diskusi kasus tania kulit ii.docx
TRANSCRIPT
Diskusi Kasus
Liken Simpleks Kronik
Pembimbing:
dr. Izazi Hari Purwoko, SpKK
Penyaji :
Tania Amrina, S.Ked
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSMH / FK UNSRI PALEMBANG
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Presentasi Kasus :
Liken Simpleks Kronis
Telah diterima sebagai salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya/Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 10 Februari 2014 s/d 26
Februari 2014.
Palembang, Februari 2014
Mengetahui
Pembimbing,
dr. Izazi Hari Purwoko,SpKK
Status Pasien
I. IDENTIFIKASI
Nama : Tn. E
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin
Kebangsaan
:
:
Laki-laki
Indonesia
Alamat : Jalan Abikusno Cokro Suyoso, Palembang
Status : Kawin
Pekerjaan : Satpam
Suku : Palembang
Pendidikan : SMA
No. Rec. Med : 0000798724
Kunjungan pertama kali ke Poliklinik IKKK RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang pada hari Selasa, 11 februari 2014.
II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis, pada tanggal 11 februari 2014, pukul 10.00 WIB)
Keluhan Utama:
Bercak putih kehitaman yang semakin menebal dan melebar disertai sisik putih
pada punggung kaki kanan dan kiri sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan:
Gatal
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Kisaran 1 tahun yang lalu, pasien mengeluh timbul bercak merah seukuran biji
jagung pada punggung kaki kiri disertai rasa gatal hilang timbul. Rasa gatal terutama
pada saat istirahat. Pasien sering menggaruk bercak tersebut hingga lecet. Bercak
tidak lembab. Bintil tidak ada. Kulit kering tidak ada. Keropeng tidak ada. Pasien
tidak berobat.
Kisaran 8 bulan yang lalu, pasien mengeluh bercak merah pada punggung kaki
kanan menjadi kehitaman disertai sisik putih dan semakin melebar seukuran uang
logam serta menebal. Pasien juga mengeluh muncul bercak merah pada punggung
kaki kanan seukuran biji jagung, disertai gatal terutama pada saat istirahat. Pasien
tidak berobat.
Kisaran 6 bulan yang lalu, pasien mengeluh bercak merah kehitaman disertai sisik
putih di punggung kaki kiri semakin menebal dan melebar hingga seukuran lebih
besar dari uang logam. Pasien juga mengeluh bercak merah pada punggung kaki
kanan melebar seukuran uang logam dan menjadi kehitaman. Bercak disertai gatal
terutama pada saat istirahat. Pasien membeli obat diwarung berupa salep Pien tze
huang.® Keluhan tidak berkurang.
Kisaran 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh bercak merah menjadi putih
kehitaman pada punggung kaki kiri seukuran lebih besar dari uang logam disertai sisik
putih. Pasien juga mengeluh bercak merah menjadi kehitaman pada punggung kaki
kanan semakin menebal dan melebar seukuran uang logam. Gatal semakin berat
terutama pada saat istirahat. Pasien akhirnya berobat ke Poliklinik Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan bercak kehitaman yang menebal disertai
sisik sebelumnya disangkal.
Riwayat infeksi saluran pernafasan atas atau bawah disangkal.
Riwayat timbul bercak kemerahan, gatal, maupun bintil saat memakai kaus
kaki atau sendal. (alergi bahan poliester,nilon, wool, latex )
Riwayat bersin – bersin pada pagi hari ada.
Riwayat ada masalah keluarga sejak 2 tahun terakhir.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Riwayat bercak merah kehitaman yang menebal disertai sisik pada anggota
keluarga disangkal.
Riwayat bersin pada pagi hari ada pada ayah dan ibu.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai Satpam, tinggal bersama ke dua anak dan Istri
Kesan: sosial ekonomi menengah ke bawah
Riwayat Higiene
Pasien mandi dua kali sehari menggunakan air PAM dan sabun batang.
Pasien mengganti kaos kaki setiap hari, pasien selalu menggunakan sepatu bot
setiap kerja sebagai satpam.
Riwayat memakai kaos kaki maupun sepatu milik orang lain disangkal.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 11 februari 2014, pukul 10.30 WIB
a. Status Generalikus
Keadaan Umum : sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis , GCS : 15
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Denyut Nadi : 80 x/menit
Frekuensi Napas : 20 x/menit
Temperatur : 36,5OC
Berat Badan : 57 kg
Tinggi Badan : 167 cm
Indeks Masa Tubuh : 24,02 kg/m2
Status Gizi : Baik
b. Keadaan Spesifik
Kepala
- Mata : Lipatan dennie morgan tidak ada, konjungtivitis
tidak ada, konjungtiva tidak anemis, orbital
darkening tidak ada, sklera tidak ikterik.
- Hidung : tidak ada sekret.
- Telinga : tidak ada kelainan.
- Mulut : tidak ada chelitis
- Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1
- Leher : JVP(5-2)cm H2O, tidak ada lipatan leher anterior
Thorax
- Jantung : HR 80x/menit, reguler, murmur tidak ada, gallop
tidak ada.
- Paru : Vesikuler normal, ronkhi tidak ada, wheezing
tidak ada.
Abdomen
- Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, Bising usus (+)
Ekstremitas
- Superior : Tidak ada kelainan.
- Inferior : Edema pre-tibia tidak ada, kulit lihat status
dermatologikus.
KGB : Pada inspeksi dan palpasi tidak terdapat
pembesaran KGB di regio submandibula, koli,
aksila, dan inguinal.
c. Status Dermatologikus
Regio dorsum pedis sinistra:
Likenifikasi, soliter, plakat, ireguler.
Plak hipopigmentasi – hiperpigmentasi, soliter, plakat, ireguler, bagian
permukaan ditutupi skuama putih, kasar, selapis; sebagian terdapat erosi,
multipel,milier - lentikuler, ireguler, diskret.
Regio dorsum pedis dekstra:
Likenifikasi, soliter, numuler, ireguler.
Plak eritem - hiperpigmentasi, soliter, ireguler, numuler, bagian permukaan
ditutupi skuama putih, kasar, selapis;sebagian diantaranya terdapat erosi,
multipel, milier - lentikuler, ireguler, diskret.
Gambar 1. Regio dorsum pedis dekstra et sinistra: tampak plak hiperpigmentasi disertai skuama putih pada regio pedis dekstra (a) dan sinistra (b)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Tes Goresan Lilin
Dilakukan penggoresan skuama dengan ujung gelas objek, didapatkan garis putih
Kesan: scrath tes (+)
- Tes KOH
Dilakukan pemeriksaan kerokan di tepi lesi kulit dari Regio pedis dextra et sinistra dengan penambahan KOH 10%. Hasil:
Hifa : tidak ditemukan
Spora : tidak ditemukan
(a) (b)
Gambar 2. Tidak ditemukan elemen jamur pada pemeriksaan kerokan di tepi lesi kulit dengan KOH 10%.
V. RESUME
Tn. E, laki-laki, 44 tahun mengeluh timbul bercak merah kehitaman yang melebar
dan menebal disertai sisik putih pada punggung kaki kanan dan kiri sejak 1 bulan
yang lalu. Bercak tersebut disertai rasa gatal. Kisaran 1 tahun yang lalu, timbul
makula eritem, lentikuler pada regio dorsum pedis sinistra, disertai gatal terutama saat
tidak beraktivitas. Kisaran 8 bulan yang lalu, makula eritem menjadi plak eritem-
hipergimentasi yang berukuran numular dan mengalami likenifikasi. Timbul pula
makula eritem, soliter pada regio dorsum pedis dextra, disertai rasa gatal terutama saat
tidak beraktivitas. Kisaran 6 bulan yang lalu, plak eritem hiperpigmentasi di regio
dorsum pedis sinistra semakin melebar dan makula eritem pada regio dorsum pedis
dekstra menjadi plak eritem hiperpigmentasi, numuler, ditutupi skuama putih. Pasien
membeli obat diwarung berupa salep Pien tze huang. Keluhan tidak berkurang.
Kisaran 2 bulan yang lalu plak hipopigmentasi-hiperpigmentasi pada regio
dorsum pedis sinistra semakin melebar (plakat) ditutupi skuama putih. Plak eritem-
hiperpigmentasi pada regio dorsum pedis dekstra semakin melebar dan mengalami
likenifikasi. Status generalis lokalis berada dalam batas normal. Status dermatologikus
menunjukkan pada regio dorsum pedis sinistra terdapat Likenifikasi, soliter, plakat,
ireguler. Plak hipopigmentasi – hiperpigmentasi, soliter, plakat, ireguler, bagian
permukaan ditutupi skuama putih, kasar, selapis; sebagian terdapat erosi,
multipel,milier - lentikuler, ireguler, diskret. dan pada regio dorsum pedis dekstra
Likenifikasi, soliter, numuler, ireguler. Plak eritem - hiperpigmentasi, soliter, ireguler,
numuler, bagian permukaan ditutupi skuama putih, kasar, selapis;sebagian diantaranya
terdapat erosi, multipel, milier - lentikuler, ireguler, diskret.
VI. DIAGNOSIS BANDING
- Liken simpleks kronik (neurodermatitis sirkumskripta)
- Dermatitis Numularis kronik
- Tinea pedis hiperkeratotik
VII. DIAGNOSIS KERJA
Liken simpleks kronik
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
Tidak dilakukan
IX. PENATALAKSANAAN
a. Umum
- Menyarankan pasien untuk mengurangi kebiasaan menggaruk lesi karena
dapat memperburuk kondisi lesi.
- Menjelaskan pada pasien bahwa penyakitnya kemungkinan besar disebabkan
oleh faktor stress.
- Memberitahukan kepada pasien untuk meminum obat dan kontrol teratur.
b. Khusus
- Topikal:
o Krim Clobetasol propionate 0,05%, 2x sehari dioleskan pada lesi.
- Sistemik:
o Tablet cetrizin 10 mg, diminum 1x sehari.
X. PROGNOSIS
- Quo ad Vitam : bonam
- Quo ad Functionam : bonam
- Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
Diskusi Kasus
1. Bagaimana menyingkirkan diagnosis banding?Liken Simpleks Kronik Dermatitis Numuler Tinea pedis
hiperkeratosisKasus
efelorosensi Plak hiperpigmentasi, hipopigmentasi, likenifikasi, erosi, ekskoriasi,skuama, umumnya lesi soliter, tapi dapat juga lebih atau mengenai sisi lainnnya.
Akut: Lesi basah, pustul papul, vesikel, eritem batas tegas, krusta, plak ukuran 1-3 cm x 3 -4,5 cmKronik: Sedikit vesikel, skuama, central healing, lesi kering, likenifikasi, plak batas tegas.
Bercak skuamasi difus, eritem, vesikel.
Likenifikasi, hipopigmentasi-hiperpigmentasi, erosi, skuama, soliter.
Predileksi Yang dapat dijangkau tangan seperti; skalp, leher, pergelangan kaki, eksterimitas ekstensor, labia mayora, dan skrotum.
Ekstremitas bagian ekstensor
Plantar pedis, dorsum pedis, medial dan lateral pedis.
Dorsum pedis
gatal Paroksimal, terutama saat tidak beraktivitas, saat sedang banyak pikiran, panas dan berkeringat.
Tidak dipengaruhi aktivitas, waktu maupun suhu.
Tidak dipengaruhi aktivitas, waktu maupun suhu.
Paroksimal, terutama saat tidak beraktivitas.
etiologi Gangguan mood, obssesive compulsive, asosiasi atopik, penyakit sistimik seperti gagal ginjal kronik dan kolelithiasis.
Infeksi saluran nafas atas dan bawah, infeksi gigi, hidrasi menurun, faktor alergen seperti debu rumah dan candida albicans.
Infeksi jamur dermatofita,paling banyak ialah tinea rubrum. Faktor resiko adalah pemakaian sepatu tertutup. Penggunaan fasilitas umum seperti kolam renang atau pemandian umum.
Ada faktor stressor berupa masalah keluarga.
Onset puncak > 30 th. 15 – 25 th dan 50 – 65 th.
Jarang pada anak, sering pada dewasa.
Umur pasien 44 th
Bedasarkan tabel tersebut diagnosis yang paling mendekati adalah liken simpleks kronik.
2. Apa faktor resiko liken simplek kronis dalam kasus ini?
Faktor resiko dari liken simplek kronis ialah faktor lingkungan seperti panas,
berkeringat, gangguan mood, obssesive compulsive, asosiasi atopik, penyakit sistimik
seperti gagal ginjal kronik dan kolelithiasis. Dari anamnesis kita dapatkan bahwa pasien
memiliki faktor resiko berupa stressor masalah rumah tangga. Pasien neurodermatitis
umumnya memiliki skor depresi tinggi. Diduga neurotransmitter yang mempengaruhi
mood misalnya dopamin, serotonin,dan peptida opioid mengatur persepsi gatal melalui
jalur descending spinal. Rasa gatal paroksimal yang muncul akan menyebabkan pasien
menggaruk kulit menyebabkan trauma friksi yang berulang sehingga terjadilah inflamasi
kronis pada kulit tersebut. Trauma friksi dan inflamasi akan meningkatkan mitosis sel
keratinosit di stratum basale menyebabkan likenifikasi. Selain itu juga inflamasi kronis
akan menyebabkan hiperpigmentasi dan hipopigmentasi.
3. Apa kompetensi dokter umum untuk liken simplek kronis?
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
4. Bagaimana mengatasi faktor stressor pada pasien?
Karena KDU untuk gangguan mood maksimal adalah 3A maka dokter umum
terbatas hanya melakukan konseling untuk manajemen stressor dan merujuk ke psikiater.
PR
1. Nama lain dari dermatitis atopik dan hubungannya dengan liken simpleks kronis ?
Nama lain dermatitis atopik antara lain adalah ekzema konstitusional,ekzema
fleksural,neurodermatitis diseminata,prurigo beisner.
Neurodermatitis merupakan istilah umum untuk dermatosis yang disebabkan oleh
trauma berulang seperti garukan maupun gesekkan dikarenakan gesekkan maupun
garukan tersebut dapat mengurangi rasa pruritus. Neurodermatitis dapat dimaksudkan
sebagai dermatitis atopik (neurodermatitis diseminata) dan liken simpleks kronis
(neurodermatitis siskrumkripta).
Dermatitis atopik memiliki hubungan erat dengan liken simplek kronis. Keluhan
gatal pada dermatitis atopik seringkali sangat berat menyebabkan pasien menggaruk dan
menggosok lesi berulang kali. Etiologi utama dari liken simpleks kronik sendiri adalah
garukan berulang yang memicu inflamasi kronis yang berujung pada likenifikasi dan
hiperpigmentasi.
2. Bagaimana memeriksa skuama yang halus?
Dengan tes dermatologi manual:
Scrath test
Untuk melihat ada skuama atau tidak (skuama halus) dengan cara menggores lesi
menggunakan tepi objek glass. Hasil positif jika ada goresan putih.
Stretch test
Lesi ditegangkan dengan kedua ibu jari. Skuama halus akan lebih mudah terlihat.
3. Apa arti miselium?
Adalah bagian jamur multiseluler yang dibentuk oleh kumpulan beberapa hifa.
Sebagian miselium berfungsi sebagai penyerap makanan dari organisme lain atau sisa –
sisa organisme. Miselium yang menyerap makanan disebut miselium vegetatif. Bagian
miselium juga ada yang berdiferensiasi membentuk alat reproduksi disebut miselium
generatif.
Daftar Pustaka
1. Cohen D E, Jacob S E. Allergic contact dermatitis. In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. ed. New York: McGraw-Hill; 2003.p.146-135.
2. James W D, Berger T G, Elston M D. 2006. Andrews’ Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. – Ed 10 -. USA: Saunders Company. 96-95.
3. Miselium. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Miselum pada tanggal 20 Februari 2014.