bahan diskusi abses-mastoid randy untuk kaka dila

23
Randy Januar Ramadhana 04091401030 ABSES MASTOID PENDAHULUAN Abses mastoid adalah suatu perjalanan penyakit dari mastoiditis, dimana terjadi penumpukkan eksudat berupa pus dalam sel mastoid, sebagai bagian proses peradangan dari mukosa sel-sel mastoid. 1,2 Mastoiditis terjadi karena adanya perluasan peradangan pada telinga tengah (Otitis Media) melalui aditus ad antrum ke dalam sel-sel tulang mastoid. Pada zaman sebelum adanya antibiotik mastoidektomi dilakukan pada hampir dari 20% kasus otitis media akut. Sejak tahun 1948 angka ini semakin menurun menjadi kurang dari 3% dan sekarang diperkirakan tindakan ini dilakukan pada kurang dari 5 kasus per 100.000 penderita otitis media akut. Namun belakangan ini terjadi peningkatan komplikasi otitis media yang diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan prevalensi pneumokokus yang resisten terhadap antibiotic. 4 Mastoiditis dianggap juga dapat sebagai komplikasi dari otitis media, baik Otitis Media Akut (OMA), maupun Otitis Media Suppuratif Kronik (OMSK) yang berbahaya karena penyebaran proses radang tidak hanya terbatas pada tulang mastoid saja, namun dapat meluas ke tempat lain; posterior ke sinus sigmoid (yang dapat menyebabkan thrombosis), penyebaran ke posterior mencapai tulang oksipital yang 1

Upload: hammie-shop-palembang

Post on 05-Dec-2014

55 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Randy Januar Ramadhana

04091401030

ABSES MASTOID

PENDAHULUAN

Abses mastoid adalah suatu perjalanan penyakit dari mastoiditis, dimana terjadi

penumpukkan eksudat berupa pus dalam sel mastoid, sebagai bagian proses peradangan

dari mukosa sel-sel mastoid.1,2  Mastoiditis terjadi karena adanya perluasan peradangan

pada telinga tengah (Otitis Media) melalui aditus ad antrum ke dalam sel-sel tulang

mastoid.

Pada zaman sebelum adanya antibiotik mastoidektomi dilakukan pada hampir dari 20%

kasus otitis media akut.  Sejak tahun 1948 angka ini semakin menurun menjadi kurang

dari 3% dan sekarang diperkirakan tindakan ini dilakukan pada kurang dari 5 kasus per

100.000 penderita otitis media akut. Namun belakangan ini terjadi peningkatan

komplikasi otitis media yang diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan prevalensi

pneumokokus yang resisten terhadap antibiotic.4

Mastoiditis dianggap juga dapat sebagai komplikasi dari otitis media, baik Otitis Media

Akut (OMA), maupun Otitis Media Suppuratif Kronik (OMSK) yang berbahaya karena

penyebaran proses radang tidak hanya terbatas pada tulang mastoid saja, namun dapat

meluas ke tempat lain; posterior ke sinus sigmoid (yang dapat menyebabkan thrombosis),

penyebaran ke posterior mencapai tulang oksipital yang kemudian menyebabkan

osteomielitis calvaria atau abses Citelli. Penyebaran ke superior dapat mencapai fossa

posterior cranium, subdural,dan meningen. Penyebaran ke anterior pus menyebar melalui

aditus ad antrum ke telinga tengah, ke lateral dapat membentuk subperiosteal abses, ke

inferior dapat terbentuk Bezold abscess; suatu abses pada bagian belakan insertion

muskulus sternocleidomastoideus, dan medial menyebar ke apex petrous menyebabkan

petrositis

Komplikasi mastoiditis intratemporal dapat berupa gangguan pada nervus facialis dan

atau labirinitis.

DEFINISI

1

Page 2: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Abses mastoid adalah suatu proses terkumpulnya nanah (pus) di dalam sel-sel mastoid

tulang temporal, yang merupakan kelanjutan dari mastoiditis4,5,4

Mastoiditis sendiri merupakan  salah satu komplikasi yang timbul dari otitis media akut

ataupun otitis media supuratif kronik. Telinga tengah dan tulang mastoid memiliki

hubungan yang langsung, sehingga jika terjadi infeksi pada telinga tengah, akan dapat

menjalar ke tulang mastoid, sehingga terjadi mastoiditis.4,6

HUBUNGAN ANTARA TELINGA TENGAH DAN TULANG MASTOID

Telinga tengah yang terisi udara dapat dibayangkan sebagai suatu kotak dengan enam

sisi. Dinding posteriomya lebih luas daripada dinding anterior sehingga kotak tersebut

berbentuk baji. Promontorium pada dinding medial meluas ke lateral ke arah umbo dari

membrana timpani sehingga kotak tersebut lebih sempit pada bagian tengah

Dinding superior telinga tengah berbatasan dengan lantai fosa kranii media. Pada bagian

atas dinding posterior terdapat aditus ad antrum tulang mastoid dan di bawahnya adalah

saraf fasiais. Otot stapedius timbul pada daerah saraf fasialis dan tendonnya menembus

melalui suatu piramid tulang menuju ke leher stapes. Saraf korda timpani timbul dari

saraf fasialis di bawah stapedius dan berjalan ke lateral depan menuju inkus tetapi di

medial maleus, untuk keluar da.ri telinga tengah lewat sutura petrotimpanika. Korda

timpani kemudian bergabung dengan saraf lingua1is dan menghantarkan serabut-serabut

sekretomotorik ke ganglion submandibularis dan serabut-serabut pengecap dari dua

pertiga anterior lidah.

Gambar 1. Letak tulang mastoid pada telinga tengah

2

Page 3: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Dasar telinga tengah adalah atap bulbus jugularis yang di sebelah superolateral menjadi

sinus sigmodeus dan lebih ke tengah menjadi sinus transversus. Keduanya adalah a1iran

vena utama rongga tengkorak. Cabang aurikularis saraf vagus masuk ke telinga tengah

dari dasarnya. Bagian bawah dinding anterior adalah kanalis karotikus. Di atas kanalis

ini, muara tuba eustacius dan otot tensor timpani yang menempati daerah superior tuba

kemudian membalik, melingkari prosesus kokleariformis dan berinsersi pada leher

maleus

Gambar 2. Letak Tulang mastoid di antara tulang-tulang sekitarnya

Dinding lateral dari telinga tengah adalah dinding tulang epitimpanum di bagian atas,

membrana timpani, dan dinding tulang hipotimpanum di bagian bawah. Bangunan yang

paling menonjol pada dinding medial adalah promontorium yang menutup lingkaran

koklea yang pertama. Saraf timpanikus berjalan melintas promontorium ini. Fenestra

rotundum terletak di posteroinferior dari promontorium, sedangkan kaki stapes terletak

pada fenestra ovalis pada batas posterosuperior promontorium. Kanalis falopii bertulang

yang dilalui saraf fasialis terletak di atas fenestra ovalis mulai dari prosesus

kokleariformis di anterior hingga piramid stapedius di posterior

Rongga mastoid berbentuk seperti piramid bersisi tiga dengan puncak mengarah ke

kaudal. Atap mastoid adalab fosa kranii media. Dinding medial adalab dinding lateral

fosa kranii posterior. Sinus sigmoideus terletak di bawah duramater pada daerah ini. Pada

dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. Tonjolan kanalis semisirkularis

3

Page 4: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

lateralis menonjol ke dalam antrum. Di bawah ke dua patokan ini berjalan saraf fasialis

dalam kanalis tulangnya untuk keluar dari tulang temporal melalui foramen

stilomastoideus di ujung anterior krista yang dibentuk oleb insersio otot digastrikus.

Dinding  lateral mastoid adalah tulang subkutan yang dengan mudah dapat dipalpasi di

posterior aurikula

Dengan demikian, jika terjadi infeksi pada telinga tengah, akan sangat mudah menjalar ke

tulang mastoid, yang disebut mastoiditis. Proses mastoiditis yang berkelanjutan inilah

yang akan menyebabkan terjadinya abses mastoid.2,4

KOMPLIKASI OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS TERHADAP    TULANG 

MASTOID SEHINGGA TERJADI ABSES MASTOID

Penyebaran Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan

perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga terus menerus atau hilang

timbul.1

Otitis Media Akut dengan perforasi membrane timpani menjadi Otitis Media Supuratif

Kronis (OMSK), apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Beberapa faktor yang

menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang

tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh rendah, dan higienis yang buruk.1

Rongga telinga tengah dan rongga mastoid berhubungan langsung melalui aditus ad

antrum. Oleh karena itu infeksi kronis telinga tengah yang sudah berlangsung lama

biasanya disertai infeksi kronis di rongga mastoid. Infeksi rongga mastoid dikenal dengan

mastoiditis. Beberapa ahli menggolongkan mastoiditis ke dalam komplikasi OMSK.

Otitis media supuratif, baik yang akut maupun kronis, mempunyai potensi untuk menjadi

serius karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan

kematian. Bentuk komplikasi ini tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan

otore. Siasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi OMSK

tipe benigna pun dapat meyebabkan suatu komplikasi, bila terinfeksi kuman yang virulen.

Dengan tersedianya antibiotika mutahir komplikasi otogenik menjadi semakin jarang,

Pemberian obat-obat itu sering menyebabkan gejala dan tanda klinis komplikasi OMSK

4

Page 5: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

menjadi kabur. Hal tersebut menyebabkan pentingnya mengenal pola penyakit yang

berhubungan dengan komplikasi ini

Komplikasi otitis media terjadi apabila sawar (barrier) pertahanan telinga tengah yang

normal dilewati, sehingga memungkinkan infeksi menjalar ke struktur di sekitamya.

Pertahanan pertama ini ialah mukosa kavum timpani yang juga seperti mukosa saluran

napas, mampu melokalisasi infeksi. bila sawar ini runtuh, masih ada sawar kedua, yaitu

dinding tulang kavum timpani dan sel mastoid.Bila sawar ini runtuh, maka struktur lunak

di sekitamya akan terkena. Runtuhnya periostium akan menyebabkan terjadinya abses

subperiosteal, suatu komplikasi yang relatif tidak berbahaya. Tetapi bila infeksi mengarah

ke dalam, ke tulang temporal, maka akan menyebabkan paresis nervus fasialis atau

labirinitis. Bila ke arah kranial, akan menyebabkan abses ekstradural, tromboflebitis sinus

lateralis, meningitis dan abses otak

Bila  sawar tulang terlampaui, suatu dinding pertahanan ketiga yaitu jaringan granulasi

akan terbentuk. Pada otitis media supuratif akut atau suatu eksaserbasi akut penyebaran

biasanya melalui osteotromboflebitis (hematogen). Sedangkan pada kasus, yang kronis,

penyebaran melalui erosi tulang. Cara penyebaran lainnya ialah melalui jalan yang sudah

ada, misalnya melalui fenestra rotundum, meatus akustikus intemus, duktus perilimfatik

dan duktus endolimfatik

Otitis Media Suppuratif Kronik (OMSK) yang berbahaya karena penyebaran proses

radang tidak hanya terbatas pada tulang mastoid saja,  namun dapat meluas ke tempat

lain; posterior ke sinus sigmoid (yang dapat menyebabkan thrombosis), penyebaran ke

posterior mencapai tulang oksipital yang kemudian menyababkan osteomielitis calvaria

atau abses Citelli.  Penyebaran ke superior dapat mencapai fossa posterior cranium,

subdural, dan meningen.  Penyebaran ke anterior pus menyebar melalui aditus ad antrum

ke telinga tengah, ke lateral dapat membentuk subperiosteal abses, ke inferior dapat

terbentuk Bezold abscess; suatu abses pada bagian belakan insertion muskulus

sternocleidomastoideus, dan medial menyebar ke apex petrous menyebabkan petrositis2,3

5

Page 6: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Gambar 3. Penyebaran Otitis Media Suppuratif Kronik (OMSK) ke daerah di sekitarnya

Penyebaran  Penyebaran Otitis Media Suppuratif Kronik ke tulang mastoid

Pada waktu lahir mastoid terdiri dari satu sel udara yang disebut antrum, yang

berhubungan dengan kavum' timpani melalui saluran kecil yang disebut aditus ad antrum

Pada mastoid yang normal akan terjadi proses pneuniatisasi, yaitu terbentuknya sel-sel

udara, untuk menggantikan. sumsum tulang yang ada sebelumnya. Proses ini sudah

dimulai sejak lahir, dan akan berkembang sempurna pada usia 4-6 tahun. Derajat

pneumatisasi dipengaruhi oleh faktor keturunan serta adanya infeksi telinga tengah dan

mastoid  yang berulang-ulang.

Pada keadaan tertentu, proses pneumatisasi dapat meluas ke bagian lain dari tulang

temporal. Sel-sel udara dapat meluas ke sekitar kalalis fasialis dan disebut sebagai sel-sel

retrofasial. Ke bawah, ke arah m.digastricus,  sebagai sel tip, dan sekitar sinus sigmoid

sebagai sel perisinus, bahkan dapat mencapai. ke arah atas, ke daerah zigomatik. Hal ini

dapat menerangkan tentang kemungkinan perluasan infeksi dari kavum timpani ke tulang

mastoid.

6

Page 7: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Gambar 4. Mastoiditis, dimana infeksi dari telinga tengan menjalar ke rongga udara tulang mastoid

Sel udara mastoid dilapisi oleh modifikasi mukosa saluran napas. Infeksi mastoid terjadi

setelah infeksi telinga tengah melalui beberapa stadium, yaitu

1. Terjadi hiperemia dan edema mukosa yang melapisi sel udara mastoid

2. Akumulasi cairan serosa yang kemudian menjadi eksudat purulen

3. Demineralisasi dinding seluler dan nekrosis tulang akibat iskemia dan tekanan

eksudat purulen pada tulang septum yang tipis

4. Terbentuknya rongga abses akibat destruksi dinding sel udara yang berdekatan,

sehingga terjadi penggabungan sel udara mastoid (coalescence). Pada stadium ini

terjadi empyema dalam mastoid.

Pada mastoiditis akut sumbatan pada aditus ad antrum dapat terjadi karena edema

mukosa, hipertrofi mukosa, hiperplasia jaringan granulasi, mukosa polipoid, serpihan

tulang, sehingga menghambat aliran pus dari rongga mastoid ke telinga tengah.

Akibatnya terjadi pengumpulan pus di dalam rongga mastoid dan sel-sel mastoid.  Otitis

media akut pada anak hampir selalu diikuti dengan inflamasi sel udara mastoid, Bila pada

stadium ini tidak terjadi penyembuhan, maka akan terjadi. satu atau lebih keadaan

berikut4,6,7

1. Mastoiditis akut dengan periosteitis

2. Osteitis akut, disebut juga mastoiditis koalesen dengan atau tanpa abses sub

periosteum

7

Page 8: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

3. Mastoiditis kronis

4. Mastoiditis akut dengan periosteitis, yaitu infeksi pada sel udara mastoid akan

meluas ke periosteum yang melapisi mastoid dan menimbulkan periosteitis.

Ja1annya infeksi dari sel mastoid ke periosteum melalui vena (tromboflebitis).

biasanya melalui v. emisaria mastoid

Gambar 5 Abses Bezold, yag disebabkan destruksi yang disebabkan oleh OMSK pada sisi medial tip

mastoid ke insisura digastrika

Osteitis akut mastoid, disebut juga mastoiditis koalesen akut atau mastoiditis akut

surgikal. Pada stadium ini terjadi empyema dalam mastoid. Bila pada stadium ini tidak

terjadi penyembuhan, maka pus dapat meluas ke salah satu atau lebih jalan berikut

1. Anterior menuju telinga tengah menuju aditus ad antrum. Biasanya terjadi

penyembuhan spontan

2. Destruksi ke lateral pada korteks mastoid menimbulkan abses subperiosteum

3. Destruksi pada sisi medial tip mastoid ke insisura digastrika menimbulkan abses

Bezold

4. Ke medial sel udara tulang petrosus menimbulkan petrositis

5. Ke posterior ke tulang oksipital menimbulkan osteomielitis tulang tengkorak

6. Yang sangat jarang terjadi ialah apabila perforasi korteks terjadi di dasar posterior

dari zygoma. menirnbulkan abses zygoma

Pada OMSK dengan kolesteatom, sumbatan aditus ad antrum disebabkan oleh adanya

kolesteatom di antrum dan sel mastoid. Hal ini menghambat aliran pus ke telinga tengah

dan liang telinga. Selanjutnya terjadi pengumpulan pus di dalam rongga mastoid sehingga

terbentuk abses mastoid. Kadang abses dapat tembus keluar dan menimbulkan fistel.

8

Page 9: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Gambar 6 Abses Mastoid, dimana terjadi pengumpulan pus di dalam rongga mastoid yang

merupakan kelanjutan dari mastoiditis

GEJALA KLINIS

Gejala Klinis abses mastoid biasanya sulit dibedakan dengan gejala klinis pada Otitis

Media Suppuratif Kronik (OMSK), namun terdapat adanya tambahan gejala di bawah ini

yang dapat mendukung diagnosa abses mastoid

1. Adanya proses  inflamasi menambah nyeri tekan tulang mastoid

2. Aurikular terdorong keluar dan kebawah

3. Discharge purulen dapat keluar melalui perforasi membran timpani, liang telinga

terisi pus dan debris

4. Membran timpani dapat terjadi protrusi seperti puting

5. Regio retroaurikular terdapat abses subperiosteal yang berfluktuasi

6. Kadang2 terdapat fistula antara sel-sel mastoid dengan regio retroaurikula

7. Gambaran sistemik radang akut berupa demam

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Adapun pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosa abses mastoid adalah melalui

pemeriksaan mikrobiologi dan pemeriksaan radiologik

Pemeriksaan Mikrobiologi

9

Page 10: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Pemeriksaan mikrobiologi sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi kuman penyebab,

dimana sediaan diambil langsung dari abses dengan insisi drainase, atau pada operasi

mastoidektomi

Jika merupakan komplikasi Jika mempakan komplikasi mastoiditis akut maka kuman

yang ditemukan sama dengan kuman penyebab Otitis Media Akut yaitu Streptococcus

pneumonia dan Hemophilus influenzae. Sedangkan jika merupakan komplikasi dari

mastoiditis subakut dan kronis, kuman penyebabnya Staphylococcus aureus dan gram

negatif seperti E. coli, Proteus dan Pseudomonas

Pemeriksaan Radiologi

Pada pemeriksaan radiologi, mastoiditis ataupun abses mastoid biasanya didapatkan

adanya perselubungan pada tulang mastoid dan sekitarnya

Gambar 7. CT Scan pada wanita berusia 6 tahun dengan mastoiditis akut. Tampak perselubungan

pada sel-sel mastoid disertai edema mukosa

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada mastoiditis dan abses mastoid dapat berupa

Insisi dan drainase abses

Seperti pada semua abses, maka jika terjadi empiema pada subperiosteal mastoid yang

membesar secara progresif, maka sebaiknya dilakukan insisi dan drainase abses. Insisi

sebaiknya dilakukan retroaurikula, dibelakang sulkus retroaurikula agar tidak mengenai

nervus fasialis. Drainase abses bisa menggunakan abbocath ukuran 16 atau 18, dan

ditusukkan searah dengan sulcus retroauricular

Medikamentosa

10

Page 11: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Diberikan sesuai hasil kultur dan resistensi

Cocok dengan strain bakteri yang sering   menyebabkan otitis media akut, yaitu S.

pneumoniae, H. influenza dan Streptococcus pyogenes grup A

Dapat melewati sawar darah otak

Mempertimbangkan adanya multi drug  resistance

Analgesik, antipiretik, dan kombinasi antibiotik/steroid topical

Untuk antiboitik sistemik dapat diberikan Vancomycin, Cefotaxime (yang  efektif

untuk S. Pneumoniae)

Tetes telinga: Neomycin, polymyxin B, dan hidrokortison, Ciprofloxacin dan

hidrokortison

Mastoidektomi

Tindakan yang dilakukan dengan cara membuka sel udara tulang mastoid dengan insisi

pada regio retroaurikular dan membuka korteks mastoid. sel-sel mastoid yang berisi pus

dibuka dan dibersihkan serta membuka kembali akses drainase dan aerasi ke meatus

media, lalu mengangkat jaringan granulasi serta mukosa yang oedem dan polipoid,

kemudian dilakukan irigasi telinga dan pemasangan drain, yang dipertahankan sekurang-

kurangnya 2 hari.

Miringotomi/timpanosentesis

Jika terjadi bulging membran timpani yang masih utuh. Dilakukan untuk mengambil

spesimen dalam kavum telinga tengah dan mengurangi rasa sakit.

Tympanostomy tube placement

Memudahkan drainase pus yang terjebak di dalam kavum timpani dan aerasi, serta

membantu memasukkan antibiotik topikal  liang telinga tengah. Dapat dilakukan

bersamaan dengan mastoidektomi.

REFERENSI

1. Soepardi EA, Iskandar NI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-

Tenggorokan. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

1997

11

Page 12: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

2. Adams Gl, Boies LR, Higler PA. Alih Bahasa: Wijaya C. Editor: Effendi H,

Santoso K. BOIES: Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta. 1997

3. Devan PP. Middle ear, Mastoiditis. http://www.emedicine.com/ent/topic740.htm.

Diakses pada tanggal 10 November 2007

4. Parry D, Rolland PS. Middle Ear, Chronic Suppurative Otitis, Medical Treatment.

http://www.emedicine.com/ent/topic214.htm. Diakses pada tanggal 10 November

2007

12

Page 13: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

LAPORAN KASUS

ABSES MASTOID DEKSTRA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. L

Usia : 42 tahun

Alamat : Pasir Balengkong Rt. 17

Tanggal MRS : 17 Oktober 2007

Ruang Perawatan : Ruang Dahlia

ANAMNESA

Diberikan oleh pasien pada tanggal 1 November 2007. Pasien adalah post operasi revisi

mastoidektomi dekstra pada tanggal 24 Oktober 2007.

Keluhan Utama : Nyeri pada bagian belakang daun telinga kanan sejak 5 bulan yang

lalu

Riwayat Sakit Sekarang

Nyeri berdenyut dan dirasakan terus menerus

Dari liang telinga keluar cairan berupa nanah dan kadang-kadang disertai darah

Nyeri akan bertambah jika cairan tertumpuk di dalam telinga dan berkurang jika

cairan dikeluarkan.

Bagian belakang daun telinga dirasakan panas dan bengkak

Muka perot, tertarik ke sisi kanan sejak 4 bulan post operasi

Sejak 1 bulan yang lalu, telinga bagian belakang atas berlubang dan dari lubang

keluar nanah.

Telinga dirasakan gatal dan berdenging tanpa disertai perasaan badan berputar

Telinga kanan tidak bisa mendengar suara

Suara menjadi parau sejak 1 bulan yang lalu.

Tenggorokan penuh dengan dahak pada saat tidur sehingga pada malam hari

pasien sering batuk tanpa disertai sesak

Pasien susah menelan makanan dan minuman

Badan panas dan terasa lemas

13

Page 14: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Riwayat Penyakit Dahulu

Pada saat umur 2 tahun, pasien pernah sakit telinga dengan disertai

pembengkakan pada daerah belakang telinga, berlubang dan keluar nanah. Diberi

obat (jenis tidak diketajui) dan sakit hilang. Pendengaran pada telinga kanan

berkurang sejak saat itu.

Pada awal bulan Mei 2007, infeksi pada bagian belakang telinga kanan dan

dioperasi pada 23 Mei 2007. Pasien rutin kontrol ke rumah sakit

Tidak ada riwayat diabetes, dan hipertensi

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit berat

Tekanan 130/90 mmHg, Suhu 38,2°C

Status Lokalis

Telinga

Kanan Kiri

Aurikula Terdapat lubang pada

bagian tengah atas telinga

yang tembus ke retro

aurikula

Tidak ditemukan kelainan

Discharge Pus dan darah. Tidak ada

Canalis auditorius eksternus Tertutup sekret pus Tidak ditemukan kelainan

Membran timpani dekstruksi Warna putih mutiara,

bombans/retraksi (-), refleks

cahaya baik

Mastoid Nyeri tekan (+), berlubang

dengan otot temporalis

menutupi 1/3 atas,

discharge pus (+)

Nyeri (-)

Tes Rhine Tidak ada respon Positif

Tes Weber Tidak ada respon Lateralisasi (-)

14

Page 15: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Tes Schwabah Tidak ada respon Memendek

Hidung

Kanan Kiri

Discharge Mukosa kering, pus (-) Mukosa kering, pus (-)

Konka nasi Pembesaran (-) Pembesaran (-)

Septum nasi Simetris Simetris

Tumor Tidak ada Tidak ada

Faring

Kanan Kiri

Arcus faring Hiperemi (-), uedema (-) Hiperemi (-), uedema (-)

Palatum durum Terdapat bercak macula

putih

Terdapat bercak macula

putih

Tonsil T1, hiperemi (+), kripta (-),

detritus (-), peritonsil edema

(-)

T1, hiperemi (+), kripta (-),

detritus (-), peritonsil edema

(-)

Lain-lain

Lidah : deviasi ke kanan

Refleks muntah

Kanan : tidak ada

Kiri : ada

Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap tanggal 17 Oktober 2007

Leukosit : 19.400/mm3

Eritrosit : 4,99 juta/mm3

Hb : 14,1 mg/dl

HCT : 44,4

Darah Lengkap tanggal 22 Oktober 2007

Leukosit : 14.000 mm3

15

Page 16: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Hb : 13,5

HCT : 40,1

LED 38

LFT

SGOT 11 mg/dl

SGPT : 15 mg/dl

Bilirubin total : 0,5

Bilirubin direk 0,1

Bilirubin indirek : 0,4

RFT

Ureum : 22,9

Kreatinin : 0,9

Elektrolit Darah :

Na+ : 135, Ka+ : 3,4, Cl- : 105

Diagnosa Kerja Sementara

Abses mastoid dekstra post op revisi mastoidetomi dekstra

Diagnosa Komplikasi

Parese Nervus fasialis perifer deksta, parese Nervus Vagus dekstra

Diagnosa lain

Oral candidiasi

Tatalaksana

IVFD Ringer Laktat 20 tpm

Metronidazole tab 3 x 500 mg

Ketoconazole tab 3 x 200 mg

Cimetidine 3 x 1 tab

Paracetamol tab 3 x 500 mg

Dextrometorphan 3 x 1 tab

16

Page 17: Bahan Diskusi Abses-Mastoid Randy Untuk Kaka Dila

Xanax 0 – 0 – 1

Neurobion inj 1 amp/hari

Tarivid tetes telinga : 2 x 5 gtt aurikula dekstra

Rawat luka pada telinga kanan : H2O2, betadine

Konsul bedah saraf

Konsul fisioterapi : parese fasialis D

Konsul psikiatri

17