blok 10 - urogenital 1
DESCRIPTION
Makalah ini membahas mengenai gangguan yang terjadi pada ginjalTRANSCRIPT
Pengaruh Filtrasi Ginjal terhadap Mekanisme Kerja GinjalHenricho Hermawan
10.2014.108 / B5
18 September 2015
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email: [email protected]
Abstract
Human kidney functions to maintain fluid balance in the human body. This
mechanism is done in three ways, namely filtration, reabsorption and secretion. Performed
by filtration in the kidney glomerulus and reabsopsi and occur along the renal tubular
secretion. Many substances are filtered, but not the least which will then be absorbed back
because it is still needed by the body. Mechanisms of reabsorption in the kidneys occurs by
passive diffusion and is also not uncommon through active diffusion that require energy. In
this process also involves the counter-current mechanism because there are two adjacent
tubular and has a counter flow. This occurs due to the pressure difference caused by different
permaebilitas the tubular membrane. Furthermore the secretion is used to dispose of waste
products that need to be required to maintain the balance of body fluids. When all this
process is interrupted it will can lead to kidney failure, one example is a disorder in which
the glomerular filtration organ. This can occur due to inflammation of the membrane, and the
resulting escape some substances that should not be able to escape if there is no
inflammation. This disorder is called glomerulonephritis.
Keywords: Counter current, glomerulonephritis
Abstrak
Ginjal pada manusia berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
manusia. Mekanisme ini dilakukan dengan tiga cara yaitu filtrasi, reabsorpsi dan sekresi.
Filtrasi pada ginjal dilakukan oleh glomerulus dan reabsopsi serta sekresi terjadi disepanjang
tubulus ginjal. Banyak zat-zat difiltrasi, namun tidak sedikit yang kemudian akan diabsorpsi
kembali karena masih dibutuhkan oleh tubuh. Mekanisme reabsorpsi pada ginjal terjadi
dengan cara difusi pasif dan juga tidak jarang terjadi melalui difusi aktif yang membutuhkan
energy. Pada proses ini juga melibatkan mekanisme counter-current karena ada dua tubulus
yang berdekatan dan memiliki aliran yang berlawanan. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan tekanan akibat perbedaan permaebilitas pada membrane tubulus. Selanjutnya
~ 1 ~
sekresi digunakan untuk membuang zat sisa metabolisme yang perlu diperlukan untuk
menjaga keseimbangan cairan tubuh. Bila semua proses ini terganggu maka akan dapat
mengakibatkan gagal ginjal, salah satu contohnya adalah gangguan pada organ filtrasi yaitu
glomerulus. Hal ini dapat terjadi karena adanya peradangan pada membrannya, dan
mengakibatkan lolos beberapa substansi yang seharusnya tidak dapat lolos jika tidak terjadi
peradangan. Gangguan ini disebut dengan glomerulonefritis.
Kata kunci: Counter current, glomerulonefritis
Pendahuluan
Tubuh manusia memiliki berbagai macam organ yang memiliki fungsinya masing-
masing untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Darah dalam tubuh manusia
berguna sebagai pembawa nutrisi ke seluruh tubuh. Selain nutrisi darah juga mengandung
sisa metabolisme dari seluruh tubuh dan sebagian dari sisa metabolisme tersebut haruslah
dibuang. Maka dari itu tubuh memerlukan organ yang berfungsi sebagai filter untuk
membersihkan darah.
Ginjal adalah organ yang memiliki fungsi untuk filter darah. Melalui organ ini darah
akan dibersihkan dari sisa metabolise tubuh yang harus dibuang. Namun demikian di dalam
ginjal juga terjadi penyerapan kembali beberapa zat yang masih diperlukan tubuh. Maka dari
itu apabila ada gangguan pada organ ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan salah
satunya contoh gangguan pada fungsi ginjal adalah glomerulonefritis.
Sistem Urinaria
Gambar 1. Letak ginjal
~ 2 ~
Sistem urinaria adalah suatu sistem saluran dalam tubuh manusia yang berfungsi
untuk membersihkan tubuh dari zat-zat yang tidak diperlukan.1 Sistem ini terdiri dari
beberapa bagian yaitu ginjal, ureter, kantung kencing (vesica urinaria) dan juga uretra. Ginjal
berfungsi untuk mengeluarkan secret urine, ureter memiliki fungsi untuk menyalurkan urine
dari ginjal ke kantung kencing, sedangkan kantung kencing berfungsi untuk menampung
urine yang dihasilkan ginjal. Terakir uretra berfungsi untuk mengeluarkan urine dari kantung
kencing.2
Ginjal terletak retroperitoneal di rongga lumbar dan disebelah dari columna
vertebrae.3 Bagian anterior ginjal berbatasan dengan organ abdomen dan bagian posteriornya
berbatasan dengan dinding tubuh belakang. Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari
belakang, mulai dari ketinggian vertebrae torakalis terakhir hingga ke vertebrae lumbalis
ketiga, namun demikian letak kedua ginjal tidak sejajar ginjal kanan sedikit lebih rendah dari
kiri karena hati menduduki cukup banyak ruang di sebelah kanan.2
Ginjal mempunyai ukuran panjang sekitar 7cm dan tebal sekitar 3cm. Ginjal
terbungkus dalam kapsu yang terbuka ke bawah.1,2 Pembungkus ini terbuat dari kapsul tipis
jaringan fibrosa yang berupa pembungkus yang rapat namun halus. Di antara ginjal dan
kapsul fibrosa terdapat jaringan lemak yang berfungsi melindungi ginjal terhadap gocangan.
Pada orang yang kekurangan makan, lemak akan menipis sehingga perlindungan terhadap
ginjalpun tidak akan maksimal.1 Pada bagian superior ginjal terdapat kelenjar anak ginjal
(suprarenalis) yang penting dan merupakan bagian dari sistem endokrin.
Gambar 2. Struktur ginjal
Capsula fibrosa dari ginjal merupakan lembaran jaringan yang kuat menempel pada
permukaan ginjal yang terdiri dari jaringan ikat kolagen dengan hanya sedikit jaringan ikat
~ 3 ~
fibrosa.3 Tepat dibawah lapisa superfisilanya terdapat lapisan kedua yang juga terdiri dari
jaringan ikat kolagen. Lamina interna dan lamina eksterna ginjal terpisah satu dengan yang
lainnya.
Capsula adiposa atau kapsul lemak terdiri dari structural lemak yang terbagi menjadi
beberapa kompartemen. Jumlah lemak pada bagian lateral lebih banyak daripada dibagian
medial sedangkan untuk kompartemen pada bagian cranial lebih banyak daripada bagian
caudanya. Glandula adrenal terletak pada bagian cranial dari capsula adipose.3 Keduanya
dipisahkan oleh septum fibrosa longgar.
Dalam waktu 1 menit ada sekitar 20% darah yang akan masuk ke dalam ginjal untuk
dibersihkan.1 Darah itu mengalir melalui arteri renalis yang masuk ke jaringan ginjal dan
bercabang-cabang hingga menjadi kapiler dan mencapai suatu bangunan yang dinamakan
dengan glomerulus.
Gambar 3. Glomerulus
Glomerulus memiliki bentuk seperti gelas untuk minum anggur dan pembuluh kapiler
mengisi bagian dalam gelas tersebut. Pembuluh kapiler berhubugan langsung menempel pada
bagian dalam gelas akan diserap cairannya sehingga mengisi “kaca” yang membentuk gelas
anggur tersebut. Bagian lanjutan dari glomerulus adalah tubuli renalis, tubuli/tubulus ini
terdiri dari saluran panjang yang terbagi atas bagian hulu (tubulus proksimal) dan bagian
muara (tubulus distal).
Pada bagian dalam ginjal terdapat korteks pada bagian luarnya, medulla pada bagian
dalam serta pelvis. Hilus ginjal terletak pada bagian medial dari depan ke belakang
merupakan tempat lewat v. renalis, a. renalis, pelvis ureter dan pembuluh limfe serta nervus
vasomotor simpatis. Pelvis renalis terbagi menjadi dua atau tiga calises major yang terbagi
lagi menjadi calises minor yang menerima urine dari pyramid medulla melalui papilla.4
~ 4 ~
Gambar 4. Vaskularisasi ginjal
Darah yang difilter disuplai dari arteri yang bercabang dan masuk ke dalam ginjal.
Arteri ini berasal dari arteri renalis bercabang langsung dari aorta abdominalis. Arteri ini akan
masuk ke hilus melalui cabang anterior dan posterior. Cabang anterior dan posterior ini akan
membentuk arteri interlobaris, selanjutnya arteri akan beranastomosis pada bagian antara
korteks dan medulla ginjal membentuk arteri arcuata. Arteri arcuata akan kembali bercabang
lagi membentuk arteri interlobaris. Arteri interlobaris akan bercabang menjadi arteriol aferen
yang akan membentuk sekitar 50 kapiler untuk membentuk glomerulus. Arteriol eferen akan
meninggalkan setipa glomerulus membentuk kapiler lainnya yaitu kapiler peritubular yang
mengelilingi tubulus proksimal dan tubulus distal untuk member nutrient pada tubulus
tersebut mengeluarkan zat-zat yang akan direabsorpsi.5
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang
merentang sampai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya adalah 25 cm sampai 30 cm dan
berdiameter 4 mm sampai 6 mm. Saluran ini menyempit di tiga tempat: di titik asal ureter
pada pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis dan di titik pertemuannya dengan
kandung kemih. Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini ,
mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal.5
Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan: lapisan terluar adalah lapisan fibrosa, di
tengah adalah muskularis longitudinal ke arah dalam dan otot polos sirkular ke arah luar, dan
lapisan terdalam adalah epitelium mukosa yang mensekresi selaput mukus pelindung.
Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik intrinsik. Gelombang peristalsis mengalirkan urine
dari kandung kemih keluar tubuh.5
Kandung kemih atau Vesica Urinaria adalah organ muskular berongga yang berfungsi
sebagai kontainer penyimpanan urine. Pada laki-laki, kandung kemih terletak tepat di
belakang simfisis pubis dan di depan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di
~ 5 ~
bawah uterus di depan vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis
saat kosong; organ berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilikus dalam rongga
abdominopelvis jika penuh berisi urine.5
Gambar 5. Sistem urinaria
Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan lipatan-lipatan peritoneum dan
kondensasi fasia. Dinding kandung kemih terdiri dari empat lapisan yaitu serosa, otot
detrusor, submukosa dan mukosa. Serosa adalah lapisan terluar. Lapisan ini merupakan
perpanjangan lapisan peritoneal rongga abdominopelvis dan hanya ada di bagian atas pelvis.
Otot detrusor adalah lapisan tengah. Lapisan ini tersusun dari berkas-berkas otot polos yang
satu sama lain saling membentuk sudut. Ini untuk memastikan bahwa selama urinasi,
kandung kemih akan berkontraksi dengan serempak ke segala arah. Submukosa adalah
lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah mukosa dan menghubungkannya dengan
muskularis. Mukosa adalah lapisan terdalam. Lapisan ini merupakan lapisan epitel yang
tersusun dari epitelium transisional. Pada kandung kemih yang relaks, mukosa membentuk
ruga (lipatan-lipatan), yang akan memipih dan mengembang saat urine berakumulasi dalam
kandung kemih. Trigonum adalah area halus, triangular, dan relatif tidak dapat berkembang
yang terletak secara internal di bagian dasar kandung kemih. Sudut-sudutnya terbentuk dari
tiga lubang. Di sudut atas trigonum, dua ureter bermuara ke kandung kemih. Uretra keluar
dari kandung kemih di bagian apeks trigonum.5
~ 6 ~
Uretra mengalirkan urine dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh. Pada laki-
laki, uretra membawa cairan semen dan urine, tetapi tidak pada waktu yang bersamaan.
Uretra laki-laki panjangnya mencapai 20 cm dan melalui kelenjar prostat dan penis. Uretra
pada laki-laki dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu uretra pars prostatika, uretra pars
membranosa, dan uretra pars kavernosus. Uretra pars prostatika dikelilingi oleh kelenjar
prostat. Uretra ini menerima dua duktus ejakulator yang masing-masing terbentuk dari
penyatuan duktus deferens dan duktus kelenjar vesikel seminal, serta menjadi tempat
bermuaranya sejumlah duktus dari kelenjar prostat. Uretra pars membranosa adalah bagian
yang terpendek (1 cm sampai 2 cm). Bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi otot rangka
sfingter uretra eksternal. Uretra pars kavernosus (penile, berspons) merupakan bagian yang
terpanjang. Bagian ini menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai orifisium
uretra eksternal pada ujung penis. Tepat sebelum mulut penis, uretra membesar untuk
membentuk suatu dilatasi kecil, fossa navicularis. Uretra kavernus dikeliling korpus
spongiosum, yaitu suatu kerangka ruang vena yang besar.5
Uretra pada perempuan berukuran pendek (3,75 cm). Saluran ini membuka keluar
tubuh melalui orifisium uretra eksternal yang terletak dalam vestibulum antara klitoris dan
mulut vagina. Kelenjar uretra yang homolog dengan kelenjar prostat pada laki-laki, bermuara
ke dalam uretra. Panjangnya uretra laki-laki cenderung menghambat invasi bakteri ke
kandung kemih (sistitis) yang lebih sering terjadi pada perempuan.5
Unit Fungsional Ginjal
Gambar 6. Nefron
~ 7 ~
Nefron merupan struktur fungsional ginjal terkecil. Satu ginjal mengandung 1 sampai
4 juta nefron. Setiap nefron memiliki glomerulus, kapsul bowman, tubuli kontortus
proksimal, ansa henle, dan tubuli kontortus distal. Glomerulus berada di dalam sebuah kapsul
yaitu kapsul bowman. Glomerulus dan kapsula Bowman disebut juga korpsukel ginjal atau
korpus renalis.5
Dalam ginjal sendiri, terdapat dua jenis nefron yakni nefron kortikal yang pendek dan
nefton jukstamedular yang panjang.7 Nefron dapat digolongkan berdasar panjangnya ansa
Henle, dikenal 2 jenis nefron. Nefron (korteks) pendek meluas hanya sampai ke zona luar
medula, dengan segmen tipis dan pendek pada pars descenden. Nefron (yukstamedular)
panjang mencapai zona medula, bahkan dekat puncak papila. Jenis nefron pendek lebih
banyak daripada jenis nefron panjang. 6
Panjang nefron jukstamedullar kurang lebih sekitar 40mm. Korpuskel adalah bagian
dari nefron yang berfungsi untuk filtrasi cairan darah sedangka tubular terjadi perubahan dari
hasil filtrasi menjadi urin.
Gambar 7. Mikroskopik glomerulus
Glomerulus dibentuk oleh beberapa gulungan anastomosis kapiler yang berasa dari
cabang arteriol aferen glomerulus.7 Glomerulus dikelilingi oleh kapsul berdinding ganda yang
disebut dengan kapsula bowman. Kapsul ini terbagi atas dua bagian yaitu bagian visceral dan
bagian parietal. Lapisan visceral adaah lapisan internal epithelium. Sel-sel lapisan visceral
dimodifikasi menjadi sel podosit, sel yang berbentu seperti kaki.5 Untuk menjalankan fungsi
fisiologisnya selain sel podositm glomerulus juga memiliki sel mesangial yang dapat
berkontraksi ataupun berelaksasi untuk menyesuaikan banyaknya aliran darah serta
membrane basalis glomerulus sebagai dinding filtrasi.8
Setiap sel podosit podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerulus melalui
beberapa prosesus primer yang mengandung prosesus sekunder yang disebut dengan
~ 8 ~
prosesus kaki atau pedikel. Pedikel berinterdigitasi dengan prosesus yang sama dari podosit
tetangga. Ruang sempit antar pedikel-pedikel yang berinterdigitasi disebut filtration slits
yang lebarnya sekitar 25 nm. Setiap pori dilapisi oleh selapis membrane tipis yang
memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya.5 Barier filtrasi
glomerular adalah barier jaringan yang memisahkan darah dalam kapilar glomerular dari
ruang dalam kapsul bowman. Barier ini terdiri dari endothelium kapiler, membrane lamina
dan filtration slit.
Lapisan parietal kapsula bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal. Pada
kutup vascular terdapat arteriola aferen yang akan masuk ke glomerulus dan arteriol eferen
yang akan keluar dari glomerulus. Pada kutup urinarius. Glomerulus memfiltrasi aliran yang
masuk ke tubulus konturtus proksimal.5
Gambar 8. Mikroskopik tubulus proksimal
Tubulus kontortus proksimal adalah sebuah saluran yang panjangnya kurang lebih 13-
16 nm. saluran ini terdiri dari sel epitel selapis kubus yang intinya sedikit dan saling
berjauhan tubuli ini juga mempunyai mikrovilus.5 Cairan filtrate dialirkan melalui kutub
tubular yang merupakan ruang Bowman dan tubulus proksimal.7 Pada kutub tubular, epitel
gepeng selapis kapsula bowman pars parietal bergabung dengan epitel kuboid selapis tubulus
proksimal. Tubulus proksimal sendiri terbagi atas bagian yang bergulung (pars konturtus)
dan bagian lurus (pars rektus).
~ 9 ~
Tubulus kontortus proksimal akan berhubungan dengan pars descenden ansa Henle
yang masuk ke dalam medula, membentuk lekukan, dan membalik ke atas membentuk
tungkai ascenden ansa Henle. Nefron korteks (nefron pendek) terletak di bagian terluar
korteks. Nefron ini memiliki lekukan pendek yang memanjang sepertiga bagian atas medula.
Nefron yukstaglomerular (nefron panjang) terletak dekat medula. Nefron ini menjulur ke
dalam piramid medula.5
Filtrat selanjutnya akan melanjutkan perjalanan ke ansa henle. Anse henle terbagi
menjadi 3 bagian yaitu ansa henle segmen tebal pars descendens atau seringkali disebut
dengan tubulus rektus proksimal, ansa henle segmen tipis dan lengkung henle serta bagian
terakhir adalah ansa henle segmen tebal pars ascendens atau tubulus kontortus distalis.7
Segmen tipis yang memiliki diameter 15-20µm disusun oleh epitel selapis gepeng dengan
tinggi sekitar 1,5-2µm. Panjang bagian ini bervariasi, pada nefron kortikal panjangnya sekitar
1,5-2mm namun pada nefron jukstraglomerular sekitar 9-10mm.
Gambar 9. Mikroskopik tubulus distal dan ductus kolektivus
Tubulus kontortus distal adalah saluran yang mirip dengan tubulus kontortus
proksimal, kedua saluran ini berkelok-kelok. Panjang tubuli kontortus distal kurang lebih
sekitar 5 nm dan membentuk bagian terakhir nefron. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini
bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol
mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut makula densa.7 Tubulus konturtus
~ 10 ~
berdiameter sekitar 25-45µm dan panjang sekitar 4-5mm. Tubulus ini akan mengalir ke
duktus pengumpul atau duktus koligens.5
Duktus koligens bukan merupakan bagian nefron. Saluran ini berasal dari jaringan
embriologi yang berbeda, dan baru pada tahap perkembangan selanjutnya bergabung dengan
nefron membentuk struktur yang kontinu.7 Tubulus kontortus distal dari beberapa nefron akan
membentuk saluran pendek yaitu collecting tube yang nantinya akan bermuara pada ductus
koligen.
Gambar 10. Apparatus jukstamedularis
Apparatus jukstamedularis terdiri atas makula densa (bagian dari tubulus distal, sel-
sel jukstaglomerular (bagian dari arteriol aferen glomerulus terdekat dan ada juga di arteriol
eferen) dan sel-sel mesangial ektraglomerular (Polkissen, sel lacis atau bantal kutub).7 Sel
makula densa tinggi dan langsing, maka inti selnya terlihat jauh lebih rapat daripada inti sel
tubulus distal di lokasi lain. Bila menggunakan mikroskop electron terlihat banyak mikrovili,
mitoondria kecil, dan badan golgi terletak di bawah inti (infranuclear). Sel-sel
jukstaglomerular merupakan modifikasi sel-sel otot polos tunika media arterio aferen dan
terkadang eferen glomerulus. Sel-sel ini memiliki banyak sekali persarafan serat simpatis. Inti
selnya bulat, tidak memanjang. Sel jukstraglomerular mengandung granula spesifik yang
ternyata merupakan enzim proteolitik bernama rennin. Sel jukstaglomerular dan makula
densa memiliki hubungan geografik yang special karena lamina basal yang normalnya
tedapat pada epitel dan jaringan lain, tidak ditemukan di lokasi ini, sehingga terjadi kontak
yang sangat erat antara sel-sel makula dengan dengan sel-sel aparaus jukstraglomerular. Sel-
sel mesangial esktraglomerular adalah anggota ketiga penyusun apparatus jukstaglomerular,
menempati ruangan yang dibatasi oleh arteriol eferen, makula densa, arteriol eferen dan utub
~ 11 ~
vascular korpuskel ginjal. Sel-sel mesangial terkadang mengandung granula dan mungkin
berhubungan dengan sel mesangial intraglomerular.
Fungsi Ginjal
Fungsi spesifik yang dilakukan oleh ginjal, yang sebagian besar ditunjukan untuk
mempertahankan kestabilan lingkungan cairan internal:8
(1) mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh;
(2) mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES termasuk Na+, Cl-, K+,
HCO3-, Ca2+, Mg2+, SO4
2-, PO42-, dan H+. Bahkan fluktuasi minor pada konsentrasi
sebagai elektrolit ini dalam CES dapat menimbulkan pengaruh besar. Sebagai contoh,
perubahan konsentrasi K+ di CES dapat menimbulkan disfungsi jantung yang fatal;
(3) memelihara volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka-panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui
peran ginjal sebagai pengatur keseimbangan garam dan H2O;
(4) membantu memelihara keseimbangan asam basa tubuh dengan menyesuaikan
pengeluaran H+ dan HCO3- melalui urin;
(5) memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh, terutama
melalui pengaturan keseimbangan H2O;
(6) mengekskresikan (eliminasi) produk-produk sisa (buangan) dari metabolisme
tubuh, misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk, zat-zat sisa
tersebut bersifat toksik, terutama bagi otak;
(7) mengekresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada
makanan, peptisida, dan bahan-bahan eksogen non-tu dinding nutrisi lainnya yang
berhasil masuk ke tubuh;
(8) mengekskresikan eritropoietin, suatu hormon yang dapat meranagsang
pembentukan sel darah merah;
(9) mensekresikan renin, suatu hormon enzimatik yang memicu reaksi berantai yang
penting dalam proses konservasi garam oleh ginjal;
(10) mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
Filtrasi Glomerulus
Cairan yang akan difiltrasi akan melewati tiga lapisan yaitu dinding kapier
glomerulus, membrane basal dan lapisan dalam kapsul bowman.Untuk melaksanakan filtrasi
glomerulus, harus terdapat gaya yang mendorong sebagian dari plasama di glomerulus untuk
dapat menembus membran glomerulus. Ada tiga factor yang akan berpengaruh pada gaya
dorong terhadap glomerulus yakni:8
~ 12 ~
a. Tekanan darah kapiler glomerulus
Tekanan cairan yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapuler glomerulus. Tekanan
ini akan bergantung pada gaya pompa yang dihasilkan oleh jantung dan resistensi
terhadap aliran darah yang dihasilkan oleh arteriol aferen dan eferen.
b. Tekanan osmotic koloid plasma
Ditimbulkan oleh distribusi tidak seimbang protein-protein plasma di kedua sisi
membrane glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi maka protein plasma terdapat di
kapiler glomerulus tetapi tidak di kapsul bowman. Karena itu, konsentrasi H2O lebih
tinggi di kapsul bowman daripada di kapiler glomerulus. Timbul kecenderungan H2O
untuk berpindah melalui osmosis menuruni gradient konsentrasinya sendiri dari
kapsul bowman ke dalam glomerulus melawan filtrasi.
c. Tekanan hidrostatik kapsul bowman
Tekanan yang ditimbulkan oleh cairan di bagian awal tubulus ini diperkirakan
sekiyar 15mmHg. Tekanan ini yang cenderung mendorong cairan keluar kapsul
bowman, melawan filtrasi cairan dari glomerulus menuju kapsul bowman.
Gambar 11. Glomerulus filtration rate
Pengaturan aliran filtrasi kadang harus dilakukan sesuai dengan kekuatan pompa
jantung. Apabila tekanan meningkat maka ada mekanisme dari ginjal untuk melakukan
homeostasis agar tekanan tidak terlalu berubah jauh dari tekanan normal pada arteri dalam
ginjal. Ada dua mekanisme intrarenal yang berperan dalam melakukan fungsi homeostasis ini
yakni miogenik dan umpan balik tubuloglomerural.8
~ 13 ~
Pada mekanisme miogenik maka akan melibatkan otot-otot polos yang membungkus
arteriol aferen.8 Apabila terjadi peningkatan tekanan darah maka secara otomatis pembuluh
darah meregang mengakibatkan otot polos harus berkontraksi dan akan menghasilkan
keadaan yang menurunkan tekanan pembuluh darah. Sebaliknya apabila tekanan darah
menurun maka akan secara otomatis membuat otot polos yang ada berelaksasi dan membuat
diameter pembuluh darah membesar dan juga akan meningkatkan tekanan darah.
Gambar 12. Kapiler glomerulus
Mekanisme umpan balik tubuloglomerural terjadi apabila tekanan arteri meningkat
sehingga cairan yang difiltrasi dan mengalir distal lebih besar dari normal.8 Sebagai respon
dari itu maka salah satu sel yang ada pada apparatus jukstaglomerulus yaitu sel makula densa
mengeluarkan adenosine yang bekerja secara parakrin local pada arterior aferen sekitar untuk
menyebabkan kontriksi sehingga aliran darah kembali normal dan LFG juga kembali normal.
Demikian juga mekanisme yang terjadi apabila tekanan darah turun maka sekresi adenosine
oleh makula densa menurun.
Jumlah darah yang difiltrasi tiap menit oleh glomerulus dinyatakan sebagai
Glomerular filtration rate (GFR). GFR dapat dihitung dengan cara menghitung jumlah
substansi dalam plasma dan jumlah substansi yang di ekskresi.9 Substan yang digunakan
~ 14 ~
untuk menghitung GFR harus melalui filtrasi namun tidak di reabsorpsi ataupun di sekresi
dalam tubulus. Sebuah polymer fruktosa yaitu Inulin memenuhi criteria ini. Selain itu
banyaknya volume plasma yang dibersihkan dari substan dinyatakan sebagai renal plasama
clereance.
Reabsorpsi Tubulus Ginjal
Semua substansi yang ada pada plasma darah akan difiltrasi kecuali protein. Selain
mengandung sisa metabolisme yang perlu dibuang, di dalam plasma juga masih terkandung
substansi yang masih perlu oleh tubuh.9 Maka dari itu diperlukan suata mekanisme untuk
mengembalikan substansi yang sudah setengah jalan menuju pembuangan.8
Jumlah darah yang difiltrasi tiap menit berjumlah sekitar 125 ml/mnt dan pada
umumnya sekitar 124 ml/mnt akan direabsoprsi kembali ke dalam tubuh. Untuk detailnya
sendiri, jumlah substransi yang akan direabsoprsi sekitar 99% H2O, 100% glukosa, dan
99,5% garam yang terfiltrasi.8
Reabsorpsi tubulus merupakan proses selektif karena tidak sembarangan substansi
akan diambil kembali ke dalam tubuh. Substansi yang telah diabsorpsi dipindahkan dari
lumen tubulus ke dalam tubuh melalui kapiler peritubulus yang mengelilingi tubulus untuk
memberikan nutrisi kepada tubulus ginjal.8
Protein kecil dan beberapa jenis hormone protein direabsorpsi di tubulus melalui
proses endositosis.9 Substansi lainnya direabsorspi ataupun disekresi di tubulus ginjal melalui
proses difusi antara sel dan melalui sel menggunakan difusi terfasilitasi atau juga bisa
menggunakan transport aktif melawan konstentrasi gradient.8,9
Dinding tubulus memiliki ketebalan satu sel dan terletak dekat dengan kapiler tubulus
yang mengelilinginya. Sel tubulus yang dekat namun tidak berikatan di satukan olhe tight
junction, pada bagian lateral dari membran luminal yang menghadap ke lumen tubulus.
Cairan interstitium terletak di celana antara sel-sel yang berdektan (ruang lateral), serta di
antara tubulus dan kapiler. Membran basolateral menghadap cairan intersitium di bagian
basal dan tepi lateral sel. Tight junction umumnya berfungsi untuk menghambat bahan
mengalir di antara sel sehingga substan harus menembus sel untuk meninggalkan lumen
tubulus dan masuk ke darah.8 Tahapan transport transpepitel:
a. Tahap 1
Substan harus meninggalkan caira tubulus dengan melewati membrane lumial sel
tubulus
b. Tahap 2
Bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya
~ 15 ~
c. Tahap 3
Bahan harus melewati membrane basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan
interstitium
d. Tahap 4
Bahan harus berdifusi melalui cairan interstitium
e. Tahap 5
Bahan harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah
Gambar 13. Membrane filtrasi
Reabsoprsi di dalam ginjal bisa terjadi secara aktif ataupun pasif tergantung pada
kebutuhannya. Proses akan terjadi secara pasif apabila dari 5 proses transport transepitel tidak
ada yang memerlukan energy sebaliknya aktif apabila satu atau bahkan 5 proses transport
transepitel memerlukan energy. Bahan yang ditransor secar aktif misalnya glukosa, asam
amino, nutrient organic seperti Na+, PO43-.8
Reabsorpsi Na+ dan Cl- memiliki peranan penting dalam mengatur jumlah elektrolit
dalam tubuh serta air.9 Untuk tambahan bahwa setiap kali terjadi reabsoprsi Na makan akan
dibarengi juga dengan reabsorpsi H+, glukosa, asam amino, fosfat dan elektrolit lainnya
melalui dinding tubulus.9 Reabsorpsi Na dalam tubuh bersifat unik dan kompleks. Dari hasil
filtrasi yang ada sekitar 99,5% nya akan mengalami reabsorpsi. Reabsorpsi Na disepanjang
tubulus memiliki fungsinya masing-masing pada setiap tubulus.8
~ 16 ~
Pada tubulus proksimal, reabsorpsi Na+ berfungsi unuk membantu reabsorpsi glukosa,
asam amino, H2O, Cl-, dan urea. Dibagian ansa henle pars ascendens bersama dengan
reabsorpsi Cl-, reabsorpsi Na+ pada bagian ini berperan penting dalam kemampuan ginjal
menghasilkan urin dengan konsentrasi dan volume bervariasi, bergantung pada kebutuhan
tubuh untuk menghemat atau mengeluarkan H2O.8 Lain halnya dengan reabsorpsi Na+ pada
tubulus distal dan koligenten yang berada dibawah kontorl hormone. Reabsoprsi ini berperan
penting untuk mengatur volume CES yang penting untuk mengatur kontol jangka panjang
terhadap tekanan arteri dan sebagian juga berkaitan terhadap sekresi K+ dan H+.
Gambar 14. Reabsorpsi Na+
Jumlah Na tercermin dalam volume CES, ketika jumlah Na di atas normal maka
aktivitas osmotic CES meningkat membuat kelebihan Na yang terjadi akan menahan
tambahan H2O untuk meningkatkan volume CES. Sebaliknya ketika jumlah Na berda
dibawah normal maka aktvitas CES pun akan berkurang, dan jumlah H2O yang dapat ditahan
di CES lebih rendah daripada normal sehingga volume CES berkurang.
Sistem hormone yang mengatur reabsoprsi Na adalah sistem rennin-angiotensin-
aldosteron (SRAA). Pada sistem iin terdapat makula densa yang peka terhadap NaCl yang
melaluinya. Makula densa berada pada bagan tubullus apparatus jukstaglomerulus. Sel
makula densa akan memicu sel granular untuk mensekresi rennin lebih banyak lagi.
Peningkatan sekresi rennin akan membuat meningkatnya juga reabsoprsi terhadap Na. Cl,
secara pasif akan mengikuti Na untuk menuruni gradient konsentrasi. Manfaat akhir dair
~ 17 ~
retensi garam ini untuk mendorong retensi H2O secara otomatis guna membantu memulihkan
volume plasma sehingga penting dalam control jangka panjang tekanan darah.8
Setelah disekresi oleh ginjal rennin akan bekerja mengaktifkan angiotensinogen untuk
menjadi angiotensin I di dalam hati. Ketika mencapai ke paru-paru angiotensin I akan
berubah menjadi angiotensin II dengan bantuan angiotensin-converting enzyme. Angiotensin
II adalah hormone utama yang berguna untuk mensekresi aldosteron. Fungsi hormone ini
terhadap Na adalah utnuk meningkatkan reabsorpsi di tubulus distal dan ductus koligentes.8
Gambar 15. Transport aktif sekunder
Glukosa dan asam amino direabsorpsi melalui transport aktif sekunder.Meskipun
glukosa dan asam smino berpindah memalui dengan cara melawan gradient konsetrasi dari
lumen tubulus hingga ke dalam darah namun tidak ada energy yang digunakan secara
langsung dalam proses pemindahannya. Pada proses ini energy hanya digunakan untuk
mengakitfkan pembawa transport khusus unutuk mengangkut Na+. Transpor aktif sekunder
memerlukan keberadaan Na+, tanpa Na+, pembawa transport khusus tidak dapat bekerja.
Setelah diangkut ke dalam sel tubulus, makan glukosa dan asam amino akan berdifusi secara
pasif untuk menuruni gradient konsentrasi menembus membran basolateral untuk masuk ke
dalam plasma, dengan dipermudah oleh pembawa yang tidak memerlukan energy. Semua
~ 18 ~
bahan yang diabsorpsi oleh tubulus memiliki nilai maksimum seperti glukosa yang memiliki
nilai maksimum yaitu sekitar 375 mg/mnt.8
Sekresi Tubulus Ginjal
Seperti reabsoprsi tubulus, sekresi tubulus juga melibatkan tranpsor epitel, tetapi kini
prosesnya dibalik. Setiap bahan yang masuk ke cairan tubulus, baik melalui filtrasi
gloemrulus maupun sekresi tubulus apabila tidak direabsorpsi maka akan dieliminasi dalam
urine. Bahan terpenting yang disekresikan tubulus adalah ion hydrogen, ion kalium serta
anion dan kation organic.8
Sekresi ion hydrogen penting dalam keseimbangan asam-basa. Ion hydrogen
disekresikan ke dalam cairan tubulus dieliminasi dari tubuh melalui urin. Ion hydrogen dapat
disekresikan oleh tubulus proksimal, distal atau koligentens. Ketika cairan tubuh terlalu asam
maka sekresi H+ akan meningkat dan apabila terlalu basa maka sekresi H+ akan menurun.
Ion kalium berpidanh secara selektif berlawanan arah di berbagai bagian tubulus. Ion
ini secara aktif di reabsoprsi di tubulus proksimal dan secara aktif disekresikan di tubulus
distal dan koligentens. Beberapa factor yang berpengaruh terhadap sekresi ion kalium adalah
aldosteron. Hormon ini akan merangsang sekresi ion kalium dan sebaliknya juga akan
meningkatkan reabsoprsi dari ion natrium. Peningkatan konsentrasi ion kalium plasma secara
langsung merangsang korteks adrenal untuk meningkatkan pengeluaran aldosteron yang
selanjutnya mendorong sekresi dan akhirnya ekskresi kelebihan ion kalium pada urine.
Dalam keadaan normal, ginjal cenderung untuk mensekresikan ion kalium tetapi jika
cairan tubuh terlalu asam dan sekresi ion hydrogen ditingkatkan sebagai tindakan
kompensasi, maka sekresi ion kalium berkurang. Penurunan sekresi ini menyebabkan retensi
ion kalium yang tidak sesuai di cairan tubuh.8
Counter-Current Multiplier
Mekanisme konsentrasi bergantung pada peningkatan gradient osmolaritas sepanjang
pyramid medulla. Gradient konsentrasi ini dihasilkan oleh mekanisme ansa henle sebagai
conter-current multiplier dan vasa recta untuk mengembalikan osmolaritas kembali normal
digunakan counter-current exchange. Sistem counter-current adalah sebuah sistem yang
berjalan secara parallel, berlawanan. Hal ini terjadi pada seluruh bagian ansa henle baik pars
ascendens maupun descendens serta vasa recta
Pengaktifan sistem counter-current pada setiap bagian ansa henle bergantung pada
tingkat permeabilitas ansa henle dinding tipis dengan air dan keaktifan transport Natrium dan
Klorida pada ansa henle dinding tebal. Proses counter-current ini berlangsung berlawanan
pada kedua bagian ansa henle. Pada pars descendens yang dindingnya permeable terhadap air
~ 19 ~
maka osmolaritas di dalam tubulus akan meningkat karena ion Natrium banyak terkandung di
dalam filtrate yang mengakibatkan terjadinya pemekatan urin. Puncak osmolaritas terjadi
pada lengkung henle. Setelah melalui lengkung henle, maka osmolaritas akan turun karena
filtrate masuk ke dalam bagian ansa henle pasr ascendens yang pada dindingnya terdapat
pompa Natrium. Pompa ini akan mereabsorpsi ion Natrium yang ada di dalam filtrate yang
selanjutnya akan membuat osmolaritas filtrat turun karena kehilangan ion di dalamnya.9
Gambar 16. Counter-current system
Penurunan osmolaritas pada filtrate mengakibatkan meningkatnya osmolaritas pada
pyramid medulla. Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama karena segera dihilangkan oleh
sirkulasi darah yang dilakukan oleh kapiler peritubulus. Hal ini karena kapiler peritubulus
mengoperasikan counter-current exchange. Substansi yang ada di darah masuk ke dalam
korteks dan ke dalam pyramid medulla. Hal ini juga diikuti dengan berdifusinya air dari
pembuluh darah pars descendens menuju pembuluh darah pars ascendens. Hal ini
mengakibatkan substansi cenderung terus bersirkulasi terus menerus dalam medulla dan air
cenderung hanya mengikutinya, hal ini mengakibatkan osmolaritas tetap hipertonis. Air yang
terkumpul di dalam duktus kolektifus di pyramid medulla juga ikut dibersihkan oleh vasa
recta. Mekanisme ini bersifat pasif, hal ini bergantung pada sirkulasi air dan tidak akan
mampu mempertahankan osmolaritas di dalam pyramid medulla jika counter-current
multiplier pada ansa henle terlalu berlebihan.9
Mekanisme Berkemih
~ 20 ~
Ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa metabolik dan mengatur
komposisi cairan tubuh melalui tiga proses utama yaitu filtrasi glomerulus, reabsorpsi
tubulus, dan sekresi tubulus. Filtrasi mengacu kepada aliran deras plasma memnembus
kapiler glomerulus masuk ke ruang interstisium yang mengelilingi pangkal nefron, daerah
yang disebut sebagai ruang Bowman. Di glomerulus, sekitar 20% plasma secara terus-
menerus disaring ke dalam ruang Bowman. Komposisi filtrat ini sama dengan komposisi
plasma, yang berbeda adalah moleku protein biasanya tidak disaring. Filtrat awal berdifusi
menembus ruang Bowman dan menuju pangkal bagian tubulus, yaotu kapsula Bowman,
untuk selanjutnya melanjutkan perjalanannya melewati bagian tubulus yang lain.5,10
Sebagian besar zat yang masuk ke tubulus di kapsula Bowman tidak menetap di
tubulus. Zat-zat tersebut mengalir (atau dialirkan) kembali ke darah melewati kapiler
peritubulusmelalui proses reabsorpsi. Zat-zat yang lain ditambahkan ke filtrat urine, yang
juga melewati kapiler peritubulus, melalui proses sekresi. Melalui proses reabsorpsi dan
sekresi inilah nefron memanipulasi komposisi dan volume filtrat urine awal untuk
menghasilkan urine akhir.10
Setelah terbentuk di ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke kandung kemih (vesica
urinaria). Urin tidak mengalir melalui ureter hanya karena tarikan gravitasi. Kontraksi
peristaltik (mendorong maju) otot polos dinding ureter mendorong urin maju dari ginjal ke
kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung kemih secara oblik, melewati dinding
kandung kemih beberapa sentimeter sebelum membuka ke dalam rongga kandung kemih.
Sewaktu kandung kemih terisi, ujung ureter di dalam dinding kandung kemih tertekan hingga
menutup. Namun, urin masih tetap dapat masuk karena kontraksi ureter menghasilkan cukup
tekanan untuk mengatasi resistensi dan mendorong urin melewati ujung yang tertutup.8
Refleks Berkemih
Miksi atau berkemih adalah proses pengosongan kandung kemih, daitur oleh dua
mekanisme: refleks berkemih dan kontrol volunter. Refleks berkemih terpicu ketika reseptor
regang di dalam dinding kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada orang dewasa
dapat menampung hingga 250 sampai 400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya mulai
cukup meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang. Semakin besar tegangan melebihi
ukuran ini, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor. Serat-serat aferen dari reseptor regang
membawa impuls ke medula spinalis dan akhirnya, melalui antar neuron, merangsang saraf
parasimpatis untuk kandung kemih dan menghambat neuron motorik ke sfingter eksternus.
Stimulasi saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ ini berkontraksi. Tidak ada
mekanisme khusus yang dibutuhkan untuk membuka sfingter internus; perubahan bentuk
~ 21 ~
kandung kemih selama berkontraksi akan secara mekanis menarik terbuka sfingter internus.
Secara bersamaan, sfingter eksternus melemas karena neuron-neuron motoriknya dihambat.
Kini kedua sfingter terbuka dan urine terdorong melalui uretra oleh gaya yang ditimbulkan
oleh kontraksi kandung kemih. Refleks berkemih ini, yang seluruhnya adalah refleks spinal,
mengatur pengosongan kandung kemih pada bayi. Segera setelah kandung kemih terisi cukup
untuk memicu refleks, bayi secara otomatis berkemih.8
Selain memicu refleks berkemih, pengisian kandung kemih juga menyadarkan yang
bersangkutan akan keinginan untuk berkemih. Persepsi penuhnya kandung kemih muncul
sebelum sfingter eksternus secara refleks melemas, memberi peringatan bahwa miksi akan
terjadi. Akibatnya, kontrol volunter berkemih, yang dipelajari selama toilet training pada
masa anak-anak dini, dapat mengalahkan refleks berkemih sehingga pengosongan kandung
kemih dapat berangsur sesuai keinginan yang bersangkutan dan bukan ketika pengosongan
kandung kemih pertama kali mengaktifkan reseptor regang. Jika waktu refleks miksi tersebut
dimulai kurang sesuai untuk berkemih, maka yang bersangkutan dapat dengan sengaja
mencegah pengosongan kandung kemih dengan mengencangkan sfingter eksternus dan
diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunter dari korteks serebri mengalahkan sinyal
inhibitorik refleks dari reseptor regang ke neuron-neuron motorik yang terlibat
(keseimbangan relatif PPE dan PPI) sehingga otot-otot ini tetap berkontraksi dan tidak ada
urine yang keluar.8
Volume Urine
Volume urine yang dihasilkan setiap hari bervariasi dati 600 ml dampai 2.500 ml
lebih. Jika volume urine tinggi, zat buangan diekskresi dalam larutan encer, hipotonik
(hipoosmotik) terhadap plasma. Berat jenis urine mendekari berat jenis air (sekitar 1,003).
Jika tubuh perlu menahan air, maka urine yang dihasilkan kental sehingga volume urine yang
sedikit tetap mengandung jumlah zat buangan yang sama yang harus dikeluarkan.
Konsentrasi zat terlarut lebih besar, urine hipertonik (hiperosmotik) terhadap plasma, dan
berat jenis urine lebih tinggi (diatas 1,030). Produksi urine kental yang sedikit atau urine
encer yang lebih banyak diatur melalui mekanisme hormon dan mekanisme pengkonsentrasi
urine ginjal.5
Mekanisme hormonal terdiri dari Antidiuretic hormon (ADH) dan hormon
Aldosteron. Hormon ADH meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus distal dan ductus
koligens terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya reabsorpsi dan volume urine yang
sedikit. ADH disintesis oleh badan sel saraf dalam nukleus supraoptik hipotalamus dan
~ 22 ~
disimpan dalan serabut saraf hipofisis posteriror. ADH kemudian dilepas sesuai impuls yang
sampai pada serabut saraf.5
Stimulus pada sekresi ADH adalah osmotik, volume dan tekanan darah dan faktor
lain. Neuron hipotalamus adalah osmoreseptor dan sensitif terhadap perubahan konsentrasi
ion natrium, serta zat terlarut lain dalam cairan intraselular yang menyelubunginya.
Peningkatan osmolaritas plasma, seperti yang terjadi saat dehidrasi, menstimulasi
osmoreseptor untuk mengirim impuls ke kelenjar hipofisis posterior agar melepas ADH. Air
diabsorpsi kembali dari tubulus ginjal sehingga dihasilkan urine kental dengan volume
sedikit. Penurunan osmolaritas plasma mengakibatkan berkurangnya ekskresi ADH,
berkurangnya reabsorpsi air dari ginjal, dan produksi urine encer yang banyak.5
Baroreseptor dalam pembuluh darah (di vena, atrium kanan dan kiri, pembuluh
pulmonar, sinus karotid, dan lengkung aorta) memantau volume darah dan tekanan darah.
Penurunan volume dan tekanan darah meningkatkan sekresi ADH; peningkatan volume dan
tekanan darah menurunkan sekresi ADH. Beberapa faktor lain yang juga menjadi stimulus
sekresi ADH adalah nyeri, kecemasan, olah raga, analgesik narkotik, dan barbiturat
meningkatkan sekresi ADH. Alkohol menurunkan sekresi ADH.5
Aldosteron adalah hormon steroid yang disekresi oleh sel-sel korteks kelenjar adrenal.
Hormon ini bekerja pada tubulus distal dan duktus koligens untuk meningkatkan absorpsi
aktif ion natrium dan sekresi aktif ion kalium. Mekanisme renin-angiotensin-aldosteron yang
meningkatkan retensi air dan garam.5
Sistem arus bolak-balik dalam ansa Henle dan vassa recta memungkinkan terjadinya
reabsorpsi osmotik air dari tubulus dan duktus koligens ke dalam cairan interstisial medularis
yang lebih kental di bawah pengaruh ADH. Reabsorpsi air memungkinkan tubuh untuk
menahan air sehingga urine yang diekskresi lebih kental dibandingkan cairan tubuh normal.5
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah peradangan pada glomerulus yaitu organ kecil di ginjal yang
berfungsi sebagai penyaring. Glomerulus berfungsi membuang kelebihan cairan, elektrolit
dan limbah dari aliran darah dan meneruskannya ke dalam urin.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Jika yang terjadi hanya
glomerulonefritis saja, maka disebut sebagai glomerulonefritis primer. Jika penyakit lain
seperti lupus atau diabetes adalah penyebabnya, maka disebut glomerulonefritis sekunder.
Jika parah atau berkepanjangan, radang akibat glomerulonefritis dapat merusak ginjal.
~ 23 ~
Kesimpulan
Fungsi ginjal sangat penting dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Mekanisme yang kompleks perlu dipertahankan melalui berbagai mekanisme demi menjaga
fungsinya. Bila ada gangguan seperti tidak bekerjanya glomerulus secara maksimal, maka
dapat mengakibatkan gangguan terhadap filtrasi serta bila semakin parah akan bisa terjadi
gagal ginjal.
Daftar Pustaka
1. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta : Grasindo ; 2008. h. 98-9
2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama ; 2009. h. 245
3. Lierse W. Applied anatomy of the pelvis. Hamburg : Springer science & bussines
media ; 2012. h. 99-106
4. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta : Erlangga ; 2004. h. 45
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2004. h. 318-29.
6. Leeson CR, Leeson, TS, Paparo. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2004. h. 427-43.
7. Gartner LP, Hiatt JL. Buku ajar berwarna histology. Edisi ke-3. Singapore: Elsevier ;
2014. h. 421-35
8. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC ; 2011. h.554-79
9. Guyton, Hall. Text book of medical physiology. Edisi ke-11. Philadelhia : Elsevier
Saunders ; 2006. h. 671-88
10. Corwin, EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2009.
~ 24 ~