bab iii metode penelitian a. definisi...

24
Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kekeliruan maksud dan tujuan yang ingin dicapai. 1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STM pada penelitian ini merupakan pembelajaran sistem pencernaan yang berangkat dari suatu isu atau masalah yang sedang berkembang di masyarakat yang berupa bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan makanan dengan zat aditif yang kurang baik, dimana makanan-makanan tersebut merupakan produk teknologi. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STM terdiri dari 5 tahap (Poedjiadi, 2007), yaitu: a. inisiasi/invitasi, yaitu “undangan” agar siswa memusatkan perhatian pada pembelajaran dengan mengeksplorasi pengetahuan siswa mengenai isu kekurangan dan kelebihan macam-macam vitamin, bahaya mengonsumsi produk makanan yang mengandung zat aditif secara berkelanjutan, serta bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan konsep, menggunakan metode praktikum sederhana dan motede tanya jawab dengan bantuan media power point dan video animasi; c. aplikasi, dilakukan dengan mengaplikasikan konsep yang didapat pada tahap pembentukan konsep untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan isu/masalah yang dipaparkan pada tahap inisiasi; d. pemantapan konsep, membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas; dan e. evaluasi, dilakukan dengan memberi pertanyaan secara lisan kepada siswa. 2. Pembelajaran pada kelas kontrol merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah yaitu dengan ceramah ekspositori dan tanya jawab.

Upload: doanhuong

Post on 13-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel yang digunakan pada

penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari

kekeliruan maksud dan tujuan yang ingin dicapai.

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STM pada

penelitian ini merupakan pembelajaran sistem pencernaan yang berangkat

dari suatu isu atau masalah yang sedang berkembang di masyarakat yang

berupa bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan

makanan dengan zat aditif yang kurang baik, dimana makanan-makanan

tersebut merupakan produk teknologi. Pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran STM terdiri dari 5 tahap (Poedjiadi, 2007), yaitu:

a. inisiasi/invitasi, yaitu “undangan” agar siswa memusatkan perhatian pada

pembelajaran dengan mengeksplorasi pengetahuan siswa mengenai isu

kekurangan dan kelebihan macam-macam vitamin, bahaya mengonsumsi

produk makanan yang mengandung zat aditif secara berkelanjutan, serta

bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin;

b. pembentukan konsep, menggunakan metode praktikum sederhana dan

motede tanya jawab dengan bantuan media power point dan video animasi;

c. aplikasi, dilakukan dengan mengaplikasikan konsep yang didapat pada

tahap pembentukan konsep untuk memecahkan masalah yang berkaitan

dengan isu/masalah yang dipaparkan pada tahap inisiasi; d. pemantapan

konsep, membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas;

dan e. evaluasi, dilakukan dengan memberi pertanyaan secara lisan kepada

siswa.

2. Pembelajaran pada kelas kontrol merupakan pembelajaran yang biasa

dilakukan di sekolah yaitu dengan ceramah ekspositori dan tanya jawab.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

31

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penguasan konsep siswa merupakan kemampuan siswa dalam memahami

konsep mengenai sistem pencernaan sebelum dan sesudah pembelajaran.

Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini adalah skor kognitif,

yang meliputi aspek mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3),

dan menganalisis (C4). Pengusaan konsep diukur dengan cara memberikan

pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda sebanyak 25 soal dengan

jawaban alternatif sebanyak lima opsi.

4. Kesadaran siswa memilih makanan yaitu kemampuan siswa dalam memilih

makanan (produk teknologi) berdasarkan pengetahuan siswa mengenai adanya

kandungan zat aditif yang kurang baik bagi tubuh pada makanan tertentu.

Kesadaran siswa memilih makanan diukur dengan cara memberikan pretest

dan posttest berupa soal pilihan ganda beralasan sebanyak delapan soal

dengan jawaban alternatif sebanyak empat opsi.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

Experimental”. Menurut Darmadi (2011), penelitian quasy experimental tidak

memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi seluruh variabel-variabel

luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Penelitian ini memiliki dua

kelompok sebagai subjek penelitian yaitu kelompok kontrol (pembelajaran yang

biasa dilakukan di sekolah yaitu dengan menggunakan metode ceramah

ekspositori dan tanya jawab) dan kelompok eksperimen (menggunakan model

pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode tanya jawab, ceramah

ekspositori, dan praktikum sederhana).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Non-randomized Pretest-Posttest

Control Group Design, dimana pemilihan kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen sebagai subjek penelitian dipilih secara tidak random (Sukardi, 2004).

Pada desain penelitian ini dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan

penguasaan konsep dan kesadaran pemilihan makanan awal siswa sebelum kegiatan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

32

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dan posttest untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep dan

kesadaran pemilihan makanan siswa setelah kegiatan pembelajaran. Pretest dan

posttest diberikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Non-Randomized Pretest-Posttest Control Group

Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T3 - T4

Keterangan:

T1 = pretest pada kelompok eksperimen

T2 = posttest pada kelompok eksperimen

X = simbol perlakuan dengan penerapan model pembelajaran Sains

Teknologi Masyarakat (STM).

T3 = pretest pada kelompok kontrol

T4 = posttest pada kelompok kontrol

Sumber: Sukardi (2004)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester II

tahun ajaran 2012/2013 SMAN 4 Bandung. Adapun sampel dalam penelitian ini

adalah kelas XI IPA 7 sebagai kelompok eksperimen dan XI IPA 4 sebagai

kelompok kontrol. Sampel dipilih dengan cara convinience sampling yaitu

pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau kecocokan, seperti dalam

tugas, peranan, dan pengalaman (Sukmadinata, 2010). Dalam hal ini,

pertimbangan yang dimaksud adalah sampel (kelas kontrol dan eksperimen)

merupakan kelas yang secara profesional dianggap cocok untuk dijadikan sampel

penelitian dan kelas-kelas tersebut juga merupakan tanggung jawab yang

diberikan WAKASEK kurikulum serta salah satu guru biologi kepada peneliti.

Selain itu, kelas lain yang ada di sekolah telah digunakan oleh mahasiswa lain

yang sedang melaksanakan PPL serta penelitian.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

33

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jalan

Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya

pembelajaran sistem pencernaan pada semester genap tahun ajaran 2012-2013.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk menjaring data pada

penelitian ini berupa instrumen penguasaan konsep mengenai materi sistem

pencernaan dan soal untuk mengukur kesadaran siswa dalam memilih makanan.

1. Tes Penguasaan Konsep

Instrumen penguasaan konsep diberikan pada saat pretest dan posttest

berupa soal test objektif pilihan ganda berdasarkan jenjang kognitif taksonomi

Bloom yang telah direvisi, terdiri atas jenjang C1, sampai C4. Tes objektif pilihan

ganda terdiri atas 25 soal yang disesuaikan dengan indikator pembelajaran yang

tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun kisi-kisi soal

penguasaan konsep sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda Tes Penguasaan Konsep

No. Indikator Jenjang Kognitif

Jumlah C1 C2 C3 C4

1.

Menjelaskan struktur sederhana

dan fungsi karbohidrat, lemak,

dan protein.

16 25 2

2. Menjelaskan fungsi dan sumber

macam-macam vitamin 18,19

20,

22,24 5

3. Menjelaskan fungsi dan sumber

macam-macam mineral 17 21,23 3

4.

Mendeskripsikan struktur dan

fungsi organ pencernaan pada

manusia

1,2,

3,9,

10

5,6,7 11 8 10

5. Menjelaskan proses pencernaan

pada manusia 4,15

12.13.1

4 5

Jumlah 7 7 10 1 25

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

34

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tes Kesadaran Pemilihan Makanan

Tes Kesadaran pemilihan makanan digunakan untuk mengukur kesadaran

siswa dalam memilih makanan berdasarkan pengetahuan siswa mengenai zat

makanan dan adanya kandungan zat aditif yang kurang baik bagi tubuh pada

makanan tertentu. Tes yang digunakan berupa keharusan siswa untuk memilih

salah satu opsi makanan dari empat opsi makanan yang disediakan serta alasan

pemilihan makanan yang dipilih. Tes tersebut berjumlah delapan soal yang

diberikan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada saat pretest dan

posttest.

G. Hasil Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan perangkat

tes dan memberikan informasi untuk perbaikan terhadap perangkat tes yang masih

termasuk ke dalam katagori kurang atau jelek untuk kemudian diujicobakan

kembali. Sebelum dilakukan pengujian baik soal penguasaan konsep maupun soal

kesadaran pemilihan makanan terlebih dahulu dikonsultasikan atau judgment

kepada dosen ahli, terdapat sedikit perbaikan dalam konteks kalimat instrumen.

Pengujian instrumen penelitian ini terdiri dari taraf kesukaran, daya pembeda,

validitas, dan reliabilitas yang diolah menggunakan software Anates V4.

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan

reabilitas dari 54 soal penguasaan konsep yanag diujicobakan hanya 25 soal yang

memenuhi kriteria dan dari 13 soal kesadaran memilih makanan yang

diujicobakan hanya sebanyak 8 soal yang memenuhi kriteria. Berikut rincian

analisis taraf kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas.

1. Uji Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu angka atau bilangan yang menunjukan

sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2012).

Rumus: 𝑇𝐾 =

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

35

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

U = Jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar untuk tiap soal.

L = Jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar untuk tiap soal.

T = Jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah.

Adapun kategori tingkat kesukaran untuk mengklasifikasi setiap

instrumen tes dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3. Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < P ≤ 0,30 Soal Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Soal Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2012)

Rangkuman hasil analisis tingkat kesukaran dari uji coba instrumen

penguasaan konsep dan kesadaran memilih makanan diuraikan pada Tabel 3.4

dibawah ini.

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Analisis Tingkat Kesukaran

Kriteria

Tingkat

Kesukaran

Penguasaan Konsep Kesadaran Memilih

Makanan Keputusan

Nomor Soal Jumlah Nomor Soal Jumlah

Sukar

1,2,3,7,9,10,14,21,2

5,28,29,30,31,32,33,

36,39,43,52,54,34

21 1 1 Tidak

digunakan

11,12,13,17,26, 5 - - Digunakan

Sedang

15,18,20,48,35 5 2 1 Tidak

digunakan

4,5,6,8,16,19,22,24,

27,38,41,42,44,45,4

7,49,51.53

18 3,4,5,8,9,11, 12 7 Digunakan

Mudah

46,50 2 10 1 Digunakan

37,40 2 6,7,13 3 Tidak

digunakan

Jumlah - 54 - 13 -

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

36

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut rincian persentase analisis tingkat kesukaran soal penguasaan

konsep dan soal kesadaran siswa memiliih makanan yang digunakan.

Tabel 3.5 Rincian Persentase Analisis Tingkat Kesukaran Soal Penguasaan

Konsep dan Soal Kesadaran Siswa Memiliih Makanan yang Digunakan.

Soal Penguasaan Konsep Soal Kesadaran Memilih Makanan

Kriteria

Tingkat

Kesukaran

Jumlah Persentase

Kriteria

Tingkat

Kesukaran

Jumlah Persentase

Mudah 2 8% Mudah 1 13%

Sedang 18 72% Sedang 7 87%

Sukar 5 20% Sukar 0 0%

Jumlah 25 100% Jumlah 8 100%

2. Uji Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

mana butir soal dapat membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan

berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda

disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Daya pembeda berkisar 0,00 sampai

1,00. Pada indeks diskriminasi mengenal tanda negatif (-) yang digunakan jika

suatu soal “terbalik” menunjukan kualitas testee.

Soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun kurang

pandai maka soal tersebut kurang baik karna daya pembedanya rendah atau

bernilai 0. Sedangkan soal yang hanya dapat di jawab dengan siswa pandai saja

maka soal tersebut daya pembedanya baik atau bernilai 1 (Arikunto, 2012).

Untuk menentukan nilai D perlu dibedakan siswa kelmpok atas dan

kelompok bawah yang ditentukan berdasarkan nilainya. Berikut rumus untuk

menentukan indeks diskriminasi

D =

-

= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵

Keterangan:

J = jumlah pesesrta tes

JA = banyak peserta kelompok atas

JB = banyak peserta kelompok atas

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

37

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA =

= Proposi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB =

= Proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun kategori daya pembeda untuk mengklasifikasi setiap instrumen

tes dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Klasifikasi Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 < D ≤ 0,20 Jelek (poor)

0,21 < D ≤ 0,40 Cukup (statistifactory)

0,41 < D ≤ 0,70 Baik (good)

0,71 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)

(Arikunto, 2012).

Rangkuman hasil analisis daya pembeda dari uji coba instrumen

penguasaan konsep dan kesadaran memilih makanan diuraikan pada Tabel 3.6

dibawah ini.

Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Analisis Daya Pembeda

Kriteria

Daya

Pembeda

Penguasaan Konsep Kesadaran Memilih

Makanan Keputusan

Nomor Soal Jumlah Nomor Soal Jumlah

Jelek

1,2,3,7,9,10,14,15,18,20,2

1,25,28,29,30,31,32,33,36

,37,39,40,43,48,52,54

26 1,2,6,7 4 Tidak

digunakan

Cukup

6,11,19,22,24,27,34,41,53 8 - 0 Digunakan

23,34,35 3 - 0 Tidak

digunakan

Baik

4,5,8,12,13,16,17,26,38,4

2,44,45,46,47,49,50,51 17 4,5,8,10,11,12 6 Digunakan

- 0 13 1 Tidak

digunakan

Baik sekali - 0 3,9 2 Digunakan

Jumlah - 54 - 13 -

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

38

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut rincian persentase analisis uji daya pembeda soal penguasaan

konsep dan soal kesadaran siswa memiliih makanan yang digunakan.

Tabel 3.8 Rincian Persentase Analisis Uji Daya Pembeda Soal Penguasaan

Konsep dan Soal Kesadaran Siswa Memiliih Makanan yang Digunakan.

Soal Penguasaan Konsep Soal Kesadaran Memilih Makanan

Kriteria

Daya

Pembeda

Jumlah Persentase

Kriteria

Daya

Pembeda

Jumlah Persentase

Cukup 8 32% Cukup 0 0%

Baik 17 68% Baik 6 75%

Baik sekali 0 0% Baik sekali 2 25%

Jumlah 25 100% Jumlah 8 100%

3. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan/kevalidan

suatu instrumen tes. Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa

yang hendak diukur (Arikunto, 2012). Pengukuran validitas instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:

rxy = ( ) ( )( )

√*( ) ( ) *( ) ( ) +

Keterangan:

rxy = koefisian korelasi = validitas butir soal

N = jumlah seluruh siswa

X = skor tiap siswa pada butir soal

Y = skor total tiap siswa

∑X = jumlah skor seluruh siswa pada butir soal

∑Y = jumlah skor total seluruh siswa pada tes

Nilai validitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi

menggunakan tabel kategori validitas butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.9. Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

39

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2012)

Rangkuman hasil analisis daya pembeda dari uji coba instrumen

penguasaan konsep dan kesadaran memilih makanan diuraikan pada Tabel 3.8

dibawah ini.

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Butir Soal

Kriteria

Daya

Pembeda

Penguasaan Konsep Kesadaran Memilih

Makanan Keputusan

Nomor Soal Jumlah Nomor Soal Jumlah

Sangat

rendah

1,2,3,7,9,10,14,15,18,20,2

1,23,28,29,30,31,32,33,36

,37,39,40,43,48,52,54

26 - - Tidak

digunakan

Rendah

6,11,19,22,24,27,41,45 8 - 0 Digunakan

25,32,34,35 4 1,2,6,7,13 5 Tidak

digunakan

Cukup 4,5,8,12,13,16,26,38,42,4

4,46,47,49,50,51,53 16 - 0 Digunakan

Tinggi 17 1 3,4,5,8,9,10,11,

12 8 Digunakan

Jumlah - 54 - 13 -

Berikut rincian persentase analisis validitas soal penguasaan konsep dan

soal kesadaran siswa memiliih makanan yang digunakan.

Tabel 3.11 Rincian Persentase Analisis Valditas Soal Penguasaan Konsep dan Soal

Kesadaran Siswa Memiliih Makanan yang Digunakan.

Soal Penguasaan Konsep Soal Kesadaran Memilih Makanan

Kriteria

Validitas Jumlah Persentase

Kriteria

Validitas Jumlah Persentase

Rendah 8 32% Rendah 0 0%

Cukup 16 64% Cukup 0 0%

Tinggi 1 4% Tinggi 8 100%

Jumlah 25 100% Jumlah 8 100%

4. Uji Reliabilitas

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

40

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui keajegan suatu

instrumen tes. Suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas tinggi apabila tes

tersebut menghasilkan skor secara ajeg yaitu relatif stabil walaupun diberikan

pada situasi yang berbeda ketika diuji ulang dan dari satu pengukutan ke

pengukuran lainnya (Arikunto, 2012).

.

Rumus: r11 = (

) (1-

)

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi tes (akar varians)

Nilai reliabilitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi

menggunakan tabel kategori reliabilitas butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.12. Kategori Reliabilitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah

(Arikunto, 2012)

Hasil perhitungan reliabilitas soal penguasaan konsep memperoleh nilai r

sebesar 0,70 termasuk tinggi. Hal ini menunjukan bahwa soal yang digunakan

memiliki keajegan yang baik atau sifatnya relatif tidak berubah walaupun diteskan

pada situasi yang berbeda-beda. Hasil perhitungan reliabilitas soal kesadaran

memilih makanan memperoleh nilai r sebesar 0,85 termasuk sangat tinggi. Hal ini

menunjukan bahwa soal yang digunakan memiliki keajegan yang sangat baik atau

sifatnya relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

41

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Pengambilan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengambilan Data

Tahapan pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui

penguasaan konsep awal siswa dan tingkat kesadaran awal siswa dalam

memilih makanan sebelum dilakukan pembelajaran.

b. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu melaksanakan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat,

sedangkan pembelajaran pada kelas kontrol pembelajarannya dilakukan

dengan menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah

yaitu ceramah ekspositori dan tanya jawab.

c. Memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui

penguasaan konsep dan kesadaran siswa dalam memilih makanan setelah

dilakukannya pembelajaran.

2. Analisis Data

Analisis atau pengolahan data yang dilakukan pertama kali adalah data

utama berupa tes objektif pilihan ganda dan tes objektif pemilihan makanan

(pretest dan posttest) pada kedua kelas (eksperimen dan kontrol). Data berupa

nilai pretest dan posttest tersebut diolah untuk mengetahui adanya peningkatan

penguasaan konsep tentang sistem pencernaan dan kesadaran siswa dalam

memilih makanan melalui pembelajaran dengan model pembelajaran Sains

Teknologi Masyarakat. Adapun tahap-tahap dari pengolahan data tersebut sebagai

berikut:

Soal penguasaan konsep merupakan soal berupa tes objektif pilihan ganda

dengan jumlah opsi lima. Sama halnya dengan soal kesadaran memilih makanan

soal kesadaran memilih makanan juga merupakan soal berupa tes objektif pilihan

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

42

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ganda dengan jumlah opsi empat, adapun alasan pemilihan makan dijadikan data

kualitatif atau hanya dideskripsikan.

Pengolahan data tes objektif pilihan ganda dilakukan dengan langkah-

langkah berikut:

a. Menghitung skor jawaban (pretest dan posttest) dengan memberi skor 1 untuk

jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah (skor = jumlah jawaban

benar).

b. Skor yang telah diperoleh kemudian diubah menjadi nilai dengan ketentuan:

Nilai siswa =

x 100

(Arikunto, 2012)

c. Melakukan uji statistika (uji kesamaan untuk pretest dan uji perbedaan untuk

posttest)

Data-data yang diperoleh dari hasil pretest dan postest dianalisis secara

statistik. Untuk keperluan pengolahan data digunakan software SPSS 20.0 dan

Microsoft Excel 2007.

Data hasil tes yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dianalisis melalui

analisis tahap awal dan analisis tahap akhir. Adapun proses analisis tahap awal

dan tahap akhir dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal dilakukan dengan menganalisis hasil data pretest kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

b. Analisis Tahap Akhir

Analisis tahap akhir bergantung dari hasil analisis tahap awal. Apabila

kemampuannya ekuivalen maka untuk analisis tahap akhir digunakan analisis

terhadap hasil postest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun apabila

kemampuan awalnya berbeda secara signifikan maka digunakan analisis terhadap

indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Adapun proses dari pengolahan data pretest dan posttest /indeks gain

ditunjukkan dalam Gambar 3.1 berikut ini.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

43

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak Ya

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengolahan Data Kuantitatif

Gambar 3.1 dapat dijelaskan sebagai berikut. Data pretest masing-masing

kelompok diuji normalitasnya. Jika kedua kelompok berdistribusi normal, maka

dilanjutkan dengan pengujian homogenitas kedua kelompok. Jika kedua

kelompok atau salah satu kelompok tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan

dengan uji nonparametrik (Sudjana, 2005). Uji nonparametrik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney U. Setelah normalitas dan

homogenitas dipenuhi, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan

menggunakan uji t. Hal serupa dilakukan pada analisis tahap akhir yakni dengan

menggunakan data posttest apabila kemampuan awal kedua kelompok sama (tidak

berbeda signifikan) dan menggunakan indeks gain apabila kemampuan awal

kedua kelompok berbeda signifikan.

Berikut ini dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data

hasil pretest dan posttest /indeks gain:

a. Memberikan skor jawaban peserta didik sesuai kunci jawaban untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Data Kuantitatif

Uji Normalitas

Uji Perbedaan Nonparametrik Uji Homogenitas

Kolmogorov Smirnov

Uji Mann-Whitney U Levene Statistic

Uji t

Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

44

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b.Membuat tabel skor hasil tes peserta didik baik pretest, posttest, maupun indeks

gain.

c. Menguji normalitas.

Uji normalitas data hasil pretest dan hasil posttest/indeks gain kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui apakah data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shapriro_Wilk dengan taraf signifikansi

5%.

Tabel 3.13 Uji Normalitas Jenis Uji Penentuan Rumus (Formula) Keterangan

Uji Shapiro

Wilk W

Penentuan nilai

D (penyebut) = ∑( − )

D = jumlah

kaudrat selisih

nilai observasi

dengan rata-

ratanya

Shpiro-Wilk W

statistic =

[∑

( ( ) − ( ))]

ai = koefisien

untuk n

observasi

tertentu (tabel)

Sumber: USEPA (1992)

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas data pretest

adalah

H0 : Nilai pretest (kelas eksperimen atau kelas kontrol) berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

H1 : Nilai pretest (kelas eksperimen atau kelas kontrol) berasal dari populasi yang

tidak berdistribusi normal.

Sedangkan perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas data

posttest/indeks gain adalah

H0 : Nilai posttest/indeks gain (kelas eksperimen atau kelas kontrol) berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Nilai posttest/ indeks gain (kelas eksperimen atau kelas kontrol) berasal dari

populasi yang tidak berdistribusi normal.

Kriteria pengujiannya adalah

Nilai signifikansi (sig.) atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah

tidak normal.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

45

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai signifikansi (sig.) atau nilai probabilitas ≥ 0,05maka distribusi adalah

normal.

Sumber : Ansyori (2013)

d. Melakukan uji homogenitas.

Uji homogenitas data hasil pretest dan posttest/indeks gain untuk

mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang

homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene.

Tabel 3.14 Uji Homogenitas

Jenis Uji Penentuan Rumus (Formula) Keterangan

Uji Levene

Nilai Z = | − |

Y = rata-rata atau

Y = 10% rata-rata

terpangkas (10%

trimmed mean) atau

Y = median (tergantung

distribusi data)

Levene

Statistik =( − ) ( − )

( − ) ( − )

Zp. = rata-rata

kelompok dari Zpr,; Z..

=jumlah rata-rata total

dari Zpr.

Sumber : USEPA (1992)

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data pretest dan

posttest/indeks gain adalah

H0 : Varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol homogen.

H1 : Varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak homogen.

Kriteria pengujiannya adalah

Nilai signifikansi < 0,05 maka data berasal dari populasi yang tidak memiliki

varians yang sama (tidak homogen).

Nilai signifikansi ≥ 0,05 maka data berasal dari populasi yang memiliki

varians yang sama (homogen).

Nilai Signifikansi dapat dilihat pada tabel test of homogenity of variance di

baris based on mean (Ansyori,2013).

e. Menguji perbedaan.

Uji ini dilakukan untuk pengujian hipotesis penelitian yang telah

dipaparkan bab sebelumnya. Apabila data memenuhi kriteria uji prasyarat yang

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

46

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah dipaparkan diatas maka dilanjutkan dengan uji perbedaan rata-rata

parametrik yaitu uji t, sedangkan apa bila data tidak memenuhi uji prasyarat maka

selanjutnya dilakukan uji perbedaan nonparametrik yaitu uji U Mann Whitney.

Tabel 3.15 Uji Kesamaan/Perbedaan

Uji Rumus Keterangan

Uji t

= ( − )

√(

− ( ) (⁄

− ( ) ⁄

− ) ( )

T = Nilai T

= Rata-rata sampel 1

= Rata-rata sampel 2

n1 = Jumlah sampel 1

n2 = Jumlah sampel 2

ΣX1= Jumlah data

sampel 1

ΣX2= Jumlah data

sampel 2

Uji Langkah Pengujian Rumus Keterangan

Uji U Mann-

Whitney

Menggambungkan kedua

sampel hasil observasi -

U= nilai terkecil dari

nilai U1 atau U2

n1 = besarnya sampel

1

n2= besarnya sampel

2

T1= Jumlah rangking

dari sampel 1

T2= Jumlah rangking

dari sampel 2

Z = Harga Z

Mengurutkan hasil

penggabungan data dari

yang terkecil ke yang

terbesar

-

Hitung U1 dan U2 =

( )

− 𝑇

= ( )

− 𝑇

Periksa hasil perhitungan =

Hitung harga Z* =

√ ( ) ⁄

Membandingkan harga Z

dengan harga kritik Z -

Keterangan: * = Jumlah sampel lebih dari 20

Sumber: Toothaker (1986)

Hipotesis yang digunakan pada pengujian uji kesamaan pretest adalah:

H0: Kemampuan awal penguasaan konsep/ kesadaran siswa memilih makanan

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

H1: Kemampuan awal penguasaan konsep/ kesadaran siswa memilih makanan

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda.

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji perbedaan nilai

posttest/indeks gain adalah

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

47

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H0: Tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep/ kesadaran siswa

memilih makanan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H1: Terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep/ kesadaran siswa

memilih makanan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun kriteria pengujiannya adalah

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima.

Jika nilai signifikansi <0,05 maka H0 ditolak.

Sumber : Ansyori (2013)

Apabila kemampuan awal kelas eksperimen dan kontrol sama, maka

dilakukan pengujian terhadap data posttest. Sedangkan apabila kemampuan awal

kelas eksperimen dan kontrol berbeda dilakukan pengujian terhadap indeks gain

dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menentukan indeks gain dari setiap

siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan berdasarkan kriteria

indeks gain dengan cara berikut.

( 𝑇 ) = −

Menentukan rata-rata indeks gain dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Hasil perhitungan rerata indeks gain kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan kategori yang disajikan dalam Tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.16 Kriteria Indeks Gain

Indeks gain Kriteria

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

Sumber: Hake (1999)

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

48

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semakin tinggi rerata indeks gain, maka semakin tinggi pula peningkatan

yang terjadi akibat penerapan model pembelajaran pada kelas kontrol maupun

kelas eksperimen.

f. Melakukan uji korelasi terhadap nilai penguasaan konsep dan kesadaran siswa

memilih makanan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antara

penguasaan konsep dengan kesadaran siswa memilih makanan. Pada uji korelasi

yang dilakukan data yang digunakan adalah nilai posttest penguasaan konsep dan

posttest kesadaran siswa memilih makanan kelas eksperimen. Sebelum melakukan

uji korelasi dan regresi linier, terlebih dahulu dilakukan uji normalitasnya.

Sebelum dilakukan uji korelasi terlebih dahulu dilakukan uji regresi linier

atau linieritas regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana

hubungan fungsional dua kejadian atau bagaimana persamaan matematis yang

menghubungkan (mempersentasikan) di antara dua kejadian. Uji ini dilakukan

dengan menggunakan bantuan software SPSS 20. Persamaan umum regresi adalah

sebagai berikut:

Ŷ = 𝛼 𝑏

Keterangan:

Ŷ = nilai-nilai taksiran untuk variabel tak bebas Y

X = nilai-nilai variabel bebas

a = intersep (pintasan) bilamana X=0

b = koefisien arah atau slope dari garis regresi

Tabel 3.17 Uji Regresi Linier

Uji Rumus Keterangan

Uji regresi linier

n = jumlah

x = variabel 1

y = variabel 2 22

2

)( xxn

yxya

22

2

)( xxn

yxxynb

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

49

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Boediono dan Koster (2004)

Adapun hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0: Model regresi linier.

H1: model regresi tidak linier

Adapun kriteria pengujiannya adalah:

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

Sumber : Ansyori (2013)

Uji korelasi yang digunakan adalah tipe Pearson Correlation atau istilah

lainnya yaitu Product Moment Correlation. Uji korelasi Parson merupakan uji

korelasi untuk data kuantitatif atau data berskala interval atau rasio. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 20.

Tabel 3.18 Uji Korelasi

Uji Rumus Keterangan

Uji korelasi Parson

(product moment)

n = jumlah

x = variabel 1

y = variabel 2

Sumber: Sudjana (2005)

Adapun hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat hubungan (korelasi) antara penguasaan konsep siswa dengan

kesadaran siswa memilih makanan.

H1: Terdapat hubungan (korelasi) antara penguasaan konsep siswa dengan

kesadaran siswa memilih makanan.

Adapun kriteria pengujiannya adalah:

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

Sumber : Ansyori (2013)

Arti dari koefesien korelasi Person adalah sebagai berikut:

2222 )()(

))((

iiii

iiii

xy

yynxxn

yxyxnr

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

50

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.19 Kategori Nilai Korelasi

Batasan Kategori

0,91 – 1,00 Sangat kuat

0,71 – 0,90 Kuat

0,51 – 0,70 Cukup

0,31 – 0,50 Lemah

0,00 – 0,30 Sangat lemah

Sumber : Boediono dan Koster (2004)

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca pelaksanaan.

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi literatur terkait dengan rumusan masalah yang akan diteliti.

Studi literatur tersebut meliputi kajian tentang model pembelajaran Sains

Teknologi Masyarakat, sitem pencernaan manusia, macam-macam zat aditif

terutama pemanis, pewarna, dan pengawet makanan.

b. Penyusunan proposal penelitian untuk menggambarkan rancangan penelitian

yang akan dilakukan. Penyusunan proposal ini disertai dengan konsultasi

dengan dosen pembimbing.

c. Melaksanakan seminar proposal penelitian untuk memperoleh saran yang

terbaik mengenai penelitian yang akan dilakukan. Saran tersebut dapat

menjadi acuan dalam memperbaiki kekurangan pada rancangan penelitian.

d. Melakukan perbaikan proposal penelitian sesuai dengan saran yang diterima

saat seminar proposal dan kemudian dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing.

e. Membuat surat izin penelitian.

f. Mengadakan studi pendahuluan ke SMA 4 Bandung.

g. Membuat instrumen penelitian (tes penguasaan konsep dan kesadaran siswa

memilih makanan) untuk menjaring data yang diperlukan dan menyusun

RPP.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

51

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h. Melakukan judgment pada dosen ahli terhadap instrumen yang telah dibuat

dan RPP. Hal ini dimaksudkan agar instrumen yang akan digunakan benar-

benar mengukur variabel yang terdapat pada penelitian.

i. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

j. Melakukan revisi instrumen penelitian berdasarkan hasil judgment dan hasil

uji coba.

k. Mempersiapkan perizinan penelitian di sekolah, tempat dilakukannya

penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data yang dilakukan selama

empat kali pertemuan. Pada tahap ini dilakukan implementasi model

pembelajaran STM pada kelas eksperimen dan secara konvensional pada kelas

kontrol, serta pemberian pretest dan posttest.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan

a. Manganalisis/mengolah data pretest dan posttest siswa.

b. Melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

c. Menyusun laporan penelitian.

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

52

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J. Alur Penelitian

Menyusun proposal penelitian

Seminar proposal penelitian

Melakukan judgment instrumen

Melakukan revisi instrumen penelitian

Pretest kelas eksperimen

Pembelajaran dengan model

pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat

Penentuan masalah

Studi literatur

Revisi proposal penelitian

Menyusun instrumen penelitian

Uji coba instrumen penelitian

Melaksanakan penelitian

Pretest kelas kontrol

Pembelajaran dengan model

pembelajaran konsep dan

metode ceramah

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasionalrepository.upi.edu/2248/6/S_BIO_0902027_Chapter3.pdfbahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan

53

Wulan Novia Tresnaati, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Dan Kesadaran Siswa Memilih Makanan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar3.2 Alur Penelitian

Posttest kelas kontrol

Analisis data

Penyusunan laporan penelitian

Posttest kelas eksperimen dan

pemberiang angket