

Brawijaya Malang. 29/07/2013 10:34 

Kieso, Donald E, dkk. 2008.  Akuntansi

 Intermediate. Edisi Keduabelas Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Meythi. 2012. Pengaruh Struktur Modal

terhadap Nilai Perusahaan dengan

Pertumbuhan Perusahaan sebagai

Variabel Moderating.  Skripsi

 Publikasi. Universitas Kristen

Maranatha, Bandung. 16/04/201320:54

Pertiwi, Tri Kartika dan Pratama, Ferry Madi

Ika. 2012. Pengaruh Kinerja

Keuangan, Good Corporate

Governance terhadap Nilai Perusahaan

Food and Beverage.  Jurnal

 Manajemen Dan Kewirausahaan,

Vol.14, No. 2, September 2012: 118-

127. 17/07/2013 10:37

Prasetyorini, Bhekti Fitri. 2013. Pengaruh

Ukuran Perusahaan, Leverage, Price

Earning Ratio dan Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu

 Manajemen | Volume 1 Nomor 1

 Januari 2013. 16/04/2013 20:20

Priatinah, Denies dan Kusuma, Prabandaru

Adhe. 2012. Pengaruh  Return On

 Investment (ROI),  Earning Per Share

(EPS), dan  Dividen Per Share (DPS)

terhadap Harga Saham Perusahaan

Pertambangan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-

2010.  Jurnal Nominal / Volume I

 Nomor I / Tahun 2012. 29/07/2013

11:26

Puspita. 2011. Analisis Pengaruh Struktur

Modal, Pertumbuhan Perusahaan,

Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitasterhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di BEI Periode 2007-2009 Studi Kasus

 pada Sektor Industri Food And

Beverages.  Skripsi Publikasi.

Universitas Diponegoro Semarang.

02/07/2012 12:50

Saputra, Anggi. 2010. Analisis Pengaruh

Return On Equity (ROE), Debt Equity

Ratio (DER), Price Earning Ratio(PER), Earning Growth Ratio (EGR),

Page 61: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 61/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

55

dan Return On Assets (ROA) terhadap

Financial Leverage (Studi Empiris

Pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

Skripsi Publikasi. Universitas Islam

 Negeri Syarif Hidayatullah.

29/07/2013 9:53Sugiyono. 2007.  Metode Penelitian Bisnis.

Cetakan Kesepuluh. Bandung: CV.

Alfabeta

Yulistiana, Ana. 2010.  Pengaruh Earning

 Per Share (EPS), Return On Asset

(ROA), Dan Arus Kas Operasi,

Terhadap Nilai Perusahaan (Pada

 Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta

 Islamic Index Tahun 2004-2006).

Skripsi Publikasi. UIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta. 12/09/2013 19:36

Yuniasih, Ni Wayan dan Wirakusuma, MadeGede. 2008. Pengaruh Kinerja

Keuangan terhadap Nilai Perusahaan

dengan Pengungkapan Coorporate

Social Responsibility dan Good

Coorporate Governance sebagai

Variabel Pemoderasi. Skripsi

 Publikasi. Universitas Udayana,

Denpasar. 08/10/2012 12:50

Page 62: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 62/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

56

*PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN

STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PENYEDIA

SPARE PART OTOMOTIF PERIODE 2007-2011

Yuliyati

SunartoProgram Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta

Email : [email protected]

ABSTRACT

This research aimed to determine the effect of working capital turnover, cash turnover,

and capital structure partially or simultaneously on the profitability of the companies of

automotive spare parts 2007-2011. Profitability was measured by using return on investment

(ROI).The data used was secondary data from the financial statements of the sample companies.

 Data analysis method used was the classic assumption of hypothesis testing. The statistical

method used was multiple linear regression analysis. The sampling method used was purposive sampling. The dependent variable in this research was the profitability (Y), the independent

variables consisted of working capital turnover (X1), cash turnover (X2), and capital structure

(X3).The results showed that the partial of working capital turnover has no any effect on return

on investment (ROI), cash turnover affected the return on investment (ROI), capital structure

affected the return on investment (ROI). Simultaneously, working capital turnover, cash

turnover, and capital structure affected towards the return on investment (ROI) on the

companies of automotive spare parts 2007-2011. 

Keywords : working capital turnover, cash turnover, structure capital, and return on

investment (ROI )

PENDAHULUAN 

Kesuksesan perusahaan dapat dilihat

dari kejelian dan efektifitas perusahaan dalam

menggunakan aktivanya secara produktif.

Modal kerja sebagai salah satu komponen

 penting dalam aktiva harus dikelola dan

dimanfaatkan secara baik, efektif dan efisien

sehingga mampu meningkatkan keuntungan

atau profitabilitas bagi perusahaan.Keefektifan penggunaan modal kerja dapat

diukur dengan rasio perputaran modal kerja.

Keberhasilan suatu usaha agar dapat berjalan

dengan baik yaitu dengan melihat dari

kegiatan operasionalnya selama perusahaan

tersebut berjalan dan dari kondisi keuangan

 perusahaan. Semakin tinggi perputaran kas

 berarti semakin cepat kembalinya kas masuk

 pada perusahaan. Perputaran kas yang tinggi

menunjukan penggunaan kas yang tinggi pula.

Tetapi apabila tingkat perputaran kas terlalutinggi berarti jumlah kas yang tersedia

semakin kecil. Perusahaan yang mempunyai

 proporsi utang jangka panjang dalam struktur

modal semakin besar maka akan semakin

 besar pula risiko yang harus dihadapi oleh

 perusahaan, yaitu kemungkinan terjadinya

ketidakmampuan perusahaan untuk membayar

kembali utang jangka panjang beserta

 bunganya pada saat jatuh tempo. Dalam

menentukan perimbangan antara besarnyautang dan jumlah sendiri yang tercermin

dalam struktur modal perusahaan akan

 berpengaruh terhadap profitabilitas. Setiap

 perusahaan harus dapat memahami bagaimana

menghasilkan profit, karena hal ini berkaitan

dengan kemampuan perusahaan dan sumber-

sumber yang ada pada perusahaan seperti

 penjualan, kas, modal dan karyawan.

Pengendalian terhadap perputaran modal kerja,

 perputaran kas, dan struktur modal tersebut

diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini merupakan

Page 63: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 63/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

57

 penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang

 berkaitan dengan pengaruh perputaran modal

kerja, perputaran kas, dan struktur modal

terhadap profitabilitas menunjukan pengaruh

dan signifikan. Akan tetapi ada beberapa peneliti yang mendapatkan hasil yang berbeda

yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan

antara perputaran modal kerja dengan tingkat

 profitabilitas. Dari perbedaaan hasil yang

diperoleh, penulis ingin menguji kembali

 bagaimana pengaruh perputaran modal kerja ,

 perputaran kas, dan struktur modal terhadap

 profitabilitas dengan menjadikan perusahaan

 penyedia  spare part otomotif sebagai objek

 penelitian dalam skripsi yang berjudul

“Pengaruh Perputaran Modal Kerja,Perputaran Kas, dan Struktur Modal Terhadap

Profitabilitas Perusahaan Penyedia Spare Part  

Otomotif Periode 2007-2011”. 

Perputaran Modal Kerja

Menurut Welas (2006), perputaran

modal kerja (working capital turnover )

merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang ditanamkan

dalam modal kerja berputar dalam satu periode

atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh

setiap modal kerja yang digunakan. Munawir

(2011) menyatakan bahwa untuk menghitung

tingkat perputaran modal kerja (turnover

capital ) yaitu dengan membagi antara total

 penjualan dengan jumlah modal kerja rata-

rata. Rasio ini menunjukan hubungan antara

modal kerja dengan penjualan dan

menunjukan banyaknya penjualan yang dapat

diperoleh perusahaan untuk tiap ukuran modal

kerja. Menurut Azlina (2009) dalam jurnal“Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja,

Struktur Modal dan Skala Perusahaan terhadap

Profitabilitas” selama perusahaan terus

 beroperasi, modal kerja berputar terus menerus

dalam perusahaan karena digunakan untuk

membiayai operasi sehari-hari.

Perputaran Kas

Perputaran kas merupakan kemampuan

kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga

dapat dilihat berapa kali uang kas berputardalam satu periode tertentu. Menurut

Julkarnain (2011) dalam jurnal “Pengaruh

Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja,

Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang

Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan

Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011”menyatakan bahwa tingkat perputaran kas

merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas

yang dilakukan oleh perusahaan, karena

tingkat perputaran kas menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba yang berkaitan dengan tingkat

 pengembalian atas investasi. Sebaliknya

apabila jumlah kas relatif kecil berarti

 perputaran kas tinggi sehingga perusahaan

akan atau dapat berada dalam keadaan

 bangkrut. Menurut Kasmir (2011:141)Perputaran kas adalah perbandingan antara

 penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat

 perputaran kas merupakan ukuran efisiensi

 penggunaan kas yang dilakukan oleh

 perusahaan.

Struktur ModalStruktur modal dalam penelitian ini

diukur dari  Debt to Equity ratio  (DER)

dikarenakan DER mencerminkan besarnya

 proporsi antara total debt   (total hutang) dan

total  shareholder’s equity  (total modal

sendiri). Total debt  merupakan total liabilities 

(baik utang jangka pendek maupun jangka

 panjang); sedangkan total  shareholders’equity 

merupakan total modal sendiri (total modal

saham yang disetor dan laba yang ditahan)

yang dimiliki perusahaan. Rasio ini

menunjukkan komposisi dari total hutang

terhadap total ekuitas. Menurut Nurhasanah

(2012) dalam jurnal “Pengaruh Struktur ModalTerhadap Profitabilitas Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”

menyatakan bahawa rasio yang umum

digunakan untuk melihat pengaruh pinjaman

dari kreditor baik digunakan sebagai tambahan

modal maupun sumber dana untuk pembelian

aktiva adalah rasio hutang yaitu dilihat dari

struktur modal antara lain Debt to Equity Ratio 

(DER).  Debt to Equity Ratio  adalah variabel

yang mendefinisikan seberapa banyak proporsi

dari modal perusahaan yang sumber

Page 64: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 64/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

58

 pendanaannya berasal dari pinjaman atau

kredit.

ProfitabilitasRasio profitabilitas merupakan aspek

fundamental perusahaan, karena selain

memberikan daya tarik yang besar bagiinvestor yang akan menanamkan dananya pada

 perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap

efektivitas dan effisiensi penggunaan semua

sumber daya yang ada di dalam proses

operasional perusahaan. Menurut Mamduh

dan Halim (2003:85) rasio profitabilitas

sebagai rasio yang mengukur kemampuan

 perusahaan menghasilkan keuntungan

( profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,

dan modal saham tertentu. Menurut Suryani,

dkk (2012) dalam jurnal “PengaruhProfitabilitas, Arus Kas Operasi, dan Arus Kas

Bebas Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan

Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2005 –2009” menyatakan bahwa

 profitabilitas merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba (profit) pada tingkat

 penjualan, aset dan modal tertentu. Rasio

 profitabilitas sendiri dapat diukur dengan :

Profit Margin

 Profit margin  adalah rasio yang

digunakan untuk menghitung sejauh mana

kemampuan perusahaan menghasilkan laba

 bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio

ini bisa dilihat secara langsung pada analisis

comman-size untuk laporan rugi-laba. Rasio

ini bisa diinterpretasikan juga sebagai

kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya

(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode

tertentu. Rasio profit margin bisa dihitungsebagai berikut (Mamduh dan Halim, 2003:86)

 Profit Margin =Penjualan

BersihLaba 

ROE (Return on Equi ty )Rasio ini mengukur kemampuan

 perusahaan menghasilkan laba berdasarkan

modal saham tertentu. Rasio ini merupakan

ukuran profitabilitas dari sudut pandang

 pemegang saham. Rasio ROE bisa dihitung

sebagai berikut (Mamduh dan Halim,

2003:87):

ROE =sahamModal

 bersihLaba 

 ROA (Return on Total Asset )ROA sering disebut juga sebagai ROI

(Return On Investment), Rasio ini mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba

 bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Rasio

yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen

asset, yang berarti efisiensi manajemen. Rasio

ini bisa dihitung sebagai berikut (Mamduh dan

Halim, 2003:86) :

ROI =asetTotal

 bersihLaba

 Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam

 penelitian ini yang dipakai untuk

menunjukkan rasio profitabilitas adalah ROI.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang

dirumuskan adalah : H1  = Terdapat pengaruh perputaran

modal kerja (working capital

turnover ), perputaran kas (cash

turnover ) dan struktur modal

(capital structure) terhadap profitabilitas (ROI) pada

 perusahaan penyedia  spare part  

otomotif periode 2007-2011.

H2  = Terdapat pengaruh perputaran

modal kerja (working capital

turnover ) terhadap profitabilitas

(ROI) pada perusahaan penyedia

 spare part   otomotif periode 2007-

2011.

H3  = Terdapat pengaruh perputaran kas

(cash turnover ) terhadap profitabilitas (ROI) pada

 perusahaan penyedia  spare part  

otomotif periode 2007-2011.

H4  = Terdapat pengaruh struktur modal

(capital structure) terhadap

 profitabilitas (ROI) pada

 perusahaan penyedia  spare part  

otomotif periode 2007-2011.

Hipotesis di atas akan membuktikan

apakah perputaran modal kerja (working

capital turnover ), perputaran kas (cashturnover ), dan struktur modal (capital

Page 65: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 65/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

59

 structure) baik secara sendir-sendiri atau

 bersama-sama berpengaruh terhadap

 profitabilitas (ROI) pada perusahaan

 penyedia  spare part   otomotif periode

2007-2011. Berdasarkan uraian tersebut

dapat digambarkan kerangka pemikiran

seperti gambar dibawah ini :

Gambar 1

Kerangka Penelitian

METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini merupakan analisis

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

 perputaran modal kerja, perputaran kas, dan

struktur modal terhadap profitabilitas.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh perusahaan penyedia spare part  

otomotif yang terdaftar di BEI. Sampel adalah

 bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,

2013:120). Metode pengambilan sampel

menggunakan  purposive sampling yaitu

sampel dipilih atas dasar kesesuaian

karakteristik sampel dengan kriteria pemilihansampel yang telah ditentukan. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yaitu laporan keuangan. Data yang

diperlukan adalah perputaran modal kerja,

 perputaran kas, dan struktur modal serta

 profitabilitas selama 5 tahun, yaitu tahun 2007

sampai dengan tahun 2011. Metode

 pengumpulan data yang diperoleh dari

dokumen perusahaan yakni laporan keuangan

tahunan yang telah dipublikasikan periode

2007 sampai 2011. Metode analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah terdiri

dari pengujian asumsi klasik dan pengujian

hipotesis. Adapun pengujian asumsi klasik

yang digunakan adalah uji normalitas,

autokorelasi, multikolinearitas, dan

heteroskedastisitas. Analisis yang digunakan

untuk menganalisis permasalahan yaitu

hubungan antara tingkat perputaran modal

kerja, perputaran kas, dan struktur modal

terhadap profitabilitas adalah analisis regresi

linear berganda. Analisis digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas bersama-

sama terhadap variabel terikat. Adapun

 persamaan regresi linear berganda adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :Y = Profitabilitas (ROI)

X1  = Perputaran modal kerja

X2  = Perputaran arus kas operasi

X3  = Struktur modal (DER)

a = Konstanta

 b1, b2, b3  = Koefisien regresi

e = Suku kesalahan, berdistribusi

normal dengan rata-rata nol,

untuk tujuan perhitungan, e

diasumsikan nol.

Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F (simultan)

Perputaran kas (X2)

Perputaran modal kerja (X1)

Struktur modal

Profitabilitas

Page 66: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 66/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

60

dan uji t (parsial). Uji F digunakan untuk

mengetahui apakah variabel independen secara

 bersama-sama atau simultan mempengaruhi

variabel dependen. Uji t atau uji parsial

digunakan untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen terhadapvariabel dependen. Pengujian melalui uji t

dilakukan dengan menggunakan program

SPSS .

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R 2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen.

 Nilai R 2  determinasi adalah di antara nol dan

satu. Nilai R 2  yang kecil, berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalammenjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti :

variabel- variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Asumsi Klasik

a.  Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah model regresi berdistribusinormal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan grafik yaitu normal p-p plot.

Kurva normal p-p plot untuk pengujian

normalitas regresi linear berganda antara

 perputaran modal kerja, perputaran kas, dan

struktur modal terhadap profitabilitas dapatdilihat hasilnya sebagai berikut:

Gambar 2 Grafik Normal Probabilty Plot  

Sumber : Data diolah, 2013

Hasil kurva normal  probability plot  

memperlihatkan bahwa titik  – titik pada grafik

 berhimpit dan mengikuti garis diagonalnya,

sehingga dapat disimpulkan model regresi

 berdistribusi normal.

b.  Uji Autokorelasi

Analisis terhadap problem autokorelasi

dilakukan dengan melihat nilai dW hitung.

Apabila nilai dW diantara -2 sampai +2 berarti

tidak ada autokorelasi

Page 67: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 67/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

61

Tabel 1

Hasil Uji Autokorelasi

dW hitung Keterangan

1,323 Tidak terdapat gejala autokorelasi

Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.3 nilai dW sebesar 1,323

atau berada diantara -2 sampai +2 sehingga

dapat disimpulkan bahwa model regresi tidakterjadi autokorelasi.

c.  Uji MultikolinearitasAnalisis terhadap problem

multikolinearitas dilakukan dengan melihat

nilai variante inflation factor (VIF), jika nilai

VIF yang diamati lebih besar dari 10 maka

diduga terjadi problem multikolinearitas. 

Tabel 2

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel VIF Keterangan

WCT 1,027 Tidak ada multikolinearitas

CT 1,023 Tidak ada multikolinearitas

DER 1,034 Tidak ada multikolinearitas

Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa

semua variabel independent (perputaran modal

kerja, perputaran kas, dan struktur modal)

mempunyai nilai VIF < 10, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi

multikolinearitas.

d. 

Uji HeteroskedastisitasAnalisis ada atau tidaknya problem

heteroskedastisitas dilakukan dengan

menggunakan  scatterplot dimana sumbu X

adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu Yadalah residual. Adapun hasil uji

heteroskedastisitas dapat dilihat dalam grafik

 berikut ini: 

Gambar 3 Grafik Scatterplot  Sumber : Data diolah, 2013

Berdasarkan gambar 4.2 titik-titik pada

 scatterplot menyebar di kiri dan di kanan titik0 pada sumbu X serta menyebar di bawah dan

diatas titik 0 pada sumbu Y, dan juga tidak

membentuk pola tertentu, ini menunjukkan

Page 68: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 68/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

62

 bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala heterokedastisitas.

Hasil Uji hipotesisBerdasarkan uji asumsi klasik diatas terbukti

 bahwa model regresi yang diusulkan telah

memenuhi keempat asumsi klasik yaitumempunyai distribusi normal dan homogenitas

serta terbebas dari gejala autokorelasi dan

multikolinearitas.

a. Hasil Uji FUji F digunakan untuk menganalisis

 pengaruh perputaran modal kerja, perputaran

kas, dan struktur modal secara bersama-samaterhadap profitabilitas. Hasil uji F dapat dilihat

 pada tabel berikut ini:

Tabel 3

Hasil Uji F

ModelSum of

Squaresdf Mean Square F Sig.

1 Regression ,027 3 ,009 5,145 ,005a 

Residual ,063 36 ,002Total ,091 29

Sumber: Data diolah, 2013 

Uji F yang dilakukan dengan cara

membandingkan antara tingkat signifikansi

dengan   (5%). Pada uji F tingkat

signifikansi sebesar 0,005 atau lebih kecil dari

0,05 sehingga terdapat pengaruh perputaran

modal kerja, perputaran kas, dan struktur

modal secara bersama-sama terhadap

 profitabiliatas.

b. Hasil Uji t

Uji t digunakan untuk menganalisis

 pengaruh perputaran modal kerja, perputaran

kas, dan struktur modal secara sendiri-sendiri

terhadap profitabilitas. Hasil uji t dapat dilihat

 pada tabel berikut ini :

Tabel 4

Hasil Uji t

ModelUnstandarized

CoefficientsStandarizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,063 ,011 5,614 ,000X1 (WCT) ,000 ,000 -,214 -1.513 ,139X2 (CT) ,000 ,000 ,303 2,146 ,039X3 (DER) -,004 ,001 -,383 -2,700 ,011

Sumber: Data diolah, 2013

Uji t digunakan untuk mengetahui

 pengaruh dari masing-masing variabelindependennya terhadap variabel

dependentnya. Uji t yang dilakukan dengan

cara membandingkan antara tingkat

signifikansi dengan  (5%).

1)  Tingkat signifikansi untuk variabel

 perputaran modal kerja (X1) sebesar 0,139

atau lebih besar dari 0,05 sehingga tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara 

 perputaran modal kerja terhadap

 profitabilitas.

2)  Tingkat signifikansi untuk variabel

 perputaran kas (X2) sebesar 0,039 ataulebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat

 pengaruh yang signifikan antara 

 perputaran kas terhadap profitabilitas.

3)  Tingkat signifikansi untuk variabel

struktur modal (X3) sebesar 0,011 atau

lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat

 pengaruh yang signifikan antara  struktur

modal terhadap profitabilitas.

Berdasarkan Tabel 4 persamaan regresi

model 1 yang dihasilkan adalah:

ROI = 0,063 + 0,000WCT + 0,000CT  –  0,004DER

Page 69: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 69/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

63

c. Hasil Koefisien determinasi

Koefisien determinasi (R 2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 5

Hasil Koefisien Determinasi Model R R Square

 Adjusted RSquare

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

1 ,548a  ,300 ,242 ,04195002 1,323

Sumber: Data diolah, 2013

Hasil dari pengolahan data diperoleh

nilai R 2  sebesar 0,242 yang mempunyai arti

 bahwa variabel perputaran modal kerja,

 perputaran kas, dan struktur modal

mempengaruhi profitabilitas sebesar 24,2%,

sedangkan 75,8% sisanya dipengaruhi olehvariabel-variabel lain diluar penelitian.

Hasil uji t menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi untuk variabel perputaran modal

kerja (X1) sebesar 0,139 atau lebih besar dari

0,05 sehingga tidak terdapat pengaruh antara 

 perputaran modal kerja terhadap profitabilitas.

Pengaruh perputaran modal kerja (working

capital turnover ) terhadap profitabilitas (ROI)

 pada perusahaan penyedia  spare part  otomotif

 periode 2007-2011 adalah positif. Efisiensimodal kerja dapat dinilai dengan

menggunakan rasio antara total penjualan

dengan jumlah modal kerja rata-rata yang

sering disebut working capital turnover  

(perputaran modal kerja). Rasio ini

menunjukkan hubungan antara modal kerja

dengan penjualan yang dapat diperoleh

 perusahaan untuk tiap rupiah modal yang

dikeluarkan.

Tingkat profitabilitas yang rendah bila

dihubungkan dengan modal kerja dapat

menunjukkan kemungkinan rendahnya volume

 penjualan dibanding dengan ongkos yang

digunakan. Sehingga untuk menghindari itu,

diharapkan adanya pengelolaan modal kerja

yang tepat di dalam perusahaan. Perusahaan

yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas

tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan

modal kerja yang digunakan perusahaan

tersebut (Munawir, 2011). Namun hasil

 penelitian ini menunjukkan bahwa perputaranmodal kerja tidak berpengaruh terhadap

 profitabilitas pada perusahaan penyedia  spare

 part   otomotif periode 2007-2011. Hal ini

dapat terjadi karena pada beberapa perusahaan

 penyedia  spare part   otomotif mempunyai

hutang lancar yang lebih besar dari aktiva

lancar sehingga peningkatan perputaran kerjatidak selalu diikuti dengan kenaikan

 profitabilitas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

Berhasak (2008) yang menyatakan bahwa

tidak ada pengaruh signifikan antara

manajemen modal kerja terhadap tingkat

 profitabilitas. Hasil uji t menunjukkan bahwa

tingkat signifikansi untuk variabel perputaran

kas (X2) sebesar 0,039 atau lebih kecil dari

0,05 sehingga terdapat pengaruh antara 

 perputaran kas terhadap profitabilitas. Variabel perputaran kas (cash turnover ) berpengaruh

 positif terhadap profitabilitas (ROI) pada

 perusahaan penyedia  spare part   otomotif

 periode 2007-2011. Semakin tinggi perputaran

kas maka profitabilitas juga cenderung tinggi,

demikian pula sebaliknya semakin rendah

 perputaran kas maka profitabilitas juga

cenderung rendah.

Pada penelitian ini terdapat pengaruh

 perputaran kas terhadap profitabilitas. Suatu

 perusahaan dapat diindikasikan berhasil

apabila perputaran kas yang terjadi selama

 periode keuangan tertentu mengalami

kenaikan. Perputaran kas yang terjadi selama

 periode tertentu dapat dijadikan sebagai acuan

 para investor dalam menambah investasi bagi

 perusahaan dalam pendanaan operasional

dimasa yang akan datang. Perputaran kas

merupakan perbandingan antara penjualan

dengan jumlah kas rata-rata. Perputaran kas

menunjukkan kemampuan kas dalammenghasilkan pendapatan sehingga dapat

Page 70: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 70/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

64

dilihat berapa kali uang kas berputar dalam

satu periode tertentu. Semakin tinggi

 perputaran kas ini akan semakin baik. Karena

ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan

kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan

semakin besar.Perputaran kas masih berhubungan

dengan penjualan yang tinggi pada perusahaan

otomotif sehingga perputaran kas dapat

digunakan untuk memprediksi keuntungan

 perusahaan. Hasil uji t juga menunjukkan

 bahwa tingkat signifikansi untuk variabel

struktur modal (X3) sebesar 0,011 atau lebih

kecil dari 0,05 sehingga terdapat pengaruh

antara  struktur modal terhadap profitabilitas.

Variabel struktur modal (capital structure)

 berpengaruh negatif terhadap profitabilitas(ROI) pada perusahaan penyedia  spare part  

otomotif periode 2007-2011.

Pada penelitian ini struktur modal

(capital structure) yang ditunjukkan dengan

DER berpengaruh terhadap profitabilitas.

Semakin tinggi nilai DER maka profitabilitas

semakin rendah, demikian pula sebaliknya

semakin rendah nilai DER maka profitabilitas

semakin tinggi. Hasil penelitian ini sejalan

dengan Nurhasanah (2012) menunjukkan

 bahwa struktur modal berpengaruh terhadap

 profitabilitas perusahaan. Struktur modal

(DER) digunakan untuk mengukur seberapa

 banyak dana yang di  supply oleh pemilik

 perusahaan dalam proporsinya dengan dana

yang diperoleh dari kreditur perusahaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis

yang telah dikemukakan, maka dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut :

1.  Perputaran modal kerja, perputaran kas,

dan struktur modal berpengaruh secara

simultan terhadap Return On Investment

(ROI) pada perusahaan penyedia spare part

otomotif periode 2007-2011.

2.  Perputaran modal kerja tidak berpengaruh

secara parsial terhadap Return On

Investment (ROI) pada perusahaan

 penyedia spare part otomotif periode 2007-

2011.

3.  Perputaran kas berpengaruh secara parsial

terhadap Return On Investment (ROI)

 pada perusahaan penyedia spare part

otomotif periode 2007-2011.

4.  Struktur modal berpengaruh secara parsial

terhadap Return On Investment (ROI) pada perusahaan penyedia spare part

otomotif periode 2007-2011.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan

diatas, ada beberapa hal yang dapat

disarankan penulis ;

1.  Bagi peneliti berikutnya, disarankan agar

mencari variabel lain yang berpengaruh

terhadap profitabilitas.

2.  Bagi investor, disarankan untuk

memperhatikan struktur modal dan

 perputaran kas dalam berinvestasi supayamemperoleh keuntungan yang diinginkan.

3.  Bagi perusahaan, disarankan untuk

 berhati-hati dalam menggunakan struktur

modal dan perputaran kas karena akan

mempengaruhi profitabilitas.

DAFTAR PUSTAKAAbdul Halim, 1993.  Dasar-Dasar

 Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Arista, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Return Saham (Kasus

 pada Perusahaan Manufaktur yang Go

Public di BEI Periode Tahun 2005-

2009).  Jurnal Ilmu Manajemen dan

 Akuntansi Terapan, Vol 3 (1). 

Azlina, N. 2009. Pengaruh Tingkat Perputaran

Modal kerja, Struktur Modal dan Skala

Perusahaan terhadap Profitabilitas.

 Jurnal Pekbis Vol1 (2).

Berhasak, E. 2008. Efek Modal KerjaTerhadap Profitabilitas Perusahaan-

Perusahaan di Industri Manufaktur di

Indonesia pada Tahun 2007. Tesis

 Program Studi Magister Manajemen,

Universitas Indonesia, Jakarta. 

Brigham. E. F. & Weston J. F, 2001,

 Manajemen Keuangan , Alih Bahasa:

Dodo Suharto dan Herman Wibowo.

Edisi Kedelapan, Buku Kedua,

Erlangga, Jakarta.

Damarathi P, 2008. Pengaruh ManajemenModal Kerja terhadap Profitabilitas

Page 71: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 71/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

65

Perusahaan Go Public Sektor

Manufaktur di Indonesia Tahun 2002

2006. Skripsi Fakultas Ekonomi,

Universitas Indonesia, Jakarta. 

Harjanti, W. 2009. Analisa Perputaran Piutang

terhadap Modal Kerja pada PerusahaanJasa PT. ABJ Surabaya.  Jurnal Media

 Mhardhika Vol. 8 (2).

Hayati, N dan Riani, C. 2011. Pengaruh Arus

Kas terhadap Likuiditas pada

Perusahaan Telekomunikasi yang

Terdaftar di BEI.  Jurnal Spread,

Vol.1(1)

IAI. 2007 . Standar Akuntansi Keuangan  .

Edisi 2007. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat

Julkarnain, 2011. Pengaruh Modal Kerja,Perputaran Modal Kerja, Perputaran

Kas, dan Perputaran Piutang Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan Industri

Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di

BEI Tahun 2008-2011.

Mamduh, M.H. dan Halim, A. 2003.  Analisa

 Laporan Keuangan. Edisi revisi.

Yogyakarta: Penerbit UPP AMP

YKPN.

Mardiasmo, 1997.  Akuntansi Keuangan

 Dasar . Yogyakarta: BPFE

Martono dan Harjito, 2005,  Manajemen

 Keuangan. Edisi pertama, cetakan

keempat, Jakarta: Penerbit Jala Sutia.

Miswanto, 2012. Kebijakan dalam Penentuan

dan Pendanaan Modal Kerja

Perusahaan.  Jurnal Economia, Vol.

8(2) 

Munawir. 2011.  Analisa Laporan

 Keuangan.Yogyakarta: Liberty.

 Nurhasanah, 2012. Pengaruh Struktur ModalTerhadap Profitabilitas Pada

Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di BEI. Jurnal Ilmiah Vol.IV

(3) 2012

Ogolmagai, N. 2013. Leverage Pengaruhnya

terhadap Nilai Perusahaan pada

Industri Manufaktur yang Go Public di

Indonesia. Jurnal EMBA Vol. 11 (3).

Panigoro, W. 2010. Analisis Profitabilitas

Perusahaan PT. Cahaya Nusa

Sulutarindo.  Jurnal Economic Resources, Vol.11 (31).

Pramono, J dan Khatimah, H. 2007. Pengaruh

Waktu dan Jenis Industri pada Strategi

Manajemen Modal Kerja: Survey pada

Industri Otomotif, Garment dan

Makanan di Bursa Efek Jakarta.  Jurnal

Optimal Vol. 1 (1).Qodriyah, R. 2012. Laba atau Arus Kas

sebagai Parametek Kinerja Perusahaan

Berdasarkan Siklus Hidup Perusahaan

(Studi Relevansi Nilai).  Jurnal

 Akuntansi dan Ekonomi Bisnis, Vol.1,

(1).

Riyanto, B. 2004.  Dasar-dasar Pembelanjaan

 Perusahaan. Yogyakarta : Liberty.

Santoso, S. 2001. SPSS: Statistik Parametrik .

Cetakan kedua, Jakarta: Penerbit PT

Elex Media Komputindo KelompokGramedia.

Sugiyono. 2013.  Metode Penelitian

 Kombinasi. Bandung Alfabeta.

Sunrowiyati, 2009. Analisis Variabel-Variabel

Keuangan yang Memengaruhi Struktur

Modal Perusahaan Manufaktur yang

Go Public di Bursa Efek Jakarta.

 Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Vol.1

(1).

Supriadi, Y dan Puspitasari, R. 2012.

Pengaruh Modal Kerja Terhadap

Penjualan dan Profitabilitas

Perusahaan.  Jurnal Ilmiah Kesatuan

Vol. 14.(1).

Suryani E, Arfan M dan Djalil MA. 2012.

Pengaruh Profitabilitas, Arus Kas

Operasi, dan Arus Kas Bebas Terhadap

Dividen Kas pada Perusahaan

Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2005  –  2009.  Jurnal

 Akuntansi Vol 1. (1).Sutarti. 2012. Penyajian Laporan Arus Kas

menurut PSAK 2 Guna Mendukung

Pengambilan Keputusan Investasi pada

PT Pan Brothers Tbk.  Jurnal Ilmiah

 Kesatuan Vol. 14 (1). 

Welas. 2006.  Analisis Kinerja Keuangan

dengan Pendekatan Sistem Du Pont

(Studi Empirik pada Perusahaan Rokok

yang Sudah Go Public Periode Tahun

2000  –   2004).  Jurnal Akuntansi

 Keuangan Vol.1(1) 

Page 72: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 72/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

66

PENGARUH KEMUDAHAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN

WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR

PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI

( Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul )

Dwi Woro Setiyoningrum

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

[email protected]

ABSTRACT

This study discusses the influence of convenience and service to the taxpayer

compliance in paying income tax. This study was performed at the Tax Office Primary

 Bantul. The purpose of this research is to determine whether the facilities and services affec t

taxpayer compliance and what efforts Bantul Pratama Tax Office in improving tax

compliance.This study is built with two hypotheses, namely: (1) ease in the processoftaxation, (2)

 positive effect Compliance Services The type of data in this study is primary data, with

 sampling at Bantul Pratama Tax Office using incidental sampling technique. Questionnaires

were used as a sample of 100 and only return 90. This research is kualtitatif, and testing

using multiple linear regression statistical tests.

The results of this study indicate that two simultaneous independent variables

 significantly influence adherence. Partially shown that convenience has a positive and

 significant effect on adherence. While the service has a positive effect but not significant

effect on compliance.

Keywords : Taxpayer Compliance, Convenience in Paying tax, Service tax

Pendahuluan

Untuk menjalankan fungsi

 pemerintahan dan pembangunan, pemerintah

memerlukan dana yang tidak sedikit,

sedangkan penerimaan negara dari devisa

yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis

 bantuan dari luar negeri masih dirasa tidak

cukup jika dibanding dengan besarnya pengeluaran untuk membiayai kegiatan

 pemerintahan dan pembangunan dimaksud.

Pemerintah semakin dituntut untuk mampu

menggali sumber-sumber dana lain,

khususnya sumber-sumber dana yang berasal

dari kemampuan bangsa sendiri baik berupa

hasil kekayaan alam maupun dari iuran

masyarakat (pajak) sebagai wujud

kemandirian bangsa dalam membiayai

kegiatan pemerintahan dan pembangunan

(Prasetyawati,2012) .

Upaya menjalankan fungsi pemerintah

dan pembangunan dalam mewujudkan tujuan

tersebut salah satunya dengan pembangunan.

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang

 berlangsung terus-menerus dan

 berkesinambungan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam

melaksanakan pembangunan nasionalmasalah pembiayaan menjadi sangat vital.

Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan

ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

 Negara (APBN) (Prasetyawati,2012)

Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bantul mengalami peningkatan jumlah wajib

 pajak orang pribadi yang terdaftar dan wajib

 pajak efektif pada empat tahun terakhir, dari

tahun 2009 sampai tahun 2012. Wajib pajak

efektif adalah wajib pajak yang masih aktif

dalam membayar pajaknya. Data mengenai jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar

Page 73: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 73/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

67

efektif di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Bantul dapat dilihat dalam tabel 1

 berikut ini:

Tabel 1

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Efektif di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama BantulTahun Wajib Pajak

Orang PribadiTerdaftar

Wajib Pajak Orang Pribadiyang menyampaikan SPT

Tahunan

Tingkat KepatuhanWajib Pajak Orang

Pribadi

2009 38434 27902 72,60 %

2010 57691 40547 70,28%2011 65491 41695 63,67%2012 67472 48197 71,43%

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bantul

Tingkat kepatuhan di KantorPelayanan Pajak Pratama Bantul pada tahun

2009 sebesar 72,60%, pada tahun 2010

tingkat kepatuhan menurun menjadi 70,28%,

tahun 2011 tingkat kepatuhan menurun

menjadi 63,67% dan tahun 2012 tingkat

kepatuhan naik menjadi 71,43%. Agar terjadi

kenaikan terus menerus, maka perlu

dilakukan kajian mengenai faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi wajib pajak dalam

malaksanakan kewajiban pajak, guna

meningkatkan kepatuhan wajib pajak yangterdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bantul.

Metode Penelitian

Sifat yang digunakan dalam penelitian

ini adalah deskriptif kualitatif. Metode

analisis deskriptif kualitatif yaitu, merupakan

tata cara penelitian yang menghasilkan data

yang menghasilkan diskriptif . Analisis

deskriptif harus dimulai sejak awal

 penelitian, data yang diperoleh dari lapanganharus segera dituangkan ke dalam bentuk

tulisan dan analisis.

Tempat Penelitian dilakukan di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bantul di Jalan

Urip Sumoharjo No. 7 Gose Bantul.

Waktu Penelitian Pelaksanaan

 penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober

2012 sampai dengan Februari 2013.

Penelitian ini terdiri atas satu variabel

dependen dan dua variabel Independen. (1)

Variabel dependen yaitu merupakan variabel

yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabeldependen dalam penelitian ini adalah

kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

(2)Variabel independen merupakan variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab

 perubahan lain. Variabel independen dalam

 penelitian ini adalah kemudahan dan

 pelayanan proses perpajakan di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bantul.

Populasi mengacu pada keseluruhan

kelompok orang, kejadian, atau hal minat

yang ingin diinvestigasi (Fikriningrum,2012). Populasi yang digunakan dalam

 penelitian ini adalah wajib pajak orang

 pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Bantul dan masih tergolong

wajib pajak efektif. Alasan pemilihan

 populasi ini karena wajib pajak orang pribadi

efektif merupakan wajib pajak yang

memenuhi kewajiban perpajakannya, dan

 penelitian ini berfokus terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi wajib pajak orang

 pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Teknik pengambilan sampel dalam

 penelitian ini adalah teknik incidental

 sampling . Teknik incidental sampling adalah

teknik penentuan sampel   berdasarkan

kebetulan yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan   peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, apabila orang

yang kebetulan ditemui  cocok sebagai

sumber data (Fikriningrum, 2012). Alasan

 pemilihan teknik pengambilan  sampel ini

Page 74: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 74/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

68 

adalah untuk mempermudah proses

 pengambilan sampel. Penentuan   jumlah

sampel penelitian berdasarkan pada

 pernyataan Roscoe (1975) dalam 

Fikriningrum (2012) yang menyatakan

 bahwa jumlah sampel yang memadai untuk   penelitian adalah berkisar antara 30 hingga

500.

Sumber data yang digunakan dalam

 penelitian ini adalah data primer. Data yang

diperoleh dari sumber asli dan dikumpulkan

secara khusus (Rindi 2012: 4). Data primer

yang diperoleh dari pengumpulan data

dengan menggunakan metode survei

menggunakan media kuesioner. Untuk

mengukur pendapat responden digunakan

skala Likert lima angka yaitu mulai angka 5untuk pendapat sangat setuju (SS) dan angka

1 untuk sangat tidak setuju (STS).

Penelitian ini menggunakan beberapa

metode pengumpulan data (a) Metode study

 pustaka Studi kepustakaan adalah segala

usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk

menghimpun informasi yang relevan dengan

topik atau masalah yang akan atau sedang

diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari

 buku-buku ilmiah, laporan penelitian,

karangan-karangan ilmiah, tesis dan

disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-

ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan

sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun

elektronik lain. (Rindi, 2012: 4), (b) Metode

Dokumentasi Menurut Rindi (2012:4)

metode dokumentasi ini merupakan teknik

 pengumpulan data dengan menggunakan

cara mengamati, melihat dan mengumpulkan

dokumen-dokumen serta catatan-catatan

yang ada baik berupa tulisan maupun gambarmaupun keterangan lain yang dilakukan di

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Bantul. (c) Metode kuesioner adalah daftar

 pernyataan tertulis yang telah dirumuskan

sebelumnya yang akan dijawab responden.

Dalam metode ini teknik pengumpulan data

dengan menggunakan pengajuaan daftar

 pernyataan tertulis yaitu tentang kepatuhan

wajib pajak orang pribadi

.Uji Kualitas Data 1. Validitas Valid

tidaknya suatu item dapat diketahui denganmembandingkan indek korelasi product

moment ( r hitung) dengan nilai kristisnya(

Budi). 2. Reliabilitas Menurut Singarimbun

dan Effendi (1989) dalam Budi, Reabilitas

adalah indek yang menunjukan sejauh mana

suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Suatu kuesioner dikatakanrealibel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu.

Analisis data digunakan untuk

menyederhanakan data agar data lebih

mudah diinterpretasikan. Analisis ini

dilakukan dengan menggunakan teknik

analisis regresi berganda untuk mengolah

dan membahas data yang telah diperoleh dan

untuk menguji hipotesis yang diajukan.Teknik analisis regresi berganda dipilih

untuk digunakan pada penelitian ini karena

teknik regresi berganda dapat menyimpulkan

secara langsung mengenai pengaruh masing-

masing variabel bebas yang digunakan

secara parsial ataupun secara bersama-sama.

Persamaan regresi yang dirumuskan

 berdasarkan hipotesis yang dikembangkan

adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + eKeterangan:

Y = Kepatuhan wajib pajak orang pribadi

a = Konstanta

 b1 = Koefisien regresi variabel

kemudahan proses perpajakan

 b2 = Koefisien regresi variabel pelayanan

 pajak

X1 = Kemudahan proses perpajakan

X2 = Pelayanan pajak

e = Error

Uji asumsi klasik yang digunakan meliputi

uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji

heteroskedastisitas

a.  NormalitasUji Normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006).

Model regresi yang baik adalah memiliki

data yang terdistribusi normal. Ada dua cara

untuk mendeteksi apakah residual

Page 75: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 75/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

69

 berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik atau uji statistik. (Ghozali,

2006).

Apabila menggunakan grafik,

normalitas umumnya dideteksi dengan

melihat tabel histogram. Namun demikian,dengan hanya melihat tabel histogram bisa

menyesatkan, khususnya untuk jumlah

sampel yang kecil. Dasar pengambilan

dengan menggunakan normal probability 

 plot adalah sebagai berikut: (Ghozali, 2005).

1)  Jika data menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya

menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.2)  Jika data menyebar jauh dari garis

diagonal dan/atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau garis histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

b.  Multikolinearis

Pengujian asumsi kedua adalah uji

multikolinearitas (multicollinearity) antar

variabel-variabel independen yang masuk ke

dalam model. Metode untuk mendiagnosa

adanya multicollinearity dilakukan dengan

uji Varience Inflation Factor (VIF) yang

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jika VIF lebih besar dari 10, maka antar

variabel bebas (independent variable) terjadi persoalan multikolinearitas (Gujarati, 1993).

c.  Uji Heteroskedastisitas

Pengujian asumsi ketiga adalah

heteroskedastisitas (heteroscedasticity)

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

heteroskedastisitas, dalam hal ini akan

dilakukan dengan cara melihat grafik

Scatterplot . Jika dalam grafik terlihat ada

 pola tertentu seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur(bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada

 pola yang jelas, serta titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2001:69).

d.  Uji Autokorelasi

Pengujian asumsi ke-empat dalam

model regresi linier klasik adalah uji

autokorelasi (autocorrelation). Uji

autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

dalam suatu model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t-

1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka

dinamakan ada problem autokerelasi. Uji

autokorelasi dapat dilihat dari nilai DurbinWatson. Apabila nilai Durbin Watson berada

 pada daerah dU sampai 4-dU dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak

mengandung autokorelasi.

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1)  Uji F-statistik

Uji digunakan untuk menguji

keberartian pengaruh dari seluruh variabel

independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen.

Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut:

H1 : b1, b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0

Artinya terdapat pengaruh yang significant

secara bersama-sama dari variabel

independen (X1 dan X2) terhadap variabel

dependen (Y).

Pengambilan keputusan:

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat

ditolak (diterima)Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan

menerimaHa

Adapun Hipotesisnya:

H0 = tidak ada pengaruh signifikan dari

variabel independent secara simultan

terhadap variabel dependen.

Ha = ada pengaruh dari variabel independent

secara simultan terhadap variabel dependen.

2)  Uji t-statistik

Uji keberartian koefisien (bi) dilakukandengan statistik-t (student-t). Hal ini

VIF = 1/Tolerance

Page 76: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 76/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

70 

dilakukan untuk menguji koefisien regresi

secara parsial dari variabel independennya.

Adapun hipotesis dilakukan sebagai berikut:

H1 : bi ≠ 0

Artinya terdapat pengaruh yang significant

dari variabel independen (Xi) terhadapvariabel dependen (Y). Pengambilan

keputusan:

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat

ditolak (diterima)

Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan

menerima Ha

Adapun Hipotesisnya:

H0 = tidak ada pengaruh signifikan dari

variabel independent secara parsial terhadap

variabel dependen.Ha = ada pengaruh dari variabel independent

secara parsial terhadap variabel dependen.

Untuk menguji dominasi variabel

independen (X) terhadap variabel dependen

(Y) dilakukan dengan melihat pada koefisien

 beta standar.

Dari hasil regresi berganda

menunjukkan seberapa besar variabel

dependen bisa dijelaskan oleh variabel

 bebasnya (Santoso, 2004:167). Dalam

 penelitian ini menggunakan regresi linier

 berganda maka masing-masing variabel yaitu

kemudahan dalam proses pajak dan

 pelayanan  secara simultan berpengaruh

terhadap variabel dependen yaitu kepatuhan

wajib pajak orang pribadi yang dinyatakan

dengan R2 untuk mengetahui koefisien

determinasi atau seberapa besar pengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Sedangkan untuk mengetahui

koefisien determenasi parsial variabel

independent terhadap variabel dependen

dengan menggunakan r2. Besarnya koefisien

determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1.

Besarnya koefisien determinasi suatu

 persaman regresi semakin mendekati 0, maka

semakin kecil pula pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel dependennya,

dan sebaliknya.

Hasil dan Pembahasan

Data diperoleh dari data primer yang

diperoleh dari kuesioner berdasarkan dari

hasil perhitungan dengan rumus solvin

(Dewinta dan Syafruddin 2012 : 5),

diperoleh ukuran sampel sebanyak 100

kuesioner. Kuesioner yang diterima kembali

sebanyak 90 kuesioner, sehingga jumlah

sampel sebanyak 90 pengamatan.

Dari 100 kuisioner yang disebarkan

kepada responden di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bantul, diperoleh 90 kuisioner yang

dapat diolah menggunakan SPSS.

Tabel 2

Descriptive Statistics 

 N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Kepatuhan 90 16 25 20.80 2.260

Kemudahan 90 15 40 31.11 4.578Pelayanan 90 10 39 30.44 5.583

Valid N

(listwise)90

Sumber: Data Diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat statistik

deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata

(mean) kepatuhan sebesar 20.80 kali dengan

standar deviasi sebesar 2.260. Untuk nilai

minimum kepatuhan sebesar 16 dan nilai

maksimum sebesar 25. Dari tabel juga dapat

diketahui bahwa kemudahan mempunyai

rata-rata sebesar 31.11 kali dengan standar

deviasi sebesar 4.478. Untuk nilai minimum

kemudahan sebesar 15 dan nilai maksimum

sebesar 40. Sedangkan untuk rata-rata

 pelayanan sebesar 30.44 dengan standar

deviasi sebesar 5.583. Untuk nilai minimum

sebesar 10 dan nilai maksimun sebesar 39.

Page 77: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 77/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

71

Uji Validitas

Tabel 3

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Scale

Mean ifItem

Deleted

Scale

Varianceif Item

Deleted

CorrectedItem-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha ifItem

Deleted

 butir1.1 97.1 136.406 0.423 0.902

 butir1.2 96.94 136.682 0.428 0.902

 butir1.3 99.29 141.107 0.055 0.911

 butir1.4 97.07 135.613 0.459 0.901

 butir1.5 96.87 136.724 0.457 0.901

 butir1.6 97 136.584 0.405 0.902

 butir1.7 96.98 136.382 0.341 0.903

 butir1.8 97.02 138.044 0.363 0.903

 butir1.9 99.3 144.572 -0.084 0.913

 butir2.1 97.17 133.107 0.493 0.901

 butir2.2 97.32 134.513 0.393 0.903

 butir2.3 97.48 134.095 0.379 0.903

 butir2.4 97.19 131.885 0.589 0.899

 butir2.5 97.18 128.732 0.774 0.895

 butir2.6 97.16 131.054 0.667 0.897

 butir2.7 97.59 132.11 0.514 0.9

 butir2.8 97.19 131.93 0.636 0.898

 butir2.9 97.19 134.739 0.48 0.901

 butir3.1 97.29 129.511 0.7 0.896 butir3.2 97.23 129.462 0.702 0.896

 butir3.3 97.5 128.904 0.646 0.897

 butir3.4 97.4 131.569 0.576 0.899

 butir3.5 98.22 135.501 0.264 0.907

 butir3.6 97.5 130.635 0.617 0.898

 butir3.7 97.34 128.161 0.752 0.895

 butir3.8 97.29 130.253 0.684 0.897

 butir3.9 97.24 129.018 0.734 0.896

Sumber Data Diolah

Dalam penelitian ini variabel bebas

mengandung 3 aspek dengan masing-masing

aspek yang terdiri dari 9 pertanyaan. Alat

analisis yang digunakan oleh peneliti yaitu

menggunakan aplikasi SPSS 16. 

Untuk uji validitas, dari data table 4.6

menunjukan kevalidan sebuah butir

 pertanyaan dan ketidakvalidan butir

 pertanyaan. Dari data tersebut dapat

diperoleh rumus untuk menguji ke validan

sebuah butir pertanyaan: df (degree of

 freedom)= N-2, dan peneliti menggunakan

tingkt signifikansi 5%, diperoleh df = 25,

signifikansi 5% (lihat tabel r - statistik)

didapat nilai df=25, diperoleh r tabel =

0,380. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

ada 6 butir yang nilai Corrected Item-Total  

Correlation dibawah 0.380. Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada 6 butir pertanyaan

yang tidak valid.

Page 78: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 78/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

72 

Uji Realibilitas

Tabel 4

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.904 27

Sumber Data Diolah

Untuk uji reliabilitas digunakan

metode Alpha Cronbach’s. Koefisien ini

merupakan koefisien reliabilitas yang paling

sering digunakan karena koefisien ini

menggambarkan varians dari item-item baik

untuk format benar/ salah. Tabel diatas

menunjukkan bahwa Cronbach’s Alphasebesar 0.904 atau 90.4%. Nilai ini lebih

 besar dari 70%, sehingga variabel dalam

 penelitian ini dapat dikatan reliabel.

Uji Asumsi Klasik

1.  Uji NormalitasPengujian normalitas data penelitian

adalah untuk menguji apakah dalam statistikvariabel-variabel penelitian berdistribusi

normal atau tidak normal.

Gambar 1 Gambar 2

Dari grafik histogram tampak bahwa

residual berdistribusi secara normal dan

membentuk simetris simetris tidak menceng

ke kanan atau ke kiri. Pada grafik normal

 probability plot titik-titik menyebar

 berhimpit disekitar diagonal dan hal ini

menunjukkan bahwa residual berdistribusi

secara normal.

2.  Uji Multikolineritas

Berdasarkan tabel di bawah ini, tidak

terdapat satu variabel yang mempunyai nilai

VIF > 10. Artinya kedua variabel independen

tersebut tidak terdapat hubungan

multikoloniearitas dan dapat digunkan untuk

memprediksi kepatuhan wajib pajak.

Page 79: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 79/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

73

Tabel 5Coefficients

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 12.150 1.393 8.723 .000

kemudahan .209 .061 .423 3.396 .001 .510 1.962

pelayanan .071 .050 .175 1.408 .163 .510 1.962

a. Dependent Variable: kepatuhan

Sumber Data Diolah

3.  Uji Heterokedastisitas

Gambar 3

Dari grafik scatterplots terlihat titik-titik menyebar secara acak (rendum) baik

diatas maupun dibawah heteroskedastisitas pada model regresi.

4.  Uji Autokorelasi

Tabel 6

Model Summary  

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .559a  .313 .297 1.894 2.129

a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Kemudahan

 b. Dependent Variable: Kepatuhan

Sumber Data Diolah

Tampilan output SPSS diatas

menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson

sebesar 2.129. nilai DW menurut tabel

dengan n=90 dan k=2 didapat angka

dL=1.612 dan dU=1.703 . Oleh karena nilai

DW 2.129 lebih besar dari batas atas (du)

1.703 dan kurang dari 4- 1.703 (4-du), maka

dapat disimpulkan bahwa tidak adaautokorelasi positif atau negatif atau dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat

autokorelasi.

Analisis Regresi

Untuk mengetahui pengaruh antara

 pelayanan dan kemudahan terhadap

kepatuhan digunakan persamaan regresi :

Y = α + b1X1 + B2X2 + e 

Page 80: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 80/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

74 

Tabel 7

Coefficientsa 

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.150 1.393 8.723 .000

Kemudaha

n.209 .061 .423 3.396 .001

Pelayanan .071 .050 .175 1.408 .163

a. Dependent Variable: Kepatuhan

Sumber Data Diolah

Y = 12.150 + 0.209 Kemudahan + 0.071Pelayanan + e

Dari persamaan regresi linier berganda

dapat dijelaskan : Konstanta (α) sebesar

12.150 dan signifikasi sebesar 0.000 artinya

 bila X=0, maka α =12.150, Koefisien regresi

untuk Kemudahan (b2) sebesar 0.209 artinya

 bahwa setiap perubahan kemudahan, makakepatuhan wajib pajak akan mengalami

kenaikan sebesar 0.209%, Koefisien regresi

untuk Pelayanan (b1) sebesar 0.071 artinya

 bahwa setiap perubahan pelayanan , maka

kepatuhan wajib pajak akan mengalami

kenaikan sebesar 0.071 %.

Uji HipotesisPenelitian ini menguji hipotesis-

hipotesis dengan menggunakan metode

analisis regresi berganda (multipleregression). Metode regresi berganda

menghubungkan satu variabel dependen

dengan variabel independen dalam satu

model prediktif tunggal. Adapun untuk

menguji signifikan tidaknya hipotesis

tersebut digunakan uji F dan uji t.

Koefisien determinasi digunakan untuk

menguji goodness-fit dari model regresi.

Besarnya nilai Adjusted R² sebesar 0.297

yang berarti variabilitas dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabilitas variabel

independen sebesar 29.7%. Jadi model

kurang baik. Sedangkan sisanya 70.3%

dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak

dimasukkan dalam model regresi.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan dari hasil penelitian

sebagai berikut:

(1) Berdasarkan penilaian kelayakan

model regresi,nilai parameter simultan Fhitung menunjukan angka 19..822 lebih

 besar dibanding F tabel sebesar 3.10 dengan

nilai signifikan menunjukan angka sebesar

0.000 lebih kecil dibanding dengan nilai

signifikan 0.05. Hal ini menunjukan bahwamodel regresi tersebut layak dipakai untuk

menganalisis prediksi kepatuhan wajib pajak.

(2) Hasil pengujian hipotesis pertama

menunjukan bahwa hipotesis pertama

diterima. Dari hasil uji t variabel kemudahan

dalam proses pembayaran pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak memiliki nilai t

hitung = 3.396 dan nilai probabilitas 0.001 <

0.05 sehingga Ha deterima, Ho ditolak. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa kemudahan

dalam proses pembayaran pajak berpengaruh

signifikan positif terhadap kepatuhan wajib

 pajak. Ini berarti bahwa semakin mudah

 proses pembayaran pajak akan semakin

 patuh wajib pajak dalam membayar pajak.

Penelitian ini mendukung yang dilakukan

fikriningrum (2012) bahwa kemudahan

dalam proses pajak berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak. (3) Hasil uji

t variabel pelayanan pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak memiliki nilai thitung 1.408 dan nilai probabilitas 0.163 >

Page 81: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 81/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

75

0.05 sehingga Ha ditolak sedangkan Ho

diterima.hal ini dapat disimpulkan bahwa

 pelayanan pajak tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak.

Temuan ini tidak mendukung dari

 penelitian Arum (2012) dan fikriningrum(2012), yang menunjukan bahwa pelayanan

 pajak berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak. Disini dijelaskan

 pelayanan tidak berpengaruh signifikan dapat

dimungkinkan karena wajib pajak orang

 pribadi yang ditemui adalah wajib pajak

yang efektif dan berada di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Bantul yang tidak

memperhatikan pelayanan fiskus hanya

memperhatikan bagaimana untuk patuh. (4)

Besarnya nilai Adjusted R² sebesar 0.297yang berarti variabilitas dependen yang dapat

dijelaskan oleh varibilitas variabel

independen sebesar 29.7%. hal ini berarti

kemudahan dalam proses pembayaran pajak

dan pelayanan pajak secara simultan

 berpengaruh sebesar 29.7% terhadap

kepatuhan wajib pajak, sedangkan sisanya

70.3% disebabkan oleh faktor lainnya.

Kesimpulan1.  Hasil penelitiaan ini menunjukan

 beberapa faktor yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak orang pribadi di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bantul. Faktor yang diteliti

(kemudahan dalam proses pembayaran

 pajak dan pelayanan pajak),

kemudahan dalam proses pembayaran

 pajak berpengaruh siknifikan dan

 positif terhadap kepatuhan wajib pajak,

sedang pelayanan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak.

2.  Besarnya nilai Adjusted R² sebesar

0.297 yang berarti variabilitas

dependen yang dapat dijelaskan oleh

variabilitas variabel independent

sebesar 29.7%. Hal ini berarti

kemudahan dalam proses pembayaran

 pajak dan pelayanan pajak secara

simultan berpengaruh sebesar 29.7%

terhadap kepatuhan wajib pajak,sedang sisanya 70.3% disebabkan oleh

faktor-faktor lainnya jadi wajib pajak

dalam membayar pajak atau patuh

tidak hanya disebab kan oleh dua

faktor saja.

KeterbatasanPenelitian ini hanya memfokuskan

 pada dua variabel yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak, Hanya dilakukan

 pada satu KPP Pratama sehingga sampelnya

hanya 100 respnden, Besarnya nilai Adjusted

R² sebesar 0.297 dan sisanya 70.3% masih

dapat dilakukan penelitian dengan faktor  –  

faktor yang lain.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai

 berikut: 

1.  Untuk Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bantul

a) Aparat pajak di Kantor Pelayanan

Pratama Bantul sebagai pelaksana

modernisasi perpajakan harus selalu

meningkatkan kinerja mereka dalam

memberikan pelayanan prima kepada wajib

 pajak. b) Penyuluhan perpajakan atau

sosialisasi di Kantor Pelayanan Pratama

Bantul perlu ditingkatkan untuk menambah

Pengetahuaan wajib pajak. c) Prasarana dan

sarana penggunaan teknologi dalam rangka

 peningkatan pelayanan pajak di Kantor

Pelayanan Pratama Bantul perlu diperhatikan

dan tingkatkan sesuai dengan kebutuhan,

dana dan perkembangan zaman. d) Kantor

Pelayanan Pratama Bantul perlu

memperhatikan keluhan dari masyarakat dan

lebih ramah terhadap wajib pajak.

2.  Untuk Penelitian Selanjutnya

a) Untuk peneliti selanjutnya untuk

menambah faktor-faktor variabel yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang

 pribadi. b) Penelitian selanjutnya sebaiknya

tidak hanya satu KPP Pratama saja sehingga

sampelnya lebih dari 100 responden. c)

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya

mencari responden wajib pajak tidak hanya

yang berada di KPP Pratama.

Page 82: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 82/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

76 

DAFTAR PUSTAKAArum, Harjanti Puspa. 2012.  Pengaruh

 Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan

 Fiskus, dan Saksi Pajak Terhadap

 Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan

Usaha Dan Pekerjaan

 Bebas.UNDIP.

Budi, Setijo.  Analisis Faktor- Faktor Yang

 Mempengaruhi Pencapaian Target

 Pajak Se-Kanwil DJP Jawa Timur.

STIE Atma Bhakti Surakarta.

Buku Panduan Bendahara. 2010.

Kementerian Keuangan Republik

Indonesia Direktorat Jenderal Pajak.

Fikriningrum, Winda Kurnia. 2012. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi

Wajib Pajak Orang Pribadi dalam

 Memenuhi Kewajiban Membayar

 Pajak.Universitas Diponegoro.

Ghozali, H.Imam.2011.  Aplikasi Analisis

 Mutivariate dengan program IMB

SPSS 19.Edisi Kelima

 Nuritomo.  Pengaruh Peningkatan

 Penghasialan Tidak Kena Pajak

Terhadap Penerimaan Pajak Studi

 pada KPP Yogyakarta Satu.

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

 Nurmantu, S.  Pengantar Perpajakan.Jakarta. Granit. Kelompok Yayasan

Obor Indonesia.

Rindi. 2012.  Analisa Tingkat Efektifitas

 Pajak Daerah Dan Retribusi

 Daerah Terhadap Pendapatan

 Daerah Kabupaten

 Bekasi.Universitas Bina Nusantara

Jakarta Barat.

Supadmi, Ni Luh. 2009.  Meningkatkan

 Kepatuhan Wajib Pajak Melalui

 Kualitas Pelayanan.(http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/o

k%20supadmi.pdf)

Waluyo.2011.  Perpajakan Indonesia Buku 1.

Jakarta.Salemba Empat.

Page 83: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 83/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

77

THE INFLUENCE OF APPLICATION OF MODERNIZATION IN

TAXATION ADMINISTRATION SYSTEM TOWARD

THE LEVEL OF TAX PAYER COMPLIANCE

(Study of KPP Pratama Bantul Individual Tax Payers)

Aji Fauzie

Dewi Kusuma [email protected]

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of the implementation of the modernization of the

tax administration system of the level of compliance of individual taxpayers in the Tax Office Bantul Yogyakarta. This study uses judgment sampling and survey method with a

questionnaire to collect data. Respondents were sampled in this study is the individual

taxpayer listed on the Tax Office Bantul Yogyakarta . Analysis of research data using simple

regression with SPSS 16.0

 Based on the analysis of the individual results of hypothesis testing shows that the t

value for the modernization of the tax administration system variable (X) on tax compliance (

Y ) of 6.329 , mean t count > t table ( 6.329 > 1.991 ) , had a significance level of 0.000 for

the level significance smaller than 0.05 , it means that this study shows the modernization of

the tax administration system variables significant positive effect on tax compliance

Keywords : M odernization of the system of tax administration , tax compliance, tax

administration

PENDAHULUANUntuk dapat mencapai tujuan utama

 pembangunan ekonomi, pendidikan, sosial

 budaya, pertahanan dan keamanan,

 pemerintah berusaha meningkatkan

 pendapatan nasional. Salah satu upaya

 pemerintah untuk mendapatkan dana untukmemenuhi segala bidang –  bidang tersebut,

 pemerintah menggali sumber dana yang

 berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak

merupakan kontribusi wajib kepada negara

yang terutang olehorang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi kemakmuran

rakyat (UU No. 28 Tahun 2007).

Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat meningkatkan

sumber pendapatan dari pajak dan

meningkatkan pelayanan terhadap wajib

 pajak, salah satunya adalah dengan

mereformasi sistem perpajakan di Indonesia

dari reformasi administrasi perpajakan

sampai merubah serangkaian undang – 

undang yang telah ada. Menurut Bawazier(2001) reformasi pajak di Indonesia dimulai

tahun 1983 dengan memperkenalkan prinsip

 self assessment , menyederhanakan dan

menurunkan tarif PPh dan memberlakukan

PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebagai

 pengganti PPn (Pajak Penjualan). Menurut

Suandy (2008) pemerintah telah beberapa

kali melakukan reformasi perpajakan yaitu :

reformasi pajak tahun 1983, reformasi pajak

tahun 1994, dan reformasi pajak tahun 2000.

Tujuan utama reformasi perpajakanadalah untuk mendirikan kemandirian

Page 84: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 84/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

78 

ekonomi dalam membiayai pembangunan

nasional dengan jalan lebih mengerahkan

kemampuan sendiri. Reformasi perpajakan

akan menjadikan sistem yang berlaku

menjadi lebih sederhana, yang mencakup

 penyederhanaan jenis pajak, tarif pajak, dan pembayaran pajak serta pembenahan

aparatur perpajakan yang menyangkut

 prosedur, tata kerja, disiplin dan mental.

Dengan reformasi pajak secara menyeluruh,

diharapkan jumlah wajib pajak akan semakin

meluas serta beban pajak akan semakin adil

dan wajar, sehingga mendorong wajib pajak

untuk melaksanakan kewajibannya dan

menghindarkan diri dari aparat pajak yang

mengambil keuntungan untuk kepentingan

 pribadi.Menurut Fasmi dan Misra (2012)

Konsep modernisasi administrasi perpajakan

 pada prinsipnya merupakan perubahan pada

sistem administrasi perpajakan yang dapat

mengubah pola pikir dan perilaku aparat

serta tata nilai organisasi sehingga dapat

menjadikan Direktorat Jenderal Pajak ( DJP )

menjadi suatu institusi yang profesional

dengan citra yang baik di masyarakat.

Program reformasi administrasi perpajakan

diwujudkan dalam penerapan sistem

administrasi perpajakan modern yang

memiliki ciri khusus antara lain struktur

organisasi yang dirancang berdasarkan

fungsi, tidak lagi menurut seksi-seksi

 berdasarkan jenis pajak, serta perbaikan

 pelayanan bagi setiap wajib pajak melalui

 pembentukan account representative dan call

center untuk menampung keluhan dan

 permasalahan Wajib Pajak. Sistem

administrasi perpajakan modern jugamengikuti kemajuan teknologi dengan

 pelayanan yang berbasis e- system seperti e-

SPT, e-billing , dan e- Registration yang

diharapkan meningkatkan mekanisme

kontrol yang lebih efektif yang ditunjang

dengan penerapan kode etik Pegawai

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang

mengatur perilaku pegawai dalam

melaksanakan tugas (Rahayu dan Sri 2009).

Modernisasi sistem administrasi

 perpajakan yang dicanangkan DirektoratJenderal Pajak, tentunya bukan tanggung

 jawab Direktorat Jenderal Pajak semata.

Keberhasilan modernisasi sistem

administrasi perpajakan membutuhkan kerja

sama dan keterbukaan hati dari kedua belah

 pihak, baik dari Direktorat Jenderal Pajak

maupun Wajib Pajak. Karena itu, DirektoratJenderal Pajak mengharapkan apa yang

diprogramkan oleh Direktorat Jenderal Pajak

melalui modernisasi sistem administrasi

 perpajakan mampu menggugah hati semua

 pihak ikut larut dan ikut dalam

mewujudkannya. Adanya modernisasi sistem

administrasi perpajakan ini juga diharapkan

mampu meningkatkan kepuasan Wajib

Pajak. Tingkat kepuasan dan Wajib Pajak ini

dapat tercermin dalam ketepatan waktu

dalam menyampaikan SPT karenakemudahan e-SPT, berkurangnya denda atas

keterlambatan pembayaran angsuran pajak

karena kesulitan pengisian formulir, dan

akhirnya kepuasan Wajib Pajak akan

 berimplikasi pada meningkatnya kepatuhan

membayar pajak.

Dengan substansi yang dikembangkan

terbatas pada penerapan sistem administrasi

 perpajakan modern sebagai praktek

reformasi administrasi perpajakan, peneltian

ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh

sistem administrasi perpajakan modern

dalam kerangka reformasi administrasi

sistem perpajakan jangka menengah yang

diigulirkan Direktorat Jenderal Pajak Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bantul

terhadap kepatuhan wajib pajak, maka dalam

 penelitian ini penulis mengambil judul

“Pengaruh Penerapan Modernisasi

Sistem Administrasi Perpajakan

Terhadap Tingkat Kepatuhan WajibPajak (Studi Empiris di Kantor

Pelayanan Pajak PratamaBantul

Yogyakarta)

LANDASAN TEORI

Konsep dan Sistem Perpajakan IndonesiaSiahaan (2010) menyampaikan

 bahwa pemungutan pajak di Indonesia

memiliki corak dan ciri tersendiri yang

 berbeda dengan negara lain dan menunjukan pajak sebagai wujud kewajiban kenegaraan

Page 85: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 85/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

79

setiap anggota masyarakat ciri dan corak

 pemungutan pajak Indonesia yaitu :

a.  Pemungutan pajak merupakan

 perwujudan dari pengabdian dan peran

serta wajib pajak untuk secara

langsung dan bersama  –   samamelaksana kan kewajiban yang

diperlukan untuk pembiayaan

 penyelengaraan negara dan

 pembangunan nasional

 b.  Tanggung jawab atas pelaksanaan

 pemungutan pajak sebagai

 pencerminan di bidang perpajakan

 berada pada anggota masyarakat/wajib

 pajak sendiri

c.  Anggota masyarakat / wajib pajak

diberi kepercayaan untukmelaksanakan kegotong royongan

nasional melalui sistem menghitung,

memperhitungkan, membayar, dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang

( self assesment ), sehinggan melalui

sistem ini administrasi perpajakan

diharapkan dapat dilaksanakan lebih

rapi, terkendali, sederhana, dan mudah

dipahami oleh anggota

masyarakat/wajib pajak.

Sistem perpajakan Indonesia ini

mempunyai arti bahwa penentuan penetapan

 besarnya pajak terutang dipercayakan kepada

wajib pajak sendiri untuk melaporkan secara

teratur jumlah yang terutang dan yang telah

dbayar sebagaimana dietentukan dalam

 peraturan perundang –  undangan perpajakan.

Aparat perpajakan berperan aktif dalam

melaksanakan pengendalian administrasi

 pemungutan pajak yang meliputi tugas – 

tugas pembinaan, pelayanan, pengawasan,dan penerapan sanksi perpajakan. Pembinaan

masyarakat/ wajib pajak dilakukan memlalui

 berbagai upaya, antara lain pemberian

 penyuluhan perpajakan, baik melalui media

massa maupun penerangan langsung kepada

masyarakat

1.  Definisi PajakMenurut UU No. 28 Tahun 2007 Pajak

merupakan kontribusi wajib kepada negara

yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Definisi pajak menurut

Soemitro (1994) guru besar dalam Hukum

Pajak pada Universitas Padjajaran, Bandung,

dalam Suandy (2008), yaitu: ”Pajak adalahiuran rakyat kepada kas negara(peralihan

kekayaan dari sektor partikulir ke sektor

 pemerintah) berdasarkan undang-undang

(dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

 jasa timbal (tegenprestasi), yang langsung

dapat ditunjukkan dan digunakan untuk

membiayai pengeluaran umum.

2.  Subyek Pajak

Menurut Suandy (2008) Secara

umum pengertian subyek pajak atau wajib pajak adalah siapa yang dikenakan pajak.

Secara praktik yang termasuk dalam

 pengertian subyek pajak meliputi orang

 pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai

kesatuan, badan,dan bentuk usaha tetap

Reformasi Administrasi Perpajakan Nasucha (2004) menambahkan bahwa

reformasi administrasi perpajakan dapat

dilaksanakan tanpa melakukan reformasi

 perpajakan, yaitu untuk mensinergikan faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi

kinerja organisasi. Lingkungan eksternal

yang dimaksud adalah kebijakan fiskal,

antara lain item-item yang tidak dimasukkan

dalam dasar pengenaan pajak, pembelanjaan

dan pelayanan publik.

Dalam ekonomi yang mulai

 berkembang, administrasi perpajakan harus

difokuskan kepada wajib pajak besar secara

maksimal dan memberikan kontribusikepada wajib pajak kecil. Dengan

mendasarkan pada teori Caiden (1991),

menurut Nasucha (2004), empat dimensi

reformasi administrasi perpajakan, yaitu:

1) Struktur organisasi.

Mengutip Adiwisatra (1998), dalam

 Nasucha (2004) bahwa struktur organisasi

adalah unsur yang berkaitan dengan pola-

 pola peran yang sudahditentukan dan

hubungan antar peran, alokasi kegiatan

kepada sub unit-subunit terpisah, pendistribusian wewenang diantara posisi

Page 86: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 86/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

80 

administratif, dan jaringan komunikasi

formal.

2) Prosedur organisasi.

Prosedur organisasi berkaitan dengan

 proses komunikasi, pengambilan keputusan,

 pemilihan prestasi, sosialisasi dan karier.Pembahasan dan pemahaman prosedur

organisasi berpijak pada aktivitas organisasi

yang dilakukan secara teratur.

3) Strategi organisasi.

Strategi organisasi dipandang sebagai

siasat, sikap pandangan dan tindakan yang

 bertujuan memanfaatkan segala keadaan,

faktor, peluang, dan sumber daya yang ada

sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi

dapat dicapai dengan berhasil dan selamat.

Strategi berkembang dari waktu ke waktusebagai pola arus keputusan yang bermakna.

4) Budaya organisasi.

Budaya organisasi didefinisikan

sebagai sistem penyebaran kepercayaan dan

nilai-nilai yang berkembang dalam

organisasi dan mengarahkan perilaku

anggota-anggotanya. Budaya organisasi

mewakili persepsi umum yang dimiliki oleh

anggota organisasi.

Adapun tujuan modernisasi perpajakan

adalah menurut Nasucha (2004) yaitu untuk

menjawab latar belakang dilakukannya

modernisasi perpajakan, yaitu:

1. Tercapainya tingkat kepatuhan pajak (tax

compliance) yang tinggi.

2. Tercapainya tingkat kepercayaan (trust )

terhadap administrasi perpajakan yang

tinggi.

3. Tercapainya tingkat produktivitas pegawai

 pajak yang tinggi

Kepatuhan Wajib PajakKepatuhan wajib pajak dalam

melaksanakan kewajiban pajaknya

menurutUndang-Undang Republik Indonesia

 Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan

Umum Dan Tata Cara Perpajakan pasal 17 C

ayat 2 didasarkan pada kriteria sebagai

 berikut :

1. Tepat waktu dalam menyampaikan

Surat Pemberitahuan

2. Tidak mempunyai tunggakan pajakuntuk semua jenis pajak, kecuali

tunggakan pajak yang telah

memperoleh izin untuk mengangsur

atau menunda pembayaran pajak.

3. Laporan Keuangan diaudit oleh

Akuntan Publik atau lembaga

 pengawasan keuangan pemerintahdengan pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian selama 3 (tiga) tahun

 berturut-turut, atau dengan pendapat

wajar dengan pengecualian, sepanjang

 pengecualian tersebut tidak

mempengaruhi laba rugi fiskal.

Selanjutnya ditegaskan bahwa

seandainya laporan keuangan diaudit,

laporan audit tersebut harus disusun

dalam bentuk panjang (long form

report ) dan menyajikan rekonsiliasilaba rugi komersial dan fiskal, dan

4. Tidak pernah dipidana karena

melakukan tindak pidana di

 bidangperpajakan berdasarkan putusan

 pengadilan yang telah

mempunyaikekuatan hukum tetap

dalam jangka waktu 5 (lima) tahun

terakhir.

Menurut Nurmantu (2005), ada

 beberapa faktor yang menentukan tinggi

rendahnya kepatuhan perpajakan, antara lain

kejelasan (clatiry) undang-undang dan

 peraturan pelaksanaan perpajakan, besarnya

 biaya kepatuhan (compliance cost) dan

adanya panutan.

METODOLOGI PENELITIAN

Sifat PenelitianMetode penelitian yang digunakan

 pada penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatifadalah Penelitian menggunakan metode

eksperimental untuk menguji hipotesis

dengan tujuan menemukan generalisasi dan

menekankan pada pengukuran dan analisis

hubungan sebab akibat diantara variabel

Sekaran (2006).

Variabel PenelitanPenelitian ini melibatkan dua variabel

yang terdiri atas satu variabel independen

dan satu variabel dependen. Variabeldependen merupakan varabel terikat atau

Page 87: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 87/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

81

variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi

oleh variabel independen Varibel dependen

dalam penelitian ini adalah kepatuhan

 perpajakan.

Variabel independen adalah variabel

 bebas atau variabel yang mempengaruhivariabel lain. Variabel independen dalam

 penelitian ini adalah variabel penerapan

sistem adminitrasi perpajakan modern yang

dikembangkaan dalam variabel reformasi

administrasi perpajakan menurut Nasucha (

2004 ) yang memuat dimensi modernisasi

struktur organisasi, modernisasi prosedur

organisasi, modernisasi strategi organisasi,

dan modernisasi budaya organisasi.

Populasi dan Sampel

PopulasiMenurut Husein (2005) dalam Aprilina

(2013) populasi sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih menjadi sampel. Menurut Sekaran

(2006) dalam Aprilina (2013) populasi

( population) mengacu pada keseluruhan

kelompok orang, kejadian, atau hal minat

yang ingin peneliti investigasi Populasi

dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang

 pribadi (WPOP) yang terdaftar di kantor

 pelayanan pajak ( KPP ) Pratama Bantul.

Tidak semua wajib pajak orang pribadi yang

terdafar di KPP Pratama Bantul menjadi

obyek dalam penelitian ini dikarenakan

 jumlahnya sangat besar.Peneliti memiliki

asumsi bahwa Objek yang diteliti merupakan

Wajib Pajak yang mengerti tentang sistem

modernisasi administrasi perpajakan

Pengambilan sampel dalam penelitianini menggunakan metoda  judgement

 sampling atau  purposive sampling . Metoda

 judgement sampling yaitu suatu metode yang

melibatkanpilihan-pilihan dari subyek yang

memiliki tempat paling menguntungkan atau

 posisi terbaik yang menyediakan informasi

yang dibutuhkan (Sekaran, 2006). Jogiyanto

(2008)

Dalam penelitian ini responden yang

menjadi sampel adalah wajib pajak orang

 pribadi yang termasuk populasi penelitiandan kebetulandijumpai di kantor pelayanan

 pajak (KPP) Pratama Bantul. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wajib

 pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bantul Yogyakarta.

Sampel diperoleh dari kuesioner yang

disebar sebanyak 100 kuesioner. Kuesionertersebut pertama disebar di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Bantul Yogyakarta pada

tanggal 20 September 2013, yang kedua pada

tanggal 24 september 2013 dan yang terakhir

 pada tanggal 01 Oktober 2013 dari 100

kuesioner hanya 80 kuesioner yang

digunakan, 10 kuesioner tidak

dikembalikan, 5 kuesioner tidak terisi penuh,

5 kuesioner terdapat pengisian ganda .

Jenis dan Sumber DataJenis data yang digunakan dalam

 penelitian ini merupakan data primer berupa

kuesioner yang diisi oleh responden. Sumber

data primer pada penelitian ini diperoleh

secara langsung dari para wajib pajak orang

 pribadi yang terdaftar di KPP Pratama

Bantul. Kuesioner ini berisi pertanyaan

 bersifat tertutup. Kuesioner ini terdiri dari

dua bagian yaitu bagian pertama berisi

tentang pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

umum untuk mendapatkan data tentang

responden, dan bagian kedua berisi

 pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan variabel-variabel dalam penelitian

yang digunakan untuk mendapatkan data

 penelitian.

Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data dalam

 penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode angket (kuesioner).Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang

harus dijawab dan atau daftar isian yang

harus diisi oleh responden. Sejumlah

 pertanyaan diajukan dalam bentuk kuesioner

dan kemudian responden diminta menjawab

sesuai dengan pendapat mereka. Untuk

mengukur pendapat responden digunakan

skala lima angka yaitu angka 5 untuk

 pendapat sangat setuju (SS) dan angka 1

untuk sangat tidak setuju (STS).

Page 88: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 88/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

82 

Metode Analisis DataAlat analisis yang digunakan dalam

 penelitian ini adalah analisis regresi. Beberap

langkah yang dilakukan dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1. 

Statistik DeskriptifStatistik deskriptif digunakan untuk

memberikan penjelasan gambaran

demografi responden penelitian dan

deskripsi mengenai variabel-variabel

 penelitian untuk mengetahui distribusi

frekuensi absolut yang menunjukkan

minimal, maksimal, rata-rata (mean),

median, dan penyimpangan baku (standar

deviasi) dari masing-masing variabel

 penelitian.

2. 

Uji Validitas dan RealibilitasUntuk menguji apakah konstruk yang

telah dirumuskan reliabel dan valid maka,

 perlu dilakukan pengujian validitas dan

reliablitas. uji validitas dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui kesahihan

kuesioner. Suatu angket (kuesioner)

dikatakan valid apabila angket mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur

(Ghozali, 2011). Selanjutnya untuk

mengetahui apakah suatu item valid   atau

gugur maka dilakukan perbandingan antara

koefisien r hitung dengan koefisien r tabel.

Jika r hitung > r tabel berarti item valid. 

Sebaliknya jika r hitung < dari r tabel berarti

item tidak valid  (gugur).

Uji Asumsi Klasik

1.  Koefisien Determinasi (R²)Koefisien determinasi digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabeldependen. Nilai koefisien determinasi adalah

diantara nol sampai satu (Ghozali, 2006).

 Nilai R² yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas.

2.  Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen.Kriteria pengujian yang digunakan adalah

 jika t-hitung > t-tabel dengan tingkat

signifikansi 0,05 maka H0 ditolak (Ghozali,

2006).

3.  Model RegresiDalam penlitian ini model regresi yang

digunakan adalah regresi sederhana, Yaitu

alat analisis untuk mengetahui

ketergantungan variabel dependen (terikat)

dengan satu atau lebih variabel independen

(variabel penjelas) dengan tujuan untukmengestimasi atau memprediksi rata-rata

 populasi atau nilai rata-rata variabel

dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui (Gujarati, 2003)

dalam Ghozali (2011). Karena teknik analisis

data pada penelitian ini menggunakan regresi

sederhana maka dapat dituliskan persamaan

regresinya sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + e  Keterangan :

Y : kepatuhan Wajib Pajak

a : nilai intersep (konstan)

 b1 : koefisien arah regresi

X1 : variabel modernisasi sistem

administrasi perpajakan

e : error

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Statistik DerskriptifDiketahui bahwa 100 kuesioner yang

disebar yang dikembalikan sebanyak 80 buah, yang tidak terisi lengkap sebanyak 5

 buah, yang tidak dikembalikan sebanyak 20

 buah dan pengisian ganda sebanyak 5 buah

sehingga jumlah 80 kuesioner telah

memenuhi syarat penelitian, sebab telah

memenuhi syarat sampel.

Page 89: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 89/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

83

Hasil Uji Kualitas Data

a.  Hasil Uji Realibilitas

Tabel 1

Uji Realibilitas

Sumber : Data Primer yang diolah, 2013

b. 

Hasil Uji ValiditasTabel 2

Uji Validitas Variabel XTbKuesioner X Korelasi Pearson Keterangan

Item 1 0.678 valid

Item 2 0.672 ValidItem 3 0.738 validItem 4 0.710 Valid

Item 5 0.514 ValidItem 6 0.641 ValidItem 7 0.624 Valid

Item 8 0.424 ValidItem 9 0.516 Valid

Item 10 0.409 validItem 11 0.414 Valid

Item 12 0.477 Valid

Sumber : Data primer yang diolah,

Tabel 3

Uji Validitas Variabel Y

Sumber : Data Primer yang diolah, 2013

Variabel Nilai Cronbach alpha Keterangan

Modernisasi SistemAdministasi Perpajakan(X)

0.742 Realibel

Kepatuhan Wajib Pajak

(Y)

0.770Realibel

Kuesioner Y Korelasi Pearson Keterangan

Item 13 0.658 ValidItem 14 0.758 ValidItem 15 0.663 Valid

Item 16 0.728 ValidItem 17 0.628 ValidItem 18 0.708 ValidItem 19 0.730 Valid

Page 90: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 90/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

84 

Hasil Uji Asumsi Klasik

1.  Uji Normalitas

Uji Normaltas adalah pengujian

tentang kenormalan distribusi data.

Penggunaan normalitas karena pada analisis

statistik, asumsi yang harus dimiliki olehdata adalah bahwa data tersebut terdistribusi

normal (Santosa dan Ashari, 2005). Uji

normalitas data dilakukan untuk melihat

 bahwa suatu dataterdistribusi secara normal

atau tidak. Uji normalitas data dilakukan

dengan menggunakan bentuk grafik

distribusi.

Gambar 1

Grafik Distribusi

Dari hasil tersebut terlihat bahwa grafik

kepatuhan memperlihatkan hasil bahwa

 bentuk grafik kepatuhan mengikuti bentuk

grafik ditribusi normal. Dari grafik tersebut

terlihat bahwa bentuk grafik distribusi

cenderung miring ke kanan, lebih runcing.

2.  Uji HeteroskidastisitasSalah satu asumsi dalam regresi

 berganda adalah uji Heteroksidasitas. Asumsi

Heteroksidastisitas adalah asumsi dalam

regresi dimana varians dari residual tidak

sama untuk satu pengamatan ke pengamatan

lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang

harus dipenuhi adalah bahwa varians dari

residual satu pengamatan ke pengamtan yang

lain tidak memiliki pola tertentu. Model

regresi yang baik adalah yang

Homoskesdatisitas atau tidak terjadiheteroskedastisitas. Hasil pengujian

heteroskedastisistas yang terlihat pada grafik

scatterplot tidak membentuk suatu pola

tertentu. Kesimpulannya, regresi terbebas

dari heteroskedastisitas. Artinya, seluruh

variabel-variabel yang mempengaruhi

 persamaan regresi dapat diketahui secara

 pasti.

Gambar 2

Uji Heteroskidastisitas

Hasil Analisis Regresi Sederhana

Analisis Regresi Sederhana  yaitu alat

analisis untuk mengetahui ketergantungan

variabel dependen (terikat) dengan satu atau

lebih variabel independen (variabel penjelas)

dengan tujuan untuk mengestimasi atau

memprediksi rata-rata populasi atau nilairata-rata variabel dependen berdasarkan nilai

variabel independen yang diketahui

(Gujarati, 2003) dalam Ghozali (2011). 

Tabel 4

Uji Regresi Sederhana

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

1 (Constant) 30.788 4.864 6.329 .000

Modernisasi .641 .169 .395 3.799 .000

Page 91: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 91/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

85

Model Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

1 (Constant) 30.788 4.864 6.329 .000

Modernisasi .641 .169 .395 3.799 .000

a. Dependent Variable: Kepatuhan

Berdasarkan Tabel tersebut, maka dapatditulis persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 30.788+0,641X+eKonstanta (alpha) sebesar 30.788

memberi pengertian modernisasi sistem

administrasi perpajakanpada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bantul Yogyakarta

tidak ada atau sama dengan nol (0), maka

 besarnyatingkat kepatuhan pajak wajib pajak

orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bantul Yogyakarta sebesar 30.788

satuan.Variabel X yang merupakan koefisien

regresi dari modernisasi sistem administrasi

 perpajakan sebesar 6,41 jika terjadi

modernisasi sistem administrasi perpajakan

di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul

Yogyakarta sebesar satu (1) satuan, maka

akan terjadi peningkatan kepatuhan wajib

 pajak sebesar 0,641 satuan dengan asumsi

variabel lainnya tidak dilakukan atau sama

dengan nol (0).

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapatdilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel

modernisasi sistem administrasi perpajakan

terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) sebesar6,329 , berarti t hitung > t tabel (6,329 >

1,991), memiliki tingkat signifikansi 0.000

karena tingkat signifikansi lebih kecil dari

0.05 hal ini membuktikan bahwa H0 ditolak

dan Ha diterima, ini menunjukkan bahwa

variabel modernisasi sistem

administrasiperpajakan berpengaruh positif

signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak

Koesisien DeterminasiKoefisien determinasi digunakan

untuk mengukur seberapa besar

Pengaruh modernisasi sistem adminitrasi

 perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak

di KPP Pratama Bantul YogyakartaTabel 4.5

 pada tabel tersebut diketahui bahwa

 Adjusted R² dari model diperoleh sebesar

0.145 yang berarti bahwa 14,5% Kepatuhan

wajib pajak di pengaruhi oleh modernisasi

sistem administrasi perpajakan sedangkan

sisanya 85.5% dipengaruhi oleh variabel laindi luar penelitian ini.

Gambar 5

Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the

Estimate

1 .395a  .156 .145 4.30568

a. Predictors: (Constant), Modernisasi

 b Dependent Variable: KepatuhanSumber : Data Primer yang diolah,2013

PembahasanBerdasarkan hasil analisis ditemukan

 bahwa ada pengaruh penerapan modernisasi

sistem dministrasi perpajakan di buktikan

dengan nilai adjusted R² dari model

diperoleh sebesar 0.145 yang berarti bahwa

14,5% Kepatuhan wajib pajak di pengaruhi

oleh modernisasi sistem administrasi

 perpajakan Hasil uji hipotesis secara individu

menunjukkan bahwa nilai t hitung untukvariabel modernisasi sistem administrasi

 perpajakan (X) terhadap kepatuhan wajib

 pajak (Y) sebesar 6,329 , berarti t hitung > t

tabel (6,329 > 1,991), memiliki tingkat

signifikansi 0.000 karena tingkat signifikansi

lebih kecil dari 0.05 hal inimenunjukkan

 bahwa variabel modernisasi sistem

administrasi perpajakan berpengaruh

 positifsignifikan terhadap kepatuhan wajib

 pajak. Hasil penelitian ini mendukunghasil

 penelitian yang dilakukan Mangunsong

Page 92: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 92/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

86 

(2009), Lasmi dan Misra (2012), dan

Aprilina (2013).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis ditemukan

 bahwa ada pengaruh penerapan modernisasisistem administrasi perpajakan yang terdiri

dari dimensi struktur organisasi, prosedur

organisasi, strategi organisasi dan budaya

organisasi terhadap kepatuhan Wajib Pajak

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul

Yogyakarta.

Kemampuan persamaan regresi dalam

 penelitian ini untuk menjelaskan besarnya

variasi yang terjadi pada variabel terikat

adalah sebesar 14,5% sementara 85,5%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidakdigunakan dalam persamaan regresi ini

ImpilikasiBeberapa implikasi dari penelitian ini

adalah tinggi rendahnya anggapan wajib

 pajak terhadap proses reformasi dan

modernisasi di kantor pajak berpengaruh

terhadap tingkat kepatuhan mereka dan oleh

karenanya aparatur perlu untuk tetap

menjaga integritas dan nama baik mereka

serta instansi untuk menciptakan wajib pajak

yang patuh. Implikasi lain adalah fiskus

harus lebih kuat dalam pengawasan karena

temuan penelitian ini menunjukkan bahwa

 patuh dalam mendaftar sebagai wajib pajak

tidaklah menjamin bahwa wajib pajak juga

akan patuh dalam perhitungan, pembayaran

dan pelaporan pajak.

Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai beberapaketerbatasan, diantaranya penelitian ini

terbatas hanya pada Wajib Pajak pajak yang

ditemui oleh peneliti di KPP Pratama Bantul.

Jumlah sampel dalam penelitian yang masih

relatif sedikit, sulitnya mendapatkan karena

faktor keengganan wajib pajak dan

sensitivitas mereka terhadap masalah

 perpajakan. Kemudian penelitian ini hanya

mengkaji pengaruh modernisasi sistem

administrasi perpajakan terhadap tingkat

kepatuhan Wajib Pajak tanpa mengukurtingkat kepatuhan sebelum dan sesudah

diterapkannya modernisasi sistem

administrasi perpajakan.

Saran

1.  Direktorat Jenderal Pajak hendaknya

terus melaksanakan danmempertahankan

kekonsistensinannya untuk

memodernisasikan administrasi

 perpajakan dalam rangka reformasi

 perpajakan secara berkesinambungan

2.  Sebagai sistem dan sarana, penerapan

modernisasi sistem administrasi

 perpajakan sangat tergantung

 pelaksanaanya, terutama bidang

 perpajakan yang sangat rentan akan

kecurangan dan Korupsi. Semangat perubahan dalam modernisasi sistem

administrasi perpajakan hendak nya

dapat meningkatkan integritas dan

moral pegawai pajak dan dapat

mendorong komitmen Wajib pajak

dalam pemenuhan kewajiban

 perpajakannya serta meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap

 perpajakan Indonesia

DAFTAR PUSTAKAApriliana. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem

Modernisasi Administrasi

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak ( Studi Empiris pada WPOP di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Malang).Skripsi.

Universitas Brawijaya. Malang 

Azwar, Saifuddin. 2000.  Reliabilitas dan

Validitas. Yogyakarta. Pustaka PelajarChandra, Mujilan. 2013. Modernisasi Sistem

Adminstrasi Perpajakan dan

Kepatuhan Wajib Pajak.  Jurnal Riset

 Manajemen dan Akuntansi. Vol.1, No

1

Bawazier, Fuad. 2011. Reformasi Pajak di

Indonesia.  Jurnal Legislasi Indonesia,

Vol. 8, No. 1 

Erly Suandi. 2008.  Hukum Pajak . Edisi

Empat. Jakarta. Salemba Empat

Fasmi, Misra.2010. Pengaruh ModernisasiSistem Administrasi Perpajakan

Page 93: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 93/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

87

Terhadap Tingkat kepatuhan

Pengusaha Kena Pajak DI Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Padang.Jurnal Legislasi Indonesia 

Vol. 8, no 1

Gozali, Imam. 2006.  Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS .

Semarang : Badan Penerbit Universitas

Diponegoro

, 2011.  Aplikasi Analisis

 Multivariate dengan Program IBM

SPSS . Semarang. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro

Jogiyanto. 2008. Pedoman Survei Kuesioner .

Yogyakarta. BPFE

Mangunsong, 2009. Pengaruh Penerapan

Sistem Administrasi PerpajakanModern Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Maranatha

Bandung

 Nurmantu, Safri. 2005.  Pengantar

 Perpsajakan. Jakarta. Yayasan Obor

Pemerintah RI. 2007. Undang-Undang No.

28 tahun 2007 tentang Perubahan

 Ketiga atas Undang-undang No. 6

tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta

Pemerintah RI. Undang  –  Undang No. 28

tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1

angka 2. Jakarta

Pemerintah RI. 2009. Undang-Undang No.

42 tahun 2009 tentang Perubahan

 Ketiga atas Undang-Undang No. 8

tahun 1983 tentang Pajak

 Pertambahan Nilai Barang dan Jasa

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Jakarta

Rahayu, Sri. 2009. Pengaruh Modernisasi

Sistem Administrasi Perpajakan

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Badan pada KPP Pratama Bandung.

 Jurnal Akuntansi. Vol. 1, No. 2: 119-

138Santosa, Ashari.2005.  Analisis Statistik

dengan Microsoft Excel dan SPSS .

Yogyakarta. Andi

Sekaran, Uma. 2006.  Metode Penelitian

Untuk Bisnis Edisi 4. Jakarta. Salemba

Empat

Siahaan, Marihot Pahala. 2010.  Hukum

 Pajak Elementer: Konsep Dasar

 Perpajakan Indonesia. Yogyakarta.

Graha Ilmu

Sofyan, Taufan Marcus. 2005. PengaruhPenerapan Sistem Administrasi

Perpajakan Modern terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor

Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak

Wajib Pajak Besar . Skripsi. Sekolah

Tinggi Akuntansi Negara. Jakarta

Triwigati, Listaniai.2013. Pengaruh

Penerapan Moderrnisasi Sistem

Administrasi Perpajakan Terhadap

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi

Kasus atas Wajib Pajak Orang Pribadi

 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Malang Utara). Jurnal Ilmiah

 Mahasiswa FEB 1.2

Rahayu, Sri. 2009. Pengaruh Modernisasi

Sistem Administrasi Perpajakan

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Badan pada KPP Pratama Bandung.

 Jurnal Akuntansi. Vol. 1, No. 2: 119-

138

Page 94: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 94/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

88 

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO

PROFITABILITAS TERHADAP EARNING PER SHARE  

( Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2008-2011)

Eka Susilawati

e-mail : [email protected] 

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

ABSTRACTThe purpose of this research was to determine whether Liquidity Ratios (Current Ratio),

Solvency Ratio (Debt to Equity Ratio), and Profitability ratios (Return on Equity and Net Profit

 Margin) have an influence on Earning Per Share.The type of data in this study are secondary

data, the sampling method is used purposive sampling and methods polled. The company used a sample of 26 of 136 companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-

2011.

This research is quantitative, and statistical testing using multiple linear regression

test.The results of this study indicate that simultaneous four independent variables significantly

influence the Earning Per Share. Partially shown that Current Ratio, Debt to Equity Ratio and

 Net Profit Margin has a positive and significant effect on Earning Per Share. While Return On

 Equity has a positive effect but not significant to Earning Per Share.

Keywords: Cur rent Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equi ty, Net Prof it Margin ,

Earning Per Share.

PENDAHULUAN

Tujuan utama perusahaan pada dasarnya

adalah untuk meningkatkan dan

memaksimalkan keuntungan pemilik

 perusahaan. Keuntungan perusahaan tercermin

dalam laba bersih pada laporan keuangan,

sedangkan keuntungan pemilik perusahaan

lebih spesifik lagi tercermin dalam laba untuk

 pemegang saham biasa atau disebut sebagai Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar

saham. Perkembangan mengenai EPS

merupakan hal yang menarik untuk diikuti

oleh para investor, dimana EPS merupakan

tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang

saham tiap lembar saham yang dimiliki.

Kinerja EPS tiap perusahaan tercermin dalam

 besar kecilnya laba, yang dapat dilihat pada

laporan keuangan perusahaan.  Earning Per

Share merupakan salah satu cara untuk

mengukur keberhasilan pihak manajemendalam mencapai keuntungan bagi para pemilik

 perusahaan, selain itu earning per share  juga

 bisa dijadikan sebagai indikator tingkat nilai

 perusahaan (Armaya, 2010).

LANDASAN TEORI

Analisa Rasio KeuanganRasio keuangan merupakan suatu

informasi yang menggambarkan hubungan

antara berbagai macam akun (accounts) darilaporan keuangan yang mencerminkan

keadaan keuangan serta hasil operasional

 perusahaan (Pribawanti, 2007).

Penggolongan Rasio

a.  Rasio LikuiditasMenurut Soemarso (2010) rasio

likuiditas merupakan analisis laporan

keuangan yang dapat mengukur kemampuan

 perusahaan memenuhi kewajiban jangka

 pendeknya yang jatuh tempo.

Page 95: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 95/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

89 

Current Ratio (CR)

Current ratio  adalah rasio yang

mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya

dengan aktiva lancarnya. Current Ratio  yang

tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap

saat perusahaan memiliki kemampuan untuk

melunasi kewajiban-kewajibannya  financial  

 jangka pendeknya. Menurut Darsono

(2005:52) mengartikan, Current Ratio  yaitu

kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek dengan

aktiva lancar yang dimiliki.

Rumus Current Ratio adalah :

b.  Rasio SolvabilitasMenurut Darsono dan Ashari (2005:54)

solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi.

Debt to Equi ty Ratio (DER)

Menurut Munawir (2004) debt to equity

ratio  yaitu rasio antara total hutang dengan

modal sendiri. Rasio ini menunjukkan berapa

 bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan jaminan hutang. Bagi perusahaan

makin besar rasio ini akan semakin

menguntungkan, tetapi bagi pihak bank makin

 besar rasio ini berarti akan semakin besar

risiko yang ditanggung atas kegagalan

 perusahaan yang mungkin terjadi.

Rumus Debt to Equity Ratio adalah :

c.  Rasio ProfitabilitasAnalisis profitabilitas menurut James M

Reeve dkk (2012) adalah kemampuan

 perusahaan untuk menghasilkan laba

tergantung pada efektivitas dan efisiensi dari

kegiatan operasinya dan sumberdaya yangtersedia. Dengan demikian, analisis

 profitabilitas menitikberatkan terutama pada

hubungan antara hasil kegiatan operasi seperti

yang dilaporkan di laporan rugi-laba dengan

sumber daya yang tersedia bagi perusahaan

seperti yang dilaporkan dalam neraca.

1)   Return On Equi ty (ROE)

 Return On Equity  (ROE) adalah rasio

 perbandingan antara laba setelah pajak dengan

modal sendiri atau modal saham yang

digunakan untuk mengukur tingkat

 pengembalian atas investasi bagi pemegang

saham biasa atau pemilik modal (Indallah).

Rumus Return On Equity adalah :

2)   Net Profit M argin (NPM)

 Net profit margin merupakan persentase

sisa dari setiap rupiah penjualan setelah

dikurangi seluruh biaya termasuk pajak.

Semakin besar rasio ini berarti semakin besar

sisa yang diberikan oleh penjualan setelah

dikurangi biaya-biaya termasuk pajak (Sutejo).

Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan

akan semakin produktif, sehingga akan

meningkatkan kepercayaan investor untuk

menanamkan modalnya pada perusahaan

tersebut. Semakin besar rasio ini maka

dianggap semakin baik kemampuan

 perusahaan untuk mendapatkan laba yang

tinggi (Rizkiansyah).

Rumus Net Profit Margin adalah :

d.  Rasio PasarRasio ini menunjukkan informasi

 penting perusahaan yang diungkapkan dalam

 basis per saham (Pribawanti, 2007).

Earn ing Per Share  (EPS)  Earning Per Share  (EPS) adalah laba

yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu

lembar saham biasa. EPS hanya dihitung

untuk saham biasa (Prastowo dan Julliaty,2005). Semakin tinggi kemampuan perusahaan

Aktiva Lancar

Hutan lancarCR =

Laba Setelah Pajak

Penjualan Netto NPM =

Total Hutang

Modal SendiriDER =

Laba setelah pajak

EquityROE =

Page 96: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 96/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

90 

untuk mendistribusikan pendapatannya kepada

 pemegang saham, berarti semakin besar

keberhasilan perusahaan tersebut. Naik atau

turunnya harga saham suatu perusahaan di

Bursa Efek menunjukkan naik turunnya nilai

 perusahaan tersebut di mata investor(Hutabarat, 2009).

Rumus Earning Per Share adalah :

HipotesisH1 : Rasio Likuiditas (Current Ratio)

 berpengaruh positif terhadap  Earning  

 Per Share (EPS).

H2 : Rasio Solvabilitas ( Debt to Equity

 Ratio) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share (EPS).

H3 : Rasio Profitabilitas ( Return on Equity)

 berpengaruh positif terhadap  Earning

 Per Share (EPS).

H4 : Rasio Profitabilitas ( Net Profit Margin)

 berpengaruh positif terhadap  Earning

 Per Share (EPS).

H5 : Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

 Return On Equity, dan  Net Profit

 Margin  berpengaruh secara simultan

terhadap  Earning Per Share (EPS).

Kerangka Pemikiran

MODEL KERANGKA PIKIR

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam

 penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang selalu tercatat di Bursa Efek Indonesia

dan selalu menyajikan laporan keuangan di

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

2008-2011. Sampel dalam penelitian ini

diambil dengan metode  purposive sampling, 

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini

adalah perusahaan Manufaktur di BEI dengan

kriteria sebagai berikut:

a.  Saham perusahaan yang masih aktif

yang terdaftar di BEI selama periode

2008-2011

 b. 

Perusahaan Manufaktur yang

menyajikan laporan keuangan dan rasio

secara lengkap sesuai dengan variabel

yang akan diteliti berdasarkan sumber

yang digunakan.

X5 

Laba Bersih

Jumlah Saham BeredarEPS =

RASIO SOLVABILITAS

(Debt to Equity Ratio)

RASIO PROFITABILITAS

(Return on equity)

RASIO PROFITABILITAS

(Net Profit Margin)

 EARNING PER SHARE  

(EPS)

RATIO LIKUIDITAS

(Current Ratio)  X1 

X2 

X3 

X4 

Y

Page 97: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 97/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

91 

c. 

Perusahaan telah mempublikasikan

laporan keuangan yang telah diaudit

 pada periode 2008-2011

Sampel yang diambil adalah 26 perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2008-2011.

Metode AnalisisUntuk menguji hipotesis tentang

kekuatan variabel penentu (independent

variable) terhadap earning per share dalam

 penelitian ini digunakan analisis regresi

 berganda dengan persamaan kuadrat terkecil

dengan model dasar sebagai berikut:

EPS= a + b1 CR + b2 DER + b3 ROE + b4

 NPM + e

Keterangan:

EPS : Earning Per Share

CR : Current Ratio

DER : Debt to Equity Ratio

ROE : Return On Equity

 NPM : Net Profit Margin

a : Konstanta

 b : Koefisien Regresi

e : Variabel residual

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

a.  Uji Normalitas

Dengan melihat tampilan grafik

histogram dapat disimpulkan bahwa grafik

histogram memberikan pola distribusi yang

mendekati normal. Dan dari grafik histogram

tampak bahwa residual terdistribusi secara

normal dan membentuk simetris tidak

menceng ke kanan atau ke kiri. Pada grafik

normal  probability plots  titik-titik menyebar

 berhimpit disekitar diagonal dan hal ini

menunjukkan bahwa residual terdistribusi

secara normal.

b.  Uji Multikolonieritas

Tabel 1Coefficients

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

CollinearityStatistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.081 .827 -1.307 .194

LGCR .812 .376 .246 2.160 .033 .355 2.814

LGDER .682 .287 .358 2.380 .019 .203 4.924

LGROE .419 .239 .185 1.755 .082 .413 2.421

LGNPM 1.143 .228 .687 5.017 .000 .245 4.083

Gambar 1 Gambar 2

Page 98: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 98/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

92 

Tabel 1Coefficients

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

CollinearityStatistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.081 .827 -1.307 .194LGCR .812 .376 .246 2.160 .033 .355 2.814

LGDER .682 .287 .358 2.380 .019 .203 4.924

LGROE .419 .239 .185 1.755 .082 .413 2.421

LGNPM 1.143 .228 .687 5.017 .000 .245 4.083

Dependent Variable: LGEPSSumber : Data Diolah, 2013

Berdasarkan tabel diatas tidak terdapat

satu variabel yang mempunyai nilai VIF > 10.

Artinya keempat variabel independen tersebut

tidak terdapat hubungan multikolonearitas dandapat digunakan untuk memprediksi earning

 per share  selama periode pengamatan 2008-

2011. Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa

tidak terdapat hubungan multikolinearitas pada

variabel CR, DER, ROE, dan NPM karena

nilai VIF tidak lebih besar dari 10 dan nilai

tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10.

c.  Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik scatterplots terlihat titk-titik

menyebar secara acak (random) baik diatasmaupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

 

d.  Uji Autokorelasi

Tabel 2

Model Summaryb 

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Durbin-Watson

1 .738

a

  .545 .527 .57735 1.924a. Predictors: (Constant), LGNPM, LGCR, LGROE, LGDER

Tampilan output SPSS di atas

menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson

sebesar 1.924. Nilai DW menurut tabel dengan

n = 104 dan k = 1 didapat angka dL=1.29 dan

dU=1.72. Oleh karena nilai DW hitung > dU,

maka dapat disimpulkan tidak terdapat

autokorelasi antar residual.

Analisis Regresi

Analisis dalam penelitian inimenggunakan analisis regresi berganda yang

 berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya

 pengaruh antara kedua variabel yaitu variabel

 bebas dan variabel terikat. Untuk mengetahui

 pengaruh antara Current Ratio  (CR),  Debt To

 Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE),

 Net Profit Margin  (NPM) terhadap  Earning

 Per Share (EPS) digunakan persamaan regresi

:

Y= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e 

Gambar 3

Page 99: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 99/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

93 

Tabel 3

Coefficientsa 

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.081 .827 -1.307 .194

LGCR .812 .376 .246 2.160 .033

LGDER .682 .287 .358 2.380 .019

LGROE .419 .239 .185 1.755 .082

LGNPM 1.143 .228 .687 5.017 .000

a. Dependent Variable: LGEPSSumber : Data Diolah, 2013

Dari tabel diatas dapat disusun persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= -1.081+0.812 CR+0.682 DER+0.419ROE+1.143 NPM+e

Dari persamaan regresi linier berganda dapat

dijelaskan :

  Konstanta (α) sebesar -1.081.

  Koefisien regresi untuk Current Ratio (b1) sebesar 0.812 artinya bahwa setiap

 perubahan satu satuan rasio keuangan

Current Ratio  (CR), maka earning per

 share akan mengalami kenaikan sebesar

0.812%.  Koefisien regresi untuk  Debt to Equity

 Ratio  (b2) sebesar 0.682 artinya bahwa

setiap perubahan satu satuan rasio

keuangan  Debt to Equity Ratio  (DER),

maka earning per share akan mengalami

kenaikan sebesar 0.682%.

  Koefisien regresi untuk  Return On

 Equity (b3) sebesar 0.419 artinya bahwa

setiap perubahan satu satuan rasio

keuangan  Return On Equity  (ROE),

maka earning per share akan mengalamikanaikan sebesar 0.419%.

  Koefisien korelasi untuk  Net Profit Margin  (b4) sebesar 1.143 artinya

 bahwa setiap perubahan satu satuan rasio

keuangan  Net Profit Margin  (NPM),

maka earning per share akan mengalami

kenaikan sebesar 1.143%.

Uji Hipotesis

1.  Uji Pengaruh Simultan (F test)Uji pengaruh simultan digunakan untuk

mengetahui apakah variabel independen secara

simultan mempengaruhi variabel dependen.

Dalam penelitian ini apakah current ratio,

debt to equity ratio, return on equity, dan net

 profit margin secara bersama-sama

mempengaruhi earning per share.

Tabel 4

ANOVAb 

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 39.529 4 9.882 29.647 .000a 

Residual 33.000 99 .333

Total 72.529 103

a. Predictors: (Constant), LGNPM, LGCR, LGROE, LGDER

b.Dependent Variable: LGEPSSumber : Data Diolah, 2013

Uji ini dapat dilihat pada nilai F test

sebesar 29.647 dan signifikan pada 0.000 yang

 berarti variabel independen CR, DER, ROE,

 NPM secara simultan mempengaruhi variabelEPS.

2.  Uji Pengaruh Parsial (t test)Uji parsial digunakan untuk mengetahui

 pengaruh masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen.

Page 100: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 100/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

94 

Tabel 5

Coefficientsa 

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.081 .827 -1.307 .194

LGCR .812 .376 .246 2.160 .033

LGDER .682 .287 .358 2.380 .019

LGROE .419 .239 .185 1.755 .082

LGNPM 1.143 .228 .687 5.017 .000

a. Dependent Variable: LGEPS

Sumber : Data Diolah, 2013

a.  Variabel Curr ent Ratio  (X1)Dari hasil analisis regresi dapat dilihat

 bahwa  probabilitas value  sebesar 0.033 lebihkecil dari 0.05. Hal ini dapat disimpulkan

 bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

Current Ratio  terhadap  Earning Per Share,

yang berarti bahwa variasi perubahan nilai

variabel independen dapat menjelaskan

variabel dependen.

b.  Variabel Debt to Equi ty Ratio  (X2)Dari hasil analisis regresi dapat dilihat

 bahwa  probabilitas value  sebesar 0.019 lebih

kecil dari 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

 Debt to Equity Ratio  terhadap  Earning Per

Share, yang berarti bahwa variasi perubahan

nilai variabel independen dapat menjelaskan

variabel dependen.

c.  Variabel Return On Equity  (X3)

Dari hasil analisis regresi dapat dilihat

 bahwa  probabilitas value  sebesar 0.082 lebih

 besar dari 0.05. Hal ini dapat disimpulkan

 bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari  Return On Equity  terhadap  Earning PerShare, yang berarti bahwa variasi perubahan

nilai variabel independen tidak dapat

menjelaskan variabel dependen. Tidak

signifikan karena posisi modal pemilik

 perusahaan kurang kuat karena laba yang

diperoleh perusahaan tidak sepenuhnya dapat

didistribusikan untuk pemilik modal atau

 pemegang saham. Hasil ini mendukung hasil

 penelitian dari Muhfiatun (2011).

d.  Variabel Net Profi t Margin  (X4)Dari hasil analisis regresi dapat dilihat

 bahwa  probabilitas value  sebesar 0.000 lebih

kecil dari 0.05. Hal ini dapat disimpulkan

 bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

 Net Profit Margin  terhadap  Earning Per

Share, yang berarti bahwa variasi perubahan

nilai variabel independen dapat menjelaskan

variabel dependen.

3.  Uji Koefisien Determinasi

Tabel 6Model Summary

ModelR R Square

Adjusted RSquare

Std. Error of theEstimate

1 .738a  .545 .527 .57735

a. Predictors: (Constant), LGNPM, LGCR, LGROE, LGDERSumber : Data Diolah, 2013

Page 101: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 101/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

95 

Koefisien determinasi digunakan untuk

menguji  goodness-fit   dari model regresi.

Besarnya nilai Adjusted R² sebesar 0.527 yang

 berarti variabilitas dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabilitas variabel

independen sebesar 52.7%. Jadi model cukup baik karena berada diantara angka 0.40-0.599

yang berarti menunjukkan tingkat hubungan

yang sedang. Sedangkan sisanya 47.3%

dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak

dimasukkan dalam model regresi.

SIMPULANDari hasil penelitian dapat disimpulkan

 bahwa dari keempat variabel independen

secara parsial ada tiga variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

earning per share,  hanya variabel return on

equity  yang tidak berpengaruh signifikan

terhadap earning per share. Tetapi secara

simultan current ratio, debt to equity ratio,

return on equity dan net profit margin 

 berpengaruh signifikan terhadap earning per

 share. Hal ini dapat dilitahat dari Uji secara

Simultan yang menunjukkan nilai F test

sebesar 29.647 dan signifikan pada 0.000.

Implikasi1.  Dari hasil penelitian ini menyebutkan

 bahwa dari keempat variabel yang

diteliti ada tiga variabel secara parsial

yang dapat mempengaruhi earning   per

 share, yaitu current ratio, debt to equity

ratio  dan net profit margin. Dengan

demikian perusahaan dapat lebih

memperhatikan lagi ketiga rasio

tersebut, karena rasio-rasio tersebut

dapat mempengaruhi tingkat erning per

 share.

2.  Dari hasil penelitian ini, para investor

dalam melakukan pengambilan

keputusan investasi sebaiknya tidak

hanya melihat tingkat earning per share,

tetapi investor juga harus

memperhatikan rasio-rasio keuangan

yang dapat mempengaruhi earning per

 share.

3. 

Bagi peneliti yang akan datang,sebaiknya menambah variabel-variabel

independen yang ada, menambah jumlah

sampel perusahaan dengan sektor

industri yang berbeda dan menambah

 periode penelitian lebih dari 4 (empat)

tahun berturut-turut.

Saran1.  Karena salah satu yang dapat menarik

investor adalah earning per share, maka

 perusahaan harus lebih memperhatikan

lagi faktor-faktor yang mempengaruhi

kenaikan dan penurunan earning per

 share. Karena semakin tinggi earning

 per share semakin banyak pula investor

yang tertarik dengan saham yang

ditawarkan oleh perusahaan.

2. 

Investor dalam melakukan investasisebaiknya tidak hanya melihat dari

tingkat earning per share, tetapi investor

 juga harus memperhatikan rasio-rasio

keuangan perusahaan. Karena hasil dari

 penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-

rasio keuangan tersebut mempunyai

 pengaruh secara simultan terhadap

earning per share.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni.2012. Analisis Pengaruh Current

 Ratio, Debt To Equity Ratio dan Total Assets

Turnover Terhadap Price Earning

 Ratio.Semarang.Universitas Diponegoro.

Armaya, Dwi.2012. Pengaruh Financial

 Leverage dan Total Assets Turnover

Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Perkebunan dan

 Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa

 Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-

2009.Medan.Universitas Sumatera

Utara.

Darsono dan Ashari.2005. Pedoman Praktis

 Memahami Laporan Keuangan.Andi.

Ghozali, H. Imam.2011. Aplikasi Analisis

 Mutivariate dengan Program IBM SPSS

Page 102: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 102/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

96 

19.Edisi Kelima.Semarang.Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Hutabarat, Denari.2009. Analisa Pengaruh

 Rasio Leverage dan Rasio Likuiditas

Terhadap Earning Per Share Pada Industri Makanan dan Minuman Yang

Telah Go Public Di Bursa Efek

 Indonesia.Medan.Universitas Sumatera

Utara.

Indallah, Insi Kamilah. Analisis Pengaruh

 Rasio Profitabilitas Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Subsektor

Semen Yang Terdaftar Di

 BEI .Universitas Negeri Surabaya.

Jusup, Al Haryono.2005. Dasar-dasar

 Akuntansi.Edisi Keenam.Yogyakarta.

Bagian Penerbit STIE YKPN.

Kamus Umum Bahasa Indonesia.1976.Balai

Pustaka.

Karnata.2009. Pengaruh Current Ratio, Debt

 Equity Ratio, Return On Equity, Total

 Assets Turnover dan Size Terhadap

 Earning Per Share Pada KelompokSaham Jakarta Islamic Index Tahun

2005-2007.Yogyakarta.Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijogo.

Lusiana.2010. Analisis Pengaruh Rasio

 Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio

 Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas

Terhadap Price Earning Ratio Pada

 Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

 Di Bursa Efek

 Indonesia.Semarang.UniversitasDiponegoro.

Muhfiatun.2011. Pengaruh Financial Leverage

dan Profitabilitas Terhadap Earning Per

Share (EPS) (Studi Pada Perusahaan

Yang Masuk Daftar Efek Syariah

Tahun2009).Yogyakarta.Universitas

Islam Negeri sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Munawir.2004.  Analisis Laporan

 Keuangan.Edisi

Keempat.Yogyakarta.Liberty.

Prastowo, Dwi D dan Juliaty,

Rifka.2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.Edisi Kedua.Unit

Penerbit dan Percetakan.

Pribawanti, Tika Maya.2007.  Analisis

 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

Total Return Saham Pada Perusahaan

 Industri Manufaktur Yang Membagikan

 Deviden Di Bursa Efek

 Jakarta.Universitas Negeri Semarang.

Reeve, James M dkk.2012. Pengantar Akuntansi Adaptasi

 Indonesia.Jakarta.Salemba Empat.

Riyanto, Bambang.2001. Dasar-Dasar

 Pembelanjaan

 Perusahaan.BPFE:Yogyakarta.

Rizkiansyah, Achmad.Tanpa Tahun. Analisis

 Pengaruh ROA, ROE, NPM, dan EPS

Terhadap Harga Saham Perusahaan

 Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-

2010.

Sibarani, T. Putri M.2009. Analisis Pengaruh

 Debt to Total Asset dan Debt to Equity

 Ratio Terhadap Earning Per Share Pada

 Perusahaan Sektor Properti dan Sektor

 Manufaktur Yang Go Public Di

 BEI .Medan.Universitas Sumatera Utara.

Soemarso.2010. Akuntansi Suatu Pengantar .Edisi

Kelima.Jakarta.Salemba Empat.

Sugiri, Slamet dan Riyono, Bogaf

Agus.2008. Akuntansi Pengantar 1.Edisi

Ketujuh.Yogyakarta.UPP STIM YKPN.

Sugiyono.2007. Metode Penelitian

 Bisnis.Cetakan Kesepuluh.Bandung:CV.

Alfabeta.

Page 103: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 103/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

97 

Supriyanto.2007. Analisis Faktor-faktor Yang

 Mempengaruhi Price Earning Ratio

 Pada Perusahaan-Perusahaan Emiten

Yang Tergabung Dalam Kelompok

 LQ45 Di Bursa Efek

 Jakarta.Jakarta.UniversitasPembangunan Nasional “Veteran”. 

Sutejo. Analisis Variabel Yang Mempengaruhi

 Earning Per Share Pada Industry

 Foodand Baverages Yang Go Public Di

 Bursa Efek Jakarta.Universitas

Brawijaya.

Suwardjono.2009. Akuntansi Pengantar

 Bagian 1 Proses Penciptaan Data

 Pendekatan Sistem.Edisi

Ketiga.Yogyakarta.BPFE.

Swastha, Baru dan Sukotjo, IbnuW.2007. Pengantar Bisnis Modern.Edisi

ketiga.Yogyakarta.Liberty.

www.google.com

www.idx.co.id

Page 104: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 104/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

98

ANALISIS PENGARUH PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DALAM

MEMPREDIKSI RETURN  SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Barbara Gunawan*

Rizki Putri HardyaniUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta

[email protected] 

INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis terhadap pengaruh

 pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas,

likuiditas, aktivitas, leverage dan rasio  Market Value (nilai pasar) untuk memprediksi return  

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 sampai dengan 2012. Pengambilan

sampel perusahaan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode  purposive sampling  yaitu

dengan didasarkan pada perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan resmidan informasi harga saham selama periode pengamatan. Data tersebut diperoleh dari

 Indonesia Stock Exchange (IDX), Yahoo Finance, dan situs resmi perusahaan. Jumlah sampel

yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 95 perusahaan dan menggunakan metode

analisis regressi berganda dengan bantuan pengolahan data SPSS 15,0.

Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa variabel rasio keuangan secara

 bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return  saham. Hasil pengujian

secara partial pada variabel rasio ROA, ROE, NPM, Current Ratio, TAT, DER, DAR, MBV

diperoleh bahwa hanya variabel ROA dan ROE saja yang memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap return saham.

Kata Kunci: Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Aktivitas,  Leverage, Rasio  Market Value, dan

 Return saham

PENDAHULUAN

Pada Bursa Efek Indonesia saham yang

diperdagangkan terdiri dari beberapa macam

sektor, salah satunya yaitu sektor perusahaan

manufaktur. Pertumbuhan perusahaan

manufaktur ini merupakan salah satu peranan

 penting dalam pertumbuhan perekonomian diIndonesia. Fakta yang terlihat bahwa kondisi

 pertumbuhan industri manufaktur di BEI

sejak tahun 2007 hingga 2009 terus

mengalami penurunan, hal ini terlihat dalam

data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa

tahun 2007 tingkat pertumbuhan industri

manufaktur tercatat sebesar 5,57% dan

mengalami penurunan di tahun 2008 menjadi

3,01%. Angka pertumbuhan tersebut sangat

mengalami penurunan di tahun 2009 yaitu

 pertumbuhannya hanya tercatat sebesar1,34%. Namun pada tahun berikutnya,

kondisi pertumbuhan industri di Indonesia

mulai mengalami peningkatan meskipun

krisis global pada tahun 2010 sedang

melanda hampir seluruh negara Eropa dan

Amerika. Adanya peningkatan pertumbuhan

industri tersebut terlihat dari data BPS bahwa

 pada tahun 2010 sampai dengan 2011

 pertumbuhan industri tercatat sebesar 4,45%dan 5,56%. Kemudian pada tahun 2012

 pertumbuhan industri sedikit mengalami

 penurunan yaitu tercatat sebesar 4,12%

(www.bps.go.id diakses pada tanggal 19 Mei

2013). 

Tingkat pertumbuhan industri

manufaktur dalam pasar modal menjadi salah

satu perhatian penting oleh para investor

(pemegang saham) terutama pada kinerja

 perusahaan dalam menghasilkan return yang

akan diperoleh. Kinerja suatu perusahaandapat dinilai oleh para investor melalui

Page 105: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 105/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

99 

kinerja keuangannya. Penilaian kinerja

keuangan ini dapat ditunjukkan dengan

melakukan analisis pada rasio keuangan

untuk menggambarkan sejauh mana

 penilaian mengenai kinerja keuangan dapat

memengaruhi reaksi para investor yangterlihat dari return  saham yang diperoleh.

 Return  saham merupakan imbalan yang

diperoleh investor atas investasi yang

diberikan kepada perusahaan (Robert Ang,

dalam Utomo, 2007).  Return  dibedakan

menjadi dua, yaitu return yang telah terjadi

(capital gain) yang dihitung berdasarkan

 pada data historisnya, dan return  yang

diharapkan (dividend yield ) yang akan

diperoleh investor di masa datang. (Halim,

2005).Berdasarkan laporan keuangan

 perusahaan, dapat diketahui bahwa rasio

keuangan biasa digunakan sebagai alat

 pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Bringham dan Houston (2010)

terdapat lima macam rasio keuangan yang

mampu untuk memprediksi return  saham

yaitu rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio

likuiditas, rasio aktivitas dan rasio nilai pasar

( Market Value). Kelima rasio tersebut dapat

 bermanfaat bagi investor sebagai sumber

informasi dan dasar analisis untuk penentuan

return  saham yang akan diperoleh, karena

seorang investor perlu untuk memiliki

informasi yang akurat dalam memeroleh

gambaran kondisi perusahaan secara

menyeluruh. Manfaat dari rasio keuangan

tersebut bagi investor antara lain, (1) rasio

 profitabilitas yang berfungsi untuk menilai

kinerja perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan. Rasio profitabilitas ini meliputiROA, ROE atau NPM. Bagi para investor

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba merupakan suatu hal yang sangat

 penting karena pada akhirnya hal itu akan

 berpengaruh terhadap return  saham yang

akan diperoleh investor (widyawati, 2012).

(2) Rasio Likuiditas memiliki manfaat untuk

menilai kinerja perusahaan dalam memenuhi

kewajiban lancarnya, menurut Prihantini

(2009) informasi dari rasio ini dapat

memengaruhi tingkat kepercayaan bagi parainvestor.

Selanjutnya, (3) rasio aktivitas juga

memiliki manfaat bagi investor sebagai dasar

untuk melihat kinerja perusahaan dalam

menghasilkan penjualan yang diharapkan

dapat berpengaruh terhadap return  yang

diperoleh, salah satu proksi yang dapatdigunakan yaitu Total Asset Turnover . (4)

Rasio leverage  berfungsi sebagai pengukur

kinerja perusahaan dalam pemenuhuan

kewajiban (hutang) yang dimiliki kepada

 pihak kreditur sebagai dasar bagi investor

untuk mengetahui prospek keberlangsungan

 perusahaan. Proksi dari rasio ini yaitu  DER 

dan DAR. Rasio yang terakhir yaitu (5) rasio

market value  yang memiliki manfaat untuk

mengukur pergerakan harga saham

 perusahaan dimana return  saham yangdiperoleh diharapkan akan mengikuti

 pergerakan dari harga saham tersebut.

 Namun, analisis rasio keuangan

sebagai wujud dalam kinerja perusahaan

 berdasarkan pada bukti empiris masih

menunjukkan hasil yang bervariasi sebagai

dasar dalam menentukan return  saham. Hal

ini terlihat dari hasil penelitian terdahulu

yaitu Hidayat (2009), Saputra (2012) dan

Oktanugroho (2012) bahwa ROE tidak

 berpengaruh signifikan terhadap return 

saham. Penelitian tersebut tidak konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Widodo (2007), Widyawati (2012) dan

Fidhayatin (2012) yang menyatakan bahwa

ROE memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap return saham pada perusahaan.

Hal lainnya juga terlihat dari penelitian

yang dilakukan oleh Ulupui (2005),

Prihantini (2009) dan Oktanugroho (2012)

yang memeroleh hasil bahwa ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return 

saham pada perusahaan. Namun, penelitian

tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kusumo (2011), Widyawati

(2012) dan Nurhikmah (2012) yang

menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh

terhadap return saham.

Proksi rasio profitabilas lainnya yaitu

 NPM juga menunjukkan hasil penilitian yang

 beragam. Menurut Pribawanti (2007) dan

Hidayat (2009) NPM memiliki pengaruhyang signifikan terhadap return saham pada

Page 106: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 106/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

100

 perusahaan. Sedangkan berdasarkan hasil

 penelitian yang dilakukan oleh Faried (2008),

Susilowati (2011) dan Oktanugroho (2012)

diperoleh bahwa NPM tidak memiliki

 pengaruh signifikan terhadap return saham.

Beragamnya hasil penelitianmengenai return saham juga terlihat dari

variabel rasio keuangan yang berbeda, salah

satunya yaitu dengan rasio likuiditas.

Terdapat perbedaan hasil penelitian terdahulu

mengenai rasio likuiditas yang diproksikan

dengan current ratio. Menurut Ulupui (2005)

dan Prihantini (2009) current ratio memiliki

 pengaruh positif signifikan terhadap return

saham perusahaan. Akan tetapi, hal yang

 berbeda diungkapkan oleh Hidayat (2009)

dan Kusumo (2011) bahwa current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return

saham.

Rasio leverage  yang diproksikan

dengan DER dan DAR juga memperlihatkan

hal yang serupa. Menurut Solechan (2009)

dan Oktanugroho (2012) DER memiliki

 pengaruh secara signifikan terhadap return 

saham. Namun hal ini berbeda dengan hasil

 penelitian yang dilakukan oleh Ulupui

(2005), Kusumo (2011), dan Saputra (2012)

yang menyatakan bahwa DER tidak

 berpengaruh secara signifikan terhadap

return  saham. Dalam penelitian Pribawanti

(2007) dan Widyawati (2012) diperoleh

hasil bahwa DAR berpengaruh negatif

signifikan terhadap return saham. Namun hal

ini berbeda dengan hasil yang dilakukan

Oktanugroho (2012) yang menyatakan

 bahwa DAR tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap return saham.

Perbedaan lainnya juga ditunjukkan pada rasio aktivitas yang mengalami

inkonsistensi hasil dengan proksi yang

digunakan yaitu Total Asset Turnover (TAT).

Widodo (2007) dan Kusumo (2011)

memeroleh hasil bahwa TAT berpengaruh

 positif signifikan terhadap return saham. Hal

ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ulupui (2005), Hidayat (2009) dan

Oktanugroho (2012) yang memperoleh hasil

 bahwa TAT tidak memiliki pengaruh

terhadap return  saham. Dengan adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu maka

dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk

menguji kembali variabel-variabel yang

mengalami ketidakonsitensian tersebut.

Penelitian ini merupakan replikasi dari

 penelitian yang dilakukan oleh Oktanugroho

(2012). Peneliti tertarik untuk menelitikembali karena masih beragamnya hasil

mengenai pengaruh kinerja keuangan dengan

analisis rasio keuangan dalam memprediksi

return  saham dan untuk melihat reaksi para

 pemegang saham dalam menilai kinerja

 perusahaan untuk menghasilkan return yang

diharapkan pada masa turunnya tingkat

 pertumbuhan industri manufaktur hingga

adanya peningkatan industri manufaktur

selama tahun 2009-2012.

Perbedaan dalam penelitian ini yaitu, peneliti mencoba untuk menambah variabel

independen yaitu rasio  Market Value  yang

diproksikan dengan  Market to Book Value 

untuk melihat pengaruh pergerakan harga

 pasar saham terhadap return  saham yang

dihasilkan dan menguji kembali variabel

independen yaitu rasio keuangan yang

mengalami inkonsistensi serta mengganti

tahun pengamatan menjadi tahun 2009-2012.

Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh pengukuran

kinerja keuangan secara partial dengan

menggunakan ROA, ROE, NPM, Current

 Ratio, TAT, DER, DAR, MBV terhadap

return saham pada perusahaan manufaktur?

RERANGKA TEORI DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Signaling

Teori signal merupakan teori yangmembahas mengenai bagaimana signal-

signal tentang keberhasilan atau kegagalan

manajemen tersebut disampaikan kepada

investor. Signal yang disampaikan oleh

manajemen biasanya berupa laporan

keuangan yang berfungsi untuk mengetahui

apakah menejemen telah melaksanakan

sesuai dengan kontraknya atau belum

(Widyawati, 2012).

Perusahaan yang mengalami

 pertumbuhan baik dalam dunia industri sertamenghasilkan pendapatan yang tinggi tentu

Page 107: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 107/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

101 

akan memberikan signal kepada pasar

dengan mempublikasikan laporan

keuangannya untuk dapat menarik para

investor dalam menginvestasikan dananya

kepada perusahaan. Dengan adanya signal

 positif yang diberikan oleh perusahaan ke pasar, hal itu akan memberikan keyakinan

dan kepercayaan bagi investor untuk

memeroleh return saham yang baik pula dari

 perusahaan.

Penelitian Terdahulu dan Penurunan

Hipotesis

1. Rasio Profitabilitas dan Return  Saham

Rasio profitabilitas dinyatakan dengan

 proksi ROA, ROE dan NPM sebagai

wakil dari rasio profitabilitas untuk

mengukur kinerja keuangan perusahaanterhadap return saham.

a)  Return on Asset  (ROA)

 Return on Asset  merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan berdasar

 pada perbandingan antara laba bersih

dengan total aset yang dimiliki

 perusahaan (Brigham dan Houston,

2010: 148). Menurut Prihantini (2009)

semakin besar ROA yang dihasilkan

oleh perusahaan maka akan

mengindikasikan bahwa kinerja

 perusahaaan dalam menghasilkan laba

semakin tinggi, sehingga tingginya

laba yang diperoleh perusahaan akan

 berdampak pada peningkatan return

yang diperoleh para pemegang saham

dari dividen yang akan diterima.

Peningkatan dividen ini akan

memberikan daya tarik bagi parainvestor atau calon investor untuk

menanamkan dananya kepada

 perusahaan atau memiliki saham

 perusahaan tersebut. Dengan adanya

 peningkatan permintaan saham suatu

 perusahaan maka hal itu akan

meningkatkan harga sahamnya

sehingga return yang akan diperoleh

investor dari saham tersebut juga akan

meningkat.

Hal ini dipertegas dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hardiningsih (2001) dan Ulupui (2005)

yang menyatakan bahwa ROA

 berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap return  saham. Hal

yang sama juga diungkapkan oleh

Pribawanti (2007), Prihantini (2009)dan Oktanugroho (2012) bahwa ROA

memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap return saham perusahaan,

maka hipotesis satu dapat dirumuskan

sebagai berikut:

: ROA memiliki pengaruh positif

yang signifikan terhadap return 

saham pada perusahaan

manufaktur

 b) 

 Return on Equity (ROE)

 Return on Equity  merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan berdasar

 pada perbandingan antara laba bersih

dengan ekuitas biasa, yang biasanya

digunakan untuk mengukur tingkat

 pengembalian atas investasi pemegang

saham biasa (Brigham dan Houston,

2010: 149). Semakin besar rasio inidihasilkan maka itu memberikan sinyal

semakin kuatnya kedudukan dari para

 pemegang saham, karena ROE

merupakan rasio profitabilitas dari para

 pemegang saham. Menurut Fidhayatin

(2012) tingginya nilai ROE yang

dihasilkan menunjukkan bahwa

semakin efektif dan efisiensinya

kinerja perusahaan dalam pengelolaan

modal yang telah ditanamkan para

 pemegang saham gunamemaksimalkan laba yang tinggi.

Tingginya laba yang dihasilkan

 perusahaan maka akan berdampak

 pada meningkatnya return  yang akan

diterima para pemegang saham.

Hal ini dipertegas berdasarkan

 pada penelitian yang telah dilakukan

oleh Widodo (2007) bahwa ROE

memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap return saham perusahaan.

Hasil yang sama juga dinyatakan olehFidhayatin (2012) dan Widyawati

Page 108: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 108/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

102

(2012) bahwa ROE memiliki pengaruh

signifikan terhadap return  saham pada

 perusahaan, maka hipotesis dua dapat

dirumuskan sebagai berikut:

: ROE memiliki pengaruh positif

yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur.

c)  Profit Margin on Sales (NPM)

 Profit Margin on Sales adalah

rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba yang berdasar pada

 perbandingan antara laba bersih

dengan penjualannya (Brigham dan

Houston, 2010: 146). MenurutPribawanti (2007) jika nilai NPM yang

dihasilkan tinggi maka itu

menunjukkan semakin efisien biaya

yang dikeluarkan guna

memaksimalkan tingkat keuntungan

yang diperoleh. Semakin tinggi

keuntungan yang diperoleh

 perusahaan, memberikan sinyal kepada

 para investor (pemegang saham)

 bahwa return yang akan diterima juga

akan meningkat yaitu berupa dividen

yang diterimanya. Keuntungan yang

tinggi juga akan memberikan daya

tarik bagi para calon investor untuk

memiliki saham perusahaan sehingga

hal itu akan membuat harga saham

meningkat yang akhirnya akan

 berpengaruh terhadap meningkatnya

return yang akan diterima oleh para

investor (pemegang saham).

Hal ini dipertegas berdasarkanhasil penelitian terdahulu yang telah

dilakukan oleh Pribawanti (2007)

 bahwa NPM memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap total return saham.

Hal ini didukung oleh Hidayat (2009)

yang menyatakan bahwa NPM

memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap return saham perusahaan,

maka hipotesis tiga dapat dirumuskan

sebagai berikut:

: NPM memiliki pengaruh positifyang signifikan terhadap return 

saham pada perusahaan

manufaktur.

2. Rasio Lukuiditas dan Return  Saham

Rasio Likuiditas adalah rasio yang

digunkaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya. Proksi yang mewakili rasio

likuiditas yaitu Current ratio. Current

 Ratio merupakan rasio perbandingan

antara asset lancar dengan hutang lancar

(Cahyati dalam Prihantini 2009). Semakin

tinggi rasio yang dihasilkan, hal itu akan

memberikan sinyal bahwa perusahaan

memiliki kinerja yang baik dimana

ditunjukkan dengan semakin baiknya

kemampuan perusahaan dalam memenuhikebutuhan kewajibanya, maka hal tersebut

akan memberikan keyakinan kepada para

investor untuk memiliki saham-saham

 perusahaan (Prihantini, 2009). Dengan

adanya peningkatan permintaan saham

dari para investor atau calon investor

maka akan menaikkan harga saham

 perusahaan tersebut, sehingga return 

saham juga akan mengalami peningkatan.

Hal ini dipertegas dari penelitian

yang telah dilakukan oleh Ulupui (2005)

 bahwa Current Ratio  memiliki pengaruh

 positif yang signifikan terhadap return 

saham. Hal ini didukung oleh Prihantini

(2009) yang menyatakan hasil yang sama

 bahwa Current Ratio memiliki pengaruh

yang positif terhadap return saham

 perusahaan, sehingga hipotesis empat

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Current Ratio  memiliki pengaruh

 positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur

3. Rasio Aktivitas dan Return  Saham

Rasio aktivitas merupakan rasio

yang digunkan untuk mengukur seberapa

efektif perusahaan dalam mengelola aset

yang dimiliki (Ang dalam Astuti, 2006).

Proksi yang mewakili penelitian ini yaitu

TAT. Menurut Sartono melalui Widodo

(2007) ketika perusahaan menghasilkan

rasio TAT yang tinggi, hal inimenunjukkan semakin efektif perusahaan

Page 109: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 109/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

103 

dalam mengelola aset yang dimiliki dalam

kaitannya menghasilkan penjualan yang

tinggi dan diharapkan laba yang diperoleh

 juga akan mengalami peningkatan.

Peningkatan laba yang diperoleh

menunjukkan bahwa kinerja perusahaansemakin baik. Kinerja perusahaan yang

semakin baik akan memberikan dampak

 pada meningkatnya harga saham sehingga

dengan harga saham yang tinggi maka

return  saham yang dihasilkan juga

semakin besar.

Hal ini dipertegas dari hasil

 penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Widodo (2007) bahwa TAT memiliki

 pengaruh positif signifikan terhadap

return  saham. Kusumo (2011) dalam penelitiannya juga memperoleh hasil

 bahwa TAT memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap return saham,

sehingga hipotesis lima dapat dirumuskan

sebagai berikut:

: TAT memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap return  saham

 pada perusahaan manufaktur.

4. 

RasioLeverage 

 danReturn 

 SahamRasio Leverage adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban keuangannya

apabila perusahaan tersebut dilikuidasi,

 baik kewajiban keuangan jangka pendek

maupun jangka panjang (kasmir dalam

Oktanugroho, 2012). Proksi yang

digunakan dalam rasio leverage  ini yaitu

DER dan DAR.

a)  Debt to Equity (DER)

 Debt to Equity  adalah rasio yangdigunakan untuk menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya yang

ditunjukkan dengan beberapa bagian

dari ekuitas atau modal sendiri yang

digunakan perusahaan untuk

membayar hutang (Prihantini, 2009).

Menurut Oktanugroho (2012) semakin

tinggi DER yang dihasilkan oleh

 perusahaan menunjukkan bahwa

semakin besar komposisi hutang yangdimiliki perusahaan dibandingkan

dengan total modal atau ekuitasnya,

sehingga hal itu menunjukkan semakin

 besarnya beban perusahaan terhadap

 pihak luar (kreditur). Ang dalam

Pribawanti (2007) menambahkan

 bahwa peningkatan beban terhadap pihak luar (kreditur) mencerminkan

 bahwa sumber modal perusahaan

sangat tergantung kepada pihak luar

sehingga hal itu dapat mengurangi

minat investor untuk menanamkan

dananya ke perusahaan. Penurunan

minat investor dalam menanamkan

dananya berdampak pada penurunan

harga saham perusahaan sehingga akan

menurunkan return  saham yang

diperoleh para pemegang saham.Hal ini didukung dengan

 penelitian yang telah dilakukan oleh

Pribawanti (2007) yang menyatakan

 bahwa DER memiliki pengaruh

signifikan terhadap return saham. Hal

yang sama juga diungkapkan oleh

Solechan (2009), Prihantini (2009) dan

Oktanugroho (2012) bahwa DER

memiliki pengaruh negatif signifikan

terhadap return saham, maka hipotesis

enam dapat dirumuskan sebagai

 berikut:

: DER memiliki pengaruh negatif

signifikan terhadap return saham

 pada perusahaan manufaktur.

 b)  Debt to total Asset (DAR)

 Debt to total Asset adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya dengan berdasar pada total aset perusahaan.

Menurut Faisal Matriadi dalam

Widyawati (2012) apabila DAR yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan

semakin tinggi, maka hal itu

memberikan sinyal bahwa resiko yang

dihadapi perusahaan akan semakin

 besar karena menunjukkan semakin

 besarnya hutang perusahaan terhadap

kreditur. Hal tersebut akan membawa

dampak pada menurunnya kinerja perusahaan akibat berkurangnya laba

Page 110: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 110/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

104

 bersih yang diperoleh perusahaan

dimana sebagian penghasilan

 perusahaan harus dibayarkan kepada

kreditur dalam bentuk bunga pinjaman.

Apabila laba yang dihasilkan oleh

 perusahaan tidak cukup untukmembayar bunga pinjaman maka

 perusahaan akan berada pada posisi

default yang mengarah pada

kebangkrutan. Dengan kondisi seperti

itu, harga saham akan semakin

menurun sehingga tingkat return yang

diperoleh para pemegang saham akan

semakin kecil.

Berdasarkan pada hasil penelitian

terdahulu yang telah dilakukan oleh

Pribawanti (2007) bahwa DARmemiliki pengaruh negatif yang

signifikan terhadap return  saham pada

 perusahaan. Hal ini dipertegas oleh

Widyawati (2012) yang memperoleh

hasil yang sama, maka dapat ditarik

hipotesis tujuh yaitu:

: DAR memiliki pengaruh negatif

signifikan terhadap return  saham

 pada perusahaan manufaktur.

5. Rasio Market Value dan Return SahamRasio Nilai pasar merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur harga

 pasar saham relative terhadap laba, arus

kas, dan nilai bukunya (Bringham dan

Houston, 2010: 151). Salah satu proksi

yang digunakan dalam rasio ini yaitu

dengan menggunakan MBV.  Market to

 Book Value  adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur harga saham terhadap

nilai bukunya. Semakin tinggi rasio inidihasilkan maka akan semakin tinggi pula

 perusahaan dinilai oleh investor. Ketika

 perusahaan dinilai lebih tinggi oleh para

investor, hal ini mencerminkan tingkat

kemakmuran dari para pemegang saham,

dimana harga saham di pasar mengalami

 peningkatan. Dengan demikian semakin

tinggi nilai  MBV yang dihasilkan akan

 berpengaruh positif terhadap kenaikan

harga sahamnya sehingga return 

sahamnya pun akan ikut meningkat.

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan oleh Astuti (2006) diperoleh

hasil bahwa MBV   berpengaruh positif

yang signifikan terhadap return saham

 pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI. Hal ini didukung olehMargaretha dan Damayanti (2008) dan

Arista (2012) yang menyatakan hal yang

sama. Dari penjelasan tersebut maka

hipotesis delapan dapat dirumuskan

sebagai berikut:

: MBV memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap return  saham

 pada perusahaan manufaktur.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini objek penelitian

yang digunakan yaitu Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek

Indonesia pada periode tahun 2009 sampai

dengan 2012. Jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder

dengan bersumber dari informasi laporan

keuangan 2009 sampai dengan 2012 dan data

 pasar saham akhir tahun (2008-2012) yang

 berasal dari Bursa Efek Indonesia, melalui

 Indonesion  Stock Exchange  (IDX), Yahoo Finance dan situs resmi perusahaan.

Pada penelitian ini, penentuan

Perusahaan Manufaktur yang dijadikan

sampel dilakukan dengan teknik  purposive

 sampling , yaitu suatu metode dengan

 berdasarkan pada pertimbangan-

 pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu.

Kriteria yang dibutuhkan dalam sampel

 penelitian yaitu:

1.  Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun2009 sampai dengan 2012

2.  Perusahaan Manufaktur yang memiliki

laporan keuangan ( Annual Report ) yang

telah dipublikasikan setiap tahun

 berturut-turut

3.  Perusahaan Manufaktur yang memiliki

informasi harga saham akhir tahun

selama periode pengamatan, serta

memiliki data lengkap sesuai dengan

 pengamatan.

Teknik pengumpulan data yangdigunakan adalah dokumentasi. Metode ini

Page 111: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 111/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

105 

digunakan untuk memperoleh data laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2009-2012 seperti

neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas

dan data informasi harga saham akhir tahun

yang diperlukan untuk proses penelitian.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1.  Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah return  saham.  Return  saham

adalah tingkat keuntungan yang diperoleh

 para investor atas hasil investasi yang

dilakukannya (Prihantini, 2009).  Return 

saham dihitung dengan selisih antara

harga saham dengan harga saham pada

 periode sebelumnya dan ditambah dengandeviden yang dibayarkan setiap periodik,

kemudian dibagi dengan harga saham.

Persamaan return saham dapat

dirumuskan secara sistematis yaitu

(Jogiyanto, 2000):

= return saham pada periode t

= harga saham pada periode t

= harga saham pada periode t-1= deviden yang dibayarkan pada

 periode t

2.  Variabel Independen

a. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Proksi yang

digunakan dalam rasio profitabilitas

yaitu:1)   Return on Asset  (ROA)

 Return on Asset  merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan

dengan dihitung berdasarkan

 pada perbandingan laba bersih

setelah pajak terhadap total asset,

yang dirumuskan sebagai berikut

(Brigham dan Houston, 2011):

2)   Return on Equity (ROE)

 Return on Equity  merupakan

rasio profitabilitas yang dihitung

 berdasarkan pada perbandingan

antara laba bersih setelah pajakdengan ekuitasnya, yang dapat

dirumuskan sebagai berikut

(Brigham dan Houston, 2011):

3)   Profit Margin on Sales (NPM)

 Profit Margin on Sales adalah

rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan

 perusahaan dalam menghasilkankeuntunga yang dihitung

 berdasarkan pada perbandingan

antara laba bersih setelah pajak

dengan penjualan, di mana dapat

dirumuskan sebagai berikut

(Bringham & Houston, 2010):

 b.  Rasio Likuiditas

Raiso Likuiditas merupakan

rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajibannya.

Rasio likuiditas dalam penelitian ini

diwakili dengan Current Ratio (CR).

Current Ratio  adalah alat yang

digunakan untuk mengukur

kemampuan likuiditas yaitu

kemampuan dalam membayar hutang

yang segera harus dipenuhi dengan

aktiva lancar (Prihantini, 2009).Secara sistematis Current ratio

dirumuskan sebagai berikut

(Bringham & Houston, 2010):

c.  Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang

menggambarkan hubungan antara

tingkat operasi perusahaan dengan

asset perusahaan yang dibutuhkan

secara efisien dalam rangka untukmemenuhi operasi kegiatan

Page 112: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 112/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

106

 perusahaan. Proksi rasio aktivitas

yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu TAT yang dihitung dengan

membagi penjualan dengan total aset

 perusahaan yang mana dirumuskan

sebagai berikut (Bringham &Houston, 2010):

d.  Rasio Leverage

Rasio  Leverage  merupakan rasio

yang digunakan perusahaan untuk

mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi seluruh kewajiban

finansialnya apabila perusahaan

dilikuidasi (Solechan, 2009). ProksiRasio  Leverage  yang digunakan

antara lain:

1)   Debt to Equity Ratio (DER)

 Debt to Equity Ratio merupakan

rasio untuk mengukur tingkat

kecukupan ekuitas dalam

menjamin keseluruhan hutang

yang dimiliki oleh perusahaan,

DER dapat dihitung berdasarkan

 pada perbandingan antara total

hutang dengan ekuitasnya. Rasio

DER dapat dirumuskan sebagai

 berikut (Kasmir melalui

Oktanugroho, 2012):

2)   Debt to Total Asset  (DAR)

 Debt to Total Asset   merupakan

rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan

 perusahaan dalam melunasikeseluruhan hutang yang dimiliki

dengan total aset perusahaan.

Rasio DAR dapat dirumuskan

sebagai berikut (Kasmir melalui

Oktanugroho, 2012):

e.  Rasio Nilai Pasar ( Market Value) 

 Market value merupakan sekumpulan

rasio yang menghubungkan hargasaham perusahaan dengan laba, arus

kas, dan nilai buku per sahamnya.

Proksi yang digunakan dalam rasio

ini yaitu MBV. Market to Book Value 

adalah rasio perbandingan antara

harga saham dengan nilai bukunya.

Rasio MBV dapat dirumuskansebagai berikut (Bringham &

Houston, 2010):

Uji Kualitas Data

1.  Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif merupakan

gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standardeviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewness atau

kemencengan distribusi (Ghozali, 2011).

2.  Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini data yang

digunakan merupakan data sekunder

sehingga untuk menentukan ketepatan

model yang digunakan perlu untuk

dilakukan pengujian beberapa asumsi

klasik yang mendasari model regresi.

Uji asumsi klasik tersebut meliputi:

a.  Uji Normalitas

Suatu model regresi yang baik yaitu

model yang memiliki distribusi

normal. Uji normalitas data

dilakukan dengan One-Kolmogrov-

Smirnov Test . Data dapat dikatakan

 berdistribusi normal ketika nilai

kolmogrov-Smirnov  > 0,05

(Ghozali, 2006).

 b.  Uji Multikolinieritas

Suatu model regresi dikatakan baik

apabila antar variabel independen

tidak terjadi multikolinieritas. Uji

multikolinieritas ini dilakukan

dengan uji Tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF). Data dapat

dikatakan tidak mengandung

multikolinieritas ketika nilai VIF <

10 atau nilai tolerance > 0,10

(Ghozali, 2011). c. 

Uji Autokorelasi

Page 113: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 113/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

107 

Suatu model regresi yang baik yaitu

model regresi yang bebas dari

autokorelasi. Dalam menguji

autokorelasi dalam penelitian ini

dilakukan uji Durbin Wattson

dimana hasil yang menunjukkan bebas dari autokorelasi apabila DU

 DWhitung 4-DU. (Ghozali,

2011)

d. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah

model yang tidak terjadi

heteroskedatisitas. Pengujuan

heteroskedastisitas dilakukan

dengan uji glejser. Uji glejser

merupakan uji yang mengusulkanuntuk meregres nilai absolute

residual terhadap variabel

independen (Gujarati dalam

Ghozali, 2011) dengan permasaan

regresi:

| Ut | =

Uji Hipotesis dan Analisis Data

Dalam menguji hipotesis mengenai

kekuatan variabel independen terhadap

return saham dalam penelitian ini digunakan

analisis regresi berganda dengan dirumuskan

model dasar sebagai berikut:

= Return Saham CR = Current Ratio 

= Konstanta TAT = Total Asset Turnover  

= Koefisien Regresi

DER = Debt To Equity Ratio

a. Uji Nilai F (Simultan)

Pengujian terhadap hipotesis dalam

 penelitian ini dilakukan dengan menguji

variabel independent terhadap variabel

dependen secara bersama-sama. Uji F

digunakan untuk menguji keberartian

 pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama dalam memengaruhi

variabel dependen. Apabila nilai Sig F <

(5%), maka terdapat pengaruh secara

 bersama-sama variabel independen

terhadap variabel dependen. b.  Uji NIlai t

(Parsial)

Pengujian terhadap hipotesis dalam

 penelitian ini dilakukan dengan menguji

variabel independen terhadap variabel

dependen secara satu persatu. Uji nilai t ini

digunakan untuk menguji secara individu pengaruh variabel-variabel independen

terhadap variabel dependennya. Kriteria

 penerimaan hipotesis dalam uji nilai t yaitu

Apabila nilai sig < dengan derajat

kepercayaan 5% maka dapat diterima.

Hal itu berarti bahwa variabel independen

dapat menerangkan variabel dependen dan

terdapat pengaruh signifikan diantara kedua

variabel yang di uji, serta koefisien regresi

searah dengan hipotesisnya.

c. Uji Koefisien Determinasi (Adj. )

Uji koefisien determinasi digunakan

untuk menjelaskan tingginya derajat

hubungan antara variabel independen

terhadap variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi yang mendekati 1

menunjukkan bahwa semakin besar

 pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2011).

ROA = Return On Asset DAR = Debt to Total Asset Ratio 

ROE = Return On Equity MBV = Market to Book Value 

 NPM = Profit Margin on Sales e = Unit Eror

Page 114: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 114/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

108

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Obyek PenelitianDi dalam penelitian ini, sampel yang

menjadi obyek penelitian yaitu perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI) selama tahun 2009 sampai

dengan 2012. Pengambilan sampel dalam

 penelitian ini dilakukan melalui  purposive

 sampling   sehingga diperoleh sampel

sebanyak 95 perusahaan yang lolos sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan. Uji

Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

TABEL 1

HASIL UJI NORMALITASUnstandardized

Residual

 NMean

Std. Deviation

Absolute

Positive

 Negative

348 Normal Parameters(a,b) ,0000000

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

,50331132

,048

,048

-,035

,900

,393 

Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0

Berdasarkan hasil pengujian

normalitas dengan menggunakan one-

 sample kolmogorov-smirnov test  diperoleh

nilai signifikansi sebesar 0,393 > 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa data

telah berdistribusi normal.

 b. Uji Multikolinieritas

Model regresi akan bebas dari

masalah multikolinieritas jika nilai VIF <

10 dan nilai tolerance > 0,10.

TABEL 2

HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS

ModelCollinearity Statistics

Keterangan Tolerance VIF

1 (Constant)

ROAROE

 NPMCRTAT

DERDAR

,371,687

2,6961,456

 Non Multikolinieritas Non Multikolinieritas

 Non Multikolinieritas Non Multikolinieritas Non Multikolinieritas

 Non Multikolinieritas Non Multikolinieritas

,565 1,771

,935 1,070

,822

,802

1,217

1,246,712 1,405

Page 115: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 115/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

109 

MBV ,639 1,564 Non Multikolinieritas

Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0

Berdasarkan hasil pengujian yang

dilakukan pada tabel 4.4 tampak bahwatidak ada nilai VIF dari setiap variabel

yang lebih besar dari 10 dan tidak ada

nilai tolerance  yang kurang dari 0,10.

Dengan demikian dapat disimpulkan

 bahwa semua variabel tidak memiliki

masalah multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Model regresi dapat dikatakan bebas

dari masalah autokorelasi apabila nilai

 Durbin Watson (DW) yang dihasilkan

yaitu DU<DW<4-DU.

TABEL 3

HASIL UJI AUTOKORELASI

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin- Watson

1,394(a) ,156 ,136 ,50922 1,902

Berdasarkan pengujian

Autokorelasi, dihasilkan bahwa nilai DW

sebesar 1,902 dan nilai ini akan

dibandingkan dengan nilai tabel DU.

Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian (k) = 8 dan jumlah data

sebanyak 348 (n) sehingga diperoleh nilai

tabel DU sebesar 1,852. Dari hasil

tersebut, maka dapat dibandingkan bahwa

DU 1,852 1,902 4-1,852. Berdasarkan

hasil perbandingan nilai Durbin Watson

tersebut dapat disimpulkan bahwa data

 penelitian yang digunakan bebas dari

masalah autokorelasi dalam model

regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

TABEL 4

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B

Std.

Error Beta

1 (Constant) ,377 ,03 7  10 , 28 0  ,000

ROA

ROE

 NPMCRTAT

DER

DAR

MBV

,002 ,00 2  ,07 9  ,91 6  ,360

,001 ,00 0  ,11 4  1 , 80 0  ,073

,002 ,00 1  ,12 7  1 , 82 2  ,069

-,001 ,00 3  -,01 3  -,23 7  ,813

-,018 ,01 2  -,09 0  -1 , 55 9  ,120

-3,43E-005 ,00 0  -,03 5  -,60 3  ,547

,000 ,00 0 

,003 

,05 0 

-,042 

,79 8  ,426

-,002  -,632  ,528 

Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0

Page 116: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 116/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

110

Berdasarkan hasil pengujian

heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ,

tampak bahwa nilai signifikansi variabel-

variabel independen yang dihasilkandalam model regresi berada lebih besar

daripada 0,05. Dari hasil tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa model regresi

dapat dikatakan bebas dari masalah

heteroskedastisitas.

Hasil Uji HipotesisBerdasarkan pada pengolahan data

dengan menggunakan software SPSS 15.0

diperoleh hasil nilai koefisien regresi yaitunilai F (Simultan), nilai t (Partial) dan nilai

koefisien determinasi seperti tampak pada

tabel 4.6, tabel 4.7, dan tabel 4.

1. Uji Nilai F (Simultan)

TABEL 5

HASIL UJI NILAI F

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 RegressionResidual

Total

16,19187,903

104,094

8 339347

2,024,259

7,805 ,000(a)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0

Uji nilai F merupakan pengujian

yang dilakukan untuk mengetahui

 pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen secara bersama-sama.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel

4.7 tampak bahwa nilai F sebesar 7,805

dengan signifikansi 0,000.Hal itu menunjukkan bahwa nilai sig F

(0,000) < α (0,05), maka terdapat pengaruh

secara bersama-sama variabel independen

terhadap variabel dependennya. Berdasarkan

hasil uji nilai F dapat disimpulkan bahwa

 penggabungan variabel ROA, ROE, NPM,

Current Ratio, TAT, DER, DAR, MBV 

relevan digunakan untuk memprediksi return

saham pada perusahaan manufaktur di masa

yang akan datang.

2. Uji Nilai t (Partial)

Dari hasil perhitungan tabel 4.7

dapat diketahui nilai konstanta (α) dari

model regresi adalah 0,178 dan koefisien

regresi (β) untuk variabel ROA (  dan

ROE ( adalah = 0,020; = 0,002.

Berdasarkan nilai konstanta dan koefisien

regresi tersebut, maka hubungan variabel

independen dengan variabel dependen

dalam model regresi dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Hasil model regresi tersebut

menunjukkan arah pengaruh dari

variabel independen yaitu ROA dan

ROE terhadap variabel dependen yaitu

 Return  saham dalam perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Variabel ROA dan

ROE memiliki pengaruh yang positif

terhadap return saham.

TABEL 6

HASIL KOEFISIEN REGRESI DAN UJI NILAI tModel Unstandardized

Coefficients

Sig.  KeteranganB Std. Error  

Page 117: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 117/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

111 

1 (Constant) ,178,020

,062,004

,004,000ROA

ROE

 NPM

CRTAT

DERDAR

MBV

H1 DITERIMA

H2 DITERIMA

H3 DITOLAK

H4 DITOLAKH5 DITOLAK

H6 DITOLAKH7 DITOLAK

H8 DITOLAK

,002

-,001

,001

,002

,045

,743

,005 ,006 ,376

-,009 ,020 ,665

8,34E-005 ,000 ,385

,000 ,001 ,788

-,008 ,006 ,164

Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0

3. Koefisien Determinasi

TABEL 7

HASIL KOEFISIEN DETERMINASI

Model R R Square

Adjusted RSquare

Std. Error ofthe Estimate Durbin-Watson

1 ,394(a) ,156 ,136 ,50922 1,902

Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0

Berdasarkan hasil perhitungan

dalam tabel 4.8 nilai koefisien determinasi

( Adjusted    ) sebesar 0,136 yang berarti

 bahwa variabel dependen dapat dijelaskan

oleh variabel independen sebesar 13,6%.

Sedangkan sisanya sebesar 86,4%dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

masuk dalam model regresi penelitian.

Pembahasan

1. Retur n on Asset  (ROA)

Return on Asset memiliki pengaruh

 positif yang signifikan terhadap return 

saham pada perusahaan manufaktur,

karena nilai sig t yang dihasilkan sebesar

0,000 < α (0,05) sehingga hipotesis satu

diterima. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa perubahan nilai ROA akan

memberikan kontribusi yang positif dan

signifikan terhadap perubahan return 

saham pada perusahaan manufaktur, yaitu

setiap kenaikan atau penurunan ROA

yang dihasilkan akan berdampak kepada

kenaikan dan penurunan return  saham

 pada perusahaan manufaktur.

Hasil analisis ini mengindikasikan

 bahwa investor juga menggunakan rasio

 profitabilitas yaitu ROA untuk mengukurkinerja perusahaan dalam menghasilkan

laba yang akan berdampak pada return

saham yang akan diperoleh. Hal ini sesuai

dengan penjelasan Prihantini (2009)

 bahwa semakin besar keuntungan yang

dihasilkan perusahaan maka return saham

yang akan diperoleh investor juga akansemakin meningkat yaitu dari peningkatan

dividen yang diterima. Dengan adanya

 peningkatan dividen yang diterima oleh

 para pemegang saham, hal ini merupakan

daya tarik bagi investor ataupun calon

investor untuk memiliki saham

 perusahaan sehingga saham perusahaam

menjadi aktif diperdagangkan. Permintaan

saham perusahaan yang semakin tinggi

tersebut akan membawa dampak pada

kenaikan harga saham perusahaansehingga return yang akan diperoleh

investor dari saham tersebut akan

mengalami peningkatan. Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Uluipi (2005), Pribawanti

(2007), Prihantini (2009) dan

Oktanugroho (2012) yang menyatakan

 bahwa ROA memiliki pengaruh positif

yang signifikan terhadap return saham.

Page 118: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 118/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

112

2. Return on Equity  (ROE)

 Return on Equity memiliki pengaruh

 positif yang signifikan terhadap return 

saham pada perusahaan manufaktur.

Rasio Profitabilitas dengan proksi ROE

dapat digunakan untuk memprediksireturn saham yang diharapkan oleh

investor karena hasil penelitian

menyatakan bahwa nilai signifikansi yang

dihasilkan ROE 0,045 < α (0,05)

sehingga hipotesis dua diterima. Hasil

analisis ini mengindikasikan bahwa setiap

kenaikan atau penurunan ROE yang

dihasilkan akan berdampak kepada

kenaikan dan penurunan return  saham

 pada perusahaan manufaktur. Semakin

 besar nilai ROE yang dihasilkan maka itumenunjukkan bahwa semakin kuatnya

kedudukan dari para pemegang saham,

karena perusahaan mampu mengelola

modal yang telah ditanamkan secara

efektif untuk menghasilkan laba yang

maksimal.

Hal itu juga menunjukkan bahwa

kinerja perusahaan dalam pengembalian

modal yang telah ditanamkan para

 pemegang saham semakin baik sehingga

return yang akan diterima para pemegang

saham pun menjadi meningkat. Hasil

 penelitian ini mendukung penelitian yang

telah dilakukan oleh Widodo (2007),

Fidhayatin (2012) dan Widyawati (2012)

yang memeroleh hasil bahwa ROE

memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap return  saham. Namun hasil

 penelitian ini tidak sesuai dengan

Oktanugroho (2012) yang memeroleh

hasil bahwa ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return 

saham.

3. Profit Margin on Sales  (NPM) Profit Margin on Sales  tidak

memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur karena nilai signifikansi yang

dihasilkan NPM yaitu 0,743 > α (0,05)

sehingga hipotesis tiga ditolak. Hasil

 penelitian ini mengindikasikan bahwanilai NPM yang dihasilkan oleh

 perusahaan tidak memberikan daya tarik

 bagi investor sebagai dasar pertimbangan

dalam melakukan investasi kepada

 perusahaan karena investor lebih

mempertimbangkan informasi dari nilai

ROA dan ROE yang dihasilkan perusahaan sehingga nilai NPM ini

kurang baik untuk digunakan dalam

memprediksi return saham.

Selain itu, menurut Faried (2008)

adanya penggunaan variabel rasio

 profitabilitas secara bersamaan sering

dapat memberikan masalah

kecenderungan multikolinieritas sehingga

variabel-variabel tersebut menjadi kurang

 predictable. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang telahdilakukan oleh Faried (2008), Susilowati

(2011) dan Oktanugroho (2012) yang

menyatakan bahwa NPM tidak memiliki

 pengaruh yang signifikan terhadap return 

saham pada perusahaan.

4. Current RatioRasio likuiditas dengan proksi

Current Ratio  tidak memiliki pengaruh

 positif yang signifikan terhadap return 

saham pada perusahaan manufaktur

karena nilai signifikansi t yang dihasilkan

0,376 > α (0,05) sehingga hipotesis empat

ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa

informasi dari Current   ratio  tidak

menyebabkan perubahan return saham

 pada perusahaan manufaktur sehingga

informasi yang disajikan dalam current

ratio  kurang menarik bagi investor

sebagai dasar pertimbangan dalam

melakukan penilaian kinerja perusahaan.Hal ini dapat disebabkan karena dari

sudut rasio likuiditas, rasio ini hanya

memberikan informasi yang berhubungan

dengan pemenuhan kewajiban jangka

 pendeknya saja tetapi tidak memberikan

sinyal positif bagi keterlanjutan investasi

yang ditanamkan oleh investor. Hasil

 penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Hidayat (2009) dan

Kusumo (2011) yang menyatakan Current

 Ratio tidak memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap return saham.

Page 119: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 119/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

113 

5. Total Asset Turnover  (TAT)Total Asset Turnover  tidak memiliki

 pengaruh yang signifikan terhadap return 

saham pada perusahaan manufaktur

karena nilai signifikansi yang dihasilkanTAT (0,665) lebih besar dari pada α

(0,05) sehingga hipotesis lima ditolak.

Tidak signifikannya hasil TAT yang

diperoleh menunjukkan bahwa rasio TAT

masih kurang memberikan sinyal positif

 bagi investasi yang dilakukan oleh

investor. Menurut Hidayat (2009)

meskipun informasi dari nilai TAT yang

disajikan memberikan gambaran

 bagaimana aset yang dimiliki perusahaan

dapat dikembalikan dari hasil aktivitasnyayaitu berupa pendapatan atau penjualan

 bersih pada perusahaan tersebut, namun

hal ini menggambarkan bahwa

 perusahaan yang memiliki kinerja baik

dalam memanfaatkan aset yang dimiliki

tidak mampu menciptakan sentiment

 positif dari pasar terhadap penilaian

kinerja perusahaan. Hal itu diduga dapat

disebabkan karena penjualan yang tinggi

 belum tentu mencerminkan laba yang

dihasilkan juga tinggi, sebab terkadang

 biaya yang dikeluarkan tidak sebanding

lurus dengan pendapatan penjualan yang

dihasilkan sehingga rasio TAT tidak

cukup baik untuk digunakan dalam

memprediksi return  saham. Hasil

 penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Ulupui (2005), Hidayat

(2009), dan Oktanugroho (2012) yang

memeroleh hasil bahwa TAT tidak

memiliki pengaruh yang signifikanterhadap return saham.

6. Debt to Equi ty  (DER)

Rasio leverage yang diproksikan

dengan DER tidak memiliki pengaruh

negatif yang signifikan terhadap return 

saham pada perusahaan manufaktur,

karena nilai signifikansi t 0,385 > α (0,05)

sehingga hipotesis enam ditolak. Hal ini

mengindikasikan bahwa nilai DER tidak

menyebabkan perubahan return  saham

 pada perusahaan manufaktur.  Debt to Equity merupakan rasio utang yang secara

umum mencerminkan tingkat kewajiban

 perusahaan dalam membayar hutang-

hutang jangka pendek maupun jangka

 panjangnya, sehingga beberapa pihak

investor beranggapan bahwa DER yang

 besar dapat membebani keuangan perusahaan yang pada akhirnya dapat

merugikan investor.

 Namun kondisi yang berbeda juga

dapat diperoleh dari investor dimana DER

yang tinggi justru mencerminkan bahwa

 perusahaan sedang dalam pertumbuhan

dimana perusahaan sangat membutuhkan

 pendanaan yang lebih cepat yang dapat

diperoleh melalui kontrak dengan pihak

ketiga (Kusumo, 2011). Adanya

 perbedaan pandangan ini menyebabkanrasio DER kurang baik untuk

memprediksi return  saham pada

 perusahaan manufaktur. Meskipun rasio

DER yang dihasilkan tidak signifikan

 bukan berarti investor dapat mengabaikan

rasio ini, karena proporsi utang yang

tinggi akan menyebabkan risiko

kebangkrutan usaha juga akan semakin

 besar. Hasil penelitian ini mendukung

 penelitian yang dilakukan oleh Ulupui

(2005), Kusumo (2011), dan Saputra

(2012) yang menyatakan bahwa DER

tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap return  saham. Namun hasil ini

tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Oktanugroho (2012) yang

menyetakan bahwa DER memiliki

 pengaruh yang signifikan terhadap return 

saham.

7. 

Debt to Total Asset (DAR)Rasio leverage yang diproksikan

dengan DAR tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap return  saham

 pada perusahaan manufaktur, karena nilai

signifikansi t 0,788 > α (0,05) sehingga

hipotesis tujuh ditolak. Hal ini

mengindikasikan bahwa rasio utang yang

diproksikan dengan DAR tidak

menyebabkan perubahan terhadap return  

saham pada perusahaan manufaktur. Hal

ini mendukung penelitian yang dilakukanoleh Oktanugroho (2012) dan tidak

Page 120: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 120/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

114

selaras dengan penelitian yang dilakukan

oleh Pribawanti (2007) dan Widyawati

(2012). Meskipun hasilnya tidak

signifikan, bukan berarti investor dapat

mengabaikan rasio utang suatu

 perusahaan, karena sering kali kondisi financial distress  yang sedang dihadapi

oleh perusahaan disebabkan tidak

mampunya perusahaan dalam membayar

utang. Proporsi utang yang tinggi akan

menyebabkan  fixed payment   tinggi

sehingga dapat menimbulkan adanya

risiko kebangkrutan usaha (Natarsyah

melalui Ulupui, 2005).

8. Market to Book Ratio  (MBV)

Rasio  Market Value  yangdiproksikan dengan MBV tidak

memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap return  saham pada

 perusahaan manufaktur, karena nilai

signifikansi t sebesar 0,164 > α (0,05)

sehingga hipotesis delapan ditolak. Hasil

 pengujian tersebut mengindikasikan

 bahwa MBV tidak sepenuhnya memiliki

daya tarik bagi investor sebagai

gambaran ekspektasi terhadap kinerja

 perusahaan dalam menghasilkan return 

saham. Hal ini diduga karena adanya

kondisi yang berlawanan dimana nilai

MBV yang lebih besar menunjukkan

 bahwa perusahaan sedang mengalami

 pertumbuhan sehingga investor

 beranggapan bahwa hal tersebut akan

memberikan keuntungan bagi investor

dalam berinvestasi. Hal itu pada

akhirnya akan meningkatkan harga

saham sehingga return  saham akanmengalami peningkatan.

 Namun kondisi yang kontradiksi

 juga dapat terjadi pada nilai MBV,

dimana rasio MBV yang tinggi justru

tidak diinginkan oleh investor, karena

MBV yang tinggi justru mencerminkan

 bahwa harga saham perusahaan dinilai

terlalu tinggi dan tidak sebanding

dengan nilai buku perusahaan yang

dimiliki atau dalam hal ini harga sama

mengalami overvalue. Harga sahamyang overvalue  cenderung akan

dihindari oleh investor dalam melakukan

investasi pada saham perusahaan

tersebut. Kondisi yang berbeda seperti

ini menyebabkan MBV tidak

sepenuhnya memiliki daya tarik bagi

investor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hadi

(2009) Khairi (2012) dan Indarwati

(2012) yang menyatakan bahwa MBV

tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap return saham.

SIMPULAN, SARAN, DAN

KETERBATASAN PENELITIANSimpulan

Berdasarkan pada hasil pembahasan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya

maka dapat disimpulkan bahwa ROA dan

ROE memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap return saham perusahaan

manufaktur, maka hipotesis pertama dan

kedua diterima.  Profit margin on sales  tidak

memiliki pengaruh yang singifikan terhadap

return  saham perusahaan manufaktur, maka

hipotesis tiga ditolak. Rasio Profitabilitas

yang baik digunakan sebagai proksi dalam

 pengukuran kinerja keuangan dalammemprediksi return  saham adalah ROA dan

ROE.Current ratio  sebagai proksi dari rasio

likuiditas tidak me miliki pengaruh yang

signifikan terhadap return  saham pada

 perusahaan manufaktur, sehingga hipotesis

empat ditolak. Total asset turnover   sebagai

 proksi dari rasio aktivitas tidak memiliki

 pengaruh yang signifikan terhadap return 

saham perusahaan manufaktur, sehingga

hipotesis lima ditolak.  Debt to Equity  dan

DAR sebagai proksi dari rasio leverage tidakmemiliki pengaruh yang signifikan terhadap

return  saham perusahaan manufaktur,

sehingga hipotesis enam dan tujuh ditolak.

 Market to book value sebagai proksi dari

rasio market value  tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap return  saham

 perusahaan manufaktur, sehingga hipotesis

delapan ditolak.

Page 121: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 121/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

115 

Saran

Bagi penelitian selanjutnya terdapat

 beberapa hal yang perlu diperhatikan

diantarannya yaitu:

1.  Kondisi makro ekonomi seperti inflasi,

nilai tukar dapat digunakan sebagaivariabel independen untuk

memprediksi return saham pada

 perusahaan.

2.  Perlu untuk memperhatikan

 penggunaan data lag  pada variabel

independen dalam memprediksi return 

saham yang diharapkan.

3.  Penelitian selanjutnya akan lebih baik

apabila dilakukan pembandingan

dalam memprediksi return saham,

yaitu dengan melakukan perbandinganantar sektor seperti sektor manufaktur

dengan sektor jasa untuk mengetahui

sektor mana yang memiliki prospek

lebih baik dalam menghasilkan return

saham, sehingga dapat bermanfaat bagi

 para investor dalam melakukan

 pengambilan keputusan.

Keterbatasan PenelitianPeneliti menyadari bahwa masih

 banyak terdapat kelemahan yang ada dalam

 penelitian ini, yaitu:

1.  Tidak adanya penggunaan data lag atau

selisih waktu pada variabel independen

untuk memprediksi return saham dalam

 penelitian ini.

2.  Sampel yang digunakan masih terbatas

 pada asumsi dan kriteria tertentu yaitu

hanya terbatas pada sektor manufaktur.

3.  Masih banyaknya pengaruh lain diluar

variabel dalam penelitian ini yang dapatdigunakan untuk memprediksi return 

saham, yaitu sebesar 86,4% variabel

indepeden lain yang dapat memengaruhi

return saham.

DAFTAR PUSTAKA

 Arista Desy, 2012, “Analisis Faktor -Faktor

Yang Mempengaruhi Return Saham

(Studi Kasus Pada Perusahaan

 Manufaktur Yang Go Public di BEI Periode 2005-2009)”, Jurnal Ilmu

 Manajemen dan Akuntansi Terapan,

Volume 3 Nomor 1, STIE Totalwin,

Semarang. 

 Astuti Subekti Puji, 2006, “Analisis

 Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental, EVA, dan MVA Terhadap Return

Saham (Studi Pada Perusahaan

 Manufaktur di Bursa Efek Jakarta

 Periode 2001-2003)”, Tesis,

Universitas Diponegoro, Semarang. 

Brigham Eugene dan Houston Joel, 2010,

 Dasar  –  Dasar Manajemen Keuangan,

Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta.

 Faried Asbi Rachman, 2008, “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan

 Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap

 Return Saham Perusahaan Manufaktur

di BEI Periode 2002-2006” Tesis.

Universitas Diponegoro, Semarang. 

 Fidhayatin Septi K., 2012, “Analisis Nilai

 Perusahaan, Kinerja Perusahaan, dan

 Kesempatan Bertumbuh Perusahaan

Terhadap Return Saham Pada

 Perusahaan Manufaktur yang Listing

di BEI”, The Indonesian Accounting

 Review Vol 2, STIE Perbanas,

Surabaya. 

Ghozali Imam, 2011,  Aplikasi Analisis

 Multivariate Dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas

Diponegoro, Semarang.

 Hadi Prasetya, 2009, “Analisis Pengaruh Leverage, Debt to Equity Ratio (DER),

 Return on Asset (ROA), Price Book

Value (PBV), dan Price Earning Ratio

(PER) Terhadap Return Saham, Studi

 Kasus Pada Perusahaan Manufaktur

 yang Terdaftar di BEI 2005- 

2007”, Skripsi, Universitas Sebelas

 Maret, Solo. 

Halim Abdul, 2005,  Analisis Investasi,

Salemba Empat, Jakarta.

Page 122: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 122/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

116

Hanafi Mamduh, Halim Abdul, 1996,

 Analisis Laporan Keuangan , Edisi

Pertama, UPP-AMP YKPN,

Yogyakarta.

 Hardiningsih Pancawati, 2001, “Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko

 Ekonomi Terhadap Return Saham

 Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta

Studi Kasus Basic Industry dan

Chemical”, Tesis, Universitas

 Diponegoro, Semarang. 

Hartono J., 2003, Teori Portofolio dan

 Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE,

Yogyakarta.

 Hidayat Taufik, 2009, “Pengaruh Rasio

 Keuangan Terhadap Return Saham

 Pada Perusahaan yang Terdaftar Di

 Bursa Efek Indonesia”, Tesis,

Universitas Sumatra Utara, Medan. 

 Indarwati Susan, 2012, “ Pengaruh Earning

 Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio

(DER), Price Book Value (PBV),

 Return on Asset (ROA), Return on

 Equity (ROE) terhadap

 Return Saham Studi Kasus Pada

 Farmasi Tbk yang terdaftar di BEI”

 Jurnal Ekonomi Manajemen,

Universitas Gunadarma. 

 Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan

 Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta. 

 Khairi Muhammad Shadiq, 2012, Analisis

 Pengaruh Karakteristik Perusahaan Return Saham Syariah Yang

Tergabung di Jakarta Islamic Index

 Periode 2008-2011” Jurnal Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Brawijaya. 

 Kusumo Gian Ismoyo, 2011, “Analisis

 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

 Return Saham Pada Perusahaan Non

 Bank”, Jurnal Analisis Manajemen

dan Bisnis,

Mangkunegara A., P., 2001,  Manajemen

Sumber Daya Manusia Perusahaan,

Remaja Rosda Karya, Bandung.

 Margaretha Farah, Damayanti Irma, 2008,

“Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book

Value Terhadap Stock Return di Bursa

 Efek Indonesia”, Jurna Bisnis dan

 Akuntansi, Volume 10 Nomor 3,

Universitas Trisakti, Jakarta. 

Munawir, 2002, Analisis Laporan Keuangan,

Liberty, Yogyakarta.

 Nugroho Inung Adi, 2009, “Analisis

 Pengaruh Informasi FundamentalTerhadap Return Saham (Studi

 Komparatif pada Sub Sektor Industri

Otomotif Terhadap Sub Sektor Industri

Textil Sepanjang Periode tahun 2003-

2007 di BEI)”, Tesis, Universitas

 Diponegoro, Semarang. 

 Nurhikmah Sitti, 2012, “Pengaruh Kinerja

Keuangan Terhadap Return Saham

(Studi Kasus Pada Industri Manufaktur

yang Terdaftar di BEI)”, Skripsi Strata

 I , Universitas Hasanuddin, Makassar.

Oktanugroho Ghita K., 2012, “Analisis

 Pengukuran Kinerja Keuangan

terhadap Return Saham (Studi Pada

 Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI 2008-2011)”, Tesis,

Universitas Ghajah Mada, Yogyakarta. 

 Pribawanti Tika M., 2007, “ Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Total

 Return

Saham Pada Perusahaan Manufaktur

 yang Membagikan Deviden di Bursa

 Efek Indonesia”, Skripsi Strata I,

Universitas Negeri Semarang. 

 Prihantini Ratna, 2009, “Analisis Pengaruh

 Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER, dan

CR terhadap Return Saham (Studi

 Kasus Saham Industri Real Estate and Property yang Terdaftar di BEI 2003-

Page 123: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 123/126

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

117 

2006)”, Tesis, Universitas

 Diponegoro, Semarang. 

Saputra Angga, 2012, “Analisis Pengaruh

Ukuran Perusahaan (Size), Return On

 Equity (ROE), Debt Equity Ratio(DER), Dan Erning Per Share (EPS)

Terhadap Return Saham Pada

 Perusahaan Yang Tergabung Dalam

 Indeks Big Capitalization Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(BEI)”, Jurnal Akuntansi, Universitas

Gunadarma. 

Sari Fita Nur, 2012, “Analisis Pemngaruh

 DER, CR, ROE, dan TAT Terhadap

 Return Saham ( Studi Pada SahamIndeks LQ45 Periode 2009 –  2011 Dan

Investor Yang Terdaftar Pada

Perusahaan Sekuritas Di Wilayah

Semarang Periode 2012)”, Skripsi,

Universitas Diponegoro, Semarang.

Solechan Ahmad, 2009,  “Pengaruh

Manajemen Laba Dan Earning

Terhadap Return Saham (Studi Empiris

Pada Perusahaan Yang Go Public Di

Bei Tahun 2003  –   2006)”, Tesis,

Universitas Diponegoro, Semarang.

Susilowati Yeye, 2011, “Reaksi Signal Rasio

Profitabilitas Dan Rasio SolvabilitasTerhadap  Return  Saham Perusahaan” Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3 No. 1, UniversitasStikubank, Semarang. 

Tandelilin Eduardus, 2001, Analisis Investasi

dan Manajemen Portofolio Edisi

 Pertama, BPFE, Yogyakarta. 

Ulupui IG et all., 2005, “Analisis Pengaruh

 Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,

dan Profitabilitas terhadap Return

Saham (Studi Pada Perusahaan

 Makanan dan Minuman Dengan

 Kategori Industri Barang Konsumsi Di

 BEJ)”, Jurnal Akuntansi, Universitas

Udayana.

Utomo Welly, 2007, “Analisis Pengaruh

 Beta dan Varian Return Saham

Terhadap Return Saham (Studi pada

 Perusahaan LQ 45 di BEJ Periode

 Bulan Januari Tahun 2005 Sampai

 Desember 2005)”, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. 

Widodo Saniman, 2007, “Analisis Pengaruh

 Rasio Aktivitas, Rasio profitabilitas,

dan Rasio Pasar Terhadap Return

Saham Syariah Dalam Kelompok

 Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2003

 –   2005”, Tesis, Universitas

 Diponegoro, Semarang. 

Widyawati Happy, 2012, “Pengaruh Ratio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap

 Return Saham (Studi Kasus Pada

 Industri Automotive dan Alliend

 Product yang Listed di BEI)”, Jurnal

 Akuntansi, Universitas Negeri

Semarang. 

 Badan Pusat Statistik (BPS), Pertumbuhan

 Industri Manufaktur Indonesia,

http://www.bps.go.id/   Diakses pada

tanggal 19 Mei 2013 

 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Laporan

 Keuangan Interim PSAK No 3 Revisi

2010, www.iaiglobal.or.id   Diakses

 pada tanggal 22 Agustus 2013.

Page 124: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 124/126

Page 125: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 125/126

Page 126: Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 126/126